LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

19
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER SPESIFIK KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 3 – 5 SEPTEMBER 2015 I. PENDAHULUAN Dalam rangka proses pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (RUU PNBP), Tim Kunjungan Kerja Panja RUU tentang PNBP Komisi XI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Kalimantan Timur untuk memperoleh masukan seluas mungkin dari masyarakat dan para pemangku kepentingan agar RUU yang akan dibahas sesuai dengan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. Masukan dari hasil Kunjungan Kerja ini juga akan menjadi salah satu bahan dalam rangka penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) bagi masing-masing Fraksi di DPR dan penyempurnaan draft terkait pokok-pokok substansi yang perlu diatur dalam RUU PNBP, mengingat Draft RUU berasal dari Pemerintah. Guna menjalankan tugas tersebut, Panja RUU PNBP Komisi XI DPR RI saat ini melakukan kunjungan kerja ke 3 (tiga) provinsi, diantaranya Provinsi Kalimantan Timur. Terpilihnya Provinsi Kalimantan Timur sebagai tempat tujuan kunjungan kerja antara lain didasarkan pada pertimbangan kondisi perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur yang cukup baik dan terdapat aktivitas pertambangan sebagai salah satu penyumbang penerimaan negara. Informasi data Kementerian Keuangan tercatat bahwa PNBP di 2014 sebesar 398.59 Triliun Rupiah atau setara dengan 25% dari total sumber penerimaan utama APBN. Kontribusi PNBP di 2014 lebih kecil dibandingkan tahun 2011 yang mencatat angka 27%. Undang-Undang tentang PNBP berfungsi untuk memberikan kepastian hukum dalam melaksanakan pemungutan dan penyetoran PNBP serta pengelolaan PNBP secara umum yang berlaku bagi masyarakat selaku wajib bayar dan bagi Instansi Pemerintah atau Kementerian Negara/Lembaga selaku Instansi yang mengelola PNBP.

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI

KUNKER SPESIFIK KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3 – 5 SEPTEMBER 2015

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka proses pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang

Penerimaan Negara Bukan Pajak (RUU PNBP), Tim Kunjungan Kerja Panja RUU tentang

PNBP Komisi XI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Kalimantan Timur untuk

memperoleh masukan seluas mungkin dari masyarakat dan para pemangku kepentingan

agar RUU yang akan dibahas sesuai dengan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.

Masukan dari hasil Kunjungan Kerja ini juga akan menjadi salah satu bahan dalam rangka

penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) bagi masing-masing Fraksi di DPR dan

penyempurnaan draft terkait pokok-pokok substansi yang perlu diatur dalam RUU PNBP,

mengingat Draft RUU berasal dari Pemerintah.

Guna menjalankan tugas tersebut, Panja RUU PNBP Komisi XI DPR RI saat ini

melakukan kunjungan kerja ke 3 (tiga) provinsi, diantaranya Provinsi Kalimantan Timur.

Terpilihnya Provinsi Kalimantan Timur sebagai tempat tujuan kunjungan kerja antara

lain didasarkan pada pertimbangan kondisi perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur

yang cukup baik dan terdapat aktivitas pertambangan sebagai salah satu penyumbang

penerimaan negara. Informasi data Kementerian Keuangan tercatat bahwa PNBP di 2014

sebesar 398.59 Triliun Rupiah atau setara dengan 25% dari total sumber penerimaan

utama APBN. Kontribusi PNBP di 2014 lebih kecil dibandingkan tahun 2011 yang

mencatat angka 27%.

Undang-Undang tentang PNBP berfungsi untuk memberikan kepastian hukum

dalam melaksanakan pemungutan dan penyetoran PNBP serta pengelolaan PNBP secara

umum yang berlaku bagi masyarakat selaku wajib bayar dan bagi Instansi Pemerintah

atau Kementerian Negara/Lembaga selaku Instansi yang mengelola PNBP.

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Dalam sistem pengelolaan keuangan negara, PNBP memiliki dua fungsi utama yaitu

fungsi budgetary dan regulatory. Selaku fungsi budgetary, PNBP berperan besar dalam

memberikan kontribusi terhadap pendapatan Negara. PNBP merupakan penyumbang

pendapatan negara terbesar kedua setelah pendapatan perpajakan. Sebagai fungsi

regulatory, PNBP merupakan instrumen strategis dalam mengarahkan dan menetapkan

regulasi dan kebijakan Pemerintah Pusat di berbagai sektor pemerintahan.

Dengan harapan memperoleh bahan masukan yang penting bagi proses

pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak,

terdapat beberapa permasalahan yang sudah diidentifikasi dalam proses penyusunan

konsep Naskah Akademik dan RUU tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang secara

garis besar meliputi:

1. Pelaksanaan pengelolaan PNBP:

a. pembayaran dan penyetoran PNBP,

b. dasar hukum pemungutan dan penetapan tarif PNBP,

c. perencanaan PNBP dan penggunaan dana yang bersumber dari PNBP, serta

d. pengawasan dan pemeriksaan PNBP.

2. Tantangan yang akan dihadapi ke depan dalam pengelolaan PNBP:

a. tuntutan masyarakat atas pelayanan yang lebih baik yang dilaksanakan

pemerintah,

b. kebutuhan fleksibiltas dan ketepatan dalam merumuskan kebijakan di bidang

PNBP, dan

c. kebutuhan pembangunan dan penyempurnaan sistem pengelolaan PNBP berbasis

teknologi informasi.

3. Pelaksanaan pengelolaan PNBP yang dilaksanakan oleh Kementerian

Negara/Lembaga antara lain:

a. adanya Kementerian Negara/Lembaga yang tidak dapat memenuhi ketentuan

penyetoran langsung secepatnya ke Kas Negara,

b. adanya PNBP yang dipungut tanpa dasar hukum atau tidak ada Peraturan

Pemerintah mengenai jenis dan Tarif PNBP

c. besaran tarif yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat,

d. penggunaan PNBP yang kurang fleksibel,

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

e. masih adanya beberapa Kementerian Negara/Lembaga yang tidak patuh dalam

menyampaikan rencana dan target PNBP, serta penagihan dan pengelolaan

piutang PNBP yang kurang optimal.

Oleh karena itu Komisi XI DPR RI telah melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi

Kalimantan Timur pada Tanggal 3-5 September 2015 untuk memperoleh berbagai data,

informasi, dan masukan terhadap RUU PNBP di Kalangan Usaha Minerba yang ada di

Kalimantan. Adapun dengan susunan delegasi sebagai berikut:

No Nama No. Angg Fraksi Jabatan

1. Ir. Marwan Cik Asan 410 F. DEMOKRAT Ketua Tim

Wkl. Ketua Komisi

2. Ir. Muhammad Prakosa 183 F. PDI P Wkl. Ketua Komisi

Anggota

3. Indah Kurnia 189 F. PDI P Anggota

4. Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM. 195 F. PDI P Anggota

5. Dr. H. Ade Komarudin, MH. 262 F. P. GOLKAR Anggota

6. H. Amin Santono, S.Sos 421 F.DEMOKRAT Anggota

7. H. Biem Triani Benjamin 341 F.P GERINDRA Anggota

8. Ahmad Najib Qudratullah, SE. 471 F. P A N Anggota

9. Bertu Merlas 41 F. P K B Anggota

10 Dr. Hj. Anna Mu'awanah 74 F. P K B Anggota

11 Hj. Kasriah 540 F. P P P Anggota

12 Dr. Achmad Hatari, SE, M.Si 35 F. P. NASDEM Anggota

13 H. Ahmad Sahroni, SE 11 F. P. NASDEM Anggota

14 Nurdin Tampubolon 545 F. P. HANURA Anggota

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

II. HASIL KUNJUNGAN

Dalam Kunjungan Kerja tersebut, Komisi XI DPR RI telah melakukan serangkaian

pertemuan, antara lain dengan:

1. Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran

2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur

3. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Timur

4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan

Timur

5. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Provinsi Kalimantan

Timur

6. Para Wajib Pajak khususnya Kalangan Usaha Minerba di Kalimantan Timur dan

Kalimantan Selatan antara lain PT.Kaltim Prima Coal (KPC), PT.Total Indonesie,

PT.Adaro Energy, PT. Kideco Jaya Agung, PT. Arutmin Indonesia.

A. Peta Kondisi Penerimaan Perpajakan di Kalimantan Timur Khususnya PNBP

(Penerimaan Negara Bukan Pajak)

Peta kondisi Penerimaan Perpajakan di Kalimantan Timur yang dipaparkan oleh

Kakanwil Pajak Provinsi Kalimantan Timur ialah sebagai berikut, menurut data yang

diperoleh pada tahun 2014 pencapaian penerimaan di Kalimantan Timur sebesar

Rp15 Triliun, sedangkan untuk tahun 2015 sebesar Rp23 Triliun. Penerimaan yang

dominan berasal dari Minerba (Batu bara dan Migas) yang menjadi tulang puggung

penerimaan di Kalimantan Timur. Menurut data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat

Statistik) penerimaan pajak dari seluruh Kalimantan Timur minus 4%, dan Kalimantan

Timur secara keseluruhan minus 1%. Pada tahun 2015 pajak penghasilan sebesar

Rp15,5 Triliun, untuk PPN sebesar Rp7,1 Triliun, sedangkan PBB (P3, Pertambangan,

Kehutanan, Pertanian) sebesar Rp673 M. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pajak,

capaian PPh pada bulan Agustus 2015 sebesar Rp7,5 Triliun yang menunjukkan

pertumbuhan sebesar 11,68%. PPN & PPNBM sebesar Rp2,4 Triliun yang

menunjukkan kenaikan sebesar 5,83%. Penerimaan di Provinsi Kalimantan Timur

secara keseluruhan sebesar Rp10,1 Triliun (43%), yang berada dibawah tingkat

nasional yang baru mencapai 44%. Pertumbuhan secara keseluruhan di Provinsi

Kalimantan Timur sebesar 10%.

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Wajib Pajak Besar di Kalimantan Timur hampir seluruhnya terdaftarnya di

Jakarta, yang tercatat di Kalimantan Timur hanya kewajiban pasal 23 (untuk jasa) &

pasal 21 (karyawan) dan PPN terpusat di Jakarta. PNBP yang paling besar dihasilkan

dari sektor migas dan batubara sebesar 80%. Kanwil Pajak memberikan usulan

terhadap RUU PNBP yang mengenai tumpang tindih pungutan yang terjadi di lapangan

supaya ditinjau kembali agar tidak menimbulkan dispute.

Dalam kesempatan ini, perwakilan dari Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara Provinsi Kalimantan Timur memberikan beberapa usulan atau masukan

terhadap RUU PNBP antara lain mengenai berapa banyak yang harus dikembalikan

negara atas investasi perusahaan tambang, tetap harus ada APBN yang dikeluarkan

untuk pengusaha minerba. Selanjutnya mengenai barang milik negara yang telah

diinvestasikan oleh pengusaha minerba, serta bagaimana ketentuannya jika barang

investasi tersebut masih dalam jumlah yang banyak dan belum terpakai, meskipun ada

yang belum dipergunakan sama sekali tapi nilainya sudah menurun.

Informasi terkait penyerapan dan belanja modal dipaparkan oleh Kanwil

Perbendaharaan Kaltim, penyerapan di Provinsi Kalimantan Timur tergolong rendah

dari Rp12 Triliun yang dikelola baru dipergunakan sekitar Rp3,5 Triliun (30%).

Sedangkan untuk belanja modal di tahun 2015 sebesar Rp6 Triliun. Kendala terbesar

di Kalimantan Timur yaitu mengenai lelang yang terlambat dan tentang pembebasan

lahan.

Realisasi PNBP tahun 2015 disampaikan oleh Direktorat Jenderal Anggaran,

dalam paparannya informasi data yang diperoleh di posisi tanggal 31 Agustus 2015

untuk seluruh Indonesia adalah sebagai berikut : Pendapatan Iuran tetap di tahun

2014 realisasinya sebesar Rp807 M sedangkan target di APBNP sebesar Rp1, 071

Triliun atau (75%) dari target APBNP. Pendapatan Royalti pada realisasinya sebesar

Rp18,5 Triliun, sedangkan target APBNP sebesar Rp22,5 Triliun atau (82%).

Pendapatan keuntungan bersih (IUP) pada realisasi 0,51 sedangakn target tidak ada.

Penjualan Hasil tambang (PKP2B) sebesar Rp16,1 Triliun dan pada realisainya

mencapai Rp16,166 Triliun atau (100,62%). Di tahun 2014 yang mencapai target

penerimaan hanya dari sektor penjualan hasil tambang, sementara iuran tetap dan

royalti tidak mencapai target.

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Pada tahun 2015 target APBNP mengenai pendapatan iuran tetap sebesar Rp2

Triliun, pada realisasinya mencapai Rp4,6 Triliun (224%). Pendapatan Royalti pada

realisasinya sebesar Rp 10,3 Triliun , sedangkan di target APBNP sebesar Rp29,6

Triliun ( 34,8 %). Sedangkan untuk Penjualan Hasil tambang (PKP2B) sebesar Rp20,5

Triliun, pada realisinya hanya Rp5,97 Triliun ( 29 %) angka tersebut masih jauh dari

target yang ditetapkan.

B. Kewajiban Wajib Pajak khususnya PNBP Yang Disetorkan oleh 5 Perusahaan

Pertambangan di Kalimantan

1. PT.Kaltim Prima Coal (KPC)

Jenis perikatan/kontrak kepada Pemerintah RI dalam bentuk Perjanjian Karya

Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi I yang ditandatangani

pada tahun 1982 dan akan berakhir pada tahun 2021. Pemerintah Indonesia

memberikan izin kepada PT. KPC untuk melaksanakan eksplorasi, produksi dan

pemasaran batubara di wilayah seluas 90.938 hektar di Sangatta dan Bengalon,

Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur. PT. KPC pada awal masa

kontraknya memiliki lahan seluas 200.000 hektar, sisanya dikembalikan kepada

Pemerintah.

PT. KPC memulai produksinya secara komersial pada tahun 1991 yang

memproduksi tiga jenis batubara antara lain:

Prima, yaitu batubara berkualitas unggul, dengan kalori tinggi,

kandungan abu sangat rendah, kandungan sulfur menengah dengan

kelembaban rendah.

Pinang, memiliki kalori yang lebih rendah dari Prima dengan tingkat

kelembaban yang lebih tinggi.

Melawan, batubara sub-bituminous dengan kandungan sulfur dan abu rendah,

serta tingkat kelembaban yang tinggi

Pada tahun 2014, total produksi batu bara KPC (siap jual) dari tambang

Sangatta dan Bengalon mencapai 52,4 juta ton, turun 2,03% dari sebesar 53,5

juta ton di tahun 2013. Dalam berproduksi PT. KPC menjual batubara dengan

level sekitar 5300- 6700 kalori. Dari sisi penjualan dan produksi dari tahun ke

tahun menunjukkan peningkatan. Sedangkan untuk tahun 2015 ini diharapkan

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

peningkatan produksi, namun masih melihat perkembangan konsidi pasar

batubara saat ini.

Tabel Produksi Batu bara KPC Tahun 2014

Tabel Sumber Daya dan Cadangan Batu bara KPC Tahun 2014

Lokasi Sumber daya Batu bara (juta ton) Cadangan Batu bara (juta ton)

eo March 2013 eo March 2013

Sangatta 7,747 957

Bengalon 1,560 242

Total 9,307 1,199

PT. KPC beroperasi dengan metode semuanya Open pit, kekhasan dari perusahaan

tambang yang lain adalah bahwa dalam beroperasi PT. KPC beroperasi sendiri.

Sebagian menggunakan kontrak mining yang di sub-kontrakkan kepada pihak lain

untuk menghasilkan batubara dan sebagian dioperasikan sendiri, dengan peralatan

dan tenaga kerja dari PT. KPC sendiri sehingga transaksi keuangannya lebih

beragam.

PT. KPC menggunakan tarif pajak yang diatur dalam PKP2B

dalam menghitung pajak penghasilan. Berdasarkan PKP2B, tarif pajak tahunan

adalah 35% untuk sepuluh (10) tahun pertama sejak dimulainya periode operasi

dan 45% untuk sisa periode operasi. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

pajak tangguhan PT. KPC telah diukur dengan menggunakan tarif pajak 45%. Pajak

Badan ini dilaporkan di kantor pajak LTO di Jakarta. Sedangkan untuk pajak

penjualan atas jasa, sejumlah 18 jasa sebesar 2,5%.

Keterangan Sangata Bengalon Total

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Stripping Overburden (Million BCM) 436.1 475.3 71.5 77.8 507.5 553.1

Stripping Ratio 9.86 11.12 8.45 11.09 9.63 11.11

Coal Mined (Million Ton) 44.2 42.8 8.5 7. 0 52.7 49.8

Coal Production (Million Ton) 43.9 45.5 8.4 7. 9 52.4 53.5

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus disetorkan yaitu besarnya

royalti atau penjualan hasil tambang, jika merujuk kepada awal kontrak PKP2B,

bahwa KPC harus menyerahkan batubara secara in kind kepada Pemerintah jadi

dalam bentuk barang sebesar 13,5%. PT. KPC juga membayar Pajak Derah sesuai

yang tercantum dalam PKB2B, dengan nilai lump sum sesuai dengan ketentuan

yang ada di kontrak. PT.KPC juga membayar iuran tetap, namun masih diminta

membayar PNBP lain, misalnya PNBP di bidang kehutanan dan dari Kementrian

Perhubungan, lisensi nuklir atau kesehatan.

Dalam perkembangannya, PT.Kaltim Prima Coal dengan Kementrian Energi Sumber

Daya Mineral (ESDM) memasukkan kontrak penjualan bersama, sehingga PT.KPC

diminta menjualkan batubara milik Pemerintah dan menyetorkan hasil

penjualannya tersebut kepada Pemerintah dalam bentuk dana 3 (tiga) bulan

setelahnya dengan tarif sebesar 13,5% yang dikategorikan dengan (dana hasil

penjualan batubara) yang masuk dalam kategori PNBP. Saat ini PNBP PT. KPC

dengan tarif tetap sebesar 13,5 % , karena volume penjualan meningkat dari tahun

ke tahun sehingga PNBP yang harus dibayarkan oleh PT. KPC juga meningkat.

Sesuai dengan Peraturan Kementerian Perdagangan tentang Eksportir Terdaftar

(ET) untuk membayarkan royalti dimuka (advance) atau sudah dibayar tiga bulan

sebelumnya sehingga tidak ada tunggakan. Hal tersebut berlaku mulai tahun 2014

yang lalu , PT.KPC sudah membayar royalti sebelum kapal berangkat.

Total penerimaan negara yang dibayarkan oleh PT. KPC di tahun 2014 deadrent

(kontribusi tetap) USD 90 ribu, Pajak Badan sebesar USD66 juta dan Rp126 M

(dengan dua pembayaran), sedangkan Dana Hasil Produksi Batubara

(DHPB)/Royalti sebesar USD447 juta. Pada tahun 2013 jumlah DHPB/royalti yang

diberikan kepada Pemerintah jumlahnya lebih tinggi yaitu sebesar USD

654.250.177. Transaksi keuangan yang terdapat di PT. KPC sebagian menggunakan

mata uang Rupiah dan sebagian menggunakan mata uang asing (USD) karena

didasarkan dengan karakteristik usaha pertambangan yang berlaku.

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Kendala Yang Dihadapi Saat ini:

Masalah utama yang menjadi kendala saat ini adalah isu masalah pembebasan

lahan atau hutan untuk membuka lahan baru untuk eksplorasi penambangan.

Kesulitan untuk melakukan perencaanaan tambang jangka panjang (long term

mining planning) karena sesuai dengan Undang-Undang karena perpanjangan

atau negosiasi kontrak baru bisa dilakukan 2 tahun sebelum kontrak berakhir.

Saat ini PT. KPC masih terikat kontrak dengan PLN yang akan berakhir pada

tahun 2021, namun sesuain perjanjian kontrak PT. KPC dengan Pemerintah RI

akan berakhir di tahun 2020.

Masukan untuk RUU PNBP

Pajak in kind menjadi in cash dilakukan dalam rangka security energy (diatur

dalam perjanjian kontrak) , namun saat ini tidak tercantum di dalam Undang-

Undang PNBP.

PT. KPC termasuk dalam PKP2B generasi pertama, semua lump sum payment

pajak tertentu sudah dibayarkan, dan dalam perjanjian kontrak terdapat

klausul untuk dibebaskan dari pajak-pajak lainnya. Namun, setelah era

reformasi Pemerintah Daerah mengenakan pajak-pajak lain diluar klausul

tersebut. Mohon bisa ditinjau kembali pungutan yang dikenakan supaya tidak

tumpang tindih, agar di lapangan bisa dilaksanakan berdasarkan perjanjian

kontrak yang ada.

2. PT. Total Indonesie

PT. Total Indonesie berdiri sejak 1974 yang berlokasi di Blok Mahakam dan juga

memiliki Blok lain tapi belum beroperasi. PT. Total memiliki sekitar 3500 orang

pekerja dan memiliki 2000 sumur lebih di Kalimantan Timur. Pada tahun 2014

yang lalu hanya terdapat 100 sumur. Kontribusi untuk Kalimantan Timur sebesar

80% - 85% dari seluruh gas yang di kontribusikan di Bontang untuk ekspor.

Produksi yang dialihkan oleh PT.Total Indonesie kepada domestik sebesar 15%

dan diarahkan untuk konsumsi listrik. Sesuai dengan Kontrak Bagi Hasil,

mekanisme yang berlaku antara Pemerintah dan kontraktor yaitu 75% untuk

Pemerintah dan 15% untuk kontraktor atau 70% untuk Pemerintah – 30% untuk

kontraktor. Pada awal tahun 2015 target setoran kepada Pemerintah yang

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

tercantum dalam APBN sebesar Rp105 T dirasa cukup berat oleh PT.Total

Indonesie karena melihat dengan kondisi pasar pertambangan saat ini yang

semakin menurun. Pada tahun 2014 revenue untuk Government Share yang

dijumlahkan antara perpajakan dan PNBP sebesar USD 2, 5 T. Government share

dibagi menjadi 2 (dua) yaitu ada yang dalam bentuk PNBP yang isinya

(Government share dan BMO) serta dalam bentuk Corporate & deviden tax yang

jumlahnya sebesar 48% dari revenue. Kewajiban pajak yang harus dibayarkan

kepada Pemerintah untuk Corporate sebesar 45%-48% dan profit tax sebesar

20%, serta jumlah Corporate dan deviden tax yang disetorkan sebesar USD 5 T.

PT. Total Indonesie telah memberikan CSR kepada warga sekitar penambangan

dengan memberikan program pelatihan dan pendidikan serta membanguan

infrastruktur sebagai bagian dari peruwujudan tanggung jawab CSR (Corporate

Social Responsibility) kepada masyarakat di Indonesia, Total terlibat dalam

pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang pendidikan dan

penelitian, kesehatan dan gizi, pemberdayaan ekonomi lokal, lingkungan dan

energi alternatif.

Kendala Yang Dihadapi Saat ini

Kondisi produksi sudah declining karena PT. Total Indonesie sudah lama

berproduksi sejak tahun 1974, sehingga menggunakan berbagai teknologi

untuk bisa menahan agar penurunan tidak terlalu tajam. Teknologi yang bisa

efisien untuk bisa berproduksi dengan kondisi seperti sekarang ini.

PT. Total Indonesie merasa cukup berat dengan target APBN 2015 sebesar

Rp105 Triliun karena di tahun 2015 ini harga jual sebagai komponen yang

utama nilainya semakin menurun.

Meskipun harga semakin rendah , namun tambang tetap berproduksi sampai

masa berlaku kontraknya habis. Rencana kerja yang telah disusun jika

prediksi meleset, teknologi migas terutama untuk off shore jumlahnya hanya

sedikit, jadi harus berebut karena demand&supply tinggi.

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Masukan untuk RUU PNBP

Pungutan Pajak Daerah yang diberlakukan hendaknya diperhitungkan

bersama sesuai dengan bagi hasil yang berlaku dari Dirjen Anggaran.

Perjanjian Kontrak yang berlaku saat ini dikembalikan dalam konsep bisnis,

supaya yang terjadi dilapangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

kontrak dan tidak terjadi dispute.

3. PT Arutmin Indonesia

PT. Arutmin Indonesia (AI) mengadakan bentuk perikatan dengan Pemerintah

dalam bentuk Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B)

generasi I yang ditandatangani pada tahun 1981 dengan periode eksplorasi selama

30 tahun dan akan berakhir pada tahun 2020. PT Arutmin Indonesia (AI)

beroperasi di area konsesi seluas 59.261 hektar di Block 6 Kalimantan, yang

mencakup sejumlah area sempit di sebelah tenggara Kalimantan dan ujung utara

Pulau Laut. Arutmin mengelola 6 tambang batu bara terbuka (open cut) yaitu di

Senakin, Satui, Mulia, Batulicin, Asam-asam, dan Kintap. Seluruh tambang memiliki

lokasi strategis tidak jauh dari fasilitas pelabuhan milik Arutmin – North Pulau

Laut Coal Terminal (NPLCT) yang terletak di pesisir utara Pulau Laut.

Tambang Senakin memproduksi batu bara bituminous. Batubara tersebut

dipecah, dipisahkan dan kemudian dicuci untuk mengurangi kandungan abunya

dan meningkatkan harga jualnya.

Tambang Satui memproduksi batu bara bituminous yang harus dipecah namun

tidak perlu dicuci karena memiliki kandungan abu yang rendah. Tambang

Mulia, Asam Asam and Kintap memproduksi batubara ecocoal (sub-bituminous)

yang banyak digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap di dalam dan luar

negeri. Batubara tersebut memiliki kandungan belerang dan abu yang sangat

rendah sehingga dikategorikan sebagai batu bara ramah lingkungan.

Tambang Batulicin terdiri dari area Ata, Mereh, Saring, Mangkalapi dan

Sarongga. Batu bara tambang Ata memiliki kandungan abu yang rendah serta

belerang dan CV yang tinggi, sedangkan batubara dari tambang Mereh dan

Saring memiliki kandungan abu yang tinggi, tetapi dengan kadar belerang dan

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

CV menengah. Batu bara dari tambang Mereh dipecah, dipisahkan dan

kemudian dicuci untuk mengurangi kandungan abunya dan meningkatkan

harga jualnya.

Batu bara tambang Sarongga memiliki kandungan abu, belerang dan CV yang

rendah. Batu bara tambang Sarongga dipecah dan banyak digunakan untuk

pembangkit listrik tenaga uap. Sejak bulan Oktober tahun 2013, tambang Ata,

Mereh, Saring, dan Mangkalapi mulai memasuki masa mine–out.

Pada tahun 2014, total produksi batu bara di tambang PT.Arutmin Indonesia

mencapai 31,8 juta ton, meningkat 7,5% dari produksi 29,6 juta ton di tahun

sebelumnya.

Produksi Batu bara Arutmin tahun 2014

Keterangan

Senakin

Satui

Batulicin

Mulia

Asam Asam

Kintap

Total

2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013

Stripping Overburden (Million Bcm)

0 24.2 0 19.8 6.1 14.4 25.9 15.6 18.2 31.6 21.6 29.4 71.8 135.1

Stripping Ratio (Bcm/Ton)

0 12.7 0 12.9 0.8 2.5 3.2 4.1 2.4 3.7 2.6 3.6 2.3 4.6

Batubara di Tambang (juta ton)

0 1.9 0 1.5 7. 7 5.8 8.1 3.8 7. 7 8.5 8.4 8.2 31.8 29.6

Produksi Batu bara (juta ton) /

0.5 1. 0 0.1 1. 7 7. 3 5.9 8.1 3.7 7. 7 8.5 8.5 8.1 32.2 28.8

Penjualan Batu bara (juta ton

0.5 1.1 0.2 2.0 7. 3 5.9 8.1 3.7 7. 6 8.4 8.6 7.8 32.4 28.8

Cadangan Batu bara Arutmin 2014

Lokasi

Sumber daya Batu bara (juta ton) Cadangan Batu bara (juta ton)

2014 2013 2012 2014 2013 2012

Senakin 392 392 392 11 11 11

Satui 262 262 262 47 47 47

Batulicin 174 174 174 16 16 16

Mulia 697 697 697 41 41 41

Asam Asam 321 321 321 203 203 203

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Sarongga 328 328 328 72 72 72

Undeveloped 203 203 203 7 7 7

Total 2,377 2,377 2,377 397 397 397

Note: Angka berdasarkan Laporan Sumber Daya dan Cadangan 2012

PT. Arutmin Indonesia menggunakan tarif pajak yang diatur dalam PKP2B dalam

menghitung pajak penghasilan. Berdasarkan PKP2B, tarif pajak tahunan adalah 35%

untuk sepuluh (10) tahun pertama sejak dimulainya periode operasi dan 45% untuk

sisa periode operasi. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 pajak tangguhan

PT.Arutmin telah diukur dengan menggunakan tarif pajak 45%. Kewajiban membayar

PNBP selain dari Kementerian ESDM juga dari bidang Kehutanan, yang setiap

periodenya selalu bertambah. Pada tahun 2014 yang lalu, angka PNBP yang disetorkan

kepada Pemerintah tidak begitu bagus karena kondisi pasar pertambangan yang

sedang terjadi penurunan. Pada tahun 2014 PNBP (Royalti dan Penjualan Hasil

Tambang) sebesar USD121 juta, setoran pajak-pajak sebesar USD 46,7juta, iuran tetap

USD 60ribu dan PNBP Kehutanan sebesar USD90 M. Dana Hasil Produksi Batubara

(DHPB)/Royalti PT Arutmin Indonesia yang disetor kepada Pemerintah pada tahun

2013 jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar USD

357.778.197.

Kendala Yang Dihadapi :

Menurut perjanjian tambahan perpanjangan selama 2 kali selama periode waktu 10

tahun, tapi melalui peraturan yang baru yaitu Undang-Undang No.4 tahun 2009, opsi

tersebut tidak bisa melalui PKP2B, tapi dimungkinkan melalui ijin usaha

pertambangan yang berbeda atau khusus. Periode perpanjangan dilakukan melalui

sistem kontrak yang berbeda dan dibatasi hanya 15.000 hektar.

Masukan Untuk RUU PNBP

PNBP dengan sistem 1 (satu) pintu saja tentu sangat membantu, sehingga tidak

terjadi tumpang tindih pungutan seperti yang terjadi sekarang ini.

Terkait dengan pajak in kind , diharapkan ada biaya bersama sebagai pengurang

yang dicantumkan dalam perjanjian antara operator dan Pemerintah sehingga

biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Apabila terjadi dispute atau banding tentang tata cara menghitung PNBP,

diharapkan ada mekansime yg cukup jelas seperti yang berlaku pada pajak.

Diharapkan untuk membuka mulut tambang agar bisa digunakan sebagai

competitive advantage bagi negara karena PT. Arutmin merupakan PKP2B

generasi pertama yang tugasnya hanya sebagai operator saja.

4. PT ADARO INDONESIA

PT Adaro Indonesia melakukan kegiatan usahanya berdasarkan Perjanjian

Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama

yang telah dirikan pada tahun 1982 dan melakukan kegiatan eksplorasi,

penambangan batubara di Kalimantan Selatan mulai berproduksi secara

komersial tahun 1992. Lokasi penambangan terletak di Kabupaten Balangan dan

Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan, berjarak lebih kurang 220 km dari kota

Banjarmasin ke arah utara, PT. Adaro Indonesia memiliki luas wilayah

operasional seluas 35.000 hektar. Wilayah operasionalnya berada di pedalaman,

menuju sungai 800 meter, dari sungai barito diangkut dengan tongkang 250.000

meter. Kalori batubara yang dihasilkan oleh PT Adaro dikategorikan relatif

sedang dibawah 5000gr, berada di bawah Arutmin dan KPC. Awalnya wilayah

PKP2B PT Adaro Indonesia mencakup area seluas 148.148 hektar dan setelah

mengalami beberapa kali penciutan wilayah yang dipertahankan seluas

35.800,80 hektar yang telah disesuaikan pula dengan pembayaran iuran

tetap/deadrent seluas 35.800,80 hektar tiap semesternya.

PT. Adaro Indonesia memiliki kewajiban kepada Pemerintah untuk membayar

Pajak Badan sebesar 45%, Iuran tetap, serta Royalti, Dana hasil produksi

batubara dan PNBP Kehutanan sebesar 13,5%, dan pungutan-pungutan lain

diluar kontrak. Secara keseluruhan pajak meningkat dan mempengaruhi biaya

operasional. Royalti yang disetorkan dibagi untuk 2 daerah yaitu Tabalong dan

Balangan. Pada tahun 2014 PNBP dan Pajak yang disetorkan PT. Adaro kepada

Pemerintah sebesar USD550 juta atau sekitar Rp6 Triliun, jika dibandingan

dengan tahun 2011 PNBP yang disetorkan di tahun 2014 jauh lebih kecil sekitar

50 % dari yang disetorkan pada tahun 2011.

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Berdasarkan ketentuan PKP2B, Adaro merupakan kontraktor Pemerintah yang

bertanggung jawab atas operasi penambangan batubara di area yang berlokasi di

Kalimantan Selatan. Adaro memulai periode operasi 30 tahunnya pada tanggal 1

Oktober 1992 dengan memproduksi batubara di area of interest Paringin. Adaro

berhak atas 86,5% batubara yang diproduksi dan 13,5% sisanya merupakan

bagian Pemerintah. Namun demikian, bagian produksi Pemerintah, dalam

praktiknya, dibayarkan dengan kas pada saat penjualan batubara telah selesai.

Dengan demikian, jumlah royalti terutang yang dibayar dengan kas kepada

Pemerintah bergantung pada jumlah penjualan aktual pada periode terkait.

Harga batubara pada tahun 2014 masih lemah, akibat kelebihan pasokan yang

masih berlanjut dan melemahnya permintaan dari China. Harga jual rata-rata

turun 5% dibandingkan tahun lalu namun Adaro masih dapat mencatat volume

penjualan yang lebih tinggi karena permintaan untuk batubaranya tetap stabil di

tengah kondisi pasar yang sulit. Pendapatan usaha sedikit meningkat, yaitu

sebesar 1% menjadi AS$3.325 juta pada tahun 2014, dengan volume penjualan

yang meningkat 7% menjadi 57 Mt, baik dari Envirocoal yang dipasarkan

Arutmin Indonesia dan Balangan Coal yang dipasarkan SCM.

PT Adaro Indonesia memberdayakan tenaga kerja lokal yang berada sekitar

wilayah PT Adaro Indonesia. Saat ini PT Adaro Indonesia bersama kontraktor

dan subkontraktornya telah berhasil merealisasikan untuk memperkerjakan

tenaga kerja lokal hingga 70% dari kebutuhan tenaga kerjanya, sedangkan 30%

sisanya berasal dari luar daerah Kalimantan.

Kendala Yang Dihadapi:

PNBP Kehutanan saat ini meningkat ada yang sampai 3x lipat sehingga merubah

optimalisasi pertambangan sehingga tidak bisa berkelanjutan. Aspek perijinan

tidak bisa berkelanjutan. Pajak in kind belum pernah dilaksanakan oleh

Pemerintah , yang terjadi di lapangan sampai saat ini adalah pungutan pajak in

cash yang langsung disetor ke PNBP Departemen Keuangan. Pungutan pajak atas

penjualan hasil tambang sebesar 13,5% digunakan sebagai security energi

nasional, namun dalam perjalanannya Pemerintah kesulitan untuk menjual

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

batubara milik Pemerintah tersebut, karena belum ada instrumen untuk

mengatur hal tersebut.

Masukan Untuk RUU PNBP

Pendefinisian PNBP yang ada servicenya dengan tax harus jelas sehingga

penerapan di lapangan bisa menjadi pedoman bersama-sama.

Konsep pasca tambang yang berlaku saat ini mengharuskan perusahaan untuk

mengembalikan infrastuktur seperti semula, diharapkan pembangunan

berupa infrastuktur yang sudah dibangun agar tidak dibongkar, supaya bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Harga yang berlaku diharapkan bisa dihitung bersama-sama antara customer

dan perusahaan.

5. PT KIDECO JAYA AGUNG

PT Kideco Jaya Agung menandatangani kontrak Perjanjian Kerjasama

Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama dengan

Pemerintah pada tahun 1982 dan mulai berproduksi pada tahun 1993 dengan

wilayah operasi seluas 50921 hektar.

Dimulai dengan produksi komersial 3 juta ton batubara bitumen pada tahun

1993, akumulasi volume produksi mencapai lebih dari 200 juta ton pada

bulan Mei tahun 2010 melalui ekspansi (pengembangan) berkelanjutan dari

infrastruktur dan perbaikan sistem pertambangan. Saat ini, Tambang Pasir

menghasilkan 31 juta ton batubara bitumen setiap tahunnya. Pada tahun

2013 produksi tahunan mencapai 37 juta ton, sedangkan akumulasi volume

produksi sebanyak 300 juta ton.

Kideco memproduksi 32 juta ton batubara untuk pembangkit listrik di berbagai

negara di dunia, seperti Indonesia, Korea, Jepang, Taiwan, India, dan lain-lain.

Batubara Kideco telah mendapat tempat di pasar karena ramah lingkungan,

kandungan abu yang rendah, dan biaya perawatan yang dapat direduksi dari

fasilitas desulfurisasi. Kideco mematuhi peraturan ketat pemerintah mengenai

lingkungan serta pembakaran, dan batubara Kideco dapat dicampur dengan

batubara dengan kandungan sulfur dan abu yang tinggi untuk mengurangi emisi.

Page 17: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Batubara Kideco diakui secara global sebagai sumber energi ramah lingkungan

karena kandungan sulfur yang sangat rendah 0,1% serta kandungan abu yang

rendah 2,5%.

Parameter Roto SM

Jumlah uap(ARB) 27% 35%

Zat volatil (mudah menguap)

42% 40%

Abu 2.5% 3.5%

Jumlah sulfur 0.1% 0.1%

Nitrogen 0.8% 0.8%

Nilai Kalori(GAR) 4800kcal/kg 4200kcal/kg

PT. Kideco membayar Pajak Badan sebesar 45%, royalti yang harus disetorkan

sebesar 13,5%, PT. Kideco juga dikenakan PNBP Kehutanan selain DHPB (Dana hasil

Page 18: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Produksi Batubara). Pada tahun 2014 PNBP & Pajak seluruhnya yang disetorkan

kepada negara sebesar USD4,5 Triliun.

PT Kideco Jaya Agung

in million USD

Revenues Gross Profit Operating

Income Net Income EBITDA

Sales

Volume

-10.0% -36.5% -37.4% -44.2% -35.5% +8.4%

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

2,357.3 2,120.6 733.4 465.7 692.9 434.1 380.0 212.2 719.4 463.7 34.2 37.1

Kendala Yang Dihadapi

Pada tahun 1993 pembayaran pajak hasil prouksi dalam bentuk in kind (batu

bara) sejak keluar Keppres No.75 Tahun 1996 pajak yang disetor dirubah dalam

bentuk in cash; pemerintah meminta dalam bentuk uang, PT. Kideco membantu

menjualkan batubara milik Pemerintah karena di lapangan Pemerintah kesulitan

menjual batubara yang dimiliki dan semua hasil penjualannya harus diberikan

seluruhnya kepada Pemerintah. PT. Kideco tidak boleh menjual dengan harga

yang rendah dan harus dengan harga diatas harga pada umumnya untuk

mencapai harga semaksimal mungkin sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Melihat kondisi harga pasar pertambangan yang semakin menurun, PT. Kideco

merasa kesulitan dengan ketetapan harga dari Pemerintah tersebut , namun

masih tetap diupayakan supaya mencapai harga seperti yang ditetapkan oleh

Pemerintah.

Banyaknya pungutan yang muncul diluar kesepakatan kontrak, setelah

diberlakukan otonomi daerah terdapat pungutan yang tumpang tindih. Saat ini

banyak biaya atau pungutan yang dikenakan di pelabuhan yang dihitung per ton

(dahulu pungutan tersebut tidak ada).

Masalah utama saat ini adalah isu masalah pembebasan lahan atau hutan untuk

membuka lahan baru untuk eksplorasi penambangan.

Terjadi banyak pungutan diluar yang telah disepakati, mohon agar dirasa sangat

berat mohon ditinjau dan dipertimbangkan, seperti contohnya pajak bahan

bakar.

Page 19: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KUNKER …

Masukan Untuk RUU PNBP

Terkait perjanjian yang sudah ada dalam perjanjian kontrak karya agar bisa

ditinjau kembali mengenai ijin alih fungsi penambangan supaya bisa

memberikan kontribusi yang lebih besar atau competitive advantage untuk

kepentingan bangsa Indonesia.

Mengenai aspek perijinan yang tidak bisa berkelanjutan diharapkan bisa ditinjau

kembali ketetapannya di dalam Undang-Undang.

Pungutan di luar kesepakatan yang terdapat di dalam kontrak, setelah otonomi

bergeser sehingga mau tidak mau harus dibayar, seperti contohnya pajak bahan

bakar.

III. PENUTUP

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Panja RUU PNBP Komisi XI DPR ke Provinsi

Kalimantan Timur untuk mendapatkan masukan-masukan yang bermanfaat dalam

penyusunan DIM RUU PNBP. Kami berharap agar semua permasalahan yang ditemukan

dalam kunjungan kerja ini dapat ditindaklanjuti dalam Rapat-rapat Komisi XI DPR RI

dengan pihak Pemerintah.

Jakarta, September 2015

TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI XI DPR RI

K e t u a,

Ir. Marwan Cik Asan A-410