laporan kesadahan

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan dibeberapa tempat terjadi kekeringan. Hal itu terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti 1

Transcript of laporan kesadahan

Page 1: laporan kesadahan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Kita

mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air

kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang ekonomi modern kita, air

juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga

listrik, dan transportasi. Air merupakan sumberdaya yang paling penting dalam

kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah

penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air

meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan

dibeberapa tempat terjadi kekeringan. Hal itu terjadi sebagai akibat dari kualitas

lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan,

berubahnya tata guna lahan dan sebagainya (Daud, 2010).

Kebutuhan masyarakat akan air bersih selama ini telah dipenuhi oleh

PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Diketahui bersama bahwa PDAM

belum dapat menjangkau seluruh wilayah dan harganya yang cukup tinggi bagi

masyarakat golongan ke bawah, dan akhirnya masyarakat banyak yang

menggunakan air tanah, sungai, danau, ataupun tadah hujan yang secara kualitas

tidak terjamin. Tapi hal terpenting adalah bagaimana masyarakat dapat memenuhi

kebutuhan akan air bersih. Suatu hal yang dikhawatirkan adalah bahwa

1

Page 2: laporan kesadahan

pemenuhan kebutuhan akan air bersih oleh masyarakat yang diperoleh dari air

tanah, sungai, danau, dan tadah hujan akan terganggu karena kontaminasi dari

kualitas lingkungan hidup yang terus menurun. Upaya apa yang perlu dilakukan

untuk penyelamatan air bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi

masyarakat (Daud, 2010)

Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah

kandungan unsur Ca dan Mg dalam air yang keberadaannya biasa disebut

kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk

penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah

tangga tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih

banyak karena sabun jadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul

sabun diikat oleh unsur Ca atau Mg. Bagi air industri, unsur Ca dapat

menyebabkan kerak pada dinding peralatan sistem pemanasan sehingga dapat

meyebabkan kerusakan pada peralatan industri, disamping itu dapat menghambat

proses pemanasan. Akibat adanya masalah ini persyaratan kesadahan dalam air

industri sangat diperhatikan begitupun untuk rumah tangga (Ruliasih, 2010),

sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap kesadahan air terutama air yang

digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum bagi masyarakat.

2

Page 3: laporan kesadahan

B. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar Kalsium (Ca),

kesadahan total, dan kadar Magnesium (Mg) dalam air sumur gali Jalan Sepakat

No. 21 Kera-Kera Tamalanrea.

C. Prinsip Percobaan

1. Sebelum digunakan alat harus berada dalam kondisi yang steril.

2. Jumlah sampel dan media yang digunakan harus sesuai ketentuan percobaan.

3. Contoh sampel air pada pemeriksaan Calsium (Ca), kesadahan total dan

Magnesium (Mg) harus sama besarnya.

4. Botol air, gelas ukur, pipet dan labu Erlenmeyer, dibilas dengan air sampel

sebelum digunakan.

5. Selama proses titrasi, homogenisasi harus terus dilakukan sampai ditemukan

perubahan warna yang sesuai.

6. Jika sampel ditambahkan murexide kemudian dititrasi maka perubahan warna

yang sesuai adalah dari merah muda menjadi ungu.

7. Jika sampel ditambahkan EBT kemudian dititrasi maka perubahan warna yang

sesuai adalah dari merah tua menjadi biru tua.

8. EDTA pada saat dimasukkan ke dalam buret, tidak boleh ada gelembung

udara.

3

Page 4: laporan kesadahan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Air Sumur Gali

Salah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat kecil

untuk mengambil air tanah dangkal dan dipergunakan sebagai sumber air

minum adalah sarana sumur gali. Sementara, air tanah dangkal adalah air yang

paling mudah terkontaminasi oleh rembesan yang berasal dari sarana

pembuangan air kotor, jamban, dan kotoran hewan. Pencemaran air sumur

gali terutama rentan terjadi di daerah-daerah permukiman yang rapat

penduduknya misalnya pada permukiman kumuh (Ditjen PPM & PLP, 1997

dalam Ompusunggu, 2009).

Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan

metal seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-

komponen tersebut dalam jumlah yang tinggi disebut air sadah. Air

minumpun bukan merupakan air murni meskipun bahan-bahan tersuspensi

dan bakteri mungkin dihilangkan dari air tersebut, tapi air minum masih

mengandung komponen-komponen terlarut (Fardiaz S., 1992 dalam

Ompusunggu, 2009).

Salah satu penyebab dari kurang baiknya kualitas air sumur gali adalah

karena sumur gali tidak terlindung dari pencemaran. Untuk melindungi

kualitas air sumur gali maka sumur gali harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut (Depkes RI, 1997 dalam Suherman 2001).

4

Page 5: laporan kesadahan

1. Lokasi

a. Apabila letak sumber pencemar lebih tinggi dari sumur gali dan

diperkirakan aliran air tanah mengalir ke sumur gali maka jarak

minimal sumur gali terhadap sumber pencemar adalah 11 meter.

b. Jika karak sumber pencemar sama atau lebih rendah dari sumur gali

maka jarak minimal sumur galitersebut 9 meter.

c. Yang termasuk sumber pencemar adalah jamban, air kotor/comberan,

tempat pembuangan sampah, kandang ternak, dan sumur/saluran

peresapan.

2. Lantai sumur gali harus kedap air, minimum lebarnya 1 meter dari pinggir

sumur, tidak tergenang air (kemiringan 1-5 %).

3. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) harus kedap air, tidak

menimbulkan genangan dan kemiringan minimal 2 %.

4. Bibir sumur mempunyai tinggi minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari

bahan yang kuat dan rapat air.

5. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah, dibuat

dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak dan longsor).

6. Tutup sumur, jika pengambilan air dengan pompa tangan/listrik. Sumur

harus ditutup rapat.

7. Jika pengambilan dengan timba harus ada timba khusus. Untuk mencegah

pencemarn timba harus selalu digantung dan tidak boleh diletakkan di

lantai.

5

Page 6: laporan kesadahan

B. Tinjauan Umum Tentang Kesadahan Air

1. Defenisi Kesadahan air

Istilah kesadahan digunakan untuk menunjukkan kandungan garam

kalsium dan magnesium yang terlarut, dinyatakan sebagai ekuivalen (setara)

kalsium karbonat.

Air sadah adalah air yang mengandung beberapa jenis mineral yaitu

Ca, Mg, Sr, Fe dan Mn yang konsentrasinya tinggi sehingga mengakibatkan

air menjadi keruh dan dapat mengurangi daya kerja sabun serta menimbulkan

kerak pada dasar ketel. Kesadahan air dikenal dengan nama kekerasan air

(hard water).

Menurut Gabriel (2001) dalam Siregar (2009), berdasarkan kadar

kalsium di dalam air maka tingkat kesadahan air digolongkan dalam 4 (empat)

kelompok yaitu:

a. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak (soft water)

b. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut moderately hard

water

c. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut hard water

d. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 300 mg/l ke atas disebut very hard water

Menurut Gaman (1992) dalam Siregar (2009), berdasarkan kandungan

mineral maka kesadahan air dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu:

6

Page 7: laporan kesadahan

a. Kesadahan air sementara/temporer disebut pula kesadahan karbonat.

Air disebut mempunyai kesadahan sementara apabila

kesadahannya dapat dihilangkan dengan pendidihan, mengandung kalsium

dam magnesium bikarbonat. Air dengan tipe ini terdapat di daerah

berkapur. Sejumlah kecil karbon dioksidasi terlarut dalam air hujan

membentuk asam lemah yaitu asam bikarbonat.

H2O + CO2 H2CO3

Air dioksida Karbon dioksida Asam karbonat

Asam karbonat secara perlahan-lahan melarutkan kalsium karbonat

membentuk kalsium bikarbonat yang larut.

b. Kesadahan air tetap/permanen disebut pula kesadahan non karbonat

Air dengan kesadahan tetap mengandung sulfat dan klorida

kalsium dan magnesium yang terlarut dalam air hujan yang lewat

menerobos batu-batuan yang mengandung garam-garam tersebut

2. Metode Penghilangan Kesadahan Air

a. Pendidihan

Jika air dididihkan, hanya kesadahan sementara yang dapat

dihilangkan. Bikarbonat dipecah menjadi karbonat, air dan karbon

dioksida.

b. Penambahan kapur mati

Kapur mati (kalsium hidroksida) juga hanya memisahkan

kesadahan sementara. Kapur harus ditambahkan pada jumlah yang telah

7

Page 8: laporan kesadahan

diperhitungkan sehingga kapur tersebut hanya cukup untuk menetralkan

bikarbonat.

c. Penambahan soda pencuci

Metode ini menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan

tetap. Soda pencuci (Natrium Karbonat) bereaksi dengan garam kalsium

dan magnesium dalam air sadah membentuk garam natrium yang larut

dengan garam kalsium dan magnesium yang tidak larut yang tertinggal

sebagai endapan.

d. Proses pertukaran ion

Metode ini digunakan dalam rumah tangga dan industri untuk

menghilangkan kedua tipe kesadahan. Proses ini meliputi penggunaan

resin alami dan resin buatan seperti permutit dan zeolit. Air sadah

dilewatkan melalui kolom yang diisi resin dan ion-ion kalsium dan

magnesium dalam air ditukar dengan ion natrium dalam resin. Resin

diregenerasi dengan dialiri larutan garam pekat (natrium klorida). Hal ini

akan mengisi ion natrium lagi (Gaman, 1992 dalam Siregar, 2009).

3. Penentuan Kesadahan Air

Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat

ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan

indikator yang peka terhadap semua kation tersebut.

Pada penentuan kesadahan air, diperlukan modifikasi dari cara titrasi

larutan Mg-Ca murni, karena dalam air sering dijumpai pengotoran oleh ion

8

Page 9: laporan kesadahan

besi dan logam-logam lain. Penggunaan indikator Eriochrome Black T atau

Calmagit akan terjadi indikator oleh ion besi karena bereaksi secara. Oleh

sebab itu, penambahan buffer pH 10 jumlah molekul EDTA dapat membuat

pasangan kimiawi dengan ion-ion kesadahan dan beberapa jenis ion lainnya.

Pasangan tersebut lebih kuat dari pada hubungan antara indikator dengan ion-

ion kesadahan. Oleh karena itu, pada pH 10 jumlah molekul EDTA yang

ditambahkan sebagai titran sama (ekuivalen) dengan jumlah ion-ion

kesadahan dalam sampel, dan molekul indikator terlepas dari ion kesadahan

(Santika, 1984 dalam Siregar, 2009).

Pada umumnya kesadahan dinyatakan dalam satuan ppm (part per

milloion/satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan

(dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan

Kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per

liter air. Dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan

sebagai 17,85 ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili

ekuivalen=2,8 dH= 50 ppm (Anonim, 2007 dalam Siregar, 2009).

C. Tinjauan Umum Tentang Metode Kompleksometri

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion),

Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling

mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks.

9

Page 10: laporan kesadahan

Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan

titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang

larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah

kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah

anion atau molekul netral (Basset, 1994 dalam Syabatini, 2009).

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi

pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang

terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks

demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa seperti di

atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti

yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut

ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan (Khopkar,

2002 dalam Syabatini, 2009) :

M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O

Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,

merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah

ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua

nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang

mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-

diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang

mempunyai dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen

penyumbang dalam molekul (Rival, 1995 dalam Syabatini, 2009).

10

Page 11: laporan kesadahan

Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan

sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif.

Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa

pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY.

Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi

dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam

larutan tersebut (Harjadi, 1993 dalam Syabatini, 2009).

Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg,

Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi

kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai

pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda

dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator

metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochrome black T;

pyrocatechol violet; xylenol orange; calmagit; 1-(2-piridil-azonaftol), PAN,

zincon, asam salisilat, metafalein dan calcein blue (Khopkar, 2002 dalam

Syabatini, 2009).

Satu-satunya ligan yang lazim dipakai pada masa lalu dalam pemeriksaan

kimia adala ion sianida, CN-, karena sifatnya yang dapat membentuk kompleks

yang mantap dengan ion perak dan ion nikel. Dengan ion perak, ion sianida

membentuk senyawa kompleks perak-sianida, sedangkan dengan ion nikel

membentuk nikel-sianida. Kendala yang membatasi pemakaian-pemakaian ion

sianoida dalam titrimetri adalah bahwa ion ini membentuk kompleks secara

11

Page 12: laporan kesadahan

bertahap dengan ion logam lantaran ion ini merupakan ligan bergigi satu (Rival,

1995 dalam Syabatini, 2009).

Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang

berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator

ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu

reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua

ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua,

reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga,

kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak,

karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun,

kompleks-indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logam-

EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam

dari kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat.

Kelima, kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam

harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap

ion logam (yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin

dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan

titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrome black T.

Pada pH tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat

dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide.

Kesulitan yang timbul dari kompleks yang lebih rendah dapat dihindari

dengan penggunaan bahan pengkelat sebagai titran. Bahan pengkelat yang

12

Page 13: laporan kesadahan

mengandung baik oksigen maupun nitrogen secara umum efektif dalam

membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan berbagai macam logam.

Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan

murni, sehingga EDTA banyak dipakai dalam melakukan percobaan

kompleksometri. Namun, karena adanya sejumlah tidak tertentu air, sebaiknya

EDTA distandarisasikan dahulu misalnya dengan menggunakan larutan kadmium

(Harjadi, 1993 dalam Syabatini, 2009).

13

Page 14: laporan kesadahan

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan Percobaan

1. Alat :

a. Botol Air (1 buah)

b. Labu Erlenmeyer (1 buah)

c. Pipet ukur (1 buah)

d. Bulp (1 buah)

e. Gelas beker (2 buah)

f. Gelas ukur (1 buah)

g. Sendok indikator murexide (1 buah)

h. Sendok indikator EBT (1 buah)

i. Buret

j. Alat Tulis

2. Bahan:

a. Sampel air sumur gali

b. Ethylene Diamene Tetraacetic Acid (EDTA)

c. Indikator murexide

d. Indikator EBT

e. Larutan buffer

f. NaOH

g. Aquades

14

Page 15: laporan kesadahan

h. Label

i. Tisu

j. Hand Sanitizer

B. Waktu dan Lokasi Pengambilan Sampel

1. Waktu pengambilan sampel

Pengambilan sampel air dilaksanakan pada tanggal 19 April 2011

pukul 09:30 WITA.

2. Lokasi pengambilan sampel

Lokasi pengambilan sampel air adalah di Jalan Sepakat Kera-kera

Tamalanrea Kota Makassar.

C. Prosedur Kerja

1. Pengambilan sampel air sumur gali

a. Disiapkan satu buah botol air untuk pengambilan sampel air

b. Tangan disterilisasi menggunakan hand sanitizer.

c. Buka tutup botol air kemudian bilas menggunakan air sumur.

d. Selanjutnya isi botol sampai penuh dan tutup rapat, kemudian diberi label.

2. Pemeriksaan sampel air sumur gali

a. Pemeriksaan Calsium (Ca)

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses

pemeriksaan sampel air.

15

Page 16: laporan kesadahan

2) 50 ml air sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sebelumnya

telah dibilas menggunakan air sampel.

3) Erlenmeyer yang telah berisi air sampel dimasukkan 2 ml NaOH,

kemudian dihomogenkan.

4) Setelah itu ditambahkan sepucuk sendok indikator murexide,

kemudian dihomogenkan sampai warna air sampel berubah menjadi

merah muda.

5) Selanjutanya, air sampel dititrasi dengan EDTA hingga warna air

sampel berubah dari merah muda menjadi ungu. Selama proses titrasi

homogenisasi harus terus dilakukan agar terjadi perubahan warna yang

sesuai.

6) Pada proses titrasi, dicatat jumlah EDTA yang berkurang pada buret.

b. Pemeriksaan Kesadahan Total

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses

pemeriksaan sampel air.

2) 50 ml air sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sebelumnya

telah dibilas menggunakan air sampel.

3) Erlenmeyer yang telah berisi air sampel dimasukkan 1 ml larutan

buffer, kemudian dihomogenkan.

4) Setelah itu ditambahkan sepucuk sendok indikator EBT, kemudian

dihomogenkan sampai warna air sampel berubah menjadi merah tua.

16

Page 17: laporan kesadahan

5) Selanjutanya, air sampel dititrasi dengan EDTA hingga warna air

sampel berubah dari merah tua menjadi biru tua. Selama proses titrasi

homogenisasi harus terus dilakukan agar terjadi perubahan warna yang

sesuai.

6) Pada proses titrasi, dicatat jumlah EDTA yang berkurang pada buret.

c. Perhitungan kadar Calsium (Ca), kesadahan total dan kadar Magnesium

(Mg)

1) Perhitungan kadar Calsium (Ca)

Kadar Calsium (Ca) air dapat dihitung menggunakan rumus:

Kadar Ca = 1000 x X ml x faktor EDTA x BA. Ca CA BM. CaCO3

Ket : CA : Contoh air (ml)

X : Jumlah dalam ml sampel berubah warna pada titrasi

2) Perhitungan Kesadahan Total

Kesadahan total air dapat dihitung menggunakan rumus :

Kesadahan Total = 1000 x X ml x Faktor EDTA x BM CaO CA BM CaCO3

Ket: CA : Contoh air (ml)

X : Jumlah dalam ml sampel berubah warna pada titrasi

3) Perhitungan kadar Magnesium (Mg)

Kadar Mg = 1000 x (hasil titrasi 0D –hasil titrasi Ca) f.EDTA x BA Mg CA BM CaCO3

17

Page 18: laporan kesadahan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Berdasarkan hasil percobaan terhadap sampel air sumur gali diperoleh

hasil sebagai berikut :

1. Nilai X (Total titrasi EDTA) pada pemeriksaan kadar Calsium adalah 3 ml.

2. Nilai X (Total titrasi EDTA) pada pemeriksaan Kesadahan Total adalah 6 ml.

Untuk menghitung kadar Calsium (Ca) air sumur gali dimana telah

diketahui nilai faktor EDTA adalah konstan yaitu 0,97 sedangkan, BA Ca = 40

dan BM CaCO3 = 100 dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kadar Ca = 1000 x X ml x faktor EDTA x BA. Ca CA BM. CaCO3

= 1000 x 3 ml x 0,97 x 40 50 100

= 23, 28 mg/l

Jadi, kadar Calsium (Ca) air sumur gali di Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera

Tamalanrea adalah 23, 28 mg/l.

Kadar kesadahan total air sumur gali dapat dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut (BM CaO = 56):

Kesadahan Total = 1000 x X ml x Faktor EDTA x BM CaO x 1 oD CA BM CaCO3

= 1000 x 6 ml x 0,97 x 56 50 100

= 65, 18 mg/l oD = 651, 8 mg/l

18

Page 19: laporan kesadahan

Jadi, kesadahan total air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera

Tamalanrea adalah 651, 8 mg/l.

Untuk menghitung kadar Magnesium (Mg) air sumur gali, dapat

digunakan nilai titrasi (X) pada pemeriksaan kadar Ca dan Kesadahan total air

dengan rumus sebagai berikut (BM Mg = 24,4):

Kadar Mg = 1000 x (hasil titrasi 0D –hasil titrasi Ca) f.EDTA x BA Mg CA BM CaCO3

= 1000 x ( 6 ml – 3 ml ) x 0,97 x 24,4 50 100

= 14, 20 mg/l

Jadi, kadar Magnesium (Mg) air sumur gali di Jalan Sepakat No. 21 Kera-

kera Tamalanrea adalah 14, 20 mg/l.

B. Pembahasan

Pada percobaan ini mencoba menentukan tingkat kesadahan suatu sampel

air dengan menggunakan reaksi pembentukkan ion kompleks. Langkah yang

dilakukan adalah penentuan kesadahan air yaitu dengan menggunakan metode

complexometri, yaitu dipakai garam EDTA (Ethylene Diamene Tetraacetic Acid).

Dalam menentukan kesadahan air, pemeriksaan yang dilakukan yaitu menentukan

kadar calcium (Ca), kesadahan total dan kadar magnesium (Mg) dari air sumur

yang diamati.

Pada penentuan kadar Calsium didapatkan kadar Ca sebesar 23, 28 mg/l

dan kesadahan total didapatkan hasil sebesar 651,8 mg/l dan sedangkan kadar

19

Page 20: laporan kesadahan

Magnesium dalam air sumur adalah 14, 20 mg/l. Dalam air sumur selalu terlarut

sejumlah garam Calsium dan atau Magnesium baik dalam bentuk garam klorida

maupun garam sulfat. Adanya garam-garam ini menyebabkan air menjadi sadah

yaitu tidak dapat menghasilkan busa jika dicampur dengan sabun.

Zat-zat atau bahan kimia yang terkandung di dalam air misalnya Ca, Mg,

CaCO3 yang melebihi standart kualitas tidak baik untuk dikonsumsi oleh orang

dengan fungsi ginjal yang kurang baik, karena akan menyebabkan pembentukkan

batu pada saluran kencing. Kebiasaan minum juga merupakan faktor penting yang

mempengaruhi pembentukan batu saluran kencing. Orang yang banyak

mengkonsumsi air dengan kandungan kapur tinggi akan menjadi predisposisi

pembentukan batu saluran kencing.

Adapun dampak yang ditimbulkan kesadahan dapat berakibat :

1. Kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen dan sabun.

2. Kesadahan Air dapat menyebabkan noda pada bahan pecah belah dan bahan

flat.

3. Kesadahan Air dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat.

4. Mineral kesadahan air dapat menyumbat semburan pembilas dan saluran air.

5. Residu kesadahan air dapat melapisi elemen pemanas dan menurunkan

efisiensi panas.

6. Kesadahan air dapat menciptakan buih logam pada kamar mandi shower dan

bathtubs.

20

Page 21: laporan kesadahan

Oleh karena itu, air yang digunakan manusia tidak boleh lebih dari 500

mg/l CaCO3 yakni sesuai dengan Standar kualitas air bersih yang ditetapkan

Permenkes RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 500 mg/l CaCO3.

Hasil pemeriksaan kesadahan total air adalah 651,8 mg/l. Adapun

persyaratan permenkes RI No 416 tahun 1990 mengenai standar kualitas air

bersih berdasarkan kesadahannya yakni 500 mg/l. Jadi dapat disimpulkan bahwa

air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera Tamalanrea tidak memenuhi

standar kualitas yang ditetapkan Permenkes.

21

Page 22: laporan kesadahan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan terhadap air sumur gali Jalan Sepakat No. 21

Kera-kera Tamalanrea diperoleh kadar Ca sebesar 23, 28 mg/l, kadar Magnesium

adalah 14, 20 mg/l dan kesadahan total air sumur gali, sebesar 651,8 mg/l,

sehingga dapat disimpulkan bahwa air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera

Tamalanrea dengan tingkat kesadahan total 651, 8 mg/l tidak memenuhi standar

kualitas yang ditetapkan Permenkes RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 500

mg/l CaCO3.

B. Saran

1. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan senantiasa melakukan kegiatan

monitoring terhadap sumber air bersih yang digunakan masyarakat sehingga

masyarakat terhindar dari gangguan kesahatan dan hal-hal yang berbahaya

lainnya akibat penggunaan sumber air yang tidak memenuhi standar.

2. Pihak Pemerintah diharapkan senantiasa melakukan kegiatan monitoring

dalam upaya penyehatan air melalui pengembangan dan inovasi teknologi

penerapan penyediaan air bersih.

3. Masyarakat berhati-hati dalam memilih sumber air dan senantiasa menjaga

lingkungan terutama sumber air agar tidak tercemar bahan-bahan yang dapat

mengganggu kesehatan.

22

Page 23: laporan kesadahan

4. Mahasiswa khususnya kesehatan lingkungan lebih mengembangkan skill-nya

dalam melakukan pemeriksaan terkait peningkatan standar kualitas

lingkungan.

23