Laporan HB Sahli

12
PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN (CARA SAHLI) I. Tujuan a. Tujuan Umum 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan kadar Hemoglobin dengan metode Sahli. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan kadar hemoglobin dengan metode Sahli b. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan kadar Hemoglobin darah probandus dengan menggunakan metode Sahli 2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Hemoglobin darah probandus 3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penetapan kadar Hemoglobin darah probandus. II. Metode Metode yang digunakan adalah metode Sahli, III. Prinsip Hemoglobin diubah menjadi hematin asam oleh HCl 0.1 N, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standard permanent dalam alat itu. IV. Dasar Teori Selama 60 tahun terakhir, hemoglobin pada manusia dipelajari, yang mungkin lebih dari molekul lainnya, memberikan kelahiran dan maturasi dari obat molekuler. Penelitian laboratorium, secara fisika, kimia, fisiologi, dan metode genetik, telah memberikan kontribusi untuk mempelajari hemoglobin, penelitian klinis yang ditujukan untuk mempelajari pasien dengan berbagai macam gangguan hemoglobin. Selama periode ini, karya perintis dari Linus Pauling, Max Perutz, Vernon Ingram, Karl Singer, Herman Lehmann, William Castle, Ruth dan Reinhold Benesch, Titus Huisman, Ernst Jaffe, Ernest Beutler, dan banyak lainnya yang masih aktif telah berperan dalam studi ini.

description

laporan hemoglobin darah metode sahli

Transcript of Laporan HB Sahli

Page 1: Laporan HB Sahli

PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN(CARA SAHLI)

I. Tujuana. Tujuan Umum

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan kadar Hemoglobin dengan metode Sahli.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan kadar hemoglobin dengan metode Sahli

b.Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan kadar Hemoglobin darah probandus

dengan menggunakan metode Sahli2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Hemoglobin darah probandus3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penetapan kadar Hemoglobin darah

probandus.

II. Metode Metode yang digunakan adalah metode Sahli,

III. PrinsipHemoglobin diubah menjadi hematin asam oleh HCl 0.1 N, kemudian warna yang terjadi

dibandingkan secara visual dengan standard permanent dalam alat itu.

IV. Dasar TeoriSelama 60 tahun terakhir, hemoglobin pada manusia dipelajari, yang mungkin lebih dari

molekul lainnya, memberikan kelahiran dan maturasi dari obat molekuler. Penelitian laboratorium, secara fisika, kimia, fisiologi, dan metode genetik, telah memberikan kontribusi untuk mempelajari hemoglobin, penelitian klinis yang ditujukan untuk mempelajari pasien dengan berbagai macam gangguan hemoglobin. Selama periode ini, karya perintis dari Linus Pauling, Max Perutz, Vernon Ingram, Karl Singer, Herman Lehmann, William Castle, Ruth dan Reinhold Benesch, Titus Huisman, Ernst Jaffe, Ernest Beutler, dan banyak lainnya yang masih aktif telah berperan dalam studi ini. Pemahaman kita tentang dasar perkembangan molekul hemoglobin dan kontrol genetik, hubungan struktur-fungsi, penyakit dan pengobatan, mereka mungkin tak tertandingi dalam pengobatan. Tentu dibidang ini, terutama selama 25 tahun pertama keberadaan American Society of Hematology, memberikan model untuk perkembangan di banyak daerah lain pada penelitian dibidang hematologi dan sub-spesialisasi lainnya. (Schechter.Alan N.2008)

Molekul-molekul hemoglobin manusia adalah seperangkat protein yang sangat erat terkait, dibentuk oleh pasangan simetris dari dimer dengan rantai polipeptida α- dan β - globin , yang menjadi unit struktural dan fungsional tetrameric. Molekul α2β2 membentuk hemoglobin dewasa utama. Fungsi utama mereka pada mamalia adalah untuk mengangkut oksigen ( O2 ) dari paru-paru ke jaringan , tetapi mereka juga secara khusus berinteraksi dengan 3 gas-gas lain , karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) , dan oksida nitrat (NO), yang memiliki peran biologi penting. Sifat fungsional dari molekul hemoglobin terutama ditentukan oleh lipatan

Page 2: Laporan HB Sahli

karakteristik dari rantai asam amino dari protein globin, termasuk 7 membentang dari peptida α-helix dalam rantai α dan 8 di rantai β. Heliks ini pada gilirannya dilipat menjadi tetesan kompak yang heterodimerizes dan kemudian membentuk structure tetramer. 4 polipeptida hemoglobin tetramer masing-masing memiliki ruang tengah besar menjadi kelompok prostetik heme, suatu molekul IX besi-protoporfirin yang terikat oleh pasukan noncovalent, dan dengan demikian atom besi dilindungi dari akses dari larutan sekitarnya. Atom besi di lingkungan ini terutama dalam besi (FeII) bagian valensi kimianya dikoordinasikan untuk atom nitrogen 4 pirol dalam satu bidang, untuk atom nitrogen imidazol dari asam amino histidin invarian pada posisi 8 dari "F" -helix , dan untuk atom gas di sisi yang berlawanan (sehubungan dengan bidang porfirin) residu histidin. The reversibel mengikat gas sampai 4 atom besi besi ini dalam tetramer globin polipeptida memungkinkan hemoglobin untuk mengangkut O2, CO, NO, dan CO2 diangkut dalam darah dalam larutan dan oleh interaksi dengan residu amino-terminal hemoglobin yang rendah carbamino kompleks dan tanpa mengikat atom besi. (Schechter.Alan N.2008)

V. Alat Dan Bahana. Alat :

Haemometer Pipet Sahli yang berskala dari 0,02 ml Standart sumber cahaya Pipet Pasteur dan bola karet Batang pengaduk

b. Bahan : Darah kapiler, darah vena (EDTA atau Oxalat)

c. Reagen : Aquades HCl

VI. Cara Keja1. Larutan HCl 0,1 N dimasukkan kedalam tabung pengencer hemometer sampai tanda

2 gr%2. Sampel darah dihisap dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 0,02 ml.3. Dihapus darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.4. Dicatat waktunya dan segera dialirkan dari pipet kedalam dasar tabung pengencer

yang berisi HCl itu. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.5. Diangkat pipet itu sedikit, lalu dihisap darah HCl yang jernih itu kedalam pipet, 2

atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.6. Dicampur isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa, warna campuran

menjadi coklat tua.7. Ditambah aquades setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan batang pengaduk

yang tersedia. Persamaan warna campuran dan batang standart harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah saat darah dan HCl dicampur dalam alat sahli. Pada usaha mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis bagi tidak terlihat.

8. Dibaca kadar hemoglobin dengan gram/100 ml darah (gr%)

Page 3: Laporan HB Sahli

VII. Nilai RujukanAdapun nilai normal kadar hemoglobin adalah sebagai berikut:

Untuk usia dewasa - Laki-laki : 13,0 – 16,0 gr%- Perempuan : 12,0 – 14,0 gr%

Berikut ini adalah nilai rujukan kadar hemoglobin pada berbagai umur dan jenis kelamin:Bayi baru lahir (aterm) 16,5 ± 3,0 g/dlBayi 3 bulan 11,5 ± 2,0 g/dlAnak usia 1 tahun 12,0 ± 1,5 g/dlAnak usia 10 – 12 tahun 13,0 ± 1,5 g/dlWanita tidak hamil 14,0 ± 3,5 g/dlPria dewasa 15,5 ± 3,5 g/dlWanita hamil 11,0 g/dlIbu menyusui 12,0 g/dl

(Sumber: Riswanto, 2013)

VIII. Hasil a. Hasil Pengamatan

( Sampel Darah) (Syringe & Pipet sahli)

( Tabung Pengencer + sampel) (Hasil Perbandingan Warna Standard)

Page 4: Laporan HB Sahli

b. Hasil Penetapan Kadar Hemoglobin

NO NAMA PROBANDUS UMUR JENIS KELAMIN

KADAR HB (gr%) KETERANGAN

1 I Gede Oka Juniadi Merdita 19 TH LAKI-LAKI 13,2 gr% NORMAL

IX. Pembahasan Hemoglobin merupakan zat protein yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) yang

memberi warna merah pada darah dan merupakan pengangkut oksigen utama dalam tubuh. Hemoglobin terdiri dari 2 bagian utama, yaitu hem dan globin. Hem disintesis di mitokondria eritrosit sedangkan globin disintesis di sel muda eritrosit ( proeritroblast atau eritroblast basofilik) dan berlanjut dengan tingkat yang terbatas, bahkan sampai di retikulosit. Pembentuk hemoglobin memerlukan bahan-bahan penting yaitu besi (Fe), vitamin B12 (siano-kobalamin), dan asam folat (asam pteroilglutamat).

Dalam penetapan kadar hemoglobin digunakan sampel darah (whole blood) yang di ambil dari vena daerah lengan yaitu vena mediana cubiti. Pengambilan dilakukan disini karena vena ini memiliki ukuran yang besar, cukup terlihat, paling sedikit terasa sakit dan kecil kemungkinannya terjadi memar. Setelah didapatkan sampel darah ± 3 cc kemudian sampel dimasukkan ke dalam tabung sampel bertutup ungu. Tabung ini mengandung antikoagulan EDTA. Antikoagulan adalah zat yang mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat (khelasi) atau mengendapkan (presipitasi) kalsium, atau dengan cara menghambat pembentukan thrombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Sampel berantikoagulan harus segera dicampurkan setelah pengambilan untuk mencegah pembentukan bekuan. Teknik pencampuran juga sangat penting diperhatikan yaitu dilakukan dengan lembut dan perlahan untuk mencegah hemolisis. Antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine Tetra-Acetat [CH2N(CH2CO2H)2]2) ini umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium (Ca2+) dalam darah. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk kebanyakan pengujian hematologi seperti penentuan kadar hemoglobin ini. Pada praktikum dilaboratorium ada 3 macam EDTA yaitu dinatrium (Na2EDTA), dipotassium (K2EDTA), dan tripotassium (K3EDTA). Saat praktikum menggunakan tripotassium (K3EDTA) yang biasanya digunakan dalam bentuk cair dan sisanya sering digunakan dalam bentuk kering. Pemakaian antikoagulan ini adalah 1 mg K2EDTA untuk 1 ml darah. Pemakaian dalam bentuk cair dapat dilakukan dengan membuat larutan 10%. Pemakaiannya adalah 1 ml EDTA 10% untuk 5 ml darah (1:5). Perbandingan yang digunakan harus tepat karena bila jumlah EDTA kurang darah bisa saja mengalami pembekuan. Sebaliknya, bila EDTA berlebih, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.

Penetapan kadar hemoglobin saat praktikum dilakukan dengan metode sahli. Metode ini membandingkan warna hematin asam (hemoglobin yang dilarutkan dalam HCl 0,1 N) dengan warna standard yang terdapat pada alat hemoglobinometer. Tujuan menggunakan HCl adalah untuk menghidrolisis hemoglobin menjadi hematin asam yang berwarna coklat. Hal pertama dilakukan adalah larutan HCl 0,1 N dimasukkan kedalam tabung pengencer hemometer (2 gr%) kemudian ditambahkan sampel darah yang diambil menggunakan pipet hemoglobin sampai tanda 2 μl yang dihubungkan dengan selang kecil dan syringe. Ketika memasukkan HCl 0,1 N dan memipet darah ini sangat diperlukan ketelitian agar hasil yang didapat lebih akurat dan tidak

Page 5: Laporan HB Sahli

salah dalam menetapkan kadar Hb yang diperiksa. Setelah darah diambil dengan pipet hemoglobin jangan lupa untuk membersihkan bagian luar ujung pipet. Dan ketika memipet/menghisap darah sebaiknya mengambil lebih dari garis tanda kemudian dikeluarkan dengan mengunakan tissue kering dengan cara menotolkan ujung pipet ke tissue tersebut secara mendatar (horizontal) sehingga darah dalam pipet keluar sedikit demi sedikit (untuk menepatkan dengan garis tanda). Lalu masukkan darah ke dalam dasar tabung pengencer, mulailah menghitung waktu dan keluarkan darah dari pipet secara perlahan agar tidak terjadi gelembung udara. Setelah darah dialirkan keluar bilas bagian dalam pipet dengan HCl yang masih jernih supaya darah yang masih tersisa dalam pipet keluar semuanya. Lalu dicampurkan isi tabung supaya darah dan asam bersenyawa. Didiamkan capuran tadi selama 3-5 menit untuk mementuk hematin asam. Setelah 3-5 menit lalu ditambahkan aquades setetes demi setetes dan diaduk dengan batang pengaduk kecil agar tercampur sempurna. Saat inilah menyamakan warna dilakukan antara warna campuran dan batang standard. Persamaan sebaiknya dilakukan pada tempat yang cahaya terang sehingga persamaan warnanya terlihat jelas. Terakhir dibaca garis pada tabung pengenceran dengan menggunakan miniskus bawah sebagai kadar hemoglobin (gr%).

Saat praktikum didapat hasil 13,2 gr%, yang menunjukkan bahwa kadar hemoglobin probandus normal karena masih berada diantara batas nilai normal hemoglobin laki-laki dewasa. Probandus yang diambil darahnya bernama Oka Juniadi berusia 19 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, dimana nilai normal kadar hemoglobin laki-laki dewasa adalah 13,0 – 16,0 gr%. Hal ini menunjukkan bahwa probandus yang diperiksa dalam keadaan yang cukup sehat dan tidak mengalami anemia. Dari pengamatan kasat mata Oka memiliki badan yang cukup ideal dan sehat atau tanpa cacat serta tidak menunjukkan gejala-gejala orang yang sedang sakit (anemia). Karena hal tersebut kadar hemoglobin yang didapat normal.

Meski demikian, metode ini memiliki kesalahan yang besar (15-30%), alatnya tidak dapat distandarisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti karboksihemoglobin, methemoglobin, sulfhemoglobin. Ada beberapa kesalahan - kesalahan yang dapat dapat terjadi dalam penetapan kadar Hb dengan metode sahli yaitu:

Tidak dapat mengambil 0.02 ml darah. Darah dapat pipet tidak sempurna dikeluarkan kedalam HCl karena tidak dibilas. Tidak baik mengaduk campuran darah dan asam pada waktu pengenceran. Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlaku untuk mengadakan

perbandingan warna. Kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya tabung itu dibolak

balikkan dengan penutupnya memakai ujung jari. Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang Menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukkan alat yang dipakai

Selain kesalahan-kesalahan di atas ada factor lain yang juga dapat mempengaruhi penetapan kadar Hb dengan metode ini, antara lain yaitu:

Kemampuan membedakan warna tidak sama antar pemeriksa Kelelahan pada mata Sumber cahaya kurang baik Warna gelas standard kotor atau pucat Pemipetan kurang tepat Ukuran pipet kurang tepat, perlu dikalibrasi

Page 6: Laporan HB Sahli

Alat-alat yang digunakan kurang bersih Mengambil darah pada tangan atau lengan yang terpasang cairan intra-vena yang

menyebabkan Hb rendah palsu Memasang tourniquet terlalu lama (lebih dari 1-2 menit), menyebabkan Hb tinggi

palsu Penurunan asupan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb akibat

hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb akibat hemodilusi.

X. Simpulan

Penetapan kadar hemoglobin dengan metode Sahli merupakan cara penetapan kadar hemoglobin yang paling sederhana. Adapun caranya yaitu larutan HCl 0,1 N dimasukkan kedalam tabung pengencer hemometer kemudian ditambah sampel darah yang dihisap dengan pipet hemoglobin lalu dicampur isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa, setelah itu ditambah aquades setetes demi setetes dan diaduk dengan batang pengaduk. Terakhir amati persamaan warna campuran dan batang standart. Baca kadar hemoglobin dengan gram/100 ml darah (gr%).

Dari hasil penetapan kadar hemoglobin dengan metode sahli didapat hasil 13,2 gr% yang menunjukkan kadar hemoglobin probandus normal.

XI. Daftar PustakaHerawat, Sianny, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Denpasar: Politeknik Kesehatan

denpasar.Riswanto, 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia & Kanal

Medika.Schechter, A.N. (2008). Hemoglobin Research And The Origins Of Molecular Medicine. Blood.

112(10): 3927–3938.

Denpasar, 15 September 2015Praktikan

I Kadek Hardyawan(P07134014032)

Page 7: Laporan HB Sahli

Lembar Pengesahan

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

( Dr. dr. Sianny Herawati, Sp.PK ) ( Rini Riowati, B.Sc )

Pembimbing III Pembimbing IV

( I Ketut Adi Santika, A.Md. AK ) ( Luh Putu Rinawati, A.Md. AK)

Pembimbing V

( Surya Bayu Kurniawan, S.Si )

Page 8: Laporan HB Sahli

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGIPENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN

(CARA SAHLI)

Oleh:I Kadek Hardyawan

(P07134014032)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2015