Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

21
L A P O R A N KUNJUNGAN DELEGASI KOMISI I DPR-RI MENGENAI RANCANGAN UNDANG-UNDANG RAHASIA NEGARA KE NEGARA HONGARIA TANGGAL 23 – 27 JULI 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Kunjungan Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Negara Hongaria dilaksanakan atas dasar Surat Keputusan Pimpinan DPR RI No. 126/PIMP/IV/2008-2009, tanggal 16 Juli 2009 tentang Penugasan Delegasi Komisi I Dewan Perwaklan Rakyat Republik Indonesia mengenai Rancangan Undang Undang tentang Rahasia Negara untuk melaksanakan Kunjungan Kerja ke Luar Negeri ke Hongaria dari Tanggal 23 Juli 2009 sampai dengan Tanggal 27 Juli 2009, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : 1. Sdr. Drs. Theo L. Sambuaga F-PG Ketua Delegasi 2. Sdr. Drs. Sidarto Danusubroto F-PDIP Anggota Delegasi

Transcript of Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

Page 1: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

L A P O R A N KUNJUNGAN DELEGASI KOMISI I DPR-RI

MENGENAI RANCANGAN UNDANG-UNDANG RAHASIA NEGARA KE NEGARA HONGARIA

TANGGAL 23 – 27 JULI 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Kunjungan

Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Negara Hongaria dilaksanakan atas dasar

Surat Keputusan Pimpinan DPR RI No. 126/PIMP/IV/2008-2009, tanggal 16 Juli 2009 tentang

Penugasan Delegasi Komisi I Dewan Perwaklan Rakyat Republik Indonesia mengenai

Rancangan Undang Undang tentang Rahasia Negara untuk melaksanakan Kunjungan Kerja

ke Luar Negeri ke Hongaria dari Tanggal 23 Juli 2009 sampai dengan Tanggal 27 Juli 2009,

dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :

1. Sdr. Drs. Theo L. Sambuaga F-PG Ketua Delegasi

2. Sdr. Drs. Sidarto Danusubroto F-PDIP Anggota Delegasi

3. Sdr. Drs. Guntur Sasono, M.Si F-PD Anggota Delegasi

4. Sdr. DR. H. Happy Bone Zulkarnain, MS F-PG Anggota Delegasi

5. Sdr. Yorris T.H. Raweyai F-PG Anggota Delegasi

6. Sdr. Suparlan, SH F-PDIP Anggota Delegasi

7. Sdr. Tjahjo Kumolo F-PDIP Anggota Delegasi

8. Sdr. F.X. Soekarno F-PD Anggota Delegasi

9. Sdr. Usamah Muhammad Al Hadar F-PPP Anggota Delegasi

10. Sdr. Djoko Susilo, MA F-PAN Anggota Delegasi

11. Sdr. H.A. Effendy Choirie, M.Ag, MH F-KB Anggota Delegasi

12. Sdr. Anhar, SE Anggota Delegasi

Page 2: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

13. Sdri. Dra. Damayanti - Sekretariat Delegasi

14. Sdr. Agung Permata, SE - Sekretariat Delegasi

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Sesuai dengan Keputusan Rapat Badan Musyawarah tanggal 3 Oktober 2006

menugaskan Komisi I DPR RI untuk melakukan pembahasan terhadap RUU tentang Rahasia

Negara bersama Pemerintah. Selanjutnya guna memberikan wawasan yang lebih luas pada

proses pembahasan RUU tentang Rahasia Negara, Komisi I DPR RI melakukan kunjungan ke

Hongaria dalam rangka studi banding dan mencari masukan terhadap RUU tentang Rahasia

Negara pada tanggal 23 -28 Juli 2009 dengan mengadakan pertemuan dengan Parlemen

Hongaria dan National Security Service.

Disamping mencari masukan terhadap RUU tentang Rahasia Negara, Delegasi

Komisi I DPR RI juga mengadakan pertemuan dengan Dubes RI beserta jajaran dalam rangka

melaksanakan fungsi pengawasan terhadap mitra kerja di bidang luar negeri khususnya KBRI

Budapest.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kunjungan delegasi adalah :

1. Melaksanakan fungsi legislasi DPR RI terhadap pembentukan undang-undang yaitu

Rancangan Undang-Undang tentang Rahasia Negara.

2. Mendapatkan/mencari masukan dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

pembahahasan materi Rancangan Undang-Undang tentang Rahasia Negara.

D. Persiapan Delegasi

Dalam rangka persiapan pelaksanaan kunjungan, delegasi melakukan persiapan-

persiapan antara lain :

1. Mengadakan Rapat Tim Delegasi untuk membahas dan mempersiapkan berbagai hal,

baik yang berhubungan dengan bidang tugas dari Komisi I DPR RI maupun teknis

perjalanan delegasi.

2

2

Page 3: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

2. Berkoordinasi dengan pihak KBRI di Budapest, dalam rangka mempersiapkan kunjungan

delegasi Komisi I DPR RI ke Hongaria.

E. Acara Kunjungan1. Pertemuan dengan Parlemen Hongaria

2. Pertemuan dengan National Security Service3. Pertemuan dengan Dubes RI dan staff KBRI Budapest

BAB IIPELAKSANAAN KUNJUNGAN

I. GAMBARAN UMUM NEGARA HONGARIA

Republik Hongaria adalah sebuah Negara di Eropa tengah yang berbatasan dengan

Austria di sebelah barat, Slowakia disebelah utara, Ukraina di sebelah timur, Rumania di sebelah

3

3

Page 4: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

tenggara dan Kroasia serta Serbia di sebelah selatan. Dalam bahasa setempat, Negara ini dikenal

sebagai Magyarorszag yang berarti di daerah Magyar.

Presiden Hongaria dipilih oleh parlemen setiap 5 tahun yang didampingi oleh Perdana

Menteri sebagai kepala pemerintahan.

II. SISTIM POLITIK DAN PEMERINTAHAN

A. Sistim Politik

Parlemen adalah lembaga tertinggi negara yang beranggotakan 386 orang dan dipilih

setiap 4 tahun sekali lewat pemilu yang menerapkan sistim campuran antara sistim mayoritas

sederhana dan sistim proporsional. Keanggotaan Parlemen Hongaria terdiri dari :

-176 anggota dipilih langsung lewat calon perorangan konstituante.

-152 anggota dipilih lewat daftar calon partai.

- 58 anggota dipilih lewat daftar nasional melalui sistim perwakilan proporsional.

Tugas dan kekuasaan Parlemen Hongaria antara lain adalah : mengawasi

pelaksanaan tugas badan Pemerintah dan lembaga negara; membahas dan mengesahkan

RUU dan APBN yang diajukan Pemerintah; memilih dan mengangkat Presiden; memilih dan

mengangkat PM dan anggota-anggota kabinet; meratifikasi perjanjian-perjanjian internasional.

Keputusan Parlemen didasarkan pada sistim “simple majority”, kecuali dalam hal

perubahan Konstitusi (UUD) yang memerlukan dukungan dua pertiga peserta sidang. Anggota

parlemen tidak bisa di”recall” oleh partai yang mendelegasikannya dan hanya bisa digantikan

apabila yang bersangkutan meninggal dunia atau mengundurkan diri karena tugas-tugas lain.

Apabila terjadi perpecahan, maka seorang anggota parlemen dapat keluar dari fraksinya dan

pindah ke kelompok independen di parlemen.

B. Sistem Pemerintahan

Hongaria menganut sistim Pemerintahan Parlementer, dimana pemerintah

merupakan lembaga pelaksana segala kebijakan yang ditetapkan oleh Parlemen. PM

diangkat, diberhentikan dan bertanggung jawab kepada Parlemen. Dalam pelaksanaan

tugasnya, PM dibantu oleh menteri-menteri dan beberapa political state secretary (setingkat

menteri muda atau first deputy minister) yang menangani tugas khusus. Hak eksklusif

pengangkatan menteri berada di tangan PM, namun setiap calon anggota kabinet harus

melakukan dengar pendapat didepan komisi parlemen terkait dan secara formal disetujui oleh

4

4

Page 5: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

presiden. Pengawasan lembaga negara non-departemen seperti Bank Nasional Hongaria,

Kantor Berita Nasional, Lembaga pengawas TV-Radio Nasional dllnya tidak berada di bawah

tanggung jawab Pemerintah tetapi langsung di bawah pengawasan Parlemen.

Kekuasaan Judikatif berada di tangan pengadilan yang mempunyai hak otonom

dan independen. Pengadilan tinggi Hongaria mengeluarkan produk hukum yang didasarkan

pada Konstitusi dan Undang-Undang Negara. Mahkamah Agung adalah lembaga peradilan

tertinggi yang bertanggung jawab pada pelaksaan hukum dan hak-hak dasar seluruh warga

negara Hongaria. Anggota Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung ditetapkan oleh

Parlemen.

Republik Hongaria secara administratif dibagi dalam 19 Kanton (Megye/County)

dan daerah khusus Ibukota Budapest. Hongaria menganut sistim pemerintah daerah otonom

dan independen sesuai dengan kepentingan wilayahnya, khususnya dalam anggaran

pembangunan daerah, perencanaan kota, penataan perumahan, kesejahteraan sosial,

pemeliharaan kebudayaan, olahraga dan perlindungan lingkungan. Ketua dan anggota dewan

daerah/kota dipilih langsung lewat pemilihan daerah untuk masa jabatan 4 tahun. Dewan

Daerah tidak bertanggung jawab kepada Pemerintah Pusat tetapi langsung kepada rakyat

daerah yang memilihnya. Pelaksanaan tugas-tugas harian daerah dilakukan oleh pegawai

pemerintah daerah yang otonom/non partisan. Pemilu daerah terakhir adalah pada tanggal 1

Oktober 2006 yang dimenangkan oleh partai-partai oposisi.

III. HUBUNGAN LUAR NEGERI DAN PERTAHANAN HONGARIA

A. Bidang Luar Negeri

Setelah bergabung dalam UE pada tanggal 1 Mei 2004 maka, Hongaria dapat

dikatakan telah berhasil menyelesaikan sasaran utama polugri yang ditetapkan pada awal

reformasi tahun 1990, yaitu Integrasi dengan organisasi-organisasi Euro-Atlantik. Kebijakan

luar negeri pemerintah PM Gyurcsany adalah :

1. Melanjutkan kebijakan luar negeri yang ditujukan untuk membangun hubungan yang dapat mendukung peningkatkan realisasi kepentingan nasional;

2. Mendukung kebijakan Eropa yang aktif dan pro-aktif;

5

5

Page 6: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

3. Mendukung kebijakan bertetangga baik utk memperkuat stabilitas regional, termasuk kepentingans etnik hongaria yg hidup di perantauan;

4. Penguatan kerjasama Aliansi Atlantik Utara dan mendukung perjuangan menentang terorisme internasional.

B. Bidang Pertahanan

Fokus utama kebijakan keamanan Hongaria sejak bergabung dalam NATO tahun

1999 adalah memberikan konstribusi dalam stabilitas regional sejalan dengan integrasi

kekuatan angkatan bersenjatanya dalam struktur kekuatan militer NATO. Sebagai anggota

NATO yang berbatasan dengan wilayah yang kurang stabil, Hongaria sangat menginginkan

penguatan hubungan Trans Atlantik dan perluasan keanggotaan NATO lebih lanjut dan oleh

karena itu Hongaria menaruh perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan wilayah

Balkan, Ukraina dan Rusia. Hongaria berpendapat bahwa keamanan nasional Hongaria dan

etnik minoritasnya di negara-negara tetangga akan dapat terjamin apabila perluasan

keanggotaan NATO dan UE juga menjangkau ke seluruh wilayah regionalnya.

Hongaria menghadapi posisi sulit dalam realisasi program reformasi pertahanan,

karena adanya kriteria UE untuk memperkecil defisit APBN sementara NATO menuntut

peningkatan anggaran pertahanan. Langkah penghematan di bidang pertahanan mendapat

kritikan keras dari NATO karena dianggap tidak memenuhi komitment kerjasama yang

disepakati sebelumnya. Pertimbangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat telah

mendorong Hongaria untuk terus mengurangi anggaran pertahanan yang pada 2006 hanya

sekitar 1,2% dari GDP nasional. Hal ini memunculkan kritik keras dari NATO karena sesuai

dengan kesepakatan KTT NATO di Praha, Hongaria secara bertahap akan menaikkan

anggaran pertahanan menjadi 1,8% di tahun 2006. Hongaria juga mendapat kritikan dari

NATO karena masih belum berhasil memulai pembangunan radar NATO di bukit Zengo,

Hongaria Selatan karena adanya tantangan keras dari kelompok pembela lingkungan hidup.

Untuk menangkis kritik-kritik tersebut, Hongaria berusaha meningkatkan perannya dalam

aktivitas internasional NATO. Setelah menarik unit transportasi militer dari Irak pada akhir

tahun 2004, Hongaria berpartisipasi dalam program pelatihan NATO untuk anggota AB Irak

dan juga telah menghibahkan 77 buah tank T-72 serta berbagai kendaraan angkut militer

kepada AB Irak. Hongaria juga telah meningkatkan dukungan aktivitas NATO di Afghanistan

dengan mengambil alih tugas pengawasan Propinsi Baghlan dari Belanda.

Saat ini program pembentukan sebuah AB yang ramping dan profesional telah

menunjukkan hasil konkrit dengan penghapusan dinas wajib militer mulai akhir tahun 2004.

Jumlah anggota aktif AB Hongaria saat ini adalah sekitar 29,682 ribu orang. Anggaran

6

6

Page 7: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

pertahanan Hongaria tahun 2008 adalah 319,7 milyar forint atau 1,09% GDP dan tahun

2009 diperkirakan sebesar 338,4 milyar forint.

IV. PERTEMUAN - PERTEMUAN

A. Pertemuan dengan Dubes RI dan staff KBRI Budapest

Dalam pertemuan dengan Dubes RI dan Staff di Budapest, Delegasi Komisi I DPR RI

mendapatkan masukan terkini mengenai kondisi di Hongaria dan negara akreditasi yang

meliputi Kroasia, Makedonia dan Bosnia dan Herzegovina, juga informasi mengenai tugas dan

fungsi yang dilaksanakan oleh KBRI Budapest. Berkaitan dengan kondisi KBRI Budapest,

delegasi DPR RI dapat memahami kondisi staf dan prasarana pendukung yang kurang

memadai dari jumlahnya dan keadaan gedung kedutaan/kantor berkaitan dengan beban tugas

yg diembannya.

B. Pertemuan dengan Parlemen Hongaria

Delegasi diterima oleh Ketua Persahabatan Indonesia-Hongaria, Dr. Istvan Simicsko

yang juga Chairman of National Security Committee oleh the National Aseembly (Ketua Komisi

Pertahanan Nasional Parlemen).

Dalam pertemuan tersebut delegasi melakukan diskusi dan pembahasan mengenai

sistem penetapan kerahasiaan negara di Hongaria, antara lain:

1. Penetapan kerahasiaan Negara oleh Pemerintah Hongaria yang telah dilakukan sebelum

keanggotaannya pada NATO dan Uni Eropa dan saat ini pengaturannya dilakukan oleh 2

ranah hukum, yaitu ketentuan nasional/domestic dan ketentuan NATO khususnya untuk

dokumen yang berimplikasi pada keamanan nasional.

2. Tuntunan strategis dengan ketentuan NATO yang memerlukan penyesuaian hukum

nasional, diantaranya menyangkut jangka waktu/masa retensi dokumen rahasia negara

3. Rencana amandemen undang-undang kerahasiaan negara yang diharapkan dapat

dilakukan Parlemen Hongaria periode mendatang.

4. Perlunya proses hukum bagi masyarakat/pihak terkait dalam membuka dokumen rahasia

negara.

5. Peran ombudsman dalam menjembatani posisi warga/masyarakat dan pemerintah yang

berkepentingan terhadap penetapan kerahasiaan negara.

7

7

Page 8: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

Pada kesempatan tersebut, Delegasi Komisi I DPR RI juga membahas antara lain

tentang keterkaitan kerahasiaan negara dengan hak azasi manusia (HAM), sistem pertahanan

negara, akses publik terhadap anggaran militer dan khususnya alutsista, ancaman hukuman

bagi orang yang membocorkan rahasia negara.

Dalam kaitan ini, Parlemen Hongaria menyatakan bahwa untuk menyesesuaikan

dengan perkembangan politik yang ada pada saat ini di Hongaria, Parlemen Hongaria

berencana akan mengamandemen Undang Undang Kerahasiaan Negara Hongaria. Sehingga

dengan diamandemennya undang-undang tersebut, ada tiga jenis Rahasia Negara yang patut

dilindungi meliputi informasi, tempat dan aktifitas dengan tingkat kerahasiaan dan jenis

hukuman yang berbeda-beda.

C. Pertemuan dengan National Security Service

Delegasi diterima oleh Dr. Buzane Szabo Maria, Chief of Cabinet of Minister without Portfolio, in Charge of Civil National Security, yang menangani keamanan nasional sipil

didampingi Kepala Biro Keamanan dan Kepala Jawatan Keamanan National Security Service beserta jajaran yang menangani masalah keamanan sipil, akses informasi dan akses intelijen

asing (kontra intelijen). Adapun hal-hal yang dibahas antara lain mengenai:

1. Rincian sistem dan tingkat klarifikasi serta mekanisme penetapan kerahasiaan Negara

yang dilakukan sesuai hukum nasional dan ketentuan NATO

2. Peran masing-masing lembaga pemerintah dalam penetapan perarsipan dokumen rahasia

Negara serta upaya menuju sentralisasi pengarsipan dokumen

3. Mekanisme perolehan dan akses dokumen rahasia lintas negara.

Dalam pertemuan tersebut Delegasi Komisi I DPR RI berbagi pandangan dan

pengalaman mengenai perlunya masa transisi pengaturan kerahasiaan negara dari sistem

lama yang dipengaruhi rejim sosialis menuju sistem baru yang membutuhkan penyesuaian

cara berpikir, mekanisme dan personil yang keseluruhannya mampu dilakukan Hongaria

secara bertahap tanpa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Satu hal yang patut dicatat dalam hal transisi dari sistem sosialis ke s istem demokratis

sekarang ini, dapat dilakukan dengan cara damai tanpa ada kekerasan dan korban,

sebagaimana yang dialami oleh negara-negara tetangga lain di Eropa Timur.

V. MASUKAN-MASUKAN:

8

8

Page 9: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

Dari Hasil Kunjungan ke National Security Commite of The National Assembly dan

National Security Office didapatkan beberapa masukan mengenai rahasia Negara di Hongaria

sebagai berikut:

A. Pengertian dari Rahasia NegaraSesuai dengan Act LXV/1995 tentang State And Service Secret, yang sekarang ini dalam

proses amandemen, Hongaria mengenal 2 (dua) pengertian yang terkait dengan tipe atau

tingkat kerahasiaan dalam Act tersebut.

- State Secret adalah: any data whose disclosure before the end of the effective period, their unrightful acquisition or use, their revelation to an unauthorized person, or their withholding from a person entitled to them would violate or threaten the interests of the Republic of Hungary in terms of national defense, national security, criminal investigation and prevention of crimes, the monetary and currency policy of the State, foreign and international relations, or in terms of jurisdiction.

- Service Secret adalah: any data whose disclosure before the end of the effective period, unrightful acquisition or use, or access by an unauthorized person would interfere with the orderly operation of a body fulfilling a state or public function and would prevent it from exercising its official function and authority free from influence.

Sedangkan untuk Protected but Not Classified Data, yang terdiri dari dua tipe, yaitu:

- Confidential is injurious (harmful) if it becomes available to the public or unauthorised persons become acquainted

- Restricted is unfavourable if it becomes available to the public or unauthorised persons become acquainted to the interested country or organisation concerned with the national agreement.

Setelah Hongaria bergabung dengan NATO kedua tipe kerahasian tersebut disesuaikan

dengan tipe kerahasiaan yang dikenal dalam NATO, yaitu:

- State Secret disamakan dengan Top Secret;

- Service Secret disamakan dengan Secret;

- Protected but Not Classified Data disamakan dengan Confidential dan bersifat rahasia.

Terkait dengan pengertian Rahasia Negara dalam RUU tentang Rahasia Negara, yaitu:

Informasi, benda, dan/atau aktivitas yang secara resmi ditetapkan oleh Presiden dan perlu dirahasiakan untuk mendapat perlindungan melalui standar dan prosedur pengelolaan, yang

9

9

Page 10: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat membahayakan kedaulatan, keutuhan, keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan/atau dapat mengakibatkan terganggunya fungsi penyelenggaraan negara, sumber daya nasional, ketertiban umum dan/atau mengakibatkan terganggunya pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga pemerintahan ;

Maka berdasarkan dua pengertian dalam Act LXV/1995, secara garis besar tidak terlihat

perbedaan yang sangat substansial terhadap pengertian Rahasia Negara dalam RUU tentang

Rahasia Negara, hanya pada Hongaria Service Secret tidak dikategorikan dalam Rahasia

Negara, sedangkan pengertian yang serupa dengan Service Secret dalam RUU tentang

Rahasia Negara masuk dalam kategori Rahasia Negara dengan tingkat kerahasiaan “Rahasia

Terbatas”

B. Keberadaan Rahasia Negara

Di negara Hongaria, Rahasia Negara tersebar diberbagai instansi pemerintah dengan

tingkat kerahasiaan sesuai dengan prosedur klasifikasi yang telah ditentukan. Prinsip tersebut

juga sama dengan yang tertuang dalam RUU tentang Rahasia Negara, dimana keberadaan

Rahasia Negara tersebar di berbagai institusi. Dan dengan berlakunya RUU tentang Rahasia

Negara diharapkan perlakuan terhadap ‘Rahasia Negara’ yang tersebar tersebut menjadi

seragam/sama berdasarkan standar dan prosedur pengelolaan dan perlindungan Rahasia

Negara yang telah ditetapkan.

C. Jenis Rahasia Negara

Berdasarkan pengertian dalam State Sceret dan Service Secret Hongaria menyatakan

dalam bentuk data. Tetapi dari hasil pertemuan dengan National Security Commite of The National Assembly dan National Security Office disampaikan bahwa selain classified information, di Hongaria juga terdapat classified activity (taping dan eavesdrop) dan benda-

benda serta obyek-obyek vital yang dirahasiakan.

Hal tersebut juga sejalan dengan konsep RUU tentang Rahasia Negara dimana selain

informasi, jenis-jenis Rahasia Negara lainnya adalah juga berupa Benda Rahasia Negara dan

Aktivitas Rahasia Negara.

D. Masa Retensi Rahasia Negara dan Tingkat Kerahasiaan

Sesuai penjelasan dalam huruf a tentang Pengertian Rahasia Negara, Act LXV/1995

mengamanatkan masa retensi maksimal 90 tahun untuk tipe/tingkat kerahasiaan State Secret (Top Secret). Terkait dengan masa retensi Rahasia Negara dalam RUU tentang Rahasia

10

10

Page 11: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

Negara dengan tingkat kerahasian Sangat Rahasia ditetapkan selama 30 tahun dirasakan

tidaklah berlebihan.

E. Ruang Lingkup Rahasia Negara

Berdasarkan pengertian State Secret, ruang lingkup Rahasia Negara Hongaria

berupa:

- national defense,

- national security,

- criminal investigation and prevention of crimes,

- the monetary and currency policy of the State,

- foreign and international relations,

- in terms of jurisdiction.

Sedangkan dalam konteks RUU tentang Rahasia Negara ruang lingkup Rahasia

Negara meliputi:

- rahasia negara yang berkaitan dengan pertahanan negara;

- rahasia negara yang berkaitan dengan rencana, organisasi dan fungsi mobilisasi

penyebaran TNI;

- rahasia negara yang berkaitan dengan intelijen;

- rahasia negara yang berkaiatan dengan sistem persandian negara;

- rahasia negara yang berkaitan dengan hubungan luar negeri;

- rahasia negara yang berkaitan dengan ketahanan ekonomi nasional;

Secara garis besar tidak berbeda jauh antara konsep dalam RUU tentang Rahasia

Negara dengan yang ada dalam pengertian State Secret di Hongaria, namun untuk Hongaria

yang juga penting adalah hal-hal yang terkait dengan penegakan hukum termasuk dalam

ruang lingkup Rahasia Negara. Selain itu RUU tentang Rahasia Negara juga merinci lebih

detail lagi dari 6 ruang lingkup Rahasia Negara tersebut.

F. Sistem Kerahasiaan dan Pengelolaannya

Sehubungan saat ini Hongaria sudah menjadi bagian dari NATO, maka sistem

kerahasiaan dan pengelolaan rahasia negara selain berdasarkan sistem kerahasiaan dan

pengelolaan yang berdasarkan Act LXV/1995 juga mengacu pada sistem dan pengelolaan

11

11

Page 12: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

kerahasiaan yang ditetapkan/distandarkan oleh NATO, namun dampaknya tetap ditekankan

pada keamanan nasional Hongaria.

G. Kelembagaan Penyelenggara Rahasia Negara

Di Negara Hongaria terdapat badan atau personil tertentu yang menentukan sesuatu

menjadi Rahasia Negara dan masa retensi rahasia negara.

H. Pemidanaan

Di Negara Hongaria kejahatan terhadap Rahasia Negara merupakan kejahatan yang

paling tinggi pemidanaannya.

I. Kaitan antara Rahasia Negara dengan HAM dan Demokrasi

Sebagai negara UE dan sekutu AS, Hongaria saat ini termasuk negara yang demokratis.

Dihadapkan dengan penyelenggaraan Rahasia Negara bukanlah suatu hal yang bertentangan

dengan prinsip-prinsip Demokrasi berupa transparansi dan akuntabilitas. Di Hongaria setiap

warga negara dapat meminta Rahasia Negara untuk dibuka ke publik melalui Pengadilan.

Namun hal tersebut dianggap sangat riskan untuk national interest Hongaria, mengingat jika

hal tersebut dilakukan dengan memberikan kepada orang per orang atau NGO yang meminta

Rahasia Negara bisa saja ada agen lawan yang disusupi untuk meminta Rahasia Negara

tersebut.

12

12

Page 13: Kunker Komisi I DPR RI ke Hongaria (RUU RN)

BAB IIIPENUTUP

Demikianlah laporan kunjungan delegasi Komisi I DPR RI ke Hongaria yang diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif bagi DPR RI dalam melaksanakan fungsinya khususnya di bidang

legislasi dalam proses pembahasan RUU tentang Rahasia Negara serta sekaligus meningkatkan

hubungan bilateral antara kedua negara yang saling menguntungkan yang tentunya juga dimaksudkan

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Sebelum mengakhiri laporan ini, maka segenap delegasi Komisi I DPR RI mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran delegasi, terutama kepada Dubes RI

beserta staf KBRI di Budapest, termasuk instansi-instansi yang telah membantu delegasi

Jakarta, Juli 2009

KETUA DELEGASI

TTDTHEO L. SAMBUAGA

A- 525

13

13