Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

42
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan organisasi Rumah sakit mencapai tujuan salah satunya ditentukan oleh pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang terorganisir dengan baik maka diharapkan dapat memberikan pelayanan keperawatan yang prima yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan keperawatan sesuai Keputusan Menpan Nomor 94 tahun 2001, pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio, psiko, sosio, dan spritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Tuntutan pasien terhadap berbagai aspek pelayanan di Rumah Sakit juga dirasakan semakin meningkat, maka perlu adanya tindakan nyata dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit baik yang bersifat medik maupun non medik, terutama yang bersifat Customer

description

manajemen

Transcript of Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Page 1: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keberhasilan organisasi Rumah sakit mencapai tujuan salah satunya

ditentukan oleh pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang

terorganisir dengan baik maka diharapkan dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang prima yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan keperawatan. Menurut WHO (World Health

Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial

dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada

masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

kesehatan dan pusat penelitian medik.

Pelayanan keperawatan sesuai Keputusan Menpan Nomor 94 tahun 2001,

pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan, yang mencakup bio, psiko, sosio, dan spritual yang

komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,

baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat kesehatan,

pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan. Tuntutan pasien terhadap

berbagai aspek pelayanan di Rumah Sakit juga dirasakan semakin meningkat,

maka perlu adanya tindakan nyata dalam meningkatkan pelayanan di rumah

sakit baik yang bersifat medik maupun non medik, terutama yang

bersifat Customer Oriented , yang salah satunya adalah bagaimana petugas

kesehatan memberikan pelayanan prima kepada pasien dan keluarga sehingga

dengan adanya pelayanan prima ini pasien maupun keluarga akan merasa puas

dan nyaman dengan  pelayanan yang diberikan, sehingga mereka akan menjadi

sumber ”voice of mouth” yang positif. Sementara itu, menurut Lisa Ford, 2003

terdapat 5 syarat untuk berlangsungnya pelayanan prima yaitu : 1) Dapat

dipercaya (realibility), 2) Responsif (responsiveness), 3) Buat pelanggan dapat

dihargai (makes customer feel valued), 4) Empati (emphaty), 5) Kompetensi

(competency).

Untuk dapat menjalankan peran dan fungsi tersebut, sesuai SK Menteri

Kesehatan RI No. 983/Menkes/ASK/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

Page 2: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Rumah Sakit Umum, maka rumah sakit umum harus menjalankan beberapa

fungsi, satu diantaranya adalah fungsi pelayanan manajemen keperawatan,

sehingga untuk rumah sakit umum ditetapkan seorang wakil direktur pelayanan

medis dan keperawatan yang dibantu oleh kepala bidang keperawatan yang

mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan/pelayanan

keperawatan, profesi keperawatan, logistik keperawatan, serta etika dan mutu

keperawatan (Aditama, 2006).

Model praktek keperawatan professional merupakan suatu system

(struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat

profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan

untuk menopang pemberian asuhan keperawatan (Hoffart & Woods,1996).

Untuk dapat meberikan pelayanan yang prima bagi pasien maka di butuhkan

manajemen keperawatan yang baik. Manajemen keperawatan adalah proses

pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,

keluarga dan masyarakat (Gillies, 1989).

1.2 Tujuana. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana actuating dan kepuasan pasien di

paviliun mawar RST dr. Soepraon.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kebutuhan tenaga perawat di Ruang Mawar RST

Soepraon.

2. Mengidentifikasi fungsi manajemen: actuating paviliun mawar di

Ruang Mawar RST Soepraon.

3. Mengidentifikasi kepuasan pasien di Ruang Mawar RST Soepraon.

1.3 Manfaata. Bagi Mahasiswa

Mengaplikasikn dan mengintergrasikan konsep manajemen fungsi

actuating dan kepuasan pasien dalam tatanan praktek klinik dan

pengembangan wawasan pengetahuan atau teori manajemen melalui

penerapan fungsi actuating dan kepuasan pasien.

Page 3: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa

MAKP (Metode Asuhan Keperawatan Profesional)

Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen

keperawatan.

b. Bagi Ruangan atau Institusi Rumah Sakit

Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan atau

pengembangan fungsi actuating paviliun guna mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di ruangan pada

khususnya dan kualitas pelayanan rumah sakit pada umumnya.

Page 4: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

BAB IIGAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1. Rumah Sakit Tentara dr. Soepraoen MalangRumah sakit Tingkat II Dr. Soepraoen merupakan rumah sakit

rujukan di wilayah kodam V/ Brawijaya dan telah terakreditasi 12

pelayanan tahun 2012.

2.1.1. Sejarah Singkata. Berdiri 1928 dengan nama Rumah Sakit Zending Malang

b. Tahun 1932 digabung dengan CBZ (Central Burgerlijke

Ziekeninrichting), diperluas dengan penambahan ruang baru seperti

yang ada sekarang .

c. Dr. Soepraoen diambil dari nama seorang dokter militer Angkatan

Darat yang gugur saat menjalankan tugas di Jawa Timur dan

dimakamkan di Ds. Balungbendo Kab. Mojokerto tahun 1946.

2.1.2. Luas Lahana. Seluruhnya : 73.578,01 M

b. Luas Pekarangan : 61.696

c. Luas Bangunan : 11.882,01 M

2.1.3. Fasilitas Pelayanana. IGD, ICCU/ICU/NICU/PICU, Hemodialisis

b. Poliklinik : Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Klinik Pediatri / Tumbang

Anak, Obsgyn, Saraf, Klinik Kulkel/Kosmetik, Klinik Kardiologi, Klinik

Paru/Asma, Klinik Gizi, Klinik Jiwa, Klinik THT, Klinik Mata, Klinik Gigi

Dan Mulut, Klinik Khusus VIP Dinas, Klinik Fisioterapi, Klinik

Rosela/VCT, Klinik Akupuntur

c. Laboratorium

d. Ruang rawat inap

Ruang Rawat Inap Paviliun

R. Perawatan Penyakit Dalam: Pria (Flamboyan), Wanita (Teratai)

R. Perawatan Bedah: Pria (Dahlia), Wanita (Bougenvil)

R. Perawatan Anak (R. Nusa Indah)

Page 5: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

R. Bayi Patol (R. NICU/PICU)

R. Obgyn----Tulip I Dan Rawat Gabung

R. Umum Dan Jiwa (R. Kenanga)

R. Isolasi (R. Cempaka)

e. R. Icu Bedah Dan Non Bedah

f. R. Neuro & ICU Neuro ---- Unit Stroke

g. R. Jamkesmas/da ---- Seruni

h. Paviliun Dan VIP:

Anggrek, Mawar, Melati, PAV Tulip

2.1.4. Mempunyai kapasitas tempat tidur klien sebanyak 179 tempat tidur, terdiri

dari 24 tempat tidur paviliun dan 155 tempat tidur umum.

2.1.5. Saat ini digunakan sebagai lahan praktek siswa SMK, mahasiswa DIII

Keperawatan dan DIII Kebidanan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), S1

Gizi, serta Co-as (Profesi Dokter) dan Program Pendidikan Dokter

Spesialis (PPDS).

2.2 Profil dan Gambaran Umum Paviliun Mawar Rumah Sakit Tentara Tingkat II dr. Soepraoen2.2.1 Sejarah Singkat

Paviliun mawar berdiri bersamaan dengan berdirinya RS Tingkat II

dr.Soepraoen. Ruangan ini termasuk kelas I dengan tipikal multiple case

(18 TT) termasuk pelayanan kemoterapi (3 TT) dan ditempati mulai dari

golongan perwira pertama (Letnan sampai Mayor), Perwira menengah

dan PNS golongan III ke atas.

Kamar 1-4 (masing-masing kamar terdiri dari 1 TT) dan Kamar 6-

12 (masing-masing kamar terdiri dari 2 TT) untuk multiple case

Kamar 5 (terdiri dari 3 TT) khusus untuk pasien kemoterapi

2.2.2 Klasifikasi Ruangan

Merupakan ruang rawat inap pasien bagi pasien laki-laki maupun

perempuan. Ruang mawar memiliki kapasitas sebanyak 21 bed untuk

pasien dan 4 bed untuk keluarga pasien.

Page 6: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

2.2.3 Denah Ruangan

Keterangan:

A : Ruang Perawat 8A : Kamar 8A

B : Dapur 8B : Kamar 8B

1. : Kamar 1 9A : Kamar 9A

2. : Kamar 2 9B : Kamar 9B

3. : Kamar 3 10A : Kamar 10A

4. : Kamar 4 10B : Kamar 10B

5. : Kamar 5 11A : Kamar 11A

6A : Kamar 6A 11B : Kamar 11B

6B : Kamar 6B 12A : Kamar 12A

7A : Kamar 7A 12B : Kamar 12B

7B : Kamar 7B

15 4 3 2

7A

6B

6 A

B

7 B

8A

A

10A

9 A

9B

8B

10B

11B

12A

12B

11A

TERAS

U

Page 7: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

BAB IIIHASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN

3.1 Tingkat Ketergantungan Pasiena. Skor Ketergantungan

Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan

pasien di Ruang Paviliun Mawar Rumah Sakit Tingkat II Dr Soepraoen

pada tahap pengkajian yakni tanggal 27-28 Maret 2015 adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Paviliun Mawar RS Tingkat II Dr Soepraoen pada tanggal 27 Maret

2015TIM No. Kamar Diagnosa Medis Tingkat

Ketergantungan1 1 Post operasi fraktur cruris

sinistraTotal

2 Hepatitis Total3 Kosong -4 Kosong -5a Kemoterapi Parsial5b Kemoterapi Parsial5c Kosong -6a BPH Minimal6b Suspect Hepatitis Parsial

2 7a Post Op Total7b Rencana Pulang Minimal8a Post Op Total8b Ca Paru Total9a Post Op BPH Total 9b DM Total

3 10a BPH Total10b Sinusitis Total11a Batu Ureter Total11b Pneumonia Total12a Dekom Total12b Faringitis Akut + DM Parsial

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal

27 Maret 2015 terdapat 18 pasien, sebanyak 22,2% pasien yang

dirawat memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 11,11% pasien

memiliki tingkat ketergantugan parsial, 66,66% pasien yang dirawat

memiliki tingkat ketergantungan total.

Page 8: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Tabel 3.2. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Paviliun Mawar RS Tingkat II Dr Soepraoen pada tanggal 28 Maret

2015TIM No. Kamar Diagnosa Medis Tingkat

Ketergantungan1 1 KRS -

2 Hepatitis Total3 Kosong -4 Kosong -

5a Kemoterapi Parsial5b Kemoterapi Parsial 5c Kemoterapi Parsial 6a BPH Parsial6b Suspect Hepatitis Parsial

2 7a Post Op Total7b Kosong -8a Post Op Total8b Ca Paru Total9a Post Op BPH Total 9b DM Total

3 10a BPH Total10b Sinusitis Total11a Batu Ureter Total11b Pneumonia Total12a Dekom Total12b Faringitis Akut + DM Parsial

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal

28 Maret 2015 terdapat 17 pasien, sebanyak 23,53% pasien memiliki

tingkat ketergantungan minimal dan 50% pasien memiliki tingkat

ketergantugan parsial, dan 64,71% pasien memiliki tingkat

ketergantungan total.

b. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode GilliesDi Paviliun Mawar terdapat 21 bed dengan perawat pada shift pagi 5

orang, shift siang 5 orang dan shift malam 5 orang.

Jumat, 27 Maret 2015 Jumlah pasien sebanyak 18 orang. Pasien terdiri dari 4 pasien mandiri, 2

pasien parsial dan 12 pasien total.

Page 9: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

BOR =

=

= 85,71%

Waktu keperawatan langsung

Mandiri : 2 x 2 = 4

Parsial : 4 x 4 = 16

Total : 12 x 6 = 66_________________ +Jumlah = 86 jam

Waktu perawatan tidak lansung = 18 x 1 jam = 18 jam

Waktu penyuluhan =18 x ¼ = 4,5jam

Waktu perawatan pasien = 86 + 18 + 4,5 = 108,5 jam

Jumlah perawat dalam satu unit

=

= 108,5 x 365

(365-76) x 7 jam

= 39.602,5

2023

= 19,57/19 orang dalam satu unit

Jumlah perawat dalam satu hari = 108,5 = 15,5 = 15 orang dalam sehari

7

Jumlah perawat dalam satu shift

Pagi : 47% x 15 = 7,05 = 7 orang

Siang : 35% x 15 = 5,25 = 5 orang

Malam : 17% x 15 = 2,55 =3 orang

Sabtu, 28 Maret 2015

Page 10: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Jumlah pasien sebanyak 18 orang. Pasien terdiri dari 6 pasien mandiri, 6

pasien parsial dan 6 pasien total.

BOR =

=

= 80,95%

Waktu keperawatan langsung

Mandiri : 0 x 2 = 0

Parsial : 6 x 4 = 24

Total : 11 x 6 = 66_________________ +Jumlah = 90 jam

Waktu perawatan tidak lansung = 17 x 1 jam = 17 jam

Waktu penyuluhan =17 x ¼ = 4 jam 25 menit

Waktu perawatan pasien = 90 + 17 + 4,25 = 111,25 jam

Jumlah perawat dalam satu unit

=

= 111,25 x 365

(365-76) x 7 jam

= 40.606,25

2023

= 20 orang dalam satu unit

Jumlah perawat dalam satu hari = 111,25 = 15,89 = 16 orang dalam sehari

7

Jumlah perawat dalam satu shift

Pagi : 47% x 16 = 7,52 = 7 orang

Siang : 35% x 16 = 5,6 = 5 orang

Malam : 17% x 16 = 2,72 = 3 orang

BOR TANGGAL 27-28 MARET 2014

Page 11: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

18 +17 x 100% = 83,33 %

21 x 2

3.2. Tindakan Keperawatan di Ruang Paviliun MawarMetode yang digunakan Ruang Paviliun Mawar untuk pemberian

asuhan keperawatan pada pasien adalah metode tim modifikasi. Dalam

pembagian tugasnya dibagi dalam 3 tim dengan masing-masing Ketua Tim

tersebut dibantu oleh perawat assosiate yang jumlahnya disesuaikan dengan

ketersediaan tenaga keperawatan pada shift pagi. Metode yang digunakan

merujuk pada fungsi-fungsi manajemen keperawatan. Pelaksanaan metode

tim belum efektif dan belum berjalan dengan maksimal (perawat belum

terfokus untuk melayani pasien di tim nya melainkan kondisional/saling

membantu antar tim).

a. Operan

No. Langkah-langkahTanggal

27/03/15 28/03/15P S P S

Persiapan: 1. Buku laporan shift sebelumnya √ √ √ √2. Membaca laporan shift sebelumnya. √ √ √ √3. Shift yang akan mengoperkan, menyiapkan hal-

hal yang akan di sampaikan. √ √ √ √

4. Shift yang akan menerima membawa buku catatan operan / catatan harian √ √ √ √

5. Kedua kelompok sudah siap. √ √ √ √Prosedur Pelaksanaan:1. Kepala ruang / Ketua Tim mengucapkan salam

(selamat pagi/ assalamu’alaikum) dan menyampaikan akan segera di lakukan operan.

- - - -

2. Perkenalkan diri dan perawat yang akan bertugas selanjutnya. - - - -

3. Kegiatan di mulai dengan menyebut/mengidentifikasi secara satu persatu (berurutan tempat tidur / kamar) : Identifikasi Klien: nama, kamar

√ √ √ √

4. Jelaskan kondisi / keadaan umum klien. √ √ √ √5. Jelaskan tindakan keperawatan yang telah dan

belum dilakukan √ √ √ √

6. Jelaskan hasil tindakan masalah teratasi sebagian belum atau muncul masalah baru. √ √ √ √

Page 12: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

7. Jelaskan secara singkat dan jelas rencana kerja dan tindak lanjut asuhan (mandiri atau kolaborasi)

√ √ √ √

8. Memberikan kesempatan anggota shift yang menerima operan untuk melakukan klarifikasi / bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang kurang jelas.

√ √ √ √

9. Perawat yang menerima operan mencatat hal-hal penting pada buku catatan harian √ √ √ √

10 Perawat yang mengoperkan menyerahkan semua berkas catatan perawatan kepada tim yang akan menjalankan tugas berikutnya dan Melihat keadaan pasien secara langsung

√ √ √ √

Penutup:1. Kepala Ruang / ketua tim (yang memimpin)

kembali ke Nurse Station √ √ √ √

2. Berdoa bersama yang di pimpin oleh kepala ruang / ketua Tim. - - - -

3. Mengucap salam. - - - -4. Mengucapkan selamat istirahat bagi anggota tim

/ shift sebelumnya. - - - -

5. Mengucapkan selamat bekerja untuk tim / shift berikutnya - - - -

TOTAL 14 14 14 14Presentase 70% 70% 70% 70%

Keterangan : : Dilakukan

: Tidak DilakukanP : Operan Malam ke PagiS : Operan Pagi ke Sore

Keterangan:Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain

dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu

mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim

kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratur. Pada tanggal 27-28

Maret 2015 operan setiap shift dilakukan 100%.

Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan

kegiatan konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum

melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien setelah proses operan. Post

conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien. Pada tanggal 27-28 Maret 2015, pelaksanaan

conference di ruang Pavilliun Mawar yaitu sebagai berikut :

Page 13: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

1) Operan dilakukan setiap shift di Ruang Mawar.

2) Pre post conference dilakukan secara bersamaan saat operan di Ruang

Mawar sehingga terkadang tidak terlihat jelas perbedaan di antara

keduanya.

3) Tidak dilakukan pembukaan oleh karu secara formal saat operan.

4) Saat operan banyak perawat yang masih bercanda dan tidak

mendengarkan perawat lain yang melaporkan kondisi pasien.

5) Tidak dilakukan pembacaan doa sebelum aktivitas kerja di ruangan

6) Tidak dilakukan pembacaan SOP tindakan setiap dinas pagi saat

dilakukan pre conference oleh karena belum adanya SOP baru yang

dirilis.

7) Tenaga perawat yang jumlahnya terbatas untuk ruangan rawat inap

berkapasitas 21 pasien.

b. Orientasi Pasien Baru Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 27-28 Maret 2015 di

Ruang Paviliun Mawar.

Jumlah pasien baru

27 Maret 2015 28 Maret 2015

2 3

Pada tanggal 27-28 Maret 2015, jumlah pasien baru ada 5 orang.

Berdasarkan observasi semua pasien sudah diorientasikan terkait ruangan

dan pelayanan yang diberikan.

c. Pendidikan KesehatanSaat dilakukan observasi perawat, pendidikan kesehatan biasanya

diberikan langsung kepada pasien dan keluarga secara lisan dengan

memberi KIE terkait penyakit klien, keluhan dan memberikan penjelasan

kepada keluarga atau care giver mengenai perawatan pada klien guna

membantu proses penyembuhan. KIE mengenai penyakit dan keluhan yang

dirasakan klien dilakukan disela-sela melakukan tindakan di ruang Mawar.

3.3 Fungsi Pelaksanaan (Actuating)

Page 14: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

1. Komunikasi a. Arah Komunikasi

Arah komunikasi terkait instruksi dilakukan secara vertikal

yaitu dari atasan ke bawahan. Instruksi dari kepala ruang kepada

ketua tim kemudian disampaikan ke perawat asosiate masing-masing

tim. Sedangkan komunikasi terkait informasi dapat dilakukan dari

atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan. Komunikasi ke samping

juga sering dilakukan, yakni dari katim ke katim. Komunikasi antar

atasan dan bawahan bersifat sangat terbuka. Komunikasi di ruang

mawar sudah terjalin dengan baik dan intensitasnya sering sehingga

masalah bisa segera terselesaikan. Komunikasi antar perawat

menunjukkan bahwa pembagian kerja di ruang ini sangat baik

sehingga tidak terjadi tumpang tindih kerja, serta apabila terjadi

kesulitan perawat juga mampu menyelesaikannya.

b. Jadwal Pertemuan/RapatJadwal pertemuan/ rapat masih belum terjadwalkan dengan

baik. Rapat maupun pertemuan secara formal biasanya dilakukan

oleh perawat senior denga kepala ruangan saja. Rapat atau

pertemuan ini biasanya hanya dilakukan saat ada kebijakan baru

maupun sosialisasi peraturan baru. Setelah rapat ini dilakukan oleh

perawat senior baru disebaruaskan pada perawat pelaksanan melalui

pengumuman, surat edaran, maupun mulut ke mulut. Tidak penah

dilakukan rapat maupun pertemuan khusus antar perawat di Ruang

Mawar ini.

c. Faktor PenghambatPasien pada ruang mawar ini sangat banyak dengan kasus

yang multiple sehingga beban kerja perawat yang tinggi, sehingga

perawat terlalu sibuk. Beban kerja yang padat ini biasanya pada hari

senin sampai jumat sehingga sangat sulit bagi perawat untuk

berinteraksi satu sama lain. Terkadang beban kerja yang berat ini

menurunkan kualitas pelayanan dan keramahan perawat ruangan

pada pasien.

2. Motivasi a. Cara Motivasi

Page 15: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Kepala ruang ruang mawar belum memberikan memotivasi

pegawainya dengan cara lisan di sela-sela operan maupun pre/post

conference. Kepala ruangan menyadari bahwa motivasi sangat

diperlukan oleh pegawainya untuk meningkatkan kinerja mereka.

b. Sistem Reward dan Punishment Kepala ruang Paviliun mawar belum memberikan reward atas

prestasi yang dilakukan oleh pegawai, namun memberikan

punishment berupa peringatan secara lisan atas pelanggaran yang

dilakukan oleh perawat.

3.4 Kepuasan PasienKepuasan pasien di Pav. Mawar dinilai dengan menggunakan

kuesioner RATER dengan kriteria pasien yang tidak pulang paksa, rawat inap

minimal 3 hari dan tidak pulang dengan kondisi meninggal, sehingga

didapatkan sejumlah 17 pasien dalam penilaian kepuasan pasien di Pav.

Mawar RST Soepraoen.

1. Tangibles (bukti fisik)Unsur tangiable mewakili penilaian pelanggan terhadap apa-apa

yang bisa diilhatnya. Meskipun pada kenyataannya pelayanan tidak bisa

diraba, dicium, maupun dilihat, namun pada kenyataannya pelanggan

akan menilai pelayanan yang diterimanya berdasar dari hasil

penginderaannya terhadap banyak hal dalam bentuk persepsi. Seorang

pasien akan menilai/mempersepsikan pelayanan yang diberikan rumah

sakit memuaskan bila bangunan rumah sakitnya memiliki design yang

modern, lingkungannya (ruang perawatan, ruang tunggu, kamar mandi,

dll) bersih, peralatan yang digunakan serba canggih, seragam perawat/

karyawannya rapih, bersih, dan lain-lain (Oconnor, 2006).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada klien di Pav. Mawar

RST Soepraoen terhadap tangibles yang dinilai dengan 8 indikator

diantaranya ruang rawat inap tertata rapi dan bersih, ruang rawat inap

nyaman, memiliki alat-alat medis yang cukup lengkap, penampilan dokter

bersih dan rapi, penampilan perawat bersih dan rapi, kursi roda/trolli

tersedian di kantor penerimaan untuk membawa pasien ke ruang rawat

Page 16: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

inap, tempat tidur telah disiapkan dalam keadaan rapi, bersih, dan siap

pakai, serta alat makan dan minum bersih dan baik. Dari pengkajian

didapatkan 12% menyatakan tidak puas dan 88% pasien menyatakan

puas terhadap tangibles di Pav. Mawar RST Soepraoen.

2. Reliability (handal)Reliability diartikan sebagai kehandalan institusi dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Pada pelaksanaannya,

dimensi ini memuat dua unsur utama, yaitu kemampuan institusi untuk

memberikan pelayanan sebagaimana yang dijanjikannya dan keakuratan

pelayanan yang diberikan atau seberapa jauh institusi mampu

meminimalisir/ mencegah terjadinya kesalahan/error dalam proses

pelayanan yang diberikan. Pada pelayanan rumah sakit adalah penilaian

pasien terhadap kemampuan tenaga kesehatan memberikan pelayanan

kepada pasien dengan tepat (Oconnor, 2006).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada klien di Pav. Mawar

RST Soepraoen terhadap kehandalan tenaga kesehatan yang dinilai

dengan 8 indikator diantaranya prosedur penerimaan pasien dilayani

secara cepat dan tidak berbelit-belit, dokter datang tepat waktu, kesiapan

dokter melayani pasien, dokter bertindak cepat, kesiapan perawat

melayani pasien setiap saat, perawat melaporkan segala detail

perubahan pasien kepada dokter sewaktu melakukan kunjungan, perawat

selalu memberi obat pasien sesuai prosedur pemberian obat, dan

perawat segera menghubungi dokter mengenai obat dan makanan

pasien. Berdasarkan hasil pengkajian didapat 18% pasien menyatakan

tidak puas dan 82% menyatakan puas terhadap reliability tenaga

kesehatan di Pav. Mawar RST Soepraoen.

3. Responsive (tanggap)Dimensi kualitas pelayanan ini mengandung arti kecepatan/

ketanggapan pemberian layanan kesehatan. Dimensi yang satu ini

termasuk dimensi yang paling dinamis. Seiring dengan peningkatan

intensitas aktivitas masing-masing individu, harapan pasien akan dimensi

ini semakin meningkat. Setiap pasien semakin mengharapkan waktu

tunggu yang semakin pendek. Pada aspek ini, seorang pasien akan

Page 17: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

merasa puas kalau mereka mendapatkan pelayanan yang cepat (tidak

membutuhkan waktu tunggu yang lama) (Oconnor, 2006).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada klien di Pav. Mawar

RST Soepraoen terhadap ketanggapan tenaga kesehatan yang diukur

dengan 5 indikator diantaranya dokter selalu menanyakan keluhan

pasien, dokter memberikan kesempatan bertanya kepada pasien, dokter

memberikan penjelasan tentang penyakit, perawat bersikap ramah dan

sopan, perawat memperhatikan kebutuhan dan keluhan pasien.

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan 41% pasien menyatakan tidak

puas dan 59% pasien menyatakan puas terhadap ketanggapan tenaga

kesehatan di Pav. Mawar RST Soepraoen. Berdasarkan hasil pengkajian

juga didapatkan bahwa sebagian besar pasien yang menyatakan tidak

puas terdapat pada indikator dokter kurang/tidak memberikan

kesempatan bertanya kepada pasien dan dokter kurang/tidak

memberikan penjelasan tentang penyakit.

4. Assurance (jaminan)Assurance merupakan kemampuan institusi untuk meyakinkan

pelanggan bahwa layanan yang diberikan dapat dipercaya/terjamin. Ada

tiga aspek yang membangun dimensi ini, yaitu kompetensi, kredibilitas,

dan keamanan. Pelanggan akan mempercayai institusi bila pemberi

layanan adalah orang yang kompeten dan memiliki kredibilitas dalam

bidangnya. Selain itu, pelanggan juga membutuhkan jaminan keamanan.

Seorang pasien akan merasa puas bila dilayani oleh tenaga kesehatan

(dokter, perawat, ahli gizi, ahli farmasi) yang mampu memberikan

pelayanan yang ramah, kompeten, oleh orang kredibel, dan juga aman

(Oconnor, 2006).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada klien di Pav. Mawar

RST Soepraoen terhadap assurance yang diukur dengan 6 indikator

diantaranya tersedia dokter spesialis, perilaku dokter menimbulkan rasa

aman, perawat terdidik dan mampu melayani pasien, menjaga

kerahasiaan pasien selama berada dalam ruang rawat inap, dan memberi

jaminan akan kesembuhan pasien. Berdasarkan hasil pengkajian

didapatkan 12% pasien menyatakan tidak puas dan 88% menyatakan

puas terhadap assurance di Pav. Mawar RST Soepraoen.

5. Emphaty (perhatian)

Page 18: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Emphaty, yaitu kemampuan petugas membina hubungan,

perhatian, dan memahami kebutuhan pasien (Oconnor, 2006).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada klien di Pav. Mawar RST

Soepraoen terhadap emphaty petugas kesehatan yang diukur dengan 5

indikator diantaranya dokter berusaha menenangkan rasa cemas pasien

terhadap penyakit yang diderita, perawat meluangkan waktu khusus

untuk berkomunikasi dengan pasien, perawat selalu mengingatkan

keamanan akan penyimpanan barang berharga pasien dan keluarganya,

waktu untuk berkonsultasi keluarga pasien terpenuhi, dan menghibur

serta memberikan dorongan kepada pasien supaya cepat sembuh dan

mendoakan mereka. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan sebesar

59% pasien menyatakan tidak puas dan 41% pasien menyatakan puas

terhadap emphaty petugas kesehatan di Pav. Mawar RST Soepraoen.

Berdasarkan hasil pengkajian juga didapatkan bahwa sebagian besar

pasien yang menyatakan tidak puas terdapat pada indikator perawat

meluangkan waktu khusus untuk berkomunikasi dengan pasien dan

waktu untuk berkonsultasi keluarga pasien terpenuhi.

Berdasarkan perhitungan analisis dari jawaban pasien pada

kuesioner kepuasaan pasien yang mencangkup indikator responsive,

assurance, tangible, emphaty, dan reliability secara keseluruhan bahwa

didapatkan sebesar 71% pasien menyatakan puas dan 29% pasien

menyatakan tidak puas.

Page 19: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

3.5 ANALISA SWOT

No Faktor Strategi Internal Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

Strength (Kekuatan)

1. Jenis komunikasi yaitu atasan-bawahan

dan bawahan-atasan yang berjalan efektif.

3 4 12/284=

0,04

4 0,16

2. Pada paviliun mawar telah dilakukan

sistem operan secara rutin

4 4 16/284=

0,06

4 0,24

3. Karu memberikan motivasi pada

pegawainya

5 4 20/284=

0,07

4 0,28

4. 88% pasien menyatakan puas terhadap

tangibles

8 4 32/284=

0,11

3 0,33

5. 82% menyatakan puas terhadap reliability

tenaga kesehatan

6 4 24/284=

0,07

5 0,4

6. 88% menyatakan puas terhadap

assurance

7 4 28/284=

0,1

4 0,4

7. Secara keseluruhan bahwa didapatkan

sebesar 71% pasien menyatakan puas

2 4 8/284=

0,03

5 0,15

Total 1,96

No Faktor Strategi Internal Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

Weakness (Kelemahan)

1. Beban kerja perawat terlalu tinggi 1 4 4/284=

0,02

5 0,1

2. Penghitungan tenaga kerja keperawatan

harian berdasarkan tingkat ketergantungan

pasien yaitu minimal, parsial dan total

menggunakan metode Gillies didapatkan

hasil belum tercukupi

2 4 8/284=

0,03

5 0,15

3. Pemberian reward pada semua perawat

masih disebutkan sebagai wacana

6 4 24/284=

0,08

4 0,32

4. Pre conference dan post conference

dilakukan bersamaan dengan operan dan

terkadang tidak dilakukan

8 4 32/284=

0,11

3 0,33

5. Belum ada jadwal rapat/pertemuan khusus 7 4 28/284= 3 0,3

Page 20: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

antar pegawai di paviliun mawar 0,1

6. 41% pasien menyatakan tidak puas

terhadap ketanggapan tenaga kesehatan

4 4 16/284=

0,06

5 0,3

7. 59% pasien menyatakan tidak puas

terhadap emphaty petugas kesehatan

5 4 20/284=

0,08

5 0,4

8. Secara keseluruhan bahwa didapatkan 29%

pasien menyatakan tidak puas

3 4 12/284=

0,04

5 0,2

Total 2,1

No Faktor Strategi Eksternal Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

Opportunity (Kesempatan)

1. RST Soepraoen merupakan rumah sakit

tipe B yang merupakan rujukan dari

puskesmas di sekitar kota malang

1 4 4/64= 0,06 5 0,3

2. Dukungan keluarga pasien selama

perawatan sangat baik yaitu dengan

mengurus administrasi dan pengambilan

obat

3 4 12/64=

0,19

4 0,76

3. Menerima pelayanan BPJS 2 4 8/64= 0,13 4 0,52

4. Menerima pasien umum, Askes dan dari

luar militer

4 4 16/64= 0,4 4 0,16

Total 1,74

No Faktor Strategi Eksternal Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

Threat (Ancaman)

1. Tinginya pendidikan pasien terutama

dikalangan pejabat TNI, sangat

memungkinkan tingginya koreksi terhadap

pelayanan Asuhan Keperawatan dan

menuntut pelayanan yang berkualitas dan

memuaskan

1 4 4/64=

0,06

5 0,3

2. Adanya pesaing-pesaing dari RS swasta

yang lain

3 4 12/64=

0,19

4 0,76

3. Masyarakat sudah sadar hukum 2 4 8/64= 4 0,52

Page 21: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

0,13

Total 1,58

Penghitungan SWOTSkor Faktor Internal = skor kekuatan – skor kelemahan

= 1,96 – 2,1 = -0,14

Skor Faktor Eksternal = skor kesempatan – skor ancaman

= 1,74 – 1,58 = 0,16

KURVA SWOT

(-) Eksternal (T)

(+) Internal (S)(-) Internal (W)

KuadranI

KuadranII

KuadranIII

KuadranIV

0,16

-0,14

(-) Eksternal (O)

Page 22: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

RUMUSAN MASALAHBerdasarkan analisa data dengan menggunakan analisa SWOT tersebut di atas

dapat disimpulkan pernyataan masalah sebagai berikut:

1. Belum dilakukannya pre dan post conference dilakukan bersamaan dengan

operan dan terkadang tidak dilakukan

2. Penghitungan tenaga kerja keperawatan harian berdasarkan tingkat

ketergantungan pasien yaitu minimal, parsial dan total menggunakan metode

Gillies didapatkan hasil belum tercukupi sehingga beban kerja perawat terlalu

tinggi

3. Pemberian reward pada semua perawat masih disebutkan sebagai wacana

4. Belum ada jadwal rapat/pertemuan khusus antar pegawai di pavilion mawar

5. Secara keseluruhan bahwa didapatkan 29% pasien menyatakan tidak puas

dimana sebagian besar disebabkan karena perawat tidak meluangkan waktu

khusus untuk berkomunikasi dengan pasien dan waktu untuk berkonsultasi

keluarga pasien tidak terpenuhi, dokter kurang/tidak memberikan kesempatan

bertanya kepada pasien dan dokter kurang/tidak memberikan penjelasan

tentang penyakit.

Page 23: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

BAB IV

PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA PENYELESAIAN MASALAH

Setelah dilaksanakan pengkajian selama dua hari (27-28 Maret 2014),

didapatkan beberapa permasalahan di ruang Paviliun mawar, untuk

menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan

Plan Of Action dari tiap-tiap masalah yang diangkat.

4.1 Penentuan Prioritas MasalahTeknik prioritas masalah yang digunakan di sini adalah “teknik kriteria

matriks (criteria matrix technique)”, yaitu teknik pemungutan suara dengan

menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5

macam yaitu:

1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude =

Mg)

2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity=Sv)

3. Bisa dipecahkan (Managebility=Mn)

4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)

5. Ketersediaan sumber daya (Affordability=Af)

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas

1. Beban kerja perawat tinggi 5 5 5 5 5 25 I

2. Pemberian reward pada semua perawat

masih disebutkan sebagai wacana

5 5 5 5 4 24 II

3. Belum ada rapat atau jadwal pertemuan

khusus

3 4 5 3 3 18 V

4. Pre dan post conference yang

dilakukan bersamaan dengan operan

dan terkadang tidak dilakukan

4 4 5 3 5 21 III

5. 29% pasien menyatakan tidak puas 4 5 4 3 3 19 IV

Page 24: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Keterangan :

5 = sangat penting

4 = penting

3 = kurang penting

2 = tidak penting

1 = sangat tidak penting

4.2 Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

1. Beban kerja perawat

tinggi

1. Pasien di ruangan ini

merupakan pasien dengan

kasus multiple

2. Pasien di rungan ini

memiliki pendidikan yang

tinggi sehingga lebih

kritris.

1. Mendiskusikan untuk menambah jumalh perawat yang bekerja dalam

1 shift

2. Mencoba menambah jumlah perawat

2. Pemberian reward

pada semua

perawat masih

disebutkan sebagai

wacana

1. Kepala ruangan

menganggap bahwa

reward sudah diberikan

secara lisan melalui pujian.

1. Membuat persetujuan bersama dengan semua

pegawai mengenai reward

Page 25: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

2. Kepala ruangan sibuk

karena beban kerja yang

tinggi

3. Pre dan post

conference yang

dilakukan

bersamaan dengan

operan dan

terkadang tidak

dilakukan

1. Beban kerja perawat yang

tinggi sehingga waktu yang

dimiliki untuk pre, middle,

dan post conference

singkat

1. Pembuatan SOP Timbang Terima

2. Pembuatan SOP pre conference

3. Pembuatan SOP post conference

4. Sosialisasi SOP pre-post conference

5. Pelaksananaa pre dan post conference di sela-sela waktu yang

tersedia secara bertahap

4. 29% pasien

menyatakan tidak

puas

1. Perawat tidak meluangkan

waktu khusus untuk

berkomunikasi dengan

pasien dan waktu untuk

berkonsultasi keluarga

pasien tidak terpenuhi

2. Dokter kurang/tidak

memberikan kesempatan

bertanya kepada pasien

dan dokter kurang/tidak

memberikan penjelasan

1. Mensosialisasikan dan mendiskusikan masalah kepada perawat dan

dokter

2. Mendiskusikan untuk menambah jumlah perawat yang bekerja dalam

1 shift

3. Mencoba menambah jumlah perawat

Page 26: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

tentang penyakit.

3. Beban kerja perawat yang

tinggi

5. Belum ada rapat

atau jadwal

pertemuan khusus

1. Komunikasi sering

dilakukan secara informal

2. Beban kerja yang tinggi

sehingga tidak memberikan

waktu untuk rapat

1. Mendiskusikan bersama apakah membutuhkan waktu khusus untuk rapat

2. Jika tidak bisa memanfaatkan sosial media untuk memudahkan berinterkasi

4.3 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan MasalahPrioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :

1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)

2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)

3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)

4. Efisiensi Biaya (Efficiency = E)

Prioritas Daftar alternatif jalan keluar Efektivitas Efisiensi Jumlah MxIxV M I V E

Page 27: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

Masalah E1. 1. Mendiskusikan untuk menambah jumalh

perawat yang bekerja dalam 1 shift

2. Mencoba menambah jumlah perawat

3

3

3

3

3

3

3

3

9

9

2 1. Membuat persetujuan bersama dengan semua pegawai

mengenai reward

4 4 4 4 16

3 1. Pembuatan SOP Timbang Terima

2. Pembuatan SOP pre conference

3. Pembuatan SOP post conference

4. Sosialisasi SOP pre-post conference

5. Pelaksananaa pre dan post conference di sela-sela waktu

yang tersediasecara bertahap

5

5

5

5

4

5

5

5

5

4

5

5

5

5

4

5

5

5

5

4

25

25

25

25

16

4. 1. Mensosialisasikan dan mendiskusikan masalah kepada

perawat dan dokter

2. Mendiskusikan untuk menambah jumlah perawat yang

5 5 4 3 33

Page 28: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

bekerja dalam 1 shift

3. Mencoba menambah jumlah perawat

3

3

3

3

3

3

3

3

9

9

5. 1. Mendiskusikan bersama apakah membutuhkan waktu khusus untuk rapat

2. Jika tidak bisa memanfaatkan sosial media untuk memudahkan berinterkasi

3

4

3

3

3

5

3

3

9

20

Keterangan :

5 = sangat penting

4 = penting

3 = kurang penting

2 = tidak penting

1 = sangat tidak penting

Page 29: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

BAB VKESIMPULAN

5.1 Pelaksanaan (Actuating)Pelaksanaan manajemen perawatan melalui komunikasi dan motivasi

secara umum sudah baik. Namun kepala ruangan belum memberikan bentuk

reward pada pegawainya yang berprestasi. Selain itu juga belum ada jadwal

rapat atau pertemuan khusus antar pegawai di pavilion mawar ini.

5.2 Kepuasan PasienKepuasan pasien merupakan salah satu indikator dari mutu pelayanan

keperawatan. Sehingga sangat penting untuk memastikan kepuasan pasein dan

keluarga pasien saat menerima perawatan di rumah sakit. Sebagian besar

pasien di pavilion mawar puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan sudah baik.

Page 30: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Clement, I. 2011. Management nursing services and education. Edition I.

India:Elsevier

Kozier,B., Erb,G& Berman, A. 2004. Fundamental of nursing:Consept, process, &

practice. Seven third ed. New Jersey:Pearson prentice hall

O’Connor, A, B. 2006. Clinical Instruction and evaluation: Teaching resource.

Second edition. Canada: Jones & Barlett publishers

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medik.

Page 31: Laporan Manajemen Kelompok 8a Revisi

LAPORAN KELOMPOKDEPARTEMEN MANAJEMEN

PAVILIUN MAWARRUMAH SAKIT TINGKAT II Dr. SOEPRAOEN

Disusun untuk Memenuhi

Tugas Clinical Study 2

Disusun Oleh :

Shinta Ardiana P. 115070201111021

Danastri Danniswari 115070201111023

Triana Novitasari 115070201111027

JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2015