laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

131
BAB I DASAR GAGASAN USAHA 1. Latar Belakang Di zaman yang modern ini sudah banyak sekali produk- produk inovasi dan kreatif beredar di lingkungan masyarakat, mulai dari perabotan rumah tangga sampai berbagai macam produk lainnya. Salah satunya adalah bantal, sejarah bantal pada awalnya sebagai tanda yang menunjukkan tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah dikenal oleh masyarakat Mesir kuno. Tetapi Sekarang sudah banyak produsen bantal yang membuat bantal yang beda dari yang lainnya. UD. Mitra Jaya adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan atau home industri barang dan pemasok (supplier) bantal, guling, sprei, bedcover dan kasur lipat di Semarang sejak tahun 1998 hingga sekarang. Dan UD. Mitra Jaya cukup berperan penting dalam membantu pertumbuhan ekonomi mikro, mengurangi angka pengangguran serta menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar UD. Mitra Jaya. Usaha ini memiliki sejarah yang begitu hebat, awalnya usaha yang didirikan oleh Pak Rino hanya menjualkan bermacam- macam jenis bantal dengan mengambil sampel bantal dari usaha lain, lalu dipasarkan ke masyarakat dengan metode keliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Hanya dengan modal usaha

description

bab 1 - lampiran

Transcript of laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Page 1: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

BAB I

DASAR GAGASAN USAHA

1. Latar Belakang

Di zaman yang modern ini sudah banyak sekali produk-produk inovasi dan kreatif

beredar di lingkungan masyarakat, mulai dari perabotan rumah tangga sampai berbagai

macam produk lainnya. Salah satunya adalah bantal, sejarah bantal pada awalnya sebagai

tanda yang menunjukkan tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah

dikenal oleh masyarakat Mesir kuno. Tetapi Sekarang sudah banyak produsen bantal yang

membuat bantal yang beda dari yang lainnya.

UD. Mitra Jaya adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan

atau home industri barang dan pemasok (supplier) bantal, guling, sprei, bedcover dan kasur

lipat di Semarang sejak tahun 1998 hingga sekarang. Dan UD. Mitra Jaya cukup berperan

penting dalam membantu pertumbuhan ekonomi mikro, mengurangi angka pengangguran

serta menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar UD. Mitra Jaya.

Usaha ini memiliki sejarah yang begitu hebat, awalnya usaha yang didirikan oleh

Pak Rino hanya menjualkan bermacam-macam jenis bantal dengan mengambil sampel

bantal dari usaha lain, lalu dipasarkan ke masyarakat dengan metode keliling dari satu

tempat ke tempat lainnya. Hanya dengan modal usaha yang terbatas dengan menjual rumah

dimulailah usaha batal, guling dan kasur lipat ini. Seiring dengan berjalannya waktu,

melihat prospek pasar yang cukup baik akhirnya UD. Mitra Jaya mulai membuat sendiri

produk bantal, guling dan kasur lipat dengan berbagai macam tipe bantal dengan kualitas

yang bagus dan motif bantal yang sedang trend mampu bersaing dengan merk bantal yang

sudah terkenal. Didukung dengan pengalaman yang sudah ada, tenaga kerja yang handal,

para supplier dan peralatan yang cukup memadai sehingga UD. Mitra Jaya mampu

berkarya dalam memberikan hasil yang terbaik untuk para customernya. Dan memperoleh

omset perminggu hampir Rp. 20.000.000. (dua puluh juta) tergantung banyaknya

permintaan customer terhadap barang produksi UD.Mitra Jaya.

UD. Mitra Jaya berusaha memberikan produk yang terbaik kepada para

customernya dengan mendengarkan dan melihat apa yang sedang diinginkan para

customernya serta Memberikan pelayanan yang baik dan nyaman sehingga para

Page 2: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

customernya merasakan puas selama memakai produk yang dihasilkan. Dalam hal itu UD.

Mitra Jaya pasti mempunyai beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi .

2. Visi dan Misi Perusahaan

2.1 Visi

“Menjadi produsen bantal guling yang berkualitas di Jawa Tengah dengan tenaga kerja

yang handal dan professional yang selalu mengutamakan kepuasan para pelanggan.”

2.2 Misi

Menyerap tenaga kerja yang ada untuk memenuhi kepuasan customer dan

mengasah keahlian yang dimiliki.

Menumbuhkan jiwa berwirausaha kepada masyarakat setempat.

Melakukan kerjasama yang baik kepada para customernya sehingga bisa saling

menguntungkan .

3. Prospek Pasar

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan memiliki beberapa kota

besar yang berpotensi bisnis dan perdagangan yang baik dengan tingkat pendapatan

ekonomi yang tinggi. Kota Semarang pada khususnya dan wilayah Jawa Tengah serta

Yogyakarta pada umumnya mempunyai peluang usaha yang besar dalam melakukan usaha

bantal ini karena banyak konsumen yang berasal dari Golongan bawah menengah sampai

menengah keatas menggunakan produk ini. Meskipun banyak sekali pesaing yang sama

bermunculan dalam menggeluti usaha ini dengan yang menawarkan barang yang

mempunyai kualitas yang berbeda.

4. Manfaat Ekonomi

Meningkatkan pendapatan usaha sehingga dapat memberikan dampak ekonomi di

bidang usaha ini bagi lingkungan masyarakat sekitarnya.

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi usaha.

Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi usaha.

Memberikan konstribusi kepada pemerintah Kota Semarang.

Page 3: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

5. Manfaat sosial

Memberikan kepuasan kepada keinginan konsumen atau pelanggan

Memenuhi kebutuhan masyarakat

Dapat mengurangi pengangguran

Ikut berpartisipasi dalam mengentaskan kemiskinan

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Page 4: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

BAB II

PERMASALAHAN DI UNIT KKU

1. Permasalahan Ekonomi Makro

Banyaknya tingkat pengangguran di sekitar tempat tinggal, mendorong UD. Mitra

Jaya membangun sebuah usaha rumahan atau bisa disebut juga dengan home industry yang

bertujuan untuk memberikan peluang kerja atau lapangan pekerjaan kepada masyarakat

sekitar. Mereka diberi pelatihan dan pengarahan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja.

Dengan adanya hubungan timbal balik seperti itu kedua belah pihak bisa saling

menguntungkan. Perusahaan memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan tenaga

kerja juga diuntungkan dengan adanya tempat usaha yang dekat dengan rumah tersebut dan

apabila perusahaan dapat pesanan yang mendadak atau pesanan yang banyak, para pekerja

bisa bekerja lembur.

Munculnya pesaing yang sejenis dapat menghambat proses berkembangnya suatu

usaha dan UD. Mitra Jaya mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi hal tersebut.

Perusahaan mencoba mengikuti trend yang sedang berkembang sekarang ini. Misalnya saat

ini yang sedang booming game Angry Bird, perusahaan berusaha mencari motif kain yang

bergambar angry bird, jadi perusahaan bisa tetap bersaing dengan pesaing lain serta dapat

memenuhi selera konsumen saat ini.

2. Permasalahan di perusahaan dan keorganisasian

Sistem manajemen perusahaan UD. Mitra Jaya kurang baik, karenan kurang adanya

peraturan- peraturan yang kurang jelas. Sistem manajemen berfungsi untuk memandu

semua bagian agar mencapai apa yang diharapkan perusahaan ke depan. Panduan inilah

yang menjadikan sebuah dasar dalam pelaksanaan operasional perusahaan, agar proses

perencanaan, pelaksanaan di lapangan, evaluasi dapat dijalankan dengan baik.

Sistem kekeluargaan diterapkan di UD. Mitra Jaya supaya keakraban terjalin atara

pemimpin dan karyawannya sehingga tidak ada rasa canggung. Ketika bekerja pun bisa

sedikit santai. Tapi ada sisi negatifnya yaitu kerja menjadi santai dan berangkat kerja

menjadi sering telat. Sehingga pemimpin memberi kebijakan yang penting pekerjaan

selesai sesuai target.

Page 5: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Kurangnya tenaga kerja dalam proses pengiriman barang menjadi salah satu

kendala yang sedang dihadapi UD.Mitra Jaya saat ini. Perusahaan merasa butuh tenaga

kerja baru untuk proses pengiriman barang terhadap pemesan atau pelanggannya. Selama

ini pemimpin yang terjun langsung di lapangan dalam proses pengiriman barangnya. Hal

itu dilakukannya karena pemimpin trauma dengan salesnya, dulu pernah ditipu dan sering

melakukan kecurangan. Yang seharusnya barang itu dikirim dengan jumlah barang sesuai

permintaan tetapi sering terjadi selisih jumlah barang, padahal sebelum barang dikirim

sudah di cek kembali jumlahnya oleh pemimpin, tetapi masih saja jumlah barangnya tidak

sesuai dengan jumlah pesanan.

Pemimpin mengira dengan cara beliau terjun langsung di lapangan dalam proses

pengiriman barang hal tersebut akan lebih efektif karena tidak akan lagi ada kecurangan

yang terjadi dan perusahaan tidak akan mengalami kerugian yang terlalu besar. Tetapi lama

kelamaan cara itu dirasa sudah tidak efektif lagi. Malah menghambat proses pengiriman

barang. Yang seharusnya dalam satu hari perusahaan dapat mengirim barang ke beberapa

tempat order, dengan kurangnya tenaga kerja khusus pengiriman barang hal tersebut tidak

dapat teratasi. Jika pemimpin sedang mengirim barang diluar kota, dan pada hari itu juga

ada pemesanan barang yang harus dikirim saat itu juga, hal itu tidak dapat dilakukan

pemimpin. Dengan begitu roses pengiriman barang jadi terhambat dan tidak efektif lagi.

3. Permasalahaan Dari Sisi Produksi

Dalam usaha ini perusahaan memproduksi barang yang menjadi kebutuhan

sekunder, bukan merupakan kebutuhan pokok, jadi perusahaan sering mengalami masalah

dalam menjual produk. Proses itu menghambat usaha kita untuk maju. Banyak terdapat

produk subtitusi seperti produk perusahaan.

UD. Mitra Jaya berusaha mengurangi tekanan produk subtitusi dengan

meningkatkan jenis produk, kualitas produk dan layanan sehingga tercipta brand image dan

loyalitas pelanggan. Biasanya produk subtitusi akan terjadi jika perusahaan pesaing sudah

dapat mengalahkan produk perusahaan UD. Mitra Jaya. Dan untuk memenangkan

persaingan tersebut UD. Mitra Jaya harus memfokuskan produksi kepada kualitas produk

yang benar – benar berkualitas dan unggul di pasaran.

Page 6: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

4. Permasalahan dari Sisi Manajemen Keuangan

UD. Mitra Jaya saat ini sedang mengalami permasalahaan dalam manajemen

keuangan karena bagian keuangan perusahaan ini sudah risain atau mengundurkan diri.

Dan perusahaan belum mendapatkan penganti baru di bagian keuangan. Dengan

keberadaan mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Usaha di perusahaaan dapat

sedikit membantu perusahaan dalam penyusuna laporan keuangan sekarang ini.

Kenaikan bahan baku yang kadang sering terjadi, membuat perusahaan tidak

semena-mena menaikkan harga jual produk tetapi perusahaan melakukan sedikit

pengurangan jumlah produksinya.

Sisi manajemen keuangan yang sedang menjadi kendala pada UD.Mitra Jaya adalah

pemimpin sering mengunakan uang keuntungan dari usahanya untuk mencukupi biaya

kebutuhan sehari-hari keluarganya. Jadi sistem keuangan perusahaan dalam sisi

pengeluarannya sering tidak efisien dan berantakan. Seharusnya pemimpin dapat membuat

rincian penggajian untuk pribadi atau dirinya sendiri. Jadi keuntungan dari perusahaan

dapat digunakan untuk kebutuhan perusahaan.

5. Permasalahan dari Sisi Pemasaran

Permasalahan yang sering muncul di UKM yang perlu diperhatikan yaitu

kemampuan pengusaha UKM mengakses pasar yang lebih luas. Dengan produksi yang

cukup bagus bila pasar yang dijangkau terbatas maka tidak akan cukup menolong

kelangsungan hidup UKM. Karena itu diperlukan langkah-langkah mengatasi masalah

pemasaran UKM.

Kendala yang dihadapi oleh UD. Mitra Jaya yaitu kesulitan mendapatkan suplai

bahan baku berkualitas kontinyu, dan kurangnya pegawai dibidang pemasaran sehingga

pemimpinnya terjun langsung dibagian pemasarannya. Hal ini terjadi karena pemilik usaha

pernah mempunyai pengalaman buruk dengan pegawai dibagian pemasarannya (sales)

yaitu pernah ditipu oleh pegawainya sendiri. Daripada merugi akhirnya diputuskan

pemasaran juga pegang sendiri oleh pemiliknya.

Solusinya yaitu melibatkan keluarga untuk ikut terjun langsung ke bagian

pemasarannya. Dan melibatkan mitra usahanya dalam pesmasarannya. Dengan memberi

bonus produk usahanya.

Page 7: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

BAB III

ASPEK PEMASARAN

1. Gambaran Umum Pasar

1.1 Jenis produk yang dipasarkan

UD. Mitra Jaya merupakan home industri yang menghasilkan barang jadi berupa

bantal berbagai jenis seperti bantal kursi, bantal cinta, bantal imut, guling, kasur lipat dan

kasur gulung dari berbagai ukuran dan kualitas.

1.2 Wilayah pemasaran

Dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Purwokerto, Magelang dan Daerah

Istimewa Jogjakarta.

2. Permintaan

2.1 Jumlah permintaan terhadap produk

a. Sasaran konsumen

Masyarakat menengah ke atas dan kebawah

b. Jumlah konsumen.

Jumlah konsumen yang memesan produk tersebut tidak bisa ditentukan setiap harinya

mengingat barang yang dihasilkan bantal, guling, atau kasur yang bukan merupakan

kebutuhan pokok.

c. Jumlah kebutuhan.

Relatif atau bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pemesanan.

d. Total kebutuhan pertahun

Tidak terbatas karena permintaan bantal, guling, atau kasur lipat selalu meningkat.

Page 8: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

2.2 History dan Proyeksi Permintaan pertahun

Tabel 3.1

History Permintaan

No. Tahun Total Permintaan

1 2009 68.821

2 2010 76.467

3 2011 84.963

4 2012 94.403

Tabel 3.2

Proyeksi Permintaan

No. Tahun Total Permintaan

1 2013 103.843

2 2014 114.227

3 2015 125.649

4 2016 138.213

Dilihat proyeksi permintaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sekitar 10%

dikarenakan jumlah permintaan naik dan tingkat pendapatan juga naik serta diiringi dari

UD. Mitra Jaya mengganti alat yg rusak dan menambah dengan alat yang baru sehingga

dapat bekerja dengan optimal.

3. Penawaran

UD. Mitra Jaya menawarkan produk pertahun didaerah kota Semarang dan

beberapa kota lain di Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Page 9: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Tabel 3.3

History Penawaran

No. Tahun Total Penawaran

1 2009 27.455

2 2010 30.271

3 2011 33.374

4 2012 36.564

Dilihat dari jumlah permintaan UD. Mitra Jaya berusaha memperbarui alat kerja

atau mesin dan memperluas pangsa pasar tidak hanya di daerah kota Semarang dan

wilayah sekitarnya saja melainkan ke kota – kota lainnya di Jawa Tengah agar dari tahun

ke tahun UD. Mitra Jaya dapat berkembang dan maju.

Tabel 3.4

Proyeksi Penawaran

No. Tahun Proyeksi Penawaran

1 2013 40.220

2 2014 44.242

3 2015 48.666

4 2016 53.533

4. Penjualan dan Pangsa Pasar

4.1 Daerah Pemasaran

Rencana dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Magelang, Purwokerto,

dan Daerah Istimewa Jogjakarta.

Tabel 3.5

Page 10: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Proyeksi Penjualan

No Tahun Kapasitas Rencana penjualan

1 2013 40.220 39.713

2 2014 44.242 43.684

3 2015 48.666 48.052

4 2016 53.533 52.857

4.2 Pangsa Pasar

Pangsa pasar masyarakat dari segala lapisan menengah ke atas dan menengah ke bawah

Tabel 3.6

Pangsa Pasar

Tahun Permintaan Penawaran Peluang

Pasar

Rencana

Penjualan

Pangsa

Pasar

(1) (2) (3) (4 = 2-3) (5) (6 = 5/4x100%)

2013 103.843 40.220 63.623 39.713 62,4%

2014 114.227 44.242 69.985 43.684 62,4%

2015 125.649 48.666 76.983 48.052 62,4%

2016 138.213 53.533 84.680 52.857 62,4%

5. Pesaing

Ada beberapa perusahaan yang menjadi pesaing UD. Mitra Jaya, yakni :

Tabel 3.7

Pesaing UD. Mitra Jaya

No Pesaing Kapasitas produksi

1. Gieldanza Collection 32.400 / tahun

2. Ananda Collection 26.300 / tahun

3. UD. Hartono 16.400 / tahun

5.1 Produk

Page 11: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Pada umumnya perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa selalu

berhadapan dengan pesaing. Di Semarang terdapat usaha sejenis baik industri menengah

maupun industri kecil, dimana setiap usaha bantal, guling dan kasur lipat ini dapat menjaga

kualitas, desain, jumlah produk yang diinginkan oleh konsumen.

5.2 Harga

Dilihat dari segi harga sangat relatif karena terdiri dari beberapa usaha dagang

yang mempunyai harga yang tidak sama, karena harga tergantung dari kualitas barang yang

diproduksi, namun ada juga harga yang lebih murah dengan kualitas barang yang lebih

rendah pula dan ada pula harga yang lebih tinggi dengan kualitas tinggi. Serta adanya

harga yang tinggi dengan yang rendah.

5.3 Jalur Penjualan

Jalur penjualan untuk tahun mendatang di UD. Mitra Jaya tiap tahun semakin berkembang

di berbagai daerah di Semarang dan sekitarnya. Sedangkan untuk pengadaaan unit baru

akan dilaksanakan di beberapa kota di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.

Tabel 3.8

Rencana Jalur Penjualan tahun mendatang

No Tahun KOTA

1 2013 Wilayah Semarang, Ungaran dan Demak

2 2014 Kudus, Pati, Rembang, dan Jepara

3 2015 Batang, Pekalongan, dan Purwodadi

4 2016 Tahun 2016 diharapkan mencakup semua wilayah Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.

Page 12: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Jalur penjualan ada dua yaituV langsung kepada konsumen dan melalui agen

atau pameran-pameran yang diadakan oleh instansi yang terkait. Dapat dilihat jalur

distribusi di bawah ini :

Tetapi jalurnya tidak selamanya seperti gambar diatas karena penjualan yang ada

pada UD. Mitra Jaya sangat fleksibel karena banyak juga konsumen yang langsung

membeli ketempat dimana barang itu diproduksi.

6. Analisis STP ( Segmentasi, Targeting dan Positioning ) dan Strategi Marketing Mix

6.1 Analisis Segmenting

UD. Mitra Jaya membagi pasar menjadi beberapa segmen yaitu

6.1.1 Segmentasi Geografis

Pemasaran bantal, guling, kasur ini menyebar di daerah Semarang dan sekitarnya,

Daerah Istimewa Jogjakarta, Purwokerto, dan Malang. Penyebaran ini dilakukan oleh

UD. Mitra Jaya ke Supermarket di kota tersebut. Atau mengikuti pameran UKM yang

diadakan oleh Desperindag kota Semarang.

6.1.2 Segmentasi Demografis

Pada dasarnya produk yang dihasilkan UD. Mitra Jaya mencakup ke semua

kalangan dari kalangan bawah dan kalangan atas karena harga barang produksinya yang

masih relatif terjangkau.

Produsen

Mitra Usaha

Konsumen

Outlet

Page 13: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

6.1.3 Segmentasi Psikografis

Dalam menganalisis pertumbuhan saat ini masyarakat semakin banyak yang

melihat sebuah produk dari merknya. Padahal bukan jaminan juga, bisa saja merk yang

tidak terkenal mempunyai kualitas barang yang sama dengan merk terkenal. Ini karena

masyarakat sekarang lebih mengutamakan gengsinya terutama masyarakat kelas atas.

6.2 Analisis Targeting

Dalam hal targeting UD. Mitra Jaya memfokuskan produknya kepada masyarakat

yang membeli produk bantal guling dan kasur, dimana masyarakat tidak terlalu

memperdulikan tentang prestige tetapi mereka lebih cenderung mementingkan masalah

harga dan kepuasan dalam membeli sebuah produk. Oleh karena itu, produknya dijual di

supermarket, outlet atau toko, pameran UKM dan di stadion saat minggu pagi. Sehingga

diharapkan mampu menciptakan pelanggan yang loyal kepada UD. Mitra Jaya dikemudian

hari dan menjadi pelanggan tetap.

6.3 Analisis Positioning

Setelah proses targeting, maka langkah berikutnya adalah penetapan target pasar

(positioning). Untuk positioning, UD. Mitra Jaya memposisikan dirinya sebagai produk

yang mudah didapat dan dengan harga yang terjangkau. Penempatan produk dari UD.

Mitra Jaya dibenak konsumen dibandingkan dengan pesaing menurut :

6.3.1 Kualitas Produk

Kualitas produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya termasuk kualitas bagus

karena menggunakan dakron dengan kualitas yang baik. Pengemasannya pun juga bagus

menggunakan plastik mika yang tahan lama sehingga penampilan produk yang

dihasilkan lebih terlihat menarik, awet dan tahan lama.

6.3.2 Harga

UD. Mitra Jaya memberi harga yang mampu bersaing dengan para pesaingnya

dengan kualitas produk yang lebih baik daripada pesaing. Kualitas produk yang baik dan

Page 14: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

harga yang terjangkau menurut konsumen dan para distributor, menjadi alasan utama

mengapa loyalitas pelanggan terhadap UD. Mitra Jaya tetap terjaga.

6.3.4 Distribusi

Dalam hal distribusi UD. Mitra Jaya memiliki sistem distribusi yang masih sangat

sederhana. UD. Mitra jaya menyediakan potongan harga (diskon untuk disributor atau

mitra usaha yang mengambil produk dalam jumlah banyak.

6.4 Strategi Marketing Mix

Dalam menjalankan bisnis ini, UD. Mitra Jaya juga harus menerapkan strategi

bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan marketing mix. Seperti yang telah kita

ketahui dalam bauran pemasaran ada 4 unsur, yaitu :

6.4.1 Produk

UD. Mitra Jaya membuat produk bantal, guling, kasur lipat yang modelnya sesuai

trend saat ini dan sesuai dengan keinginan konsumen. Konsumen saat ini sangat

menuntut produk yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau. UD. Mitra Jaya

berusaha menyediakan produk seperti yang diharapkan oleh pelanggan dengan

menggunakan bahan baku yang berkualitas baik.

6.4.2 Harga

Produk UD. Mitra Jaya menggunakan bahan baku yang berkualitas untuk

memproduksi produknya, harga yang ditawarkan juga masih terjangkau sesuai dengan

kualitas produk yang diberikan dibanding pesaing sejenis.

6.4.3 Jalur Penjualan

Untuk mempermudah dan memperlancar dalam penjualan ke beberapa kota,

perusahaan menggunakan armada sendiri. Jalur penjualan saat ini masih di supermarket,

pusat perbelanjaan dan distributor bantal, guling, kasur meliputi wilayah Semarang dan

sekitarnya, Daerah Istimewa Jogjakarta dan Purwokerto.

Page 15: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

6.4.4 Promosi

Promosi yang dilakukan UD. Mitra Jaya yaitu menjalin kerjasama yang baik dengan para

mitra usahanya diberbagai kota dan terkadang mengikuti pameran UKM yang diadakan

oleh Desperindag dan membuka stand di depan stadion Diponegoro pada minggu pagi

atau menyewa stand di pusat perbelanjaan dan promosi dari mulut ke mulut dengan cara

ini lebih efektif. Tujuan melakukan promosi untuk mendapatkan pelanggan baru dan

menjaga kesetiaan pelanggan.

Page 16: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

BAB IV

ASPEK MANAJEMEN OPERASI PRODUKSI

Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input,

proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi

yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Merupakan kegiatan yang mengolah bahan,

energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi

sebagai hasil yang dikehendaki.

Berikut ini, kami akan menyampaikan beberapa penjelasan mengenai produk yang

dihasilkan dan proses produksi dalam manajemen operasi produksi UD. Mitra Jaya

1. Uraian produk

No. Jenis Produk Macam Produk

1. Bantal Super King Polos

Super King Motif

Putri Polos

Putri Motif

Platinum

Imut

Cinta Polos

Cinta Motif

Santai

Kursi Sepaket Polos

Kursi Sepaket Motif

2. Guling Super King Polos

Super King motif

Putri Polos

Putri motif

Platinum

3. Kasur Kasur bayi

Kasur busa 1 m

Kasur busa 1,2 m

Kasur gulung

Page 17: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

2. Ciri-ciri produk.

Dibanding bantal yang terbuat dari bahan kapuk atau busa, bantal Dacron atau

silikon memiliki banyak kelebihan. Sebelum kami mengupas lebih jauh kelebihan  bantal

Dacron atau silikon , akan kami jelaskan dulu beberapa kekurangan dan kelebihan bantal yang

berbahan kapuk dan busa.

Bantal Kapuk

Bantal dari bahan kapuk sudah sekian lama akrab dengan kita, seakrab kita dengan kasur

yang berbahan dari kapuk. Umumnya kapuk yang digunakan berasal dari kapuk pohon randu.

Pada awal pemakaian memang terasa nyaman, terasa adem (tidak panas). Tapi lama kelamaan

kurang nyaman karena kelenturan (daya mengembang) kapuk berkurang seiring dengan semakin

menumpuknya keringat, mungkin juga air liur yang menempel selama kita tidur.

Dan repotnya bahan kapuk ini sulit dicuci, pada akhirnya untuk mengurangi kelembaban

bantal kita harus menjemurnya. Menjemur hanya mengurangi kelembaban kapuk tapi tidak

membersihkan dari kotoran. Pada akhirnya bantal ini kurang bagus bagi kesehatan kulit kepala

dan kulit wajah kita.

Bantal Busa

Bantal busa biasanya terbuat dari bahan busa dan dicampur dengan bahan-bahan sisa

potongan kain dan benang. Kelebihan bantal ini terletak pada harganya yang sangat murah

karena bahannya juga sangat murah. Kekurangan bantal busa adalah terkesan keras & kurang

nyaman buat kepala, karena permukaan bantal cenderung tidak rata. Belum lagi karena bahan

busa, kain, dan benang tidak bisa menyerap keringat dengan baik, maka kesannya terasa panas

(tidak adem).

Bantal Silikon

Bantal silikon terbuat dari bahan serat sintetis. Karena dari bahan sintetis, maka  bantal

Dacron atau silikon  bisa dicuci, bisa dicuci langsung dengan sarungnya, atau isi silikonnya saja

yang dicuci. Setelah dicuci & dijemur, bahan silikon tidak akan rusak, malah bisa mengembang

lagi lebih maksimal.

Page 18: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Jadi bantal ini sangat cocok dengan kita yang semakin peduli dengan kebersihan &

kesehatan. Bahan silikon ini sebenarnya tidak jauh beda dengan bahan dakron yang sebelumnya

kita kenal. Bedanya, kalau silikon itu seratnya lebih pendek & lebih halus. Sementara dakron

memiliki serat lebih panjang & cenderung lebih kasar. Jadi sebenarnya, silicon itu adalah dakron

yang kualitasnya paling baik.

Kelebihan bantal silikon, dibandingkan bantal dari bahan lain (kapuk, dakron): 

a.       Lebih Higienis

Ditinjau dari segi kesehatan, bantal silikon lebih higienis, karena tidak berdebu, anti

alergi. Untuk penderita asma malah disarankan memakai bantal silikon ini, dan tidak

diperbolehkan memakai bantal dari bahan kapuk, karena dapat menimbulkan alergi. 

b.       Lebih Nyaman

Bantal silikon lebih empuk, bisa menyesuaikan tekstur kepala, sehingga tidak

menimbulkan rasa sakit di kepala maupun leher. 

c.       Lebih Praktis

Khusus bantal silikon, karena bahannya elastis, jadi bisa dipress (divakum). Ini

memudahkan dalam proses pengiriman barang atau penyimpanan, karena lebih ringkas dan tidak

makan tempat. 

d.       Mudah Perawatannya

Setelah lama dipakai, bantal akan kotor, menimbulkan bau tidak sedap karena keringat.

Ini tidak masalah, karena bantal silikon bisa dicuci.

3. Kegunaan produk.

Sebagai sarana untuk tidur

Sebagai aksesoris furniture

Sebagai aksesoris jog mobil

Page 19: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

4. Layout fasilitas produksi.

Keterangan :

1. Tempat pembuatan pola

2. Tempat persediaan barang jadi

3. Tempat menjahit

4. Tempat mengisi dakron

5. Tempat pengemasan

6. Tempat persediaan bahan baku

3 3 3 3

4

1

4

225

5

6

22

Page 20: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

5. Skema / bagian alur proses produksi.

Pemotongan Kain Sesuai Pola

Membuat Pola Yang Diinginkan

Proses Menjahit Kain Yang Sudah Siap

Mengisi Dakron

Menjahit Kembali Produk Yang Telah Terisi Oleh Dakron

Pesanan

Pengemasan

Produk siap

Pemesan Distributor

Page 21: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

6. Utilitas / sarana.

Sebagai sarana produksi, perusahaan menggunakan peralatan sebagai berikut :

No Alat Jumlah Harga Fungsi

1 Mesin jahit Typical 3 unit @ Rp 2.500.000 Untuk menjahit pola

yang sudah jadiButterfly 1 unit @ Rp 500.000

2Las listrik

pres

Besar 1 unit @ Rp 800.000 Untuk mengepres

produk ke dalam

plasticKecil 1 unit @ Rp 600.000

3 Timbangan 1 unit Rp 250.000Untuk menimbang

dakron

4 Gunting 5 unit All Rp 50.000 Untuk memotong

Sebagai sarana pemasaran dan distribusi, perusahaan menggunakan armada sebagai

berikut :

No Inventaris Jumlah Harga Fungsi

1 Daihatsu Xenia ’08 1 unit Rp 120.000.000Sebagai sarana

transportasi dan

distribusi

2 Daihatsu ’93 1 unit Rp 15.000.000

3 Daihatsu Ezpas ’05 1 unit Rp 30.000.000

4 Sepeda motor 2 unit Rp 14.000.000

7. Bahan baku dan bahan pembantu

Bahan baku Bahan pendukung

Kain Tali raffia

Dakron Plastik

Perca Benang

Busa Resleting

Page 22: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

8. Proses produksi

Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses

produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah

kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga

kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.

Berikut ini adalah proses-proses produksi yang terjadi di UD. Mitra Jaya :

1. Membuat pola sesuai yang diinginkan

2. Memotong sesuai dengan pola

3. Menjahit

1. Menjahit kain sarung

a) Membuat sarung bantal

1. Bikin pola sesuai gambar di bawah. Ukurannya sesuaikan dengan formula.

2. Ambil kain c, lipat ujung kiri-kanannya kemudian jahit.

3. Lipat sesuai garis merah, kemudian lipat lagi membentuk renda.

Page 23: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

4. Jahit lipatan renda tersebut dengan jahitan tangan yang kasar. Lipatan jangan

terlalu besar, atur jarak sedemikian rupa sehingga panjang pita sesudah dilipat

menyusut setengahnya.

5. Letakkan pita renda tersebut diantara kedua kain a, atur seperti gambar di

bawah. Lalu jahit gabungan ketiganya sesuai garis hijau sambil mengatur letak

pita renda mengelilingi a. Warna biru menggambarkan arah renda diantara kain

a. Warna hijau menunjukkan hasil jahitan. Perhatikan, bagian yg dijahit hanya

pada 3 sisi kain a (perhatikan lg garis hijau), sehingga akan terdapat sisa pita

renda.

6. Sisa pita renda tersebut jahit lagi ke sisi yg masih kosong, namun jahit dengan

menempelkannya ke kain a yg atas. Sehingga jika jahitan benar, akan terbentuk

sebuah kantun.

7. Ambil kain b, lipat ujung kiri-kanannya dan jahit supaya lipatan tidak terbuka.

Kemudian lipat juga bagian atasnya, tempelkan ke bibir kantong melalui bagian

dalam. Kain b ini untuk menutupi jahitan renda di bibir kantung supaya rapi.

Lalu jahit mengelilingi bibir kantung sesuai garis hijau. Lipat juga bagian

Page 24: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

bawah kain b dan jahit sehingga rapi.Sarung bantal sudah jadi dan siap dihias

jika suka.

b) membuat sarung guling

1. Bikin pola dengan menyesuaikan dimensi guling. P (panjang) pada a adalah

panjang guling sebenarnya, sedangkan L (lebar) pada a adalah lingkar guling. Pola b

nanti akan digunakan sebagai hiasan renda, ukurannya sesuaikan dengan formula.

Page 25: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

2. Ambil kain a, lipat a sesuai garis merah, jahit sisi-sisinya.

3. Lipat sisi kiri-kanan b, jahit

4. Tempelkan b ke bibir a sesuai gambar di bawah. Jahit b melingkar

mengelilingi bibir a sesuai garis hijau. Lakukan juga pada bibir yang lain.

5. Balik hasil jahitan di atas, balik juga b sehingga b berada di muka. Lalu

lipat masing-masing b ke arah dalam sesuai garis merah. Jahit sekitar 1-1,5 cm

dari ujung bibir sesuai garis hijau. Lakukan juga pada kain b yang satunya.

Page 26: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

6. Guling telah jadi, tinggal memasangkan tali. Ambil 2 buah tali/pita,

masukkan ke lubang yang ditunjukkan oleh panah masing-masing ke lubang yang

di atas dan di bawah. Dengan demikian sarung guling telah selesai dan siap

dipergunakan.

7. Ini adalah foto sarung guling yang telah terpasang. Kalau dilihat dari

ujung tampak cantik kan?

Page 27: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

2. menjahit kain untuk bantal

3. mejahit kain untuk guling

4. menjahit kain untuk kasur

8. mengisikan dakron

mengisi dakron untuk bantal

mengisi dakron untuk guling

mengisi dakron untuk kasur

9. menjahit kembali bantal, guling atau kasur yang telah terisi oleh dakron

10. pengemasan

Page 28: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

9. Kendala dalam proses produksi

Dalam setiap proses produksi tentu saja memiliki kendala masing-masing

Berikut kendala – kendala yang ada dalam proses produksi yaitu:

1. Lokasi kecil

Lokasi usaha masih jadi satu dengan tempat tinggal sehingga banyak ruangan

yang terpakai untuk meletakkan barang – barang / bahan baku produksi dan tempat

persediaan produk yang telah jadi. Hal ini diperparah dengan menumpuknya produk –

produk yang telah jadi di tempat produksi sehingga setiap pagi karyawan harus

mengeluarkan barang – barang tersebut dan tentu saja akan menimbulkan pemborosan

waktu dan gerakan karyawan yang seharusnya tidak perlu untuk dilakukan.

2. Hujan deras

Proses produksi dilakukan di teras rumah sehingga saat hujan deras angin dan air

hujan masuk ke teras rumah sehingga menggangu proses produksi.

3. Listrik padam

Mesin produksi utama sangat bergantung dengan energi listrik sehingga saat listrik

padam proses produksi pun ikut terganggu. Pemilik usaha sudah mengantisipasinya

dengan menyediakan Genset sebagai energi listrik alternatif, tapi sayangnya genset

tersebut hanya mampu menghidupkan 2 mesin jahit saja dari 4 mesin jahit yang dimiliki.

4. Karyawan yang tidak hadir

Usaha bantal guling ini menggunakan sistem spesialisasi job untuk para

karyawannya. Maksudnya adalah setiap karyawan hanya fokus pada pekerjaannya

masing – masing sehingga bila ada karyawan yang berhalangan untuk hadir maka proses

produksi pasti akan terhambat. Sebagai langkah antisipasi mengenai hal tersebut pemilik

usaha menempatkan lebih dari 1 karyawan dalam setiap bagian proses produksi.

Page 29: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

5. Pasokan bahan baku

Usaha ini memperoleh bahan baku dari 2 pabrik besar, biasanya kendala yang

dihadapi adalah ketika stok persediaan bahan baku habis serta pasokan bahan baku yang

datangnya terlambat.

10. Pemborosan

Pemborosan adalah “segala sesuatu selain jumlah minimum peralatan, material,

parts, ruang dan waktu pekerja yang benar-benar harus disediakan untuk menambah nilai

pada produk.” Setiap waktu pabrik selalu berusaha untuk mencari cara bagaimana

meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan atau inefisiensi yang

terjadi pada proses bisnis sehari-hari di pabriknya tentunya sangatlah kontra-produktif

dengan semangat tersebut. Karena itu setiap pabrik yang ingin maju haruslah mampu

mengidentifikasi pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat didalamnya, untuk

kemudian berusaha semaksimal mungkin mengeliminasinya. Selain dapat meningkatkan

pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain pengurangan pemborosan antara lain

mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi tingkat

frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Jenis pemborosan- pemborosan itu adalah :

1. Produksi berlebih

Produksi berlebih dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebih

cepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya. Pemborosan ini disebabkan pembuatan

produk lebih banyak jumlahnya dari jumlah yang dibutuhkan. Pada saat permintaan

cenderung meningkat, efek dari pemborosan ini mungkin tidak terlihat, namun saat

permintaan menurun, efek pemborosan ini berlipat ganda dan pabrik sering terjebak masalah

dalam penyelesaian produk yang tidak terjual sebagai persediaan (stock) yang besar.

Pemborosan ini akan menghabiskan bahan baku dan meningkatkan upah untuk pekerjaan

yang tidak dibutuhkan, membuat persediaan yang tidak perlu yang butuh tambahan

penanganan material, ruang penyimpanan dan yang lainnya.

Page 30: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

2) Menunggu

Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang atau sesuatu menunggu

dengan diam dan tidak mengerjakan aktivitas apapun. atau Setiap saat waktu berjalan

barang-barang tidak berpindah atau tidak diolah. Hal ini terjadi karena aliran material yang

buruk, waktu pengolahan produksi yang terlalu lama, dan jarak antara proses kerja satu ke

yang lainnya terlalu jauh. Penanganannya sebenarnya mudah yaitu menghubungkan antar

proses agar pasokan secara langsung dipakai ke dalam proses berikutnya.

Penyebab lainnya adalah habisnya stok bahan baku dan terlambatnya pasokan bahan

baku sehingga produktifitas karyawan terganggu dan kapasitas produksi tidak sesuai dengan

apa yang diharapkan.

Contohnya adalah proses produksi pada :

Waktu produksiHasil produksi

Jenis Jumlah

Senin, 18 Juni 2012 - Guling putri

- Guling super king

- 7 buah

- 4 buah

Rabu, 17 Oktober

2012

- Bantal cinta

- Bantal kursi

- Guling putri

- Kasur gulung

- 5 buah

- 8 set

- 5 buah

- 4 buah

3) Memindahkan – Transporting

Memindahkan atau mengangkut produk dari proses ke proses adalah kegiatan yang

tidak menambahkan nilai ke dalam produk. Pergerakan yang berlebihan dan penanganan

yang berlebihan bisa menimbulkan kerusakan serta kemungkinan mengakibatkan turunnya

mutu produk.

Page 31: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

4) Proses – Processing

Metode proses produksi itu sendiri bisa jadi merupakan sumber masalah yang

menghasilkan pemborosan. Langsung saja kami berikan contohnya, pada proses

pengemasan bantal atau guling jenis platinum seketika itu juga harus memasukkan label

merk ke dalamnya. Tetapi kenyataannya sablonan label bermerk itu harus dipotong terlebih

dahulu agar bisa masuk dalam kemasan bantal atau guling.

5) Persediaan – Inventory

Seperti yang telah dibahas di atas sehubungan dengan pemborosan kelebihan

produksi, persediaan yang berlebihan juga meningkatkan biaya produksi. Persediaan ini

membutuhkan tambahan dalam penanganan, ruangan, dan lainnya. Barang berlebihan dalam

proses adalah akibat dari produksi yang berlebihan dan menunggu. Kelebihan persediaan

cenderung menyembunyikan masalah di dalam pabrik yang seharusnya bisa dikenali dan

diperbaiki untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Bertambahnya persediaan akan

menyebabkan meningkatnya lead-time, menghabiskan luas lantai produktif, tertundanya

identifikasi masalah, dan menghalangi komunikasi.

Masalah-masalah yang berhubungan dengan persediaan itu seharusnya tidak perlu,

maka harus mencoba untuk mengurangi tingkat persediaan yang ada, Membuang material

yang sudah tidak terpakai serta pengorganisasian tempat penyimpanan atau area kerja.

Solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut :

1. Diusahakan tidak memasukkan bahan baku atau material dalam jumlah yang besar ke

dalam pabrik. Solusinya adalah dengan cara pengiriman dicicil.

2. Tidak memproduksi barang yang tidak diinginkan oleh proses berikutnya.

3. Membuat produk dalam lot-lot yang kecil sehingga jika suatu saat terdapat perubahan

plan yang mendadak tidak menimbulkan loss yang besar.

4. Dengan mulai mengurangi tingkat persediaan, maka dengan mudah akan menemukan

lebih banyak masalah-masalah yang harus diarahkan sebelum tingkat persediaan

dikurangi lebih jauh.

Page 32: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

5. Mengurangi persediaan akan menciptakan aliran langsung dari proses ke proses yang

akan menghemat biaya.

6) Gerakan – Motion

Dari pengembangan definisi pemborosan di atas adalah “apapun yang dikeluarkan

tetapi tidak menambah nilai pada produk sedapat mungkin harus dihilangkan”. Hal yang

harus ditanamkan adalah “bergerak” tidaklah sama dengan “bekerja”. “Bergerak ” tidak

otomatis menambah nilai pada produk. Pergerakan tangan, kaki, dan tubuh karyawan tidak

selalu menambah nilai pada produk. banyak contoh-contoh dari jenis pemborosan ini.

Misalnya, setiap pagi sebelum para karyawan memulai proses produksi. Mereka harus

memindahkan produk – produk yang telah menutupi area produksi. Hal ini terjadi karena

jumlah produksi yang sangat banyak sedangkan lokasi produksinya kecil.

7) Cacat – Defects

Pada saat terjadi cacat produk, karyawan pada proses berikutnya akan menciptakan

pemborosan dengan menunggu serta menambah biaya pada produk. Lebih jauh lagi

diperlukan kerja ulang terhadap produk atau bahkan produk rusak dan harus dibongkar. Jika

cacat terjadi pada proses pemasangan, diperlukan tambahan karyawan untuk

membongkarnya kembali dan tambahan komponen untuk mengganti yang rusak.

Misalnya beberapa cacat produk yang kami temukan dan harus diperbaiki pada bulan

Juli 2012 adalah :

Perbaikan Jumlah

Bantal Cinta Motif 4 buah

Guling Putri 3 buah

Bantal Cinta Polos 2 buah

Page 33: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Untuk mengatasi masalah ini, harus dibuat sistem yang bisa mengidentifikasi cacat atau

kondisi yang dapat mengetahui kerusakan sehingga siapa saja yang ada di tempat itu dapat

melakukan tindakan dengan segera. Tanpa sistem itu maka akan banyak rugi waktu.

Pemborosan cacat dan produk gagal ini berdampak langsung kepada kelangsungan hidup

suatu usaha dimana produk cacat mengakibatkan kerja ulang atau bahkan harus dibuang

(scrap).

6. Kapasitas dan data produksi.

No Nama Produk Jumlah

1 Bantal Cinta Polos 1.836 item

Bantal Cinta Motif 1.680 item

Bantal Super King Polos 2.516 item

Bantal Super King Motif 2.347 item

Bantal Platinum 1.986 item

Bantal Kursi Polos 986 item

Bantal Kursi Motif 1.356 item

Bantal Santai 1.693 item

Bantal Putri Polos 4.335 item

Bantal Putri Motif 3.600 item

Bantal Imut 1.673 item

2 Guling Putri Polos 2.564 item

Guling Putri Motif 2.412 item

Guling Super King Polos 1.961 item

Guling Super King Motif 1.984 item

Guling Platinum 1.685 item

3 Kasur Bayi 235 item

Kasur Lipat 1M 689 item

Kasur Lipat 1,2M 565 item

Kasur Gulung 461 item

Total kapasitas produksi dalam 1 tahun 36.564 item

Page 34: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

History dan Proyeksi Produksi

No Tahun Jumlah produksi

1 2012 36.564 item

2 2013 40.220 item

3 2014 44.242 item

4 2015 47.666 item

5 2016 53.533 Item

11. Manajemen persediaan bahan baku dan barang jadi.

Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang – barang

yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi

barang – barang yang akan dijual.

Persediaan yang efektif adalah persediaan yang seimbang, yaitu tidak terlalu

tinggi dan tidak terlalu rendah. Persediaan yang terlalu rendah akan menimbulkan

kekecewaan konsumen, sebaliknya persediaan yang terlalu tinggi akan menyebabkan

biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan akan melambung. Untuk itu,

manajemen persediaan harus berusaha untuk menjaga keseimbangan persediaan,

karena itu merupakan kunci keberhasilan operasi.

Salah satu kelemahan dari UKM adalah mereka masih menggunakan

manajemen yang sederhana. Begitu pula, usaha produksi bantal guling yang kami

teliti. Pemilik usaha memproduksi barang berdasarkan pesanan dan bila belum ada

pesanan, pemilik memutuskan untuk memproduksi barang sesuai dengan apa yang

ada gudang persediaan. Sehingga akan menimbulkan stok yang berlebih.

Page 35: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

12. Limbah

Limbah sisa produksi yang dihasilkan oleh usaha ini tidak mengganggu

lingkungan sekitar. Hal ini karena semua sisa-sisa produksi baik sisa kain maupun sisa

plastic untuk mengemas barang dikumpulkan dan dijual kiloan ke pengepul kain dan

plastik.

Page 36: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

PIMPINAN

BAGIAN PRODUKSI

BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGANBAGIANPEMASARAN

BAB V

ORGANISASI DAN PERSONALIA

1. Data Administrasi Umum

1. Nama Usaha : UD.MITRA JAYA

2. Kualifikasi Lapangan Usaha : Pemasok dan Perajin Bantal

3. Kualifikasi Produk Usaha : Bantal

4. Nama Pengelola : Pringgo Sutjahyo Tunggalrino

5. Nama dan Tempat Usaha : Jl. Genuk Krajan Gg. 7 No.16 Rt.03 Rw.04. Semarang

6. Bentuk Badan Usaha : Perseorangan

7. Tahun Berdiri : 1998

2. Bagan / Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam setiap perusahaan berbeda-beda semua itu bergantung pada

budaya dan jenis usaha yang mereka bentuk. Struktur organisasi yang ada dalam usaha

“UD.Mitra Jaya” adalah organisasi lini. Pada struktur organisasi lini ini, wewenang atau

kendalinya dari atasan disalurkan secara vertikal ke bawahan. Sebaliknya,

pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung ditujukan kepada atasan yang member

perintah. Keuntungan dari struktur organisasi lini adalalh kesatuan perintahnya terjamin,

pembagian kerja bagi setiap karyawannya jelas dan mudah dilaksanakan, keuntungan

lainnya organisasi ini bergantung pada satu pimpinan. Adapun struktur organisasi dalam “

UD. Mitra Jaya” dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 37: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

3. Jumlah Personalia Dan Uraian Tugas

3.1 Jumlah Personalia

Jumlah karyawan yang ada di UD. MITRA JAYA terdiri dari :

a. Pemimpin sekaligus pemilik 1 (satu) orang

b. Bagian Pemasaran 2 (dua) orang

c. Bagian Produksi 6 (enam) orang

d. Administrasi dan keuangan 1 (satu) orang

3.2 Uraian Tugas

Uraian tugas dari struktur organisasi UD. MITRA JAYA, adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan

Merupakan pemimpin tertinggi di perusahaan, sebagai pemilik perusahaan.

Tugasnya adalah :

Mengawasi dan mengontrol semua kegiatan pada UD. MITRA JAYA.

Bertanggungjawab atas segala aktivitas di perusahaan.

Memberikan motivasi dan pengarahan kepada semua karyawannya.

Mengelola dan meningkatkan kegiatan usaha.

Mengkoordinir secara baik antara semua bawahan yang ada dalam melaksanakan

aktivitas perusahaan.

Menetapkan atau menentukan kebijaksanaan secara menyeluruh dan merencanakan

aktivitas perusahaan yang harus dilaksanakan.

2. Pemasaran

Merupakan seseorang yang berperan dalam penjualan produk.

Tugasnya adalah :

Memasarkan produk hasil produkis UD. MITRA JAYA

Mengantar, mengontrol keluarnya produk yang dijual.

Mencari pembeli dan memperkenalkan produk kepada konsumennya.

3. Produksi

Page 38: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Merupakan pengendali proses produksi.

Tugasnya adalah :

Melakukan atau menjalankan proses produksi.

Menjaga dan merawat mesin produksi.

Mengolah dan membuat produk.

4. Administrasi atau Keuangan

Merupakan bagian mengontrol, mengawasi, dan menghitung biaya pengeluaran dan

pendapatan dari penjualan produk.

Tugasnya adalah :

Mengatur keuangan dalam perusahaan.

Mencatat kas kelur masuknya dana perusahaan.

Menghitung dan mencatat semua biaya pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

Menghitung dan menentukan harga produk.

4. Sistem Penggajian

Gaji atau imbalan kerja bagi karyawan merupakan hal yang sangat berpengaruh

langsusng pada produktivitas kerja individu. Sistem gaji yang ada dalam perusahaan

diberikan untuk menciptakan keseimbangan antara apa yang diberikan karyawan kepada

perusahaan, diimbangi oleh apa yang diberikan perusahaan untuk karyawannya. Pemimpin

juga memberikan bonus setiap bulannya untuk karyawan berupa sembako. Hal itu dilakukan

dengan upaya untuk mensejahterakan karyawan. Tidak hanya itu, pemberian premi

jamsostek juga diberikan perkaryawan sebesar Rp 50.000,00 / karyawan.

Setiap perusahaan mempunyai sistem penggajian yang berbeda-beda, hal itu tergantung

dari ketentuan pemilik perusahaan. UD. Mitra Jaya mengunakan sistem penggajian yang

dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Borongan

Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada banyaknya jumlah prestasi kerja

yang telah diselesaikan oleh para pekerja sebagai produksi dalam satu minggu. Gaji

diberikan setiap satu minggu sekali, besarnya disesuaikan dengan jumlah pekerjaan yang

telah diselesaikan.

Page 39: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

2. Harian

Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada jumlah hari kerja dan gaji diberikan

setiap minggu.

Berikut rincian gaji keryawan UD.Mitra Jaya sesuai dengan pembagian kerjanya

5. Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan

5.1 Pengertian Produktivitas kerja

Produktivitas Kerja menunjukan tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai hasil

(output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. (Prof. Dari. Tjotjo Yuniarsih, Manajemen

Sumber Daya Manusia, 2009, hal 156)

Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu sistem dapat dikatakan produktif apabila

masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran yang semakin besar.

Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga

proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja

lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya.

Merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah

satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langkah pelaksanaan strateginya.

5.2 Pengertian Efektivitas Kerja

Pembagian Kerja Jumlah Tenaga

Kerja

Besar Gaji Keterangan

Pemotongan Kain 1 orang @ 195.000 Per minggu

Jahit (borongan) 3 orang @ 200.000 Per minggu

Jahit (tetap) 1 orang @ 260.000 Per minggu

Pengemasan 2 orang @ 225.000 Per minggu

Pengisian (borongan) 1 orang @ 425.000 Per minggu

Pengisian (tetap) 1 orang @ 225.000 Per minggu

Page 40: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Efektivitas adalah tingkat dimana organisasi dapat merealisasikan tujuan-tujuannya

atau dengan kata lain pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana

organisasi mampu mencapai tingkat yang diinginkan. (Riki Satia Muharam, Administrasi

Negara (Catatan Kuliah), 2005, hal 158)

Efektivitas kerja adalah ukuran atau kualitas keberhasilan kerja yang dicapai

karyawan. Seseorang karyawan dinyatakan bekerja efektif jika ia mampu mencapai

tujuan dengan cara yang lebih baik dari standar yang telah ditetapkan.

Efektivitas kerja karyawan dapat ditentukan dengan membandingkan antara waktu

kerja yang telah ditetapkan dengan waktu yang dibutuhkan karyawan, dan juga dapat

dibandingkan antara hasil atau kualitas yang dicapai dengan kualitas yang telah ditetapkan.

Jika pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan lebih baik dari yang ditetapkan maka

karyawan tersebut tergolong sebagai karyawan yang efektif.

5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan

Menurut Sukarna (1993:41), produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

a. Kemampuan dan ketangkasan pegawai

Setiap karyawan mempunyai tugas masing- masing sesuai pembagian tugas dan

keahliannya. Kemampuan dan ketangkasan dapat dilihat dari hasil kerja karyawan. Jika

mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan

perusahaan, maka karyawan tersebut bekerja dengan sungguh – sungguh dan

bertanggungjawab menyelesaikan apa yang sudah diperintahkan padanya. Kemampuan

dan ketangkasan tersebut akan membuat karyawan jadi lebih produktif lagi.

b. Lingkungan kerja yang baik.

Lingkungan kerja yang baik dan nyaman membuat karyawan semangat dalam

bekerja dan dapat berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat

waktu.

c. Upah kerja.

Page 41: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Merupakan faktor yang paling sangat berpengaruh terhadap produktivitas

karyawan. Upah diberikan sesuai dengan kemampuan kerjanya. Jika kerjanya ulet,

disiplin dan kreatif akan memperoleh upah yang banyak. Jika kerjanya semaunya

sendiri, santai, dan tidak disiplin akan memperoleh upah yang sedikit. Pada prinsipnya

pemberian upah yang diberikan seorang karyawan adalah sebagai perangsang yang

memiliki tujuan utama untuk meningkatkan gairah dan motivasi dalam melaksanakan

tugas dan tanggungjawab yang diberikan sehingga produktivitas kerja yang dicapai

lebih optimal dan evektif. Tidak hanya upah yang diberikan, pemimpin setiap

pertengahan bulan juga memberikan bonus kepada setiap karyawannya berupa

sembako. Hal itu dilakukan dengan upaya untuk mensejahterakan karyawannya.

d. Keterampilan.

Keterampilan berkaitan erat dengan kemampuan untuk melakukan tugas dengan

cepat dan tepat sasaran serta tepat waktu. Hal ini menunjukkan seseorang yang terampil

dan mahir dalam bidang tugas dan keahlian yang digeluti dapat membuat seseorang

memahami apa yang dapat dipelajari dan dikembangkan dalam kemahiran gerak

menyelesaikan pekerjaan sehingga dengan keterampilan dapat menunjukkan

kompetensi seseorang dan menghasilkan kerja yang optimal.

e. Motivasi kerja.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung efektivitas kerja.

Efektivitas kerja di sini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya motivasi kerja yang

tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada tekanan dan paksaan dari

orang lain yang diimbangi oleh disiplin yang tinggi. Dimana UD.Mitra Jaya tersebut

masih ada kesenjangan yang terjadi, misalnya karyawan yang sering datang terlambat.

Pemimpin hendaknya memberikan perhatian serius dan solusi terutama pada aspek

pemenuhan kebutuhan fisiologis karyawan agar motivasi kerja karyawan dapat

dipertahankan dan tetap berusaha untuk meningkatkannya ke arah yang lebih baik.

Dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis berupa gaji yang memadai, maka karyawan

akan dapat bekerja secara efektif tanpa ada kekhawatiran.

f. Disiplin kerja pegawai.

Page 42: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap

tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin dapat diartikan bilamana karyawan

selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya

dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan. Peraturan sangat diperlukan untuk

memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan, dalam menciptakan tata tertib

yang baik, karena dengan tata tertib maka semangat kerja, moral kerja, efisiensi dan

efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan balk

jika sebagian besar karyawan mentaati peraturan-peraturan yang ada.

g. Pendidikan dan pengalaman kerja.

Pada UD. Mitra Jaya pendidikan dan pengalaman kerja tidak menjadi masalah.

Yang penting karyawannya mempunyai ketrampilan, kreatif dan ulet dalam bekerja itu

sudah dianggap produktif.

h. Kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.

Pemimpin UD. Mitra Jaya sangat memperhatikan ke sehatan dan keselamatan

kerja karyawannya. Pemimpin juga mengikut sertakan karyawannya pada asuransi

jamsostek.

i. Fasilitas kerja.

Fasilitas merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses

pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai prestasi kerja karyawan. Fasilitas yang

baik dapat mempengaruhi kepuasan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Apabila

fasilitas operasional yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan

pemborosan biaya operasional yang digunakan.

j. Komunikasi.

Komunikasi adalah suatu cara penyampaian keterangan atau sumber daya kepada

yang memerlukan keterangan dengan mudah, cepat dan tepat, sehingga informasi dapat

digunakan secara efektif. Hasil Komunikasi sangat ditentukan oleh nilai-nilai,

Page 43: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

keyakinan dan pikiran kita menentukan segala sesuatu yang kita lakukan dan katakan.

Pemimpin UD.Mitra Jaya berusaha menjaga komunikasi mereka dan saling terbuka

dengan setiap karyawannya, berusaha mendengarkan dan menerima setiap keluhan-

keluhan mereka, dan berusaha menganggap mereka adalah keluarga bukan

karyawannya.

5.4 Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu

hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai

sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat

produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah :

a. Penggunaan waktu

Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :

1) Kecepatan waktu kerja

2) Penghematan waktu kerja

3) Kedisiplinan waktu kerja

4) Tingkat absensi

b. Output

yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan

perusahaan. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa

dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target

dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan.

Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal-hal berikut :

a. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu.

b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.

c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.

d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.

e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain

(Rusli Syarif, 1991:7).

Page 44: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk

mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam

penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan waktu

dan hasil kerja atau out put.

Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari dua

komponen yaitu:

a. Efisiensi kerja

Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan waktu,

ketepatan masuk kerja.

b. Produksi

Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan

setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan perusahaan. 

5.5 Pemegang Saham Dan Perijinan Usaha

5.5.1 Pemegang Saham

Saat ini pemegang saham pada UD.Mitra Jaya adalah suami dan istri. Mengingat bahwa

usaha dagang ini merupakan usaha keluarga, maka kepemilikan saham dipegang oleh

keluarga dan tidak ada pembagian komposisi kepemilikan saham.

5.5.2 Perijinan Usaha

Dilihat dari lama berdirinya usaha dan legalitas usaha, UD.Mitra Jaya sudah mempunyai

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Sbagai bukti bahwa UD.Mitra Jaya tekah memiliki

ijin usaha, surat ijin tersebut kami lampirkan dihalaman belakang.

5.6 Kegiatan Pra Operasi Dan Jadwal Pelaksanaan Tahunan

Page 45: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Total biaya Operasi UD.Mitra Jaya dan kegiatan pelaksanaan dalam setiap tahunnya adalah :

Kegiatan Pra Operasi Tahunan

No

No

Uraiann Kegiatan Bulan Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pemesanan dari agen X X X X X X Setiap 2 bulan

2 Pemesanan Bahan

Baku

Kain 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X Sebulan 4 kali

Dakron XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

XX

Setiap Hari

Busa 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X Seminggu 2

kali

3 Waktu Pemeliharaan X X X X Setiap 3 bulan

4 Produksi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

XX

Setiap Hari

BAB VI

ASPEK MANAJEMEN KEUANGAN

Page 46: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

1. Proyeksi Keuangan

A. Sumber Dana

Sumber dana yang digunakan oleh UD. Mitra Jaya adalah dana sendiri atau modal sendiri, yaitu Rp. 75.000.000 dari hasil menjual rumah.

B. Laporan Keuangan

PROYEKSI PENJUALAN

PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2013

No

Nama Produk Harga Satuan (Rp)

Kuantitas

Total (Rp)

1 Bantal SK Polos 21.000 2475 51.975.000 Bantal SK Motif 24.000 2376 57.024.000 Bantal Putri polos 30.000 3465 103.950.000 Bantal Putri Motif 35.000 3300 115.500.000 Bantal Platinum 45.000 2337 105.165.000 Bantal Cinta Polos 37.500 2915 109.312.500 Bantal Cinta motif 45.000 3916 176.220.000 Bantal Santai 45.000 2915 131.175.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1045 47.025.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1155 69.300.000 Bantal Imut + sarung 30.000 1716 51.480.000 1.018.126.500

2 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000 Guling SK Motif 25.000 2134 53.350.000 Guling Putri Polos 31.000 2365 73.315.000 Guling putri Motif 35.000 2178 76.230.000 Guling Platinum 47.000 1567 73.649.000 321.798.000

3 Kasur Lipat 1m 175.000 737 128.975.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 539 121.275.000 Kasur Gulung 155.000 368 57.040.000 Kasur Bayi 115.000 153 17.595.000 324.885.000 Total 39713 1.664.809.500

Page 47: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2015

PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2014

No

Nama Produk Harga Satuan (Rp)

Kuantitas

Total (Rp)

1 Bantal SK Polos 21.000 2722 57.162.000 Bantal SK Motif 24.000 2613 62.712.000 Bantal Putri polos 30.000 3811 114.330.000 Bantal Putri Motif 35.000 3630 127.050.000 Bantal Platinum 45.000 2570 115.650.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3206 120.225.000 Bantal Cinta motif 45.000 4307 193.815.000 Bantal Santai 45.000 3206 144.270.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1149 51.705.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1270 76.200.000 Bantal Imut + sarung 30.000 1887 56.610.000

1.119.729.00

02 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000

Guling SK Motif 25.000 2347 58.675.000 Guling Putri Polos 31.000 2601 80.631.000 Guling putri Motif 35.000 2395 83.825.000 Guling Platinum 47.000 1723 80.981.000 349.366.000

3 Kasur Lipat 1m 175.000 810 141.750.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 592 133.200.000 Kasur Gulung 155.000 545 84.475.000 Kasur Bayi 115.000 243 27.945.000 387.370.000

Total 436841.856.465.00

0

Page 48: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

No

Nama Produk Harga Satuan (Rp)

Kuantitas

Total (Rp)

1 Bantal SK Polos 21.000 2994 62.874.000 Bantal SK Motif 24.000 2874 68.976.000 Bantal Putri polos 30.000 4192 125.760.000 Bantal Putri Motif 35.000 3993 139.755.000 Bantal Platinum 45.000 2827 127.215.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3526 132.225.000 Bantal Cinta motif 45.000 4737 213.165.000 Bantal Santai 45.000 3526 158.670.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1263 56.835.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1397 83.820.000 Bantal Imut + sarung 30.000 2075 62.250.000 1.231.545.000

2 Guling SK Polos 22.000 2262 49.764.000 Guling SK Motif 25.000 2581 64.525.000 Guling Putri Polos 31.000 2861 88.691.000 Guling putri Motif 35.000 2634 92.190.000 Guling Platinum 47.000 1895 89.065.000 384.235.000

3 Kasur Lipat 1m 175.000 891 155.925.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 651 146.475.000 Kasur Gulung 155.000 600 93.000.000 Kasur Bayi 115.000 273 31.395.000 426.795.000 Total 48052 2.042.575.000

PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2016

N Nama Produk Harga Satuan Kuantita Total (Rp)

Page 49: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

o (Rp) s1 Bantal SK Polos 21.000 3300 69.300.000

Bantal SK Motif 24.000 3161 75.864.000 Bantal Putri polos 30.000 4611 138.330.000 Bantal Putri Motif 35.000 4392 153.720.000 Bantal Platinum 45.000 3109 139.905.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3878 145.425.000 Bantal Cinta motif 45.000 5210 234.450.000 Bantal Santai 45.000 3878 174.510.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1389 62.505.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1536 92.160.000 Bantal Imut + sarung 30.000 2282 68.460.000

1.354.629.00

02 Guling SK Polos 22.000 2488 54.736.000

Guling SK Motif 25.000 2839 70.975.000 Guling Putri Polos 31.000 3147 97.557.000 Guling putri Motif 35.000 2897 101.395.000 Guling Platinum 47.000 2084 97.948.000 422.611.000

3 Kasur Lipat 1m 175.000 980 171.500.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 716 161.100.000 Kasur Gulung 155.000 660 102.300.000 Kasur Bayi 115.000 300 34.500.000 469.400.000

Total 528572.246.640.00

0

Ikhtisar Laba Rugi (Income Statements)

Page 50: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Proyeksi Laba Rugi

No

Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 Hasil Penjualan

Bantal1.018.126.50

01.119.729.00

01.231.545.00

01.354.629.00

0 Guling 321.798.000 349.366.000 384.235.000 422.611.000 Kasur 324.885.000 387.370.000 426.795.000 469.400.000

Total Hasil Penjualan1.664.809.50

01.856.465.00

02.042.575.00

02.246.640.00

0

2 Biaya Pokok Penjualan

Biaya Bahan Baku 787.450.000 866.195.000 952.814.5001.051.395.90

0 Biaya listrik 7.200.000 7.920.000 8.712.000 9.583.200 Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800 8.645.800 8.645.800 Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000 77.025.000 77.025.000 Biaya Perjalanan 9.600.000 10.560.000 11.616.000 12.777.600

Tot B.Pokok Produksi 891.420.800 971.845.8001.060.313.30

01.160.927.50

0

Laba Kotor (1-2) 773.388.700 884.619.200 982.261.7001.085.712.50

0

3 Biaya Usaha Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000 72.000.000 72.000.000 Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500 Biaya ATK 981.700 1.079.900 1.187.800 1.306.600 Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000

Biaya Premi JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000

Biaya THR 8.064.000 8.064.000 8.064.000 8.064.000 Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000 15.600.000 15.600.000 Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 Total Biaya Usaha 133.864.200 133.962.400 134.070.300 134.189.100

4 Laba Usaha (2-3) 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.4005 Laba Sebelum Pajak 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.4006 Pajak ( 15 % ) 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.5107 Laba Bersih (5-6) 543.595.825 638.058.280 720.962.690 808.794.890

Page 51: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Arus Kas (Sources)

PROYEKSI ARUS KAS

No Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 20161 Saldo Awal Kas 319.352.070 358.108.025 420.733.480 468.617.090

    2 Arus Kas Masuk

  1. Kas Hasil Penjualan 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000  2. Piutang - - - -  Total Arus Kas Masuk 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000   

3 Arus Kas Keluar   1. Investasi 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500  2.Biaya Pokok Produksi 891.420.800 971.845.800 1.060.313.300 1.160.927.500  3.Pajak 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.510  Total Arus Kas Keluar 1.306.701.475 1.435.731.520 1.573.957.910 1.728.713.510 

4 Kas Netto (2-3)   Surplus / Devisit 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490   

5 Saldo Kas Akhir 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490

Page 52: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Neraca (Balance Sheet)

PROYEKSI NERACA EMPAT TAHUN MENDATANG

A KELOPMPOK HARTA Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 20161 Harta Lancar 1. Kas

358.108.025420.733.48

0 468.617.090 517.926.490 Total Harta Lancar

358.108.025420.733.48

0 468.617.090 517.926.490 2 Harta Tetap 1. Mesin / Peralatan 14.950.000 16.445.000 18.098.000 19.898.000 2. Bangunan 250.000.000 250.000.00

0250.000.000 250.000.000

Total Harta 264.950.000 266.445.000

268.098.000 269.898.000

3. Akumulasi penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500 Nilai buku harga tetap 259.131.500 260.626.50

0262.279.500 264.079.500

3 Harta Tak Berwujud 1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 626.658.025 690.778.48

0740.315.090 791.424.490

B KELOMPOK HUTANG DAN

MODAL

1 Hutang Lancar 1. Hutang Dagang - - - - 2. Kredit Modal - - - - Total hutang Lancar - - - - 2 Hutang Jangka Panjang 1. Kredit Investasi - - - - Total Hutang Jangka Panjang - - - - 3 Modal 1. Modal Sendiri 420.500.000 450.500.00

0495.000.000 535.500.000

2. Laba ditahan ( Periode lalu) - - - -

Page 53: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

3. Laba Periode Berjalan 206.158.025 240.278.480

245.315.090 255.924.490

Total Modal 626.658.025 690.778.480

740.315.090 791.424.490

Total Hutang & Modal 626.658.025 690.778.480

740.315.090 791.424.490( 1 + 2 + 3 )

Evaluasi Kelayakan Usaha

Perhitungan ROI Dan ROE

Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016Net Operating Asset 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490

Net Incame 206.158.025 240.278.480 245.315.090 255.924.490

Net Equity 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500ROE 64.6% 68.4% 63.5% 60.2%ROI 32.9% 34.8% 33.2% 32.3%

Rumus ROE = Net Income

x 100%Net Equity

ROE Tahun 1 ( 2013 ) = Rp 206.158.025

x 100% = 64.6% Rp 319.352.000

ROE Tahun 2 ( 2014) = Rp 240.278.480

x 100% = 68.4% Rp 351.287.200

ROE Tahun 3 ( 2015) = Rp 245.315.090

x 100% = 63.5% Rp 386.415.900

ROE Tahun 4 ( 2016) = Rp 255.924.490

x 100% = 60.2% Rp 425.057.500

Rumus ROI =Net Income

x 100%Net Operating Aset

ROI Tahun 1 (2013) = Rp 206.158.025

x 100% = 32.9 % Rp 626.658.025

ROE Tahun 2 ( 2014) = Rp 240.278.480

x 100% = 34.8 % Rp 690.778.480

ROE Tahun 3 ( 2015) = Rp 245.315.090

x 100% = 33.2% Rp 740.315.090

Page 54: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

ROE Tahun 4 ( 2016) = Rp 255.924.490

x 100% = 32.9% Rp 791.424.490

2. Analisis Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas

Rumus Working Capital To Assets Ratio = Modal Kerja Bersih x 100%Total Aktiva

Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 420.500.000 x 100% = 67.1%

Rp 626.658.025

Working Capital To Assets Ratio Tahun 2014 = Rp 450.500.000 x 100% = 65.2%

Rp 690.778.480

Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 495.000.000 x 100% = 66.9%

Rp 740.315.090

Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 35.500.000 x 100% = 67.7%

Rp 91.424.490

Rasio Aktifitas

Total Assets Turn Over Tahun 2013 = Rp 1.664.809.500 x 100% = 265.7%

Rp 626.658.025

Total Assets Turn Over Tahun 2014 = Rp 1.856.465.000 x 100% = 268.7%

Rp 690.778.480

Total Assets Turn Over Tahun 2015 = Rp 2.042.575.000 x 100% = 275.9%

Rp 740.315.090

Total Assets Turn Over Tahun 2016 = Rp 2.246.640.000 x 100% = 283.9%

Rp 791.424.490

Rumus Total Assets Turn Over = Total Penjualan x 100%

Total Harta

Page 55: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Rasio Keuntungan

Rumus Return On Investment = Laba Bersihx 100%

Total Harta

Return On Investment Tahun 2013 = Rp 543.595.825 x 100% = 86.7%

Rp 626.658.025

Return On Investment Tahun 2014 = Rp 638.058.280 x 100% = 92.4%

Rp 690.778.480

Return On Investment Tahun 2015 = Rp 720.962.690 x 100% = 97.4%

Rp 740.315.090

Return On Investment Tahun 2016 = Rp 808.794.890 x 100% = 120.2%

Rp 791.424.490

Page 56: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

3. HPP

1. Bantal SK Polos 2. Guling SK PolosBiaya Bahan Baku Rp 13.000 Biaya Bahan Baku Rp 13.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000HPP Produksi Rp 16.400 HPP Rp 16.400Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 17.900 HPP Produk Rp 17.900

3. Bantal SK Motif 4. Guling SK MotifBiaya Bahan Baku Rp 14.500 Biaya Bahan Baku Rp 14.500Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 17.900 HPP Rp 18.400Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 19.400 HPP Produk Rp 19.900

5. Bantal Putri Polos 6. Guling Putri PolosBiaya Bahan Baku Rp 18.000 Biaya Bahan Baku Rp 18.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 21.400 HPP Rp 21.900Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 22.900 HPP Produk Rp 23.400

7. Bantal Putri Motif 8. Guling Putri MotifBiaya Bahan Baku Rp 20.000 Biaya Bahan Baku Rp 20.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 23.400 HPP Rp 23.900Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 24.900 HPP Produk Rp 25.400

9. Bantal Platinum 10. Guling PlatinumBiaya Bahan Baku Rp 35.000 Biaya Bahan Baku Rp 35.000

Page 57: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 38.400 HPP Rp 38.900Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 39.900 HPP Produk Rp 40.400

11. Bantal Cinta Polos 12. Bantal Cinta MotifBiaya Bahan Baku Rp 25.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000HPP Rp 28.750 HPP Rp 33.750Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 30.250 HPP Produk Rp 35.250

13. Bantal Imut Polos 14. Bantal SantaiBiaya Bahan Baku Rp 8.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000Biaya Tenaga Kerja Rp 500 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 1.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000HPP Rp 9.500 HPP Rp 33.750Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 11.000 HPP Produk Rp 35.250

15. Bantal Kursi Polos 16. Bantal Kursi MotifBiaya Bahan Baku Rp 30.000 Biaya Bahan Baku Rp40.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp1.750Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp2.000HPP Rp 33.750 HPP Rp43.750Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp500HPP Produk Rp 35.250 HPP Produk Rp45.250

17. Kasur Lipat 1m 18. Kasur Lipat 1,2m

Biaya Bahan BakuRp120.000 Biaya Bahan Baku

Rp170.000

Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000

HPPRp127.000 HPP

Rp178.000

Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500HPP Produk Rp128.50 HPP Produk Rp179.50

Page 58: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

0 0

19. Kasur Gulung 20. Kasur Bayi

Biaya Bahan BakuRp120.000 Biaya Bahan Baku Rp70.000

Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000

HPPRp128.000 HPP Rp77.000

Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500

HPP ProdukRp129.500 HPP Produk Rp78.500

4. ANALISIS BEP

Rumus BEP = FC((1-VC/S) x W)

Produk Unit Harga VC VC/Harga1-VC/Harga Harga x Unit

% Dari Harga x

Unit

Bobot (W)

Bantal SK Polos 2475 21.000 2.000 0,10 0,90 51.975.000 0,03 0,03Bantal SK Motif 2376 24.000 2.000 0,08 0,92 57.024.000 0,03 0,03Bantal Putri polos 3465 30.000 2.000 0,07 0,93 103.950.000 0,06 0,06Bantal Putri Motif 3300 35.000 2.000 0,06 0,94 115.500.000 0,07 0,07Bantal Platinum 2337 45.000 2.000 0,04 0,96 105.165.000 0,06 0,06Bantal Cinta Polos 2915 37.500 2.000 0,05 0,95 109.312.500 0,07 0,06Bantal Cinta motif 3916 45.000 2.000 0,04 0,96 176.220.000 0,11 0,10Bantal Santai 2915 45.000 2.000 0,04 0,96 131.175.000 0,08 0,08Bantal Kursi Polos 1045 45.000 2.000 0,04 0,96 47.025.000 0,03 0,03Bantal Kursi Motif 1155 60.000 2.000 0,03 0,97 69.300.000 0,04 0,04Bantal Imut + sarung 1716 30.000 2.000 0,07 0,93 51.480.000 0,03 0,03Guling SK Polos 2057 22.000 2.500 0,11 0,89 45.254.000 0,03 0,02Guling SK Motif 2134 25.000 2.500 0,10 0,90 53.350.000 0,03 0,03Guling Putri Polos 2365 31.000 2.500 0,08 0,92 73.315.000 0,04 0,04Guling putri Motif 2178 35.000 2.500 0,07 0,93 76.230.000 0,05 0,04Guling Platinum 1567 47.000 2.500 0,05 0,95 73.649.000 0,04 0,04

Page 59: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Kasur Lipat 1m 737 175.000 3.000 0,02 0,98 128.975.000 0,08 0,08kasur Lipat 1.2m 539 225.000 4.000 0,02 0,98 121.275.000 0,07 0,07Kasur Gulung 368 155.000 4.000 0,03 0,97 57.040.000 0,03 0,03Kasur Bayi 153 115.000 4.000 0,03 0,97 17.595.000 0,01 0,01

1.664.809.500 1,00 0,95

BEP = 211.407.500 222.534.210

0.95

BEP Unit (TR) = TCP x Q = TFC + (AVC (Q)) x Jumlah ProdukP x (Q-AVC(Q))=TFC x Jumlah ProdukP-AVC =TFC x Jumlah Produk

BEP Unit (TR) = TCP x Q = TFC x (AVC (Q)) P x (Q-AVC(Q))=TFC (P-AVC)Q =TFC

211.407.500 176 unit/ barang1.198.000

Page 60: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

BAB VII

ASPEK MANAJEMEN STRATEGI

1. SWOT

SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan

mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal

(dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.

Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi

yang akan dilakukan.

1.1 Metode Pengolahan Data

Alat analisis yang paling dikenal adalah analisis SWOT. Alat analisis ini

berpedoman pada konsep dasar bahwa didalam perusahaan ada 2(dua) titik pandang yang

harus selalu menjadi pusat perhatian manajemen. Dengan demikian mengandung asumsi

bahwa bidang yang pada dasarnya berada pada kendali manajemen harus selalu disiasati.

Sedangkan bidang yang pada dasarnya berada diluar kendali manajemen memiliki

kemungkinan berdampak positif bagi manajemen.analisis SWOT didasarkan pada skema

berpikir sebagai berikut:

BAGAN ANALISIS SWOT:

STRENGHT INTERNAL

WEAKNESS ANALIS POSISI OPPORTUNITIES

EKSTERNAL THREATS

Page 61: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) merupakan elemen manajemen

yang sepenuhnya ada dalam kendali manajemen (internal and controllable). Kekuatan

adalah faktor-faktor yang selama ini berhasil dikendalikan sehingga memberikan dampak

yang positif bagi organisasi. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang sepenuhnya

ada dalam kendali organisasi.

Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats) merupakan elemen manajemen yang

sepenuhnya ada diluar kendali manajemen (external and uncontrollable). Peluang adalah

faktor-faktor yang ada diluar kendali manajemen, namun munculnya akan menjadikan

suatu peluang sukses bagi organisasi dengan catatan apabila organisasi tersebut memang

mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengadaptasinya. Ancaman adalah faktor-faktor

yang ada diluar kendali manajemen dan apabila muncul akan berpotensi untuk mengancam

kelangsungan hidup organisasi.

Dalam diagnosa dan terapi manajemen, sebaiknya manajemen berpedoman bahwa

diagnosa haruslah ditemukan dalam daerah kelemahan (Weakness) bukan daerah ancaman

(Threats). Sedangkan terapi manajemen harus bertolak dari kekuatan (Strenght) bukan

peluang (Opportunity). Oleh karena itu dapat ditarik suatu garis bahwa ancaman akan

mempengaruhi kelemahan dan peluang akan mempermudah atau meningkatkan daya

efektif dari kekutan yang dimiliki.

1.2 Deskripsi SWOT Tiap Aspek

Kekuatan ( Strengths )

1. Produk bervariasi

Dengan adanya produk yang bervariasi, maka konsumen memiliki banyak

kesempatan dalam pemilihan bantal, guling dan kasur. Serta harga yang ditawarkan

juga relatif murah dan bervariasi.

2. Manajemen tunggal

Semua urusan perusahaan dikelola sendiri oleh pemilik usaha UD. Mitra Jaya.

3. Spesialisasi tugas

Spesialisasi tugas dilakukan untuk mempermudah karyawan dalam

mengerjakan tugasnya. Karena sudah ada pembagian tugas kerja yang jelas dan

mendapatkan bagiannya masing-masing sesuai keahlian dan kemampuan karyawan.

Page 62: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Kelemahan ( Weakness )

1. Lokasi usaha sempit

Lokasi yang kurang luas membuat proses produksi pada perusahaan akan

terganggu jika terdapat penumpukan barang.

2. Kurang tenaga pemasaran

Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses

pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan.

3. Pembukuan kurang lengkap

Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan

laporan keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi.

Peluang ( Opportunities )

1. Pasar terbuka luas

Hal ini dibuktikan dengan kekuatan bersaing perusahaan yang dapat

mengimbangi pesaing lain dengan strategi harga yang lebih murah dibandingkan

dengan pesaingnya.

2. Diversifikasi usaha

Seiring meningkatnya tuntutan pasar serta berkembangnya usaha yang

dimiliki, terbuka pula kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha. Hal ini

didukung oleh stabilnya tingkat penjualan barang serta loyalitasnya konsumen

terhadap kualitas dari produk – produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya.

Sehingga kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar sebab

kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang

yang lain.

3. Pelanggan yang loyal

Dalam pasar yang tingkat persaingan cukup tinggi, kepuasan pelanggan dan

loyalitas pelanggan saling berhubungan. loyalitas ini muncul ketika pelanggan

Page 63: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

melanjutkan hubungan dengan perusahaan, yang diwujudkan oleh pembelian

berulang dan menunjukan niat untuk melakukan pembelian di lain waktu. Kesetiaan

ini, termasuk juga pembelian produk-produk lain, yang dikelurkan oleh perusahaan

yang sama.

Ancaman ( Threats )

1. Inovasi pesaing

Seiring berjalannya waktu maka berkembang pula ide – ide yang dimiliki oleh

para pesaing. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh UD. Mitra Jaya agar produkya

tetap eksis dan mampu bersaing di pasar.

2. Selera konsumen yang berubah

Perubahan tren yang diminati pada waktu itu, misalnya pada tahun itu anak –

anak sangat menggemari acara Angrybird , maka semua produk yang bermotif

Angrybird laku di pasaran. Pada tahun berikutnya acara animasi tersebut telah

berganti menjadi Shaun The Sheep. Secara otomatis konsumen akan memilihkan

produk yang bermotif Shaun The Sheep untuk anak – anaknya.

3. Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya

merugikan produsen, sehingga produsen enggan untuk meneruskan produksinya.

Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak

sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut

(biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

1.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah

masalah.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

1. Strengths (kekuatan)

Page 64: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep

bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh

organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat

dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities (peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi

yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu

sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu

organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

1.4 Analisis Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

Berdasarkan hasil identifikasi faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal

dengan analisa SWOT, maka didapatkan pengaruh antar variabel sangat signifikan

terhadap pencapaian misi organisasi dalam upaya melaksanakan kekuatan bersaingnya.

Selanjutnya untuk dapat mengetahui faktor nilai bobot masing-masing faktor dalam rangka

pencapaian faktor kunci keberhasilan mencapai misi diperlukan asumsi sebagai berikut:

1. Nilai Urgensi (NU)

Angka 5 : menyatakan sangat besar urgensinya

Angka 4 : menyatakan besar urgensinya

Angka 3 : menyatakan cukup besar urgensinya

Angka 2 : menyatakan kurang besar urgensinya

Angka 1 : menyatakan sangat kurang urgensinya

2. Nilai Dukungan (ND)

Angka 5 : menyatakan sangat besar dukungannya

Angka 4 : menyatakan besar dukungannya

Angka 3 : menyatakan cukup besar dukungannya

Page 65: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

NILAI URGENSIBF = -------------------------------------------------- x 100%

Total Nilai Urgensi (Internal/Eksternal)

NBD = BD X ND

Angka 2 : menyatakan kurang besar dukungannya

Angka 1 : menyatakan sangat kurang dukungannya

3. Nilai Keterkaitan (NK)

Angka 5 : menyatakan sangat besar keterkaitannya

Angka 4 : menyatakan besarketerkaitannya

Angka 3 : menyatakan cukup besar keterkaitannya

Angka 2 : menyatakan kurang besar keterkaitannya

Angka 1 : menyatakan sangat kurang keterkaitannya

Angka 0 : menyatakan tidak ada keterkaitannya

Bobot Faktor (BF)

Besarnya bobot faktor oleh besar kecilnya tingkat urgensi faktor terhadap

pencapaian sasaran. Makin tinggi tingkat urgensinya, semakin tinggi nilai bobot

faktornya. Selanjutnya untuk memperoleh hasil akhir bobot faktor digunakan rumus

sebagai berikut:

Nilai Bobot Dukungan (NBD)

Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor

dengan Nilai Dukungan (ND), digunakan rumus sebagai berikut:

Nilai Rata-rata Keterikatan (NRK)

Nilai Rata-rata Keterikatan adalah keterikatan tiap-tiap faktor terhadap

pencapaian misi yang ditetapkan. Nilai keterikatan diukur dengan skala 0 – 5. Setelah

Page 66: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

NTKNRK = -------------------------

N - 1

NBK = NRK X BF

TNB = NBD + NBK

nilai keterikatan dijumlahkan TNK lalu dibagi N – 1 komponen untuk mendapatkan akhir

rata-rata, digunakan rumus sebagai berikut:

Nilai Bobot Kertikatan (NBK)

Nilai Bobot Keterikatan adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor dengan

Nilai Rata-rata Keterikatan, digunakan rumus sebagai berikut:

Total Nilai Bobot (TNB)

Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai

Bobot Keterkaitan, digunakan rumus sebagai berikut:

Setelah dilakukan analis multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka

diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal.

Total Nilai Bobot (TNB)

Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai

Bobot keterkaitan. Rumusan yang digunakan adalah :

TNB = NBD + NBK

Setelah dilakukan analisa multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka

diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal

Page 67: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan

Setelah dievaluasi faktor internal dan eksternal dengan diberikan prosentase dan

penilaian pada BF, ND, NBD, NK, NRK, NBK dan TNB seperti table diatas, maka

dapatlah ditentukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Faktor Kunci Keberhasilan

(FKK) dapat dipilih dari Total Nilai Bobot terbesar baik dari strength (S), weakness (W),

opportunity (O) dan threat (T). berdasarkan faktor analisis terhadap semua faktor internal

dan eksternal dapat diketahui faktor kunci dari setiap kekuatan (strength), kelemahan

(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) yang dilihat dari besarnya Total

Nilai Bobot.

Peta Posisi Kemampuan Organisasi

Pemetaan ini akan menentukan arah kebijakan suatu unit orgnisasi. Penentuan

arah kebijakan, yang berimplikasi pada program-program atau kegiatan-kegiatan

didasarkan pada “Trend” atau kecenderungan melihat Nilai Faktor Kunci Keberhasilan

(FKK). Penentuan FKK adalah sebagai berikut :

a. Dipilih berdasarkan TNB terbesar

b. Jika TNB sama dipilh BF terbesar

c. Jika BF sama, dipilih NBD terbesar

d. Jika NBD sama dipilih NBK rebesar

e. Kalau BK sama, maka terserah kepada peneliti yang menentukan

Adapun kemungkinan-kemungkinan arah kecenderungannya adalah sebagai berikut :

a. Berada pada kuadran satu I (SO)

Jika “Trend” nya mengarah kepada kuadran satu (Strength, Opportunity), maka pada

unit kerja ini berada pada posisi kebijakan “Ekspansi” artinya dengan segala daya

upaya dilakukan kegiatan atau uasaha secara maksimal dengan cara :

- Memanfaatkan : Strength (Kekuatan) dan

- Meraih : Opportunity (Peluang)

b. Berada pada Kuadran II (ST)

Page 68: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

S

Kwadran II Kwadran I ( MOBILISASI ) (KEUNGGULAN KOMPERATIF)

T O

Kwadran IV Kwadran III (DEFENSIF/SURVIVAL) (INVESTASI/DIVESTASI)

W

Jika “Trend” nya mengarah pada kuadran II (Strength, Threats), maka unit kerja ini

berada pada kebijakan “mobilisasi”. Artinya upaya-upaya yang dilakukan, cenderung

mengarah kepada intensifikasi usaha peningkatan kapasitas produksi/kualitas.

c. Berada pada kuadran III (WO)

Jika Trend nya mengarah pada Kuadran III (Weakness – opportunity) maka unit kerja

ini berada pada posisi kebijakan “investasi/divestasi” artinya jangan melakukan

gerakan/aktivitas yang akan menyebabkan hancurnya unit kerja.

d. Berada pada Kuadran IV (WT)

Apabila Trend nya mengarah pada kuadran IV (Weakness- Threats), maka unit kerja

ini berada pada posisi kebijakan “Difensif/Survival” artinya, upaya-upaya yang

dilakukan akan mengarah pada efisiensi usaha.

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan gambar peta posisi kemampuan organisasi

sebagai berikut :

Gambar.1Posisi Kekuatan Organisasi

Page 69: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Kekuatan Besaing

Analisa SWOT dapat di gunakan pada kondisi kekuatan bersaing , seperti tabel berikut :

Tabel 1

Posisi Kekuatan Bersaing UD.Mitra Jaya Semarang

I . Kekuatan III . Peluang

1. Produk bervariasi

2. Manajemen tunggal

3. Spesialisasi tugas

1 Pasar terbuka Luas

2 Loyalitas pelanggan

3 Diversifikasi Usaha

II . Kelemahan IV . Ancaman

1. Lokasi usaha sempit

2. Kurangnya tenaga penjualan

3. Pembukuan kurang lengkap

1. Inovasi pesaing

2. Selera konsumen yang berubah

3. Inflasi

Kekuatan bersaing UD. MITRA JAYA dapat di analisis dari analisis Internal

(Strength/Kekuatan dan weakness / Kelemahan ) dan analisis Internal (Opportunity/Peluang dan

Treats/Ancaman)

Strength/Kekuatan

Kekuatan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada :

a. Produk bervariasi.

b. Manajemen tunggal.

c. Spesialisasi tugas.

Weakness/Kelemahan

Kelemahan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah :

Page 70: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

a. Lokasi usaha sempit.

b. Kurang tenaga pemasaran.

c. Pembukuan belum lengkap.

Opportunity/Peluang

Peluang yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada :

a. Pasar yang terbuka luaas

b. Diversifikasi usaha

c. Pelanggan yang loyal.

Threats/Ancaman

Ancaman yang dimiliki UD.Mitra Jaya Semarang adalah :

a. Inovasi pesaing.

b. Selera konsumen yang berubah.

c. Inflasi

Untuk dapat melihat posisi kekuatan bersaing, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor

internal dan eksternal sebagaimana dapat dilihat pada tabel evaluasi faktor internal dan eksternal

di bawah ini:

Page 71: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

NO FAKTOR INTERNAL/EKSTERNAL NU BF % ND NBD NILAI KETERIKATAN

NRK NBK TNB FKK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I INTERNAL

Strengths (S)

1 Produk bervariasi 5 21.74 5 1.087 3 5 5 4 3 5 4 4 5 3 3 4 0.87 1.96 I

2 Manajemen tunggal 5 21.74 5 1.087 3 3 2 2 3 3 3 5 2 2 2 2.727 0.593 1.68 II

3 Spesialisasi tugas 5 21.74 4 0.87 5 3 5 2 3 2 2 3 0 2 0 2.455 0.534 1.40

5.04

Weaknesses (W)

4 Lokasi produksi sempit 5 21.74 3 0.652 5 2 5 2 0 0 0 4 0 0 0 1.636 0.356 1.0 I

5 kurangnya tenaga penjual 2 8.696 4 0.348 4 2 2 2 0 3 0 4 4 1 2 2.182 0.19 0.54 II

6 pembukuan belum lengkap 1 4.348 3 0.13 3 3 3 0 0 1 1 1 0 0 0 1.091 0.047 0.18

23 1.72

II EKSTERNAL

Opportunities (O)

7 Pasar yang terbuka luas 5 21.74 4 0.87 5 3 2 0 3 1 1 3 3 3 3 2.455 0.534 1.40 I8 Konsumen yang loyal 4 17.39 4 0.696 4 3 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0.174 0.87 II9 Diversifikasi Usaha 3 13.04 4 0.522 4 5 3 4 4 1 3 0 2 2 1 2.636 0.344 0.87

3.14

Threats (T)

10 Inovasi oleh pesaing 5 21.74 4 0.87 5 2 0 0 4 0 3 0 2 3 2 1.909 0.415 1.28 I11 Selera konsumen yg berubah 4 17.39 4 0.696 3 2 2 0 1 0 3 0 2 3 3 1.727 0.3 1.00 II12 2 8.696 4 0.348 3 2 0 0 2 0 3 0 1 2 3 1.455 0.126 0.47Inflasi

Page 72: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Pada Analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diketahui bahwa kondisi internal

yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada kekuatan ( strength ) Nilai FKK ( Faktor Kunci

Keberhasilan ) pada strength dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Total Nilai Bobot Pada Kekuatan Kunci

NO Faktor TNB

1 Produk Bervariasi 1.96

2 Manajemen Tunggal 1.68

3 Spesialisasi tugas 1.40

5.04

Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan

Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya

memiliki keunggulan pada produk yang bervariasi dengan TNB sebesar 1,96 merupakan

faktor dominan dalam menentukan strategi bersaing. Sedangkan manajemen tunggal juga

merupakan kekuatan utama dalam strategi bersaing dengan TNB sebesar 1.68 yang

mencerminkan sebagai kekuatan utama lainnya dalam strategi bersaing.

Kondisi eksternal yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada peluang ( Opportunity

) . Nilai TNB pada peluang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4

Total Nilai Bobot Pada Peluang Kunci

NO Faktor TNB

1 Pasar yang terbuka luas1.40

2 Konsumen yang loyal 0.873 Diversifikasi Usaha 0.87

3.14Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan

Page 73: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya

memiliki prospek pasar yang terbuka luas dengan TNB sebesar 1.40 dan Diversifikasi Usaha

merupakan faktor yang dominan dalam menentukan strategi bersaing dengan TNB sebesar 0.87

mencerminkan sebagai peluang utama lainnya dalam strategi bersaing

Sedangkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada

pada kelemahan ( Weakness ) dan pada faktor Threat ( ancaman ) .Faktor kelemahan dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5

Total Nilai Bobot Pada Kelemahan Kunci

NO Faktor TNB

1 Lokasi produksi sempit 1.00

2 Kurangnya tenaga penjual 0.54

3 Pembukuan belum lengkap 0.18

1.72

Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan

Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi produksi yang

sempit dengan TNB sebesar 1.00 dan kurangnya tenaga penjual dengan TNB sebesar 0.54

merupakan factor dominan yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi bersaing.

Kondisi eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada pada ancaman ( Threat ). Nilai

pada ancaman dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 5

Total Nilai Bobot Pada Ancaman Kunci

NO Faktor TNB

1 Inovasi oleh pesaing 1.28

2 Selera konsumen yg berubah 1.00

3 Inflasi 0.47

2.75

Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan

Page 74: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi yang dilakukan

oleh Pesaing sejenis dengan TNB sebesar 1.28 merupakan ancaman yang paling dominan dalam

menentukan strategi bersaing sedangkan faktor ancaman dominan lainnya adalah selera

konsumen yang berubah oleh suatu hal dengan TNB sebesar 1.00 .

Pembahasan

Melihat posisi kekeuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi S – W yang

bernilai (5.04 – 1.72 ) = 3,32 dan kondisi O – T yang bernilai ( 3.14 – 2,75 ) = 0,39. Dengan

demikian posisi kekuatan bersaing perusahaan kuadran I ( keunggulan kompetitif ) atau ada

strategi ekspansi. Kondisi kompetitif artinya bahwa perusahaan telah mampu mengelola semua

faktor – faktor produksi secara efisien . strategi yang perlu dilakukan adalah strategi Ekspansi

karena sudah mantapnya posisi bersaingnya yaitu adanya kekuatan ( S ) dan peluang ( O ) yang

merupakan kekuatan kunci.

Dengan demikian UD. Mitra Jaya yang berada pada kuadran I , menunjukan bahwa posisi

bersaing yang relatif tinggi , artinya sudah mampu mengatasi ancaman –ancaman dari

pesaingnya. Kuatnya daya saing dapat dilihat dari bervariasinya produk yang dihasilkan serta

manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun. di sisi lain dengan tetap masih

menjadi perusahaan yang memberikan peluang yang dapat di manfaatkan karena pasar yang

terbuka lebar . kekuatan bersaing secara lengkap dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Page 75: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

S

II I 6 s-o Mobilitas (3,32 ; 0,39 )

"Arah Trend” Keunggulan Komperatif

T 3 6 O

IV III Defensif/Survival Investasi/Divestasi

W

Keterangan :

S – W yang bernilai (5,04 – 1.72 ) = 3,32

O – T yang bernilai ( 3,14 – 2,75 ) = 0,39

Maka interaksi yang terjadi adalah antara ( S- W ; O – T ) sebesar ( 3,32 ; 0,39 ) posisi kekuatan

bersaing perusahaan terdapat pada Kwadran I (Keunggulan Kompetitif) karena adanya kekuatan

dan peluang atau ada pada strategi ekspansi.

2. Strategi Bersaing Perusahaan

Setiap perusahaan harus mampu bersaing dipasar dalam upaya agar perusahaan dapat

bertahan hidup. Kemampuan perusahaan untuk bersaing tergantung bagaimana kemampuan

strategi yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan begitu, perusahaan perlu menerapkan

manajemen strategi dalam kelangsungan dan kegiatan usahannya. Persaingan di dunia usaha

sudah menjadi hal yang sangat wajar terjadi. Tanpa adanya pesaing usaha kita tidak akan

Page 76: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

berjalan dan berkembang persaingan dalam dunia usaha berkaitan dengan struktur ekonomi

yang mendasarinya dan berjalan diluar perilaku pesaing- pesaing yang ada. Keadaan

persaingan dalam suatu perusahaan tergantung dalam 5 kekuatan pokok yang meliputi :

f. Pendatang baru potensial

g. Kekuatan tawar menawar pemasok

h. Kekuatan tawar menawar pembeli

i. Ancaman produk/ jasa pengganti

j. Para pesaing itu sendiri.

Dari kelima kekuatan pokok dalam persaingan itu, UD.Mitra Jaya lebih menitikberatkan

pada poin ke tiga, yaitu kekuatan tawar menawar pembeli. Dalam hal ini pemilik usaha

membuat strategi dengan cara menaikkan harga, tetapi masih dalam harga yang masih

standar. Strategi ini dilakukan untuk mengantisipasi pembeli yang selalu berusaha untuk

menawar harga barang yang dijual. Sehingga perusahaan tetap memperoleh keuntungan

meski sudah terjadi proses tawar menawar.

Page 77: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Studi Kelayakan Bisnis yang kami lakukan di UD. Mitra Jaya beberapa

minggu ini. Selain mendapatkan data yang valid sebagai materi untuk memenuhi tugas

kuliah, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang keunggulan bersaing yang dimiliki oleh

UD.Mitra Jaya sehingga bisa bertahan dalam persaingan pasar yang sangat ketat pada saat

ini serta kelemahan – kelemahan yang harus diatasi agar dapat mengembangkan usaha

menjadi lebih besar.

Berikut ini adalah beberapa kekuatan dan kelemahan yang kami lihat pada UD. Mitra Jaya,

dapat disimpulkan :

1.1 Kekuatan

Produk bervariasi

Berbagai jenis produk yang dimiliki merupakan kekuatan utama yang ditawarkan oleh

UD.Mitra Jaya. Hal ini juga didukung oleh kualitas produk yang baik serta harga yang

bias bersaing di pasaran.

Manajemen tunggal

Semua kegiatan dalam usaha ini dilakukan atau dikendalikan oleh 1 orang yaitu

pemilik usaha itu sendiri. Mulai dari pemesanan bahan baku, memimpin kegiatan

produksi, mencatat administrasi keuangan sampai yang terakhir adalah pendistribusian

atau pemasaran produk ke pelanggan. Dengan keadaan seperti ini, maka pemilik usaha

dapat dengan cepat untuk mengambil sebuah keputusan bila ada masalah yang

menggangu kegiatan usaha iniserta rahasia perusahaanpun akan ikut terjamin.

Spesialisasi tugas

UD. Mitra Jaya menerapkan spesialisasi tugas pada bagian produksinya sehingga

setiap karyawan dapat focus pada tugas pekerjaan masing – masing dan dapat

memenuhi pesanan dengan tepat waktu.

Page 78: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

1.2 Kelemahan

Lokasi usaha sempit

Lokasi usaha yang sempit membuat kegiatan produksi sedikit terganggu. Hal ini

dikarenakan ruangan yang sempit itu harus digunakan juga untuk meletakkan

persediaan produk – produk yang sudah jadi.

Kurang tenaga pemasaran

Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses

pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan.

Pembukuan kurang lengkap

Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan laporan

keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi.

Dilihat dari Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) maka posisi perusahaan berada pada kuadran I

(Strength – Opportunity) yang berarti perusahaan berada pada kondisi keunggulan komperatif

atau strategi yang dilakukan adalah strategi eksplansi. Kondisi tersebut terlihat dari posisi

kekuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi.

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

Tahun 2016

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

Page 79: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Keterangan :

Melihat kondisi perusahaan ini tiap tahunnya mengalami kenaikan sekitar 10 %. Maka bisa

dikatakan perusahaan ini kedepannya dapat bersaing bahkan bisa menguasai pangsa pasar.

2. Saran

Untuk mempertahankan yang ada pada UD. Mitra Jaya bisa mengatasi kelemahan kuncinya

yaitu berupa faktor :

2.1 Manajemen yang belum terstruktur dalam organisasi.

Apabila manajemen yang terstruktur bisa menjadi pedoman untuk kelangsungan

kedapannya. Staf keuangan yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan ini untuk

mengahandle dan mendata keuangan perusahaan ini agar tidak sembrawut lagi.

2.2 Sumber daya manusia harus dikembangkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan

penambahan pendidikan dibidang design sehingga apa yang dibutuhkan konsumen

sesuai dengan perkembangan yang ada. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan

karyawan bisa memenuhi permintaan konsumen dan design tidak sepenuhnya dipegang

oleh pemimpin. Penambahan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen yang

tiap tahun semakin meningkat.

2.3 Untuk meningkatkan profit margin perlu dilakukan promosi dan peningkatan penjualan

dengan menambah selebaran, iklan dan mengikuti berbagai pameran yang diadakan oleh

pemerintah atau swasta.

Dengan demikian UD. Mitra Jaya memiliki peluang ke depan untuk terus berkembang, oleh

karena itu UD. Mitra Jaya perlu terus meningkatkan sarana dan prasarana penunjang seperti

mesin jahit modern sehingga berproduksi lebih cepat dan bisa menghasilkan produksi yang

lebih banyak. Design atau motif yang lebih bervariasi dan lebih modern atau sesuai dengan

keinginan konsumen.

Page 80: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

DAFTAR PUSTAKA

Kwik Kian Gie, 1997. “Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis dan Manajemen”. Jakarta

Kotler, 2002. “Organisasi harus melakukan usaha penjulan dan promosi yang agresif”

Page 81: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Review Hasil Presentasi

LAPORAN PENJUALAN

HISTORY PENJUALAN TAHUN 2011

No

Nama ProdukHarga Satuan

Kuantitas Total

1 Bantal SK Polos Rp21.000 2133 Rp44.793.000  Bantal SK Motif Rp24.000 2067 Rp49.608.000  Bantal Putri polos Rp30.000 3029 Rp90.870.000  Bantal Putri Motif Rp35.000 2765 Rp96.775.000  Bantal Platinum Rp45.000 1995 Rp89.775.000  Bantal Cinta Polos Rp37.500 2445 Rp91.687.500  Bantal Cinta motif Rp45.000 3215 Rp144.675.000  Bantal Santai Rp45.000 2335 Rp105.075.000  Bantal Kursi Polos Rp45.000 967 Rp43.515.000  Bantal Kursi Motif Rp60.000 975 Rp58.500.000  Bantal Imut + sarung Rp30.000 1285 Rp38.550.000        Rp853.823.500

2 Guling SK Polos Rp22.000 1668 Rp36.696.000  Guling SK Motif Rp25.000 1520 Rp38.000.000  Guling Putri Polos Rp31.000 2019 Rp62.589.000  Guling putri Motif Rp35.000 1725 Rp60.375.000  Guling Platinum Rp47.000 1407 Rp66.129.000        Rp263.789.000

3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 509 Rp89.075.000  kasur Lipat 1.2m Rp225.000 338 Rp76.050.000  Kasur Gulung Rp155.000 299 Rp46.345.000  Kasur Bayi Rp115.000 125 Rp14.375.000        Rp225.845.000

  Total   32821Rp1.343.457.50

0

Page 82: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

HISTORY PENJUALAN TAHUN 2012

No Nama ProdukHarga Satuan

Kuantitas

Total

1 Bantal SK Polos Rp21.000 2245 Rp47.145.000  Bantal SK Motif Rp24.000 2139 Rp51.336.000  Bantal Putri polos Rp30.000 3175 Rp95.250.000  Bantal Putri Motif Rp35.000 2970 Rp103.950.000  Bantal Platinum Rp45.000 2160 Rp97.200.000  Bantal Cinta Polos Rp37.500 2624 Rp98.400.000  Bantal Cinta motif Rp45.000 3525 Rp158.625.000  Bantal Santai Rp45.000 2635 Rp118.575.000  Bantal Kursi Polos Rp45.000 1002 Rp45.090.000  Bantal Kursi Motif Rp60.000 1040 Rp62.400.000  Bantal Imut + sarung Rp30.000 1595 Rp47.850.000        Rp925.821.000

2 Guling SK Polos Rp22.000 1873 Rp41.206.000  Guling SK Motif Rp25.000 1821 Rp45.525.000  Guling Putri Polos Rp31.000 2155 Rp66.805.000  Guling putri Motif Rp35.000 1961 Rp68.635.000  Guling Platinum Rp47.000 1563 Rp73.461.000        Rp295.632.000

3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 664 Rp116.200.000  kasur Lipat 1.2m Rp225.000 486 Rp109.350.000  Kasur Gulung Rp155.000 332 Rp51.460.000  Kasur Bayi Rp115.000 138 Rp15.870.000        Rp292.880.000

  Total   36103Rp1.514.333.00

0

Page 83: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

LAPORAN RUGI/LABA

LAPORAN RUGI/LABANo

Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012

1 Hasil Penjualan      Bantal 853.823.500 925.821.000  Guling 263.789.000 295.632.000  Kasur 225.845.000 292.880.000

  Total Hasil Penjualan1.343.457.50

01.514.333.00

0       

2 Biaya Pokok Penjualan      Biaya Bahan Baku 637.834.500 708.705.000  Biaya listrik 5.832.000 6.480.000  Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000  Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800  Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000  Biaya Perjalanan 7.565.000 8.640.000  Tot B.Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800  Laba Kotor (1-2) 605.055.200 703.337.200       

3 Biaya Usaha      Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000  Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500  Biaya ATK 725.000 856.000  Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000  Biaya Premi JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000  Biaya THR 8.064.000 8.064.000  Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000  Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000  Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000  Total Biaya Usaha 133.607.500 133.738.500       

4 Laba Usaha (2-3) 471.447.700 569.598.7005 Laba Sebelum Pajak 471.447.700 569.598.7006 Pajak ( 15 % ) 70.717.155 85.439.8057 Laba Bersih (5-6) 400.730.545 484.158.895

Page 84: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

LAPORAN ARUS KAS

No Keterangan Tahun 2011 Tahun 20121 Saldo Awal Kas   275.662.845

       2 Arus Kas Masuk    

  1. Kas Hasil Penjualan 1.343.457.500 1.514.333.000  2. Piutang - -  Total Arus Kas Masuk 1.343.457.500 1.514.333.000       

3 Arus Kas Keluar      1. Investasi 258.675.200 298.545.325  2.Biaya Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800  3.Pajak 70.717.155 85.439.805  Total Arus Kas Keluar 1.067.794.655 1.194.980.930       

4 Kas Netto (2-3)      Surplus / Devisit 275.662.845 319.352.070       

5 Saldo Kas Akhir 275.662.845 319.352.070

Page 85: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

NERACA

A KELOPMPOK HARTA Tahun 2011 Tahun 20121 Harta Lancar      1. Kas 275.662.845 319.352.070  Total Harta Lancar 275.662.845 319.352.070       2 Harta Tetap      1. Mesin / Peralatan 13.000.000 14.000.000  2. Bangunan 250.000.000 250.000.000  Total Harta 263.000.000 264.000.000         3. Akumulasi penyusutan 4.750.000 4.750.000  Nilai buku harga tetap 258.250.000 259.250.000       3 Harta Tak Berwujud      1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000         Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 542.262.845 586.952.070       B KELOMPOK HUTANG DAN

MODAL    

1 Hutang Lancar      1. Hutang Dagang - -  2. Kredit Modal - -         Total hutang Lancar - -       2 Hutang Jangka Panjang      1. Kredit Investasi - -  Total Hutang Jangka Panjang - -       3 Modal      1. Modal Sendiri 340.000.000 390.000.000  2. Laba ditahan ( Periode lalu) - -  3. Laba Periode Berjalan 202.262.845 196.952.070  Total Modal 542.262.845 586.952.070  Total Hutang & Modal 542.262.845 586.952.070

( 1 + 2 + 3 )

Proses produksi UD. Mitra Jaya :

Page 86: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Memotong pola kain

Menjahit

Proses memasukan dakron

Page 87: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Proses pengepakan

Gudang penyimpanan dakron UD. Mitra Jaya

Page 88: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Barang produksi UD. Mitra Jaya berupa :

bantal biasa polos, motif, bantal cinta, guling polos dan motif , kasur lipat dan kasur gulung.

Outlet toko UD. Mitra Jaya.

“ Putri Collection” JL. Genuk Krajan

Page 89: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)

Lapak di Stadion setiap minggu pagi.

Pameran yang diadakan DESPERINDAG di Plasa Simpanglima dan DP.Mall

Page 90: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)
Page 91: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)
Page 92: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)
Page 93: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)
Page 94: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)
Page 95: laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)