Laporan Kkl Kewirausahaan Biologi
Transcript of Laporan Kkl Kewirausahaan Biologi
LAPORAN KKL KEWIRAUSAHAAN BIOLOGI
Enceng Gondok Yang Bernilai Tinggi
Minggu, 23 Desember 2012 di Banyu Biru, Kabupaten Salatiga
Disusun oleh:
Nama : Mahardhika adhi pratama
NIM : 4401411126
Rombel : 02
Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
BAB I
Pendahuluan
a. Latar belakang
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan jenis tumbuhan air mengapung.
Keberadaan Enceng gondok yang berlebihan dalam suatu ekosistem dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem disekitarnya dan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap
lingkungan. Setidaknya ada lima dampak negatif yang dapat dirasakan manusia secara
langsung. Kelima dampak tersebut adalah :
1. Enceng gondok mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi
masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dengan wilayah perairan
2. Meningkatkan evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun
tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
3. Menyebabkan menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga
menyebabkan tingkat kelarutan oksigen dalam air menjadi menurun.,
4. Mempercepat terjadinya proses pendangkalan. Eceng gondok yang sudah mati
akan turun ke dasar perairan dan mempercepat pendangkalan
5. Enceng gondok menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Di Rawa pening, mempunyai daerah perairan yang permukaanya dipenuhi dengan
tumbuhan Enceng gondok. Hal tersebut menyebabkan berbagai macam dampak negative
terhadap ekosistemnya, seperti dampak-dampak negatif yang telah diuraikan di atas.
Akan tetapi, ditangan seseorang yang kreatif dan penuh inovasi, Enceng gondok dapat
disulap menjadi berbagai macam barang yang menarik dan tentunya mempunyai nilai jual
yang tingggi. Berangkat dari hal tersebut, Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Semarang
mengadakan Kuliah Kerja Lapangan di pusat kerajinan Enceng gondok di Rawa Pening,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. KKL tesebut memungkinkan mahasiswa untuk
mempunyai pandangan yang luas tentang berwirausaha, dan mengasah kreatifitas serta
inovasi-inovasi dalam menjalankan suatu usaha.
b. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah awal usaha kerajinan enceng gondok Bapak Syafi’i dari tahun
1992 sampai sekarang.
2. Mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam proses usaha kerajinan enceng
gondok.
3. Memahami proses produksi kerajinan enceng gondok
4. Mengetahui barang produksi usaha kerajinan enceng gondok
5. Mengetahui keunggulan enceng gondok Rawa Pening dibanding enceng gondok
daerah lainnya.
6. Membangkitkan keinginan mahasiswa dalam berwirausaha
c. Dasar kegiatan
Dasar kegiatan kuliah kerja lapangan ini adalah keingintahuan Mahasiswa Mengenai
kerajinan enceng gondok di Rawa pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan
KKL ini dilaksanakan dengan harapan Mahasiswa dapat melakukani inovasi dan
pemanfaatan barang yang tidak bernilai jual atau bahkan barang yang mengganggu menjadi
barang berniali jual tinggi. Disamping itu, diharapkan mahasiswa berani berwirausaha
ditengah persaingan yang semakin ketat dan tidak hanya berorientasi menjadi pegawai negeri
sipil.
BAB II
Pelaksanaan Kegiatan
a. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan dari Kuliah Kerja Lapangan ini berupa kunjungan kerumah Bp.
Syafi’i yang merupakan pengrajin enceng gondok. Selanjutnya akan dilaksanakan
pemaparan oleh Bp. Syafi’i, pemilik usaha kerajinan enceng gondok di Rawa pening.
Pemaparan ini dilanjutkan dengan tanya jawab dari Mahasiswa. Dan terakhir Mahasiswa
diperkenankan untuk melihat-lihat aneka barang produksi dan membeli barang hasil kerajinan
b. Sejarah awal usaha (1992) sampai sekarang
Pada saat itu, Enceng gondok di Rawa Pening merupakan tumbuhan yang tidak
bermanfaat. Bahkan Enceng gondok merugikan nelayan di sana karena merusak alat-alat
perikanan dan menyulitkan pergerakan sempan. Namun karena kreatifitas Bp. Syafi’i Enceng
gondok dapat dimanfaatkakn menjadi bahan yang berguna bagi kehidupan masyarakat.
Enceng gondok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam Handycraft.
Usaha Enceng gondok pertama kali mulai dirintis menjadi kain pada tahun 1992.
Enceng gondok tenun tersebut pertama kali diproduksi di kecamatan Buaran, Pekalongan.
Hal tersebut mendorong pak Syafi’i untuk memproduksi bahan baku berupa enceng gondok
kering mengingat rumah pak Syafi’i dekat dengan Rawa Pening dan hampir seluruh
permukaan danau ini, ditumbuhi oleh enceng gondok.
Setelah beberapa waktu beliau memberanikan diri untuk melakukan produksi enceng
gondok kering sendiri. Pada masa awal produksi tidaklah mudah untuk merintisnya. Bayak
hal yang harus dipersiapkan,Pak Syafi’i sebagai pemilik inovasi kerajinan enceng gondok,
memulainya dengan melatih petani bagaimana cara mengambil enceng gondok , memilih
enceng gondok yang baik dan bagaimana mengeringkannya. Setelah itu, baru dilakukan
penjualan. Untuk memulai usaha tersebut, beliau tidak mengeluarkan modal sepersenpun.
Karena sebelum mengajak masyarakat, beliau melakukan semuanya sendiri. Mulai dari
Mengambil enceng gondok, mengeringkannya, dan menjualnya sendiri. Sampai pada
akhirnya mendapat pengakuan dari masyarakat dan akhirnya melatih masyarakat.
Dalam merintis usaha tersebut, kendala awal yang dihadapi setelah 1 tahun berdiri
adalah keadaan pesanan yang tidak menentu. Misalnya pada tahun 1993, banyak pesanan
yang dating saat musim penghujan, padahal saat musim penghujan sulit untuk melakukan
proses pengeringan. Sementara itu pada saat musim kemarau tidak ada pesanan enceng
gondok
Setelah 2 tahun menggeluti profesi sebagai petani enceng gondok, pada tahun 1995,
Beliau kedatangan seorang teman dari Jogja yang membawa contoh 10 kilo enceng gondok
yang dijadikan kerajinan tangan. Dari sinilah beliau terdorong untuk menjadikan enceng
gondok menjadi kerajinan tangan. Beliau mulai mengembangkan bisnis tersebut sedikit demi
sedikit. Dan sekarang Dari usaha yang beliau geluti, beliau bisa menghidupi kurang lebih
1000 petani enceng gondok yang bertugas untuk mengambil enceng gondok di Rawa Pening.
Perolehan enceng gondok basah Per hari rata-rata 100 ton dan sesudah diproses menjadi
enceng gondok keering beratnya kurang lebih 1000 kg. Enceng gondok yang diambil oleh
Bp. Syafi’I diambil dari 4 kecamatan di Rawa Pening yaitu Ambarawa, Bawen, Tuntang,
dan Banyubiru. Kecamatan yang paling banyak menghasilkan enceng gondok adalah di
wilayah Tuntang dan Banyubiru
Dalam memulai usaha baru dari petani enceng gondok menjadi pengrajin enceng
gondok, ternyata mengalami kesulitan atau halangan lagi. Halangan pada awal melangkah
menjadi pengrajin ini adalah kurangnya sumber daya manusia yang mampu untuk membuat
anyaman dari enceng gondok. Bp. Syafi’i berinisiasi membina warga untuk berlatih
menganyam. Dari pembinaan tersebut, ternyata tingkat kebisaan warga berbeda-beda, ada
yang 3-4 bulan sudah mahir, ada juga yang baru 1-2 bulan sudah mampu membuat anyaman.
Semua itu tergantung kesungguhan dan kesabaran.
Kejayaan enceng gondok terjadi di tahun 1999, ketika maraknya krisis moneter.
Semua pengusaha enceng gondok ekonominya terdorong. Namun, kejayaan tersebut tidak
berlangsung lama, karena beliau kemudian mengalami kendala yang cukup signifikan yaitu
masalah pemasaran. “ Bisa memproduksi barang, namun tidak bisa menjualnya,” kata beliau.
Hal ini memaksa beliau untuk membuang barang produksinya.
Kemudian, untuk mengatasi kendala ini, di tahun 2004, beliau memberanikan diri
untuk bekerjasama dengan PT ...Nusantara. satu-satunya perusahaan di Jakarta yang
mewakili kerajinan di seluruh indonesia. Dalam hal ini, pemasarannya dibantu oleh orang
Australia.
Sejak bekerjasama dengan PT... Nusantara ini, beliau mendapat pesanan setiap 3 bulan
sekali. Order harus dipenuhi selama masa 3 bulan tersebut. Hal ini tentu saja meningkatkan
omset yang beliau dapatkan.
Namun, kerjasama tersebut hanya berlangsung sampai tahun 2009. Karena suatu
ketika, ada pesanan banyak, namun dalam jangka waktu 3 bulan, beliau tidak bisa memenuhi
order tersebut. Kegagalan ini disebabkan karena beliau mengikuti program di Kabupaten
Semarang. Suatu program yang menuntut beliau untuk melatih masyarakat dalam kerajinan
enceng gondok. Berawal dari kegagalan ini, maka kerjasama dengan PT...Nusantara akhirnya
terputus.
Namun, hal ini tidak menyebabkan usaha kerajinan enceng gondok Pak syafi’i ini
kandas di tengah jalan. Pesanan tetap terus mengalir. Bahkan beliau mengaku banyak
mendapat order dari Luar Negeri misalnya dari Australia, Amerika dan sebagainya. Hal ini
merupakan buah dari kerja keras beliau setelah mengadakan pameran di PRD. Sejak itu,
banyak pesanan dari berbagai wilayah bahkan luar negeri. Usaha beliaupun berkembang
sampai saat ini.
c. Barang Produksi
Barang yang diproduksi antara lain adalah kotak tisu, pensil, bantal, aneka macam tas
cantik, sandal hotel, vas bunga, tempat telur sampai kursi dan juga sajadah.
Barang produksi juga dalam bentuk bahan baku dan bahan setengah jadi berupa
enceng gondok kering dan anyaman enceng gondok. Enceng gondok kering ini, bisa dalam
bentuk 2 macam yaitu enceng gondok yang diwarnai dan enceng gondok yang natural (tanpa
diwarnai). Enceng gondok kering ini dijual Rp 3000,00/kg.
d. Proses Produksi
1. Pengambilan enceng gondok
Dalam pengambilan enceng gondok ini juga diperlukan cara-cara tertentu. Pak
Syafi’i biasanya menggunakan perahu kecil untuk mengambilnya.
2. Proses pencucian
Proses pencucian ini bertujuan untuk:
a. Mengurangi tingkat kekerasan enceng gondok. Enceng gondok yang keras
biasanya diambil pada musim kemarau. Enceng gondok yang keras harus
dicuci, karena enceng gondok keras sulit untuk dianyam.
b. Mengurangi jamur di enceng gondok. Enceng gondok yang berjamur biasanya
diambil di musim hujan
Proses pencucian ini dilakukan dengan menggunakan detergen, bahkan
menggunakan bensin.
3. Proses pengeringan
4. Proses Pemutihan
Proses pemutihan ini dilakukan, bertujuan untuk:
1. Menghilangakan warna kehitaman sehingga tampak lebih bersih
Untuk melakukan ini dibutuhkan H2O2 yang sedikit.
2. Memutihkan enceng gondok sesuai permintaan pelanggan
Untuk mendapatkan enceng gondok yang putih, dibutuhkan H2O2 yang lebih
banyak.
5. Proses pembuatan anyaman
Enceng gondok kering dijadikan 3 macam anyaman:
1. Anyaman biasa
2. Anyaman valid
3. Anyaman kipas
6. Pembuatan kerajinan
Untuk membuat kerajinan sesuai yang diinginkan, dibutuhkan alat:
1. Gunting
2. Palu
3. Mal kotak
Dengan 3 alat tersebut, 3 anyaman enceng gondok yang telah jadi, bisa menjelma
menjadi berbagai kerajinan cantik dan bernilai jual tinggi.
e. Keunggulan enceng gondok Rawa Pening dibanding daerah lain
1. Enceng gondok Rawa Pening lebih tahan lama
Enceng gondok Rawa Pening masih utuh selama 3-4 tahun. Sedangkan enceng
gondong yang lain, tidak kuat dan mudah keropos. 3 bulan sudah keropos.
Pak Syafi’i juga mengaku bahwa kursi produksinya bisa kuat sampai 10 tahun.
Bahkan semakin sering dipakai akan semakin mengkilap.
2. Daging batangnya lebih tebal
Daging batang enceng gondok Rawa Pening lebih tebal dibanding enceng gondok
yang lain, karena enceng gondok Rawa Pening hidup di air tawar yang bersih dan
bebas limbah
3. Enceng gondok Rawa Pening tidak menyebabkan gatal
Hal ini karena enceng gondoknya hidup di air tawar, bersih dan bebas limbah.
Sedangkan enceng gondok di daerah lain bisa menyebabkan gatal karena hidup di
air sungai yang banyak limbahnya.
4. Enceng gondok Rawa Pening lebih tahan terhadap bahan kimia
Hal ini menguntungkan untuk proses produksinya. Karena enceng gondoknya
dapat tetap utuh meskipun diberi bahan kimia pemutih seperti H2O2. Sedangakan
enceng gondok yang lain rusak jika diberi H2O2 yang berlebihan.
Selain keempat unggulan enceng gondok Rawa pening ini, ada keunggulan umum
dari enceng gondok yaitu “Enceng gondok ramah lingkungan” karena ketika barang
produsi enceng gondok tidak bisa lagi digunakan, sampahnya bisa dijadikan pupuk.
f. Kendala-kendala yang dialami
1. Kurangnya tenaga kerja
SDM pembuatan kerajinan enceng gondok masih kurang. Hal ini disebabkan karena
tidak intensifnya pelatihan. Kegiatan pelatihannya masih kurang karena kurang
mendapat perhatian dari dinas kabupaten Semarang. Dibandingkan dengan baiknya
pemberdayaan SDM dijogja, pemberdayaan di Semarang dirasa masih kurang.
2. Belum ditemukan cara yang lebih efektif untuk menghilangkan jamur
Selama ini pak Syafi’i menghilangkan jamur dengan bensin. Hal ini tentu saja kurang
efektif. Diperlukan suatu cara yang lebih efektif dan efisien. Beliau mengaku bahwa
untuk mengatasi hal ini, telah dilakukan penelitian dari UGM namun belum
ditemukan titik terang.
3. Enceng gondok tidak dapat disablon dengan baik
Pak Syafi’i memaparkan bahwa ada orang Amerika yang memesan produk enceng
gondok dengan sablonan. Namun, beliau tidak bisa memenuhinya. Hal ini tentu saja
membuang kesempatan baik untuk meningkatkan omset.
4. Tidak adanya mesin produksi
Sampai sekarang,dalam memproduksi barang , pak Syafi’i masih menggunakan cara
manual. Hal ini tentu saja kurang efektif jika banyak order yang datang. Sehingga
sampai saat ini, pak Syafi’i belum bisa menerima order yang banyak karena takut
tidak memenuhinya. Bahkan menurut pengakuan beliau, ada order sandal hotel dari
Bali sebanyak 6000 selama 1 bulan,namun samapai saat ini kontraknya belum beliau
tanda tangani. Hal ini dikarenakan karena beliau takut tidak bisa memenuhinya dalam
jangka waktu yang diberikan.
5. Permintaan pasar yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuan produsen dalam
menghasilkan barang
Misalnya di Korea meminta produk dari enceng gondok 5000 buah, sementara tenaga
kerja yang dimiliki produsen terbatas.
Atau mungkin saat tenaga kerja sudah banyak,melah pesanan yang berkurang.
BAB III
Outputs dan Outcomes
a. Outputs
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah:
1. Membuka wawasan mahasiswa secara langsusng mengenai kegiatan wirausaha.
Berwirausaha membutuhkan keberanian,kreativitas dan kesabaran. Ada banyak
rintangan yang perlu dihadapai dalam berwirausaha. Namun dengan ketekunan
semuanya akan membuahan hasil.
2. Meningkatkan kesadaran Mahasiswa bahwa dengan kekreativitasan, barang yang
tidak bernilai jual menjadi barang bernilai jual tinggi. Enceng gondok yang pada
awalnya hanyalah tanaman gulma merugikan menjadi barang berguna bernilai jual
tinggi.
3. Meningkatkan keinginan dan semangat berwirausaha Mahasiswa.
Bapak Syafi’i dalam membangun usahanya dihadapkan pada berbagai macam
masalah, namun beliau tetap sabar menjalankan usaha tersebut. Dan sekarang
beliau sudah terbilang sukses dalam menjalankan bisnisnya. Dari sinilah semangat
berwirausaha harus ditumbuhkan, karena melalui ketekunan tersebut dapat
mencapai kesuksesan.
kerja keras akan membuahkan hasil yang memuaskan.
4. Mahasiswa menyadari bahwa ilmu pengetahuan yang selama ini didapat di
bangku kuliah sangat berguna untuk kewirausahaan. Dalam membuat enceng
gondok menjadi kerajinan yang berkualitas diperlukan ilmu yang perlu dipahami.
Misalnya, untuk menghasilkan enceng gondok yang berkualitas diperlukan habitat
(air) yang bersih dan bebas dari limbah. Karena air yang bersih dan bebas dari
limbah tersebut akan diserap oleh akar enceng gondok sehingga menghasilkan
enceng gondok berkualitas dengan daging batang yang tebal, dan kuat.
5. Mahasiswa dapat memahami cara bewirausaha yang baik.
Berwirausaha sebaiknya diawali dari nol sehingga lebih memahami usahaa yang
digeluti. Dalam melakukan wirausaha tentu dibutuhkan sikap jujur dan tahan
banting sehingga mampu menjalankan bisnisnya dengan baik
b. Outcomes
Dengan mengikuti kuliah lapangan ini, mahasiswa diharapkan terpacu untuk
melakukan wirausaha dan memulai kegiatan wirausaha sedini mungkin sehingga
terbiasa dengan iklim wirausaha. Selain itu KKL ini diharapkan mampu membentuk
sikap mahasiswa dalam menghadapi rintangan dalam berwirausaha. Tujuan terakhir
yang diharapkan adalah mahasiswa tidak hanya terpakuuntuk menjadi pegawai negeri
sipil.
BAB IV
Penutup
Berwirausaha adalah sesuatu yang sangat menantang dan melalui Kuliah Kerja
Lapangan yang dilaksanakan di Rawa Pening “usaha kerajinan enceng gondok” memberikan
berbagai pembelajaran mengenai dunia wirausaha. Hal penting yang dapat dilihat dalam KKL
tersebut adalah melalui kreatifitas kita dapat memanfaatkan barang-barang yang menggangu
lingkungan menjadi barang yang bernilai jual.
Dalam berwirausaha tentunya memiliki tujuan untuk mengembangkan usaha menjadi
lebih baik dan lebih besar. Mungkin hal inilah yang perlu dilakukan oles setiap wirausahawan
dan Bp. Syafi’i.
Terima kasih untuk Ibu Amin dan Bapak Kuntoro selaku dosen pengampu
kewirausahaan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kuliah lapangan ini.
Tidak lupa terima kasih juga untuk Bapak Syafi’i selaku pemilik usaha enceng gondok di
Rawa pening yang telah memberikan informasi yang sangat berguna.
Semarang, 30 Desember 2012
Mahardhika adhi pratama