LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR...

83
_, KEMENTERIAN 111 KESEHATAN .... REPUBLIK ._ INDONESIA GerakanMasyarakat Hidup Sehat LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENY AKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK. DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ------- --.~~~~-

Transcript of LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR...

Page 1: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

_, KEMENTERIAN

• 111 KESEHATAN.... REPUBLIK._ INDONESIA

GerakanMasyarakatHidup Sehat

LAPORAN KINERJATAHUN 2019

DIREKTORAT PENCEGAHAN DANPENGENDALIAN PENY AKIT TULAR

VEKTOR DAN ZOONOTIK.

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DANPENGENDALIAN PENYAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

------- --.~~~~-

Page 2: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAKI P P2P1VZ 20191

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan RahmatNya

kepada kami sehingga kami dapat menyusun Laporan Kinerja Direktorat Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2019 dengan pencapaian yang

maksimal.

Laporan Kinerja kami susun sesuai pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tahun 2019 merupakan tahun puncak dalam pencapaian indikator kinerja selama 5 tahun

(2015 - 2019), oleh karenanya menjadi penentu pula dalam menyusun rencana aksi

kegiatan Direktorat P2PTVZ untuk 5 tahun mendatang.

Kiranya Laporan Kinerja ini dapat menjadi media informasi tentang pencapaian kinerja

serta pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran Direktorat Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik di tahun 2019 yang juga disandingkan

dengan tahun - tahun sebelumnya dengan harapan menjadi bahan masukan untuk

perbaikan di tahun yang akan datang.

Jakarta, Januari 2020

Direktur P2PTVZ,

dr. Siti Nadia armizi, M.EpidNIP 197208312000032001

Page 3: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf\lP PZPTVL ·ZO'" IDAFTAR 151

KATA PENGANTAR

DAFTAR lSI ii

DAFTAR GRAFIK iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

RINGKASAN EKSEKUTIF vii

BABI.PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1

C. STRUKTUR ORGANISASI 2

D. SUMBER DAYA MANUSIA 4

E. SISTEMATIKA PENULISAN 6

BAB II. PERENCANAAN KINERJA 7

A. PERENCANAAN KINERJA 7

B. PERJANJIAN KINERJA 8

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 11

A. CAPAIAN KINERJA 11

B. REAL.ISASIANGGARAN 42

BAB IV. PENUTUP 56

LAMPIRAN - LAMPIRAN

1i

Page 4: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Proporsi ASN di Direktorat P2PTVZ Tahun 2019 4

Grafik 2. Proporsi PNS Berdasarkan jenjang Pendidikan diDirektorat P2PTVZ Tahun 2019 5

Grafik 3. Proporsi ASN Non PNS di Direktorat P2PTVZTahun 2019 berdasarkan jenjang Pendidikan............................. 5

Grafik 4. Target dan Capaian Jumlah Kabupaten/Kota dengan API< 1/1.000 penduduk tahun 2019............................................... 13

Grafik 5. Target dan Realisasi Kabupaten/Kota yang mencapai API< 1/1.000 penduduk selama tahun 2015 - 2019 14

Grafik 6. Capaian Persentase Pemeriksaan Sediaan Darah Tahun 2019 21

Grafik 7. Capaian Persentase Pasien Malaria positif yang Diobati sesuaistandar ACT tahun 2019 21

Grafik 8. Target dan Capaian Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasisyang melakukan POPM Filariasis Tahun 2019 24

Grafik 9. Target dan Capaian Jumlah kab/kota endemis filariasis yangmelakukan POPM Filariasis Tahun 2015 - 2019 24

Grafik 10. Jumlah Kab/Kota endemis filariasis berhasil menurunkanMF Rate <1% Tahun 2019 29

Grafik 11. Jumlah Kab/Kota endemis filariasis berhasil menurunkanMF Rate <1% Tahun 2015 - 2019 30

Grafik 12. Perbandingan target dan capaian Kabupaten/Kota yangmelakukan Pengendalian Vektor Terpadu dari tahun2015 - 2019............... 32

Grafik 13. Persentase kabupaten/kota yang telah melakukan PVT diIndonesia sampai dengan tahun 2019...... 33

Grafik 14. Target dan Realisasi Indikator Tahun 2019 37

Grafik 15. Target dan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2019 37

Grafik 16. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2019 38

iii

Page 5: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Grafik 17. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2019 38 '

Grafik 18. Persentase Kab/Kota yang eliminasi rabies............................. 41

Grafik 19. Perbandingan target dan capaian terhadap jumlah

Kabupaten/Kota yang eliminasi Rabies tahun 2015 - 2019 41

Grafik 20. Perbandingan target dan capaian terhadap Jumlah

Kabupaten/Kota yang eliminasi rabies tahun 2015 - 2019 41

Grafik 21. Grafik Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran

Direktorat P2PTVZ Tahun 2015 - 2019 54

Grafik 22. Perbandingan Realisasi Anggaran terhadap Nilai Kinerja

tahun 2019 pada Direktorat P2PTVZ 54

Grafik 23. Perbandingan antara Realisasi Anggaran terhadap nilai

kinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tular Vektor dan Zoonotik dari tahun 2015 - 2019 55

iv

Page 6: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rencana Kerja Tahunan sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2019 vii

Tabel 2. Indikator Kinerja Direktorat P2PTVZ, target dan capaiantahun 2019 viii

Tabel 3. Indikator Kinerja Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2015 - 2019 7

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktur P2PTVZ Tahun 2019per 17 Desember 2018 8

Tabel 5. Lampiran Perjanjian Kinerja Direktur Tahun 2019 9

Tabel 6. Lampiran pada Revisi Perjanjian Kinerja Direktur P2PTVZTahun2019........................................................................ 10

Tabel 7. Target dan Capaian Indikator Kinerja Direktorat P2PTVZTahun 2019 11

Tabel 8. Kendala/masalah serta pemecahan masalah 22

Tabel 9. Indikator Kinerja bersanding Pagu Anggaran dan Realisasi 43

Tabel 10. Realisasi anggaran tahun 2019 Direktorat P2PTVZ perlayanan output............ ........ ... .... ... ... ..... .... ... ... ... ... ......... .. 43

Tabel 11. Pagu Anggaran dan Realisasi Direktorat P2PTVZTahun 2015 - 2019 51

Page 7: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PTVZ '201' IDAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Organisasi Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik 3

Gambar 2. Foto Workshop Jejaring Laboratorium Pemeriksa Malaria........ 15

Gambar 3. Foto External Competency Assesment MalariaMicroscopy di Bali........................................................... 15

Gambar 4. Foto Workshop Mikroskopis Malaria Fasyankes(Lomba Mikroskopis) 15

Gambar 5. Pelatihan Manajemen Quality Assurance LaboratoriumMalaria 16

Gambar 6. Foto On the Job Training Tata Laksana Malaria di lingkunganKementerian Pertahanan dan TNI di Provinsi Bengkulu 17

Gambar 7. Pertemuan Penyusunan Rencana Aksi MalariaTahun 2020-2024 17

Gambar 8. Pertemuan Evaluasi Tahun 2018 dan Perencanaan Tahun2019 Program Malaria Tingkat Nasional di Jakarta. Integrasidengan Program AIDS, Tuberkulosis dan Imunisasi 19

Gambar 9. Workshop Evaluasi Penanganan KLB Malaria dan Bencanadi Daerah Reseptif / Endemis Malaria Tahun 2014 -2019........ 19

Gambar 10. Foto Rangkaian kegiatan Hari Malaria sedunia di Bali.Penandatanganan komitmen Eliminasi Malaria oleh 7Gubernur di pulau Jawa dan Bali, Penyerahan SertifikatElirninasl Malaria tahun 2019 oleh Menteri Kesehatan RIkepada Kepala Daerah disaksikan oleh Menteri DalamNegeri 20

Gambar 11. Status Program Eliminasi Filariasis Dunia berdasarkanamanat WHO tahun 2018 .

,25'

Gambar 12. Pemberian Sertifikat Eliminasi Filariasis oleh MenteriKesehatan RI 26

Gambar 13. Sosialisasi POPM Filariasis melalui radio........................... 27

vi

Page 8: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr\!P P2PiVZ '20'" IRINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor danZoonotik merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yangdipercayakan kepada Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektordan Zoonotik atas penggunaan anggaran dan pencapaian indikator kinerja.

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik mempuhyaitugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi sertapemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakittular vektor dan zoonotik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTular Vektor dan Zoonotik tahun 2019 maka disusunlah Rencana Kerja Tahunan untukTahun 2019 seperti berikut:

Tabel1. - Rencana Kerja Tahunan sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2019

endemis Filariayangmenurunkanangkamikrofilaria menjadi < 75

IP..,,,,..nlt,.,,, .. KabupatenlKotadengan IR DBD <per 100.000penduduk

400

115

80

68

6 PersentaseKabupatenlKotayang EliminasiRabies 85

Anggaran : Rp. 136.714.698.000,-

Pada tahun 2019, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor danZoonotik telah melakukan Revisi Anggaran sebanyak 4 kali. Pada awalnya diterima paguAnggaran sebesar Rp. 68.343.875.000,-, kemudian dilakukan Revisi ke 2 pada tanggal 6Mei 2019 menjadi sebesar Rp 73.806.177.000,-, kemudian dilakukan Revisi ke 3 padatanggal September 2019 dimana pagu anggaran tetap sama namun dilakukan bukablokir, kemudian Revisi ke 4 pada tanggal 4 Desember 2019 dengan pagu sebesar Rp136.714.698.000,-

Untuk realisasi anggaran tahun 2019, berdasarkan DIPA Revisi ke 4 dengan nilai paguanggaran sebesar Rp. 136.714.698.000,- telah terealisasi sebesar Rp. 130.094.686,411,­atau persentase sebesar 95,16%. ,

vii

Page 9: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf<lP P2PTVZ "2Q'" INilai Kinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor danZoonotik atas 6 indikator capaian adalah sebesar 110,52%.Capaian indikator kinerja Direktorat Pencegahan Direktorat Pencegahan danPengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2019 adalah sebagai berikut:1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan API < 1 per 1.000 penduduk dengan target 400

Kabupaten/Kota mencapai target dengan realisasi sebesar 464 Kabupaten/Kota ataupersentase 116%

2. Jumlah Kabupaten/Kota endemis yang melakukan pemberian obat masalpencegahan (POMP) Filariasis dengan target 115 Kabupaten/Kota, mencapai targetdengan realisasi sebesar 118 Kabupaten/Kota atau persentase sebesar 102,61%

3. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria yang berhasil menurunkan angka rnikrofilariamenjadi < 1% dengan target 75 Kabupaten/Kota, mencapai target dengan realisasisebesar 114 Kabupaten/Kota atau persentase sebesar 152% . .

4. Persentase Kabupaten/Kota yang melakukan pengendalian vektor terpadu dengantarget 80%, mencapai target dengan capaian sebesar 88,72% atau persentasesebesar 110,90%

5. Persentase Kabupaten/Kota dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk denqantarget sebesar 68% namun tidak mencapai target dengan realisasi sebesar 63,~1%atau persentase sebesar 93,84% .

6. Persentase Kabupaten/Kota yang Eliminasi Rabies dengan target sebesar 85%namun tidak mencapai target dengan realisasi sebesar 74,6% atau persentasesebesar 87,76%.

Bila ditampilkan dalam bentuk tabel, maka capaian terhadap indikator kinerja DirektoratPencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2019 adalahsebagai berikut:

Tabel 2. - Indikator Kinerja Direktorat P2PTVZ, target dan capaian tahun 2019

400 464 116,00

115 118 102,61

75 114 152,00

4Persentase Kabupaten/Kota yang melakukan

80 88,72 110,90pengendalian vektor terpadu

5Persentase Kabupaten/Kota dengan IR DBD

68 63,81 93,84< 49 per 100.000 penduduk

6Persentase Kabupaten/Kota yang Eliminasi

85 74,6 87,76Rabies

viii

Page 10: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsiyang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Halterpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukurankinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil anal isisterhadap pengukuran kinerja, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri PemberdayaanAparatur Negara No. 53 Tahun 2014.

Tujuan pelaporan kinerja adalah memberi informasi kinerja yang terukur kepadapemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, juga sebagai upayaperbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Format penyusunan Laporan Kinerja pada dasarnya menyajikan informasi tentanguraian singkat organisasi, rencana dan target kinerja yang ditetapkan, pengukurankinerja, dan evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasilprogram/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Berdasarkan denganketentuan tersebut, maka disusun Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Pencegahandan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik.

B. Tugas Pokok dan FungsiSesuai Permenkes 64 Tahun 2015, nama Direktorat Pengendalian PenyakitBersumber Binatang berubah nama menjadi Direktorat Pencegahan danPengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik.

Direktorat P2PTVZ mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaankebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberianbimbingan teknis dan supervise serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidangpencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTular Vektor dan Zoonotik menyelenggarakan fungsi:a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian malaria,

zoonosis, filariasis dan kecacingan, dan arbovirosis, serta vektor dan binatangpembawa penyakit;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalianmalaria, zoonosis, filariasis dan kecacingan, dan arbovirosis, serta vektor danbinatang pembawa penyakit;

1

Page 11: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidangpencegahan dan pengendalian malaria, zoonosis, filariasis dan kecacingan, danarbovirosis, serta vektor dan binatang pembawa penyakit;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pencegahan danpengendalian malaria, zoonosis, filariasis dan kecacingan, dan arbovirosis, sertavektor dan binatang pembawa penyakit;

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalianmalaria, zoonosis, filariasis dan kecacingan, dan arbovirosis, serta vektor danbinatang pembawa penyakit;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat

"

C. Struktur OrganisasiDirektorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dirnariasebelumnya Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang yang kemudianberubah sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 64 liahun2015 merubah organisasi dan tata kerja di lingkungan Kementerian KesehatanRepublik Indonesia. Hal ini pun merubah struktur organisasi di lingkungan DirektofatP2PTVZ menjadi sebagai berikut:1. Subdirektorat Malaria2. Subdirektorat Zoonosis3. Subdirektorat Filariasis dan Kecacingan4. Subdirektorat Arbovirosis5. Subdirektorat Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit6. Sub Bagian Tata Usaha

Perubahan struktur organisasi tata kerja di Direktorat P2PTVZ dapat dilihat padagambar di bawah ini:

. 2

Page 12: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Gambar 1. Bagan Organisasi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektordan Zoonotik

I='Ii..3

i!i0

'111

§'u,<:::

'"11>..c'"-,

II) • ..::.t!.0

"I "eo g-"I:: (,) ..Q..&II iJ '"u::: ~ ::.::"III

~]III)en

Page 13: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PTVZ 2()'" ID. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan Undang - Undang NO.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negaraadalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjiankerja yang bekerja pada instansi pemerintah (non PNS).

Sumber Daya Manusia di lingkungan Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2018 sebanyak 118 orang Aparatur SipilNegara yang terdiri dari pegawai negeri sipil sebanyak 85 orang, dan non pegawainegeri sipil berjumlah 33 orang.

Berikut adalah proporsi Aparatur Sipil Negara atas pembagian antara pegawai negerisipil dan non pegawai negeri sipil:

Grafik 1. - Proporsi ASN di Direktorat P2PTVZ Tahun 2019

PROPROSI ASN DI DIREKTORA T P2PTVZTAHUN 2019

• PNS

Non PNS

Dari grafik pie diatas, dari 118 orang Aparatur Sipil Negara di Direktorat Pencegahandan Pengendalian Penyakit Tular Vektor pada tahun 2019, 85 orang pegawai negerisipil atau persentase sebesar 72,03% dan jumlah non pegawai negeri sipil sebanyak33 orang atau 27,97%.

Selanjutnya Aparatur Sipil Negara dipilah berdasarkan jenjang Pendidikan, Berikutadalah Pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2019 berdasarkan jenjang Pendidikan:

Page 14: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

L,AKlP P2PTVZLe'" IGrafik 2.- Proporsi PNS Berdasarkan jenjang Pendidikan

di Direktorat P2PTVZ Tahun 2019

PROPORSI PNS BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKANDI DIREKTORAT P2PTVZ

TAHUN 2919

.SMP

·SMA

.03

Pegawai Negeri sipil di lingkungan Oirektorat Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTular Vektor pada tahun 2019 dengan jenjang Pendidikan S3 sebanyak 2 orang, S2sebanyak 35 orang, S1 sebanyak 37 orang, 03 sebanyak 5 orang, SMA sebanyak 5orang, dan lulusan SMP sebanyak 1 orang.Aparatur Sipil Negara non pegawai negeri sipil jika dipilah berdasarkan jenjangpendidikan dapat dilihat pada grafik dibawah:

Grafik 3. - Proporsi ASN Non PNS di Direktorat P2PTVZ Tahun 2019berdasarkan jenjang pendidikan

PROPORSI ASN NON PNS DI DIREKTORATP2PTVZ BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

-SMA

- D3

51

- 52

1

Jumlah Aparatur Sipil Negara Non PNS yang ada di Oirektorat Pencegahan danPengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2019 sesuai dengan jenjangpendidikannya terbagi atas 4 klasifikasi yaitu lulus SMA sebanyak 8 orang, lulus 03sebanyak 1 orang, lulus S2 sebanyak 19 orang dan lulus S2 sebanyak 5 orang.Oengan demikian jumlah ASN Non PNS di Oirektorat P2PTVZ tahun 2019 semuanyaberjumlah 33 orang.

oS"

Page 15: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

E. Sistematika PenulisanBerikut adalah sistematika penulisan Laporan Kinerja Direktorat Pencegahan danPengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2019:"II. Kata Pengantar4 Daftar lsi

'* Daftar Tabel'* Daftar GrafikIii!. Daftar Gambar!ill Ringkasan Eksekutif.:;Ii, Bab I Pendahuluan

A. Latar BelakangB. Tugas Pokok dan FungsiC. Struktur OrganisasiD. Sumber Daya ManusiaE. Maksud dan TujuanF. Sistematika Penulisan

_. Bab II Perencanaan Kinerja_. Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja OrganisasiB. Realisasi Anggaran

.. Bab IV PenutupA. KesimpulanB. Tindak Lanjut

.Qi, Lampiran - lampiran

Page 16: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Indikator pencapaian sasaran selama tahun 2015 - 2019 di Direktorat Pencegahandan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik sesuai Rencana Aksi Kegiatanadalah sebagai berikut:1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan API < 1/1.000 penduduk sebanyak 400

Kabupaten/Kota2. Jumlah Kabupaten/Kota endemis yang melakukan pemberian obat massal

pencegahan (POMP) Filariasis sebanyak 115 Kabupaten/Kota3. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria berhasil menurunkan angka rnikrofilaria

menjadi 1% sebanyak 75 Kabupaten/Kota4. Presentase Kabupaten/Kota yang melakukan pengendalian vektor terpadu sebesar

80%5. Persentase Kabupaten/Kota dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk sebesar:

68%6. Persentase Kabupaten/Kota yang eliminasi rabies sebesar 85%

Berikut ditampilkan Indikator Kinerja tahun 2015 - 2019 sesuai penjabaran di atas:

Tabel 3. Indikator Kinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan ZoonotikTahun 2015 - 2019

sasaranIndlkator K1nelja

TargetProlJBll' 2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya 1 Jumlah Kabupaten/Kotadengan API < 1 per340 360 375 390 400Pencegahan dan 1.000penduduk

Pengendalian 2 Jumlah Kabupaten/Kota endemis yangPenyak~Tular melakukan pemberian obat massal 140 170 140 125 115Vektor dan pencegahan (POMP) FilariasisZoonotik 3 .lumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria

berhasi menurunkan angka mikrofilaria 35 45 55 65 75menjadi 1%

4 Presentase Kabupaten/Kota yang40 50 60 70 ·80melakukan pengendalianvektor terpaciJ

5 Persentase Kabupaten/Kota dengan IRDBD < 49 per 100.000 60 62 64 66 ·68

6 Persentase Kabupaten/Kota yang efiminasirabies 25 40 55 70 85

7

Page 17: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf<lP P2PiVZ 20'" IB. Perjanjian Kinerja

Dengan penyusunan Rencana Strategis maka dibuatlah Perjanjian Kinerja DirekturPencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik kepada DirekturJenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk Tahun 2019 pada bulanDesember 2018 sebagai berikut:

Tabel4. - Perjanjian Kinerja Direktur P2PTVZ Tahun 2019 per 17 Desember 2018

----Meningkatnya 1. Jumlah Kabupaterr/Kota dengan API<1/1.000 400pencegahan dan pendudukpengendalianpenyakit tular vektor 2. Jumlah Kabupaten/Kota endemis yang 115

dan zoonotik melakukan pemberian obat massal pencegahan(POMP)Filariasis

3. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria 75berhasil menurunkan angka mikrofilaria < 1%

4. Persentase Kabupaten/Kota yang melakukan 80pengendalian vektor terpadu

5. Persentase Kabupaterr/Kotadengan IR DBD< 6849 per 100.000 penduduk

6. Persentase Kabupaterr/Kotayang eliminasi 85Rabies

Anggaran Direktorat P2PTVZ : Rp. Rp. 73.806.177.000,-

Dibawah berikut adalah lampiran Perjanjian Kinerja Direktur P2PTVZ Tahun 2019 yangberisi kegiatan dan volume keluaran beserta anggaran.

. 8

Page 18: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PTVZ 20'" ITabel 5. - Lampiran Perjanjian Kinerja Direktur Tahun 2019

Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK)Pencegahan dan PengendalianArbovirosis

12 Janis

4Dokumen

2 Dokumen

b. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria(NSPK)Pencegahan dan PengendaJianZoonosis Dokumen

Penyusunan NSPK Pencegahan danc. Pengendalian Vektar dan Binatang Pembawa 1 Dokumen

Sumbar Daya Manusia Pencegahan danPegendalian Penyakit Tular Veldar dan Zoonotik

2. 112Orang

Sumbar Daya Manusia Pencegahan danPegendalian Zoonosis

50 Oranga.

Sumber Daya Manusia Pencegahan danb. Pegendalian Vektor dan Binatang Pembawa 62 Orang

Sarana dan Prasarana Pecegahan danPengendalian Penyakit Tular Veldar dan Zoonotik

3. 34 Jenis

Sarana dan Prasarana Pecegahan danPengendalian Arbovirosis

10 Jenis

Sarana dan Prasarana Pecegahan danPengendalian Zoonosis

Sarana dan Prasarana Pecegahan danP~ngendalianVektor dan Binatang Pembawa

4.

5.

6.

7.

8.

c. 60 Layanan

Pelaksanaan Penyediaan Sarana dand. Prasarana Pencegahan dan Pengendalian

Filariasis dan29 Layanan

9.

dalam rangka

10. Layanan

11. Layanan

Page 19: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Di akhir tahun 2019, dikarenakan dengan masuknya Dana Hibah Luar Negeri ke dalamDIPA maka dilakukan perubahan atau revisi terhadap Perjanjian Kinerja, dimana yangberubah adalah Pagu Anggaran dan Volume Output Kegiatan tanpa merubah targetIndikator Kinerja.Berikut adalah perubahan volume output dan anggaran pada revisi Perjanjian KinerjaDirektur P2PTVZ Tahun 2019:

TabelS. - Lampiran pada Revisi Perjanjian Kinerja Direktur P2PTVZ Tahun 2019

2

3

4

6

7

6

6 dokumen

2 dokumen 462.900.000

1 dokumen 199.564.000

3 dokumen 1.210.129.000

112 orang 1.591.200.000

50 orang 1.102.600.000

62 orang 466.600.000

34 Jenis 6.666.690.000

10 Jenis

12 janis 1.646.700.000

12 jenis 3.531.950.000

279 Layanan 63.676.704.000

97 Layanan 56.619.669.000

55 Layanan 25.035.399.000

261.200.000

60 Layanan 941.860.000

34 Layanan 10.969.278.000

58 Layanan 7.735.923.000

10

Page 20: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAt<lP P2PTvz "2()'" IBAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJACapaian Kinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor danZoonotik pada tahun 2019 berdasarkan Perjanjian Kinerja dapat ditampilkan sesuaitabel berikut ini:

Tabel 7. -: Target dan Capaian Indikator Kinerja Direktorat P2PTVZ Tahun 2019

400 464 116,00

115 118 102,61

75 114 152,00

4Persentase Kabupaten/Kota yang melakukan

80 88,72 110,90pengendalian vektor terpadu

5Persentase KabupatenlKota dengan IR DBD

68 63,81 93,84< 49 per 100.000 penduduk

6Persentase KabupatenlKota yang Eliminasi

85 74,6 87,76Rabies

Indikator kinerja di lingkungan Direktorat P2PTVZ sebanyak 6 indikator kinerja, dimana4 indikator telah mencapai target dan 2 indikator belum mencapai target. Dapat dilihatpada tabel di atas dimana nilai kinerja Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik sebesar 110,52%.

Dibawah ini kami sajikan narasi terhadap capaian indikator kinerja DirektoratPencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2019:

1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan API < 1 per 1.000 pendudukMalaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit yang ditandaidengan demam akut yang didahului oleh stadium dingin (menggigil) diikuti dengandemam tinggi kemudian berkeringat banyak, selain gejala klasik tersebut dapatditemukan gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dannyeri otot. Penyakit malaria secara alami ditularkan melalui gigitan nyamukAnopheles betina. Plasmodium penyebab malaria hidup dan berkembang. biakdalam sel darah merah manusia. Malaria pada manusia disebabkan oleh 4 jenisplasmodium yaitu P. Falciparum, P. Vivax, P. Malariae dan P. Ovale. Beberapatahun terakhir di Indonesia ditemukan penularan malaria yang disebabkan P.knowlesi yang dapat menginfeksi manusia dimana sebelumnya hanya menginfeksihewan primata/monyet dan sampai saat ini masih terus diteliti.

11

Page 21: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAJ<lP P2PTVZ20'" IPengendalian malaria merupakan program yang didukung oleh komitmen global,setelah MDG's berakhir pada tahun 2015 pengendalian malaria kembali masukdalam salah satu tujuan komitmen global yang disebut Sustainable DevelopmentGoals (SDG's) dalam target 3.3 mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria,dan penyakit tropis yang terabaikan serta memerangi hepatitis, penyakitbersumber air, dan penyakit menular lainnya.

Program prioritas nasional dalam bidang kesehatan khususnya mengenaipencegahan dan pengendalian penyakit memprioritaskan upaya eliminasi malariadi Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dan Rencana StrategisKementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019 yang memuat target eliminasimalaria. Untuk mencapai target tersebut telah diterbitkan Keputusan MenteriKesehatan RI Nomor : 293/Menkes/SKlIV/2009 tanggal 28 April 2009 tentangEliminasi Malaria di Indonesia dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri kepadaseluruh Gubernur dan BupatilWalikota Nomor : 443.41/465/SJ tanggal 8 Februari2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria di Indonesia yangharus dicapai secara bertahap mulai dari tahun 2010 sampai seluruh wilayahIndonesia bebas malaria selambat-Iambatnya tahun 2030.

Untuk mencapai indikator kinerja program (IKP) yaitu jumlah kabupaten/kota yangmencapai eliminasi malaria maka diperlukan indikator yang mendukung haltersebut yang tertuang dalam indikator kinerja kegiatan (IKK) yaitu jumlahkabupaten/kota dengan API<1 per 1000 penduduk. Annual Paracites Incidence(API) adalah jumlah kasus positif malaria per 1000 penduduk pada periode satutahun. API ini digunakan untuk menentukan trend morbiditas malaria danmenentukan endemisitas suatu daerah (masih terjadi penularan malaria). API jugamerupakan salah satu syarat suatu daerah kabupaten/kota masuk dalam fasepembebasan yaitu jika API kurang dari 1 per 1000 penduduk.Pengendalian penyakit malaria telah menunjukkan pencapaian program yangcukup baik. Annual Parasite Incidence (API) yang menjadi indikator keberhasilanupaya penanggulangan malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun.

•Berdasarkan Laporan Word Malaria Report (WMR) tahun 2018 melaporkan bah,waterjadi penurunan insiden malaria di dunia sebanyak 8% antara tahun 2010-2017,yaitu 239 juta kasus tahun 2010 menjadi 219 juta kasus tahun 2017. Penurunankasus di Indonesia lebih tinggi yaitu sebanyak 44% dari tahun 2010-2017, kasustahun 2010 sebanyak 465.764 dan tahun 2017 sebanyak 216.617.

Target global dari program malaria adalah eliminasi pada tahun 2030, hal tersebutsejalan dengan target dalam SDGs goals 3.3, untuk mencapai hal tersebut makaIndonesia membuat target eliminasi per kabupaten/kota bertahap sampai tahun2030.

12

--- ----

Page 22: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

a. Definisi OperasionalJumlah Kumulatif Kabupaten/Kota dengan API < 1 per 1.000 penduduk tahun2019

b. Rumus/Cara perhitungan(1) Rumus perhitungan API tahun 2019:

Jumlah kasus positif malaria tahun 2019x 1000

Jumlah Penduduk tahun 2019

(2) Rumus Perhitungan Indikator :Jumlah kumulatif kabupaten/kota yang mencapai API < 1 per 1.000penduduk di akhir tahun 2019

c. Capaian indikatorTarget Jumlah Kabupaten/Kota yang mencapai API < 1 per 1.000 pendudukpada tahun 2019 adalah 400 Kabupaten/Kota, dengan capaian sebesar 4Q4Kabupaten/Kota. Hal tersebut berarti sampai dengan tahun 2019 sebanyak 464Kabupaten/kota telah mencapai API < 1/1.000 penduduk. Berikut adalah grafikperbandingan target dan realisasi pada tahun 2019:

Grafik 4. - Target dan Capaian Jumlah Kabupaten/Kotadengan API < 1/1.000 penduduk tahun 2019

Targetdan CapaianJumlah Kabupaten/Kotadengan API < 1/1.000 penduduk tahun 2019

464

470460450440430 400420410400390380370360

Target Capaian

Jika membandingkan antara target dengan capaian diperoleh hasil bahwaindikator ini telah mencapai target dengan persentase capaian sebesar 116%.Berikut adalah grafik perbandingan target dan realisasi dari tahun 2015 - 2019:

13

Page 23: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Grafik 5. - Target dan Realisasi Kabupaten/Kotayang mencapai API < 1/1.000 penduduk selama tahun 2015 - 2019

Target dan (apaian lumlah Kabupaten/Kota dengan API 1/1.000 penduclukTahun 2015 - 2019

410 500

438 453400

40~

~. 450

390379 400'-380 350

370 300

360 250

350 200

340 150

330 100

320 50

3102015 2016 2017 201" 2019

Sejak tahun 2015, capaian indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang mencapaiAPI < 1/1.000 penduduk selalu meningkat setiap tahunnya. Dari grafik di atasdapat dilihat bahwa setiap tahun indikator ini selalu mencapai target.Persentase capaian pada indikator ini setiap tahun dari sejak tahun 2015adalah sebagai berikut, tahun 2015 capaian sebesar 111,47%; tahun 2016111,11%; tahun 2017 116,80%; tahun 2018 116,15% dan tahun 2019 116%.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikatorBeberapa upaya telah dilakukan untuk mencapai indikator tersebut, antara lain:1. Diagnostik Malaria

Kebijakan Pengendalian Malaria terkini dalam rangka mendukung efiminasimalaria adalah bahwa diagnosis malaria harus terkonfirmasi melaluipemeriksaan laboratorium baik dengan mikroskop ataupun Rapid DiagnosticTest (ROT). Penegakkan diagnosa tersebut harus berkualitas dan bermutusehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memberikandata yang tepat dan akurat.

Berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu diagnosis terusdilakukan. Kualitas pemeriksaan sediaan darah dipantau melalui mekanismeuji silang di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Kualitas pelayananlaboratorium malaria sangat diperlukan dalam menegakan diagnosis dansanqat tergantung pada kompetensi dan kinerja petugas laboratorium disetiap jenjang fasilitas pelayanan kesehatan. Penilaian kompetensi dilakukanmelalui kegiatan tes panel dan uji kompetensi. Penguatan laboratoriumpemeriksaan malaria yang berkualitas dilakukan melalui pengembanganjejaring dan pemantapan mutu laboratorium pemeriksa malaria mulai daritingkat pelayanan seperti laboratorium Puskesmas, Rumah Sakit sertalaboratorium kesehatan swasta sampai ke laboratorium rujukan uji silang ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.Kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas diagnostik malaria telahdilaksanakan sepanjang Tahun 2019, antara lain:1) Revisi Juknis Jejaring dan Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

14-

Page 24: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

2) External Competency Assessment Malaria Microscopy 2 angkatan3) Pelatihan Manajemen Quality Assurance Laboratorium Malaria 2

angkatan4) Workshop Mikroskopis Malaria Fasyankes (Lomba Mikroskopis)5) Penyusunan draft Pelatihan Laboratorium Malaria Jarak Jauh (E­

Learning)6) Workshop Jejaring Laboratorium Pemeriksa Malaria Nasional7) Workshop peningkatan kapasitas diagnosis molekuler malaria

(PCR/Polymerase chain reaction)

Gambar 2. - Foto Workshop Jejaring Laboratorium Pemeriksaan Malaria

Gambar 3. - Foto External Competency Assessment Malaria Microscopy di Bali

Gambar 4. - Foto Workshop Mikroskopis Malaria Fasyankes (Lomba Mikroskopis) .

Page 25: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PTVZ20'" IGambar 5. - Pelatihan Manajemen Quality Assurance Laboratorium Malaria

2. Tatalaksana Kasus MalariaPemerintah telah merekomendasikan pengobatan malaria menggunakanobat pilihan yaitu kombinasi derivate artemisinin dengan obat anti malarialainnya yang biasa disebut dengan Artemisinin based Combination Therapy(ACT). ACT merupakan obat yang paling efektif untuk membunuh parasitsedangkan obat lainnya seperti klorokuin telah resisten. Untuk memberikanpelayanan penatalaksanaan malaria yang sesuai standar dan mengikutiperkembangan dalam pengobatan malaria maka buku saku tata laksanamalaria yang telah disusun oleh program malaria dan kelompok kerjadiagnosis dan pengobatan malaria nasional bersama dengan organisasiprofesi telah diperbaharui pada akhir tahun 2019.

Kelompok kerja diagnosis dan pengobatan malaria secara rutin dan minimal1 kali setahun mengadakan rapat kerja yang membahas isu-isu diagnosisdan pengobatan di lapangan serta perkembangan pengobatan malariadengan hasil rekomendasi yang diberikan pada program malaria.Rekomendasi ini sebagai masukan dalam melakukan strategi programterkait pengobatan malaria.

Salah satu rekomendasi yang dikeluarkan oleh kelompok kerja diagnosisdan pengobatan malaria terkait pemberian pengobatan malaria pada ibuhamil dan pada anak termasuk startegi dalam pelayanan terpadu malariadengan pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita. Buku pedomanpelayanan terpadu malaria dengan pelayanan kesehatan ibu hamil dan balitayang disusun untuk revisi telah dicetak pada tahun 2019.

Pada tahun 2019 telah ditetapkan Pedoman Nasional Pelayanan KedokteranTata Laksana Malaria dalam bentuk Keputusan Menkes RI NomorHK.01.07/Menkes/556/2019. Berdasarkan Kepmenkes tersebut jugaditerbitkan buku pedoman tata laksana kasus malaria terkini sesuai denganperkembangan terkini dan hasil riset mutakhir. Adapun penggunaan ACTharus berdasarkan hasil terjadinya resistensi.

Selain hal tersebut pencegahan resistensi dilakukan dengan monitoringefikasi obat anti malaria. Tahun 2019 bekerjasama dengan BTKL, Fakultas

16

Page 26: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Kedokteran Universitas Indonesia dan lembaga Eijkman di beberapa daerahyang representatif.

Salah satu pilar untuk mencapai eliminasi malaria adalah menjamin universalakses dalam pencegahan, diagnosis dan pengobatan, sehingga diperlukanketerlibatan semua sektor terkait termasuk swasta. Berikut beberapakegiatan yang telah dilakukan dalam mendukung kualitas tatalaksanamalaria tahun 2019 yaitu Pertemuan Penyusunan Pedoman SurveilansPlasmodium Knowlesi di Indonesia.Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan terkait tatalaksana kasus malaria:1. Pengembangan pedoman sistem surveilans plasmodium knowlesi di

Indonesia2. Memberikan usulan obat malaria untuk DOEN dan Formularium Nasional

tahun 20193. Pertemuan Kelompok Kerja Diagnosis dan Pengobatan Malaria yang

memberikan rekomendasi terkait DHP (Dhydroartemisinin-piperakuin)dispersible, Obat malaria Artequick®, Primakuin high dose

4. Workshop Evaluasi Monev Efikasi Obat Malaria DHP5. Monev Efikasi DHP di 10 Lokasi6. Bimtek Evaluasi Diagnosis dan Tata Laksana Malaria di 6 lokasi (Provinsi

Jawa Barat ; Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Bali;Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karang Asem, Provinsi NusaTenggara Barat ; Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten LombokBarat, Provinsi Sulawesi Tengah : Kabupaten Donggala dan Kota Palu,Provinsi Kalimantan Barat : Kabupaten Sambas dan Provinsi SulawesiTenggara: Kabupaten Kolaka Timur)

7. Workshop Tata Laksana Kasus Malaria Bagi dokter RS dan Puskesmasdi Provinsi Riau

8. Penyusunan Update Buku Saku Tata Laksana Malaria9. Pencetakan Buku Pedoman Pelayanan Terpadu Malaria denqan

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Balita10. Penyusunan PNPK Tatalaksana Malaria11. On the Job Training Tata Laksana Malaria di lingkungan Kemhan dan

TNI di Provinsi Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung

Gambar 6. - Foto On the Job Training Tata Laksana Malaria di lingkunganKementerian Pertahanan dan TNI di Provinsi Bengkulu

17

Page 27: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf<lP PZPlYZ Z()'" I3. Surveilans, Sistem Informasi dan Monitoring dan Evaluasi

Surveilans merupakan kegiatan penting dalam upaya eliminasi, karena salahsatu syarat eliminasi adalah pelaksanaan surveilans yang baik, surveilansyang baik merupakan hal yang sangat penting untuk mengidentifikasi daerahatau kelompok populasi yang berisiko malaria serta melakukan perencanaansumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pengendalianmalaria.Kegiatan surveilans malaria dilaksanakan sesuai dengan tingkatendemisitas. Daerah yang telah masuk pada tahap pembebasan danpemeliharaan harus melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap setiapkasus positif malaria sebagai upaya kewaspadaan dini kejadian luar biasamalaria dengan melakukan pencegahan terjadinya penularan. Berikutbeberapa kegiatan yang telah dilakukan dalam mendukung kegiatansurveilans, sistem informasi dan monitoring dan evaluasi malaria:1) Pertemuan Validasi Data Program Malaria Tahun 2018 dan Evaluasi

Sismal Versi 22) Pertemuan Evaluasi Tahun 2018 dan Perencanaan Tahun 2019

Program Malaria Tingkat Nasional. Integrasi dengan Program AIDS,Tuberkulosis dan Imunisasi.

3) Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Percepatan Eliminasi Malaria diWilayah Jawa

4) Workshop Penanggulangan Malaria di Wilayah Khusus Tahun 20195) Workshop Evaluasi Pelaksanaan Surveilans Migrasi Malaria di KKP dan

Fasyankes6) Workshop Evaluasi Penanganan KLB Malaria dan Bencana di Daerah

Reseptif / Endemis Malaria Tahun 2014 -20197) Penyusunan Update Petunjuk Teknis Penyelidikan Epidemiologi Kasus

dan Fokus Malaria Tahun 20198) Pertemuan Review Program Malaria (integrasi dengan program AIDS

dan Tuberkulosis)9) Pertemuan Penyusunan Rencana Aksi Malaria Tahun 2020-2024

Gambar 7 - Pertemuan Penyusunan Rencana Aksi Malaria Tahun 2020-2024

18

Page 28: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PTVZ '20'" IGambar8. - PertemuanEvaluasiTahun2018dan PerencanaanTahun2019

ProgramMalariaTingkatNasionaldi Jakarta.IntegrasidenganProgramAIDS,Tuberkulosisdan Imunisasi.

Gambar9. - WorkshopEvaluasiPenangananKLB Malariadan Bencanadi DaerahReseptifI EndemisMalariaTahun2014-2019

4. Pengendalian dan Surveilans Vektor MalariaSampai saat ini nyamuk Anopheles telah dikonfirmasi menjadi vektor malariadi Indonesia sebanyak 26 jenis (species). Jenis intervensi pengendalianvektor malaria dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: memakaikelambu berinsektisida (LLINs = Long lasting insecticide nets), melakukanpenyemprotan dinding rumah dengan insektisida (IRS = Indoor ResidualSpraying), melakukan larviciding, melakukan penebaran ikan pemakan larva,dan pengelolaan lingkungan. .Penggunaan kelambu berinsektisida merupakan cara perlindungan darigigitan nyamuk anopheles. pembagian kelambu ke masyarakat dilakukandengan 2 metode, yaitu pembagian secara massal (mass campaign) danpembagian rutin. Pembagian secara massal dilakukan padadaerah/kabupaten/kota endemis tinggi dengan cakupan minimal 80%.Pembagian ini diulang setiap 3 tahun, jika belum ada penurunan tingkatendemisitas.Pembagian kelambu secara rutin diberikan kepada ibu hamil yang tinggal didaerah endemis tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk melindungi populasiprioritas, yaitu ibu hamil dari risiko penularan malaria. Selain kegiatantersebut, pembagian kelambu juga dilakukan pada daerah yang terkena

Page 29: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PTVZ 2()'" Ibencana. Berikut beberapa kegiatan dalam mendukung kegiatanpengendalian dan surveilans vektor malaria yaitu :1. Pelatihan Penyemprotan Dinding Rumah/lndoor Residual Spraying (IRS)

Bagi Tenaga Penyemporat Malaria2. Pembagian kelambu rutin integrasi dengan program ibu dan anak

5. Promosi, Advokasi dan Kemitraan dalam upaya Pengendalian MalariaSosialisasi pentingnya upaya pengendalian malaria merupakan hal yangpenting, sasaran kegiatan meliputi pengambil kebijkan, pelaksana teknis danmasyarakat luas. Komunikasi, Informasi dan edukasi (KIE) kepadamasyarakat luas dilakukan upaya promosi kesehatan Mengenai Malaria.Berikut beberapa kegiatan selama Tahun 2019 dalam mendukung promosi,Advokasi dan kemitraan dalam upaya pengendalian malaria:1) Pertemuan Reorientasi Eliminasi Malaria Wilayah Pembebasan2) Peringatan Hari Malaria Sedunia Tahun 20193) Pertemuan Review Forum Nasional Gebrak Malaria (FNGM) Komisi Ahli

Malaria

Gambar 10. - Foto Rangkaian kegiatan Hari Malaria sedunia di Bali. Penandatanganan komitmen EliminasiMalaria oleh 7 Gubernur di pulau Jawa dan Bali, Penyerahan Sertifikat Eliminasi Malaria tahun 2019 .oleh

Menteri Kesehatan RI kepada Kepala Daerah disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri~--~-r--~ --~--~

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/KegagalanAnnual Parasite Incidence (API) adalah jumlah kasus positif malaria per 1000penduduk pada satu tahun. Indikator tersebut digunakan untuk menentukantrend morbiditas malaria dan menentukan endemisitas suatu daerah, Salahsatu syarat suatu daerah masuk dalam fase pembebasan dan jugapemeliharaan yaitu API kurang dari 1 per 1000 penduduk. Tahun 2019 'i~rgetjumlah kabupaten/kota yang mencapai API <1 yaitu sebanyak 400kabupaten/kota. Dari angka tersebut telah berhasil melampaui target padatahun 2019 yaitu sebesar 464 kabupaten/kota.Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari keberhasilan berbagai indikatorpendukung, seperti:1. Persehtase Pemeriksaan Sediaan Darah

Persentase pemeriksaan sediaan darah adalah persentasi suspek Malariayang dilakukan konfirmasi laboratorium baik menggunakan mikroskop

.'

20

Page 30: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAK.!P P2PTVZ 2()'" Imaupun Rapid Oiagnostik Test (ROT) dari semua suspek yang ditemukan.Target yang diharapkan adalah di atas 95%. Capaian yaitu sebesar 97%dengan jumlah suspek sebanyak 1.256.040 dan Jumlah pemeriksaansediaan darah dikonfirmasi laboratorium sebanyak 1.212.909. (data per 9Januari 2019)

Grafik 6 - Capaian Persentase Pemeriksaan Sediaan Darah Tahun 2019

2. Persentase Pasien Malaria positif yang diobati sesuai standar ACTPersentasi Pasien Malaria positif yang diobati sesuai standar ACT(Arleinisinin based Combination Therapy) adalah proporsi pasien Malariayang diobati sesuai standar tata laksana malaria dengan menggunakanACT. Arlemisinin based Combination Therapy (ACT) saat ini merupakanobat yang paling efektif untuk membunuh parasit Malaria. Pemberian ACTharus berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Target capaianpengobatan ACT yaitu sebesar 90% dan capaian pada tahun 2019 yaitusebesar 91% dengan jumlah positif malaria sebanyak 212.626 dan jumlahpengobatan standar ACT sebesar 190.366. (data per 9 Januari 2019).

Grafik 7 - Capaian Persentase Pasien Malaria positifyang Diobati sesuai standar ACT tahun 2019

21

Page 31: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

f. Kendalalmasalah yang dihadapi dan pemecahan masalah

Kegiatan pencegahan dan pengendalian malaria di Indonesia telah rnencapai

target-target yang ditetapkan, namun masih terdapat permasalahan yang

menjadi tantangan antara lain sebagai berikut:

Tabel 8 - Kendala/masalah serta pemecahan masalah

• Kendala Pemecahan Masalah/RTL

1. Tingginya angka kejadian malaria di Pendampingan intensif;wilayah Papua pembentukan 5 malaria center

di Prov Papua; Permenkespenemuan kasus malaria olehkader malaria terlatih

2 Didaerah endemis rendah banyak Membuat surat edaran menteriterdapat daerah fokus malaria yang sulit untuk Bupati di wilayah-wilayah(tambang liar, illegal logging, tersebut; membuat permodelanperkebunan illegal, tambak terbengkalai) penanggulangan malaria di

daerah outdoor transmission dgadanya mobile migrantpopulation

3 Rendahnya capaian kasus malaria yang Sosialisasi penggunaan danadi lakukan penyelidikan epidemiologi di yang bisa dimanfaatkan untukwilayah endemis rendah dan bebas PE (Dana Dekon, DAK NON-malaria yang disebabkan keterbatasan FISIK,APBD, GF, Dana Desa,anggaran untuk PE dan Dana Kapitasi, ) ~ SE,

pertemuan program

4 Ketepatan dan kelengkapan pelaporan Pengembangan SISMAL V2yang belum optimal online dan sosialiasi sampai

tingkat fasyankes

5 Belum semua daerah pembebasan dan Pelatihan PE termasukpemeliharaan mempunyai pemetaan pelatihan pemetaan GIS,daerah fokus Pengembangan pemetaan fokus

di aplikasi SISMAL V2

6 Kurangnya tenaga mikroskopis malaria Refresing petugas uji silangtermasuk croscheker seluruh provinsi

7 Masih terjadi stock out OAM, dan logistik Peningkatan koordinasi antaramalaria lainnya pengelola progam dan

farmalkes. Pencatatan Stocklogistik di dalam aplikasiSISMAL V2

22

Page 32: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

2. Jumlah Kabupaten/Kota endemis yang melakukan pemberian obat massalpencegahan (POMP) FilariasisIndonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, ikut serta dalam KesepakatanGlobal yang ditetapkan oleh WHO untuk melaksanakan eliminasi Filariasis.Pemberian obat pencegahan massal (POPM) Filariasis adalah kegiatan utamadari program eliminasi Filariasis untuk mencapai goal eliminasi Filariasis dengantujuan memutuskan rantai penularan filariasis. Indonesia telah menetapkansebanyak 236 kabupaten/kota dari total 514 kabupaten/kota adalah daeranendemis filariasis

Sesuai dengan Permenkes No. 94 Tahun 2014 tentang penanggulangan Filariasis,yang dimaksud dengan Wilayah endemis Filariasis meliputi satuan kabupaten/kotayang ditentukan berdasarkan hasil survei data dasar prevalensi mikrofilariamenunjukkan angka mikrofilaria (microfilaria rate) lebih dari dan/atau sarna dengan1% (satu persen). Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal Filariasis yangselanjutnya disebut POPM Filariasis adalah pemberian obat yang dilakukan untukmematikan mikrofilaria secara serentak kepada semua penduduk sasaran diwilayah endemis Filariasis. POPM Filariasis wajib dilakukan pada sernuapenduduk usia 2 - 70 tahun di wilayah endemis Filariasis minimal 5 tahun berturut­turut dengan cakupan minimal 65%. Kombinasi DEC dan Albendazole diberikankepada semua sasaran di Kabupaten/Kota endemis Filariasis. Dampak daripemberian obat adalah penurunan transmisi aktif Filariasis ke tingkatan aman,yaitu <1% angka mikrofilaria pada penduduk yang tinggal di kabupaten/kotaendemis Filariasis. Apabila hasil Survei Evaluasi Prevalensi Filariasis sesudahPOPM Filariasis tahun ke 5 atau survei evaluasi penularan Filariasis menunjukkanangka microfilaria rate ;:; 1%, maka dapat dinyatakan masih memiliki risikopenularan Filariasis yang tinggi, maka POPM Filariasis diteruskan minimal dalam 2tahun berturut-turut.

a. Definisi Operasionalmerupakan angka absolut yang menunjukkan jumlah kabupaten/kota endemisyang melakukan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis baikyang tahun pertama/kedua/ketigal keempat/kelima ataupun POPM ulang tahunpertama/kedua pada tahun tersebut.

b. Rumus/cara perhitunganRumus perhitungan pencapaian indikator adalah jumlah kabupaten/kotamelakukan POPM Filariasis pada tahun tersebut.

c. Capaian IndikatorPada tahun 2019 dari Target jumlah kabupaten/kota endemis filariasis .yangmelakukan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) sebanyak 115kabupaten/kota berhasil dicapai sebanyak 118 Kabupaten/Kota atau denqanpresentase sebesar 102,6% dari target semula.

23

Page 33: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Grafik 8 - Target dan Capaian Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasisyang melakukan POPM Filariasis Tahun 2019

115

118

117,5

117

116,5

116

115,5

114,5

114

113,5

Target Capaian

Grafik 9 - Target dan Capaian Jumlah kab/kota endemis filariasisyang melakukan POPM Filariasis Tahun 2015 - 2019

20018016014012010080604020o

Grafik diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2015-2019 target jumlah kab/kotaendemis filariasis yang melakukan Pemberian Obat Pencegahan Massal(POPM) telah berhasil dicapai. Indonesia telah menetapkan sebanyak 236kabupaten/kota di Indonesia adalah endemis filariasis. Target dan capaianjumlah kab/kota endemis filariasis yang melakukan Pemberian ObatPencegahan Massal (POPM) bersifat fluktuatif tergantung waktu tahapaneliminasi kabupaten/kota endemis filariasis. Pada tahun 2019 sebanyak 118kabupaten/kota telah selesai melaksanakan POPM selama 5 tahun danmemasuki tahap surveilans, sedangkan 118 kabupaten kota masihmelaksanakan POPM filariasis.

Page 34: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf<lP P2PTvz 2()'" IGambar 11 - Status Program Eliminasi Filariasis Dunia berdasarkan amanat WHO tahun 2018'

Status Program Eliminasi Filariasis Dunia, WHO 2018

MDAltlOO%Geocraphical

Coverace

36 (50%)

AIIpIa-­...-.QoooI

c:-.-...-.c:-.

Gulp ............---..,_......--

lenin. 8ur1dNI Fuo'- .. co..... _.Em......._" G_.I.iMrio. _. __ •

....._pl. S;O"."_"

'.nuniA. u,...t..

Comoras , ..,..,.. Eri1ru~.Zi_5ooT...... ,,-.

Domini<On...... 1IIk-Indio. IndonesiaMyonmor......

Timot·LesteAmeric:en Samoa

F....tI~.T_F"oji. FSM. MoIoopIo. Somo..

",~ippiMs

(. ';, "1>, World Health~ Organization

Sebelum suatu negara endemis filariasis ditetapkan menjadi negara eliminasifilariasis, maka harus melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut antara lainPOPM Filariasis dengan cakupan geografis sebesar 100% pada seluruhpenduduk didaerah endemis filariasis usia 2-70 tahun selama 5 tahun, dankemudian berdasarkan survei ulang penularan filariasis tahap kedua di seluruhdaerah endemis menunjukkan tidak terjadi penularan, maka negara tersebutdapat ditetapkan sebagai negara eliminasi Filariasis, Terdapat 72 negaraEndemis Filariasis di dunia.Berdasarkan laporan WHO tahun 2018, terdapat 14 (19%) negara endemisFilariasis yang berhasil mencapai eliminasi, 7 negara (10%) memasuki tahapsurveilans paska POPM Filariasis, 36 negara (50%) tahap POPM Filariasisdengan cakupan geografis 100%, 11 negara (15%) tahap POPM Filariasisdengan cakupan geografis <100%, dan 4 negara (6%) belum melaksanakanPOPM Filariasis. Indonesia adalah salah satu negara endemis Filariasis ,yangsaat ini masih memasuki tahap POPM Filariasis dengan cakupan geografissebesar 100%. Artinya adalah seluruh kabupaten/kota endemis filariasis diIndonesia telah memulai tahapan POPM Filariasis. Indonesia telah menetapkan236 kabupaten/kota endemis Filariasis.Pada tahun 2019, sebanyak 118 kabupaten/kota masih melaksanakan POPMFilariasis selama 5 Putaran, dan 118 kabupaten/kota telah memasuki tahapsurveilans. Terdapat beberapa tantangan dalam eliminasi Filariasis di Indonesiadiantaranya jumlah penduduk yang sangat banyak (terbesar ke 4 didunia),wilayah yang sangat luas, serta kondisi geografis di beberapa daerah yangsangat sulit dijangkau.

25'

Page 35: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

d. Analisis penyebab keberhasilanPada tahun 2019 indikator jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yangmelakukan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis telahberhasil mencapai target yang telah ditetapkan dipengaruhi oleh komitmenpusat untuk menyediakan logistik, anggaran, legal aspek, serta asistensi teknisdalam penanggulangan filariasis sehingga dapat meningkatkan komitmenPemerintah daerah dan partisipasi masyarakat dalam penanggulanganFilariasis di daerah endemis melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal(POPM) Filariasis selama 5 tahun berturut-turut dengan cakupan > 65%sehingga dapat memutus rantai penularan.Sebelum tahun 2015 cakupan POPM Filariasis di beberapa kabupaten/kotasangat rendah. Upaya percepatan eliminasi Filariasis ini dimulai denganPencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) pada tanggal 1 Oktober2015 oleh Menteri Kesehatan RI di Cibinong Kabupaten Bogor. Denganpencanangan tersebut, maka menjadikan bulan Oktober sebagai "BulanPelaksanaan Eliminasi Kaki Gajah", dengan harapan bahwa adanya bulanPOPM Filariasis tersebut akan memacu seluruh lapisan masyarakat dari pusathingga daerah tergerak dengan serempak mendukung POMP Filariasis diwilayahnya, seiring dengan pemahaman yang semakin tinggi terhadappentingnya program pengendalian filariasis di Indonesia.

e. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai target indikatorBerikut adalah paya yang dilaksanakan untuk mencapai target indikator:1. Pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga)

Salah satu upaya strategis yang dilakukan untuk meningkatkan cakupanpemberian obat massal pencegahan (POPM) filariasis adalah denqanmenjadikan bulan Oktober sebagai "Bulan Eliminasi Kaki Gajah(BELKAGA)". Dengan adanya program Belkaga diharapkan seluruh lapisanmasyarakat dari pusat hingga daerah tergerak dengan serempakmendukung POMP Filariasis di wilayahnya, seiring dengan pemahamanmasyarakat yang semakin tinggi terhadap pentingnya program pengendalianfilariasis di Indonesia. Pada tahun 2019 telah dilaksanakan pencananganBelkaga Tingkat Nasional oleh Menteri Kesehatan RI di Kab. Malaka, NusaTenggara Timur pada tanggal 4 Oktober 2019. Pada pencanangan tersebutjuga diberikan sertifikat eliminasi filariasis kepada beberapa kabupaten/kota.

Gambar 12 - Pemberian Sertifikat Eliminasi Filariasis oleh Menteri Kesehatan RI

2(;

Page 36: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf<lP P2PTVL 2e'" I

2. Advokasi dan Sosialisasi Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)secara insentifSosialisasi POPM Filariasis secara aktif dan intensif dilaksanakan kepadaLintas Sektor dan Lintas Program terkait serta seluruh lapisan masyarakatuntuk meningkatkan cakupan dalam minum obat pencegahan Filariasis.Penyebarluasan informasi kepada masyarakat dilaksanakan melalui mediacetak (leaflet, spanduk, banner) maupun media elekronik (Iklan LayananMasyarakat).

Gambar13- SosialisasiPOPMFilariasismelaluiradio

3. Monitoring dan EvaluasiKegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk memantau prosespada tahap persiapan dan pemberian obat pencegahan massal filariasisserta mengevaluasi hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan POPMFilariasis. selain itu juga dilaksanakan pertemuan-pertemuan dalammendukung POPM Filariasis. Kegiatan ini dilaksanakan melalui :a. Bimbingan teknis dalam rangka penanggulangan filariasisb. Koordinasi LS/LP dalam rangka penguatan program pengendalian

Filariasisc. Koordinasi National Task Force Filariasis (NTF) dan Komite Ahli

Pengobatan Filariasis (KAPFI)d. Pencegahan Dinil Penanggulangan Kejadian Ikutan Minum Obat (POPM)

Filariasis dan Kecacingan terpadu .e. Rapat Koordinasi LS/LP dalam rangka peningkatan program filariasisf. Pertemuan persiapan implementasi regimen tiga obat (Ivermectin, .DEC,

dan Albendazole)g. Pertemuan pencatatan dan pelaporan filariasis

------- ------

27

Page 37: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf<lP P2PTVZ '20'" '1

4. Pengadaan bahan KIE dalam rangka POPM FilariasisSebagai sarana komunikasi, informasi, dan edukasi terhadap rnasyarakatterkait pelaksanaan POPM Filariasis maka telah dilaksanakan pengadaanberupa leaflet, poster, spanduk POPM, roll banner, buku kader, bukuPermenkes filariasis, komik bahaya dan pentingnya mencegah filariasis,serta penyiaran radio spot Filariasis.

5. Distribusi obat dan logistik ke daerah - daerah POPM FilariasisPengadaan bahan-bahan KIE, logistik dan serta obat donasi yang telahdiserahterimakan di Pusat harus segera dapat didistribusikan ke daerahsesuai perencanaan sebelumnya sehingga bisa dioptimalkan dalammelaksanakan kegiatan POPM filariasis.

f. Kendala/masalah yang dihadapi1. Kondisi geografis beberapa wilayah di Indonesia yang sulit terjangkau.

Kegiatan POPM Filariasis dilaksanakan untuk seluruh penduduk dikabupaten/kota endemis filariasis, dimana beberapa daerah tersebutmerupakan daerah terpencil dan kepulauan yang sulit aksesnya, sehinggapelaksanaan POPM Filariasis di daerah tersebut sulit menjangkau seluruhsasaran, terutama di desa-desa terpencil.

2. Adanya Kejadian Ikutan pasca POPM yang terjadi di masyarakat dapatmenurunkan angka partisipasi minum obat pada waktu POPM Filariasis

3. Kurangnya partisipasi masyarakat menyebabkan cakupan minimal minumobat yaitu <65%

g. Pemecahan Masalah1. Melakukan edukasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat umum

melalui berbagai media yang efektif dengan menggunakan pendekatankearifan lokal

2. Advokasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan komitmen dalammenjangkau daerah-daerah sulit dalam pelaksanaan POPM Filariasis, sertaMengoptimalkan mobilisasi tenaga kesehatan yang ada untuk menjangkaudaerah-daerah sulit dan terpencil.

3. Konsolidasi dan Penguatan jejaring Komisi Ahli penanggulangan kejadianikutan pasca POPM Filariasis baik di tingkat Pusat, Provinsi, danKabupaten/Kota untuk menanggulangi kejadian ikutan yang terjadi selamapelaksanaan POPM Filariasis

4. Pelaksanaan BELKAGA bukan hanya di Bulan Oktober tapi diperpanjangsampai Bulan Desember 2019 untuk meningkatkan cakupan POPMFilariasis di Kabupaten/Kota.

5. Pelaksanaan sweeping sehingga dapat meningkatkan cakupan POPMFilariasis

3. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria yang berhasil menurunkan angkamikrofilaria menjadi < 1%

28

Page 38: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai Permenkes NO.94 tahun 2014 tentang Pengendalian Filariasis yangdimaksud dengan daerah endemis Filariasis adalah daerah yang berdasarkansurvei data dasar prevalensi mikrofilaria menunjukkan prevalensi >1%.Dalam pengendalian Filariasis, sebelum suatu kabupaten/kota dinilai tingkattransmisi filariasisnya, kabupaten/kota tersebut harus telah selesai melaksanakanPemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis pada seluruh penduduksasaran di kabupaten/kota tersebut selama minimal 5 tahun berturut-turut denqancakupan pengobatan minimal 65% dari total jumlah penduduk. Kemudian setelah 6bulan dari pelaksanaan POPM Filariasis Tahun ke-5, maka dilaksanakan surveievaluasi prevalensi mikrofilaria. Jika dalam survei evaluasi mikrofilariamenunjukkan hasil <1% maka kabupaten/kota tersebut dapat menghentikankegiatan POPM Filariasis. tetapi jika hasil survei menunjukkan hasil >1% makakabupaten/kota tersebut harus meneruskan POPM Filariasis kembali selama .2tahun.

a. Definisi operasionalJumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka miktofilaria< 1% adalah jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang telah selesaimelakukan Pemberian Obat Pengobatan Massal (POPM) Filariasis selama 5tahun berturut-turut, kemudian 6 bulan setelahnya pada pemeriksaan darah jariberhasil menurunkan angka mikrofilaria (mf rate) menjadi < 1%.

b. Rumus I cara perhitunganakumulasi jumlah kabupaten/kota endemis yang berhasil menurunkan angkamikrofilaria menjadi < 1%.

c. Capaian indikatorPada tahun 2019 dari target jumlah kabupaten/kota berhasil menurunkan angkamikrofilaria <1 persen sebanyak 75 kabupaten/kota, berhasil dicapai sebanyak114 kabupaten/kota atau dengan pencapaian kinerja sebesar 152% seperti yangterlihat dalam grafik dibawah ini.

Grafik 10 - Jumlah Kab/Kota endemis filariasisberhasil menurunkan MF Rate <1% Tahun 2019

140

120

100

80

60

40

20

0Target

• Target

.Capaian

.%Capaian

Capaian %Capaian

Page 39: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

120

100

80

60

40

20

02015 2016 2017

• Realisasi• Target

Sumber data: Laporan Tahunan Subdit Filariasis dan Kecacingan Tahun 2019

Pada grafik di atas, tampak terjadi peningkatan jumlah kabupate~/kota e~~~~isfilariasis yang berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1.% dan tahun -2019. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya komltrne.n kabup~ten/kotadalam melaksanakan program pengendalian Filariasis melalui Pemberian ,ObatPencegahan Massal Filariasis selama minimal 5 tahun berturut-turut seh,mgga

dapat menurunkan angka mikrofilaria menjadi <1%

Dalam pengendalian Filariasis, sebelum suatu kabupaten/kota dinilai penurunanangka mikrofilarianya, kabupaten/kota tersebut harus melaksanakan PemberianObat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis pada seluruh penduduk sasaran dikabupaten/kota tersebut selama minimal 5 tahun berturut-turut dengan cakupanpengobatan minimal 65% dari total jumlah penduduk di kabupaten/kota tersebut,Berdasarkan uraian tersebut, keberhasilan penurunan angka mikrofilaria sangatbergantung pada partisipasi masyarakat untuk minum obat filariasis. Peninqkatanjumlah kabupaten/kota yang yang berhasil menurunkan angka mikrofilaria ,<1%akan berpengaruh terhadap capaian RPJMN yaitu kabupaten/kota denganeliminasi Filariasis.

a,

d. Analisis penyebab keberhasilan

Target Indikator jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angkarnikrofilaria <1 persen pada tahun 2019 telah tercapai. Hal ini dipengaruhi olehrneningkatnya kornitmen Pernerintah daerah dan partisipasi masyarakat dalatnp~n~ng.gulang.anFilariasis rnelalui Pernberian Obat Pencegahan Massal (POPM)Fllanasls sehmgga dapat rnernutus rantai penularan. Hal ini juga diperkuatdengan Pelaksanaan karnpaye nasional Bulan Elirninasi Kaki Gajah (BELKAGA)pada Bulan Oktober dirnana seluruh Kabupaten/Kota Endernis filariasis serentakrnelaksa~akan POPM ~ilariasis. Upaya tersebut sesuai dengan hasH penelitianpara ahh yang rnenunJuk.kan.ba.hwa cakupan rninum obat yang efektif dapatrnenurunkan a~gka mikrofltarla. Selain itu, pembangunan fisik danperkemban~an dl daerah - da,erah endemis juga semakin meningkat sehinggarnengurangl ternpat-ternpat penndukan nyarnuk vektor filariasis.

30

Page 40: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf<lP P2P1VZ 20'" Ie. Upaya yang dilaksanakan mencapai target indikator

1. Peningkatan cakupan POPM Filariasis di atas cakupan minimal (>65%) ~Berbagai upaya strategis dilaksanakan dalam meningkatkan cakupan P·OPMFilariasis pada daerah-daerah yang sedang melaksanakan POPM Filariasisdiantaranya :a. Pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) tingkat nasional olen

Menteri Kesehatan RI di Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timurb. Advokasi dan sosialisasi Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)

Filariasis secara Intensif.c. Bimbingan teknis dalam rangka penanggulangan filariasisd. Koordinasi LS/LP dalam rangka penguatan program pengendalian

Filariasise. Koordinasi National Task Force Filariasis (NTF) dan Komite Ahli

Pengobatan Filariasis (KAPFI)f. Pencegahan Dinil Penanggulangan Kejadian Ikutan Minum Obat (POPM)

Filariasis dan Kecacingan terpadug. Rapat Koordinasi LS/LP dalam rangka peningkatan program filariasis'h. Pertemuan persiapan implementasi regimen tiga obat (Ivermectin, DEC,

dan Albendazole)i. Pertemuan pencatatan dan pelaporan filariasisj. Pengadaan Bahan KIEk. Distribusi obat dan logistik ke daerah

2. Pelaksanaan Survei Evaluasi Pevalensi Mikrofilaria3. Pengadaan Bahan Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria

f. Kendala/masalah yang dihadapi1) Kondisl geografis beberapa wilayah di Indonesia yang sulit terjangkau.

Kegiatan POPM Filariasis dilaksanakan untuk seluruh penduduk dikabupaten/kota endemis filariasis, dimana beberapa daerah tersebutmerupakan daerah terpencil dan kepulauan yang sulit aksesnya, sehinggapelaksanaan POPM Filariasis di daerah tersebut sulit menjangkau seluruhsasaran, terutama di desa-desa terpencil.

2) Adanya Kejadian Ikutan pasca POPM yang terjadi di masyarakat dapatmenurunkan angka partisipasi minum obat pada waktu POPM Filariasis

3) Kegagalan dalam Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria menyebabkankabupaten/kota tersebut harus mengulang POPM Filariasis selama 2 tahun.Hal ini menyebabkan berkurangnya capaian indikator Jumlah kab/kotaendemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria < 1%.

g. Pemecahan Masalah1) Advokasi dan Sosialisasi kepada Lintas Program, Lintas Sektor dan

masyarakat pentingnya cakupan POPM Filariasis > 65% untuk dapatmemutuskan rantai penularan Filariasis.

2) Melakukan edukasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat umummelalui berbagai media yang efektif dengan menggunakan pendekatankearifan lokal pentingnya minum obat filariasis untuk memutus rantaipenularan

31

Page 41: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

3) Advokasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan komitmen dalarn

menjangkau daerah-daerah sulit dalam pelaksanaan POPM Filariasis, serta

Mengoptimalkan mobilisasi tenaga kesehatan yang ada untuk menjangkau

daerah-daerah sulit dan terpencil dalam upaya meningkatkan cakupan

POPM ~

4) Konsolidasi dan Penguatan jejaring Komisi Ahli penanggulangan kejadian

ikutan pasca POPM Filariasis baik di tingkat Pusat, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota untuk menanggulangi kejadian ikutan yang terjadi selama

pelaksanaan POPM Filariasis

5) Advomasi terhadap kabupaten/kota yang gagal menurunkan prevalensi

mikrofilaria < 1% agar lebih meningkatkan cakupan minum obat pada POPM

ulang selama 2 tahun agar berhasil memutus rantai penularan filariasis

4. Persentase Kabupaten/Kota yang melakukan pengendalian vektor terpadua. Definisi operasional

Kabupaten/Kota yang melakukan pengendalian vektor dengan dua atau lebihmetode pengendalian

b. Rumus I cara perhitunganKabupaten/Kota yang melakukan pengendalian Vektor Terpadu

x 100 %

Jumlah seluruh Kabupaten/Kota

c. Capaian indikatorTarget tahun 2019 terhadap indikator Persentase Kabupaten/Kota yangmelakukan pengendalian vektor terpadu (PVT) sebesar 80% dengan capaiansebesar 88,72 % (sama dengan 330 kabupaten/kota) atau persentase capaiansebesar 110,9 %

Grafik 12 - Perbandingan target dan capaian Kabupaten/Kota yang melakukanPengendalian Vektor Terpadu dari tahun 2015 - 2019

r

!II

• Target • Realisasi

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa mulai tahun 2015 sampai dengan tahun2018 terlihat peningkatan jumlah kabupaten/kota yang melakukan pengendalianvektor terpadu. Pada tahun 2015, capaian terhadap indikator persentase

'32

Page 42: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

kabupaten/kota yang melakukan pengendalian vektor terpadu sebesar 42,2%,kemudian pada tahun 2016, capaian terhadap indikator sebesar 50%, dan padatahun 2017, capaian terhadap indikator sebesar 60,70. Sedangkan tahun 2018,persentase kabupaten/kota yang melakukan pengendalian vektor terpadusebesar 71.79% atau persentase realisasi capaian sebesar 103% dari tagetyang telah ditetapkan.Grafik diatas juga menunjukkan bahwa antara target dan pencapaian kinerjadari tahun 2015 sampai dengan 2018 terealisasi rata-rata diatas 100%, danuntuk target 2019 diharapkan dapat tercapai dan terealisasi sesuai dengantarget yang telah ditetapkan.

Grafik 13 - Persentase kabupaten/kota yang telah melakukan PVT di Indonesiasam ai den an tahun 2019

40,00% ... -_.._.. ..... -.11-.1.......... .,.-II-........... _..

luOO%~I~... ~~~~~.~HH~~~ .. ~~.-~~~~~-.

--

Provinsi dengan Persentase Kab/Kota yang MelaksanakanPengendalian Vektor Terpadu (PVT), 2019

120,om

100,(()%

SO,OOlI....t+-.. +I~~~~~HH~-.;-I~ .. -.-II-=-~-~.-.--.-It-+---t

6O,00lI-"~H--""'-+-1"'''''''f-+-;''''''I-+-''~H--'''''-+-1I'''''''!-.-'' _____

d. Analisis penyebab keberhasilanDirektorat P2P1VZ melakukan beberapa upaya yang berkesinambungan dalammencapai indikator, diantaranya :

Pelaksanaan advokasi dan sosialisasi ke stakeholder untuk mendapatkandukungan dan komitmen, termasuk penyediaan anggaran untuk programpencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotikMenggalang kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program untukmendapatkan dukungan program kegiatan pengendalian vektorMelakukan revisi terhadap regulasi yang mengatur tentang pengendalianvektor berdasarkan masukan-masukan dari para praktisi, pakar sertaevaluasi program yang bertujuan agar regulasi yang mengatur terkait halpengendalian vektor dapat terlaksana dengan baik dan implementatifPeningkatan kuantitas dan kualitas tenaga entomolog kesehatan di sernuainstansi terkait (Pusat, UPT, Dinas kesehatan provinsi dan kab/kota)

• Pembinaan serta koordinasi secara berkesinambungan terkait PVT kedaerah dan UPT

• Distribusi alat bahan surveilans dan pengendalian vektor ke daerah danUPT

• Meninqkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada petugaskesehatan dan masyarakat.

Page 43: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

e. Upaya yang dilaksanakan mencapai target indikatorBeberapa upaya tersebut diatas yang telah dilakukan dalam kegiatan-kegiatansebagai berikut , antara lain:1. Menyusun regulasi serta juknis terkait PVT sebagai pedoman di daerah

dalam melakukan pengendalian vektor2. Melakukan survei perilaku penggunaan kelambu (KAP) di beberapa lokasi

yang masih endemis malaria untuk mengetahui tingkat pengetahuan sikapserta perilaku masyarakat tersebut dalam menggunakan kelambu yang telahdidistribusikan, sehingga dapat memberi informasi, evaluasi dan masukandalam menentukan kebijakan terkait metode pengendalian yang tepat

3. Melakukan uji resistensi vektor terhadap insektisida yang digunakan olehprogram pengendalian vektor. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasiefektivitas insektisida yang telah digunakan dan akan digunakan untukprogram pengendalian vektor.

4. Melakukan sosialisasi, pembinaan, pengawasan serta evaluasi ke DinasKesehatan provinsi, kabupaten dan kota tentang pentingnya melakukanupaya pengendalian vektor secara terpadu sebagai kunci sukses upayapengendalian vektor. Upaya ini dilakukan pada saat pertemuan-pertemuannasional ataupun regional. Untuk mendukung upaya kegiatan ini, programmemasukkan kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk mencapai tujuantersebut pada RKAKL DIT. P2PTVZ TA 2019, diantaranya :- Pengadaan media KIE serta media advokasi terkait PVT- Pertemuan koordinasi teknis dan pemantapan pelaksanaan PVT

(dilakukan per regional wilayah Indonesia)- Bimbingan teknis pengendalian vektor terpadu ke daerah- Monitoring dan evaluasi pengendalian vektor terpadu

5. Revitalisasi dan peningkatan kuantitas serta kapasitas tenaga entomologikesehatan (Entokes) di daerah (provinsi, kabupaten dan kota) dan UPT(BB/BTKLPP dan KKP), melalui pelatihan-pelatihan. Pada tahun 2019, Pusatmemfasilitasi peningkatan kuantitas serta kualitas SDM Entokes di daerah ..Upaya pusat dalam peningkatan kapasitas SDM dilakukan dengan caramelakukan pembinaan ke daerah dan pada saat pertemuan nasional baikdalam bentuk pelatihan ataupun koordinasi teknis.Upaya pusat dalam peningkatan kuantitas entokes didaerah, masih menjaditantangan besar bagi program mengingat adanya otonomi daerah, dirnanakewenangan terkait jabatan/SDM sepenuhnya dilimpahkan ke Daerah(dalam hal ini melalui BKD), namun pusat telah berupaya dengan caramelakukan sosialisasi dan advokasi ke Pemda/Pemko tentang peran danpentinqnya tenaga tersebut di daerah, dengan harapan akan dibukaformasi/ABK untuk jabatan entomologi di daerah sebagai salah satu jabatan •tenaga kesehatan.

6. Memberikan alokasi dana ke daerah berupa Dana Dekon untuk rnenunianqkegiatan surveilans vektor di daerah .

f. Kendala/masalah yang dihadapiDalam proses pencapaian tersebut, terdapat beberapa kendala dan masalahyang ditemui baik dari segi penganggaran (adanya kebijakan efisiensi

34-

Page 44: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

..

anggaran), sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana (Iogistik) sertasistem/mekanisme yang berjalan.1. Sumber daya manusia (SDM)

Dalam rangka pengendalian vektor yang terarah dan tepat sasaran perludidukung oleh tenaga entomolog kesehatan yang kompeten di tingkatRumah Sakit, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi danKementerian Kesehatan. Tenaga entomolog kesehatan mempunyaikompetensi melakukan survei vektor, memahami dan mengembangkanpenggunaan bahan dan peralatan pengendalian vektor, melaksanakanpengendalian vektor, melakukan anal isis faktor risiko terhadap peningkatankepadatan vektor dan kasus penyakit, merancang dan mengembangkanmetode serta membuat perencanaan pengendalian vektor.Selama ini pemenuhan tenaga entomolog kesehatan (entokes) sangatterbatas. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga/SDM entokes secara nasionalmasih sangat kurang. Jumlah SDM entokes di daerah (dinkes provinsi dandinkes kab/kota) secara nasional hanya ada 111 orang dari estimasikebutuhan yang seharusnya berjumlah minimal 11.384 tenaga entokes, danPusat baik di Ditjen P2P dan UPT-nya (KKP dan BTKL) hanya ada sebanyak48 orang dari estimasi kebutuhan yang seharusnya berjumlah minimal 265tenaga entokes.

2. PenganggaranPada tahun 2019, Dit. P2PTVZ telah menganggarkan kegiatan yangmendukung pencapaian indikator kab/kota yang melakukan PVT di tingkatPusat (Subdit Vektor dan BPP), UPT (KKP dan BTKL) maupun daerah (danadekon di Provinsi) yang dialokasikan sesuai kebutuhan dan besaranmasalah. Namun, kebijakan penganggaran untuk kegiatan yang mendukungkinerja dan tujuan program yaitu pengendalian vektor secara terpadu dikab/kota melalui APBD masih belum optimal/belum menjadi prioritas bahkanbanyak daerah yang belum menganggarakan untuk keqiatan ' yangmendukung pencapaian target tersebut.

3. Sarana Prasarana/LogistikSarana dan prasarana terkait vektor merupakan salah satu sumber dayayang mendukung upaya surveilans serta pengendalian vektor. DirektoratP2PTVZ telah melakukan pengadaan sarana prasarana berupa alatsurveilans vektor serta alat pengendalian vektornya dan mendistribusikannya ke UPT serta daerah. Hal ini dilakukan secara berkesinambunganmengingat adanya keterbatasan anggaran.

4. Mekanisme/SistemSelain faktor-faktor utama tersebut diatas (Penganggaran, sarana prasaranaserta SDM), yang menjadi tantangan program dalam mencapai indikatorkab/kota yang melakukan PVT adalah :- Intervensi/pengendalian vektor dengan cara kimia dengan penggunaan

insektisida masih menjadi prioritas di beberapa daerah.- Partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam pengendalian vektor secara

terpadu yang masih rendah serta dukungan dari LS terkait masih kurangoptimal. Pengetahuan dan pengalaman empiris menunjukkan bahwapengendalian vektor yang paling tepat adalah denganpartisipasi/keterlibatan serta kesadaran masyarakat yang tinggi dan

35"

Page 45: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

hampir setiap masalah kesehatan bersifat multifaktorial sehinggamemerlukan keterlibatan dan dukungan multidisiplin dan multi sektor.Oleh karena itu pola kemitraan dan jejaring kerja sama sangat dibutuhkan

- Semakin meningkatnya resistensi vektor terhadap insektisida karenapenggunaan insektisida yang tidak tepat. Hal ini disebabkan kerenapenggunaan insektisida serta alat pengendalian vektor belum sesuaidengan standar pengendalian vektor.

- Pengembangan Web Silantor mulai tahun 2019 untuk mendukungmekanisme penginformasian/sistem informasi dan manajemen datapengendalian vektor terpadu. Hal ini disebabkan karena keterbatasanSDM entokes dan anggaran daerah untuk melakukan kegiatan yangmendukung program pengendalian vektor secara terpadu.

g. Pemecahan MasalahStrategi yang dapat dilaksanakan untuk memecahkan kendala/masalah dalarnpelaksanaan pengendalian vektor terpadu (PVT) adalah• Peningkatan advokasi dan sosialisasi LS/LP secara berkesinambungan

tentang urgensi PVT.• Peningkatan keterpaduan/integrasi program serta mekanisme

penginformasian laporan/data, melalui Web Silantor.• Peningkatan profesionalisme SDM serta kuantitas dan kualitas SDM dalam

hal ini tenaga Entokes• Peningkatan dukungan peraturan/regulasi dalam pengendalian vektor

5. Persentase Kabupaten/Kota dengan IR :S 49/100.000 pendudukDemam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yangdisebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2 - 7 hari disertai dengarimanifestasi perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia). Adanyahemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit ,asites, efusi pleura, hipoalbuminemia) dapat disertai gejala - gejala tidak khasseperti nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bolamata.Di Indonesia kasus DBD berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakinmeningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas.Cara yang dapat dilakukan saat ini dengan menghindari atau mencegah gigitannyamuk penular DBD. Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang pentingpada saat ini adalah melalui upaya pengendalian nyamuk penular dan upayamembatasi kematian akibat DBD. Atas dasar itu maka upaya pengendalian DBDmemerlukan kerjasama dengan program dan sektor terkait serta peran sertamasyarakat. Hal tersebut bertujuan agar dapat meningkatkan persentasekabupaten/kota yang mencapai angka kesakitan DBD kurang dari atau samadengan 49 per 100.000 penduduk, menurunkan angka kematian akibat DBDmenjadi kurang dari 1% dan membatasi penularan DBD dengan mengendalikan •populasi vektor sehingga angka bebas jentik (ABJ) diatas atau sama dengan 95%.

Page 46: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PTVZ 20'" Ia. Definisi Operasional

Persentase kab/kota dengan angka yang menunjukan kasus/kejadian penyakitdalam suatu populasi pada waktu tertentu s 49/100.000.

b. Rumus/Cara perhitunganJumlah Kabupaten/Kota dengan IR DBD s 49/100.000 penduduk dibagi jumlahtotal kabupaten 1 kota pada tahun yang sama.

c. Capaian indikator1. Target dan Realisasi

Capaian Indikator Persentase kabupaten 1 kota dengan IR s 49/100.000

penduduk sebesar 63,81% atau realisasi capaian sebesar 93,83% (data pertanggal 24 Januari 2019). Jika dibandingkan dengan target tahun 2019sebesar 68% maka bisa disimpulkan bahwa indikator ini tidak tercapai.

Grafik 14 - Target dan Realisasi Indikator Tahun 2019

t

I68

67

66

65

64

63

62

61

TarBet capaian

Jika dilihat dari grafik diatas dari target selama tahun 2015 - 2019, realisasikinerja untuk persentase kabupaten 1 kota dengan IR s 49/100.000 penduduk

Target dan Capaian Indikator Persentase Kab/KotaYang Mencapai IR < 49/100.000 penduduk

90

8070

60SO40

30

20

l100

2015 2016 2017 201S 2019

• Target • Capaian

--------------------------

37

Page 47: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr<lP P2PiVZ 20'" Iyang tidak tercapai sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 2016 dan tahun 2019dimana pada tahun tersebut terjadi KLB OBO lebih banyak dari biasanya.

Grafik 16 - Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2019

140

120

100

80

60

40

20

0

2015 2016 2017 2018 2019

_ RealisaslKlnerja - (apaian kinerja

Oari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian indikator kinerja pernah mengalamimencapai angka lebih dari 100% atau melebihi dari target yang ditentukan.Capaian Kinerja diatas 100% terjadi pada tahun 2015, 2017 dan 2018.

Grafik 17 - Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2015 - 2019

W18"1!6'IIIRealiSes,;3M3 '"'!.16 kabll<gta! •

W!6"~RtaIWasl =53.31 '"'(Z74I<ab11<ota)• • RooIIw<I. 6l.II!1j;

(1Z·~1

2. Analisis penyebab kegagalan atau penurunan kinerja serta alternative solusiyang telah dilakukan:a. Analisis Penyebab Kegagalan atau penurunan kinerja:

• Perubahan iklim, pemanasan global dan musim penghujanberkepanjangan sehingga menyebabkan potensi kenaikan kasus OBO.

• Belum optimalnya dukungan pemerintah daerah dalam pengendalianOBO.

• Perluasan wilayah kabupaten/koat endemis OBO.• Sulitnya pembudayaan PSN 3M Plus pada masyarakat karena

kurangnya dukungan pemerintah daerah.• Perilaku masyarakat untuk hidup sehat belum menjadi budaya.

2011",64,",R_a:s."Sl.52'"'(419Iu1b1kcu)

wt; ~6OlIIReallU$': 66.93 'HI1344 k""otaJ

38

Page 48: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

b. Alternatif solusi yang telah dilakukan:

• Peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan PSN 3M Plusdengan Gerakan 1 rumah 1 jumantik, Pada tahun 2019 tercatat hanya.123 kab/kota atau 23,93 % dari 24 provinsi yang sudah melaporkansecara resmi melalui SK Jumantik baik yang dikeluarkan oleh KepalaDinas Kesehatan atau oleh Kepala Daerah.

• Pemanfaatan tekhnologi tepat guna yang aplikatif di masyarakat(Ovitrap) untuk mengurangi populasi nyamuk dewasa.

• Peningkatan kualitas dan kemampuan penemuan kasus di masyarakat(Surveilans Berbasis Masyarakat).

• Peningkatan kemampuan dan sarana prasarana dalampenatalaksanaan kasus di FKTP (Fasilitas Kesehatan TingkatPertama)

• Peningkatan kerjasama lintas sektor dan Iintas program khususnyadengan Kemendagri, PUPERA, Kemendiknas, Kemenag.

• Mengeluarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan NomorPV.02.01/Menkes/538/2019 tanggal 30 September 2019 ditujukankepada Gubernur di Seluruh Indonesia tentang KesiapsiagaanPeningkatan Kasus DBD.

• Mengeluarkan Surat Edaran Direktur Jenderal NomorHK.02.02/IV/3018/2019 tanggal 9 Desember yang ditujukan KepalaDinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota di Seluruh Indonesia tentang KesiapsiagaanPeningkatan Kasus DBD.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator1. Pertemuan Finalisasi Permenkes Pengendalian Demam Berdarah Dengue'

dengan mengundang Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kotadan Tim Ahli

2. Fasilitasi Terkait NSPK arbovirosis di Indonesia3. Pelaksanaan pengadaan alaUbahan pencegahan dan pengendalian

arbovirosis.4. Pelaksanaan pengadaan Media Promosi.5. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan surveilans Arbovirosis. :6. Pendampingan Investigasi Peningkatan Kasus dan SKD/KLB/Penyakit

Arbovirosis lainnya.7. Gerakan masyarakat dalam rangka advokasi dan sosialisasi arbovirosis

terpadu.8. Koordinasi teknis LS/LP Arbovirosis.9. Orientasi Program DBD/Arbovirosis lainnya.10.Bimbingan Teknis Arbovirosis.

e '

e. Kendala/Masalah yang dihadapi

Page 49: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr\!P P2PTv'Z. 20'" I• Belum semua provinsi memiliki kabupaten/kota yang melaksanakan keqiatars

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Berdasarkan laporan yang ada, pada tahun2019 tercatat 123 kab/kota atau 23,93 % dari 24 provinsi.Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam manajemenpenatalaksanaan kasus DBD belum dilaksanakan diseluruh kabupaten/kota.

• Kebutuhan logistik untuk pengendalian DBD yang dapat dipenuhi olehanggaran yang bersumber dari pusat belum mencukupikebutuhan/permintaan semua kabupaten/kota.

• Ketepatan pengiriman laporan DBD dari provinsi masih dibawah 80 %. Secaranasional baru mencapai 45,59 %.

f. Pemecahan Masalah• Peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan Gerakan 1 Rumah 11

Jumantik diharapkan dapat berjalan secara optimal di seluruh kabupaten/kota.• Pelatihan I on the job training I sosialisasi tentang pengendalian DBD dapat

dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusiadalam manajemen penatalaksanaan kasus DBD.

• Mengoptimalkan dana DAK untuk pemenuhan kebutuhan logistik yangmendukung pengendalian DBD.

• Montoring dan pembinaan kepada dinas kesehatan provinsi dalam manjemanprogram.

6. Persentase Kabupaten/Kota yang Eliminasi Rabiesa. Definisi operasional

Eliminasi rabies adalah menghilangkan kasus rabies (Lyssa) di suatu daerah(kabupaten/kota), dimana kasus lyssa kurang dari 1 (satu) selama 2 (dua)tahun berturut-turut.

b. Rumus I.cara perhitunganJumlah kabupaten/kota yang kasus Iyssanya kurang dari 1

selama 2 tahun berturut-turutx 100%

Jumlah total kab/kota yang mempunyai kasus lyssapada tahun yang sama

c. Capaian indikator• Tahun 2019 didapatkan sebanyak 197 kabupaten/kota yang eliminasi rabies

atau memiliki kasus lyssa kurang dari 1 selama 2 tahun berturut-turut ataudengan persentase sebesar 74,6%. Sementara target capaian tahun 2019yaitu sebanyak 225 kabupaten/kota atau 85% kabupaten kota yang eliminasirabies. Sehingga capaian kinerja indikator tahun 2019 terhadap targetsebesar 87,76%

• Pada tahun 2015 - 2018 capaian indikator kabupaten/kota eliminasi rabiesselalu mencapai target yang ditetapkan

4-0

Page 50: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

• Meskipun jumlah kabupaten/kota eliminasi rabies bertambah dari tahun 2018ke tahun 2019, namun target yang telah ditetapkan tidak tercapai.

Grafik 18 - Persentase Kab/Kota yang eliminasi rabies100%

90% 85% 87.76%

8C1'10 74.60%

70%

6C1'10

5C1'10

4C1'10

3C1'10

2C1'10

10%

0%

Target Capaian Kinerja

Grafik 19 - Perbandingantarget dan capaian terhadap jumlah Kabupaten/Kotayang eliminasiRabies tahun 2015 - 2019

9C1'/o

80%

70%

60%

5C1'/o

40% 25% 26%

30%

2C1'10

10%

0%2015

55% 55%

40% 40%

2016 2017

• Target • Capaian

70% 70.50%

2018

85%

2019

Grafik 20 - Perbandingantarget dan capaian terhadap Jumlah Kabupaten/kctayang eliminasirabies tahun 2015 - 2019

250

200 185 186

145 145150

106 106

100

II66 69

50 II0

2015 2016 2017 2018

• Target • Capaian

225

2019

Page 51: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

d. Analisis penyebab keberhasilan

• Koordinasi dan kolaborasi multisektoral dari tingkat petugas di lapangansampai tingkat pemangku kebijakan masih kurang.

• Rabies center yang ada belum berfungsi secara optimal• Jarak Puskesmas/ rabies Center jauh dari masyarakat yang membutuhkan.

• Belum semua pihak berkomitmen terhadap Pengendalian Rabies ••• Masih kurangnya pengetahuan masyarakat sehingga belum semua

masyarakat melaporkan GHPR ke Puskesmas dan datang ketika gejalasudah muncul (terlambat untuk mendapatkan VAR dan/atau SAR).

• Cakupan VAR hewan kurang sehingga kasus GHPR tetap tinggi.

e. Upaya yang dilaksanakan mencapai target indikator

• Melakukan bimbingan teknis dan supervisi pengendalian penyakit zoonosiske wilayah endemis rabies

• Melakukan advokasi pencegahan dan pengendalian zoonosis

• Menyusun Permenkes Pengendalian Rabies• Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor pengendalian rabies

di wilayah endemis tinggi

• Melakukan ToT pengendalian rabies dengan pendekatan One Health.

• Melakukan sosialisasi pengendalian rabies bagi anak sekolah• Perayaan Hari Rabies Sedunia di Nusa Tenggara Barat• Membuat media KIE sebagai alat promo kesehatan untuk meningkatkan

kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman rabies• Pengadaan VAR dan SAR untuk pencegahan dan pengendalian rabies

• Melakukan assessment, monitoring evaluasi Rabies Center• Melakukan review roadmap pengendalian rabies

f. Kendala/masalah yang dihadapi• Kondisi alam di Indonesia yang masih banyak wilayah pegumlngan

menyulitkan pengendalian rabies pada hewan penular rabies ..

• Keterbatasan sumber daya dalam pengendalian rabies di tingkat kabupatenkota, salah satunya tenaga kesehatan hewan yang masih belum merataketersediaannya

• Keberadaan rabies center yang masih belum optimal• Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mejadi pemilik hewan yang

bertanggungjawab

g. Pemecahan Masalah• Penguatan koordinasi multisektoral dalam pengendalian rabies dan adanya

komitmen yang kuat dari setiap pihak dalam upaya penceqahan: danpengendalian rabies.

• Mengoptimalkan rabies center yang ada dan menambah jumlah rabiescenter sesuai petunjuk teknis yang ada

• Penyebaran media KIE dengan mendistribusikan ke provinsi pada saatmelakukan bimbingan teknis dan supervisi, maupun advokasi

• Pemanfaatan dana desa untuk optimalisasi pengendalian rabies di tingkatdesa

Page 52: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

B. REALISASI ANGGARAN

1. Realisasi per masing - masing indikator

Berdasarkan indikator kinerja di Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tular Vektor dan Zoonotik, berikut disajikan realisasi anggarannya.

Tabel 9 - Indikator Kinerja bersanding Pagu Anggaran dan Realisasi

1. Jumlah Kabupaterr/Kota dengan API<1/1.000penduduk

dengan IRDBD<

10.538.437.000 9.994.803.400 94,84

12.030.508.000 11.680.097.809 97,09

12.966.602.000 11.697.971.150 90,22

6.917.332.000 6.635.052.450 95,92

6.793.948.000 6.571.450.602 96,73

2. Jumlah Kabupaten/Kota endemis yangmelakukan pemberian obat massal pencegahan(POMP)Filariasis

3. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariaberhasil menurunkan angka mikrofilaria< 1%

4. Persentase Kabupaten/Kota yang melakukanpengendalian vektor terpadu

6. Persentase Kabupaten/Kota yang eliminasiRabies

Pada tahun 2019, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor,dan Zoonotik telah melakukan Revisi Anggaran sebanyak 4 kali.

Pada awal diterima, pagu Anggaran sebesar Rp. 68.343.875.000,-, kemudian

dilakukan Revisi ke-2 pada tanggal 6 Mei 2019 menjadi sebesar Rp'

73.806.177.000,-, kemudian dilakukan Revisi ke-3 pada tanggal September ~019

dimana pagu anggaran tetap sama namun dilakukan buka blokir, kemudian Revisi

ke-4 pada tanggal4 Desember 2019 dengan pagu sebesar Rp 136.714.698.000,-

2. Realisasi per layanan output

Berikut disajikan Realisasi per layanan output berdasarkan DIPA terakhir tahua

2019.

Page 53: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

tAr<lP PZPivz 'Z()'" Iran tahun 2019 Direktorat P2PTVZ per layanan output

1 .-tt'Z.:_!l'll:1 (lUI

4ts:;,! .VO:J 00:) 41:.1.1~:1/(I(J 'a/'SoKJ

1W,!)fi4 '(KKJ U.(J....1~ 101 ~!1~

~ dnkurnvn 1 :J 1(1 l:..ov nu, 1 l\tl_Vl~..!I(J(J ".....z l1jl UQltIU , ~Wl -"l(K) U(IO 1~rV.lti!J()U V.,,~

~J n"""IH , I(JO.! tiO::J (J(XJ I (J"'-:tlU:1~(JO \1\1 :'L!

ti~ tH'lloIl-S-1 "'tIM tHKI (1(10 "'tI.:11:1(I(J(1 ,1\, ,~

::1~ "",,,,~Uo .ef..oHM_,"~J(J(KI .ef 11;.lVU.04 1~1 \I.ef(18!

1(I JiHrUli j "!Il(I..(JA:.1 (I(}(I :1~Oj.:1.!'tTtI'!'I(J "......l'oHl'"lo:*~"lII{,'ld""l #·_II::I ..... I'i:blJI_.... ,

l:i:~n:.:. 1..tf~_.(O:I(I(KI l.'-1;t:1 ....~/(IO:Jl "\1 .:n

I:.! IMn~ :1~:1'~I(IO:I ::1 .. /"!I_tf~~_~.(I(J SI.etA'

.. ;: lV 1.M...,..,.... ", .tf::1 ..'i,l"fl i'CJoI! (IOU .:KJ_'14A,,M-";;1.\,1{IO ,,;, I'!I

...1 t..y...,UaU'1 ~.oH''ioj_iHtr .. (I(XJ !'Iifi';:~;':;;.!(I.:1.$1(J(1 '*''iJ(!il

:t~ l..o:tY"'''ilUl :l':t(I:~::1W(I(XI Zi: .Ooft""" 11'i.t"" _'!)(J(J .... U

:.lL...;t,,.,,,'W:I ;,un ~(J(J(I<J(J 2/t1es"';':'(I(JO '''' 11

1;,t!) L.Hy.. ".ul , IA,(J_.;:tet ooo 1/:1'VtI~:1.!'1(I(J """"

" .., LwYN'IHU ;l'\l'~:,nU()otX:1 4l/~,"'ilA/l0(J \l4I~ •

d;,rII'''IU ..:Jtbct_''nl"'''~J4k''41'""'·(N' ...." :..l\l.,....;f~(J(XJ Qt '~f'f"~F 1(1(J ..,.. ""

.. ;.!ti L.ioIytUllHI :'!\I"':iH,"""UO;I :1"(1 :.1\11 (J()(} \t4~

:il~ LNy ...n~HI :1ti~OM<J(.J(J :1"t\~tI(J!\(J(J"J \f"'1'(1

, i...bI~'W.r1 ~ I~ ItkJ ()(Xl ~!H't:1?jtBJ(J(J Y;ltlit

:.!4.!I1...M,...arWI.'I :z.!.~.tttt'J,l~(I(J(I ;.!1 tti'~V(I't~(I'" ....~(to'

l:;.!o:f i...oIty.alewzi I(J.~:1o."'I4:1/ (10(1 V5t'it-4l1(J;i,.(!(I(.I ..,~,...."

)tt1'1~1."1·!N:-';f·-t<.t

u ...a l"'rp;.f_ldaIIIl~!." ,I ii:.aill~. d".-. I U ....t: ....~1 W.=t~XJ(loa 'ioI(I.:1'V~~('(1 .... (.1 ,"WI

-:1(1 !.M·,'M~wn 't.I.oCjl ..:t~J<I<XJ "':;Z-4.<!I('O_(.Ia;:ICJ ".. ,...

:1"'1 ..... ,'"U:lWll 1(1,,«.1 ~ /t'1 (Ia) 10 fStI.cr"(.I!'l-i{IV ""/'(rot

.. ..........wu d.ul!:SJZUrll •• t,I!'toll i.My ...,\wI-f1 I 1:1et .v;'l:'J (I(X_I t'I.!t..qjt1',/1'!10 ~... ~

K:>HUi'''WlI iLI.1 !''''''..Ittlttiill.w" -'.i'ttkkH'!'t-H i..Wv...rwn I I:-r.. SI;,l:1 (UX) M!:t4t'i 1 11 l!lO ~--4..Hi.!

q l" .. II""t...... t ".. rrv~"'1 g_ • "u1ldl.l

" HI t...w\,"'_~1 1 :'lUi' I tXI OUJ 1.I a.04 U'51O.!'t(JO ,1(1

f'f\...Uy~rWfl ti:M l(Kl(JOCJ H;.!'l !'t:1U(JOU

:.t t.....V"'bUI tt/;1 tUX) (JUI ~tf:..!!:ttl()!:t'(I(I

'<I !'l.t.,,*,lW tJ..,•• 'N~oI!Wrbl .nj.... wl 1 i.M.....:t.UI ;1:-1et t.,O:J (J(I\I ;l.M\ftJ11,~(1(1

'"

Page 54: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAJ<lP P2PTVZ'20'" I3. Efisiensi Penggunaan Sumber Oaya

a. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Pencegahan dan PengendalianArbovirosis- PAKi = Rp. 482.900.000,-- RAKi = Rp. 472.753.700,-- Cki = 100 % (1)

Sehingga Efisiensi :E = (482.900.000 X 1) - 472.753.700) x 100%

( 482.900.000 X 1 )E = 2,10%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Norma/standar/prosedur/kriteria (NSPK)pencegahan dan pengendalian Arbovirosis terjadi sebanyak 2,10%. Artinyapenghematan biaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 2,10% atausekitar Rp. 10.140.900,- dari pagu anggaran yang disediakan.

b. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Pencegahan dan PengendalianZoonosis

PAKi = 199.564.000RAKi = 190.415.101Cki = 100% (1)

Sehingga Efisiensi :E = (199.564.000 x 1) - (190.415.101) x 100%

(199.564.000 x 1)E = 4,58%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Norma/standar/prosedur/kriteria (NSPK)pencegahan dan pengendalian Zoonosis terjadi sebanyak 4,58 %. Artinyapenghematan biaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 4,58 % atausekitar Rp. 9.148.899,- dari pagu anggaran yang disediakan.Anggaran yang tidak digunakan disebabkan karena pertemuan dilakukandalam kota dan dalam kantor sehingga menghemat biaya transportasi.

c. Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) Pencegahan dan PengendalianVektor dan Binatang Pembawa Penyakit

PAKi = Rp 1.210.129.000,-RAKi = Rp 1.191.915.500,-Cki = 100% (1)

Sehingga Efisiensi :E = (1.210.129.000,- x 1) - (1.191.915.500) x 100%

(1.210.129.000 x 1)E=1,51%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Norma/standar/prosedur/kriteria (NSPK)pencegahan dan pengendalian Vektor dan Blnatang Pembawa Penyakitsebanyak 1,51%.

Page 55: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Artinya penghematan biaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 1,51% atau sekitar Rp. 18.272.948,- dari pagu anggaran yang disediakan.

d. Sumber Oaya Manusia Pencegahan dan Pengendalian ZoonosisPAKi = 1.102.600.000RAKi = 1.095.103.500Cki =100%(1)

Sehingga Efisiensi :E = (1.102.600.000 x 1) - (1.095.103.500) x 100%

(1.102.600.000 x 1)E = 0,68%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Sumber daya manusia pencegahan danpengendalian zoonosis diperoleh angka sebesar 0,68 %. Artinya penghematanbiaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 0,68 % atau sekitar Rp.7.496.500,- dari pagu anggaran yang disediakan.Anggaran yang tidak digunakan adalah dari biaya transportasi dari pesertaundangan yang tidak hadir pada ToT dan penggabungan waktu kegiatanpersiapan dan pelaksanaan sosialisasi pengendalian rabies pada anak sekolah.

e. Sumber Oaya Manusia Pencegahan dan Pengendalian Vektor dan BinatangPembawa Penyakit- PAKi = Rp 488.600.000,-- RAKi = Rp 484.313.000,-- Cki = 100% (1)

Sehingga Efisiensi :E = (488.600.000,- x 1) - (484.313.000,-) x 100%

(488.600.000,- x 1)E = 0,88%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Sumber Oaya Manusia Pencegahan danPengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sebanyak 0,88%.Artinya penghematan biaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 0,88% atau sekitar Rp. 4.299.680,- dari pagu anggaran yang disediakan.

f. Sarana Prasarana Pencegahan dan Pengendalian Arbovirosis- PAKi = Rp. 3.510.040.000,-- RAKi = Rp. 3.403.351.650,-- Cki = 100 % (1 )

Sehingga Efisiensi :E = (3.510.040.000 X 1) - (3.403.351.650) x 100%

( 3.510.040.000 X 1 )E = 3,03 %

Efisiensi Sumber Oaya dalam hal Sarana prasarana pencegahan danpengendalian arbovirosis, terjadi efiesiensi sebesar 3,03 %. Sehingga dalampemenuhan sarana dan prasarana arbovirosis, anggaran yang dapat dihemat

4-6

Page 56: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

untuk mendukung indikator program sebesar Rp. 106.688.350,- dari pagu

anggaran yang disediakan.

g. Sarana Prasarana Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis

PAKi = Rp 1.846.700.000,-

RAKi = Rp 1.833.927.001,-Cki = 100% (1)

Sehingga efisiensi :E = (1.846.700.000,- x 1) - (1.833.927.001.-) x 100%

(1.846.700.000,- x 1)E = 0,69%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Sarana prasarna pencegahan danpengendalian zoonosis diperoleh angka sebesar 0,69 %. Artinya penghematanbiaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 0,69 % atau sekitar Rp.12.772.999,- dari pagu anggaran yang disediakan.Anggaran yang tidak digunakan karena diperolah vaksin dan ROT denganharga yang lebih murah.

h. Sarana Prasarana Pencegahan dan Pengendalian Vektor dan BinatangPembawa Penyakit

PAKi = Rp 3.531.950.000,­RAKi = Rp 3.403.351.650,-Cki = 100% (1)

Sehingga efisiensi :E = (3.531.950.000.- x 1) - (3.403.351.650.-) x 100%

(3.531.950.000,- x 1)

..,

E = 3,64%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Sarana Pencegahan dan PengendalianVektor dan Binatang Pembawa Penyakit sebanyak 3,64%. .Artinya penghematan biaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat3,64% atau sekitar Rp. 128.562.980,- dari pagu anggaran yang disediakan.

i. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Malaria Pusat- PAKi = Rp. 56.819.669.000,-- RAKi = Rp. 56.262.203.900,-- Cki = 100% (1)

Sehingga Efisiensi:E = (56.819.669.000,- x 1) - (56.262.203.900,-) x 100%

(56.819.669.000,- x 1)E = 0,98 %

Efisiensi Sumber Oaya dari output Layanan Pencegahan dan PengendalianPenyakit Malaria Pusat terdapat sebesar 0,98%.

4:7

Page 57: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

j. Sarana dan Prasarana Pencegahan dan Pengendalian MalariaPAKi : Rp. 25.035.399.000,-RAKi : Rp. 22.064.894.500,-Cki : 100% (1)

Sehingga Efisiensi:E = (25.035.399.000,- x 1) -( 22.064.894.500,-) x 100%

(25.035.399.000,- x 1)E = 11,86 %

Efisiensi Sumber Oaya dari output Sarana dan Prasarana Pencegahan danPengendalian Malaria terdapat sebesar 11,86%.

k. Norma/Standar/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Pencegahan dan PengendalianMalaria

PAKi- RAKi- Cki

= Rp. 281.200.000,­= Rp. 278.692.000,­= 100% (1)

Sehingga Efisiensi:E = (281.200.000,- x 1) - (278.692.000,-) x 100%

(281.200.000,- x 1)E = 0,89%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Norma/Standar/Prosedur/Ketentuan (NSPK)Pencegahan dan Pengendalian Malaria terdapat sebesar 0,89%.

I. Sumber Oaya Manusia Pencegahan dan Pengendalian MalariaPAKi: Rp. 1.740.436.000,-RAKi: Rp. 1.739.053.500,-Cki : 100% (1)

Sehingga Efisiensi:E= (1.740.436.000,-x1)-(1.739.053.500,-) x100%

(1.740.436.000,- x 1)E = 0,08%

Efisiensi Sumber Oaya dari output Sumber Oaya Manusia Pencegahan danPengendalian Malaria terdapat sebesar 0,08%.

m. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Arbovirosis Pusat- PAKi = Rp. 2.924.392.000,-- RAKi = Rp. 2.758.947.100,-- Cki = 100 % (1 )

Sehingga Efisiensi :E = (2.924.392.000 X 1) - (2.758.947.100) x 100%

( 2.924.392.000 X 1 )E = 5,66%

4-8

Page 58: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf\!P P2PiVz "le'" IOutput Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit arbovirosis untukmendukung kegiatan program DBD dan mencapai indikator DBD, dapat diefisiensi sebesar 5,66 % atau sebesar Rp. 165.444.900,- dari pagu anggaranyang disediakan. Efisiensi ini terjadi dari penghematan biaya perjalanan dinasdari biaya hotel dan transport.

n. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis Pusat- PAKi = Rp. 3.645.084.000,-- RAKi = Rp. 3.452.005.000,-- Cki = 100% (1)

Sehingga Efisiensi:E = (3.645.084.000.- x 1) - (3.452.005.000.-) x 100%

(3.645.084.000,- x 1)E = 5,3%

Efisiensi Sumber Daya dari output Layanan pencegahan dan penqendaflanpenyakit zoonosis pusat diperoleh angka sebesar 5,3 %. Artinya penghematanbiaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 5,3 % atau sekitar Rp.9.148.899,- dari pagu anggaran yang disediakan. Anggaran yang tidakdigunakan karena pertemuan melibatkan lebih banyak peserta dalam kota,narsum, ATK dan fotokopi yang digunakan optimal.

o. Layanan Pelaksanaan Pengendalian Pes Pusat- PAKi = Rp. 278.760.000,-- RAKi = Rp. 258.386.000,-- Cki = 100% (1)

'"

Sehingga Efisiensi:E = (278.760.000,- x 1) - (258.386.000,-) x 100%

(278.760.000,- x 1)E = 7,31%

Efisiensi Layanan Pelaksanaan Pengendalian Pes Pusat diperoleh angkasebesar 7,31 %. Artinya penghematan biaya untuk kegiatan output tersebutdapat dihemat 7,31 % atau sekitar Rp. 20.374.000,- dari pagu anggaran yangdisediakan. Anggaran yang lokasi pelaksanaan diubah dari DIY menjadi JawaBarat.

p. Pelaksanaan Evaluasi Pasca POPM Filariasis Pusat- PAKi = Rp. 10.538.437.000,-.- RAKi = Rp. 9.994.803.400,-- Cki = 100 % (1 )

Sehingga efisiensi :E = (10.538.437.000,x 1) - (9.994.803.400) x 100%

(10.538.437.000 x 1)E= 5,16%

Page 59: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAf(lf P2f'1VZ 20'" IJumlah pagu anggaran APBN dan Hibah WHO adalah sebesar,Rp.10.538.437.000,-. Anggaran tersebut telah terealisasi sebesarRp.9.994.803.400,- atau sebesar 94,84%. Sedangkan Volume Output adalahsebanyak 126 layanan berhasil terealisasi sebanyak 126 layanan (100%).Pada output pelaksanaan evaluasi pasca POPM Filariasis pusat, berhasilmelaksanakan efisiensi sebesar 5,16%.Anggaran yang ada telah dioptimalkan sehingga capaian realisasi outputadalah sebesar 100%. Sisa anggaran berasal dari sisa transportasi kegiatansurvei yang dilaksanakan pada akhir tahun karena menunggu selesainyapengadaan alat dan bahan survei.

q. Norma/Standar/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Pencegahan dan PengendalianFilariasis dan Kecacingan- PAKi = Rp. 99.370.000,-.- RAKi = Rp. 90.392.500,-- Cki = 100 % (1 )

Sehingga efisiensi:E = (99.370.000,x 1) - (90.392.500) x 100%

(99.370.000 x 1)E = 9,03%

Jumlah pagu anggaran APBN adalah sebesar Rp.99.370.000,-. Anggarantersebut telah terealisasi sebesar Rp.90.392.500,- atau sebesar 94,84%.Sedangkan Volume Output adalah sebanyak 1 layanan berhasil terealisasisebanyak 1 layanan (100%).Pada Output Norma/Standarl Prosedur/Ketentuan (NSPK) Pencegahan danPengendalian Filariasis dan Kecacingan, berhasil melaksanakan efisiensisebesar 9,03%. Anggaran yang ada telah dioptimalkan sehingga capaianrealisasi output adalah sebesar 100%. Sisa anggaran berasal dari slsatransportasi dan penginapan peserta daerah.

r. Sumber Daya Manusia Pencegahan dan Pengendalian Filariasis danKecacingan- PAKi = Rp. 941.960.000,-.- RAKi = Rp. 924.800.000,-- Cki = 100 % (1 )

Sehingga efisiensi :E = (941.960.000,x 1) - (924.800.000) x 100%

(941.960.000 x 1)E = 1,79%

Jumlah pagu anggaran APBN adalah sebesar Rp.941.960.000,-. Anggarantersebut telah terealisasi sebesar Rp.924.800.000,- atau sebesar 96,19%.Sedangkan Volume Output adalah sebanyak 60 layanan berhasil terealisasisebanyak 60 layanan (100%).Pada Output Sumber Daya Manusia Pencegahan dan Pengendalian Filariasisdan Kecacingan, berhasil melaksanakan efisiensi sebesar 1,79%. Anggaran

Page 60: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

L,Af(lf P2PTVZ 2()'" Iyang ada telah dioptimalkan sehingga capaian realisasi output adalah sebesar100%.

s. Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pencegahan danPengendalian Filariasis dan Kecacingan

PAKi = Rp. 10.989.278.000,-.RAKi = Rp. 10.664.905.309,-Cki = 100 % (1 )

Sehingga efisiensi :E = (10.989.278.000,x 1) - (10.664.905.309) x 100%

(10.989.278.000 x 1)E = 2,95%

Jumlah pagu anggaran APBN adalah sebesar Rp.10.989.278.000,-. Anggarantersebut telah terealisasi sebesar Rp.10.664.905.309,- atau sebesar 97,05%.Sedangkan Volume Output adalah sebanyak 34 layanan berhasil terealisasisebanyak 34 layanan (100%).Pada output Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pencegahan danPengendalian Filariasis dan Kecacingan, berhasil melaksanakan efisiensisebesar 2,95%. Anggaran yang ada telah dioptimalkan sehingga capaianrealisasi output adalah sebesar 100%.

t. Layanan Pencegahan dan Pengendalian Vektor dan Binatang PembawaPenyakit di Pusat

PAKi = Rp 7.735.923.000,­RAKi = Rp 6.546.117.150,-Cki = 100% (1)

Sehingga efisiensi :E= (7.735.923.000,-x1)-(6.546.117.150,-) x100%

(7.735.923.000,- x 1)E = 15,38%

Efisiensi Sumber Daya dari output Layanan Pencegahan dan PengendalianVektor dan Binatang Pembawa Penyakit sebanyak 15,38%.Artinya penghematan biaya untuk kegiatan output tersebut dapat dihemat 15,38% atau sekitar Rp. 1.189.784.957,- dari pagu anggaran yang disediakan.

u. Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pencegahan danPengendalian Schistosomiasis

PAKi = Rp. 634.100.000,-.RAKi = Rp. 621.531.000,-Cki = 100 % (1 )

Sehingga efisiensi :E = (634.100.000,-x 1) - (621.531.000,-) x 100%

(634,100.000,- x 1)E = 1,9%

Page 61: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Jumlah pagu anggaran APBN dan Hibah WHO adalah sebesarRp.634.100 ..000,-. Anggaran tersebut telah terealisasi sebesarRp.621.530.000,- atau sebesar 98,02%. Sedangkan Volume Output adalahsebanyak 8 layanan berhasil terealisasi sebanyak 8 layanan (100%).Pada output Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pencegahan danPengendalian Schistosomiasis, berhasil melaksanakan efisiensi sebesar 1,9%.Anggaran yang ada telah dioptimalkan sehingga capaian realisasi outputadalah sebesar 100%.

V. Pengendalian Schistosomiasis dalam rangka Eradikasi di PusatPAKi = Rp. 673.600.000,-.RAKi = Rp. 562.560.500,-Cki = 100 % (1 )

Sehingga efisiensi :E = (673.600.000.- x 1) - (562.560.500.-) x 100%

(673.600.000,- x 1)E = 16,48%

Jumlah pagu anggaran APBN adalah sebesar Rp.673.600.000,-. Anggarantersebut telah terealisasi sebesar Rp. 562.560.500,- atau sebesar 95,74%.Sedangkan Volume Output adalah sebanyak 2 layanan berhasil terealisasisebanyak 2 layanan (100%).Pada output Pengendalian Schistosomiasis dalam Rangka Eradikasi di Pusat,berhasil melaksanakan efisiensi sebesar 16,48%. Anggaran yang ada telahdioptimalkan sehingga capaian realisasi output adalah sebesar 100%. Sisaanggaran berasal dari sisa transportasi, paket meeting dan peserta yang tidakhadir dalam pertemuan.

w. Layanan Sarana dan Prasarana Internal- PAKi = Rp. 338.000.000,-.- RAKi = Rp. 289.011.500,-- Cki = 100% (1)

Sehingga efisiensi :E = (338.000.000,- x 1) - (289.011.500,-) x 100%

(338.000.000,- x 1)E=0,15%

Jumlah pagu anggaran APBN adalah sebesar Rp. 338.000.000,-. Anggarantersebut telah terealisasi sebesar Rp. 289.011.500,- atau sebesar 85,51%.Sedangkan Volume Output adalah sebanyak 1 layanan berhasil terealisasisebanyak 1 layanan (100%).

x. LayananDukungan Manajemen Satker- PAKi = Rp. 1.666.707.000,-.- RAKi = Rp. 1.438.979.100,-

- Cki = 100% (1)

52

Page 62: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Sehingga efisiensi :E = (1.666.707.000.- x 1) - (1.438.979.100,-) x 100%

(1.666.707.000,- x 1)E = 0,14%

Jumlah pagu anggaran APBN adalah sebesar Rp. 1.666.707.000,-. Anggarantersebut telah terealisasi sebesar Rp. 1.438.979.100,- atau sebesar 86,34%.Sedangkan Volume Output adalah sebanyak 1 layanan berhasil terealisasisebanyak 1 layanan (100%). I"

4. Perbandingan Anggaran selama 5 tahun (2015 - 2019)Pagu Anggaran Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Peyakit Tular Vektordan Zoonotik sejak tahun 2015 hingga tahun 2019 dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 11 - Pagu Anggaran dan Realisasi Direktorat P2PlVZ Tahun 2015 - 2019

TahunAnggaran

RealisasiPagu

2015

Rupiah

222.630.007.000r 192.708.917.313I%

86,5]

212.058.267.000I 184.489.880.652I

158.908.478.961

2019 136.714.698.000 130.094.686.411 95,16_I

Jika dilihat dari tabel Pagu Anggaran Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2015 - 2019 di atas, anggaran tertinggiadalah di tahun 2016 yaitu sebesar Rp 342.634.325.000,- namun persentaserealisasinya hanya sebesar 74,13% atau dengan nominal sebesar Rp254.003.311.588,-.Selama 5 tahun anggaran yaitu dari tahun 2015 sampai tahun 2019, di tahun 2019merupakan tahun dimana anggaran terendah Direktorat P2PTVZ namun sekaligustahun dengan realisasi tertinggi selama 5 tahun.

Berikut disajikan grafik persentase realisasi Direktorat Pencegahan danPengendalian Penyakit TUlar Vektor dan Zoonotik selama tahun 2015 sarnpaidengan 2019.

Page 63: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LAr\1P P2PTVZ 291' IGrafik 21 - Grafik Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Direktorat P2PTVZ

Tahun 2015 - 2019

Grafik Perbandlngan Persentase Realisasi AnggaranDirektorat P2PTVZTahun 2015 - 2019

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

2015 2016 2017

95,16

,L 73,74

2018 2019

Persentase Realisasi Anggaran tertinggi Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik adalah pada tahun 2019, sebaliknya pada tahun2018 merupakan persentase realisasi anggaran terendah.

Berikut ditampilkan grafik perbandingan realisasi anggaran terhadap nilai kinerjaDirektorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik padatahun 2019:

Grafik 22 - Perbandingan Realisasi Anggaran terhadap Nilai Kinerjatahun 2019 ada Direktorat P2PTVZ

115 li---~---------~_"";--~-----'i

110 ~I!

110,52

105 1100 ~

I95 j

!90 J

II

85+1---------------------.--------------------4I

i Persentase Realisasi Anggaran Persentase Nilai KinerjaL _

95,16

Setelah membandingkan antara realisasi anggaran terhadap kinerja DirektoratPencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik tahun 2019,dibawah ini kami sajikan perbandingan antara realisasi anggaran terhadap nilaikinerja Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor danZoonotik dari tahun 2015 sampai dengan 2019:

--- - ----------------------------------------------------------------

Page 64: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

LA~ P2PTvz '201' IGrafik 23 - Perbandingan antara Realisasi Anggaran terhadap nilai kinerja Direktorat Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dari tahun 2015 - 2019

120

100

80

60

RealisasiAnggaran

40

Kinerja20

2015 2016 2018 20192017---------~---~~--~~~~~~~~~~~

~

I

Dari grafik Perbandingan antar Realisasi Anggaran terhadap nilai kinerja DirektoratPencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dari tahun 2015sampai dengan 2019 di atas dapat kita simpulkan bahwa tidak hanya anggaranyang dapat mempengaruhi nilai kinerja, ada faktor lainnya yang mempengaruhipersentase nilai kinerja dan untuk faktor lainnya tersebut dapat dilihat pada masing- masing indikator kinerja kegiatan.

))

Page 65: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

tAr<lP P2PTVL 2()'" IBABIV

PENUTUP

A. KESIMPULANDalam rangkaian pencapaian indikator selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2015 -2019, pada tahun sebelumnya Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTular Vektor dan Zoonotik berhasil mencapai target bahkan melebihi target.Pada tahun 2019, dari 6 indikator kinerja di Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik, 4 indikator telah tercapai dan 2 indikator, tidaktercapa, namun nilai kinerja yang dicapai Direktorat Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik di tahun 2019 adalah sebesar 110,52%.

Pagu Anggaran tahun 2019 pada Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTular Vektor dan Zoonotik mengalami revisi sebanyak 4 kali, dimana pagu awalsebesar Rp. 68.343.875.000,- dan pagu akhir menjadi Rp 136.714,698.000,- denganrealisasi sebesar Rp 130.094.686.411,- atau persentase sebesar 95,16%.

B. TINDAK LANJUTRencana Tindak lanjut dari laporan kinerja ini adalah sebagai berikut:1. Perlu penguatan ke depan untuk menjaga performance program tetap on the track

dan mencapai target jangka menengah bahkan jangka panjang2. Menjadikan laporan kinerja ini sebagai salah satu literatur dalam perbaikan

penentuan indikator kinerja kegiatan di Direktorat Pencegahan dan PenqendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik di tahun yang akan datang.

Page 66: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel sertaberortentasi Pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

Jabatan

: dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

: Direktur Penceqahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Selanjptnya disebut pihak pertama

Nama : dr. Anung Sugihantono, M.Kes

Jabatan : Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama menerima DIPA sebesar Rp. 136.714.698.000,-, berjan]] akan mewujudkan realisasianggaran sebesar 95% ,dan ttarget kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalamrangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalarn dokumenperencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tangg_ungjawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadapcapaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangkapemberian penghargaan dan sanksi.

Jakarta, g Desember 2019

Pihak PertamaPihak Kedua

~s,pdr. Anung Sugihantono, M.KesNIP 196003201985021002

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.EpidNIP 197208312000032001

Page 67: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

------

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019 .DIR~KTORAT PffNCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PEN·YAKITTULAR VJ;KTOR OAN

ZOONOTIK

No.Sasaran

Indikator Kinerja TargetProgram(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya 1. Jumlah Kabupaterr/Kota dengan APIpencegahan dan < 1/ 1.000 penduduk 400pengendalian

2. Jumlah Kabupaten /Kota €!nclemisyan~penyakit tularvektor dan melakukan pernberian obat massal 115 .zoonotik pencegahan (POMP)Filariasis

3. Jumlah Kabupaterr/Kota endemis Filariaberhasil menurunkan angka mikrofilaria < 751%

4. Persentase Kabupaten/ Kota yang melakukanpengendalian vektor terpadu 80

5. Persentase Kabupaterr/Kota dengan iR OED< 49 per 100.000 penduduk 68

6. Persentase Kabupaterr/Kota yang eliminasiRabies 85

K~giatan

Pencegahan dan Penqendalian PenyakitTular Vektor dan Zoonotik

Anggaran

Rp. 136.714.698.000,-

Jakarta, 9 Desember 2019

Direktur P2PTV.z:Direktur Jenderal P2P,

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.EpidNIP 197208312000032001.

dr. Anung Sugihantono, M.KesNIP 196003201985021002

Page 68: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

PERJAN.JIAN KINERJA TAHUN 2019DIREK'TORAT Pe:NCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TULARVEKTOR DAN

ZOONOTIK

[" ,~~Si"""':;J~. ~ , .,],:;- ~~_."':~,~...r: -, '

1" ".~:t~, ' ,~~~. ' i \ :, ! "-!~r}~~/).\~ I', ~~'~\/~ " ,J~!. ! I

" ._. • L _~c,~,_ ~-~~~--.~ - .~_-""_ ....... - .I. ~ __ "'- ~ ... ' - ,

1 2059,001 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria(NSPK) Pencegahan6 dokumen 1,892,593,000

dan PengendalianPenyakitTular Vektordan Zoonotikr

001,002 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria(NSPK) Pencegahan2 dokumen 482,900,000

dan j'lengendalianArbovirosis

001,003Norma/Standar/Prosedur/Kriteria(NSPK) Pencegahan

1 dokumen 1~9,564,000dan PengendalianZoonosis .Norma/Standar/Prosedur/Kriteria(NSPK) Pencegahan

001.005 dan PengendalianVektor dan BinatangPembawa 3 €Iokumen 1.210.129.000Penyakit

2 2059.002 Sumber Daya Manusia Pencegahan dan 112 orang 1,591.200,000PengendalianPenyakitTular Vektor dan Zoonotik

002.003 Sumber Daya Manusia Pencegahan dan - SO brang 1.102.600,000PenqendalianZoonosis

I 002.005Sumber Daya Manusia Pencegahandan

62 orang 488.600.000I Penqendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

Sarana Prasarana PenunjangPrioritas Nasional3 2059.003 Pencegahan dan PengendalianPenyakitTular Vektor 34 Jenis 8.888.690.000

dan Zoorlotik

003.002Sarana Prasaran Pencegahandan Pengendalian 10 Jenis 3.510.040.000Arbovirosis

003.003Sarana Prasaran Pencegahandan Pengendalian 12 jenis 1.846.700.000Zoonosis

003.005 Sarana Prasaran Pencegahan dan Pengendalian 12 jenis 3.531.950.000Veldor dan Binatang Pembawa Penyakit

4 2059.005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria 279 layanan 83.876.704.000

005.001tayanan Pencegahan dan PengendalianPenyakit 97 layanan [email protected]~Pusat . .

005.005Sarima dan Prasarana Pencegahandan Penqendalian 55 layanan 25.035.399.000Malaria; '.. .

--

005.006Norma/StandariProsedur/Ketentuan(NSPK)

2 layanan 2$1.200;000Pencegahan dan PengendalianMalaria ~

005.007SumbenDaya Manusia Pencegahandan 125 layanan 1.740.436.000PengendalianMalaria

Page 69: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Layanan

6 26 ~ayaAan 3.923.844.000

25 LayanaA 3.645.084.000

Layanan 278.760.000

7isdan

221 Layanan 22.568.945.000

126 Layanan 10.538.437.000

Layanan 99.370.000

60 _Layanan 941.860.000

34 Layanan 10.989.278.000

8 58 Layanan 7.735.923.000

vektordan58 Layanan 7.735.923.000

9 1".307.700.000

8 Layanan 634.100.000 ,,

2 Layar.lan 673.600.000

10 Layanan 338.000.000

Jakarta, 9 Desember 2019

Direktur P2PTVZ

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.EpidNIP 197208312000032001

Direktur Jenderal P2P,

dr. Anung Sugihantono, M.KesNIP 196003201985021 002

Page 70: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

OAFTAR KABUPATEN/KOTA API < 1 %0 S.D DESEMBER 2019

Page 71: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

'No "'k~:;., Provinsi ",,<4~'1l'! ;f. I"j~'" ~Kabupaten;"~ .''t~~~ ~Plr2ot9' ~.Encmrnisitas}2~·9j~~

61 SUMATERA BARAT AGAM 0.00 Eliminasi

62 SUMATERA BARAT LIMA PULUH KOTA 0.00 Eliminasi

63 SUMATERA BARAT PASAMAN 0.00 Eliminasi

64 SUMATERA BARAT SOLOK SELATAN 0.01 Eliminasi

65 SUMATERA BARAT DHARMAS RAYA 0.00 Eliminasi

66 SUMATERA BARAT PASAMAN BARAT 0.19 Eliminasi

67 SUMATERA BARAT KOTA PADANG 0.02 Eliminasi

68 SUMATERA BARAT KOTASOLOK 0.01 Eliminasi

69 SUMATERA BARAT KOTA SAWAH LUNTO 0.02 Eliminasi

70 SUMATERA BARAT KOTA PADANG PANJANG 0.00 Eliminasi

71 SUMATERA BARAT KOTA BUKITTINGGI 0.01 Eliminasi

72 SUMATERA BARAT KOTA PAYAKUMBUH 0.02 Eliminasi

73 SUMATERA BARAT KOTA PARIAMAN 0.00 Elirnlnasi

74 RIAU KUANTAN SINGINGI 0.01 Eliminasi

75 RIAU INDRAGIRI HULU 0.00 Endemis Rendah

76 RIAU INDRAGIRI HILIR 0,00 Eliminasi

77 RIAU PELALAWAN 0,01 Endemis Rendah

78 RIAU SIAK 0.00 Eliminasi

79 RIAU KAMPAR 0.00 Eliminasi

80 RIAU ROKAN HULU 0.00 Eliminasi

81 RIAU BENGKALIS 0.05 Eliminasi

82 RIAU ROKAN HILIR 0.10 Eliminasi

83 RIAU KEPULAUAN MERANTI 0.00 Eliminasi84 RIAU KOTA PEKANBARU 0.01 Eliminasi

85 RIAU KOTA DUMAI 0.01 Eliminasi

86 JAMBI KERINCI 0.00 Eliminasi

87 JAMBI MERANGIN 0.01 Endemis Rendah

88 JAMBI SAROLANGUN 0.03 Endemis Rendah

89 JAMBI BATANG HARI 0.00 Endemis Rendah

90 JAMBI MUARO JAMBI 0.00 Eliminasi91 JAMBI TANJUNG JABUNG TIMUR 0.00 Eliminasi92 JAMBI TANJUNG JABUNG BARAT 0,00 Eliminasi93 JAMBI TEBO 0.01 Endemis Rendah

94 JAMBI BUNGO 0.00 Eliminasi

95 JAMBI KOTAJAMBI 0.01 Eliminasi

96 JAMBI KOTA SUNGAI PENUH 0,00 Eliminasi97 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU 0.02 Endemis Rendah98 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILiR 0.00 Eliminasi

99 SUMATERA SELATAN MUARAENIM 0.18 Endemis Rendah

100 SUMATERA SELATAN LAHAT 0.10 Endemis Rendah

101 SUMATERA SELATAN MUSI RAWAS 0.02 Endemis Rendah

102 SUMATERA SELATAN MUSI BANYUASIN 0.02 Endemis Rendah

103 SUMATERA SELATAN BANYU ASIN 0,00 Eliminasi

104 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU SELATAN 0.92 Endemis Rendah

105 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU TIMUR 0.13 Endemis Rendah

106 SUMATERA SELATAN OGAN ILiR 0.00 Eliminasi

107 SUMATERA SELATAN EMPAT LAWANG 0.00 Eliminasi

108 SUMATERA SELATAN PENUKAL ABAB LEMATANG ILiR 0.01 Eliminasi

109 SUMATERA SELATAN MUSI RAWAS UTARA 0.00 Endemis Rendah

110 SUMATERA SELATAN KOTA PALEMBANG 0.01 Eliminasi

111 SUMATERA SELATAN KOTA PRABUMULIH 0.00 Eliminasi

112 SUMATERA SELATAN KOTA PAGAR ALAM 0.00 Eliminasi

113 SUMATERA SELATAN KOTA LUBUKLINGGAU 0,04 Endemis Rendah

114 BENGKULU BENGKULU SELATAN 0,03 Endemis Rendah

115 BENGKULU REJANG LEBONG 0.14 Eliminasi

116 BENGKULU BENGKULU UTARA 0.01 Endemis Rendah

117 BENGKULU KAUR 0.00 Endemis Rendah

118 BENGKULU SELUMA 0,07 Endemis Rendah

119 BENGKULU MUKOMUKO 0,01 Endemis Rendah

120 BENGKULU LEBONG 0.02 Eliminasi

121 BENGKULU KEPAHIANG 0.00 Eliminasi

122 BENGKULU BENGKULU TENGAH 0,19 Endemis Rendah

123 BENGKULU KOTA BENGKULU 0.01 Endemis Rendah

124' LAMPUNG LAMPUNG BARAT 0.01 Eliminasi

125 LAMPUNG TANGGAMUS 0.01 Eliminasi

-- - - --------------------

Page 72: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF
Page 73: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

No ,', Ii:';'; !II Provinsi "~~lI"'~ :iKabupaten -~4y~i~k 4;PI-2019-i. Enqemlsitas 2Q1j_~.

191 JAWATENGAH MAGELANG 0.00 Eliminasi

192 JAWATENGAH BOYOLALI 0.00 Eliminasi

193 JAWATENGAH KLATEN 0.00 Eliminasi

194 JAWATENGAH SUKOHARJO 0.00 Eliminasi

195 JAWATENGAH WONOGIRI 0.00 Eliminasi

196 JAWATENGAH KARANGANYAR 0.00 Eliminasi

197 JAWATENGAH SRAGEN 0.00 Eliminasi

198 JAWATENGAH GROBOGAN 0.00 Eliminasi

199 JAWATENGAH BLORA 0.00 Eliminasi

200 JAWATENGAH REMBANG 0.01 Eliminasi

201 JAWATENGAH PATI 0.01 Eliminasi

202 JAWATENGAH KUOUS 0.01 Eliminasi

203 JAWATENGAH JEPARA 0.00 Eliminasi

204 JAWATENGAH OEMAK 0.03 Eliminasi

205 JAWATENGAH SEMARANG 0.01 Eliminasi

206 JAWATENGAH TEMANGGUNG 0.00 Eliminasi

207 JAWATENGAH KENDAL 0.01 Eliminasi

208 JAWATENGAH BATANG 0.00 Eliminasi

209 JAWATENGAH PEKALONGAN 0.00 Eliminasi

210 JAWATENGAH PEMALANG 0.00 Eliminasi

211 JAWATENGAH TEGAL 0.00 Eliminasi

212 JAWATENGAH BREBES 0.00 Eliminasi

213 JAWATENGAH KOTA MAGELANG 0.00 Eliminasi

214 JAWATENGAH KOTA SURAKARTA 0.00 Eliminasi

215 JAWATENGAH KOTA SALATIGA 0.01 Eliminasi

216 JAWATENGAH KOTA SEMARANG 0.03 Eliminasi

217 JAWATENGAH KOTA PEKALONGAN 0.00 Eliminasi

218 JAWATENGAH KOTA TEGAL 0.00 Eliminasi

219 01 YOGYAKARTA KULON PROGO 0.03 Endemis Rendah

220 01 YOGYAKARTA BANTUL 0.00 Eliminasi

221 01 YOGYAKARTA GUNUNG KIOUL 0.00 Eliminasi

222 01 YOGYAKARTA SLEMAN 0.00 Eliminasi

223 01 YOGYAKARTA KOTA YOGYAKARTA 0.00 Eliminasi

224 JAWATIMUR PACITAN 0.00 Eliminasi

225 JAWATIMUR PONOROGO 0.01 Eliminasi

226 JAWATIMUR TRENGGALEK 0.09 Eliminasi

227 JAWATIMUR TULUNGAGUNG 0.01 Eliminasi

228 JAWATIMUR BLiTAR 0.00 Eliminasi

229 JAWATIMUR KEOIRI 0.01 Eliminasi

230 JAWATIMUR MALANG 0.02 Eliminasi

231 JAWATIMUR LUMAJANG 0.00 Eliminasi

232 JAWATIMUR JEMBER 0.00 Eliminasi

233 JAWATIMUR BANYUWANGI 0.01 Eliminasi

234 JAWATIMUR BONOOWOSO 0.01 Eliminasi

235 JAWATIMUR SITUBONOO 0.00 Eliminasi

236 JAWATIMUR PROBOLINGGO 0.01 Eliminasi

237 JAWATIMUR PASURUAN 0.00 Eliminasi

238 JAWATIMUR SIOOARJO 0.00 Eliminasi

239 JAWATIMUR MOJOKERTO 0.00 Eliminasi

240 JAWATIMUR JOMBANG 0.01 Eliminasi

241 JAWATIMUR NGANJUK 0.01 Eliminasi

242 JAWATIMUR MAOIUN 0.08 Eliminasi

243 JAWATIMUR MAGETAN 0.00 Eliminasi

244 JAWATIMUR NGAWI 0.00 Eliminasi

245 JAWATIMUR BOJONEGORO 0.00 Eliminasi

246 JAWATIMUR TUBAN 0.00 Eliminasi

247 JAWATIMUR LAMONGAN 0.01 Eliminasi

248 JAWATIMUR GRESIK 0.00 Eliminasi

249 JAWATIMUR BANGKALAN 0.00 Eliminasi

250 JAWATIMUR SAMPANG 0.00 Eliminasi

251 JAWATIMUR PAMEKASAN 0.00 Eliminasi

252 JAWATIMUR SUMENEP 0.00 Eliminasi

253 JAWATIMUR KOTAKEDIRI 0.05 Eliminasi

254 JAWATIMUR KOTA BLiTAR 0.04 Eliminasi

255 JAWATIMUR KOTAMALANG 0.01 Eliminasi

Page 74: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF
Page 75: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

No I~,lj!ii~'··~ Provinsi '''''''";",,, . ~ iiiK~b!Jpaten ~.4i~' API 2019 . Endemisitas 2019; i'

321 KALIMANTAN TENGAH BARITO SELATAN 0.00 Eliminasi

322 KALIMANTAN TENGAH BARITO UTARA 0.07 Eliminasi

323 KALIMANTAN TENGAH SUKAMARA 0.00 Eliminasi

324 KALIMANTAN TENGAH LAMANDAU 0.00 Eliminasi

325 KALIMANTAN TENGAH SERUYAN 0,00 Eliminasi

326 KALIMANTAN TENGAH KATINGAN 0,03 Eliminasi

327 KALIMANTAN TENGAH PULANG PISAU 0,20 Endemis Rendah

328 KALIMANTAN TENGAH GUNUNG MAS 0,03 Endemis Rendah

329 KALIMANTAN TENGAH BARITO TIMUR 0.Q3 Eliminasi

330 KALIMANTAN TENGAH MURUNG RAYA 0,09 Endemis Rendah

331 KALIMANTAN TENGAH KOTA PALANGKA RAYA 0,05 Eliminasi

332 KALIMANTAN SELATAN TANAH LAUT 0,27 Endemis Rendah

333 KALIMANTAN SELATAN KOTA BARU 0,60 Endemis Rendah

334 KALIMANTAN SELATAN BANJAR 0,06 Endemis Rendah

335 KALIMANTAN SELATAN BARITO KUALA 0.01 Eliminasi

336 KALIMANTAN SELATAN TAPIN 0,06 Eliminasi

337 KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI SELATAN 0,06 Eliminasi

338 KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI TENGAH 0,07 Eliminasi

339 KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI UTARA 0,00 Eliminasi

340 KALIMANTAN SELATAN TABALONG 0,79 Endemis Rendah

341 KALIMANTAN SELATAN TANAH BUMBU 0,28 Endemis Rendah

342 KALIMANTAN SELATAN BALANGAN 0,56 Endemis Rendah

343 KALIMANTAN SELATAN KOTA BANJARMASIN 0,00 Eliminasi

344 KALIMANTAN SELATAN KOTA BANJAR BARU 0,08 Eliminasi

345 KALIMANTAN TIMUR PASER 0,81 Endemis Rendah

346 KALIMANTAN TIMUR KUTAIKARTANEGARA 0,07 Endemis Rendah

347 KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR 0,66 Endemis Rendah

348 KALIMANTAN TIMUR BERAU 0,09 Endemis Rendah

349 KALIMANTAN TIMUR MAHAKAM HULU 0,00 Endemis Rendah

350 KALIMANTAN TIMUR KOTA BALlKPAPAN 0,10 Eliminasi

351 KALIMANTAN TIMUR KOTA SAMARINDA 0,09 Eliminasi

352 KALIMANTAN TIMUR KOTA BONTANG 0,08 Eliminasi

353 KALIMANTAN UTARA MALINAU 0,11 Endemis Rendah

354 KALIMANTAN UTARA BULUNGAN 0,15 Endemis Rendah

355 KALIMANTAN UTARA TANA TIDUNG 0,03 Endemis Rendah

356 KALIMANTAN UTARA NUNUKAN 0,01 Endemis Rendah

357 KALIMANTAN UTARA KOTATARAKAN 0,05 Eliminasi

358 SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW 0,03 Endemis Rendah

359 SULAWESI UTARA MINAHASA 0,07 Eliminasi

360 SULAWESI UTARA KEPULAUAN SANGIHE 0.47 Endemis Rendah

361 SULAWESI UTARA KEPULAUAN TALAUD 0,00 Endemis Rendah

362 SULAWESI UTARA MINAHASA SELATAN 0,35 Endemis Rendah

363 SULAWESI UTARA MINAHASA UTARA 0,12 Endemis Rendah

364 SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW UTARA 0,09 Eliminasi

365 SULAWESI UTARA SIAU TAGULANDANG BIARO 0,65 Endemis Rendah

366 SULAWESI UTARA MINAHASA TENGGARA 0,71 Endemis Rendah

367 SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW SELATAN 0,00 Eliminasi

368 SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW TIMUR 0,00 Eliminasi

369 SULAWESI UTARA KOTAMANADO 0,04 Endemis Rendah

370 SULAWESI UTARA KOTA BITUNG 0,03 Endemis Rendah

371 SULAWESI UTARA KOTA TOMOHON 0,39 Eliminasi

372 SULAWESI UTARA KOTA KOTAMOBAGU 0,01 Eliminasi

373 SULAWESI TENGAH BANGGAIKEPULAUAN 0,00 Endemis Rendah

374 SULAWESI TENGAH BANGGAl 0,05 Eliminasi

375 SULAWESI TENGAH MOROWALI 0,21 Endemis Rendah

376 SULAWESI TENGAH POSO 0,01 Endemis Rendah

377 SULAWESI TENGAH DONGGALA 0,08 Endemis Rendah

378 SULAWESI TENGAH TOll-TOll 0,00 Eliminasi

379 SULAWESI TENGAH BUOL 0,00 Eliminasi

380 SULAWESI TENGAH PARIGI MOUTONG 0,01 Endemis Rendah

381 SULAWESI TENGAH TOJO UNA-UNA 0,01 Endemis Rendah

382 SULAWESI TENGAH SIGI 0,00 Eliminasi

383 SULAWESI TENGAH BANGGAI LAUT 0,01 Endemis Rendah

384 SULAWESI TENGAH MOROWALI UTARA 0,05 Endemis Rendah

385 SULAWESI TENGAH KOTA PALU 0,01 Eliminasi

Page 76: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

1!"No '.Jf"ilj ProVin~i~ ",,~t:l:,!&\iiSkIl:.~v"..". 'I~aljupaten ":~~'ltll't~ I}Aijl'2019" . EndemlSjtas 2019:411

386 SULAWESI SELATAN KEPULAUAN SELAYAR 0.04 Eliminasi

387 SULAWESI SELATAN BULUKUMBA 0.05 Eliminasi

388 SULAWESI SELATAN BANTAENG 0.03 Eliminasi

389 SULAWESI SELATAN JENEPONTO 0.19 Eliminasi

390 SULAWESI SELATAN TAKALAR 0.02 Eliminasi

391 SULAWESI SELATAN GOWA 0.00 Eliminasi

392 SULAWESI SELATAN SINJAI 0.05 Endemis Rendah

393 SULAWESI SELATAN MAROS 0.19 Eliminasi

394 SULAWESI SELATAN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 0.07 Endemis Rendah

395 SULAWESI SELATAN BARRU 0.12 Eliminasi

396 SULAWESI SELATAN BONE 0.04 Eliminasi

397 SULAWESI SELATAN SOPPENG 0.02 Eliminasi

398 SULAWESI SELATAN WAJO 0.08 Eliminasi

399 SULAWESI SELATAN SIDENRENG RAPPANG 0.03 Eliminasi

400 SULAWESI SELATAN PINRANG 0.22 Eliminasi

401 SULAWESI SELATAN ENREKANG 0.15 Eliminasi

402 SULAWESI SELATAN LUWU 0.13 Eliminasi

403 SULAWESI SELATAN TANA TORAJA 0.08 Endemis Rendah

404 SULAWESI SELATAN LUWU UTARA 0.11 Eliminasi

405 SULAWESI SELATAN LUWU TIMUR 0.06 Eliminasi

406 SULAWESI SELATAN TORAJA UTARA 0.02 Endemis Rendah

407 SULAWESI SELATAN KOTA MAKASSAR 0.11 Eliminasi

408 SULAWESI SELATAN KOTA PARE-PARE 0.09 Eliminasi

409 SULAWESI SELATAN KOTA PALOPO 0.31 Eliminasi

410 SULAWESI TENGGARA BUTON 0.03 Endemis Rendah

411 SULAWESI TENGGARA MUNA 0.84 Endemis Rendah

412 SULAWESI TENGGARA KONAWE 0.05 Eliminasi

413 SULAWESI TENGGARA KOLAKA 0.18 Eliminasi

414 SULAWESI TENGGARA KONAWE SELATAN 0.08 Eliminasi

415 SULAWESI TENGGARA BOMBANA 0.13 Eliminasi

416 SULAWESI TENGGARA WAKATOBI 0.15 Endemis Rendah

417 SULAWESI TENGGARA KOLAKA UTARA 0.11 Eliminasi

418 SULAWESI TENGGARA BUTON UTARA 0.41 Eliminasi

419 SULAWESI TENGGARA KONAWE UTARA 0.00 Eliminasi

420 SULAWESI TENGGARA KOLAKA TIMUR 0.12 Endemis Rendah

421 SULAWESI TENGGARA KONAWE KEPULAUAN 0.18 Endemis Rendah

422 SULAWESI TENGGARA MUNABARAT 0.14 Endemis Rendah

423 SULAWESI TENGGARA BUTON TENGAH 0.27 Endemis Rendah

424 SULAWESI TENGGARA BUTON SELATAN 0.58 Endemis Rendah

425 SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI 0.10 Eliminasi

426 SULAWESI TENGGARA KOTA BAU-BAU 0.06 Eliminasi

427 GORONTALO BOALEMO 0.03 Endemis Rendah

428 GORONTALO GORONTALO 0.04 Endemis Rendah

429 GORONTALO POHUWATO 0.02 Endemis Rendah

430 GORONTALO BONE BOLANGO 0.01 Endemis Rendah

431 GORONTALO GORONTALO UTARA 0.03 Eliminasi

432 GORONTALO KOTA GORONTALO 0.00 Eliminasi

433 SULAWESI BARAT MAJENE 086 Eliminasi

434 SULAWESI BARAT POLEWALI MANDAR 0.00 Eliminasi

435 SULAWESI BARAT MAMASA 0.03 Eliminasi

436 SULAWESI BARAT MAMUJU 0.11 Eliminasi

437 SULAWESI BARAT MAMUJU UTARA 0.01 Endemis Rendah

438 SULAWESI BARAT MAMUJU TENGAH 0.00 Eliminasi

439 MALUKU MALUKU TENGGARA BARAT 0.12 Endemis Rendah

440 MALUKU MALUKU TENGAH 0.54 Endemis Rendah

441 MALUKU BURU 0.05 Endemis Rendah

442 MALUKU KEPULAUAN ARU 0.01 Endemis Rendah

443 MALUKU SERAM BAGIAN BARAT 0.72 Endemis Rendah

444 MALUKU MALUKU BARAT DAYA 0.57 Endemis Rendah

445 MALUKU BURU SELATAN 0.87 Endemis Rendah

446 MALUKU KOTAAMBON 0.22 Endemis Rendah

447 MALUKU KOTA TUAL 0.15 Endemis Rendah

448 MALUKU UTARA HALMAHERA BARAT 0.07 Endemis Rendah

449 MALUKU UTARA HALMAHERA TENGAH 0.23 Endemis Rendah

450 MALUKU UTARA KEPULAUAN SULA 0.15 Endemis Rendah

Page 77: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

1.""iNcI"" """

~P~9vinsiii'4'1ii'''-~'''''"',~,' :',[\'PEli~ ;.t,,;Kabupaten:'it~,,!";- '''f .,\IIi API20~,9;if, Endemisitas 20~~.

451 MALUKU UTARA HALMAHERA SELATAN 0,63 Endemis Rendah

452 MALUKU UTARA HALMAHERA UTARA 0.11 Endemis Rendah

453 MALUKU UTARA PULAU MOROTAI 0,06 Endemis Rendah

454 MALUKU UTARA PULAU TALIABU 0,70 Endemis Rendah

455 MALUKU UTARA KOTA TERNATE 0.10 Endemis Rendah

456 MALUKU UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN 0,14 Endemis Rendah

457 PAPUA BARAT SORONG SELATAN 0,32 Endemis Rendah

458 PAPUA BARAT MAYBRAT 0,20 Endemis Rendah

459 PAPUA BARAT PEGUNUNGAN ARFAK 0,00 Endemis Rendah

460 PAPUA PUNCAKJAYA 0,67 Endemis Rendah

461 PAPUA TOLIKARA 0,00 Endemis Rendah

462 PAPUA NDUGA 0,34 Endemis Rendah

463 PAPUA LANNYJAYA 0,82 Endemis Rendah

464 PAPUA DOGIYAI 0,00 Endemis Rendah

Jakarta, Januari 2020Mengetahui

Zfa,ana

,,-dr, Nancy Dian A~eni' M.EpidNIP 196812242002122001

Page 78: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR KABUPATEN/KOTA POPM FILARIASISTAHUN 2019

Bangka Belitung

Jawa Bara!

Jawa Tengah

Sumalera Selatan

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tlmur

Nusa Tenggara Timur

Maluku

Maluku Ulara

Papua

Barat

Jakarta, 21 Januari 2020Kasubdit Filariasis dan Kecacingan,

Lila Renata Slanlpar, SKM, M.EpldNIP 197106261994032001

Page 79: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

Daftar Jumlah Kab/kota Endemis Filariasis Berhasil Menurunkan Angka Mikrofilaria <1% •Tahun 2019

-"6~~:"-t;.,..W_~h':_'- "";>-{O,II :r. 1

-" ... ~'" ~

2 Bangka TengahBangka Belilung 3 Belitung

4 Belitung Timur5 Kota Pangkal Pinanc6 Kota Serang7 Kota Tangerang

Banten 8 Lebak9 Tangerang10 Tangerang Selalan11 Bengkulu Selatan12 Bengkulu Utara

Bengkulu 13 Muko Muko14 Kaur15 Seluma16 Goronlalo17 Gorontalo Utara

Gorontalo18 Kota Gorontalo19 Pahuwato20 Boalemo21 Bone Bolanao22 Batana Hari23 Merangln

Jambi 24 Muaro Jambl25 Tanjung Jabung Barat26 Taniuna Jabuna Tlmur27 Bandung28 Bekasi29 Kota BOilor

Jawa Baral30 Kota Depok31 Subang32 Taslkmalava33 Kota Sekasl34 Karawang35 Hulu Sungai Utara36 Tabalonll

Kalimantan Selatan37 Barlto Kuala38 Kota Baru39 Tapin40 Hulu Sungal TenQah41 Barlto Selatan

Kalimantan Tengah42 Kapuas43 Kotawaringin Barat44 Sukamara

Kalimantan Utara 45 NunUkan46 Paser

Kalimantan Timur 47 Penaiam Paser Utara48 Mahakam Ulu

Kepulauan Riau 49 LinggaLampung 50 Lampuna TlmurMaluku Utara 51 Kota Tidore Kepulauan

Aceh52 Aceh Besar53 Pldle54 Alar

Nusa Tenggara Tlmur 55 Ende56 Rote Ndao57 Nagekeo

Ban ka Barat

'" - -----"'..".------ """,-H------~r_--~--------~f~];:)_yJrlt11 : i'r;~ : 1~'1~,r;;'V:;,li~(.1:'"'

~., L ~< ... ~_.._.. •• ""' .... ~~... _+ -"'_~_. -- - -- -

58 Boven Diooel59 Javapura

Papua60 Mappi61 Merauke62 Suolori63 Keerom64 Benokalis65 Indraalri Hilir66 Indragiri Hulu67 Kamnar

Rlau68 Kepulauan Meranti69 Kota Dumal70 Kuantan Sinainol71 Pelalawan72 Rokan Hilir73 Siak

Sulawesi Barat74 Poliwali Mandar75 Pasano Kavu76 Enrekang

Sulawesi selatan 77 Luwu Tlmur78 Sidenrena Rappang79 Dongaala80 Parigl Moutona

Sulawesi Tengah 81 Poso82 sTcii83 Banaaal84 Bombana85 Buton86 Buton Tenaah

Sulawesi Tenggara87 Buton Selatan88 Kolaka Utara89 Kolaka90 Konawe Selatan91 Muna92 Aaam93 Kola Bukittlngai94 Kota Padana95 Lima Puluh Kolo

Sumatera Barat96 Pasaman Barat97 Peslslr Selatan98 Sliuniuna99 Kepulauan Mentawal100 Kota Sawahlunto101 Padana Pariaman102 Deli Serdana103 Labuhan Batu104 Labuhan Batu Selatan "

Sumatera Utara105 Labuhan Satu Utara106 Nias107 Kota Gununa Sitoll108 Tapanull Selatan109 Serdana Bedaaal .'

110 Cclan Komerina IIIr111 Pall

Sumatera Selatan 112 Musl Sanvuasin113 Banvuasin114 Muara Enlm

Jakarta, 21 Januari 2020Kasubdlt Filariasis dan Kecacingan,

~Llta Renata Slanlpar, SKM, M,EpidNIP 197106261994032001

Page 80: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR KABUPATEN/KOTA ELiMINASI RABIES TAHUN 2019

(KASUS KEMATIAN RABIES/LYSSA KURANG DARll SELAMA 2 TAHUN BERTURUT-TURUT)

No Provinsi No Kabupaten/Kota1 Kota Banda Aceh

1 ACEH2 Kabupaten Pidie

3 Kabupaten Bener Meriah

4 Kabupaten Aceh Tenggara

5 Kota Medan

6 Kota Binjai

7 Kota Tebing Tinggi

8 Kota Tanjung Salai

9 Kota Sibolga

10 Kota Padang Sidempuan

11Kabupaten Deli Serdang

12 Kabupaten Langkat

13 Kabupaten Labuhan Satu

14 Kabupaten Dain2 SUMATERA UTARA 15 Kabupaten Tapanuli Selatan

16 Kabupaten Madailing Natal

17 Kabupaten Tobasa

18 Kabupaten Serdang Bedagai

19 Kabupaten Satu Bara

20 Kabupaten Padang Lawas Utara

21 Kabupaten Padang Lawas

22 Kabupaten Labuan Satu Utara

23 Kabupaten Labuan Satu Selatan

24 Kabupalen Gunungsitoli

25 Kabupaten Nias Utara

26 Kota Bukit lingg;

27 Kota Payakumbuh

28 Kola Padang

29 Kota Padang Panjang

30 Kota Solok

31 Kota Sawahlunto

32 Kota Panaman

3 SUMATERA BARAT 33 Kabupaten Urna Puluh Kola

34 Kabupaten Pasaman

35 Kabupalen Padang Panaman

36 Kabupalen Tanah Dalar

37 Kabupaten Sijunjung

38 Kabupaten Dharmasraya

39 Kabupaten Solok Selatan

40 Kabupalen Mentawai

41 Kabupaten Pasaman Baral

42 Kola Pekan Saru

43 Kota Duma;

44 Kabupaten Kampar

45 Kabupaten Palalawan

46 Kabupaten Rokan Hulu4 RIAU 47 Kabupaten Indragiri Hulu

48 Kabupalen Indragiri Hilir49 Kabupaten Bengkafis

50 Kabupaten Siak

51 Kabupaten Rokan Hllir

S2 Kabupalen Meranli

Page 81: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

No Provinsi No Kabupaten/Kota

53Kota Jambi

54 Kota Sungai Penuh55KabupatenBatang Hari

56KabupatenMuoroJambi57Kabupaten Bungo

5 JAMBI 58KabupatenTebo

59Kabupaten Marangin

60 Kabupaten Sarotangun61Kabupaten Kerinci62KabupatenTanjungJabungBarat63KabupatenTanjungJabunglimur64 Kota Palembang

65Kola Lubuk Unggau

6 SUMATERASELATAN 66 KabupatenOgan Komering Ulu67Kabupaten Musi Banyuasin68 Kabupaten Muara Enim69Kabupaten Musi Rawas70Kota Bengkulu71KabupatenBengkulu Utara72 Kabupaten Mukomuko73Kabupaten RejangLebong

7 BENGKULU 74Kabupaten Lebong75Kabupaten Seluma76Kabupalen Bengkulu Selatan77 Kabupaten Kaur78Kabupaten Bengkulu Tengah79Kota Bandar Lampung80Kabupaten LampungSelatan81Kabupaten LampungTengah82Kabupalen LampungUtara83Kabupaten LampungBarat84 Kabupalen TulangBawang

8 LAMPUNG 85 Kabupalen Tanggamus86 Kabupaten Lampunglimur87KabupatenWay Kanan

88 Kabupaten Mesuji89Kabupaten Pesawaran90 Kabupaten Pringsewu91Kabupaten Pesisir Barat92KOla Cilegon

9 BANTEN 93Kabupaten Lebak94 Kabupaten Pandeglang

------------- -----

Page 82: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

No Provinsi No Kabupaten/Kota

95 Kota Sukabumi

96 Kabupaten Sukabumi

97 Kabupaten Cianjur

98 Kabupaten Bandung

99 Kabupaten Sumedang

10 JAWA BARAT 100 Kabupaten Garut

101 Kabupaten Tasikmalaya

102 Kabupaten Ciamis

103 Kabupaten Majalengka

104 Kabupaten Indramayu

105 Kabupaten Subang

106 Kota Denpasar

107 Kabupaten Jembrana11 BALI 108 Kabupaten Tabanan

109 Kabupaten Badung

110 Kabupaten Gianyar

111 Kota Palangkaraya112 Kabupaten Sukamara

113 Kabupaten Lamandau

114 Kabupaten Kotowaringin Barat

115 Kabupaten Kota limur

116 Kabupaten Seruyan

12 KALIMANTAN TENGAH 117 Kabupaten Katingan

118 Kabupaten Kuala Kapuas

119 Kabupaten Pulang Pisau

120 Kabupaten Gunung Mas121 Kabupaten Barito limur

122 Kabupaten Barito Selatan123 Kabupaten Barito Utara124 Kabupaten Murung Raya

125 Kota Banjannasin

126 Kota Banjarbaru127 Kabupaten Banjar

128 Kabupaten Barito Kuala

129 Kabupaten Tapin

13 KALIMANTAN SELATAN 130 Kabupaten Hulu Sungai Selatan

131 Kabupaten Hulu Sungai Tengah132 Kabupaten Hulu Sungai Utara133 Kabupaten Batangan

134 Kabupaten Tabalong

135 Kabupaten Tanah Laut136 Kabupaten Tanah Bumbu

137 Kabupaten Kutai Kartanegara138 Kabupaten Penajem Paser Utara

14 KALIMANTAN TIMUR 139 Kabupaten Paser140 Kabupaten Kutai limur141 Kabupaten Kutai Barat

15 KALIMANTAN BARAT 142 Kabupaten Kapuas Hulu143 Kota Bitung144 Kota Tomohon

145 Kota Kotamobagu16 SULAWESIUTARA 146 Kabupaten Talaud

147 Kabupaten Siau TagulandangBiaro148 Kabupaten Bolaang Mongondowlimur149 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

GORONTALO 150 Kola Gorontalo17

Kabupaten Bone Bolango151

Page 83: LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 - e-renggar.kemkes.go.idLAf\lP PZPTVL ·ZO'" I DAFTAR 151 KATA PENGANTAR DAFTAR lSI ii DAFTAR GRAFIK iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF

No Provinsi No Kabupaten/Kota

152 Kabupaten Morowali

153 Kabupaten Touna

18 SULAWESITENGAH154 Kabupaten Bangkep

155 Kabupaten Sigi

156 Kabupaten Banggai Laut

157 Kabupaten Morowali Utara

158 Kota Makassar

159 Kabupaten Bantaeng

160 Kabupaten Barru

161 Kabupaten Enrekang

19 SULAWESISELATAN162 Kabupalen Gowa

163 Kabupalen Jeneponto

164 Kabupaten Luwu

165 Kabupaten Luwu Utara

166 Kabupaten Selayar

167 Kabupaten Toraja Ulara

168 Kola Kendari

169 Kola Bau-bau

170 Kabupalen Konawe

171 Kabupaten Kolaka

20 SULAWESITENGGARA172 Kabupalen Muna

173 Kabupaten Buton

174 Kabupaten Konawe Selatan

175 Kabupaten Bombana

176 Kabupaten Wakatobi

177 Kabupaten Buton Utara

178 Kabupaten Majene

179 Kabupaten Mamuju

21 SULAWESIBARAT180 Kabupaten Polman

181 Kabupaten Marruqu Utara

182 Kabupaten Mamuju Tengah

183 Kabupaten Mamasa

22 NUSATENGGARATIMUR 184 Kabupaten Manggarai

185 Kabupaten Maluku Tengah

186 Kabupa!en Seram Bagian Barat

23 MALUKU 187 Kabupaten Tanimbar

188 Kabupaten Maluku Tenggara

189 Kabupaten Maluku Barat Daya

190 Kola Ternate

191 Kola Tidore Kepulauan

192 Kabupaten Halmahera Sarat

24 MALUKU UTARA193 Kabupaten Halmahera Utara

194 Kabupaten Halmahera Selatan

195 KabupatenHalmahera Tengah

196 Kabupaten Halmahera Timur

197 Kabupaten Kepulauan Sula ..

Jak~5!~IA~ 0K ff.i. fZ zoon;~r~"~~'*(~ G TZJ~

-1') I

drh. ~~~ piaNIP. 19&3 ~20

20

02