Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

13
BAB I PRE PLANNING HOME VISIT A. Identitas Klien a. Nama : Tn. D.A Usia : 25 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : Kristen Pendidikan : SMA Status : Belum menikah Tanggal masuk : 4 juni 2015 No RM : 059221 Alamat : Asrama Yonkav 5/ Serbu, Karang Endah b. Identitas penanggung jawab Nama : Ny. S Usia : 50 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen Hubungan : Ibu kandung Alamat : Jl. Letnan Yasin RT 14/ RW 05 Kelurahan 20 Ilir Timur 1, Palembang B. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesehatan pelayanan keperawatan kepada klien yang mengalami gangguan jiwa, dukungan dari pihak keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan keluarga yang berperan dalam

description

contoh laporan home visit

Transcript of Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

Page 1: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

BAB I

PRE PLANNING HOME VISIT

A. Identitas Klien

a. Nama : Tn. D.A

Usia : 25 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Status : Belum menikah

Tanggal masuk : 4 juni 2015

No RM : 059221

Alamat : Asrama Yonkav 5/ Serbu, Karang Endah

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. S

Usia : 50 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Hubungan : Ibu kandung

Alamat : Jl. Letnan Yasin RT 14/ RW 05 Kelurahan 20 Ilir

Timur 1, Palembang

B. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan kesehatan pelayanan keperawatan kepada klien

yang mengalami gangguan jiwa, dukungan dari pihak keluarga merupakan unit

yang paling dekat dengan klien dan keluarga yang berperan dalam menentukan

cara atau asuhan yang diperlukan bagi klien yang mengalami gangguan jiwa untuk

mencegah terjadinya kekambuhan.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk melengkapi dan mengklasifikasi data yang didapat dari klien serta

melakukan asuhan keperawatan, yaitu memberi penyuluhan kesehatan jiwa

kepada keluarga khususnya keperawatan yang dihadapi klien. Keluarga juga

Page 2: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

dapat berpartisipasi dalam memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi

klien karena keluarga merupakan sistem pendukung yang efektif untuk klien.

2. Tujuan khusus

a. Mengklasifikasi riwayat kesehatan klien, yaitu:

1) Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum maupun sesudah

dirawat di RSJ.

2) Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang

menderita gangguan jiwa

3) Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai masalah

dalam keluarga, lingkungan, masyarakat dan tempat kerja.

b. Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan keluarga

1) Melakukan intervensi (penkes) kepada keluarga tentang perawatan

klien.

2) Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami klien

dan cara mengatasinya.

3) Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat diterima klien

sebagai anggota keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan klien.

4) Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesempatan kepada

klien mencurahkan perasaannya

5) Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan aktifitas atau

kesibukan sesuai dengan kemampuan klien

6) Menganjurkan kepada klien agar terus berkomunikasi dan

berinteraksi dengan keluarga (mengunjungi klien)

D. Pelaksanaan Kegiatan

Hari : Kamis , 2 Juni 2015

Pukul : 15.00 WIB s/d selesai

Tempat : Jl. Letnan Yasin RT 14/ RW 05 Kelurahan 20 Ilir Timur 1,

Palembang

Petugas : Petugas yang melakukan home visit adalah mahasiswa

Program Profesi Ners Universitas Sriwijaya Palembang

2015 yang sedang praktik klinik di RS. Ernaldi Bahar

Palembang, yaitu Melly Indah Purwanti, S.Kep.

E. Strategi Pelaksanaan

1. Perkenalan

Page 3: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

a. Menyebutkan nama, asal, pendidikan, dan tujuan

b. Menanyakan identitas keluarga

2. Intervensi

a. Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien yaitu:

1) Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum maupun

sesudah dirawat di RSJ.

2) Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang

menderita gangguan jiwa

3) Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai masalah

dalam keluarga, lingkungan, masyarakat dan tempat kerja.

b. Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan keluarga

1) Melakukan intervensi (penkes) kepada keluarga tentang perawatan

klien.

2) Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami klien

dan cara mengatasinya.

3) Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat diterima klien

sebagai anggota keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan klien.

4) Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesempatan kepada

klien mencurahkan perasaannya

5) Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan aktifitas atau

kesibukan sesuai dengan kemampuan klien

6) Menganjurkan kepada klien agar terus berkomunikasi dan

berinteraksi dengan keluarga (mengunjungi klien)

3. Evaluasi

Keluarga dapat menyebutkan kembali definisi, penyebab, tanda, dan

gejala halusinasi terhadap klien di rumah.

a. Keluarga dapat menerima klien apa adanya.

b. Keluarga dapat membina hubungan baik dengan klien

c. Keluarga dapat mengenal tentang isolasi sosial/menarik diri yang

terjadi pada anggota keluarganya

d. Keluarga dapat membantu anggota keluarga dalam mengontrol

halusinasinya

e. Keluarga dapat memanfaatkan obat dengan baik

Page 4: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Halusinasi pendengaran

Sasaran : Keluarga Ny. S

Hari/ Tanggal : Kamis, 2 Juni 2015

Waktu : 15.00 WIB s/d selesai

Tempat : Jl. Letnan Yasin RT 14/ RW 05 Kelurahan 20

Ilir Timur 1, Palembang

A. Tujuan

1. Tujuan Intruksi Umum

Setelah mengikuti penkes kurang lebih selama 60 menit, keluarga klien dapat

berpartisipasi dalam memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi klien

dan berdasarkan asuhan keperawatan yang ada

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penkes keluarga klien dapat:

a. Mengerti tentang pengertian halusinasi dengan benar

b. Mengerti tentang penyebab halusinasi dengan benar

c. Mengerti tentang tanda gejala halusinasi dengan benar

B. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

C. Media

1. Leaflet

2. Kegiatan belajar

Tahap Kegiatan pemberi materi Kegiatan sasaran Media

Pendahuluan 1. Memberikan salam,

memperkenalkan diri dan

kontrak waktu

2. Menjelaskan materi yang akan

disampaikan

Menjelaskan salam

Memperhatikan

-

Leaflet

Page 5: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

Penyajian

Penutup

3. Menjelaskan TIU dan TIK

4. Menjelaskan pengertian

halusinasi

5. Menjelaskan tanda gejala dan

rentang respon halusinasi

6. Menanyakan kembali kepada

keluarga mengenai pengertian

dan rentang respon halusinasi

7. Memberikan pujian atas

jawaban dari keluarga tersebut

serta menyebutkan serta

menyimpulkan kembali jawaban

dari keluarga

8. Menjelaskan akibat dan

penyebab halusinasi

9. Menjelaskan cara perawatan di

rumah

10. Melakukan evaluasi:

Memberikan kesempatan

keluarga untuk bertanya

Menjawab pertanyaan

keluarga

11. Menyimpulkan materi yang

diberikan

12. Mengucapkan salam

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Bertanya

Memperhatikan

Memperhatikan

Menjawab salam

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

-

D. Evaluasi

1. Keluarga dapat mengetahui pengertian halusinasi

2. Keluarga dapat mengetahui penyebab halusinasi

3. Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala dari halusinasi

Page 6: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

BAB II

LANDASAN TEORI

I. Masalah Utama

Halusinasi pendengaran

II. Proses Terjadinya Masalah

A. Pengertian

1. Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan

(stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di

telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari,

2001).

2. Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca

indera (Isaacs, 2002).

3. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau

mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa

adanya rangsang apapun (Maramis, 2005).

4. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang

berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai

klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut

(Stuart, 2007).

B. Tanda dan Gejala

1. Berbicara atau tertawa sendiri

2. Marah-marah tanpa sebab

3. Menyendengkan telinga kearah tertentu

4. Menutup telinga

5. Mendengar suara-suara atau kegaduhan

6. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap

7. Mendengar suara yang menyuruh mengajak sesuatu yang berbahaya

8. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan

9. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata

10. Sikap curiga, ketakutan dan jengkel

11. Ekspresi wajah tegang

12. Pembicaraan kacau dan tidak masuk akal

13. Mudah tersinggung

Page 7: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

14. Bermusuhan

15. Menarik diri

C. Rentang Respon

Respon adaptif Rrespon

Maladaptif

Pikiran logis pikiran menyimpang kelainan fikir/

delusi

Persepsi akurat ilusi Halusinasi

Emosi konsisten reaksi emosional- ketidakmampuan

untuk-

Berkurang atau berlebih untuk mengalami

emosi

Perilaku sesuai perilaku ganjil/ tidak lazim ketidakteraturan

Hubungan sosial- menarik diri isolasi sosial

Yang harmonis

D. Faktor Predisposisi

Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

1. Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan

respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini

ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:

a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak

yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah

frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.

b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang

berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin

dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.

c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan

terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi

otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral

ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil

(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh

otopsi (post-mortem).

Page 8: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

2.`Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon

dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat

mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau

tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

3. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:

kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan

kehidupan yang terisolasi disertai stress.

E. Faktor Presipitasi

Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan

setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan

tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap

stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan

kekambuhan (Keliat, 2006). Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi

terjadinya gangguan halusinasi adalah:

1. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang

mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme

pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan

untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak

untuk diinterpretasikan.

2. Stress lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap

stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan

perilaku.

3. Sumber koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi

stressor.

F. Masalah Keperawatan

1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

3. Isolasi sosial menarik diri

4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

5. Intoleransi aktivitas

Page 9: Laporan Home Visit Keperawatan Jiwa

6. Defisit perawatan diri

G. Diagnosa Keperawatan

Halusinasi pendengaran

H. Cara merawat klien dengan halusinasi

1. Untuk klien

a. Membina hubungan saling percaya

b. Membantu pasien mengenali halusinasi

c. Melatih pasien mengontrol halusinasi

Menghardik halusinasi

Bercakap-cakap dengan orang lain

Melakukan aktivitas yang terjadwal

Menggunakan obat yang teratur

2. Untuk keluarga

a. Keluarga mengetahui masalah halusinasi dan dampaknya pada

klien

b. Keluarga mengetahui penyebab halusinasi

c. Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi halusinasi

d. Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien

e. Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan

yang tersedia bagi klien