Laporan Jaga Ruangan Sakinah 10-11 Des 2014
-
Upload
ayudyah-annisha -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Laporan Jaga Ruangan Sakinah 10-11 Des 2014
LAPORAN JAGA RUANGAN SAKINAH
TANGGAL 10 Desember 2014
DM JAGA : Hikmatul dan Mahardika
Daftar pasien Obgin
1. Sakinah 9.1 Ny. Vivi Abortus Incomplete Post Kuretage
2. Sakinah 9.2 Ny. Tadzkiroh Post Op SVH SOD
3. Sakinah 10.1 Ny. Neni G1 P0000 A000 PPI
4. Sakinah 10.2 Ny. Marpuah Ca Cervix
5. Sakinah 11.2 Ny. Khumaimah Ademyosis + Kista Coklat
6. Sakinah 12.1 Ny. Yayuk Nuraini Post Op SVH BSO
7. Sakinah VK312.2 Ny. Idayati G2 P1001 A000 + KPD
8. Sakinah 13.1 Ny. Sukmiyati Ca Ovarium (Metastase)
9. Sakinah 13.2 Ny. Titin Sumarni Post Op SVH BSO e.c TOA
ADENOMYOSIS
Definisi
Adenomiosis adalah pertumbuhan jinak dari endometrium kedalam otot uterus,
terkadang disertai dengan pembesaran (hipertrofi) kemudian. Jika kelainan ini berupa nodul
seperti tumor yang berbatas tegas disebut adenomyoma. Adenomiosis pertama kali
dideskripsikan oleh Rokitansky pada tahun 1860 dan kemudian disempurnakan lebih lanjut
oleh Von Recklinghausen tahun 1896.
Pengertian
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan
stroma, terdapat di dalam miometrium atau pun di luar uterus. Sedangkan bila jaringan
endometrium terdapat di dalam miometriium disebut adenomiosis, dan bila di luar uterus
disebut endometriosis. Namun pembagian ini sekarang sudah tidak dianut lagi karena baik
secara patologik, klinik ataupun etiologic adenomiosis dan endometriosis berbeda.
Adenomiosis secara klinis lebih banyak persamaannya dengan mioma uteri.
Adenomiosis lebih sering ditemukan pada multipara dalam masa premenopause, sedangkan
endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda dan yang umumnya infertile.
Frekuwensi adenomiosis berkisar antara 10-47%.
Insidens
Diagnosis dari adenomiosis dapat dibuat hanya dengan pemeriksaan mikroskopis
dari specimen, jarang dari biopsy, paling sering melalui histerektomi. Karena alasan ini,
angka insiden pasti dari penyakit ini tidak diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa 20%
wanita mempunyai adenomiosis. Adenomiosis berkaitan dengan penundaan kehamilan.
Diperkirakan juga sekitar 80% wanita dengan kelainan ini tidak mempunyai anak. Namun,
bagaimanapun juga insiden adenomiosis tidak berkorelasi dengan peningkatan kehamilan.
Adenomiosis umumnya menimbulkan gejala pada wanita berusia 40-50 tahun. Hampir 80%
wanita dengan adenomiosis mempunyai kelainan uterus lainnya; 50% berhubungan dengan
leiomyomas, 11% mempunyai endometriosis dan 7% mempunyai polip endometrium.
Etioologi - Patologi
Pada adenomiosis uterus umumnya membesar difus dan berlobus dikarenakan
hipertrofi dan hyperplasia dari otot polos yang melekat pada kelenjar ektopik. Didapat
penebalan dinding uterus dengan dinding posterior biasanya lebih tebal. Uterus umumnya
berbentuk simetrik dengan konsistensi padat, dan tidak menjadi lebih besar dari tinju atau
uterus yang gravid 12 minggu. Adenomiosis sering terdapat bersama-sama dengan mioma
uteri. Walaupun jarang, adenomiosis dapat ditemukan tidak sebagai tumor difus melainkan
sebagai tumor dengan batas yang nyata.
Gambaran mikroskopis yang khas pada adenomiosis adalah adanya pulau-pulau
jaringan endometrium di tenga-tengah otot uterus yang menunjukkan perubahan siklik, akan
tetapi umumnya reaksi terhadap hormone-hormon ovarium tidak begitu sempurna seperti
endometrium biasa. Walaupun demikian dapat ditemukan kista-kista kecil berisi darah tua di
tengah-tengah jaringan adenomiosis. Kadang-kadang kelenjar-kelenjar dari endometrium
menunjukkan hyperplasia kistik, bahkan dapat ditemukan sel-sel atipik, akan tetapi
keganasan sangat jarang terjadi. Kehamilan akan menyebabkan endometrium ektopik ini
berubah seperti desidua.
Adenimiosis di bagi ke dalam 3 kategori tergantung dari lokasi kelainan yaitu:
1. Kelainan yang terbatas pada lapisan basal
2. Kelainan pada lapisan dalam
3. Kelainan pada lapisan permukaan
Histogenesis
Cullen dan peneliti-peneliti lain mengemukakan bahwa sel endometrium pada
adenomiosis adalah dari endometrium yang meliputi kavum uteri dan mengadakan
pertumbuhan ke dalam otot. Penyebab sebenarnya dari adenomiosis ini tidak diketahui,
namun ada dugaan bahwa tersebarnya endometrium dalam miometrium adalah akibat
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam uterus karena kehamilan dan persalinan yang
berulang. Mungkin kerokan yang berlebihan dapat merupakan faktor etiologis pula.
Derajat dari invasi endometrial bervariasi dan dapat melibatkan seluruh dinding uterus
sampai serosa. Kebanyakan dari ahli patologi tidak akan membuat diagnosis adenomiosis
sampai kelenjar yang tumbuh berada dibawah jaringan endometrial-miometrial (endometrial-
myometrial interface) > 2,5 mm (Uduwela et al., 2000), sedangkan adenomiosis sub-basalis
dapat didefinisikan sebagai adenomiosis yang berinvasi minimal jika ukurannya < 2mm
dibawah basal endometrium.
Gambaran Klinik
Gejala yang paling sering ditemukan adalah menoragia, dismenorea sekunder, dan
uterus yang makin membesar. Kadang-kadang terdapat di samping menoragia,dispareunia
dan rasa berat di perut bawah terutama dalam masa pra haid. Menoragia makin lama makin
banyak karena vaskularitas jaringan bertambah dan mungkin juga karena otot-otot uterus
tidak dapat berkontraksi dengan sempurna karena adanya jaringan endometrium ditengah-
tengah, mungkin juga karena disfungsi ovarium. Dismenorea yang makin mengeras kiranya
disebabkan oleh kontraksi tidak teratur dari miometrium, karena pembengkakan endometrium
yang disebabkan oleh perdarahan pada waktu haid.
Gejala yang timbul termasuk pembesaran uterus yang difus dan soft disertai dengan
menoragi (40+50%), dismenore (10+30%),metroragia (10+12%),disparenuia, dan diskesia. [9] Umumnya, gejala akan muncul 1 minggu sebelum menstruasi. Infertilitas merupakan
keluhan yang jarang diutarakan sebab biasanya adenomiosis didiagnosis pada usia 40 tahunan
keatas. Namun bagaimanapun juga semenjak wanita lebih sering menunda kehamilan sampai
usia 30 tahun atau 40 tahunan, adenomiosis lebih sering ditemukan pada klinik fertilitas pada
waktu pemeriksaan. Dari pemeriksaan 26 pasien dengan keluhan infertilitas dan menoragi
atau dismenore, adenomiosis didapatkan pada 14 pasien (53,8%)(de Souza et al., 1995).
Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi
transvaginal. Gambaran ultrasonografi dari adenomiosis adalah massa irregular, miometrial,
ruangan massa kistik yang sebagian besar meliputi dinding uterus posterior dengan
pembesaran uterus dengan dinding posterior yang melebar, ruangan endometrial yang nyata
dan penurunan ekogenitas uterus dengan lobus, kontur yang tidak normal atau adanya massa.
Sonogram mungkin juga menunjukkan batas yang jelas antara jaringan miometrium yang
normal dan yang tidak normal.
Diagnosis
Diagnosis adenomiosis dapat diduga apabila pada wanita berumur sekitar 40 tahun
dengan banyak anak, keluhan menoragia dan dismenorea makin menjadi, dan ditemukan
uterus yang membesar simetrik dan berkonsistensi padat. Akan tetapi diagnosis yang pasti
baru dapat dibuat setelah pemeriksaan uterus pada waktu uterus atau sesudah diangkatnya
pada operasi itu.
Pengobatan
Histerektomi merupakan pengobatan yang tepat, namun merupakan pilihan yang
sulit apabila penyakit ini ditemukan pada wanita yang masih muda dan masih ingin
mempunyai anak. Terapi hormonal tidak ada gunanya. Pengobatan klasik untuk adenomiosis
yang membandel terdiri dari ablasi endometrial secara endoskopik atau histerektomi.
[
Bagaimanapun juga ablasi endometrial pada pasien dengan adenomiosis dapat menyebabkan
perlekatan pada kavum uterus, haematometrium dan rasa sakit yang hebat. Sekarang terapi
konservatif untuk pengobatan adenomiosis dapat dibagi menjadi kategori yaitu :
1. Embolisasi pembuluh darah
Penggunaan teknik intervensi radiologi untuk mengembolisasi pembuluh darah
uterus pada kasus adenomiosis telah dijelaskan baru-baru ini. Laporan tentang penggunaan
teknik ini masih sedikit dan sejauh ini tidak ada kehamilan yang berhasil yang dijelaskan
pada penggunaan teknik embolisasi pada adenomiosis ini.
2. Terapi Hormonal
Terapi hormonal digunakan untuk mengurangi rasa sakit termasuk pil progesterone
oral yang diminum rutin, anti estrogen dan agonis GnRH. Agonis GnRH dan anti-estrogen
seperti Danazol telah banyak digunakan. Analog GnRH membuat keadaan menopause palsu,
suatu keadaan dimana kadar estrogennya rendah. Efek samping dari pengobatan cara ini
adalah muka merah (hot flushes), mood yang tidak stabil, dan pengurangan kadar mineral
tulang.
3. Kombinasi operasi dan terapi hormonal
Huang dan Wang melaporkan bahwa pengangkatan dengan operasi kecil
(microsurgical) pada daerah adenomiosis yang terlihat yang kemudian diikuti dengan terapi
menggunakan agonis GnRH (Goserelin Acetate) 3,6 mg, 2 sampai 6 kali sehari berakhir
dengan kelahiran bayi yang sehat pada 4 kasus (Huang et al., 1998; Wang et al., 2000).
Pengobatan masa depan
Pada masa depan, pengembangan baru seperti penggunaan ultrasound intensitas
tinggi (HIFU=High – intensity focused ultrasound) memainkan peranan penting dalam
penanganan adenomiosis. Teknik ini memungkinkan kombinasi antara koagulasi dan
pengrusakan jaringan namun tanpa meninggalkan luka yang parah dan darah yang keluar juga
sedikit.
Diagnosis Banding
1. Kehamilan
Kehamilan dapat disingkirkan dengan tes kehamilan
2. Leiomioma Sub Mukosa
Leiomioma submukosa ini dapat terjadi pada 50-60% kasus adenomiosis.
Keiomioma dapat menyebabkan menoragi dan rasa sakit yang hebat. Uterus biasanya lunak
dan tidak tegang bahkan saat terjadinya menstruasi. Diagnosis ditegakkan dengan
histeroskopi atau dan kuretase.
3. Kanker endometrial
Kanker endometrial ditegakkan dengan biopsy endometrial atau kuretase
4. Sindroma kongesti pelvis (Taylor’s syndrome)
Sindroma ini ditandai dengan keluhan kronis dari rasa sakit pada organ pelvis yang
terus menerus dan menometrorragi. Pada beberapa kasus uterus membesar, simetris dan
sedikit lunak. Servik dapat sianosis dan patulous. Pada operasi pembuluh darah pelvis dapat
Nampak membesar atau terpuntir.
5. Endometriosis pelvis
Ditandai dengan dismenore premenstruasi dan selama menstruasi, adanya massa
adnexa yang melekat, dan adanya nodul nodul pada ligamentum uterosakral. Kelainan ini
sering berkaitan dengan adenomiosis.
Prognosis
Tidak ada resiko yang mengarah keganasan. Karena kondisinya berkaitan dengan
kadar estrogen, maka keadaan menopause akan menyebabkan kesembuhan alami. Tindakan
histerektomi dapat dilakukan apabila keluhan sangat menganggu dan mengancam.