LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN HIGH IMPACT DANA ITS 2020 · BAB I RINGKASAN ... Dengan proses aging...
Transcript of LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN HIGH IMPACT DANA ITS 2020 · BAB I RINGKASAN ... Dengan proses aging...
i
LAPORAN KEMAJUAN
PENELITIAN HIGH IMPACT
DANA ITS 2020
Kajian Eksperimental dan Elemen Hingga Karet Lokal
dan Kawat Galvanis pada Sistem Isolasi Seismik
di Daerah Gempa Kuat
Tim Peneliti :
Prof. Tavio, S.T., M.T., Ph.D. (Teknik Sipil/FTSPK)
Dr. Windiani, S.Sos., M.Si. (Studi Pembangunan/FDKBG)
DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian No: 841/PKS/ITS/2020
i
Daftar Isi
Daftar Isi ....................................................................................................................................... i
Daftar Tabel ................................................................................................................................. ii
Daftar Gambar ............................................................................................................................ iii
Daftar Lampiran .......................................................................................................................... iv
BAB I RINGKASAN ................................................................................................................... 1
BAB II HASIL PENELITIAN ..................................................................................................... 2
BAB III STATUS LUARAN ..................................................................................................... 14
BAB IV PERAN MITRA (UntukPenelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi) ....................... 15
BAB V KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN............................................................... 16
BAB VI RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA .................................................................. 17
BAB VII DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18
BAB VIII LAMPIRAN .............................................................................................................. 19
LAMPIRAN 1 Tabel Daftar Luaran ........................................................................................... 20
ii
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Sampel aging dan non-aging ......................................................................................... 5
Tabel 2.2 Koefisien model FEM ................................................................................................... 7
Tabel 2.3 Komparasi constitutive model ....................................................................................... 8
Tabel 2.4 Komparasi karet lokal dengan karet impor .................................................................... 9
iii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Proses mixing bahan dasar kompon ........................................................................... 2
Gambar 2.2 Kompon yang telah jadi ........................................................................................... 3
Gambar 2.3 Sampel karet berdasarkan hardness ........................................................................... 3
Gambar 2.4 Proses curing rheometer karet ................................................................................... 3
Gambar 2.5 Durasi proses pematangan karet ................................................................................ 4
Gambar 2.6 Uniaxial tension test .................................................................................................. 5
Gambar 2.7 Performa karet sebelum dan sesudah aging ............................................................... 6
Gambar 2.8 Komparasi model FEM pengujian uniaxial tension.................................................... 7
Gambar 2.9 Grafik perbandingan karet lokal dengan karet Shahzad et al. ................................... 10
Gambar 2.10 Pengujian kawat halus galvanis penguat ................................................................ 10
Gambar 2.11 Hasil pengujian kawat halus galvanis penguat ....................................................... 11
Gambar 2.12 Persiapan pelat tepi ............................................................................................... 11
Gambar 2.13 Susunan kompon dan kawat halus galvanis penguat .............................................. 12
Gambar 2.14 Proses prediksi durasi vulkanisat dengan rheometer .............................................. 12
Gambar 2.15 Produk isolator ...................................................................................................... 13
Gambar 2.16 Pemodelan FEM isolator ....................................................................................... 13
iv
Daftar Lampiran
LAMPIRAN 1 Tabel Daftar Luaran ........................................................................................... 20
1
BAB I RINGKASAN
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi gempa yang cukup tinggi. Kondisi
tersebut mengharuskan bangsa Indonesia memiliki bangunan yang tahan terhadap gempa dan ekonomis,
guna mengurangi resiko jumlah korban bila terjadi bencana gempa. Telah banyak metode yang
dikembangkan dan diadopsi oleh para ilmuan guna mengurangi potensi kerusakan bangunan akibat gempa,
salah satunya ialah penggunaan sistem isolasi seismik berupa isolator karet (seismic base isolator) sebagai
peredam energi gempa yang merusak bangunan [1].
Isolator berbahan karet sangat efektif dalam meredam beban gempa terhadap bangunan. Prinsip dasar isolator
karet ini adalah memperpanjang periode bangunan sehingga gaya gempa yang masuk ke bangunan tereduksi
dengan sangat signifikan [2,3]. Penggunaan isolator karet di dunia teknik sipil bukanlah sesuatu hal yang
baru. Sejak tahun 1980-an, isolator telah banyak digunakan sebagai peredam seismik untuk bangunan di
wilayah gempa resiko gempa tinggi di banyak negara maju [4,5]. Namun, penggunaan tersebut masih sangat
terbatas dikarenakan faktor biaya yang tinggi dan hanya bisa diaplikasikan pada bangunan gedung bertingkat
menengah sampai tinggi sesuai dengan tingkat investasinya.
Pada penelitian ini, telah dilakukan beberapa pengujian bahan dasar penyusun isolator berupa karet dan
kawat baja halus (fine wire mesh) guna menciptakan isolator karet yang murah khusus untuk rumah tinggal
sederhana di wilayah rawan gempa. Hasil yang diperoleh sangat menjanjikan untuk diciptakannya isolator
karet untuk rumah tinggal sederhana. Pengujian isolator karet direncanakan menggunakan gaya vertikal dan
horizontal [6,7]. Gaya vertikal menggambarkan gaya aksial bekerja dari beban bangunan di atasnya yang
diterapkan secara konstan dengan sistem kontrol displacement atau force, sedangkan gaya horizontal
diterapkan secara dinamis/siklik [8]. Dari pengujian dan evaluasi tersebut akan divalidasi untuk memastikan
keteraplikasian dari usulan inovasi isolator seismik untuk meredam gempa di wilayah gempa kuat. Adapun
luaran yang ditargetkan adalah sebuah artikel jurnal terindeks scopus.
Kata kunci: gempa bumi, isolator, karet, kawat halus, rumah tinggal sederhana.
2
BAB II HASIL PENELITIAN
2.1. Pembuatan Bahan
Terdapat tiga kategori dasar dalam inovasi untuk pemhuatan sampel yaitu sampel A, B dan C
(Gambar 2.1). Sedangkan tiga kategori pembanding berdasarkan sampel yang tersedia di market
dengan target mechanical properties yang hampir sama dengan kategori inovasi, yaitu sampel A40,
B50 dan C60.
Carbon turut mempengaruhi kekuatan hardness, pada campuran hardness 40 tidak
membutuhkan carbon sedangkan pada hardness 60 carbon dibutuhkan, hal ini disebabkan karena
carbon berfungsi sebagai filler dalam campuran natural rubber. Dari tampilan fisik juga terlihat
warna carbon turut menyumbangkan warna yang lebih gelap pada vulkanisat karet (lihat Gambar
2.2). Formula yang ditetapkan cukup stabil terhadap hardness yang diuji yaitu untuk tipe A didesain
dengan formula untuk hardness 40 ketika di tes hasilnya tidak jauh berbeda yaitu, 41, 40, 41, dan
tipe B yaitu 50, 52, 52 sedangkan tipe C ketika di tes hasilnya yaitu 60, 62, 61 (Gambar 2.3).
Carbon yang bersifat filler (material pengisi) dapat mengurangi penggunaan bahan dasar
(getah karet alam) natural rubber grade super tipe SIR 10 dimana harga karet alam tipe SIR 10 dua
kali lebih mahal dibandingkan karet alam SIR 20. Dengan inovasi carbon dalam pembuatan
campuran elastomeric base isolator dapat menekan biaya produksi.
Gambar 2.1 Proses mixing bahan dasar kompon
3
Gambar 2.2 Kompon yang telah jadi
Gambar 2.3 Sampel karet berdasarkan hardness
2.2 Curing Time dan Vulkanisat
Setelah melalui tahapan pembentukan kompon menjadi karet, tahap selanjutnya adalah
prediksi durasi pematangan karet dan masa berlaku kompon ketika disimpan. Alat rheometer
dipakai untuk memperoleh estimasi waktu pematangan (Gambar 2.4). Dari hasil vulkanisasi
terlihat waktu pematangan karet berada pada menit ke-12. Untuk memproduksi base isolator
penting untuk mengetahui proses pematangan karet dari kompon menjadi karet. Durasi
pematangan karet penting untuk memperkirakan durasi proses pematangan yang dapat di lihat pada
grafik rheometer (Gambar 2.5).
Gambar 2.4 Proses curing rheometer karet
4
Gambar 2.5 Durasi proses pematangan karet
5
2.3 Aging Karet
Ketika bahan karet digunakan untuk waktu yang lama, usia karet akan meningkat dan
menyebabkan perubahan sifat mekanik karet. Perubahan ini biasanya terlihat dari karet menjadi
semakin mengeras yang menyebabkan karet kehilangan karakteristik redamannya. Pembahasan sifat
mekanik karet setelah aging dimulai dari kekuatan tarik dan relaksasi spesimen karet dengan proses
aging dapat dilihat dalam Tabel 2.1 dan Gambar 2.6.
Tabel 2.1 Sampel aging dan non-aging
Properties Test Method
(ASTM) K40 K50 K60
Hardness, Shore A D.2240-15 40 50 60
Tensile Strength (isotropic), MPa D.412-16 27.1 27.1 23.7
Elongation at break, % D.412-16 730 610 530
Modulus 200%, MPa D.412-16 0.9 2.8 5.1
After aging at 70°C, 168 hrs.
(ASTM D. 573-04(2019))
• Change in Hardness, point
D.2240-15 +3 +3 +3
• Change in Tensile strength, % D.412-16 -6.18 -3.32 +0.42
• Change in Elongation at break, % D.412-16 -11.00 -9.84 -5.66
• Change in Modulus 200%, MPa D.412-16 +22.22 +32.14 +33.53
Compression set 25%, Room
Temperature, 22 hrs, % D.395-16e1 3.36 7.13 8.84
Compression set 25%, 70°C, 22 hrs, % D.395-16e1 8.22 12.43 16.49
Gambar 2.6 Uniaxial tension test
6
Dengan proses aging usia karet dapat diprediksi secara numerik, pada umumnya aging karet
alam dengan cara di oven dalam suhu 70 derajat celcius selama 7 hari setara dengan usia karet 50
tahun [9]. Masa layan umur bangunan juga sekitar 50 tahun, artinya proses aging dapat mewakili
dan memprediksi performa bangunan yang menggunakan elastomeric base isolator setelah 50 tahun.
Performa dan sifat mekanik karet setelah di aging mengalami penurunan pada kekuatan tarik
dan elongation at break pada masing-masing tipe karet seperti terlihat dalam Gambar 2.7. Dampak
perubahan sifat mekanik ini akan diuji pada simulasi numerik dengan finite element dan pengujian
experimental elastomeric base isolator. Sedangkan sifat mekanik dari hardness dan compression
serta modulus penampang akan memberikan dampak kenaikan setelah di aging (lihat Tabel 2.1)
namun hal ini tidak diharapkan karena kekakuan vertikal (stiffness) dari elastomeric base isolator
sebagian sudah diperhitungkan dengan penggunaan reinforcement (tulangan) pada tiap lapisan karet
yang disusun selang-seling. Dengan bertambahnya kekakuan vertikal, maka kemampuan deformasi
arah lateral akan berkurang sehingga rasio redaman struktur akan berkurang.
Gambar 2.7 Performa karet sebelum dan sesudah aging
2.4 Analisis Rubber dengan Finite Element (FEM)
Fungsi energi regangan dalam model hyperelastic uji karet uniaksial, uji equibiaxial dan uji
planar dimodelkan dan dianalisis dengan model matematika FEM dibandingkan dengan data uji
eksperimental. Model matematika yang sering dipakai untuk simulasi dalam FEM yaitu Mooney
Rivlin model, Neo Hookean model, Ogden model, Arruda-Boyce model, dan Yeoh model dengan
nilai koefiesien seperti dalam Tabel 2.2. Dari simulasi FEM diperoleh Model Yeoh menjadi pilihan
yang paling tepat untuk memprediksi perilaku histeresis komposisi karet karena kemampuannya
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 100 200 300 400 500 600 700
Sebelum vs Sesudah aging
7
untuk mencocokkan titik data eksperimental pada nilai regangan kecil dan besar di bawah nilai
regangan 200%. Secara keseluruhan dari lima model matematika, model Yeoh memberikan
penyesuaian terbaik dan paling akurat untuk berbagai data uji bahkan dalam data uji yang terbatas
jumlahnya, misalnya hanya memiliki data tegangan regangan uniaxial tarik saja (Gambar 2.8).
Perbandingan kelebihan dan kekurangan masing-masing model ditabelkan dalam Tabel 2.3.
Gambar 2.8 Komparasi model FEM pengujian uniaxial tension
Tabel 2.2 Koefisien model FEM
Model Constant Unit
Arruda-Boyce
μ 0.383854 MPa
μ0 0.383854 MPa
λm 2369.145 MPa
Yeoh
C10 0.201947 MPa
C20 -4.0756e-03 MPa
C30 3.3320e-04 MPa
Ogden
μ1 3.82329 MPa
α1 4.25347 MPa
Mooney-Rivlin
C10 0.15877 MPa
C01 2.9437e-02 MPa
Neo Hookean
C10 0.19192 MPa
8
Tabel 2.3 Komparasi constitutive model
Constitutive Model Kelebihan Kekurangan
Arruda-Boyce - Regangan cocok untuk kasus
beberapa model numerik
- Ketidakstabilan
- Kekakuan terbatas
Yeoh
- Model order turunan yang tinggi (N >
2)
- Sifat mekanikal karakteristik
(uniaxial tension) saling
menyesuaikan tiap kenaikan beban.
- Pada nilai regangan besar dan kecil
dibawah 200% model konstitutif
mudah di cocokan dengan data
eksperimental.
-
Ogden - Karet kualitas rendah cocok untuk
perilaku hyperelastic.
- Untuk data yang
terbatas tidak
terlalu akurat.
Mooney-Rivlin
- Cocok untuk karet dengan regangan
tinggi. Namun pada karet kualitas
rendah tidak cocok.
- Ketika
memodelkan karet
kualitas rendah
error pada perilaku
uniaxial tension.
Neo-Hookean
- Cocok untuk karet regangan rendah - Model turunan
kedua tidak cukup
untuk memodelkan
neo-hookean.
2.5 Perilaku Karet Lokal dan Karet IND
Konstanta model konstitutif karet hyperelastic dari sifat elastis nonlinear dipasang pada data
karakterisasi eksperimental. Data karakterisasi eksperimental adalah prasyarat untuk beberapa
perilaku tegangan-regangan konstitutif dari bahan hyperelastic seperti karet khususnya karet grade
rendah yang diproduksi lokal yang dipilih dalam penelitian dan kemudian dibandingkan dengan
yang dipelajari oleh Shahzad et al. [10]. Dengan kurva yang sesuai dengan data eksperimen dengan
model konstitutif yang tersedia untuk bahan hyperelastic (karet grade rendah lokal), konstanta yang
9
diprediksi untuk setiap model konstitutif dapat diperoleh. Nilai-nilai konstanta yang diperoleh
tercantum dalam Tabel 2.4.
Karet diuji oleh Shahzad et al. [10] dapat dipakai secara akurat menggunakan semua model
yang dapat disimpulkan bahwa karakteristik dan sifatnya berbeda dengan karet lokal grade rendah
di Indonesia.
Tabel 2.4 Komparasi karet lokal dengan karet impor
Model INA-A INA-B INA-C IND
Unit Constant Constant Constant Constant
Arruda-
Boyce
μ 0.018929 0.018637 0.01927 0.4283 MPa
μ0 0.018929 0.018637 0.01927 0.4462 MPa
λm 290066.56 291018.29 310424.35 3.9142 MPa
D - - - 1.71E-03 MPa
Yeoh
C10 0.013546 0.0134802 0.015303 0.2019 MPa
C20 -2.37E-07 -2.39E-07 -2.87E-07 4.43E-05 MPa
C30 3.326E-12 3.349E-12 3.773E-12 1.29E-04 MPa
D1 - - - 2.18E-03 MPa
D2 - - - 8.68E-05 MPa
D3 - - - -1.79E-05 MPa
Ogden
μ1 0.638477 0.64187 0.76389 0.4451 MPa
α1 -2.25256 -2.26088 -2.19209 -0.2241 MPa
D1 - - - 1.824E-03 MPa
Mooney-
Rivlin
C10 7.00E-03 6.837E-03 6.654E-03 0.339 MPa
C01 0.2563775 0.2618374 0.3415989 -3.37E-04 MPa
D1 - - - 1.58E-03 MPa
Neo-
Hookean
C10 9.464E-03 9.318E-03 9.863E-03 0.2587 MPa
D1 - - - 1.58E-03 MPa
Model hyperelastic yang paling tepat (model Ogden) untuk tiga set sampel karet tingkat
rendah lokal (INA-A, INA-B, dan INA-C) di bawah uji uniaksial yang ditunjukkan dalam Gambar
2.9 dibandingkan dengan yang dipelajari oleh Shahzad et al. (IND). Perbandingan menggambarkan
bahwa untuk semua tes laboratorium yang dilakukan (uji tarik uniaksial) karet tingkat rendah lokal
(INA-A, INA-B, dan INA-C) memiliki tegangan yang lebih tinggi daripada yang diuji oleh Shahzad
et al. (IND). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karet kelas rendah lokal memiliki masa
depan yang sangat menjanjikan untuk digunakan sebagai alternatif untuk pengembangan sistem
isolasi basis berbiaya rendah untuk perumahan umum di Indonesia, khususnya yang berlokasi di
daerah seismik berisiko tinggi.
10
Gambar 2.9 Grafik perbandingan karet lokal dengan karet Shahzad et al.
2.6 Pengujian Eksperimental Kawat Halus Penguat
Untuk pengujian tarik kawat halus penguat digunakan universal testing machine. Pengujian
tarik yang dilakukan ditunjukkan dalam Gambar 2.10 dan hasil pengujiannya dalam Gambar 2.11
menunjukkan bahwa kawat halus penguat merupakan bahan yang sesuai sebagai penguat isolator
karet.
Gambar 2.10 Pengujian kawat halus galvanis penguat
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0 50 100 150 200 250
Teg
angan
(M
Pa)
Regangan (%)
UNIAXIAL TARIK
INA A
INA B
INA C
IND
11
Gambar 2.11 Hasil pengujian kawat halus galvanis penguat
2.7 Pembuatan Isolator Karet
Proses pembuatan isolator karet diawali dengan penyusunan kompon karet dan kawat halus
penguat yang disusun secara berselang-seling. Proses pembuatannya dapat dilihat dalam Gambar
2.12 sampai 2.15, mulai dari proses prediksi durasi vulkanisat karet dengan rheometer sampai
dengan proses vulkanisir menjadi isolator. Gambar 2.15 menunjukkan hasil jadi produk isolator.
Gambar 2.12 Persiapan pelat tepi
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004
STR
ESS (M
Pa)
STRAIN (mm/mm)
STRESS VS STRAIN
12
Gambar 2.13 Susunan kompon dan kawat halus galvanis penguat
Gambar 2.14 Proses prediksi durasi vulkanisat dengan rheometer
13
Gambar 2.15 Produk isolator
2.8 Pemodelan dan Analisis FEM
Pemodelan FEM dilakukan dengan program Abaqus yang memiliki banyak library elemen dan
material. Karet hyperelastic diturunkan dari regangan energi potensial yang dimodelkan dengan
konstitutif model Yeoh dengan konstanta model C10: 0,201947; C20: -4,0756E-03; C30: 3,3320E-04
dan respon prony geser a1: 0,333; t1: 0,4; a2: 0,333; t2: 0,2. Elemen karet dimeshing dengan
pemodelan solid elemen linier C3D8RH, sedangkan top dan end plate serta kawat halus dimodelkan
dengan elemen C3D8R. C3D8R dapat membagi elemen secara otomatis, namun ada model yang
tidak dapat dibagi lagi secara langsung, terutama untuk model fine wiremesh yang kompleks,
sehingga perlu dilakukan pembatasan (partisi) secara manual yaitu membagi model yang kompleks
menjadi beberapa model sederhana. Masing-masing lapisan karet dan lapisan kawat halus
dihubungkan dengan elemen kontak interaksi MPC bonding constraint tipe tie surface to surface.
Hasil pemodelan FEM dapat dilihat dalam Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Pemodelan FEM isolator
14
BAB III STATUS LUARAN
Status luaran berupa artikel dalam proses review di Journal Periodico Tche Quimica (bukti kemajuan
ketercapaian luaran di bagian bab Lampiran).
15
BAB IV PERAN MITRA (UntukPenelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi)
Tidak ada Mitra karena bukan Penelitian Kerjasama Antar PT.
16
BAB V KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN
Kendala Penelitian hanya pada pergerakan yang agak lambat terutama untuk mobilisasi akibat protokol
Pandemi Covid-19, namun masih bisa berjalan dengan baik.
17
BAB VI RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA
Tahap selanjutnya akan dilakukan persiapan untuk pengujian sampel-sampel uji yang telah disiapkan untuk
mendapatkan hasil yang bisa dianalisis dan evaluasi untuk validasi keteraplikasian usulan inovasi ini. Artikel
luaran dalam proses review.
18
BAB VII DAFTAR PUSTAKA
1. Braga, F., and Laterza, M. (2004). “Field Testing of Low-Rise Base Isolated Building.”
Engineering Structure Journal 26: 1599-1610.
2. Kelly, J. M., and Calabrese, A. (2012). “Mechanics of Fiber Reinforced Bearings.”
Pasific Earthquake Engineering Research Center: 101.
3. Kelly, J. M., and Konstantinidis, D. A. (2011). “Mechanic of Rubber Bearings for
Seismic and Vibration Isolation.” John Wiley & Sons, Ltd, United Kingdom.
4. Kelly, J. M., and Takhirov, S. M. (2012). “Analytical and Experimental Study of Fiber-
Reinforced Elastomeric Isolator”. Pasific Earthquake Engineering Research Center: 11.
5. Kelly, J. M., Trevor, E. (2001). Design Guidelines Isolator of Structure. Holmes
Consulting Group Ltd, New Zealand.
6. Koh, C. G., and Kelly, J. M. (1988). “A Simple Mechanical Model for Elastomeric
Bearings used in Base Isolation.” International Journal Mechanical Science, V. 30(12):
933-943.
7. Matsagar, V. A., and Jangid, R. S. (2004). “Influence of Isolator Characteristics on The
Response of Base-Isolated Structures”. Engineering Structures Elsevier, V. 26: 1735-
1749.
8. Naeim, F., and Kelly, J. M. (1999). “Design of Seismic Isolated Structure from Theory
to Practice”. John Willey & Sons, New York.
9. Luo, R. K.; Zhou, X.; and Tang, J. (2016). “Numerical Prediction and Experiment on
Rubber Creep and Stress Relaxation using Time-Dependent Hyperelastic Approach.”
Polymer Testing, Elsevier, Vol. 52: 246-253.
10. Shahzad, M., Kamran, A., Siddiqui. M. Z., and Farhan, M. (2015). “Mechanical
Characterization and FE Modelling of a Hyperelastic Material.” Materials Research, V.
18, No. 5, pp. 918–924.
19
BAB VIII LAMPIRAN
Lampiran berisi tabel daftar luaran dan bukti pendukung luaran.
20
LAMPIRAN 1 Tabel Daftar Luaran
Program : High Impact
Nama Ketua Tim : Prof. Tavio, S.T., M.T., Ph.D.
Judul : Kajian Eksperimental dan Elemen Hingga Karet Lokal dan
Kawat Galvanis pada Sistem Isolasi Seismik di Daerah
Gempa Kuat
1.Artikel Jurnal
No Judul Artikel Nama Jurnal Status Kemajuan*)
1 Strength Performance of Perforated
Rubber Pad with Cross Sectional
Variability
Periodico Tche Quimica Proses review
*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, published
2. Artikel Konferensi
No Judul Artikel Nama Konferensi (Nama
Penyelenggara, Tempat,
Tanggal)
Status Kemajuan*)
*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, presented
3. Paten
No Judul Usulan Paten Status Kemajuan
*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review
4. Buku
No Judul Buku (Rencana) Penerbit Status Kemajuan*)
*) Status kemajuan: Persiapan, under review, published
5. Hasil Lain
No Nama Output Detail Output Status Kemajuan*)
*) Status kemajuan: cantumkan status kemajuan sesuai kondisi saat ini
6. Disertasi/Tesis/Tugas Akhir/PKM yang dihasilkan
No Nama Mahasiswa NRP Judul Status*)
1 Sandy I. Yansiku 03111960010001 Perilaku Isolator Karet Seismik
Inovatif untuk Perumahan Rakyat
In
progress
*) Status kemajuan: cantumkan lulus dan tahun kelulusan atau in progress
21
7. Submisi Luaran
22
8. Luaran Jurnal