Laporan Inhal CSL Urinalisis

12

Click here to load reader

description

ADC

Transcript of Laporan Inhal CSL Urinalisis

Page 1: Laporan Inhal CSL Urinalisis

LAPORAN PEMERIKSAAN URINALISIS

(CLINICAL SKILLS LAB)

disusun oleh:FUAD IQBAL ELKA PUTRA

1318011075TUTORIAL 2

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 2: Laporan Inhal CSL Urinalisis

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar istilah urine. Bukan hanya mendengar namun kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urine atau metabolisme tubuh melalui urine yang biasa kita sebut buang air kecil (BAK). Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urine yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air kecil. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen urine. Pemeriksaan pada urine dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang. Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses pengumpulan urine.

Dalam pemeriksaan urinalisis ini salah satu cara yang biasa dilakukan adalah dengan cara memeriksa secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.

1. Pemeriksaan Makroskopik. Teknik ini diawali dengan pengambilan sampel urin dan dimasukkanke dalam tabung reaksi. Dilakukan pemeriksaan makroskopik urindengan mengamati kejernihan, warna, dan bau serta pH urin.

2. Pemerikaan MikroskopikTeknik ini diawali dengan pengambilan sampel urin dan dimasukkanke dalam tabung sentrifuge sampai 3/4 tabung. Disentrifuge selama 15menit dengan kecepatan 3000 rpm. Diambil endapan untuk diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 40 meliputi pemeriksaankristal dan sel epitel yang terdapat dalam urin.

3. Pemeriksaan Kimia urin- Dengan reagen langsung1. Pemeriksaan glukosa dengan menggunakan reagen benedictkemudian dipanaskan di atas penangas selama 5 menit. Hasilpositif adanya glukosa dalam urin ditunjukkan dengan adanyaperubahan warna menjadi merah. Terbentuknya berdasarkanterjadinya reaksi reduksi ion cupri menjadi cupro

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu melakukan prosedur percobaan pemeriksaan makroskopik urin2. Mahasiswa mampu melakukan prosedur percobaan pemeriksaan mikroskopik urin3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur percobaan pemeriksaan kimiawi urin

Page 3: Laporan Inhal CSL Urinalisis

II. ISI

II.1Cara pengambilan urin

Untuk pemeriksaan urin dianjurkan memakai urin segar, penderita dimintamengeluarkan urin ke penampung, kemudian ditutup dan dikirim ke laboratorium.Penderita yang sedang haid atau leukorrhoe untuk mencegah kontaminasidianjurkan pengambilan untuk pemeriksaan bakteriologi yang dapat denganbeberapa cara seperti kateterisasi, punksi suprapubik, dan pengambilan urinmidstream (pancaran tengah).Jika urin disimpan akan terjadi perubahan susunan oleh kuman-kuman sulfatpekat dan natrium karbonat (R.Gandasoebrata, 1984).

Untuk beberapa macam pemeriksaan tidak boleh ditambahkan bahanpengawet, hanya boleh disimpan di almari es.Pada penetapan kuantitatifUntuk pemeriksaan urin dianjurkan memakai urin segar, penderita dimintamengeluarkan urin ke penampung, kemudian ditutup dan dikirim ke laboratorium.Penderita yang sedang haid atau leukorrhoe untuk mencegah kontaminasidianjurkan pengambilan untuk pemeriksaan bakteriologi yang dapat denganbeberapa cara seperti kateterisasi, punksi suprapubik, dan pengambilan urinmidstream (pancaran tengah).Jika urin disimpan akan terjadi perubahan susunan oleh kuman-kuman sulfatpekat dan natrium karbonat (R.Gandasoebrata, 1984).

Untuk beberapa macam pemeriksaan tidak boleh ditambahkan bahanpengawet, hanya boleh disimpan di almari es.Pada penetapan kuantitatifmenghendaki pengawet atau perlakuan khusus, keterangan ini biasanyadicantumkan dalam prosedur pemeriksaan (R.Gandasoebrata, 1984).

II.2Macam sampel urin

Macam sampel urin untuk penentuan proteinuri, diantaranya:

a. Urin sewaktu

Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidakditentukan dengan khusus, dapat untuk bermacam-macam pemeriksaan antaralain pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan protein, reduksi dan sedimen didalam urin (Koestadi, 1989).

b. Urin pagi

Urin pagi adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari, urinpagi lebih pekat sehingga sehingga baik untuk pemeriksaan sedimen, berat

Page 4: Laporan Inhal CSL Urinalisis

jenis, protein, juga tes kehamilan. Karena pada urin yang encer, kemungkinan tidak ditemukan sedimen seperti eritrosit dan silinder (Koestadi, 1989).

c. Urin postpandrial

Urin yang diambil pertama kali 2-3 jam setelah makan. Digunakan untuk pemeriksaan glukosa

d. Urin tamping 24 jam

Urin yang ditampung satu hari penuh (24 jam) digunakan untuk pemeriksaan zat-zat urine secara kuantitatif misalnya protein

e. Clean catch “Midstream”

mengambil urin pancaran tengah, meminimalisir kontaminasi dari meatus

f. Katerisasi

Diambil dari kateter, untuk kultur tapi memungkinkan untuk terkena kontaminasi

2.3. Pemeriksaan Makroskopik Urin

Pemeriksaan makroskopik urin diantaranya adalah:

a. Pemeriksaan fisik urin

1. Volume urin

Volume urin bermanfaat dalam menentukan adanya gangguan faal ginjal, kelainan dalam keseimbangan cairan badan dan berguna juga untukmenafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dari urin. Pengukuran volumeurin bisa dilakukan pada sample urin 24 jam, urin siang 12 jam, urinmalam 12 jam dan urin sewaktu (time specimen).Sedangkan padapercobaan tertentu dapat juga dengan urin sewaktu (R.Gandasoebrata,1984).

2. Warna urin

Walaupun perubahan-perubahan urin jarang terlihat tetapi perludiperhatikan bila perubahan warna terjadi.Warna urin tidak hanyadisebabkan oleh penyakit yang diderita (keadaan patologis), tetapi juga dapat dipengaruhi oleh makanan atau obat-obatan yang dimakan (non patologis) (Koestadi, 1989).

Warna urin dinyatakan dengan kuning muda, kuning tua, kuning,merah darah, kuning bercampur merah, ataupun putih seperti susu. Urin normal berwarna kuning sampai kuning tua,

Page 5: Laporan Inhal CSL Urinalisis

tergantung dari berat jenisnyadan jumlah pigmen yang berasal dari makanan atau darah yang memberiwarna pada urin. Pigmen yang mempunyai arti terpenting adalah darahdan empedu (Depkes RI).

3. Kejernihan

Cara menguji kejernihan seperti menguji warna. Dinyatakan denganjernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Perlu dilihat kekeruhannyasewaktu dikeluarkan atau setelah dibiarkan, karena urin normal akanmenjadi agak keruh bila dibiarkan atau didinginkan, kekeruhan ringantersebut disebut nubeculla, yaitu kekeruhan yang terjadi dari lender sel-selepithel dan leukosit yang lambat laun mengendap (R.Gandasoebrata,1984).

Jika kekeruhan urin terjadi langsung setelah berkemih, kemungkinandisebabkan oleh fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah yang besar, jugabisa disebabkan oleh eritrosit, leukosit, sel-sel epithel, chyclus, lemak danbenda-benda koloid. Sedangkan kekeruhan yang timbul setelah dibiarkandapat dipengaruhi oleh nubeculla, urat-urat amorf, fosfat amorf dan jugaoleh bakteri-bakteri (R.Gandasoebrata, 1984).

4. Busa

Urin biasanya tidak berbusa, adanya billirubin dapat menyebabkanbusa berwarna kuning, sedangkan meningkatnya kadar protein dalam urindapat menyebabkan busa berwarna putih (Koestadi, 1989).

5. Bau

Bau dari urin erat hubungannya dengan kerusakan urin itu sendiri. Urin normal dan baru berbau tidak keras, urin yang sduah lama berbauamoniak karena pemecahan ureum. Bila urin berbau amoniak atau busuk,kemungkinan ini disebabkan oleh cystitis atau retensi urin. Bau yang manis disebabkan oleh acetone dari penderita diabetes mellitus (Koestadi,1989).

.6. Berat jenis

Berat jenis urin sangat erat hubungannya dengan diuresis, makinbesar diuresis makin rendah berat jenisnya, dan sebaliknya. Berat jenisurin 24 jam dari orang normal antara 1,016 – 1,022 (ditulis 1016 – 1022).Batas normal berat jenis urin antara 1005 – 1030. Tingginya berat jenismemberi kesan tentang pekatnya urin, jika didapat berat jenis urin sewaktu (urin pagi) 1025 atau lebih, sedangkan reduksi dan protein dalam urinnegatif, menunjukkan faal pemekat ginjal yang baik. Berat jenis yanglebih dari 1030 memberi isyarat adanya kemungkinan glukosuri(R.Gandasoebrata, 1984). Pada pemeriksaan berat jenis terdapat 2 alat yang biasa digunakan untuk melihat nilai berat jenis pasien yatu dengan refraktometer dan urinometer

Page 6: Laporan Inhal CSL Urinalisis

(2.1) Refraktometer (2.2) Urinometer

2.4 Pemeriksaan mikroskopik urin

Pemeriksaan sedimen urin termasuk pemeriksaan rutin, urin yang digunakanadalah urin pekat yang diendapkan atau dipusingkan, dan harus masih segarkurang dari 2 jam. Pada pemeriksaan ini diusahakan menyebut hasilnya secara semi kuantitatif dengan menyebut sejumlah unsur sedimen yang bermaknaperlapangan pandang. Sedimen organik antara lain sel darah merah, sel darah putih, silinder, selragi, trikhomonas, spermatozoa, bakteri. Sedimen anorganik seperti hablur-hablurkimia yang berasal dari urin asam seperti hablur asam urat, urat amorf, kalsiumoksalat dan hablur cystine.Yang berasal dari urin alkali antara lain hablurtriplefosfat, kalsium fosfat, kalsium karbonat, amorf fosfat dan hablur ammonia biurat (Koestadi, 1989).

b. Pemeriksaan kimia urin

Pemeriksaan kimia urin terdiri dari pemeriksaan proteinuri, glukosuri, zat-zatketon dalam urin dan pigmen-pigmen dalam urin (Koestadi, 1989). Pemeriksaan ini dapat digunakan kisaran normal pada leukosit, darah, glukosa, bilirubin, urobilinogen, protein, nitrite dan lainnya.

Page 7: Laporan Inhal CSL Urinalisis
Page 8: Laporan Inhal CSL Urinalisis

III. KESIMPULAN

Jadi, dari kesimpulan yang dapat diambil bahwa

1. Pemeriksaan urin dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit yang biasa berpengaruh pada ginjal seseorang

2. Pemeriksaan urinalisi yang biasa dilakukan diantaranya berupa pemeriksaan makroskopik urin, mikroskopik urin dan kimiawi urin

3. Pemeriksaan makroskopik dapat dilakukan dengan cara mencari nilai berat jenis, kejernihan urin, keasaman urin, bau urin dan warna urin yang tanpa menggunakan alat khusus kita dapat mengetahui keadaan tersebut.

4. Pemeriksaan mikroskopik urin dapat dilakukan dengan cara menstrifugasi urin dengan alat sentrifugasi yang biasa dilakukan selama 5 menit pada kecepatan 1500 rpm. Setelah terdapat sedimen, sedimen tersebut diambil sampelny dan ditaruh pada preparat untuk dilihat jumlah leukosit eritrosit pada urin pasien

5. Pemeriksaan kimiawi urin dapat dilakukan dengan cara memasukkan strip test yang telah terdapat keterangan berupa hal yang ingin kita ketahui seperti urobilinogen, leukosit, nitrit, darah glukosan dan lain sebagainya hanya dengan cara mencelupkan strip test kedalam urin sesuai dengan ketentuan yang ada pada kemasan masing-masing sampel, lalu cocokkan pada keterangan yang ada pada sampel untuk mengetahui urin pasien berada dalam kisaran normal ataupun tidak.

Page 9: Laporan Inhal CSL Urinalisis

IV. DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W. F. 1998. Fisiologi Kedokteran. Edisi XVI. Penerjemah: Widjajakusuma, M.D. EGC. Jakarta

Jane Coad, 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama. Jakarta

Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Makassar : Universitas Muslim Indonesia.

Kurniati, Tuti dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.

Koestradi. 1998. Biologi Umum.Piranti: Jakarta

Poedjiadi, A., Suryati, FMT. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta

S Tendean, SP Siregar - saripediatri.idai.or.id

Sudjadi, Bogod.,Siti Laiila. 2002. Biologi. Yudhis

Uliyah Musrifatul, 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Jakarta : Salemba Medika.