LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke...

49
Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE PROVINSI SULAWESI TENGGARA RESES MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2010 - 2011 TANGGAL 10-12 NOVEMBER 2010 BAB I PENDAHULUAN A Dasar Hukum 1. Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23; 2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; 4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR RI tanggal 23 Agustus 2010 tentang Penetapan Jadwal 5. Surat Keputusan Pimpinan DPR RI No. /PIMP/I/2010-2011 tanggal November 2010 tentang Daerah Tujuan Kunjungan Kerja pada Reses Masa Sidang I 2010-2011. 6. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah: a. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung hasil- hasil pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Bidang Pekerjaan Umum, Bidang Perhubungan, Bidang Perumahan Rakyat, Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menjadi tanggung jawab Komisi V DPR RI. b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Sulawesi Tenggara, utamanya terkait pembangunan Infrastruktur dan

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke...

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

KOMISI V DPR RI KE PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RESES MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2010 - 2011

TANGGAL 10-12 NOVEMBER 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan

Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;

2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata

Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR RI tanggal 23 Agustus 2010 tentang

Penetapan Jadwal

5. Surat Keputusan Pimpinan DPR RI No. /PIMP/I/2010-2011 tanggal

November 2010 tentang Daerah Tujuan Kunjungan Kerja pada Reses Masa

Sidang I 2010-2011.

6.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah:

a. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung hasil-

hasil pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Bidang

Pekerjaan Umum, Bidang Perhubungan, Bidang Perumahan Rakyat,

Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Bidang Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika yang menjadi tanggung jawab Komisi V DPR

RI.

b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Sulawesi

Tenggara, utamanya terkait pembangunan Infrastruktur dan

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2

pembiayaannya yang didanai APBN tahun berjalan dan tahun-tahun

sebelumnya.

c. Untuk menyerap aspirasi di masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara

terkait pembangunan infrastruktur dan pembiayaannya melalui APBN

di tahun-tahun mendatang.

2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan

Fungsi dan Tugas Dewan. Berdasarkan Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR-

RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib DPR RI, pada Pasal 53 tentang

Tugas Komisi, dimana disebutkan bahwa:

1. Tugas Komisi dalam pembentukan undang-undang (legislasi)

2. Tugas Komisi di Bidang Anggaran (Budgeting)

3. Tugas Komisi di bidang Pengawasan

Utamanya terkait dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 53 ayat (3) tentang Tugas

Komisi antara lain pada:

butir a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,

termasuk anggaran pendapatan dan belanja negara serta

peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup

tugasnya;

butir c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selain itu, terkait pula dalam Tata Tertib DPR RI Pasal 54 ayat (3) huruf f

tentang ”Komisi dalam menjalankan tugas sebagaimana dalam pasal 53 ayat

(3), dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, dapat”:

”Mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses, atau apabila dipandang

perlu, dalam masa sidang dengan persetujuan pimpinan DPR yang hasilnya

dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditentukan tindak lanjutnya”.

C. Lokasi dan Waktu

Dalam Reses Masa Sidang I Tahun Sidang 2010 - 2011, Komisi V DPR RI

melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 10-12

November 2010. Dalam masa kunjungan tersebut, Komisi V DPR RI melakukan

peninjauan, pertemuan, penyerapan aspirasi, dialog, dan melakukan komunikasi

intensif dengan pemerintah daerah, serta masyarakat luas.

Agenda kunjungan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pekerjaan Umum

Jalan Nasional Batas Kota-Bandara Halu Uleo

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 3

Lokasi rencana pembangunan jembatan Teluk Kendari (Jembatan Bahtera

Mas)

SPAM IKK Lapangbaga di Kab. Kolaka

Proyek Pengendalian Banjir Sungai Balandette di Kab. Kolaka

Rusunawa Kota Kendari

2. Bidang Perhubungan:

Bandara Halu Uleo

Pelabuhan Laut Kolaka

Pelabuhan Laut Bungkotoko - Kendari

3. Bidang Perumahan Rakyat:

Perumahan Swadaya dan Peningkatan Kualitas Perumahan - Kota Kendari

Perumahan Swadaya dan Peningkatan Kualitas Perumahan - Kec.

Wawatobi - Kab. Konawe

4. Bidang Meteorologi dan Geofisika

Stasiun Meteorologi Maritim Kendari

5. Bidang SAR

Kantor Basarnas Kendari

Tim Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi

Tenggara pada tanggal 10-12 November 2010 adalah sebagai berikut:

NO. N A M A FRAKSI KET.

1 DRS. YOSEPH UMARHADI, M.SI, MA PDIP Ketua TIM

2 H.M. MALKAN AMIN PG WKl. KETUA

TIM

3 AGUS BASTIAN, SE, MM PD ANGGOTA

4 ETHA BULO PD

ANGGOTA

5 MICHAEL WATIMENA, SE, MM PD ANGGOTA

6 DRS. UMAR ARSAL PD ANGGOTA

7 SONY WAPLAU PD ANGGOTA

8 AGUNG BUDI SANTOSO, SH PD ANGGOTA

9 DRS. RISWAN TONY DK PG ANGGOTA

10 DRA. SADARESTUWATI, S.PA, M.MA PDIP

ANGGOTA

11 KH. IR. ABDUL HAKIM, MM PKS ANGGOTA

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 4

12 IR. H. YUDI WIDIANA ADIA, MSI PKS ANGGOTA

13 HJ. HANNA GAYATRI, SH PAN ANGGOTA

14 KH. ASEP AHMAD MAOSHUL

AFFANDY PPP

ANGGOTA

15 H. IMAM NAHRAWI, S.Ag PKB ANGGOTA

16 IR. FARY DJEMI FRANCIS, MMA P. GERINDRA ANGGOTA

Sekretariat dan Tenaga Ahli Pendukung

1 SARTOMO, S.S. SEKRETARIAT

2 RUDY HARYANTA SEKRETARIAT

3 ADITYA PERDANA, ST. MBA. TENAGA AHLI KOMISI V

4 YASERTO DENUS SAPTOADJI TV PARLEMEN

Rombongan Komisi V DPR RI juga disertai oleh para pendamping dari Kementerian yang

merupakan mitra Kerja Komisi V DPR RI sebagai berikut:

NO N A M A / INSTANSI J A B A T A N

KEMENTERIAN PU :

1 Ir. Mohammad Iqbal Pane

Eselon II, Dir Bina Pelaksanaan Wilayah

Timur III Ditjen Bina Marga,

Kementerian PU

2 Ir. Nurdin Samalia Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan

nasional VI Makasar

3 Ir.Is Prasetya, MSc Kepala BBWS Pompengan Jeneberang

4 Ir. Utuy Riwayat Sulaiman,

MM

Kasubdit. Penataan Lingkungan Wilayah

II, Tata Bangunan

5 Ir. Sardjiono, MM Kasubdit Wilayah II, Ditjen

Pengembangan Air Minum, CK

6 Ditjen Penataan Ruang

7 Suharyanto, ST MT Eselon III, Kasubdit Wilayah Timur III

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 5

Ditjen Bina Marga

8 Ir. Zairi Nursida Kasie Wilayah Timur, Sungai Waduk,

Kementerian PU

9 Romeo AH Penghubung PU

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN :

10 Yudistar Direktur KPLP

12 Hardi Sukarlianto Kasubdit Pelabuhan SDP

13 Ir. Widjaya Lagha Kasubdit Peralatan dan Utilitas Bandara

14 Evita Asidah Staf Ditjen Hubud

15 Harjana Biro Perencanaan

16 Adi Irawan Biro Umum

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT :

16 Widianto H Eseleon II, Asdep Pengembangan dan

Sistem

17 Cut Lisa Kabid Perumahan Pedesaan

18 Bangun Kasubdit Perumahan Pedesaan

19 Ketut Jadi Satker P2P

KEMENTERIAN P.D.T :

20 Ir. Manuriadi Dipl, SE MM Asisten Deputy Urusan Infrastruktur

Sosial

21 Dr. Faisal Ishom, S.Si, M.Eng / Kabag Program

22 Nanang Soemantri Kasubag Penyusunan Anggaran (

Tentative ).

BMKG :

23 Drs. Suhardjono, Dipl-Seis Kapus Geopotensial dan Tanda Waktu

24 Drs. Yusuf Supriadi, MT Kepala Bagian Program & Penyusunan

Anggaran

25 Suherman Staf Subag Monev III

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 6

BASARNAS :

26 Supena Eselon II, Sekretaris Korpri Basarnas

BAB II

SELAYANG PANDANG

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Koordinat : 3’ LS – 6 ‘ LS dan 120’ 45” BT – 124’ 59” BT

Luas Wilayah : 38.140 km2

Jumlah Penduduk : 2.074.974 jiwa (Data BPS 2008)

Ibukota : Kendari

Lingkup Administrasi : 10 Kabupaten, 2 Kota, 117 Kecamatan dan 1.733

Desa/Kelurahan

Sektor Unggulan : Pertanian (Jagung, Ubi Kayu, Kedelai), Industri (Hasil Pertanian

dan Kehutanan), Pertambangan (Nikel, Aspal), Pariwisata

(wisata bahari, agrowisata dan wisata budaya)

Batas-Batas Wilayah

Utara : Provinsi Sulsel dan Sulteng

Selatan : Laut Flores

Barat : Teluk Bone

Timur : Laut Banda

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian tenggara Pulau

Sulawesi yang beribukotakan Kendari. Secara geografis terletak di bagian selatan garis

khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan di antara 120°45' - 124°30'

Bujur Timur. Provinsi ini mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² atau 3.814.000

ha dan wilayah perairan (laut) seluas kurang lebih 114.876 km2.

Selain daratan yang merupakan bagian dari Pulau Sulawesi, Sultra juga mempunyai

pulau-pulau yang tersebar di beberapa kabupaten, yaitu :

1. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Buton yaitu : Pulau Buton, Pulau

Siompu, Pulau Talaga Besar, Pulau Talaga Kecil, Pulau Sagori, Pulau Domalawa,

Pulau Batu Atas, Pulau Tambake, Pulau Kadatua.

2. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Muna yaitu : Pulau Muna, Pulau Tobea

Besar, Pulau Tobea Kecil, Pulau Wataitonga, Pulau Koholifano, Pulau Bakealu,

Kepulauan Tiworo (Pulau Maginti, Pulau Balu, Pulau Katela, Pulau Mandike,

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 7

Pulau Bero, Pulau Rangku, Pulau Maloang, Pulau Gola, Pulau Kayuangin dan

Pulau Tobuan).

3. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Konawe yaitu : Pulau Wawonii, Pulau

Labengki, Pulau Karama, Pulau Bawulu, Pulau Bokori, Pulau Saponda Darat, Pulau

Saponda Laut, Pulau Hari, Pulau Campada.

4. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Kolaka yaitu : Pulau Padamarang, Pulau

Lambasina Besar, Pulau Lambasina Kecil, Pulau Maniang, Pulau Buaya, Pulau

Lemo,

5. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Konawe Utara yaitu : Pulau Karama,

Pulau Labengki, Pulau Bawulu,

6. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Kab. Bombana yaitu : Pulau Masaloka,

Pulau Kabaena

7. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Kab. Wakatobi yaitu : Pulau Wangi-

wangi - Pulau Kawi-Kawi, Pulau Kompona One - Pulau Sampara, Pulau Lentea

Kiwolu, Pulau Kaledupa, Pulau Hoga, Pulau Lentea Langge, Pulau Binongko, Pulau

Tomia, Pulau Runduma, Pulau Moromaho, Pulau Kapota, Pulau Lentea Tomia.

8. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Kab. Buton Utara yaitu : Pulau Tanah

Merah, Pulau Langgere.

Sejarah

Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasar Perpu No. 2

tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada awalnya terdiri atas 4 (empat)

kabupaten yaitu: Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna, dan

Kabupaten Buton dengan Kota Kendari sebagai ibukota provinsi. Setelah

pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota.

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai 191 kecamatan yang membawahi 1961

Desa/Kelurahan yang terbagi dalam 10 Kabupaten dan 2 Kotamadya yaitu:

1. Kab. Buton,

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 8

2. Kab. Muna,

3. Kab. Konawe,

4. Kab. Kolaka,

5. Kab. Konawe Selatan,

6. Kab. Wakatobi,

7. Kab. Bombana,

8. Kab. Kolaka Utara,

9. Kab. Buton Utara,

10. Kab. Konawe Utara; dan,

11. Kota Kendari

12. Kota Bau-Bau

Wilayah Administrasi Pemerintahan di masing-masing Kabupaten / Kota pada tahun

2008 yaitu :

1. Kabupaten Buton dengan ibukotanya Pasarwajo, terdiri atas 21 kecamatan yang

dibagi menjadi 207 desa/UPT/kelurahan (178 desa/UPT dan 29 kelurahan).

2. Kabupaten Muna dengan ibukotanya Raha, terdiri atas 23 kecamatan yang dibagi

menjadi 239 desa/UPT/kelurahan (205 desa, 3 UPT dan 31 kelurahan).

3. Kabupaten Konawe dengan ibukota Unaaha, terdiri atas 30 kecamatan yang

dibagi menjadi 360 desa/UPT/kelurahan (306 desa/UPT dan 54 kelurahan).

4. Kabupaten Kolaka dengan ibukota Kolaka terdiri atas 20 kecamatan yang dibagi

menjadi 213 desa//UPT/kelurahan (168 desa/UPT dan 45 kelurahan).

5. Kabupaten Konawe Selatan dengan ibu kota Andoolo terdiri dari 22 kecamatan

yang dibagi menjadi 293 desa/UPT/kelurahan (283 desa/UPT dan 10 kelurahan).

6. Kabupaten Bombana dengan ibukota Kasipute terdiri atas 22 kecamatan yang

dibagi menjadi 139 desa/UPT/kelurahan (116 Desa, 1 UPT dan 22 Kelurahan).

7. Kabupaten Wakatobi dengan ibukota Wanci terdiri atas 8 kecamatan yang dibagi

menjadi 100 desa/UPT/Kelurahan (75 Desa/UPT dan 25 Kelurahan).

8. Kabupaten Kolaka Utara dengan ibukota Lasusua terdiri atas 15 kecamatan yang

dibagi menjadi 133 desa/UPT/kelurahan (127 Desa/UPT dan 6 Kelurahan).

9. Kabupaten Buton Utaradengan ibukota Buranga terdiri atas 6 kecamatan yang

dibagi menjadi 59 desa/UPT/kelurahan (51 Desa/UPT dan 8 Kelurahan).

10. Kabupaten Konawe Utara dengan ibukota Asera terdiri atas 7 kecamatan yang

dibagi menjadi 111 desa/UPT/kelurahan (103 Desa/UPT dan 8 Kelurahan).

11. Kota Kendari dengan ibukota Kendari terdiri atas 10 kecamatan yang dibagi

menjadi 64 kelurahan.

12. Kota Bau-Bau dengan ibukota Bau-Bau terdiri atas 7 kecamatan yang dibagi

menjadi 43 kelurahan.

Perbandingan luas wilayah berdasarkan Kab/Kota adalah sebagai berikut (terhadap luas

wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara:

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 9

TOPOGRAFI

Kondisi tanah daerah Sulawesi Tenggara umumnya bergunung, bergelombang berbukit-

bukit. Permukaan tanah pegunungan relatif rendah (sebagian besar berada pada

ketinggian 100 - 500 meter diatas permukaan laut) diperkirakan mencapai ± 1.167.039

Ha.

GEOLOGIS

Kondisi batuan wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara ditinjau dari sudut geologis terdiri

atas batuan sedimen, batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis batuan

tersebut yang terluas adalah batuan sedimen, seluas 2.579.790 Ha.

Dari jenis tanah, Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki 6(enam) jenis tanah yaitu : tanah

podzolik seluas 2.299.729 Ha, tanah mediteran seluas 899.802 Ha, tanah latosol seluas

349.784 Ha, tanah organosol seluas 116.099 Ha, tanah alluvial seluas 129.569 Ha dn

tanah grumosol seluas 20.017 Ha.

KLIMATOLOGI

Keadaan musim di Propinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari dua musim yakni musim

kemarau dan musim hujan. Musim hujan terjadi antara bulan November s.d bulan

Maret, dan musim kemarau terjadi antara bulan Mei s.d bulan Oktober. Khusus pada

bulan April, arah angin tidak menentu demikian pula curah hujan sehingga pada bulan

ini dikenal sebagai bulan/musim pancaroba.

CURAH HUJAN

Curah hujan di Propinsi Sulawesi Tenggara umumnya tidak merata. Hal ini menimbulkan

adanya wilayah daerah basah dan wilayah daerah semi kering. Wilayah daerah basah

mempunyai curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun, daerah ini meliputi wilayah sebelah

utara garis Kendari - Kolaka, dan bagian utara pulau Buton dan pulau Wawonii.

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 10

Sedangkan wilayah daerah semi kering mempunyai curah hujan kurang dari 2.000

mm/tahun, meliputi wilayah sebelah selatan garis Kendari - Kolaka dan wilayah

kepulauan disebelah Selatan dan Tenggara jazirah Sulawesi Tenggara.

HIDROLOGI

Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai besar, tersebar di empat

Kabupaten umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga

untuk kebutuhan industri dan rumah tangga dan juga irigasi. Sungai-sungai besar

tersebut seperti : sungai Konawe, di sungai ini berdiri Bendungan Wawotobi yang

mampu mengairi sawah seluas 18.000 Ha. Selain itu ada sungai Lasolo, sungai Roraya,

sungai Sampolawa, sungai Wandasa, sungai Kabangka Balano, sungai Laeya dll.

OCEANOGRAFI

Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki wilayah perairan yang potensial untuk

pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari, karena disamping

memiliki bermacam-macam hasil ikan, juga memiliki panorama laut yang sangat indah.

Beberapa jenis ikan hasil perairan laut Sulawesi Tenggara yang banyak ditangkap

nelayan adalah : Cakalang, Teri, Layang, Kembung, Udang dll, disamping itu terdapat

pula hasil lain seperti : Teripang, Agar-agar, Japing-japing, Lola, Mutiara dll.

Hasil Penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kelautan Indonesia dan luar negeri

menunjukkan bahwa Buton Timur (Kepulauan Tukang Besi) memiliki potensi perairan

untuk wisata bahari.

DEMOGRAFI

Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian

tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959. 414 jiwa.

Pada tahun 2009 penduduk Propinsi ini berjumlah 2.118.300 jiwa dengan kepadatan

penduduk 58 jiwa per km².

Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79%

per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02. Laju pertumbuhan penduduk menurut

kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna

yang menunjukan pertumbuhan yang positif yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun,

sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.

Struktur umur penduduk Sultra pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun

700.433 jiwa / 35,75% dari total penduduk. Sedangkan penduduk perempuan mencapai

984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 11

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Sulawesi Tenggara menurut

Kabupaten/Kota

KABUPATEN / KOTA PENDUDUK 2008

( Jiwa )

LAJU

PERTUMBUHAN

Tahun 2007 - 2008

(%)

Kabupaten Konawe 228,706 1.94

Kabupaten Kolaka 281,450 0.94

Kabupaten Buton 279,546 1.41

Kabupaten Muna 246,004 1.07

Kabupaten Konawe Selatan 240,053 0.90

Kabupaten Kolaka Utara 111,418 17.91

Kabupaten Bombana 109,883 1.53

Kabupaten Wakatobi 101,475 1.99

Kabupaten Konawe Utara 45,760 1.94

Kabupaten Buton Utara 48,700 1.07

Kota Kendari 254,236 1.10

Kota Bau-Bau 127,743 2.52

Provinsi Sulawesi Tenggara 2,074,974 2.14

(Sumber BPS Sultra / Sultra Dalam Angka 2009)

Perekonomian

PDRB propinsi ini pada tahun 2008 mencapai Rp.10.010.600.000.000,- dengan laju

pertumbuhan sebesar 7,28 % pertahun dan pendapatan perkapita sebesar

Rp.4.824.400,-.

Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:

1. Pertanian, meliputi kakao, kacang mede, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan

vanili

2. Kehutanan, meliputi kayu gelondongan dan kayu gergajian

3. Perikanan, meliputi perikanan darat dan perikanan laut

4. Peternakan, meliputi sapi, kerbau dan kambing

5. Pertambangan, meliputi aspal, nikel, emas, marmer, batu setengah permata,

onix, batu gamping dan tanah liat

6. Pariwisata, meliputi:

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 12

a. wisata sejarah seperti: 1. Benteng Keraton Buton; 2. Istana Malige; 3.

Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena) dsb.

b. Wisata budaya seperti: 1. Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi, 2. Tari

Lariangi dari Kabupaten Wakatobi; 3. Upacara Pekande-kandea, upacara

adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara,

Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi); 4. Pengrajin Besi di Tomia, Kabupaten

Wakatobi; dsb\

c. Wisata Alam seperti: 1. Taman Nasional Wakatobi di Kabupaten Wakatobi

yang merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang memiliki

spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850 spesies karang dunia; 2.

Pantai Nirwana di Kota Baubau; 3. Pantai Lakeba di Kota Baubau; 4. Gua

Moko di Kota Baubau; 5. Gua lakasa di Kota Baubau; dsb.

Daftar Gubernur Sultra

No. Nama Dari Sampai Keterangan

1. J. Wayong 1964 1965

2. Laode Hadi 1965 1967

3. Eddy Sabara 1967 1978

4. H. Abdullah Silondae 1978 1981

5. Eddy Sabara 1981 1982 Pejabat Gubernur

6. Ir. H. Alala 1982 1992

7. Drs. Laode Kaimuddin 1992 2002

8. Ali Mazi, SH 2002 2008

9. Nur Alam 2008 2013

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 13

BAB III

Hasil Temuan Tim Kunjungan Kerja

Komisi V DPR RI

Ke Provinsi Sulawesi Tenggara

Pada saat Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Tenggara, Komisi V DPR RI

mengagendakan berbagai kegiatan yang terbagi dalam bidang dan subbidang yang

menjadi tupoksi Komisi V DPR RI yaitu :

I. Bidang Pekerjaan Umum

A. Sub Sektor Bina Marga

Sulawesi Tenggara memiliki jaringan Jalan Nasional sepanjang 1.397,05 Km, terdiri dari:

Jalan Lintas Timur : 220,176 Km

Jalan Lintas Selatan : 713,512 Km

Jalan Lintas Penghubung : 142,731 Km

Jalan Non Lintas : 320,632 Km

Jalan Strategis Nasional : 120,470 Km

Sub Sektor Bina Marga mempunyai 2 buah program prioritas yang mendapat perhatian

dari Komisi V DPR RI yaitu Rencana Pembangunan Jembatan Bahtera Mas (Jembatan

Teluk Kendari) dan program penanganan jalan batas Kota-Bandara Halu Uleo.

Berdasarkan paparan dari Gubernur Sulawesi Tenggara maka secara umum

permasalahan di bidang Bina Marga di Provinsi Sultra adalah tingginya tingkat kerusakan

jalan dan jembatan serta kurang memadainya alokasi anggaran bagi pemeliharaan dan

rehabilitasi jalan. Data dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa

alokasi anggaran APBN di bidang Bina Marga untuk tahun 2010 hanya mencapai Rp

14,373 Milyar sedangkan alokasi APBD hanya sebesar Rp 1,626 Milyar.

Secara umum Aparat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan

peningkatan alokasi anggaran khususnya bagi pemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan

jembatan di wilayah Provinsi Sultra serta pembangunan jalan dan jembatan menuju

kawasan-kawasan strategis pendukung perekonomian (antara lain Bandara, Pelabuhan

Laut dan Pelabuhan Penyeberangan) yang antara lain diwujudkan dalam meminta

dukungan Komisi V DPR RI bagi pembangunan jembatan Teluk Kendari.

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 14

Adapun data panjang ruas jalan dan prosentase tingkat kerusakan jalan di wilayah Sultra

adalah sebagai berikut:

Panjang Ruas

(Km)

KONDISI

Baik Sedang Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1.397,055 549,38 327,48 225,90 294,24

Prosentase 39,32 23,44 16,17 21,06

Dalam perjalanan dari Kota Kendari menuju Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka,

Komisi V DPR RI mendapati bahwa kondisi jalan pada sejumlah titik berada dalam

kondisi yang rusak parah, Geometris jalan juga kurang diperhatikan dalam perencanaan

maupun pembangunan jalan dimana terdapat beberapa tikungan tajam yang kurang

memperhatikan lebar kendaraan serta adanya lokasi jembatan yang berada pada

tikungan tajam. Hal tersebut tidak saja mengurangi kenyamanan berkendara tetapi juga

berpotensi membahayakan pengguna jalan. Hal ini disinyalir karena kurangnya

pengawasan dari Pusat (Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum) terhadap

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 15

Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang melaksanakan tugas perbantuan bagi

program rehabilitasi dan perawatan ruas jalan nasional.

B.1. Penanganan Jalan batas Kota- Bandara Halu Uleo

1. Jalan Batas Kota/Ranomeeto – Bandara Halu Uleo (Bina Marga)

Secara teknis, pembangunan Ruas Jalan Bts. Kota (Ranomeeto) -Bandara WMI

sepanjang 8,31 Km merupakan peningkatan kapasitas jalan dari 1,5 + 6,0 + 1,5 menjadi

2,0 + 7,0 + 2,0 + 7,0 + 2,0 (dari 2 lajur menjadi 4 lajur).

Total biaya yang diperlukan untuk Pembangunan ruas jalan tersebut diperkirakan

sebesar Rp. 73,311 Milyar. Khusus untuk Biaya konstruksi (diluar perencanaan dan

pengawasan serta pengerjaan Catch Basin, Man Hole dan Rambu Lalin) membutuhkan

biaya pelaksanaan menjadi Rp. 52.682.400.000. (Lima Puluh Dua Milyar enam ratus

delapan puluh dua juta empat ratus ribu rupiah) termasuk Pajak.

Pelaksanaan pembangunan sudah dilakukan secara bertahap :

a. T.A 2009 sebesar Rp. 8.885.599.440 dgn panjang eff. 2,40 Km

b. T.A 2010 sebesar Rp. 4.450.046.000 dgn panjang eff. 1,85 Km

A. Data Perencanaan

Perencanaan Pembangunan Jalan Batas Kota – Bandara Halu Uleo dibuat pada bulan

Oktober tahun 2008 dengan ringkasan data perencanaan sebagai berikut :

Nama Ruas : Batas Kota (Ranomeeto)– Airport WMI

Panjang Ruas : 8,31 KM

No. Ruas : 003

Konstruksi : Penanganan : Lapis Penutup : AC-BC AsbP dan AC-WC

AsbP

Lapis Penutup : AC-BC AsbP dan AC-WC

AsbP

Lapis Pondasi : Agg.Base A dan Base B

Pek. Tanah : Galian dan Timbunan

Struktur : Pelebaran Jembatan

Lebar Perkerasan 2 x 7 meter

Bahu 2 meter

Nilai Perkiraan

Biaya

: Rp. 58.536.000.000,-

Perencana : PT. ADHY DUTA PRIMA Engineering Consultant

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 16

B. Data Pelaksanaan

Pembangunan fisik dilaksanakan secara bertahap setiap tahun angaran yang dimulai

pada tahun anggaran 2009.

1. Penanganan Fisik Tahun Anggaran 2009.

Nama Paket : Batas Kota – Bandara WMI

Nilai DIPA : Rp. 19.500.000.000,-

Panjang Target (DIPA) : 3,50 KM

Lokasi Target (DIPA) : STA 0+000 s/d 3+500

Nilai Kontrak : Rp. 17.422.744.000,-

Lokasi : STA 0+000 s/d 3+500

Kontraktor : PT. Primasetia Anugerah Jaya

Realisasi Anggaran (final)

Realisasi Fisik (final)

: Rp. 8.693.301.888,-

: 51,85 %

2. Penanganan Fisik Tahun Anggaran 2010.

Nama Paket : Batas Kota – Bandara WMI

Nilai DIPA : Rp. 4.468.471.000,-

Panjang Target (DIPA) : 1,00 KM

Lokasi Target DIPA : STA 3+500 s/d 4+500

Nilai Kontrak : Rp. 4.450.046.000,-

Lokasi target (Kontrak) : STA 0+000 s/d 1+000

Kontraktor : PT. Majusetia Nusasentosa

Sampai dengan 27 Agustus 2010

Realisasi Angaran

Realisasi Fisik

: Rp. 2.733.827.000,-

: 88,467 %

Page 17: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 17

Interpretasi Desain ( Hasil Perencanaan)

1. Biaya konstruksi secara keseluruhan termasuk pekerjaan Catch Basin, man hole

dan rambu lalulintas. Pekerjaan Catch Basin, Man Hole dan Rambu tidak

dilaksanakan dalam lingkup pekerjaan ini sehingga biaya pelaksanaan menjadi

Rp. 52.682.400.000. (Lima Puluh Dua Milyar enam ratus delapan puluh dua juta

empat ratus ribu rupiah) termasuk Pajak.

2. Biaya Pelaksanaan rata-rata per kilometer

Harga konstruksi rata-rata = 52.682.400.000,- = Rp. 6,339,639,000.00/KM

8,31

3. Biaya Pelaksanaan Bertahap.

Untuk keperluan pelaksanaan konstruksi secara bertahap, diperlukan perkiraan

target panjang ruas dan biaya secara bertahap yang besarnya sangat

dipengaruhi oleh jenis dan volume pekerjaan yang ada pada suatu segmen ruas

tersebut

Secara umum dari hasil desain yang ada pada ruas tersebut diatas dapat

diestimasi biaya yang diperlukan untuk bagian-bagian ruasnya. Besarnya biaya

masing-masing bagian ruas dipengaruhi oleh :

Ada atau tidaknya pekerjaan struktur jembatan pada bagian ruas tersebut.

Ada atau tidaknya pekerjaan untuk perubahan Alignmen (Peninggian

dan/atau Galian) dengan volume yang cukup besar pada bagian ruas

tersebut.

Ada atau tidaknya bangunan pengaman(proteksi) seperti pasangan batu

untuk dinding penahan dll pada ruas tersebut.

Tingkat kenaikan harga yang terjadi antara saat perencanaan selesai sampai

dengan saat konstruksi pada bagian ruas dilaksanakan.

Perencanaan untuk Pelaksanaan Bertahap

Pelaksanaan bertahap sangat tergantung pada besarnya anggaran yang tersedia

untuk suatu tahap/tahun anggaran.

1. Tahun Angaran 2009. (Tahap pertama)

Data

a. Tersedia Anggaran (DIPA) Rp. 19.500.000.000,-

b. Lokasi dimulai STA 0+000

c. Waktu penanganan 180 hari

Page 18: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 18

Rencana Penanganan Tahap Pertama.

Ruas Tahap Pertama Sisa Ruas

Ruas Penanganan Sisa Ruas Penanganan

Panjang 3,5 km Panjang sisa 4,81 km

Jumlah biaya Rp. 19.500.000,- Jumlah biaya Rp. 33.182.400.000,-

Biaya Rp.5,57 Milyar/ Km Biaya Rp.6,898 Milyar/ Km

Hal-hal khusus pada ruas

Hal-hal khusus pada ruas

Terdapat 2 jembatan

Terdapat galian dgn jumlah sedang

Terdapat Urugan dgn jumlah

sedang

Tidak terdapat pek Pasangan batu

Terdapat 5 jembatan

Terdapat Galian dgn jumlah besar

Terdapat Urugan dgn jumlah besar

Terdapat Pasangan batu dng jml besar

2. Tahun Anggaran 2010. (Tahap kedua)

Data

a. Tersedia Anggaran (DIPA) Rp. 4.468.471.000,-

b. Lokasi dimulai STA 3+500

c. Waktu penanganan 180 hari

Rencana Penanganan Tahap Kedua.

Ruas Tahap pertama Ruas tahap kedua Sisa Ruas

Ruas Tahap Pertama Ruas Tahap Kedua Sisa Ruas Penanganan

Panjang 3,5 km Panjang 1,00 Km Panjang sisa 3,81 km

Juml. biaya Rp. 19,50 juta Jum. biaya Rp. 4,468 Juta Juml. biaya Rp. 28,682,-juta

Biaya Rp.5,57 Milyar/ Km Biaya Rp.4,468 Milyar/ Km Biaya Rp.7,528189 Milyar/

Km

Hal-hal khusus pada ruas

Hal-hal khusus pada ruas

Hal-hal khusus pada ruas

Terdapat 2 jembatan

Terdapat galian dgn

jumlah sedang

Tdk terdapat jembatan

Terdapat galian dengan

jumlah sedikit

Terdapat 5 jembatan

Terdapat Galian dgn

jumlah besar

3,5 km

3,5 km 1,00 km 3,81 km

4,81km

Page 19: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 19

Terdapat Urugan dgn

jumlah sedang

Tidak terdapat pek

Pasangan batu.

Terdapat Urugan sedikit

Tidak terdapat per

pasangan batu.

Terdapat Urugan dgn

jumlah besar

Terdapat Pasangan batu

dng jumlah besar.

Kendali Pelaksanaan dan Evaluasi.

a. Akhir Tahap Pertama

Pelaksanaan tahap pertama tidak selesai untuk target efektif 3,5 Km. Kontrak

terputus dan hanya dicapai 51,65 % atau senilai Rp. 8.693.301.887. Kondisi

pekerjaan tersebar, belum ada bagian ruas yang mencapai permukaan akhir AC-

WC AsbP.

Target Equivalensi (Setara)

Terhadap pekerjaan selesai dengan nilai Rp. 8.693.301.887 dapat dihitung

panjang Equivalensi ( setara) yaitu :

Panjang Percapaian Setara (Equvelen) = Rp. 8.693.301.887 x 3,5 Km = 1,81 KM

Rp. 16.381.175.000

b. Awal Tahap Kedua

Lokasi target penanganan tahap kedua dipindahkan dari Sta 3+500 s/d 4+500

kelokasi Sta 0+000 s/d 1+000. Akibat pemindahan tersebut diperlukan

penyesuaian jenis dan volume pekerjaan mengingat dilokasi tersebut terdapat

hasil pekerjaan tahap pertama yang tersebar.

Penyesuaian

Penyesuaian tahap lelang :

Oleh panitia lelang secara umum telah dilakukan penyesuaian jenis dan

volume pekerjaan namun belum secara detail.

Penyesuaian tahap Pelaksanaan

Dilakukan penyesuaian jenis dan volume serta detail sehingga terjadi

perubahan jenis dan volume pekerjaan secara lebih detail. Dengan target

efektif tetap 1,00 KM.

Panjang Percapaian Setara (Eqivalen) = Rp. 4.468.471.000 x 1,00 Km = 1,00 KM

Rp. 4,468.471.000

Page 20: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 20

Kesimpulan.

1. Rencana Nilai Fisik ruas jalan Bts Kota (Ranomeeto) – Air port sepanjang 8,31 Km

adalah Rp.58.536.000.000, setelah di disesuaikan (tanpa cath Basin, man hole dan

rambu) maka rencana nilai fisik menjadi Rp. 52.682.400.000.

2. Pelaksanaan Tahap Pertama dengan target efektif 3,50 Km senilai Rp.

19.500.000.000,- hanya terealisasi 51,65 % sehingga pencapaian target panjang

eqivalen adalah :

3. Pelaksanaan Tahap Kedua dengan target efektif 1,00 Km senilai Rp.

4.468.471.000,- direncanakan akan selesai sesuai waktu kontrak sehinga :

Mengingat nilai strategis dari penanganan Jalan dan Jembatan dari Batas Kota menuju

Bandara Halu Uleo maka tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta agar pada tahun

anggaran berikutnya selain pengucuran anggaran bagi tahap III sepanjang 3,81 km dapat

ditambahkan pula anggaran bagi penyelesaian tahap I (yang baru terselesaikan sekitar

51,65%) sepanjang + 1,69 km (3,5 km-1,81 km).

B.2. Jembatan Teluk Kendari (Jembatan Bahtera Mas)

Selain untuk menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada, Jembatan Teluk

Kendari direncanakan untuk membantu proses percepatan perwujudan

keseimbangan perkembangan antar daerah, khususnya dengan menghubungkan

Kota Lama di sisi utara dengan daerah Lapulu di sisi selatan Teluk Kendari. Dengan

pembangunan ini diharapkan dapat mempersingkat jarak dan waktu tempuh

kendaraan sehingga dapat mengurangi biaya operasi kendaraan. Hal ini terutama

dimaksudkan untuk menunjang perkembangan ekonomi wilayah. Jembatan ini

diperkirakan akan menjadi salah satu landmark Provinsi Sultra dan Kota Kendari

pada khususnya. Guna menunjang kepariwisataan daerah Pemprov Sultra juga

telah berencana untuk mengembangkan kawasan marina di kawasan teluk

Kendari.

Target Equivalen tercapai = 51,65 % x 3,5 Km = 1,81 Km.

Target Equivalen = target Efektif = 1,00 KM

Page 21: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 21

Potensi Permasalahan:

Terdapat lapisan tanah lunak berupa clayey silt dan silty sand yang loose.

Rendahnya lateral capacity dari tiang.

Adanya potensi likuifaksi.

Perlu dilakukan perbaikan tanah agar potensi likufaksi tidak mempengaruhi

kapasitas lateral tiang (lateral spreading).

Potensi Gempa

Struktur jembatan direncanakan dengan umur rencana minimal 75 tahun dan

probabilitas gaya gempa terlampaui sebesar 15%, maka struktur jembatan harus

direncanakan mampu memikul gaya gempa dengan perioda ulang minimal 500

tahun.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka spektra percepatan di batuan dasar yang

digunakan untuk perencanaan jembatan ini adalah spektra percepatan peta

kegempaan Indonesia pada RSNI-T-02-2005. Berdasarkan peta tersebut, lokasi

proyek berada pada wilayah gempa 2 dengan spektra percepatan di batuan

adalah 0.46-0.50 g.

Page 22: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 22

Data Teknis:

Panjang Jembatan : 1035,697 m

Panjang Oprit Jembatan = 256,128 m

Span utama : Cable Stayed sepanjang 338 m

Lebar Jembatan : 20 m

Saat ini Jembatan dalam proses penyelesaian DED (Detail Engineering Design). Jembatan

diperkirakan akan menelan biaya sebesar US $ 66 juta (sekitar Rp 600 Miliar) dan

direncanakan akan dibiayai oleh pinjaman dari Pemerintah China.

Jembatan juga direncanakan sebagai untuk mempermudah akses menuju pelabuhan

Laut Bungkotoko. Pada saat akan melakukan peninjauan ke pelabuhan laut Bungkotoko,

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendapati bahwa jalan akses eksisting dari dan

menuju Pelabuhan sangat tidak layak baik dari segi kapasitas, daya dukung maupun

kualitas jalan akses tersebut. Untuk itu guna mengoptimalkan fungsi daripada

pelabuhan tersebut serta dalam upaya meningkatkan pembangunan ekonomi setempat

maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung tidak saja pembangunan

Jembatan Teluk Kendari tetapi juga pembangunan jalan akses dari dan menuju ke

Pelabuhan Bungkotoko.

B. SUB SEKTOR CIPTA KARYA

Terdapat 2 Buah Obyek Ditjen Cipta Karya yang ditinjau yaitu Sarana Penyediaan Air

Minum Ibu Kota Kecamatan Lapangbaga di Kab. Kolaka dan Rusunawa di kelurahan

Tobuuha, Kota Kendari.

B.1. SPAM IKK Lapangbaga, Kab. Kolaka (Cipta Karya)

Pemprov Sultra dalam paparannya menyatakan bahwa terbatasnya jaringan perpipaan

masih menjadi kendala dalam memberikan pelayanan air bersih baik bagi warga yang

bertempat tinggal di kawasan perkotaan maupun warga di kawasan perdesaan

Adapun anggaran di bidang Air bersih TA 2010 untuk Prov. Sultra adalah sebagai berikut:

APBN (SATKER AM PROV.) : Rp. 27.854.400.000

DAK BIDANG AIR MINUM : Rp. 8.250.300.000

Paket Kegiatan pada TA 2010:

No Paket Kegiatan Lokasi Jumlah (*1000)

1 Pengelolaan Gaji, Honorarium dan

Tunjangan 385,400

2 Penyelenggaraan Operasional dan

Pemeliharaan 71,820

Page 23: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 23

3 Pembinaan Teknik Air Minum 1,706,244

4 Bantuan Teknis Penyahatan PDAM Kota

Kendari Kota Kendari 296,538

5 Bantuan teknis penyehatan PDAM kab.

Kolaka utara

Kab. Kolaka

Utara 297,990

6 Bantuan Teknis Penyehatan PDAM Kab.

Bau-bau Kab. Bau-Bau 299,158

7 Pembangunan SPAM Desa Lainea Kec.

Lainea

Kab. Konawe

Selatan 1,989,513

8 Pembangunan SPAM Desa Mantobua Kab. Muna 1,993,552

9 Pembangunan SPAM Desa Mawasangka

Timur Kab. Buton

3,253,000

10 Supervisi Konstruksi Pembangunan SPAM

IKK Kodeoha, IKK Katoi

Kab. Kolaka

Utara 99,126

11 Supervisi Konstruksi Pembangunan SPAM

Ibu Kota Bombana, IKK Langgikima, Desa

Lainea

Kota

Bombana 99,340

12 Pembangunan IKK Kodeoha Kab. Kolaka

Utara 2,684,800

13 Pembangunan SPAM IKK Katoi Kab. Kolaka

Utara 2,341,600

14 Pembangunan SPAM IKK Batauga Kab. Buton 2,193,320

15 Pembangunan SPAM IKK Langgikima Kab. Konawe

Utara 2,210,000

16 Pembangunan Spam Ds. Langere Kab.

Buton Utara Dan Ds. Saponda Kab. Konawe

Dgn Sistim Desalinasi Mikro Lengkap

Dengan Pembangkitnya Kab. Konawe 707,111

17 Pembangunan SPAM IKK Wameo Kota Bau-

Bau Kota Bau-Bau 1,287,892

18 Pembangunan SPAM IKK Baruga Kota

Kendari Kota Kendari 837,336

19 Supervisi Kontruksi (4 Lokasi) 199,122

20 Pembangunan SPAM Ibu Kota Kab.

Bombana Kab. Bombana 4,257,606

Page 24: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 24

Pada tahun 2011 telah dianggarkan 22 buah kegiatan di bidang pembangunan air minum

dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 60,304 Milyar.

LOKASI KEGIATAN AIR MINUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RENCANA TA 2011 APBN Rp. 60.304.000.000

Keterangan : (*1000)

1 Pengelolaan Gaji, Honorarium dan

Tunjangan 423,000

2 Penyelenggaraan Operasional dan

Pemeliharaan 176,000

3 Rencana Induk Bidang Air Minum 1,120,000

4 Bantuan Program Penyehatan PDAM

Kota Kendari 3,338,000

5 Bantuan Program Penyehatan PDAM

Kolaka Utara 1,000,000

6 Bantuan Program Penyehatan PDAM

Kota Bau-Bau 1,500,000

7 Bantuan Program Penyehatan PDAM

Kota Kolaka 2,510,000

8 Lap. Pgwsn. Pelaksanaan

Pengembangan SPAM 1,200,000

9 Pembangunan SPAM IKK Baruga 2,900,000

10 Pembangunan SPAM IKK Lohia 830,000

11 Pembangunan SPAM IKK Batauga 650,000

12 Pembangunan SPAM IKK Wameo 1,870,000

13 Pembangunan SPAM IKK Tiwu 5,800,000

14 Pembangunan SPAM IKK Poleang Utara 5,404,000

15 Pembangunan SPAM IKK Poleang Barat 5,590,000

16 Pembangunan SPAM IKK Lasalimu

Selatan 5,000,000

17 Pembangunan SPAM IKK Tongkoseng 5,253,000

18 Pembangunan SPAM Desa Bente 1,650,000

19 Pembangunan SPAM Desa Totallang 1,600,000

20 Pembangunan SPAM Desa Tinokari 1,650,000

21 Pembangunan SPAM Desa Lamapu 1,600,000

22 Pembangunan SPAM Buranga 8,480,000

Page 25: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 25

Dalam kunjungannya tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendapati bahwa SPAM IKK

di Kab. Kolaka dapat berfungsi secara optimal dan membawa manfaat yang maksimal

bagi masyarakat. Posisi SPAM IKK yang berada di atas bukit juga mempermudah dalam

mendistribusikan air bersih karena dapat menggunakan gaya gravitasi. Untuk itu Tim

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menyampaikan apresiasinya. Namun demikian ditemui

bahwa jaringan distribusi air bersih tersebut yang berada di bawah pengelolaan

Pemda/PDAM masih sangat kurang sehingga masih banyak masyarakat yang belum

dapat menikmati air bersih tersebut. Untuk itu Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

meminta perhatian Pemda dan PDAM setempat dalam mengembangkan jaringan

distribusi yang ada.

B.2. Rusunawa Kota Kendari

Rusunawa yang terletak di Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu Kota Kendari ini

dibangun sejak tahun 2007 dan selesai pada tahun 2008, Pembangunan fisik Rusunawa

sebanyak 1 Twin Block (96 unit hunian) dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian

Pekerjaan Umum sementara lahan disediakan oleh Pemda melalui APBD.

Sebenarnya minat masyarakat cukup besar untuk menghuni Rusunawa ini namun sangat

disayangkan bahwa Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendapati bahwa hingga kini

Rusunawa yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 10,749 Milyar ini sama sekali belum

dihuni dikarenakan ketiadaan fasilitas listrik dan air bersih.

Sebenarnya telah beberapa kali Rusunawa ini mendapatkan alokasi dana bagi

pengembangan Pra Sarana Dasar (PSD) pada TA 2009 dan 2010 yaitu sebesar Rp 597, 4

juta (TA 2009) bagi peningkatan jalan (Lasbutag) dan Pembuatan Saluran Drainase, pada

TA yang sama juga dilakukan pemasangan paving Blok sebesar Rp 111,99 juta. Pada A

2010 telah dianggarkan sebesar Rp 597,98 juta bagi pengadaan sarana gedung (genset),

pekerjaan lanjutan paving Block + Drainase dan pekerjaan Talud.

Sangat disesalkan bahwa anggaran sedemikian besar yang telah berkali-kali dikucurkan

bagi program kegiatan ini menjadi tersia-sia karena ketiadaan utilitas pemenuhan

kebutuhan yang paling mendasar yaitu listrik dan air bersih.

Penyambungan Sarana Listrik dan Air Bersih seharusnya merupakan tanggungjawab

pihak Kabupaten Kota yang mendapat bantuan Rusunawa. Pemerintah Kota Kendari

sendiri baru akan melakukan penyambungan ke pihak PDAM dan PLN pada akhir 2010

ini dengan menggunakan anggaran APBD sebesar Rp 350 juta. Hal mana seharusnya

lebih didahulukan dibandingkan pembuatan Prasarana/Sarana penunjang lain yang tidak

sevital Listrik dan Air. Sesuatu yang agak mengherankan pada bahan paparan dari

Pemda setempat adalah alokasi pembuatan paving block dan saluran drainase yang

telah berkali-kali dianggarkan dengan biaya yang relatif cukup besar untuk

pembangunan 1 TB Rusunawa. Bahkan pada TA 2011 dinyatakan akan ada penyelesaian

Land Capping termasuk pembenahan saluran Drainase dimana Rp 600 juta dibiayai oleh

APBN sedangkan Rp 100 juta dibiayai oleh APBD.

Page 26: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 26

Sementara dari hasil Kunjungan sendiri selain ketiadaan Prasarana Air Bersih dan Listrik,

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI juga mendapati rendahnya kualitas pengerjaan

Rusunawa antara lain pada beberapa retak di dinding, ketiadaan keramik lantai dan

pengecatan dinding yang tampak seadanya.

C. Sub Sektor Sumber Daya Air

Hanya terdapat satu buah Proyek SDA (Sumber Daya Air) yang ditinjau oleh Komisi V

DPR RI yaitu Pengendalian Banjir Sungai Balandette di Kab. Kolaka. Kabupaten Kolaka

sendiri merupakan salah satu dari 4 kabupaten yang diusulkan bagi kegiatan rehabilitasi

dan rekonstruksi paska bencana banjir bandang yang masih menunggu persetujuan dari

DPR RI. 3 Kabupaten lainnya adalah Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe dan

Kabupaten Konawe Selatan. Adapun permasalahan umum bidang SDA di Sultra

berdasarkan paparan Gubernur adalah sebagai berikut:

Pendangkalan Teluk Kendari akibat pengelolaan DAS yang kurang baik

pada sungai-sungai yang bermuara di Teluk Kendari terutama Sungai

Wanggu

Banyaknya permukiman yang dibangun pada daerah sempadan sungai.

Tingginya erosi dan sedimentasi akibat pengelolaan lingkungan yang tidak

memperhatikan kaidah-kaidah konservasi

Pengelolaan jaringan irigasi yang belum optimal dan berimbang

Masih terbatasnya pengelolaan daerah rawa dan daerah tangkapan air

Pengendalian Banjir Sungai Balandette

Sungai Balandete terletak pada 121° 36’ 34” BT dan 4° 3’ 56” LS. Sungai Balandete

terletak di wilayah administratif Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sungai

Balandete memiliki panjang sungai 17,2 km dengan luas DAS 68,6 km2. Pada hulu sungai

terdapat Bendung Balandete dan di kiri kanan sungai terdapat tanggul banjir. Aliran

sungai bermuara di Teluk Bone yang melintasi daerah perkotaan dengan tingkat

kemiringan sungai yang curam. Hal ini membuat daya gerus air sungai sangat tinggi

sehingga mampu menyebabkan kerusakan pada tebing-tebing sungai. Setiap tahun pada

musim penghujan sering terjadi banjir yang merusak tebing-tebing sungai. Akibatnya

terjadilah longsoran yang merusak sarana, prasarana, dan infrastruktur lainnya, yang

berdampak pada kerugian materi yang cukup besar.

TINDAKAN PENANGANAN

Untuk menanggulangi bahaya banjir akibat luapan Sungai Balandete, maka pada tahun

anggaran 2008, 2009, dan 2010, Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV melakukan pembangunan

Perkuatan Tebing (pasangan batu) sepanjang 991 meter dan ground sill sebanyak 2

buah.

Page 27: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 27

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

Pada tahun anggaran 2010, paket pekerjaan Perbaikan Sungai Balandete dilaksanakan

oleh PT. Arita Putri Asana dengan nilai kontrak Rp. 1.153.991.000,00 dan pada bulan

Oktober 2010 telah selesai dilaksanakan

MANFAAT PEMBANGUNAN

Manfaat yang didapatkan dari paket pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Terlindunginya kawasan permukiman, pertanian dan infrastruktur lainnya dari

bahaya banjir serta tersedianya air untuk pertanian.

Terpeliharanya alur sungai untuk pengaturan debit banjir.

Pada saat kunjungan kerja Komisi V DPR RI ke Program Kerja Penanganan Sungai

Balandette, debit air terlihat relatif sedikit dibandingkan kapasitas sungai. Namun

demikian debit sungai dilaporkan dapat meningkat secara signifikan terutama pada

musim penghujan sehingga peningkatan penguatan tebing sungai memang dirasa perlu

di sejumlah titik. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI sendiri menilai positif program

kegiatan ini terutama untuk mencegah terjadinya peristiwa banjir bagi permukiman

yang terletak di sekitar sungai.

D. Sub Sektor Tata Ruang

Berdasarkan paparan dari Pemerintah Provinsi Sultra maka permasalahan di sub sektor

Tata Ruang di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut:

1. Masih belum tertata masih belum tertata dengan baik pemanfaatan ruang terutama

dalam kawasan hutan.

2. Revisi Tata Ruang Provinsi dan Kabupaten Kota sesuai peraturan perundangan belum

selesai

3. Masih belum tertata kawasan-kawasan strategis, terutama berkaitan dengan

kawasan ekonomi khusus.

Terdapat 2 buah rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus yang menjadi

prioritas bagi Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu :

1. Kawasan Ekonomi Khusus Berbasis Pertambangan

2. Kawasan Ekonomi Khusus Teluk Kendari

D.1. Kawasan Ekonomi Khusus berbasis pertambangan

Terdapat 3 kawasan yang direncanakan untuk dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi

Khusus berbasis pertambangan yaitu Kawasan Asera, Wiwirano dan Langgikima atau

disingkat menjadi Awila.

Page 28: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 28

D.2. Kawasan Ekonomi Khusus Teluk Kendari

Dari paparan Pemerintah Provinsi, Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menyadari

potensi yang sedemikian besar yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya

di bidang pertambangan yang selama ini masih belum tergarap secara maksimal yang

memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. Untuk

memudahkan dalam memfokuskan pemberian dukungan sarana dan prasarana

pendukung yang dimaksud maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung

langkah Pemerintah Provinsi dalam membentuk pusat-pusat kegiatan antara lain dalam

bentuk Kawasan Ekonomi Khusus sebagai pendorong bagi perkembangan perekonomian

daerah.

Pembentukan Kawasan Ekonomi Teluk Kendari berperan penting dalam pengembangan

perekonomian di wilayah ibukota Kendari pada khususnya dan Sulawesi Tenggara pada

umumnya.

Terkait tata ruang Komisi V DPR RI mendapati bahwa Perda Tata Ruang untuk Provinsi

dan Kabupaten di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara hingga saat ini belum ada satupun

yang telah selesai. Untuk itu Komisi V DPR RI meminta Pemda setempat untuk

Page 29: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 29

meningkatkan koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait guna mempercepat

proses penyelesaian Perda mengenai Tata Ruang tersebut.

II. Bidang Perhubungan

Obyek-obyek di bidang Perhubungan yang ditinjau dalam Kunjungan Kerja Komisi V DPR

RI ke Sulawesi Tenggara 10-12 November 2010 adalah sebagai berikut:

1. Bandara Halu Uleo (UPT Perhubungan Udara)

2. Pelabuhan Laut Kolaka (Ditjen Perhubungan Laut)

3. Pelabuhan Laut Kendari (Ditjen Perhubungan Laut)

Catatan: 1. Tidak terdapat objek Perkeretaapian di Sulawesi Tengara

2. Objek Perhubungan Darat/ASDP tidak ditinjau.

II.1. OBYEK PERHUBUNGAN UDARA

A. BANDARA WOLTER MONGONSIDI / BANDARA HALU ULEO KENDARI

(posisi Februari 2009, sumber : Laporan Daerah)

Bandara Wolter Monginsidi merupakan UPT Ditjen Perhubungan Udara. Berdiri di atas

lahan milik TNI AU. Data Meteorologi Penerbangan saat ini disupport oleh fasilitas milik

TNI AU.

DATA TEKNIS BANDARA:

Jarak Bandara Ke Kota Terdekat

- Dari Ibu Kota Propinsi : 32 KM

- Dari Ibu Kota Negara (Jakarta) : 961 NM

Kelas : II

Kemampuan : B-737, MD-82

Koordinat / elevasi : 04.05 S-122.24 E / 54,86 m

Pelayanan LLU : ADC

Panjang Landasan / Arah / PCN : 2.250 m x 30 m / 08-26 / 37 FCXT

Apron (A) : 195 m x 91 m

Apron (B) : 177 m x 60 m

Strip : 2.400 M x 150 M

Taxiway (A) : 379 m x 23 m

Taxiway (B) : 75 m x 23 m

Overrun RWY 26 : 60 m x 30 m

Overrun RWY 08 : 60 m x 30 m

Terminal (A) : 12.000 m2

Terminal (B) : 1.200 m2

Selain Bandara Wolter Monginsidi juga terdapat 2 buah bandara di wilayah Sultra yaitu

Bandara Betoambari di Kab. Bau-Bau Pulau Buton dan Bandara Sugimanaru-Muna

Page 30: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 30

BANDARA BETOAMBARI / BAU-BAU BUTON

(posisi Februari 2009, sumber : Laporan Daerah)

Jarak Bandara Ke Kota Terdekat : 7 km

Kelas : IV

Kemampuan : DASH-8 / F-50 terbatas

Koordinat / elevasi : 050 31’ 00 LS – 1220 33’ 00 BT/32 MSL

Pelayanan LLU : AFIS

Panjang Landasan / Arah / PCN : 1.400 x 30 m / 04-22 / 21 FCYT

Taxiway : 1.431 M2

Apron : 3.350 M2

Strip : 96.000 M2

Terminal (dom) : 948 m²

BANDARA SUGIMANURU MUNA / RAHA

(posisi Februari 2009, sumber : Laporan Daerah)

Jarak Bandara Ke Kota Terdekat : 22 km

Kelas : IV

Kemampuan : C-212

Koordinat / elevasi : 040 48’ LS – 1220 32’ BT/44 M (MSL)

Pelayanan LLU : UNATTENDED

Panjang Landasan / Arah / PCN : 1.400 m x 30 m / 08-26 / -

Apron : 110 m x 60 m

Strip : 1.600 m x 150 m x 2

Taxiway : 110 m x 23 m

Resa : 90 m x 60 m

Terminal (dom) : 1.400 m²

RUTE PENERBANGAN DOMESTIK (FREKUENSI/MINGGU)

PT. GARUDA INDONESIA

Kendari – Makassar B-734/B-738 7 x

PT. LION MENTARI AIRLINES

Kendari – Makassar B-734 7 x

Jakarta – Kendari B-734 7 x

PT. SRIWIJAYA AIR

Kendari – Makassar B-732 7 x

PT. METRO BATAVIA

Kendari – Makassar B-734 7 x

Page 31: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 31

Jakarta – Kendari B-733 3 x

PT. MERPATI NUSANTARA

Kendari – Makassar B-733/4 3 x

PT. TRAVEL EXPRESS

Kendari – Wangi-Wangi Dornier 328-100 7 x

Bau-Bau – Wangi-Wangi Dornier 328-102 7 x

Bau-Bau – Makassar Dornier 328-102 14 x

PT. WINGS ABADI AIRLINES

Bau-Bau – Makassar ATR-72 7 x

Kendari – Makassar ATR-72 7 x

Posisi : Oktober 2010

Statistik Penumpang dan Cargo di Bandara Wolter Monginsidi

PNBP dari Pengelolaan Bandara

PJP4U = Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara

PJP2U = Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara

PJP = Pelayanan Jasa Penerbangan

SEWA = Penerimaan dari konsensi / sewa ruang / counter dll

Secara umum tidak terdapat permasalahan yang berarti dalam pengelolaan Bandara.

Kapasitas terminal penumpang secara umum masih mencukupi dibandingkan dengan

kebutuhan. Peralatan navigasi yang ada juga telah mendukung penerbangan malam.

Page 32: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 32

Untuk Runway, panjang Runway telah mencukupi untuk lepas landas dan mendarat bagi

pesawat berbadan sedang. Namun Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendapati

bahwa Runway tersebut telah tidak lama dilakukan overlay sehingga dalam kunjungan

langsung ke lapangan, Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendapati Runway tersebut

agak bergelombang dan terdapat pengelupasan aspal di beberapa bagian yang cukup

membahayakan pada saat lepas landas/pendaratan pesawat.

II.2. OBYEK PERHUBUNGAN LAUT

Terdapat 1 Pelabuhan Kelas II dan 5 Pelabuhan kelas III di Wilayah Provinsi Sulawesi

Tenggara:

a. Kantor Administrator Pelabuhan

1. Adpel Kelas II Kendari

b. Kantor Pelabuhan

1. Kantor Pelabuhan Raha

2. Kantor Pelabuhan Bau-Bau

3. Kantor Pelabuhan Kolaka

4. Kantor Pelabuhan Pomalaa

5. Kantor Pelabuhan Langara

c. Distrik Navigasi

1. Distrik Navigasi Kendari

Obyek Perhubungan Laut yang ditinjau dalam Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah

Pelabuhan Laut Kolaka dan Pelabuhan Laut Bungkotoko Kendari. Adapun program kerja

Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan di Provinsi Sulawesi Tenggara

adalah sebagai berikut:

PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

TAHUN ANGGARAN 2010 DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

NO. LOKASI PEMBANGUNAN PAGU ANGGARAN TA. 2010

1. Pembangunan Dermaga Pelabuhan

Bungkotoko-Kendari

Rp. 9,9 Milyar

2. Subsidi angkutan laut perintis pangkalan

Kendari R-21

Rp. 3,8 Milyar

3. Subsidi angkutan laut perintis pangkalan

Kendari R-22

Rp. 3,8 Milyar

Page 33: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 33

4. Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Raha

Tahap VI

Rp. 7,4 Milyar

5. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut

Lawele Tahap II

Rp. 3,4 Milyar

6. Penyelesaian faspel laut Kolaka Rp. 2,7 Milyar

7. Lanjutan pembangunan faspel laut Langara Rp. 5 Milyar

PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA

NO. LOKASI PEMBANGUNAN PAGU ANGGARAN

TA. 2011

1. Pembangunan Dermaga Pelabuhan Bungkutoko-

Kendari Tahap III, termasuk supervisi

Rp. 28 Milyar

2. Subsidi angkutan laut perintis pangkalan Kendari R-

21

Rp. 3,95 Milyar

3. Subsidi angkutan laut perintis pangkalan Kendari R-

22

Rp. 3,95 Milyar

4. Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Raha Rp. 10 Milyar

5. Pembangunan faspel laut Kolaka Utara Rp. 50 Milyar

6. Penyelesaian faspel laut Kolaka Rp. 12,5 Milyar

7. Lanjutan pembangunan faspel laut Langara Rp. 11 Milyar

8. Lanjutan pembangunan faspel laut Lameluru Rp. 26 Milyar

A. PELABUHAN LAUT BUNGKOTOKO - KENDARI

Khusus untuk pelabuhan Laut Bungkotoko Kendari dilaporkan bahwa pada 2010

terdapat pekerjaan pembangunan Dermaga Multi Purpose Tahap II senilai Rp 20 Milyar.

Pembangunan Dermaga ini akan dilanjutkan dengan tahap III dan Tahap IV masing-

masing senilai Rp 28 Milyar dan Rp 85 Milyar. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

Page 34: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 34

sebenarnya mengagendakan kunjungan ke pelabuhan laut Bungkotoko, namun pada

saat akan mengunjungi pelabuhan tersebut Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

mendapati bahwa jalan akses dari dan menuju pelabuhan masih sangat tidak layak baik

dari segi kapasitas, lebar, dan daya dukung terutama dalam menunjang aktivitas

pelabuhan. Oleh karena keterbatasan waktu maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

memutuskan untuk membatalkan kunjungan tersebut. Materi terkait pembangunan dan

permasalahan yang dihadapi oleh pelabuhan tersebut sendiri telah disampaikan pada

saat pertemuan dengan Gubernur dan jajarannya.

PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT

ADMINISTRATOR PELABUHAN KENDARI TA. 2010

Pagu Anggaran Rp. 20 Milyar

Pembangunan Faspel Bungkutoko-Kendari :

Pekerjaan Trestle (156x8)m2

Pekerjaan Causeway (150x8) m2

Pekerjaan Talud / Revertement Areal darat (75+200)

Pekerjaan Areal Pelabuhan (100x200)m2

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DERMAGA MULTIPURPOSE PELABUHAN

KENDARI, DILAKSANAKAN DARI TA. 2009 s/d TA. 2012

TOTAL DANA YANG DIBUTUHKAN SEBESAR Rp. 157.000.000.000,- DENGAN RINCIAN

SEBAGAI BERIKUT :

TAHAP I TA. 2009 = Rp 24.000.000.000,-

TAHAP II TA. 2010 = Rp 20.000.000.000,-

TAHAP III TA. 2011 = Rp 28.000.000.000,-

TAHAP IV TA. 2012 = Rp 85.000.000.000,-

PEKERJAAN TA 2010:

• DIPA NOMOR : 0374/022-04.2/XXV/2010

• TANGGAL : 31 DESEMBER 2009

• PLAFON DIPA : Rp. 20.000.000.000,-

• NO. KONTRAK : PC.087/03/32/AD.KDI-2010

• TANGGAL : 18 MARET 2010

• KONTRAKTOR : PT. INTISIGMA PRATAMA CIPTA

• PAGU : Rp. 19.486.464.000,-

• NILAI : Rp 19.363.889.000,-

• WAKTU PELAKSANAAN : 250 HARI KALENDER (18-03-2010 s/d 22-

11-2010)

Page 35: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 35

PEKERJAAN SUPERVISI :

• NO. KONTRAK : PC.087/05/51/AD.KDI-2010

• TANGGAL : 05 APRIL 2010

• KONTRAKTOR : PT. RANCANG BANGUN UTAMA

• PAGU : Rp. 492.294.000,-

• NILAI : Rp 489.000.000,-

• WAKTUPELAKSANAAN : 250 HARI KALENDER 05-04-2010 s/d 22-11-2010

B. PELABUHAN LAUT KOLAKA

Pelabuhan Laut Kolaka terletak di wilayah Kabupaten Kolaka pesisir barat wilayah

Provinsi Sultra dan merupakan ujung tombak bagi keluar masuk barang dan penumpang

terutama yang berasal dari Surabaya dan Ujung Pandang.

Dilaporkan terdapat pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut pada TA 2010 sebesar Rp

2,7 Milyar. Untuk TA 2011 terdapat pekerjaan reklamasi lahan senilai Rp 12,5 Milyar

sedangkan untuk TA 2012 terdapat pekerjaan pembangunan cause way dan trestle

senilai Rp 29,5 Milyar.

Dalam kunjungan langsung ke lapangan pihak Pengelola Pelabuhan melaporkan bahwa

selama ini kapasitas fasilitas yang ada masih memadai dan tidak terdapat permasalahan

yang berarti dalam operasional maupun pemeliharaan pelabuhan.

Mengingat nilai strategis dari pelabuhan ini maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

mendukung upaya pengembangan lebih lanjut baik sarana maupun prasarana

pelabuhan pada tahun-tahun mendatang dengan mempertimbangkan trend kebutuhan

dikaitkan dengan kapasitas yang tersedia.

KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2010

Pembangunan Faspel Kolaka :

Pagu Anggaran Rp. 2,7 Milyar

Pekerjaan Lantai Beton Dermaga 50 X 12 M

Fisik : 100 %

RENCANA KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2011

Alokasi Anggaran Rp. 12,5 Milyar

Pekerjaan Reklamasi Lahan 100 X 70 M

RENCANA KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012

Rencana Alokasi Anggaran Rp. 29,5 M

Kegiatan :

- Pembangunan Causeway : 140 X 6 M

- Pekerjaan Trestle : 120 X 6 M

Page 36: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 36

III. BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Kementerian Perumahan Rakyat selaku mitra Komisi V DPR RI telah mengucurkan APBN

untuk Program Peningkatan Kualitas Perumahan di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pada TA 2009 telah dianggarkan sebesar Rp 7,445 Milyar untuk program Bantuan

Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BP2S) dan Rp 2,1 Milyar untuk program

Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP). Sedangkan untuk TA 2010 dialokasikan dana

sebesar Rp 4,951 Milyar untuk BP2S sedangkan untuk PKP mendapat alokasi dana

sebesar Rp 2,7 Milyar. Total dari tahun 2007 alokasi APBN bidang Perumahan Rakyat

untuk Provinsi Sulawesi Tenggara telah mencapai Rp 19,240 Milyar.

Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BP2S) dan Peningkatan Kualitas

Perumahan (PKP)

III.1. PROGRAM BSP2S DI KABUPATEN KONAWE

Kabupaten Konawe adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara yang

mendapatkan Program BSP2S dan PKP sejak Tahun 2009 s/d 2010. Besarnya nilai

Bantuan dari tahun 2009 s/d 2010 sebesar Rp. 2,960 Milyar.

Penyaluran Dana Kegiatan BSP2S dan PKP dilakukan oleh Lembaga Keuangan

Mikro/Lembaga Keuangan Non Bank (LKM/LKnB) setempat. Proses penyaluran

dilakukan dalam bentuk transfer langsung dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) kepada LKM/LKnB.

Adapun Detail Bantuan adalah sebagai berikut:

Tahun 2009

Jumlah bantuan :

100 Unit (BSP2S-PB),

100 Unit (BSP2S-PK) + Rp 140 Juta (PSU)

50 Unit (PKP-PK) + 200 Juta (PSU)

Lokasi BP2S:

Kel. Arombu,

Kel. Ambekairi,

Kel. Latoma,

Desa. Sambeani,

Kel. Abuki,

Desa. Punggaluku,

Kel. Inalahi,

Kel. Mataiwoi,

Kel. Anggaberi,

Desa Hudoa

Page 37: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 37

Lokasi PKP:

Kel. Watundehoa (PKP)

Lokasi PSU :

Kel. Arombu (BSP2S)

Perbaikan Jalan Lingkungan

Panjang = 200 Meter

Pembuatan Saluran Drainase

Panjang= 50 Meter

Pembuatan MCK 1 Unit

Kel. Watundehoa (PKP)

Pembuatan MCK 3 Unit

LKM/LKNB Penyalur :

1. KSP BINA SEJAHTERA (BSP2S)

2. KSP SADAMORA (PKP)

Tahun 2010

Jumlah bantuan :

100 Unit (PKP-PK) + 400 Juta (PSU)

Lokasi :

Kel. Konawe

PSU :

Kel. Konawe

Pembuatan Saluran Drainase Panjang = 590 Meter

Pembuatan Jalan (Sirtu) P= 964 Meter , P= 877 Meter

LKM/LKNB Penyalur :

KSP BINA SEJAHTERA

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSP2S) dan Peningkatan Kualitas Perumahan

(PKP) Kementerian

Perumahan Rakyat di Provinsi Sulawesi Tenggara telah dilakukan sejak tahun 2007.

Besarnya bantuan tersebut dari tahun 2007 hingga 2010 senilai Rp. 19,240 Milyar.

Ket :

- PB = Pembangunan Baru

Page 38: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 38

- PK = Peningkatan Kualitas

- PSU = Prasarana Sarana dan Utilitas

Alokasi Bantuan berdasarkan Kabupaten / Kota :

1. Kota Kendari Rp. 4,652 Milyar

2. Kab. Konawe Rp. 2,960 Milyar

3. Kab. Konawe selatan Rp. 1,150 Milyar

4. Kab. Bombana Rp. 2,176 Milyar

5. Kab. Buton Rp. 0,580 Milyar

6. Kota Bau-Bau Rp. 2,067 Milyar

7. Kab. Kolaka Rp. 1,080 Milyar

8. Kab. Kolaka Utara Rp. 1,820 Milyar

9. Kab. Muna Rp. 0,615 Milyar

10. Kab. Wakatobi Rp. 2,140 Milyar

III.2. PROGRAM BSP2S DI KOTA KENDARI

Kota Kendari adalah salah satu Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara yang mendapatkan

Program BSP2S.

dan PKP sejak Tahun 2007 s/d 2010. Besarnya nilai Bantuan dari tahun 2007 s/d 2010

sebesar Rp. 4,652 Milyar. Penyaluran Dana Kegiatan BSP2S dan PKP dilakukan oleh

LKM/LKnB setempat. Proses penyaluran dilakukan dalam bentuk transfer langsung dari

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) kepada LKM/LKnB.

Tahun 2007

Jumlah bantuan :

70 Unit (BSP2S-PK),

100 Juta (PSU)

Lokasi :

1. Kel. Wawombalata,

2. Kel. Lalodati,

3. Kel. Tobuuha,

4. Kel. Abeli Dalam.

PSU :

1. Kel. Tobuuha,

2. Kel. Adeli

MCK 2 Unit

Perbaikan Sumur

Pembuatan Tempat Suci

Page 39: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 39

Pembuatan SPAL

(Sistem Pembuangan Air limbah)

LKM/LKNB Penyalur :

Koperasi INDAGKOP

Tahun 2008

Jumlah bantuan :

100 Unit (BSP2S-PK),

32 Juta (PSU)

100 Unit (PKP-PK),

300 Juta (PSU)

Lokasi Penerima Bantuan BSP2S PK:

1. Kel. Kadia,

2. Kel. Wua-Wua,

3. Kel. Watubangga,

4. Kel. Anggoeya,

5. Kel. Wundudopi,

6. Kel. Lalora,

7. Kel. Puunggaloba,

8. Kel. Matabubu,

9. Kel. Sodohoa,

10. Kel. Mokoau

Lokasi Penerima Bantuan PKP-PK:

1. Kel Kendari Caddi,

2. Kel. Mata,

3. Kel. Purirano,

4. Kel. Tondonggeu,

5. Kel. Sambuli,

6. Kel. Nambo,

7. Kel Petoaha,

8. Kel. Bungkutoko,

9. Kel. Kasilampe,

10. Kel. Banuarie

Lokasi Penerima Bantuan BSP2S-PSU:

1. Kel. Matabubu

2. Kel. Tondonggeu

3. Kel. Petoaha

Page 40: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 40

4. Kel. Nambo

5. Kel. Benua Nirae

Lokasi Penerima Bantuan PKP-PSU

- MCK 4 Unit

- Perkerasan Jalan Lingkungan dengan Sirtu

LKM/LKNB Penyalur :

Koperasi INDAGKOP

Tahun 2009

Jumlah bantuan :

- 200 Unit (BSP2S-PB)

- 140 Juta (PSU)

Lokasi :

1. Kel. Puwatu,

2. Kel. Pungulaka,

3. Kel. Tobuuha,

4. Kel. Alolama,

5. Kel. Labibia,

6. Kel. Anggilowu,

7. Kel. Mangga Dua,

8. Kel. Pondambea,

9. Kel . Bonggoeya,

10. Kel. Anawi,

11. Kel. Baruga,

12. Kel. Lepo-Lepo,

13. Kel. Watubangga.

Lokasi Penerima PSU :

Kel. Watubangga

- Pembuatan Saluran Drainase Sekunder P= 150 M1

- Pembuatan Saluran Drainase Tersier P= 308 M1

LKM/LKNB Penyalur :

Koperasi INDAGKOP

Page 41: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 41

Tahun 2010

Jumlah bantuan :

100 Unit (PKP-PK),

400 Juta (PSU)

Lokasi Penerima Bantuan:

1. Kel. Abeli Dalam,

2. Kel. Anggalomelai,

3. Kel. Benuanirae,

4. Kel. Kadia,

5. Kel. Matabubu,

6. Kel. Mataiwoi,

7. Kel. Punggolaka,

8. Kel. Wawombalata,

9. Kel. Wawowanggu,

10. Kel. Kemaraya.

Alokasi PSU :

1. Kel. Abeli Dalam,

2. Kel. Anggalomelai,

3. Kel. Benuanirae,

4. Kel. Kadia,

5. Kel. Matabubu,

6. Kel Wawontabalata,

7. Kel. Wawowanggu,

8. Kel. Kemaraya

DETAIL PENGGUNAAN DANA PSU:

MCK + Sumur Bor 1 Unit

Pemb. Saluran Drainase P= 240 M1

Pemb. Saluran Drainase P = 160 M1

Pemb. Saluran Drainase P = 85 M1

Pemb. Jalan Setapak P = 450 M1

Pemb. Jalan Setapak P = 125 M1

Pemb. SPAL P = 35 M1

Pemb. MCK 1 Unit

Pemb. Saluran Drainase P= 240 M1

Pemb. MCK 1 Unit

Pemb. Jalan Lingkungan P = 550 M1

MCK + Sumur Bor 1 Unit

Page 42: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 42

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI berkesempatan untuk bertatap muka secara

langsung dengan sebagian masyarakat yang menerima bantuan. Tim Kunjungan Kerja

Komisi V DPR RI menemukan bahwa sebagian kelompok masyarakat merubah dana yang

seharusnya hibah tersebut menjadi dana bergulir dengan alasan untuk pemerataan

maupun mencegah kecemburuan sosial. Pada dasarnya Tim Kunjungan Kerja Komisi V

DPR RI dapat memahami hal tersebut namun harus dilakukan secara hati-hati agar

jangan memberatkan masyarakat penerima bantuan karena pada dasarnya bentuk

bantuan yang diberikan adalah hibah. Selain hal tersebut juga ditemukan bahwa

beberapa lokasi yang menerima bantuan mengalami kesulitan air bersih. Untuk itu Tim

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI akan meminta Kementerian Perhubungan untuk

berkoordinasi dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk berupaya

mengalokasikan program SPAM IKK bila terdapat sumber air yang memungkinkan.

IV. BIDANG PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Kawasan perdesaan telah lama menjadi concern

bersama antara Komisi V DPR RI dan Pemerintah. Saat ini tercatat 183 daerah tertinggal

di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut 34 Kabupaten berada di wilayah

Sulawesi yang merupakan 19% dari jumlah Kabupaten tertinggal di seluruh Indonesia

jumlah ini juga sekaligus merupakan yang kedua terbesar di Kawasan Timur Indonesia

setelah Provinsi Papua (35 DT). Untuk wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri

tercatat 9 Daerah Tertinggal dimana 2 diantaranya yaitu Kabupaten Buton Utara dan

Kabupaten Konawe Utara merupakan Daerah Tertinggal Baru (yang baru masuk pada

tahun 2009). Untuk itu pada TA 2010 telah dikucurkan sebesar Rp 19,842 Milyar untuk

membantu Daerah tertinggal di Provinsi Sultra. Jumlah itu termasuk alokasi anggaran

sebesar Rp 1,117 Milyar yang dialokasikan sebagai dana pendampingan bagi satu buah

Kabupaten yang telah berhasil keluar dari Kategori Tertinggal pada 2009 yaitu

Kabupaten Kolaka. Diharapkan dengan adanya dana pendampingan tersebut maka

diharapkan Kabupaten tersebut dapat semakin mandiri dan tidak kembali terjatuh pada

kategori tertinggal.

Sebenarnya dalam Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal mengajukan 2 buah obyek pembangunan

infrastruktur untuk ditinjau yaitu Program Pembangkit Listrik Tenaga Matahari di Desa

Majapahit Kec. Pakue Tengah Kab. Kolaka Utara dan Bansos Infrastruktur Informasi

berupa Warung Informasi Masyarakat (WIM) di Kelurahan Ambekairi Kec. Unaaha, Kab.

Konawe Selatan, dimana saat ini dilaporkan Warung Informasi Masyarakat tersebut

mengalami kerusakan dan tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.

Dikarenakan keterbatasan waktu kunjungan dan lokasi program yang berada di luar rute

utama kunjungan maka kedua obyek tersebut tidak ditinjau namun rekomendasi terkait

obyek tersebut akan tetap disertakan di dalam laporan kunjungan kerja ini.

Page 43: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 43

V. BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Kondisi Geografis Indonesia yang rawan bencana dan rawan perubahan cuaca secara

mendadak membutuhkan stasiun pengamatan baik Meteorologi, Klimatologi maupun

Geofisika yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara

terutama dalam memberi peringatan dini atas ancaman bencana alam maupun sebagai

salah satu faktor yang turut menunjang keselamatan transportasi. Saat ini di Provinsi

Sulawesi Tenggara terdapat 4 UPT BMKG yaitu Stasiun Meteorologi Beto Ambari – Kab.

Bau-Bau dan Stamet Pomala – Kab. Kolaka, Stasiun Meteorologi Maritim di Kendari dan

Stasiun Geofisika Kendari. Adapun belanja modal untuk ke-4 UPT tersebut pada TA 2009

sebesar Rp 1,721 Milyar dan pada TA 2010 mencapai Rp 2,296 Milyar.

Sebagai Provinsi yang sebagian wilayahnya merupakan lautan dan terdiri pula dari

beberapa pulau selain wilayah daratan pada Pulau Sulawesi maka sudah sepantasnyalah

mempunyai Stasiun Meteorologi Maritim yang dapat mengukur sekaligus menjadi pusat

informasi bagi berbagai aktivitas maritim utamanya pelayaran.

Untuk itu Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI memberikan apresiasi terhadap upaya

Sta. Meteorologi Maritim Kendari dalam upaya menyajikan data yang uptodate terkait

cuaca khususnya di wilayah perairan bagi masyarakat.

Dalam paparannya Kepala Stasiun Meteorologi Maritim meminta dukungan bagi

pelaksanaan Tupoksi Kemaritiman di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui

pemenuhan berbagai peralatan pengamatan yang saat ini belum dimiliki oleh Stasiun

Maritim Kendari yaitu Navtek dan peralatan Sea Current.

Selain itu juga dilaporkan bahwa jaringan pengamatan yang ada di Sulawesi Tenggara

saat ini masih belum representatif dibandingkan dengan luas daerah yang dipantau

sehingga perlu penambahan beberapa pos pengamatan agar dapat memberikan

informasi yang akurat dan mendetail terkait tupoksinya.

VI. BASARNAS

Selain pengamatan dan peringatan dini perlu pula suatu tindakan responsif bila terjadi

kejadian yang tidak diinginkan. Untuk itu perlu dikembangkan tidak saja perlengkapan

yang memadai tetapi juga profesionalisme dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh

SAR itu sendiri. Dari hasil kunjungan ke lapangan ditemukan bahwa sarana SAR yang

dimiliki di Sultra sebagian besar merupakan sarana bagi kegiatan pencarian dan

pertolongan di darat. Padahal sebagian wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara juga terdiri

dari lautan sehingga diperlukan prasarana dan sarana untuk melaksanakan operasi SAR

di laut. Untuk itu Kansar Sultra meminta alokasi bagi pengadaan Kapal aluminium (bukan

fiberglass) yang memiliki panjang minimal 40 meter. Hal ini diperlukan untuk

mengantisipasi situasi gelombang laut yang cukup tinggi di sekitar wilayah tersebut.

Kansar juga meminta pembangunan dermaga sandar khusus untuk mempermudah

operasional kapal Basarnas.

Page 44: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 44

BAB IV

Rekomendasi

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

Berikut merupakan Rekomendasi Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi

Sulawesi Tenggara yang dibagi berdasarkan bidang dan sub bidang.

Sektor ke-PU-an

Sub Sektor Bina Marga:

1. Terkait dengan pelaksanaan peningkatan kapasitas jalan Tahap I Ruas Batas Kota

(Ranomeeto)-Bandara Halu Uleo yang hanya dapat terselesaikan sebesar 51,85 %

atau hanya sekitar 1,81 km dari 3,5 km yang direncanakan maka Tim Kunjungan

Kerja Komisi V DPR RI meminta kekurangan pengerjaan tersebut untuk

dianggarkan pada Tahun Anggaran berikutnya bersama-sama dengan tahap III

(sepanjang 3,81 km) agar Jalan tersebut dapat segera berfungsi secara optimal

sesuai yang direncanakan.

2. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menyesalkan buruknya kualitas

infrastruktur jalan di beberapa titik yang merupakan Ruas Jalan Nasional di

Provinsi Sultra yang berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Terkait hal tersebut Komisi V DPR RI meminta Direktorat Jenderal Bina Marga

Kementerian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan fungsi pengawasan terhadap

pelaksanaan dan kualitas pekerjaan Tugas Perbantuan.

3. Terkait buruknya geometris pada beberapa ruas jalan Nasional yang dilewati

maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mengingatkan kembali kepada

Direktorat Jenderal Bina Marga agar dalam melakukan perencanaan

pembangunan jalan perlu mentaati persyaratan geometris jalan,

memperhitungkan lebar dan jenis kendaraan yang melewati serta menyediakan

bahu jalan dan tempat perhentian darurat guna mencegah terjadinya kecelakaan

lalu lintas yang dapat mengakibatkan korban jiwa dan harta benda. Tim

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI juga mengingatkan bahwa penyelenggara jalan

yang lalai dan tidak memberikan tanda pada jalan yang rusak dan mengakibatkan

kecelakaan dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan UU No. 22 tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

4. Komisi V DPR RI mendukung sepenuhnya pembangunan Jembatan Teluk Kendari

(Jembatan Bahtera Mas) sepanjang 1.035,69 meter yang diperkirakan akan

membutuhkan biaya sekitar +$ 66 juta yang dimaksudkan untuk menunjang

perkembangan wilayah dengan menghubungkan wilayah Kota Lama di bagian

Utara Teluk Kendari dengan wilayah Lapulu di bagian selatan Teluk Kendari.

Page 45: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 45

5. Komisi V DPR RI meminta Direktorat Jenderal Bina Marga untuk mengoptimalkan

koordinasi dengan Kementerian/Lembaga/Instansi serta Pemda setempat terkait

penyediaan jaringan jalan dari dan menuju obyek-obyek Strategis utamanya

Bandara dan Pelabuhan Laut termasuk jalan akses menuju Pelabuhan Laut

Bungkotoko-Kota Kendari.

Sub Sektor Cipta Karya

Terkait RUSUNAWA Kota Kendari:

1. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menyesalkan buruknya kondisi dan kualitas

Rusunawa kota Kendari yang terletak di Kelurahan Robuuha-Kec. Puwatu Kota

Kendari yang meskipun telah selesai pada 2008 (TA 2007-2008) dengan biaya

pembangunan sebesar Rp 10,748 Milyar namun hingga saat ini belum dihuni

karena ketiadaaan prasarana listrik dan air bersih yang seharusnya disediakan

oleh Pemerintah Kota Kendari. Untuk itu Komisi V DPR RI meminta Direktorat

Jenderal Cipta Karya mendesak Pemda Kota Kendari untuk segera melakukan

penyambungan prasarana Listrik dan Air Bersih sebagaimana tertera pada MOU

antara Pemda dan Ditjen Cipta Karya.

2. Komisi V DPR RI meminta Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan

Umum agar untuk sementara tidak mengalokasikan anggaran bagi pembangunan

Rusunawa di wilayah Pemda yang wanprestasi dalam menyediakan sarana dan

prasarana pendukung sebagaimana yang dijanjikan dalam MOU sebagai

punishment agar di kemudian hari kejadian yang berpotensi merugikan keuangan

Negara tidak terulang kembali.

3. Terkait rendahnya kualitas fisik bangunan Rusunawa Kota Kendari (yang dapat

terlihat secara kasat mata) maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta

ke depannya Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian meningkatkan fungsi

pengawasan yang dimilikinya pada saat pembangunan Rusunawa.

Tekait Program Pembangunan SPAM IKK :

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mengapresiasi program SPAM IKK di

Kabupaten Kolaka-Provinsi Sulawesi Tenggara. Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja

Komisi V DPR RI mendukung usulan program sistem pengembangan air minum

Kabupaten Kolaka (senilai kurang lebih Rp 70 Milyar) yang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas produksi, penambahan jaringan distribusi air bersih

serta meningkatkan jangkauan pelayanan khususnya di Kabupaten Kolaka-

Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI berharap agar Direktorat Jenderal Cipta

Karya Kementerian Pekerjaan Umum dapat bekerjasama dengan Kementerian

Perumahan Rakyat dalam menyediakan Prasarana Sarana dan Utilitas bagi

masyarakat khususnya prasarana air bersih.

Page 46: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 46

Sub Sektor SDA

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung penyelesaian program

pengendalian banjir Sungai Balandette, Kabupaten Kolaka sebagai upaya

meminimalisir kerugian masyarakat akibat peristiwa meluapnya debit sungai

tersebut.

Sub Sektor Tata Ruang:

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung percepatan penyelesaian

RTRW Provinsi dan RTRW Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam waktu

sesegera mungkin guna memberikan ketegasan dan kejelasan hukum bagi upaya

pengembangan wilayah dengan memperhatikan pula berbagai aspek yang

berkembang di masyarakat.

Dalam mengoptimalkan pengembangan wilayah setempat maka Tim Kunjungan

kerja Komisi V DPR RI mendukung pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus yang

berbasis pertambangan Asera, Wiwirano dan Langgikima (Awila), Kawasan

Kolaka Utara dan Kawasan Torobulu, Kabaena dan Rumbia di wilayah Provinsi

Sulawesi Tenggara. Untuk itu Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta

Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum untuk dapat berkoordinasi

dengan Lembaga/Instansi yang terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana

penunjang pengembangan wilayah tersebut seperti prasarana jalan, sarana

perhubungan dan sebagainya.

Sektor Perhubungan

Sub sektor Perhubungan Udara

Dalam rangka meningkatkan keselamatan penerbangan khususnya pada saat

lepas landas (Take Off) dan mendarat (Landing), Tim Kunjungan Kerja Komisi V

DPR RI meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengalokasikan

anggaran bagi kegiatan overlay Runway Bandara Halu Uleo (yang telah tidak

dilaksanakan selama 10 tahun).

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung kegiatan pengembangan

lapangan terbang perintis di wilayah Provinsi Sultra utamanya sebagai bentuk

dukungan bagi pengembangan kepariwisataan dan kegiatan pertambangan di

wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sub Sektor Perhubungan Laut

1. Mengingat vitalnya peranan fungsi Pelabuhan di Provinsi Sulawesi Tenggara yang

sebagian wilayahnya merupakan Kepulauan, maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V

DPR RI mendukung usulan program kerja kegiatan Perhubungan Laut di wilayah

Provinsi Sultra pada TA 2011 yang antara lain meliputi pengembangan pelabuhan

Bungkotoko Tahap III (senilai +Rp 28 Milyar), penyelesaian faspel laut Kolaka

Page 47: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 47

serta lanjutan pembangunan faspel laut di Langara dan Lameluru. Tim Kunjungan

Kerja Komisi V DPR RI juga meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

Kementerian Perhubungan untuk memprioritaskan alokasi anggaran bagi

Pengembangan Pelabuhan Bungkotoko Tahap IV pada TA 2012 (senilai + Rp 85

Milyar).

2. Terkait buruknya infrastruktur penunjang pelabuhan khususnya prasarana jalan,

maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk berkoordinasi dengan Ditjen

Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemda setempat pada sebelum

melakukan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan.

Sub Sektor Perhubungan Darat

Tidak terdapat obyek Perhubungan Darat yang ditinjau oleh Tim Kunjungan Kerja Komisi

V DPR RI, namun dalam paparannya mengenai program Strategis Provinsi Sulawesi

Tenggara Gubernur memberikan paparan terkait Pelabuhan Penyeberangan ASDP.

Terhadap Paparan Gubernur tersebut Tim Kunjungan Komisi V DPR RI memberikan

dukungannya bagi pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Alomai dan Labuan untuk

dilaksanakan secara bersamaan (tidak dilaksanakan pada Tahun Anggaran yang

berbeda) agar setelah selesai pembangunan dapat segera memberi manfaat bagi

masyarakat. Untuk itu Pemprov menyatakan siap untuk melakukan pembebasan tanah

bagi pembangunan (menggunakan dana APBD) bila sudah ada kepastian pengalokasian

APBN.

Sektor Perumahan Rakyat

1. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menilai positif program Bantuan Stimulan

Pembangunan Perumahan Swadaya (BP2S) dan program Peningkatan Kualitas

Perumahan (PKP) di khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara dan mendukung

Kementerian Perumahan Rakyat untuk memperbanyak alokasi program sejenis

di masa depan.

2. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI berpendapat bahwa meski terdapat

kesepakatan di antara kelompok Masyarakat penerima bantuan untuk membuat

bantuan stimulan yang diterima menjadi dana bergulir (di antara kelompok

masyarakat itu sendiri) namun Tim Kunjungan Komisi V DPR RI mengingatkan

Kementerian Perumahan Rakyat bahwa jenis bantuan tersebut pada dasarnya

adalah hibah sehingga tidak boleh memberatkan pihak penerima bantuan.

3. Terkait dengan bantuan bagi pembangunan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU)

bagi masyarakat, Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta Kementerian

Perumahan Rakyat untuk berkoordinasi dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian

Perumahan Rakyat agar mengalokasikan pula program pendukung bagi

prasarana dan jaringan air bersih terutama di daerah-daerah yang rawan air.

Page 48: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 48

Sektor Pembangunan Daerah Tertinggal

1. Terkait Program Pembangkit Listrik Tenaga Matahari di Desa Majapahit Kec.

Pakue Tengah Kab. Kolaka Utara maka tim Kunjungan Komisi V DPR RI

mendesak KPDT agar berupaya memberikan output yang lebih besar (saat ini

hanya sekitar 3.000 watt) agar jumlah masyarakat yang dapat menerima manfaat

menjadi lebih banyak.

2. Terkait laporan bahwa Bansos Infrastruktur Informasi yang berupa Warung

Informasi Masyarakat (WIM) di Kelurahan Ambekairi Kec. Unaaha, Kab. Konawe

Selatan yang saat ini dilaporkan mengalami kerusakan maka Tim Kunjungan Kerja

Komisi V DPR RI meminta Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk

berkoordinasi dengan Pemda setempat dan Instansi terkait lainnya dalam upaya

memperbaiki Infrastruktur tersebut agar dapat berfungsi kembali sebagaimana

mestinya.

Sektor Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

1. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung penambahan peralatan untuk

mendukung Tupoksi Kemaritiman di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara seperti

Navtek, Sea Current dan lain-lain.

2. Terkait indikasi bahwa jaringan pengamatan masih belum representatif

dibandingkan dengan luas daerah yang dipantau maka Tim Kunjungan Komisi V

DPR RI mendukung penambahan pos/stasiun pengamatan sesuai dengan

kebutuhan.

Sektor Badan SAR Nasional :

Dalam rangka mendukung operasional Basarnas di wilayah lautan Provinsi Sultra

yang memiliki ombak relatif tinggi maka Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

mendukung usulan pengadaan kapal aluminium (bukan fiberglass) yang memiliki

panjang minimal 40 meter serta pembangunan pembangunan dermaga sandar

khusus untuk mempermudah operasional kapal Basarnas.

Page 49: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE · PDF fileLaporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 2 ... batuan metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara Halaman 49

BAB V

PENUTUP

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI ke Provinsi Sulawesi Tenggara

pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011 yang dilaksanakan pada

tanggal 10 hingga 12 November 2010 yang lalu.

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi pertambangan yang belum tersentuh

dalam jumlah yang sangat luar biasa terutama bahan tambang nikel, aspal dan emas.

Oleh karena itu diperlukan dukungan dan kesiapan infrastruktur pendukung guna

memanfaatkan sumber daya alam tersebut sebesar-besarnya bagi kemakmuran

masyarakat Sultra pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI akan menjadikan laporan ini

menjadi masukan bagi Komisi V DPR-RI terutama sebagai bahan bagi fungsi

Pengawasan dan Penganggaran DPR RI. Selain itu hasil Kunjungan Kerja ini juga akan

diserahkan kepada Pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti terutama dalam

melakukan perencanaan bagi pembangunan dan atau pemeliharaan serta perbaikan

infrastruktur bagi kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara pada

khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Jakarta, 29 MARET 2011

TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR-RI

KE PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

KETUA,

Drs. Yoseph Umarhadi, M.Si. MA