Laporan Kasus Mata

download Laporan Kasus Mata

of 27

description

katarak

Transcript of Laporan Kasus Mata

Laporan Kasus

I. IDENTITAS PASIENNama : Ny. DJenis kelamin: PerempuanUsia: 50 tahun Agama : IslamPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat : Bekasi

II. ANAMNESIS Autoanamnesis pada tanggal 5 November 2015

Keluhan Utama : Kontrol post operasi fakoemulsifikasi + IOL mata kiri satu hari SMRS

Riwayat perjalanan penyakit :Pasien datang untuk melakukan kontrol post operasi katarak dengan teknik pembedahan fakoemulsifikasi + IOL mata kiri yang dilakukan satu hari SMRS. Pasien merasa mata kirinya masih sedikit merah di sisi pinggir dan terasa perih. Pasien merasa penglihatan masih samar-samar, namun lebih baik dari sebelum operasi. Pasien tidak mengeluh mata terasa ada yang mengganjal, nyeri, gatal, bengkak, ataupun sering mengeluarkan air mata. Pasien juga tidak merasa demam, maupun sakit kepala.

Riwayat penyakit dahulu :Dua tahun yang lalu pasien merasa penglihatan buram pada mata kiri dan sering merasa pusing. Dua bulan yang lalu pasien merasa penglihatan bertambah buram, awal mulanya pasien seperti melihat kabut pada kedua matanya, tidak disertai silau dan mata merah. Pasien mengaku penglihatan lebih buram terutama di malam hari. Pasien merasa lebih sulit melihat benda-benda yang terletak jauh dibandingkan dengan sebelumnya. Pasien mengatakan buram dimatanya mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Pasien didiagnosa menderita katarak. Pasien menyangkal menderita diabetes mellitus, darah tinggi, merokok, mengkonsumsi alkohol, maupun trauma mata.

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Generalis Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran Umum:Compos mentis Tanda Vital:Tekanan Darah: 120/80 mmHgNadi : 80 x/menitPernafasan : 21 x/menitSuhu : AfebrisKepala : normochepal, distribusi rambut merataMata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)Telinga : bentuk daun telinga normal, sekret (-)Mulut : mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)Tenggorokan : tonsil T1-T1, hiperemis (-)Thorax : simetris , retraksi (-) Jantung : bunyi jantung I II reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-) Abdomen : supel, datar, bising usus (+) normal Kelenjar Getah Bening: tidak teraba pembesaran Ekstremitas: akral hangat, edema ( - )B. Status OfthalmologikusGambar: OD OS

6

225

33141

Keterangan:1. Kornea jernih2. Coa dalam3. Iris dan pupil bulat, sentral4. IOL5. Lensa keruh6. Bekas insisi

1. VisusKeteranganODOS

- Tajam Penglihatan 0,5 pinhole 0,6 0,1 pinhole 0,125

- KoreksiTidak DilakukanTidak Dilakukan

- AddisiS+2,50S+2,50

- Distansia pupil62/60 mm

- Kaca mata lamaS +1.00 C -1.25 x 90oS +1.25 C -1.25 x 90o

2. Kedudukan bola mataKeteranganODOS

- EksoftalmusTidak adaTidak ada

- EndoftalmusTidak adaTidak ada

- DeviasiTidak adaTidak ada

- Gerakan bola mata Baik ke segala arahBaik ke segala arah

3. Super siliaKeteranganODOS

- Warna Hitam Hitam

- LetakSimetrisSimetris

4. Palpebra superior dan inferiorKeteranganODOS

- EdemaTidak adaTidak ada

- Nyeri tekanTidak adaTidak ada

- EktropionTidak adaTidak ada

- EntropionTidak adaTidak ada

- BlefarospasmaTidak adaTidak ada

- TrikiasisTidak adaTidak ada

- sikatrikTidak adaTidak ada

- Fisura palpebra12 mm12 mm

- PtosisTidak adaTidak ada

- HordeolumTidak adaTidak ada

- KalazionTidak adaTidak ada

- PseudoptosisTidak adaTidak ada

5. Konjungtiva tarsalis superior dan inferiorKeteranganODOS

- HiperemisTidak adaTidak ada

- FolikelTidak adaTidak ada

- PapilTidak adaTidak ada

- SikatrikTidak adaTidak ada

- AnemiaTidak adaTidak ada

- KemosisTidak adaTidak ada

6. Konjungtiva bulbiKeteranganODOS

- Injeksi konjungtivaTidak adaTidak ada

- Injeksi siliarTidak adaTidak ada

- Perdarahan subkonjungtivaTidak adaTidak ada

- Pterigium Tidak adaTidak ada

- PinguekulaTidak adaTidak ada

- Nevus pigmentosusTidak adaTidak ada

- Kista dermoidTidak adaTidak ada

7. Sistem lakrimalis- Punctum lakrimalis TerbukaTerbuka

- Tes AnelTidak dilakukanTidak dilakukan

8. Sklera- WanaPutihPutih

- IkterikTidak ikterikTidak ikterik

9. Kornea- Kejernihan JernihJernih

- Permukaan Licin Licin

- Ukuran12 mm12 mm

- sensibilitasBaikBaik

- InfiltratTidak adaTidak ada

- UlkusTidak adaTidak ada

- PerforasiTidak adaTidak ada

- Arkus senilisAdaAda

- EdemaTidak adaTidak Ada

- Tes placidoKonsentris, simetrisKonsentris, simetris

10. Bilik Mata depanKeteranganODOS

- KedalamanDalamDalam

- Kejernihan JernihJernih

- HifemaTidak adaTidak ada

- HipopionTidak adaTidak ada

- Efek TyndallTidak dilakukanTidak dilakukan

11. IrisKeteranganODOS

- WarnaCoklatCoklat

- KriptaeJelasJelas

- BentukBulatBulat

- SinekiaTidak adaTidak ada

- KolobomaTidak adaTidak ada

12. Pupil KeteranganODOS

- LetakTengahTengah

- BentukBulatBulat

- Ukuran3 mm3 mm

- Reflek cahaya langsungPositifPositif

- Reflek cahaya tak langsungPositifPositif

13. LensaKeteranganODOS

- KejernihanJernihPseudofakia (+)

- LetakTengahTengah

- Shadow testNegatifNegatif

14. Badan KacaKeteranganODOS

- KejernihanJernihJernih

15. Fundus OkuliKeteranganODOS

a. Papil

- BentukBulatBulat

- BatasTegasTegas

- Warna - CD Ratio - Rasio A/VKuning kemerahan0,3 mm2:3Kuning kemerahan0,3 mm2:3

b. Makula Lutea

- ReflekPositifPositif

- EdemaTidak adaTidak ada

c. Retina

- PerdarahanTidak adaTidak ada

- SikatrikTidak adaTidak ada

16. PalpasiKeteranganODOS

- Nyeri tekanTidak adaTidak ada

- Masa tumorTidak adaTidak ada

- Tensi okuliNormal perpalpasiNormal perpalpasi

- Tonometri SchiotzTidak dilakukan Tidak dilakukan

17. Kampus Visi KeteranganODOS

- Tes KonfrontasiSama dengan pemeriksaSama dengan pemeriksa

IV. RESUMEPasien datang untuk melakukan kontrol post operasi katarak dengan teknik pembedahan fakoemulsifikasi + IOL mata kiri yang dilakukan satu hari SMRS. Pasien merasa mata kirinya masih sedikit merah di sisi pinggir dan terasa perih. Penglihatan masih samar-samar, namun lebih baik dari sebelum operasi. Dua tahun yang lalu pasien merasa penglihatan buram pada mata kiri dan sering merasa pusing. Dua bulan yang lalu pasien merasa penglihatan bertambah buram, awal mulanya pasien seperti melihat kabut pada kedua matanya, tidak disertai silau dan mata merah. Penglihatan lebih buram terutama di malam hari. Pasien merasa lebih sulit melihat benda-benda yang terletak jauh dibandingkan dengan sebelumnya. Pasien didiagnosa menderita katarak. Pasien menyangkal menderita diabetes mellitus, darah tinggi, merokok, mengkonsumsi alkohol, maupun trauma mata. Pada pemeriksaan oftalmolgis didapatkan kelainan tajam penglihatan mata kanan 0,5 Pin Hole 0,6. Tajam penglihatan mata kiri 0,1 Pin Hole 0,125. Addisi ODS 2,50. Lensa OS : Pseudofakia (+), shadow test (-)

V. DIAGNOSIS KERJAPseudofakia OS

VI. DIAGNOSIS BANDINGTidak ada

VII. PENATALAKSANAANLevofloxacin 5 mg ED 5x1 tetes OSNatrium Diklofenak 1 mg ED 4x1 tetes OSCendo Xitrol 1mg ED 6x1 tetes OSOphthalgon ED setiap 2 jam OSAsam Mefenamat 500 mg PO (3x1)Ciprofloxacin 500 mg PO (2x1)

VIII. PROGNOSISAd vitam : BonamAd fungsionam: BonamAd sanationam: Bonam

Tinjauan PustakaLENSA MATA2.1.1 Anatomi lensa8 Lensa berasal dari lapisan ektoderm, merupakan struktur yang transparan berbentuk cakram bikonveks yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadi akomodasi. Lensa tidak memiliki suplai darah (avaskular) atau inervasi setelah perkembangan janin dan hal ini bergantung pada aquos humor untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya serta membuang sisa metabolismenya. Lensa terletak posterior dari iris dan anterior dari korpus vitreous. Posisinya dipertahankan oleh zonula zinnii yang terdiri dari serat-serat yang kuat yang menyokong dan melekatkannya pada korpus siliar.

Gambar 1. Lensa

Gambar 2. Struktur Lensa

Lensa terdiri dari kapsula, epitelium lensa, korteks dan nukleus. Lensa terus bertumbuh seiring dengan bertambahnya usia. Ketebalan relatif dari korteks meningkat seiring usia. Pada saat yang sama, kelengkungan lensa juga ikut bertambah. Semakin tua usia, lensa memiliki kekuatan refraksi yang semakin bertambah. Namun, indeks refraksi semakin menurun juga seiring usia, hal ini mungkin dikarenakan adanya partikel-partikel protein yang tidak larut. Maka, lensa yang menua dapat menjadi lebih hiperopik atau miopik tergantung pada keseimbangan faktor-faktor yang berperan. Struktur lensa terdiri dari: Kapsula Kapsula lensa memiliki sifat yang elastis, membran basalisnya yang transparan terbentuk dari kolagen tipe IV yang ditaruh di bawah oleh sel-sel epitelial. Kapsula terdiri dari substansi lensa yang dapat mengkerut selama perubahan akomodatif. Lapis terluar dari kapsula lensa adalah lamela zonularis yang berperan dalam melekatnya serat-serat zonula. Pinggir lateral lensa disebut ekuator, yaitu bagian yang dibentuk oleh gabungan kapsul anterior dan posterior yang merupakan insersi dari zonula.

Serat zonulaLensa disokong oleh serat-serat zonular yang berasal dari lamina basalis dari epitelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata korpus siliar. Serat-serat zonula ini memasuki kapsula lensa pada regio ekuatorial secara kontinu. Seiring usia, serat-serat zonula ekuatorial ini beregresi, meninggalkan lapis anterior dan posterior yang tampak sebagai bentuk segitiga pada potongan melintang dari cincin zonula

Epitel Lensa Terletak tepat di belakang kapsula anterior lensa, terdiri dari sel-sel epithelial yang mengandung banyak organel sehingga sel-sel ini secara metabolik aktif dan dapat melakukan semua aktivitas sel normal termasuk biosintesis DNA, RNA, protein dan lipid, sehingga dapat menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi dari lensa. Sel epitel akan menggalami perubahan morfologis ketika sel-sel epitelial memanjang membentuk sel serat lensa. yang sering disertai dengan peningkatan masa protein dan pada waktu yang sama, sel-sel kehilangan organel-organelnya, termasuk inti sel, mitokondria, dan ribosom. Hilangnya organel-organel ini sangat menguntungkan, karena cahaya dapat melalui lensa tanpa tersebar atau terserap oleh organel-organel ini. Tetapi dengan hilangnya organel maka fungsi metabolik akan hilang sehingga serat lensa bergantung pada energi yang dihasilkan glikolisis.

Ket :- CZ : sentral lensa- PZ: preequator- EZ : equator

Gambar 3. Pembagian Lensa

Korteks dan Nukleus Tidak ada sel yang hilang dari lensa sebagaimana serat-serat baru diletakkan, sel-sel ini akan memadat dan merapat kepada serat yang baru saja dibentuk dengan lapisan tertua menjadi bagian yang paling tengah. Bagian tertua dari ini adalah nukleus fetal dan embrional yang dihasilkan selama kehidupan embrional dan terdapat pada bagian tengah lensa. Bagian terluar dari serat adalah yang pertama kali terbentuk dan membentuk korteks dari lensa.

2.1.2 Fisiologi Lensa8 Lensa sebagai media refraksiLensa dapat merefraksikan cahaya karena indeks refraksinya, secara normal sekitar 1,4 pada bagian tengah dan 1,36 pada bagian perifer yang berbeda dari aqueous humor dan vitreous yang mengelilinginya. Pada keadaan tidak berakomodasi, lensa memberikan kontribusi 15-20 dioptri (D) dari sekitar 60 D seluruh kekuatan refraksi bola mata manusia. Sisanya, sekitar 40 D kekuatan refraksinya diberikan oleh udara dan kornea.

Akomodasi lensaKemampuan mata untuk melihat jauh dan dekat dipengaruhi oleh lkelenturan lensa , kontraksi otot otot siliaris dan ketegangan zonula zinn.

Gambar 4. Akomodasi Lensa2.1.3 Metabolisme lensa1Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase. Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim sorbitol dehidrogen

2.2 KATARAK SENILIS 2.2.1 Definisi Katarak Senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun2. Pada katarak senilis, terjadi penurunan penglihatan secara bertahap dan lensa mengalami penebalan secara progresif. Katarak senilis menjadi salah satu penybeab kebutaan di dunia saat ini.4

2.2.2 EtiologiPenyebab katarak senilis sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti dan diduga multifaktorial. Beberapa penyebab katarak diantaranya adalah:5 Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat sehingga mempunyai efek buruk terhadap serabu-serabut lensa Faktor imunologik Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi cahaya matahari. Gangguan metabolisme umum

2.2.3 PatofisiologiKekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa. Dengan bertambahnya usia, ketebalan dan berat lensa akan meningkat sementara daya akomodasinya akan menurun. Dengan terbentuknya lapisan konsentris baru dari kortek, inti nucleus akan mengalami penekanan dan pengerasan. Proses ini dikenal sebagai sklerosis nuclear. Selain itu terjadi pula proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi protein menjadi high-molecular-weight-protein. Hasil dari agregasi protein secara tiba tiba ini mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa sehingga menyebabkan cahaya menyebar dan penurunan pandangan. Modifiaksi kimia dari protein nukleus lensa juga menghasilkan pigmentasi progresif yang akan menyebabkan warna lensa menjadi keruh. Perubaha lain pada katarak terkait usia juga menggambarkan penurunan konsentrasi glutatin dan potassium serta meningkatnya konsentrasi sodium dan calcium.2Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi lensa. Sel epithelium lensa akan mengalami proses degeneratif sehingga densitasnya akan berkurang dan terjadi penyimpangan diferensiasi dari sel-sel fiber. Akumulasi dari sel-sel epitel yang hilang akan meningkatkan pembentukan serat-serat lensa yang akan menyebabkan penurunan transparasi lensa. Selain itu, proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan permeabilitas lensa terhadap air dan molekul-molekul larut air sehingga transportasi air, nutrisi dan antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang. Peningkatan produk oksidasi dan penurunan antioksidan seperti vitamin dan enzim-enzim superoxide memiliki peran penting pada proses pembentukan katarak.6

2.2.4 Gejala KlinisSeorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat kemunduran secara progesif dan gangguan penglihatan. Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.2 Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan katarak senilis. Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensitivitas kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari. Perubahan miopik, Progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, pasien presbiopi melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal posterior atau anterior. Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang terkonsentrasi pada bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan diplopia monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak. Noda, berkabut pada lapangan pandang. Ukuran kaca mata sering berubah

2.2.5 DiagnosisDiagnosis katarak senilis dapat diperoleh dari gejala-gejala klinis yang dialami serta pemeriksaan oftalmologi. Pasien pada katarak senilis biasanya datang dengan keluhan mata kabur serta silau. Sementara pemeriksaan oftalmologi dapat dilakukan dengan menggunakan senter, slit lamp dan funduskopi. Berikut merupakan hasil temuan pemeriksaan oftalmologi pada katarak senilis berdasarkan stadiumnya.

InsipienImaturMaturHipermatur

Kekeruhan lensaRinganSebagianKomplitMasif

Cairan LensaNormalBertambah (air masuk)NormalBerkurang (air+masa lensa keluar)

IrisNormalTerdorongNormalTremulans

Bilik Mata DepanNormalDangkalNormalDalam

Sudut Bilik MataNormalSempitNormalTerbuka

Shadow TestNegatifPositifNegatifPseudopos

Visus (+)