laporan kasus chf, ckd, dm
-
Upload
debbie-takaliuang -
Category
Documents
-
view
297 -
download
5
Transcript of laporan kasus chf, ckd, dm
8/21/2019 laporan kasus chf, ckd, dm
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-chf-ckd-dm 1/6
Pendahuluan
Penyakit gagal jantung kongestif (CHF) merupakan masalah kesehatan yang penting di negara
Barat. Di Eropa, kejadian gagal jantung erkisar !,"#$% dan meningkat pada usia yang leih
lanjut, dengan rata#rata umur &" tahun. Pre'alensi di ndonesia elum ada angka pasti. Di *
+antung Harapan ita, setiap hari ada sekitar "!!#-!! pasien eroat jalan dan sekitar -%
adalah pasien gagal jantung. /eskipun terapi gagal jantung mengalami perkemangan pesat,
angka kematian dalam -#0! tahun terakhir tetap tinggi, sekitar 1!#"!% dari pasien penyakit gagal
jantung. Pasien iasanya datang dengan keluhan sesak nafas, kelelahan tuuh aik dalam
keadaan istirahat ataupun akti'itas, dapat pula disertai atuk terutama pada malam hari, sesak
yang memaik saat eraring dengan antal yang leih tinggi, dapat disertai dengan keluhan
nyeri pada dada kiri yang menjalar ke tangan ataupun punggung. Ditandai dengan peningkatan
+2P, pergeseran atas jantung, terdengar *1 atau ronhi asah halus, hepatomegali, asites, edema
ekstremitas.
3aporan ini diuat antara lain untuk meningkatkan pemahaman se4ara garis esar tentang CHF,
D/ 5ipe , P2C, diaetik nefropati sehingga diharapkan kita dapat leih 6aspada terhadap
keluhan dan gejala yang diutarakan, dan dengan demikian dapat memerikan penanganan yang
tepat sesegera mungkin guna men4egah dan mengurangi terjadinya komplikasi yang erpotensi
mengan4am nya6a. Pemuatan laporan ini ditujukan dalam rangka pemenuhan tugas laporan
kasus dalam proses pemelajaran kami di agian lmu Penyakit Dalam umah *akit /ardi
ahayu, udus.
Laporan kasus
*eorang pria -- tahun datang pada tanggal ! +uni $!0-, dengan keluhan sesak nafas. *esak
sudah semenjak setahun. *esak dirasakan ketika erakti'itas seperti naik tangga dan erkurang
jika pasien eristirahat. *esak ertamah ila malam hari. Pasien merasa leih enak jika
eraring dengan menggunakan 1 antal. 7kiat sesak, selama setahun ini pasien tidak isa pergi
ke kantor, dan hanya isa istirahat di rumah. *elama setahun, sesak semakin lama semakin parah.Pasien juga mengeluh atuk. Batuk disertai lendir er6arna putih, tapi tidak disertai darah.
Pasien mengeluh mual, tetapi tidak sampai muntah. Pasien juga mengeluh nyeri pada dada yang
menjalar ke lengan kiri dan punggung. 8yeri dada dirasakan seperti ditimpa ean erat. 8yeri
dada erlangsung kurang leih selama 0 jam, dan memaik dengan oat. Pasien mengaku selama
setahun elakangan mengalami penurunan erat adan dan nafsu makan. Buang air ke4il dan
1
8/21/2019 laporan kasus chf, ckd, dm
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-chf-ckd-dm 2/6
uang air esar tidak ada keluhan. Pasien memiliki ri6ayat penyakit jantung, hipertensi dan
diaetes melitus tetapi tidak rutin minum oat. i6ayat alergi disangkal pasien. Dalam keluarga,
iu pasien menderita D/ serta hipertensi. Pasien gemar mengkonsumsi makanan yang anyak
mengandung lemak. Pasien merokok selama kurang leih 0! tahun, tetapi sekarang sudah
erhenti. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sesak, 4ompos mentis. 5inggi
adan 0! 4m, erat adan -- kg. 5ekanan darah 01!9:! mmHg, frekuensi nadi 0!" kali9menit,
frekuensi napas 1$ kali9menit, suhu 1oC. epala, telinga, hidung, tenggorokan dalam atas
normal. +2P tidak meningkat. ;arna kulit tampak sa6o matang, tidak sianosis. Dada simetris,
retraksi sela iga, nyeri tekan, dan masa tidak ada, tidak ada spider ne'i. Perkusi sonor, suara
napas dasar 'esikuler, suara napas tamahan ronhi asah halus pada asal paru. Pada
pemeriksaan 4or, i4tus 4ordis terlihat pada C* 2 linea a<ilaris anterior sinistra, teraa kuat
angkat, atas kiri jantung yakni pada C* 2 linea a<ilaris anterior sinistra. Bunyi jantung #
murni reguler, tidak ada gallop maupun murmur. Bentuk adomen memun4it tampak mengkilat,
tidak ada 4aput medusae. Hepar dan limpa tidak teraa. Perkusi timpani, terdapat shifting
dullness, nyeri ketuk C27 kiri dan kanan negatif, ruang traue kosong. Bising usus normal.
7kral hangat, tidak terdapat edema. Pada pemeriksaan laoratorium= peningkatan ureum (0$-,!),
kreatinin ($.!:), *>?5 ($$-) serta *>P5 (1$&), >D* $$". Ditemukan alumin pada
pemeriksaan urin. Pada E> ditemukan P2C, infero#anterolateral iskemik. Pada foto rontgen
thora< didapatkan kesan kardiomegali. Pada e4ho4ardiography ditemukan hipertrofi 'entrikel
dan atrium kiri. Pada rontgen thora< ditemukan kardiomegali serta elongatio arkus aorta.
Pada kasus ini dipikirkan diagnosis kerja CHF e4 HD, D/ tipe , P2C, 8efropati diaetika.
5indakan = nfus martos, oksigen 139menit, furosemide "! mg 2, en<amin 0 flash9hari,
isosorid dinitrat 1<- mg sulingual, amiodaron 1<$!! mg, dan Humolin 8 $ @ A nit.
Pembahasan
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang disertai dengan nyeri dada kiri dengan ri6ayat
D/. *e4ara keetulan pada pemeriksaan laoratorium ditemukan adanya peningkatan ureum.
kreatinin, *>?5,*>P5, serta gamaran P2C pada E>. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dapat dipikirkan kemungkinan CHF e4 HD yang disertai P2C, D/ tipe ,
nefropati diaetika seagai diagnosis kerja. *esak nafas dapat ditimulkan karena ada gangguan
pada organ paru, jantung, ataupun diluar keduanya. ntuk menegakkan etiologi penyea
kenaikan pada *>?5 dan *>P5, dapat diusulkan pemeriksaan alkali fosfatase, gama#glutamil
2
8/21/2019 laporan kasus chf, ckd, dm
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-chf-ckd-dm 3/6
transferase, imunoserologi untuk hepatitis, *> adomen. Berikut kajian satu per satu mengenai
permasalahan yang terdapat pada pasien ini.
Problem I: sesak nafas disertai nyeri dada
Diagnosa CHF dapat ditegakkan apaila memenuhi 0 kriteria mayor $ minor dari
Framingham. Pada pemeriksaan sujektif didapatkan paroksismal no4tural dispnea (kriteria
mayor), atuk pada malam hari (kriteria minor), dispnea deffort (kriteria minor). Pada
pemeriksaan ojektif ditemukan kardiomegali (kriteria mayor). Pada kasus ini merupakan CHF
8H7 2 karena pasien tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimulkan
keluhan, yang ertamah ila mereka melakukan kegiatan fisik meskipun sangat ringan. *elain
itu, ri6ayat jantung, dm, dan hipertensi tidak terkontrol merupakan faktor resiko kardio'askular.
Dari keseluruhan pemeriksaan ojektif, yang dapat mengarahkan diagnosis pada CHF adalah=
takipnea, takikardia, suara nafas ronhi asah halus pada asal paru yang timul karena adanya
transudasi 4airan ke dalam al'eoli dan menyeakan edema paru. 5erdapat pula iktus kordis
yang terlihat dari jauh dan teraa kuat angkat, pergesaran dari atas jantung kiri, serta shifting
dullness () mengindikasikan adanya 4airan dalam perut9asites. 7sites merupakan komplikasi
lanjut dari CHF akiat adanya peningkatan tekanan dari 'ena hepati4a. Pada pemeriksaan
penunjang yang dapat mengarahkan diagnosa pada CHF adalah= rontgen thora< ditemukan
adanya kardiomegali, E> ditemukan iskemik infero#anterolateral, e4ho4ardiography ditemukan
hipertrofi atrium dan 'entrikel kiri. eadaan iskemik ini dapat menyeakan infark miokardium
yang dapat erlanjut menjadi CHF dengan 4ara menggangu fungsi miokardium karena
menyeakan menurunnya kekuatan kontraksi, menimulkan anormalitas gerakan dinding, dan
menguah daya kemang ruang jantung. +adi dapat disimpulan diagnosa fungsional pada kasus
ini= CHF 8H7 2. Diagnosa anatomis= HD. Diagnosa 4ausal= HD
DD dari paru yang menimulkan sesak antara lain= PP?, asma eksaserasi akut, pneumonia,
7D*. DD dari penyakit ginjal= gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik. DD dari penyakit hati=
sirosis hepatis.
DD 7sma karena pasien memiliki gejala sesak napas (dypsnea) dan dada terasa tertekan. Dilihat
dari faktor resiko asma, 4ua4a dingin malam hari, asap rokok, dan polusi udara menjadi faktor
resiko tertinggi agi pasien. Pada anamnesis dan pemeriksaan leih lanjut, dikatakan pasien tidak
memiliki ri6ayat sesak napas seelumnya dan pasien tidak memiliki ri6ayat alergi. 5idak ada
atuk#atuk setiap kali menghirup asap rokok, atau erada di luar ruangan (terpajan polusi).
3
8/21/2019 laporan kasus chf, ckd, dm
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-chf-ckd-dm 4/6
/aka fenotipe asma alergik dapat disingkirkan. Pasien merasa sesak napas yang terasa leih
erat dianding sesak napas seelumnya, yang akhirnya mema6a pasien ke rumah sakit.
emungkinan asma non#alergik atau asma onset lamat elum isa disingkirkan. Berdasarkan
tinjauan pustaka, asma non#alergik dan asma onset lamat iasanya memutuhkan kortikosteroid
inhalasi dosis yang leih esar untuk mengurangi gejala respirasi. Pada pasien ini, kondisi sesak
erkurang tanpa pemerian kortikosteroid inhalasi. Pasien hanya menerima terapi oksigen
melalui nasal 4anule kemudian sesak napas erkurang. Posisi eraring dengan menggunakan "
antal dapat mengurangi sesak. 5idak diutuhkannya kortikosteroid untuk mengurangi gejala
sesak dapat menyingkirkan fenotipe asma non#alergik dan asma onset lamat. *elain itu, pasien
tidak ada mengi.
DD PP? karena sesak napas yang dirasakan pasien selama hampir satu tahun, yang diperparah
oleh akti'itas. Pasien juga mengeluh atuk, tetapi ukan atuk kronis. Pasien merokok selama 0!
tahun, merupakan salah satu faktor pen4etus PP?. Pada PP?, atuk disertai lendir en4er
mukoid dengan adanya dsypnea eksperium. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan purse lips
reathing, hipertrofi otot#otot nafas tamahan, pelearan sela iga, serta 6heeing
DD pneumonia disingkirkan karena tidak ada pilek, demam tinggi, atau faktor pen4etus infeksi
seelum timul sesak. Pada pemerikasan ojektif tidak terdapat nafas 4uping hidung, tanda#tanda
konsolidasi paru seperti perkusi redup, ronki yang iasanya tidak meleihi setengah lapang paru,
suara nafas dasar ronkial. *elain itu pada foto rontgen thora< tidak ada kesan pneumonia.
DD sirosis hati disingkirkan karena pada pemeriksaan ojektif tidak ditemukan adanya stigmata
sirosis seperti palmar eritema, spider ne'i, fetor hepatikum, 'ena kolateral dinding perut, ikterus,
edema pretiial, splenomegali, li'er nail, 4luing finger, ginekomastia. Pada pemeriksaan
laoratorium tidak ditemukan adanya ratio alumin#gloulin teralik.
5atalaksana medikamentosa yang dierikan pada pasien CHF et 4ausa HD antara lain= oksigen
139menit untuk merangsang kemoreseptor, infus martos (erisi maltose 0!% karena pasien
memiliki dm) 0! tpm, furosemide "! mg 2 dierikan pagi hari untuk mengurangi 4airan pada
edema paru dan asites, isosorid dinitrat sulingual 1 < - mg untuk 'asodilator pemuluh darah
sehingga dapat mengurangi ean preload dan afterload dan mengatasi nyeri dada. 5atalaksana
non medikamentosa selama di rumah sakit antara lain= posisikan kepala kurang leih "! derajat
untuk mengurangi distriusi 4airan dari ekstremitas leih a6ah ke arah sentral yang dapat
4
8/21/2019 laporan kasus chf, ckd, dm
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-chf-ckd-dm 5/6
memperparah sesak. Diet rendah garam guna mengurangi retensi 8a yang dapat memperparah
edema.
Problem II: DM Tipe II
Pada anamnesa, pasien mengakui memiliki ri6ayat D/, akan tetapi tidak rutin mengkonsumsi
oat#oatan, selain itu iu pasien juga memiliki ri6ayat serupa. Pada pemeriksaan didapatkan
>D*= $$". Pada pasien ini, karena se4ara keetulan pada pemeriksaan laoratorium ditemukan
gangguan pada ginjal maka oat yang dierikan adalah Humolin 8 $<A
Problem III: nefropati diabetika
Pada pemeriksaan penunjang, ditemukan peningkatan ureum (0$-,!), kreatinin ($.!:). Pada
pemeriksaan urin ditemukan adanya alumin yang merupakan suatu petunjuk adanya nefropati
insipien. /ikroaluminuria yang menetap diuktikan dengan tiga atau leih urin yang
dikumpulkan se4ara terpisah selama leih dari 1 hingga ulan. Bila mikroaluminuria menetap,
esar kemungkinan untuk erkemang menjadi stadium 2 dan 2. Pada rumus Co4k4roft#>ault
eGuation didapatkan >F 10, ! ml9menit90,&1 m$. Berdasarkan derajat penyakit, tergolong pada
derajat yakni 3F> menurun sedang. 5erapi spesifik pada penyakitnya, menghamat
perurukan ginjal dengan 4ara pemakaian oat anti hipertensi untuk mengurangi hipertensi
intraglomerulus seperti 7CE#nhiitor. Diet rendah protein !,#!,A gram9kgBB9hari (pasien non
dialisis) untuk menurunkan resiko tejadinya penyakit ginjal tahap ahir. Dapat pula dierikan
ren<amin 0 flash9hari. en<amin mengandung asam amino, yang diindikasikan agi
hipoproteinemia.
Problem IV: PVC
Pada pasien ini se4ara keetulan ditemukan gamaran P2C pada hasil E> nya. P2C timul
ila adanya fokus ektopik pada 'entrikel yang mun4ul leih a6al dari irama dasarnya. Pada
keadaan akut seperti infark miokard akut ila timul P2C yang sering seperti pada pasien ini,
maka dapat dierikan amiodaron untuk men4egah terjadinya 'entirkel takikardia. Pada kasus ini,
dierikan amiodaron 0 < $!! mg.
Permasalahan V: peningkatan SGT! SGPT
Pada kasus ini ditemukan peningkatan *>?5 ($$-) serta *>P5 (1$&). Peningkatan *>?5 serta
*>P5 seanyak -< dapat diseakan oleh hepatitis kronis, sumatan empedu ekstraheaptik,
ataupun infark miokard. ntuk mengetahui etiologi peningkatan dari *>?5 dan *>P5 maka
dianjurkan untuk memeriksa g/ anti H72, Hs7g, anti#HC2, alkali fosfatase, >>5, serta *>
5
8/21/2019 laporan kasus chf, ckd, dm
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-chf-ckd-dm 6/6
aodomen. *amil menunggu hasil pemeriksaan penunjang keluar, dapat dierikan hepama< 1<0
kapsul. Hepama< merupakan suplemen untuk memperaiki dan memelihara fungsi hati.
"ingkasan
Dilaporkan suatu kasus CHF e4 HD yang disertai D/ 5ipe , diaetika nefropati pada seorang
pria -- tahun. Diuktikan erdasarkan amanesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang. Penderita datang ke * dengan keluhan sesak nafas yang disertai nyeri dada kiri. Dan
se4ara keetulan pada pemeriksaan laoratorium ditemukan peningkatan *>?5, *>P5, ureum,
dan kreatinin, serta gamaran P2C pada E>. ntuk mengetahui etiologi meningkatnya enim
hati dapat disarankan untuk memeriksa serologi hepatitis, alkali fosfatase, >>5, *> adomen.
Summary
eported a 4ase of HD e4 a44ompanied CHF 5ype diaetes mellitus , diaeti4 nephropathy in
a man of -- years . E'iden4ed y amanesis , physi4al e<amination , and in'estigations . Patients
4ome to the hospital 6ith shortness of reath a44ompanied y 4hest pain left . 7nd y 4han4e on
laoratory tests found in4reased *>?5 , *>P5 , urea , and 4reatinine , as 6ell as an o'er'ie6 of
P2C in the EC> . 5o determine the etiology of in4reased li'er enymes 4an e ad'isale to
4he4k immunoserology , alkaline phosphatase , >>5 , adominal ultrasound.
Daftar Pustaka
#$ *udoyo 7;, *etiyohadi B, 7l6i , *imadirata /, *etiati *. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. +akarta= nterna Pulishing $!!:. h. :&:#A$.
$. 7nthony *. Fau4i. HarrisonIs internal medi4ine. 0&th Edition. *7= /4>ra6 J
Hill $!!A. p 00$:#1".
1. Pri4e *7, ;ilson 3/. Patofisiologi konsep klinis proses penyakit. +akarta=
E>C$!01. h. A:-#:0$.". Bi4kley 3*. Bates uku ajar pemeriksaan fisik K ri6ayat kesehatan. +akarta=
E>C $!0$. h. $1!#".
-. Da'ey P. 7t a glan4e medi4ine. +akarta= Penerit Erlangga $!!. h. 0-!#$.
6. Endokrinologi. onsensus nasional pengelohan D/. +akarta= Badan
Penerit D7 $!!:. h. $!#-
6