LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1...

38
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII CHICHI AYU MARIA 14 06 07991 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

Transcript of LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1...

Page 1: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 2: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60
Page 3: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan

kuasa-Nya sehingga kegiatan dan penyusunan laporan Kerja Praktek di PT

Perkerbunan Nusantara VII telah selesai. Kerja Praktek dilaksanakan selama 1

bulan, yaitu pada tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 05 Agustus 2017.

Penyusunan laporan Kerja praktek ini sebagai syarat akademis yang wajib

dipenuhi oleh mahasiswa dalam menempuh perkuliahan di Fakultas Teknologi

Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta bukti pertanggungjawaban

terhadap kegiatan kera praktek yang telah dilaksanakan. Kerja praktek

dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan dunia kerja serta

mempraktekkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan.

Pada penyusunan laporan ini, penulis tidak luput dari bantuan oleh berbagai

hormat maka dengan kerendahan hati diucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri.

2. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek.

3. Bapak Dr. A. Teguh Siswantoro selaku dosen pembimbing Kerja Praktek.

4. Bapak Lomuk Harianja selaku pembimbing lapangan.

5. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan motivasi.

6. Seluruh karyawan PT Perkerbunan Nusantara VII yang telah membantu

selama pelaksanaan Kerja Praktek.

7. Teman-teman yang senantiasa memberi dukungan

Yogyakarta, 05 Agustus 2017

Penulis

Page 4: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tujuan ............................................................................................... 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 3

2.2. Struktur organisasi ............................................................................ 5

2.3. Manajemen Perusahaan ................................................................... 5

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis .................................................................................... 11

3.2. Produk yang Dihasilkan .................................................................... 12

3.3. Proses Produksi ................................................................................ 12

3.4. Fasilitas Produksi .............................................................................. 16

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Latar Belakang Pemilihan Bagian ..................................................... 18

4.2. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Pekerjaan .................................... 18

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan .................................................. 19

4.4. Usulan Tinjauan ................................................................................ 25

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 5: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

v

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 28

5.2. Saran ................................................................................................ 28

LAMPIRAN .............................................................................................. 29

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 6: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Suhu Pengasapan selama 6 hari ............................................ 23

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 7: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN VII .............................................. 4

Gambar 3.1. Proses Bisnis ...................................................................... 11

Gambar 4.1. Bill Of Material RSS ............................................................ 19

Gambar 4.2. Diagram Alir Proses RSS .................................................... 20

Gambar 4.3. Flow Chart Proses Penerimaan sampai Pembekuan .......... 22

Gambar 4.4. Proses Pengecekan Warna ................................................. 25

Gambar 4.5. FlowChart Simulasi Proses Inspeksi ................................... 26

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 8: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk

melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI

UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi

mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan,

meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon

sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa

Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama

kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja,

dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan,

penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek

kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan,

supervisor atau pembimbing lapangan

4. Mengamati perilaku sistem

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

6. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

a. Melatih kedisiplinan.

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan

atasan dalam perusahaan.

c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi

dan menjalankan bisnis.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 9: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

9

e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada

di perusahaan.

f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 03 Juli 2017 sampai

dengan 05 Agustus 2017 di PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) terletak

di desa Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way kanan Provinsi

Lampung. Areal tersebut terbentuk Unit Usaha yang terdiri dari beberapa

Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor

dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60 km, dan jarak perkebunan ke

kecamatan ± 20 km. semua dapat ditempuh dengan jalan darat sedangkan

lokasi emplasemen berada di dalam areal PT Perkebunan Nusantara VII.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 10: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

10

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1. Sejarah Perusahaan (sekaligus perkembangannya)

PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulung Buyut merupakan salah satu

diantara Unit dalam lingkungan PT. Perkebunan Nusantara VII yang

mengelola Budidaya Tanaman Karet. Letak Unit ini ± 60 km arah Timur Ibu

kota Kabupaten Way Kanan, dan ± 175 km dari Ibu kota Propinsi Lampung,

dengan ketinggian tempat ± 82 m diatas permukaan laut. Jenis tanahnya

adalah “Podsolik Merah Kuning” dengan bahan induk Tufa asam, latosol

dan sebagian kecil alluvial. Type iklim B dengan rata-rata curah hujan

bulanan lebih dari 200 mm sepanjang tahun, sehingga keadaan musim

normal daerah ini tidak mengalami kering yang berkepanjangan.

Perkebunan ini dibangun pada tahun 1930 oleh PT. Internatio Belanda.

Tahun 1957 diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka

Nasionalisasi dengan budidaya tanaman karet dan hasil olah karet

konvensional berupa RSS (Ribbed Smoked Sheet). Setelah pengambilan

alihan (Nasionalisasi) pada tanggal 10 Desember 1957, terjadi perubahan

status dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT)

Perkebunan X (Persero) pada tanggal 30 Juni 1980. Sejalan dengan

perkembangan areal dan meningkatnya produksi, maka pada tahun 1988

dan 1994 dibangun pabrik pengolahan karet remah (CRF) dengan kapasitas

masing-masing 20 ton kk/hari. Dan dilengkapi dengan unit pengolahan

Limbah yang telah memnuhi standar Bapedal. Dengan dibangunnya pabrik

CRF, maka mulai tahun 1989 sudah dapat diproduksi karet remah (SIR)

disamping produksi RSS yang telah ada. Sehingga dengan adanya

Restrukturisasi PT. Perkebunan pada tanggal 11 maret 1996 dengan akte

Notaris Harum Kamil,S.H. No. 40 berubah menjadi PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero).

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 11: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

11

2.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan susunan dan hubungan antara komponen bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan

dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Struktur organisasi memiliki fungsi sebagai berikut :

Gambar 2.1. Stuktur Organisasi PTPN VII Unit Tulung Buyut

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 12: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

12

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

PT. Perkebunan Nusantara VII salah satu perusahaan Perkebunan

mempunyai visi “ menjadi perusahaan agribisnis dan agroindustri yang

tangguh dan berkarakter global “.

Misi

a. Menjalankan usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet,

kelapa sawit, the dan tebu.

b. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi

vertical.

c. Mengembangkan teknologi budidaya dan proses yang efisien dan akrab

dengan lingkungan untuk menghasilkan produk berstandar, baik untuk

pasar domistik maupun international.

d. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders,

khususnya karyawan, mitra petani, pemasok, dan mitra usaha untuk

bersama-sama mewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan

perusahaan.

2.3.2 Nilai-nilai Perusahaan

a. Dinamic

Dinamis = Selalu siap dengan perubahan dan tantangan baru dengan

selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan.

b. On Target

Tepat Sasaran = Bekerja dan tekun demi tercapainya suatu target yang

diberikan oleh management

c. Innovative

Inovatif = Aktif dalam memberikan ide dan terobosan baru serta

membuka diri terhadap semua dan koreksi demi tercapainya perbaikan

yang berkesinambungan.

d. Capable

Mampu = Menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan penuh

amanah dan sungguh-sungguh

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 13: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

13

e. Team Work

Kerjasama = Mampu bekerja sama dengan rekan, karyawan

pelaksanan, maupun pimpinan serta tetap menjaga kekompakan antar

karyawan di dalam perusahaan

f. Environment Care

Peduli Lingkungan = Senantiasa berusaha untuk selalu menjaga dan

peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.

2.3.3 Ketenagakerjaan

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang

berkaitan dengan tenaga kerja. Ketenagakerjaan yang ada pada PT.

Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut berkaitan dengan hal-hal

berikut ini:

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau SDM merupakan elemen yang sangat

penting bagi perusahaan. Ketidakadaannya manusia dalam proses

bisnis pada perusahaan membuat perusahaan tersebut akan berjalan

dengan baik. Namun tidak sembarangan sumber daya manusia dapat

digunakan dalam perusahaan. Dibutuhkan SDM yang memenuhi

kompentensi tertentu agar dapat menjalankan proses bisnis

perusahaan.

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut memiliki kebijakan yaitu

menerapkan karyawan tetap dan karyawan kontrak. Karyawan

kontrak merupakan pekerja yang diambil dari outsourcing yang

bisanya ditempatkan pada bagian pengolahan dan pada pekerja

bongkar muat dan sebagainya . Karyawan lain yang bekerja selain

jenis pekerjaan di atas merupakan karyawan tetap.

b. Prosedur Perekrutan Karyawan

Proses pencarian atau perekrutan tenaga kerja baru di PT.

Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut dilakukan dengan bantuan

pihak ketiga yaitu LPP yang berkantor di Yogyakarta, pihak PT

Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut, menerima karyawan yang

diseleksi oleh LPP dan kemudian dilakukan training selama 3 bulan

untuk menjadi karyawan outsourcing, dan 1 tahun training untuk

menjadi karyawan tetap

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 14: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

14

c. Pembagian Jam Kerja

Sistem pembagian jam kerja yang ada di PT. Perkebunan Nusantara

VII Tulung Buyut adalah menggunakan pembagian berdasarkan

pekerja shift . Pembagian jam kerja shift ditujukan untuk pekerja yang

berada di area produksi, operator mesin, analis dibagian quality

management, dan bagian security. Pembagian waktunya sendiri

dibagi ke dalam 2 shift yang tiap shift bekerja selama 8 jam kerja.,

berikut ini pembagian waktu untuk setiap shift :

i. Shift 1

Senin – Kamis : 04.00 - 12.00 WIB

Jumat – Sabtu : 04.00 - 11.00 WIB

ii. Shift 2

Senin – Sabtu : 14.00 - 23.00 WIB

Keterangan :

Istirahat :12.00 – 14.00 WIB

Kebijakan untuk meratakan beban kerja pada pekerja shift, para

pekerja dibagi-bagi dalam grup. Terdapat 4 grup terdiri dari 10 sampai

15 pekerja yang nantinya tiap grup akan bergantian shift setiap

minggunya.

d. Sistem Pengupahan

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut memiliki sistem

pengupahan yang akan dibayarkan pada setiap bulan tepatnya

dipertengah bulan. Pembayaran untuk karyawan tetap dibayarkan

melalui rekening masing-masing karyawan, sedangkan untuk

karyawan outsourcing untuk gaji dibagikan melalui kantor

administrasi. Besaran nilai upah yang diterima tentunya disesuaikan

dengan tingkat jabatan yang ditambahkan dengan tunjangan-

tunjangan lain. Untuk jabatan atau tingkatan pekerja di PT

Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut ini, mengikuti sistem

golongan seperti pegawai negeri.

Untuk pekerja outsourcing pengupahan berdasarkan perjanjian atau

kontrak yang sebelumnya telah disepakati. Penentuan besaran

pengupahan didasarkan pada jenis pekerjaan yang dilakukan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 15: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

15

Pada PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut selain mendapatkan gaji

pokok para karyawan atau pekerjanya juga mendapatkan tunjangan-

tunjangan lain. Tunjangan yang didapatkan oleh para karyawan dan

pekerja di PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut adalah sebagai

berikut:

i. Tunjangan Hari Raya (Idul Fitri)

ii. Bonus Akhir Tahun

iii. Bonus Pencapaian Target Produksi

2.3.4 Fasilitas yang diterima oleh karyawan

Dalam rangka memberikan kepuasan dan rasa nyaman pada para pekerja

pihak PT. Perkebunan Nusantara VII, Tulung Buyut memberikan beberapa

fasilitas. Fasilitas ini digunakan dan didapatkan oleh para pekerja untuk

meningkatkan produktivitasnya. Fasilitas yang diterima oleh karyawan PT.

Perkebunan Nusantara VII adalah sebagai berikut:

a. Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan Hari Raya atau THR diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara

VII sebagai kewajiban perusahaan untuk memberikan tunjangan ketika

akan bertepatan dengan hari raya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ini

sesuai dengan PerMen No.04/Men/1994 tentang pemberian tunjangan hari

raya. Dan diberikan kepada karyawan paling lambat 7 hari sebelum hari

raya.

b. Jaminan kesehatan (melalui BPJS)

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut mewajibkan setiap pekerja atau

karyawannya memiliki asuransi. Salah satu yang digunakan oleh

perusahaan adalah jaminan kesehatan melalui BPJS Ketenagakerjaan.

Jaminan kesehatan ini diberikan untuk melindungi para pekerja terutama

bagi para pekerja di lingkungan pabrik karena dalam area pabrik banyak

sekali kegiatan- kegiatan yang berbahaya. Bagi para pekerja yang berada di

office juga diberikan jaminan kesehatan karena tidak menunutup

kemungkinan bekerja area office akan mengunjungi area-area pabrik,

sehingga tetap perlu diberikan jaminan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 16: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

16

c. Kerja Sama

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut bekerja sama dengan Bank

BRI. Karyawannya diberikan fasilitas rekening Bank BRI agar

mempermudahkan dalam memberikan gaji dan tunjangan-tunjangan

lainnya.

d. Klinik kesehatan

Fasilitas klinik juga diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung

Buyut yang merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesehatan

para karyawannya. Fasilitas ini selain dapat digunakan untuk pengobatan,

Klinik juga menyediakan obat-obatan yang mendukung untuk mengobati

keluhan-keluhan penyakit ringan yang dialami karyawan. Terdapat tim

khusus di klinik ini yang selalu siap siaga dalam menanggulangi jika adanya

kecelakaan kerja yang dialami pekerja.

e. Tempat Ibadah (Masjid)

Fasilitas yang diberikan selain untuk kebutuhan jasmani, namun PT.

Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut juga memberikan fasilitas bagi

kebutuhan rohani para karyawannya. Tempat ibadah diberikan pada

keriyawan yang ingin menunaikan kewajibannya beribadah.

f. Mess (Perumahan Karyawan)

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut juga memberikan fasilitas

berupa perumahan Karyawan yang letaknya berada di lingkungan pabrik

pengolahan PT Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut. Pemberian fasilitas

ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pekerja.

g. Safety Tools

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut dalam upayanya

meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja dari para karyawan

terutama pada area pengolahan. PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung

Buyut memberikan fasilitas alat-alat pelindungan diri terhadap kecelakaan.

Fasilitas utama yang diterima semua karyawan adalah berupa sepatu boot

dan Masker. Namun bagi pekerja-pekerja khusus seperti di area produksi

mendapatkan tambahan perlindungan. Tambahan perlindungan tersebut

berupa sarung tangan, masker, dan earplug. PT. Perkebunan Nusantara

VII Tulung Buyut juga memberikan alat-alat perlindungan dari kecelakaan

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 17: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

17

yang diberikan melalui bagian devisi K3., supaya para pekerja selalu ingat

dalam bekerja selalu mengutamakan kesehatan, dan keselamatan kerja.

h. Internet

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut dalam usahanya

meningkatkan produktivitas dari karyawan, memberikan fasilitas berupa

layanan internet. Fasilitas ini tentunya hanya digunakan untuk kegiatan-

kegiatan yang memiliki kepentingan bagi perusahaan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 18: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

18

BAB 3

TINAJUAN SISTEM PERUSAHAAN

Pada bagian bab 3 ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis sistem

perusahaan produk yang dihasilkan beserta proses-proses produksinya

3.1 Proses Bisnis Departemen

Proses Bisinis PT. Perkebunan Nusantara VII

Gudang Bahan BakuBOKAR Pengolahan Sortasi Quality Control Gudang

Ph

ase

Menerima LateksMenyimpan bahan

baku lateksMengolah lateks menjadi remahan

Dibersihkan sebanyak 7 kali

poses

Dimasukkan ke dalam penggilingan sebanyak 5 menjadi

lembaran karet

Lembaran lateks ditimbang

Dijemur selama 12 hari

Dicuci dan dikirim ke roli sekaligus

pengeringan

Diantar ke bagian penimbangan

Ditimbang

Mengecek kualitas produk

Apakah karet memenuhi standard

Menyusun karet di gudang

Gambar 3.1 Proses Bisinis

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 19: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

19

3.1 Produk yang dihasilkan

Produksi dan Produktivitas Komoditas tanaman yang dihasilkan oleh PTPN

VII (Persero) antara lain:

a. Karet Karet merupakan komoditas andalan ekspor yang mempunyai

kontribusi penting bagi perusahaan. Produksi yang dihasilkan antara lain:

Standar Indonesia Rubber (SIR), Ribber Smoked Sheet (RSS).

b. Kelapa sawit merupakan komoditas dengan areal terluas kedua yang

memiliki produktivitas cukup tinggi. Produksi yang dihasilkan antara lain:

minyak kepala sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit.

c. Teh Komoditi teh yang berada di PTPN VII (Persero) hanya berada di

unit usaha Pagar Alam (Pala), dengan produk berupa :

i. Grade I = BOP, BOP I, BOPF, PF, DUST, BP, BT.

ii. Grade II = BP II, BT II, PF II, DUST II, DUST III, DUST IV, FANN II, FANN

III

iii. Off Grade = BM, FLUFF, POWDER, RMIT

d. Tebu PTPN VII (Persero) memiliki 2 pabrik gula, yaitu : Cinta Manis di

Sumatera Selatan dan Bunga Mayang di Lampung dengan produk yang

dihasilkan yaitu : gula dan tetes.

3.2 Proses Produksi

3.3.1. Pengolahan Karet Standard Indonesian Rubber ( SIR )

a. Penerimaan Bahan Olah Karet ( BOKAR )

Bahan olah karet dari masyarakat berupa cup lump/slab. Yang tiba di pabrik

ditentukan beratnya dengan menggunakan jembatan timbang atau

timbangan duduk. Setelah itu dilakukan sortasi mutu bokar yang terutama

diterima dari plasma/pembelian, mutu bokar yang tidak sesuai dengan

standard SNI tidak diterima. Bokar dari kebun inti, plasma dan pembelian

ditempatkan dilantai semen dan terlindungi dari sinar matahari, dan

dikelompokkan sesuai jenis mutunya untuk memudahkan mengatur

komposisi, blending agar mutu produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi

teknis.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 20: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

20

b. Pencacahan dan Blending Karet

Sebelum digiling bahan olah karet terutama slab yang tebal harus

dibelah/dipotong dengan slab cutter untuk memeriksa kontaminasi dan

memudahkan pengolahan selanjutnya . Kotoran pada permukaan bokar

dicuci sebelum ke slab cutter. Kemudian bokar dipecah dalam pre

breaker menjadi ukuran ± 3 – 5 cm, setelah keluar dari pre breaker cacahan

karet masuk dalam bak blending 1 supaya homogen. Cacahan karet dipecah

lagi menjadi ukuran kecil ± 2 – 4 cm menggunakan hammermill 1. Cacahan

yang diperoleh kemudian dicampur lagi dalam bak blending II kemudian

cacahan dipecah lagi menjadi ukuran lebih kecil ukuran ± 1 – 2 cm

menggunakan hammermill II. Cacahan yang keluar dicampur lagi dalam bak

blending III yang berfungsi supaya cacahan karet tercampur dengan baik.

c. Pembuatan Crep

Cacahan dari bak blending III masuk ke macerator untuk membuat lembaran

awal. Lembaran yang keluar dari macerator digiling

dengan creper I dan II sambil melakukan pengepakan yang bertujuan agar

lembaran crep menjadi homogen, kemudian masuk ke creper III dan

akhirnya masuk ke creper finisher ketebalan crep 8 – 10 mm. Selama

penggilingan selalu dibarengi pencucian di setiap creper. Crep hasil gilingan

ditimbang dan dikeringkan dalam ruangan penggantung pre drying minimal

12 hari.

d. Peremahan dan Pengeringan

Setelah 12 hari di pre drying crepe diremah menggunakan shredder.

Selanjutnya remahan dimasukkan ke dalam trolly menggunakan vortex

pump dan vibrating screen. Pengisian trolly tidak boleh terlampau padat dan

ketinggiannya cukup merata pada setiap trolly dan tidak boleh terjadi

penggumpalan. Trolly yang sudah berisi remahan dimasukkan ke

dalam dryer, setting time 18 – 20 menit per trolly untuk dryer merk YAM dan

7 menit – 8 menit untuk dryer merk SHT atau lama pengeringan 3 jam - 3,2

jam dan setting of temperatur dryer 1180C – 1200C. Setting time dan setting

dryer tidak diperbolehkan diubah – ubah ketika dryer sedang beroperasi,

kecuali bila keadaan memaksa misalnya terjadi white sport/virgin rubber.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 21: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

21

e. Sortasi dan Pengepakan

Karet keluar dari dryer didinginkan menggunakan cooling fan hingga suhu

maksimum 400 C dan sebelum dipres diamati dan dihilangkan cacat karet

yang ada seperti white spot/virgin rubber, kontaminasi dan sebagainya.

Sebelum dipress karet ditimbang menurut berat yang diminta oleh

konsumen. Toleransi selisih berat yang diperkenankan per bale maksimal

0,5 %. Setelah ditimbang karet dipress dengan balling press selama ± 30

detik, hasil pressan harus padat dan kompak. Sebelum dibungkus dilakukan

sortasi pada bagian luar bale kemungkinan adanya white sport/virgin

rubber dan kontaminasi benda asing lainnya dan diditeksi menggunakan

metal ditektor . Sementara pengamatan bagian dalam bale dilakukan

dengan cara dibelah dengan kelipatan 6 dalam satu pallet (1 bale disetiap

lapisan). Bale yang sudah disortir melalui metal ditektor (bebas white

spot/virgin rubber dan kontaminasi) diberi pita mutu yang sesuai dengan

kelas mutunya lalu dilakukan pengepakan dengan kantong plastik polos atau

langsung dikemas dengan kantong plastik berlogo, Sebelum dimasukkan ke

dalam peti palletdiambil contoh/sample SIR untuk dianalisis pada

laboratorium, contoh/ sample SIR diambil dengan kelipatan 9 dalam

setiap pallet berisi 36 bale. Bale dikemas dalam pallet ( FS ) atau shrink

wrapped ( SW )

f. Penyimpanan dan Penggudangan

Kemasan pallet yang sudah selesai ditutup diberi nomor, Tanda Pengenal

Produsen (TPP) dibuat pada sisi pallet, sementara kemasan SW diberi

nomor, TPP pada label kemasan, kemudian disimpan dalam gudang

penyimpanan. Penyusunan dan penumpukan pallet/SW dikelompokan

menurut jenis mutunya untuk memudahkan dalam pelayanan

export/pengiriman.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 22: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

22

3.3.2. Pengolahan Ribbed Smoke Sheet (RSS)

a. Penerimaan Bahan Baku ( Lateks )

Penerimaan bahan baku lateks dari kebun melalui beberapa tahapan yaitu,

Lateks yang tiba di pabrik ditimbang menggunakan jembatan timbangan

atau diukur menggunakan bulking tank berskala. Kadar Karet Kering ( KKK)

lateks yang baik untuk diolah menjadi RSS berkisar 28 – 31%. Lateks dari

tank diambil 100 gram untuk dijadikan sample Kadar Karet Kering ( KKK )

sebelum masuk ke tempat pengolahan. Lateks dari tanki kendaraan

pengangkut dituang ke bulking tank disaring dengan saringan 40 – 60 mesh.

Kontaminasi yang banyak ditemui pada lateks hasil kebun berupa daun

pohon karet, tatal kayu, dan kontaminasi lainnya, lalu dibuang di tempat yang

telah disediakan. Pada saat penuangan lateks ke bulking tank, tidak boleh

terlalu deras karena sebagian lateks tidak tersaring dengan baik. Lateks

yang telah mengalami prakoagulasi tidak boleh menjadi RSS.

b. Pengenceran dan Pembekuan Lateks

Lateks diencerkan menjadi 12 – 14% KK di dalam bak – bak penggumpal,

air yang digunakan harus bersih dan jernih. Lateks dialirkan dari bulking

tank ke bak – bak penggumpal lateks yang telah berisi air pengencer,

kemudian lateks tersebut diaduk ± 16 kali ( 8 kali maju, 8 kali mundur ).

Setelah pengadukan cukup rata kemudian dilakukan pembuangan busa

dengan menggunakan saringan tangan 60 mesh. Selanjutnya

menambahkan larutan asam semut (formic acid) kepekatan 2,5 secukupnya,

kemudian diaduk sebanyak ± 16 kali ( 8 kali maju, 8 kali mundur ) agar

tercampur merata. Selanjutnya dilakukan pembuangan busa kedua hingga

tidak terlihat lagi busa di permukaan lateks. Pemasangan alat plat penyekat

dilakukan setelah pembuangan busa kedua. Sebelum dipasang plat

penyekat disiram dengan air lebih dahulu agar koagulum tidak lengket pada

plat – plat penyekat. Lateks didiamkan selama ± 4 jam sebelum digiling.

c. Penggilingan

Sebelum digiling koagulum yang sudah menggumpal sempurna di bak – bak

penggumpal disiram/diisi air, untuk memudahkan dalam pencabutan plat

penyekat. Talang luncuran koagulum diisi air untuk memudahkan koagulum

mengapung tujuannya agar karet mudah ditarik untuk dimasukkan ke mesin

giling Sheeter . Plat penyekat dicabut satu persatu dimulai dari bak

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 23: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

23

penggumpal yang koagulumnya telah menggumpal dengan sempurna.

Antara satu koagulum dengan koagulum lainya diusahakan agar mudah

disambung dan mudah penarikannya ke mesin giling (Sheeter ). Mesin

giling (Sheeter ) dihidupkan berikut air penyemprot diatas rol, lalu masukkan

koagulum satu per satu. Hindari sheet melipat selama dalam proses

penggilingan. Ketebalan penggilingan Sheet basah keluar dariSheeter 3 – 4

mm. Pencucian Sheet dilakukan dalam bak pencucian hingga tidak ada lagi

tersisa asam. Kemudian dilakukan penggantungan sheet pada lori. Setelah

lori terisi penuh, lori didorong ketempat penyiraman. Sheet disiram/dicuci

kembali untuk menghilangkan sisa – sisa asam dan kotoran yang masih

tersisa. Sebelum masuk ke kamar pengasapan. Lori yang berisi sheet di

tiriskan terlebih dahulu selama 2 – 4 jam.

3.3 Material Handling

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang

dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan

baku, barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ke tempat

tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3.4.1 Material Handling Pada Pengolahan RSS

a. Kereta dorong

Karet yang sudah melewati proses pengasapan akan dipindahkan ke

gudang penyimpanan menggunakan kereta dorong.

b. Rak Dorong

Karet yang sudah melewati proses penggilingan akan disusun di rak

penjemuran, rak tersebut dirancang agar dapat melewati rel menuju

gudang penjemuran.

3.4.2 Material Handling Pada Pengolahan SIR

a. Conveyor

Conveyor digunakan untuk memindakan material (lateks) ke mesin

penggiling latek. Selain itu conveyor juga digunakan pada proses

packaging.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 24: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

24

b. Lift Roll crepe

Karet yang sudah digiling dan menjadi lembaran panjang akan digulung

membentuk roll dan diangkat menggunakan lift menuju gudang

penjemuran.

c. Gerobang Sorong

Gerobak dorong digunakan untuk mendorong roll karet ke lokasi

penjemuran karet.

d. Forklift

Forklift digunakan untuk memindahkan produk setengah jadi ke gudang

penyimpanan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 25: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

25

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai tinjauan mahasiswa mengenai RSS

berikut hasil yang didapat mengenai system quality control yang ada :

4.1 Latar Belakang Pemilihan Bagian

Pada saat ini persaingan di dunia industri semakin ketat, untuk itu berbagai

macam cara dilakukan untuk memenangkan persaingan. Tidak sedikit pula

yang kalah dalam persaingan sehingga banyak industri-industri di Indonesia

gulung tikar yang menyebabkan kerugian besar baik itu pihak perusahaan

sendiri maupun masyarakat yang bekerja didalamnya. Pada dasarnya

keinginan konsumen yang menjadi prioritas dari perusahaan, semua

perusahaan menginginkan kepuasaan dari konsumen terhadap barang yang

diproduksinya. Masyarakat sekarang telah mengerti apa yang menjadi hal

penting dalam seleksi pemilihan produk yang akan dibeli. Jika konsumen

dihadapkan pada beberapa pilihan dengan harga yang relatif hampir sama

maka yang akan dipilih oleh konsumen adalah produk yang memiliki kualitas

yang paling baik. Untuk itu perusahan harus memperhatikan masalah yang

berkaitan dengan kualitas produk karena berhubungan langsung dengan

masalah konsumen.

4.2 Tujuan

a. Meningkatkan kualitas dari karet RSS yang dihasilkan.

b. Memberi parameter yang jelas mengenai masalah mutu yang akan

dihasilkan.

c. Menambah proses inspeksi pada proses produksi yang dilakukan di

RSS yang berguna untuk meningkat mutu dari produk yang dihasilkan.

4.3 Manfaat

a. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

b. Menjadi pilihan utama dari konsumen

c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat mengenai mutu dari produk.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 26: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

26

4.4 Alur dari Pekerjaan Mahasiswa

Berikut bahan yang digunakan untuk pembuatan RSS:

Gambar 4.1. Bill Of Material RSS (Ribbed Smoked Sheet)

Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah salah satu jenis produk olahan yang

berasal dari lateks / getah tanaman karet yang diolah secara teknik mekanis

dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan rumah asap serta mutunya

memenuhi standard yang ada.

Air (H20) merupakan unsur penting dalam proses pembuatan karet RSS baik

digunakan untuk membersihkan lateks yang membeku setelah diberikan

asam semut maupun digunakan pada saat proses pembekuan itu sendiri.

NH3 (Amonia) merupakan zat pertama yang dicampurkan pada lateks yang

baru di deres untuk menghindari proses penggumpalan pada lateks selama

perjalanan menuju tempat pengolahan.

Asam Semut (CH2O2) adalah bahan kimia yang digunakan untuk membantu

proses penggumpalan pada lateks yang telah diencerkan.

Pada dasarnya material yang menyusun atau bahan yang dicampurkan

untuk proses pembuatan Karet terutama RSS sangat sederhana yang

menjadi bagian pentingnya adalah takaran untuk masing-masing komponen

bahan terutama pada zat kimia Amonia dan Asam Semut apabila terlalu

banyak dan terlalu sedikit akan berdampak pada kualitas dari karet yang

akan diproduksi.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 27: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

27

Berikut adalah diagram alir dari alur proses RSS pada perusahaan

PTPN VII Tulung Buyut :

Gambar 4.2. Diagram Alir Proses RSS

Berikut penjelasan tentang alur flow chart dari pembuatan Ribbed Smoked

Sheet:

a. Penerimaan Lateks

Latek cair datang langsung dari kebun. Untuk menjaga lateks tersebut dalam

keadaan baik (tidak mengendap) maka dicampur kan NH3 (Amonia).

Amoniak ini digunakan untuk menghindari proses penggumpalan pada

lateks selama perjalanan menuju tempat pengolahan. Apabila pemberian

amoniak yang terlalu banyak akan menyebabkan pada saat pembekuan

akan memerlukan asam semut yang banyak dan warna dari karet yang

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 28: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

28

dihasilkan lebih gelap. Setelah itu diangkut menggunakan mobil ke bagian

penerimaan lateks. Pada bagian penerimaan lateks, lateks yang dibawa

tersebut dicek terlebih dahulu oleh bagian Quality Control, petugas

mengambil sampel yang ditimbang sebanyak 100 gram. Pengambilan

sampel 1 untuk satu bak lateks dikarenakan asumsi kualitas lateks untuk 1

bak itu sama sehingga cukup diambil satu sampel lateks untuk mewakili.

Petugas akan melihat kualitas dari lateks tersebut dengan cara memberikan

asam semut (CH2O2) agar proses pembekuannya lebih cepat, kemudian

digiling lalu petugas akan melihat kualitas dari lateks dengan visual saja

tanpa adanya bantuan mesin atau alat-alat lain. Cacat yang dimaksud

dengan lateks ini adalah adanya bitik hitam pada lateks yang diuji. Apabila

kualitas dari lateks tidak sesuai dengan standard maka lateks tidak dapat

diolah menjadi RSS melainkan harus diolah menjadi SIR 20. Tetapi jika

kualitas sudah sesuai dengan standarnya maka lateks langsung dimasukkan

ke dalam bak dan langsung disaring (untuk memastikan tidak terdapat

kontaminasi dengan material lain). Bak pembekuan terdapat 2 ukuran yaitu

besar (uk. 305x92x45 cm) sebanyak 28 unit dan kecil dengan ukuran

(uk.300x72x40cm) sebanyak 14 unit.

b. Pengenceran (AIR)

Setelah lateks sesuai dengan strandar yang ada kualitasnya maka

dimasukkan ke dalam Bak Pembekuan. Lateks disaring dengan

menggunakan 20 Mesh dan 40 Mesh. Sebelum itu lateks diencerkan terlebih

dahulu menggunakan air bersih sebanyak 12%-13%. Proses ini hanya

bertujuan mengencerkan latek dan membersihkan lateks dari kontaminasi.

c. Pembekuan (Asam Semut CH2O2)

Pada proses pembekuan lateks untuk RSS menggunakan zat kimia yaitu

Asam Semut (CH2O2). Zat kimia ini digunakan untuk mempercepat

penggumpalan lateks. Penambahan zat kimia ini harus sesuai dengan

takaran yang telah ditetapkan yaitu 6-7 kg/ton karet kering. Apabila pada

saat pemberian asam semut terlalu sedikit maka karet yang diprosuksi tidak

sesuai dengan mutu yang ada (tidak jadi mutu) sedangkan ketika pemberian

asam semut terlalu banyak maka akan menyebabkan karet akan getas

(cepat putus) ketika dilakukan penggilingan. Setelah selesai proses

pemberian asam semut, latek diaduk sebanyak 8 kali bolak-balik (maju-

mundur) yang dilakukan dengan cepat. Dan diberi sekat-sekat

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 29: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

29

menggunakan aluminium dengan ukuran antar jarak sekatnya 40 mm,

kemudian diperlukan waktu pembekuan 3-4 jam sebelum proses

penggilinggan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 30: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

30

Berikut Flow Chart dari Awal penerimaan Lateks hingga Lateks

dibekukan :

Gambar 4.3. Flow Chart Proses Penerimaan sampai Pembekuan

d. Penggilingan (Sheeter)

Proses penggilingan ini menggunakan sheeter, sheeter dikenal dengan 6 in

1 (Six In One). Pada dasarnya prosesnya dilakukan sekali jalan saja, lateks

yang sudah dibekukan di keluarkan dan dialiri air lalu dimasukkan ke dalam

mesin penggiling. Ketebalan (diameter) masing-masing mesin sheeter

berbeda-beda dan di akhir akan dihasilkan lembaran karet basah dengan

ketebalan 3 – 4 mm. Selesai proses penggilingan lateks yang berbentuk

lembaran dimasukkan ke dalam bak yang berisi air bersih gunanya untuk

membersihkan lembaran karet dari zat kimia yaitu asam semut agar tidak

ada lagi zat kimia menempel pada lembaran karet basah.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 31: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

31

e. Pengeringan dan Pengasapan

Karet setelah dibersihkan dikeringkan terlebih dahulu (ditiriskan) dijemur

dengan lori jemuran yang totalnya 45 lori di mana lori lama 18 unit dan baru

29 unit. Lama dari proses pengeringan 3-4 jam, lembaran karet dijemur di

bambu dan digantungkan pada lori-lori yang ada. Setelah selesai proses

pengasapan dilakukan di kamar asap dengan waktu 6 hari, jumlah kamar

asap ada 18 unit dimana 16 unit kamar asap lama dan 2 unit kamar asap

baru. Yang menjadi hal penting lagi adalah suhu yang diberikan pada saat

pengasapan, penentu karet jamuran atau tidak adalah pada hari pertama

dan kedua. Berikut tabel suhu yang diberikan selama 6 hari pengasapan :

Tabel 4.1. Suhu Pengasapan selama 6 Hari

Hari Ke- Suhu (˚C)

1 35 – 40

2 40 – 45

3 45 – 50

4 50 – 55

5 55 – 60

6 Siap dibongkar

Karena hari pertama dan kedua sangat penting maka dilakukan pengecekan

apakah lembaran karet mengalami jamuran atau tidak, ketika lembaran

lateks tidak jamuran maka langsung dimasukkan lagi ke kamar asap, dan

ketika ditemukan jamur pada lembaran lateks maka lori nya dikeluarkan dan

lembaran karet diturunkan dicuci dengan air bersih dan disikat lembaran

karet yang mengalami jamur kemudian dilanjutkan seperti tahap

pengeringan dan pengasapan.

Pada 4 proses diawal semuanya menggunakan air yang cukup banyak untuk

itu digunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) semua air yang

digunakan akan dialiri kesuatu tempat tertentu diolah kembali dan digunakan

lagi, setiap ailiran terdapat saringan yang bertujuan untuk memisahkan air

dan lateks-lateks kecil.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 32: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

32

f. Sortasi

Proses sortasi pada karet RSS ini dilakukan secara konvensional biasanya

dilakukan oleh kaum wanita (ibu-ibu) karena mereka lebih telaten dan teliti

dibandingkan laki-laki untuk melakukan proses sortasi. Karet yang telah

selesai dari kamar asap dikeluarkan dan diturunkan dari lori-lori yang dijemur

menggunakan bambu. Di letakkan pada lori dorong setelah itu dibawa sheet

menuju ruang sortasi. Di ruang sortasi ini lah mutu dari sheet RSS dilihat

menggunakan meja sortasi. Sheet dibentangkan pada meja sortasi, dicek

secara visual manusia saja disinilah ditentukan apakah sheet tersebut

mutunya masuk ke RSS I, RSS II, RSS III atau cutting (lembaran karet yang

tidak termasuk dalam Sheet yang dipotong kecil-kecil). Di sini juga dikontrol

kontaminasi dan jamur yang mungkin terjadi pada sheet.

g. Pengebalan

Sebelum masuk proses pengebalan sheet terlebih dahulu ditimbang dengan

berat 113 kg/bale. Penimbangan ini menggunakan timbangan bandela yang

pada dasarnya sangat manual dan kurang presisi. Setelah ditimbang

diangkut ke tempat press ada 2 unit 15 Hp 11 Kwh 330 wwlt daya tekan 6500

psi hasil timbangan dipress selama 4 menit didiamkan dalam kotak press

selama 24 jam. Dilanjutkan dengan proses packing bandela dibungkus diberi

pelabur dan demarking dengan komposisi pelabur sebagai berikut :

Minyak tanah : 7 Liter

Talk Powder : 3 Kg

Ukuran Bale : 50 x 50 cm

Proses pengecatan digunakan untuk menghindari sheet mengalami jamuran

yang akan menurunkan kualitas atau mutu dari produk. Setelah selesai

proses pengecatan dilanjutkan ke penyimpanan di gudang RSS. Dengan

kapasitas 1000 bale dan bale di susun 2 tingkat.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 33: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

33

4.5 Usulan Tinjauan dari Mahasiswa terkait Kualitas Produksi Karet

RSS.

Proses inspeksi pada proses produksi yang dilakukan hanya 2 kali :

Proses pertama dilakukan pada saat lateks datang dari kebun dan dilakukan

inspeksi atau pengecekan untuk melihat kondisi lateks yang ada apakah

terdapat bitnik hitam / wispot. Proses kedua dilakukan pada saat proses

sortasi, sheet yang sudah selesai dari kamar asap dicek dengan

menggunakan meja sortasi. Usulan yang saya lakukan dengan menambah

proses inspeksi pada saat keluar dari kamar pengasapan warna dari lateks

yang dihasilkan dicek terlebih dahulu sheet karet. Sehingga karet yang

masuk ke ruang sortasi sesuai dengan standard yang telah ada .

4.4.1 Tinjauan Pustaka

Proses pengeringan adalah proses penurunan kadar air (Hall,1975). Secara

garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah

faktor udara (eksternal) dan faktor fisik dari suatu bahan (internal). Udara

sekitar akan mempengaruhi proses pengeringan. Jika udara sekitar lembab,

maka proses pengeringan akan menjadi lama. Selain itu, sifat fisik bahan

juga menjadi faktor proses pengeringan. Meskipun faktor yang terbesar

adalah faktor yang berasal dari faktor luar, seperti udara lembab, dan faktor

internal, seperti sifat bahan, relatif memiliki pengaruh kecil dalam proses

pengeringan (Taib, G. et al., 1988).

Setelah proses pengeringan dan pengasapan lembaran karet, dilakukan

proses inspeksi lagi, mengenai warna lembaran karet yang dihasilkan

dengan visual, pada meja kaca yang telah disediakan tetapi dalam

perusahaan yang tidak pernah digunakan.

Cara kerja sistem yang akan diterapkan adalah kendali menggunakan meja

kaca sortasi yang portable (dapat dibawa ke mana saja dengan mudah).

Berikut cara kerja alat:

Sinar Warna dari karet Sheet

Meja kaca

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 34: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

34

Sinar dari lampu kaca

akan muncul dan dilihat

hasilnya

Gambar 4.4. Proses Pengecekan Warna

4.4.2 Berikut Flow Chart cara kerja setelah ditambah proses inspeksi:

YA

TIDAK

Gambar 4.5. Flow chart Simulasi Proses Inspeksi

Penjelasan mengenai flow chart diatas sebagai berikut :

Pertama menyalakan meja kaca yang digunakan untuk inspeksi, setelah

meja tersebut menyala lalu letakkan sheet di atas meja kaca, cahaya yang

dikeluarkan dari meja kaca akan terlihat dan akan terlihat warna dari sheet

A

Meletakkan Sheet

Warna

Sesuai

Hasil dari sheet turun 1

grade

Dibawa ke kamar

Sortasi

Siap dilanjutkan ke proses

berikutnya

End

Start

Menyalakan Meja Kaca

A

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 35: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

35

tersebut. Apabila warna yang dihasilkan sesuai dengan standart RSS maka

langsung dibawa ke kamar sortasi, apabila tidak sesuai maka sheet turun

grade menjadi II, III, atau cutting semua dipisahkan sesuai letak masing-

masing dan dilanjutkan ke proses berikutnya.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 36: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

36

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Untuk membantu mencapai produk yang berkualitas dibutuhkan alat atau

parameter yang pasti untuk mengukur secara pasti berapa standar yang

harus dipenuhi untuk tetap mempertahankan kualitas dari produk yang

dihasilkan. Sehingga untuk menambah satu operasi kerja yaitu melakukan

inspeksi menggunakan alat yang baik untuk melakukan inspeksi dalam

pengecekan warna sheet yang dihasilkan, yang siap masuk ke kamar

sortasi. Mungkin tidak semua karet yang diproduksi tetapi dalam satu lori

diambil beberapa sampel yang diuji untuk melihat warna karet yang keluar

dari kamar pengasapan. Diletakkan pada alat yang telah dirancang khusus

untuk proses inspeksi seperti meja portable. Di mana dapat digunakan

sangat sederhana karena ringan dan mudah digunakan, dibawa ke mana

saja cara penggunaan sangat mudah tanpa perlu ada pelatihan secara

khusus untuk bisa menggunakannya.

5.2 Saran

a. Perusahaan memperhatikan proses inspeksi karena untuk

meningkatkan kualiatas dari produk sangat diperlukan inspeksi

b. Proses inspeksi yang dilakukan cukup mengambil beberapa sampel dari

sheet yang ada pada lori yang sama.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 37: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

37

Lateks Kebun

TIMBANGAN

Menentukan volume lateks dari kebun

BULKING TANK

Ada 8 unit @ 1500LtrDisaring 20 Mesh, ambil monster

Ditentukan KKK

BAK PEMBEKUAN

Bak Pembekuan :Besar ( uk.305×92x45 cm) 28 unitKecil ( uk.300x72x40 cm) 14 unit- Lateks disaring 20 Mash, 40 Mash- Pengenceran 12% - 13%- Tambah Asam Semut 6 -7 Kg/ton KK- Pengadukan 16 x , diberi sekat-sekat- Waktu pembekuan 3-4jam

TALANG TRANSPORTASI KOAGULASI

Ada 2 LineMenghantarkan bekuan masuk

Ke Sheeter

SHEETER

Sheeter ada 2 unit, 1 unit stand by- Bekuan digiling jadi lembaran- Tebal Lembaran 3 -4 mm- Sheeter 6 in 1 ( Six in One )

BAK PENCUCI

Ada 2 unit ( @.305x92x45 cm)Hasil lembaran dicuci agar

Kotoran dan sisa asam semuthilang

LORI JEMURAN

Lori Jemuran terdapat 45 loriLori lama 16 unit, baru 29 unit- Dituntas / ditiriskan- Lama penirisan 3 – jam- Lembaran dijemur di bambu dan digantung pada lori

KAMAR ASAP

Jumlah Kamar Asap lama = 16 unitJumlah Kamar Asap baru = 2 unitTemperatur Hari 1 = 35 – Temperatur Hari 2 = 40 - 45Temperatur Hari 3 = 45 - 50Temperatur Hari 4 = 50 - 55Temperatur Hari 5 = 55 - 60Temperatur Hari 6 = Siap dibongkar

LORI DORONG

Ada 2 unitMembawa lembaran sheet setelah

dibongkar dari kamar asapke ruang sortasi

RUANG SORTASI

- Sortasi lembaran sheet sesuai Green Book : RSS I, RSS II, RSS III & CUTT- Kontrol terhadap kontaminasi dan jamur

TIMBANGAN BANDELA

Timbangan Kap 500 kgTerdapat 1 unitTimbang Bale

Berat 113 Kg/bale

PRESS

Ada 2 unit15 Hp 11 kwh 330 wwlt

Daya tekan 6500 psiHasil timbangan dipress selama4 menit didiamkan dalam kotak

pressselama 24 jam

GUDANG PACKING

Bandela dibungkus diberi pelabur dan dimarking, Komposisi Pelabur :- Minyak Tanah = 7 liter- Minyak Tanah = 0,25 kg- Talk Powder = 3 kg- Ukuran Bale 50 x 50 cm- Berat Bale 113 kg

GUDANG RSS

Kapasitas 1000 baleProduk siap diangkutBale disusun 2 tingkat

ALUR PROSES PENGOLAHAN RSSUNIT USAHA TULUNG BUYUT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 38: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII · 2018-03-25 · Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017