Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy ›...

129

Transcript of Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy ›...

Page 1: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan
Page 2: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

i

i

Kata Pengantar

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan memberikan amanah kepada BPKP

untuk melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan

pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tatakelola

pemerintahan yang baik dan bersih.

Kegiatan pengawasan BPKP dilakukan dalam rangka mendukung tugas-tugas

pemerintahan melalui penyediaan jasa pemberian jaminan (assurance) dan

konsultasi (consulting) kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang

berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, pencapaian

program prioritas nasional dengan menekankan pada pencapaian efektivitas,

efisiensi, dan kehematan serta peningkatan tata kelola pemerintahan. Kegiatan

pengawasan intern meliputi kegiatan audit, evaluasi, reviu, bimbingan teknis, dan

asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan

tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para

pemangku kepentingan (stakeholders) serta memberikan keyakinan yang memadai

atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP

pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Laporan hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

semester I tahun 2019 berisi rangkuman informasi atas hasil pengawasan sebagai

media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara/daerah terhadap satuan kerja kementerian/lembaga

dan unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Page 3: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan
Page 4: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

iii

iii

Ringkasan Eksekutif

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada semester I Tahun 2019

melaksanakan kegiatan pengawasan yang terbagi ke dalam empat fokus,

pengawalan akuntabilitas program pembangunan nasional, peningkatan kontribusi

ruang fiskal, pengamanan aset negara, dan peningkatan governance system,

dengan ringkasan sebagai berikut:

1. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional

a. Bidang Kesehatan

Telah dilakukan Evaluasi atas Pelaksanaan

Strategi Nasional Percepatan Pencegahan

Anak Kerdil (Stunting) pada Kabupaten

Kulon Progo periode tahun 2018 sampai

dengan April 2019. Strategi Nasional

Percepatan Pencegahan Stunting terdiri

dari lima pilar, yaitu:

1) Pelaksanaan Pilar 1: Komitmen dan

Visi Kepemimpinan

Kepemimpinan Pemerintah Daerah

Kabupaten Kulon Progo untuk pencegahan

stunting belum cukup memadai dalam

menciptakan lingkungan kebijakan yang

mendukung bagi penyelenggaraan

kegiatan pencegahan stunting yang

konvergen dan berbasis pencapaian hasil.

2) Pilar 2: Kampanye Nasional dan

Komunikasi Perubahan Perilaku

Kampanye Nasional dan Komunikasi

Perubahan Perilaku pada Kabupaten Kulon

Page 5: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

iv

iv

Progo belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai yaitu strategi

komunikasi perubahan perilaku dalam percepatan penanggulangan

stunting masih dalam proses perumusan, kampanye perubahan

perilaku tidak dilaksanakan berdasarkan rancangan yang terintegrasi

dengan OPD, belum melaksanakan pemantauan dan pengukuran

tingkat pemahaman masyarakat, Pemerintah Daerah Kabupaten belum

menyediakan materi-materi komunikasi, informasi, dan edukasi yang

dibutuhkan oleh penyelenggara kampanye.

3) Pilar 3: Konvergensi Program Pusat, Daerah, dan Desa.

Konvergensi Program Pusat, Daerah, dan Desa pada Kabupaten Kulon

Progo belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai yaitu

penganggaran program/kegiatan telah direncanakan dan dianggarkan

namun pelaksanaannya baru akan dilaksanakan pada tahun 2020,

belum seluruh ibu hamil memperoleh atau memanfaatkan intervensi

berupa pemberian PMT, belum seluruh ibu menyusui anaknya

memperoleh atau memanfaatkan intervensi berupa suplementasi

vitamin A, belum seluruh remaja usia subur memperoleh atau

memanfaatkan intervensi berupa pemberian suplemen tablet tambah

darah (TTD).

4) Pilar 4: Ketahanan Pangan dan Gizi.

Ketahanan Pangan dan Gizi pada Kabupaten Kulon Progo belum

sepenuhnya dilaksanakan secara memadai upaya pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga karena belum memiliki program

peningkatan cakupan dan kualitas program fortifikasi pangan utama.

5) Pilar 5: Pemantauan dan Evaluasi.

Pemantauan dan Evaluasi pada Kabupaten Kulon Progo belum

sepenuhnya dilaksanakan secara memadai yaitu belum ada upaya

peningkatan sistem pendataan yang dapat memantau secara akurat

dan berkala data prevalensi stunting di tingkat kabupaten meskipun

pemerintah daerah telah mengikuti forum inovasi dan praktik baik

tingkat nasional dan pembelajaran horizontal dalam stunting summit

Page 6: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

v

v

kampanye komunikasi gizi nasional-pertemuan gizi nasional tentang

pencegahan stunting.

b. Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian

Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan dalam rangka mengawal

program dan kegiatan prioritas nasional bidang ketahanan pangan dan

pertanian berupa evaluasi peningkatan produksi pangan padi, jagung dan

kedelai (Pajale) dan program prioritas pembangunan sarana dan

prasarana pertanian tahun 2018.

1) Peningkatan Produksi Pangan (Padi, Jagung dan Kedelai/Pajale)

Produksi pangan pada D.I. Yogyakarta secara rata-rata capaian

produksi untuk komoditas padi, jagung dan kedelai adalah 101,03%

dari target 2018 yaitu produksi padi terealisasi sebesar 861.526 ton,

jagung sebesar 312.683 ton dan kedelai sebesar 11.117 ton.

Realisasi APBN dalam rangka peningkatan produksi pangan dari dana

tugas perbantuan TA 2018 pada D.I. Yogyakarta sebesar

Rp14.498.340.900,00.

2) Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian

Realisasi anggaran tugas perbantuan rangka pembangunan sarana

dan prasarana pertanian pada D.I. Yogyakarta sebesar

Rp11.619.302.354,00 berupa rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas

1.800 hektar, irigasi perpompaan sebanyak 26 unit, pembangunan

embung 4 unit, bantuan alsintan 518 unit dan bantuan sarana pasca

panen 38 unit. Berdasarkan hasil evaluasi, alsintan pra panen belum

terdistribusikan ke penerima manfaat sebanyak tiga unit.

Realisasi bantuan alsintan dari pusat TA 2018 untuk D.I. Yogyakarta

berupa bantuan alsintan prapanen sebanyak 1.001 unit dan sarana

pasca panen sebanyak 38 buah. Berdasarkan hasil evaluasi, alsintan

prapanen belum terdistribusikan ke penerima manfaat sebanyak 35 unit

yaitu dua belas unit pompa air, lima unit corn planter dan 18 unit

handsprayer. Alsintan prapanen yang telah didistribusikan belum

Page 7: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

vi

vi

dimanfaatkan oleh penerima sebanyak 303 unit karena kurangnya

pemahaman penerima bantuan dalam mengoperasikan alat tersebut.

c. Bidang Infrastruktur

Kegiatan Pengawalan Program dan Kegiatan Prioritas Nasional

dilaksanakan berupa monitoring dan evaluasi untuk triwulan II Tahun 2019

atas tata kelola proyek strategis nasional yaitu pembangunan infrastruktur

jalan bebas hambatan Yogyakarta-Solo, pembangunan infrastruktur jalan

bebas hambatan Yogyakarta-Bawen.

Final Outline Business Case (OBC) Report Jalan Tol Yogyakarta-Bawen

telah selesai disusun yang berisi antara lain mengusulkan opsi trase

paling optimal dengan rute Bawen–Utara Ambarawa–Timur Magelang–

Saluran Mataram–Ringroad Utara Yogyakarta. Survei lapangan untuk

penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah telah dimulai pada

1 Juli 2018.

Sedangkan pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta–Solo belum

ada penetapan trase karena terkendala belum adanya Penataan Kawasan

Candi Prambanan dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis

Nasional (KSN) Candi Prambanan.

Sampai dengan semester I tahun 2019, belum terdapat progres fisik atas

pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan Yogyakarta-Bawen dan

Yogyakarta - Solo.

d. Bidang Pemerataan Ekonomi

Pemerataan ekonomi mencakup sertifikasi lahan, peremajaan perkebunan

rakyat, tanah objek reforma agraria (TORA).

Program Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) merupakan bagian dari

program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), yang

dilaksanakan setelah dilakukannya kegiatan Pemetaan Bidang Tanah

(PBT). Target Pemetaan Bidang Tanah (PBT) tahun 2019 sebanyak

270.000 bidang dengan anggaran Rp53.191.350.000,00 dengan realisasi

semester II tahun 2019 sebesar Rp19.325.264.685,00.

Page 8: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

vii

vii

Target output dan anggaran tahun 2019 untuk pelaksanaan Sertifikasi Hak

Atas Tanah (SHAT) seluas 135.000 bidang dengan anggaran sebesar

Rp15.780.800.000,00. Sampai dengan triwulan II Tahun 2019 terealisasi

sebesar Rp759.227.600,00, yang digunakan untuk kegiatan pendataan,

pemeriksaan dan penerbitan.

Sampai dengan triwulan II tahun 2019, realisasi pemetaan bidang tanah

sebesar 182.233 bidang dari target tahun 2019 sebesar 270.000 bidang,

sedangkan realisasi program sertifikat hak atas tanah terealisasi sebesar

89.742 bidang dari target sebesar 135.000 bidang.

Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) pada Program Redistribusi Tanah

triwulan II tahun 2019 pada Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang

(ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) D.I. Yogyakarta belum ada

pencapaian target keuangan maupun fisik pada triwulan II tahun 2019

karena kesulitan mendapatkan tanah objek landreform di wilayah DIY

yang akan di redistribusikan pada masyarakat, sehingga Kanwil ATR/BPN

DIY belum dapat menetapkan lokasi program Sertifikat Redistribusi

Tanah.

Peremajaan Perkebunan Rakyat pada Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan D.I. Yogyakarta untuk tanaman kakao dan lada belum terlaksana.

e. Program Pengentasan Kemiskinan

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial

bersyarat kepada keluarga miskin (KM). PKH diarahkan untuk menjadi

entry point penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai

program perlin-dungan dan pemberdayaan sosial nasional. Dalam jangka

panjang, PKH diharapkan akan menurunkan angka kemiskinan dan

kesenjangan antar kelompok masyarakat. Karena PKH berpotensi sangat

efektif dalam memberikan dampak pengurangan kemiskinan dan

kesenjangan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan, maka pemerintah telah

memperluas cakupan kepesertaan PKH, dari 3,5 juta keluarga pada tahun

2015 menjadi 6 juta keluarga (atau sekitar 9 persen dari jumlah penduduk)

Page 9: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

viii

viii

pada akhir tahun 2016. Pada tahun 2018 cakupan kepesertaan PKH

diperluas menjadi 10 juta Kader Pembangunan Manusia (KPM).

Penyaluran Dana PKH Tahun 2018 untuk Kabupaten Bantul sebesar

Rp119.410.577.350,00 dengan 62.260 KPM.

Proporsi keluarga penerima manfaat PKH verifikasi pemenuhan

persyaratannya telah dicatat dalam SIM PKH. Data dari Kementerian

Sosial pada Kabupaten Bantul tahun 2018, sebanyak 7.428 KPM PKH

verifikasi kondisionalitasnya

telah dicatat dalam SIMPKM

PKH.

Proporsi keluarga penerima

manfaat PKH yang menerima

program-program bantuan

sosial komplementer utama

(Rastra, PBI, dan PIP) di

Kabupaten Bantul sebanyak

49.613 KPM PKH telah

menerima seluruh program

bantuan sosial komplementer

utama (Rastra/BPNT, PBI KIS,

dan PIP/KIP).

Jumlah kelompok ibu peserta

PKH yang telah menerima

Pertemuan Peningkatan

Kemampuan Keluarga

(P2K2/FDS) oleh fasilitator

terlatih di Kabupaten Bantul

tahun 2018 sebanyak 2.007

kelompok KPM.

Page 10: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

ix

ix

f. Monitoring Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta

Pembangunan Internasional Yogyakarta per 30 Juni 2019 53,56% dari

target bobot per 30 Juni 2019 sebesar 91,21% dan sebesar 48,86% dari

target bobot total sebesar 100%. IMB Bandar Udara Internasional

Yogyakarta masih belum terbit. Sertifikat Lahan Bandara masih dalam

proses penerbitan oleh Kantor Pertanahan Kulon Progo. Pekerjaan

Persiapan Pembangunan Infrastruktur Bandar Udara Baru di Kulon Progo

Yogyakarta telah selesai dilaksanakan dan telah dilakukan appraisal oleh

Tim Appraisal Independen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

meskipun terdapat perbedaan nilai antara pengajuan PT. Pembangunan

Perumahan (Persero) dengan hasil appraisal Tim UGM. Atas perbedaan

tersebut telah dilakukan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

oleh BPKP Pusat dengan simpulan nilai pekerjaan persiapan sebesar

Rp380.409.264.000,00 (sebelum PPN) dan telah dibayarkan sebesar

Rp311.085.811.454,00. Masih terdapat DED Pekerjaan Konstruksi

Bandara yang dibuat oleh PT. PP KSO yang belum disetujui oleh PMSC

dan PT. Angkasa Pura I.

Atas permasalahan tersebut telah kami sarankan kepada Project Manager

Proyek Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta untuk

perbaikannya.

g. EvaIuasi Penggunaan Dana Desa dan SILPA Dana Desa

Evaluasi yang dilakukan mencakup realisasi penggunaan dana desa

tahun 2018 dan evaluasi dana desa triwulan I tahun 2019.

Masih terdapat keterlambatan transfer Dana Desa tahap I dari rekening

RKUD ke RKD karena keterlambatan penyerahan persyaratan pencairan

Dana Desa oleh desa ke Bupati, Masih ditemukan pencairan Dana Desa

dari Rekening Kas Desa yang tidak sesuai prosedur karena pencairan dari

Rekening Kas Desa ke pelaksana kegiatan tidak didukung dengan

pengajuan SPP, laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan bukti-

bukti pendukung, serta kelemahan dalam pelaksanaan pengadaan barang

dan jasa. Selain itu terdapat penganggaran yang tidak maksimal sesuai

Page 11: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

x

x

alokasi Dana Desa karena perangkat desa belum mampu merencanakan

kegiatan yang bersifat prioritas, dan realisasi pelaksanaan program padat

karya tunai dengan dana desa belum sesuai dengan ketentuan yaitu HOK

minimal 30%.

Terhadap permasalahan-permasalahan yang dijumpai pada evaluasi

penggunaan dana desa dan SILPA dana desa, telah diberikan saran-

saran perbaikan kepada masing-masing kepala desa.

2. PENINGKATAN KONTRIBUSI RUANG FISKAL

Selama semester I Tahun 2019 tidak terdapat kegiatan untuk meningkatkan

kontribusi ruang fiskal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. PENGAMANAN ASET NEGARA

Pengawasan dilakukan bersama dengan

Aparat Penegak Hukum (APH), yaitu

Kepolisian dan Kejaksaan dengan tujuan

memberikan kontribusi dalam upaya

represif pemberantasan KKN dengan

mengungkap kasus/pelanggaran yang

diduga merugikan keuangan negara

melalui audit investigatif, audit dalam

rangka penghitungan kerugian keuangan

negara, dan pemberian keterangan ahli.

Selama semester I Tahun 2019 belum

pernah dilaksanakan audit investigasi

dan Perhitungan Kerugian keuangan

negara, sedangkan pemberian

keterangan ahli dilaksanakan sebanyak

3 kali yaitu 2 kali kepada Kejaksaan dan

1 kali kepada Kepolisian.

Dalam rangka mengimplementasikan

Peraturan Pemerintah No 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian

Page 12: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

xi

xi

Intern Pemerintah (SPIP), Perwakilan BPKP D.I Yogyakarta telah melakukan

penilaian risiko kecurangan untuk meningkatkan kualitas penerapan sistem

pencegahan kecurangan pada dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di

Kabupaten Sleman.

4. PENINGKATAN GOVERNANCE SYSTEM

Peningkatan kualitas governance

system dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan untuk mempertahankan

WTP, peningkatan kualitas kinerja,

penguatan kapabilitas aparat

pengawasan intern pemerintah

(APIP) menuju level 3, dan

penguatan proses tata kelola, dan

sistem pengendalian intern

pemerintah dan korporasi yang

dilakukan melalui beberapa

kegiatan, yaitu bimbingan dan

konsultasi reviu laporan keuangan

pemerintah daerah, asistensi

pengelolaan keuangan, dan

implementasi aplikasi sistem

informasi keuangan desa

(Siskeudes) yang sudah

terimplementasi penuh di empat

Kabupaten.

Selain itu juga dilakukan kegiatan

audit, reviu, dan pendampingan

terhadap penyusunan laporan

keuangan pada instansi vertikal,

proyek berbantuan/hibah luar

Page 13: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

xii

xii

negeri dan BUMN/D/BLUD.

Penguatan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dilakukan melalui

kegiatan bimbingan teknis, workshop, dan narasumber di berbagai pelatihan

untuk menyusun infrastruktur yang mendorong peningkatan kapabilitas APIP.

Penguatan tata kelola instansi pemerintah maupun korporasi dalam rangka

mengimplementasikan Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilakukan melalui penilaian tingkat

kematangan maturitas SPIP, mendorong perbaikan SAKIP, reviu penyerapan

anggaran, pendampingan dalam rangka perbaikan tata kelola BLUD, reviu

kinerja PDAM, melakukan evaluasi terhadap Good Corporate Governance bagi

BUMN/D.

Page 14: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

xiii

xiii

Kata Pengantar.................................................................................................................. i

Ringkasan Eksekutif.......................................................................................................... iii

Daftar Isi............................................................................................................................ xiiii

Bab I Gambaran Umum Pengawasan

A. Peran BPKP................................................................................................ 1

B. Arah Kebijakan dan Strategi Pengawasan BPKP....................................... 2

C. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan........................................................... 3

D. Dukungan Sumber Daya............................................................................. 3

Bab II Hasil Pengawasan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional

A. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional

1. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Kesehatan............... 4

2. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Ketahanan Pangan

dan Peningkatan Produksi Pertanian....................................................

14

3. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur ............ 25

4. Program Pemerataan Ekonomi……...................................................... 26

5. Program Pengentasan Kemiskinan....................................................... 32

6. Monitoring Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta.............. 40

7. Evaluasi Penggunaan Dana Desa dan Silpa Dana Desa...................... 41

B. Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal............................................................. 43

C. Pengamanan Aset Negara

1. Audit Investigatif.................................................................................... 44

2. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)................... 44

3. Pemberian Keterangan Ahli (PKA)....................................................... 44

4. Penilaian Risiko Kecurangan (Fraud Risk Assessment)....................... 45

D. Peningkatan Governance System

1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pemerintah

dan Korporasi.........................................................................................

46

2. Bimbingan dan Konsultasi Reviu Laporan Keuangan Instansi Vertikal.. 49

3 Audit Keuangan Proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.................... 53

4 Verifikasi Tunggakan Tunjangan Kinerja Guru PNS dan CPNS………. 86

Daftar Isi

Page 15: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

xiv

xiv

5 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Lintas Sektoral Program

Peningkatan Ekspor Nasional pada Pemerintah Daerah D.I.

Yogyakarta Tahun 2019…………………………………………………….

87

6 Audit Tujuan Tertentu atas Dana Jaminan Sosial (DJS) Tahun 2018

Daerah Istimewa Yogyakarta.................................................................

90

7 Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Desa (Siskeudes)

Versi 2.0.................................................................................................

103

8 Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BUMN/BUMD/BLUD............ 105

9 Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 105

10 Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi................................ 107

Rencana Tindak Perbaikan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Daerah…………… 112

Page 16: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

1

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

A. PERAN BPKP

Dalam rangka melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan

Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan

Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi

Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan

Proyek Strategis Nasional, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) mengarahkan kebijakan dan strategi pengawasan BPKP dalam

mendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan

tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya.

Keberadaan Perwakilan BPKP di daerah dimaksudkan untuk membantu

pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan visi dan misinya melalui

pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan kerja

Kementrian/Lembaga dan pemerintah daerah di wilayah tugasnya. Disamping

itu juga berperan melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada satuan kerja

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik

dan bersih.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan peran

pengawasan dan pembinaan pada:

1. Satuan Kerja pada Pemerintah Daerah

2. Satuan Kerja Kementerian/Lembaga

3. Perguruan Tinggi Negeri

4. BUMN/BUMD

Gambaran Umum Pengawasan 1

Page 17: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

2

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN BPKP

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan

pengawasan dan pembinaan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh

BPKP Pusat. Penetapan kebijakan pengawasan dan pembinaan didasarkan

pada ruang lingkup peran BPKP sebagaimana tertuang dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) mencakup:

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan

tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan

kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain

berdasarkan penugasan dari presiden.

2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis

penyelenggaraan SPIP, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan,

pembimbingan dan konsultasi, serta peningkatan kompetensi auditor

aparat pengawasan intern pemerintah (APIP).

Selain itu, untuk dapat memberikan kontribusi pada penyelenggaraan tugas

pemerintah, penyusunan kebijakan pengawasan dan pembinaan, BPKP juga

memperhatikan amanah yang diberikan kepada BPKP melalui berbagai

peraturan perundang undangan sebagai berikut:

1. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan.

2. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas

Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi

Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.

3. Instruksi Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka panjang Tahun 2012 –

2025.

4. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan

Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.

5. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan 2017.

Kegiatan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai terwujudnya

pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja

Page 18: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

3

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

pep

pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang

independen, profesional dan sinergis, serta kebijakan penerapan sistem

manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN

Pelaksanaan kegiatan dikelompokan ke dalam empat fokus pengawasan

yaitu: Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional,

Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal, Pengamanan Aset Negara, dan

Peningkatan Governance System. Realisasi kegiatan pengawasan pada

semester I tahun 2019 sesuai dengan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan

sebanyak 66 penugasan pengawasan (PP) atau 32,49% dari target output

(PKPT) tahun 2019 sebanyak 197 penugasan pengawasan (PP).

D. DUKUNGAN SUMBER DAYA

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh sumber daya

manusia sebanyak 142 orang, dengan komposisi jabatan fungsional auditor

sebanyak 106 orang (74,65%), struktural 5 orang (3,52%), pejabat fungsional

umum 27 orang (19,01%), pranata komputer 2 orang (1,41%) dan analis

kepegawaian 2 orang (1,41%).

Dalam pelaksanaan tugas pengawasan, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta juga didukung dengan dana yang cukup memadai. Sampai

dengan semester I tahun 2019 jumlah penyerapan dana sebesar

Rp15.714.642.313,00 atau 50,21% dari anggaran sebesar

Rp31.295.600.000,00.

Page 19: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

4

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Pelaporan kegiatan pengawasan disajikan dalam empat fokus

pengawasan, yaitu pengawalan akuntabilitas program pembangunan nasional,

peningkatan kontribusi ruang fiskal, pengamanan aset negara, dan peningkatan

governance system, dengan rincian sebagai berikut :

A. PENGAWALAN AKUNTABILITAS PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Tujuan pengawasan dalam rangka mengawal akuntabilitas program

pembangunan nasional adalah untuk memastikan pencapaian tujuan program

strategis secara efisien, efektif, dan ekonomis, dengan tetap berpegang pada

tata kelola pemerintahan yang baik. Pengawasan juga dimaksudkan untuk

memberikan sistem peringatan dini dan deteksi hambatan dalam pelaksanaan

program strategis beserta rekomendasi solusinya.

1. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia Sehat dengan sasaran

meningkatkan derajad kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan

perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Perkembangan masalah gizi semakin kompleks, dalam rencana

pembangunan jangka menengah perbaikan status gizi masyarakat salah

satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan

prevalensi balita pendek (stunting).

Sehubungan masalah balita stunting, telah dilakukan Evaluasi atas

Pelaksanaan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil

(Stunting) pada Kabupaten Kulon Progo periode tahun 2018 sampai dengan

April 2019. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting terdiri dari

lima pilar, yaitu: 1) Komitmen dan visi kepemimpinan; 2) Kampanye nasional

Hasil Pengawasan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional

2

Page 20: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

5

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

dan komunikasi perubahan perilaku; 3) Konvergensi program pusat, daerah,

dan desa; 4) Ketahanan pangan dan gizi; dan 5) Pemantauan dan evaluasi.

Dari hasil Evaluasi atas Pelaksanaan Strategi Nasional Percepatan

Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) pada Kabupaten Kulon Progo, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Pilar 1: Komitmen dan Visi Kepemimpinan

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

Pelaksanaan Pilar 1 Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak

Kerdil (Stunting) yaitu Komitmen dan Visi Kepemimpinan pada Kabupaten

Kulon Progo belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai. Simpulan

tersebut terindikasi dari kondisi-kondisi sebagai berikut:

1) Kepemimpinan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo untuk

pencegahan stunting cukup memadai dalam menciptakan lingkungan

kebijakan yang mendukung bagi penyelenggaraan kegiatan

pencegahan stunting yang konvergen dan berbasis pencapaian hasil,

dengan uraian sebagai berikut:

a) Telah memiliki Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 37 Tahun 2018

tanggal 24 Mei 2018 tentang Penanganan Stunting di Daerah

beserta rencana aksi daerah.

b) Telah dibuat Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 100 Tahun 2017

tanggal 29 Desember 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat.

2) Telah dibuat Surat Edaran Bupati Kulon Progo Nomor 440/97 Tahun

2019 tanggal 7 Januari 2019 tentang Implementasi Komunikasi

Perubahan Perilaku Masyarakat untuk Mencegah Stunting;

a) Strategi rancangan kampanye perubahan perilaku masih dalam

proses perumusan.

b) Belum memiliki peraturan yang menjelaskan peran dan kewenangan

desa dalam stranas Pencegahan Stunting. Namun sumber

pendanaan salah satunya anggaran pendapatan dan belanja desa

telah termuat dalam Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 37 Tahun

Page 21: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

6

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

2018 tanggal 24 Mei 2018 tentang Penanganan Stunting di Daerah

beserta rencana aksi daerah.

c) Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo telah membagi peran

dan tanggungjawab masing-masing Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) yang terkait dengan stranas Pencegahan stunting berupa

rencana aksi daerah penanganan stunting.

d) Belum disusun Makalah Kebijakan Singkat (Policy Brief) karena

belum adanya rujukan dari kementerian/Lembaga Negara terkait

dan belum terkumpulnya data-data dari masing-masing OPD untuk

program stranas pencegahan stunting.

3) Pelaksanaan rembuk stunting pada Kabupaten Kulon Progo belum

cukup memadai untuk memastikan terciptanya integrasi pelaksanan

intervensi penurunan stunting yang selaras antara Organisasi

Pemerintah Daerah (OPD) penanggungjawab layanan dengan hasil

perencanaan partisipatif masyarakat yang dilaksanakan melalui

Musrenbang Kecamatan dan Desa dalam upaya penurunan stunting di

lokasi fokus, dengan uraian sebagai berikut:

a) Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo belum melaksanakan

kegiatan rembuk stunting di tingkat Kabupaten dan belum

melaksanakan pengintegrasian rencana kegiatan (berdasarkan hasil

rembuk stunting) ke Dalam RKPD, Renja OPD, dan

RAPBD/RAPBD-P tahun 2019. Namun demikian rencana kegiatan

yang mendukung pencegahan stunting telah dilakukan dan telah

dicantumkan secara formal ke dalam RKPD, Renja OPD, dan

RAPBD/RAPBD-P tahun 2019 meskipun tidak secara eksplisit

diperuntukkan stunting.

b) Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo belum melaksanakan

analisis situasi program penurunan stunting dan belum menyusun

Rencana Kegiatan untuk merealisasikan rekomendasi hasil analisis

situasi tersebut.

c) Penyusunan strategi percepatan pencegahan stunting yang

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo belum memadai

untuk mengkoordinasikan pelibatan dan kerja sama antara institusi

Page 22: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

7

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

p

pemerintah, swasta, masyarakat madani, dan komunitas secara

efektif dalam upaya percepatan pencegahan stunting, dengan

uraian sebagai berikut:

(1) Pemerintah Daerah Kabupaten belum menyusun strategi

untuk melibatkan swasta, masyarakat madani, dan komunitas

di tingkat Kabupaten.

(2) Belum adanya koordinasi pelibatan dan kerja sama antara

institusi pemerintah, swasta, masyarakat madani, dan

komunitas untuk percepatan pencegahan stunting di tingkat

Kabupaten.

Berdasarkan Hasil Root Cause Analysis (RCA) dan Force Field Analysis

(FFA) yang dilakukan, kondisi diatas disebabkan belum adanya koordinasi

antar lintas sektoral antara OPD yang terlibat untuk menyusun strategi

pelibatan dan kerja sama antara institusi pemerintah, swasta, masyarakat

madani, dan komunitas dalam program stranas pencegahan stunting.

b. Pilar 2: Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

Pelaksanaan Pilar 2 Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak

Kerdil (Stunting) yaitu Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan

Perilaku pada Kabupaten Kulon Progo belum sepenuhnya dilaksanakan

secara memadai. Simpulan tersebut terindikasi dari kondisi-kondisi

sebagai berikut:

1) Kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum yang

konsisten dan berkelanjutan dengan memastikan pengembangan

pesan, pemilihan saluran komunikasi, dan pengukuran dampak

komunikasi yang efektif, efisien, tepat sasaran, konsisten, dan

berkelanjutan di Kabupaten Kulon Progo belum dilakukan secara

memadai, dengan uraian sebagai berikut:

a) Strategi kamunikasi perubahan perilaku dalam percepatan

penanggulangan stunting di Kabupaten Kulon Progo masih dalam

proses perumusan;

Page 23: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

8

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

b) Kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum yang telah

dilaksanakan tidak berdasarkan rancangan yang terintegrasi

dengan OPD yang terkait dan tidak secara eksplisit untuk

intervensi program stranas pencegahan stunting;

c) Belum melaksanakan pemantauan dan pengukuran mengenai

tingkat pemahaman masyarakat tentang pesan yang disampaikan

dalam kampanye perubahan perilaku.

2) Komunikasi antar pribadi sesuai konteks sasaran, dengan

memastikan pengembangan pesan sesuai dengan kebutuhan

kelompok sasaran seperti Posyandu, kunjungan rumah, konseling

pernikahan, konseling reproduksi remaja, dan sebagainya di

Kabupaten Kulon Progo telah dilakukan secara memadai, dengan

uraian sebagai berikut:

a) Rancangan komunikasi antar pribadi dalam percepatan

penanggulangan stunting di Kabupaten Kulon Progo masih dalam

proses perumusan, namun intervensi di masyarakat sudah

dilaksanakan melalui program-program yang telah di laksanakan

dari pihak Dinas Kesehatan, Puskesmas, Posyandu, seperti

pelayanan kesehatan, KB dan gizi untuk masyarakat, kunjungan

rumah, dan konseling;

b) Pemerintah Daerah belum melaksanakan Pemantauan dan

pengukuran mengenai perubahan perilaku kelompok sasaran.

3) Advokasi berkelanjutan kepada pengambil keputusan, dengan

memastikan terselenggaranya penjangkauan yang sistematis

terhadap para pengambil keputusan untuk mendukung percepatan

pencegahan stunting melalui penyediaan alat bantu, dan

pengembangan kapasitas penyelenggara kampanye dan komunikasi

perubahan perilaku pada Kabupaten Kulon Progo belum dilakukan

secara memadai, dengan uraian sebagai berikut:

a) Pemerintah Daerah belum memperoleh advokasi berkelanjutan

untuk memberikan dukungan di daerah terkait strategi komunikasi

perubahan perilaku;

Page 24: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

9

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

b) Telah memberikan dukungan kebijakan terkait strategi komunikasi

perubahan perilaku di daerah.

4) Pengembangan kapasitas pengelola program, dengan memberikan

pengetahuan dan pelatihan bagi penyelenggara kampanye dan

komunikasi perubahan perilaku yang efektif dan efisien belum

dilakukan secara memadai, dengan uraian sebagai berikut:

a) Pemerintah Daerah Kabupaten belum menyediakan materi-materi

komunikasi, informasi, dan edukasi yang dibutuhkan oleh

penyelenggara kampanye dan komunikasi perubahan perilaku

secara terintegrasi;

b) Pemerintah Daerah telah melaksanakan pelatihan untuk

meningkatkan kapasitas penyelenggara seperti kader posyandu,

kader pembangunan manusia;

c) Belum dilakukan pemantauan dan evaluasi atas strategi

komunikasi perubahan perilaku.

Berdasarkan Hasil Root Cause Analysis pelaksanaan (RCA) dan Force

Field Analysis (FFA) yang dilakukan, kondisi diatas disebabkan oleh hal-

hal sebagai berikut:

1) Draft strategi komunikasi perubahan perilaku dalam percepatan

penanggulangan stunting di Kabupaten Kulon Progo masih dalam

proses perumusan;

2) Belum disusun pedoman format pemantauan dan evaluasi atas

pelaksanaan strategi komunikasi perubahan perilaku;

3) Kurangnya koordinasi antar OPD terkait kampanye perubahan

perilaku dalam percepatan pencegahan stunting.

c. Pilar 3: Konvergensi Program Pusat, Daerah, dan Desa

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

Pelaksanaan Pilar 3 Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak

Kerdil (Stunting) yaitu Konvergensi Program Pusat, Daerah, dan Desa

pada Kabupaten Kulon Progo belum sepenuhnya dilaksanakan secara

memadai. Simpulan tersebut terindikasi dari kondisi-kondisi sebagai

berikut:

Page 25: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

10

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

1) Pemerintah Kabupaten telah memastikan perencanaan dan

penganggaran program/ kegiatan untuk intervensi prioritas,

khususnya di lokasi dengan prevalensi stunting tinggi dan/atau

kesenjangan cakupan pelayanan yang tinggi secara memadai, yaitu

seluruh intervensi prioritas telah direncanakan dan dianggarkan untuk

dilaksanakan pada desa prioritas, namun pelaksanaannya baru akan

dilaksanakan pada tahun 2020.

2) Pemerintah Kabupaten telah memperbaiki pengelolaan layanan untuk

intervensi gizi prioritas dan memastikan bahwa sasaran prioritas

intervensi stunting telah memperoleh dan memanfaatkan paket

intervensi yang disediakan secara memadai, dengan uraian sebagai

berikut:

a) Dari 34 ibu hamil yang disampel terdapat 10 ibu hamil yang belum

memperoleh atau memanfaatkan intervensi berupa pemberian

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dikarenakan

PMT hanya diberikan kepada ibu hamil yang Kekurangan Energi

Kronik (KEK);

b) Dari 34 ibu menyusui yang disampel terdapat empat ibu menyusui

yang anaknya belum memperoleh atau memanfaatkan intervensi

berupa suplementasi vitamin A;

c) Dari 37 ibu dengan balita yang disampel seluruh balita telah

memperoleh atau memanfaatkan intervensi berupa suplementasi

vitamin A;

d) Dari 32 remaja usia subur yang disampel terdapat 8 remaja usia

subur yang belum memperoleh atau tidak memanfaatkan

intervensi berupa pemberian suplemen tablet tambah darah (TTD)

bagi remaja/wanita usia subur;

e) Dari responden yang disampel pada delapan desa seluruhnya

telah menerima intervensi sanitasi;

f) Dari responden yang disampel pada desa prioritas dan desa non

prioritas, terdapat satu desa yang belum menerima intervensi air

bersih yaitu desa Galur (non prioritas).

Page 26: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

11

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

3) Pemerintah Kabupaten telah menerima dukungan pengembangan

kapasitas bagi pemerintah kabupaten untuk melaksanakan aksi

konvergensi/aksi integrasi dari Pemerintah Pusat (Direktorat Jenderal

Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri) secara

memadai, melalui workshop membangun komitmen daerah dan

kelembagaan dalam upaya penanganan stunting.

4) Pemerintah kabupaten belum dinilai kinerjanya dalam pelaksanaan

konvergensi program intervensi oleh Ditjen Bina Bangda Kementerian

Dalam Negeri secara periodik.

5) Seluruh desa prioritas yang menjadi fokus konvergensi program

intervensi stunting yang ada pada Kabupaten Kulon Progo memiliki

dua orang kader yang berfungsi sebagai Kader Pembangunan

Manusia (KPM) untuk memastikan terselenggaranya intervensi

pencegahan stunting di tingkat desa dan melakukan pendataan dan

pelaporan secara berkala kepada Kabupaten.

Berdasarkan Hasil Root Cause Analysis (RCA) dan Force Field Analysis

(FFA) yang dilakukan, kondisi di atas disebabkan Ditjen Bina Bangda

Kementerian Dalam Negeri belum melaksanakan penilaian kinerja dalam

pelaksanaan konvergensi program intervensi secara periodik.

d. Pilar 4: Ketahanan Pangan dan Gizi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

Pelaksanaan Pilar 4 Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak

Kerdil (Stunting) yaitu Ketahanan Pangan dan Gizi pada Kabupaten Kulon

Progo belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai. Simpulan

tersebut terindikasi dari kondisi-kondisi sebagai berikut:

1) Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah melaksanakan upaya

pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga secara memadai,

hal tersebut tercermin dari kondisi-kondisi sebagai berikut:

a) Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah memiliki dan

menjalankan program diversifikasi pangan berbasis sumber daya

pangan lokal;

b) Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah memiliki dan

menjalankan program Pengembangan Kawasan Rumah Pangan

Page 27: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

12

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Lestari (KRPL) yang menjangkau seluruh lokasi (desa), meskipun

desa fokus pencegahan stunting direncanakan menjadi prioritas

pada tahun 2020;

c) Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah mendorong

Peningkatkan konsumsi pangan hewani, sayur, dan buah terutama

bagi kelompok sasaran dan kelompok rawan gizi lainnya melalui

sosialisasi kepada ibu hamil dan anak sekolah.

2) Kabupaten Kulon Progo telah menerima perluasan program bantuan

sosial dan bantuan pangan yang bergizi untuk keluarga kurang

mampu melalui Program BPNT yang meliputi penambahan item

bahan pangan yang bergizi selain beras, yaitu telur.

3) Pemerintah Kabupaten Kulon Progo belum memiliki Program

peningkatan cakupan dan kualitas program fortifikasi pangan utama,

seperti fortifikasi garam, tepung terigu, dan minyak goreng secara

memadai sehingga dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

4) Pemeritah Kabupaten Kulon Progo telah melaksanakan penguatan

koordinasi kelembagaan, otoritas kompetensi bidang keamanan dan

mutu pangan baik pangan segar maupun olahan, dan penegakan

hukum terkait dengan label (kehalalan, komposisi bahan, tanggal

kadaluwarsa, dan sebagainya) dan iklan pangan.

Berdasarkan Hasil Root Cause Analysis (RCA) dan Force Field Analysis

(FFA) yang dilakukan, kondisi diatas disebabkan belum adanya

kebijakan/petunjuk teknis dari kementerian/lembaga/ pemerintah daerah

yang digunakan sebagai acuan penerapan program fortifikasi pangan

utama di daerah.

e. Pilar 5: Pemantauan dan Evaluasi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

Pelaksanaan Pilar 5 Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak

Kerdil (Stunting) yaitu pemantauan dan evaluasi pada Kabupaten Kulon

Progo belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai. simpulan

tersebut terindikasi dari kondisi-kondisi sebagai berikut:

Page 28: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

13

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

1) Belum ada upaya peningkatan sistem pendataan yang dapat

memantau secara akurat dan berkala data prevalensi stunting di

tingkat kabupaten, dengan rincian sebagai berikut:

a) BPS bersama Kementerian Kesehatan telah melaksanakan survei

stunting tahunan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) yang dapat mengukur prevalensi stunting pada

Kabupaten yang menjadi objek evaluasi;

b) Pemerintah daerah belum melakukan rembug stunting tingkat

kabupaten yang menghasilkan komitmen, kesepakatan, dan

keputusan bersama terkait dengan tindakan-tindakan perbaikan

yang akan diambil di tingkat Kabupaten;

c) Pemerintah daerah belum mengimplementasikan dashboard

pencegahan stunting yang dapat menyediakan data dan informasi

bagi pemerintah pusat dan daerah yang dapat dijadikan rujukan

untuk menyelesaikan masalah penyelenggaran pencegahan

stunting;

d) Pemerintah daerah belum mengimplementasikan kartu skor

konvergensi desa;

e) Telah dilakukan penelitian oleh LIPI “PMT dari pangan lokal untuk

perbaikan gizi buruk pada balita” studi kasus di Kecamatan

Samigaluh dan Kokap;

f) Pemantauan telah dilaksanakan oleh TNP2K sekitar bulan

Desember 2018 dan Bappenas (konsultan) sekitar akhir bulan

Maret 2019.

2) Telah ada upaya percepatan siklus pembelajaran dan berbagi inovasi

dan praktik-praktik terbaik (best practice) yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, yaitu Pemerintah daerah telah

mengikuti forum inovasi dan praktik baik tingkat nasional dan

pembelajaran horizontal dalam stunting summit “kampanye

komunikasi gizi nasional-pertemuan gizi nasional tentang pencegahan

stunting di Hotel Borobudur Jakarta pada tanggal 28 Maret 2018.

Page 29: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

14

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Berdasarkan Hasil Root Cause Analysis (RCA) dan Force Field Analysis

(FFA) yang dilakukan, kondisi diatas disebabkan oleh hal-hal sebagai

berikut:

1) Pemerintah daerah belum melaksanakan rembug stunting tingkat

Kabupaten;

2) Pemerintah daerah belum menyusun panduan terkait implementasi

kartu skor konvergensi desa;

3) Pemerintah daerah belum memperoleh panduan konvergensi

pencegahan stunting berkaitan dengan implementansi kartu skor

konvergensi desa.

Berdasarkan hasil Evaluasi atas Pelaksanaan Strategi Nasional

Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) di Kabupaten Kulon

Progo, telah diberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk

ditindaklanjuti.

2. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Ketahanan Pangan

dan Peningkatan Produksi Pertanian.

Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan dalam rangka mengawal program

dan kegiatan prioritas nasional bidang ketahanan pangan dan pertanian

berupa evaluasi atas pelaksanaan Program Prioritas Peningkatan Produksi

Pangan Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale), Program Prioritas Pembangunan

Sarana dan Prasarana Pertanian Tahun 2018 dan monitoring dan evaluasi

KSP-B12 pada Dinas Pertanian dan Peningkatan Ketahanan Pangan D.I.

Yogyakarta. Sasaran evaluasi adalah pelaksanaan Program Prioritas

Peningkatan Produksi Pangan Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) dan

Program Prioritas Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian pada

Kementerian Pertanian Tahun 2018 sebagaimana ditetapkan dalam RKP

2018 yang dilaksanakan di D.I. Yogyakarta. Program tersebut didanai dari

DIPA APBN Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2018 yang dikelola

Satker Pusat Kementerian Pertanian pada Ditjen Tanaman Pangan dan

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian maupun Satker Dana Tugas

Perbantuan yang ada di daerah, yang meliputi:

1) Peningkatan Produksi Pangan (Padi, Jagung dan Kedelai)

Kegiatan prioritas pada program prioritas peningkatan pangan yang

Page 30: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

15

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

meli

meliputi peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai.

2) Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian

Kegiatan prioritas pada program prioritas pembangunan sarana dan

prasarana pertanian yang meliputi cetak sawah, rehabilitasi jaringan

irigasi tersier, pembangunan embung pertanian, bantuan alat dan mesin

pertanian (alsintan) prapanen, dan bantuan sarana pascapanen.

Hasil evaluasi atas capaian kinerja peningkatan produksi pangan dan

pembangunan sarana dan prasarana pertanian dapat disimpulkan sebagai

berikut:

(1) Peningkatan Produksi Pangan (Padi, Jagung dan Kedelai/Pajale)

Capaian kinerja program prioritas peningkatan produksi pangan D.I.

Yogyakarta secara rata-rata capaian produksi untuk komoditas padi,

jagung dan kedelai adalah 101,03% dari target 2018. Rincian capaian

luas tanam, luas panen dan produksi untuk padi, jagung dan kedelai

adalah sebagai berikut:

No Komoditas Indikator Target Realisasi % 1. Padi Luas Tanam (Ha) 153.000 157.725 103,09

Luas Panen (Ha) 152.058 153.294,5 100,81

Produksi (Ton) 857.171 861.526 100,51

2. Jagung Luas Tanam (Ha) 65.000 65.643 100,99

Luas Panen (Ha) 64.573 62.315,1 96,50

Produksi (Ton) 305.487 312.683 102,36

3. Kedelai Luas Tanam (Ha) 8.000 8.659 108,24

Luas Panen (Ha) 8.000 8.894 111,18

Produksi (Ton) 10.631 11.117 104,57

Rata-rata produksi 391.096 395.108,67 101,03 Sumber data: Laporan Hasil sinkronisasi data tanaman pangan dengan tim upsus Provinsi,

Kabupaten dan Kota di D.I. Yogyakarta.

Capaian kinerja kegiatan dalam rangka peningkatan produksi pangan

dari dana tugas perbantuan TA 2018 pada D.I. Yogyakarta secara rata-

rata adalah 98,40% dari target yang ditetapkan dengan realisasi

keuangan sebesar Rp14.498.340.900,00 atau 94,44% dari anggaran

sebesar Rp15.352.200.000,00. Rincian capaian kegiatan adalah sebagai

berikut:

Page 31: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

16

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

No Kegiatan Target Realisasi %

Fisik (Ha)

Keuangan (Rp0,00)

Fisik (Ha)

Keuangan (Rp0,00)

Fisik Keu

1. Bantuan Benih Padi Inbrida

20.000 5.129.000.000 20.000 4.809.258.000 100 93,77

2. Bantuan Budidaya Mina Padi

220 475.750.000 207 447.637.500 94,09 94,09

3. Bantuan Budidaya Padi Gogo

500 218.750.000 500 218.750.000 100 100

4. Bantuan Budidaya Padi Inbrida Beras Khusus

25 21.000.000 25 21.000.000 100 100

5. Bantuan Benih Jagung Hibrida

4.020 2.376.268.000 4.020 2.376.265.400

100 99,99

6. Bantuan Peningkatan Produksi Kedelai

7.491 7.131.432.000 6.987,5 6.625.430.000 93,28 92,90

Jumlah 32.256 15.352.200.000 31.739,5 14.498.340.900 98,40 94,44 Sumber data: Laporan Realisasi Anggaran dan SSBP Tahun 2018

Tidak tercapainya target karena :

- Kegiatan bantuan budidaya mina padi, tujuh kelompok tani di

Kabupaten Bantul dengan total luas lahan 13 hektar tidak dapat

melaksanakan kegiatan dan mengembalikan bantuan yang diterima ke

kas negara disebabkan lahan sawah mengalami kekeringan akibat

kemarau yang panjang.

- Kegiatan bantuan peningkatan produksi kedelai, 35 kelompok tani

dengan total luas lahan 503,5 hektar di Kabupaten Kulon Progo tidak

dapat melaksanakan kegiatan dan mengembalikan bantuan yang

diterima ke kas negara disebabkan lahan mengalami kekeringan

akibat kemarau panjang serta saluran irigasi sedang dalam perbaikan.

Sedangkan realisasi bantuan benih dari pusat TA 2018 untuk D.I.

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Target Realisasi % Fisik (Ha)

Fisik (Ha)

1. Bantuan Benih Padi Inbrida *) - 2. Bantuan Benih Padi Hibrida *) 5.000 3. Bantuan Benih Jagung Komposit *) - 4. Bantuan Benih Jagung Hibrida *) 9.735 5. Bantuan Benih Kedelai *) - Jumlah *) 14.375

Sumber data: Daftar Penerima Bantuan Benih dari Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta. *) Data target tidak didapatkan karena DIPA ada di Kementerian Pertanian (Pusat)

Page 32: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

17

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

(2) Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian

Capaian kinerja kegiatan dalam rangka pembangunan sarana dan

prasarana pertanian (tidak termasuk bantuan pusat) pada D.I.

Yogyakarta rata-rata adalah 100% dari target yang ditetapkan dengan

realisasi keuangan sebesar Rp11.619.302.354,00 atau 95,41% dari

anggarannya. Rincian capaian kegiatan adalah sebagai berikut:

No Kegiatan

Target Realisasi % Fisik (Ha/ Unit)

Keuangan (Rp)

Fisik (Ha/ Unit)

Keuangan (Rp)

Fisik Keu

1. Cetak Sawah (Ha)

- - - - - -

2. Rehabiltasi Jaringan Irigasi Tersier (Ha)

1.800 1.980.000.000 1.800 1.980.000.000 100 100

3. Pengembangan Sumber Air - Irigasi perpompaan (unit)

26 2.205.600.000 26 2.117.730.000 100 96,02

4. Pembangunan Embung Pertanian (Unit)

4 480.000.000 4 480.000.000 100 100

5. Bantuan Alsintan Prapanen (Unit)

518 6.826.850.000 518 6.389.915.354 100 93,60

6. Bantuan Sarana Pascapanen (Unit)

38 685.400.000 38 651.657.000 100 95,08

Jumlah 12.177.850.000 11.619.302.354 100 95,41 Sumber data: Laporan Tahunan dan Laporan Realisasi Anggaran Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta

Sedangkan realisasi bantuan alsintan dari pusat TA 2018 untuk D.I.

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Target Realisasi % Fisik (Unit)

Fisik (Unit)

1. Bantuan Alsintan Prapanen *) 1.001 *) 2. Bantuan Sarana Pascapanen *) 68 *)

Jumlah *) 1.069 *)

Sumber data: Daftar Poktan Penerima Bantuan Pusat Dinas Pertanian Kabupaten di D.I. Yogyakarta. *) Dinas Pertanian Kabupaten tidak mempunyai data target fisik karena merupakan DIPA Kementerian.

Berdasarkan hasil evaluasi pada kabupaten yang disampel terhadap

penyaluran alsintan pra panen dan paska panen dari dana tugas

Page 33: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

18

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

per

perbantuan dan droping dari Kementerian Pertanian, ditemukan

permasalahan yaitu :

a) Bantuan Alsintan Prapanen

(1) Bantuan Alsintan Prapanen Pengadaan Provinsi

Realisasi penyaluran bantuan alsintan prapanen dari dana tugas

perbantuan APBN TA 2018 D.I. Yogyakarta per 31 Desember

2018 untuk Kabupaten yang diuji petik adalah 272 unit atau 100%

dari alokasi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

Bantuan alsintan ini diperuntukkan untuk kelompok tani/gapoktan/

UPJA. Rincian bantuan alsintan prapanen dari dana tugas

perbantuan sebagai berikut:

No Jenis Alsintan Kelompok Tani/ Gapoktan/ UPJA

Brigade Dinas

Total

Unit Unit Unit 1 Traktor roda dua 77 - 77 2 Traktor roda empat - - - 3 Pompa air 50 - 50 4 Rice transplanter 7 - 7 5 Handsprayer 70 - 70 6 Cultivator 38 - 38 7 Corn Planter 30 - 30

Jumlah 272 - 272

Uji petik dilakukan atas tujuh penerima bantuan alsintan prapanen

pengadaan provinsi dengan jumlah alsintan pra panen yang diuji

petik sebanyak sembilan unit diperoleh realisasi sebagai berikut :

Uraian

Jumlah Penerima yang diuji

Jenis Alsintan (Unit)

Total Traktor Roda 2

Rice Transp.

Pompa Air

Hand Spray

er

Corn Planter

Culti Vator

Kab.Sleman Menurut Dinas 5 1 1 1 2 1 1 7 Hasil Uji Fisik 5 1 1 1 2 1 1 7 Selisih - - - - - - - Kab.Gunungkidul Menurut Dinas 2 1 - - 1 - - 2 Hasil Uji Fisik 2 1 - - 1 - - 2 Selisih - - - - - - - -

No Kabupaten Alokasi Realisasi

Unit Unit 1 Sleman 189 189 2 Gunungkidul 83 83

Jumlah 272 272

Page 34: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

19

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyaluran alsintan prapanen

dari dana tugas perbantuan ditemukan permasalahan yaitu

alsintan prapanen belum terdistribusikan ke penerima manfaat

sebanyak tiga unit.

Berdasarkan hasil evaluasi, dari 272 unit alsintan yang

dialokasikan untuk Kabupaten Sleman dan Gunungkidul, baru

disalurkan sebanyak 269 unit, masih terdapat tiga alsintan yaitu

corn planter yang belum disalurkan kepada kelompok tani

penerima bantuan alsintan di Kabupaten Sleman.

Belum terdistribusikannya alsintan tersebut karena menunggu

finalisasi kelengkapan dokumen proposal dari kelompok tani.

(2) Bantuan Alsintan Prapanen Pengadaan Pusat

Realisasi penyaluran bantuan alsintan prapanen pengadaan pusat

TA 2018 per 31 Desember 2018 untuk empat kabupaten yang diuji

petik sebanyak 1.001 unit.

Bantuan alsintan ini diperuntukkan untuk kelompok

tani/gapoktan/UPJA. Rincian bantuan alsintan prapanen

pengadaan pusat sebagai berikut:

No Jenis Alsintan Kelompok Tani/ Gapoktan/ UPJA

Brigade Dinas

Total

Unit Unit Unit 1 Traktor roda dua 118 - 118 2 Traktor roda empat 96 - 96 3 Pompa air 131 - 131 4 Rice transplanter 12 - 12 5 Handsprayer 125 - 125 6 Cultivator 13 - 13 7 Corn Planter 6 - 6 8 Tray 500 500

Jumlah 1.001 - 1.001

No Kabupaten Alokasi Realisasi

Unit Unit 1 Bantul 609 609 2 Gunungkidul 85 85 3 Kulon Progo 184 184 4 Sleman 123 123

Jumlah 1.001 1.001

Page 35: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

20

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Uji petik dilakukan atas 23 penerima bantuan alsintan prapanen

pengadaan pusat dengan jumlah alsintan pra panen yang diuji

petik sebanyak 523 unit diperoleh realisasi sebagai berikut:

Uraian Jumlah

Penerima yang diuji

Jenis Alsintan (Unit) Total TR

4 TR2

RT HS Tray Culti vator

Pompa Air

Kab. Bantul Menurut Dinas 7 1 1 1 1 500 - 1 505 Hasil Uji Fisik 7 1 1 1 1 500 - 1 505 Selisih - - - - - - - Kab.Gunungkidul Menurut Dinas 5 1 1 - - - 1 2 5 Hasil Uji Fisik 5 1 1 - - - 1 2 5 Selisih - - - - - - - Kab. Kulon Progo Menurut Dinas 5 1 1 - 3 - 1 1 7 Hasil Uji Fisik 5 1 1 - 3 - 1 1 7 Selisih - - - - - - - Kab. Sleman Menurut Dinas 6 1 1 1 1 2 6 Hasil Uji Fisik 6 1 1 1 1 2 6 Selisih - - - - - - -

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyaluran alsintan prapanen

pengadaan pusat ditemukan permasalahan sebagai berikut:

(a) Alsintan prapanen belum terdistribusikan ke penerima

manfaat sebanyak 35 unit.

Dari hasil evaluasi, dijumpai adanya alsintan prapanen yang

belum diserahkan kepada kelompok tani penerima bantuan

sebanyak 35 unit alsintan yaitu :

- Kabupaten Gunungkidul berupa dua unit pompa air.

- Kabupaten Sleman :

- corn planter (lima unit),

- pompa air (sepuluh unit) dan,

- hand sprayer (18 unit).

Belum terdistribusikannya alsintan ini disebabkan :

- Alsintan berupa pompa air di Kabupaten Gunungkidul baru

diterima Dinas pada bulan Desember 2018 sehingga

kelompok tani penerima bantuan alsintan masih dalam

proses finalisasi kelengkapan dokumen proposal.

- Kurangnya koordinasi antara Dirjen PSP Kementan dengan

Dinas Pertanian Sleman sehingga pada saat alsintan

Page 36: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

21

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

diterima belum ditetapkan calon kelompok tani penerima

bantuan. Sampai saat ini, masih berlangsung proses

vverifikasi calon kelompok tani penerima bantuan.

(b) Alsintan prapanen sudah terdistribusikan namun belum

dimanfaatkan oleh penerima sebanyak 303 unit.

Hasil observasi terhadap alsintan yang sudah terdistribusikan,

terdapat alsintan yang belum dimanfaatkan sebanyak 303 unit

dengan rincian sebagai berikut:

- Dua unit rice transplanter yang telah didistribusikan pada

KT Ngudi Makmur Srihardono Pundong Bantul dan di KT

Sumber Rejeki Sumberejo Tempel Sleman belum

dimanfaatkan oleh kelompok tani, karena belum adanya

pelatihan penggunaan alat dan kurangnya pemahaman

anggota kelompok tani mengenai manfaat yang lebih efisien

penggunaan rice transplanter;

- 300 unit tray yang telah didistribusikan pada Gapoktan

Makmur Agung Bantul tidak dapat dimanfaatkan, karena

spesifikasi tray yang diterima Gapoktan Makmur Agung

Bantul tidak sesuai dengan rice transplanter yang sudah

dimiliki kelompok tani tersebut,

- Satu unit pompa air yang telah didistribusikan pada KT

Rukun Tani II Ponjong Gunungkidul belum dimanfaatkan,

karena pompa air tersebut baru akan dimanfaatkan oleh

kelompok tersebut pada tahun 2020 bersamaan dengan

rencana perluasan areal persawahan.

b) Bantuan Sarana Pascapanen

(1) Bantuan Sarana Pascapanen Pengadaan Provinsi

Realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen dari dana tugas

perbantuan APBN TA 2018 D.I. Yogyakarta per 31 Desember

2018 untuk wilayah D.I. Yogyakarta sebanyak 38 unit.

Bantuan sarana pascapanen ini diperuntukkan untuk kelompok

brigade alsintan Provinsi D.I. Yogyakarta. Rincian bantuan sarana

Page 37: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

22

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

pascapanen dari dana tugas perbantuan sebagai berikut:

No Jenis

Alsintan/Sarana

Kelompok Tani/ Gapoktan/ UPJA

Brigade Dinas Provinsi

Total

Unit Unit Unit 1 Power Treasher - 25 25 2 Moisture Tester - 4 4 3 Corn Sheller - 9 9

Jumlah - 38 38

Berdasarkan pemeriksan fisik di gudang Brigade Dinas Pertanian

D.I. Yogyakarta, alsintan yang masih di gudang sebagai berikut :

Uraian Jumlah

Penerima yang diuji

Jenis Alsintan (Unit) Total

RMU VD CH Power

Treasher Corn

Sheller Menurut Dinas 1 - - - 10 1 11 Hasil Uji Fisik 1 - - - 10 1 11 Selisih - - - - - - -

Sedangkan 27 alsintan lainnya sedang dipinjam pakai oleh

kelompok tani.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyaluran sarana

pascapanen pengadaan dari dana tugas perbantuan APBN TA

2018 D.I. Yogyakarta diketahui bahwa sarana pasca panen yang

dikelola Brigade Dinas Pertanian Provinsi belum dimanfaatkan

oleh penerima manfaat sebanyak 11 unit.

Hasil pemeriksaan fisik di gudang Brigade Dinas Pertanian D.I.

Yogyakarta diketahui dari 38 sarana pasca panen yang dikelola

Brigade alsintan Provinsi D.I. Yogyakarta, telah dipinjam pakaikan

kepada kelompok tani sebanyak 27 alsintan, sehingga alsintan

pasca panen yang masih berada di gudang brigade sebanyak 11

unit. Hal ini disebabkan belum ada kelompok tani yang

mengajukan proposal pinjam pakai alsintan.

(2) Bantuan Sarana Pascapanen Pengadaan Pusat

Realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen dari pengadaan

pusat TA 2018 per 31 Desember 2018 untuk tiga kabupaten yang

diuji petik sebanyak 56 unit.

Page 38: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

23

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Bantuan sarana pascapanen ini diperuntukkan untuk kelompok

tani/gapoktan/UPJA. Rincian bantuan sarana pascapanen

pengadaan pusat sebagai berikut:

No Jenis Alsintan Kelompok Tani/ Gapoktan/ UPJA

Brigade Dinas

Total

Unit Unit Unit 1 Combine Harvester 4 - 4 2 Power Treasher 29 - 29 3 Seed Cleaner 11 - 11 4 Corn Sheller 5 5 5 Vertical Dryer 3 3 6 Packaging Beras 3 3 7 RMU 1 1

Jumlah 56 - 56

Uji petik dilakukan kepada sembilan penerima bantuan diperoleh

realisasi sebagai berikut:

Uraian Jumlah

Penerima yang diuji

Jenis Alsintan (Unit) Total

RMU VD CH PT Seed

Cleaner Kab. Gunungkidul Menurut Dinas 1 - - - - 1 1 Hasil Uji Fisik 1 - - - - 1 1 Selisih - - - - - - - Kab. Kulon Progo Menurut Dinas 2 - 1 1 - 2 Hasil Uji Fisik 2 - 1 1 - 2 Selisih - - - - - - - Kab. Sleman Menurut Dinas 6 1 2 2 1 2 8 Hasil Uji Fisik 6 1 2 2 1 2 8 Selisih - - - - - - -

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyaluran sarana

pascapanen pengadaan pusat pada sembilan poktan/gapoktan

dan sebelas sarana pasca panen diketahui bahwa sarana

pascapanen sudah terdistribusikan namun belum dapat

dimanfaatkan oleh penerima sebanyak delapan unit alat pasca

panen dengan rincian sebagai berikut :

No Kabupaten Alokasi Realisasi

Unit Unit 1 Gunungkidul 12 12 2 Kulon Progo 28 28 3 Sleman 16 16

Jumlah 56 56

Page 39: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

24

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

(a) Vertical Dryer (VD) sebanyak tiga unit yang telah

didistribusikan kepada Gapoktan Karya Sejahtera Nanggulan

Kulon Progo dengan kapasitas 10 ton, Gapoktan Agro Jogo

Mandiri Jogotirto Berbah Sleman dengan kapasitas 6 ton, dan

Gapoktan Pandowo Mulyo Pandowoharjo Sleman dengan

kapasitas 10 ton. Ketiga Vertical Dryer (VD) tersebut sampai

dengan saat observasi lapangan belum selesai perakitan dan

pengerjaannya;

(b) Power Treasher satu unit yang telah didistribusikan kepada KT

Ngudi Makmur Bokoharjo Prambanan Sleman. Power

Treasher belum dimanfaatkan karena belum ada pelatihan

penggunaannya kepada kelompok tani;

(c) Seed Cleaner sebanyak dua unit yang telah disalurkan kepada

KT Tani Makmur Sumberharjo Prambanan dan KT Ngudi

Rejeki Sumberejo Prambanan Sleman. Seed Cleaner belum

dimanfaatkan karena belum ada pelatihan penggunaannya

kepada kelompok tani;

(d) Rice Milling Unit (RMU) satu unit yang telah didistribusikan

kepada Gapoktan Pandowo Mulyo Pandowoharjo Sleman.

RMU sampai dengan saat observasi lapangan belum selesai

perakitan dan pengerjaannya;

(e) Combine Harvester yang telah didistribusikan kepada

Gapoktan Pandowo Mulyo Pandowoharjo Sleman. Combine

Harvester belum dimanfaatkan karena belum ada pelatihan

penggunaannya kepada kelompok tani.

Selain bantuan alsintan pra panen dan pasca panen yang diuraikan di

atas, terdapat bantuan dari sumber dana tugas perbantuan APBN TA

2018 di D.I. Yogyakarta berupa sarana bangunan dryer UV untuk KT

Dadi Makmur Ngawen Kabupaten Gunungkidul yang belum dapat

dimanfaatkan karena atap plastik dryer UV mengalami kerusakan.

Sehubungan dengan masih dijumpainya permasalahan terkait

pelaksanaan program prioritas peningkatan produksi pangan padi,

jjagung dan kedelai (pajale) dan pembangunan sarana dan prasarana

Page 40: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

25

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

pert

pertanian yang dibiayai dari DIPA APBN Kementerian Pertanian TA

2018, telah disarankan kepada pemangku kepentingan untuk

menindaklanjuti.

3. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur

Kegiatan Pengawalan Program dan Kegiatan Prioritas Nasional dilaksanakan

berupa monitoring dan evaluasi untuk triwulan II Tahun 2019 atas tata

kelola tiga proyek strategis nasional yaitu pembangunan infrastruktur jalan

bebas hambatan Yogyakarta-Solo, pembangunan infrastruktur jalan bebas

hambatan Yogyakarta-Bawen, dan Pembangunan Bandar Udara

Internasional Yogyakarta.

Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta–Bawen dan Yogyakarta –

Solo sebagai infrastruktur jalan bertujuan untuk menghubungkan pusat

kegiatan nasional antara Yogyakarta–Semarang dan Yogyakarta–Solo,

sehingga dapat menaikkan tingkat pemenuhan kebutuhan mobilisasi orang

dan barang.

Final Outline Business Case (OBC) Report Jalan Tol Yogyakarta-Bawen

telah selesai disusun sesuai surat Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian selaku ketua tim Pelaksana KPPIP Nomor S-

23/D.IV.M.Ekon.KPPIP/03/2018 tanggal 7 Maret 2018 hal penyampaian hasil

penyusunan Outline Business Case (OBC) Proyek Jalan Tol Yogyakarta–

Bawen yang berisi antara lain mengusulkan opsi trase paling optimal dengan

rute Bawen–Utara Ambarawa–Timur Magelang–Saluran Mataram–Ringroad

Utara Yogyakarta.

Survei lapangan untuk penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah

dimulai pada 1 Juli 2018 sesuai surat Badan Pengatur Jalan Tol Nomor

UM.01.11-Pt.3/05 tanggal 26 Juni 2018 tentang Permohonan Ijin Survei

Lapangan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen. Hingga saat reviu berlangsung,

survei masih dalam pelaksanaan.

Pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta–Solo belum ada

penetapan trase karena terkendala belum adanya Penataan Kawasan Candi

Page 41: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

26

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Pra

Prambanan dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional

(KSN) Candi Prambanan.

Sampai dengan triwulan II tahun 2019, belum terdapat progress fisik atas

pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan Yogyakarta–Bawen dan

Yogyakarta–Solo.

4. Program Pemerataan Ekonomi

Program kebijakan pemerataan ekonomi mencakup sertifikasi lahan,

perhutanan sosial, legalisasi lahan transmigrasi, peremajaan perkebunan

rakyat, tanah objek reforma agraria (TORA) dan pendidikan dan pelatihan

vokasi. Monitoring terhadap proyek strategis nasional berkaitan dengan

program pemerataan perekonomian adalah:

a. Tata Kelola Proyek Strategis Nasional (PSN) Sertifikasi Hak Atas

Tanah Triwulan II Tahun 2019 pada Kantor Wilayah Agraria dan Tata

Ruang (ATR) Badan Pertanahan Nasional DIY.

Program Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) merupakan bagian dari

program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), yang

dilaksanakan setelah dilakukannya kegiatan Pemetaan Bidang Tanah

(PBT).

Kegiatan Pemetaan Bidang Tanah, terdiri dari kegiatan penyuluhan dan

pengukuran. Sedangkan kegiatan Sertifikasi Hak Atas Tanah terdiri dari

kegiatan: pengumpulan data, pemeriksaan tanah, penerbitan SK Hak,

penerbitan sertifikat dan pelaporan.

Realisasi kegiatan yang telah dilakukan adalah:

1) Pemetaan Bidang Tanah (PBT)

Target dan realisasi anggaran Pemetaan Bidang Tanah (PBT) pada

Kantor Wilayah ATR Badan Pertanahan Nasional Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

NO. KABUPATEN/KOTA Target

(bidang)

Anggaran Realisasi

(Rp) (Rp)

1 Kota Yogyakarta 2.500 322.850.000,00 19.721.400,00

2 Kabupaten Sleman 30.000 5.343.050.000,00 1.820.085.600,00

3 Kabupaten Bantul 66.000 12.707.240.000,00 5.245.675.190,00

4 Kabupaten Kulon Progo 19.500 3.423.280.000,00 489.604.700,00

Page 42: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

27

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

NO. KABUPATEN/KOTA Target

(bidang)

Anggaran Realisasi

(Rp) (Rp)

5 Kabupaten Gunungkidul

152.000 31.394.930.000,00 11.750.177.795,00

Jumlah 270.000 53.191.350.000,00 19.325.264.685,00

Realisasi penggunaan dana PBT sampai dengan triwulan II tahun

2019 sebesar Rp19.325.264.685,00 atau 36,33% dari anggaran yang

digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

NO. KEGIATAN TOTAL

(Rp)

(1) Penyuluhan 2.877.994.390,00

(2) Pengukuran 16.447.270.295,00

Jumlah 19.325.264.685,00

2) Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT)

Target dan realisasi anggaran Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) pada

Kantor Wilayah ATR Badan Pertanahan Nasional Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

NO. KABUPATEN/K

OTA TARGET

SHAT

ANGGARAN

(Rp)

REALISASI

(Rp)

(1) Kota Yogyakarta 1.000 115.920.000,00 3.000.000,00

(2) Kabupaten Sleman

30.000 3.328.650.000,00 122.914.400,00

(3) Kabupaten Bantul

66.000 7.501.770.000,00 409.115.280,00

(4) Kabupaten Kulon Progo

10.000 1.159.200.000,00 224.197.920,00

(5) Kabupaten Gunungkidul

28.000 3.245.760.000,00 -

Jumlah 135.000 15.351.300.000,00 759.227.600,00

Realisasi penggunaan dana SHAT sampai dengan triwulan II tahun

2019 sebesar Rp759.227.600,00 atau 4,95% dari anggaran sebesar

Rp15.351.300.000,00 yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Page 43: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

28

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

NO. KEGIATAN TOTAL

(Rp)

(1) Pendataan 345.146.350,00

(2) Pemeriksaan 410.243.450,00

(3) Penerbitan 3.837.800,00

Jumlah 759.227.600,00

b. Pelaksanaan PSN Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL),

meliputi:

1) Pemetaan Bidang Tanah (PBT), dalam proses pelaksanaan terdiri dari

kegiatan:

a) Penyuluhan pada stakeholder antara lain pemerintah kecamatan,

perangkat desa, masyarakat yang telah memiliki sertifikat maupun

yang belum memiliki sertifikat.

b) Pengukuran berupa pengumpulan data fisik yaitu mengukur fisik

tanah dan mencari informasi bidang tanah.

2) Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) belum dilaksanakan, terdiri dari

kegiatan:

a) Pendataan berupa pengumpulan data yuridis (KTP,KK, PBB, Surat

Kematian, Letter C) dan pendampingan terhadap kelompok

masyarakat dalam rangka melaksanakan pemberkasan data

yuridis.

b) Pemeriksaan atas berkas bidang tanah, data yuridis dan fisik oleh

panitia, pengumuman tentang fisik dan yuridis bidang tanah dan

pengesahan dilaksanakan 14 hari setelah pengumuman.

c) Penetapan hak atas bidang tanah.

d) Penerbitan sertifikat dan penyerahan.

e) Pelaporan berupa laporan pelaksanaan PTSL.

Capaian sampai dengan Triwulan II Tahun 2019 pada Kantor Wilayah

BPN DI Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Page 44: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

29

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Program PBT:

NO. KABUPATEN/KOTA TARGET PBT REALISASI

(1) Yogyakarta 2.500 180

(2) Sleman 32.500 24.319

(3) Bantul 68.500 52.027

(4) Kulon Progo 19.500 9.505

(5) Gunungkidul 147.000 96.202

TOTAL 270.000 182.233

Program SHAT:

NO. KABUPATEN/KOTA TARGET

SHAT K1 K2 K3 K4

(1) Yogyakarta 1.000 79 - 59 2741

(2) Sleman 30.000 3797 - - 5.009

(3) Bantul 66.000 6.037 - 8.097 5.004

(4) Kulon Progo 10.000 2.574 - 1.250 1.102

(5) Gunungkidul 28.000 3.353 - 45.592 5.048

TOTAL 135.000 15.840 - 54.998 18.904

- Kluster 1 (K1), atas bidang tanah yang data fisik dan data

yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan Sertifikat Hak atas

Tanah;

- Kluster 2 (K2), atas bidang tanah yang data fisik dan data

yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan Sertifikat Hak atas

Tanahnya namun terdapat perkara di Pengadilan dan/atau

sengketa;

- Kluster 3 (K3), atas bidang tanah yang data fisik dan data

yuridisnya tidak dapat dibukukan dan diterbitkan Sertifikat Hak

atas Tanah karena subjek dan/atau objek haknya belum

memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

Nomor 6 Tahun 2018;

Page 45: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

30

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

-

Kluster 4 (K4), atas bidang tanah yang objek dan subjeknya sudah

terdaftar dan sudah bersertifikat Hak atas Tanah, baik yang belum

dipetakan maupun yang sudah dipetakan namun tidak sesuai

dengan kondisi lapangan atau terdapat perubahan data fisik, wajib

dilakukan pemetaannya ke dalam Peta PTSL.

Sampai dengan Triwulan II Tahun 2019 Kantor Pertanahan yang telah

menerbitkan sertifikat adalah baru Kabupaten Bantul sebanyak 677

sertifikat.

c. Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional (PSN) atas Tanah Objek

Reforma Agraria (TORA) pada Program Redistribusi Tanah

Triwulan II Tahun 2019 pada Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang

(ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) D.I. Yogyakarta.

Penganggaran Program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) Tahun

2019 pada Program Redistribusi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)

pada Kantor Wilayah BPN Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai berikut:

NO. PROVINSI TARGET (BIDANG)

ANGGARAN

(Rp)

REALISASI

(Rp)

1 DI Yogyakarta 500 229.023.000,00 0

Pelaksanaan Proyek

Target dan realisasi Program Redistribusi Tanah sampai dengan

Triwulan II Tahun 2019 per Tanggal 30 Juni 2019 dirinci sebagai berikut:

NO. PROVINSI TARGET (BIDANG)

REALISASI (BIDANG)

PROGRES

(BIDANG)

1 DI Yogyakarta 500 0 0

Sampai dengan Triwulan II Tahun 2019, belum ada realisasi atas

Pelaksanaan Proyek TORA pada Program Sertifikat Redistribusi Tanah,

hal ini disebabkan tanah negara yang diharapkan bisa menjadi objek

sertifika tredistribusi tanah di wilayah D.I. Yogyakarta sangat terbatas

jumlahnya. Tanah yang diharapkan menjadi objek TOL (Tanah Objek

Landreform) adalah tanah bekas milik adat yang pernah dikuasai oleh

penjajahan Pemerintah Jepang pada tahun 1942 yang terletak di

Page 46: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

31

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Kab

Kabupaten Bantul, yang dikenal oleh masyarakat sebagai Tanah Tutupan

Jepang. Namun pada prosesnya tanah tersebut belum Clear dan Clean,

karena menurut Kasultanan Yogyakarta tanah tersebut merupakan Sultan

Ground.

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul sesuai dengan Surat No:

NT.02/962-34.02/X/2019, tanggal 13 Mei 2019 telah mengajukan usulan

lokasi dan target reditribusi ke Kepala Kantor Wilayah BPN D.I.

Yogyakarta menjadi 200 bidang. Kantor Wilayah BPN D.I. Yogyakarta

telah mengusul kanrevisi DIPA ke Sekretaris Jenderal Kementerian

ATR/BPN dengan surat nomor UP.01/1369-34/VI/2019 tanggal 27 Juni

2019 hal Usulan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun

Anggaran 2019, di dalam surat tersebut termasuk perubahan program

TORA dari 500 bidang menjadi 200 bidang.

Program sertifikast redistribusi tanah belum ada pencapaian target

keuangan maupun fisik sampai dengan Triwulan II Tahun 2019 karena

kesulitan mendapatkan tanah objek landreform di wilayah DIY yang akan

diredistribusikan pada masyarakat, sehingga Kanwil BPN DIY belum

dapat menetapkan lokasi program Sertifikat Redistribusi Tanah.

d. Pelaksananaan Proyek Strategis Nasional untuk Proyek Peremajaan

Perkebunan Rakyat pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

D.I. Yogyakarta.

Berdasarkan hasil Reviu pelaksanaan kegiatan Proyek Strategis Nasional

pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan D.I.Yogyakarta berupa

Proyek Peremajaan Perkebunan Rakyat untuk tanaman kakao dan lada,

disimpulkan bahwa Kegiatan Proyek Peremajaan Perkebunan Rakyat di

D.I.Yogyakarta dengan target output tahun 2019 yaitu peremajaan

tanaman kakao dan lada seluas 100 hektar dengan anggaran sebesar

Rp535.780.000,00 belum ada realisasi kegiatan per 31 Maret 2019.

Hambatan dan kendala pencapaian target 2019 disebabkan perubahan

nomenklatur Bidang Perkebunan di bawah Satuan Kerja Dinas

Kehutanan dan Perkebunan D.I. Yogyakarta, menjadi Bidang dari Satuan

Kerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan D.I. Yogyakarta sesuai

Page 47: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

32

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Per

Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019 tanggal 30

Juli 2018 sehingga dilakukan revisi DIPA yang berakibat mundurnya

pelaksanaan kegiatan proyek pada bulan Maret 2019.

5. Program Pengentasan Kemiskinan

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial

bersyarat kepada keluarga miskin (KM), atau dalam istilah internasional

dikenal sebagai Conditional Cash Transfer (CCT). PKH mulai dilaksanakan

di Indonesia pada tahun 2007, sebagai upaya membangun sistem

perlindungan sosial kepada keluarga miskin dan rentan, membantu

mengurangi beban pengeluaran keluarga dan meningkatkan kualitas

kesehatan dan pendidikan sebagai investasi bagi generasi masa depan.

Melalui PKH, keluarga miskin didorong untuk memiliki akses dan

memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan

gizi, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program

perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementaritas

secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi entry point

penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program

perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional. Dalam jangka panjang,

PKH diharapkan akan menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan

antar kelompok masyarakat. Karena PKH berpotensi sangat efektif dalam

memberikan dampak pengurangan kemiskinan dan kesenjangan untuk

setiap rupiah yang dikeluarkan, maka pemerintah memutuskan untuk

memperluas cakupan kepesertaan PKH, dari 3,5 juta keluarga pada tahun

2015 menjadi 6 juta keluarga (atau sekitar 9 persen dari jumlah penduduk)

pada akhir tahun 2016. Pada tahun 2018 cakupan kepesertaan PKH

diperluas menjadi 10 juta KPM (Kader Pembangunan Manusia).

Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk memanfaatkan instrumen

Program untuk Hasil (PforR) dari Bank Dunia agar program ini bisa secara

efektif mendukung agenda reformasi pemerintah di sektor bantuan sosial,

terutama yang berkaitan dengan program CCT atau PKH. Kementerian

Sosial yang bertugas sebagai pelaksana PKH juga bertanggung jawab atas

pelaksanaan pada Program untuk Hasil (PforR). Bank Dunia akan

Page 48: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

33

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

me

mencairkan dana senilai $200 juta selama empat tahun mendatang

berdasarkan capaian sembilan indikator terkait pencairan dana (DLI) untuk

PKH. Dengan mengaitkan pencairan dana dengan pencapaian hasil yang

nyata dan bisa diverifikasi, fokus PforR berubah dari pembiayaan input

menjadi pembiayaan pencapaian atas hasil, yang melibatkan konsensus

lintas sektoral untuk melaksanakan reformasi.

Kegiatan pengawasan program pengentasan kemiskinan dilakukan untuk

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa asersi atas ketercapaian

Disbursment Link Indicator (DLI) Program Keluarga Harapan (PKH) yang

terdapat dalam laporan yang disampaikan oleh Kementerian Sosial, telah

sesuai dengan Protokol Perhitungan DLI yang telah disepakati Bank Dunia,

dihitung secara akurat dengan bukti-bukti yang relevan dan memadai, yang

ditungkan dalam 4 T, yaitu tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, dan

tepat administrasi.

Kegiatan pengawasan dilakukan melalui verifikasi pada pencapaian DLI

yang dilaporkan oleh Kementerian Sosial secara tahunan dalam rangka

pencairan pinjaman dari Bank Dunia sesuai dengan target yang ditetapkan

dalam Loan Agreement. Terdapat sembilan Indikator Terkait Pencairan Dana

(DLI), yaitu :

a. DLI 1: Peningkatan SIM PKH yang telah diimplementasikan;

b. DLI 2: Proporsi kecamatan dengan keluarga penerima manfaat PKH

yang beralih ke metode pembayaran non-tunai;

c. DLI 3: Impementasi peningkatan sistem penanganan keluhan (Grievance

Redress System, GRS) setelah dilakukannya evaluasi terhadap uji coba

(piloting);

d. DLI 4: Proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang verifikasi

pemenuhan persyaratannya telah dicatat dalam SIM PKH;

e. DLI 5: Proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang menerima

program-program bantuan sosial komplementer lainnya;

f. DLI 6: Proporsi penerima manfaat PKH yang nomor NIK-nya telah

diverifikasi;

Page 49: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

34

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

g. DLI 7: Jumlah kelompok ibu peserta PKH yang telah menerima

Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2/FDS) oleh

fasilitator terlatih;

h. DLI 8: Jumlah keluarga penerima manfaat PKH;

i. DLI 9: Rasio jumlah keluarga peserta PKH terhadap jumlah keluarga

sasaran di Papua dan wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah terpencil

lainya oleh Kementerian Sosial.

Verifikasi dan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan prioritas

nasional dilaksanakan pada Kabupaten Bantul, DLI yang diverifikasi adalah

DLI nomor 2, 4, 5, 6, 7 dan 9.

Hasil Verifikasi Pencapaian Disbursement Link Indicator (DLI) dan Evaluasi

Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2018 pada Kabupaten Bantul

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Penyaluran Dana PKH Tahun 2018 untuk Kabupaten Bantul adalah sebagai

berikut:

No. Tahap

Penyaluran Bank

Penyalur SP2D Realisasi Penyaluran

KPM Jumlah (Rp.) KPM Jumlah (Rp.) 1. Tahap I BNI 68.877 34.438.500.000 68.509 34.254.500.000

BRI 2 1.000.000 2 1.000.000 Mandiri 2 1.000.000 2 1.000.000

2. Tahap II BNI 68.397 34.198.500.000 68.011 34.005.500.000 BRI 2 1.000.000 2 1.000.000 Mandiri 2 1.000.000 2 1.000.000

3. Tahap III BNI 68.166 34.083.000.000 67.992 33.996.000.000 BRI 2 1.000.000 2 1.000.000 Mandiri 2 1.000.000 2 1.000.000

4. Tahap IV BNI 62.257 17.147.511.950 62.257 17.147.511.950 BRI 2 532.700 2 532.700 Mandiri 2 532.700 2 532.700

Jumlah 119.874.577.350 119.410.577.350

Perbedaan antara SP2D dengan realisasi penyaluran tersebut karena

adanya gagal transfer dari pihak Bank Penyalur ke rekening KPM. Pihak

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak beserta

Pelaksana PKH (PPKH) Kabupaten Bantul telah mengkonfirmasi mengenai

hal tersebut ke pihak Bank Penyalur Kabupaten Bantul namun Bank

Penyalur Kabupaten Bantul hanya menyampaikan beberapa kemungkinan-

kemungkinan alasan gagal transfer seperti perbedaan nama KPM di SP2D

Page 50: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

35

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

den

dengan di rekening dan adanya kesalahan NIK KPM, karena penyaluran

dilakukan oleh Himpunan Bank Negara (HIMBARA) Pusat.

Atas laporan kinerja pencapaian DLI yang disampaikan oleh Kementerian

Sosial tahun 2018, berdasarkan hasil verifikasi pencapaian DLI untuk

Kabupaten Bantul sebagai berikut:

No Disbursement Linked

Indicator

Target

Nasional 2018

Capaian DLI

untuk Kab.

Bantulberdasark

an Laporan

Kementerian

Sosial

Simpulan Hasil

Verifikasi

1 DLI 1 – Peningkatan SIM PKH yang telah diimplementasikan

Rencana Aksi Peningkatan diimplementasikan secara memuaskan

2 DLI 2 - Proporsi kecamatan dengan keluarga penerima manfaat PKH yang beralih ke metode pembayaran non-tunai;

39%

17 kecamatan dari Populasi sebanyak 17 kecamatan (100%)

Asersi atas Capaian DLI 2 pada Kab. Bantul dapat diyakini kewajaran pencapaiannya

3 DLI 3 – Impementasi Peningkatan Sistem Penanganan Keluhan (Grievance Redress System, GRS) setelah dilakukannya evaluasi terhadap uji coba (piloting)

Uji coba (pilot) diimplementasikan dan dievaluasi

4 DLI – 4 Proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang verifikasi pemenuhan persyaratannya telah dicatat dalam SIM PKH

75%

7.428 KPM dari Populasi Sebanyak 256.524 KPM (3%)

Asersi atas Capaian DLI 4 pada Kab/Kota tidak dapat diyakini kewajaran pencapaiannya

5 DLI – 5 Proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang menerima program-program bantuan sosial komplementer lainnya

70%

49.613 KPM dari Populasi Sebanyak 256.524 KPM (19%)

Asersi atas Capaian DLI 5 pada Kab/Kota dapat diyakini kewajaran pencapaiannya

6 DLI – 6 Proporsi penerima manfaat PKH yang nomor NIK-nya telah diverifikasi

90%

243.079 jiwa dari populasi anggota KPM PKH sebanyak 256.524 Jiwa (95%)

Asersi atas Capaian DLI 6 pada Kab/Kota dapat diyakini kewajaran pencapaiannya

Page 51: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

36

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

No Disbursement Linked

Indicator

Target

Nasional 2018

Capaian DLI

untuk Kab.

Bantulberdasark

an Laporan

Kementerian

Sosial

Simpulan Hasil

Verifikasi

7 DLI – 7 Jumlah kelompok ibu peserta PKH yang telah menerima Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2/FDS) oleh fasilitator terlatih

56.000 kelompok

2007 kelompok Asersi atas Capaian DLI 7 pada Kab/Kota tidak dapat diyakini kewajaran pencapaiannya

8 DLI – 8 Jumlah keluarga penerima manfaat PKH

7 juta KPM

9 DLI – 9 Rasio jumlah keluarga peserta PKH terhadap jumlah keluarga sasaran di Papua dan wilayah lainnya yang ditetapkan sebagai wilayah terpencil oleh Kementerian Sosial.

70%

Provinsi D.I. Yogyakarta tidak termasuk dalam wilayah PKH Akses.

Dari enam indikator DLI yang diverifikasi, tiga indikator DLI dapat diyakini

kewajaran pencapaiannya, sedangkan tiga indikator DLI masih perlu

perbaikan yaitu:

a. DLI 4

Proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang verifikasi pemenuhan

persyaratannya telah dicatat dalam SIM PKH.

Pencapaian DLI 4 berdasarkan data dari Kementerian Sosial pada

Kabupaten Bantul tahun 2018, sebanyak 7.428 KPM PKH atau 3% dari

256.524 KPM PKH verifikasi kondisionalitasnya telah dicatat dalam PKH

SIM PKH.

Hasil verifikasi berdasarkan Berita Acara Final Closing Pembayaran

Tahap I - IV pada Kabupaten Bantul dan bukti-bukti pendukung berupa

formulir verifikasi serta konfirmasi ke lapangan menunjukkan kondisi

sebagai berikut:

No Kecamatan

KPM yang Kondisionalitas

nya Telah Diverifikasi

Berdasarkan data Kemensos

Hasil Verifikasi

Jumlah KPM Uji

Petik

Jumlah KPM Uji Petik yang

Kondisionalitasnya Telah Sesuai

dengan Laporan Kemensos

Jumlah KPM Uji Petik yang

Kondisionalitasnya tidak Sesuai

dengan Laporan Kemensos

%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (5/4) 1 Banguntapan 55 4 2 2 50

Page 52: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

37

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

No Kecamatan

KPM yang Kondisionalitas

nya Telah Diverifikasi

Berdasarkan data Kemensos

Hasil Verifikasi

Jumlah KPM Uji

Petik

Jumlah KPM Uji Petik yang

Kondisionalitasnya Telah Sesuai

dengan Laporan Kemensos

Jumlah KPM Uji Petik yang

Kondisionalitasnya tidak Sesuai

dengan Laporan Kemensos

%

2 Pandak 599 0 0 0 0 3 Pleret 77 3 0 3 0 4 Sewon 402 3 0 3 0

Jumlah 1.133 10 2 8 20

Berdasarkan hasil verifikasi uji petik di atas, dari keseluruhan 80 KPM uji

petik hanya terdapat 10 KPM yang terdaftar di data By Name By Addres

(BNBA) DLI 4 Kemensos.

Tingkat keyakinan terhadap data Kemensos terkait DLI 4 rata-rata

sebesar 20% atau tidak dapat diyakini kewajarannya.

b. DLI 5

Proporsi keluarga penerima manfaat PKH yang menerima program-

program bantuan sosial komplementer utama (Rastra, PBI, dan PIP).

Pencapaian DLI 5 pada Kabupaten Bantul tahun 2018 berdasarkan data

dari Kementerian Sosial, sebanyak 49.613 KPM PKH dari populasi

sebanyak 256.524 KPM PKH di Kabupaten Bantul telah menerima

seluruh program bantuan sosial komplementer utama (Rastra/BPNT, PBI

KIS, dan PIP/KIP).

Hasil verifikasi berdasarkan dokumen yang ada di PPKH Kabupaten

Bantul dan konfirmasi lapangan menunjukkan kondisi sebagai berikut:

No Kecamatan

KPM yang telah menerima

seluruh program

bantuan sosial komplementer

utama Berdasarkan

data Kemensos

Hasil Verifikasi

Jumlah KPM Uji

Petik

Jumlah KPM Uji

Petik yang Komplemen-taritasnya

Telah Sesuai

Laporan Kemensos

Jumlah KPM Uji Petik yang Komplemen-

taritasnya tidak Sesuai

Laporan Kemensos

%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (5/4) 1 Banguntapan 2.367 24 24 0 100 2 Pandak 3.538 9 6 3 67 3 Pleret 3.944 23 23 0 100 4 Sewon 4.470 17 16 1 95

Jumlah 14.319 73 69 4 95

Berdasarkan hasil verifikasi uji petik di atas, dari keseluruhan 80 KPM

uji petik terdapat 73 KPM terdaftar di data BNBA DLI 5 Kemensos.

Page 53: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

38

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Tingkat keyakinan terhadap data Kemensos terkait DLI 5 rata-rata

sebesar 95% atau dapat diyakini kewajarannya.

Namun demikian, masih terdapat 4 KPM uji petik yang

komplementaritasnya tidak sesuai dengan laporan Kemensos.

c. DLI 7

Jumlah kelompok ibu peserta PKH yang telah menerima Pertemuan

Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2/FDS) oleh fasilitator terlatih.

Pencapaian DLI 7 pada Kabupaten Bantul tahun 2018 berdasarkan

data dari Kementerian Sosial sebanyak 2.007 kelompok KPM,

sedangkan capaian pada empat kecamatan uji sebanyak 602 kelompok

KPM PKH telah menerima materi P2K2/FDS dari fasilitator terlatih.

Hasil verifikasi berdasarkan dokumen dan wawancara dengan

kelompok PKH dan fasilitator menunjukkan kondisi sebagai berikut:

No Kecamatan

Jumlah KPM PKH

telah memperoleh

FDS dari Fasilitator

terlatih sesuai

Kemensos

Hasil Verifikasi

Jumlah Kelompok KPM yang di Uji Petik

Jumlah KPM Uji

Petik yang Perolehan FDSnya

telah Sesuai

Laporan Kemensos

Jumlah KPM Uji

Petik yang Perolehan FDSnya belum Sesuai

Laporan Kemensos

%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (5/4) 1 Pandak 184 2 1 1 50 2 Pleret 120 3 1 2 100 3 Banguntapan 158 6 3 3 50 4 Sewon 140 4 0 4 0

Jumlah 602 15 5 10 33

Dari hasil verifikasi uji petik di atas, terdapat 8 kelompok KPM yang

kondisi perolehan P2K2/FDS-nya tidak sesuai dengan laporan

Kemensos.

Tingkat keyakinan terhadap data Kemensos terkait DLI7 sebesar 33%

atau tidak dapat diyakini kewajarannya.

Sedangkan dari hasil Evaluasi atas Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2018 pada Kabupaten Bantul,

telah memberikan keyakinan yang memadai bahwa asersi atas

petercapaian Disbursment Link Indicator (DLI) Program Keluarga Harapan

(PKH) yang terdapat dalam laporan yang disampaikan oleh Kementerian

Page 54: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

39

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Sos

Sosial, telah sesuai dengan Protokol Perhitungan DLI yang telah disepakati

Bank Dunia, dihitung secara akurat dengan bukti-bukti yang relevan dan

memadai, yaitu tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat

administrasi.

Evaluasi atas Pelaksanaan Family Development Session (FDS), dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan family development session (FDS) PKH

pada Kabupaten Bantul telah dilaksanakan secara memadai dan telah

sepenuhnya efektif dalam mendorong perubahan perilaku KPM. Evaluasi

atas Efektivitas Pencapaian Tujuan Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Program Keluarga Harapan (PKH).

Evaluasi atas Efektivitas Pencapaian Tujuan Penyaluran Bantuan Sosial Non

Tunai Program Keluarga Harapan (PKH), dapat disimpulkan bahwa

penyaluran bantuan sosial non tunai PKH pada Kabupaten Bantul belum

sepenuhnya efektif dalam pencapaian tujuan program, yaitu belum

sepenuhnya efektif dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan.

Selain hal-hal yang telah diungkap di atas masih dijumpai adanya

permasalahan yaitu:

a. Terdapat Perbedaan Data Terkait Pemenuhan Kondisionalitas

(DLI 4) pada masing-masing Komponennya.

Berdasarkan hasil verifikasi pada 8 KPM dijumpai adanya perbedaan

terkait pemenuhan kondisionalitas (DLI 4) antara data Kemensos

dengan data di lapangan.

Ketidaksesuaian terjadi pada komponen “Jumlah Anak SD”, “Jumlah

Anak SMP”, dan “Jumlah Anak SMA”.

Hal ini disebabkan belum dilakukannya rekonsiliasi data antara PPKH

Kabupaten Bantul dengan Kemensos secara rutin.

b. Terdapat Perbedaan Data Terkait Komplementaritas (DLI 5).

Berdasarkan hasil verifikasi pada empat KPM dijumpai adanya

perbedaan terkait komplementaritas (DLI 5) antara data Kemensos

dengan data di lapangan.

Hal ini disebabkan belum dilakukannya rekonsiliasi data antara PPKH

Kabupaten Bantul dengan Kemensos secara rutin.

Page 55: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

40

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

c. Terdapat Perbedaan Data Jumlah Kelompok KPM yang Mengikuti

P2K2/FDS dan Data Pelatihan Pendamping (DLI 7).

1) Jumlah Kelompok KPM yang Mengikuti P2K2/FDS.

Berdasarkan hasil konfirmasi terhadap pendamping yang diuji petik,

diketahui adanya perbedaan jumlah kelompok KPM yang telah

mengikuti P2K2/FDS antara data Kemensos dengan data di

lapangan.

Hal ini disebabkan belum dilakukannya rekonsiliasi data antara

PPKH Kabupaten Bantul dengan Kemensos secara rutin.

2) Pelatihan Pendamping.

Berdasarkan hasil verifikasi uji petik terhadap 10 pendamping pada

empat kecamatan, diketahui bahwa terdapat perbedaan data

pelatihan yang diperoleh pendamping dalam data Kemensos

dengan data di lapangan.

Hal ini disebabkan belum dilakukannya rekonsiliasi data

kompetensi pendamping antara PPKH Kabupaten Bantul dengan

Kemensos.

Atas permasalahan penyaluran bantuan sosial non tunai Program Keluarga

Harapan (PKH) Tahun 2018 di Kabupaten Bantul telah diberikan

rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti.

6. Monitoring Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta

Kegiatan monitoring pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta

dilakukan setiap akhir triwulan untuk mengidentifikasi permasalahan dan

menyarankan solusi untuk kelancaran, akuntabilitas, dan efektivitas

pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

Hasil monitoring pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta dapat

disampaikan sebagai berikut:

a. Kemajuan fisik pekerjaan per 30 Juni 2019 53,56% dari target bobot per

30 Juni 2019 sebesar 91,21% dan sebesar 48,86% dari target bobot total

sebesar 100%.

b. Permasalahan pengosongan lahan telah dapat diselesaikan.

Bangunan masjid pengganti Masjid Al Hidayah di Desa Palihan telah

diserahterimakan kepada Nadzir sesuai Berita Acara serah terima Nomor

Page 56: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

41

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

BA-

BA-292/LB.05.01/2018/PPJOG tanggal 3 Desember 2018. Bangunan

lama masjid Al Hidayah di area bandar udara telah dibongkar tanggal 12

Desember 2018.

c. IMB Bandar Udara Internasional Yogyakarta masih belum terbit.

d. Sertifikat Lahan Bandara masih dalam proses penerbitan oleh BPN.

e. Pekerjaan Persiapan Pembangunan Infrastruktur Bandar Udara Baru di

Kulon Progo Yogyakarta telah selesai dilaksanakan dan telah dilakukan

appraisal oleh Tim Appraisal Independent Fakultas Teknik Universitas

Gadjah Mada.

f. Terdapat perbedaan nilai antara pengajuan PT. Pembangunan

Perumahan (Persero) dengan hasil appraisal Tim UGM dan atas

perbedaan tersebut telah dilakukan Evaluasi Hambatan Kelancaran

Pembangunan oleh BPKP Pusat dengan simpulan nilai pekerjaan

persiapan sebesar Rp380.409.264.000,00 (pembulatan sebelum PPN)

dan telah dibayarkan sebesar Rp311.085.811.454,00.

g. Masih terdapat DED Pekerjaan Konstruksi Bandara yang dibuat oleh PT.

PP KSO yang belum disetujui oleh PMSC dan PT. Angkasa Pura I.

Terhadap pemasalahan yang ditemukan telah disampaikan kepada Project

Manager Proyek Pembangunan Bandar Udara Baru Internasional

Yogyakarta untuk ditindaklanjuti.

7. EvaIuasi Penggunaan Dana Desa dan SILPA Dana Desa

Evaluasi penggunaan dana desa dan SILPA dana desa dilakukan untuk

menilai kesesuaian penggunaan dana desa dengan prioritas yang ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 16 Tahun 2018, menilai

ketepatan penggunaan dana desa bagi pembangunan infrastruktur yang

produktif dengan pola padat karya dan pemberdayaan masyarakat desa,

serta mengidentifikasi SILPA dana desa dan penyebab tidak terealisasinya

anggaran belanja yang bersumber dari dana desa.

Evaluasi yang dilakukan mencakup realisasi penggunaan dana desa tahun

2018 dan SILPA dana desa tahun 2017 sampai dengan tanggal 31

Desember 2017 serta evaluasi dana desa triwulan I Tahun 2019.

Page 57: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

42

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Kegiatan evaluasi penggunaan dana desa dan SILPA dana desa

dilaksanakan pada enambelas desa di tiga kabupaten di wilayah D.I.

Yogyakarta, yaitu Kabupaten Gunungkidul (Desa Candirejo, Desa Pacarejo

Kecamatan Semanu; Desa Umbulrejo, Desa Ganjahan Kecamatan Ponjong;

Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo; Desa Bleberan, Kecamatan Playen;

Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk; Desa Girikarto, Kecamatan

Panggang) dan Kabupaten Sleman (Desa Sambirejo Kecamatan

Prambanan; Desa Triharjo Kecamatan Sleman; Desa Trihanggo Kecamatan

Gamping; Desa Wonokerto Kecamatan Turi) serta Kabupaten Kulon Progo

(Desa Tanjungharjo, Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan, Desa

Kedondang dan Desa Kaligintung Kecamatan Temon).

Hasil evaluasi penggunaan dana desa tahun 2018 dan SILPA dana desa

tahun 2017 serta dana desa triwulan I Tahun 2019 dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Masih terdapat keterlambatan transfer Dana Desa tahap I dari rekening

RKUD ke RKD karena keterlambatan penyerahan persyaratan pencairan

Dana Desa oleh desa ke Bupati.

b. Pencairan Dana Desa dari Rekening Kas Desa yang tidak sesuai

prosedur karena pencairan dari Rekening Kas Desa ke pelaksana

kegiatan tidak didukung dengan pengajuan SPP, laporan perkembangan

pelaksanaan kegiatan dan bukti-bukti pendukung.

c. Masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan

jasa, antara lain:

1) Item pekerjaan berupa pemasangan prasasti belum selesai pada

kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan peningkatan prasarana

jalan desa di Desa Sambirejo.

2) Terdapat kelebihan pembayaran kepada supplier pengadaan

material pembangunan infrastruktur jalan di Desa Bejiharjo,

Kecamatan Karangmojo, dan Desa Kedondang Kecamatan Temon.

3) Kegiatan Pelatihan Pengelolaan BUMDes dengan belum terlaksana

di Desa Girikarto.

Page 58: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

43

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

4) Tertundanya pelaksanaan Pembangunan Perpustakaan/Taman

Bacaan yang sudah dimulai dengan perataan tanah di Desa

Girikarto.

5) Terdapat pengadaan material untuk kegiatan rehabilitasi rumah

tidak layak huni yang belum dibuatkan kontrak/SPK.

d. Terdapat penganggaran yang tidak maksimal sesuai alokasi Dana Desa

karena perangkat desa belum mampu merencanakan kegiatan yang

bersifat prioritas.

e. Administrasi terkait pengelolaan BUMDes masih kurang sempurna,

antara lain:

1) Dokumen serah terima asset kelolaan BUMDes dari desa belum

dibuat.

2) Investasi yang dilakukan BUMDes Wonokerto ke Desa Wisata

belum belum disertai perjanjian kerjasama.

3) Pembentukan dan penyertaan modal BUMDes Sambimulyo belum

didukung dengan peraturan desa.

4) Penyertaan Modal pada BUMDes belum didukung dengan dokumen

Berita Acara Serah Terima (BAST) pada Desa Nglanggeran dan

Desa Bleberan.

f. Dana Desa dianggarkan untuk bidang diluar prioritas penggunaan Dana

Desa.

g. Realisasi pelaksanaan program padat karya tunai dengan dana desa

belum sesuai dengan ketentuan yaitu HOK minimal 30%.

Terhadap permasalahan-permasalahan yang dijumpai pada evaluasi

penggunaan dana desa dan SILPA dana desa, telah diberikan saran-saran

perbaikan kepada tiap-tiap kepala desa sebagaimana termuat dalam laporan

hasil evaluasi penggunaan dana desa tahun 2018 dan SILPA dana desa

tahun 2017 serta evaluasi dana desa triwulan I Tahun 2019.

B. PENINGKATAN KONTRIBUSI RUANG FISKAL

Kontribusi peningkatan ruang fiskal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan yang bertujuan untuk

meningkatkan kontribusi penerimaan negara/daerah, atau menjadikan

Page 59: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

44

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

pen

pengeluaran negara/daerah lebih efisien beserta solusi permasalahan yang

menghambat penerimaan negara/daerah.

Periode Semester I tahun 2019 tidak terdapat kegiatan untuk meningkatkan

kontribusi ruang fiskal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. PENGAMANAN ASET NEGARA

Pengawasan atas pengamanan aset negara/daerah dilakukan bersama

dengan Aparat Penegak Hukum (APH), yaitu Kepolisian dan Kejaksaan dengan

tujuan memberikan kontribusi dalam upaya represif pemberantasan KKN yang

dilaksanakan dengan mengungkap kasus/pelanggaran yang diduga merugikan

keuangan negara melalui audit investigatif, audit dalam rangka penghitungan

kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli. Selain itu juga

dilakukan kegiatan membangun sistem pencegahan kecurangan (Fraud Control

Plan) berupa Penilaian Risiko Kecurangan (Fraud Risk Assessment).

1. Audit Investigatif.

Pada semester I tahun 2019, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

tidak melakukan audit investigatif. Dugaan kasus/pelanggaran yang diduga

merugikan keuangan negara sebagian besar telah mampu dilakukan oleh

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah (Inspektorat Kabupaten/Kota

di D. I. Yogyakarta).

2. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN).

Pada semester I tahun 2019, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

tidak melakukan audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan

negara atas kasus yang berindikasi merugikan keuangan negara untuk

menyatakan pendapat mengenai nilai kerugian negara yang timbul dari

kasus penyimpangan guna mendukung tindakan litigasi atas permintaan

APH. Dugaan kasus/pelanggaran yang diduga merugikan keuangan negara

sebagian besar telah mampu dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah Daerah (Inspektorat Kabupaten/Kota di D. I. Yogyakarta).

3. Pemberian Keterangan Ahli (PKA).

Pemberian keterangan ahli bertujuan untuk memberikan pendapat

berdasarkan keahlian di bidang akuntansi dan auditing dalam suatu kasus

Page 60: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

45

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

TP

TPK dan/atau perdata untuk membuat jelas suatu kasus bagi penyidik

dan/atau hakim.

Dalam semester I tahun 2019, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta melakukan kegiatan pemberian keterangan ahli pada instansi

penyidik kepolisian dan kejaksaan di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak

tiga kali dari tiga kasus sebagaimana tampak pada tabel dan keterangan di

bawah:

Pemberian Keterangan Ahli

No Instansi Penyidik Jumlah

Kasus PKA

1 Kejaksanaan Tinggi D.I. Yogyakarta 2 2 2 Polda D.I Yogyakarta 1 1 Jumlah 3 3

Pemberian keterangan ahli sebanyak 3 kasus di hadapan Penyidik

Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Polda Daerah Istimewa

Yogyakarta, dilakukan untuk melengkapi berkas perkara yang akan

diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum.

4. Penilaian Risiko Kecurangan (Fraud Risk Assessment).

Dalam rangka mengimplementasikan Peraturan Pemerintah No 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP sebagai

pembina penyelenggaraan SPIP dan sebagai upaya memitigasi dampak

kecurangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam program

pemerintah, dalam semester I tahun 2019 Perwakilan BPKP D.I Yogyakarta

telah melakukan penilaian risiko kecurangan untuk meningkatkan kualitas

penerapan sistem pencegahan kecurangan pada dua Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) di Kabupaten Sleman, sebagai berikut:

a. Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman.

b. Kegiatan Pengelolaan Perparkiran dan Pembangunan Penerangan Jalan

Umum (PJU) yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten

Sleman.

Page 61: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

46

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Proses penilaian risiko kecurangan dilakukan dalam empat tahap kegiatan

meliputi:

a. Identifikasi risiko fraud organisasi;

b. Penilaian signifikansi/dampak adanya risiko dan tingkat keterjadian

suatu risiko;

c. Peningkatan dan status risiko meliputi sangat rendah, rendah, moderat,

tinggi dan sangat tinggi,

d. Penanganan resiko residual dengan pengendalian yang dibutuhkan

untuk meminimalkan tingkat risiko yang teridentifikasi.

Hasil penilaian risiko kecurangan tersebut saat ini masih dalam proses

penyusunan laporan.

D. PENINGKATAN GOVERNANCE SYSTEM

Peningkatan kualitas governance system dilakukan melalui kegiatan

assurance dan consulting di lingkungan instansi pemerintah, baik pusat

maupun daerah, termasuk pada korporasi/badan usaha milik daerah dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja,

penguatan kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dan

penguatan proses tata kelola, manajemen risiko dan sistem pengendalian intern

pemerintah dan korporasi.

1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pemerintah dan

Korporasi

Kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah daerah pada tahun anggaran

2018 secara umum sudah semakin membaik dan perlu dipertahankan. Hal

tersebut ditunjukkan dari perolehan opini laporan keuangan pemerintah

daerah (LKPD) di wilayah DIY tahun anggaran 2018 yang seluruhnya telah

memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK RI.

Perkembangan opini LKPD selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

No Pemerintah Daerah Opini LKPD

2014 2015 2016 2017 2018 1. Daerah Istimewa Yogyakarta WTP WTP WTP WTP WTP 2. Kota Yogyakarta WTP WTP WTP WTP WTP 3. Kabupaten Bantul WTP WTP WTP WTP WTP

Page 62: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

47

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

No Pemerintah Daerah Opini LKPD

2014 2015 2016 2017 2018 4. Kabupaten Sleman WTP WTP WTP WTP WTP 5. Kabupaten Kulon Progo WTP WTP WTP WTP WTP 6. Kabupaten Gunungkidul WDP WTP WTP WTP WTP Sumber: website BPK RI (www.bpk.go.id) dan Kabupaten/kota di DIY

Dalam upaya mempertahankan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja

pada pemerintah daerah di wilayah D.I. Yogyakarta, Perwakilan BPKP D.I.

Yogyakarta telah melakukan beberapa kegiatan dan upaya sebagai berikut:

a. Bimbingan dan Konsultasi Reviu Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

Kegiatan bimbingan dan konsultasi reviu laporan keuangan pemerintah

daerah dilakukan untuk memberikan pemahaman dan transfer

pengetahuan (transfer of knowledge) tentang reviu laporan keuangan

pemerintah daerah berbasis akrual kepada tim reviu Inspektorat Daerah,

serta memberikan pemecahan permasalahan yang dijumpai dalam

pelaksanaan reviu laporan keuangan pemerintah daerah. Diharapkan

dengan peningkatan pemahaman mengenai reviu LKPD, Inspektorat

dapat mengimplementasikan teknik dan prosedur reviu secara memadai

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya selaku internal auditor

dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Selama semester I tahun 2019 telah dilaksanakan bimbingan dan

konsultansi reviu LKPD tahun anggaran 2018 dan LKJiP tahun anggaran

2018.

Dari enam pemerintah daerah di wilayah DIY, satu pemerintah daerah

menggunakan program aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah

(SIMDA) terintegrasi yang dikembangkan secara mandiri oleh BPKP yaitu

Kabupaten Kulon Progo. Aplikasi SIMDA terintegrasi digunakan untuk

mengelola keuangan pemda secara komprehensif meliputi sistem

keuangan (perencanaan lima tahun, perencanaan satu tahun,

penganggaran, pentausahaan, dan pelaporan, aset daerah dan

pendapatan daerah serta sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(SAKIP).

Page 63: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

48

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Dalam semester I tahun 2019 Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta telah

melakukan kegiatan bimbingan teknis berupa pendampingan reviu laporan

keuangan tahun 2018 pada Inspektorat Kabupaten Sleman;

b. Asistensi Pengelolaan Keuangan pada Pemda.

Kegiatan asistensi pengelolaan keuangan dilakukan untuk memberikan

pemahaman, meningkatkan kompetensi personil pengelola keuangan dan

memberikan alternatif solusi atas permasalahan yang dijumpai dalam

pelaksanaan pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Asistensi

pengelolaan keuangan pada pemerintah daerah dilaksanakan dalam

bentuk bimbingan teknis aplikasi SIMDA Terintegrasi yang

menggabungkan SIMDA Perencanaan, SIMDA Keuangan, SIMDA BMD

dan SIMDA Pendapatan, serta SAKIP. Bimbingan teknis penyusunan

laporan keuangan, narasumber penyusunan laporan keuangan, dan

pendampingan reviu laporan keuangan satker/OPD.

Dalam semester I tahun 2019 Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta telah

melakukan kegiatan asistensi berupa bimbingan teknis analisa laporan

keuangan OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, Kabupaten

Bantul dan Kabupaten Kulon Progo.

Meskipun seluruh pemda di wilayah DIY sudah memperoleh opini WTP

dari BPK RI, namun masih dijumpai beberapa hal yang perlu ditingkatkan

dalam pengelolaan keuangan, sebagai berikut:

1) Penatausahaan aset tetap dalam penerapan akuntansi basis akrual.

2) Penatausahaan OPD dan unit OPD yang menerapkan pola

pengelelolaan keuangan BLUD dalam pelaporan keuangan

konsolidasi.

Untuk mempertahankan opini WTP, pemerintah daerah perlu melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menetapkan SOP pelaksanaan penghapusan aset tetap sebagian dan

SOP atribusi biaya perolehan aset tetap.

2) Mendorong OPD secara berkala melakukan rekonsiliasi aset tetap

antara bendahara pengeluaran dengan pengurus barang, dan

terhadap perbedaan yang timbul agar diberikan penjelasan yang

memadai serta dituangkan dalam berita acara rekonsiliasi.

Page 64: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

49

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

2. Bimbingan dan Konsultasi Reviu Laporan Keuangan Instansi Vertikal

Kegiatan pendampingan penyusunan dan pendampingan reviu laporan

keuangan dilakukan untuk memberikan pemahaman, meningkatkan

kompetensi pengelola keuangan dan memberikan pemecahan permasalahan

yang dijumpai dalam pelaksanaan penyusunan dan reviu laporan keuangan

instansi vertikal yang berada di wilayah D.I. Yogyakarta. Kegiatan yang

dilaksanakan berupa pendampingan penyusunan dan reviu laporan

keuangan tahun 2018 Tingkat Satuan Kerja pada 28 Satker di lingkungan

Kepolisian Daerah DIY.

a. Hasil pendampingan penyusunan laporan keuangan adalah seluruh

satker di lingkungan Polda DIY telah menyusun LK Tahun 2018, namun

atas laporan keuangan tersebut masih memerlukan perbaikan pada

CaLK, khususnya pada penyajian angka-angka atau saldo yang

tercantum dalam LRA, LO, dan LPE.

b. Hasil pendampingan reviu laporan keuangan satker di lingkungan Polda

DIY oleh auditor Itwasda, sebanyak 28 laporan keuangan, dengan hasil

sebagai berikut:

1) Akun Kas.

Ditpamobvit, terdapat saldo akun kas di bendahara penerimaan

senilai Rp12.300.000,00 yang merupakan pembayaran dari pihak

ketiga atas jasa pengamanan objek vital yang diterima pada

tanggal 31 Desember 2018.

Atas saldo tersebut telah disetorkan ke kas Negara pada tanggal 4

Januari 2019, namun belum dijelaskan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.

2) Kas Lainnya dan Setara Kas.

Ditlantas, terdapat saldo kas lainnya dan setara kas merupakan

kelebihan pembayaran embosing yang tersimpan di pihak ketiga

dan baru disetorkan oleh rekanan tanggal 4 Januari 2019 senilai

Rp21.232.640,00, namun kondisi ini belum diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan keuangan.

3) Persediaan.

Page 65: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

50

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

a) Biro Logistik, belum melakukan opname persediaan per 31

Desember 2018, sehingga saldo persediaan belum dapat

diyakini kebenarannya.

b) Satker Ditreskrimsus, Saldo persediaan pada Neraca dicatat

senilai Rp1.000.100,00, terlalu rendah dari jumlah persediaan

pada akhir tahun 2018 berdasarkan stock opname senilai

Rp7.000.100,00. Hal ini disebabkan belum tercatatnya

persediaan amunisi yang berasal dari transfer masuk.

Pada umumnya saldo persediaan sesuai dengan Berita Acara

Opname Persediaan, namun tidak terdapat dokumen

pendukung untuk mutasi kurang persediaan.

4) Aktiva Tetap.

a) RS Bhayangkara Polda DIY, terdapat aset berupa bangunan

gedung poli mata seluas 23 x 9,5 m2 senilai Rp300.000.000,00

belum tercatat di SIMAK BMN. Pengurus barang belum

mengetahui dengan pasti status bangunan tersebut, apakah

hibah atau kerjasama operasi dengan PT. Sumatera Cahaya

Mandiri.

b) Polres Sleman, Aset dari Mabes Polri berupa 1 unit kendaraan

roda empat Patroli Pamobvit dan kelengkapannya, pengadaan

tahun 2016 senilai Rp466.176.428,00 belum tercatat dalam

SIMAK BMN karena tidak dilengkapi dengan ADK (Arsip Data

Komputer).

5) Aset Lainnya.

a) Satker Intelkam, aset tetap yang dihentikan penggunaannya

senilai Rp1.500.000,00 dibukukan sebagai aset tak berwujud.

b) Satker Spripim, terdapat tiga sepeda motor dengan nilai buku

Rp37.000.000,00 dan satu mobil dengan nilai buku

Rp30.000.000,00 yang sudah tidak digunakan lagi masih

tercatat sebagai aset tetap.

6) Utang kepada Pihak Ketiga.

RS Bhayangkara, saldo utang pada pihak ketiga pada neraca

tercatat Rp969.833.605,00, sedangkan berdasarkan penelusuran

Page 66: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

51

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

pad

pada dokumen pendukung, jumlah utang pada pihak ketiga senilai

Rp1.302.137.435,00 sehingga terdapat utang yang belum

dibukukan senilai Rp332.303.830,00.

Hal ini disebabkan terjadinya kesalahan input utang jasa medis

serta uang makan bulan Desember 2018.

7) Catatan atas Laporan keuangan.

a) Seluruh satker di lingkungan Polda DIY telah menyusun LK

Tahun 2018, namun RS Bhayangkara Polda DIY belum selesai

menyusun CaLK pada saat pendampingan.

Dari 28 Satker di lingkungan Polda DIY, hampir seluruhnya

belum mengungkapkan dengan memadai penyajian angka-

angka atau saldo dalam laporan keuangan pokok yatu: Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan

Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan

keuangan (CaLK).

Beberapa catatan tentang penyajian CaLK secara umum sbb:

(1) CaLK hanya menuangkan angka/saldo akun pada LK

pokok tanpa penjelasan.

(2) CaLK keliru menyajikan angka/saldo akun pada LK pokok,

antara lain masih menggunakan rincian laporan keuangan

tahun/semester sebelumnya.

(3) CaLK tidak memuat mutasi tambah dan mutasi kurang

untuk angka/saldo akun neraca.

(4) Untuk akun aktiva, terdapat ketidaksesuaian angka antara

CaBMN dan CaLK.

(5) CaLK belum mengungkapkan hal penting lainnya, antara

lain adanya dana Samsat yang dicatat di luar anggaran,

namun telah diatur dengan Peraturan Kapolri.

(6) CaLK belum dilengkapi lampiran.

(7) Catatan Barang Milik Negara belum dibuat.

b) Angka transfer masuk pada Laporan Perubahan Ekuitas tidak

disertai rincian perolehan pada CaLK, sehingga menyulitkan

Page 67: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

52

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

ketika melakukan uji silang angka transfer masuk dengan

penambahan persediaan, aktiva tetap dan akun terkait lainnya.

c) Penyajian Laporan keuangan Pokok pada CaLK tidak sesuai

dengan keluaran aplikasi, pada Dit Samapta, yaitu terdapat

saldo kas pada bendahara pengeluaran senilai

Rp84.917.000,00, sedangkan berdasarkan kas opname dan

rekening koran, saldo kas pada bendahara pengeluaran Nihil.

Hal ini disebabkan penyusun laporan keuangan keliru

memahami TUP yang dianggap sebagai kas di bendahara

pengeluaran.

Terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut di atas, kami

menyarankan kepada Kepala Kepolisian Daerah D.I. Yogyakarta agar:

a. Menginstruksikan kepada seluruh satker agar menyetorkan seluruh

kas/setara kas ke Kas Negara sebelum berakhirnya tahun anggaran

sehingga saldo kas nihil di akhir tahun anggaran.

b. Menginstruksikan Ditpamobvit dan Ditsatlantas untuk mengungkapkan

dalam CaLK mengenai penyetoran kas/setara kas yang telah dilakukan

dalam periode penyusunan laporan keuangan.

c. Menginstruksikan kepada seluruh satker agar melakukan pencatatan

atas mutasi tambah dan mutasi kurang persediaan dan melakukan

opname persediaan di akhir tahun anggaran yang disahkan oleh atasan

langsung pemegang barang.

d. Menginstruksikan pada RS Bhayangkara agar memastikan perjanjian

dengan PT. Sumatera Cahaya Mandiri terkait bangunan gedung poli

mata, dan mengkonsultasikan dengan KPKNL.

e. Menginstruksikan Polres Sleman untuk berkoordinasi dengan Mabes

Polri terkait aset yang belum lengkap administrasi data komputernya

agar dapat dicatat sebagai aset Polres Sleman.

f. Menginstruksikan Satker Intelkam dan Spripim untuk mereklasifikasi

aset-aset yang rusak dan dihentikan penggunaannya ke akun aset lain-

lain.

g. Menginstruksikan RS Bhayangkara untuk mengkoreksi Utang kepada

pihak ketiga menjadi senilai Rp1.302.137.435,00.

Page 68: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

53

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

h. Menginstruksikan kepada Bidang Keuangan untuk memantau

penyelesaian penyusunan/perbaikan Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK) pada seluruh satker di lingkungan POLDA DIY.

3. Audit Keuangan Proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.

Audit Laporan Keuangan Dana Bantuan Luar Negeri yang dilaksanakan

oleh Perwakilan BPKP DI Yogyakarta adalah Audit atas Laporan Keuangan

kegiatan yang dananya bersumber dari Bantuan Luar Negeri (Loan) sebagai

audit dukungan dalam rangka pemberian opini, menilai kecukupan dan

efektivitas pengendalian intern, serta menilai ketaatan terhadap ketentuan

Loan/Grant Agreement, melalui kegiatan audit sebagai berikut:

a. Audit Dukungan atas Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)/National Slum

Upgrading Project (NSUP) Loan IBRD No.8636-ID & 8213 ID pada Satker

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota Yogyakarta Tahun

Anggaran 2018 pada Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur

Permukiman (PIP) Kota Yogyakarta dan Satker Pengembangan Kawasan

Permukiman D.I. Yogyakarta. Berdasarkan hasil audit diperoleh simpulan

sebagai berikut:

1) Kota Yogyakarta

Terdapat kelemahan pendampingan baik dari Askot Infrastruktur

maupun Fasilitator Teknik dalam pelaksanaan kegiatan Program

Kotaku tahun 2018, dengan rincian sebagai berikut:

a) Terdapat pembelian bak sampah sejumlah 12 buah dengan total

harga Rp6.900.000,00, yang tidak sesuai dengan Pedoman

Program KOTAKU tahun 2018, yaitu Dana BDI tidak untuk

pembelian bak sampah.

b) Alokasi pendanaan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Desa

Condong Catur KSM Ngropoh Indah 1 sebesar Rp67.285.000,00

tidak sesuai dengan Pedoman Program KOTAKU tahun 2018,

yaitu dana BDI untuk pembuatan RTH maksimum 10% dari total

nilai BDI kegiatan KSM yang tertuang dalam SPPDL yaitu sebesar

Rp500.000.000,00 atau maksimal Rp50.000.000,00.

Page 69: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

54

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

c) Pada Desa Sidoagung terdapat pengadaan dua buah pompa air

dan asesorisnya untuk keperluan pemadam api namun tidak

diikuti dengan pembentukan tim penanggulangan kebakaran dan

belum pernah dilakukan uji coba pemakaian pompa tersebut.

d) Pada Desa Condong Catur KSM Ngropoh Indah 2 terdapat

pembuatan jalan aspalt hotmix sepanjang 287 M atau 883,7 M2

senilai Rp105.722.750,00, dimana pekerjaan tersebut dikontrakan

kepada pihak ketiga yaitu PT. Selo Progo Sakti dengan

penunjukan langsung tanpa dibentuk Tim Pengadaan oleh KSM

dan RAB yang disusun tidak berdasarkan survey harga ke 3 toko

pembanding.

e) Terdapat tiga desa yang memiliki saldo kas melebihi ketentuan

sampai lewat bulan, yaitu Desa Ambarketawang Rp94.076.800,00,

Condongcatur Rp 59.881.200,00, dan Sidoagung Rp47.971.600,-.

Sedangkan yang disyaratkan oleh Pedoman Program Kotaku

adalah dana saldo kas ditetapkan tidak lebih dari Rp5.000.000,00

dalam dua hari kerja.

f) Pembayaran termin pada Desa Bimomartani dari BKM ke KSM

dilakukan secara lima termin. Hal tersebut tidak sesuai dengan

tahapan pencairan dana dalam Pedoman Program Kotaku Tahun

2018 yang seharusnya dilakukan sebanyak tiga termin (60%, 30%,

10%).

g) Setelah dilakukan sampling pada Desa Sardonoharjo diketahui as

built drawing tidak dilengkapi dengan gambar site plan.

2) Daerah Istimewa Yogyakarta

a) Pengisian log book oleh fasilitator tidak lengkap

Berdasarkan uji petik atas dokumen pendukung pertanggung-

jawaban pembayaran gaji dan BOP fasilitator, terdapat pengisian

log book oleh fasilitator yang belum lengkap yaitu tidak tercantum

tanda tangan dan stempel lembaga/pihak yang

dikunjungi/didampingi oleh fasilitator.

Mengacu pada surat perjanjian antara fasilitator dengan satker

PKP pasal 2, salah satu kewajiban fasilitator adalah mengisi kartu

Page 70: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

55

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

ken

kendali (log book) untuk pelaksanaan tugas yang ditandatangani

oleh pelaku yang difasilitasi.

Kondisi tersebut disebabkan:

- Kekurang cermatan fasilitator dalam membuat log book.

- Kekurangtelitian verifikator (OSP, Korkot) dalam memverifikasi

kartu kendali (log book) yang di isi oleh fasilitator.

b) Administrasi laporan pertanggungjawaban kegiatan peningkatan

kapasitas Masyarakat belum sepenuhnya tertib.

Berdasarkan hasil audit atas laporan pertanggungjawaban

kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat, yang dilakukan

secara uji petik pada 12 BKM di dua Kabupaten, yaitu Sleman dan

Bantul, dengan rincian 8 BKM untuk pencegahan kumuh dan 4

BKM untuk peningkatan kualitas, dijumpai bahwa administrasi

laporan pertanggungjawaban kegiatan belum sepenuhnya tertib

yang terlihat dari hal-hal sebagai berikut :

(1) Beberapa bukti pengeluaran kegiatan pelatihan masyarakat di

atas Rp250.000,00 belum bermaterai. Kondisi ini terjadi di

beberapa desa, yaitu :

(a) Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul,

kegiatan Coaching clinic review perencanaan yaitu:

Bukti pengeluaran tanggal 15 September 2018 sebesar

Rp600.000,00.

(b) Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten

Sleman, kegiatan pengembangan media warga:

- Pembayaran tanggal 17 Juni 2018 sebesar

Rp1.400.000,00.

- Pembayaran tanggal 28 September 2018 sebesar

Rp500.000,00.

- Pembayaran tanggal 28 September 2018 sebesar

Rp500.000,00.

- Pembayaran tanggal 28 September 2018 sebesar

Rp540.000,00.

Page 71: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

56

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten

Sleman, kegiatan FGD Perubahan Sikap dan Perilaku yaitu

pembayaran tanggal 4 Agustus 2018 sebesar

Rp650.000,00.

(d) Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten

Sleman, kegiatan pengembangan media sosialisasi:

- Pembayaran tanggal 2 Agustus 2018 sebesar

Rp1.890.000,00.

- Pembayaran tanggal 30 Agustus 2018 sebesar

Rp490.000,00.

- Pembayaran tanggal 28 September 2018 sebesar

Rp560.000,00.

(e) Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman,

kegiatan pengembangan media sosialisasi:

- Pembayaran tanggal 28 September 2018 sebesar

Rp560.000,00.

- Pembayaran tanggal 29 Agustus 2018 sebesar

Rp490.000,00.

- Pembayaran tanggal 30 Juli 2018 sebesar

Rp1.890.000,00.

(f) Pelatihan BKM/LKM, Lurah dan Camat Se-Kabupaten

Sleman (75 BKM/LKM):

- Pembayaran tanggal 23 Oktober 2018 sebesar

Rp422.500,00.

- Pembayaran tanggal 25 September 2018 sebesar

Rp300.000,00.

(g) Pelatihan Ketrampilan Kontruksi dan Sertifikasi Tukang Se-

Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu pembayaran tanggal 17

Oktober 2018 sebesar Rp1.500.000,00.

Mengacu kepada PP nomor 24 Tahun 2000 tentang

perubahan tarif bea meterai dan besarnya batas

pengenaan harga nominal yang dikenakan bea meterai,

dinyatakan bahwa meterai 3000 untuk pengeluaran di atas

Page 72: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

57

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Rp250.000,00 s/d Rp1.000.000,00 dan meterai 6000 untuk

pengeluaran di atas Rp1.000.000,00.

(2) Terdapat pengeluaran yang belum dibuatkan Bukti Kas Keluar

(BKK).

Beberapa bukti pengeluaran kegiatan pelatihan masyarakat

belum dibuatkan Bukti Kas Keluar (BKK) dengan rincian

sebagai berikut:

(a) Pelatihan BKM/LKM, Lurah dan Camat Se-Kabupaten

Bantul :

- Biaya fotocopy dan jilid tanggal 4 September 2018

sebesar Rp375.000,00.

- Alat tulis kantor tanggal 6 September 2018 sebesar

Rp340.000,00.

- Spanduk tanggal 5 September 2018 sebesar

Rp160.000,00.

- Kertas plano tanggal 4 September 2018 sebesar

Rp75.000,00.

- Alat tulis kantor tanggal 6 September 2018 sebesar

Rp1.500.000,00.

- Fotocopy HVS tanggal 6 September 2018 sebesar

Rp2.225.000,00.

- Fotocopy dan jilid sebesar Rp1.000.000,00.

(b) Pelatihan BKM, Lurah/Kepala Desa dan Camat serta

pelatihan ketrampilan sebesar Rp2.360.000,00 dari Desa

Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

(c) Belum dilaksanakan pre test dan post test untuk setiap

jenis pelatihan. Kondisi ini terjadi di Desa Pleret,

Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul.

(d) Media sosialisasi/buletin belum mencantumkan logo

Kementrian PUPR dan logo Kotaku. Kondisi ini terjadi di

beberapa desa, antara lain:

Page 73: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

58

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

- Kabupaten Bantul terjadi di desa Banguntapan, desa

Potorono, desa Jambitan, Kecamatan Banguntapan, dan

desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret.

- Kabupaten Sleman terjadi di desa Caturtunggal

Kecamatan Depok.

Mengacu kepada Kerangka Acuan Peningkatan Kapasitas

Masyarakat (PKM) bahwa dalam buletin dicantumkan logo

KemenPUPR (pojok kiri atas) dan logo KOTAKU (pojok

kanan atas), alamat web KOTAKU: kotaku.pu.go.id,

Medsos: Twitter (kotakunasional), Facebook (kotaku

nasional), Instagram (kotaku.nasional), line

(kotakunasional) dan nomor Pengaduan PPM nomor

0817148048.

Kondisi di atas disebabkan oleh:

- Kekurangcermatan BKM dalam membuat laporan

pertanggungjawaban.

- Kekurang telitian tim verifikasi laporan pertanggung-

jawaban (SF, ASKOT, KMW) dalam memverifikasi

laporan pertanggungjawaban kegiatan peningkatan

kapasitas masyarakat maupun pencegahan kapasitas

masyarakat.

c) Kota Yogyakarta

(1) Terdapat pembelian barang tidak sesuai dengan RAB sehingga

mengakibatkan kelebihan pembayaran sebesar Rp3.000.000,00

Pada tahun 2018, terdapat pekerjaan pengadaan Tempat

Pembuangan Sampah (TPS) Sementara sebanyak satu unit yang

dilaksanakan oleh KSM Jaga 1 pada Kelurahan Purwokinanti

Kecamatan Pakualaman senilai Rp7.500.000,00.

Berdasarkan proposal/RAB yang dibuat oleh KSM, direncanakan

TPS memiliki spesifikasi panjang 2x1,5x1,2 meter dengan harga

sebesar Rp7.500.000,00. Harga dan spesifikasi tersebut telah

berdasarkan hasil survey harga kepada dua pemasok.

Page 74: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

59

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Pada saat realisasi di lapangan, terjadi perubahan spesifikasi

menjadi lebih kecil karena menyesuaikan ukuran tempat

diletakkannya tempat sampah tersebut, yaitu ukuran 1,2x1,3x1

meter, dibeli di Toko Bayu Jaya Las Sewon Bantul seharga

Rp7.500.000,00.

Berdasarkan konfirmasi kepada pemasok Toko Bayu Jaya Las

Sewon Bantul, TPS untuk ukuran 1,2x1,3x1 meter tersebut

seharga Rp4.500.000,00.

Sesuai ketentuan, prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa

adalah efisien, efektif, terbuka, bersaing, transparan, adil atau

tidak diskriminatif dan akuntabel.

Hal ini disebabkan kurang efektifnya pengawasan dari UPL dan

fasilitator atas pelaksanaan pengadaan barang.

Akibatnya terjadi kelebihan pertanggungjawaban pengadaan TPS

sementara senilai Rp3.0000.000,00 (Rp7.500.000,00 -

Rp4.500.000,00).

(2) Terdapat hasil pekerjaan yang belum dimanfaatkan

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik ke lapangan di Kelurahan

Purwokinanti Kecamatan Pakualaman, dijumpai pekerjaan yang

belum dimanfaatkan yaitu tempat pembuangan sampah (TPS)

sementara sebanyak 2 unit sudah terpasang namun belum

dimanfaatkan pada KSM Jaga 1 dan Jaga 2, BKM Purwo Raharjo

Kelurahan Purwokinanti Kecamatan Pakualaman.

TPS sementara tidak dimanfaatkan karena petugas pengambil

sampah langsung mengambil sampah dari rumah tangga dengan

gerobak sampah ke tempat pembuangan sampah milik

Pemerintah Kota Yogyakarta. Sedangkan satu TPS sementara di

bawah jembatan letaknya kurang tepat.

Seharusnya, sarana dan prasarana yang pengadaannya telah

direncanakan dalam RAB dimanfaatkan sesuai kesepakatan

dalam RAB.

Hal tersebut disebabkan kurang efektifnya pengawasan dari UPL

maupun fasilitator.

Page 75: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

60

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Kondisi tersebut mengakibatkan tujuan program belum tercapai

secara optimal.

(3) Terdapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

tercantum di dalam Prosedur Operasional Standar (POS)

Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan Tahun 2018

Berdasarkan hasil audit atas Laporan Pertanggungjawaban

Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan pada KSM,

dijumpai adanya pengadaan tong/bak sampah yang dibiayai dari

dana Bantuan Dana Investasi (BDI) sebesar Rp82.000.000,00,

dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama Kel. dan KSM Jenis Pengadaan

Jumlah Harga satuan (Rp)

Jumlah Harga (Rp)

1 Kel Prenggan/ KSM Guyub Rukun

Bak sampah 3 700.000,00 2.100.000,00

2 Kel Purbayan/ KSM Amanah

Keranjang sampah

11 750.000,00 8.250.000,00

3 Kel Baciro/ KSM Sejahtera 4

Tong sampah 20 475.000,00 9.500.000,00

4 Kel Tegalpanggung/ KSM Nakula 3

Bak sampah 5 600.000,00 3.000.000,00

5 Kel Tegalpanggung/ KSM Nakula 4

Bak sampah 20 600.000,00 12.000.000,00

6 Kel Klitren KSM Mulia 4

Tempat sampah 3R

15 400.000,00 6.000.000,00

7 Kel. Purbayan/ KSM Sukowati

Bak sampah 21 750.000,00 15.750.000,00

8 Kel Pandeyan KSM Gambir 7

Tong sampah 9 600.000,00 5.400.000,00

9 Kel Pandeyan/ KSM Gambir 5

Bak sampah 50 400.000,00 20.000.000,00

JUMLAH 154 82.000.000,00

Atas pengadaan bak/tong sampah tersebut, seluruhnya telah

berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Menurut ketentuan dalam Prosedur Operasional Standar (POS)

Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan Tahun 2018,

diatur bahwa tong/bak sampah tidak termasuk dalam jenis sarana

dan prasarana yang diperkenankan dibiayai dari dana Bantuan

Dana Investasi (BDI). Apabila terdapat pekerjaan tong sampah

agar dibiayai dari dana Non BDI.

Penjelasan dari fasilitator/konsultan, hal tersebut terjadi karena

POS penyelenggaraan infrastruktur baru dirilis di web KOTAKU

Page 76: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

61

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

pad

pada bulan Agustus 2018, sedangkan perencanaan masyarakat

yang tertuang dalam proposal/RAB sudah selesai pada bulan Mei

2018. Sebenarnya atas pekerjaan tersebut dapat dilakukan

perubahan/revisi pada saat pelaksanaannya mengikuti ketentuan

yang baru, karena realisasi pembelian bak/tong sampah dilakukan

pada bulan November dan Desember 2018, yaitu setelah terbitnya

POS Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan Tahun

2018, namun hal tersebut tidak dilakukan karena kurang efektifnya

pendampingan oleh fasilitator dalam pelaksanaan pekerjaan.

Akibatnya penggunaan dana BDI tidak sesuai dengan ketentuan

program.

(4) Hasil pekerjaan sumur bor/sumur gali untuk penyediaan air bersih

belum memenuhi syarat kesehatan

Dari hasil cek fisik ke lapangan, dijumpai adanya hasil pekerjaan

pembuatan sumur bor yang kualitas airnya tidak memenuhi syarat

kesehatan. Hal ini terjadi pada pekerjaan sumur bor di BKM Bumi

Artha Guna Kelurahan Bumijo (pelaksana oleh KSM Rukun I)

yang terletak di pinggir ruang terbuka publik. Hasil dari pengujian

kualitas, air yang dihasilkan dari sumur bor mengandung bakteri e

colli dan Fe melebihi ambang batas sehingga kurang layak untuk

dikonsumsi.

Hal ini disebabkan kelompok pemanfaat dan pemelihara (KPP)

tidak melakukan pemantauan kualitas air secara berkala.

Akibatnya tujuan program yaitu untuk memenuhi kebutuhan air

bersih untuk masyarakat yang memenuhi kualitas kesehatan tidak

tercapai.

b. Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Program PAMSIMAS III Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul

(Loan IBRD Nomor 8578-ID). Berdasarkan hasil audit diperoleh simpulan

sebagai berikut:

1) Kabupaten Sleman

a) Terdapat pertanggungjawaban pelatihan yang tidak benar sebesar

Rp1.375.000,00.

Page 77: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

62

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Salah satu kegiatan Pamsimas III Tahun Anggaran 2018 yang

dananya bersumber dari In-Cash masyarakat berupa pelatihan

masyarakat pada 10 desa sasaran dengan anggaran dan realisasi

sebesar Rp34.897.500,00 yang terdiri dari:

- Pelatihan keuangan, administrasi keuangan, pengembangan

organisasi dan kepemimpinan;

- Pelatihan pembangunan sistem air minum dan sanitasi

(SAMS), pengadaan barang dan jasa;

- Pelatihan tentang perilaku hidup sehat/higienis (PHBS) dan

implementasi program PHBS di masyarakat.

- Pelatihan BPSPAM.

Berdasarkan kesepakatan dari koordinator KKM 10 desa sasaran

kegiatan Pamsimas III Kabupaten Sleman, pelaksanaan kegiatan

dilakukan secara bersama sama dalam waktu dan tempat yang

sama, dengan kontribusi biaya pelatihan masing masing desa

sesuai dengan RAB antara Rp3.334.000,00 sampai dengan

Rp3.636.500,00.

Kegiatan pelatihan keuangan, administrasi keuangan,

pengembangan organisasi dan kepemimpinan, pelatihan

pembangunan SAMS, pengadaan barang dan jasa dan pelatihan

tentang perilaku hidup sehat/higienis (PHBS) dan implementasi

program PHBS di masyarakat dilaksanakan tanggal 25 Juli 2018 di

Balai Desa Bangunkerto Kecamatan Turi dengan total kontribusi

dari 10 desa sebesar Rp22.147.500,00 dan pelaksanaan pelatihan

BPSPAM dilaksanakan tanggal 12 November 2018 di Hotel Savita

Inn Sleman dengan total kontribusi dari 10 desa sebesar

Rp12.750.000,00.

Hasil pemeriksaan terhadap dokumen pertanggungjawaban dan

konfirmasi dijumpai hal-hal sebagai berikut:

- Terdapat bukti sewa tempat pelatihan sebesar Rp1.200.000,00

di Balai Desa Bangunkerto tidak disetorkan ke kas Desa

Bangunkerto. Pihak Desa Bangunkerto menyatakan bahwa

Page 78: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

63

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

penggunaan balai desa untuk kegiatan pelatihan tersebut tidak

dipungut biaya sewa tempat.

- Berdasarkan hasil konfirmasi kepada peserta pelatihan di Desa

Sumbersari diketahui terdapat pertanggungjawaban uang saku

kehadiran yang tidak benar pada kegiatan pelatihan di Hotel

Savita Inn sebanyak 5 orang @Rp35.000,00 sebesar

Rp175.000,00.

Permasalahan tersebut disebabkan kelalaian Bendahara Pelatihan

dalam mempertanggungjawabakan kegiatan yang disesuaikan

dengan RAB kegiatan dan kelalaian fasilitator dalam melakukan

pendampingan pelaksanaan kegiatan.

Permasalahan tersebut mengakibatkan adanya pengeluaran yang

tidak benar sebesar Rp1.375.000,00.

Atas permasalahan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Ketua Panitia

Pelatihan Sdr. H Sudiyono dengan menyetorkan uang sewa

pelatihan sebesar Rp1.200.000,00 ke rekening desa Bangunkerto

pada tanggal 7 Mei 2019.

b) Kontribusi In –Cash masyarakat di Desa Bangunkerto tidak

terealisasi.

Hasil audit ke kegiatan Pamsimas III Tahun 2018 di Desa

Bangunkerto dijumpai kontribusi dari masyarakat tidak terealisasi

dan APBDes 2018 tidak menganggarkan kegiatan Pamsimas.

Kontribusi In-Cash yang disetorkan ke rekening KKM sebesar

Rp14.000.000,00 berasal dari APBDes tahun 2018 untuk kegiatan

pembinaan dan pemberian stimulan kegiatan pembangunan

pedukuhan. Hal ini dilakukan dengan cara Pedukuhan Kawedan

dan Bangunharjo yang sudah menerima dana APBDes

menyetorkan sebagian dana ke rekening KKM.

Berdasarkan Pedoman Teknis Pamsimas Tahun 2016 terkait

kriteria lokasi desa penerima manfaat Pamsimas III Bab II nomor

2.2.2 nomor 6 menyatakan bahwa adanya pernyataan

kesanggupan pemerintah desa untuk menyediakan minimal 10%

pembiayaan untuk rencana kerja masyarakat (RKM) dari porsi dana

Page 79: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

64

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

des

desa atau alokasi dana desa (APBDesa), sedangkan dalam nomor

7.b menyatakan bahwa adanya pernyataan kesanggupan dari

masyarakat untuk menyediakan kontribusi sebesar minimal 20%

dari kebutuhan biaya RKM, yang terdiri dari 4 % in cash dan 16%

in-kind.

Pada tanggal 8 Agustus 2017, Kepala Desa Bangunkerto

Kecamatan Turi mewakili masyarakat Desa, menyatakan dan

berkomitmen antara lain untuk menyediakan kontribusi dari

masyarakat, dengan nilai sesuai proposal yang diajukan sebesar

Rp70.000.000,00 yang terdiri dari uang tunai sebesar

Rp14.000.000,00 dan dalam bentuk barang/lainnya senilai

Rp56.000.000,00. Selain hal tersebut juga menyatakan dan

berkomitmen untuk menyediakan alokasi APBDes untuk

mendukung pembiayaan Rencana Kerja Masyarakat (RKM),

dengan nilai Rp35.000.000,00.

Kondisi tersebut disebabkan:

- Kurangnya dukungan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan

Pamsimas Tahun 2018;

- Kelalaian fasilitator senior dan fasilitator masyarakat dalam

mendampingi kegiatan Pamsimas Tahun 2018;

- Kurang intensifnya Satker dalam memonitoring kegiatan

Pamsimas.

Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan:

- Pamsimas Tahun 2018 di Desa Bangunkerto menjadi kurang

berhasil dan tidak sejalan dengan tujuan kegiatan pamsimas

yang ditunjukkan dengan rendahnya pemasangan SR, dari

target 199 SR baru terpasang 2 SR di Kepala Dukuh.

- Penggunaan APBDes yang tidak benar yang mengurangi

jumlah dana kegiatan di dua pedukuhan yaitu Kawedan dan

Bangunharjo.

c) Terdapat kelebihan pembayaran pengadaan pipa dari anggaran

Desa Bangunkerto Kecamatan Turi sebesar Rp312.500,00.

Page 80: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

65

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Untuk menunjang kegiatan Pamsimas tahun 2018, pihak Desa

Bangunkerto membelikan pipa GI 2” Medium A sebanyak 58 batang

sebesar Rp38.352.000,00 dan baru dilakukan pembayaran di tahun

2019. Dana yang digunakan untuk pembayaran dari anggaran

APBDes tahun 2019 berasal kegiatan pembinaan dan pemberian

stimulan pedukuhan di dua pedukuhan dengan nilai

Rp20.000.000,00 dan anggaran biaya pemeliharaan sambungan air

bersih sebesar Rp18.665.000,00. Uang sebesar Rp38.665.000,00

tersebut seluruhnya dibayarkan kepada penyedia CV Sanki Utama

tanggal 31 Januari 2019 sebesar Rp20.000.000,00 dan tanggal 2

Mei 2019 sebesar Rp18.665.000,00 sehingga terdapat kelebihan

pembayaran sebesar Rp312.500,00.

Atas kelebihan tersebut telah disetorkan kembali ke rekening desa

tanggal 7 Mei 2019 (saat audit masih berlangsung).

d) Terdapat keterlambatan pengiriman barang dan belum dikenakan

denda keterlambatan sebesar Rp10.653.462,50.

Hasil audit pengadaan barang dan jasa di desa sasaran kegiatan

Pamsimas III tahun 2018 pada 3 desa yang diuji petik dijumpai

adanya keterlambatan pengiriman barang, dengan rincian sebagai

berikut:

- Penerimaan barang di Desa Bangunkerto tidak dibuatkan

Berita Acara Serah Terima Barang. Berdasarkan nota

pengiriman barang diketahui barang selesai dikirim oleh

penyedia yaitu UD Sanki Utama terakhir tanggal 31 Oktober

2018 sehingga terlambat selama 34 hari (dari tanggal 27

September sampai dengan tanggal 31 Oktober 2018) .

Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) Pengadaan

Barang Nomor 012/SPK/Pl/KKM-TMM/DS.Bangunkerto/

VIII/2018 tanggal 23 Agustus 2018 dalam pasal 3 menyatakan

bahwa pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dinyatakan dalam

perjanjian ini akan dilaksanakan selama 30 (tiga puluh hari

kalender kerja), terhitung sejak tanggal surat perjanjian kerja

ditandatangani kedua belah pihak. Sedangkan di pasal 6 ayat

Page 81: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

66

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

1

(1) menyatakan bahwa apabila terjadi keterlambatan pekerjaan

akibat kelalaian pihak kedua maka yang bersangkutan

dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1/1000

(satu perseribu) per hari dari nilai kontrak, dan maksimum 5%

(lima perseratus) dari nilai kontrak dan akan diperhitungkan

pada saat pembayaran kepada pihak kedua.

Kondisi tersebut diatas mengakibatkan penerimaan Negara

berupa denda keterlambatan sebesar Rp5.083.841,00 (nilai

SPK Rp149.524.700x34 hari keterlambatan x1/1000) yang

belum terealisir.

- Penerimaan barang di Desa Sindumartani tidak dibuatkan

Berita Acara Serah Terima Barang. Berdasarkan nota

pengiriman barang diketahui barang selesai dikirim oleh

penyedia yaitu CV Citra Utama Mandiri terakhir tanggal 7

Oktober 2018 sehingga terlambat selama 3 hari (dari tanggal 5

Oktober sampai dengan tanggal 7 Oktober 2018).

Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) Pengadaan

Barang Nomor 011/SPK/Pl/KKM-TMM/DS.SINDUMARTANI

/IX/2018 tanggal 27 September 2018 dalam pasal 3

menyatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan sebagaimana

dinyatakan dalam perjanjian ini akan dilaksanakan selama tujuh

hari, terhitung sejak tanggal surat perjanjian kerja

ditandatangani kedua belah pihak. Sedangkan di pasal 6 ayat

(1) menyatakan bahwa apabila terjadi keterlambatan pekerjaan

akibat kelalaian pihak kedua maka yang bersangkutan

dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1/1000

(satu perseribu) per hari dari nilai kontrak dan akan

diperhitungkan pada saat pembayaran kepada pemasok.

Kondisi tersebut diatas mengakibatkan penerimaan Negara

berupa denda keterlambatan sebesar Rp509.401,50 (nilai SPK

Rp169.800.500 x 3 hari keterlambatan x1/1000) yang belum

terealisir.

Page 82: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

67

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

- Penerimaan barang di Desa Pakembinangun tidak dibuatkan

Berita Acara Serah Terima Barang. Dari hasil Nota pengiriman

Barang diketahui barang selesai dikirim oleh penyedia yaitu CV

Karya Mandiri Abadi terakhir tanggal 20 Nopember 2018

sehingga terlambat selama 41 hari (dari tanggal 11 Oktober

sampai dengan tanggal 21 Nopember 2018).

Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) Pengadaan

Barang Nomor: 01/KKM-PTL/IX/2018 tanggal 10 September

2018 dalam pasal 3 menyatakan bahwa pelaksanaan

pekerjaan sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian ini akan

dilaksanakan selama 30 (tiga puluh hari kalender kerja),

terhitung sejak tanggal surat perjanjian kerja (SPK) ini

ditandatangani kedua belah pihak, yaitu tanggal 10 September

2018 dan selesai taggal 10 Oktober 2018. Sedangkan di pasal

7 ayat 4 menyatakan bahwa apabila terjadi keterlambatan

pekerjaan akibat kelalaian pihak kedua maka yang

bersangkutan dikenakan denda keterlambatan sekurang-

kurangnya 1/000 (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak, dan

maksimum 5% (lima persen) dari nilai kontrak dan akan

diperhitungkan pada saat pembayaran kepada pihak kedua.

Kondisi tersebut mengakibatkan penerimaan Negara berupa

denda keterlambatan sebesar Rp5.060.220,00 (nilai SPK

Rp123.420.000,00 x 41 hari keterlambatan x1/1000) yang

belum terealisir.

Kondisi tersebut disebabkan kelalaian dari Koordinator KKM,

tim satlak dan tim pengadaan barang dan jasa dalam proses

pengadaan barang dan jasa yang tidak memperhatikan klausul

SPK khususnya jangka waktu penyelesaian pekerjaan dan

kurang intensifnya peran fasilitator dalam pendampingan

pengadaan barang dan jasa kegiatan Pamsimas.

e) Perubahan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) di Desa

Pakembinangun dan Desa Sumbersari tidak sesuai ketentuan

(1) Desa Pakembinangun

Page 83: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

68

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Dokumen RKM Desa Pakembinangun Kecamatan Pakem pada

kegiatan pembangunan sarana air minum di Pedukuhan

Purwodadi berupa pembuatan intake 1 unit, pembuatan

reservoir 8 m³, pembuatan bak filter 1 unit, bak pembagi 3 m³

dan sistem perpipaan dan di Pedukuhan Sambi berupa

kegiatan pembuatan bak filter 1 unit dan pembuatan reservoir 9

m³.

Rencana pembuatan intake di Pedukuhan Purwodadi direvisi

menjadi perbaikan PMA. Rencana pembuatan reservoir di

pedukuhan Sambi terdapat perubahan desain dan volume.

Perubahan tersebut telah disetujui oleh DPMU.

Selain itu terdapat perubahan pelaksanaan volume reservoir,

pembatalan pembuatan bak filter dan bak pembagi di

Pedukuhan Purwodadi yang tidak dibuatkan usulan revisinya.

Usulan revisi tersebut baru dibuatkan pada saat audit sehingga

tidak ada tanda tangan persetujuan dari DPMU.

Berdasarkan perjanjian kerjasama (PKS) – BLM APBN antara

KKM Pakem Tirto Lestari Desa Pakembinagun dengan PPK

Satker Nomor 001/PKS-BLM.APBN/2018 tanggal 16 Juli 2018

yang dilanjutkan dengan amademen Nomor

001/AMANDEMEN-PKS-BLM.APBN/2018 tanggal 5 Nopember

2018 antara lain didasarkan pada Rencana Kerja Masyarakat

(RKM) yang telah ditandatangani oleh DPMU. Sedangkan pada

syarat-syarat umum perjanjian kerjasama menyatakan bahwa

penggunaan dana hibah program Pamsimas hanya boleh

digunakan untuk membiayai kegiatan masyarakat yang telah

direncanakan bersama dan dituangkan dalam RKM.

(2) Desa Sumbersari

Kegiatan pembangunan Tower Reservoir dan Pekerjaan

Rumah Panel yang menurut RKM dibangun ditempat terpisah

tetapi realisasinya dibangun menjadi satu dalam bentuk

menara. Atas perubahan tersebut tidak dibuat revisi usulan

perubahan desain dan volume.

Page 84: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

69

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Berdasarkan perjanjian kerjasama (PKS) – BLM APBN antara

KKM Pakem Tirto Lestari Desa Pakembinagun dengan PPK

Satker Nomor 008/PKS-BLM.APBN/2018 tanggal 16 Juli 2018

yang dilanjutkan dengan amademen Nomor

008/AMANDEMEN-PKS-BLM.APBN/2018 tanggal 5 Nopember

2018 antara lain didasarkan pada Rencana Kerja Masyarakat

(RKM) yang telah ditandatangani oleh DPMU. Sedangkan pada

syarat-syarat umum perjanjian kerjasama menyatakan bahwa

penggunaan dana hibah program Pamsimas hanya boleh

digunakan untuk membiayai kegiatan masyarakat yang telah

direncanakan bersama dan dituangkan dalam RKM.

Hal tersebut disebabkan kelalaian dari KKM, Satlak dan

Fasilitator dalam melaksanakan kegiatan yaitu tidak menepati

perjanjian dengan DPMU.

Kondisi tersebut mengakibatkan efektifitas dan efisiensi

pelaksanaan kegiatan Pamsimas tidak dapat dinilai.

(3) Terdapat pertanggungjawaban keuangan yang tidak sesuai

dengan ketentuan.

Hasil audit terkait dengan dokumen pertanggungjawaban pada

empat Desa yang dilakukan uji petik dijumpai kondisi sebagai

berikut:

(a) Terdapat pembayaran pembelian material melebihi nilai

harga barang yang dibeli di Desa Sumbersari sebesar

Rp230.000,00 dengan rincian:

Tanggal kuitansi

Nama Penyedia

Nilai Riil Pembelian

Barang (Rp)

Jumlah yang

dibayarkan (Rp)

Selisih lebih pembayaran

(Rp)

13 Des 2018

CV Umbul Kencana

3.392.000,00 3.592.000,00 200.000,00

13 Des 2018

TB Rejeki 5.947.000,00 5.977.000,00 30.000,00

Total kelebihan 230.000,00

(b) Terdapat pertanggungjawaban tenaga kerja ganda

dengan rincian:

Page 85: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

70

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Nama Pekerja Tgl hari kerja

ganda

HOK Inkind (Rp)

HOK Dibayar

BLM (Rp)

Koreksi pembayaran

(Rp)

Keterangan

Desa Sumbersari Gito Raharjo Kiswanto

29 Okt s.d 3 Nop 18

480.000 480.000 390.000 390.000

480.000 390.000

Ganda In-kind Ganda In-kind

Gito Raharjo Kiswanto

4 Okt dan 6 Okt

160.000 160.000 130.000 130.000

160.000 130.000

Ganda In-kind Ganda In-kind

Gito Raharjo Kiswanto

15 Okt s.d 20 Okt

480.000 480.000 390.000 390.000

480.000 390.000

Ganda In-kind Ganda In-kind

Gito Raharjo

5 s.d 10 Nop

480.000 480.000 480.000 Ganda In-Kind dengan Pembayaran Upah

Kiswanto 5 Nop 65.000 65.000 65.000 Ganda In-Kind dengan Pembayaran Upah

Total Koreksi Upah Desa Sumbersari 2.575.000 Desa Bangunkerto

Supriyono 26 Nop s.d 23 Des

1.160.000 1.160.000 270.000 270.000

1.160.000 270.000

Ganda Pembayaran Upah

Basuki 26 Nop s.d 23 Des

1.170.000 360.000 360.000

360.000

Ganda Pembayaran Upah

Rahmat 10 Nop s.d 15 Des

350.000 350.000

350.000 Ganda Pembayaran Upah

Muh Mujib 10 Nop s.d 15 Des

350.000 350.000

350.000 Ganda Pembayaran Upah

Total Koreksi Upah Desa Bangunkerto 2.490.000,00 Desa Pakembinangun

Ari Aryanto 24 s.d 27 Okt

195.000 195.000

195.000

Ganda Pembayaran Upah

Ari Aryanto 29 Okt s.d 1 Nop

130.000 130.000

130.000

Ganda Pembayaran Upah

Yuri P 24 s.d 27 Okt

195.000 195.000

195.000

Ganda Pembayaran Upah

Yuri P 29 s.d 30 Okt

130.000 130.000

130.000

Ganda Pembayaran Upah

Sutiawan 24 s.d 29 Okt

240.000 240.000

240.000

Ganda Pembayaran Upah

Marlan 24 s.d 27 Okt

160.000 160.000

160.000 Ganda Pembayaran Upah

Marlan 29 Okt 80.000 80.000

80.000 Ganda Pembayaran Upah

Total Koreksi Desa Pakembinangun 1.130.000

(c) Pelaporan pertanggungjawaban kegiatan promosi higiene

tidak benar.

Page 86: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

71

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Hasil audit terhadap pertanggungjawaban kegiatan

promosi higiene dijumpai adanya pelaporan

pertanggungjawaban melebihi nilai riil bukti pembayaran

dengan rincian sebagai berikut:

Desa

Laporan Pertanggung

jawaban (Rp)

Nilai riil bukti

pembayaran (Rp)

Selisih (Rp)

Bangunkerto 2.901.000 2.679.000 222.000

Sindumartani 2.901.000 2.801.000 100.000

Total 322.000

Permasalahan tersebut diatas disebabkan kekurang

telitian dan kesengajaan KKM dan kurang intensifnya

peran Fasilitator dalam pendampingan kegiatan

Pamsimas, yang mengakibatkan:

- Kelebihan pembayaran material di Desa Sumbersari

sebesar Rp230.000,00.

- Kontribusi In-Kind tenaga dilaporkan lebih tinggi di

Desa Sumbersari sebesar Rp2.575.000,00.

- Kelebihan pembayaran upah di Desa Bangunkerto

sebesar Rp2.490.000,00 dan di Desa Pakembinagun

sebesar Rp1.130.000,00.

- Ketekoran kas di Desa Bangunkerto sebesar

Rp222.000 dan di Desa Sindumartani sebesar

Rp100.000,00

(4) Terdapat pertanggungjawaban keuangan yang tidak sesuai

dengan ketentuan.

Tender pengadaan bahan material di tiga desa sasaran yaitu

Desa Sindumartani, Desa Lumbungrejo dan Desa Wonokerto

dimenangkan oleh CV Bangun Karya Mandiri dan telah

dibuatkan surat perjanjian kerja (SPK) pengadaan barang

dengan jangka waktu perjanjian masing masing desa 30 hari

kalender mulai tanggal 23 Agustus 2018 dengan rincian:

Page 87: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

72

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

(a) Desa Lumbungrejo SPK Nomor 08/SPK/PL/KKM-

TR/Ds.Lumbungrejo/VIII/2018 tanggal 23 Agustus 2018

dengan nilai perjanjian Rp117.711.000,00.

(b) Desa Sindumartani SPK Nomor 010/SPK/PL/KKM-TR/Ds.

Sindumartani/VIII/2018 tanggal 23 Agustus 2018 dengan

nilai perjanjian Rp163.252.000,00.

(c) Desa Wonokerto SPK Nomor 012/SPK/PL/KKM-

TR/Ds.Wonokerto/VIII/2018 tanggal 23 Agustus 2018

dengan nilai perjanjian Rp148.024.000,00.

Setelah SPK ditandatangani, CV Bangun Karya Mandiri

mengundurkan diri sebagai penyedia tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Atas pengunduran diri, Satuan Pelaksana di ketiga Desa

tersebut membuat surat perjanjian baru dengan pemenang

kedua yaitu CV Citra Utama Mandiri pada tanggal 27

September 2018 dengan jangka waktu pengadaan selama 7

hari kalender dengan rincian:

(a) Desa Lumbungrejo SPK Nomor 09/SPK/PL/KKM-

TR/Ds.Lumbungrejo/IX/2018 tanggal 27 September 2018

dengan nilai perjanjian Rp120.737.500.000,00.

(b) Desa Sindumartani SPK Nomor 011/SPK/PL/KKM-TR/Ds.

Sindumartani/IX/2018 tanggal 27 September 2018 dengan

nilai perjanjian Rp169.800.000,00.

(c) Desa Wonokerto SPK Nomor 013/SPK/PL/KKM-

TR/Ds.Wonokerto/IX/2018 tanggal 27 September dengan

nilai perjanjian Rp149.495.000,00.

Berdasarkan kondisi tersebut mengakibatkan ketidakefisienan

pengadaan bahan di tiga desa sekurang-kurangnya sebesar

Rp11.046.900,00 dengan rincian:

Desa Nilai SPK CV Karya mandiri

(Rp)

Nilai SPK Citra Utama mandiri

(Rp)

Selisih Kontrak (Rp)

Lumbung Rejo 117.711.000 120.737.500 3.026.500 Sindumartani 163.252.000 169.800.500 6.548.500 Wonokerto 148.024.000 149.495.900 1.471.900

Total selisih 11.046.900

Page 88: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

73

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

(5) Pengadaan pipa GI 2,5” Medium B senilai Rp350.000,00 di

Desa Sumbersari tidak dimanfaatkan.

Hasil pemeriksaan fisik pada kegiatan pembanguan tower

reservoir di Pedukuhan Nasri 1 Desa Sumbersari Kecamatan

Moyudan ditemukan adanya Pipa GI 2,5” sebanyak 1 buah

sepanjang 6 meter dengan nilai Rp350.000,00 tidak

dimanfaatkan.

Hal tersebut disebabkan perencanaan kebutuhan material yang

kurang cermat, yang berdampak pada ketidakefisienan belanja

bahan material.

Pipa yang belum dimanfaatkan tersebut telah dibicarakan

dalam rapat koordinasi KKM Desa Sumbersari tanggal 11 Mei

2019 dengan kesepakatan agar sisa bahan tersebut

diserahkan ke BPSPAM Desa untuk dikelola sebagai

pengembangan jaringan.

(6) Pencapaian target cakupan pelayanan pemasangan

Sambungan Rumah (SR) rendah.

Berdasarkan laporan kegiatan dan pemeriksaan lapangan di

empat desa, menunjukkan pencapaian target pelayanan

pemasangan sambungan rumah (SR) kepada masyarakat di

dua desa masih rendah, dengan rincian sebagai berikut:

Nama

Desa/Kecamatan

Pemasangan SR s.d 31 Desember 2018 Capaian

(%) Target (KK) Realisasi (KK)

1 Desa Pakembingun

128 128 100%

2 Desa Bangunkerto

199 2 1%

3 Desa Sindumartani

200 200 100%

4 Desa Sumbersari

168 20 12%

Hal tersebut disebabkan:

1) Kurang tepatnya pemilihan desa sasaran kegiatan

Pamsimas karena masih terpenuhinya kebutuhan air dari

sumur warga khususnya di Desa Bangunkerto.

Page 89: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

74

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

2) Kurangnya pemberdayaan kelembagaan BP SPAMS di

masing-masing lokasi desa kegiatan Pamsimas setelah

pekerjaan fisik sarana air bersih terbangun (pasca

konstruksi).

3) Monitoring dan evaluasi atas capaian cakupan pelayanan

SR dari pelaksana program belum dilaksanakan.

Permasalahan tersebut berdampak pada pencapaian tujuan

program Pamsimas di Kabupaten Sleman belum berhasil

meningkatkan jumlah warga masyarakat desa kurang

terlayani air minum dapat mengakses pelayanan air minum.

(7) As built drawing dibuat tidak sesuai dengan keadaan lapangan.

Pembuatan As Built Drawing tidak sesuai dengan pelaksanaan

atau kondisi di lapangan, karena volume yang terpasang tidak

sesuai dengan volume di As Built Drawing.

Hal tersebut disebabkan kurang telitinya KKM dalam

melakukan opname fisik dan karena lemahnya pembinaan oleh

fasilitator masyarakat. Permasalahan tersebut mengakibatkan

As Built Drawing menjadi tidak akurat sebagai dasar

pencatatan aset serta sarana untuk melakukan pemeliharaan.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut kami

menyarankan Kepala Satuan Kerja Pembangunan Infrastuktur

Permukiman Kabupaten Sleman agar memerintahkan kepada

satuan pelaksana maupun fasilitator untuk memperbaiki as built

drawing, dan melaporkan hasilnya kepada Dinas Pekerjaaan

Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Sleman.

2) Kabupaten Gunungkidul

(a) Terdapat sarana penyediaan air minum (SPAM) yang belum dapat

difungsikan.

Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai adanya dua SPAM yang

belum dapat difungsikan yaitu di Desa Nglipar, Kecamatan

Page 90: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

75

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Ngl

Nglipar dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus dengan rincian

sebagai berikut:

(1) Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus memperoleh bantuan

sebesar Rp220.000.000,00 direncanakan untuk membangun

sarana penyediaan air minum (SPAM) berupa:

- Pengeboran sumur 110 m.

- 1 unit reservoar.

- 1 unit pompa submersible beserta rumah panel.

- Jaringan pipa distribusi.

Dalam pelaksanaannya, setelah dilakukan tes geomagnetik

diperoleh hasil bahwa permukaan air tanah diperkirakan

berada pada kedalaman kurang lebih 400 m sehingga dana

yang tersedia tidak mencukupi. Dari hasil musyawarah

diputuskan bahwa persediaan air baku diperoleh dengan

menyambung (tapping) ke pipa PDAM Tirta Handayani. Air

tersebut dari meteran PDAM ditampung ke dalam bak,

selanjutnya dipompa naik ke reservoar kemudian

didistribusikan kepada masyarakat.

Dari hasil peninjauan ke Desa Sidoharjo pada tanggal 15 Mei

2019, instalasi SPAMS sudah selesai dibangun dan sudah

tersambung ke pipa PDAM. Namun instalasi tersebut belum

dapat berfungsi melayani minimal 50 SR pada saat uji fungsi

dari target keseluruhan 208 SR. Sambungan rumah yang ada

baru sebanyak 6 SR.

Pelayanan kepada masyarakat belum dapat dilaksanakan

karena belum adanya kesepakatan antara KKM dengan PDAM

Tirta Handayani terkait:

- Tarif yang dikenakan oleh PDAM disamakan dengan

tarif warung air sebesar Rp8.000,00/m3. Tarif ini lebih

tinggi dibanding tarif untuk rumah tangga yang berkisar

antara Rp4.000,00 s.d Rp6.000,00, sehingga BPSPAMS

Desa Sidoharjo sulit untuk menentukan tarif yang

Page 91: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

76

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

kompetitif dan tidak memberatkan masyarakat

penggunanya.

- Kepastian pasokan air yang mampu disediakan oleh

PDAM baik jumlah maupun waktunya.

(2) Desa Nglipar Kecamatan Nglipar memperoleh BLM sebesar

Rp245.000.000,00 untuk pembangunan instalasi SPAMS.

Salah satu lokasi yang dibangun adalah Dusun Karangjati

berupa pembuatan reservoar, pembelian pompa submersible

dan jaringan pipa distribusi senilai Rp82.230.200,00. Nilai

tersebut tidak termasuk biaya pengeboran sumur, menurut

keterangan Koordinator KKM biaya pengeboran berasal dari

bantuan perseorangan (tidak ada dokumen pendukung atas

bantuan ini). Namun, pengeboran sumur tersebut gagal

memperoleh air sehingga instalasi SPAMS yang sudah

dibangun belum dapat difungsikan.

Menurut Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Pamsimas

Tingkat Masyarakat pada Tabel 3.8 Prosedur pemilihan opsi

pembangunan sarana air minum oleh Tim Fasilitator

Masyarakat (TFM) dan Koordinator kelompok Masyarakat

(KKM) menjelaskan untung-ruginya masing-masing pilihan

sarana air minum yang ditawarkan, khususnya penjelasan

tentang biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan operasi

dan pemeliharaan. Penjelasan meliputi pula lima faktor yang

mempengaruhi keberlanjutan sarana air minum yaitu: teknik,

sosial, keuangan, kelembagaan dan lingkungan sehingga

masyarakat mendapatkan gambaran dan pertimbangan

tentang opsi yang dapat mereka pilih.

Permasalahan tersebut disebabkan perencanaan yang kurang

matang dan kurangnya bimbingan dan arahan fasilitator

pendamping.

Akibatnya hasil kegiatan tidak dapat segera dimanfaatkan oleh

masyarakat dan berisiko mangkrak.

Page 92: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

77

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

(b) KKM belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada

PPK.

Pada saat kunjungan ke lima desa yang diuji petik, yaitu desa

Pengkol, Nglipar, Jatiayu, Karangmojo dan Sidoharjo tanggal 13 –

15 Mei 2019, berkas dokumen terkait pertanggungjawaban

pelaksanaan kegiatan masih belum tersusun dan belum

didokumentasi dengan rapi.

Menurut Petunjuk Teknis Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

Bab 4.4 menyatakan: KKM wajib menyusun administrasi,

melaksanakan pencatatan dan pembukuan serta menyimpan

semua pencatatan dan dokumen secara rapi dan aman dan

mempertanggungjawabkan kepada PPK setelah pekerjaan selesai

dengan melampirkan dokumen pendukungnya yaitu:

(1) Surat Pengantar DPMU (PT. 3-09B), didukung dengan

Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K,

format PT.6-11) dan Berita Acara Uji Fungsi (format dalam

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat

PT.3-09);

(2) Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan

(SP3K, format dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Kegiatan Tingkat Masyarakat PT.3-09A);

(3) Laporan Perhitungan Dana BLM (format PT.6-14) disertai

Berita Acara Serah Terima Pertanggungjawaban BLM yang

ditanda tangan Koordinator KKM (BAST, format PT.6-13);

Foto/film kegiatan yang dihasilkan; dan Laporan

Penggunaan Dana (LPD) Tahap I, Tahap II dan Tahap III;

(4) Surat Bukti Setoran Sisa Dana ke rekening Kas Negara,

disampaikan oleh KKM kepada PPK apabila terdapat sisa

dana.

Berdasarkan laporan pertanggungjawaban, PPK melakukan

verfikasi atas laporan pertanggungjawaban; kemudian PPK

mengesahkan Berita Acara Serah Terima (BAST- format PT.6-13)

hasil verifikasi telah sesuai dengan perjanjian kerjasama.

Page 93: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

78

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Permasalahan tersebut disebabkan KKM beserta Satlak tidak

mempedomani petunjuk teknis yang ada dan kurangnya

bimbingan dari fasilitator pendamping.

Akibatnya laporan tidak tepat waktu dan verifikasi oleh PPK untuk

menilai kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan perjanjian

kerjasama belum dapat dilaksanakan.

(c) Berita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (BAKPK) tidak

didukung dengan lembar kerja.

Dari hasil uji petik pada lima desa yaitu Desa Nglipar, Pengkol,

Jatiayu, Karangmojo dan Sidoharjo pembuatan Berita Acara

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (BAKPK) tidak dilengkapi

dengan Lembar Kerja Pengisian Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan

(format PT. 6-09).

Formulir tersebut untuk menghitung prosentase pencapaian fisik

pekerjaan sebagai salah satu syarat pencairan dana tahap II dan

tahap III.

Hal ini tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM) Bab 4.2, langkah-langkah pencairan dana BLM

APBN adalah KKM mengajukan permohonan pembayaran yaitu

Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD) (format PT.6-

04) masing-masing tahap pencairan adalah sebagai berikut:

- Tahap II sebesar 40% dilampiri dengan Berita Acara

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (BAKPK, format PT.6-08)

minimal sebesar 30%, dan Lembar Kerja Pengisian

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (format PT.6-09);

- Tahap III sebesar 20% dilampiri dengan Berita Acara

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (BAKPK, format PT.6-08)

minimal sebesar 70%, Lembar Kerja Pengisian Kemajuan

Pelaksanaan Kegiatan dan Biaya (format PT.6-09).

Hal tersebut disebabkan KKM tidak memahami ketentuan yang

ada dan kurangnya bimbingan dan arahan fasilitator.

Akibatnya persentase capaian kemajuan pelaksanaan tidak

akuntabel dan pada saat penyelesaian pekerjaan sesuai Perjanjian

Page 94: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

79

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Kerj

Kerja Sama (PKS) tidak dapat dilakukan pengujian atas pekerjaan

yang dinyatakan telah selesai 100%.

c. Program Inovasi Desa (PID) Loan IBRD 8217-ID pada Satker Program

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) D.I.

Yogyakarta untuk Tahun Anggaran yang berakhir 31 Desember 2018.

Program Inovasi Desa (PID) pada tiga kabupaten yaitu Kabupaten

Gunungkidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul terdapat

pembayaran kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dengan uraian

sebagai berikut :

(1) Terdapat pembayaran kegiatan perjalanan dinas dan pelatihan TPID

pada TIK Kabupaten Gunungkidul tidak sesuai ketentuan sebesar

Rp1.125.000,00

Pada Kabupaten Gunungkidul terdapat kegiatan perjalanan dinas

monitoring dan evaluasi P2KTD dilakukan bersamaan pada dua

tempat pada hari yang sama dan dibayarkan biaya transpor dua kali.

Perjalanan dinas tersebut dilaksanakan sesuai dengan Surat

Perintah Tugas masing-masing selama satu hari untuk tiap P2KTD

yang dikunjungi. Realisasi kunjungan dilakukan pada dua P2KTD,

namun secara bergantian dalam satu hari (masing-masing ½ hari

saja) dikarenakan waktu yang mendesak, dengan rincian sebagai

berikut :

Kegiatan

Pelaksana

Tanggal

Bukti Pertanggung

- jawaban transpor 2x

(Rp)

Seharusnya Transpor 1x (Rp)

Kelebihan Bayar (Rp)

- Monitoring P2KTD

ke Aspemako

- Monitoring P2KTD

ke CV Arsilon

Khoiru Rahmat 13/12/2018 150.000 75.000 75.000

E. Dana Susanta 13/12/2018

150.000 75.000 75.000

Pandu Budi 13/12/2018

150.000 75.000 75.000

- Monitoring P2KTD

ke STIE Pariwisata

API

- Monitoring P2KTD

Subroto SIP 14/12/2018 150.000 75.000 75.000

Tri Budi Lestari 14/12/2018 150.000 75.000 75.000

Herry Santoso 14/12/2018 150.000 75.000 75.000

Page 95: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

80

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

ke Swadaya

Consultant

- Monitoring P2KTD

ke CV Mata Usaha

- Monitoring P2KTD

ke STIE Hamfara

Suharto, SH 15/12/2018 150.000 75.000 75.000

Surata, S.Sos 15/12/2018 150.000 75.000 75.000

Agus Purnomo 15/12/2018 150.000 75.000 75.000

Pelatihan TPID Kab.

Gunungkidul (peserta

merangkap sebagai

panitia mendapat 2

kali transport di

tempat yang sama)

1. Anik Pujiyati 6-8/11/18 150.000 75.000 75.000

2. Etik Widayanti 6-8/11/18 150.000 75.000 75.000

3. Muryani 6-8/11/18 150.000 75.000 75.000

4. Arif Hanafi 6-8/11/18 150.000 75.000 75.000

5. Ides Lanang PS 6-8/11/18 150.000 75.000 75.000

6. Mawardi 6-8/11/18 150.000 75.000 75.000

Jumlah 2.250.000 1.125.000 1.125.000

(2) Terdapat pembayaran kegiatan verifikasi dan seleksi P2KTD pada

TIK Sleman tidak sesuai ketentuan sebesar Rp800.000,00

Pada Kabupaten Sleman, kegiatan verifikasi dan seleksi P2KTD

dilaksanakan sebanyak lima kali oleh tim verifikasi dan seleksi yang

beranggota delapan orang, dengan surat tugas tanggal 27 dan 30

Oktober 2018 serta tanggal 10, 13 dan 14 November 2018.

Ternyata pada tanggal 14 November 2018 tim verifikasi dan seleksi

mengundang calon P2KTD untuk melakukan paparan profil,

sehingga terdapat satu kunjungan yang tidak dilaksanakan, dengan

nilai sebagai berikut:

Keterangan Jumlah (Rp)

- Verifikasi dan seleksi P2KTD pada TIK Kab. Sleman

(Transpor 5x untuk kunjungan kepada calon P2KTD)

tanggal 27,30 Oktober 2018 dan 13,10,14 November

2018

4.000.000,00

- Realisasi kunjungan hanya 4 kali, yaitu tanggal

27,30 Okt ober 2018 dan 13,10 November 2018

3.200.000,00

- Selisih 800.000,00

Page 96: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

81

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

(3) Terdapat pembayaran kegiatan pembuatan video pelatihan

P2KTD pada TPID Pleret tidak sesuai ketentuan sebesar

Rp880.000,00

TPID Pleret Kabupaten Bantul, mempertanggungjawabkan

penggunaan dana pembuatan dokumentasi berupa video

pelatihan P2KTD tahun 2018 sebesar Rp880.000,00 tanpa

realisasi kegiatan.

Sesuai Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara pasal 3, menyebutkan: “Keuangan negara

dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,

efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab

dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan”.

Hal tersebut disebabkan kelalaian Tim Inovasi Kabupaten dan

TPID yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan.

Akibatnya terjadi penggunaan dana yang tidak sesuai dengan

ketentuan senilai Rp2.805.000,00.

Atas penggunaan dana yang tidak sesuai dengan ketentuan,

seluruhnya telah ditindaklanjuti dengan menyetorkan ke kas

negara sebesar Rp2.805.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

- TIK Sleman menindaklanjuti tanggal 14 Juni 2019 dengan

menyetor ke Kas Negara sebesar Rp800.000,00.

- TIK Gunungkidul menindaklanjuti tanggal 14 Juni 2019 dengan

menyetor ke kas negara sebesar Rp1.125.000,00.

- TPID Pleret Kabupaten Bantul menindaklanjuti tanggal 19 Juni

2019 dengan menyetor ke kas negara sebesar Rp880.000,00.

(4) Pembuatan video capturing belum memenuhi kriteria dalam

pedoman

Kami melakukan sampel atas video capture yang dibuat oleh

PPID pada 34 judul video di 4 kabupaten dan 12 kecamatan.

Dari video sebanyak 34 judul tersebut, 7 judul video sudah

memenuhi kriteria dalam pedoman, dan 27 belum memenuhi

pedoman.

Page 97: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

82

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Sesuai dengan Panduan Penangkapan Inovasi Desa (capturing)

butir 1. Identifikasi, sub 1.1 Checklist Sortir Inovasi, capturing

seharusnya bisa memenuhi 7 butir check sebagai berikut:

(1) Apakah cara atau pendekatannya berbeda/ada kebaruan;

(2) Apakah inisiatifnya berasal dari warga/masyarakat desa;

(3) Apakah ada pengembangan dari cara sebelumnya;

(4) Apakah inovasi tersebut menjawab masalah/tantangan desa;

(5) Apakah inovasi teresebut telah terbukti berhasil menjawab

masalah/tantangan desa menjadi lebih baik;

(6) Apakah ada manfaat sosial ekonomi dari munculnya inovasi;

(7) Apakah inovasi tersebut berpotensi untuk direplikasi desa

lain.

Permasalahan tersebut disebabkan:

- TPID kurang memahami proses dan kriteria pembuatan video

capturing yang merupakan video dokumenter yang isinya

merupakan keberhasilan desa menjawab tantangan

penangangan masalah.

- TIK, KPW IV D.I.Yogyakarta, Tenaga Ahli Kabupaten, dan

Pendamping Desa kurang intensif dalam mendampingi desa

binaannya.

Akibatnya video capturing yang sudah dibuat oleh TPID sebagian

besar tidak memenuhi syarat sebagai video dokumenter, untuk

ditampilkan dalam Bursa Inovasi Desa (BID) tingkat kabupaten

dan nasional serta belum dapat dicontoh (direplikasi) oleh desa

lainnya.

(5) Pertanggungjawaban atas pelaksanaan pendampingan oleh

P2KTD belum menpedomani PTO

Hasil audit atas sebelas perjanjian kerjasama antara TPID dengan

P2KTD pada enam Kecamatan penerima Program PID dimana

nilai kontrak didasarkan pada musyawarah antara TPID dengan

P2KTD dengan nilai kontrak paling tinggi Rp6.000.000,00. Pada

klausul kontrak pada enam TPID dengan P2KTD pasal 2 Hak dan

Page 98: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

83

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Ke

Kewajiban point c menyatakan bahwa pihak kedua (P2KTD) wajib

bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan, administrasi, dan

keuangan atas pekerjaan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan wajib menyampaikan semua bukti-

bukti pengeluaran serta dokumen pelaksanaan lainnya termasuk

foto dokumentasi atau video kegiatan.

Sesuai Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan Pengetahuan

Inovasi Desa (PPID) dan Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis

Desa (P2KTD) Program Inovasi Desa yang disusun oleh

Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa tahun 2018, BAB IV angka 5.f.

Pertanggunggungjawaban kegiatan P2KTD, adalah menyusun

laporan hasil kegiatan dan disampaikan kepada TPID dengan

tembusan pada desa-desa penerima jasa layanan. Laporan

pertanggungjawaban terdiri dari laporan kemajuan kegiatan dan

hasil jasa layanan teknis P2KTD.

Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman TPID dan P2KTD

mengenai klausul perjanjian kerjasama yang telah disepakati,

karena hanya menyalin format yang dibuat oleh satker pusat

tanpa melakukan reviu isi perjanjian.

(6) Terdapat penyelenggaraan kegiatan pada TIK Kulon Progo dan

TIK Gunungkidul tidak sesuai ketentuan dalam pedoman

Berdasarkan hasil audit pelaksanaan sosialisasi, pelatihan dan

evaluasi kegiatan pada empat Tim Inovasi Kabupaten (TIK),

diketahui bahwa TIK Kulonprogo dan TIK Gunungkidul

menyelenggarakan kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dengan

Keputusan Dirjen PMD Nomor 37 Tahun 2018 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi TA 2018, yaitu telah

dilaksanakan di luar kabupaten yang bersangkutan, dengan

rincian sebagai berikut :

TIK Kabupaten

Acara Tanggal Pelaksanaan Jumlah Peserta &

Panitia

Tempat penyeleng

garaan TIK Kulon Sosialisasi 10-12 Oktober 2018 82 orang Hotel Ruba

Page 99: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

84

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

TIK Kabupaten

Acara Tanggal Pelaksanaan Jumlah Peserta &

Panitia

Tempat penyeleng

garaan Progo P2KTD dan

Rakor TIK Graha Yogyakarta

TIK Kulon Progo

Evaluasi PID 10–11 Desember 2018 81 orang Hotel Grand Palace Yogyakarta

TIK Gunungkidul

Evaluasi P2KTD

25–27 Desember 2018 86 orang Hotel Grand Palace Yogyakarta

Berdasarkan ketentuan dalam Keputusan Dirjen PMD Nomor 37

tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi

TA 2018, diatur bahwa Sosialisasi/evaluasi P2KTD dan Rakor TIK

dilaksanakan selama dua hari efektif bertempat di ibukota

kabupaten atau tempat lain dalam kabupaten yang bersangkutan.

Hal tersebut disebabkan hotel yang ada di Kulon Progo dan

Gunungkidul kurang memadai.

Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang

diungkapkan dalam audit loan tersebut di atas telah diberikan

rekomendasi kepada pemangku kegiatan untuk ditindaklanjuti.

(7) Pertanggungjawaban atas pelaksanaan pendampingan oleh

P2KTD belum menpedomani PTO

Hasil audit atas sebelas perjanjian kerjasama antara TPID dengan

P2KTD pada enam Kecamatan penerima Program PID dimana

nilai kontrak didasarkan pada musyawarah antara TPID dengan

P2KTD dengan nilai kontrak paling tinggi Rp6.000.000,00. Pada

klausul kontrak pada enam TPID dengan P2KTD pasal 2 Hak dan

Kewajiban point c menyatakan bahwa pihak kedua (P2KTD) wajib

bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan, administrasi, dan

keuangan atas pekerjaan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan wajib menyampaikan semua bukti-

bukti pengeluaran serta dokumen pelaksanaan lainnya termasuk

foto dokumentasi atau video kegiatan.

Sesuai Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan Pengetahuan

Inovasi Desa (PPID) dan Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis

Desa (P2KTD) Program Inovasi Desa yang disusun oleh

Page 100: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

85

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Dire

Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa tahun 2018, BAB IV angka 5.f.

Pertanggunggungjawaban kegiatan P2KTD, adalah menyusun

laporan hasil kegiatan dan disampaikan kepada TPID dengan

tembusan pada desa-desa penerima jasa layanan. Laporan

pertanggungjawaban terdiri dari laporan kemajuan kegiatan dan

hasil jasa layanan teknis P2KTD.

Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman TPID dan P2KTD

mengenai klausul perjanjian kerjasama yang telah disepakati,

karena hanya menyalin format yang dibuat oleh satker pusat

tanpa melakukan reviu isi perjanjian.

(8) Terdapat penyelenggaraan kegiatan pada TIK Kulon Progo dan

TIK Gunungkidul tidak sesuai ketentuan dalam pedoman

Berdasarkan hasil audit pelaksanaan sosialisasi, pelatihan dan

evaluasi kegiatan pada empat Tim Inovasi Kabupaten (TIK),

diketahui bahwa TIK Kulonprogo dan TIK Gunungkidul

menyelenggarakan kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dengan

Keputusan Dirjen PMD Nomor 37 Tahun 2018 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi TA 2018, yaitu telah

dilaksanakan di luar kabupaten yang bersangkutan, dengan

rincian sebagai berikut :

TIK Kabupaten Acara Tanggal

Pelaksanaan

Jumlah Peserta &

Panitia

Tempat penyelenggaraan

TIK Kulon Progo Sosialisasi

P2KTD dan

Rakor TIK

10 - 12 Oktober

2018

82 orang Hotel Ruba Graha

Yogyakarta

TIK Kulon Progo Evaluasi PID 10 – 11

Desember 2018

81 orang Hotel Grand Palace

Yogyakarta

TIK Gunungkidul Evaluasi

P2KTD

25 – 27

Desember 2018

86 orang Hotel Grand Palace

Yogyakarta

Berdasarkan ketentuan dalam Keputusan Dirjen PMD Nomor 37

tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi

TA 2018, diatur bahwa Sosialisasi/evaluasi P2KTD dan Rakor TIK

dilaksanakan selama dua hari efektif bertempat di ibukota

kabupaten atau tempat lain dalam kabupaten yang bersangkutan.

Page 101: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

86

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Hal tersebut disebabkan hotel yang ada di Kulon Progo dan

Gunungkidul kurang memadai.

Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang

diungkapkan dalam audit loan tersebut di atas telah diberikan

rekomendasi kepada pemangku kegiatan untuk ditindaklanjuti.

4. Verifikasi Tunggakan Tunjangan Kinerja Guru PNS dan CPNS

Verifikasi Tunggakan Tunjangan Kinerja Guru PNS dan CPNS di

Lingkungan Kantor Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta

dilakukan untuk meyakinkan bahwa tunggakan tunjangan kinerja guru

PNS dan CPNS yang diajukan telah sesuai dengan peraturan terkait

sebagai dasar pembayaran tunjangan kinerja guru dan meyakinkan

kebenaran, keabsahan serta akibat yang timbul dari penggunaan surat

bukti mengenai hak tagih kepada negara serta mengidentifikasi kendala/

permasalahan yang terjadi dalam penyelesaian tunjangan kinerja guru.

Ruang lingkup verifikasi terbatas pada tunggakan tunjangan kinerja guru

PNS dan CPNS Madrasah periode November 2015 sampai dengan

Desember 2018 di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil verifikasi tunggakan tunjangan kinerja guru PNS dan CPNS

Madrasah di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah

Istimewa Yogyakarta senilai Rp43.125.139.528 dengan diuraikan

sebagai berikut:

No Uraian Jumlah (Rp) Total

1. Tahun 2015

a. Jumlah tunggakan 2.737.084.100

b. Koreksi positif 92.463.178

c. Koreksi negatif (538.856.322)

d. Tunggakan hasil verifikasi

2.290.690.956

2. Tahun 2016

a. Jumlah data awal tunggakan 14.741.696.464

b. Koreksi Positif 516.820.560

c. Koreksi Negatif (2.801.025.124)

Page 102: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

87

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

No Uraian Jumlah (Rp) Total

d. Tunggakan hasil verifikasi

12.457.491.900

3. Tahun 2017

a. Jumlah data awal tunggakan 13.987.969.126

b. Koreksi Positif 277.707.307

c. Koreksi Negatif (3.299.693.685)

d. Tunggakan hasil verifikasi

10.965.982.748

4. Tahun 2018

a. Jumlah data awal tunggakan 13.109.066.925

b. Koreksi Positif 6.888.547.520

c. Koreksi Negatif (2.586.640.521)

d. Tunggakan hasil verifikasi

17.410.973.924

5. Total Tahun 2015-2018

a. Jumlah data awal tunggakan 44.575.816.615

b. Jumlah koreksi positif 7.775.538.565

c. Jumlah koreksi negatif (9.226.215.652)

d. Jumlah total tunggakan hasil verifikasi

43.125.139.528

5. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Lintas Sektoral Program

Peningkatan Ekspor Nasional pada Pemerintah Daerah D.I.

Yogyakarta Tahun 2019

Berdasarkan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan intern atas

Program Pengembangan Ekspor Nasional pada Pemerintah D.I.

Yogyakarta dapat kami simpulkan sebagai berikut:

a. Implementasi Pengembangan Ekspor Nasional di Daerah

1) Aspek Kebijakan Pengembangan Ekspor

Pemerintah D.l. Yogyakarta telah mempunyai kebijakan formal

terkait pengembangan produk ekspor yaitu berupa Keputusan

Gubernur tentang produk unggulan, sedangkan untuk kemudahan

di bidang investasi telah didukung dengan Perda tentang

pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi khususnya bagi

UMKM. Disamping itu, telah ada kebijakan tentang

mekanisme/tatacara pembinaan dan pemberdayaan UKM/IKM

Page 103: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

88

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

ber

berorientasi ekspor dan SOP mengenai proses/mekanisme

kegiatan pameran dagang dan promosi ekspor khususnya bagi

UKM/IKM untuk pengembangan pasar ekspor.

Namun demikian masih ada hal-hal terkait kebijakan yang dapat

mempengaruhi capaian kinerja ekspor yaitu:

a) Disharmoni kebijakan antara pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah antara Keputusan Gubernur Nomor 31

tahun 2015 dengan Permenperin Nomor 138/M-

IND/PER/10/2009 terkait produk unggulan daeran dan

industri unggulan daerah.

b) Disharmoni kebijakan dari pemerintah pusat seperti antara

UU No. 23 Tahun 2014 dengan UU No.20 Tahun 2008 serta

peraturan pelaksanaannya PP 17 Tahun 2013 terkait

pemberian hibah.

c) Kebijakan/regulasi formal yang belum ada yaitu:

(1) Regulasi formal mengenai standardisasi kualitas produk

ekspor khususnya bagi UKM/IKM untuk pengembangan

produk ekspor non migas.

(2) Regulasi formal mengenai proses/mekanisme kegiatan

fasilitasi kerjasama IKM/UKM berorientasi ekspor

dengan usaha besar, kadin, lembaga

pendidikan/penelitian dan asosiasi industri/profesi.

b. Aspek Implementasi Kebijakan Pengembangan Ekspor

1) Efektifitas Kelembagaan Ekspor

Pemerintah D.I. Yogyakarta telah memiliki atau menetapkan

kelembagaan ekspor yang secara jelas berwenang untuk

sinkronisasi dan efektivitas koordinasi program/kegiatan

pengembangan ekspor nasional/daerah secara terintegrasi baik

ditingkat provinsi maupun kabupaten. Namun tim pengembangan

ekspor dan investasi daerah (PEPIDA) sejak tahun 2009 sampai

saat dilaksanakan pemantauan tidak ada aktivitas (mati suri).

Rencananya akan direvitalisasi kembali untuk tahun 2020. Selama

ini pelaksanaannya masih bersifat sektoral.

Page 104: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

89

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

2) Perencanaan dan Penganggaran Program/Kegiatan Ekspor

Pemerintah DI Yogyakarta telah mengakomodir program

pengembangan ekspor nasional yang ada di RPJMN ke dalam

RPJMD DIY, RKPD DIY, APBD DIY, RKA dan DPA. Disamping itu

Pemerintah D.I. Yogyakarta belum menetapkan rencana induk

pengembangan industri daerah (RIPIDA).

3) Pelaksanaan Program/Kegiatan Pengembangan Ekspor

Pemerintah D.l. Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan

pengembangan ekspor seperti fasilitasi pelayanan HAKI, temu

bisnis, pendampingan standarisasi mutu produk, pendampingan

sertifikasi produk, bantuan modal dana bergulir, optimalisasi

pembiayaan bagi UMKM, pelatihan ekspor, revitalisasi

pengolahan industri berbasis agro, pameran dagang dalam dan

luar negeri, penguatan kapasitas kemitraan dengan usaha besar,

penghargaan kepada UKM/IKM ekspor.

Namun demikian masih terdapat hal-hal yang perlu mendapat

perhatian lebih lanjut yaitu:

- Akses permodalan bagi UKM/IKM masih rendah karena

peran pemerintah terkait permodalan belum optimal;

- Belum semua pelaku usaha UKM/IKM berorientasi ekspor;

- Pengembangan Fasilitas pengolahan industri di kawasan

industri belum memadai;

- Kegiatan pameran dagang dan promosi ekspor, khususnya

untuk produk UKM/IKM masih bersifat sektoral dan belum

terintegrasi, sehingga belum optimal dalam mendukung

kegiatan promosi ekspor nasional;

- Kurangnya tingkat apresiasi maupun penghargaan

terhadap inovasi produk industri dalam negeri yang

berorientasi ekspor;

- Kualitas dan kuantitas pelayanan informasi ekspor,

khususnya kepada pelaku usaha ekspor UKM/IKM belum

memadai;

- Kualitas promosi dan kelembagaan ekspor dalam rangka

Page 105: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

90

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

mendorong peningkatan ekspor non migas kurang optimal.

4) Penatausahaan dan Pelaporan Program/Kegiatan Ekspor

Pemda D.I. Yogyakarta belum memiliki/menyelenggarakan sistem

informasi (database) terkait informasi ekspor (produk ekspor,

pelaku ekspor, pasar ekspor) secara akurat dan update.

5) Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Ekspor

Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan terkait

program pengembangan ekspor telah dilakukan oleh dinas

perindustrian dan perdagangan (Diperindag) selaku SKPD

pengampu program. Namun untuk evaluasi terpisah atas

program/kegiatan pengembangan ekspor oleh APIP belum

dilaksanakan.

Hasil pemantauan tindak lanjut evaluasi lintas sektoral program peningkatan

ekspor nasional menunjukkan bahwa dari 17 rekomendasi atas 17

permasalahan, sebanyak 11 rekomendasi telah ditindaklanjuti dengan tuntas,

dan enam rekomendasi belum tuntas tindak lanjutnya (masih dalam proses).

6. Audit Tujuan Tertentu atas Dana Jaminan Sosial (DJS) Tahun 2018

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengelolaan aset Dana Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2018 di Daerah

Istimewa Yogyakarta diselenggarakan oleh satu Kantor Divisi Regional yang

membawahi Kantor Cabang BPJS Kesehatan Yogyakarta dan Kantor

Cabang Sleman, yang bekerja sama dengan dengan 388 Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 66 Fasilitas Kesehatan Rujukan

Tingkat Lanjut (FKRTL).

Jumlah peserta BPJS Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak

3.195.298 orang dengan jumlah penerimaan iuran pada tahun 2018 sebesar

Rp780.805.514.013,00.

Nilai klaim (INA CBGs dan Non INA CBGs) dari 66 FKRTL di Daerah

Istimewa Yogyakarta yang telah dibebankan kepada BPJS Kesehatan tahun

2018 adalah sebesar Rp2.263.030.659.747,00 dan telah dibayarkan tahun

2018 sebesar Rp1.957.636.999.039,00 sehingga masih terdapat hutang

BPJS Kesehatan sebesar Rp305.393.660.708,00.

Page 106: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

91

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Nilai pembayaran kapitasi tahun 2018 dari BPJS Kesehatan kepada 388

FKTP di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebesar

Rp239.244.706.895,00.

Nilai klaim Non Kapitasi dari 388 FKTP di Daerah Istimewa Yogyakarta yang

telah dibebankan kepada BPJS Kesehatan tahun 2018 adalah sebesar

Rp30.844.325.747,00 dan telah dibayarkan tahun 2018 sebesar

Rp30.844.325.747,00.

Kelemahan atas tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

dalam pengelolaan aset Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan dan Aset

Dana BPJS Kesehatan Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

a. Sistem IT yang terkait sistem kepesertaan, sistem manajemen iuran dan

penagihan piutang, dan sistem pembayaran manfaat atau pembiayaan

layanan jaminan kesehatan di BPJS Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan

Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) belum memadai dengan masih

dijumpainya kepesertaan bermasalah yang berdampak pada

pembayaran iuran dan masih dijumpainya klaim missread, klaim ganda,

klaim fiktif dan fraud lainnya seperti manipulasi kelas perawatan dan SIP

dokter yang telah kadaluarsa. Hal tersebut antara lain disebabkan belum

berfungsinya tim pencegahan kecurangan dan belum diterapkannya

pedoman dan kebijakan fraud secara optimal.

b. Pelaksanaan strategic purchasing pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama dan penerapan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan

komitmen pelayanan telah cukup memadai, namun masih dijumpai

adanya peserta PBI APBD yang tercantum dalam SK Bupati/Walikota

tentang Penetapan PBI dalam status meninggal dan ganda, namun

masih aktif dalam kepesertaan yang berpengaruh pada besaran

pembayaran kapitasi dan penerapan KBK untuk dokter praktek

perorangan yang belum berpengaruh pada pembayaran yang

bertentangandengan tujuan dari penerapan KBK.

c. Penggunaan aset Dana Jaminan Sosial Kesehatan untuk Dana

Operasional Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Tahun

2018 telah memadai yang ditunjukkan tidak diijumpainya penerimaan

dan penggunaan dana operasional diluar ketentuan yang berlaku.

Page 107: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

92

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Berdasarkan ATT DJS oleh BPJS di Wilayah D.I. Yogyakarta, dijumpai

permasalahan sebagai berikut:

a. Sistem IT yang terkait sistem kepesertaan, sistem manajemen iuran dan

penagihan piutang, dan sistem pembayaran manfaat atau pembiayaan

layanan jaminan kesehatan di BPJS Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan

Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)

1) Audit Tahap 1

Terdapat klaim ganda pada dua rumah sakit yang mengakibatkan

kelebihan pembayaran klaim pada RSUD Wonosari sebesar

Rp277.500,00 dan RS Mata Dr. YAP sebesar Rp448.200,00.

Permasalahan tersebut bertentangan dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 76 Tahun 2016 tentang Pedoman Indonesian

Case Base Groups (INA-CBGs) dalam pelaksanaan Jaminan

Kesehatan Nasional.

Kondisi di atas disebabkan kurang cermatnya verifikator di dalam

memverifikasi kejadian yang merupakan satu episode dan

kelemahan dari sistem fraud rumah sakit yang belum dapat

mengidentifikasi kejadian episode rawat jalan yang tidak dapat

dilaksanakan dalam satu hari pelayanan.

2) Audit Tahap 2

a) Terdapat data kepesertaan bermasalah yaitu

(1). Terdapat kepesertaan ganda hasil cleansing BPJS

Kesehatan KC Yogyakarta pada Desember 2018, dan

baru dilakukan penonaktifan di tahun 2019 dan terdapat

peserta meninggal dimana status kepesertaan di BPJS

Kantor Cabang Yogyakarta merupakan peserta aktif.

Permasalahan tersebut diatas disebabkan antara lain:

- Kurangnya koordinasi BPJS Kesehatan KC

Yogyakarta dengan Instansi terkait seperti Dinas

Kesehatan, Dinas Sosial dan Dukcapil serta badan

usaha terkait dengan jumlah peserta JKN. Koordinasi

dengan Dukcapil dalam tahun 2018 baru dilakukan di

Kabupaten Gunungkidul.

Page 108: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

93

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

- Kurang intensifnya BPJS Kesehatan KC Yogyakarta

untuk berkoordinasi dengan pihak rumah sakit di

wilayah KC Yogyakarta untuk menginformasikan

peserta JKN yang telah meninggal di rumah sakit dan

menginputkan data meninggal ke dalam V-klaim.

Permasalahan tersebut berdampak pada pembayaran

iuran dan kapitasi karena mendasarkan pada data yang

tidak valid.

(2). Terdapat Peserta PBI APBD pada BPJS Kesehatan KC

Yogyakarta sebanyak 14.340 peserta yang telah

meninggal namun dalam SK Bupati/Walikota masih

terdaftar aktif sebagai peserta BPJS.

Kondisi tersebut disebabkan tidak ada laporan dari

keluarga peserta yang meninggal kepada BPJS

Kesehatan dan pada saat dilakukan rekonsiliasi antara

BPJS Kesehatan dengan Pemda mengenai data

kepesertaan tidak melibatkan Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.

Akibatnya terdapat potensi kepesertaan yang tidak layak

untuk mendapatkan pelayanan terdapat kelebihan

pembayaran iuran sebesar Rp329.820.000,00 dan

kelebihan pembayaran kapitasi sebesar Rp60.711.690,00.

(3). Terdapat kepesertaan ganda BPJS KC Yogyakarta dalam

SK Bupati/Walikota tentang PBI APBD sebanyak 4.043

peserta.

Kondisi tersebut disebabkan kelalaian tim penyusun SK

Bupati/Walikota tentang PBI APBD dan belum optimalnya

rekonsiliasi antara BPJS dengan Pemda (Dinas Sosial

dan Dinas Kesehatan).

Akibatnya terdapat kelebihan pembayaran iuran sebesar

Rp92.989.000,00 dan kelebihan pembayaran kapitasi

sebesar Rp22.840.595,00.

Page 109: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

94

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

(4). Terdapat Peserta PBI yang telah meninggal masih

terdaftar aktif sebagai peserta di BPJS Kesehatan Cabang

Sleman sebanyak 3.200 peserta.

Kondisi tersebut disebabkan :

- Tidak ada laporan dari keluarga peserta yang

meninggal kepada BPJS Kesehatan.

- Pada saat dilakukan rekonsiliasi antara BPJS

Kesehatan dengan Pemda mengenai data kepesertaan

tidak melibatkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten.

Akibatnya terdapat potensi kepesertaan yang tidak layak

mendapatkan pelayanan dan kelebihan pembayaran iuran

sebesar Rp614.652.000,00.

(5). Terdapat kepesertaan ganda dalam SK Bupati Sleman

dan Kulon Progo tentang PBI APBD dan SK Bupati

Sleman tentang PBPU pada BPJS KC Sleman sebanyak

3.097 peserta.

Kondisi tersebut disebabkan kelalaian tim penyusun SK

Bupati yang berdampak pada kelebihan pembayaran

premi sebesar Rp.72.706.000,00.

(6). Terdapat peserta dalam SK Bupati Sleman dan Kulon

Progo tentang PBI APBD yang berstatus non aktif di BPJS

Kesehatan KC Sleman sebanyak 6.831 peserta dan tidak

ditemukan namanya dalam data kepesertaan BPJS

sebanyak 5.534 peserta.

Kondisi tersebut disebabkan proses rekonsiliasi antara

Pemda dan BPJS Kesehatan cabang Sleman tidak

dilakukan dengan akurat.

Akibatnya terdapat kelebihan pembayaran premi dari

Pemda kepada BPJS Kesehatan selama tahun 2018

sebesar Rp 284.395.000,00.

(7). Terdapat peserta yang telah pindah keluar daerah namun

tetap masuk dalam SK Bupati tentang PBI APBD Sleman

Page 110: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

95

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

dan Kulon Progo dan SK PBPU Kabupaten Sleman

sebanyak 669 peserta, sehingga terdapat kelebihan

pembayaran premi sebesar Rp133.253.000,00.

(8). Terdapat peserta yang masuk sebagai peserta PBI APBD

Kabupaten Sleman akan tetapi terdaftar juga ssebagai

peserta PBPU Kabupaten Sleman sebanyak 59 orang.

Akibatnya terdapat potensi kelebihan pembayaran premi

dari Pemda Sleman ke BPJS Kesehatan selama tahun

2018 sebesar Rp 1.504.500,00.

b) Terdapat Klaim ganda pada 14 rumah sakit dengan jumlah

kasus sebanyak 475 dengan nilai temuan sebesar

Rp100.173.100,00 dimana sebesar Rp98.921.900,00 telah

dibayarkan oleh BPJS per 31 Desember 2018.

Kondisi tersebut disebabkan kurang telitinya petugas verifikasi

pada BPJS Kesehatan Kantor Cabang Yogyakarta dan Kantor

Cabang Sleman. Akibatnya terdapat kelebihan klaim INA

CBGs selama tahun 2018 sebesar Rp100.173.100,00 dimana

senilai Rp98.921.900,00 sudah dibayar oleh BPJS kepada

rumah sakit sampai dengan tanggal 31 Desember 2018.

c) Terdapat klaim atas perawatan non kelas namun diklaimkan

dikelas perawatan di atas kelas tiga yang mengakibatkan

kelebihan pembayaran klaim pada 23 rumah sakit dengan

jumlah kasus sebanyak 642 dengan nilai klaim sebesar

Rp587.346.300,00 dan telah dibayarkan sampai dengan 31

Desember 2018 sebesar Rp582.655.400,00.

Kondisi tersebut disebabkan kurangnya sosialisasi terkait

peraturan yang ada serta perbedaan pemahaman dalam

mensikapi Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor

HK.03.03/MENKES/518/2016.

Akibatnya, terdapat kelebihan klaim INA CBGs sebesar

Rp587.346.300,00 dimana sampai dengan tanggal 31

Desember 2018 dari jumlah klaim tersebut sebesar

Rp582.655.400,00 telah dilakukan pembayaran.

Page 111: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

96

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

d) Terdapat Klaim Fiktif, yaitu

(1) Terdapat klaim fiktif atas pelayanan operasi yang batal

dilakukan dan dirujuk pada rumah sakit lain, diklaim

dengan kode tindakan operasi pada RSKB Adelia yang

mengakibatkan kelebihan pembayaran sebesar

Rp7.185.800,00.

Kondisi tersebut disebabkan kesengajaan rumah sakit dan

pengujian Verifikator BPJS hanya menggunakan dokumen

formal yang diajukan rumah sakit. Akibatnya terdapat

kelebihan pembayaran klaim kepada rumah sakit tersebut

sebesar Rp7.185.800,00.

(2) Terdapat pengajuan klaim fiktif atas pelayanan yang tidak

dilakukan pada RSKIA PKU Muhamadiyah Kotagede

sebesar Rp190.400,00.

Permasalahan tersebut terjadi karena sistem V-Klaim

untuk pelayanan rawat jalan saat itu belum bisa mengunci

tanggal sehingga bisa dimajukan serta adanya

kesengajaan dari pihak rumah sakit untuk memundurkan

tanggal untuk menghidari pelayanan satu episiode untuk

rawat jalan dan rawat inapnya dengan tujuan agar dapat

lolos verifikasi. Pada saat audit berlangsung aplikasi

V-Klaim telah dilakukan update sehingga sudah dapat

mengunci hal tersebut.

Kondisi tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran

klaim yang sebesar Rp190.400,00 atas pelayanan yang

tidak diberikan.

e) Terdapat dokter yang melakukan pelayanan pada saat Surat

Ijin Praktek (SIP) telah habis masa berlakunya pada dua

rumah sakit dengan nilai klaim sebesar Rp82.729.000,00.

Hal ini disebabkan ketidaktelitian rumah sakit dalam

mengelola data sumber daya manusia dan verifikator BPJS

dalam memverifikasi klaim serta kelemahan dari sistem di

Page 112: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

97

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

BPJ

BPJS yang belum sepenuhnya bisa mendeteksi adanya SIP

yang telah kadaluarsa.

Akibatnya terdapat kelebihan pembayaran klaim sebesar

Rp82.729.000,00.

f) Terdapat pembayaran klaim atas pelayanan yang tidak sesuai

Kelas Perawatannya pada Rumah Sakit Ludira Husada Tama

dengan nilai klaim sebesar Rp1.876.900,00.

Kondisi tersebut disebabkan kurangnya pemahaman petugas

coding rumah sakit dan kurang telitinya Verifikator BPJS.

Akibatnya terdapat kelebihan pembayaran klaim kepada RS

Ludira Husada Tama sebesar Rp1.876.900,00.

g) Terdapat klaim atas perawatan rawat inap kurang dari enam

jam dan dirujuk, namun ditagihkan dengan episode rawat inap

pada Rumah Sakit Ludira Husada Tama yang mengakibatkan

kelebihan pembayaran Klaim sebesar Rp242.800,00.

Kondisi tersebut disebabkan kurang telitinya petugas coding

Rumah Sakit dan Verifikator BPJS. Akibatnya terdapat

kelebihan pembayaran klaim kepada RS Ludira Husada

sebesar Rp242.800,00.

h) Terdapat Klaim Missread, yaitu

(1) Terdapat pengajuan klaim atas resume medis yang sama,

namun dikoding dengan kode INA CBGs yang berbeda

pada Rumah Sakit Permata Husada .

Seharusnya berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan

medis yang sama dan prosedur yang dilakukan sama,

dikoding dengan kode INACBGs yang sama.

Hal tersebut disebabkan kelalaian fihak rumah sakit dan

kurang cermatnya verifikator BPJS yang mengakibatkan

kelebihan pembayaran sebesar Rp2.147.000,00.

(2) Pembayaran Klaim atas Diagnosa yang tidak dilakukan

prosedur penanganannya pada tiga rumah sakit dengan

nilai kelebihan klaim sebesar Rp13.231.000,00.

Page 113: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

98

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Seharusnya kode diagnosa yang dicantumkan dalam

klaim sesuai dengan resume medis yang dibuat oleh

dokter yang merawat.

Kondisi tersebut disebabkan kurang telitinya petugas

coding Rumah Sakit dan Verifikator BPJS.

Akibatnya terdapat kelebihan pembayaran klaim kepada

Rumah Sakit tersebut sebesar Rp13.231.000,00.

i) Terdapat pembayaran klaim atas pelayanan yang tidak sesuai

Kelas Perawatannya pada lima rumah sakit dengan jumlah

kasusu sebanyak 21 kasus dengan nilai klaim sebesar

Rp10.571.800,00.

Kondisi tersebut disebabkan kurang telitinya petugas coding

Rumah Sakit dan Verifikator BPJS. Akibatnya terdapat

kelebihan pembayaran klaim kepada Rumah Sakit tersebut

sebesar Rp10.571.800,00.

j) Cakupan presentase penduduk yang menjadi peserta jaminan

kesehatan di Wilayah Cabang Sleman belum mencapai

cakupan minimal 95%.

Cakupan presentase penduduk yang menjadi peserta jaminan

kesehatan per 31 Desember 2019 di Wilayah Cabang Sleman

baru mencapai 93,29%, hal ini disebabkan kurangnya

koordinasi yang intens antara pihak BPJS Kesehatan Cabang

Sleman untuk meyakinkan pihak Pemerintah Kabupaten Kulon

Progo terkait JKN dengan implementasi jaminan kesehatan

yang telah diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon

Progo.

k) Badan usaha yang ada di wilayah D.I. Yogyakarta belum

seluruhnya bekerjasama dengan BPJS.

Badan Usaha yang belum bekerjasama dengan BPJS

sebanyak 717 terdiri BPJS Cabang Sleman sebanyak 86 unit

dan BPJS Cabang Yogyakarta 631 unit.

l) Penerimaan Iuran Peserta Penerima Upah Badan Usaha

(PPU BU) Lebih Rendah dari yang Seharusnya.

Page 114: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

99

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Terdapat tujuh badan usaha yang belum menindaklanjuti hasil

pemeriksaan BPJS Kesehatan Cabang Sleman dengan

memperbarui data mengenai jumlah pekerja dan atau jumlah

penghasilan pekerjanya sesuai hasil pemeriksaan sehingga

terdapat potensi pekerja yang belum dilaporkan sebanyak

2.762 pekerja dan iuran peserta dari PBPU yang belum dapat

diterima oleh BPJS Kesehatan Cabang Sleman sekurang-

kurangnya sebesar Rp172.841.969,00.

m) Terdapat denda yang belum dibayarkan oleh BPJS Cabang

Sleman sebesar Rp1.087.487.665,00 dan potensi denda yang

harus dibayar karena tagihan pada Bulan November dan

Desember Tahun 2018 di RSUP Dr. Sardjito senilai

Rp1,021.641.212,00 dan RS PKU Muhammadiyah Gamping

sebesar Rp52.067.110,00.

n) Terdapat data klaim di luar kapitasi, obat RJTL CBGs dan

RITL CBGs, non kapitasi non CBGs dan promotif preventif

sebesar Rp64.176.998.418,00 yang belum termasuk dalam

rekapitulasi klaim yang telah dibayarkan pada tahun 2018 di

BPJS Cabang Sleman.

o) Pengajuan klaim manfaat kesehatan rumah sakit ke BPJS

kesehatan KC Yogyakarta pada tahun 2018 terlambat yaitu

melebihi ketentuan dalam peraturan BPJS Nomor 3 Tahun

2017 baik pembayaran klaim RITL dan RJTL maupun

pengajuan klaim obat, ambulan dan alkes.

Penyebab keterlambatan karena keterbatasan sistem V-Klaim

yang masih dalam proses updating, adanya proses migrasi

data yang membutuhkan waktu 1 bulan, keterbatasan SDM

baik dirumah sakit dan BPJS. Keterlambatan pengajuan klaim

menyebabkan kerugian pihak rumah sakit yang tidak dapat

memanfaatkan biaya klaim untuk operasional rumah sakit.

p) Penanganan kasus pengajuan klaim yang dinyatakan pending

dan dispute oleh BPJS belum optimal.

Page 115: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

100

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Kondisi tersebut disebabkan adanya ketidakjelasan penyebab

keterangan pending dan kurang komunikasi serta koordinasi

antara verifikator BPJS dengan pihak rumah sakit disamping

faktor SDM yang belum dapat menyelesaikan permasalahan

yang dikonfirmasikan oleh verifikator BPJS.

q) Pelaksanaan vedika di rumah sakit belum efektif.

Kondisi tersebut mengakibatkan pelaksanaan vedika belum

mampu memberikan informasi yang akurat tentang jumlah

pelayanan kesehatan seperti adanya keterlambatan

pengajuan klaim dan kesalahan inputing data dalam aplikasi

e-Klaim.

r) Terdapat hasil audit internal BPJS ke Rumah Sakit PKU

Muhamadiyah Bantul yang belum jelas tindak lanjutnya.

Penyelesaian tindak lanjut hasil audit klaim hanya dilakukan

via telepon tanpa ada pemberitahuan secara resmi kepada

pihak rumah sakit.

s) Terdapat keterlambatan pembayaran klaim rumah sakit oleh

BPJS KC Sleman yang mengharuskan pembayaran denda

keterlambatan sebesar Rp2.900.709.957,00.

Kondisi tersebut disebabkan adanya kelemahan sistem yang

berlaku (vedika), ketidaksiapan SDM dan kecukupan finansial

di BPJS yang mengakibatkan kerugian BPJS atas denda yang

dibayarkan dan bagi rumah sakit keterlambatan tersebut dapt

mengganggu operational rumah sakit.

t) Penggunaan manfaat biaya kapitasi di FKTP masih sangat

rendah sebesar 43% dari total peserta.

Kondisi tersebut tidak selaras dengan kebijakan penggunaan

kapitasi dalam Permenkes Nomor 21 tahun 2016 yang

menyatakan sekurang-kurangnya 60% digunakan untuk jasa

pelayanan, dan sisanya untuk biaya operasional. Hal tersebut

berdampak pada nilai manfaat yang diterima peserta tidak

sebanding dengan biaya kapitasi yang dibayarkan oleh BPJS

karena lebih banyak digunakan untuk jasa pelayanan.

Page 116: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

101

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

u) Kebijakan pembayaran iuran peserta PBI perlu ditinjau

kembali.

Jumlah peserta PBI di KC Yogyakarta sebanyak 66,02% dari

total peserta. Disamping terdapat tunggakan iuran sebesar

18% dari total pendapatan, peserta PBPU didominasi oleh

masyarakat ekonomi lemah terbawah dengan kemampuan

keuangan yang rendah dan berpotensi memiliki risiko tinggi

terhadap penyakit.

Kondisi tersebut terkait dengan kebijakan pembayaran iuran di

Perpres Nomor 111 Tahun 2013 dimana iuran PBI sebesar

Rp23.000,00 per orang per bulan dan iuran untuk PBPU

Rp25.500,00 per orang per bulan.

Hal tersebut mengakibatkan kemampuan finansial BPJS KC

Yogyakarta menjadi lebih rendah minimal sebesar

Rp40.572.450.000,00 untuk KC Yogyakarta.

v) Kepesertaan

Terdapat tujuh Badan Usaha yang melaporkan jumlah

pegawainya lebih rendah dari yang seharusnya berdasarkan

hasil penegakan kepatuhan kepesertaan BPJS Kesehatan

Kantor Cabang Yogyakarta

Permasalahan tersebut terjadi sebagian besar disebabkan:

- Fakor SDM dimana pegawai yang bekerja di badan usaha

sudah terdaftar di peserta PBI dan sebagian berasal dari

peserta mandiri yang menunggak dan badan usaha belum

bisa mendaftarkan kembali terhadap pegawai yang

bersangkutan.

- Belum optimalnya pelaksanaan edukasi kepada pekerja

oleh BPJS serta koordinasi dengan pengawas

ketenagakerjaan dan Dinas Tenaga Kerja.

Permasalahan tersebut berdampak pada jumlah kepesertaan

dari segmen PPU BU yang berpengaruh pada capaian target

UHC dan hilangnya potensi penerimaan iuran dari peserta

PPU BU.

Page 117: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

102

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

w) Pelaksanaan strategic purchasing pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP).

1) Penerapan kapitasi berbasis Komitmen pada dokter

Praktek Perorangan dalam meningkatkan efisiensi

penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak berjalan

sebagaimana mestinya karena adanya kebijakan

Peraturan Bersama antara Menteri Kesehatan dengan

Direktur BPJS No 2 Tahun 2017, penilaian KBK

khususnya untuk Dokter Praktek Mandiri tidak

mempengaruhi pembayaran kapitasi karena penafsiran

atas kebijakan tersebut bahwa praktek dokter perorangan

menggunakan tarif tunggal disamakan dengan tarif

minimal.

Akibatnya pembayaran kapitasi dokter praktek mandiri

pada Kantor Cabang Yogyakarta yang angka KBKnya

tidak tercapai pada tahun 2018 terjadi ketidakefisienan

biaya kapitasi sekurang-kurangnya sebesar

Rp184.816.800,00 untuk Kantor Cabang Yogyakarta dan

sebesar Rp436.558.600,00 untuk Kantor Cabang Sleman.

2) Terdapat rujukan non spesialistik yang tidak sesuai

dengan kebutuhan sebanyak 5 kasus dengan nilai klaim

sebesar Rp1.480.400,00 yang seharusnya dapat selesai

di FKTP sesuai dengan kesepakatan dengan BPJS tetapi

dirujuk ke FKRTL tanpa ada catatan khusus dan di FKRTL

kondisi pasien hanya melakukan pelayanan rawat jalan.

Hal tersebut berdampak pada ketidakefisienan

pembayaran kapitasi dan biaya manfaat pelayanan

kesehatan.

x) Penggunaan aset Dana Jaminan Sosial Kesehatan untuk

Dana operasional penyelenggaraan program Jaminan

Kesehatan sebagaimana dimaksud Pasal 21 ayat (1) poin b

Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan.

Page 118: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

103

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Atas permasalahan tersebut di atas telah diberikan rekomendasi kepada

pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti.

7. Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Desa (Siskeudes)

versi 2.0.

Untuk meningkatkan kualitas tata kelola keuangan desa, Kementerian Dalam

Negeri dengan dukungan BPKP telah mengembangkan aplikasi Sistem

Informasi Keuangan Desa (Siskeudes). Penerapan aplikasi Siskeudes pada

seluruh pemerintah desa diharapkan akan mempercepat proses

perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, serta

pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa. Direktorat Jenderal

Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan

Surat Edaran Nomor 143/8350/BPD tanggal 27 November 2015 tentang

Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa yang meminta seluruh gubernur dan

bupati/walikota untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi

penerapan/pemanfaatan aplikasi Siskeudes dalam pengelolaan keuangan

desa sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi, efektivitas dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Sistem Informasi Keuangan Desa

(Siskeudes) terus dikembangkan oleh BPKP, dan terakhir telah dikeluarkan

versi 2.0 yang menyempurnakan seluruh sistem yang disesuaikan dengan

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Sampai dengan semester I tahun 2019, empat kabupaten di lingkungan

Pemerintah D.I. Yogyakarta telah mengimplementasikan secara penuh

aplikasi Siskeudes dalam pengelolaan keuangan desa, dan secara bertahap

dan pararel akan menyesuaikan penggunaan aplikasi Siskeudes dengan

versi 2.0. Tahapan yang telah dilakukan oleh masing-masing kabupaten

sampai dengan 30 Juni 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

No Nama

Kabupaten ∑ Desa

Rekapitulasi Data Monitoring

Sosialisasi Pelatihan/Bimtek/Works

hop

Implementasi Secara Penuh

Sdh/ Blm

∑ Desa

Sdh/ Blm

∑ Desa

Sdh/ Blm

∑ Desa

%

1 Sleman 86 Sdh 86 Sdh 86 Sdh 86 100 2 Bantul 75 Sdh 75 Sdh 75 Sdh 75 100

Page 119: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

104

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

No Nama

Kabupaten ∑ Desa

Rekapitulasi Data Monitoring

Sosialisasi Pelatihan/Bimtek/Works

hop

Implementasi Secara Penuh

Sdh/ Blm

∑ Desa

Sdh/ Blm

∑ Desa

Sdh/ Blm

∑ Desa

%

3 Kulon Progo 87 Sdh 87 Sdh 87 Sdh 87 100 4 Gunungkidul 144 Sdh 144 Sdh 144 Sdh 144 100

Jumlah 392 392 392 392 100

Guna mempercepat penerapan aplikasi Siskeudes, Perwakilan BPKP D.I.

Yogyakarta telah melaksanakan beberapa kegiatan bimbingan teknis,

sebagai narasumber pelatihan aplikasi Siskeudes, dan konsultasi

pengelolaan keuangan desa. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan

memberikan pemahaman tentang pengelolaan keuangan desa berdasarkan

peraturan perundangan yang berlaku dengan melatih aparat desa,

pendamping desa, dan staf kecamatan mengenai tata cara penatausahaan

dan pembukuan serta pelaporan keuangan desa dengan menggunakan

aplikasi Siskeudes serta memecahkan permasalahan penatausahaan yang

dihadapi oleh desa.

Selama semester I tahun 2019, kegiatan bimbingan teknis, pelatihan dan

konsultasi yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas tata kelola

keuangan desa adalah:

a. Bimbingan teknis pengelolaan keuangan desa pada Camat/Aparatur

Kecamatan se Kabupaten Bantul.

b. Bimbingan teknis pengelolaan keuangan desa pada seluruh perangkat

desa se Kabupaten Bantul.

Selain melakukan bimbingan teknis, pelatihan dan konsultasi, Perwakilan

BPKP DIY juga membuat video tutorial dan infografis aplikasi Siskuedes

yang memberikan panduan praktis tentang tata cara penerapan aplikasi

Siskeudes dan pengelolaan dana desa.

Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam penerapan aplikasi Siskeudes

antara lain:

a. Pimpinan daerah kurang optimal dalam mengkoordinasikan dan

memfasilitasi penerapan/pemanfaatan aplikasi Siskeudes dalam

pengelolaan keuangan desa sebagai upaya untuk meningkatkan

transparansi, efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa,

Page 120: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

105

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

b. Kurangnya pelatihan pengelolaan keuangan desa yang diselenggarakan

oleh pemerintah kabupaten bagi aparat desa dan pengelola keuangan di

desa,

c. Kurangnya SDM aparat desa dan pengelola keuangan di desa yang

memiliki keahlian di bidang pengelolaan keuangan.

8. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BUMN/BUMD/BLUD

Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan BLUD/BUMD, Perwakilan

BPKP DIY telah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konsultansi

peningkatan kualitas pelaporan keuangan BLUD menggunakan aplikasi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD yang dikembangkan oleh BPKP.

Bimbingan dan konsultasi dilaksanakan pada pemerintah Kota Yogyakarta

dengan kegiatan narasumber pendampingan penyusunan laporan keuangan

BLUD melalui aplikasi SIA BLUD pada UPT Dinas Kesehatan dan UPT

lainnya di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Beberapa kelemahan yang masih dijumpai dalam upaya peningkatan

kualitas laporan keuangan antara lain:

a. Kelemahan/keterbatasan personil dalam melakukan input transaksi

keuangan BLUD.

b. Lambatnya perolehan data aset karena masih dalam proses rekonsiliasi.

c. Lambatnya perolehan data persediaan pada beberapa UPT Dinas

Kesehatan Kota Yogyakarta.

d. Kegagalan menu posting pada aplikasi yang menyebabkan perbedaan

nilai piutang pada laporan mutasi piutang dengan neraca.

e. Kesalahan posting pada Belanja Modal sehingga aset tetap tidak sama

dengan Belanja Modalnya.

f. Kesalahan memasukkan saldo awal sehingga surplus/defisit tahun

berjalan pada neraca tidak sama dengan laporan operasional.

9. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang mampu berperan secara

efektif akan mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.

Agar berperan efektif, APIP sekurang-kurangnya harus mampu:

Page 121: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

106

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

a. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,

efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan

fungsi instansi pemerintah;

b. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen

risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah;

c. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan

tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Peran efektif tersebut dapat diwujudkan apabila APIP sekurang-kurangnya

berada pada level 3 (integrated). Enam APIP di Daerah Istimewa Yogyakarta

sudah berada pada level 3 dengan catatan perbaikan sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel di bawah.

Leveling Kapabilitas APIP

di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

s.d. Semester I Tahun 2019

No Inspektorat Level

2016

Level

2017

Level

2018

Level

2019

1. Daerah Istimewa Yogyakarta 2 3* 3* 3 2. Kota Yogyakarta 2* 2 3* 3* 3. Kabupaten Bantul 2 3* 3* 3* 4. Kabupaten Sleman 2* 3* 3* 3 5. Kabupaten Kulon Progo 2* 2* 3* 3* 6. Kabupaten Gunungkidul 2* 3* 3* 3*

*dengan catatan perbaikan

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Secara umum, permasalahan yang dihadapi Inspektorat yang berada pada

level 3 dengan catatan perbaikan adalah :

a. Kebutuhan jumlah dan kualitas SDM Inspektorat belum sepenuhnya

dapat terpenuhi, sementara jumlah target kegiatan pengawasan cukup

banyak sehingga Inspektorat mengalami kendala dalam mencapai hasil

pengawasan yang berkualitas;

b. Kebutuhan jumlah anggaran untuk kegiatan pengawasan dan kegiatan

peningkatan kompetensi SDM Inspektorat belum sepenuhnya dapat

terpenuhi;

c. Perencanaan kegiatan pengawasan tahunan (PKPT) belum disusun

berbasis risiko;

Page 122: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

107

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

d. Inspektorat belum memiliki dan melaksanakan program peningkatan

kapabilitas individu dan profesionalisme dalam pelaksanaan

pengawasan.

Dalam rangka mendorong peningkatan kapabilitas APIP, Perwakilan BPKP

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam semester I tahun 2019 telah

melaksanakan kegiatan berupa :

a. Bimbingan teknis peningkatan kapabilitas APIP pada Inspektorat Kota

Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan kabupaten

Gunungkidul.

b. Evaluasi peningkatan kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten

Bantul dan Kulon Progo.

10. Penguatan Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi

Penguatan tata kelola Pemerintah dan Korporasi dilaksanakan dalam rangka

mengimplementasikan Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sebagai pembina

penyelenggaraan SPIP, BPKP mendorong penerapan SPIP di lingkungan

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah melalui berbagai kegiatan di

bawah ini.

a. Peningkatan Kematangan/Maturitas Penyelenggaraan SPIP.

Kualitas penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah diukur dengan

menggunakan tingkat kematangan/maturitas penyelenggaraan SPIP

yang penilaiannya berdasarkan pada keberadaan sistem pengendalian

intern yang telah dibangun oleh instansi pemerintah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun

2015-2019 telah menetapkan target indikator pembangunan bidang

aparatur negara dan pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang

baik, yang salah satu diantaranya adalah “implementasi penyelenggaraan

SPIP berupa Tingkat Maturitas SPIP berada pada Level 3 dalam tahun

2019 sebesar 85%”.

Page 123: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

108

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Sampai dengan akhir semester I tahun 2019, dari enam pemerintah

daerah di wilayah DIY telah berada pada level 3 menuju 4 (terdefinisi)

sebagaimana tabel berikut:

No Pemerintah Daerah Skor

Maturitas SPIP

Kategori

1 Daerah Istimewa Yogyakarta 3,39 Terdefinisi 2 Kota Yogyakarta 3,33 Terdefinisi 3 Kabupaten Bantul 3,17 Terdefinisi 4 Kabupaten Sleman 3,28 Terdefinisi 5 Kabupaten Kulon Progo 3,20 Terdefinisi 6 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul 3,08 Terdefinisi

Sumber: Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan SPIP

pada pemerintah daerah yang telah terlaksana selama semester I tahun

2019 adalah:

a. Reviu atas hasil penilaian maturitas SPIP pada pemerintah provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Sleman;

b. Bimbingan teknis self assessment penilaian maturitas SPIP pada

pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.

c. Bimbingan teknis E-SPIP pada pemerintah Kabupaten Kulon Progo

dan Pemerintah Kota Yogyakarta.

d. Bimbingan teknis peningkatan implementasi SPIP level 3 pada

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Semakin meningkatnya dana yang dikelola oleh Desa dengan adanya

berbagai sumber pendapatan dari bantuan pemerintah pusat, pemerintah

daerah dan hasil pendapatan sendiri, maka diperlukan tata kelola

pemerintah desa yang baik dengan didukung akuntabilitas dan efektivitas

pelaksanaan sistem pengendalian intern yang memadai. Terkait dengan

pengukuran efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian intern yang

memadai di dalam pemerintah desa, Perwakilan BPKP D.I Yogyakarta

telah melakukan pilot project pengukuran efektivitas pengendalian intern

desa pada Desa Sabdodadi dan Desa Panggungharjo di Kabupaten

Bantul. Pilot project ini ke depan akan diperluas di beberapa desa dan

Page 124: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

109

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

dih

diharapkan akan dibakukan menjadi sebuah pedoman yang berlaku di

seluruh desa di Indonesia.

Permasalahan-permasalahan yang dijumpai dalam pembinaan

penyelenggaraan SPIP dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Konsep SPIP belum sepenuhnya dipahami dan diinternalisasikan oleh

seluruh stakeholder pemerintah daerah;

b. Respon alih pengetahuan dan peningkatan kompetensi pegawai

terkait SPIP belum optimal;

c. Reviu atas penilaian risiko secara periodik dan terstruktur untuk

perbaikan pengendalian belum dilaksanakan;

d. Keterbatasan jumlah SDM dan infrastruktur pemantauan otomatis

yang terintegrasi;

e. Kesadaran SDM untuk membuat dokumentasi secara kontinyu

terhadap seluruh proses kegiatan dalam rangka menjalankan tugas

dan fungsinya, masih kurang.

b. Perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Capaian nilai SAKIP pemerintah daerah di wilayah D.I. Yogyakarta tahun

2013-2017 berdasarkan hasil penilaian Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tampak pada Tabel di bawah

ini.

No Pemerintah Daerah 2013 2014 2015 2016 2017

1. Daerah Istimewa Yogyakarta

B A A A AA

2. Kota Yogyakarta CC B BB BB BB 3. Kab. Bantul B B BB BB A 4. Kab. Sleman C B BB BB A 5. Kab. Kulon Progo C B BB BB A 6. Kab. Gunungkidul CC CC B B BB

Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan nilai SAKIP sangat

baik selama lima tahun terakhir. Capaian nilai SAKIP pada enam

pemerintah daerah di wilayah D.I. Yogyakarta masuk kategori baik, yaitu

satu pemda memperoleh nilai AA, tiga pemda memperoleh nilai A dan

dua pemda memperoleh nilai BB.

Page 125: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

110

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

Masalah yang menghambat kualitas SAKIP pada pemerintah daerah

terutama terkait pencapaian sasaran kinerja organisasi yang perlu

diperbaiki/ditingkatkan khususnya pada pencapaian outcome, serta hasil

evaluasi SAKIP dapat dipakai dalam memberikan reward dan

punishement pada OPD.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian nilai SAKIP,

pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Cascading/penjabaran kinerja dilakukan sampai dengan eselon III,

eselon IV dan individu pada organisasi perangkat daerah;

2) Meningkatkan capaian outcome untuk menaikkan nilai capaian

sasaran kinerja organisasi;

3) Hasil evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Inspektorat untuk

seluruh OPD dimanfaatkan untuk memberikan reward and

punishment bagi OPD sebagai upaya peningkatan budaya kerja.

c. Peningkatan Tata Kelola BLUD.

Dalam rangka mendukung peningkatan tata kelola BLUD, telah

dilaksanakan kegiatan Narasumber Reviu Rencana Strategis Bisnis

(RSB) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

Beberapa kelemahan yang masih dijumpai dalam upaya peningkatan

kualitas Rencana Strategis Bisnis adalah :

1) Peserta belum memahami rencana strategis meliputi definisi dan

indikator misi, tujuan, sasaran dan program.

2) Sistematika Rencana Strategis Bisnis Unit BLUD tidak standara dan

lampiran minimal tidak ditetapkan.

3) Unit BLUD tidak membuata cascading rencana strategis sehingga

kesulitan menhubungkan visi, misi, tujuan, sasaran dan program.

d. Evaluasi Kinerja PDAM

Perwakilan BPKP DIY telah melaksanakan evaluasi kinerja pada lima

PDAM di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari lima PDAM yang

dievaluasi seluruhnya atau 100% dalam kategori sehat, namun tiga

Page 126: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

111

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

PD

PDAM skornya menurun dari tahun sebelumnya dengan hasil

sebagaimana terlihat pada tabel di bawah.

PDAM telah menunjukkan kinerja baik, namun dua PDAM skornya

menurun dari tahun sebelumnya dengan hasil sebagaimana terlihat pada

tabel 2.6. di bawah.

Hasil Evaluasi Kinerja PDAM Tahun 2016-2018

No PDAM

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Nilai

Kinerj

a

Tingkat

Keseha

tan

Nilai

Kiner

ja

Tingkat

Kesehat

an

Nilai

Kinerj

a

Tingkat

Kesehat

an

1 Kota Yogyakarta 62,49 3,170 62,72 3,405 60,12 3,18

2 Kab Sleman 61,93 3,210 73,07 3,260 62,37 3,09

3 Kab Bantul 62,79 3,310 63,76 3,570 64,30 3,53

4 Kab Kulon

Progo

62,51 3,315 62,93 3,300 65,06 3,47

5 Kab

Gunungkidul

63,90 2,855 64,98 2,935 65,05 3,11

Penurunan ini dipengaruhi adanya surat Badan Peningkatan

Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Nomor;

HM.04.02-Ga/21 tanggal 11 Februari 2019 yaitu perubahan pengali jiwa

per KK yang sebelumnya 6 jiwa per KK menjadi rata-rata jiwa per KK

sesuai data BPS yang dipublikasikan, sehingga rata-rata cakupan

pelayanan tahun 2018 dibanding dengan tahun 2017 mengalami

penurunan sebesar 15,57.

Beberapa kelemahan yang dijumpai pada beberapa PDAM antara lain :

1) RKAP yang disusun belum sepenuhnya mengacu kepada rencana

strategis jangka menengah (corporate plan) dan Rencana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM);

2) PDAM belum siap mendukung target 100% akses air minum nasional

di tahun 2019;

3) Kualitas air yang diproduksi dan didistribusikan PDAM belum

memenuhi kualitas air sebagaimana ditetapkan dalam Permenkes 492

tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;

4) PDAM belum sepenuhnya melakukan kegiatan pengawasan secara

internal atas kualitas air minum sesuai dengan Permenkes

Page 127: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

112

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

7

736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan

Kualitas Air Minum;

5) Tingkat kehilangan air di unit produksi dan (non revenue water) NRW

tahun 2016 masih tinggi yaitu lebih dari 20% dari jumlah air yang

produksi dan distribusi;

6) Masih terdapat kapasitas terpasang yang tidak dimanfaatkan oleh

PDAM;

7) Pengenaan tarif kepada pelanggan tidak sesuai ketentuan;

8) Pelaksanaan pemasangan sambungan baru/ penyegelan/

pencabutan/ pembongkaran meter air pelanggan belum dilaksanakan

sesuai SOP.

e. Assessment Good Corporate Governance (GCG)

Dalam rangka mengukur kualitas penerapan GCG perusahaan melalui

penilaian tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata yang

diterapkan, serta mengukur kualitas penerapan GCG perusahaan

melalui penilaian tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata

yang diterapkan, telah dilaksanakan penugasan asesmen penerapan

GCG pada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu

Boko untuk periode tahun 2018.

Berdasarkan asesmen dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG pada

PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

mencapai skor 82,695 dari skor maksimal 95 atau 87,047%. Capaian

skor tersebut berada dalam kategori predikat “baik”.

Terhadap kelemahan pelaksanaan GCG dan dalam upaya memperbaiki

kinerja pencapaian praktik-praktik terbaik penerapan GCG, kami telah

merekomendasikan kepada Direksi PT. Taman Wisata Candi Borobudur,

Prambanan dan Ratu Boko beberapa hal yang perlu menjadi prioritas

organ perusahaan.

Rencana Tindak Perbaikan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Beberapa hal yang diharapkan menjadi fokus rencana tindak ke depan

adalah sebagai berikut :

1. Mendorong percepatan penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah pada seluruh Pemerintah Daerah sampai tingkat SKPD dan

Page 128: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan

113

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Semester I Tahun 2019

u

unit kerja instansi vertikal dengan meningkatkan pemahaman atas

konsep SPIP melalui alih pengetahuan, meningkatkan jumlah SDM

penggerak SPIP, membangun komitmen yang ditunjukkan dalam

penetapan target maturitas SPIP di RPJMD, roadmap penyelenggaraan

SPIP, penganggaran dan pemantauan untuk membangun dan

mengimplementasikan SPIP.

2. Memeliharan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta dengan melakukan revisi/perbaikan

peraturan kepala daerah tentang SAPD dengan mengakomodir

peraturan yang lebih tinggi yang mendasari, menetapkan Standar

Operating Procedure (SOP) yang diperlukan, mendorong SKPD agar

secara berkala melakukan rekonsiliasi aset tetap, memperbanyak

pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi para pengelola

keuangan dalam penatausahaan dan pelaporan keuangan berbasis

akrual, dan melakukan penyesuaian aplikasi pengolaan keuangan yang

digunakan dengan peraturan yang diberlakukan.

3. Mendorong peningkatan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

mengusahakan pemenuhan kebutuhan jumlah dan kualitas SDM,

kebutuhan anggaran kegiatan pengawasan dan peningkatan kompetensi

SDM, dan peningkatan peran serta fungsi Inspektorat dalam rangka

perbaikan tata kelola pemerintahan.

4. Mendorong peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa

melalui peningkatan kapasitas manajemen pemerintah desa,

penggunaan aplikasi dan pengawasan pengelolaan keuangan desa.

Page 129: Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan ... › public › upload › unit › diy › files › LHP › Lap... · Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan