Laporan Kasus Struma
-
Upload
rizky-zulfa-afrida -
Category
Documents
-
view
341 -
download
34
description
Transcript of Laporan Kasus Struma
LOGO
CASE REPORT“ANESTESIA UMUM PADA
isthmolobectomy SINISTRA”
CASE REPORT“ANESTESIA UMUM PADA
isthmolobectomy SINISTRA”
Di Susun Oleh :Elsis Leli Murtika
Fahmi JunaidyRizky Zulfa Afrida
Dokter pembimbing :Dr. Santi, Sp. An
Dr. Dadang, Sp. An
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Usia : 28
tahun
Alamat : Wr.
Kondang
Pekerjaan : kuli
bangunan
Status :
Menikah
Tanggal masuk : 4
– 09 - 2013
No. RM : 596XXX
Diagnosa preop :
SNNT
Jenis pembedahan
:
Isthmolobektomi
sinistra
ANAMNESISTn. I usia 28 tahun dengan Struma Nodusa Non-Toxic pro Isthmolobektomi. Pasien mengeluh muncul benjolan di leher sejak 5 bulan yang lalu yang awalnya berukuran kira-kira sebesar kelereng, tidak nyeri. Benjolan dirasakan semakin lama semakin membesar hingga berukuran kira-kira sebesar telur ayam dan benjolan dirasakan ikut bergerak saat menelan. Nyeri menelan atau sulit menelan disangkal. Pasien mengeluh suara menjadi serak sejak benjolan membesar
Pasien mengaku tidak ada hambatan dalam melakukan aktivitasnya. Tidak merasa lelah maupun sesak napas atau sakit dada bila berjalan jauh maupun naik tangga,. Tidak memerlukan bantal penyangga kepala saat tidur dan menyangkal keluhan batuk di malam hari.
Pasien menyangkal adanya keluhan cepat lelah, sesak, berat badan menurun, suka merasa cemas, tangan basah, tangan terasa panas, keringat banyak. Pasien juga menyangkal adanya keluhan batuk darah, demam atau keringat di malam hari.
Riwayat operasi sebelumnya disangkal, riwayat asma, tuberkulosis, hipertensi dan diabetes melitus disangkal. Tidak terdapat gigi palsu dan gigi goyang.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos Mentis (GCS
15)Antropometri :
Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 160cm
Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg Nadi : 100 kali per menit Suhu : 36,5oC RR : 20 kali per menit
STATUS GENERALISKepala : Normosefal, tidak ada
deformitas
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), pupil isokor,
refleks cahaya langsung dan tak langsung
(+/+)
Hidung : Septum di tengah, sekret -/-,
darah -/-
Mulut : Mukosa oral lembab,
Mallampati I
Telinga : Sekret -/-
Leher : status lokalis
STATUS GENERALIS Paru
Inspeksi : Gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor kedua lapang paru Auskultasi : Bunyi nafas vesikular +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/- Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V Perkusi (batas jantung)
• Atas : ICS II • Kanan : Linea parasternalis dekstra • Kiri : 1 cm lateral linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi : Datar Palpasi : Supel, hepar dan lien
tidak teraba, nyeri tekan (-) Perkusi : Timpani Auskultasi: Bising usus +, 76x/menit
Ekstremitas : Atas : Capillary Refill Time < 2 detik
+/+, akral hangat +/+ Bawah : Capillary Refill Time < 2
detik +/+, akral hangat +/+
STATUS LOKALIS
Leher : Tiroid : pembesaran (+), teraba
pembesaran tiroid pada lobus sinistra, bentuk nodul single, warna dan suhu sama dengan kulit sekitar, permukaan rata, konsistensi kenyal, mobile, nyeri tekan (-)
KGB: pembesaran (-) Thyromental Distance : 7,5cm Sternomental Distance : 13 cm
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Rutin
Hemoglobin 14 12-16 gr/dl
Leukosit 7.7 4,8- 10,8 .
10^3/uL
Hematokrit 41.6 37-47 %
Trombosit 317 150-450 .
10^3/uL
Laju Endap
Darah
10 7-17 mm/jam
Glukosa darah
puasa
98 70-110 mg%
Fungsi hati
AST (SGOT) 19 <31 U/L
ALT (SGPT) 21 <32U/L
Fungsi ginjal
Ureum 30 10-50 mg%
Kreatinin 0,9 0,5-1 mg%
Elektrolit
Natrium 139,5 135-148 mEq/L
Kalium 3,82 3,50-5,30 mEq/L
Calsium ion 1,07 1,15-1,29
mmol/L
HbsAg Non reaktif Non reaktif
Imunologi
T3 0.91 0.58 – 1.59
ng/ml
FT4 1,34 0,70-1,48 ng/dl
TSH 1,013 0,350-4,94uIu/
ml
PA view, simetris, inspirasi cukup, kondisi cukup
Hasil : Corakan bronkhovaskuler
normal, tak tampak infiltrat/konsolidasi/pemadatan limfonogi
Kedua sinus costrofrenicus lancip
Diafragma licin, tak mendatarCor : CTR < 0,5
Sistema tulang intactKesan : pulmo dalam batas
normalbesar cor normalsistema tulang yang
tervisualisasi intact
Kesan : Sinus Rhytme
diagnosis
Pasien laki-laki berusia 28 tahun dengan
struma Nodusa Non-Toxic pro Isthmolobectomy dextra
PRE-operaTIFKeadaan pra-bedahKU : BaikKesadaran : CMTanda-tanda vital preoperatif
Tekanan darah : 137/79 mmHg
Nadi : 82 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,5oC SpO2 : 99%
Status Fisik : ASA I
INTRA-operaTiFOperasi dilaksanakan pada tanggal 4
September 2013 pukul 12.00 s/d 13.00 WIB Penatalaksanaan anestesi pkl. 12.15 WIBAnestesi Umum :
Posisi : Supine Teknis Anestesi : anestesi umum
dengan menggunakan ETT No. 7,0 Anestesi dengan :
• Induksi : IV• Maintenance : O2 2lt, N2O 2L v0l %
dan isoflurene 2% Respirasi : Spontan
INTRA-operaTiF
Medikasi dan pelaksanaan pada kasus Rocuronium 25mg Propofol 100 mg Fentanyl 50ug Neostigmin 2mg Atrofin sulfat 0,5mg Dexametason 5mg
INTRA-operaTiFPemberian Cairan Perioperatif : RL 500
mlPerhitungan Cairan
Kebutuhan maintenance/ rumatan : (BB = 60 kg) • 10 kg pertama : 10 x 4 cc/kg/jam = 40
cc• 10 kg kedua : 10 x 2 cc/kg/jam = 20
cc• 40 kg sisanya : 40 x 1cc/kg/jam = 40
cc • Pasien puasa 8 jam preoperative : 8 x
100 cc/jam = 800 cc Kebutuhan resusitasi intraoperatif
• Pembedahan kecil : 0-2cc/kgBB• 2x60 = 120 cc
Total pemberian cairan : 800 + 120= 920 cc
INTRA-operaTiF
Jam Tek. darah Nadi RR SpO2
12.15140/90m
mHg
100x/
mnt
20x/
mnt100%
12.25120/80m
mHg
90x/
mnt
18x/
mnt99%
12.35130/85m
mHg
94x/
mnt
16x/
mnt99%
12.45120/75m
mHg
82x/
mnt
16x/
mnt99%
12.55120/77m
mHg
84x/
mnt
18x/
mnt100%
•Tanda-tanda Vital Intraoperatif
POST-operaTiF
Keadaan Pasien Pasca BedahKeadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 150/95
mmHg Nadi : 85 kali/menit Respirasi : 18 kali/menit Suhu : 35,8oC
POST-operaTiF
Jam
Aldrette scoreScor
eWK RR C KS ACT
13.1
5
Mera
h
mud
a (2)
Nafa
s
dala
m
(2)
150/
95
mm
Hg
(2)
Sadar,
orien
tasi
baik
(2)
Gera
k 4
ext
(2)
10
13.25
Mera
h
mud
a (2)
Nafa
s
dala
m
(2)
140/
90
mm
Hg
(2)
Sadar,
orien
tasi
baik
(2)
Gera
k 4
ext
(2)
10
13.35
Mera
h
mud
a (2)
Nafa
s
dala
m
(2)
130/
80
mm
Hg
(2)
Sadar,
orien
tasi
baik
(2)
Gera
k 4
ext
(2)
10
Tinjauan Pustaka&
Pembahasan kasus
Dasar teori anestesiologi
Aplikasi
Ilmu anestesiologi
Anestesi umumAplikatif dan diskusi
Ilmu anestesiologiAssestment, konsultasi dan persiapan pasien-pasien yang akan dianesthesia. Antisipasi timbulnya dan pencegahan nyeri selama pembedahan, operasi obgin, proses pengobatan, dan prosedur-prosedur diagnostik. Monitoring dan pemeliharaan dari fisiologis pada saat perioperative.
Manajemen pasien-pasien critical ill.
Diagnosis dan pengobatan nyeri akut, kronis, yang disebabkan oleh kanker.
Dari : American Board of Anesthesiology Booklet of Information, Januari 2003
Manajemen klinis dan proses
pembelajaran resusitasi jantung
paru.
Evaluasi fungsi respirasi dan
penerapan terapi pernapasan.
Panduan bagi klinisi, translational, dan
riset ilmu pengetahuan dasar.
Supervisi, pendidikan dan evaluasi
terhadap kinerja dari personil paramedis dan medis tentang perioperative care.
Keterlibatan secara administratif dalam
penegelolaan fasilitas kesehatan, organisatoris dan responsif terhadap
sekolah-sekolah medis.
Dari : American Board of Anesthesiology Booklet of Information, Januari 2003
Perencanaan anestesiPremedikasiJenis anestesi Umum Airway management Induksi Maintenance Muscle relaxation Regional Teknik Obat-obat Monitored anesthesia care Supplemental oxygen SedasiIntraoperative management Monitoring Positioning Fluid management Teknik SpesialPostoperative management Pain control Intensive care Postoperative ventilation Hemodynamic monitoring
Evaluasi Rutin Preoperative AnestesiI. Riwayat 1. Masalah Utama 2. Masalah lain yang diketahui 3. Riwayat Pengobatan Alergi Intoleransi obat Terapi yang Sedang Berlangsung Yang diresepkan Yang tidak diresepkan Nontherapeutic Alcohol Tembakau Yang Tidak diketahui 4. Riwayat Anestesi Sebelumnya, Riwayat operasi, dan jika ada riwayat obstetric dan riwayat nyeri 5. Riwayat Keluarga 6. Review sistem organ Umum (termasuk tingkat aktivitas) 7. Last oral intakeII. Pemeriksaan Fisik 1. Vital signs 2. Airway 3. Heart 4. Lungs 5. Extremities 6. Neurological examinationIII. Laboratory evaluation IV. ASA 1 classification: see Table 1–5.
Definisi Anestesi umum :Tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversibel)
Komponen Anestesi :- Hipnotik- Analgesia- Relaksasi otot
Anestesi umum
Penilaian dan Persiapan Pra-anestesia
Tujuan utama kunjungan pra anestesia
ialah :Untuk mengurang
i angka kesakitan
operasi
Mengurangi biaya operasi
Meningkatk
an kualit
as pelayanan kesehatan
Penilaian Pra-anestesia
Pada kasus
Struma (pembesaran kelenjar tiroid), perlu diketahui keluhan penyerta lainnya untuk mengidentifikasi jenis struma.
Struma Toksik• Kurus, irritable,
keringat banyak• Nervous• Palpitasi• Hipertoni simpatikus
(kulit basah dingin & tremor)
Struma Non Toksik
• Gemuk• Malas dan banyak
tidur• Gangguan
pertumbuhan
Penilaian Airway
Penilaian Airway
Kasus :Mallampati IThyromental Distance : 7,5cm Sternomental Distance : 13 cmKESAN : diperkirakan kesulitan intubasi minimal
Nilai >2 : prediksi 75% mengalami kesulitan intubasi
Pemeriksaan penunjang
Klasifikasi Status Fisik
Masukan oral dan Premedikasi
Selama anestesia, refleks laring mengalami penurunan. Resiko anastesia regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat pada jalan nafas pasien dipuasakan.
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi dengan tujuan melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia.
Pada kasus Pasien dipuasakan 8 jam sebelum induksiTidak diberikan premedikasi
Tatalaksana jalan nafas
Pada pasien dalam keadaan anestesi posisi terlentang, hilangnya tonus otot jalan nafas bagian atas menyebabkan lidah dan epiglotis jatuh kebelakang kearah dinding posterior faring dan menyebabakan obstruksi jalan nafas baik total maupun parsial.Dapat dikoreksi dengan cara :Manuver tripel jalan nafas dan
beberapa metode dibawah ini :
Perbandingan sifat alat jalan nafas
Sungkup
muka
Sungkup
laringPipa trakea
Intervensi Perlu
dipegangTak perlu dipegang
Tak perlu dipegang
Kualitas jalan nafas
Cukup baikCukup atau
baikSangat Baik
Akses kepala leher
Jelek Baik Baik
Ventilasi spontan
Prosedur sangat pendek
Prosedur lama
Prosedur lama
Ventilasi kendali
Prosedur sangat pendek
Prosedur lama
Prosedur sangat lama
Induksi dan rumatan anestesi• STATICS
Teknik anestesi umum• TIVA• VIMA• Kombina
si
Medikasi pada kasus• 3A• Antagonis
MR dan SA
INDUKSI ANESTESIA
Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anastesia dan pembedahan.Intrav
ena
Rektal
Intramuskula
r
Inhalasi
Persiapan induksi anestesi• Stetoskop mendengarkan suara paru dan
jantung. Laringo-scope. Pilih bilah atau daun (blade) yg sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.
Scope• pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia < 5 th tanpa
balon, dan > 5 th dengan balon (cuffed)Tubes• pipa mulut-faring (guedel), atau pipa hidung-
faring (naso-tracheal airway) Airway
• plester untuk fiksasi pipaTape• Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus
plastik yg mudah dibengkokkan.Introducer• Penyambung antara pipa dan peralatan
anastesiConnector
• penyedot lendir, ludah, dllSuction
Nama
obat
Dosis Onset of
Action
Duration
of Action
Propofol 2-2,5mg/
kgBB1-1,5menit 30-45 menit
Rocuroni
um
0,6-1mg/
kgBB30 detik 5-10 menit
Fentanyl 2-50ug/kgBB 2 menit45 menit-
2jam
Neostig
min
0,04-
0,08mg/kgBB< 3 menit 40-60 menit
Sulfas
atropin
0,01-
0,02mg/kgBB45-60 detik 1-2 jam
Tanda kekurangan pelumpuh otot : cegukan, dinding perut kaku, tahanan pd inflasi paru
Penawar pelumpuh otot/ antikolinesterase:- Neostigmin (prostigmin) : 0,04 -0,08
mg/kg- Piridostigmin 0,1-0,4 mg/kg- Edrophonium 0,5-1,0 mg.kg- Fisostigmin 0,01 – 0,03 mg/kg
Bersifat muskarinik disertai obat vagolitik (atropin 0,01-0,02 mg/kg atau glikopirolat 0.005-0,01 mg/kg)
INTRA-operaTiF
Rencana Medikasi dan pelaksanaan pada kasus Rocuronium 25mg Propofol 100 mg Fentanyl 50ug Neostigmin 2mg Atrofin sulfat 0,5mg Dexametason 5mg
TERAPI CAIRAN
10 kg pertama 4ml/KgBB/ jam
10 kg kedua 2ml/KgBB/ jam
Sisa berat badan
berikutnya
1ml/KgBB/ jam
Derajat ringan
(cth :herniorafi)
0-2 ml/KgBB
Derajat sedang (cth :
kolesistektomi)
2-4 ml/KgBB
Derajat berat (cth :
reseksi usus)
4-8 ml/KgBB
TERAPI RUMATAN
TERAPI RESUSITASI
MONITOR DAN TATALAKSANA PASCA ANESTESI
Kesimpulan
Anamnesa Riwayat benjolan di leher
kiri sejak 5 bulan yang lalu dan direncanakan operasi isthmolobektomi sinistra
Tidak ada keluhan cepat lelah, sesak napas atau sakit dada bila berjalan jauh maupun naik tangga, Tidak ada keluhan berat badan menurun, suka merasa cemas, tangan basah, tangan terasa panas, keringat banyak. Pasien juga menyangkal adanya keluhan batuk darah, demam atau keringat di malam hari.
Pasien belum pernah dilakukan operasi sebelumnya
Tidak ada riwayat asma, hipertensi, DM
Alergi obat-obatan disangkal
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik :• Tekanan darah :
120/80 mmHg• Penilaian Airway
• Mallampati I• Thyromental
distance : 7,5cm• Sternomental
distance : 13cm Kesan : diperkirakan
kesulitan intubasi minimal
Kesimpulan
Pre-operatif Pemeriksaan Penunjang
• Dilakukan pemeriksaan hormon tiroid yaitu T3, TSH dan FT4 dan didapatkan hasilnya dalam batas normal.
• Pada pemeriksaan laboratorium dan rontgen thorax tidak ditemukan kelainan
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik preoperatif pasien ini termasuk dalam ASA I karena usia pasien 28 tahun (mid age) dan tidak mempunyai penyakit sistemik.
Kesimpulan
Jenis anestesi yang digunakan
• Pada pasien ini dilakukan anestesi umum. Hal tersebut dikarenakan pasien akan dioperasi Isthmolobektomi sinistra dimana lokasi tindakan pembedahan tidak memungkinkan dengan anestesi regional serta dibutuhkan kenyamanan dari operator maupun pasien.
Penatalaksanaan anestesi
• Tindakan operatif pada kelenjar tiroid memiliki penyulit yakni lokasi pembedahan berada di jalan nafas sehingga harus benar-benar tepat dalam memilih alat jalan nafas yang digunakan. Penggunaan ETT digunakan dengan alasan akses kepala leher yang baik memiliki keuntungan prosedur ventilasi kendal yang sangat lama dibandingkan alat yang lain, dalam rangka pencegahan kemungkinan gangguan obstruksi jalan nafas ketika pembedahan.
Kesimpulan
PremedikasiPada pasien tidak diberikan premedikasi
OperasiSelama tindakan operasi, tanda-tanda vital pasien stabil.
Cairan Perhitungan CairanKebutuhan maintenance/ rumatan : (BB= 60 kg) 10 kg pertama : 10 x 4 cc/kg/jam = 40 cc10 kg kedua : 10 x 2 cc/kg/jam = 20 cc40 kg sisanya : 40 x 1cc/kg/jam = 40 cc Pasien puasa 8 jam preoperative : 8 x 100 cc/jam = 800 cc
Kebutuhan resusitasi intraoperatifPembedahan kecil : 0-2cc/kgBB2x60 = 120 ccTotal pemberian cairan: 800 + 120= 920 cc - 900cc
Kesimpulan
Post-operatifKeadaan pasien post-operatif baik, walaupun pada akhir tindakan operatif didapatkan peningkatan tekanan darah tetapi kemungkinan merupakan reaksi pada saat ekstubasi dan kondisi membaik selama di ruang pemulihan
DAFTAR PUSTAKA
• Morgan, Edward; Mikhail, Maged; Murray, Michael. Clinical Anesthesiology. 2007. McGraw Hill: USA
• Latief, Said A. Dkk Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2007.
• Robinson, Neville. How to survive in anaesthesia. BMJ Books.
• General anesthesia available at www.emedicine.com
• Soerasdi, Erasmus. Obat-obat anestesia.Bandung. 2010