Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

52
JAWABAN TERTULIS PROVINSI SULAWESI BARAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA KE PROVINSI SULAWESI BARAT RESES MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2015-2016 TANGGAL 20 S.D. 24 MARET 2016 UMUM : 1. Berapa total APBD Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2014 – 2015? Berapa Alokasi Anggaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2016? Bagaimana Realisasi terutama untuk bidang Kesehatan, Tenaga Kerja, Balai POM/ BB POM dan BKKBN? Jawaban : No Tahun Anggara n Total APBD APBD Dinas Kesehatan Rumah Sakit Total Anggaran Kesehatan 1 2 3 4 5 4+5 1 2014 1.358.580.620. 316,56 30.915.782. 000 22.548.233. 000 53.464.015.00 0 2 2015 1.632.752.816. 256,78 33.155.782. 000 82.771.607. 110 115.927.389.1 10 3 2016 2.152.027.865. 095,50 6,339,770, 000 10,000,000 ,000 16,339,770,0 00 2. Hambatan – Hambatan Apa saja yang di hadapi Pemvrov Sulbar dalam realisasi APBD tahun anggaran 2015 dan bagaimana solusi? Jawaban : Hambatan yang di hadapi : Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 1

Transcript of Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Page 1: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

JAWABAN TERTULIS PROVINSI SULAWESI BARATDALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA KE PROVINSI SULAWESI BARAT

RESES MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2015-2016TANGGAL 20 S.D. 24 MARET 2016

UMUM :

1. Berapa total APBD Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2014 – 2015? Berapa Alokasi Anggaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2016? Bagaimana Realisasi terutama untuk bidang Kesehatan, Tenaga Kerja, Balai POM/ BB POM dan BKKBN?Jawaban :

No Tahun Anggaran Total APBD APBD Dinas

Kesehatan Rumah Sakit Total Anggaran Kesehatan

1 2 3 4 5 4+5

1 2014 1.358.580.620.316,56 30.915.782.000

22.548.233.000

53.464.015.000

2 2015 1.632.752.816.256,78 33.155.782.000

82.771.607.110

115.927.389.110

3 2016 2.152.027.865.095,50 6,339,770,000

10,000,000,000

16,339,770,000

2. Hambatan – Hambatan Apa saja yang di hadapi Pemvrov Sulbar dalam realisasi APBD tahun anggaran 2015 dan bagaimana solusi?Jawaban :Hambatan yang di hadapi : Realisasi Anggaran lebih dominan pada Triwulan ketiga dan ke empat Keterbatasan Sumber daya Manusia (SDM) dalam hal pengadaan barang dan

Jasa Sistem Pengendalian internal masing – masing SKPD yang belum optimal Adanya Prinsip kehati – hatian melaksanakan Anggaran sehingga tidak

bermasalah Peralihan Aplikasi Keuangan Akses Jaringan yang lambat

Solusi :

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 1

Page 2: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Mendorong Rencana Anggaran Kas lebih dominan pada Triwulan Pertama dan kedua

Meningkatkan Pelatihan Sumber daya Manusia (SDM) terkait pengadaan barang dan Jasa

Melatih bagian Sistem Pengendalian internal masing – masing SKPD sehingga lebih paham dalam Pengendalian Internal di kantor masing - masing

Mendorong Pejabat agar bekerja lebih Profesional dan mendorong transpransi Pengelolaan anggaran ke Publik

3. Mohon disampaikan persentase anggaran untuk bidang kesehatan, Tenaga Kerja, BB POM dan BKKBN Tahun 2014 - 2015?Jawaban :

No Tahun Anggaran Total APBD Total Anggaran

KesehatanPersentase Anggaran

1 2014 1,358,580,620,316.56 53,464,015,000

3.94

2 2015 1,632,752,816,256.78 115,927,389,110

7.10

3 2016 2,152,027,865,095.50 16,339,770,000

0.76

*KeteranganTahun 2016 belum termasuk Pinjaman PIP untuk pembangunan RS TypeB

4. Mohon disampaikan penerimaan dan realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK), dana Alokasi Umum (DAU), dana Dekonsentrasi dan tugas Pembantuan (TP) Provinsi Sulawesi Barat pada Tahun Anggaran 2014 – 2015Jawaban :

No Tahun Anggaran Alokasi DAK Realisasi % realisasi

DAK

1 2014 50.585.710.000

50.585.710.000

100

%

2 2015 72.513.950.000 - -

32016FisikNon Fisik

152.205.290.000277.980.380.000

--

-

Dekonsentrasi

No Tahun Anggaran

Alokasi Dekonsetrasi Realisasi % realisasi

Dekonsentrasi

1 2014 138.417.187.000

125.518.551.710

90,

68%

2 2015 166.999.397.000 132.721.496.542 81

%

Tugas Pembantuan

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 2

Page 3: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

No Tahun Anggaran

Alokasi Dekonsetrasi Realisasi % realisasi

Dekonsentrasi

1 2014 115.379.665.000 111.067.099.156

96,

26%

5. Harap dijelaskan sejauh mana prioritas pembangunan ketenaga kerjaan dan Kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat.a. Apakah menjadi prioritas dalam rencana Strategis daerah?

Jawaban :Ketenagakerjaan dan Kesehatan menjadi Prioritas Pembangunan di Provinsi Sulawesi Barat. Dalam Visi Misi Pembangunan Ketenagkerjaan berada pada Misi 2: Memperluas dan Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Ekonomi. Misi ini terfokus pada pengembangan sarana ekonomi vital yang memiliki dampak signifikan terhadap pengembangan agroindustri, industri pertambangan minyak, gas dan mineral serta volume perdagangan yang kesemuanya dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi secara berkualitas dan berkelanjutan yang dapat dinikmati berbagai unsur masyarakat.Sedangkan Kesehatan berada pada Misi 3: Meningkatkan Akses, Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Kualitas Hidup. Misi ini terfokus pada upaya melaksanakan peningkatan kualitas kesehatan dan kualitas hidup terkait dengan pembentukan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Berbagai upaya tersebut bermuara perbaikan kualitas hidup khususnya dengan memperkecil angka penduduk miskin danpengangguran.

b. Perda apa saja yang dikeluarkan dalam mendukung pembangunan kesehatan dan ketenagakerjaan di provinsi Sualwesi Barat?

Jawaban :Perda Kesehatan yang dikeluarkan dalam mendukung Program kesehatan adalah Perda ASI Ekslusif pada Tahun 2015 dan saat ini sementara proses Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

6. Apa saja masalah utama kesehatan dan tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Barat? Berapa alokasi Anggaran dalam mengeliminir masalah tersebut?

Jawaban :Masalah Utama Kesehatan

a. Masih tingginya Angka Kematian bayi dan Ibu;b. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,

terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil, dan kepulauan

c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.d. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan

tidak menular.e. Sanitasi lingkungan yang masih rendah

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 3

Page 4: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

f. Belum terpenuhinya jenis, kualitas serta penyebaran sumber daya manusia kesehatan dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan

Masalah Utama Ketenaga kerjaana. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang tinggi tidak diikuti dengan

ketersediaan lapangan kerja yang memadaib. Sarana dan prasarana pendukung tenaga kerja terutama BLK belum

memadai serta output dari BLK belum sepenuhnya mampu untuk mandiric. Masih kurangnya pegawai teknis dan Fungsional dalam melaksanakan

Pelatihan, penempatan, penyelesaian kasus dan pengawsan ketenagakerjaan

d. Belum terbangunnya Gedung dan Sarana Prasanaran UPTD BLK, BPPD dan Balatrans Provinsi Sulawesi Barat sebgai tempat peningkatan kualitas pelatihan berbasis kompetensi dan masyarakat

e. Belum lengkapnya sarana prasarana dan Sumber daya manusia yang akan mengelola Bursa kerja On Line berupa Indeks pencari kerja dalam pencapaian penempatan tenaga kerja di sektor informal

f. Pembentukan LKS Bipartit antar pengusaha dan Serikat pekerja belum maksimal, karena belum semua perusahaan di Sulawesi Barat memiliki PP/PKB dan serikat pekerja di perusahaan

g. Pengawasan Ketenagakkerjaan belum maksimal disebabkan masih minimnya sarana prasarana pemeriksaan K3 di lapangan serta masih minimnya pengetahuan perusahaan skala kecil menengah akan pentingnya penerapan SMK3 di Perusahaa

7. Pasal 51 Undang – Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa pendapatan RS Publik yang di kelola oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah digunakan seluruhnya secara langsung untuk biaya operasional RS dan tidak bisa dijadikan pendapat Negara atau pendapatan Daerah.

a. Berapa Persen kontribusi RS yang menyumbang penghasilan Asli Daerah (PAD) dalam tahun 2014 – 2015?

b. Berapa jumlah kabupaten / kota di Provinsi Sulawesi Barat yang telah memenuhi amanat dari UU RS?Jawaban :Saat ini Rumah Sakit yang BLU adalah RSUD Kabupaten Polewali Mandar.

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 4

Page 5: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

KESEHATAN :

A. DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

1. Pembangunan Kesehatan dan Anggaran :a. Berapa alokasi anggaran untuk bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat?

Berapa persen anggaran kesehatan? Mohon dijelaskan sumber dan besaran alokasi anggaran di Sulawesi Barat. Berapa persen realisasi anggaran tersebut?Jawaban :Alokasi APBD Bidang Kesehatan Tahun 2014 – 2016

No Tahun Anggaran Total APBD Dinas

Kesehatan Rumah Sakit Total Anggaran Kesehatan

Persentase Anggaran

Realisasi Anggaran

% Realisa

si Angga

ran

1 2014 1,358,580,620,316.56 30,915,782,000

22,548,233,000

53,464,015,000 3.94 45,705

,568,014

85.49

2 2015 1,632,752,816,256.78 33,155,782,000

82,771,607,110

115,927,389,110 7.10 104,573

,205,561

90.21

3 2016 2,152,027,865,095.50 6,339,770,000

10,000,000,000

16,339,770,000 0.76  

-

Alokasi DAK Bidang Kesehatan Tahun 2014 – 2016

No Tahun Anggaran

DinasKesehatan Rumah Sakit Total DAK Kesehatan

ProvinsiRealisasi Anggaran

% Realisasi Anggaran

1 2014 0 2.393.630.000 2.393.630.000 2.369.693.700 99

2 2015 1.111.176.000

3.000.000.000 4.111.176.000 3.561.47

8.000 86,62

3 2016 8.512.850.000

26.701.230.000

16,339,770,000  

-

b. Mohon jelaskan arah kebijakan pembangunan kesehatan dan program pelayanan terhadap masyarakat miskin di Provinsi Sulawesi Barat? Berapa sesungguhnya jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Barat? Mohon rincian serta sumber anggaran yang diperuntukan bagi pelayanan masyarakat miskin khususnya peserta PBI–APBD.Jawaban :Arah kebijakan pembangunan kesehatan di propinsi Sulawesi Barat tertuang dalam RPJMD propinsi Sulawesi Barat 2011 – 2016 untuk misi ke tiga adalah percepatan akses dan pelayanan kesehatan yang bermutu, hal ini ditindaklanjuti dengan MoU Jaminan Pelayanan Kesehatan Umum pemerintah Propinsi Sulawesi Barat untuk masyarakat miskin dengan enam kabupaten dengan sharing pembiayaan 70 % kabupaten dan propinsi 30% kerjasama BPJS. Program penanggulangan kemiskinan di Sulawesi Barat dikenal dengan Program Bangun

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 5

Page 6: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Mandar yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin khusus untuk desa-desa yang tertinggal dan miskin.Jumlah Penduduk Miskin di Sulawesi Barat Tahun 2015 sebesar 160.480Rincian anggaran yang diperuntukkan untuk pelayanan masyarakat miskin khususnya peserta PBI APBD Provinsi Sulawesi Barat sebesar 16,443,486,000

c. Mohon dijelaskan upaya pemerintah daerah dalam percepatan realisasi penyerapan anggaran khususnya program strategis kesehatan di Sulawesi Barat.Jawaban:Program-program strategis kesehatan di Sulawesi Barat antara lain peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat, akses sanitasi dan air bersih promosi kesehatan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular. Untuk mempercepat realisasi penyerapan anggarannya dengan meningkatkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP) dengan dibentuknya tim pengendali yang secara bulanan melaporkan realisasi fisik dan anggaran.

d. Mohon disampaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di bidang kesehatan. Penyakit apa saja yang paling banyak diderita masyarakat di Sulawesi Barat? Upaya apa yang dilakukan pemerintah daerah dalam mengatasi hal tersebut. Apa saja kendalanya?Jawaban :Permasalahan kesehatan di Sulawesi Barat antara lain masih tingginya Angka Kematian Bayi, Stunting, Kesehatan lingkungan khususnya jamban dan air bersih. Jenis Penyakit terbanyak yang di alami oleh Masyarakat di Sulawesi Barat adalah ISPA, Diare dan Dispepsia.Upaya- upaya yang dilakukan untuk penanggulangan kematian bayi dengan meningkatkan program dan kegiatan dengan metode pendekatan keluarga, meningkatkan kapasitas sumber daya kesehatan khususnya dokter, bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya dalam penanganan Bayi Baru Lahir, dan meningkatkan sarana-prasarana kesehatan antara lain pengadaan bidan kit untuk bidan desa, pemenuhan alat kesehatan di puskesmas khususnya peralatan persalinan. Upaya upaya yang dilakukan untuk penaggulangan kasus gizi buruk dan kurang khususnya stunting di Sulawesi barat dengan penguatan program dan kegiatan PMBA (Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak) kerjasama dengan Tim Penggerak PKK, Pemantauan Status Gizi, dan meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sector penanggulangan Gizi masyarakat. dan pemerintah propinsi Sulawesi Barat untuk sementara menggodok Rencana Aksi Daerah (RAD) Pangan dan Gizi.Upaya yang dilakukan untuk peningkatan akses jamban sehat dan air bersih dengan strategi meningkatkan Pemicuan Jamban Sehat (PJS), khususnya pemanfaatan Dana Desa Untuk Kesehatan.

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 6

Page 7: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

e. Apa saja keberhasilan pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat? Upaya-upaya apa saja yang dilakukan Pemerintah Daerah Sulawesi Barat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik melalui program promotif dan preventif maupun kuratif dan rehabilitatif?Jawaban :Beberapa Keberhasilan propinsi Sulawesi Barat di bidang kesehatan antara lain tahun 2015 penghargaan Kemenkes untuk Tim Penggerak PKK dalam dalam penggerakan masyarakat dalam bidang kesehatan, Kabupaten Polewali Mandar eliminasi malaria tahun 2015, dan secara umum Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) sulawesi Barat tahun 2007 peringkat 28 dan pada tahun 2013 mengalami perbaikan menjadi peringkat 26

f. Sejauhmana peran revitalisasi posyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di Sulawesi Barat?Jawaban :Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya. Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.Dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu banyak ditemui hambatan seperti keterbatasan jumlah kader, ketrampilan kader, anggaran, dan partisipasi masyarakat. Agar Posyandu dapat melaksanakan fungsinya, maka perlu upaya-upaya revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.Untuk mendukung upaya revitalisasi Posyandu, Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran Nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu. Dimana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan fungsi dan kinerja PosyanduDengan adanya upaya revitalisasi posyandu tersebut, sangat membantu terhadap upaya pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terkhusus untuk pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita sehingga masalah kesehatan dapat teridentifikasi secara cepat melalui pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat akan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.Dapat dibuktikan bahwa dengan adanya kegiatan posyandu maka berbagai cakupan pelayanan kesehatan dapat dioptimalkan misalnya pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, pematauan tumbuh kembang anak bayi dan balita serta penanggulangan pencegahan penyakit secara sederhana dan mandiri (surveilans berbasis masyarakat) dapat dilaksanakan secara merata hampir di seluruh wilayah baik itu daerah yg mudah dijangkau ataupun daerah terpencil.

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 7

Page 8: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Melalui revitalisasi posyandu juga dilaksanakan peningkatan kapasitas atau pelatihan pelatihan terhadap kader pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan secara berkala sehingga kader sebagai perpanjangan tangan mampu untuk memberikan penyuluhan atau meningktkan pengetahuan masyarakat secara umum agar terjadi perubahan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) serta perbaikan sanitasi atau lingkungan masyarakat.Dan yang diharapkan dari pemerintah adalah adanya sebuah regulasi tentang pemberian penghargaan terhadap kader yang akan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pelayanan terhadap masyarakat serta dapat menjadi pelatih bagi kader lainnya.

g. Menurut perhitungan Pemprov Sulawesi Barat, berapakah fasilitas (Puskesmas, alat kesehatan, dan tempat tidur kelas III) dan SDM Kesehatan (dokter/dokter gigi, dokter spesialis, perawat) yang dibutuhkan di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Barat ketika BPJS Kesehatan mulai beroperasi?Jawaban :Saat ini jumlah Puskesmas sudah mencukupi dalam rangka Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.

Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu

1 Majene 158.036 1 11 34 5 +

2 Polewali Mandar 412.122 1 20 54 14 +

3 Mamasa 147.660 2 17 87 5 +

4 Mamuju 253.557 3 22 0 8 +

5 Mamuju Utara 148.129 1 14 40 5 +

6 Mamuju Tengah 112.408 1 10 44 4 +

Sulawesi Barat 1.231.912 9 94 259 41

KETKabupatenNO

SARANA KESEHATAN YANG TERSEDIA Ketersediaan Puskesmas Berdasarkan Rasio 30.000

Jumlah Penduduk standarnya

Jumlah Penduduk

Tempat tidur kelas III yang tersedia saat ini 465 Tempat Tidur . Hal ini sudah terpenuhi.Untuk kebutuhan SDM kesehatan Dokter umum masih dibutuhkan 29 Dokter khususnya pada Kabupate Mamuju Utara, Mamuju Tengah dan Majene. Untuk Dokter gigi masih kekurangan sebanyak 16 Dokter dan kebutuhan Dokter spesialis sebanyak 22 Orang.

h. Bagaimanakah rencana strategis Pemprov Sulawesi Barat untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan SDM Kesehatan ketika BPJS Kesehatan mulai beroperasi tersebut?Jawaban :Melakukan fasilitasi perencanaan pemenuhan usulan sarana, prasarana dan alat kesehatan melalui dana tp dan dak dengan mengacu kepada kebutuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan berdasarkan standar / pedoman diantaranya yaitu :1. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan dasar

Peningkatan puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap Pembangunan puskesmas baru Rehabilitasi rusak sedang dan berat bangunan puskesmas Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 8

Page 9: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Peningkatan dan pengembangan puskesmas Penyediaan alat kesehatan/penunjang di puskesmas Penyediaan puskesmas keliling /pusling roda empat double

gardan/pusling roda empat biasa/pusling perairan/ambulans transport dan kenderaaan bermotor roda dua

2. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan rujukan : Pemenuhan sarana dan prasarana rumah sakit Peralatan kesehatan dan peralatan penunjang Alat transportasi (ambulans ) Unit transfusi darah rumah sakit Instalasi pengolahan limbah

Usulan sarana, prasarana dan alat kesehatan dengan memberi penguatan terhadap puskesmas satelit yang telah ditetapkan per kabupaten dan rumah sakit pusat rujukan

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 9

Page 10: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

BPJS Kesehatan :

a. Bagaimanakah sosialisasi yang telah dilakukan kepada masyarakat dan penyedia pelayanan kesehatan terkait pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional?Jawaban : Kepada masyarakat dilaksanakan melalui sosialisasi/ pemberian informasi/

penyuluhan secara langsung kepada masyarakat maupun tidak langsung melalui media cetak dan elektronik, leaflet, poster, dan buku pedoman bagi Peserta.

Kepada penyedia pelayanan kesehatan dilakukan melalui program forum kemitraan dengan fasilitas kesehatan

Kepada pemangku kepentingan utama dilakukan melalui forum komunikasi kepentingan utama.

b. Mohon disampaikan data kepesertaan BPJS di Provinsi Sulawesi Barat selama tahun 2015 dan 2016?

c. Mohon disampaikan data Penerima Bantuan Iuran BPJS di Provinsi Sulawesi Barat selama tahun 2015 dan tahun 2016?

Jawaban poin b dan c :Jumlah cakupan kepesertaan jaminan kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2015 sebesar 922.954 jiwa atau sebesar 60,62% jumlah penduduk yang ada di Sulawesi Barat sedangkan pada tahun 2016, jumlah cakupan kepesertaan JKN mencapai 951.262 jiwa atau sebesar 62,48% dari jumlah penduduk. Jumlah cakupan ini mengalami pertumbuhan sebesar 28.308 jiwa atau sebesar 3,07% dari total cakupan kepesertaan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2015. Apabila dilihat dari segmentasi kepesertaan, maka dapat dirinci sebagai berikut : 1. Cakupan Kepesertaan Tahun 2015

PBI PPU PBPU BP PBI APBD TOTAL TOTAL %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KAB. MAMUJU 294.451 63.601 40.940 9.562 3.875 76.000 193.978 65,88% 100.473 34,12%

2 KAB. MAMUJU UTARA 206.428 49.515 26.379 8.020 176 30.919 115.009 55,71% 91.419 44,29%

3 KAB. MAMUJU TENGAH 141.245 25.112 2 3.354 2 32.563 61.033 43,21% 80.212 56,79%

4KAB. POLEWALI MANDAR

514.060 227.325 29.862 22.009 9.621 34.327 323.144 62,86% 190.916 37,14%

5 KAB. MAJENE 164.673 66.179 19.407 7.371 5.346 9.359 107.662 65,38% 57.011 34,62%

6 KAB. MAMASA 201.769 81.999 16.173 2.720 1.398 19.838 122.128 60,53% 79.641 39,47%

Total Sulbar 1.522.626 513.731 132.763 53.036 20.418 203.006 922.954 60,62% 599.672 39,38%

NO KABUPATEN JUMLAH PENDUDUK *)

JUMLAH PESERTA **)%

NON JKN

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 10

Page 11: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

2. Cakupan Kepesertaan Tahun 2016

PBI PPU PBPU BP PBI APBD TOTAL TOTAL %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KAB. MAMUJU 294.451 66.159 40.600 10.668 3.872 77.309 198.608 67,45% 95.843 32,55%

2 KAB. MAMUJU UTARA 206.428 50.978 26.548 8.673 174 30.923 117.296 56,82% 89.132 43,18%

3 KAB. MAMUJU TENGAH 141.245 25.207 1.404 3.775 2 32.545 62.933 44,56% 78.312 55,44%

4KAB. POLEWALI MANDAR

514.060 237.306 30.214 23.872 9.604 34.425 335.421 65,25% 178.639 34,75%

5 KAB. MAJENE 164.673 68.940 19.729 7.832 5.329 9.362 111.192 67,52% 53.481 32,48%

6 KAB. MAMASA 201.769 85.238 16.396 2.961 1.398 19.819 125.812 62,35% 75.957 37,65%

Total Sulbar 1.522.626 533.828 134.891 57.781 20.379 204.383 951.262 62,48% 571.364 37,52%

NO KABUPATEN JUMLAH PENDUDUK *)

JUMLAH PESERTA **)%

NON JKN

Keterangan sumber data:*) Laporan Data penduduk Sulawesi Barat Desember 2015 Biro Pemerintahan Prov. Sulbar**) Laporan UKP4 BPJS Kesehatan Desember 2015 dan Februari 2016

Segmen kepesertaan Provinsi Sulawesi Barat terbesar pada tahun 2015 dan 2016 adalah segmen PBI APBN yakni sebesar 55,66% dan 56,12%. Sedangkan yang terkecil pada tahun 2015 adalah segmen Bukan Pekerja 2,21% dan 2,14% dari total cakupan kepesertaan tahun 2015 dan 2016.

Apabila dilihat per Kabupaten, maka jumlah peserta paling banyak adalah di Kabupaten Polewali yakni tahun 2015 sebesar 35,01% dan pada tahun 2016 sebesar 35,26% dari total cakupan kepesertaan Provinsi Sulawesi Barat.

d. Mohon disampaikan data mengenai jumlah pembayaran dana kapitasi BPJS Kesehatan kepada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di Provinsi Sulawesi Barat selama tahun 2015 dan 2016 (sampai bulan Maret)?Jawaban :Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan pembayaran kapitasi sebesar Rp. 47.406.555.000 selama tahun 2014, sebesar Rp. 54.580.105.000 selama tahun 2015 dan Rp.14.649.183.500 selama tahun 2016 dengan rincian sebagai berikut:

2014 2015 20161 MAMUJU 34 9.618.408.000 11.214.659.500 3.034.599.500 2 MAMUJU TENGAH 12 3.568.122.000 3.995.513.500 1.043.058.500 3 MAMUJU UTARA 21 4.797.733.000 6.409.149.000 1.751.704.000 4 POLEWALI MANDAR 35 17.355.582.500 20.155.989.500 5.432.411.500 5 MAJENE 21 6.437.004.000 6.999.947.000 1.889.813.500 6 MAMASA 19 5.629.705.500 5.804.846.500 1.497.596.500

142 47.406.555.000 54.580.105.000 14.649.183.500 TOTAL

PEMBAYARAN KAPITASINO KABUPATEN JUMLAH FKTP

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 11

Page 12: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

e. Mohon disampaikan data mengenai jumlah pembayaran klaim BPJS Kesehatan kepada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut di Provinsi Sulawesi Barat selama tahun 2015 dan 2016?Jawaban :Pembayaran klaim BPJS Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan sebesar Rp. 61.100.869.853, selama tahun 2014, sebesar Rp. 60.938.350.860 selama tahun 2015,dan sebesar Rp. 8.406.608.400 selama tahun 2016 dengan rincian sebagai berikut:

f. Bagaimana kerjasama BPJS Kesehatan dengan rumah sakit, baik swasta maupun milik Pemerintah, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta di Provinsi Sulawesi Barat?Jawaban :Sesuai dengan Perpres No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Keehatan, Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang memenuhi persyaratan wajib bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan milik swasta yang memenuhi persyaratan dapat menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan, saat ini BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan fasilitas keshatan baik milik pemerintah dan swasat yang telah memenuhi persyaratan regulasi.

g. Bagaimanakah rencana strategis BPJS Kesehatan dalam memperluas target cakupan kepesertaan program jaminan kesehatan sehingga tercapai universal coverage pada saat beroperasinya BPJS Kesehatan?Jawaban :Bekerjasama dengan pemerintah provinsi dalam memperluas cakupan kepesertaan sehingga tercapai universal coverage. Dukungan pemerintah provinsi Sulawesi Barat sesuai hasil forum komunikasi pemangku kepentingan utama tingkat Provinsi Sulawesi Barat pada Tanggal 11 Maret 2016 sebagai berikut:

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 12

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016KASUS BIAYA KLAIM KASUS BIAYA KLAIM KASUS BIAYA KLAIM

1 MAMUJU 14.814 1.845.002.619 31.310 3.875.096.672 3.544 2.398.313.000 2 MAMUJU UTARA 1.593 171.300.500 2.228 282.145.857 363 262.233.100 3 MAJENE 15.768 22.192.189.601 17.557 19.161.287.200 1.735 1.781.636.800 4 POLEWALI MANDAR 38.770 36.362.364.575 51.048 36.892.282.631 5.829 3.897.413.300 5 MAMASA 730 530.012.558 1.054 727.538.500 117 67.012.200

71.675 61.100.869.853 103.197 60.938.350.860 11.588 8.406.608.400

NO KABUPATEN

TOTAL

KASUS BIAYA KLAIM KASUS BIAYA KLAIM KASUS BIAYA KLAIM1 RSU PROVINSI SULAWESI BARAT 4.529 774.679.708 15.806 2.245.511.101 1.800 950.632.800 2 RS MITRA MANAKARA 1.530 91.884.689 4.529 393.393.431 502 557.090.700 3 RSUD MAMUJU UTARA 1.593 171.300.500 2.228 282.145.857 363 262.233.100 4 RUMAHSAKIT UMUM MAMUJU 8.755 978.438.222 10.975 1.236.192.140 1.242 890.589.500 5 RSUD. Majene 15.768 22.192.189.601 17.557 19.161.287.200 1.735 1.781.636.800 6 RSUD. Polewali 38.770 36.362.364.575 51.048 36.892.282.631 5.829 3.897.413.300 7 RSUD Lapangan Minake 730 530.012.558 1.054 727.538.500 117 67.012.200

71.675 61.100.869.853 103.197 60.938.350.860 11.588 8.406.608.400

TAHUN 2014 TAHUN 2015NO NAMA RS

TOTAL

TAHUN 2016

Page 13: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

1.Bagi penduduk yang belum ter-cover PBI APBN dan PBI APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat akan mengupayakan pencapaian

universal coverage bagi penduduk Provinsi Sulawesi Barat pada tanggal 1 Januari 2017

Pemerintah provinsi Sulbar segera melaksanakan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Se- Provinsi Sulawesi Barat untuk meminta komitmen Pemerintah Kabupaten untuk berkontribusi dalam menanggung iuran JKN bagi penduduk yang belum terdaftar sebagai peserta JKN (dikecualikan bagi Pekerja dan pemberi kerja badan usaha kecil, sedang dan besar).

Besaran Kontribusi iuran dirancang 2 (dua) opsi yaitu: 1) Pemprov sebesar 30% dan Pemkab sebesar 70 %2) Pemprov sebesar 40% dan Pemkab sebesar 60 %

Komitmen Pemkab akan dipantau oleh pemprov pada saat pengajuan asistensi DPA tahun 2017 masing-masing Kabupaten.

Segmen PPU: pemerintah provinsi mendorong pemberi kerja dari segmen badan usaha mikro, kecil, sedang dan besar untuk melakukan pendaftaran kepesertaan JKN bagi pekerjanya pada tahun 2016 melalui peraturan Gubernur (PIC Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulbar)

Akan segera dibuat rancangan perda tentang Wajib JKN Bagi Penduduk Sulbar pada 1 januari 2017

h. Berapakah fasilitas (Puskesmas, alat kesehatan, dan tempat tidur kelas III) dan SDM Kesehatan (dokter/dokter gigi, dokter spesialis, perawat) di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur? Apakah fasilitas kesehatan yang ada sudah mencukupi untuk mendukung berjalannya Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan?Jawaban

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 13

Page 14: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

i. Bagaimana upaya dari BPJS Kesehatan untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi dari pegawai BPJS di lapangan sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi optimal?Jawaban :1. Mengikutkan diklat penjenjangan mulai pelatihan dasar bagi capeg,

pendidikan dan pelatihan Manager Pratama, Manager Muda, Manager Madya bagi pegawai

2. Mengikutikan diklat yang dilaksanakan oleh manajemen untuk meningkatkan kompetensi pegawai seperti pelayanan prima, Relationship building , skill communication, serta diklat yang terkait dengan optimalisasi bidang tugas pegawai

3. Setiap KC dibetuk KM agent, chage agent, change leader (the champ) bertugas mengawal perubahan dan meningkatkan kompetensi pegawai dengan kegiatan coffee morning setiap minggu, Best Practice Sharing (BPS) setiap bulan, mading setiap bulan, serta melaksanakan kgiatan english course

4. Melakukan ritual pagi, mengucapkan yel-yel revolusi mental dan membacakan arahan dirut tentang pencanangan gerakan revolusi mental

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 14

Page 15: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Kesehatan Jiwa :

a. Mohon dijelaskan secara terperinci, bagaimana kondisi fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan jiwa yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat, termasuk jumlah rumah sakit jiwa, rumah sakit umum dan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa, panti rehabilitasi, dan dokter spesialis kedokteran jiwa.Jawaban :1. Kondisi pelayanan kesehatan jiwa di Sulawesi Barat masih minim, dimana

SDM dan fasilitas pelayanan yang ada RS maupun PKM belum berjalan maksimal. Di Sulawesi Barat belum memiliki RSJ dan psikiater, sehingga menghambat pelaksanaan penyediaan 10 TT di RSUD untuk ODGJ.

2. Jumlah tenaga kesehatan jiwa yang dilatih oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 sd 2014:

Puskesmas : 26 orang Rumah Sakit : 97 orang

3. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan jiwa: hingga saat ini, RSUD Majene melakukan pelayanan kesehatan jiwa sebanyak 2 kali sebulan dengan melakukan kerjasama dengan Klinik Waras Pusat Layanan Kesehatan Makassar.

b. Mohon disampaikan data Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan data kasus pasung yang terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Barat, serta bagaimanakah rencana Pemprov Sulawesi Barat untuk menangani hal tersebut?Jawaban :

1. Data ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) Tahun 2014:Gangguan mental organik : 119 orangGangguan pengguna NAPZA : 22 orangSkizoprenia dan gangguan psikotik kronik lainnya: 2664 orangGangguan psikotik akut: 440 orangGangguan bipolar : 82 orangGangguan depresi : 171 orangGangguan neurotik : 229 orangRetardasi mental : 308Gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja : 138 orangTindakan bunuh diri : 203 orang

2. Data pemasungan Tahun 2014: 65 orang3. Rencana yang dilakukan terkait penanganan kasus pasung :

Melakukan penanganan secara terintegrasi dengan semua program kesehatan dan lintas sektor terkait

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 15

Page 16: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Memberikan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, termasuk pembiayaan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi gangguan jiwa untuk masyarakat

Membuat regulasi yang mengatur tentang penanganan orang dengan gangguan kejiwaan yang mengalami pemasungan baik dalam bentuk PERDA maupun PERGUB/PERBUP untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, sosial dan perlindungan terhadap hak asasi

Melakukan penjangkauan (mendata, mengobati, mendidik, dan merehabilitasi) kasus-kasus pasung, serta memberikan edukasi pada masyarakat untuk membawa penderita berobat secara teratur dan tidak melakukan pemasungan

Petugas Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit diberikan pelatihan dan diberdayakan sehingga mampu menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan jiwa dan menangani kasus kejiwaan

Rumah Sakit Umum Daerah menyediakan tempat tidur (minimal 10 TT) untuk perawatan kasus gangguan jiwa, sehingga bisa merawat ODGJ yang memerlukan perawatan

Mengupayakan pembentukan Lembaga Swadaya Masyarakat yang concern terhadap penanganan gangguan kejiwaan

Melakukan monitoring dan evaluasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga diperoleh data yang akurat tentang jumlah pemasungan

Membentuk POKJA/TIM SATGAS untuk percepatan penanganan gangguan kejiwaan baik yang dipasung maupun yang berkeliaran di masyarakat

c. Bagaimanakah kerja sama dan koordinasi Dinas Kesehatan dengan Dinas Sosial terkait pelayanan kesehatan jiwa di wilayah Provinsi Sulawesi Barat, mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitative?Jawaban :Kerjasama dan koordinasi yang dilakukan dengan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat adalah dengan melakukan rapat-rapat koordinasi dalam pembagian tugas penanganan kasus pasung, dimana Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat diharapkan memberikan peningkatan SDM untuk tenaga kesehatan yang ada di PKM dan RS, serta mendorong RS dan PKM untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa (untuk RS menyiapkan 10 TT).

d. Adakah rencana strategis Pemprov Sulawesi Barat dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas/masyarakat dengan melibatkan tenaga kesehatan dan kader kesehatan di Puskesmas?Jawaban :

Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam rangka pecegahan dan pengendalian pemasungan

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 16

Page 17: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian kekerasan pada anak dan remaja

Melakukan koordinasi lintas proram dan lintas sektor dalam rangka pola asuh yang mendukung tumbuh kembang anak dan remaja

Melakukan koordinasi lintas proram dan lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian dampak psikologis disabilitas pada anak dan remaja

Melakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam dukungan psikologis awal di daerah bencana

Melakukan peningkatan kapasitas petugas di FKTP dalam penatalaksanaan gangguan jiwa

Melakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam penanganan dampak psikologis pada anak korban kekerasan

Melakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan, kader dan keluarga dalam pola asuh tumbuh kembang anak

Melakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam keterampilan sosial (life skill) pada anak dan remaja

Melakukan monitoring dan evaluasi dan bimbingan teknis dalam rangka penanganan kesehatan jiwa

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 17

Page 18: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Narkotika :

Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pencandu Narkotika menegaskan kewajiban para pencandu dan orang tua pencandu di bawah umur untuk melapor kepada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Untuk melaksanakan PP tersebut, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1305/MENKES/SK/VI/2011, yaitu menetapkan sebanyak 131 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Terkait dengan hal tersebut:a. Mohon disampaikan data mengenai pecandu narkotika yang ada di wilayah

Provinsi Sulawesi Barat.Jawaban :

b. Mohon disampaikan data mengenai pecandu narkotika yang melaporkan diri kepada IPWL yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat.Jawaban :

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 18

Page 19: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

c. Bagaimana pelaksanaan program “Wajib Lapor Pecandu Narkotika” di IPWL yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat?Jawaban : 1. Penjangkauan adalah kegiatan menjangkau klien yang ingin menjalani

rehabilitasi rawat jalan dengan menggunakan jasa penjangkau yang ditunjuk dan dilatih oleh BNNP Sulawesi Barat

2. Voluntary adalah klien yang datang ke klinik pratama/RSUD/Puskesmas atas kesadaran sendiri untuk menjalani rehabilitasi rawat jalan

3. Razia adalah kegiatan untuk mencari klien dengan bekerja sama dengan pihak hukum.

d. Mohon disampaikan data mengenai kasus narkotika yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat.Jawaban :

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 19

Page 20: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

1. Mengacu pada Pasal 43 PP No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, dinyatakan bahwa pangan olahan yang diproduksi Industri Rumah Tangga (IRT) wajib memiliki sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPPIRT) sebelum diedarkan. Mohon penjelasan:a. Jumlah dan jenis IRT di Sulawesi Barat (tahun 2012-2013)

Jawaban :Jumlah IRT di Sulbar = 450 dan Industri Pangan = 2

b. Permasalahan dan jumlah kasus yang timbul terkait IRT selama iniJawaban :Masyarakat masih memerlukan pengetahuan tentang keamanan pangan yang bermutu dan bermanfaat

c. Bagaimana sistem pengawasan dan pembinaan yang dilakukan terhadap IRT tersebut? Kendala apa saja yang dihadapi? Jawaban :Sistem pengawasan : Melakukan penyuluhan kepada masyarakat Pemetaan IRTP Pengkelasan ( Grading ) IRTP Audit IRTP sekaligus pembinaan Jika ditemukan penyimpangan akan dilakukan pembinaan dan

berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam Wilayah Provinsi Sulbar

Kendala yang dihadapi adalah : Pengetahuan Keamanan Pangan pelaku Industri masih sangat terbatas

terutama terkait dengan higiene dan sanitasi Kurangnya pemahaman tata cara produksi pangan yang baik

d. Bagaimana sosialisasi dan koordinasi/kerjasama yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dengan instansi terkait dalam hal pengawasan dan pembinaan selama ini?Jawaban : Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kabupaten Bila ada temuan dilakukan pembinaan berupa Penyuluhan dan Edukasi

e. Fasilitas (sarana dan prasarana) apa saja yang diberikan? Jawaban :Penyuluhan dan melakukan edukasi tentang Cara Produksi Pangan yang baik kepada pelaku usaha PIRT

2. Salah satu tantangan yang dihadapi di tahun 2015 adalah rendahnya tingkat ketersediaan obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu dengan harga terjangkau,

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 20

Page 21: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

serta rendahnya tingkat pemanfaatan obat generik di sarana pelayanan pemerintah dan swasta. Bagaimana Balai POM menyikapi hal ini?Jawaban : Sesuai tugas dan fungsi Badan POM adalah melakukan pengawasan

kesarana distribusi dan pelayanan obat mulai dari Toko Obat, Apotek, Gudang farmasi, RS dan Puskesmas.

Melakukan sampling Obat dan Pengujian mutu di Laboratorium, bila ada sampel yang TMS dilakukan pengamanan sementara sambil menunggu perintah Kepala Badan POM Untuk melakukan recall/penarikan produk untuk melindungi masyarakat

3. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui produk obat, jamu, makanan dan kosmetik yang berbahaya, bahkan produk ini masih beredar dan dipromosikan secara luas melalui berbagai media. Begitu pula halnya dalam era era Perdagangan Bebas ASEAN termasuk CAFTA dan MEA yang mulai diberlakukan saat ini, makin banyak produk-produk obat, jamu, makanan, kosmetik dan barang-barang berbahaya lainnya yang masuk secara bebas di Indonesia khususnya ke Provinsi Sulawesi Barat. a. Apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh Balai POM Provinsi

Sulawesi Barat agar masyarakat lebih terlindungi dari produk–produk ini? Jawaban : Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten

untuk bersama-sama turun melakukan pemeriksaan kesarana obat dan makanan sekaligus melakukan sampling secara rutin,kasus maupun yang kami duga termasuk pemeriksaan label apakah sudah teregistrasi (terdaftar) atau belum Khusus produk IRTP kami mendorong kepada pelaku usaha untuk meningkatkan mutu dan memberikan pengetahuan tentang keamanan Pangan termasuk kemasan /penandaan dalam menghadapi MEA

b. Apa dan bagaimana koordinasi antara Balai POM dengan Pemerintah Daerah terhadap perusahaan yang memproduksi barang berbahaya tersebut?Jawaban : Jika ditemukan produk mengandung Bahan Berbahaya kami mengkoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Provins i/ Kabupaten dan Disperindag untuk melakukan pengamanan dan melaporkan hasilnya kepada Bapak Gubernur Provinsi Sulbar.

4. Apakah fasilitas laboratorium yang dimiliki Balai POM setempat dapat mendukung terselenggaranya tugas dan fungsi pengawasan obat dan makanan dan peralatan apa saja yang masih dibutuhkan agar tugas dan fungsi pengawasan tersebut dapat berjalan optimal?Jawaban : BBPOM Di Makassar mempunyai area pengawasan yang meliputi provinsi

Sulsel dan Sulbar dengan fasilitas yang terdiri dari Laboratorium pengujian yang sdh terakreditasi ISO 17025, Sejak tahun 2001 .

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 21

Page 22: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Mempunyai mobil laboratorium keliling sebanyak 3 buah, bergerak secara berkala untuk Melakukan pengujian PJAS, Jajanan Pasar, Jajanan buka puasa, jajanan pada hari raya

SDM yang melakukan pengujian sudah terlatih, kompeten dan terampil serta pelatihan secara berkala.

5. Mohon dilaporkan kondisi objektif atas permasalahan tenaga dan biaya yang dimiliki Balai POM setempat dalam melakukan pengawasan ini agar dikemudian hari Komisi IX DPR RI dapat memberikan dukungan terhadap peningkatan fungsi Balai POM di Provinsi Sulawesi Barat. Jawaban :Permasalahan tenaga dan dana Perlu dukungan tenaga SDM Sebagai langkah awal BBPOM Mamuju pada Tahun 2017 membutuhkan

SDM 25 orang dengan kriteria sbb :o Apotekero D3 Farmasio Sarjana Kimiao Sarjana Biologio Sarjana Tehnologi Pangano Sarjana Hukumo Sarjana Akuntansio Sarjana Adminstrasi o Sarjana IT

Selama ini tenaga yang melakukan kegiatan pengawasan dan pengujian masih dari BBPOM Makassar

Kendaraan Operasional Roda 4(empat) 2 Unit, Roda 2(dua) 1 Unit dan Mobil keliling 1 unit.

Alat test Kit untuk uji cepat di lapangan / disarana Alat Instrumen Laboratorium Dana pembangunan lanjutan BPOM Mamuju Sulbar, berupa :

o Gedung Laboratoriumo Listriko Telepon dan PDAM

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 22

Page 23: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

1. Bagaimana rencana dan strategi BKKBN Provinsi Sulawesi Barat dalam membantu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk?Jawaban : Arah Kebijakan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga

(KKBPK)Tahun 2015-2019 dalam membantu mengendalikan laju pertumbuhan

penduduk.

a) Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi

yang merata dan berkualitas.

b) Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat

kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan KB dan jejaring

pelayanan, serta pendayagunaan fasilitas kesehatan untuk pelayanan KB.

c) Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan MKJP untuk mengurangi resiko

drop-out maupun penggunaan non-MKJP dengan memberikan informasi secara

berkesinambungan untuk keberlangsungan kesertaan ber-KB serta pemberian

pelayanan KB lanjutan dengan mempertimbangkan prinsip Rasional, Efektif,

dan Efisien (REE).

d) Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan tenaga

kesehatan pelayanan KB, serta penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk

mendukung penggerakan dan penyuluhan KB

e) Advokasi program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan

keluarga kepada para pembuat kebijakan, serta promosi dan penggerakan

kepada masyarakat dalam penggunaan alat dan obat kontrasepsi KB demikian

juga pembentukan forum dengan mitra kerja seperti Koalisi Kependudukan,

koalisi muda kependudukan, Fapsedu, Ikatan Penyuluh KB Indonesia, Ikatan

Penulis KB Indonesia dan sebagainya

f) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja

melalui pendidikan, sosialisasi mengenai pentingnya Wajib Belajar 12 tahun

dalam rangka pendewasaan usia perkawinan, dan peningkatan intensitas layanan

KB bagi pasangan usia muda guna mencegah kelahiran di usia remaja

g) Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan

bina keluarga dalam rangka melestarikan kesertaan ber-KB dan memberikan

pengaruh kepada keluarga calon akseptor untuk ber-KB yang saat ini dibentuk

dan dikembangkan di lini lapangan seperti pembentukan kampong KB

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 23

Page 24: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

h) Penguatan tata kelola pembangunan kependudukan dan KB melalui penguatan

landasan hukum, kelembagaan, serta data dan informasi kependudukan dan KB.

i) Penguatan Bidang KKB melalui penyediaan informasi dari hasil

penelitian/kajian kependudukan, keluarga berencana dan ketahanan keluarga

serta peningkatan kerjasama penelitian dengan universitas terkait

pengembangan Program KKBPK

Secara spesifik dalam upaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui pengaturan dua komponen utama kependudukan,yaitu:1. Pengaturan Fertilitas

Pengaturan fertilitas dilakukan melalui Program Keluarga Berencana meliputi upaya :a. Pendewasaan usia perkawinan melalui pembentukan Pusat Informasi

Konseling Remaja dan mahasiswab. Pengaturan kehamilan yang diinginkan melalui penggunaan alat dan obat

kontrasepsic. Pembinaan kesertaan keluarga berencana melalui kelompok-kelompok

kegiatan keluarga sejahtera seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) serta promosi hasil kelompok UPPKS melalui kegiatan pameran dan gelanggang dagang baik di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional

d. Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui kelompok UPPKS (dukungan CSR Bank SulselbaR)

e. Meningkatkan akses pelayanan keluarga berencana melalui KB mobile dan grebek pasar

Kebijakan pengaturan fertilitas melalui Program Keluarga Berencana pada hakekatnya dilaksanakan untuk membantu pasangan suami istridalam mengambil keputusan dan memenuhi hak-hak reproduksi yang berkaitan dengan:a. Pengaturan kehamilan yang diinginkan;b. Penurunan angka kematian bayi dan angka kematian ibu; c. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan;d. Peningkatan kesertaan KB pria; dane. Promosi pemanfaatan air susu ibu.f. Promosi Kesehatan reproduksiPengaturan fertilitas melalui program keluarga berencana juga dilakukan dengan:a. Peningkatan akses dan kualitas KIE (Komunikasi, Informasi dan

Edukasi)b. Pelayanan kontrasepsi dilakukan sesuai dengan norma agama, budaya,

etika, dan juga kesehatan;c. Jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 24

Page 25: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

2. Penurunan mortalitas (BKKBN dan DINAS KESEHATAN)Penurunan angka kematian bertujuan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan berkualitaspada seluruh dimensinya, penurunan angka kematian ini diprioritaskan kepada upaya:a. Penurunan angkakematianibuhamil;b. Penurunan angka kematian ibu melahirkan;c. Penurunan angka kematian pasca melahirkan; dand. Penurunan angka kematian bayi dan anak.Upaya penurunan angka kematian diselenggarakan oleh pemerintah daerah,dan masyarakat melalui upaya-upaya proaktif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku.Disamping itu,upaya penurunan angka kematian difokuskan pada:a. Kesamaan hak reproduksi pasangan suami istri (pasutri);b. Keseimbangan akses dan kualitas KIE dan pelayanan;c. Pencegahan dan pengurangan resiko kesakitan dan kematian; dand. Partisipasiaktifkeluargadanmasyarakat.

2. Bagaimanakah pelaksanaan sosialisasi dari program BKKBN di wilayah Provinsi Sulawesi Barat?Jawaban :Pelaksanaan sosialisasi Program BKKBN di Provinsi Sulawesi Barat berjalan cukup baik diantaranya melalui berbagai pertemuan dengan mitra kerja dan masyarakat, melalui berbagai media massa baik melalui mdedia tradisional, media cetak maupun elektronik seperti pemutaran film melalui gerak mobil penerangan dan penyebaraluasan informasi melalui media internet serta pemenuhan fasilitas media KIE berupa poster, leafleat, booklet, sticker, buku profil dan sebagainya di difasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan jejaringnya dan media luar ruang lainnya. Sosialisasi ini juga dilaksanakan di tingkat lini lapangan melalui petugas lapangan KB dan kader-kader KB yang telah mengikuti pelatihan KIE. Selain itu, tokoh agama dan tokoh masyarakat juga ikut dilibatkan dalam mensosialisasikan Program Kependudukan, Keluarga Berencanan dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) baik secara langsung maupun tidak langsung serta pemanfaatan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera di setiap Balai Penyuluh KB yang ada.

3. Apa program konkrit yang dilakukan untuk mendukung suksesnya Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan hambatan apa saja yang dihadapi? Apakah Kabupaten/Kota di masing-masing provinsi sudah menjalankan Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIK) untuk KIE masalah kesehatan reproduksi remaja, pencegahan penyakit seksual dan bahaya NAPZA?Jawaban :Dalam rangka medukung suksesnya Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dilakukan dnegan cara meningkatkan pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga melalui:

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 25

Page 26: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Pembentukan dan Pembinaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M) di sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi serta kelompok kegiatan remaja di masyarakat. Program ini diterima dengan baik oleh para remaja, hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya PIK KRR di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi serta kelompok remaja di masyarakat diantaranya remaja masjid dan gereja, karang taruna maupun kelompok peer group lainnya. Dan kelompok PIK KRR telah tersebar luas di seluruh kabupaten Sulawesi Barat dan menjadi wahana dalam mensosialisasikan program kesehatan reproduksi remaja.

Peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kegiatan PIK KRR. Peningkatan kualitas PIK KRR dilakukan melalui pembinaan ke kelompok dan pelatihan bagi konselor-konselor PIK KRR dan Sosialiasi Program Generasi Berencana (Genre) bagi para remaja.selain itu, kegiatan pelatihan konselor juga dilaksanakan oleh sekolah atas inisiatif sekolah untuk melakukan pelatihan bagi calon konselor di setiap sekolah masing-masing Peningkatan peran PIK KRR juga di tempuh melaui pemilihan Duta Mahasiswa yang akan berperan sebagai motivator serta melakukan KIE mengenai masalah reprodksi remaja, pencegahan penyakit seksual dan bahaya NAPZA serta HIV/Aids Hambatan yang dihadapi : Belum ada regulasi baik di tingkat nasional maupun daerah

tentang keterpaduan program PIK remaja dengan program terkait remaja lainnya.

Jumlah SDM yang terlatih, baik pendidik sebaya maupun konselor sebaya yang masih sangat kurang dari yang diharapkan.

Minimnya sarana dan prasaran penunjang pelaksanaan kegiatan PIK Remaja di jalur pendidikan maupun jalur masyarakat

Dukungan anggaran untuk melakukan sosialisasi dan pembentuk PIK Remaja/ Mahasiswa masih sangat minim, baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten.

Seluruh kabupaten di provinsi sulawesi barat sudah melaksanakan/menjalankan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK) untuk melakukan KIE masalah kesehatan reproduksi remaja, pencegahan penyakit seksual dan bahaya NAPZA meskipun belum mencakup seluruh sekolah yang ada di Sulawesi Barat.

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 26

Page 27: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

4. Bagaimana data-data yang menyangkut: a. Data Demografi

Jawaban :

No. ParameterSumber Data

SP. Tahun 2000 SP. Tahun 20101 Jumlah penduduk   - Nasional 205 Juta 237,6 juta - Sulawesi Barat 891,618 1.158.651    2 Laju Pertambahan Penduduk (LPP) - Nasional 1,45 % per tahun 1,49 % per tahun - Sulawesi Barat - 2,68 % per tahun

No. Parameter

SDKI 2007 SDKI 20123 Angka Kelahiran Total (TFR) - Nasional 2,6 2,6 - Sulawesi Barat 3,5 3,6

4Angka Kelahiran Usia Muda (ASFR 15-19 Tahun)

- Nasional 35 48

- Sulawesi Barat 80 103

5CPR perempuan wanita usia 15-49 tahun semua metode

- Nasional 61,4% 61,9% - Sulawesi Barat 45,4% 52,2%    

6CPR perempuan wanita usia 15-49 tahun metode modern

- Nasional 57,2% 57,9%

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 27

Page 28: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

- Sulawesi Barat 44,5% 48,0%   7 Unmet need KB     - Nasional 9,1% 8,5% - Sulawesi Barat 17,4% 14,2%   8 Usia Kawin Pertama (UKP)     - Nasional 19,8 Tahun 20,4 Tahun - Sulawesi Barat 19,3 Tahun 19,1 Tahun

b. Data Keluarga Berencana (Unmeet need, Contraceptive Prevalence Rate, peserta KB baru/PB, peserta KB aktif/PA, PB mandiri, PB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang/PB MKJP, PA MKJP, PB Pria) Jawaban : CPR = 56,26% Unmeet Need = 15,42% Peserta Baru 2015 = 32.048 Akseptor Peserta BAru Mandiri = 5.571 Akseptor Peserta Baru MKJP = 2.723 Akseptor Peserta Aktif MKJP = 12.503 Akseptor Peserta Baru Pria = 2.405 Akseptor

c. Data Tahapan Keluarga SejahteraJawaban :Berdasarkan Pendataan KeluargaTahun 2014 dari 294.997 KK terdiri dari: Pra Sejahtera = 61.173 (20,74%) Sejahtera I = 98.854 (33,51%) Sejahtera II = 91.956 (31,17%) Sejahtera III = 36.123 (12,24%) Sejahtera III Plus = 9.891 (3,35%)

BIDANG TENAGA KERJA

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 28

Page 29: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Dalam 5 tahun kedepan, Pemerintah memiliki Program besar di bidang ketenaga kerjaan dalam upaya perluasan dan penciptaan lapangan kerja bagi 10 (sepuluh) juta pekerja

1. Mohon diberikan Profil Ketenaga kerjaan di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2015Jawaban : Jumlah Penduduk : 1.522.626 Jumlah Angkatan kerja : 616.549 Penduduk Yang Bekerja : 595.905 Pengangguran : 20.644 Bukan Angkatan Kerja : 260.895 Sekolah : 78.687 Mengurus Rumah Tangga : 153.303 Lainnya : 28.905 Penduduk usia Kerja : 877.444

Angkatan Kerja menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin :

No Usia Laki Laki Perempuan Jumlah1.2.3.4.5.

15-24 25-34 35-44 45-54 55+

80.629 98.194 92.345 59.640 43.781

42.511 63.407 66.629 41.010 28.403

123.140161.601158.974100.650 72.184

Jumlah 374.589 241.960 616.549

Penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan/jabatan dan jenis kelamin di provinsi sulawesi barat 2015

Jenis Pekerjaan/ Jabatan Jenis Kelamin (orang ) Total

Laki-laki PerempuanTenaga Profesional, Teknisi dan yang sejenis 17389 26866 44255Tenaga Kepemimpinan dan Ketatalaksanaan 2571 742 3313Tenaga Tata Usaha dan yang sejenis 16013 13409 29422Tenaga Usaha Penjualan 17142 44733 61875Tenaga Usaha Jasah 8122 4274 12396Tenaga Usah Pertanian,Kehutanan,Perburaun,dan Perikanan 232988 11541 348459

Tenaga Pruduksi,Oprator Alat Alat Ankutan dan Pekerja kasar

70673 23845 94518

Lainnya 1308 359 1667JUMLAH 366206 229699 595905

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 29

Page 30: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Tenaga Kerja Setangah Penganggur Menur Kabupaten/ Kota Dan Jenis Kelamin Diprovinsi Sulawesi Barat 2015

Kabupaten/Kota Jenis Kelamin ( Oranmg ) TotalLaki Laki Perempuan

Kab.majene 6258 3731 9989Kab.Mamasa 12.830 9392 22222Kab .Mamuju 5934 4804 10738

Kab.Mamuju Tengah 5990 1727 7717Kab.Mamuju Utara 6715 2557 9272

Kab.Polewali Mandar 9781 6587 16368Jumlah 47.508 28.798 76306

2. Sebagai Provinsi yang terbilang baru dimekarkan, sejauh mana upaya pemerintah terhadap peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Barat melalui mutu pendidikan dan keterampilan para pekerja?Jawaban :a. Melalui Pendidikan

Telah tersedia Sekolah kejuruan dan perguruan tinggi disetiap Kabupaten

b. Melalui pelatihan.

Telah terbentuknya balai Latihan Kerja yang Berbasis Kompetensi di

kabupaten Majene

3. Mohon penjelasan tentang program-program bidang Ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Barat? Hambatan-hambatan apa yang dihadapi dalam pelaksanaan program-program tersebut? Jawaban : Sosialisasi Norma Ketenaga Kerjaan di Perusahaan .

Sosialisasi keselamatan dan kesehatan Kerja

Penarikan Pekerja Anak

Pemeriksaan Norma ketenaga kerjaan di Perusahaann

Pemeriksaan norma K3 di pewirausahaan

Pengawasan tenaga kerja Asing di perusahaan

Mengawasi pelaksanaan Peraturan perundang-undanagan di bidang

Ketenaga kejaan

Menyelesaiakan kasus perselisihan hubungan industrial

Melakukan Pembinaan kepada serikat/serikat Buruh

Melakukan Pembinan /pengawasan Terhadap kantor cabang PPTKI

Mengawasi pelaksanaan /Pengiriman dan pemulangan TKI

Menganalisa kasus kecelakaan kerja

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 30

Page 31: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

Melakukan Penyidikan kepada Pengusaha yang tidak Mentaati Peraturan

perundang undangan di bidang Ketenaga ketenaga kerrjaan

Melakukan Jejaring kerja sama bidang pelayanan penempatan Tenaga Kerja

bagi instansi terkait Bidang Penempatan Tenaga Kerja

Bintek Informasi Pasar Kerja

Akkreditasi lembaga pelatihan

Pelatihan Kewirausahaan

Pelatihan peningkatan Produktifitas tenaga Kerja

Pelatihan Pengukuran Produktifitas

Pengembangan desa Produktif

Penilaian kinerja perusahaan

Uji kompetensi ( ASEAN SKILL KOMPETITION)

Bursa Kerja Online (BKOL)

Akreditasi Lembaga pelatihan

Pembinaan Lembaga Pelatihan

Hambatan. Kurangnya tenaga Tekhnis Fungsional Terbatasnya anggaran yang tersedia

4. Bagaimana Pelaksanaan Pelatihan Kerja di Provinsi Sulawesi Barat? Berapa BLK dan BLK LN yang ada? Bagaimana status BLK tersebut? Mohon di jelaskan tentang kondisi BLK (Program, Fasilitas, Instruktur , dll)Jawaban :Program Pelatihan Kerja di Sulawesi Barat Terdapat 2 BLK yaitu :- BLK Kab.Majene- BLK Kab.Mamuju a. Status BLK Majene ,berupa UPTD Program Pelatihan

- Teknologi mekanika- Listrik - Otomotif- Aneka kejuruan- Tata niaga

Fasilitas- Gedung Kantor,Gedung Praktek dan Asrama siswa/siswi- Bahan praktek,Peralatan dan mobil training unit

Instruktur- Semua instruktur sudah bersertifikasi dan mempunyai kompetensi sesuai

dengan kejuruan masing-masingb. Status BLK Kab. Mamuju

- Sampai saat ini BLK Mamuju belum ada Aktifitas

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 31

Page 32: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

c. Status BLK Mamuju masih melekat pada bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja Program Pelatihan - Program pelatihan sampai saat ini belum adaFasilitas- Gedung BLK

I Instruktur- Untuk Instruktur BLK Mamuju belum ada Instruktur.

5. Data BPS sulawesi Barat mencatat jumlah pekerja informal di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2015 mencapai lebih dari 75 persen dimana lebih dari 55 persen bekerja di bidng pertaniana. Sejauh mana program pemvrov dapat menjangkau penduduk yang

berpendidikan rendah?Jawaban :Untuk Program ini di koordinasikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi.

b. Bagaimana program dan kegiatan pelatihan BLK pemrov juga dapat menjangkau pekerja informal dan formal?Jawaban :Untuk kegiatan pelatihan BLK di Provinsi Sulawesi Barat sampai saat ini belum ada, berhubung BLK untuk Provinsi Sulawesi Barat belum di bangun, walaupun ada UPTD BLK tetapi belum, berfungsi sebagaimana mestinya.

c. Bila melihat peningkatan jumlah pekerja informal disbanding tahun sebelumnya, sejauh mana program pelatihan melalui BLK dapat dapat meningkatkan keahlian pekerja? Mohon dismpaikan dengan data peningkatan jumlah pekerja informal menjadi formal)Jawaban :Untuk pertanyaan ini buat sementara belum dapat kami jawab disebabkan karena data yang kami peroleh belum lengkap.

d. Sejauh mana keberadaan Balai latihan Kerja (BLK) sudah dimanfaatkan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap mengisi lapangan kerja?Jawaban :-

6. Berapa jumlah tenaga Pengawas di Provinsi Sulawesi Barat? mohon di jelaskan Bagamaimana kondisi pengawasan ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Barat?Jawaban :- 4 (empat) orang di Dinas Provinsi

- 1 ( satu ) orang di Disosnakertrans Kab.Majene

- 1 (satu ) orang di Disosnakertrans Kab.Mamuju

- 3 (tiga ) orang di Disosnakertrans Kab.Matra

- 4 (empat ) orang di mutasi ke Dinas lain.

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 32

Page 33: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

7. Bagaimana peran pemerintah Sulawesi barat dalam membina dan memfasilitasi hubungan industrial yang kondusif? Berapa Jumlah kasushubungan industrial tahun 2015? Apakah LKS Tripartit dan LKS Bipartit dapat berfungsi dengan baik dalam menyelesaikan masalah – masalah ketenagakerjaan?Jawaban :- Kasus Hubungan Industrial tahun 2015 ada 45 kasus

- LKS Tripartit dan LKS Bipartit belum berfungsi secara baik untuk

menyelesaikan masalah-masalah ketenaga kerjaan.

- Jumlah SP/SB : 17 buah

- Jumlah perusahaan : 2.129 Perusahaan

- Jumlah PKB yang terdaftar : 15 buah

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 33

Page 34: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

BPJS KETENAGAKERJAAN

1. Terkait berlakunya BPJS Ketenaakerjaan per Januari 2014 dimana operasional BPJS ketenagakerjaan paling lama tanggal 1 Juli 2016. Oleh karena itu mohon di sampaikan data – data sebagai berikut :

a. Jumlah perusahaan dan jumlah Pekerja di Sulawesi BaratJawaban :Jumlah Perusahaan/Badan usaha pemberi kerja di Sulawesi Barat kurang lebih 3.100. Terdiri dari skala micro , kecil, sedang dan besar

b. Jumlah perusahaan yang mendaftarkan pekerjanya dalam BPJS ketenagakerjaan yang tidak baikJawaban :Perusahaan yang mendaftarkan tenaga kerja sejumlah : 831 perusahaan

c. Seberapa besar pekerja formal, informal dan pekerja mandiri yang terdaftar dan mendaftar sebagai peserta BPJS ketenagakerjaan, apakah sudah tergarap secara maksimal? Bila belum sebutkan alasan dan saran

d. Bagaimana dengan tingkat Partisipasi BUMN dengan pekerja asing di provinsi Sulawesi Barat dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan?Jawaban :- Tenaga kerja formal/penerima upah : 10.085- Tenaga kerja mandiri/Bukan Penerima upah : 856- Pekerja Harian lepas dan borongan jasa konstruksi : 4.000Kepesertaan program BPJS Ketenagakerjaan belum maksimal sesuai dengan harapan karena beberapa hal :

Masih kurangnya kepatuhan pemberi kerja dalam melaksanakan program BPJS Ketenagakerjaan.

Kurangnya kesadaran masyarakat pekerja tentang peningnya program perlindungan dalam bekerja terhadap risiko sosial baik pekerja formal maupun informal.

Penegakan hukum belum maksimal dalam memberikan efek jera kepada perusahaan yang tidak melaksanakan peraturan yang berlaku

Belum optimalnya sosialisasi di daerah/wilayah kecamatan Masih diperlukan sinergi antar instansi dalam meningkatkan

kepesertaan program BPJS Ketenagakerjaan Masih ada pelaksanaan proyek jakon yang tidak mewajibkan

kepesertaan perlindungan tenaga kerja dalam program BPJS Ketenagakerjaan

Partisipasi BUMN di sulawesi barat cukup optimal dimana seluruh karyawan BUMN serta karyawan kontrak maupun out sourching sudah mejadi peserta atau telah di daftarkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

Sedangkan Pekerja asing belum terdaftarkan dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan , misalnya pembangunan PLTU di Kaluku

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 34

Page 35: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

e. Sejauh mana sosialisasi BPJS ketenagakerjaan terkait 4 Program Jaminan Sosial yang diberikan bagi Peserta?Jawaban :Sosialisasi program BPJS Ketenagaekrjaan senantiasa kita tingkatkan melalui beberapa kegiatan antara lain :

Kegiatan bersama dengan instansi terkait Sosialisasi langsung ke perusahaan atau kelompok usaha Sosialisasi pada pekerja mandiri / bukan penerima upah (pasar –

Kelompok Tani – Nelayan – ojek – supir dll). Sosialisasi melalui pusat pusat kegiatan dengan menyebarkan

brosur (pameran-terminal – pelabuhan fery)

2. Bagaimana cakupan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Barat? Bagaimana bentuk dukungan pemda, dan instansi lain dalam mendorong pelaku usaha untuk mendaftarkan pekerja dalam program BPJS ketenagakerjaan? Adakah sanksi yang dikenakan?Cakupan kepesertaan program BPJS Ketenagakerjaan terdiri atas : - Penerima Upah ; Pekerja formal (Karyawan Badan Usaha)- Pekerja informal (Petani, nelayan , pedagang, ojek, supir)- Pekerja sektor jasa konstruksiDukungan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Barat terhadap pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan sangat baik , dimana telah dikeluarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Barat No 06 Tahun 2015 tentang kewajiban pelaksanaan program BPJS Ketenagkerjaan dalam pemberian Pelayanan PerizinanDemikian juga Pemerintah Kabupaten se Provinsi Sulawesi Barat dimana seluruhnya memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan , hal ini tergambar dengan kerjasama yang baik melalui instansi terkait baik di pemda provinsi maupun kabupaten.Secara teknis instansi yang bersinggungan langsung dalam upaya peningkatan cakupan kepesertaan adalah ; - Dinas Tenaga kerja - Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

3. Mohon disampaikan perkembangan dan kemajuan yang sudah dan yang akan dilakukan BPJS Ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Barat saat ini :a. Kepesertaan pekerja formal, informal dan Mandiri serta jumlah perusahaan

yang mendaftarkan pekerjanya

TAHUNKEPESERTAAN FORMAL/Penerima upah

KEPESERTAAN JASA KONSTRUKSI

KEPESERTAAN Informal/Mandiri/Bukan Penerima Upah

Perusahaan T. Kerja Proyek T. Kerja Wadah Pekerja2013 332 6.865 726 8.230 0 02014 382 8.625 910 10.520 2 552015 785 10.085 1.200 14.230 4 625

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 35

Page 36: Jawaban Tertulis Kunker Komisi IX DPR RI di Sulawesi Barat

b. Upaya perluasan cakupan kepesertaanPerluasan cakupan kepesertaan dilakukan melalui kegiatan dan kerja sama dengan instansi terkait :- Kerja sama dengan Badan Penanaman modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu baik di provinsi maupun di Kabupaten dengan mempersyaratkan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

- Kerja sama dengan dinas Perkebunan dan Dinas Kelautan dan perikanan- Kerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dalam rangka pengawasan dan

pembinaan- Sosialisasi ke berbagai asosiasi dan organisasi serikat pekerja

c. Sinkronisasi data terutama data JPK yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan

BULAN Jaminan Hari Tua Jaminan Kematian Jaminan Kecelakaan Kerja

Kasus Nilai (Rp.) Kasus Nilai (Rp.) Kasus Nilai (Rp.)Nov 2015 67 228.600.425 2 48.000.000 0 0Des 2015 30 138.614.230 1 21.000.000 0 0Jan 2016 42 191.914.652 2 48.000.000 0 0Feb 2016 38 220.668.320 1 24.000.000 1 142.700.020

PENUTUP :

Demikian jawaban tertulis dalam rangka Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI dalam rangka kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Barat ini kami sampaikan. Atas perhatianya, kami ucapkan terima kasih.

Jawaban tertulis Kunjungan Komisi IX di Provinsi Sulawesi Barat Page 36