laporan kka

46
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI A. Kondisi Geografis 1. Letak Desa Bonto Jai terletak di wilayah pemerintahan Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Jarak dari ibu kota kecamatan + 7 kilo dan jarak dari Ibukota kabupaten + 8 km. Jika menggunakan kendaraan bermotor, maka jarak tempuh ke kota Kecamatan + 15 menit dan + 30 menit menuju ibukota Kabupaten. Luas wilayah Desa Bonto Jai + 363 km 2 dengan batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jenneponto dan Kelurahan Bonto Langkasa - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Jenneponto - Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bonto Manai dan Bonto Lebang 8

description

laporan kka

Transcript of laporan kka

BAB IIGAMBARAN UMUM LOKASIA. Kondisi Geografis1. LetakDesa Bonto Jai terletak di wilayah pemerintahan Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Jarak dari ibu kota kecamatan + 7 kilo dan jarak dari Ibukota kabupaten + 8 km. Jika menggunakan kendaraan bermotor, maka jarak tempuh ke kota Kecamatan + 15 menit dan + 30 menit menuju ibukota Kabupaten.Luas wilayah Desa Bonto Jai + 363 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jenneponto dan Kelurahan Bonto Langkasa Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Jenneponto Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bonto Manai dan Bonto Lebang Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Flores2. Administrasi DesaSecara administrative Desa Bonto Jai terdiri dari 2 wilayah dusun yaitu Dusun Tino daN Dusun Mattoanging, dari 2 dusun tersebut mempunyai masing-masing 3 RK/RW. Dengan jumlah penduduk masinmg-masing dusun adalah Dusun Tino 223 Kepala keluarga atau 883 jiwa, sedangkan Dusun Mattoanging 160 Kepala Keluarga atau 546 jiwa. 3. TofografiDesa Bonto Jai merupakan wilayah dataran dengan ketinggian + 1-5 meter Dari Permukaan Laut. 4. Iklim dan MusimDesa Bonto Jai memiliki iklim tropis dan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau5. Hidrologi dan tata airDesa Bonto Jai tidak memiliki sumber mata air sehingga masyarakat terkadang kesulitan dalam memenuhi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk memenuhi kebutuhan akan air, masyarakat Desa Bonto Jai mayoritas menggunakan sumur gali. Di samoing itu di Desa Bonto Jai terdapat satu sungai yaitu Sungai Lemo yang bersumber dari Kelurahan Bonto Langkasa. Sungai ini sering meluap jika musim hujan tiba sehingga mengakibatkan terjadinya banjir dan pengrusakan lahan pertanian.Kejadian tersebut biasanya terjadi antara bulan Juni-Juli setiap tahunnya.

B. Keadaan Demografi a. Jumlah PendudukTabel 1 Jumlah Penduduk Desa Bonto Jai Keacamatan Bissappu Kabupaten BantaengTahun 2007DUSUNJUMLAH KKJUMLAH JIWAKET.

Laki-LakiPerempuanLaki-LakiPerempuan

TINOMATTOANGING1991392322409329474317

JUMLAH33845738791

Total383 KK1.529 Jiwa

Sumber: Data Sekunder 2009Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Bonto Jai pada tahun 2007 sebanyak 1529 jiwa. Data ini diperoleh dari profil Desa Bonto Jai tahun 2007

b. Tingkat KesejahteraanTingkat kesejahteraan penduduk Desa Bonto Jai dapat diklasifikasikan seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 2 Tingkat Kesejahteraan Berdasarkan Klasifikasi Desa Bonto JaiKeacamatan Bisappu Kabupaten BantengTahun 2007Tingkat KesejahteraanJUMLAH KKJumlah (KK)KET

TinoMattoanging

KayaSedangMiskinSangat Miskin12648166952603921116141105

Sumber: Data Sekunder 2009Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Bonto Jai tingkat kesejahteraannya tergolong miskin yaitu sekitar 141 KK dan yang tergolong kaya hanya 21 KK

c. Tingkat Pendidikan MasyarakatSarana pendidikan yang sering digunakan masyarakat desa Bonto Jai baik sarana yang terdapat di dalam desa maupun sarana yang terdapat diluar desa sebagai berikut : Taman Kanak-kanak / PAUDSaat ini didesa Bonto Jai sudah terdapat taman bermain anak-anak yang dijadikan oleh seahagian masyarakat desa Bonto Jai untuk belajar dan bermain, namun sebahagian besar proses belajar dan bermain anak tersebut belum berjalan secara maksimal.Salah satu kendala dari kondisi tersebut adalah belum memadainya sarana bermain dan sarana pendukung proses belajar anak-anak. Selain kendala tersebut keterbatasan tenaga pengajar sangat mempengaruhi efektifikatas proses belajar dan bermain. Sekolah Dasar (SD)Di desa Bonto Jai terdapat 2 buah sekolah dasar. 1 berada di dusun Mattoanging dan yang lain berada di dusun Tino. Berhubung karena dekatnya sarana tersebut sehingga anak-anak di desa Bonto Jai tidak susah kesekolah, mereka dapat berjalan kaki hingga kesekolah masing-masing. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)Saat ini anak-anak tamatan SD di desa Bonto Jai memenuhi kebutuhan pendidikan tingkat lanjutan pertama di kelurahan Bonto Lebang, dimana jarak dari desa Bonto Jai 3 km, sehingga mereka setiap harinya menggunakan jasa angkutan dengan biaya 2.000 setiap harinya. Kebutuhan biaya ritun menyebabkan sebahagian anak yang berasal dari keluarga tidak mampu lebih memilih untuk jalan kaki dari desa Bonto Jai ke kelurahan Bonto Lebang dengan cara memotong melalui pematang sawah yang tembus ke kelurahan Bonto Manai. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)Untuk kebutuhan pendidikan lanjutan tingkat atas, masyarakat didesa Bonto Jai memanfaatkan SLTA Neg 1, 2, 3 yang berada di kota kabupaten Bantaeng. Jarak dari desa Bonto Jai ke kota 8 km, untuk mencapai sekolah masyarakat desa Bonto Jai menggunakan jasa transportasi di desa Bonto Jai lancer. Hanya saja bagi masyarakat miskin di desa Bonto Jai merasa berat karena harus menaggung biaya sekurang-kurangnya 6.000 perhari, ditambah lagi kebutuhan pendidikan lainnya. Perguruan Tinggi Diploma I, II, III, dan Strata IHanya sebahagian kecil masyarakat Bonto Jai yang dapat Mengenyam Pendidikan ketingkat perguruan tinggi. Namun demikian kesadaran akan pentingnya pendidikan didesa Bonto Jai sudah lumayan tinggi hanya saja keperguruan tinggi masyarakat terkendala pada persoalan biaya.Tabel 3 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bonto JaiKecamatana Bissappu Kabupaten BantaengTahun 2007Tingkat PendidikanJUMLAH JIWATotal%

TinoMattoanging

LPJMLLPJML

Belum Sekolah 39529035458017013

Buta Aksara5174125407211223718

SD13416530011212323553540

SLTP44539737427917613

SLTA614911049479620615

Strata 1369415141

Diploma III00002220

Diploma II6410112121

Strata II10100010

Sumber: Data Skunder 2009Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Bonto Jai pada tahun 2007 rata-rata tingkat sekolah dasar yaitu sekitar 535 yang diperoleh buku profil Desa Bonto Jai tahun2007

d. Sarana dan prasarana Desa Bonto Jai1. Transportasia. Sarana jalanDidesa Bonto Jai saat ini terdapat satu jalur Jalan Poros Propinsi yang memiliki panjang 1 km. Dari panjang jalan ada beberapa bagian jalan yang mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan karena luapan air dari saluran dan sungai yang tidak dapat menampung air utamanya jika musim hujan tiba.Selain jalan Propinsi tersebut didalam desa juga terdapat satu jalan desa yang kondisinya rusak karena saluran pembuangan air belum maksimal, juga disebabkan lalulalang mobil proyek pembangunan pelabuhan. Kerusakan jalan ini selain karena faktor tersebut diatas juga disebabkan karena luapan air di sebahagian wilayah desa Bonto Jai.Diwilayah dusun Mattoanging terdapat beberapa ruas jalan yang belum diaspal, sebahagian diantaranya ada yang sudah di rabat dan yang lain masih tanah dan belum pernah mengalami peningkatan sama sekali.b. Sarana AngkutanSecara garis besar di desa Bonto Jai terdapat 11 unit Mobil, 72 Unit Motor. Tetapi hanya 2 unit mobvil yang terdapat didalam desa Bonto Jai yang beroperasi sebagai sarana angkutan masyarakat. Yang lainnya merupakan milik pribadi dan sebahagian yang lainnya beroperasi diluar desa Bonto Jai.Sarana angkutan umum yang tersedia di desa Bonto Jai terdiri dari 3 Buah Mobil Mikrolet dan beberapa buah motor ojek. Mobil MikroletMobil Mikrolet beroperasi di dalam desa setiap hari mulai dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore dengan system trayek yang resmi dari pihak yang berwenang. Sebahagian mobil ini berdomisili didesa Bonto Jai sebahagian yang lainnya berada di luar desa Bonto Jai. Mikrolet ini umumnya mengangkut masyarakat yang berdomisili di dusun Mattoanging yang hendak keluar dan masuk desa atau anak sekolah yang akan ke sekoloah dipagi hari. Selain 3 unit mikrolet ini, banyak mobil angkutan dari kabupaten Jeneponto yang sering digunakan oleh masyarakat desa Bonto Jai utamanya masyarakat dusun Tini karena dusun tersebut berada di jalur propinsi Ojek Masyarakat umumnya menggunakan jasa angkutan ojek untuk keluar dan masuk kedesa Bonto Jai, atau lintas dusun. Jasa ojek ini umumnya digunakan masyarakat dengan sistim rental atau trayek. Jasa angkutan ojek ini di lakukan oleh mayoritas penduduk miskin desa Bonto JaiTabel 4Kepemilikan Kenderaan Peduduk Desa Bonto JaiKecematan Bissappu kabupaten Bantaeng Tahun 2007Jenis KenderaanJUMLAH KKJumlah(KK)KET

TinoMattoanging

Mobil7422

Motor383472

Perahu Motor232548

Perahu Dayung91019

Sumber: Data Sekunder 2009Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kenderaan yang paling banyak digunakan penduduk Desa Bonto Jai dalam menjangkau aktifitas sehari-harinya adalah Motor yaitu sebanyak 722. Kondisi Lingkungan PemukimanKondisi Pemukiman masyarakat desa Bonto Jai terbagi atas 2 wilayah yaitu wilayah poros jalan propinsi dan wilayah persisi. Wilayah Poros Jalan Propinsi adalah wilayah dusun Tino yang terdiri dari kampong Paranga dan Kampung tino, kondisi pemukiman masyarakat di dusun ini Nampak sudah memiliki pagar halaman, baik yang terbuat dari bamboo, dan pagar hidup atau bunga. Disisi lain kondisi lingkungan di sebahagian pemukiman masih perlu pembenahan utamanya lingkungan pemukiman yang berada di sekitar lahan pertanian dan pinggir sungai sebab jika musim hujan tiba pemukiman dan lahan pertanian terancam banjir yang disebabkan luapan air sungai, selain kejadian banjir juga dikarenakan oleh slauran/drainase belum lancar. Lain halnya di dusun Mattoanging, di samping masih terdapat banyak perumahan masyarakat yang masih dibawah standar rumah sehat di samping itu masih terdapat banyak sarana umum seperti jalanan rusak, drainase belum juga masih terdapat beberapa ruas jalan yang belum mengalami peningkatan atau perbaikan.Terkait dengan persoalan penataan lingkungan. Untuk wilayah dusun Mattoanging masih belum tertata dengan baik masih terdapat sebahagian besar pemukiman masyarakat yang belum dipelihara, apalagi kondisi wilayah pemukiman berada di wilayah persisir.a. Perumahan PendudukBerdasarkan pada jenis atap, dinding, lantai, dan tiang, perumahan penduduk di desa Bonto Jai terdiri atas Sepuluh jenis rumah yang umumnya berbentuk rumah panggung

Tabel 5Jenis dan Jumlah Rumah penduduk di desa Bonto Jai Kecematan Bissappu Kabupaten BantaengTahun 2007NoJenis RumahJumlah (rumah)Total/Jenis

TiangLantaiDindingAtapTinoMattoanging

1.BetonKeramikTembokSeng16925

2.SappuBayangBayangSeng549

3.BetonTembok biasaTembokSeng10616

4.Cokko BaliKayu coloSengSeng311445

5.Cokko BaliSengTembok biasaSeng182139

6.Cokko BaliKayu coloTembok biasaSeng549

7.Cokko BaliTenggaraBambuSeng7030100

8.Cokko BaliTembok biasaBambuSeng202343

9.BambuBambuBambuNipa51217

10.BambuTanahBambuNIpa549

11.TidakMemilikiRumah3734

Total312

Sumber: Data Sekunder 2009

Dari table 5 dapat dapat diketahui bahwa jenis rumah masyarakat yang dominan adalah rumah panggung yang memiliki satu ruang kamar tamu, dan rata-rata dua kamar tidur dan satu ruang dapur, dan terdapat sebahagian kecil rumah masyarakat yang tidak memiliki kamar tidur.Dari 312 unit rumah di Desa Bonto Jai terdapat 71 unit rumah yang dihuni lebih dari satu Kepala Keluarga. Umumnya rumah di Desa Bonto Jai juga hanya berfungsi sebagai tempat untuk dihuni tetapi juga digunakan sebagai tempat penampungan hasil pertanian masyarakat.Selain 312 unit rumah penduduk di Desa Bonto Jai terdapat 4 unit mesjid, 2 unit sekolah dasar, 1 unit kantor desa, 2 unit posyandu, 1 unit gudang, dan 1 unit PAUD. Keseluruhan sarana tersebut masih berfungsi dan digunakan oleh masyarakat, tpai terdapat satu unit gedung taman ibtidaiyah yang sudah tidak berfungsi dan tidak terawat lagi.b. Pemerintahan Desa dan Kelembagaan masyarakat Pemerintahan DesaSejak ditetapkannya Desa Bonto Jai sebagai wilayah pemerintahan yang definitive, maka hingga saat ini Desa Bonto Jai sudah dipimpin 2 orang kepala desa. Pada masa pemerintahan pertama dipimpin oleh Bapak Drs. Sahrul dan pemrintahan kali ini dipimpin oleh Bapak Muhammad Saleh. Pada periode pemerintahan sekarang ini struktur pemerintah Desa Bonto Jai dipimpin oleh satu orang Kepala Desa bersama satu orang Sekertaris Desa, dengan dibantu oleh satu orang Bagian Pemerintahan Desa, satu orang Kepala Urusan Umum Desa, satu orang Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan Desa, beberapa orang Staf Desa dan dua orang Kepala Dusun dan enam orang Kepala RW/RK.Saat ini kondisi pemerintahan Desa Bonto Jai berjalan dengan baik, tugas dan fungsi Pemerintah desa sudah berjalan walaupun masih terdapat beberapa tantangan namun dapat diselesaikan dengan baik, pemerintahan Desa Bonto Jai dapat melahirkan suasana yang kondusif dan kerukunan antar sesame warga, hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan rutin masyarakat Desa Bonto Jai (Majelis Talim) yang dijadikan sebagai ajang silaturrahmi antar warga Desa Bonto Jai. Dan hal lain yang bisa dilihat adalah keikutsertaan masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam memeriahkan hari Ulang Tahun RI pada tanggal 17 Agustus 2009, perayaan ini dikemas dalam berbagai lomba seperti sepak bola bagi setiap perwakilan RK/RW. Keberhasilan memebolisme potensi masyarakat ini adalah gambaran bahwa pemerintah desa dapat memotivasi masyarakat untuk senantiasa berpartisipasi dalam segala kegiatan di desa.Saat sekarang ini di Desa Bonto Jai sedang berlangsung pembangunan Pelabuhan. Pelabuhan ini akan menjadi prospek masa depan Desa Bonto Jai di masa yang akan datang, pembangunan pelabuhan ini tidak datang begitu saja tanpa kontribusi dan perjuangan dari pemerintah desa dan masyarakat. Keberadaan pelabuhan merupakan sinyal kemajuan masyarakat Desa Bonto Jai di sektor perniagaan dan industri.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Secara struktural Bonto jai saat ini terdiri dari satu orang Ketua sekaligus merangkap anggota, 4 orang anggota, 4 orang anggota dengan masa jabatan 2003-2008.Dalam menjalankan tugas BPD Desa Bonto Jai dibantu satu orang sekertaris yang ditunjuk oleh Kepala Desa Bonto Jai melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Bonto Jai. Penetapan kelima orang anggota BPD Bonto Jai sendiri dilaksanakan melalui pemilihan langsung oleh masyarakat pada tahun 2003, dimana kelima orang anggota BPD terpilih ini merupakan perwakilin dari unsur masyarakat, Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Unsur kepemudaan.Meskipun BPD sudah tergolong lama berada ditengah masayaraka desa Bonto Jai namun secara umum masyarakat menilai bahwa BPD belum banyak melakukan tugas dan fungsinya secara maksimal. BPD jarang meminta atau menamoung aspirasi masyarakat desa, baik yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan desa yang dilakukan oleh pemerintah desa maupun hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebijakan ditingkat Kabupaten Bantaeng.Kondisi yang terjadi di lembaga BPD tersebut disebabkan karena minimnya pengetahuan sebahagian anggota BPD tentang fungsi dan tugas BPD. Kondisi tersebut juga dipertajam oleh jarangnya anggota BPD mengadakan rapat anggota atau pertemuan rutin di dalam BPD Bonto Jai atau pelaksanaan kegiatan lainnya untuk meningkatkan kefasitas anggota BPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya.Sejak terpilihnya tahun 2003 hingga saat ini, tercatat ada dua kegiatan penting yang telah dilaksanakan oleh anggota BPD Bonto Jai, yakni pelaksanaan pemilihan kepala desa dan perumusan peraturan desa (PERDES) yang mengatur tentang pendapatan asli desa.

Kelembagaan masyarakatLembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Secara struktrural Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Bonto Jai dipimpin satu orang ketua, satu orang sekretaris dan dibantu oleh satu orang bendahara di bantu oleh beberapa divisi.Meskipun keberadaan lembaga Pemberdayaan masyarakat sudah menduduki usia + 2 tahun, namun menurut pandangan kaum laki-laki dan kaum perempuan desa Bonto Jai menganggap bahwa LPM belum pernah melakukan kegiatan yang memberikan faedah bagi kehidupan masyarakat, secara kelembagaan LPM masih jauh dari masyarakat.Kondisi tersebut diatas terjadi disebabkan karena masih inimnya pengetahuan pengurus dan anggota LPM terhadap tugas dan fungsi pokoknya sebagai lembaga dinamisator pembangunan di desa, ditambah lagi selama keberadaan lembaga tersebut hamper tidak pernah melakukan kegiatan rapat pengurus.Selama ini hanya dua kegiatan yang pernah sukses dilakukan oleh LPM yaitu memfasilitasi masyarakat dan pemerintah desa untuk melaksanakan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MUSRENBANG) dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan perumusan rencana pembangunan Jangka menengah desa ini.Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pengurus kelompok PKK di tingkat desa Bonto Jai dipimpin oleh satu orang ketua, satu orang sekretaris, satu orang bendahara dan dibantu oleh beberapa Kelompok Kerja dan pada tingkat dusun dan tingkat Rukun Tetangga, terdapat beberapa kelompok dasa wisma yang diketuai oleh satu orang ketua. Kelompok ini beranggotakan ibu-ibu yang ada di dusun tersebut.Kelompok PKK ini memiliki sepuluh tugas dan fungsi pokok. Dari sepuluh tugas dan fungsi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di Bonto jai. Untuk mengimplementasikan sepuluh tugas dan fungsi pokok PKK tersebut, maka PKK desa Bonto Jai telah melakukan kegiatan seperti :1. Pengisian catatan kegiatan warga2. Melakukan pendataan bayi, balita dan ibu hamil dan meninggal saat melahirkan.Meski demikian sebahagian masyarakat utamanya masyarakat dusun Mattoanging mengharapkan bahwa kedepan PKK dapat melakukan kegiatan dan program yang dapat menyentuh langsung kepentingan masyarakat utamanya kaum ibu-ibu.Selain hal tersebut diharapkan juga bahwa pengurus PKK dapat terbuka dan bergaul dengan masyarakat agar masyarakat dapat mengenal dan terlibat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh PKK. Selama ini pandangan masyarakat baik kaum ibu-ibu maupun kaum laki-laki menganggap bahwa PKK selama ini masih belum dikenal oleh masyarakat, dan manfaatnya pun secara langsung belum bisa dinikmati oleh masyarakat. Majelis Talim Selama pemerintahan Muhammad Saleh sebagai kepala desa Bonto Jai , kegiatan majelis Talim berjalan dengan baik, kegiatan majelis talim ini merupakan salah satu wadah pemersatu masyarakat, karena dari kegiatan yang dilakukan oleh majelis talim ini menjadi ajang untuk menjalin tali silaturahmi antar sesama masyarakat.Secara kelembagaan majelis talim ini dipimpin oleh seorang ketua, ketua inilah yang berfungsi untuk melakukan kegiatan dan koordinasi dengan masyarakat lainnya. Kegiatan majelis Talim desa Bonto Jai sering kali dilakukan di mesjid utamnya mesjid yang terdapat pengajian rutin dalam dua minggu.Pandangan masyarakat terhadap keberadaan majelis talim ini manfaatnya sangat besar dan hubungannya dengan masyarakat sangat dekat, karena kegiatan yang dilakukan langsung bersentuhan dengan masyarakat.Kendati demikian tetap diharapkan bahwa kedepan majelis talim ini tetap dipertahankan dan perlu melakukan kegiatran-kegiatan kemasyarakatan lain agar keberadaannya betul-betul dapatr dirasakan oleh masyarakat.Taman Pendidikan Al Quran (TPA). Keberadaan TPA ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena menurut pandangan mereka kegiatan TPA ini dapat membantu orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka.Taman pendidikan Al Quran ini memberikan pengajaran bagi anak-anak tentang bagaimana membaca Al Quran ini memberikan pengajaran bagi anak-anak tgentang bagaimanan membaca Al Quan dengan baik, disamping itu pula diberikan siraman rohani oleh pembinaan di TPA ini. Taman Pendidikan Al Quran di desa Bonto Jai bukan hanya bertempat di mesjid-mesjid tetapi kegiatan pendidikan Al Quran juga dilakukan dibeberapa rumah masyarakat.Meski keberadaan TPA ini tidak berbentuk lembaga formal seperti lembaga kemasyarakatan lainnya, namun TPA tersebut dirasakan besar manfaatnya bagi orang tua dan anak-anak di desa Bonto Jai. Wala demikian TPA perlu meningkatkan kegiatankegiatan di masa yang akan datang agar kegiatan yang dilakukan bukan hanya mengajar anak-anak mengaji tetapi perlu melakukan kegiatan keagamaan lain seperti belajar menterjemahkan Al Quan, tajwid dan melakukan kajian keagaamaan agar disamping anak-anak mampu membaca Al Quran dengan baik juga dpat menterjemahkan dengan baik. Kelompok TaniAwalnya Kelompok Tani di desa Bonto Jai terdiri dari 5 kelompok yang berbeda, tetapi karena pertimbangan bahwa untuk efektifitas kegiatan lembaga sehingga kelima kelompok tersebut disatukan menjadi satu kelompok bernama kelompok tani lima sekawan. Pengurus kelompok tani ini diketuai oleh satu orang ketua, satu orang sekretaris dan satu orang bendahara serta beberapa orang anggota.Keberadaan kelompok tani besar manfaatnya tetapi secara kelembagaan menurut pandangan masyarakat masih jauh dan kurang melakukan kegiatan yang memfasilitasi kebutuihan masyarakat petani, baik kebutuhan sarana produksi, permodalan dan kegiatan peningkatan kapasitas petani. Sampai saat ini kelompok tani hanya mampu memfasilitasi masyarakat terhadap pengadaan pupuk dan layanan pengolahan lahan melalui hendraktor, hanya saja biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat sama jika mereka menggunakan jasa layanan di luar kelompok.Kondisi tersebut diatas disebabkan karena masih minimnya kesadaran masyarakat utamanya anggota kelompok terhadap keberlanjutan kelompok tersebut. Disisi lain disebabkan karena kapasitas anggota kelompok masih rendah utamanya pengetahuan tentang manajemen kelompok serta kurangnya kegiatan dan kreatifitas yang tercipta di dalam kelompok tersebut.Kelompok usaha ekonomi seperti Kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan, Kelompok Usaha Ekonomi Produktif, dan lain-lain.Kelompok-kelompok tersebut memiliki kepengurusan terdiri satu orang ketua, satu orang sekretaris, dan satu orang bendahara. Kelompok tersebut dibentuk oleh masyarakat melalui program pengembangan kecamatan, sampai saat ini sudah terdapat 5 kelompok di desa Bonto jai. Keberadaan kelompok ini sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan, dan upaya pemberdayaan masyarakat agar dapat berkelompok dan membangun usaha bersama kemudoian membangun kemitraan dengan pihak luar yang dpat memberikan bantuan modal usaha.Walau demikian kapasitas dari kelompok tersebut masih tergolong lemah, karena masih terdapat beberapa kelompok yang belum memahami kelembagaan sehingga mereka masih beranggapan bahwa kegiatan kelompok ini hanya bergerak pada sector modal. Selain dari permaslahan tersebut, kegiatan kelompok ini juga belum bisa ditingkatkan oleh masyarakat itu sendiri.Berdasarkan permasalahan tersebut masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa keberadaan kelompok SPP dan UEP masih belum maksimal memfasilitasi masyarakat karena kelompok tersebut hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang dan kaum perempuan saja.Kelompok Arisan. Pada dasarnya kelompok arisan ini tidak memiliki kepengurusan yang tetap tetapi dalam setiap bulannya kelompok arisan tersebut dijalankan oleh seorang coordinator. Kegiatan kelompok ini adalah melakukan pengundian nama anggota dan dari setiap anggota memasukkan dana sesuai dengan kesepakatan. Sampai saat ini kelompok tersebut belum memiliki kegiatan-kegiatan lain. Jika dilihat dari manfaatnya, sebenarnya kelompok tersebut memberikan manfaat bagi anggota karena melalui kelompok tersebut terjalin silaturahmi setiap bulannya.

C. Keadaan Sosial Ekonomi/BudayaSecara umum masyarakat Desa Bonto Jai bermatapencaharian sebagai petani. Usaha pertanian ini digeluti sekitar 168 KK atau 44 % dari jumlah KK Desa Bonto Jai, 38 KK atau 10 % yang berstatus sebagai PNS, 17 KK atau 4 % pedagang, 42 Kk atau 11 % petani penggarap, 14 KK atau 4 % tukang kayu, 27 KK atau 7 % pedagang kecil, 13 KK atau 3 % tukang ojek, dan 11 KK atau 3 % adalah supir.Agara lebih jelas kondisi ekonomi dan mata pencaharian masyarakat Desa Bonto Jai dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6Kondisi Mata Pencaharian Masyarakat Desa Bonto JaiKecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng Tahun 2007JENIS PEKERJAANJUMLAH KEPALA KELUARGA (KK)(%)

Petani 168 KK dengan rincian : Mattoanging 69 KK Tino 99 KK44 %

Pegawai Negeri Sipil 38 KK dengan rincian : Mattoanging 17 KK Tino 21 KK10 %

Tukang kayu 14 KK dengan rincian : Mattoanging 8 KK Tino 6 KK4 %

Pedagang 17 KK dengan rincian : Mattoanging 9 KK Tino 8 KK4 %

Pedagang kecil/warung 27 KK dengan rincian : Mattoanging 8 KK Tino 19 KK7 %

Buruh tani 53 KK dengan rincian : Mattoanging 28 KK Tino 25 KK14 %

Ojek 13 KK dengan rincian : Mattoanging 9 KK Tino 4 KK3 %

Sopir 11 KK dengan rincian : Mattoanging 4 KK Tino 7 KK3 %

Sumber: Data Sekunder 2009

Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Bonto Jai adalah petani. Petani yang dimaksud disini adalah petani sawah dan petani rumput laut

1. Sektor pertanianTanaman pertanian yang dibudidayakan di Desa Bonto Jai adalah tanaman padi dan jagung dan sebagian lainnya membudidayakan rumput laut.a. PadiSelama ini Desa Bonto Jai sebagian besar menanam tanaman padi untuk dijadikan kebutuhan makanan dan sebagian dari hasil pertanian tersebut dijual untuk keperluan biaya kehidupan sehari-hari. Walau demikian sebagian besar petani di Desa Bonto Jai berstatus sebagai petani penggarap saja karena kebanyakan lahan pertanian utamanya lahan sawah dikuasai oleh orang luar. Kenyataan seperti inilah yang mengakibatkan rendahnya tingkat pendapatan utama petani yang berdomisili di kampung Paranga dan Mattoanging. b. JagungSelain tanaman padi lahan persawahan juga sering ditanami tanaman jagung. Penanaman jagung dilahan persawahan rata-rata dilakukan petani pada saat musim panen padi telah selesai sehingga rentan waktu antara penanaman berikutnya dipergunakan oleh petani untuk menanam jagung sebagai tanaman sampingan. Pada dasarnya lahan perkebunan di Desa Bonto Jai hampir tidak ditanami jagung karena kebanyakan lahan perkebunan ditanami kelapa, dan tanaman holtikultura lainnya. Secara geografis Desa Bonto Jai berada pada wilayah pesisir, sehingga lahan perkebunan relatif sedikit dibanding dengan lahan persawahan. Luas lahan perkebunan di Desa Bonto Jai hanya 10 Ha. Sedangkan lahan persawahan 50 Ha dan sebagian lainnya adalah lahan pemukiman dan lahan kebun kelapa. c. Budidaya rumput lautJagung sebelum usaha rumput laut ini dikenal dan digeluti oleh masyarakat Bonto Jai. Secara umum sumbermata pencaharian masyarakat selain bertani adalah Nelayan mereka menggantungkan hiduo dari hasil tangkapan ikan. Tapi sekitar 4 tahun lalu kegiatan nelayan ini secara berangsur-angsur berkurang karena masyarakat beralih ke budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut ini menguntungkan mereka karena disamping biaya operasional pemeliharaannya sangat rendah, juga waktu yang dibutuhkan hingga panen relative singkat. Sejak di gelutinya kegiatan budi daya rumput laut ini kaum perempuan seaakan mendapat lapangan kerja baru, mereka bahu membahu bahkan digaji setiap petani melakukan pembibitan. Kesibukan mereka dapat tersita oleh kegiatan seperti ini. Semenjak masyarakat beralih mata pencaharian angka pengangguran juga semakin menurun. Hanya saja karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh masyarakat sehingga ada sebahagian petani uang berstatus penggarap, mereka yang menyiapkan lahan, melakukan penanaman dan pemeliharaan tetapi bibit dan sarana pemeliharaan di suplai dari pihak luar sehingga hasil yang mereka peroleh dibagi dengan pihak penyandang modal. Parmasalah lain yang terjadi adalah ketergantungan petani budidaya rumput laut ini pada tengkulak yang memberikan modal awal untuk usaha dan hasil panen dibeli dengan harga yang relative murah.

2. Sektor NiagaMeskipun selama ini sector perdagangan bukan merupakan sumbermata pencaharian utama masyarakat desa Bonto Jai tetapi kegiatan perdagangan ini menjadi usaha pokok 4% atau 7 KK di desa Bonto Jai, saat sekarang ini perdagangan belum diminati oleh masyarakat, namun pada masa yang akan datang sector inilah yang dapat dilihat dari adanya potensi di desa Bonto Jai yaitu proses pembangunan Pelabuhan. Prospek dari Pelabuhan ini yang akan mengantar masyarakat desa Bonto Jai beralih Profesi dari petani sebagi usaha pokok menjadi pedagang, atau bisa saja bergerak di bidang industry.Keberadaan pelabuhan di desa Bonto Jai saat ini memberikan tantangan terbesar bagi masyarakat dan pemerintah desa karena kafasitas yang dimiliki oleh masyarakat desa Bonto Jai saat ini masih tergolong rendah, apalagi jika pelabihan tersebut sudah berjalan dengan baik. Permasalahnya adalah mampukan masyarakat desa Bonto Jai menjadi pelaku setiap kegiatan di pelabuhan tersebut, atau justru menjadi Penonton di wilayah sendiri. Permasalahan ini tentunya bukan harapan kita, tetapi jika masyarakat dan pemerintah desa Bonto Jai tidak lihai melihat kecenderungan tersebut maka hal itu bias saja terjadi.Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal tersebut, maka masyarakat desa Bonto Jai dari sekarang semestinya sudah berbenahdiri mempersiap segala kemungkinan yang akan dihadapai jika potensi pelabuhan tersebut sudah berjalan.

Tabel 7 Kondisi Lahan Desa Bonto Jai Kecamatan BissappuKabupaten Bantaeng Tahun 2009NoJenis LahanLuas Lahan (Ha)%

1.Lahan Kebun1014

2.Lahan Sawah11771

3.Kebun Kelapa1014

4Lahan Pemukiman2029

Jumlah157 Ha100

Sumber: Data Sekunder 2009Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa kondisi lahan Desa Bonto Jai sebagian besar lahan persawahan yaitu sekitar 71 %

D. Status Keseahatana. Kesehatan Sanitasi dan Air Bersiha. Sarana dan Pelayanan KesehatanMeski selama ini Posyandu merupakan sarana tercepat dan termudah bagi masyarakat desa Bonto Jai untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, namun adanya berbagai keterbatasan dari segi mutu, frekuensi pelayanan kesehatan dan bahkan pelayanan posyandu hingga saat ini di desa Bonto Jai hanya member pelayanan kesehatan pada anak balita, itupun 1 kali dalam sebulan. Sehingga pelayanan kesehatan di desa Bonto Jai masih tergolong belum maksimal dalam memberikan pelayanan secara luas.Umumnya kegiatan Posyandu didesa Bonto Jai selama ini baru dapat memberikan pelayanan kepada kaum ibu, balita dan bayi di dalam desa, sementara untuk kebutuhan kesehatan laki-laki belum dapat memanfaatkannya secara langsung seiring berkembangnya pemikiran dimasyarakat bahwa posyandu ini hanya untuk kebutuhan ibu dan anak saja. Jika ditinjau dari frekuensi kegiatan Posyandu tersebut hanya dilakukan maksimal 1 kali sebulan. Umlah ini sangat kurang sehingga membutuhkanpeningkatan kegiatan posyandu agar dapat memberikan pelayanan secara maksimal terhadap kebutuhan kesehatan masyarakat. Atau perlu adanya Polindes dan 1 bidan atau perawat di desa Bonto Jai sebagai pendukung keberhasilan peningkatan taraf atau kualitas kesehatan masyarakat.Selain dari pelayanan kesehatan melalui Posyandu masyarakat desa Bonto Jai juga mendapatkan pelayanan Asuransi Kesehatan bagi orang miskin. Selama ini banyak masyarakat yang sudah memanfaatkan pelayanan tersebut, Askeskin ini digunakan bagi masyarakat miskin jika melakukan pemeriksaan atau rawat inap di puskesmas atau rumah sakit yang berada di pusat kota kabupaten. Berdasarkan hasil sensus social maka terdapat 246 atau 64% Kepala Keluarga yang mendapat pelayanan kesehatan berupa JPS atau Askeskin dan hanya 137 atau 36% kepala keluarga yang mampu melakukan perawatan kesehatan dengan biaya sendiri. Namun demikian jika terdapat keluarga tergolong tidak mampu dan membutuhkan pelayanan kesehatan, maka Pemerintah desa memberikan surat keterangan tidak mampu (SKTM).b. Sanitasi Dasar Sumber Air BersihPemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat Bonto Jai diperoleh melalui sumur gali dan Pelayanan Air PDAM. Tetapi pelayanan dari PDAM belum maksimal karena saat ini masih sering macet dan hanya sebahagian masyarakat yang dapat meningkamati secara langsung. Masyarakat tersebut adalah masyarakat yang berada di dusun Tino tyang terletak di jalur poros propinsi sedangkan masyarakat lain yang berada di wilayah sebahagian dusun Tino dan Mattoanging menggunakan sumur gali guna pemenuhan kebutuhan air bersih.Masyarakat Mattoanging dan sebahagian masyarakat dusun Tino mengakses air bersih dengan cara menjinjing dari jarak kira-kira 30 meter dari rumah mereka. Ada juga sebahagian masyarakat lain yang dapat mengakses pelayanan dari PDAM.c. Saluran Pembuangan Limbah (SPAL) dan Tempat Pembuangan SampahHampir semua rumah tangga di desa Bonto Jai membuang limbah cairan yang setiap hari dengan cara dibiarkan mengalir di bawah dapur rumah tangga yang umumnya berumah panggung, tanpa lubang penampungan khusus. Sementara untuk sampah padat umumnya setiap rumah tangga membuangnya di sekitar pekarangan samping atau belakang rumahd. Jamban KeluargaMeskipun terdapat MCK yang digunakan membuang hajat bagi masyarakat, namun sarana tersebut masih kurang sehingga masih kurang masyarakat yang dapat mengakses sarana tersebut. Saat ini untuk kebutuhan buang air besar sebahagian besar masyarakat desa Bonto Jai masih memanfaatkan halaman belakang rumah, kebun, pantai, rawah-rawah dan bahkan saluran irigasi dengan cara menggali lubang atau tidak sama sekali. Hanya sebahagian kecil saja masyarakat yang sudah memilik jamban keluarga atau membuat jamban darurat yang dibangun sendiri di rumah masing-masing.

e. Data Sepuluh Penyakit terbesarData sepuluh penyakit terbesar ini di peroleh saat berkunjungke puskesmas Campagaloe. Adapun data 10 penyakit terbesar yang dapat kita ambil adalah data tahun 2007 yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8Data 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas CampagaloeKecamatan Bissappu kabupaten Bantaeng Tahun 2007NoNama PenyakitJumlah

1ISPA1370

2Rematik745

3Diare588

4Penyakit Kulit333

5Penyakit Rongga Mulut274

6Penyakit Mata202

7Hipertensi174

8Kecelakaan 109

9Mealgia87

10Mastoititis67

Total3949

Sumber: data Sekunder 2009

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penyakit yang terbanyak adalah ISPA. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar mata pencaharian penduduk perajin kapuk untuk pembuatan kasur dimana seringnya terpapa kapuk sehingga mengganggu pernapasan 8