laporan kasus F20.0

28
STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. NA No. RM : 706195 Umur : 27 tahun 3 bulan Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Bugis Status Pernikahan : Belum Menikah Pendidikan Terakhir : Strata 1 Pekerjaan : Pegawai Fakultas Kehutanan UNHAS Masuk RS. Wahidin untuk pertama kalinya pada tanggal 26 Maret 2015, diantar oleh ibu dan teman kerjanya. II. RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Nama : Ny. NS Umur : 59 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan Terakhir : S1 1

description

jiwa

Transcript of laporan kasus F20.0

Page 1: laporan kasus F20.0

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. NA

No. RM : 706195

Umur : 27 tahun 3 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Bugis

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : Strata 1

Pekerjaan : Pegawai Fakultas Kehutanan UNHAS

Masuk RS. Wahidin untuk pertama kalinya pada tanggal 26 Maret 2015,

diantar oleh ibu dan teman kerjanya.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :

Nama : Ny. NS

Umur : 59 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1

Pekerjaan : Pensiunan pegawai negeri Kab. Sinjai

Alamat : Kab. Sinjai

Hubungan dengan pasien : Ibu kandung

1

Page 2: laporan kasus F20.0

A. Keluhan Utama

Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Seorang pasien perempuan masuk ke RSWS untuk pertama kalinya,

diantar oleh rekan kerja dan ibunya dengan keluhan mengamuk.

Mengamuk dialami sejak ±6 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan

terakhir. Saat mengamuk, pasien memarahi atasannya dan berteriak-teriak

ditempat kerjanya direktorat Unhas. Pasien mengamuk disebabkan karena

pasien sudah bosan disuruh-suruh oleh atasannya yang menurut pasien

tidak berguna. Hal ini terjadi sejak 6 bulan yang lalu. Setelah 3 bulan

bekerja direktorat, pasien kemudian dipindahkan ke Fakultas Kehutanan

Unhas. Ditempat kerja barunya tersebut, pasien sering memarahi gedung-

gedung ditempat itu. Pasien mengatakan bahwa, dia tidak suka dengan tata

ruang dan arsitektur bangunan tersebut yang berbentuk seperti dadu. Hal

ini berlangsung sejak 4 bulan terakhir. Selain mengamuk, pasien

mengeluh sering mendengar suara-suara orang yang berdiskusi tentang

prilaku pasien. Bisikan tersebut dialami sejak ±4bulan yang lalu. Selain

bisikan, pasien juga sering melihat makhluk gaib yang menempel

ditubuhnya dan lewat didepan pasien. Wujudnya pun berubah ubah,

kadang berwujud dokter, tukang batu, polisi, bangunan gereja, dan lain-

lain. Selain itu, pasien juga merasa bahwa isi pikirannya dapat diketahui

oleh orang-orang disekitarnya. Hal tersebut terjadi sejak 4 bulan terakhir

dan tidak diketahui penyebabnya. Pasien juga sering merasa bahwa orang-

orang ingin mencederai dirinya, sehingga pasien selalu merasa curiga

apabila pergi bekerja.

Perubahan prilaku dialami sejak ±6 bulan yang lalu. Sebelumnya

pasien adalah pribadi yang periang dan bersikap dewasa. Namun tiba-tiba

pasien menjadi pendiam. Menurut keluarga pasien, perubahan prilaku

pasien disebabkan oleh karena ambisi dan cita-cita untuk melanjutkan

2

Page 3: laporan kasus F20.0

sekolah S2 di pulau Jawa tidak tercapai karena ibu pasien ingin pasien

tidak jauh-jauh pergi merantau. Keluarga juga mengatakan, pasien tidak

begitu menyukai pekerjaannya sekarang sebagai pegawai di Unhas.

Sebelumnya, pasien pernah dirawat 1 kali di klinik Avicenna Makassar

pada bulan desember 2014 selama 12 hari dengan keluhan mengamuk dan

selanjutnya pasien rawat jalan dan mendapat pengobatan Risperidon 2

mg/12jam/oral dan Clozapin 25 mg/24 jam/oral. Pasien minum obat

dengan teratur selama 1 minggu, tapi setelah itu pasien sudah tidak mau

lagi kontrol dan minum obat. Pasien banyak tidur dan nafsu makan baik.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Pasien pernah dirawat 1 kali di klinik Avicenna Makassar pada bulan

desember 2014 selama 12 hari dengan keluhan mengamuk dan selanjutnya

pasien rawat jalan dan mendapat pengobatan Risperidon 2 mg/12jam/oral

dan Clozapin 25 mg/24 jam/oral. Pasien minum obat dengan teratur

selama 1 minggu, tapi setelah itu pasien sudah tidak mau lagi kontrol dan

minum obat.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Trauma, infeksi, kejang tidak ada.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak merokok, minum alkohol dan penggunaan narkotika tidak

ada.

4. Riwayat Kehidupan Pribadi

1) Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir normal di Rumah Sakit Labuang Baji ditolong oleh dokter

pada tanggal 11 Desember 1987. Lahir cukup bulan dan tidak

ditemukan adanya cacat lahir ataupun kelainan bawaan. Pasien

merupakan anak yang diinginkan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam

3

Page 4: laporan kasus F20.0

keadaan sehat. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas

tinggi dan kejang serta minum ASI.

2) Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Diberi ASI sampai 6 bulan.

Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal

sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah

perilaku yang menonjol.

3) Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)

Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan cukup mendapatkan

perhatian dan kasih sayang. Namun, pada umur 4 tahun, ayah pasien

meninggal dunia dan hanya diasuh oleh ibu kandungnya. Pada usia 6

tahun pasien masuk SD di Kabupaten Sinjai, dan selalu menjadi siswi

yang berprestasi.

4) Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien melanjutkan pendidikannya di SMP Kabupaten Sinjai dan

masih tetap berprestasi hingga menyelesaikan sekolah menengah

pertamanya. Setelah itu, pasien mendaftar di SMA 17 Makassar dan

lulus dalam predikat 20 besar dari total 900 siswa. Selama sekolah di

SMA 17, pasien kesulitan mencapai 10 besar karena persaingan

prestasi siswa yang ketat. Selama sekolah, pasien dapat bergaul dengan

teman-temannya.

5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

Pasien adalah lulusan Fakultas MIPA jurusan Ilmu Komputer di

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Setelah lulus, pada tahun 2014

pasien diterima bekerja sebagai pegawai di rektorat Universitas

Hasanuddin kemudian pada bulan maret 2015 dipindahkan ke Fakultas

Kehutanan Universitas Hasanuddin.

4

Page 5: laporan kasus F20.0

b. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah.

c. Riwayat Agama

Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agamanya

cukup baik.

d. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.

f. Aktifitas sosial

Pasien dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan memiliki cukup

banyak teman. Bagi teman-temannya, dia adalah sosok yang dewasa

serta rajin dan ulet dalam bekerja.

6. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara (♀,♀,♀) Pasien dibesarkan

oleh ibunya di Kabupaten Sinjai karena ayahnya telah meninggal dunia

pada saat pasien berusia 4 tahun . Hubungan dengan keluarga baik.

Riwayat anggota keluarga dengan kelainan jiwa yang sama ada (tante

pasien).

5

Page 6: laporan kasus F20.0

Genogram

? ?

Keterangan : : Anggota keluarga laki-laki

: Anggota keluarga perempuan

: Pasien

: Sudah meninggal

7. Situasi Sekarang

Pasien tinggal sendiri di kos-kosan di Makassar. Situasi lingkungan kosan

cukup kondusif (aman dan nyaman). Hubungan dengan keluarga baik.

Hubungan dengan tetangga baik. Pasien saat ini masih bekerja sebagai

pegawai Fakultas Kehutanan dan mampu membiayai diri sendiri. Ayah

pasien telah meninggal saat pasien berumur 4 tahun sedangkan ibu pasien

telah pensiun namun masih menerima tunjangan.

8. Persepsi Pasien Tentang Dirinya

Pasien tidak merasa dirinya sakit dan tidak butuh pengobatan.

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI (31 Maret 2015)

1. Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan darah

120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/ menit suhu 36,5 0C,

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru, abdomen dalam

batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

6

Page 7: laporan kasus F20.0

2. Status Neurologis

Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang

selaput otak: kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5

mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat

ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (31 Maret 2015)

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang perempuan, wajah sesuai umur, postur tubuh sedang, memakai

mukena putih, celana panjang berwarna biru-putih , perawatan diri cukup.

2. Kesadaran

Berubah

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Tenang

4. Pembicaraan

Spontan, lancar, intonasi tinggi

5. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian

1. Mood : Sulit dinilai

2. Afek : Restriktif

3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

4. Keserasian : Serasi

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Sesuai taraf pendidikan

2. Daya konsentrasi : Baik

3. Orientasi

7

Page 8: laporan kasus F20.0

Waktu : Baik

Tempat : Baik

Orang : Baik

4. Daya ingat

Jangka panjang : Baik

Jangka pendek : Baik

Jangka segera : Baik

5. Pikiran abstrak : Baik

6. Bakat kreatif : Menggambar

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

Halusinasi auditorik (+): pasien sering mendengar suara-suara yang

berdiskusi tentang prilaku pasien.

Halusinasi visual (+): pasien sering melihat makhluk gaib menempel

ditubuh pasien. Pasien juga sering melihat makhluk gaib lewat didepan

pasien.

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir

1. Arus Pikiran

Produktivitas : Cukup

Kontuinitas : Relevan, koheren

Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikiran

Preokupasi : Pasien ingin melanjutkan pendidikan S2 di

Jawa

8

Page 9: laporan kasus F20.0

Waham : Waham curiga (+) pasien yakin ada orang-

orang yang ingin mencelakai dirinya.

Thought of broadcasting (+) pasien merasa isi pikirannya dapat

diketahui oleh semua orang.

F. Pengendalian Impuls

Tidak terganggu

G. Daya Nilai

1. Norma sosial : Terganggu

2. Uji daya nilai : Tidak terganggu

H. Tilikan (Insight)

Derajat 1 (pasien menyangkal dirinya sakit dan tidak butuh pengobatan).

I. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang pasien perempuan masuk ke RSWS untuk pertama kalinya,

diantar oleh rekan kerja dan ibunya dengan keluhan mengamuk. Mengamuk

dialami sejak ±6 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan terakhir. Saat

mengamuk, pasien memarahi atasannya dan berteriak-teriak ditempat kerjanya

direktorat Unhas. Pasien mengamuk disebabkan karena pasien sudah bosan

disuruh-suruh oleh atasannya yang menurut pasien tidak berguna. Hal ini terjadi

sejak 6 bulan yang lalu. Setelah 3 bulan bekerja direktorat, pasien kemudian

dipindahkan ke Fakultas Kehutanan Unhas. Ditempat kerja barunya tersebut,

pasien sering memarahi gedung-gedung ditempat itu. Pasien mengatakan bahwa,

dia tidak suka dengan tata ruang dan arsitektur bangunan tersebut yang berbentuk

seperti dadu. Hal ini berlangsung sejak 4 bulan terakhir. Selain mengamuk,

pasien mengeluh sering mendengar suara-suara orang yang berdiskusi tentang

prilaku pasien. Bisikan tersebut dialami sejak ±4bulan yang lalu. Selain bisikan,

pasien juga sering melihat makhluk gaib yang menempel ditubuhnya dan lewat

9

Page 10: laporan kasus F20.0

didepan pasien. Wujudnya pun berubah ubah, kadang berwujud dokter, tukang

batu, polisi, bangunan gereja, dan lain-lain. Selain itu, pasien juga merasa bahwa

isi pikirannya dapat diketahui oleh orang-orang disekitarnya. Hal tersebut terjadi

sejak 4 bulan terakhir dan tidak diketahui penyebabnya. Pasien juga sering

merasa bahwa orang-orang ingin mencederai dirinya, sehingga pasien selalu

merasa curiga apabila pergi bekerja.

Perubahan prilaku dialami sejak ±6 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien

adalah pribadi yang periang dan bersikap dewasa. Namun tiba-tiba pasien

menjadi pendiam. Menurut keluarga pasien, perubahan prilaku pasien disebabkan

oleh karena ambisi dan cita-cita untuk melanjutkan sekolah S2 di pulau Jawa

tidak tercapai karena ibu pasien ingin pasien tidak jauh-jauh pergi merantau.

Keluarga juga mengatakan, pasien tidak begitu menyukai pekerjaannya sekarang

sebagai pegawai di Unhas. Sebelumnya, pasien pernah dirawat 1 kali di klinik

Avicenna Makassar pada bulan desember 2014 selama 12 hari dengan keluhan

mengamuk dan selanjutnya pasien rawat jalan dan mendapat pengobatan

Risperidon 2 mg/12jam/oral dan Clozapin 25 mg/24 jam/oral. Pasien minum obat

dengan teratur selama 1 minggu, tapi setelah itu pasien sudah tidak mau lagi

kontrol dan minum obat. Pasien banyak tidur dan nafsu makan baik.

Dari pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan, wajah sesuai

umur, postur tubuh sedang, memakai mukena putih, celana panjang berwarna

biru-putih, perawatan diri baik. Kesadaran berubah, afek restriktif. Gangguan

persepsi didapatkan halusinasi auditorik mendengar suara-suara yang berdiskusi

tentang prilaku pasien. Arus pikiran relevan, koheren. Gangguan isi pikir yaitu

pasien merasa isi pikirannya dapat diketahui oleh orang lain dan waham curiga

dimana pasien yakin orang-orang ingin mencelakai dirinya. Pengendalian impuls

tidak terganggu, daya nilai tidak terganggu. Tilikan derajat 1. Taraf dapat

dipercaya.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

10

Page 11: laporan kasus F20.0

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan status

mental ditemukan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku

mengamuk, memarahi atasan tempat pasien bekerja, berteriak-teriak, curiga

bahwa orang-orang ingin mencelakainya. Keadaan ini menimbulkan

penderitaan (distress) pada pasien dan keluarga serta terdapat hendaya

(dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan, dan penggunaan waktu

senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan

jiwa.

Berdasarkan pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya

berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik yang

berdiskusi tentang prilaku pasien dan merasa isi pikirannya diketahui oleh

semua orang sehingga pasien digolongkan kedalam gangguan jiwa psikotik.

Berdasarkan status internus, neurologis, dan riwayat penyakit tidak

ditemukan adanya kelainan sehingga gangguan mental organik dapat

disingkirkan dan pasien digolongkan pada gangguan jiwa psikotik non

organik.

Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis dan pemeriksaan status

mental didapatkan halusinasi auditorik yang berdiskusi tentang prilaku pasien

dan pasien merasa bahwa isi pikirannya diketahui oleh semua orang. Gejala

ini berlangsung lebih dari 1 bulan sehingga memenuhi diagnosis Skizofrenia

(F.20). Pada pasien, terdapat waham curiga yang sangat menonjol sehingga

berdasarkan PPDGJ-III, pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

Aksis II

Pasien merupakan orang yang aktif dan mudah bergaul sebelum mengalami

gangguan sehingga ciri kepribadian tidak khas.

Aksis III

Tidak ditemukan adanya diagnosis fisis lain.

11

Page 12: laporan kasus F20.0

Aksis IV

Stressor psikososialnya adalah pasien merasa bahwa pekerjaannya saat ini

tidak cocok untuk dirinya dan pasien ingin melanjutkan kuliah S2 di pulau

Jawa namun dilarang oleh keluarganya.

Aksis V

GAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41 gejala berat (serious),

disabilitas berat.

VII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik :

Tidak terdapat kelainan yang spesifik, namun diduga terdapat

ketidakseimbangan antara neurotransmitter maka pasien memerlukan

farmakoterapi.

2. Psikologi :

Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi

auditorik, dan waham curiga sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

3. Sosiologik :

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan

waktu senggang sehingga pasien memerlukan sosioterapi.

VIII. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmakoterapi

Quetiapine 400 mg/24 jam/oral

B. Psikoterapi

Ventilasi

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi

pikirannya atau kecemasannya sehingga pasien merasa lega.

Suportif

12

Page 13: laporan kasus F20.0

Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang

penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara

menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap minum obat

secara teratur.

Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat

pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta

dukungan moril dan lingkungan yang kondusif sehingga membantu

proses penyembuhan pasien.

IX. PROGNOSIS

Dubia et Bonam

Faktor Pendukung :

Tidak ada kelainan organobiologik

Keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien

Saat ini pasien rutin minum obat

Stressor jelas

Gejala positif menonjol

Faktor penghambat:

Ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (tante pasien)

Umur pasien masih dewasa muda

Pasien belum menikah

X. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu

menilai efektifitas dan kemungkinan efek samping.

XI. DISKUSI/ TAMBAHAN

13

Page 14: laporan kasus F20.0

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi

ke-III (PPDGJ-III), pedoman diagnostik skizofrenia (F20) yaitu dengan

memenuhi kriteria berikut:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas

a. Thought (echo, insertion/withdrawal, atau broadcasting)

b. Delusion (of control, of influence, of passivity, atau perception)

c. Halusinasi Auditorik (suara halusinasi yang berkomentar secara terus-

menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien

diantara mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal

dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham menetap jenis lainnya yang dianggap mustahil dan tidak

wajar.

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara

jelas:

a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja

b. Arus pikiran yang terputus

c. Perilaku katatonik

d. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara yang jarang dan respon

emosional yang menumpul.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dari aspek

perilaku pribadi.

Berdasarkan kriteria 1 gejala, pada pasien temuan halusinasi yang

didapatkan adalah berupa halusinasi auditorik. Pasien mendengar suara-

suara yang berdiskusi tentang prilaku pasien. Selain itu, diemukan adanya

thought of broadcasting dimana isi pikiran pasien dapat diketahui oleh

orang-orang disekitanya. Oleh karena itu, pasien dapat dikatakan

mengalami Skizofrenia.

14

Page 15: laporan kasus F20.0

Skizofrenia sendiri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa

bentuk seperti skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik, residual dan

sebagainya.

Pada pasien skizofrenia paranoid, selain temuan skizofrenia pada

umumnya, sebagai tambahan didapatkan:

- Halusinasi atau waham harus menonjol;

- Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,

mendengung, atau bunyi tawa.

- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual, atau

lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang

menonjol.

- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,

dipengaruhi, atau passivity, dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka

ragam, adalah yang paling khas.

- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak menonjol.

XII. LAMPIRAN WAWANCARA

15

Page 16: laporan kasus F20.0

AUTOANAMNESIS (31 Maret 2015)

DM : Dokter Muda

P : Pasien

DM : Assalamualaikum ibu

P : Waalaikumsalam

DM : Perkenalkan, saya Muhammad Mursyid dokter muda yang bertugas disini.

Bisa saya tanya-tanya ibu ?

P : Iya bisa

DM : Ibu namanya siapa ?

P : NA

DM : Ibu NA berapa umurnya ?

P : 28 tahun

DM : Ibu AN tinggal dimana ? sama siapa ?

P : Di sini ji dok, di kost jalan pettarani

DM : Apa kegiatanta sehari hari ?

P : Saya pegawai di Unhas dok.

DM : kenapaki dibawa kesini?

P : saya juga tidak tau kenapa disini, hahah

DM : katanya kt sudah marahi atasanta. Ibu N. kenapaki marahi?

P : gara-gara tukang ngomel i

DM : kenapaki marahi?

P : dia selalu suruh-suruh baru dia nda mau jelaskan.

DM : dia tdk mau jelaskan apa bu? Tidak mau jelaskan kenapa kita disuruh?

P : tidak. Dia tidak mau jelaskan bagaimana caranya itu pekerjaan cepat selesai.

Tidak sukaka juga disuruh-suruh. Mau jka disuruh tapi sama orang hebat.

DM : kapan kita marahi itu bu?

P : ooo desember. Ulang tahunku. 11 desember 2014

DM : jadi masih kerjaki disitu bu?

16

Page 17: laporan kasus F20.0

P : iya. Sampai bulan ini. Bulan maret. Baru dikasih pindahka di fakultas

kehutanan.

DM : kenapaki dikasih pindah?

P : nda tau mi juga. Di mutasi ka

DM : terus difakultas kehutanan apa kt bikin?

P : kumarah-marahi gedung

DM : anu, tidak kusuka gedungnya. Kayak bukan gedung. Bagaimana di’ caraku

berkomentar, kayak gedung tapi bukan gedung.

DM : jadi apami itu kalau bukan gedung?

P : mmm. Apadi? Kayak kotak-kotak ji. Tidak ada gunanya.

DM : jadi orang yang kerja disana, apa dia bikin?

P : kayak numpang lewat ji

DM : jadi kita pindah disitu apa kita bikin?

P : Cuma lewat-lewat ji juga

DM : kapan kita marahi itu gedung?

P : mmm. Minggu lalu ji

DM : terus kalau pulangki apa kita bikin?

P : Cuma istirahat. Tidur. Tidur sampai subuh

DM : jadi tidur teruski itu? tidak shalat?

P : iya tidakmi. Capek skalima

DM : seringki bicara-bicara sendiri?

P : tidak ji. Cuma seringka ketawa-ketawa sendiri. Karena lucu. Seringka ingat I

temanku lucu-lucu.

DM : apa yang dia bikin teman-temanta?

P : kayak sinetron i. kayak film Hollywood (sambil tertawa)

DM : kalau suara-suara sering kita dengar?

P : numpang lewat ji. Mauki jawaban yang jujur?

DM : iye bu

17

Page 18: laporan kasus F20.0

P : begitu ji. Seringka dia gosipi. Bagaimana di’, saya juga pusing. Banyak

sekali dia gosipi

DM : apa dia gosipkan?

P : banyak, tentang unhas.

DM : pernahki merasa orang tau semua apa yang kita pikir?

P : kalau saya anggap itu dia dukun. Dia antar jinnya menempel disaya.

DM : terus dia kendalikanki itu jin?

P : tidak ji juga. Nagosipi ji juga orang

DM : tidak ada ji pikiranta kalau orang mau cederai ki?

P : ya. Itu juga sering kuliat. Mungkin masalah gedungnya. Mungkin tukangnya

capek.

DM : kayak mauki dicederai tukang?

P : kalau kuliat i militernya. Mau bunuhka

DM : jadi itu tukang ada militernya?

P : saya juga pusing. Pokoknya mauka dia cederai.

DM : bagaimana tidurta? Nyenyakji?

P : apa juga mau dikerja? Karena tidak adaji kukerja, jadi tidurji

DM : nafsu makanta bagus ji juga?

P : ya

DM : Pernah minum obat?

P : pernah. Clorilex. Kayak nama kucingku. Sama THP dengan risperidon

DM : teraturji minum obat ta?

P : iye. Satu minggu itu. setelah itu nda mau mka minum obat. Setelah itu

ketemu ka sama itu cowok yang sering pakai headset. Waktu seringka nonton

pirates of carriebean.

DM : trus apa yang dia kerja?

P : itu juga suka nempel sama saya

DM : kenapa nempel? Dia ikutiki?

P : tidak ji. Waktuku suka nonton HBO, Fox movie, sering mi datang

18

Page 19: laporan kasus F20.0

DM : gagah kah orangnya?

P : tidak. Kayak bayangan ji

DM : apa kita buat tadi pagi bu?

P : bangun pagi, menggambar-gambar karena bosan. Mauki kah liat i? (sambil

memper-lihatkan gambar)

DM : ibu, ingatki ini nah yang saya sebutkan. Nanti saya ulangi. 2679. Dimanaki

sekarang ini?

P : di Wahidin Sudirohusodo depannya PCC

DM : tanggal berapa sekarang?

P : bulan maret 2015

DM : siapa yang antarki kemarin kesini?

P : teman-teman Fakultas Kehutanan

DM : kita tau apa artinya panjang tangan?

P : mmm. Yang pintar mencuri

DM : kalau 100-7?

P : 93

DM : 93-7?

P : 86

DM : 86-7?

P : 79

DM : kalau dapatki dompet dijalan apa yang kita lakukan?

P : saya lihat KTPnya baru saya bawa ke kantor polisi

DM : ada lagi mau kita cerita bu?

P : tidak adami

DM : ooo. Iye. Makasih banyak di ibu informasinya

P : iye dok sama-sama

DM : assalamualaikum

P : waalaikumsalam

19