Laporan Kasus Om
-
Upload
rochirrephtto -
Category
Documents
-
view
537 -
download
35
Transcript of Laporan Kasus Om
BAB I
PENDAHULUAN
Rongga mulut memiliki kondisi lingkungan yang sangat kompleks.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut seperti faktor
lokal ataupun sistemik. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan di
dalam rongga mulut yang selanjutnya disebut sebagai variasi rongga mulut.
Secara teoritis, variasi dalam rongga mulut di bagi menjadi variasi normal dan
variasi patologis.
Variasi normal rongga mulut adalah suatu keadaan rongga mulut
dimana terdapat kelainan di dalamnya, namun kelainan tersebut bukanlah
suatu keadaan yang perlu di khawatirkan karena umumnya tidak mengganggu
keseharian pasien. Sementara itu variasi patologis rongga mulut adalah suatu
keadaan rongga mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, hanya saja
kelainan yang ditemukan ini perlu di waspadai karena dapat mengakibatkan
gangguan baik secara lokal maupun sistemik.
Sebagai seorang dokter gigi, kita harus dapat melihat perubahan yang
ada di dalam rongga mulut. Selain itu kita juga harus dapat
mengidentifikasikan perubahan yang ada tersebut sebagai variasi normal atau
variasi patologis. Setelah dilakukan identifikasi tersebut, kita dapat
menentukan tindakan atau perawatan apa yang harus dilakukan ketika
menangani pasien dengan variasi-variasi dalam rongga mulut yang ada.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke Lab. Penyakit Mulut RSGM
UPDM(B) dengan keluhan merasa permukaan lidah tidak rata sejak pemakaian alat
orthodonti cekat quad helix 3 tahun yang lalu sampai sekarang. Pasien merasakan
sakit selama 3 minggu pertama pemakaian quad helix. Sekarang sudah tidak sakit.
Selain itu juga terdapat garis putih di bagian dalam pipi kiri dan kanan pada gigi regio
37 dan 47 karena sering tergigit.
Pada dorsum lidah
o Pemeriksaan klinis :
Terlihat cetakan akibat quad helix.
Dorsum lidah (30 Mei 2013)
o Diagnosa : Traumatik keratosis
o Perawatan : DHE
- Pasien dijelaskan mengenai traumatik keratosis serta
penyebabnya.
- Pasien dianjurkan untuk menjaga OH dengan berkumur dan
2
diajarkan cara membersihkan lidah setelah menyikat gigi
dengan menyikat lidah menggunakan sikat gigi dengan
gerakan searah dari dalam keluar atau dibersihkan
menggunakan tongue scraper dengan gerakan yang sama.
o Prognosis : Baik
Pada mukosa pipi kiri dan kanan
o Pemeriksaan klinis :
Terdapat garis putih berbentuk cetakan gigi pada regio gigi 37 dan 47.
Mukosa pipi kiri (30 Mei 2013) Mukosa pipi kanan (30 Mei 2013)
o Diagnosa : Cheek biting
o Perawatan : DHE
3
- Pasien dijelaskan mengenai cheek biting serta
penyebabnya.
- Tidak membutuhkan perawatan khusus.
- Pasien dianjurkan untuk menghilangkan kebiasaan
menggigit dan menghisap pipi.
o Prognosis : Baik
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Traumatic Keratosis
Definisi : Mukosa oral yang menebal berwarna putih, terkait
dengan iritan lokal dan dapat hilang dengan eliminasi
iritan.1
Etiologi : Trauma iritan seperti pinggiran gigi tiruan atau fraktur
gigi yang tajam, alat orthodonti, menyikat gigi yang
terlalu keras atau mendorong-dorong lidah ke gigi.2
Gambaran klinis : Dapat mengenai bagian manapun dalam mulut. Lokasi
paling umum adalah bibir, batas lateral lidah, garis
oklusal pada mukosa bukal dan edentulous ridge. Lesi
tampak berbatas jelas atau diffuse, tergantung
penyebabnya. Permukaan berwarna putih homogen
namun tampak menebal dan berkerut.3
Perawatan : Menghilangkan penyebab. Pinggiran tajam pada gigi
tiruan atau fraktur gigi perlu diperbaiki.3
4
Differential diagnosis : White sponge nevus, Hairy leukoplakia.2
TABEL DIFFERENTIAL DIAGNOSIS TRAUMATIC KERATOSIS
Traumatic Keratosis White Sponge Nevus Oral Hairy Leukoplakia
Gam-bar
Defi-nisi
Iritasi kronis pada mukosa oral.
Kelainan epitelial secara genetik.
Lesi putih seperti berumbai pada lidah berkaitan dengan HIV dan sering ditemukan pada penderita AIDS.6
Etio-logi
- Pinggiran gigi tiruan yang tajam,
- Fraktur gigi,- Penggunaan alat
orthodonti cekat,- Menyikat gigi
terlalu keras,- Mendorong-dorong
lidah ke gigi.
- Mutasi gen K4 dan K13 yang mengkode keratin.4
- Hiperkeratosis,- Hiperplasia epitel,- Virus Epstein-Barr.6
Gejala
- Cetakan berbentuk seperti iritan.
- Berwarna putih,- Lesi berbatas jelas
atau diffuse.
- Lesi berwarna putih,- Permukaan tidak
beraturan, terdiri dari fisur dan pembentukan lapisan plak.
- Lesi asimtomatik dan umumnya bilateral 5
- Lesi berwarna putih,- Seperti bulu atau rambut,- Tidak beraturan, kasar.- Umumnya pada bagian
lateral lidah.6
Pera-wa-tan
- Menghilangkan faktor penyebab,
- Menjaga oral hygiene.
- Tidak membutuhkan perawatan karena tidak berpotensi ganas.4
- Terapi antiretroviral (acyclovir, famcyclovir, valacyclovir, podophyllin resin).6
5
B. Cheek Biting (Morsicatio buccarum)
Definisi : Lesi atau iritasi pada mukosa bukal disebabkan
gerakan menggigit atau menghisap yang berulang-
ulang dan kadang-kadang tanpa disadari.1
Etiologi : Faktor psikogenik seperti stress atau cemas, kelainan
neuromuskular.7
Gambaran klinis : Abrasi traumatik pada epitelium yang meninggalkan
fragmen keputihan dengan latar belakang kemerahan,
selalu terbatas pada mukosa labial bawah dan atau
mukosa bukal di dekat bidang oklusal.8
Perawatan : Menghentikan kebiasaan, terapi psikologis,
penggunaan plastic occlusal night guard atau
removable crib with buccal shield.7, 9
Differential diagnosis : Linea Alba, Candidiasis.7
6
TABEL DIFFERENTIAL DIAGNOSIS CHEEK BITING
Cheek Biting Linea Alba Candidiasis (Oral Thrush)
Gambar
Definisi Lesi atau iritasi pada mukosa bukal disebabkan gerakan menggigit atau menghisap yang berulang-ulang dan kadang-kadang tanpa disadari.
Garis horizontal pada mukosa bukal, sejajar dengan bidang oklusal. Biasanya memanjang dari komisura bibir ke gigi posterior dan dapat memanjang sampai mukosa bibir bagian dalam dan sudut mulut.
Infeksi jamur pada lapisan luar epitelium.
Etiologi - Faktor psikogenik,
- Kelainan neuromuskuler
- Aktivitas motorik
- Faktor psikis.10
- Candida spp
Gejala - Ada penebalan mukosa berwarna putih dengan latar belakang kemerahan,
- Permukaan agak kasar
- Garis putih horizontal dan lebih tebal dari sekelilingnya,
- Intensitas warna tergantung jumlah keratinisasi epitel.10
- Lesi biasanya bilateral
- Pembentukan lesi putih seperti plak atau flek pada mukosa,
- Bila digosok/diusap terlihat eritema atau ulserasi dangkal,
7
- Terasa sakit ataupun tidak.
Perawat-an
- Menghentikan kebiasaan,
- Terapi psikologis,
- Penggunaan occlusal night guard atau removable crib.
- Menghentikan kebiasaan,
- Terapi psikologis,
- Penggunaan occlusal night guard.
.Menjaga OH dengan baik.11
BAB IV
RINGKASAN
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut seperti
faktor lokal ataupun sistemik. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan
di dalam rongga mulut yang selanjutnya disebut sebagai variasi rongga mulut.,
baik normal maupun patologis. Variasi normal rongga mulut adalah suatu
keadaan rongga mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, namun tidak
perlu dikhawatirkan karena umumnya tidak mengganggu keseharian pasien.
Sementara itu variasi patologis rongga mulut adalah suatu keadaan rongga
mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, hanya saja kelainan yang
ditemukan ini perlu di waspadai karena dapat mengakibatkan gangguan baik
secara lokal maupun sistemik.
Traumatic keratosis merupakan suatu variasi patologis rongga mulut
dimana mukosa oral menebal dan berwarna putih, terkait dengan iritan lokal
serta dapat dihilangkan dengan eliminasi iritan. Etiologinya adalah trauma
iritan seperti pinggiran gigi tiruan atau fraktur gigi yang tajam, alat orthodonti,
menyikat gigi yang terlalu keras atau mendorong-dorong lidah ke gigi.
Gambaran klinisnya yaitu lesi tampak berbatas jelas atau diffuse tergantung
penyebabnya dan permukaannya berwarna putih homogen namun tampak
menebal dan berkerut. Lesi umumnya ditemukan pada bibir, batas lateral
lidah, bidang oklusal pada mukosa bukal dan edentulous ridge.
8
Cheek biting adalah suatu lesi atau iritasi pada mukosa bukal yang
disebabkan gerakan menggigit atau menghisap yang berulang-ulang dan
kadang-kadang tanpa disadari. Etiologinya yaitu faktor psikogenik seperti
stress atau cemas dan kelainan neuromuskular. Gambaran klinisnya terlihat
abrasi traumatik pada epitelium yang meninggalkan fragmen keputihan
dengan latar belakang kemerahan serta selalu terbatas pada mukosa labial
bawah dan atau mukosa bukal di dekat bidang oklusal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lynch, Malcolm A., Vernon J. Brightman, and Martin S. Greenberg. Burket’s
Oral Medicine. Eighth Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott Company, 1984.
2. Bouquot, Dr. J.E. “Frictional, Chemical, & Thermal Keratosis.” The Maxillofacial
Center. November 1, 1998.
http://www.maxillofacialcenter.com/BondBook/mucosa/keratosisfriction.html
(accessed June 17, 2013).
3. Lewis, Michael A.O., Richard C.K. Jordan. A Colour Handbook of Oral
Medicine. London: Manson Publishing, 2004.
4. Greenberg, Martin S., Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine.
Eleventh Edition. Hamilton: BC Decker Inc, 2008.
5. Aghbali, Amir Ala, Firouz Pouralibaba, Hossein Eslami, Farzaneh Pakdel, and
Zahra Jamali. “White Sponge Nevus: A Case Report.” Journal of Dental
Research, Dental Clinics, Dental Prospects (Tabriz University of Medical
Sciences) 3, no.2 (2009): 70-72.
9
6. Anderson, Jean R., Christopher Behrens, Ingrid A. Binswanger. “Oral Hairy
Leukoplakia.” HIV Web Study. 2004.
http://depths.washington.edu/hivaids/oral/case2/discussion.html (accessed
June 17, 2013).
7. Boras, Vania Vucicevic, Ana Cekic-Arambasin, Karmela Svub. “Case Report:
Parafunctional Cheek Biting.” Acta Stomat Croat. (School of Dental
Medicine, University of Zagreb, Croatian Dental Society - Croatian Medical
Association) 34, no.3 (2000): 335-336.
8. Gandolfo, Sergio, Crispian Scully, Marco Carrozzo. Oral Medicine. Edinburgh:
Elsevier Inc, 2006.
9. Shirol, Dayanand, Rahul Lodaya, Chetan Bhat, Sachin C. Gugwad, Preetam
Shah. “An Unusual Appliance to intercept Cheek Biting Habit – A Case
Report.” International Journal of Contemporary Dentistry. (Intellectual
Medical and Dental Publishers) 1, no.2 (2010): 9-11.
10. Strassburg, Manfred, Gerdt Knolle. Diseases of the Oral Mucosa: A Color Atlas.
Chicago: Quintessence Publishing Co, Inc, 1994.
11. Greenberg, Martin S., Michael Glick. “Acute Pseudomembranous Candidiasis
(Thrush).” Burket’s Oral Medicine Tenth Edition. November, 2012.
http://burketsoralmedicine.blogspot.com/2012/11/acute-pseudomembranous-
candidiasis.html (accessed June 17, 2013).
10
LAPORAN KASUS
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke Lab Oral Medicine
RSGM UPDM(B) dengan keluhan merasa permukaan lidah tidak rata sejak
pemakaian alat orthodonti cekat quad helix 3 tahun yang lalu sampai sekarang.
Sakit selama 3 minggu pertama pemakaian quad helix. Pasien mengatakan
lidahnya belum pernah diobati. Pasien datang dalam keadaan tidak sakit.
Tanggal : 30 Mei 2013
No Status : D.3131/V/13
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir / Usia : 13 Desember 1991 / 21 tahun
Keluhan Utama : Pasien merasa permukaan lidah tidak rata sejak
pemakaian quad helix 3 tahun yang lalu sampai
sekarang. Sakit selama 3 minggu pertama pemakaian
quad helix. Belum pernah diobati. Sekarang tidak
sakit.
11
Riwayat Penyakit : Sakitnya bermula pada saat pemakain quad helix 3
tahun yang lalu dan berlangsung selama 3 minggu
pertama, terasa pada bagian dorsum lidah. Sekarang
tidak sakit.
Riwayat Perawatan : Menggunakan alat ortho cekat sejak 3 tahun lalu.
Pemeriksaan Ekstra Oral:
Muka Normal
Sirkum oral Normal
Pipi Normal
Bibir Normal
Kelenjar
Submandibularis
Normal
Kelenjar limfe Normal
Kelenjar parotis Normal
Pinggiran rahang Normal
Pemeriksaan Intra Oral:
Kebersihan mulut Baik
Mukosa pipi Kanan : Terlihat garis putih seperti cetakan
gigi di regio 47
Kiri : Terlihat garis putih seperti cetakan
gigi di regio 37
Mukosa labial Normal
Gingiva Normal
12
Palatum Normal
Lidah Terlihat cetakan quad helix pada bagian dorsum
Dasar mulut Normal
Kelenjar
sublingual
Normal
Diagnosa :
1. Cheek biting
2. Traumatik keratosis
Prognosa : Baik
Perawatan :
Rujuk ke Lab Ortodonsia
DHE
Resep :
R/ Garg Chlorhexidine
S Coll oris
----------//----------
13