MMei - Juni 2015, ei - Juni 2015, EEdisi 10disi 10ptpn12.com/file/buletin/edisi10/hal 12.pdf ·...

1
Mei - Juni 2015, Mei - Juni 2015, Edisi 10 Edisi 10 mium,” ujarnya. Secara keseluruhan, kopi produksi Kebun Pancur Angkrek di pasar interna- sional dikenal dengan brand Java Coffee Pancoer, dengan menerapkan sistem manajemen mutu UTZ certied, good ag- riculture practice (GAP), dan good manu- facturer practice (GMP). Guna memanfaatkan peluang pasar kopi luwak, Kebun Pancur Angkrek juga memproduksi kopi jenis tersebut yang me- miliki karakter dan keunikan kenampakan biji normal, aroma, dan cita rasa khas. Spesikasi mutu kopi luwak Pancur Ang- krek adalah tanpa diayak dan nilai cacat maksimal 11. Untung Rp2 miliar Menilik adanya potensi lahan yang bisa dioptimalkan, para personel Ke- bun Pancur Angkrek bertekad mengem- bangkan aneka usaha guna mendong- krak pendapatan. Komoditas yang dilirik adalah yang dibutuhkan pasar sekaligus mudah ditanam meliputi kayu sengon, mahoni, mindi, dan jabon. Namun sengon tidak dikembangkan lagi karena terserang penyakit karat kuru. Budidaya aneka kayu yang telah di- laksanakan sejak bertahun-tahun lalu itu ditebang secara rutin setiap tahun.Seiring mengalirnya pendapatan dari batangan- batangan kayu, bibit-bibit baru juga terus ditanam di areal yang tidak cocok bagi penanaman kopi arabika serta di sepan- jang jalan kebun. Syamsul mengatakan tahun ini diren- canakan penebangan kayu mahoni seba- nyak 1.730 m3 dan kayu mindi 1.700 m3. “Aneka kayu mampu mendukung peningkatan pendapatan kebun. Hanya saja, biaya tebang muat angkut (TMA) dari Angkrek ke tempat penimbunan kayu (TPK) Prajekan cukup tinggi yakni Rp260.000/m3 akibat medannya berat dan saat hujan jalan licin,” tuturnya. Jarak antara Kebun Pancur Angkrek – Prajekan hanya 25 km, tapi waktu tempuh dengan kendaraan jip mencapai 1,5 jam disebabkan jalannya sempit dan harus melewati beberapa gua (bukit yang di- belah). Saat berpapasan dengan kenda- raan lain, maka salah satu harus mundur agar bisa bersim- pang jalan. Otomatis wak- tu tempuh kendaraan truk bermuatan kayu lebih lama lagi. Dalam kondisi demikian, jajaran Ke- bun Pancur Angkrek tetap bersemangat mengelola tanaman sesuai standar yang ditetapkan. Beberapa areal dijadikan sasa- ran penyulaman tanaman kopi agar popu- lasinya terpenuhi sebagai upaya mencapai produksi tinggi di masa mendatang. “Populasi tanaman kopi arabika di ke- bun kami rata-rata masih 1.500 pohon per hektar, padahal standarnya 2.000 pohon. Maka kami tahun ini melakukan penyula- man 243.000 batang tanaman kopi, bibit sudah siap,” ungkap Syamsul. Dia optimistis di tahun-tahun men- datang revenue maupun laba Kebun Pan- cur Angkrek akan terus meningkat. “Untuk tahun ini, kami menargetkan dapat meraup laba Rp2 miliar dari budi- daya komoditas utama kopi arabika dan aneka kayu,” Syamsul menyebutkan. Melalui pemeliharaan tanaman se- suai standar, diyakini pendapatan Kebun Pancur Angkrek akan dapat tumbuh se- cara berkelanjutan kendati pengoperasian kebun peninggalan Belanda itu telah ber- langsung seabad lebih. Seperti diketahui, Kebun Pancur Angkrek semula milik NV. Mijte Van der Lander Pantjoer Angkrek, kemudian dinasionalisasi pada 12 De- sember 1957 menjadi Pusat Perkebu- nan Negara (PPN) Baru. Sesudah itu, pada tahun 1972 masuk lingkup kebun PT Perke- bunan XXVI (Persero) yang lantas diga- bung menjadi ba- gian pengelolaan PTPN XII. Foto- foto dok. humas (hil/fm/yos) Susunan Manajemen Kebun Manajer : Ir. Syamsul HanaAsisten AKU : M. Faruqi S.W. Astan Afdeling Pancur : Misdianto, S.P. Astan Afdeling Megasari : Parjono, S.P. Astan Afdeling Angkrek : Abd. Halim Astan Afdeling Sumber Canting : Cukup Siswanto Astan Afdeling Kendeng : Jantono, S.P. Astekpol : Rizal Dwi Handoko, S.T.P. Kepala BP : Adi Saputro, Amd. Kep. KERAGAAN KEBUN PANCUR ANGKREK Areal hak guna usaha (HGU): 1.639,85 ha. Lokasi : Desa Sumber Canting, Botolinggo, Kab. Bondowoso Temperatur : 8°Celcius - 26°Celcius. Curah hujan : ± 4.551 mm Tipe iklim : C (Schmidt & Ferguson) Kemiringan : 6% - 54% Jenistanah : Latosol, Andusol, Regosol Jumlah karyawan tetap: 98 orang. Jumlah karyawan musiman: 669 orang ,” tuturnya. Pancur Angkrek – api waktu tempuh mencapai 1,5 jam empit dan harus (bukit yang di- n dengan kenda- atu harus sim- k- k bunan XXVI (Persero) yang lantas diga- bung menjadi ba- gian pengelolaan PTPN XII. Foto- foto dok. humas (hil/fm/yos) Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil Syamsul Hana, Manajer Kebun 12 12- -buletin ptpn12

Transcript of MMei - Juni 2015, ei - Juni 2015, EEdisi 10disi 10ptpn12.com/file/buletin/edisi10/hal 12.pdf ·...

Page 1: MMei - Juni 2015, ei - Juni 2015, EEdisi 10disi 10ptpn12.com/file/buletin/edisi10/hal 12.pdf · Asisten AKU : M. Faruqi S.W. Astan Afdeling Pancur : Misdianto, S.P. Astan Afdeling

Mei - Juni 2015, Mei - Juni 2015, Edisi 10Edisi 10

mium,” ujarnya.Secara keseluruhan, kopi produksi

Kebun Pancur Angkrek di pasar interna-sional dikenal dengan brand Java Co ffee Pancoer, dengan menerapkan sistem manajemen mutu UTZ certifi ed, good ag-riculture practice (GAP), dan good manu-facturer practice (GMP).

Guna memanfaatkan peluang pasar kopi luwak, Kebun Pancur Angkrek juga memproduksi kopi jenis tersebut yang me-miliki karakter dan keunikan kenampak an biji normal, aroma, dan cita rasa khas. Spesifi kasi mutu kopi luwak Pancur Ang-krek adalah tanpa diayak dan nilai cacat maksimal 11.

Untung Rp2 miliar

Menilik adanya potensi lahan yang bisa dioptimalkan, para personel Ke-bun Pancur Angkrek bertekad mengem-bangkan aneka usaha guna mendong-krak pendapatan. Komoditas yang dilirik adalah yang dibutuhkan pasar sekaligus

mudah ditanam meliputi kayu sengon, mahoni, mindi, dan jabon. Namun sengon tidak dikembangkan lagi karena terserang penyakit karat kuru.

Budidaya aneka kayu yang telah di-laksanakan sejak bertahun-tahun lalu itu ditebang secara rutin setiap tahun.Seiring mengalirnya pendapatan dari batangan-batangan kayu, bibit-bibit baru juga terus ditanam di areal yang tidak cocok bagi penanaman kopi arabika serta di sepan-jang jalan kebun.

Syamsul mengatakan tahun ini diren-canakan penebangan kayu mahoni seba-nyak 1.730 m3 dan kayu mindi 1.700 m3.

“Aneka kayu mampu mendukung pening katan pendapatan kebun. Hanya saja, biaya tebang muat angkut (TMA) dari Angkrek ke tempat penimbunan kayu (TPK) Prajekan cukup tinggi yakni Rp260.000/m3 akibat medannya berat dan saat hujan jalan licin,” tuturnya.

Jarak antara Kebun Pancur Angkrek – Prajekan hanya 25 km, tapi waktu tempuh dengan kendaraan jip mencapai 1,5 jam disebabkan jalannya sempit dan harus melewati beberapa gua (bukit yang di-belah). Saat berpapasan dengan kenda-raan lain, maka salah satu harus mundur agar bisa bersim-pang jalan. Otomatis wak-tu tempuh kendaraan truk

bermuatan kayu lebih lama lagi.Dalam kondisi demikian, jajaran Ke-

bun Pancur Angkrek tetap bersemangat mengelola tanaman sesuai standar yang ditetapkan. Beberapa areal dijadikan sasa-ran penyulaman tanaman kopi agar popu-lasinya terpenuhi sebagai upaya mencapai produksi tinggi di masa mendatang.

“Populasi tanaman kopi arabika di ke-bun kami rata-rata masih 1.500 pohon per hektar, padahal standarnya 2.000 pohon. Maka kami tahun ini melakukan penyula-man 243.000 batang tanaman kopi, bibit sudah siap,” ungkap Syamsul.

Dia optimistis di tahun-tahun men-datang revenue maupun laba Kebun Pan-cur Angkrek akan terus meningkat.

“Untuk tahun ini, kami menargetkan dapat meraup laba Rp2 miliar dari budi-daya komoditas utama kopi arabika dan aneka kayu,” Syamsul menyebutkan.

Melalui pemeliharaan tanaman se-suai standar, diyakini pendapatan Kebun Pancur Angkrek akan dapat tumbuh se-cara berkelanjutan kendati pengoperasian kebun peninggalan Belanda itu telah ber-langsung seabad lebih. Seperti diketahui, Kebun Pancur Angkrek semula milik NV. Mijte Van der Lander Pantjoer Angkrek, kemudian dinasionalisasi pada 12 De-sember 1957 menjadi Pusat Perkebu-nan Negara (PPN) Baru. Sesudah itu, pada tahun 1972 masuk lingkup kebun PT Perke-bunan XXVI (Persero) yang lantas diga-bung menjadi ba-gian pengelolaan PTPN XII. Foto-foto dok. humas (hil/fm/yos)

Susunan Manajemen Kebun Manajer : Ir. Syamsul Hanafi Asisten AKU : M. Faruqi S.W.Astan Afdeling Pancur : Misdianto, S.P.Astan Afdeling Megasari : Parjono, S.P.Astan Afdeling Angkrek : Abd. HalimAstan Afdeling Sumber Canting : Cukup SiswantoAstan Afdeling Kendeng : Jantono, S.P.Astekpol : Rizal Dwi Handoko, S.T.P.Kepala BP : Adi Saputro, Amd. Kep.

KERAGAAN KEBUN PANCUR ANGKREKAreal hak guna usaha (HGU): 1.639,85 ha.Lokasi : Desa Sumber Canting, Botolinggo, Kab. BondowosoTemperatur : 8°Celcius - 26°Celcius.Curah hujan : ± 4.551 mmTipe iklim : C (Schmidt & Ferguson)Kemiringan : 6% - 54%Jenistanah : Latosol, Andusol, RegosolJumlah karyawan tetap: 98 orang.Jumlah karyawan musiman: 669 orang

,” tuturnya.Pancur Angkrek –api waktu tempuh

mencapai 1,5 jamempit dan harus

(bukit yang di-n dengan kenda-atu harus sim-k-k

bunan XXVI (Persero) yang lantas diga-bung menjadi ba-gian pengelolaanPTPN XII. Foto-foto dok. humas (hil/fm/yos)

Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil

Syamsul Hanafi , Manajer Kebun

12 12--buletin ptpn12