Laporan Kasus Obstetri Agusdian

download Laporan Kasus Obstetri Agusdian

of 19

Transcript of Laporan Kasus Obstetri Agusdian

Disusun oleh, Agusdian Rodianingsih H1A 005001

Pembimbing : dr. Agus Thoriq, Sp.OG

PENDAHULUANy Prolaps tali pusat -> kasus kegawatdaruratan dalam

bidang obstetri. y Myles -> angka kejadian prolaps tali pusat berkisar antara 0,3 % sampai 0,6 % persalinan. y Mortalitas -> pada janin sekitar 11-17 % y secara langsung tidak mempengaruhi keadaan ibu, sebaliknya sangat membahayakan janin. y tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir sehingga mengakibatkan gangguan oksigenasi janin-> asfiksia-> kematian

KASUS

IDENTITASy Nama y Usia y Alamat y RM

: Ny. Sasimah : 40 tahun : Ampenan : 23 84 57

Time 26-04-2011 11.30 WITA

Subjective Pasien rujukan PKM Tanjung Karang dengan G5P4A0H1 A/T/H/IU letkep dengan tali pusat menumbung. Pasien mengeluh keluar air dari jalan lahir sejak 04.00 WITA (26-4-2011), warna jernih. Nyeri perut sejak 04.00 WITA (26-5-2011). Keluar lendir darah (-), terasa pergerakan janin (+). Riwayat hipertensi (-), DM (-), asma (-), riwayat penyakit jantung (-). HPHT : Lupa Riwayat ANC : > 4 x di Polindes Riwayat KB : Tidak ada Rencana KB selanjutnya : Steril Riwayat Obstetri : 1) Perempuan, spontan, dukun, 2550 gram, 19 tahun meninggal 2) Laki-laki, spontan, dukun, 3000 gram, 1,5 bulan meninggal 3) Laki-laki, spontan, dukun, 2750 gram, 2 tahun meninggal 4) Perempuan, spontan, dukun, 3100 gram, 9 tahun 5) Ini Kronologis : 26-4-2011 10.30 WITA S : Pasien datang ke Puskesmas Tanjung Karang mengeluh nyeri perut dan keluar air dari jalan lahir sejak pukul 04.00 WITA (26-4-2011). O : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, RR : 20 x/mnt, T : 36C TFU : 29 cm, presentasi kepala, TBJ : 2790 gram, DJJ : 12.12.13, His : 1x10-20 VT 3 cm, eff 50%, ket (-) jernih, teraba kepala penurunan H1 dan teraba tali pusat berdenyut. A : G5P4A0H1 A/T/H/IU letkep dengan tali pusat menumbung P: Posisi trendelenburg O2 5 lpm Infuse RL Ampisilin 1gr IV Rujuk ke RSUP NTB

Objective Status generalis Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM Tekanan darah:130/80 mmHg Frekuensi nadi: 84x/menit Frekuensi napas: 20 x/menit Suhu: 37,40C Status lokalis Mata: An -/-, Ikterus -/Jantung: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-) Paru: vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-) Abdomen: Striae gravidarum (+) Ekstremitas: edema -/Pemeriksaan obstetri TFU : 28 cm L1 : bokong L2 : punggung kiri L3 : kepala L4 : 4/5 TBJ : 2.635 gram His : 2X10-20 DJJ : 11.12.11 VT : 4 cm, eff 25%, ket (-) jernih, teraba kepala, penurunan H1, teraba tali pusat berdenyut, tidak teraba bagian kecil janin. Pemeriksaan Penunjang WBC : 9.9 k/Ul HB : 10,5 g/dl HCT : 31.3 % PLT : 291 K/uL HBSAg (-)

Assesment G5P4A0H1 A/T/H/IU letkep PK 1 fase aktif dengan riwayat keluar air + tali pusat menumbung

y y y y y

Planning Observasi keadaan ibu dan janin Cek DL, HBsAg Posisi trendelenburg Oksigen 5 lpm Lapor Supervisor, Pro: resusitasi dan SC Advice : ACC

12.30

-

TD : 130/90 mmHg N : 88 bpm RR : 20 bpm T : 37,4C His : 2x10 20 DJJ : 11.12.12

G5P4A0H1 A/T/H/IU letkep PK 1 fase aktif dengan riwayat keluar air + tali pusat menumbung G5P4A0H1 A/T/H/IU letkep PK 1 fase aktif dengan riwayat keluar air + tali pusat menumbung

Observasi kesra ibu dan janin Persiapan SC

12.45

Mulai SC

12.50

Bayi lahir : perempuan, 2800 gram, panjang badan 48 cm, AS 7-9, kelainan kogenital (-), anus (+). Ketuban jernih. Plasenta lahir secara manual, lengkap, perdarahan 300 cc MOW Ibu mengeluh nyeri pada luka operasi KU : baik TD : 110/80 mmHg N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt T : 37C TFU : 2 jari di bawah pusat, teraba keras. Perdarahan aktif (-) Bayi di NICU N : 158 x/mnt RR : 34 x/mnt T : 36,4C 2 jam post SC Observasi kesra ibu dan bayi Ampisilin 1 gr IV Asam mefenamat 3x500mg SF 1x1

12.55

13.00 15.00

27-4-2011 07.00 WITA

-

28-4-2011 07.00 WITA

-

29-5-2011 07.40 WITA

-

KU : baik TD : 130/80 mmHg N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt T : 37C TFU : 2 jari di bawah pusat, teraba keras. Perdarahan aktif (-) Bayi di NICU N : 158 x/mnt RR : 34 x/mnt T : 36,4C KU : baik TD : 120/80 mmHg N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt T : 37,4C TFU : 2 jari di bawah pusat, teraba keras. Perdarahan aktif (-) Bayi di NICU N : 150 x/mnt RR : 37 x/mnt T : 36,5C KU : baik TD : 120/80 mmHg N : 88 x/mnt RR : 20 x/mnt T : 36,6C TFU : 2 jari di bawah pusat, teraba keras. Perdarahan aktif (-) Bayi rawat gabung N : 155 x/mnt RR : 37 x/mnt T : 36,5C

Hari 1 post SC

-

Observasi kesra ibu dan bayi Rawat luka operasi

Hari 2 post SC

-

Observasi kesra ibu dan bayi Rawat luka operasi

Hari 3 post SC

-

Observasi kesra ibu dan bayi Rawat luka operasi Amoksilin 3 x 500 mg Asam mefenamat 3x500 mg SF 1x1 tab Memberikan ASI pada bayi

30-4-2011 07.30 WITA

-

1-5-2011 07.30 WITA

-

KU : baik TD : 110/70 mmHg N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt T : 37C TFU : 3 jari di bawah pusat, teraba keras. Perdarahan aktif (-) Bayi rawat gabung N : 150 x/mnt RR : 36 x/mnt T : 36,5C KU : baik TD : 120/80 mmHg N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt T : 37,5C TFU : 3 jari di bawah pusat, teraba keras. Perdarahan aktif (-) Bayi rawat gabung N : 148 x/mnt RR : 35 x/mnt T : 36,8C

Hari 4 post SC

-

Observasi kesra ibu dan bayi Rawat luka operasi Amoksilin 3 x 500 mg Asam mefenamat 3x500 mg SF 1x1 tab Memberikan ASI pada bayi

Hari 5 post SC

-

Observasi kesra ibu dan bayi Rawat luka operasi Amoksilin 3 x 500 mg Asam mefenamat 3x500 mg SF 1x1 tab Memberikan ASI pada bayi

10.00 WITA

BPL

TINJAUAN PUSTAKAy Prolaps tali pusat di jalan lahir terdiri dari : 1. tali pusat menumbung : tali pusat berada di samping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban pecah 2. tali pusat terkemuka : Tali pusat yang mendahului bagian terbawah janin dan terdapat lebih rendah dari bagian terbawah janin pada ketuban yang masih utuh 3. tali pusat tersembunyi : Tali pusat yang berada di samping bagian terbawah janin pada ketuban yang masih utuh

A) Tali pusat tersembunyi, B) Tali pusat terkemuka, C) Tali pusat menumbung

Predisposisi1. 2.

3. 4. 5. 6.

Malpresentasi seperti letak lintang terutama pada punggung janin di fundus, letak sungsang, presentasi muka atau dahi, dan presentasi ganda. jalan lahir -> tidak terisi penuh -> memudahkan timbulnya prolaps tali pusat. presentasi janin masih tinggi atau belum masuk pintu atas panggul, seperti pada multiparitas, prematuritas dan panggul sempit. Polihidramnion, air ketuban lebih banyak -> sewaktu ketuban pecah, air ketuban keluar sering disertai prolaps tali pusat. Kehamilan ganda. Prolaps tali pusat sering terjadi saat melahirkan bayi yang ke-dua Hidrosefalus dan anensefalus Plasenta previa dan plasenta letak rendah

Diagnosisy Ibu tidak dapat merasakan adanya prolaps tali pusat

pada dirinya. y memonitor denyut jantung bayi yang menujukkan penurunan denyut jantung (bradikardi), y dan penemuan saat melakukan vaginal toucher -> teraba tali pusat: Jika berdenyut : janin masih hidup Tidak berdenyut : janin sudah mati

Penatalaksanaany Upaya-upaya

sebelum

tindakan

pengakhiran

kehamilan :1. 2. 3. 4.

Memposisikan ibu untuk menungging (knee-chest position) atau posisi trendelenburg Mendorong bagian terendah janin ke kranial Memantau terus denyut jantung janin dan pulsasi tali pusat Resusitasi intrauterine melalui oksigenasi pada ibu

y Tindakan pengakhiran kehamilan tergantung pada kondisi servik dan

kondisi janin :1.a) b)

Pada pembukaan yang belum lengkap ;Janin yang masih hidup -> seksio sesaria Janin yang sudah mati -> partus spontan

2.

Pada pembukaan yang telah lengkap, perlu dipertimbangkan hal berikut:a) b) c) d) e) f) g)

janin hidup yg akan pervaginam harus dalam waktu kurang dari setengah jam, sebaliknya janin mati dengan presentasi kepala -> partus spontan. Janin hidup, presentasi kepala, ukuran kepala dalam batas normal serta posisi kepala masih tinggi di atas pintu atas panggul -> versi dan ekstraksi. Janin hidup, presentasi kepala, taksiran janin besar serta kepala masih tinggi-> seksio sesaria Janin hidup, presentasi kepala, kepala dan tali pusat telah jauh turun dalam panggul -> ekstraksi cunam. janin hidup atau mati, letak sungsang -> ekstraksi kaki atau bokong Janin hidup, letak lintang -> seksio sesaria. janin mati, letak lintang -> dapat dengan embriotomi, seperti spondilotomi, dekapitasi atau eviserasi.

Prognosisy Prognosis bagi ibu umumnya baik.-> Anemia dan

infeksiy Prognosis bagi janin adalah tidak baik -> asfiksia

(gawat janin) -> cerebral palsy, mninggal

PEMBAHASANy Diagnosa pada kasus ini sesuai dengan tali pusat menumbung, dimana tali pusat berada di bawah bagian terbawah janin setelah ketuban pecah. y

Pada kasus ini didapatkan presentasi kepala, tali pusat berada di bagian terbawah janin tersebut kemungkinan karena sebelum ketuban pecah merupakan tali pusat terkemuka.

y Penanganan terhadap pasien tali pusat menumbung di puskesmas Tanjung sudah baik, karena langsung merujuk pasien ke rumah sakit rujukan dengan fasilitas operasi segera dan upaya-upaya sebelum tindakan pengakhiran kehamilan telah sesuai dalam upaya mencegah gawat janin. y Penanganan pasien tali pusat menumbung di RSUP NTB sudah baik karena segera dilakukan tindakan seksio sesaria. Pemilihan seksio sesaria pada kasus ini sudah tepat, karena dilatasi servik belum lengkap yaitu masih 4 cm, sementara janin yang masih hidup dengan tali pusat menumbung harus segera dilahirkan sebelum terjadi gawat janin karena tertekannya tali pusat oleh bagian terendah janin. y Bayi lahir jenis kelamin perempuan, berat badan 2800 gram, apgar skor 7-9, kelainan kongenital (-), air ketuban jernih. Keadaan ibu dan bayi baik.

KESIMPULAN1.

Tali pusat menumbung merupakan keadaan darurat yang membutuhkan terminasi kehamilan segera pada kasus janin yang masih hidup Upaya-upaya sebelum tindakan terminasi kehamilan adalah sangat penting untuk mengurangi risiko gawat janin Penanganan yang sesuai dan cepat di PKM dan rumah sakit rujukan pada kasus ini berhasil mencegah gawat janin dan kematian bayi pasien dengan tali pusat menumbung

2.

3.

TERIMAKSIH