laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
Transcript of laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
k.wr ‘14
KONSENTRASI KRITIS MISEL
TUJUAN
Menentukan konsentrasi kritis misel dari gelatin pada pelarut air dan penentuan harga
entalpinya.
DASAR TEORI
Surfaktan atau surface active agents atau wetting agents merupakan bahan organic
yang berperan sebagai bahan aktif pada detergen, sabun, dan sampo. Surfaktam dapat
menurunkan tegangan permukaan sehingga memungkinkan partikel-partikel yang menempel
pada bahan-bahan yang dicuci terlepas dan mengapung atau terlarut dalam air. Surfaktan juga
digunakan dalam industry tekstil dan pertambangan, baik sebagai lubrikan, emulsi, maupun
flokulan. Kadar surfaktan 1 mg/L dapat mengakibatkan terbentuknya busa di perairan.
Meskipun tidak bersifat toksik, keberadaan surfaktan dapat menimbulkan rasa pada air dan
menurunkan absorbs oksigen di perairan (Effendi, 2008).
Pengelompokan surfaktan adalah sebagai berikut (Effendi, 2008):
Surfaktan Anionik Surfaktan Kationik Surfaktan Nonionik Surfaktan Amphoterik
Natrium linear alkyl
benzene sulphonate
Linear alkylbenzene
sulphonate
Petroleum
sulphonate
Natrium lauryl ether
suphate
Alkyl sulphate
Alcohol sulphate
Stearalkonium
chloride
Benzalkonium
chloride
Quaternary
ammonium
compounds
Dodecyl
dimethylamine
Coco
diethanolamide
Alcohol ethoxy lates
Linier primary
alcohol
Alcohol
polyethoxylate
Polymers
Cocoampho
carboxyglycinate
Cocamidopropylbetain
es
Betaines
imidazolines
Misel merupakan koloid sabun asid organic yang molekulnya mempunyai ujung
hidrofobik (tak larut air) dan hidrofilik (larut air). Kehadirannya mungkin akan meningkatkan
kelarutan hidrokarbon dalam air dengan bertindak sebagai penghubung antara radikal OH pada
ujung hidrofilik dan molekul hidrokarbon pada ujung hidrofobil (Selley, 1985).
Konsentrasi minimum pada surfaktan dalam larutan disebut konsentrasi kritis misel
(critical micelle concentration). Nilai CMC mungkin cara paling sederhana untuk
mendeskripsikan perilaku koloid dan permukaan dari surfaktan dan menggambarkan informasi
tentang kegunaan industri dan aktivitas biologi dari detergen. CMC juga dapat digunakan dalam
mempelajari kinetika dan mekanisme reaksi dari beberapa kasus. CMC umumnya mencakup
k.wr ‘14
dispersi amfifil yang menunjukkan perubahan yang tiba-tiba pada sifat fisiknya seperti
konduktivitas, tegangan permukaan, tekanan osmotik, penyebaran cahaya, dan kecepatan
suara (Sun, 2013).
Surfaktan ionic terdiri surfaktan anionic dan kationik. Surfaktan anionic merupakan
surfaktan yang bagian alkilnya mengikat suatu anion dan surfaktan kationik merupakan
surfaktan yang bagian alkilnya mengikat suatu kation. Sedangkan surfaktan nonionic yakni
surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan dan surfaktan amfoter merupakan surfaktan
yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negative. Surfaktan ionic dapat berfaedah
bila ada asam dan basanya, sedangkan surfaktan nonionic bersifat kovalen dan tak terionisasi
(Hartomo, 1993).
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan hydrogen
pada permukaan. Mereka melakukaannya dengan menaruh kepala hidrofiliknya pada
permukaan air dengan ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air (Fessenden,
1986).
METODE PRAKTIKUM
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini meliputi labu ukur 1 L, labu ukur
100 ml, gelas beker, gelas arloji, pipet ukur, pipet tetes, pipet pump, thermometer,
pengaduk, dan konduktometri.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi gelatin dan
akuades.
CARA KERJA
Dilarutkan 5 gram gelatin ke dalam 1 liter akuades. Dari larutan tersebut diambil
44,4 ml; 45,2 ml; 46 ml; 46,8 ml; 47,6 ml; dan 50 ml, kemudian diencerkan dengan labu
ukur 100 ml. Untuk masing-masing larutan diukur daya hantar listriknya pada
temperature 30, 32, 34, 36, dan 38 0C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PERCOBAAN
Volume larutan
gelatin (ml)
Daya Hantar (µs)
300C 320C 340C 360C 380C
44,4
46,0
102,9
109,1
109,4
110,6
105,2
110,4
104,0
106,0
102,9
103,6
k.wr ‘14
46,8
47,6
50
117,4
115,5
120,3
113,6
112,3
116,7
110,2
108,2
113,8
105,2
103,1
109,3
101,2
99,0
104,5
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini akan ditentukan konsentrasi kritis misel dan harga entalpi
dari gelatin pada pelarut air. Misel dapat terbentuk jika pada larutan dengan konsentrasi
tinggi, di mana ditunjukkan dengan terjadinya fenomena di mana adanya perubahan
mendadak pada beberapa sifat fisik seperti turbiditas, tekanan osmosis, tegangan muka,
dan daya hantar listrik. Konsentrasi larutan di mana misel terbentuk disebut konsnetrasi
kritis misel (kkm). Pada percobaan ini, penentuan kkm dilakukan dengan mengukur daya
hantar listrik larutan pada variasi konsentrasi dan temperature larutan dengan
menggunakan gelatin pada pelarut air.
Besarnya daya hantar listrik dapat diketahui dengan menggunakan
konduktometer. Konduktometer dapat menentukan besarnya daya hatar suatu larutan
karena alat ini dilengkapi oleh konduktor (yang dicelupkan ke dalam larutan). Konduktor
ini akan menerima rangsangan dari suatu ion-ion pada larutan gelatin yang menyentuh
permukaan konduktor dan hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outpunya
berupa angka/bilangan.
Bahan yang digunakan sebagai surfaktan dalam percobaan ini yakni gelatin.
Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang
atau ligamen (jaringan ikat) hewan. Susunan asam aminonya hampir mirip dengan
kolagen.
Gelatin memiliki gugus yang bermuatan dan bagian tertentu dari rangkaian
kolagen mengandung asam amino hidrofobik dan hidrofilik. Bagian hidrofobik dan
hidrofilik dapat berpindah di permukaan, sehingga dapat mengurangi tegangan muka
larutan. Pada saat yang sama, gelatin memiliki beberapa sifat melindungi stabilitas
permukaan yang dibentuk. Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan gelatin
karena sifatnya itu yang mirip dengan surfaktan.
Sebelum digunakan, gelatin perlu dilarutkan terlebih dahulu ke dalam akuades
panas. Penggunaan akuades panas karena jika menggunakan akuades biasa (tidak
panas), gelatin akan sulit larut. Sehingga adanya akuades panas akan mempermudah
dan mempercepat proses pelarutannya.
Gelatin yang dilarutkan dalam akuades akan menghasilkan busa. Busa ini
terbentuk karena sifat surfaktan yang dimilikinya. Daerah hidrofobik pada rantai peptida
gelatin bertanggung jawab untuk menyediakan gelatin pengemulsi dan sifat berbusa.
Adanya busa menunjukkan adanya dispersi gas dalam cairan atau padatan. Busa yang
terbentuk terdapat di permukaan air karena pembentukan busa hanya terjadi pada saat
k.wr ‘14
surfaktan yang berada pada antar muka air-udara, dengan gugus hidropobik memanjang
pada bagian fase gas. Pada saat fase gas terbagi, maka busa akan terbentuk. Pada
keadaan ini, udara merupakan media nonpolar.
Untuk mengetahui besarnya konsentrasi kritis misel pada gelatin dalam pelarut
air, dilakukan pengukuran daya hantar listriknya dengan konduktometer. Pengukuran
dilakukan dengan konsentrasi gelatin tertentu dan dalam temperature yang bervariasi.
Misel dapat terbentuk karena di bawah konsentrasi kritis misel, konsentrasi
surfaktan yang mengalami adsorpsi pada antar muka akan bertambah jika konsentrasi
surfaktan total dinaikkan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan
akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini dapat tercapai suatu titik dimana baik antar muka maupun
dalam cairan menjadi jenuh dengan monomer. Jika konsentrasi surfaktan terus
ditambah hingga berlebihan, maka mereka akan beragregasi terus membentuk misel.
Konsentrasi terbentuknya misel disebut Critical Micelle Concentration (CMC/kkm).
Tegangan muka akan menurun hingga kkm tercapai. Setelah kkm tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
Berdasarkan hasil percobaan, terlihat bahwa pada konsentrasi larutan yang
sama, semakin tinggi temperaturenya menyebabkan nilai daya hantar listriknya juga
semakin tinggi. Adanya pertambahan temperatur menunjukkan pertambahan kalor
dalam larutan yang bertujuan untuk mempercepat laju reaksinya. Hal ini dikarenakan
senyawa pada temperatur yang tinggi menyebabkan partikel secara tidak langsung akan
mendapat tambahan energy dari luar, sehingga energy kinetic yang dimiliki suatu
partikel akan bertambah besar. Hal ini yang menyebabkan pergerakan partikel akan
semakin cepat, sehingga partikel akan lebih sering menyentuh/mengenai konduktor
pada konduktometer, sehingga daya hantar listrik yang dihasilkan pun semakin besar.
Akan tetapi, terdapat ketidaksesuaian nilai pada beberapa kondisi di mana pada
temperature yang lebih tinggi justru nilai daya hantar listriknya menurun. Hal tersebut
dimungkinkan karena saat proses percobaan, larutan harus dipanaskan dahulu
(disesuaikan temperaturnya) sampai terperatur yang diinginkan. Namun, saat
dipanaskan ternyata tidak semua bagian larutan terkena kalor (panas tidak merata).
Sehingga, sesekali larutan perlu diaduk agar pemerataan panas dalam larutan dapat
merata dan ketidaksesuaian hasil dapat dihindari.
Jika dilihat dari konsentrasi gelatin yang bervariasi, hasil percobaan
menunjukkan pada temperature yang sama, konsentrasi gelatin yang lebih tinggi, akan
menghasilkan daya hantar listrik yang lebih tinggi juga. Hal ini dikarenakan semakin
besar konsentrasi gelatin menyebabkan pembentukan misel yang terjadi dalam larutan
k.wr ‘14
juga semakin banyak. Sehingga, semakin banyak ion-ion larutan yang menyentuh
konduktor dan nilai daya hantar lintriknya tentu akan lebih tinggi pula.
Berdasarkan fakta hasil percobaan, dapat diketahui bahwa terdapat dua factor
penting yang menyebabkan pembentukan misel yakni temperature dan konsentrasi
larutan. Jika parameter penentuan konsentrasi kritis misel berdasarkan penentuan daya
hantar listriknya, diperoleh hasil bahwa saat temperature dinaikkan (mempercepat
pembentukan misel) maka daya hantar listriknya semakin tinggi dan jika konsentrasi
larutan dinaikkan daya hantar listriknya juga semakin tinggi. Daya hantar yang semakin
tinggi menunjukkan semakin banyaknya ion misel yang terbentuk dalam larutan.
Nilai konsentrasi kritis misel (kkm) gelatin dalam pelarut air dapat diketahui
dengan membuat grafik hubungan antara konsentrasi (C) vs daya hantar listrik (DHL)
pada setiap temperaturnya. Pada grafik akan diperoleh kondisi pada konsnetrasi di
mana ada penyimpangan nilai DHL paling tinggi (sudutnya paling kecil). Hal ini
menunjukkan adanya perubahan mendadak yang menunjukkan terbentuknya misel,
sehingga konsnetrasi tersebut merupakan konsentrasi kritis miselnya.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh pada temperature 30⁰C nilai kkm-nya
2,38 g/L, pada temperature 32⁰C nilai kkm-nya 2,38 g/L, pada temperature 34⁰C nilai
kkm-nya 2,38 g/L, pada temperature 36⁰C nilai kkm-nya 2,34 g/L, dan pada temperature
38⁰C nilai kkm-nya 2,34 g/L. Jika dilihat hasilnya, nilai kkm tidak sesuai dengan
teoritisnya karena seharusnya semakin tinggi konsentrasi semakin besar pula nilai kkm-
nya. Sementara itu, nilai entalpi atau energy miselisasi dari gelatin dalam pelarut air
dapat ditentukan dengan dibuat grafik antara 1/T vs ln kkm, di mana pada grafik ini akan
terbentuk garis lurus dengan persamaan y = 239,2 + 0,081 di mana slope menyatakan
. Sehingga, diperoleh besarnya ΔH yaitu 1,989 kJ.
KESIMPULAN
... (cari sendiri ya :D ) ^^
DAFTAR PUSTAKA
... (cari sendiri ya :D ) ^^
k.wr ‘14
GRAFIK
Penentuan Nilai kkm
Nilai kkm pada suhu 30⁰C
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara C vs DHL pada suhu 30⁰C. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa perubahan nilai DHL paling tinggi terjadi saat konsentrasi 2,38 g/L. Sehingga, dapat dikatakan nilai kkm pada suhu 30⁰C yakni 2,38 g/L.
Nilai kkm pada suhu 32⁰C
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara C vs DHL pada suhu 32⁰C. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa perubahan nilai DHL
k.wr ‘14
paling tinggi terjadi saat konsentrasi 2,38 g/L. Sehingga, dapat dikatakan nilai kkm pada suhu 32⁰C yakni 2,38 g/L.
Nilai kkm pada suhu 34⁰C
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara C vs DHL pada suhu 34⁰C. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa perubahan nilai DHL paling tinggi terjadi saat konsentrasi 2,38 g/L. Sehingga, dapat dikatakan nilai kkm pada suhu 34⁰C yakni 2,38 g/L.
Nilai kkm pada suhu 36⁰C
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara C vs DHL pada suhu 36⁰C. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa perubahan nilai DHL
k.wr ‘14
paling tinggi terjadi saat konsentrasi 2,34 g/L. Sehingga, dapat dikatakan nilai kkm pada suhu 36⁰C yakni 2,34 g/L.
Nilai kkm pada suhu 38⁰C
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara C vs DHL pada suhu 38⁰C. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa perubahan nilai DHL paling tinggi terjadi saat konsentrasi 2,34 g/L. Sehingga, dapat dikatakan nilai kkm pada suhu 38⁰C yakni 2,34 g/L.
Penentuan Energi Miselisasi (ΔH)
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln kkm pada penentuan
nilai konsentrasi kritis misel gelatin dalam pelarut air. Berdasarkan grafik tersebut
diperoleh persamaan garis y = 239,2x + 0,081 dan R2 = 0,746. Persamaan garis
k.wr ‘14
tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan , sehingga
diperoleh nilai yakni 1988,709 J atau 1,989 kJ.