Laporan Kasus Mata

download Laporan Kasus Mata

of 11

description

Laporan Kasus MataLaporan Kasus Mata

Transcript of Laporan Kasus Mata

BAB I PENDAHULUANHordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, biasanya disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus. Penyebab tersering adalah Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar .1-5Hordeolum cukup sering ditemukan di masyarakat, dan dapat terjadi pada semua umur. Angka kejadian hordeolum paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Jumlah konsultasi hordeolum di Inggris pada tahun 2002-2003 adalah 0,08% dari jumlah kasus mata. Terdiri dari 48% laki-laki dan 52% perempuan. Paling sering 65% pada rentan umur 15-54 tahun.6-8Dikenal 2 bentuk hordeolum yaitu : Hordeolum eksternum dimana infeksi terjadi pada kelenjar Zeiss atau Moll dan Hordeolum internum yang merupakan infeksi yang terjadi pada kelenjar Meibom. Pada Hordeolum eksternum tonjolan ke arah kulit palpebra, ikut dengan pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit, sedangkan Hordeolum internum, terjadi penonjolan ke arah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami supurasi dan tidak memecah sendiri.1-6Hordeolum sering dianggap sebagai penyakit penampilan, namun bila dibiarkan dalam jangka panjang bukan tidak mungkin akan berakibat fatal. Boleh jadi bengkaknya kempes, tapi infeksi/peradangannya tidak sembuh-sembuh tuntas karena bolak-balik muncul dan muncul lagi. Selain itu, pembengkakan yang relatif besar jelas akan mengganggu fungsi mata. Artinya, kendati tidak sampai menimbulkan kebutaan, namun pandangan jadi kabur karena terganggunya pembiasan cahaya.7-8Gejala hordeolum berawal sebagai kemerahan akibat peradangan, kemudian akan membengkak atau terjadi penonjolan yang terasa sakit dan mengganjal serta bertambah sakit bila penderita menunduk, nyeri bila ditekan. Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman. Di tengah daerah yang membengkak atau penonjolan seringkali terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah.1,3,5Pengobatan hordeolum bisa berupa tindakan konservatif maupun operatif. Tindakan konservatif dapat diberikan berupa kompres hangat untuk mempercepat peradangan kelenjar. Sedangkan untuk medikamentosa dapat diberikan anti inflamasi topikal dan antibiotik topikal maupun antibiotik sistemik. Tindakan operatif dilakukan bila setelah diberikan terapi konservatif tidak terdapat perbaikan. Operasi dilakukan dengan anestesi lokal, berupa tindakan insisi untuk mengeluarkan nanah.1,2,5Penyulit yang dapat terjadi biasanya pada hordeolum yang besar sehingga terjadi selulitis dari palpebra atau orbita. Selain itu lesi yang besar juga dapat mengakibatkan penurunan penglihatan akibat penonjolan yang menutupi bagian tengah kornea. Apabila berlangsung lama, maka infeksi hordeolum dapat berubah menjadi infeksi granulomatus yang disebut Kalazion. 7-8Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya, jika kebersihan daerah mata tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.9Berikut ini akan didiskusikan kasus hordeolum internum palpebra superior okulus sinistra dari seorang penderita di Poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

BAB II LAPORAN KASUSIdentitas PasienSeorang penderita laki-laki, umur 22 tahun, pekerjaan TNI AD, alamat asmil yonif 712/L/ teling bawah, agama islam, suku jawa, Rujukan dari RSUD Teling datang ke poliklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada tanggal 24 Oktober 2014 dengan keluhan utama benjolan pada kelopak atas mata kiri.

AnamnesisKeluhan utama: Timbul benjolan pada kelopak mata kiri atas.Timbul benjolan pada kelopak mata atas mata kiri dialami sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak atas mata kiri menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai nyeri terutama bila benjolan ditekan dan terasa gatal. Pasien tidak mengalami gangguan penglihatan.Riwayat trauma disangkal oleh penderita. Riwayat penyakit hipertensi, DM, asam urat, ginjal disangkal penderita. Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal oleh penderita. Riwayat penyakit keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.

Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, dengan tanda-tanda vital sebagai berikut : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 24x/menit, suhu badan 36,70C; jamtung dan paru tidak ada kelainan; abdomen datar, lemas, peristaltik normal; dan ekstremitas hangat. Status pskiatrik penderita bersikap kooperatif, ekspresi wajar dan respon baik. Pemeriksaan neurologis, kekuatan otot normal, refleks fisiologi normal, refleks patologis tidak ada.

Pemeriksaan KhususPemeriksaanOD (Okulus Dextra)OS ( Okulus Sinistra)

Visus6/66/6

TIONormal/palpasiNormal/palpasi

Segmen AnteriorSupersiliaRontok (-), Trikiasis (-)Rontok (-), Trikiasis (-)

PalpebralHiperemis (-), Benjolan (-)Hiperemis (+), Benjolan (+)

KonjungtivaInjeksi (-)Injeksi (-)

SkleraNormalNormal

KorneaJernihJernih

COADalamDalam

IrisNormalNormal

PupilBulatBulat

Refleks Cahaya++

LensaJernihJernih

PalpasiNyeri tekan (-)Nyeri tekan (+), Benjolan Mobile (+), Fluktuasi (-)

Segmen PosteriorRefleks Fundus(+) uniform(+) uniform

PapilBulat, batas tegas, CDR < 0,3, warna vitalBulat, batas tegas, CDR