Laporan Iktio FPIK

29
Laporan Studi Lapang Hari/tanggal : Jumat/09 Desember 2011 m. k. Iktiologi Asisten : Aditya Sinugraha Pamungkas INVENTARISASI DAN KOLEKSI IKAN DI TPI BLANAKAN, SUBANG, JAWA BARAT Disusun oleh: Kelompok 28 Sancha Sadewa C54080044 Danu Adrian C54080068 Ririn Prameswari C54080081 Q Muhammad Royhan C54100003 Lucia Pamungkasih Santoso C54100018 Muhammad Ramadhany C54100019 Heri Ichsan C54100030 Widasari Ayu C54100031 Agitha Saverti Jasmine C54100045 Dinar Putra Laksana C54100050 Ghulampitt Fahane C54100068 Diwa Perkasa C54100071 M. Khaisu Sabilillah C54100091

Transcript of Laporan Iktio FPIK

Page 1: Laporan Iktio FPIK

Laporan Studi Lapang Hari/tanggal : Jumat/09 Desember 2011m. k. Iktiologi Asisten : Aditya Sinugraha Pamungkas

INVENTARISASI DAN KOLEKSI IKANDI TPI BLANAKAN, SUBANG, JAWA BARAT

Disusun oleh:Kelompok 28

Sancha Sadewa C54080044Danu Adrian C54080068Ririn Prameswari C54080081Q Muhammad Royhan C54100003Lucia Pamungkasih Santoso C54100018Muhammad Ramadhany C54100019Heri Ichsan C54100030Widasari Ayu C54100031Agitha Saverti Jasmine C54100045Dinar Putra Laksana C54100050Ghulampitt Fahane C54100068Diwa Perkasa C54100071M. Khaisu Sabilillah C54100091

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2011

Page 2: Laporan Iktio FPIK

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Faktanya pasokan ikan dunia saat ini sebagian besar berasal dari hasil

penangkapan ikan di laut dan ekosistem lainnya seperti payau, sungai, dan danau.

Hal inilah yang memicu terjadinya ekspoitasi ikan besar besaran dewasa ini.

Bahaya kepunahan dan menurunnya keaneka ragaman pun menghantui ikan ikan

tersebut. Oleh karena itu dilakukanlah koleksi ikan untuk menghindari hal hal

tersebut dan juga sebagai keperluan pendidikan dan penelitian di masa depan.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah

1. Mahasiswa mampu mengenal jenis ikan yang tertangkap di sekitar Blanakan

dan didaratkan di TPI Blanakan.

2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan imformasi biologi dan ekologis beberapa

spesies ikan

3. Mahasiswa mampu mengoleksi ikan berdasarkan kaidah-kaidah yang tepat

Page 3: Laporan Iktio FPIK

II. METODOLOGI

2.1 Lokasi dan Waktu

Praktikum iktiologi kali ini berlokasi di perkampungan nelayan yang berada

di Belanakan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat pada hari minggu 13 November

2011 dan dilakukan tepat di tempat pelelangan ikan. Pengamatan dilakukan pada pagi

hari pukul 07.30 WIB dan siang hari pada pukul 10.30 WIB.

2.2 Inventarisasi Jenis Ikan

Kegiatan inventarisasi dilakukan pada pagi hari disaat pelelangan ikan

dilakukan. Ikan ikan yang di lelang di pelelangan babakan adalah ikan bandeng

(Chanos chanos), ikan pari burung (Rhinoptera javanica), ikan kakap merah

(Lutjanus argentimaculatus), ikan ketang-ketang (Drepane punctata), ikan kerapu

macan (Epinephelus fuscoguttatus).

2.3 Koleksi Ikan

Koleksi ikan merupakan suatu cara untuk mengumpulkan ikan (koleksi)

dengan tujuan untuk mengamati bentuk meristik dan morfometriknya. Ikan yang

dikoleksi oleh kelompok kami adalah ikan bawal putih (Pampus argenteus) dan pari

totol (Neotrygon kuhlii). Dibutuhkan penanganan dan pengawetan yang benar dalam

proses pengkoleksian sehingga bentuk asli dari ikan yang akan di koleksi tidak

mengalami kerusakan. Ikan yang di koleksi pada praktikum kali ini merupakan ikan

yang di ambil dari pelelangan. Mula –mula ikan dicari di tempat pelelangan

kemudian dikumpulkan dengan cara membeli atau memintah langsung pada nelayan.

Berikut urutan proses koleksi ikan dan pengawetannya,

Perlakuan Terhadap Sample

Pendokumentasian Sample

Pengamatan dan pengumpulan sampel

Page 4: Laporan Iktio FPIK

Di rendam dalam larutan formalin

Di bersihkan dari larutan formalin

Sample direndam dalam larutan formalin

Pengawetan Sample

Pengeringan setelah dilumuri formalin

Gambar 1. Pari Totol lelang Gambar 2. Pengawetan

Gambar 3. Pemberian formalin

Gambar 4. Pengukuran

Gambar 4. Pengukuran ikan

Page 5: Laporan Iktio FPIK

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Keragaman Ikan

Beragamnya ikan yang hidup di suatu perairan menunjukan betapa

melimpahnya makanan dan habitat di perairan tersebut. Namun hal ini tidak

terlepas dari letak suatu perairan, seperti halnya daerah estuari yang ada di

Blanakan yang merupakan daerah pencampuran antara air tawar dan air laut.

Ikan yang ada di TPI Blanakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Ikan yang didaratkan di TPI Blanakan, Subang

No Nama Lokal Nama Latin Nama FAO

1 Ikan pari totol Neotrygon Kuhlii Bluespotted Stingray

2 Ikan bawal putih Pampus argenteus Silver Pomfret

3 Ikan bandeng Chanos chanos Milkfish

4 Ikan pari burung Rhinoptera javanica Flapnose Ray

5 Ikan kakap merah Lutjanus argentimaculatus Mangrove Red Snapper

6 Ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus Brownmarbled Grouper

7 Ikan kedapang waru Hexanematichthys sagor Sagor Sea Catfish

8 Ikan baronang Siganus javus Streaked spinefoot

9 Ikan buntal Diodon holocanthus Longspined porcupinefish

10 Ikan sebelah Psedorhombus arsius Largetooth flounder

11 Ikan kambing-kambing Abalistes stellaris Starry triggerfish

12 Ikan manyung Arius thalassinus Giant sea catfish

13 Ikan selar kuning Selaroides leptolepis Yellowstripe scad

14 Ikan pepetek Leiognathus equulus Common ponyfish

15 Ikan barakuda Spyhyraena barracuda Great barracuda

16 Ikan bawal hitam Parastromateus niger Black pomfret

17 Ikan hiu Carcharhinus limbatus Blacktip shark

18 Ikan remang Congresox talabon Yellow pike conger

19 Ikan layur Trichiurus lepturus Largehead hairtail

20 Ikan demang Priacanthus tayenus Purplespot bigeye

Page 6: Laporan Iktio FPIK

21 Ikan kantong semar Mene maculata Moonfish

22 Ikan tembang Sardinella fimbriata Fringescale sardinella

23 Ikan tongkol Euthynnus affinis Kawakawa

24 Ikan sembilang Euristhmus microceps Eel-tailed catfish

25 Ikan lemuru Sardinela lemuru Bali sardinella

Page 7: Laporan Iktio FPIK

3.2 Deskripsi Ikan

Pampus argenteus (Euprashen 1788)

Nama FAO : Silver pomfret

Klasifikasi ikan bawal putih (Pampus argenteus) menurut Saanin (1984)

Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas: Pisces, Ordo : Percomorphi, Familia : Stromateidae, Genus : Pampus, Spesies : Pampus argenteus

Ikan bawal putih mempunyai bentuk tubuh yang

pipih. Pada bentuk ini tinggi ikan lebih besar dari

lebar ikan atau pipih tegak. Ikan bawal putih

mempunyai duri punggung lunak sebanyak 37-43, bertulang belakang sebanyak 34-37 sehingga ikan

ini termasuk vertebrata. Bawal putih pada umumnya berwarna abu-abu menuju putih dan di badannya

terdapat totol-totol hitam (black dots). Distribusi ikan bawal putih ini ada di daerah sekitar Indonesia

(Samudera Pasifik Barat), dimulai dari Persian Gulf ke Indonesia, belahan bumi utara ke Hokkaido,

Jepang. Ikan bawal putih biasanya sering ditemukan di daerah pantai yang berair keruh, di muara

sungai besar sepanjang Sumatra. Ikan ini tertangkap sepanjang tahun kecuali bulan Juli-September.

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan bawal putih ini adalah trawl. Trawl adalah alat

tangkap yang berbentuk kantong yang ditarik satu atau dua buah kapal bermotor dan menggunakan alat

pembuka mulut jaring yang disebut gawang (beam) atau sepasang alat pembuka (otter board). Jaring

dari trawl akan bergerak bersama kapal motor untuk jangka waktu tertentu. Ikan bawal putih juga

merupakan hasil tangkapan sampingan dari alat tangkap perangkap dan penghadang bubu apolo. Kapal

yang digunakan untuk menangkap ikan

bawal putih adalah perahu berkekuatan 7-22

PK, 2-7 GT (Subani dan Barus, 1989). Ikan

bawal putih biasanya dapat dibeli langsung

di pasar ataupun dipesan secara online

melalui internet. Ikan ini banyak dipesan

untuk restoran, seafood restoran, hotel, supermarket ataupun catering. Banyak supplier yang

menyediakan ikan bawal putih dalam keadaan hidup ataupun segar (fresh).

Page 8: Laporan Iktio FPIK

Chanos chanos (Forsskål, 1775)

Nama FAO : Milkfish

Klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos) menurut

Forsskal (1775) diacu dalam Carpenter, K.E. (1998)

Kingdom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas:

Actinopterygii, Ordo: Gonorynchiformes, Famili:

Chanidae, Genus: Chanos, Spesies: Chanos chanos

Ikan bandeng menurut Djuhanda (1981) mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh sisik

dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak. Mulut sedang dan non protractile

dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak memiliki sungut.. Panjang tubuh

maksimal di alam dapat berukuran 1 m, tapi pada umumnya di tambak mencapai 0,5 m. Nama lain ikan

bandeng menurut FAO dalam bahasa inggris adalah Milkfish, dalam bahasa Prancis adalah chanos dan

dalam bahasa spanyol adalah sabalo. Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan

yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan

pemeliharaan yang intensif. Ciri fisik ikan Bandeng adalah Tubuhnya berbentuk memanjang, padat,

pipih, dan oval. Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2). Sementara itu,

perbandingan panjang kepala dengan panjang total adalah 1 : (5,2 - 5,5) Kepala tidak bersisik.

Ikan bandeng merupakan ikan laut dengan daerah persebaran yang sangat luas yaitu dari pantai

Afrika Timur sampai ke Kepulauan Tua mutu, sebelah timur Tahiti, dan dari Jepang Selatan sampai

Australia Utara. Ikan ini biasanya terdapat di daerah Tropika dan Sub Tropika , ikan bandeng juga

dapat hidup didaerah periaran payau. Mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau

dengan koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke

rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau

sudah dewasa dan bisa berkembangbiak. Penyebaran ikan bandeng ini yaitu meliputi seluruh perairan

Indonesia utamanya di daerah Jawa dan Sulawesi Selatan serta beberapa perairan payau dan perairan

tawar yaitu pada daerah Sumatera Barat, DKI dan DIY. Propinsi Jawa Timur Tahun 2000 tambak Jawa

Timur tercatat seluas 53.423 ha atau 15% dari luas tambak di tanah air.

Page 9: Laporan Iktio FPIK

Penangkapan ikan bandeng dewasa sudah

dilarang di Filipina, tetapi mereka kadang-

kadang tertangkap dengan pancing, rawai, jaring

insang, fish corrals, dan alat tangkap lain di

perairan pantai. Pada tahun 1995, FAO’s

Yearbook of Fishery Statistics (Buku Tahunan

Statistik Perikanan FAO) melaporkan total tangkapan ikan bandeng mencapai 7800 ton dari Western

Central Pacific (Fiji, Kiribati, terutama Filipina). Ikan bandeng hasil pembesaran umumnya

dipasarkan secara segar, kering, kalengan, smoked, marinated, chilled, or quick frozen, whole, or

deboned. Sedangkan ikan bandeng berukuran kecil atau juvenile, sekitar 2-10 cm, dipasarkan secara

hidup untuk dibesarkan atau menjadi umpan ikan tuna. Ikan bandeng dewasa umumnya dipasarkan

dalam bentuk ikan segar.

Page 10: Laporan Iktio FPIK

Rhinoptera javanica (Müller and Henle, 1841)

Nama FAO : Javanese cownose ray

Klasifikasi Ikan Pari Burung (Rhinoptera javanica ) menurut

Muller dan Henle (1841) diacu dalam Carpenter, K.E. (1998)

Kingdom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas : Elasmobranchii,

Ordo: Myliobatiformes, Famili: Rhinopteridae, Genus:

Rhinoptera, Spesies: Rhinoptera javanica

Pari burung merupakan salah satu jenis ikan pari yang memiliki bentuk badan picak,dan kepala

seakan-akan terbagi dua. Kepala menonjol ke depan dengan moncong sepeti sapi karenanya ia disebut

“cow ray”. Gigi berbintik-bintik, keras,tersusun, terdapat 7 baris pada tiap rahang. Lubang

penyemburan air besar. Ekornya panjang sekali, menyerupai cambuk, berduri-duri seperti amplas.

Termasuk ikan buas, memakan organisme dasar (ikan-ikan dasar, moluska, dan crustacea).Ikan ini

hidup di dasar perairan. Bagian atas licin dan berwarna merah sawo matang atau warna hitam matang

dengan tepian merah keunguan. Ikan ini dapat mencapai panjang 100cm lebih. Sebaran dan

kemelimpahan ikan pari burung mempunyai variasi habitat yang sangat luas dengan pola sebaran yang

unik (Cartamil et al., 2003).

Daerah sebaran ikan pari burung adalah di sekitar alur dangkal atau muara pertemuan sungai dan laut

yang berpasir dan berlumpur kawasan pantai timur, yang kini menjadi sasaran untuk lokasi budidaya

hewan tersebut. Ikan pari ini biasa ditemukan di perairan laut tropis (Tam et al., 2003). Di perairan

tropis Asia Tenggara (Thailand; Indonesia; Papua Nugini) dan Amerika Selatan (Sungai Amazon).

Nelayan umumnya menangkap ikan pari burung ini menggunakan alat tangkap berupa jaring dogol,

jaring liongbun, dan pancing senggol. Jaring dogol merupakan alat tangkap yang paling efektif namun

kurang bersifat selektif, di mana > 50% dari total hasil

tangkapan berupa ikan-ikan muda. Jaring liongbun dan

pancing senggol tergolong selektif, dimana ikan pari

muda tertangkap dengan jumlah < 50% dari total hasil

tangkapannya.

Di perairan laut, ikan pari mempunyai peran ekologis yang sangat penting, terutama sebagai predator

bentos (Gray et al., 1997). Selama ini nelayan di kawasan pantai timur memproduksi ikan pari burung

Page 11: Laporan Iktio FPIK

dari hasil tangkap, yang dagingnya dijadikan ikan asin dan kulitnya di proses setengah jadi lalu

dipasarkan ke Medan dan Yogyakarta untuk kerajinan kulit.Setelah kulit pari diolah menjadi bahan

kerajinan kulit,nilai jualnya cukup tinggi.

Neotrygon kuhlii (Muller dan Henle, 1841)

Page 12: Laporan Iktio FPIK

Nama FAO : Blue-spotted stingray

Klasifikasi Ikan pari totol (Neotrygon kuhlii ) menurut Muller dan Henle (1841) diacu dalam

Carpenter, K.E. (1998)

Kingdom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas : Elasmobranchii, Ordo: Myliobatiformes, Famili:

Dasyatidae, Genus: Neotrygon, Spesies: Neotrygon kuhlii

Karakteristik fisik Pari Totol (Neotrygon kuhlii) merupakan pari yang umumnya berwarna coklat

kemerahan, memiliki titik-titik berwarna biru pada sisi atas tubuhnya, memiliki titik-titik hitam kecil

menyebar di sekitar dorsal, dan sirip ventral berwarna putih. Mereka memiliki moncong yang pendek,

lebar, dan kaku. Ekornya pun memiliki panjang sepanjang tubuhnya. Hewan ini bersifat ovovivipar.

Ukuran dewasa maksimalnya mencapai 70cm. Saat kelahirannya, pari totol berukuran mulai dari 12cm.

. Pari Totol cukup berbaahya bagi manusia, karena hewan ini mempunyai racun pada ekornya. Jika

terkena ekornya maka akan menyebabkan luka yang menyakitkan. Ukuran panjang maksimum pari

totol adalah sekitar 67 cm, untuk lebar maksimum badan cakram ikan pari totol adalah 38 cm dan untuk

jantan adalah 25 cm. Makanan Pari totol biasanya kepiting atau udang, bahkan ikan-ikan kecil juga

termasuk sebagai makanannya. Habitat ikan Pari totol adalah di air laut. Hewan ini biasa ditemukan

di dasar perairan berpasir yang berdekatan dengan batu atau terumbu karang. Hewan ini hidup di

dasar perairan sekitar 90m di bawah permukaan laut, tetapi kadang ditemukan juga pada dataran

karang dan laguna pada saat pasang tertinggi. Mereka biasa ditemukan dalam keadaan tertutup oleh

pasir dan hanya terlihat mata dan ekornya saja.

distribusi pari totol adalah di perairan Indo-West Pacific, Afrika timur ke Samoa, Afrika selatan,

Filipina, Sekitar selatan Jepang, dan Sekitar utara

Australia. Pari totol ditangkap dengan menggunakan

Bottom Trawl, Trammel net, atau perangkap ikan. Pari

totol sangat umum dan penting manfaatnya pada

daerah Indo-West Pacific. Hewan ini dimanfaatkan

untuk diambil dagingnya oleh manusia, tetapi

karena ukurannya yang kecil menjadi mahal dan

terbatas.

Nama FAO : Brownmarbled grouper

Epinehelus fuscoguttatus (Forsskål, 1775)

Page 13: Laporan Iktio FPIK

Klasifikasi ikan kerapu macan (Epinehelus fuscoguttatus) menurut Saanin (1984)

Kingdom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Chondrichthyes;Subclas : Ellasmobranchii; Ordo :

Percomorphi; Divisi : Perciformes; Famili : Serranidae; Genus : Epinephelus

Species : fuscoguttatus

Ikan kerapu bentuk tubuhnya agak rendah, moncong panjang memipih dan menajam, maxillarry lebar

diluar mata, gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan

dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan poterior. Habitat benih ikan kerapu macan adalah pantai

yang banyak ditumbuhi algae jenis reticulata dan Gracilaria sp. Ikan kerapu termasuk jenis karnivora

dan cara makannya "mencaplok" satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan sampai ke

dasar. Pakan yang paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok), selain itu jenis ikan-ikan

kecil (tembang, teri dan belanak). Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi.

Jenis kerapu ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di

Nusantara. Selain di Indonesia, daerah penyebaran kerapu macan meliputi perairan di wilayah Indo-

Pasifik. Ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di perairan karang, di

antaranya pada celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan (DKP, 2004 dalam Sulaiman,

2010).. Ciri-ciri tubuh adalah berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam. Warna tubuh merah atau

kecoklatan sehingga disebut juga kerapu merah, yang warnanya bisa berubah apabila dalam kondisi

stres. Mempunyai bintik-bintik biru bertepi warna lebih gelap.

Daerah habitat tersebar di perairan Kepulauan Karimunjawa,

Kepulauan Seribu, Lampung Selatan, Kepulauan Riau, Bangka

Selatan, dan perairan terumbu karang (Ghufran, 2001 dalam

Sulaiman, 2010). Menurut Mulyono dan Efendi (2005) efektifitas

alat tangkap berupa alat tangkapa pasif masih diyakini lebih baik

daripada alat tangkap memakai umpan untuk menagkapa ikan

kerapu. Bubu masih dipakai untuk menangkap ikan jenis kerapu ini

namun kefektifan alat ini terhadap penciuman ikan dan penglihatan oleh ikan belum diketahui.

Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta memiliki

peluang pasar dalam dan luar negeri yang sangat baik. Ikan kerapu ini sudah menjadi istimewa di hotel

dan restoran terkemuka, baik di Indonesia, Hongkong, Jepang Maupun Singapura. Permintaan pasar

internasional akan ikan kerapu cenderung meningkat, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk

meningkatkan hasil tangkapannya serta dapat menambah devisa negara. Dengan semakin banyaknya

Page 14: Laporan Iktio FPIK

permintaan ikan kerapu untuk pasaran domestic dan internasional, maka benih yang selama ini berasal

dari alam akan sulit dipenuhi sehingga perlu dialihkan ke usaha pembenihan. Diantara jenis ikan laut

budidaya, ikan kerapu macan yang mempunyai nilai ekonomis penting dengan nilai ekspor cukup

tinggi, bahkan pernah mencapai angka peningkatan ekspor sebesar 350 % yaitu 19 ton pada tahun 1987

dan 75 ton pada tahun 1988.

Nama FAO: Spotted sicklefish

Drepane punctata (Linnaeus, 1758)

Page 15: Laporan Iktio FPIK

Klasifikasi Ikan Ketang-ketang (Drepane punctata) menurut Linnaeus (1758) diacu dalam Carpenter,

K.E. (1998)

Kingdom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas : Actinopterygii, Ordo: Perciformes, Famili: Drepaneidae,

Genus: Drepane, Spesies: Drepane punctata

Ikan Ketang-ketang, Drepane punctata, hidup diperairan dangkal dan termasuk ikan karang berkisar

dari 26° sampai 29° C (Sousa dan Dias, 1981). Bentuk tubuh dari ikan ini adalah pipih (tampak depan)

dan oval (tampak samping) simetris bilateral. Tubuhnya saat dewasa dapat mencapai panjang 40 cm

umumnya 25 cm. Warna tubuhnya keperakan dengan adanya bintik-bintik hitam di bagian tubuhnya.

Ikan ini memiliki sirip lengkap, yaitu dorsal, pektoral, ventral, anal, dan kaudal (ekor). Posisi sirip

ventral terhadap sirip pectoral adalah torasik (sejajar). Posisi mulut ikan terminal. Pada tubuh ikan

terdapat 1 linea lateralis yang memiliki fungsi untuk osmoregulasi, sensor tekanan, dan mengetahui

kondisi lingkungan. Jari-jari punggung keras (total): 8 - 10; jari-jari punggung lunak (total): 20-22; jari-

jari dubur 3; jari-jari dubur lunak: 17 - 19. Sirip dada panjang dan runcing.

Daerah penyebaran Ikan Ketang-ketang berada di perairan

karang seluruh Indonesia, ke utara meliputi Teluk Benggala,

Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan

sampai pantai utara Australia, dan ke barat sampai pantai Afrika

Timur (www.stp.kkp.go.id).

Ikan ketang-ketang ini termasuk ikan karnivora, makanannya

ikan-ikan kecil, dan invertebrata dasar. Ikan ini umumnya ditangkap dengan menggunakan pancing,

bubu, donggol, jaring arat, dan trawl. Ikan ini umumnya dijual dengan harga yang tidak terlalu tinggi.

Di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Blanakan, Subang, ikan ini dijual dengan harga Rp.3000,00/ekor nya.

Ikan ini umumnya dipasarkan dalam bentuk segar ataupun sudah dikeringkan dalam bentuk ikan asin.

Page 16: Laporan Iktio FPIK

Nama FAO : Mangrove Red Snapper

Klasifikasi ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) menurut Forsskal (1775) diacu dalam

Carpenter, K.E. (1998)

Kingdom: Animalia, Filum: Chordata, Kelas : Pisces, Ordo : Perciformes, Famili: Lutjanidae, Genus:

Lutjanus,Spesies: Lutjanus argentimaculatus

Ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar,

pipih, dan kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak

menjorok ke muka. Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang

tajam. Sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9.

Sirip punggung umumnya menyambung dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan

bagian yang berduri lunak. (Gunarso 1995).

Ikan kakap merah memiliki ukuran besar sering bertambahnya umur. Umur maksimum ikan ini

berkisar antara 15-20 tahun. Ikan ini biasanya tertangkap pada kedalaman antara 40 hingga 50 m

dengan substrat sedikit karang, salinitas 30-33 ppt, dan suhu antara 5 hingga 32ºC (Djamal R. 1992).

Ikan kakap merah berukuran kecil seringkali dijumpai di dekat permukaan perairan karang pada waktu

siang hari. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk mencari makanan. Makanan ikan ini umumnya

berupa jenis ikan maupun krustase. Ikan-ikan berukuran kecil untuk beberapa jenis ikan kakap biasanya

menempati daerah bakau yang dangkal atau daerah-daerah yang ditumbuhi rumput laut (Djamal R.

1992).

Penyebaran kakap merah arah ke utara mencapai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut

Cina Selatan serta Filipina. Penyebaran arah ke selatan mencapai perairan tropis Australia, arah ke

barat hingga Afrika Selatan dan perairan tropis Atlantik Amerika, sedangkan arah ke Timur mencapai

pulau-pulau di Samudera Pasifik. Daerah penyebaran kakap merah di Indonesia yaitu tersebar di

seluruh Perairan Laut Jawa, mulai dari Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat Sunda,

Selatan Jawa, Timur dan Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi, dan Kepulauan Riau. (Direktorat

Jenderal Perikanan 1983).

Kakap merah memiliki pangsa pasar yang luas namun produksinya kecil sehingga pemanfaatannya

harus terus ditingkatkan untuk mendukung ekspor maupun kebutuhan lokal. Ikan ini memiliki potensi

yakni jarang ditemukan dalam gerombolan besar dan cenderung hidup soliter dengan lingkungan yang

beragam. Kakap merah juga bisa dimakan karena dagingnya tebal, putih, empuk dan gurih. Ukuran

Lutjanus argentimaculatus (Forsskål, 1775)

Page 17: Laporan Iktio FPIK

yang baik untuk dikonsumsi sebaiknya yang masih berukuran medium, karena yang berukuran besar

kebanyakan berisiko mengandung logam berat

merkuri dalam kadar tinggi. (Gunarso 1995).

Page 18: Laporan Iktio FPIK

3.3 Wawancara

1. Narasumber: Oman S. (Keamanan TPI)

Lelang di TPI tersebut berlangsung setiap hari. Lelang berlangsung

mulai dari jam 08.00 – 12.00 WIB. Setiap nelayan yang ingin menjual hasil

tangkapannya harus melalui proses pelelangan di TPI tersebut. Hal tersebut di

nilai untuk melindungi hak dari nelayan itu sendiri, karena harga akan

terkontrol jika melalui TPI sehingga nelayan tidak dirugikan.

Saat dilaksanakan fieldtrip (13/11/2011) kondisi TPI tegolong sepi, hal

ini dikarenakan masih sedikitnya nelayan yang pergi melaut. Liburnya para

nelayan disebabkan kebanyakan dari mereka masih dalam suasana libur

lebaran haji. Kebanyakan dari nelayan disana merupakan pendatang dari

berbagai daerah, seperti Jawa Timur, Indramayu, Cirebon, Pulau Seribu,

Lampung, dan lainnya. Pada tanggal 16/10/2011 lalu ada pesta ruat laut, pesta

para nelayan. Pesta tersebut meruapakan perayaan wujud rasa syukur para

nelayan kepada Tuhan yang diisi dengan pelapasan “Donggang”, sebuah

parade perahu dengan persembahan kepala kerbau ke tengah laut.

Kebanyak nelayan pergi melaut pada saat musim timur, dimana cuaca

aman dan hasil tangkapan banyak. Jarak dari TPI ke muara adalah 4 km yang

dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dengan menggunakan kapal.

2. Narasumber: Wawan (perantara penjual ikan/sopir ikan)

Alat tangkap yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan

bermacam-macam. Desain alat tangkap menyesuaikan dengan habitat ikan.

Jaring arat digunakan untuk ikan-ikan ukuran kecil hingga sedang yang hidup

dekat dasar perairan. Jarring ini memiliki ukuran sebesar 30 x 8 meter. Jenis

ikan yang ditangkap oleh jari tesebut antara lain ikan bloso, pepetek, buntal,

kurisi, kuniran, pari, rajungan, lidah, dan lainya.

Jaring yongbun merupakan alat tangkap yang digunakan untuk

menangkap ikan dengan ukuran yang besar. Ikan yang ditangkap dengan

Page 19: Laporan Iktio FPIK

jarring ini adalah ikan seperti pari yang besar dan hiu. Jarring ini dioperasikan

di kedalaman 40 meter menggunakan kapal ukuran besar yang dilengkapi

dengan GPS dan Fishsonar.

Donggol merupakan alat tangkap ikan yang mampu menangkap

berbagai jenis ikan dengan berbagai ukuran. Digunakan pada kapal berukuran

besar. Kapal yang umumnya memiliki waktu melaut selama 15 hari.

Ikan pari yang dijual di TPI ini mampu mencapai harga 150rb-200rb

dengan ukuran 30 kg. umumnya ikan ini dimanfaatkan kulitnya untuk

kerajinan kulit (contoh: tas, dompet, dll) dan dagingnya dimakan dengan cara

diasapi.

Page 20: Laporan Iktio FPIK

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Terdapat banyak keanekaragaman ikan yang ada di Indonesia. Salah satu

contoh yang nyata ada di TPI Blanakan-Subang. Ikan yang terdapat di sana beragam,

seperti ikan bawal putih (Pampus argentus), pari totol (Neotrygon kuhlii), ikan bawal

putih (Pampus argentus), ikan bandeng (Chanos chanos), ikan pari burung

(Rhinoptera javanica), ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus), ikan ketang-

ketang (Drepane punctata), ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Kegiatan

koleksi ikan dapat mengetahui jumlah, komposisi, dan keberadaan koleksi ikan yang

dapat diakses dengan mudah, sehingga mempermudah dalam mencatat dan mengolah

data ikan serta pemanfaatannya.

4.2. Saran

Dalam pengawetan ikan untuk kegiatan koleksi, sebaiknya tidak

menggunakan formalin yang pekat atau tidak sama sekali. Formalin yang sangat

pekat membuat penglihatan menjadi terganggu dan baunya yang sangat menyengat

bisa membuat kepala menjadi pusing. Kegiatan koleksi ikan lebih baik menggunakan

alkohol daripada formalin untuk mengawetkannya. Alkohol jauh lebih baik, karena

disamping tidak berbau, alkohol juga tidak berbahaya bagi kesehatan. Kegiatan

inventarisasi ikan yang dilakukan sebaiknya tidak terpaku pada 10 jenis ikan saja.

Selain itu adanya praktikum ekologi membuat waktu praktikum iktiologi

menjadi kurang efektif, hal ini tentunya dipengaruhi oleh manajemen yang kurang

baik. Harapannya waktu yang jelas untuk praktikum iktiologi agar dalam melakukan

identifikasi dan pengamatan di tempat lelang bisa lebih efektif.

Page 21: Laporan Iktio FPIK

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim].2011.Drepane punctata. [terhubung berkala]

http://eol.org/pages/204094/overview. [tanggal 22 Nopember 2011].

[Anonim].2011.Drepane punctata.[terhubung berkala]

http://www.discoverlife.org/20/q?search=Drepane+punctata. [tanggal 22

Nopember 2011].

[Anonim].2011.Drepane punctata.[terhubung berkala]

(http://www.stp.kkp.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=554:ketang-ketang-drepane-

punctata&catid=97:ikan-laut&Itemid=130). [tanggal 22 Nopember 2011].

Sousa, M.I. and M. Dias. 1981. Catálogo de peixes de Moçambique - Zona Sul.

Instituto de Desenvolvimento Pesqueiro, Maputo. 121 p. [melalui

www.fishbase.org].

[Luna et al].2010.Neotrygon kuhlii [terhubung berkala]

http://www.fishbase.org/summary/Neotrygon-kuhlii.html [22 November 2011]

Gunarso S. 1995. Psikologis Praktis Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia.

[DJP] Direktorat Jenderal Perikanan. 1983. Hasil evaluasi potensi sumberdaya hayati perikanan di perairan Indonesia dan perairan ZEE Indonesia. http:// Direktorat-Sumberdaya-Hayati/ hasil/ Evaluasi/ Potensi/ Sumberdaya/ Hayati/ Perikanan. [26 November 2011].

Djamal R. dan Marzuki S. 1992. Analisis usaha penangkapan kakap merah dan kerapu dengan pancing prawe, jaring nylon, pancing ulur dan bubu. Perikanan Laut.