Laporan Kunjungan Rumah Warga Kelurahan Jelambar 1 Dengan Kasus ISPA

download Laporan Kunjungan Rumah Warga Kelurahan Jelambar 1 Dengan Kasus ISPA

of 10

description

tq

Transcript of Laporan Kunjungan Rumah Warga Kelurahan Jelambar 1 Dengan Kasus ISPA

Laporan Kunjungan Rumah Warga Kelurahan Jelambar 1 dengan Kasus ISPALili susanti102011091Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl.Terusan Arjuna no 6 jakarta 11510Jakarta BaratEmail: [email protected] 1PendahuluanInfeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di negara berkembang masih merupakan masalah kesehatan yang menonjol, terutama pada anak. Penyakit ini pada anak merupakan penyebab kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) yang tinggi. Angka kematian ISPA di negara maju berkisar antara 10 -15 %, sedangkan di negara berkembang lebih besar lagi.Di Indonesia angka kematian ISPA diperkirakan mencapai 20 %.Hingga saat ini salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) .ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang pentingkarena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiaptahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di puskesmas adalah oleh penyakit ISPA.Maka dari itu dalam upaya menurunkan angka morbiditas dan mortalitas karena ISPA kita perlu melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama di bidang promotif dan preventif. Di sini petugas kesehatan berperan aktif dalam menyampaikan informasi terutama tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ISPA, dimana salah satu faktor yang perlu diketahui adalah cara pencegahan dan perawatan ISPA. Peran aktif petugas disini dapat menyampaikannya melalui promosi kesehatan seperti perbaikan dan peningkatan gizi, perbaikan dan sanitasi lingkungan, pemeliharaan kesehatan perorangan dan tindakan preventif seperti isolasi penderita penyakit ISPA dan pemberian imunisasi. Kita harus mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga tentang ISPA dan motivasi keluarga dalam pencegahan dan perawatan ISPA dirumah, karena perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, kehendak dan motivasi. Tujuan : Membuktikan faktor-faktor risiko karakteristik, perilaku pencegahan dan lingkungan apa yang berpengaruh terhadap kejadian Infeksi Pernapasan Saluran Akut(ISPA).Manfaat : Agar dapat mempelajari gejala klinis dan cara pengobatan penyakit.Bab IIPembahasanI. PengertianISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paruSebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.

II. EtiologiEtiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.III. PatofisiologiPerjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu: Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih).

IV. PenatalaksanaanPenemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Pencegahan dapat dilakukan dengan: Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. Imunisasi. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.Prinsip perawatan ISPA antara lain: Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari Meningkatkan makanan bergizi Bila demam beri kompres dan banyak minum Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek

Pengobatan antara lain: Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dll. Antibiotik : Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin. Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.

V. Laporan Kasus Puskesmas Kelurahan Jelambar 1Kasus: ISPAData riwayat keluarga:1. IDENTITAS PASIEN : 1. Nama:Anastasya2. Umur:11 tahun3. Jenis Kelamin: Perempuan 4. Pekerjaan : Pelajar5. Pendidikan :Kelas VI6. Alamat : Jl Satria II Blok H RT/RW 4/4 No.155 Jelambar 1 Jakbar7. Telepon : -

2. RIWAYAT BIOLOGIS KELUARGA

a. Keadaan kesehatan sekarang: Baik b. Kebersihan perseorangan : Baikc. Penyakit yang sering diderita: Batuk pilekd. Penyakit keturunan: ayah DMe. Penyakit kronis/menular : ibu dan ayah hipertensif. Kecacatan anggota keluarga: -g. Pola makan: Baikh. Pola istirahat : Baiki. Jumlah anggota keluarga : 6 orang

3. PSIKOLOGI KELUARGAa. Kebiasaan buruk : -b. Pengambilan keputusan : Bapakc. Ketergantungan obat: -d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: Puskesmas, klinike. Pola rekreasi : Sedang4. KEADAAN RUMAH/LINGKUNGANa. Jenis bangunan: Permanenb. Lantai rumah : Lantai tehel/keramikc. Luas rumah : 70 m2d. Penerangan : Baike. Kebersihan : Sedang f. Ventilasi : Baikg. Dapur : Adah. Jamban keluarga : Adai. Sumber air minum : Air Ledengj. Sumbar pencemaran air : Tidak adak. Pemanfaatan pekarangan : Tidak adal. Tempat pembuangan air limbah : Adam. Tempat pembuangan sampah: Adan. Sanitasi lingkungan : Baik

V. SPIRITUAL KELUARGAa. Ketaatan beribadah : Baikb. Keyakinan tentang kesehatan: Baik

VI. KEADAAN SOSIAL KELUARGAa. Tingkat pendidikan : Ibu : Lulus SD Ayah : Lulus STMb. Hubungan antar anggota kel: Baikc. Hubungan dengan orang lain : Baikd. Kegiatan organisasi sosial : Kurange. Keadaan ekonomi :Sedang

VII. KULTURAL KELUARGAa. Adat yang berpengaruh : -b. Lain-lain: -

VIII. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA NoNama Hub dgn KKUmurPendidikanPekerjaanAgamaKeadaan KesehatanKeadaan GiziKB

1.Yossy WijayaAyah45thSTMKurirKatolikBaikBaik-

2.-Ibu41thSDIbu Rumah TanggaIslamBaikBaik-

3.-Paman57thSMACuci filmKatolikBaikBaik-

Tabel 1. Daftar anggota keluarga

IX. KELUHAN UTAMA : Batuk PilekX. KELUHAN TAMBAHAN: -Mulai 3 hari yang lalu menderita batuk pilek dengan dahak bening. Sudah pergi ke puskemas dan mendapatkan obat batuk GG , obat flu Molexflu, dan vitamin B kompleks. XI. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU : memiliki riwayat batuk pilek 1 minggu yang lalu dan juga diare.XII. PEMERIKSAAN FISIK : Inspeksi Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan Tonsil tampak kemerahan Tampak batuk produktif Tidak ada jaringan parut pada leher Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping hidung. Palpasi Tidak ada demam Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid Perkusi Suara paru normal (resonance) Auskultasi Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.

XIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG : - XIII. DIAGNOSIS PENYAKIT : Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)XIV. DIANOSIS KELUARGA: - XV. ANJURAN PELAKSANAAN PENYAKIT : Promotif : Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan, meningkatkan pengetahuan keluarga tentang ISPA, faktor resiko, pencegahan dan pengobatannya.

Preventif : Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain : ( - )Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya dengan cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup gizi. (-Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh terhadap penyakit baik. (-) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. (-) Salah satu cara adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA (-) hindari stress karena dapat menurunkan daya tahan tubuh (-) istirahat cukup. Kuratif : Pengobatan ISPA dapat diberikan antibiotik(-) Suportif : Meningkatkan daya tahan tubuh nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin. (-) Antibiotik : Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab. Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus. Menurut WHO :o Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain.o Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin. Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon.

Rehabilitatif : memperbaiki status gizi pasien guna meningkatkan daya tahan tubuh. Perbaikan status gizi dengan mengurangi jajanan makanan sehingga pasien tidak merasa kenyang dan dapat makan makanan yang bergizi di rumah. Dengan perbaikan status gizi secara tidak langsung juga akan memperbaiki imunitas pasien terhadap penyakit

XVI. PROGNOSIS Prognosis penyakit : baik apabila diberikan pengobatan yang cepat dan tepat serta menjaga kebersihan lingkungan. Prognosis keluarga : baik Diperlukan kerja sama dari keluarga untuk memperhatikan kebersihan rumah agar tidak berdebu. Prognosis masyarakat : BaikKerja bakti antar masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekitarnya agar mewujudkan hidup sehat serta terhindar dari penyakit.Resume : Telah didiagnosis Anastasia menderita Infeksi saluran nafas akut. BAB III PENUTUP Kesimpulan Seperti yang diuraikan diatas bahwa ISPA mempunyai variasi klinis yang bermacam-macam, maka timbul persoalan pada pengenalan (diagnostik) dan pengelolaannya. Sampai saat ini belum ada obat yang khusus antivirus. Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial adalah pengobatan secara rasional. Pengobatan yang rasional adalah apabila pasien mendapatkan antimikroba yang tepat sesuai dengan kuman penyebab. Untuk dapat melakukan hal ini , kuman penyebab ISPA dideteksi terlebih dahulu dengan mengambil material pemeriksaan yang tepat, kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologik , baru setelah itu diberikan antimikroba yang sesuai. ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada gejala batuk, pilek, dan panas atau ketiga gejala tersebut bisa muncul secara bersamaan. Penyebab ISPA yaitu virus, bakteri, alergen spesifik, perubahan cuaca dan lingkungan, aktifitas, dan asupan gizi yang kurang. Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan perbaikan gizi dan peningkatan gizi pada balita penyusunan atau pengaturan menu, cara pengolahan makanan, variasi menu, perbaikan dan sanitasi lingkungan, serta pemeliharaan kesehatan perorangan.

1