Laporan home visite

22
LAPORAN HOME VISITE PADA Ny “S” DENGAN KESIAPAN MENINGKATKAN MANAJEMEN KESEHATAN DIRI Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II Disusun oleh: Robi’ Siti Nurjanah P07120111031 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

description

Keperawatan jiwa

Transcript of Laporan home visite

Page 1: Laporan home visite

LAPORAN HOME VISITE PADA Ny “S” DENGAN

KESIAPAN MENINGKATKAN MANAJEMEN

KESEHATAN DIRI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Disusun oleh:

Robi’ Siti NurjanahP07120111031

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2013

Page 2: Laporan home visite

LAPORAN HOME VISITE PADA Ny “S”

DENGAN KESIAPAN MENINGKATKAN MANAJEMEN

KESEHATAN DIRI

Disusun Oleh :

Robi’ Siti Nurjanah

P07120111031

TINGKAT III REGULER

Telah mendapat persetujuan pada tanggal ___ November 2013

Oleh :

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( )

NIP. .

( )

NIP. .

Page 3: Laporan home visite

BAB I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Pasien dengan Halusinasi

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Hari / Tanggal : Kamis, 28 November 2013

Waktu : Pukul 10.30-11.00 WIB

Tempat : Rumah klien

I. Latar Belakang

Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang

didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-

Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan

komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan

keperawatan jiwa meluputi pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan,

pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial. Untuk memajukan dan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan jiwa pada masyarakat maka perlu

adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan anggota keluarga klien yang

sedang berobat jalan, untuk itu maka keluarga perlu diikutsertakan dalam

program perawatan klien baik di rumah maupun di rumah sakit. Hal ini sangat

penting bahwa klien yang mengalami gangguan mental tidak selamanya harus

dirawat di rumah sakit jiwa.

Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem

pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien

berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam

upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena

diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara

perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu

upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna

memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.

Dalam hal ini peran serta keluarga dituntut mengoptimalkan klien untuk

mandiri, meningkatkan pemenuhan hidup sehari-hari, memberikan

komunikasi, informasi dan edukasi kepada klien. Keluarga harus mampu

memberdayakan seluruh anggotanya dalam merawat klien secara

Page 4: Laporan home visite

komprehensif di rumah, untuk itu dilakukan home visite atau kunjungan

rumah.

II. Pengkajian

Keluarga Ny. S adalah keluarga sederhana yang tinggal di Getas, Gandekkan,

Tirtoadi, Mlati, Sleman. Ny. S (67 tahun) merupakan salah satu klien psikosa

di wilayah kerja Mlati 2. Ny. S rutin kontrol 1 bulan sekali di Rumah Sakit

Daerah Sleman. Keluarga Ny. S terdiri dari suami klien, 3 anak, 3 menantu,

dan 6 cucu klien. Namun, yang tinggal serumah dengan Ny. S adalah suami,

2 anak, 2 menantu, dan 4 cucu. Ny. S menyatakan sudah tidak mengalami

gangguan jiwa lagi. Pihak keluargapun tidak pernah menyinggung tentang

gangguan jiwa yang dialami klien, ketika bersama klien. Namun, keluarga

klien tetap merawat klien sesuai saran dokter. Penyuluh dari Poltekkes

Kemenkes Yogyakarta datang ke rumah keluarga Ny.S untuk memberikan

penyuluhan kesehatan kepada keluarga Ny. S mengenai perawatan Klien

gangguan jiwa di rumah.

A. Faktor predisposisi (Predispocing factors)

1. Riwayat kesehatan

Anak klien mengatakan Ny. S mulai mengalami gangguan jiwa sejak

klien mendampingi suaminya dinas di Sulawesi (±20 tahun yang lalu).

Tn E menyatakan dahulu ketika klien diajak tugas ke Sulawesi, klien

seperti memendam masalah sendirian, klien tidak mau bercerita tentang

masalah yang dia miliki. Pada suatu hari klien diajak ke hutan, tetapi

selama di hutan klien terlihat melamun. Beberapa hari kemudian klien

memukulkan kepala anak ketiganya ke dinding tembok, sampai akhirnya

anak ketiga klien mengalami cedera di bagian kepala. Suami klien

menyatakan dahulunya klien pernah mondok di Puri Nirmala dan RSUP

Sardjito. Namun, selama mondok di Puri Nirmala tidak ada perubahan,

malah memperparah kondisi klien. Kemudian oleh suaminya dibawa

pulang dan dibawa ke RSUP Dr. Sardjito. Sejak itu, klien rutin kontrol ke

RSUD Sleman bagian Poli Jiwa. Suami klien menjelaskan bahwa untuk

orang gangguan jiwa seperti istrinya yang terpenting adalah aktivitas

yang terjadwal dan obat yang harus rutin. Suami klien menyatakan

sudah mencoba mematuhi setiap nasehat yang diberikan dokter. Suami

Page 5: Laporan home visite

klien paham bahwa meskipun terlihat sehat, tetapi orang yang

mengalami gangguan jiwa masih harus melanjutkan program

pengobatan. Suami klien menyatakan lima bulan yang lalu klien kambuh

karena tidak minum obat. Karena pada saat itu kondisi klien sudah baik

dan oleh suaminya pengobatan dihentikan. Tetapi saat ini klien kembali

minum obat secara rutin dan suami klien sadar akan kebutuhan obat

istrinya.

2. Kondisi fisik

BB Ny. S 53 kg, tinggi badan 150 cm. Tanda-tanda vitalnya adalah TD

160/90 mmHg, nadi 84x/menit dan pernafasan 20x/menit. Klien

mengeluhkan sakit dibagian perutnya. Klien menyatakan dibagian

perutnya terdapat benjolan.

3. Motivasi belajar

Motivasi belajar Ny. S dan keluarga cukup kuat. Keluarga mengatakan

ingin mengetahui mengenai perawatan Ny. S di rumah demi menjaga

kesehatan jiwa Ny. S

4. Kesiapan belajar

Keluarga Ny. S mengatakan bahwa ia tertarik untuk mempelajari

mengenai perawatan Ny. S di rumah. Pengetahuan keluarga Ny. S

tentang perawatan Ny. S di rumah agak kurang karena sebelumnya

keluarga Ny. S belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan dan

klien tidak mau dianggap orang gila, sehingga keluarga melakukan

perawatan seadanya. Keluarga Ny. S berkomunikasi menggunakan

bahasa Jawa. Keluarga Ny. S dapat meluangkan waktunya pada pagi

hari sekitar pukul 10.30 WIB untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan

dari petugas penyuluh.

5. Kemampuan membaca

Anak ketiga Ny. S adalah seorang lulusan SMA. Sudah pasti ia

mempunyai kemampuan membaca dan menulis dengan baik.

Sedangkan suami klien adalah pensiunan AURI. Namun, klien tidak

pernah sekolah.

B. Faktor pemungkin (Enabling factors)

Keluarga Ny. S memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai perawatan

Klien gangguan jiwa di rumah. Di dekat rumah Ny. S terdapat Puskesmas

Mlati 2 yang sudah memiliki program CMHN dan terkadang mengadakan

Page 6: Laporan home visite

penyuluhan-penyuluhan, home visite dan menyediakan beberapa leaflet.

Terdapat pula ruang konsultasi yang cukup representatif.

C. Faktor Penguat (Reinforcing factors)

Keluarga Ny. S saling memberi dukungan untuk mengetahui lebih banyak

mengenai perawatan Klien gangguan jiwa di rumah.

Page 7: Laporan home visite

ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI

DS:

Keluarga hanya mengetahui bahwa

klien harus kontrol dan meminum obat

secara rutin. Suami klien menjelaskan

bahwa untuk orang gangguan jiwa

seperti istrinya yang terpenting adalah

aktivitas yang terjadwal dan obat yang

harus rutin. Suami klien menyatakan

sudah mencoba mematuhi setiap

nasehat yang diberikan dokter.

Suami klien paham bahwa meskipun

terlihat sehat, tetapi orang yang

mengalami gangguan jiwa masih harus

melanjutkan program pengobatan

Suami klien menyatakan saat ini klien

kembali minum obat secara rutin dan

mandiri.

Klien menyatakan kesehariannya

membatu pekerjaan rumah tangga anak

ketiganya.

DO:

Klien berkonsentrasi dan tidak mudah

terdistraksi oleh keadaan di sekitar

klien. Klien mampu menghitung dari

satu hingga sepuluh

Klien dapat mengingat riwayat

kehidupan klien dahulu, klien mampu

mengingat kegiatannya kemarin dan

kegiatan yang baru saja dilakukannya.

Afek sesuai, klien kooperatif dan

konsentrasi baik

Kesiapan

meningkatkan

manajemen

kesehatan diri

Page 8: Laporan home visite

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri ditandai dengan:

DS:

Keluarga hanya mengetahui bahwa klien harus kontrol dan meminum obat

secara rutin. Suami klien menjelaskan bahwa untuk orang gangguan jiwa

seperti istrinya yang terpenting adalah aktivitas yang terjadwal dan obat yang

harus rutin. Suami klien menyatakan sudah mencoba mematuhi setiap

nasehat yang diberikan dokter.

Suami klien paham bahwa meskipun terlihat sehat, tetapi orang yang

mengalami gangguan jiwa masih harus melanjutkan program pengobatan

Suami klien menyatakan saat ini klien kembali minum obat secara rutin dan

mandiri.

Klien menyatakan kesehariannya membatu pekerjaan rumah tangga anak

ketiganya.

DO:

Klien berkonsentrasi dan tidak mudah terdistraksi oleh keadaan di sekitar

klien. Klien mampu menghitung dari satu hingga sepuluh

Klien dapat mengingat riwayat kehidupan klien dahulu, klien mampu

mengingat kegiatannya kemarin dan kegiatan yang baru saja dilakukannya.

Afek sesuai, klien kooperatif dan konsentrasi baik

Page 9: Laporan home visite

III. Topik

Peran Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa di Rumah

IV. Sasaran

1. Sasaran penyuluhan : Keluarga Ny. S (anak dan suami)

2. Sasaran program : Ny. S

V. Jadwal Kegiatan

Hari : Kamis

Tanggal : 28 November 2013

Waktu : 10.30 – 11.00 WIB

VI. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga Ny. S akan lebih mengetahui

tentang cara perawatan Ny. S dirumah.

2. Tujuan khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit, keluarga Ny.

S diharapkan mampu:

a. Menyebutkan pengertian dan tanda gejala halusinasi

b. Menyebutkan 5 benar obat klien

c. Menyebutkan 2 dari 4 cara perawatan klien di rumah

d. Menyebutkan 2 ciri lingkungan yang kondusif

e. Menyebutkan 2 bentuk dukungan keluarga

VII. Materi

Materi yang diberikan meliputi:

1. Pengertian dan tanda gejala halusinasi

2. Lima benar obat klien

3. Cara perawatan klien di rumah

5. Ciri lingkungan yang kondusif

7. Dukungan keluarga

VIII. Metode

Diskusi

Page 10: Laporan home visite

IX. Media

Leaflet tentang perawatan klien gangguan jiwa halusinasi

X. Alokasi Waktu

No. Kegiatan Waktu

1.

2.

3

4.

Pembukaan :

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan identitas praktikan

c. Menyampaikan maksud dan tujuan

d. Melakukan kontrak waktu

Penjelasan materi

a. Pengertian dan tanda gejala halusinasi

b. Lima benar obat klien

c. Cara perawatan klien di rumah

d. Ciri lingkungan yang kondusif

e. Dukungan keluarga

Diskusi dan evaluasi

Kesimpulan dan penutup :

a. Menyimpulkan hasil dari penyuluhan

b. Mengucapkan salam

c. Melakukan kontrak waktu selanjutnya

3 menit

20 menit

5 menit

2 menit

Page 11: Laporan home visite

XI. Setting tempat

Tempat : Ruang tamu Ny. S

Keterangan:

1. Penyuluh

2. Meja

3. Keluarga klien

XII. Evaluasi

No. Aspek Waktu Metode Instrumen Evaluator

1. Kognitif Setelah

penyuluhan

Tanya

jawab

Daftar

pertanyaan

Robi

2. Psikomotor 3 bulan setelah

penyuluhan

Observasi

dan

bertanya

kepada

keluarga

Checklist Robi

1

2

3

Page 12: Laporan home visite

XIII. Lampiran Materi

A. PENGERTIAN HALUSINASI

Halusinasi merupakan akibat adanya gangguan dalam proses berpikir dan

orientasi realitas. Individu tidak mampu membedakan rangsangan internal

dan eksternal. Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensori dari suatu

obyek tanpa adanya suatu rangsangan dari luar. Gangguan persepsi ini

meliputi seluruh panca indra.

B. TANDA DAN GEJALA HALUSINASI

Menurut Hamid (2000) yang dikutip oleh Jallo (2008), perilaku klien yang

terkait dengan halusinasi adalah sebagai berikut :

1. . Bicara sendiri, senyum sendiri, dan ketawa sendiri;

2. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, dan

respon verbal yang lambat.;

3. Menarik diri dari orang lain, berusaha untuk menghindari orang lain;

4. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata;

5. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah;

6. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik dan

berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya;

7. Sulit berhubungan dengan orang lain;

8. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah;

9. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan kataton;

10. Curiga dan bermusuhan, bertindak merusak diri, orang lain dan

lingkungan;

11. Ketakutan dan tidak dapat mengurus diri;

12. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang

C. PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN GANGGUAN JIWA

Keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan pasien dan

dianggap paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak

memberi pengaruh pada pasien. Sehingga keluarga sangat penting artinya

dalam perawatan dan penyembuhan pasien. Alasan utama pentingnya

keluarga dalam perawatan jiwa adalah :

Page 13: Laporan home visite

1. Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan

pasien

2. Keluarga (dianggap) paling mengetahui kondisi pasien

3. Gangguan jiwa yang timbul pada pasien mungkin disebabkan adanya

cara asuh yang kurang sesuai bagi pasien

4. Pasien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam

masyarakat; khususnya dalam lingkungan keluarga

5. Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai

pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi

pasien.

6. Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga

pengertian dan kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam

pengobatan

Hal-hal yang perlu diketahui oleh keluarga dalam perawatan gangguan Jiwa :

1. Pasien yang mengalami gangguan jiwa adalah manusia yang sama

dengan orang lainnya; mempunyai martabat dan memerlukan perlakuan

manusiawi

2. Pasien yang mengalami gangguan jiwa mungkin dapat kembali ke

masyarakat dan berperan dengan optimal apabila mendapatkan

dukungan yang memadai dari seluruh unsur masyarakat. Pasien

gangguan jiwa bukan berarti tidak dapat “sembuh”

3. Pasien dengan gangguan jiwa tidak dapat dikatakan “sembuh” secara

utuh, tetapi memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari orang lain

(dan keluarga)

Tujuan perawatan adalah :

a. Meningkatkan kemandirian pasien

b. Pengoptimalan peran dalam masyarakat

c. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

4. Pasien memerlukan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti

makan, minum dan berpakaian serta kebersihan diri dengan optimal.

Keluarga berperan untuk membantu pemenuhan kebutuhan ini sesuai

tahap-tahap kemandirian pasien

Page 14: Laporan home visite

5. Kegiatan sehari-hari seperti melakukan pekerjaan rumah (ringan),

membantu usaha keluarga atau bekerja (seperti orang normal lainnya)

merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan yang mungkin berguna

bagi pasien.

6. Berilah peran secukupnya pada pasien sesuai dengan tingkat

kemampuan yang dimiliki. Pemberian peran yang sesuai dapat

meningkatkan harga diri pasien.

7. Berilah motivasi pada pasien sesuai dengan kebutuhan (tidak dibuat-

buat) dalam rangka meningkatkan moral dan harga diri.

8. Kembangkan kemampuan yang telah dimiliki oleh pasien pada waktu

yang lalu. Kemampuan masa lalu berguna untuk menstimulasi dan

meningkatkan fungsi klien sedapat mungkin

D. LIMA BENAR OBAT KLIEN

Lima benar obat adalah

1. Benar Obat

Benar obat adalah obat yang harus diminum oleh klien itu sesuai dengan

indikasi yang harus klien minum

2. Benar Rute

Benar Rute adalah benar cara memberikan obat. Pemberian obat

menggunakan banyak rute sehingga benar rute sangat dianjurkan untuk

dapat dilakukan

3. Benar Dosis

Benar dosis yang diminum oleh klien. Klien tidak boleh menambahi

ataupun mengurangi dosis yang harus dikonsumsinya.

4. Benar Orang

Benar orang yang harus meminumnya, yaitu obat yang harus diminum

klien A tidak boleh ditukar dengan klien yang lain atau oleh anggota

keluarga yang tidak sakit.

5. Benar Waktu

Benar waktu meminum obatnya. Jika diminum 3 kali berarti obat diminum

selang 8 jam tiap dosisnya.

Page 15: Laporan home visite

E. CARA PERAWATAN KLIEN DI RUMAH

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam

merawat pasien di rumah antaralain :

1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari – hari

2. Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam

melakukan suatu kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja bersama,

bepergian dll.

3. meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jik klien mulai

menyendiri atau berbicara sendiri

4. mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat,

misalnya : pengajian, kerja bakti dll

5. berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang

dapat dilakukan pasien

6. mengontrolkepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep

dokter.

7. jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan

emapti. Hindari tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi pasien.

8. kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat memancing

terjadinya marah

9. mengenali tanda – tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan

10. segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang

menyimpang atau obat habis

F. CIRI LINGKUNGAN YANG KONDUSIF

Lingkungan harus bersifat terapetik yaitu : mendorong terjadinya proses

penyembuhan, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik sebagai

berikut:

1. Klien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkan

2. Klien merasa senang,nyaman dan tidak merasa khawatir dengan

lingkungannya

3. Kebutuhan fisik klien mudah dipenuhi

4. Lingkungan yang bersih

5. Lingkungan menciptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat impuls –

impuls klien

Page 16: Laporan home visite

6. Personal dari lingkungan rumah sakit / bangsa menghargai pasien sebagai

individu yang memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima

perilaku pasien sebagai respon adanya stress

7. Lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan – pembatasan atau

larangan dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan

pilihannya dan membentuk perilaku yang baru

Page 17: Laporan home visite

Daftar Pertanyaan

1. Apa pengertian dari halusinasi?

2. Sebutkan 3 tanda halusinasi yang anda pahami!

3. Sebutkan 5 benar obat !

4. Sebutkan 5 cara perawatan klien dirumah !

5. Sebutkan 4 ciri lingkungan yang kondusif untuk klien !

Checklist

Aspek yang dinilai Keterangan

Minum obat secara teratur

Melakukan pemeriksaan ke tempat pelayanan kesehatan

Melakukan aktivitas

Dukungan keluarga

Keterangan :

√ : dilakukan

- : tidak dilakukan