LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

49
1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2010-2011 KE PROVINSI SUMATERA SELATAN TANGGAL 10-12 NOVEMBER 2010 ============================================= I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Pasal 20 A, Pasal 23; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Peraturan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2010 tentang Tata Tertib; 4. Surat Keputusan Pimpinan DPR-RI Nomor: tanggal …. Oktober 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi I sampai dengan Komisi XI, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk melakukan Kunjungan Kerja Kelompok pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011; 5. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal … Oktober 2010 tentang Persiapan Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI pada reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011 Ke Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Sulawesi Tenggara. B. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja : 1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah: a. Untuk melihat secara langsung hasil-hasil pembangunan infrastruktur di Provinsi Sumatera Selatan khususnya Bidang Perhubungan, Pekerjaan Umum, Bidang Perumahan dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Basarnas yang menjadi mitra kerja Komisi V DPR RI. b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Sumatera Selatan utamanya pembangunan Infrastruktur dalam pembiayaan APBN, utamanya terkait persiapan infrastruktur dalam menyambut SEA GAMES tahun 2011 di Palembang nantinya. c. Untuk menyerap aspirasi di masyarakat, baik pembangunan infrastruktur yang diperlukan maupun kendala yang dihadapi masyarakat terhadap hasil pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan. 2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan Fungsi dan Tugas Dewan. Berdasarkan Peraturan DPR RI Nomor 01/DPR-RI/I/2009- 2014 tentang Tata Tertib, pada Pasal 53 tentang Tugas Komisi, dimana disebutkan bahwa:

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I

TAHUN SIDANG 2010-2011

KE PROVINSI SUMATERA SELATAN TANGGAL 10-12 NOVEMBER 2010

=============================================

I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Pasal 20 A, Pasal 23;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Peraturan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2010 tentang Tata Tertib; 4. Surat Keputusan Pimpinan DPR-RI Nomor: tanggal …. Oktober 2010 tentang

Penugasan Anggota Komisi I sampai dengan Komisi XI, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk melakukan Kunjungan Kerja Kelompok pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011;

5. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal … Oktober 2010 tentang Persiapan Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI pada reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011 Ke Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja : 1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah:

a. Untuk melihat secara langsung hasil-hasil pembangunan infrastruktur di Provinsi Sumatera Selatan khususnya Bidang Perhubungan, Pekerjaan Umum, Bidang Perumahan dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Basarnas yang menjadi mitra kerja Komisi V DPR RI.

b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Sumatera Selatan utamanya pembangunan Infrastruktur dalam pembiayaan APBN, utamanya terkait persiapan infrastruktur dalam menyambut SEA GAMES tahun 2011 di Palembang nantinya.

c. Untuk menyerap aspirasi di masyarakat, baik pembangunan infrastruktur yang diperlukan maupun kendala yang dihadapi masyarakat terhadap hasil pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan.

2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan

Fungsi dan Tugas Dewan. Berdasarkan Peraturan DPR RI Nomor 01/DPR-RI/I/2009-2014 tentang Tata Tertib, pada Pasal 53 tentang Tugas Komisi, dimana disebutkan bahwa:

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

2

1. Tugas Komisi dalam pembentukan undang-undang (legislasi) 2. Tugas Komisi di Bidang Anggaran (Budgeting) 3. Tugas Komisi di bidang Pengawasan

Utamanya terkait dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 53 ayat (3) tentang Tugas Komisi antara lain pada: butir a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,

termasuk anggaran pendapatan dan belanja negara serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

butir c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selain itu, terkait pula dalam Tata Tertib DPR RI Pasal 54 ayat (3) huruf f tentang ”Komisi dalam menjalankan tugas sebagaimana dalam pasal 53 ayat (3), dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, dapat”: ”Mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses, atau apabila dipandang perlu, dalam masa sidang dengan persetujuan pimpinan DPR yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditentukan tindak lanjutnya”.

II. WAKTU DAN DAERAH KUNJUNGAN KERJA Dalam masa reses persidangan I Tahun Sidang 2010-2011, Kunjungan Kerja dilaksanakan pada tanggal 10-12 November 2010 di Provinsi Sumatera Selatan.

III. KOMPOSISI TIM Komposisi Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI Ke Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut;

NO. NO.

ANGG. N A M A FRAKSI KETERANGAN

1. A-434 IR. H. MULYADI F-PD KETUA TIM

2. A-414 Ir. NOVA IRIANSYAH, MT F-PD ANGGOTA

3. A-446 USMAWARNIE PETER F-PD ANGGOTA

4. A-504 IR. SUTARIP TULIS WIDODO F-PD ANGGOTA

5. A-443 H. ZULKIFLI ANWAR F-PD ANGGOTA

6. A-180 IR. ALI WONGSO H. SINAGA F-PG ANGGOTA

7. A-203 DRS. H. HIKMAT TOMET, MM F-PG ANGGOTA

8. A-227 Ir. BAMBANG SUTRISNO F-PG ANGGOTA

9. A-255 JOSEF A. NAE SOI F-PG ANGGOTA

10. A-218 DRS. H. ELDIE SUWANDIE F-PG ANGGOTA

11. A-261 DRS. H. ROEM KONO F-PG ANGGOTA

12. A-226 IR. H. EKO SARJONO PUTRO, MM F-PG ANGGOTA

13. A-361 NUSYIRWAN SOEJONO, ST F-PDIP ANGGOTA

14. A-363 IR. SUDJADI F-PDIP ANGGOTA

15. A-337 IRVANSYAH, SIP F-PDIP ANGGOTA

16. A-85 IR. SIGIT SOSIANTOMO F-PKS ANGGOTA

17. A-113 H. A. BAKRI, HM, SE F-PAN ANGGOTA

18. A-284 CAPT. H.M. EPYARDI ASDA, M.MAR F-PPP ANGGOTA

19. A-153 H. MARWAN JA’FAR, SH, SE F-PKB ANGGOTA

20. A-20 NUR ISWANTO, SH, MM F-GERINDRA ANGGOTA

21 A-13 SALEH HUSIN, SE., M.Si F-HANURA ANGGOTA

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

3

Dari Sekretariat Komisi V DPR RI : 1 ARIS MUNANDAR SEKRETARIAT

2 KUNARTO SEKRETARIAT

3 MISNA PARMAN SEKRETARIAT

4 IR. M. HASBI AZIS, M.Si TENAGA AHLI

Mitra dari berbagai Departemen dan Lembaga yang mendampingi adalah dari:

- Departemen Pekerjaan Umum - Departemen Perhubungan - Kementerian Negara Perumahan Rakyat - Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika - Badan SAR Nasional,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

1. IR. PITOJO SUBANDRIO, DIPL. HE Dir. Sungai dan Pantai, Ditjen SDA

2. IR. CHAIRUL TAHER, MSC Dir. Bina Pelaksanaan Wil I, Ditjen Bina Marga

3. IR. ASEP SUDARJAT, MM Ka. Balai Besar Jalan Nasional III – Palembang

4. IR. SOEKOTJO, DIPL. HE Ka. Balai Besar Wil Sungai VIII – Sumsel

5. IR. ZAMHARIR BASUNI, MT Kasubdit Wil Barat I, Ditjen Bina Marga

6. IR. OLOAN SIMATUPANG Kasubdit Wil I, Pengembangan Air Minum

7. IR. TRI BAYU AJI Kasubdit Pembinaan Wilayah Barat, SDA

8. HERMAN EFFENDI, S.Sos Kasi Pengendalian Pemanfaatan ruang

9. WARDJONO, S.SOS, MM Kasubbid. Pelayanan Info Publik Puskom PU

10. INDAH PRATIWI, S.SOS Reporter Puskom

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

1 SUDIRMAN LAMBALI Direktur LLAJ

2 NAHDUDDIN Kabag AE Biro perencanaan

3 SAFRUDDIN Kasubag AE BagRen, Ditjen Hubud

4 CHANDRA IRAWAN Kasubdit Pengembangan Pelabuhan

5 IR. POLANA BP, MSC Kasubdit Prasarana Bandara

6 HERYAWAN H Kasi Jaringan transportasi jalan

7 EDI KUNCORO Kasubag Biro Umum

8 SETIAWAN Kasubdit Prasarana Wil. II KA

9 EDDY TRIYANTO Staf Ditjen Hubud

10 EKO SANTOSO Biro Umum

11 SUGIYATNO Pusat Komunikasi Publik

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

1 LUKMAN HAKIM Asdep Pengembangan Perumahan Formal

2 LILIK. S Kabag Pusat Pengembangan Perumahan

3 RENZA EKOYANTO Kabid Tata Rumah dan Lingkungan

4 TRI WAHYUDI Kabid Pengembangan Sistem Perumahan

5 TRI PUJI ASTUTI Humas Pera

6 BAMBANG RESTI IRAWAN Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

4

KEMENTERIAN PDT

1. DRS. KANA TJANDRA BUCHARI, MSI Deputi Bidang Pembinaan Lembaga Sosbud

2 JUHARI MAS’UDI, MM Asdep Urusan Pembinaan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah dan Kes.Mass

3 Ir. HJ. SOFNELY SOFYAN, MURP Asdep Urusan Daerah dan Pulau Terpencil

4 IR. VERONIKA ESTUNINGSIH Kabid Pertanian

BMKG

1 DRS. MOCH. RIFANGI INSPEKTUR BMKG

2 DRS. ARIEF WALUYO HADI, M.Si. KABAG RENCANA DAN TARIF, BMKG

3 ARIES ERWANTO, S.KOM, MM Kasubag. Prog. dan Penyusunan Anggaran

BASARNAS

1 KAMIL BAG PERENCANAAN DAN PROGRAM

Selain itu, kami juga didampingi rekan-rekan wartawan.

IV. OBYEK/ SASARAN KUNJUNGAN KERJA: Komisi V DPR RI melakukan peninjauan, pertemuan, penyerapan aspirasi, dialog, dan melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah daerah, masyarakat luas serta Instansi yang terkait dengan mitra kerja Komisi V DPR RI di Provinsi Sumatera Selatan.

Secara umum, obyek yang ditinjau Tim Kunker Komisi V DPR RI saat di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebanyak 11 kegiatan/ Proyek, dengan obyek khusus sebagai berikut: 1) Peninjauan Fasilitas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II;

2) Peninjauan Sarana dan Prasarana Kantor SAR di Bandara SMB II;

3) Peninjauan Sarana dan Prasarana Meteorologi serta fisik radar di Kantor Meteorologi

SMB II BMKG;

4) Peninjauan Fisik bangunan dan PSU Rusunawa IAIN Raden Fatah – Palembang;

5) Peninjauan Lokasi Kolam Retensi/Arena Dayung untuk pelaksanaan Sea Games;

6) Peninjauan Pembangunan Perkuatan Tebing/Turap Sungai Musi (dekat Jembatan

Ampera) serta

7) Peninjauan penanganan pasca kebakaran terhadap Jembatan Ampera.

8) Peninjauan ruas jalan Soekarno-Hatta (paket SRIP); jembatan Kramasan; ruas Jalan

Lintas Timur (Palembang-Indralaya); dan ruas jalan penghubung lintas (Indralaya-

Prabumulih);

9) Peninjauan Sarana dan Prasarana Terminal Ogan Ilir;

10) Peninjauan fisik bangunan dan Sarana-Prasarana Rusunawa Palembang; dan

11) Peninjauan Pengembangan Air Minum Kota Palembang di PDAM Kota Palembang

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

5

No Obyek Waktu Mitra Kerja

1 Fasilitas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II; 10 November 2010 Kementerian Perhubungan

2 Sarana dan Prasarana Kantor SAR di Bandara SMB II;

10 November 2010 BASARNAS

3 Sarana dan Prasarana Meteorologi serta fisik radar di Kantor Meteorologi SMB II BMKG;

10 November 2010 BMKG

4 Fisik bangunan dan PSU Rusunawa IAIN Raden Fatah – Palembang;

10 November 2010 Kementerian Perumahan Rakyat

5 Lokasi Kolam Retensi/Arena Dayung untuk pelaksanaan Sea Games;

10 November 2010 Kementerian PU

6 Pembangunan Perkuatan Tebing/Turap Sungai Musi (dekat Jembatan Ampera) serta

10 November 2010 Kementerian PU

7 Penanganan pasca kebakaran terhadap Jembatan Ampera.

10 November 2010 Kementerian PU

8

Ruas jalan Soekarno-Hatta (paket SRIP); jembatan Kramasan; ruas Jalan Lintas Timur (Palembang-Indralaya); dan ruas jalan penghubung lintas (Indralaya-Prabumulih);

11 November 2010 Kementerian PU

9 Sarana dan Prasarana Terminal Ogan Ilir; 11 November 2010 Kemen Perhubungan

10 Fisik bangunan dan Sarana-Prasarana Rusunawa Palembang; dan

11 November 2010 Kementerian PU

11 Pengembangan Air Minum Kota Palembang di PDAM Kota Palembang

11 November 2010 Kementerian PU

Ekspos:

1 Ekspos Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Griya Agung Rumah Jabatan Gubernur Prov.

Sumatera Selatan

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

6

V. SELAYANG PANDANG PROVINSI SUMATERA SELATAN

A. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Selatan Sumatera Selatan terletak antar 1°20’-5°10’ LS dan 101°-40’106° 30’ BT. Wilayahnya berbatasan dengan Prop. Jambi di sebelah utara, Prop. Lampung di sebelah Selatan, Prop. Bangka Belitung di sebelah Timur dan Prop. Bengkulu di sebelah Barat. Sumatera Selatan mempunyai luas wilayah 87. 017 Km2. (8.701.742 Ha). Secara administratif pemerintahan, Sumatera Selatan terdiri dari 10 kabupaten serta 1 Kabupaten hasil pemekaran dan 4 Kota, 216 Kec., 379 Kelurahan dan 2677 Desa, sebagai berikut:

1) Kota Ogan Ilir ( Ibukota Indralaya) 2) Kota Palembang ( Ibukota Palembang) 3) Kota Pagar Alam ( Ibukota Pagar Alam) 4) Kota Lubuk Linggau ( Ibukota Lubuk Linggau) 5) Kota Prabumulih ( Ibukota Prabumulih) 6) Kab. Ogan Komering Ulu ( Ibukota Baturaja) 7) Kab. OKU Timur ( Ibukota Martapura) 8) Kab. OKU Selatan( Ibukota Muara Dua) 9) Kab. Ogan Komering Ilir ( Ibukota Kayu Agung) 10) Kab. Muara Enim ( Ibukota Muara Enim) 11) Kab. Lahat ( Ibukota Lahat) 12) Kab. Musi Rawas ( Ibukota Lubuk Linggau) 13) Kab. Musi Banyuasin ( Ibukota Sekayu) 14) Kab. Banyuasin ( Ibukota Pangkalan Balai) 15) Kab. Empat Lawang (hasil pemekaran dari Kab. Lahat)

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

7

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai jumlah penduduk sebesar 7,471.107 juta jiwa (Pemprov Sumsel, 2009). Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani (perkebunan maupun tanaman bahan makanan).

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Sumatera Selatan

No Kota/ Kabupaten Luas (ha) Penduduk

1 Palembang 37.403 1.304.211

2 Prabumulih 42.162 128.207

3 Pagaralam 57.916 113.752

4 Lubuklinggau 41.980 171.235

5 Musi Banyuasin 1.447.700 455.739

6 Banyuasin 1.214.274 712.813

7 Ogan Komering Ilir (OKI) 1.957.141 1.000.152

8 Ogan Ilir * *

9 Ogan Komering Ulu (OKU) 1.617.665 1.112.854

10 OKU Timur * *

11 OKU Selatan * *

12 Musi Rawas 1.213.457 465.682

13 Muara Enim 88.794 621.876

14 Lahat 663.250 541.895

Jumlah 8.701.742 6.628.416

*) masih tergabung dengan kabupaten induk

Tingkat kesejahteraan penduduk yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat sebesar 66,00 atau berada pada rangking 16 dari seluruh Provinsi di Indonesia. IPM tertinggi terdapat di Kota Palembang, yaitu sebesar 71,20 dan terendah di Kabupaten Musi Rawas, sebesar 62,00. Dari sisi ketenagakerjaan, sebagian besar penduduk Sumsel (63,53 persen) bekerja di sektor pertanian, terutama sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perkebunan. Sementara itu, angka pengangguran berada pada kisaran 9-10 persen. SEJARAH SUMATERA SELATAN Propinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya, ; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri china Pada awal abad ke-15 berdirilah; Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan. S U K U Penduduk Sumatera Selatan sebesar 6,7 juta jiwa dengan Penduduk asli Sumatera Selatan terdiri dari kelompok - kelompok etnis dengan barbagai bahasa dan logat bahasa lokal. Kelompok - kelompok etnis dan suku dimaksud adalah Palembang, Ogan, Komering , Semendo, Pasemah, Gumai, Lintang, Musi Rawas, Meranjat, Kayu Agung,

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

8

Ranau, Kisam dan lain-lain. Semua kelompok etnis tersebut taerjalin satu sama lain dalam hubungan social termasuk dan kelompok - kelompok pendatang dan orang asing. Bahkan hubungan antara etnik dilakukan melalui perkawinan. Masing - masing kelompok etnik atau suku memiliki tradisi dan kebudayaan masing-masing kelaompok etnis Sumatra Selatan memiliki perbedaan dan kesamaan baik dalam seni maupun kebudayaan. Mayoritas penduduk Sumatera Selatan beragama Islam yang juga mempengaruhi adat istiadat dan kebiasaan serta kehidupan sehari - hari mereka. IKLIM Wilayah Sumatera Selatan beriklim tropis dan basah. Sepanjang tahun propinsi ini hanya dipengaruhi oleh dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Suhu udaranya bervariasi antara 24,7 sampai 32,9 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban udara berkisar antara 82% sampai 88%. Musim Hujan Relatif jatuh pada bulan Oktober sampai bulan April. Variasi curah hujan berkisar antara 2.100 mm sampai 3.264 mm. Biasanya bulan Desember merupakan bulan curah hujan paling banyak. Sedangkan musim kemarau biasanya dimulai bulan Juni sampai bulan September.

B. Peta Potensi Provinsi Sumatera Selatan Selain jumlah penduduk sebesar kurang lebih 7 juta jiwa, Provinsi Sumatera Selatan mempunyai potensi keunggulan daerah antara lain pertambangan dan energi, perkebunan, pertanian serta perikanan dan kelautan. Adapun potensi ekonomi tersebut dapat terdiskripsi sebagai berikut:

PETA SEKTOR EKONOMI Perekonomian Sumatera Selatan sangat tergantung pada sektor Industri, Pertanian, dan sektor Perdagangan dimana gabungan ketiganya memberi kontribusi besar dari total PDRB Sumatera Selatan. Di Provinsi Sumatera Selatan terdapat beberapa industri besar milik pemerintah seperti PT Pupuk Sriwijaya, PT Tambang Batubara Bukit Asam, PT Semen Baturaja dan Unit Pengolahan dan Pemasaran PERTAMINA disamping beberapa industri perkebunan besar milik swasta. POTENSI EKONOMI 1. Minyak Bumi

Cadangan sebesar 705 MMSTB atau setara dengan 9,8 % cadangan minyak bumi nasional. Cadangan terbesar dijumpai di Kabupaten Muara enim dan Musi Banyuasin (MUBA);

2. Gas Bumi Cadangan gas bumi sebesar 7.235 BSCF atau setara dengan 7,01% cadangan gas nasional. Cadangan terbesar terdapat di MUBA dan Musi Rawas (MURA);

3. Batubara

Cadangan sebesar 18,13 milyar ton atau setara dengan 34 % cadangan batu bara nasional. Cadangan terbesar dijumpai di Kabupaten Muara Enim dan Musi Banyuasin (MUBA);

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

9

4. Perkebunan Komoditas perkebunan yang sangat dominan adalah Karet dan Kelapa Sawit. Selain itu, kopi juga banyak dibudidayakan terutama di daerah Pagaralam.

5. Obyek Wisata Obyek Wisata tersebar di beberapa daerah, antara lain berupa: Situs Kerajaan Sriwijaya, Taman Bukit Siguntang, Taman Ki Gede Ing Suro, Hutan wisata Pinus Kayu, Pulau Kemaro, Pagar Alam, Jembatan Ampera dan Sungai Musi, serta sejumlah pusat kerajinan tangan.

POTENSI BENCANA Provinsi Sumatera Selatan juga mempunyai potensi bencana alam, antara lain: Banjir, Angin Kencang, Tanah Longsor, Kebakaran Lahan/Hutan, dan gempa.

ALOKASI DAK (TOTAL) SUMATERA SELATAN

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

10

DATA DASAR INFRASTRUKTUR SUMATERA SELATAN

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

11

ALOKASI DANA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM APBN NASIONAL DAN APBN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

12

C. Poin Penting Provinsi Sumatera Selatan

Beberapa poin penting dari Provinsi Sumatera Selatan secara umum, diantaranya adalah:

Provinsi Sumatera Selatan, merupakan salah satu provinsi dengan sejarah kerajaan tua dalam sejarah Indonesia, dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini dalam abad 712 Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yang berpengaruh sampai ke Formosa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika.

Disamping itu, Sumatera Selatan sering pula disebut sebagai Daerah Batanghari Sembilan. karena di kawasan ini terdapat 9 sungai besar yang dapat dilayari sampai jauh ke hulu, yakni: sungai Musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Rawas, Batanghari Leko dan Lalan serta puluhan lagi cabang-cabangnya.

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

13

Provinsi Sumatera Selatan dikenal pula sebagai salah satu Provinsi yang mempunyai cadangan energi terbesar di Indonesia, dan olehnya dikenal sebagai Lumbung Energi Nasional. Selain itu, pencanangan Sumatera Selatan sebagai Lumbung Pangan Nasional juga menjadi tantangan pemenuhan infrastruktur yang handal untuk mendukung program tersebut.

Saat Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI kali ini, Provinsi Sumatera Selatan tengah berbenah selaku salah satu tuan rumah penyelenggaraan SEA GAMES XXVI tahun 2011.

VI. TEMUAN-TEMUAN TIM KUNJUNGAN KERJA Berikut, adalah uraian dari sejumlah temuan yang dikelompokkan menurut obyek Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, ekspos paparan Mitra Kerja dan ekspos Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, data yang diberikan oleh Mitra Kerja Komisi V DPR RI serta temuan langsung saat kunjungan di lapangan:

6.1. FASILITAS BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II

A. SEJARAH SINGKAT BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II 1942-1943 : Dibangun oleh Jepang

15 Juli 1963 : Lapangan Udara Bersama Sipil-Militer

21 Agustus 1975 : Pelabuhan Udara Sipil Talang Betutu

03 April 1985 : Pelud SM Badaruddin II

01 September 1985 : Istilah Pelud menjadi Bandara

01 April 1991 : PT Angkasa Pura II

20 September 2005 : Perubahan Nama--> Bandara Int’l Sultan Mahmud Badaruddin II

27 September 2005 : Peresmian Terminal Baru

B. FASILITAS BANDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II Luas Lahan : 281 Ha Jarak dari kota : ±12 km arah Barat Laut dari pusat kota Palembang Kemampuan : A-320 Koordinat / elevasi : 02’ 54”LS –104’ 42”BT Pelayanan LLU : ADC / APP / RDARA Panjang Landasan / Arah / PCN : 3.000 m x 45 m / 11-29/68 FCXT Taxiway;

~ N1 (Paralel) : 2.500 m x 30 m ~ Dimensi A : 145 m x 30 m ~ Dimensi B : 145 m x 30 m ~ Dimensi C : 145 m x 30 m ~ Dimensi D : 145 m x 30 m ~ Dimensi E : 145 m x 30 m

Apron Area : 54.530 m² Terminal penumpang : 10.155 m²

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

14

INFORMASI ANGKUTAN UDARA PROPINSI SUMATERA SELATAN

RUTE PENERBANGAN DOMESTIK (FREK/MINGGU)

PT. GARUDA INDONESIA Palembang – Jakarta B-738 56 x

PT. METRO BATAVIA Palembang – Batam B-734 5 x dan Jakarta – Palembang B-733 7 x

PT. SRIWIJAYA AIR Palembang – Jakarta B-732 14 x dan Palembang – Pangkal Pinang B-732 7 x

PT. LION MENTARI Palembang – Jakarta B-733 7 x dan B-739 42 x

PT. WINGS ABADI Palembang – Batam ATR-72 7 x

Keterangan : Posisi Oktober 2010

RUTE PENERBANGAN INTERNASIONAL (FREK/MINGGU) PERUSAHAAN PENERBANGAN ASING

SINGAPURA SILK AIR SIN – PLM – SIN A-319 2 x dan A-320 1 x

SUMBER : daftar perusahaan penerbangan asing yang beroperasi ke/dari indonesia

summer season 2010 (EFF.28 Maret 2010 S/D 25 Oktober 2010)

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

15

STATISTIK ANGKUTAN UDARA PROPINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN PESAWAT PENUMPANG BAGASI BARANG POS

2007 15.800 1.556.254 15.694.020 7.277.728 480.467

2008 14.658 1.516.241 15.299.555 9.133.196 611.239

2009 14.292 1.716.855 14.863.104 8.001.848 986.535

2010* 6.066 808.085 6.784.059 3.983.103 263.355

* Data s.d bulan Mei 2010

TAHUN PESAWAT PENUMPANG BAGASI BARANG POS

2007 964 103.384 1.422.765 87.996 -

2008 938 94.222 1.177.240 82.598 559

2009 1.088 93.715 1.002.493 158.554 1.827

2010* 250 20.891 239.499 52.021 263.355

Rencana Pengembangan Bandara SMB II

SM.BADARUDDIN II -

PALEMBANG

DOMESTIK

INTERNASIONAL

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

16

Gambar Rencana Pengembangan Bandara SMB II

Page 17: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

17

Tahapan Pengembangan Bandara SMB II

Rencana Awal

Page 18: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

18

REKAPITULASI ANGGARAN PEMBANGUNAN

Pembangunan Bandara SMB II didanai oleh APBN dan didukung dengan APBD Provinsi Sumsel untuk anggaran pendukung pengerjaan. Anggaran pembangunan provinsi Sumatera Selatan di bidang Transportasi Udara dari pada kurun waktu lima tahun terakhir (2006-2010), baru dialokasikan pada Program Pembangunan Transportasi Udara, belum pada Program lainnya seperti Program Pengembangan Pelayanan Trasportasi Udara dan Program Rehabilitasi, Pemeliharaan dan Pembangunan Transportasi Udara. Alokasi Program Pembangunan Transportasi Udara, sebagai berikut

NO TAHUN ANGGARAN

/ PROGRAM 2006 2007 2008 2009 2010

3 PEMBANGUNAN TRANSPORTASI UDARA

158.798.384 28.631.190 20.325.803 25.197.955 3.868.735

TOTAL 158.798.384 28.631.190 20.325.803 25.197.955 3.868.735

Alokasi anggaran pembangunan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, baru berasal dari Anggaran Tahun 2006 saja, sebesar Rp. 158.798.384.000,- untuk:

Kegiatan Utama: Konstruksi Perpanjangan Landas Pacu, Pembuatan Rencana Induk Bandara Silampari, Pendamping Pengembangan Bandara Sm.Badaruddin Ii(Ip-491)

Selain Bandara Internasional SMB II, terdapat pula alokasi pembangunan untuk bandara lainnya di Sumatera Selatan, sebagai berikut: BANDARA SILAMPARI

Page 19: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

19

Bandara Silampari, dengan anggaran total sebesar Rp. 51.119.135.000,- untuk Program Pembangunan Transportasi Udara, mendapat alokasi sejak 2007-2010, yang digunakan untuk kegiatan:

KEGIATAN PEMBANGUNAN BANDARA SILAMPARI

TAHUN PROGRAM KEGIATAN UTAMA

2007

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI

UDARA

KONSTRUKSI PERPANJANGAN DAN PELEBARAN LANDAS PACU, PERKUATAN LANDAS PACU, TAXIWAY, APRON, PEKERJAAN URUKAN TANAH DAN PEMADATAN, PEMBUATAN RTT SISI UDARA

2008 KONSTRUKSI PERPANJANGAN LANDAS PACU 200x30M, PEMAGARAN LINGKUNGAN BATAS BANDARA, PEKERJAAN URUGAN TANAH, PEMBUATAN BOX CULVERT, KONSTRUKSI STOPWAY(RWY-02)30X30M, LANJUTAN PELAPISAN LANDAS PACU EXISTING(522,5X30M), KONSTRUKSI PELEBARAN APRON 40X60M MENJADI 70X90M, PENGADAAN DAN PEMASANGAN AFL TAHAP I, PENGADAAN KENDARAAN PK-PPK TYPE III

2009 LANJUTAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN AFL(SELESAI 100%), PENGAD. & PEMASANGAN X-RAY BAGASI, VHF PORTABLE, PENYIAPAN LAHAN UNTUK AIRSTRIP DAN RESA, LANJUTAN PELAPISAN LANDAS PACU, TAXIWAY, APRON DENGAN HOTMIX TEBAL 7,5 CM TERMASUK PENGAWASAN(SELESAI 100%), PEMBUATAN TURNING AREA, PENGAD. & PEMASANGAN WALKTHROUGH MD, PEMBANGUNAN BANGUNAN OPERASIONAL DAN TELNAV

2010 PEMBANGUNA GED.PKP-PK, PEMBUATAN ACCESS ROAD KENDARAAN PKP-PK DGN HOTMIX, LANJUTAN PEMBUATAN TALUD (SELESAI 100%)

BANDARA PAGAR ALAM Anggaran 2007-2010 dialokasikan untuk Program Pembangunan Transportasi Udara Bandara Pagar Alam, sebesar Rp. 11.202.140.000,-, yang digunakan untuk:

KEGIATAN PEMBANGUNAN BANDARA PAGAR ALAM

TAHUN PROGRAM KEGIATAN UTAMA

2007

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI

UDARA

PEKERJAAN TANAH, RENCANA PENGEMBANGAN BANDARA.

2008 PEKERJAAN TANAH (LAND CLEARING)

2009 PEKERJAAN LAND CLEARING (TARGET 315.000M2), PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK KONSTRUKSI RUNWAY (900 M X 23 M)

2009 LANJUTAN PEKERJAAN TANAH PRAKONSTRUKSI

TEMUAN TERKAIT BANDARA INTERNASIONAL SMB II: 1) PERSIAPAN SEA GAMES

a. Menjelang SEA Games XXVI di Sumsel pada 2011, frekuensi penerbangan dipastikan akan meningkat. Sehubungan dengan peristiwa gagalnya tiga maskapai penerbangan mendarat ke Bandara SMB II, pada beberapa waktu lalu, akibat salah satunya akibat lampu runway (petunjuk jalan) padam sehingga membuat pesawat return to base (kembali ke pangkalan), maka harus ada kepastian ketersediaan pasokan listrik, termasuk ketersediaan Genset Otomatis.

Page 20: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

20

b. Saat ini, bandara internasional SMB II sudah kelebihan kapasitas. Daya Tampung Ruang Tunggu Bandara SMB II sudah tak mampu mengantisipasi lonjakan penumpang yang tiap tahun meningkat. Saat dibangun, SMB II direncanakan dapat menampung sekitar 1juta penumpang per tahun. Namun, seiring waktu, pada tahun 2009, jumlah penumpang telah mencapai 1,8 juta per tahun. Sehingga, diperlukan pengembangan ruang tunggu Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II agar setidaknya dapat menampung lebih dari 2,3 hingga 2,5 juta penumpang per tahun.

2) Landas Pacu Tergenang Air Curah hujan yang tinggi yang mengguyur Kota Palembang seperti pada bulan November 2008, juga menyebabkan landasan di Bandara SMB II Palembang tergenang air, selain visibility (jarak pandang) yang berada di bawah 800 M. Sehingga diperlukan strategi antisipasi pengamanan landasan pada situasi serupa.

3) Sertifikasi dan Register serta Sumber Daya Manusia

Masih diperlukannya penambahan kuantitas dan kompetensi SDM di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, termasuk sertifikasi SDM operator di bandar udara. Selain itu, masih diperlukan kejelasan atas sertifikasi dan register Bandar Udara, sesuai ketentuan internasional terkait Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Bandara Internasional.

USULAN REKOMENDASI TERKAIT BANDARA INTERNASIONAL SMB II: 1) DALAM RANGKA PERSIAPAN SEA GAMES

a. Menjelang SEA Games XXVI di Sumsel pada 2011, perlu kesiapan Sarana dan Prasarana yang memadai, antara lain: lampu di runway, kepastian ketersediaan pasokan listrik, termasuk ketersediaan Genset Otomatis.

b. Diperlukan pengembangan ruang tunggu Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II agar setidaknya dapat menampung lebih dari 2,3 hingga 2,5 juta penumpang per tahun.

2) Untuk antisipasi agar Landas Pacu tidak tergenang air di kemudian hari,

diperlukan strategi antisipasi pengamanan landasan pada situasi serupa.

3) Perlu peningkatan layanan kepada penumpang dan kesiapan pemisahan

operator-regulator, serta ATC sebagai amanah UU No 1 Tahun 2009. 4) Perlu peningkatan kuantitas dan kompetensi SDM di Bandara Internasional

Sultan Mahmud Badaruddin II, termasuk sertifikasi SDM operator di bandar udara, sesuai ketentuan internasional di bidang penerbangan.

5) Diperlukannya kejelasan lebih lanjut mengenai sertifikasi dan register Bandar

Udara SMB II, sesuai ketentuan internasional terkait Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Bandara Internasional.

Page 21: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

21

6.2. SARANA DAN PRASARANA KANTOR SAR DI BANDARA SMB II;

SAR Sumatera Selatan, di-cover oleh Kantor SAR di Bandara SMB II, Pos SAR Bangka Belitung, dan Pos SAR Lampung.

Luas wilayah Kerja Kantor SAR Palembang, daratan: 8.718,85 hektar, dan lautan: 17.437,70 hektar. Sedangkan total SDM Kantor SAR Palembang, sebanyak 83 orang, dengan petugas Team Rescue yang minim, sebanyak 53 orang saja. Peralatan SAR yang dimiliki, masih terbilang minim untuk men-cover luas wilayah layanan, selain memiliki juga medical kit (2 set) dan klinik, juga mempunyai:

Peralatan SAR Darat: Truck angkut personil (1 buah), rescue car (3 buah, yang dibagi lagi 2 untuk pos SAR), Rescue Truck (1 buah), Tower Reppling 20 meter (1 buah) dan peralatan mountainering (3 set).

Peralatan SAR Air: Kapal SAR/ RB 310 dan RB 304 (2 buah), Sea Rider (2 buah), Perahu Karet (5 buah), dan Peralatan Selam (2 set)

TEMUAN TERKAIT PELAKSANAAN TUGAS SAR: 1. Pos SAR supporting seperti Pos SAR Bangka Belitung, bahkan belum memiliki

jaringan telepon dan fax. 2. Perlu peningkatan SDM, baik jumlah maupun kompetensi. 3. Kerjasama di bidang SAR belum berjalan maksimal.

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PELAKSANAAN TUGAS SAR: Dipandang perlu dukungan peningkatan anggaran, guna digunakan untuk: 1. Peningkatan sarana dan prasarana; 2. Peningkatan kuantitas dan kompetensi SDM SAR; 3. Peningkatan status kantor SAR, dari Kantor SAR Type B menjadi Type A; 4. Peningkatan kerjasama di bidang SAR yang mengikutkan kompenen masyarakat

yang berkompoten; 5. Perlunya memberi prioritas perhatian antisipatif SAR di Sumatera Selatan terkait

perhelatan internasional SEA GAMES XXVI tahun 2011.

6.3. SARANA DAN PRASARANA METEOROLOGI SERTA FISIK RADAR DI KANTOR METEOROLOGI SMB II BMKG BMKG SUMATERA SELATAN, mempunyai potensi Stasiun Meteo SMB II Palembang, Stasiun Klimatologi Kelas III Kenten, Gedung Sensor Tsunami/Geofisika SMB II dan Lokasi Gedung RADAR Cuaca SMB II Palembang.

SDM BMKG di Sumatera Selatan, masih minim, dengan rincian pendidikan: S2 (1 orang), S1 (15 orang), D-III (18 orang), D-I/D-II (8 orang) dan SD-SLTA (16 orang).

Page 22: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

22

POTENSI GEMPA DI SUMATERA SELATAN

Produk dan Pengguna Informasi Layanan BMKG Sumatera Selatan, sebagai berikut:

Produk Pengguna Informasi

Prakiraan Cuaca Harian Publik/umum (media massa), BPBD, Hankam, POLRI, Pemda, SAR, dll.

Prakiraan Cuaca Ekstrim/ Peringatan Dini

Publik/umum (media massa), BPBD, Hankam, Kepolisian, Pemda, SAR, dll.

Prakiraan Cuaca Kelautan PT ASDP, Adpel, Radio Pantai dan Navigasi Palembang, Nelayan, Kapal Niaga dll.

Prakiraan Cuaca Penerbangan ATS, Ground-handling, Airline, Hankam, POLRI, dll.

Prakiraan Musim Hujan/ Kemarau

Perkebunan, Pertanian, Perairan, Investor, Penelitian, dll

Prakiraan Hujan Bulanan Perkebunan, Pertanian, Perairan, Investor, Penelitian, dll

Kerjasama yang telah dilakukan: Dinas Perhubungan Propinsi Sumsel PT AP II & Mitra Penerbangan di Bandara SMB II Palembang Dinas Pertanian Propinsi Sumsel Dinas Perkebunan Propinsi Sumsel BPBD Sumsel Hankam & POLRI Perguruan Tinggi UNSRI & Institusi Pendidikan lainnya Mess Media Cetak & Elektronik

Page 23: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

23

TEMUAN TERKAIT PELAKSANAAN TUGAS BMKG: 1) Jaringan pengamatan masih belum representatif jika dibanding luas

provinsi dengan jumlah Stasiun BMKG Sumsel; 2) Untuk meningkatkan keakuratan informasi cuaca diperlukan AWOS di

Bandara SMB II Palembang ; 3) Kuantitas maupun kualitas SDM yang tersedia masih terbatas 4) Perlu dirintis pembangunan :

a. Stasiun Geofisika untuk melayani informasi kegempaan khususnya di Sumsel bagian barat

b. Stasiun Meteorologi untuk melayani informasi penerbangan di bandara baru Musi Rawas

c. Stasiun Maritim untuk melayani informasi cuaca maritim sehubungan dengan dibangunnya pelabuhan Tanjung Api-api Sumatera Selatan.

5) Masih diperlukannya sosialisasi yang luas dan masif kepada khayalak,

atas produk dan layanan BMKG Sumatera Selatan, utamanya kepada Pemerintah Daerah Kab/Kota.

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PELAKSANAAN TUGAS BMKG: 1) Peningkatan Jaringan Pengamatan yang dapat meng-cover luasan

layanan di provinsi dengan jumlah Stasiun BMKG Sumsel; 2) Perlu diadakan AWOS di Bandara SMB II Palembang ; 3) Peningkatan kuantitas dan kompetensi SDM 4) Perlunya penyampaian hasil kajian atas pengusulan pembangunan:

a. Stasiun Geofisika untuk melayani informasi kegempaan khususnya di Sumsel bagian barat

b. Stasiun Meteorologi untuk melayani informasi penerbangan di bandara baru Musi Rawas

c. Stasiun Maritim untuk melayani informasi cuaca maritim terkait dibangunnya pelabuhan Tanjung Api-api Sumatera Selatan.

5) Perlunya melakukan sosialisasi yang luas dan masif kepada khayalak,

atas produk dan layanan BMKG Sumatera Selatan, utamanya kepada Pemerintah Daerah Kab/Kota.

6.4. FISIK BANGUNAN DAN PSU RUSUNAWA IAIN RADEN FATAH –

PALEMBANG

Pembangunan Rumah Susun Sewa IAIN Raden Fatah Palembang TA 2009-2010

NO URAIAN KETERANGAN 1. Progres Fisik Bangunan 100%

2. Konsultan Perencana PT. Perentjana Djaja

3. Konsultan Supervisi PT. Saka Adhi Prada

Page 24: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

24

4. Kontraktor Pelaksana PT. Pangkho Megah

5. Nomor / tanggal Kontrak KU.08.08/PK-PP/P2P/RUSUN09-47/557

03 Nopember 2009

6. Nilai Kontrak awal Rp 9.791.416.000,-

7. Nilai Kontrak akhir Rp 10.612.538.000,-

8. Nomor / tanggal PHO KU.09.04/BA-PHO/PK-PPPS/P2P/RUSUN09-47/01

16 Juli 2010

9. Nomor / tanggal FHO -

10. Fasilitas Umum / fasilitas Sosial Jalan akses Rusun, Saluran

11. Jumlah Lantai Bangunan 4 Lantai

12. Jumlah Twin Block (TB) 1 TB

13. Jumlah Hunian (Unit) 94 Unit (termasuk pengelola)

14. Jumlah Unit Terhuni -

15. Tahun Pembangunan TA 2009 - 2010

16. Jenis Konstruksi Bangunan Beton Bertulang (precast)

17. Ukuran Luas Rata-rata Unit 21 M²

18. Luas Tanah ± 8.665 M²

19. Luas Bangunan ± 4.479,12 M²

KETERANGAN :

Rusun masih dalam masa pemeliharaan.

TEMUAN TERKAIT PELAKSANAAN TUGAS KEMENPERA 1) Masih diperlukannya penambahan titik program rusunawa, termasuk

pemenuhan PSU-nya. 2) Masih diperlukannya penambahan alokasi anggaran untuk Provinsi Sumatera

Selatan

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PELAKSANAAN TUGAS KEMENPERA: 1) Peningkatan penambahan titik program rusunawa, termasuk pemenuhan PSU-

nya sebagai satu kesatuan.

Page 25: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

25

2) Peningkatan alokasi anggaran untuk sektor perumahan rakyat di Provinsi Sumatera Selatan.

6.5. LOKASI KOLAM RETENSI/ARENA DAYUNG UNTUK PELAKSANAAN SEA GAMES Sejauh ini, Sub Sektor Sumber Daya Air di Sumatera Selatan mempunyai aset:

NO Kab/Kota Luas (Ha)

Kondisi

Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

1 Daerah Irigasi Nasional 123.624 98.607 14.571 10.446

2 Daerah Irigasi Rawa Nas. 613.795 550.806 - 62.989

3 Daerah Irigasi Provinsi 21.718 17.366 466 3.886

4 Daerah Rawa Provinsi 53.410 37.387 5.341 10.682

5 Daerah Irigasi Kab/Kota 34.696 - - -

6 Daerah Rawa Kab/Kota 4.320 2.160 864 1.296

Isu Strategis SDA di Provinsi Sumatera Selatan Perlunya dukungan bidang Sumber Daya Air Dalam Pelaksanaan Sea Games

ke XXVI Tahun 2011 di Palembang; Konservasi sumber daya air; Perlu adanya penangan Pasca Banjir di Kab/Kota khususnya di Kota

Palembang; Belum optimalnya Pengembangan Daerah Irigasi dan Pasang Surut untuk

Mendukung Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah Satu Lumbung Pangan Nasional;

Masih Kurangnya Prasarana Air Baku Khususnya Untuk memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga di Kabupaten/Kota

TEMUAN TERKAIT PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI/ ARENA DAYUNG UNTUK PELAKSANAAN SEA GAMES 1) Pembangunan masih belum menunjukkan progress wujud yang dapat

dilihat. 2) Masih diperlukan tambahan pendanaan untuk pembangunan Kolam

Retensi/ Arena Dayung tersebut.

Page 26: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

26

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI/ ARENA DAYUNG UNTUK PELAKSANAAN SEA GAMES 1) Pemerintah agar mempercepat proses pembangunan fasilitas yang

akan dipergunakan dalam penyelenggaraan SEA GAMES XXVI yang akan digelar tahun 2011, khususnya kolam retensi/ Arena Dayung.

2) Pemerintah segera mengajukan tambahan pendanaan untuk keberlanjutan pembangunan Kolam Retensi/ Arena Dayung hingga dapat

dipergunakan.

Page 27: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

27

6.6. PEMBANGUNAN PERKUATAN TEBING/TURAP SUNGAI MUSI (DEKAT JEMBATAN AMPERA) SERTA PENANGANAN PASCA KEBAKARAN TERHADAP JEMBATAN AMPERA. a. Pembangunan Perkuatan Tebing/Turap Sungai Musi (dekat

Jembatan Ampera) Palembang sebagai kota Tua, berkembang dengan branding Legendary City dan melekat image Venice From The East dan Water Front City. Sungai Musi yang membelah kota Palembang menjadi dua zona, yang meliputi Pulau Kerto-Pasar Sekanak-Benteng Kuto Besak-Pasar 16 Ilir sampai dengan Pulau Kemaro, sebagai zona water front dan wisata air. Sedangkan pada bagian ulu wilayah yang akan dijadikan sebagai water front yang meliputi Kampung Kapiten-Pasar 10 Ulu sampai dengan Bagus Kuning. Sehingga perkuatan Tebing sepanjang aliran sungai pada bagian bangunan bersejarah yang merupakan Landmark Kota Palembang menjadi salah satu prioritas pembangunan.

Pembangunan Perkuatan Tebing/Turap Sungai Musi, (dekat Jembatan Ampera) telah dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: - Tahun 2004, Plaza Benteng Kuto Besak, sepanjang 300 meter; - Tahun 2006, Turap BKB - Ampera, sepanjang 100 meter; Turap Ampera – Pasar

16 Ilir, sepanjang 120 meter; Turap Pasar 16 Ilir sepanjang 80 meter, dengan total biaya Rp. 25 M;

- Tahun 2006, dengan dana ABT dilakukan pekerjaan di Anjungan Tepian Sungai Musi, sepanjang 220 meter dengan total biaya Rp. 50 M;

- Tahun 2007, Turap 9 Ulu - 10 Ulu, sepanjang 174,5 meter dengan total biaya Rp. 11 M; Turap 7 Ulu-Kampung Kapiten sepanjang 203 meter, dengan biaya Rp. 14 M; Turap Pasar 16 Ilir dan Anjungan ¼ Lingkaran, sepanjang 48,5meter dengan biaya Rp. 4 M.

- Tahun 2008, Turap Kampung Kapiten – 10 Ulu, sepanjang 150 meter dengan total biaya Rp. 12,5M;

Page 28: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

28

TEMUAN TERKAIT PERKUATAN TEBING/TURAP 1. Diperlukan pemeliharaan rutin yang

sedapatnya melibatkan partisipasi sharing dari pemerintah daerah. 2. Perlu diperluas perkuatan tebing/turap

sepanjang sungai Musi, mengingat sungai Musi bukan sekedar penampang air ke laut, tapi telah menjadi tempat aktivitas utama masyarakat Sumatera Selatan. Selain itu, perlu dibuat pengamanan teknis atau jalan inspeksi untuk bangunan turap.

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PERKUATAN TEBING/TURAP 1) Pemerintah sedapat mungkin membangun

komunikasi terkait sharing pendanaan dengan pemerintah daerah dalam pekerjaan pemeliharaan rutin;

Page 29: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

29

2) Pemerintah perlu segera memberikan hasil kajian perluasan titik perkuatan tebing/turap sepanjang sungai Musi, termasuk pengamanan teknis bangunan turap tersebut.

b. Kebakaran yang melanda Jembatan Ampera Spesifikasi Jembatan Ampera Palembang : Mulai dibangun 16 September 1960, dulu bernama Jembatan Bung Karno,

1966 berubah jadi Jembatan Ampera. Panjang 1.117 meter, Bagian tengah 71,90 meter, Lebar 22 meter; Tinggi 11.5 meter dari permukaan air, dan Tinggi menara 63 meter; Jarak antara menara 75 meter, dengan Berat maksimal 944 ton

Jembatan Ampera kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan terancam roboh akibat kebakaran yang terjadi di Pasar 7 Ulu, yang persis di kolong jembatan Ampera. Kebakaran tersebut terjadi pada hari Minggu (10/10/2010) pukul 22.00 dan api baru bisa dipadamkan pada hari Senin menjelang dini hari. Berarti lebih dari 8 jam kobaran api ikut memanggang jembatan itu. Jembatan sepanjang 1.117 meter itu dibangun dengan kokoh masa Presiden Soekarno mulai tahun 1960 dan dulu bernama Jembatan Bung Karno, kini mulai terlihat beberapa sisinya yang bengkok karena terpanggang api. Kondisi pagar pengaman di atas jembatan juga melengkung. Lapisan beton juga mengelupas akibat panasnya api. Kerusakan terjadi pada: A. Bangunan Atas

1. Terjadi retak buaya pada bidang planar RC Box Girder dan retak linear/memanjang terutama bgaian tepi/sudut;

2. Selimut beton terkelupas (spalling) sehingga tulangan terbuka; 3. Struktur RC box dan cantilever jembatan terjadi lenturan (sagging); 4. Railing jembatan berdeformasi melengkung; 5. Terjadi perubahan karakteristik beton

B. Pilar Jembatan 1. Terjadi retak buaya dan retak linear/memanjang; 2. Selimut beton terkelupas (spalling) akibat shrinkage karena termal shock

akibat proses pemadaman; 3. Terjadi perubahan karakteristik beton.

Page 30: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

30

Akibat kebakaran tersebut, Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra melarang truk melewati jembatan Ampera, sedangkan bus dan jenis kendaraan lain masih diperbolehkan.

TEMUAN TERKAIT DAMPAK KEBAKARAN 1. Harus dilakukan evaluasi teknis terkait kelayakan jembatan Ampera untuk

melayani akses dan mobilitas kendaraan; 2. Penegakan hukum atas penataan ruang publik di bawah jembatan dan atas

keberadaan aktivitas pasar di bawah jembatan Ampera, harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah, sebagai jaminan atas aset nasional.

USULAN REKOMENDASI TERKAIT DAMPAK KEBAKARAN 1) Pemerintah harus mempercepat penyelesaian pekerjaan perbaikan jembatan

Ampera akibat kebakaran.

2) Diperlukan Studi Kelayakan Jembatan Ampera dan pengembangan alternatif-

alternatif pembangunan jembatan lainnya guna melayani akses dan mobilitas

orang dan barang; 3) Pemerintah harus meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk

penataan ruang publik dan aktivitas yang tidak diijinkan di bawah jembatan agar

tak terulang lagi kejadian serupa.

Page 31: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

31

6.7. RUAS JALAN SOEKARNO-HATTA (PAKET SRIP); JEMBATAN KRAMASAN; RUAS JALAN LINTAS TIMUR (PALEMBANG-INDRALAYA); DAN RUAS JALAN PENGHUBUNG LINTAS (INDRALAYA-PRABUMULIH)

Pada Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI kali ini, perjalanan ke arah Muara Enim (Prabumulih), dengan menggunakan mobil Bus, untuk meninjau Jl. Soekarno-Hatta (paket SRIP), jembatan Kramasan, ruas Jalan Lintas Timur (Palembang-Indralaya), dan jalan penghubung lintas (Indralaya-Prabumulih).

DATA TEKNIS JALAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

NO Kab/Kota Panjang (Km/M)

1 Jalan Nasional 1.748

2 Jembatan Pada Jalan Nas. 10.689

3 Jalan Provinsi 1.748

4 Jembatan Pada Jalan Prov. -

5 Jalan Kab/Kota 10.526

6 Jembatan Kab/Kota -

ISU STRATEGIS BINA MARGA UNTUK PROVINSI SUMSEL Peningkatan Kapasitas Jalan Lintas Timur, Tengah dan dalam Kota Palembang

dalam rangka memenuhi standar Jalan dan mendukung Pelaksanaan Sea Games ke XXVI tahun 2011

Belum adanya prasarana jalan alternatif Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Palembang - Kayu Agung untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan waktu tempuh

Mendorong peningkatan kapasitas infrastruktur jalan kota menuju ke Pelabuhan dan Bandara serta serta pusat kegiatan jasa dan industri

Prioritas Penanganan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 1. Seluruh ruas jalan pada seluruh Jalan Nasional agar tetap berfungsi. 2. Pemantapan ruas-ruas jalan untuk persiapan SEA GAMES 2011 3. Pembangunan jembatan Musi III 4. Pembangunan flyover Metropolitan Palembang

5. Peningkatan Kapasitas Jalan : - Lintas Timur lebar min 7 m - Lintas Tengah lebar min 6 m - Pengubung Lintas lebar min 6 m

Page 32: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

32

Jalan Lintas Timur SumateraPanjang : 2.790 kmAlokasi TA. 2011 : 2.104,96 Miliar

Jalan Lintas Tengah SumateraPanjang : 2.473 kmAlokasi TA. 2011 : 925,62 Miliar

Jalan Lintas Barat SumateraPanjang : 2.535 kmAlokasi TA. 2011 : 1.519,71 Miliar

Riwayat Penanganan Ruas Indralaya - Prabumulih : 2007-2010

Page 33: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

33

Penanganan peningkatan jalan Soekarno Hatta, direncanakan akan dilaksanakan selama 21 (duapuluh satu) bulan, dengan menggunakan Strategic Road Infrastructure Project Loan No. 7786 (4834) – IND Palembang Western Ring Road dan APBN, dengan kontrak multiyears sebesar Rp. 83,999 Miliar. Panjang fungsional dan efektifnya sejauh 8,45km dengan lebar jalan eksisting 5.175km dan lebar bahu jalan 2x3m. Jumlah jalurnya adalah sebesar 2x7m dengan junlah lajurnya 4 x 3,5m, yang menggunakan perkerasan aspal (flexible Pavement) untuk perkerasan baru serta jembatan baru dengan bentang 16 m, sebagai jenis konstruksi utamanya. Penanganan pembangunan Jembatan Keramasan (lanjutan) telah diprogramkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III, Ditjen Bina Marga Kementerian PU, dibiayai dengan APBN murni secara bertahap. Pembangunan Jembatan Keramasan (lanjutan) ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi jalan primer dalam melancarkan arus lalulintas dengan meningkatnya mobilitas penduduk, pertumbuhan dan perkembagan wilayah permukiman dan industri di kota Palembang. Selain itu, juga mengembangkan kawasan terminal Karya Jaya dan Stasiun Kereta Api Kertapati. Jembatan Keramasan (lanjutan) ini dilaksanakan dari tanggal 28 juli 2010 sampai dengan tanggal 09 Desember 2010, merupakan lanjutan dari Tahap I yang telah dilaksanakan sejak 14 Juli 2008 hingga 15 Desember 2009. Kontrak Jembatan Keramasan (lanjutan) ini sebesar Rp. 3,797 M (APBN 2010), dengan panjang jembatan 158,25 m, lebar 9,5m, jumlah lajur 2, menggunakan konstruksi tiang pancang beton pracetak CSP D 500mm dan Tiang Pancang Baja D 1000mm. selain itu, juga dikembangkan Fly Over Kereta Api, dengan panjang jembatan 50,10 m, lebar 9,5m, dan jumlah span 2 (dua) buah.

Page 34: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

34

Progress fisik untuk APBN 2010, telah selesai 100%, namun untuk kelanjutannya terkendala pembiayaan yang baru dialokasikan sebesar Rp. 25 M untuk APBN 2011, sedangkan kebutuhannya sebesar Rp. 40M. Belum selesainya Jembatan ini berpotensi menambah kemacetan hingga 4 km dan akan mengganggu mobilisasi moda transportasi yang mengangkut hasil bumi kea rah Lampung dan Jakarta. Usulan Penanganan Jalan 2011 Pemeliharaan Berkala

Ruas Bts. Kota Palembang - Sp. Indralaya panjang eff : 10,93 km usulan dana : Rp. 14.750.000.000,-

Ruas sp. Indralaya - Prabumulih - Sp. Indralaya - Bts. Kota Prabumulih panjang eff : 3 km Usulan Dana : Rp. 3.600.000.000,-

Bts. Kab. Prabumulih - Bts. Kota Prabumulih panjang eff : 2 km Usulan dana : Rp. 2.400.000.000,-

TEMUAN TERKAIT PEMBANGUNAN SEJUMLAH RUAS JALAN DAN JEMBATAN 1. Pembangunan proyek masih dalam rentang waktu pelaksanaan pekerjaan 2. Kemacetan yang sulit diurai di areal pembanguan sehingga menyebabkan

terganggunya distribusi orang dan barang. 3. Pembangunan Jembatan Keramasan (lanjutan) masih menemui kendala

pembangunan pada TA 2011, karena alokasi anggaran baru Rp. 25 M, sedangkan kebutuhannya Rp. 40 M.

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PEMB. SEJUMLAH RUAS & JEMBATAN 1) Diperlukan peningkatan koordinasi dengan pihak Kepolisian setempat, guna

mengurai kemacetan agar dapat meminimalkan gangguan kelancaran distribusi

orang dan barang. 2) Diperlukan percepatan pelaksanaan pembangunan, mengingat penyelenggaraan

SEA GAMES XXVI pada tahun 2011, kian dekat. 3) Diperlukan penambahan anggaran untuk pembangunan Jembatan Keramasan,

pada TA 2011 sebesar Rp. 40 M, agar tidak terjadi kelumpuhan moda

transportasi ke arah Lampung dan Jakarta

Page 35: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

35

6.8. SARANA DAN PRASARANA TERMINAL OGAN ILIR;

Secara umum, angaran Kementerian Perhubungan untuk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009-2010 sebagai berikut:

No. Unit Kerja DIPA 2009 DIPA 2010

1. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 20.441.248.000 17.135.400.000

2. Direktorat Jenderal Perkeretaapian 39.463.574.000 88.367.414.000

3. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 56.843.926.000 59.676.173.000

4. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 25.197.955.000 3.868.735.000

Total 141.946.703.000 169.047.722.000

Latar Belakang Pembangunan Terminal Indralaya. Transportasi memiliki posisi penting dan strategis dalam pencapaian pembangunan nasional, maka dibutuhkan penataan sistem transportasi yang terpadu untuk keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib sehingga diperlukan suatu pembangunan terminal yang merupakan titik simpul dalam transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum, pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas. Kondisi existing Terminal Indralaya dengan luas ± 6 Ha terletak dipersimpangan Jalan Nasional Lintas Tengah dengan Lintas Timur Sumatera berjarak 32 Km dari pusat kota Palembang sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Selatan. Kondisi lahan terminal sendiri terdiri dari 2.5 Ha merupakan lahan yang telah berdiri bangunan dan pelataran yang kondisinya sudah memprihatinkan yang diperuntukan sebagai terminal penyangga dan Pasar Indralaya. Sisanya 3.5 Ha merupakan rawa-rawa dengan kedalaman 70 cm sampai dengan 1 meter dari Jalan Nasional. Dengan perkembangan dan pertumbuhan daerah Indralaya menjadi ibukota Kabupaten Ogan Ilir hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Induk Ogan Komering Ilir. Maka kemampuan kapasitas existing terminal jauh dari kriteria baik teknis, pelayanan, kenyamanan dan fungsi dari suatu terminal. Pada tahun 2006 pemerintah pusat melalui Departemen Perhubungan memberikan bantuan untuk peningkatan dan pengembangan Terminal Indralaya menjadi terminal percontohan Tipe B. Karena keterbatasan anggaran, pemerintah memberikan bantuan secara bertahap dan sampai saat ini telah memasuki Tahap IV. FASILITAS TERMINAL TYPE B INDRALAYA

• Jalur Kedatangan; Jalur Keberangkatan; Shelter; Tempat parkir; • Bangunan Kantor meliputi ruang pengelola, ruang informasi, ruang tunggu,

ruang pengobatan, tempat penitipan barang, loket, kios, wartel, musholla, KM/WC;

• Bangunan menara pengawas dan koridor, Kantin; • Fasilitas tambahan (pusat jajanan dan souvenir); • Jaringan utilitas; Landscape (pertamanan).

Page 36: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

36

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL INDRALAYA

KEGIATAN ANGGARAN (Rp)

PEMBANGUNAN TAHAP I (TAHUN 2006) 6.382.904.000,00

PEMBANGUNAN TAHAP II (TAHUN 2007) 4.491.025.000,00

PEMBANGUNAN TAHAP III (TAHUN 2008.) 6.449.528.000,00

PEMBANGUNAN TAHAP IV (TAHUN 2009.) 3.028.068.000,00

PEMBANGUNAN TAHAP V (TAHUN 2010.) 5.889.139.000,00

RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN TAHAP SELANJUTNYA 15.943.033.190,00

PEMBANGUNAN TERMINAL TAHAP VSEKARANG TAHUN 2010

TEMUAN TERKAIT PEMBANGUNAN TERMINAL

1. Masa pembangunan proyek dinilai terlalu lama, sehingga pelayanan tidak maksimal kepada pengguna.

2. Sejumlah kalangan menilai letak titik Terminal terlalu jauh dan bukan merupakan pusat perpindahan penumpang yang dibutuhkan. Saat ini titik perpindahan penumpang berada di Simpang Tiga Timbangan.

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PEMBANGUNAN TERMINAL 1. Diperlukan upaya percepatan pembangunan agar dapat segera dipergunakan

dalam melayani orang dan barang 2. Diperlukan kajian strategi pelayanan terhadap penumpang dan titik

perpindahannya yang terintegrasi dengan Terminal yang dibangun. 3. Diperlukan sinergi keberadaan Terminal dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota

Indralaya.

Page 37: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

37

6.9. PENGEMBANGAN AIR MINUM KOTA PALEMBANG DI PDAM TIRTA

MUSI KOTA PALEMBANG

Kebutuhan untuk sarana air bersih masih sangat besar terutama di wilayah perkotaan yang tengah berkembang. mencakup pengembangan dan perluasan jaringan layanan PDAM. Target dukungan pembangunan Kementerian PU untuk pelayanan air minum di Kota Palembang adalah terjangkaunya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kecamatan Alang-alang Lebar, Sukarami dan Gandus yang belum mendapatkan akses air minum, sebagai bagian dukungan pencapaian sasaran MDGs. Kecamatan Sukarami, mempunyai luas wilayah 73,39 km2, dengan jumlah penduduk 91.062 jiwa, baru terlayani PDAM sebanyak 27%.

Kecamatan Alang-alang Lebar, mempunyai luas wilayah 25,17km2, dengan jumlah penduduk 68.321 jiwa, baru terlayani PDAM sebanyak 21%. Kecamatan Gandus, mempunyai luas wilayah 68,78km2, dengan jumlah penduduk 49.724 jiwa, baru terlayani PDAM sebanyak 38%. Sebahagian Kecamatan Ilir Barat I, mempunyai luas wilayah 10,77km2, dengan jumlah penduduk 14.668 jiwa, baru terlayani PDAM sebanyak 13%. Skema Sistem Pengaliran: Dari WTP Karang Anyar ke Reservoir 3000 m3 menuju ke pipa berdiameter 700mm dan 500mm PVC, dialirkan melalui Booster Pump Alang-Alang Lebar dan ditransmisikan ke Pipa Transmisi/Distribusi ke MBR yang membutuhkan.

Saat ini, beberapa catatan yaitu: 1. WTP Karang Anyar telah uprating dari 600 l/dtk menjadi 1200l/dtk (Pemkot

Palembang); 2. Reservoar Karang Anyar 3000 m3 sementara dalam tahap pembangunan 2010

(Pemkot Palembang); 3. Pipa Transmisi 700mm dan 500mm PVC, telah selesai terpasang (TA 2009); 4. Booster Alang-Alang Lebar, telah selesai dibangun tapi belum dapat

dioperasikan; 5. Pipa Transmisi dan Distribusi ke pelangan saat ini masih dalam pelaksanaan

pemasangan pipa diameter 600mm dan 160 mm di Kecamatan Alang-alang Lebar, Sukarami dan Gandus

TEMUAN TERKAIT PENGEMBANGAN AIR MINUM 1. Masih diperlukannya peningkatan dan pengembangan pelayanan

jaringan/sarana air PDAM untuk warga Kota Palembang, khususnya layanan kepada MBR;

2. Sarana pendukung jaringan air PDAM untuk dipergunakan mendukung kegiatan penyelenggaraan SEA GAMES XXVI tahun 2011, belum terlihat;

Page 38: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

38

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PENGEMBANGAN AIR MINUM 1) Diperlukan peningkatan dan pengembangan pelayanan jaringan/ sarana air

PDAM untuk warga Kota Palembang, khususnya layanan kepada MBR;

2) Pemerintah agar mempercepat pembangunan akses jaringan air minum ke

sejumlah arena dan permukiman atlit dalam rangka penyelenggaraan SEA

GAMES XXVI tahun 2011.

6.10. PENATAAN RUANG PROVINSI SUMATERA SELATAN Isu strategis Kementerian PU dalam penataan ruang, yaitu: Percepatan penyelesaian PERDA RTRW Provinsi dan Kab/Kota sesuai dengan

amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Menyeralaskan pola penyusunan RTRW di daerah dalam rangka menjaga

keserasian antar daerah dan antar dokumen RTRW

Terkait dengan Rencana Sistem Perkotaan Nasional, dimana Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaanyang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa provinsi. Oleh karenanya Kota Palembang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) . Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya di sebut PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Kota-kota di Provinsi Sumsel yang ditatapkan sebagai PKW terdiri dari : Kota Muara Enim, Kayu Agung, Batu Raja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat . Oleh karena itu, diperlukan sinkronisasi program pengembangan infrastruktur di Provinsi Sumatera Selatan, untuk menyiapkan program-program pengembangan kawasan dan infrastrktur di Provinsi Sumatera Selatan yang terintegrasi dengan program-program pengembangan kawasan dan infrastruktur di Pulau Sumatera (Infrastruktur ke-PU-an : SDA, Cipta Karya dan Bina Marga), sebagai penjabaran lebih lanjut RTRWN dan RTR Pulau Sumatera. Sinskronisasi program pengembangan infrstruktur Provinsi Sumatera Selatan ini berangkat dari pemahaman isu-isu terkait dengan penataan ruang provinsi terhadap pengembangan infrastruktur ke-PU-an. Dari hasil kajian tersebut, dapat di hasilkan Sinkronisasi Program Infrastruktur untuk Provinsi Sumatera Selatan

.

TEMUAN TERKAIT PENATAAN RUANG 1. Belum tuntasnya penyelesaian RTRW Provinsi Sumatera Selatan; 2. Masih diperlukannya sinkronisasi program pengembangan infrastruktur

Provinsi Sumatera Selatan, yang terintegrasi antara program Pemerintah dan program pemerintah daerah.

Page 39: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

39

USULAN REKOMENDASI TERKAIT PENATAAN RUANG 1. Pemerintah dan pemerintah daerah harus segera menyelesaikan RTRW

Provinsi Sumatera Selatan sebagai dasar pijakan pelaksanaan

pembangunan infrastruktur Sumatera Selatan.

2. Pemerintah segera meningkatkan koordinasi penataan ruang yang

terintegrasi antar sentra produksi dan distribusi, dengan program-program

infrastruktur Pemerintah dan pemerintah daerah.

6.11. Informasi-informasi lainnya dari Mitra Kerja Komisi V DPR RI terkait Kunjungan Kerja di Provinsi Sumatera Selatan:

A. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN A.1. Perhubungan Laut

DAFTAR UPT DITJEN PERHUBUNGAN LAUT PROV. SUMSEL a. Adpel Kelas I Palembang b. Kantor Pelabuhan Kantor Pelabuhan Sungai Lumpur c.. Distrik Navigasi Palembang

Kegiatan Administrator Pelabuhan Palembang TA. 2010, yaitu: Pengerukan alur pelayaran -5.5 m LWS dengan volume sebesar 1 juta M³, dengan Pagu Anggaran sebesar Rp. 28 Milyar , dengan kondisi saat ini, sedang dalam proses pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Marinda Utama Karya Subur

A.2. Perkeretaapian

Page 40: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

40

Kegiatan Pembangunan Perkeretaapian Provinsi Sumatera Selatan TA 2010-2011

Rencana Investasi Perkeretaapian Di Sumatera Selatan, adalah sebagai berikut:

Page 41: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

41

KA BATUBARA MUARA ENIM – TANJUNG API-API

DESKRIPSI PROYEK:- Lokasi: Sumatera Selatan- Panjang jalur: ± 265 Km - Rute: Muara Enim - Tanjung Api-Api- Rencana kapasitas produksi: 7,5 juta

ton/tahun- Prakiraan biaya investasi: Rp 10 trilliun- Target awal proyek: 2012- Target operasi: 2014

• Proses persiapan pelelangan oleh Pemprov Sumatera Selatan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama

• Pembentukan Panitia Pemilihan Mitra Strategis.

Palembang

Prabumulih

Baturaja

Bandar

Lampung

Provinsi Sumatera

Selatan

Provinsi Lampung

Pulau Bangka

Tanjung Api Api

Muara Enim

Tanjung Enim

Lubuk Linggau

Provinsi

Bengkulu

Bengkulu

Rel Eksisting

Muara Enim –Tj. Api-Api

Simpang

STATUS PROYEK

88

Potensi batubara khususnya di Sumatera Selatan mencapai 22.240 juta ton Batubara sebagai salah satu sumber energi pembangkit listrik memerlukan

angkutan yang handal dan kapasitas besar Angkutan batubara melalui kereta api untuk lintas Tanjung Enim – Srengsem –

Tarahan ditargetkan mengangkut 7,5 Juta ton/tahun Dokumen desain :

Pada tahun 2006 telah disusun detail desain pembangunan jalan rel kereta api antara Simpang - Tanjung Api-Api (87 km), dimana detail desain tersebut belum termasuk jembatan, stasiun, persinyalan dan fasilitas pendukung/bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Api-Api.

Pada tahun 2007 dilanjutkan dengan penyusunan detail desain jembatan antara Simpang - Tanjung Api-Api (5 bh).

LATAR BELAKANG & KESIAPAN PROJECT

• Pembebasan lahan• Diperlukan

pembangunan dryport di daerah pelabuhanterdekat.

ISU/PERMASALAHAN

B. KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Penetapan lokasi dan alokasi DAK sarana dan prasarana perdesaan dan instrumen di prov. Sumsel Tahun 2009:

Page 42: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

42

Penetapan lokasi dan alokasi DAK sarana dan prasarana perdesaan dan instrumen di prov. Sumsel tahun 2010 :

6.12. Pertemuan dengan Gubernur Sumatera Selatan dan Ekspos tentang Potensi Daerah dan Rencana Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, dalam paparannya mempresentasikan rencana dan kesiapan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam menyelenggarakan event SEA GAMES XXVI tahun 2011 di Palembang. BEBERAPA TEMUAN TERKAIT PAPARAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN:

1. Perlu penegasan pembangunan di Sumatera Selatan yang berbasis penaatan pada Penataan Ruang.

2. Perlunya peningkatan sinergi satuan kerja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, utamanyanya pembangunan sarana dan prasarana penyelenggaraan SEA GAMES XXVI.

Page 43: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

43

VII. REKOMENDASI Provinsi Sumatera Selatan, dari hasil Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, membutuhkan kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur di segala bidang, baik secara fisik, sarana, prasarana. Rekomendasi yang disampaikan dibagi dua bagian, dimana Rekomendasi Umum adalah

rekomendasi sektoral terhadap pembangunan infrastruktur di Provinsi Sumatera

Selatan, dan Rekomendasi Khusus adalah rekomendasi dari obyek yang dikunjungi di

lapangan beserta temuan-temuan menonjol yang berkembang dari hasil analisis

selama Kunjungan Kerja di Provinsi Sumatera Selatan.

A. REKOMENDASI UMUM Beberapa rekomendasi secara umum untuk ditindaklanjuti, diantaranya adalah:

Komisi V DPR RI mendukung program pembangunan infrastruktur bernilai strategis nasional yang akan diusung Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Komisi V DPR RI meminta Pemerintah dan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan untuk saling memperkuat dan saling mendukung terhadap program/kegiatan pembangunan infrastruktur, termasuk sharing pembiayaan APBN-APBD.

Secara umum, pembangunan infrastruktur ke-PU-an, Perhubungan, Perumahan dan Pemukiman, Pembangunan Daerah Tertinggal, BMG dan Basarnas, belum berjalan maksimal dengan akselerasi yang lebih cepat. Oleh karena itu pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menyatukan kekuatan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan.

Pemerintah harus memperhatikan kebutuhan dan aspirasi yang berkembang di daerah, terutama yang berkaitan dengan masalah anggaran dan peningkatan APBN untuk mendukung program-program pembangunan di Sumatera Selatan.

Pembangunan Infrastruktur bertujuan untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Namun, mengoptimalkan pemeliharaan juga merupakan faktor yang tak kalah penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan Masyarakat Sumatera Selatan.

Komisi V DPR RI mendukung percepatan pembangunan saran dan prasarana pendukung penyelenggaraan event internasional SEA GAMES XXVI di Provinsi Sumatera Selatan.

Komisi V DPR RI mengharapkan dipertahankannya situasi yang kondusif, yang baik untuk memastikan dan memantapkan program-program dari daerah dan pusat agar menyatu dan terintegrasi dengan baik.

Page 44: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

44

REKOMENDASI KHUSUS Rekomendasi Dukungan Terhadap Pembangunan Infrastruktur Strategis Lainnya Untuk

Sumatera Selatan, yaitu:

A. SEKTOR PEKERJAAN UMUM

A.1. Sub Sektor Bina Marga 1. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk

mempercepat penyelesaian perbaikan Jembatan Ampera akibat kebakaran.

2. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan Studi Kelayakan Jembatan Ampera dan pengembangan alternatif-alternatif pembangunan jembatan lainnya guna melayani akses dan mobilitas orang dan barang;

3. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk penataan ruang publik dan aktivitas yang tidak diijinkan di bawah jembatan agar tak terulang lagi kejadian yang mengancam kebaradaan Jembatan Ampera sebagai salah satu aset nasional.

4. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera menyelesaikan program/kegiatan prioritas penanganan ruas jalan dan jembatan di Provinsi Sumatera Selatan dengan kondisi yang andal, antara lain untuk:

a. Seluruh ruas jalan pada seluruh Jalan Nasional agar tetap berfungsi. b. Pemantapan ruas-ruas jalan untuk persiapan SEA GAMES 2011 c. Pembangunan jembatan Musi III d. Pembangunan flyover Metropolitan Palembang

e. Peningkatan Kapasitas Jalan : - Lintas Timur lebar min 7 m - Lintas Tengah lebar min 6 m - Penghubung Lintas lebar min 6 m

5. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan kajian komprehensif terhadap prasarana jalan alternatif Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Palembang - Kayu Agung untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan waktu tempuh.

6. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempercepat penyelesaian Jembatan Keramasan (lanjutan) agar tidak terjadi kelumpuhan fatal distribusi orang dan barang menuju Lampung dan Jakarta. Untuk itu, Komisi V DPR RI akan memperjuangkan penambahan anggaran pembangunan Jembatan Keramasan (lanjutan).

7. Terkait dengan adanya kemacetan yang sulit terurai dengan cepat di sejumlah ruas-ruas jalan yang tengah dibangun, Komisi V DPR RI

Page 45: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

45

mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan koordinasi dengan pihak Kepolisian dan pemerintah daerah agar dapat meminimalkan gangguan kelancaran distribusi orang dan barang.

8. Terkait dengan perhelatan internasional SEA GAMES XXVI tahun 2011, maka Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera melakukan percepatan penyelesaian prasarana sarana infrastruktur jalan dan jembatan guna mendukung kelancaran kegiatan tersebut.

A.2. Sub Sektor Sumber Daya Air 1. Komisi V DPR RI meminta Pemerintah agar mempercepat proses

pembangunan fasilitas yang akan dipergunakan dalam penyelenggaraan SEA GAMES XXVI yang akan digelar tahun 2011, khususnya kolam retensi/ Arena Dayung.

2. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera mengajukan tambahan pendanaan untuk keberlanjutan pembangunan Kolam Retensi/ Arena Dayung hingga dapat dipergunakan.

3. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan komunikasi terkait sharing pendanaan dengan pemerintah daerah dalam pekerjaan pemeliharaan rutin pada program/kegiatan Perkuatan Tebing/Turap Sungai Musi;

4. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera memberikan hasil kajian perluasan titik perkuatan tebing/turap sepanjang sungai Musi, termasuk pengamanan teknis bangunan turap tersebut.

A.3. Sub Sektor Cipta Karya 1. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk

meningkatkan pelayanan jaringan/ sarana air PDAM bagi warga kota Palembang, khususnya layanan kepada MBR.

2. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum agar mempercepat pembangunan akses jaringan air minum ke sejumlah arena dan permukiman atlit dalam rangka penyelenggaraan SEA GAMES XXVI tahun 2011.

A.4. Sub Sektor Penataan Ruang 1. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk

segera membantu pemerintah daerah dalam penyelesaian Rencana Tata Ruang propinsi/kabupaten/kota sesuai amanat UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sebagai dasar pijakan pelaksanaan pembangunan infrastruktur Sumatera Selatan

2. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera meningkatkan koordinasi penataan ruang yang terintegrasi

Page 46: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

46

antar sentra produksi dan distribusi, dengan program-program infrastruktur Pemerintah dan pemerintah daerah.

B. SEKTOR PERHUBUNGAN

B.1. Sub Sektor Perhubungan Laut

1. Komisi V DPR RI mendukung upaya Kementerian Perhubungan dalam menyelesaikan pekerjaan pengerukan alur pelayaran guna kelancaran pelayanan pelayaran di Pelabuhan Palembang.

2. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera melaksanakan amanah UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran terkait penegasan fungsi regulator dan operator sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pengutamaan aspek keselamatan dan keamanan Pelayaran serta pengelolaan Pelabuhan di Provinsi Sumatera Selatan di masa mendatang.

B.2. Sub Sektor Perhubungan Darat 1. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk

melakukan upaya percepatan pembangunan Terminal Indralaya agar

dapat segera dipergunakan dalam melayani orang dan barang.

2. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera

melakukan kajian strategi pelayanan terhadap penumpang dan titik

perpindahannya yang terintegrasi dengan Terminal yang dibangun,

yang terintegrasi dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Indralaya.

B. 3. Sub Sektor Perhubungan Udara 1. Komisi V DPR RI menyatakan prihatin atas tergenangnya landas pacu

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan mengharapkan PT Angkasa Pura II untuk segera menyiapkan strategi dan melakukan upaya-upaya agar kejadian serupa tidak terulang

2. Komisi V DPR RI mendukung pengembangan ruang tunggu Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II agar setidaknya dapat menampung lebih dari 2,3 hingga 2,5 juta penumpang per tahun.

3. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera meningkatkan

kualitas pelayanan kepada pengguna jasa melalui percepatan peningkatan sarana maupun prasarana di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, sebagai bagian menyukseskan penyelengaraan SEA GAMES XXVI tahun 2011, termasuk sejumlah perbaikan di landas pacu dan jaminan pemenuhan pasokan listrik. Terkait dengan hal itu tersebut, Pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Udara untuk menyampaikan laporan hasil audit Bandara seluruh Indonesia, khususnya Bandara di wilayah provinsi Sumatera

Page 47: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

47

Selatan, kepada Komisi V DPR RI, sebagai bahan dalam rapat-rapat terkait percepatan pembangunan dan pengembangan Bandar Udara.

4. Komisi V DPR RI meminta Pemerintah dan PT Angkasa Pura II untuk segera menyiapkan skenario pemisahan operator-regulator serta ATC sebagai amanah UU No 1 Tahun 2009.

5. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk meningkatkan kuantitas dan kompetensi SDM di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, termasuk sertifikasi SDM operator di bandar udara, sesuai ketentuan internasional di bidang penerbangan.

6. Komisi V DPR RI meminta kejelasan lebih lanjut mengenai sertifikasi

dan register Bandar Udara SMB II, sesuai ketentuan internasional terkait Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Bandara Internasional.

B. 4. Sub Sektor Perkeretaapian 1. Komisi V DPR RI mendukung Kementerian Perhubungan rencana

investasi perkeretaapian di Sumatera Selatan dengan tetap memperhatikan rencana induk perkeretapian nasional. Untuk itu, Komisi V DPR RI meminta Kementerian Perhubungan untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka pembebasan lahan.

C. SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT

1. Komisi V DPR RI merekomendasikan peningkatan anggaran untuk sektor perumahan rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya peningkatan jumlah kegiatan pada program rusunawa, termasuk untuk pembangunan dan peningkatan Prasana, Sarana dan Utilitas (PSU).

2. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Perumahan Rakyat untuk menambah titik program rusunawa di Provinsi Sumatera Selatan.

D. SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

1. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk meningkatkan kuantitas dari alokasi program/kegiatan di Provinsi Sumatera Selatan, karena dapat membantu masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan mereka.

E. SEKTOR METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Komisi V DPR RI merekomendasikan program kegiatan di bidang kegiatan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika berupa:

Page 48: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

48

1. Komisi V DPR RI mendukung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk memberi perluasan pelayanan kepada masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan, utamanya yang berhubungan dengan dunia maritim, penerbangan dan informasi kegempaan.

2. Komisi V DPR RI mendukung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk meningkatkan kualitas berupa keakuratan informasi cuaca dengan pengadaan sarana dan prasarana terkait dengan AWOS di Bandara SMB II Palembang dan peningatan jaringan pengamatan untuk meng-cover luasan layanan di provinsi Sumatera Selatan.

3. Komisi V DPR RI mendesak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

untuk meningkatkan kuantitas dan kompetensi SDM Pengamat yang berada di stasiun-stasiun pengamat di Sumatera Selatan.

4. Komisi V DPR RI mendesak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk menambah jumlah titik stasiun pengamatan yang dibutuhkan di wilayah Sumatera Selatan, dalam rangka fungsi peringatan dini (early warning system).

5. Komisi V DPR RI meminta BMKG untuk menyampaikan hasil kajian atas pengusulan pembangunan:

a. Stasiun Geofisika untuk melayani informasi kegempaan khususnya di Sumsel bagian barat;

b. Stasiun Meteorologi untuk melayani informasi penerbangan di bandara baru Musi Rawas; dan

c. Stasiun Maritim untuk melayani informasi cuaca maritim terkait dibangunnya pelabuhan Tanjung Api-api Sumatera Selatan.

6. Komisi V DPR RI mendesak BMKG untuk meningkatkan sosialisasi yang luas

dan masif kepada khayalak, atas produk dan layanan BMKG Sumatera Selatan, utamanya kepada Pemerintah Daerah Kab/Kota.

F. SEKTOR SAR NASIONAL

1. Komisi V DPR RI merekomendasikan program kegiatan untuk memperpendek rantai pengambilan kebijakan serta mempercepat waktu penanganan (time to response) pencarian dan pertolongan utamanya pada kondisi bencana alam, berupa:

1) Peningkatan status kantor SAR, dari Kantor SAR type B menjadi Type A; 2) Peningkatan kuantitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia SAR; 3) Peningkatan sarana dan prasarana pencarian dan pertolongan

2. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk meningkatkan kerjasama

di bidang SAR dengan mengikutkan secara aktif kompenen masyarakat yang berkompoten.

Page 49: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

49

3. Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk segera memberi prioritas perhatian kepada upaya pencarian dan pertolongan terkait perhelatan yang digelar secara internasional “SEA GAMES XXVI Tahun 2011”.

4. PENUTUP Demikianlah Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI ke Provinsi Sumatera Selatan, semoga laporan ini dapat menjadi masukan kepada Komisi-komisi terkait dan Pemerintah untuk ditindaklanjuti dalam kerangka mempercepat proses pembangunan infrastruktur untuk membantu sektor pembangunan ekonomi lainnya di dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di Provinsi Sumatera Selatan.

Demi keberlanjutan pembangunan bangsa dan negara tercinta untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur,

Terima kasih,

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Jakarta, 12 November 2010

KETUA TIM KUNKER SUMATERA SELATAN KOMISI V DPR RI,

I R . H . M U L Y A D I