LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

28
|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 1 LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA CHINA DALAM RANGKA MENDAPAT MASUKAN RUU TENTANG PERDAGANGAN Tanggal, 30 April S.D 05 Mei 2013 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam yang melimpah menjadi modal dasar bagi perdagangan Indonesia baik migas maupun non-migas. Dalam perkembangannya, hasil dari perdagangan baik migas maupun non-migas mampu memberikan sumbangan yang besar bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan baik ditengah melemahnya perekonomian global. Hal ini ditunjukkan bahwa perdagangan ekspor Indonesia masih meningkat dengan nilai ekspor yang mencapai US$200 miliar pada tahun 2011. Ini sekaligus memperlihatkan bahwa Indonesia mampu melipatgandakan perolehan ekspor ini sampai 5 (lima) kalinya dalan kurun waktu 5 (lima) tahun. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa sektor riil Indonesia masih mampu bergerak dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan volume perdagangan dengan memperluas pasar, Indonesia telah memutuskan untuk ikut serta dalam forum perdagangan internasional melalui World Trade Organization (WTO), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN Frame Work Agreement on Service, dan Asean Tiongkok Free Trade Area (ACFTA). Secara sadar, forum ini telah membawa Indonesia memasuki era liberalisasi perdagangan dalam lingkup globalisasi ekonomi dunia yang menyatukan berbagai macam negara dalam satu wilayah atau kawasan pasar yang sangat luas dan tak batas (borderless). Hal ini dapat disikapi sebagai peluang atau tantangan bagi perdagangan Indonesia. Peluang atau tantangan perdagangan ini harus direspon dengan upaya peningkatan daya saing komoditas perdagangan. Beberapa upaya harus dilakukan adalah meningkatkan standar kualitas, meningkatkan nilai tambah komoditas, meningkatkan keterampilan SDM, meningkatkan aksesibilitas permodalan dan meminimalisir hambatan perdagangan sebagai akibat dari

Transcript of LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

Page 1: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 1

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI

KE NEGARA CHINA DALAM RANGKA MENDAPAT MASUKAN

RUU TENTANG PERDAGANGAN Tanggal, 30 April S.D 05 Mei 2013

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya alam yang melimpah menjadi modal dasar bagi

perdagangan Indonesia baik migas maupun non-migas. Dalam

perkembangannya, hasil dari perdagangan baik migas maupun non-migas

mampu memberikan sumbangan yang besar bagi terciptanya pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang stabil dan baik ditengah melemahnya perekonomian

global. Hal ini ditunjukkan bahwa perdagangan ekspor Indonesia masih

meningkat dengan nilai ekspor yang mencapai US$200 miliar pada tahun

2011. Ini sekaligus memperlihatkan bahwa Indonesia mampu

melipatgandakan perolehan ekspor ini sampai 5 (lima) kalinya dalan kurun

waktu 5 (lima) tahun. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa sektor riil

Indonesia masih mampu bergerak dengan baik.

Salah satu upaya untuk meningkatkan volume perdagangan dengan

memperluas pasar, Indonesia telah memutuskan untuk ikut serta dalam forum

perdagangan internasional melalui World Trade Organization (WTO), Asia

Pacific Economic Cooperation (APEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA),

ASEAN Frame Work Agreement on Service, dan Asean Tiongkok Free Trade

Area (ACFTA). Secara sadar, forum ini telah membawa Indonesia memasuki

era liberalisasi perdagangan dalam lingkup globalisasi ekonomi dunia yang

menyatukan berbagai macam negara dalam satu wilayah atau kawasan pasar

yang sangat luas dan tak batas (borderless). Hal ini dapat disikapi sebagai

peluang atau tantangan bagi perdagangan Indonesia.

Peluang atau tantangan perdagangan ini harus direspon dengan upaya

peningkatan daya saing komoditas perdagangan. Beberapa upaya harus

dilakukan adalah meningkatkan standar kualitas, meningkatkan nilai tambah

komoditas, meningkatkan keterampilan SDM, meningkatkan aksesibilitas

permodalan dan meminimalisir hambatan perdagangan sebagai akibat dari

Page 2: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 2

adanya otonomi daerah serta meningkatkan infrastruktur fisik maupun non

fisik (aturan).

Terkait dengan infrastruktur non fisik (aturan) tentang perdagangan,

pemerintah telah memiliki berbagai aturan yang dituangkan dalam Peraturan

Presiden, Peraturan Menteri dan keputusan menteri. Hanya saja sampai saat

ini, aturan-aturan ini bersifat mengatur secara teknis atas komoditas yang

diperdagangkan, sementara pijakan hukum yang memayungi peraturan-

peraturan yang bersifat teknis ini belum ada. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi tantangan berlakunya perdagangan bebas dan memperkuat

daya saing komoditas perdagangan Indonesia, maka pemerintah bersama-

sama DPR perlu segera membuat kebijakan sebagai payung hukum tentang

perdagangan. Payung hukum ini disusun harus bisa mengatur seluruh aspek-

aspek yang dibutuhkan untuk memperkuat perdagangan nasional sekaligus

menjaga posisi Indonesia dalam perdagangan bebas.

Untuk itu, pada Tahun 2012 ini DPR dan Pemerintah telah menetapkan

Prioritas Tahunan Program Legislasi untuk membahas Rancangan Undang-

Undang (RUU) tentang Perdagangan. RUU ini merupakan usulan dari

Pemerintah. DPR telah mendorong pemerintah untuk segera menyampaikan

Draft RUU ini untuk segera dibahas agar pengaturan perdagangan ini

mempunyai landasan yang kuat sehingga diharapkan perdagangan nasional

mampu dan siap mengantisipasi berlakunya perdagangan global.

Mengingat pengaturan tentang perdagangan ini tidak hanya mengatur

perdagangan dalam negeri tetapi juga luar negeri maka Panitia Kerja Komisi

VI DPR RI memandang perlu untuk melakukan Kunjungan Kerja Luar Negeri

dalam rangka studi perbandingan dan survei ke negara yang telah berhasil

mengembangkan sistem perdagangannya untuk mengetahui bagaimana

pengalaman dalam membuat peraturan dan keberhasilan sistem

perdagangan yang telah dicapai, serta penyesuaian secara langsung dengan

regulasi perdagangan dunia, termasuk pengembangan dari aspek regulasinya

akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi Panitia Kerja Komisi VI

DPR RI dalam merumuskan dan menyempurnakan RUU Perdagangan.

RUU tentang Perdagangan yang diusulkan terdiri dari 16 bab dan 79

pasal, yang secara garis besar materi atau substansi terdiri dari:

1. Perdagangan dalam negeri ;

2. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah;

3. Standarisasi barang dan jasa;

4. Perdagangan luar negeri;

5. Pengembangan ekspor;

6. Perlindungan dan pengamanan perdagangan;

7. Kerjasama perdagangan internasional;

Page 3: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 3

8. Perdagangan perbatasan;

9. Perdagangan melalui sistem elektronik; dan

10. Pengawasan.

Penyusunan RUU tentang Perdagangan ini di lakukan dengan landasan pemikiran

sebagai berikut :

1. Landasan konstitusional di bidang perdagangan memiliki urgensi yang tinggi,

dalam arti “mendesak” dan “penting”. Ketentuan-ketentuan di dalam Undang-

Undang tentang Perdagangan haruslah bersifat mendasar dan fundamental

bagi penguatan perdagangan nasional dalam menghadapi persaingan global.

2. Berlakunya otonomi daerah dipandang menciptakan hambatan-hambatan

dalam lalu-lintas perdagangan barang dan jasa antar daerah. Setiap daerah

membuat aturan-aturan sendiri yang berpotensi saling tumpang tindih dengan

aturan yang dibuat oleh pemerintah pusat. Belum adanya acuan baku yang

komprehensif dalam pembuatan aturan perdagangan dipandang sebagai

penyebab belum sinkron dan harmonisnya aturan pemerintah daerah dan

pusat dalam pengaturan perdagangan.

3. Konsekuensi berlakunya era perdagangan bebas berdampak kepada

terjadinya arus perdagangan barang dan jasa secara bebas. Antisipasi

terhadap berlakunya pasar bebas tersebut adalah adanya payung hukum yang

kuat untuk mengatur dan melindungi perdagangan nasional yang sekaligus

mampu menghadapi persaingan perdagangan global. Perubahan tatanan

ekonomi dunia yang sangat cepat, diantaranya membawa implikasi semakin

tajamnya persaingan antar pelaku bisnis, sehingga pelaku perdagangan dalam

negeri perlu membuat dirinya semakin kuat, efisien, produktif, dan bersaing.

Pada situasi tersebut pelaku perdagangan dalam negeri dituntut untuk mampu

mempertahankan pangsa pasar domestik, dan menerobos pasar luar negeri.

4. Aspirasi dan tuntutan para pelaku perdagangan dalam negeri yang

menginginkan adanya aturan yang tidak tumpang tindih yang memberatkan

pengusaha, yang pada akhirnya akan menjadi beban masyarakat. Aturan yang

diharapkan dibuat setidaknya memuat tentang; aturan tentang kelancaran

dalam arus barang dan jasa, perlindungan terhadap kepentingan pengusaha

nasional, aturan yang mendorong tumbuhnya pasar ekspor dan terjaganya

stabilitas pasar domestik, menciptakan kepastian usaha, memperluas

kesempatan berusaha dan lapangan kerja, menciptakan persaingan yang

sehat, memperlancar dan meningkatkan penanaman modal.

Untuk melakukan pembahasan atas Rancangan Undang-Undang

tentang Perdagangan ini maka DPR menugaskan kepada Komisi VI DPR RI

sebagai komisi yang membidangi perdagangan. Menindaklanjuti penugasan ini

dan melakukan pendalaman atas substansi yang kiranya perlu diatur dalam

RUU tentang Perdagangan ini maka Panitia Kerja Komisi VI DPR RI

Page 4: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 4

membutuhkan dan memerlukan berbagai informasi berkaitan dengan

perdagangan, baik yang bersumber dari dalam negeri untuk mengetahui

permasalahan dan hambatan perdagangan yang dihadapi baik pemerintah

maupun pihak-pihak yang melakukan perdagangan, maupun bersumber dari

luar negeri untuk melakukan pengkajian dan perbandingan aturan

perdagangan di negara lain.

Indonesia belum memilki Undang-Undang tentang Perdagangan,

sehingga dalam menciptakan lalulintas perdagangan antara pemerintah pusat

dan pemerintah daerah masing-masing mengeluarkan peraturan sendiri-sendiri

sehingga sering terjadi tumpang tindih.

Atas dasar hal tersebut, Komisi VI DPR RI berdasarkan surat dari

Pimpinan DPR RI/Wakil Ketua Bidang Korpolkam nomor: TU.04/02287/DPR

RI/III/2012 tanggal 7 Maret 2012 menugaskan Komisi VI DPR RI untuk

membahas RUU tentang Perdagangan. Oleh karena itu, Komisi VI DPR RI

memilih Negara Cina (yang selanjutnya di sebut dengan Republik Rakyat

Tiongkok) dengan pertimbangan, Negara Cina telah berhasil mengembangkan

sistem perdagangan. Atas dasar tersebut Komisi VI DPR RI akan berupaya

untuk melihat secara langsung, untuk menyempurnakan RUU tentang

Perdagangan yang akan dibahas tersebut.

B. Tujuan

Tujuan diadakan kunjungan studi banding ini untuk berdiskusi dengan

Pemerintah dan Parlemen yang terkait dengan tugas dan bidang Komisi VI

DPR RI (bidang perdagangan, perindustrian, BUMN, koperasi dan investasi).

Kunjungan kerja ke Cina akan menambah wawasan Anggota Komisi VI DPR

RI, bagaimana suatu negara mengimplementasikan konsep pembangunan

perekonomian terutama dalam hal kerjasama internasional dibidang

perdagangan, perindustrian dan investasi, maupun peraturan perdagangan

dunia. Hal ini dimaksudkan untuk kemajuan dibidang teknologi, terutama

teknologi telekomunikasi, transportasi dan distribusi untuk peningkatan akses

pasar bagi kalangan bisnis domestik.

C. Kegunaan

Adapun kegunaan dilakukannya kunjungan kerja Luar Negeri adalah sebagai

bahan masukan dan informasi bagi Panitia Kerja Komisi VI DPR-RI dalam

rangka pembahasan dan pembentukan RUU tentang Perdagangan.

II. DELEGASI TIM KUNJUNGAN KERJA

Berikut adalah nama-nama delegasi Tim Kunjungan Kerja Komisi VI ke Republik

Rakyat Tiongkok

Page 5: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 5

NO. NO.

ANGG. N A M A KETERANGAN

1. A-319 IRMADI LUBIS F.PDIP

2. A-503 IR. IDRIS SUGENG, M.SC F.PD

3. A-429 IMRAN MUCHTAR F.PD

4. A-178 DR.H. CHAIRUMAN HARAHAP,

SH. MH F.PG

5. A-116 PRIMUS YUSTISIO F.PAN

6. A-104 NASRI BAHAR F.PAN

7. A-4 H.A. FERDINAND SAMPURNA

JAYA F. HANURA

III. KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

A. Waktu Kegiatan

Kunjungan kerja dilakukan selama 6 (enam) hari pada tanggal 30 April sampai

dengan tanggal 5 Mei 2013.

B. Kegiatan

Pada tanggal 1-5 Mei 2013 telah berlangsung kunjungan studi banding anggota

komisi VI ke Beijing yang dipimpin oleh Irmadi Lubis (F.PDIP) dan

beranggotakan Ir. Idris sugeng, MSc (F.PD), Imran Muchtar (F.PD), DR.H.

Chairuman Harahap, SH., MH (F.PG), Primus Yustisio (F.PAN), Nasri Bahar

(F.PAN) dan H.A Ferdinand Sampurna Jaya,(P. Hanura).

Selama kegiatan, delegasi anggota Komisi VI DPR RI ini didampingi

oleh 3 orang tenaga ahli dari Kementerian Perdagangan, Atase Perdagangan

dan Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Beijing.

Selama berada di Beijing, delegasi Komisi VI DPR RI melakukan acara

temu masyarakat, pertemuan dengan anggota parlemen Republik Rakyat

Tiongkok (Nasional People’s Congress/NPC), Sekretaris Jenderal (Sekjen)

China-ASEAN Business Council (CABC), Wakil Ketua Tiongkok Council for

Promotion of International Trade (CCPIT), kunjungan ke pasar distribusi produk

pertanian Xinfadi, dan pertemuan dengan staf KBRI Beijing dan masyarakat

Indonesia.

Page 6: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 6

Kegiatan delegasi pada Rabu, 1 Mei 2013

a. Meninjau “integrated market” Hong Qiao

Pada pukul 10.30-12.00, Delegasi Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI

melakukan peninjauan ke pasar Hong Qiao, Beijing.

b. Pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Beijing

Pada pukul 18.00-21.00, Delegasi Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI

melakukan pertemuan di Wisma Duta besar RI di Beijing. Dan diterima oleh

Bapak Imron Cotan selaku Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia. Pada

pertemuan tersebut dibahas mengenai berita-berita terbaru mengenai Neraca

perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok.

Kegiatan Delegasi pada Kamis, 2 Mei 2013

a. Pertemuan dengan anggota NPC

Pada pukul 10-11.30, Delegasi Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI

melakukan pertemuan dan diskusi ke gedung kantor NPC mengenai mengenai

kunci keberhasilan pembangunan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT)

dan kebijakan apa saja yang dilakukan pemerintah Tiongkok dalam mendukung

kegiatan ekonomi khususnya dibidang perdagangan. Pada pertemuan ini para

Delegasi di terima oleh:

1. Mr.Wang Li dan Mr. Fu Shuangjian, anggota Parlemen NPC dari Komite

Keuangan dan Perpajakan;

2. Mr. Li Fei, anggota Parlemen NPC dari Komite Bidang Hukum beserta para

stafnya

b. Pertemuan dengan Sekjen Tiongkok- ASEAN Business Council (CABC)

Pukul 14.00-16.00, para Delegasi melakukan pertemuan dan diksusi dengan

Sekretaris Jenderal Tiongkok-ASEAN Business Council Mr. Xu Ningning di

kantor Tiongkok-ASEAN Business Council untuk membahas perkembangan

kerjasama perdagangan antara Indonesia-Cina.

Kegiatan Delegasi pada Jumat, 3 Mei 2013

a. Xinfadi Shuangqiaoshan Agricultural Product Wholesale Markets

Pada pukul 09.00-11.00, para Delegasi melakukan peninjauan ke pusat distribusi

produk pertanian Xinfadi di Beijing.

Di Xinfadi, Delegasi Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI di terima oleh

Wakil Direktur Mr. Fu, General Manager Deping Wang. Dalam peninjauan

Page 7: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 7

tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran Xinfadi sebagai pusat

distribusi terbesar komoditas agrikultural di RRT.

b. Pertemuan dengan Cina Council for Promotion of International Trade

(CCPIT)

Pada pukul 14.00-16.00, para Delegasi melakukan pertemuan dengan Wakil

Kepala CCPIT yaitu Mr. Yu Ping. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai

promosi dibidang perdagangan yang telah dilakukan oleh RI-Cina dan

memberikan masukan terhadap RUU tentang perdagangan yaitu mengenai

penyederhanaan masalah perijinan usaha dan investasi.

Kegiatan Delegasi pada Sabtu, 4 Mei 2013

a. Zhungguancun

Pada pukul 9.30-11.30, para Delegasi melakukan peninjauan ke Zhungguancun

yang merupakan daerah pusat elektronika terbesar di Beijing, Cina.

IV. HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

A. Profil Negara Cina

Nama Negara : People’s Republic of Tiongkok/

Zhonghua Ren min GFonghe

Guo/Republik Rakyat Tiongkok

Ibu kota Negara : Beijing

Jumlah Penduduk : 1,3 miliar jiwa (perkiraan 2012)

Luas wilayah : 9.564.500 km2.

18' LU–54'BT dan 73'BT–135'BT.

Pembagian Administratif : 23 provinsi, 5 daerah otonomi yang

berpenduduk etnis minoritas (Xinjiang, Tibet

atau Xizang, Mongolia Dalam, Guangxi

Zhuang dan Ningxia), 4 kotamadya

setingkat provinsi yaitu Beijing, Shanghai,

Tianjin dan Chongqing, serta 2 Daerah

Administrasi Khusus yakni Hong Kong dan

Macao

Bahasa resmi : Chinese atau Mandarin

Agama : Khonghucu

Hari Nasional : Proklamasi 1 Oktober 1949

Lagu Kebangsaan : The March of the People

Kepala Negara : Presiden (Xi Jinping)

Bentuk Pemerintahan : Republik Sosialis

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri (Li Keqiang)

Page 8: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 8

Peta:

Bendera :

Mata uang : Renmimbi/Yuan (RMB/CYN)

GDP : US$8,24 triliun, dengan pertumbuhan 7,8%

(2012)

Iklim : Tropis dengan suhu 24–35° Celsius

Perekonomian

a. Sumber Daya Alam

b. Ekspor

c. Komoditas Ekspor

d. Impor

e.Volume Perdagang.

f. Surplus Perdagang.

g. Komoditas Impor

:

:

:

:

:

;

:

Batubara, minyak bumi, gas alam, tungsten,

fosfat, biji besi, tembaga, alumunium, emas,

perak, uranium, mangan, timah, seng,

graphit, fosfor, belerang, potasium, kalum.

US$ 1,82 triliun (2012)

Elektronik, mesin-mesin industri, pakaian,

mainan anak-anak, barang-barang alat

rumah tangga, mobil, keramik, peralatan

militer

US$ 1,82 triliun (2012)

US$ 3,87 triliun (2012)

US$ 233 miliar (2012)

Minyak Bumi, LNG, Minnyak Nabati,

batubara, nikel, iron ore, produk pertanian.

Page 9: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 9

B. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Cina

1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok dengan Dunia pada periode Januari-

September 2012 sebesar US$ 2.842,39 miliar atau meningkat 6,24%

apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, sebesar US$

2.675,45 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari nilai ekspor RR

Tiongkok ke Dunia sebesar US$ 1.495,93 miliar, meningkat 7,42% bila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, yang tercatat

sebesar US$ 1.392,61 miliar. Sementara itu, nilai impor RR Tiongkok dari

Dunia pada periode Januari-September 2012 sebesar US$ 1.346,46 miliar

meningkat 4,96% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2011, yang tercatat sebesar US$ 1.282,84 miliar.

2. Neraca perdagangan RR Tiongkok dengan Dunia periode Januari-

September 2012 tercatat surplus sebesar US$ 149,47 miliar, atau

meningkat 36,16% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2011, yang tercatat surplus sebesar US$ 109,77 miliar.

3. Negara tujuan ekspor RR Tiongkok terbesar pada periode ini adalah

Amerika Serikat sebesar US$ 258,25 miliar, meningkat 9,65% dibanding

periode yang sama tahun 2011, sebesar US$ 235,53 miliar; kemudian,

Hongkong sebesar US$ 223,84 miliar, meningkat 15,11% ; dan, ke Jepang

sebesar US$ 112,43 miliar, meningkat 5,00%. Sementara itu, negara asal

impor RR Tiongkok terbesar pada periode ini, adalah Jepang dengan nilai

US$ 136,18 miliar, turun 6,41% dibanding periode yang sama tahun 2011;

Korea Selatan sebesar US$ 120,38 miliar, meningkat 1,17%, dan Taiwan

dengan nilai impor US$ 95,46 miliar, naik sebesar 1,42% .

4. Beberapa komoditi impor Non Migas RR Tiongkok terbesar dari Dunia pada

periode Januari-September 2012, yang meningkat bila dibanding periode

yang sama tahun 2011, antara lain :

Electronic Integrated Circuits and Microassemblies (HS 8542) sebesar

US$ 137,73 miliar, meningkat 9,36%;

Country Specific Special Provisions (HS 9800) sebesar US$ 48,89

miliar, meningkat 45,65% ;

Liquid Crystal Devices Nesoi; Lasers, Other Than L (HS 9013) sebesar

US$ 40,00 miliar, meningkat 1,16% ;

Motor Cars and other Motor Vehicles Designed To Tr (HS 8703)

sebesar US$ 36,41 miliar, meningkat 27,56%;

Electrical Appartus For Line Telephony Or Line (HS 8517) sebesar US$

26,03 miliar, meningkat 23,36% ;

Page 10: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 10

Automatic Data Processing Machines and Units Thereof (HS 8471)

sebesar US$ 25,65 miliar, meningkat 16,62%;

Soybeans, Whether Or Not Broken (HS 1201) sebesar US$ 25,49

miliar, meningkat 17,63%.

5. Beberapa komoditi ekspor Non Migas RR Tiongkok terbesar ke Dunia,

pada periode Januari-September 2012, yang meningkat bila dibanding

periode yang sama tahun 2011, antara lain :

Automatic Data Processing Machines and Units Thereof (HS 8471)

sebesar US$ 114,20 miliar, meningkat 4,84% dibanding periode yang

sama tahun 2011;

Electrical Apparatus For Line Telephony or Line Te (HS 8517) sebesar

US$ 104,50 miliar, meningkat 11,69% dibanding periode yang sama

tahun 2011;

Electronic Integrated Circuits and Microassemblies (HS 8542) sebesar

US$ 34,75 miliar, meningkat 46,25% dibanding periode yang sama

tahun 2011;

Liquid Crystal Devices Nesoi; Lasers, Other Than (HS 9013) sebesar

US$ 28,34 miliar, meningkat 21,33% dibanding periode yang sama

tahun 2011;

Furniture, Nesoi (Oth Than Seats, Medical) (HS 9403) sebesar US$

19,29 miliar, meningkat 28,97% dibanding periode yang sama tahun

2011.

C. Perkembangan Perdagangan Bilateral RR Tiongkok dengan Indonesia

1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok dengan Indonesia pada periode

Januari-September 2012 sebesar US$ 47.755,64 juta, meningkat 9,94%

apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, sebesar US$

43.437,80 juta. Total perdagangan tersebut terdiri dari nilai ekspor RR

Tiongkok ke Indonesia sebesar 24.800,89 juta, meningkat sebesar 15,76%

bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, yang tercatat

sebesar US$ 21.423,61 juta. Sementara itu, nilai impor RR Tiongkok dari

Indonesia pada periode Januari-September 2012 sebesar US$ 22.954,74

juta, meningkat 4,27% apabila dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2011, yang tercatat sebesar US$ 22.014,19 juta. Pada periode

Januari-September 2012, neraca perdagangan Indonesia dengan RR

Tiongkok tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 1.846,15 juta.

Sementara itu, pada periode Januari-September 2011, Indonesia masih

berhasil surplus sebesar US$ 590,58 juta, dalam neraca perdagangannya

dengan RR Tiongkok.

Page 11: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 11

2. Beberapa komoditi ekspor Indonesia ke RR Tiongkok periode Januari-

September 2012 antara lain, adalah:

Lignite, not Agglomerated, mencapai US$ 2.334,67 juta, naik 44,50% ;

Other Bituminous Coal, Not Agglomerated, mencapai US$ 2.060,63

juta, meningkat 62,93%;

Other Coal, not Agglomerated,nes, mencapai US$ 2.060,63 juta, naik

62,93%;

Nickel Ores & Concentrates, mencapai US$ 1.994,88 juta, naik 5,15%.

D. Informasi Lainnya

1. Metode Penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB) RR Tiongkok

Akan Diperbaharui

Badan Statistik Nasional RR Tiongkok akan melakukan pembaruan sistem

penghitungan PDB dan pertumbuhan ekonomi mengikuti standar yang

lebih baru dari PBB. Saat ini, cara penghitungan total PDB berdasar atas

sistem 1993 dari sistem PBB; sistem tersebut telah diperbaharui PBB pada

2008, dan akan diadopsi secara penuh oleh Badan Statistik RR Tiongkok.

Adapun data kuartal ketiga yang telah diumumkan bulan lalu, telah

menggunakan cara baru sebagian yang memberikan detail-detail baru

serta diumumkannya metode akutansinya. Pemerintah RR Tiongkok, juga

akan memperbaharui data pertumbuhan ekonomi kuartalnya di masa-masa

mendatang.

2. Sensus Ekonomi RR Tiongkok Akan Dimulai Pada 2013

Pemerintah merencanakan sensus ekonomi yang ketiga pada 2013

mendatang. Survey akan memasukkan semua perusahaan yang ada pada

sektor sekunder dan tersier. Data kepemilikan perusahaan, status

keuangan, kapasitas produksi serta aktivitas riset dan pengembangan

menjadi fokus utama selama sensus tersebut. Biayanya ditanggung

pemerintah pusat dan daerah; pemerintah pusat mengingatkan pemerintah

daerah agar tidak memalsukan atau mengubah data seperti yang sering

dilakukan pemerintah daerah.

3. Tingkat Gaji RR Tiongkok Meningkat di Sebagian Besar Provinsi

Tingkat gaji minimum ditargetkan pemerintah pada awal tahun sebesar

minimum 15%, telah dilewati di sebagian besar provinsi RR Tiongkok

bahkan pada akhir September lalu, 18 dari 31 provinsi dilaporkan telah

Page 12: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 12

meningkatkan gaji minimum rata-rata sebesar 19,4% antar tahun, selama

sembilan bulan pertama tahun 2012.

Secara nasional, Shenzhen memiliki standar gaji minimum terbesar

senilai US$ 240 per bulan. Hingga akhir September lalu, sekitar 20 provinsi

telah menyelesaikan panduan kenaikan gaji minimum dengan target

terendah 14% akhir tahun 2012. Kementerian Ketenagakerjaan RR

Tiongkok, sedang merencanakan sistem pengawasan kenaikan gaji di

perusahaan-perusahaan serta menggunakan survei pada perusahaan-

perusahaan.

4. Penduduk kelas menengah dan atas RR Tiongkok dalam jumlah

sangat besar tahun 2020

Badan pemerintah memprediksi struktur kelas ekonomi masyarakat kelas

menengah RR Tiongkok pada 2020 mendatang, akan meningkat hingga

600 juta orang didukung urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi di tingkat

7%. Tingkat urbanisasi yang besar mendukung konsumsi lokal dan struktur

ekonomi perkotaan lebih baik, mengingat lebih tereksposnya penduduk

terhadap kemajuan aktivitas ekonomi. Pada 2011 yang lalu, jumlah

penduduk perkotaan melebihi jumlah penduduk pedesaan, dengan proporsi

51,3% dari total. Pada tahun-tahun mendatang, diperkirakan 200 juta

pekerja migran lainnya, tinggal di daerah perkotaan.

Institut Reformasi dan Pengembangan RR Tiongkok mengumumkan,

kebutuhan investasi hingga US$ 6,3 triliun, selama sepuluh tahun ke

depan. Jumlah ini, untuk mengimbangi total konsumsi masyarakat yang

berlipat ganda pada 2016 mendatang, menjadi US$ 4,77 triliun dari tingkat

US$ 2,54 triliun pada 2011 lalu. Di saat yang sama, jumlah penduduk kaya

RR Tiongkok diperkirakan akan terus meningkat hingga 2020 mendatang.

Perkiraan terakhir, sekitar 20% penduduk RR Tiongkok memiliki status

“kaya” dan secara total memiliki kemampuan belanja hingga US$ 3,1 triliun

per tahunnya, atau 5% dari total konsumsi global. Definisi “kaya” di sini

adalah masyarakat yang berpenghasilan US$ 20 ribu hingga US$ 1 juta.

Sifat konsumen yang semakin konsumerisme dalam pembelian

barang-barang baru dan mewah untuk meningkatkan derajat social, juga

perlu diperhatikan,

Analisa dari Bolton Consulting Group menambahkan, bahwa 75%

orang kaya tersebut, datang dari kota-kota kecil RR Tiongkok. Dengan 40%

pengeluaran untuk barang-barang mewah, yang berasal dari pembelian

online/internet. Tren-tren sosial RR Tiongkok merupakan arahan

Page 13: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 13

pengembangan pemasaran yang harus diperhatikan untuk dapat sukses

bermain di pasar RR Tiongkok.

5. Lanjutan dukungan pemerintah untuk Industri Panel Surya

Pemerintah RR Tiongkok berencana kembali menambah dukungan

terhadap industri panel surya, dengan proyek-proyek kelistrikan nasional

melalui Badan Listrik Negara State Grid. Rencana tersebut, tengah dikaji

pemerintah pusat. Salah satu poin yang sedang dinegosiasikan, yakni

diperbolehkannya pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas

kurang dari 10.000 kW yang terhubung ke jaringan listrik. Perusahaan

listrik Negara, menanggung biaya penyambungan serta memudahkan

proses persetujuan. Suatu langkah yang memotong banyak biaya dan

waktu. Subsidi dengan besaran US$ 0,05 per kWh dari hasil listrik tenaga

surya juga tengah dipertimbangkan. Hal ini berguna untuk membantu

kinerja industri panel surya, yang turun drastis karena tarif anti dumping

Amerika Serikat.

Pemerintah juga memberlakukan kebijaksanaan subsidi untuk

pemasangan panel surya di hunian penduduk, dengan subsidi hingga US$

0,88 hingga US$ 1,3 per watt; sedangkan panel surya di daerah terpencil,

mendapat subsidi hingga US$ 3,97 per watt. Jumlah total proyek

pemasangan yang mendapat subsidi ini, ditetapkan sekitar 1 giga Watt.

6. Pemerintah RR Tiongkok menambah Subsidi Kesehatan

Pemerintah menargetkan pemotongan hingga 30%, biaya kesehatan yang

dikeluarkan pasien pada 2015 mendatang. Target tersebut ditentukan pada

Forum Kesehatan Amerika – RR Tiongkok awal bulan ini. Pencapaian

target tersebut, sebagian berasal dari pengeluaran pemerintah. Pada tahun

2003, 17% pengeluaran kesehatan pasien ditanggung pemerintah, dan

pada 2010 lalu jumlahnya menjadi 29%. Pada saat ini, biaya kesehatan

yang ditanggung pasien disebutkan sebesar 35,5% saja, dan target 30%

tersebut disebutkan sebagai target yang ambisius.

Pemerintah RR Tiongkok tengah mengusahakan peningkatan

kesehatan masyarakat di tengah kurang meratanya tingkat kesejahteraan

serta bertumbuhnya tingkat penyakit kronis. Dua hal tersebut, dapat

merubah RR Tiongkok menjadi ekonomi negara maju.

7. Pemberian pinjaman kepada bidang agrikultura RR Tiongkok

Page 14: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 14

Pemerintah melalui beberapa kebijakan baru, tengah mengurangi

pengembangan usaha pertanian karena keterbatasan keuangan. Salah

satunya, melalui regulasi baru pinjaman kepada petani yang diberlakukan

awal tahun depan. Kebijakan tersebut, mempermudah pemberian pinjaman

kepada petani serta membantu kebijakan penjaminan khusus.

Pertumbuhan pemberian pinjaman kepada pihak petani tergolong

lambat di RR Tiongkok. Sejak akhir 2007 hingga akhir Juni 2012, jumlah

total pinjaman hanya bertumbuh sebesar 160%. Secara detail hanya

sekitar 21,4% dari total pinjaman yang diterima oleh petani langsung.

Selain kebijakan tersebut, beberapa daerah RR Tiongkok mulai

mengusahakan kebijakan regionalnya. Salah satunya, adalah Wenzhou

yang mengizinkan penggunaan unggas dan ternak sebagai jaminan

pinjaman. Tindakan ini diperlukan mengingat petani RR Tiongkok tidak

memiliki tanah; karena tanah merupakan milik pemerintah RR Tiongkok.

Jumlah pinjaman bank yang diterima ditentukan 80%, dari nilai pasar

asset tersebut. Sebelumnya, pinjaman petani diperoleh dari koperasi-

koperasi desa dan uang dari kerabat. Langkah serupa juga telah

diberlakukan di Zaozhuang, provinsi Shandong pada 2010.

8. Standar lingkungan pada Industri Berat akan diperketat

Pemerintah terus mengusahakan peningkatan keamanan lingkungan

terutama dari industri berat seperti pembangkit listrik dan produsen besi –

baja. Usaha tersebut, merupakan langkah pemerintah untuk mencapai

target pemotongan intensitas emisi hingga 40% pada 2015 mendatang,

dari tingkat 2005 lalu. Beberapa tindakan yang dilakukan, merupakan

peningkatan kemampuan pengolahan polusi udara dan teknologi beberapa

pembangkit listrik. NDRC, unit tertinggi pengambil keputusan ekonomi RR

Tiongkok, memutuskan proyek untuk itu dengan total sebesar US$ 1,66

miliar.

Dari jumlah total tersebut, ada 4 unit pembangkit berkapasitas masing-

masing 300 MW, satu unit pembangkit 600 MW di Nanjing, Jiangsu, serta

dua pembangkit super critical 350 MW di Xinjiang. Pemerintah

menginginkan adanya investasi pembangkit di daerah-daerah dekat

produsen batu bara utama serta pembangunan proyek-proyek baru

teknologi pembangkit batu bara, disebabkan permintaan batu bara RR

Tiongkok yang tetap meningkat hingga beberapa tahun ke depan.

Pemerintah juga mengisyaratkan tingkat konsumsi listrik RR Tiongkok akan

meningkat berlipat ganda pada 2020 mendatang.

Page 15: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 15

9. RR Tiongkok Membangun Proyek-Proyek Desalinasi Teknologi

Membran

Teknologi membran dalam desalinasi air laut akan dikembangkan dan

diaplikasikan dalam jumlah besar pada tahun-tahun mendatang.

Pada saat ini, kalangan edukator RR Tiongkok berasumsi bahwa

kekurangan air di RR Tiongkok akan mencapai 400 miliar ton pada 2050

mendatang. Hal ini, akan merugikan bidang industri hingga US$ 32 miliar,

dan pada bidang agrikultura US$ 24 miliar. Teknologi membran tersebut

dilaporkan telah dipakai pada 80% proyek desalinasi air RR Tiongkok, dan

dapat mengurangi biaya memperoleh air tawar bagi daerah-daerah pinggir

pantai.

Tiongkok National Bluestar (Group) Co., Ltd. memiliki fasilitas-fasilitas

desalinasi air laut, di pesisir timur RR Tiongkok. Teknologi mirip reverse-

osmosis tersebut, telah diaplikasikan pada sebuah pulau dengan produksi

20.000 ton air tawar per hari. Kota lain seperti Tianjin telah memompa

6.000 ton air desalinasi per harinya. Penggunaan teknologi tersebut,

memerlukan biaya produksi 4 – 5 RMB per ton, yaitu biaya yang dapat

diterima dan layak guna di RR Tiongkok. NDRC memperkirakan RR

Tiongkok memiliki kemampuan desalinasi air total hingga 2,2 – 2,6 juta ton

per hari pada 2015 mendatang, yaitu empat kali lipat angka saat ini.

Sedangkan, secara nilai akan mencapai US$ 1,59 miliar. Potensi bahaya

utama adalah, pemrosesan polusi desalinasi air berkadar garam tinggi.

E. Pokok-Pokok Hasil Pertemuan Adalah Sebagai Berikut:

a. Pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Beijing

Pertemuan berlangsung pada tanggal 1 Mei 2013 bertempat di wisma Duta

KBRI Beijing. Pertemuan dihadiri oleh Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia

Bapak Imron Cotan beserta staf KBRI Beijing dan perwakilan anggota

masyarakat dan pelajar/mahasiswa Indonesia di Beijing dan sekitarnya. Tujuan

pertemuan adalah untuk melakukan konsultasi publik dan mendapatkan

masukan dari masyarakat Indonesia mengenai substansi penyusunan RUU

Perdagangan Indonesia.

Page 16: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 16

Gambar 1. Pertemuan Delegasi Kunjungan Kerja Komisi VI dengan Duta Besar

RI untuk Tiongkok, staf KBRI, masyarakat, dan mahasiswa

Indonesia

Duta besar RI menyampaikan mengenai keberhasilan pembangunan di

Tiongkok yang mendorong banyak pihak untuk bekerjasama dan belajar dari

keberhasilan tersebut, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu hal yang telah

dipelajari Indonesia adalah cara Tiongkok membangun infrastruktur yang

terencana dan berskala besar seperti kemudian tercermin dalam masterplan

percepatan pembangunana ekonomi Indonesia (MP3EI). Upaya ini sangat tepat

mengingat RRT adalah negara yang memiliki puluhan mega-airport dan mega–

harbor sehingga mendukung perpindahan orang, barang dan jasa secara

massal dan cost effective.

Dalam kaitannya dengan hubungan ekonomi, perdagangan dan

investasi RI-RRT, RRT saat ini menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia

dengan nilai perdagangan tahun 2012 mencapai US$ 66,6 Milyar atau nail 9,4%

dibandingkan tahun 2011. Kenaikan ini sejalan pula dengan kecenderungan

peningkatan investasi RRT di Indonesia yang mencapai US$ 2,02 Milyar pada

tahun 2023, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,2 Milyar,

serta peningkatan jumlah wisatawan RRT dari 775 ribu di tahun 2011 mencapai

850 ribu di tahun 2012.

Meski demikian Duta Besar RI mencatat adanya masalah trust deficit

antara pelaku bisnis Indonesia dan Tiongkok. Karenanya Duta Besar RI

membuka diskusi dengan mengusulkan dibentuknya sebuah lembaga penjamin

transaksi dagang kedua negara untuk mengantisipasi masalah dan sengketa

perdagangan. Lembaga ini dapat memiliki fungsi pengawasan dan penjaminan

atas kualitas dan kuantitas barang, fungsi financing atau pendanaan bagi para

pelaku bisnis atau UKM yang memerlukan, serta asuransi, sehingga pelaku

bisnis Indonesia bisa menembus pasar RRT scara lebih luas dan terencana.

Page 17: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 17

Dalam sesi diskusi, muncul masukan-masukan mengenai pentingnya

dukungan pemerintah dalam bidang perdagangan produk pertanian baik untuk

konsumsi domestik maupun untuk ekspor. Atase Perdagangan KBRI Beijing,

Marolop Nainggolan, memberikan gambaran singkat mengenai sikap protektif

dan besarnya subsidi serta dukungan kebijakan yang diberikan Pemerintah RRT

kepada pelaku dunia usaha Tiongkok. Ketimpangan perdagangan anatara RI

dan RRT salah satunya terjadi akibat peran Pemerintah RRT yang sangat besar

dalam memberikan dukungan dan subsidi bagi infant Industri, dan pemberian

disincentive bagi industri yang tidak kompetitif agar mereka pindah kebidang

usaha lain.

b. Pertemuan dengan anggota (National People’s Congress) NPC

Pertemuan dengan anggota NPC dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013

bertempat di kantor pusat NPC dan diterima dengan baik oleh 2 (dua) orang

anggota NPC dari Komite Keuangan dan Perpajakan yaitu Mr. Wang Li dan Mr.

Fu Shuangjian dan seorang anggota NPC dari Komite Hukum yaitu Li Fei.

Gambar 2. Pertemuan Delegasi Kunjungan Kerja Komisi VI dengan anggota

NPC

NPC merupakan institusi tertinggi di RRT yang beranggotakan 2.987

orang yang dipilih dan diangkat mewakili daerah, kelompok-kelompok

masyarakat dan militer, tanpa melalui pemilihan umun, dan memiliki

kewenangan untuk membuat undang-undang. Masa tugas anggota NPC adalah

5 tahun dan setiap tahunnya melakukan pertemuan pleno di Beijing. Untuk dapat

menjalankan tugasnya, NPC dibagi kedalam 9 Komite, dimana setiap komitenya

didukung oleh tenaga administratif yang dipimpin seorang pejabat setingkat

direktur jenderal dan tenaga ahli yang memadai.

NPC memiliki fungsi dan kekuasaan kolektif, termasuk memilih

Presiden RRT dan meneyetujui penunjukkan Perdana Menteri. Berdasarkan

Organic Law of the NPC (1982) dan NPC Procedural Rules (1989), proses

penyususan rancangan undang-undang diawali dengan penyiapan naskah UU

Page 18: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 18

oleh sebuah kelompok kecil. Selanjutnya rancangan tersebut dibahas oleh

kelompok-kelompok yang lebih besar degab menekankan pada prinsip

consensus pada setiap tahapannya. Jika semua tahapan dianggap selesai,

seluruh anggota NPC akan memberikanpersetujuan pada sidang pleno dimana

elemen-elemen utam dalam RUU telah dibahas dan disepakati pada pertemuan

sebelumnya. Standing Committee (NPC) yang beranggotakan 194 orang atau

seluruh anggota NPC pada pertemuan tahunan.

Pada sesi tanya jawab, beberapa hal yang mengemukakan antara lain

adalah mengenai kunci keberhasilan pembangunan ekonomi RRT setelah

proses refomasi dan keterbukaan, keragaman undang-undang perdagangan di

RRT, amandemen yang pernah dilakukan dibidang perdagangan, dan

perbedaan perlakuan bagi pengusaha dibidang perpajakan.

Mengenai kunci keberhasilan pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi RRT pasca reformasi dan keterbukaan, kuncinya terletak pada

keputusan dan komitmen kuat Pemerintah RRT dan Partai Komunis Tiongkok

untuk melaksanakan pembangunan nasional yang didasarkan pada sosialisme

dengan karakteristik Tiongkok. DIbidang ekonomi misalnya, salah satu langkah

yang dilakukan adalah memberikan perhatian besar pada perubahan struktur

ekonomi dan mendorong peningkatan kemampuan usaha kecil dan menegah

(UKM) seperti merubah pajak usaha menjadi pajak pertambahan nilai,

memberikan preferential tax bagi UKM dan potongan pajak tambahan bagi UKM

yang memenuhi syarat.

Mengenai keragaman undang-undang perdagangan di RRT,

dikemukakan antara lain bahwa sejak reformasi dan keterbukaan di RRT,

pertumbuhan ekonomi RRT sangat tergantung pada investasi dan perdagangan.

Karena itu, Pemerintah RRT membuat berbagai undang-undang yang dapat

mendorong investasi dan perdagangan internasional seperti undang-undang

perdagangan internasional, bea dan cukai, anti monopoli, keimigrasian,

karantina pertanian, pemeriksaan produk dan kawasan ekonomi khusus.

Mengenai amandemen undang-undang, Pemerintah RRT sangat

jarang melakukan amandemen. Hal tersebut bisa terjadi karena dalam proses

pembuatannya telah dibahas dengan seksama dalam berbagai tahapan dan

melibatkan semua elemen terkait. Dengan demikian, ketika sudah diundangkan

tinggal melaksanakannya secara konsekuen. Namun demikian dengan

memperhatikan kepentingan nasional dan perkembangan global, Pemerintah

RRT pernah melakukan amandemen terhadap berbagai macam undang-undang

yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi. Sebagai contoh, ketika RRT masuk

WTO, RRT melakukan amandemen terhadap 10 undang-undang dan

menghapuskan 70 undang-undang yang tidak sejalan dengan kepentingan

nasional RRT sebagai anggota WTO.

Page 19: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 19

c. Pertemuan dengan Sekjen Tiongkok- ASEAN Business Council (CABC)

Pertemuan antara anggota Komisi VI DPR RI dengan Sekjen CABC Xu Ningning

berlangsung pada tanggal 2 Mei 2013 di kantor pusat CABC. CABC merupakan

salah satu organisasi yang dibentuk pada tahun 2001 dalam kerangka

kerjasama ASEAN-RRT. Tujuan pembentukan organisasi ini adalah untuk

mempromosikan China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) dan program

kerjasama ekonomi ASEAN-China Keberadaan CABC ini didukung CCPIT dan

ASEAN Chamber of Commerce and Industry (ACCI), para pengusaha Tiongkok

dan ASEAN serta para pakar dari ASEAN.

Gambar 3. Delegasi Kunjungan Kerja Komisi VI berdiskusi dengan Mr. Xu

Ningning Sekjen CABC.

Sekjen CABC menyambut baik upaya DPR-RI untuk menyusun RUU

Perdagangan. Keberadaan UU Perdagangan ini diharapkan dapat meningkatkan

hubungan perdagangan dan ivestasi ASEAN-RRT yang terus meningkat dari

waktu ke waktu. ASEAN kini telah menjadi mitra dagang terbesar ketiga

Tiongkok dan sebaliknya Tiongkok menjadi mitra terbesar ASEAN. Dalam kaitan

ini, CABC sangat berharap bahwa dengan keberadaan UU perdagangan di

Indonesia nantinya, akan terjadi peningkatan kerjasama, termasuk kerjasama

antar asosiasi yang saat ini dirasakan masih belum maksimal.

d. Pertemuan dengan China Council for Promotion of International Trade

(CCPIT)

Pertemuan antara anggota Komisi VI DPR RI dengan Wakil Kepala CCPIT, Mr.

YU Ping, berlangsung pada tanggal 3 Mei 2013 dikantor pusat CCPIT. CCPIT

adalah organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah RRT pada tahun 1952 untuk

mempromosikan perdagangan luar negeri, memanfaatkan investasi asing,

mengenalkan teknologi baru dan melaksanakan kegiatan kerjasama ekonomi

luar negeri, dan hubungan perdagangan antara RRT dan negara mitranya.

Ketua dan Wakil ketua CCPIT adalah pejabat yang diangkat oleh Pemerintah

RRT dengan kedudukan setingkat menteri.

Page 20: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 20

Gambar 4: Delegasi Kunjungan Kerja Komisi VI berdiskusi hangat dengan Mr.

Yu Ping Ketua CCPIT

Mr. Yu Ping menyambut baik kunjungan anggota Komisi VI DPR RI

dalam rangka mendapatkan masukan terkait rencana penyususnan RUU

Perdagangan. Untuk itu CCPIT menyampaikan beberapa masukan anatara lain

mengenai perlunya penyerderhanaan proses perijinan bagi pengusaha dan

investor asing yang berusaha dan berinvestasi di Indonesia. Selain itu perlu

kiranya dimasukkan mengenai perlunya peningkatan pelayanan kerjasama dan

kemudahan untuk mendapatkan mitra kerjasama, termasuk prosedur

penyelesaian sengketa.

e. Kunjungan ke Pasar Hongqiao

Pasar Hongqiao, Beijing atau dikenal juga dengan sebutan Beijing Hongqiao

Pearl Market

Terletak di Tiantan Donglu, Chongwen District, Pasar Hongqiao

terletaktidak jauh dari Tiantan Park. Ini adalah pasar yang terkenal di dunia

dengan mutiaranya. Lebih dari 1.000.000 pengunjung datang ke Pasar

Hongqiao untuk membeli mutiara tahunan. Selain mutiara, pasar tersebut juga

menawarkan seafood, produk digital dan sutra.

Dengan luas total 32.000 meter persegi (sekitar 1,1 hektar), pasar

tersebut memiliki 8 lantai tediri atas 1000 kios dan 2500 pengusaha. Fasilitas

internal Hong Qiao tergolong canggih, lengkap dengan ruang penyimpanan yang

besar.

Page 21: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 21

Gambar 5: Suasana Pasar Hongqiao

Lantai 1 s.d 3 basement, di isi oleh aneka Seafood: Seafood telah

memainkan peran penting sejak pertama kali pasar berdiri. Ada banyak jenis

makanan laut yang dijual di pasar, mulai dari ikan, udang dan kepiting dan yang

juga langka seperti sirip ikan hiu, labu laut dan abalone. Sebagian besar

makanan laut terutama dipasok ke restoran dan hotel sekitar Beijing.

Lantai 1 di isi dengan berbagai macam digital produk dan jam: Ada

banyak digital produk internasional yang terkenal dijual di sini yang membuat

pasar ini berdiri setara dengan Zhongguancun (pasar digital yang paling terkenal

di Beijing).

Lantai 2 di isi dengan sutra dan Pakaian: sutra yang berkualitas tinggi

asli Tiongkok dapat ditemukan di pasar ini

Lantai 3 s.d. 5 di isi dengan berbagai jenis mutiara, di sinilah pusat distribusi

terbesar mutiara di Tiongkok Ada banyak jenis mutiara, warna, ukuran atau

kehalusan.

g. Zhungguancun

Sedangkan pasar Zhongguancun merupakan pusat perdagangan elektronik

terbesar di Beijing terletak di distrik Haidian. Pasar tersebut selain sebagai

tempat penjualan barang-barang elektronik, terdapat pula tempat ruang pamer

perkembangan teknologi terkini di Zhinguancun Park.

Daerah Zhongguancun ini disebut juga

sebagai Tiongkok Silicon Valley,

karena di daerah ini tumbuh banyak

universitas dan perusahaan berbasis

IT.

Page 22: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 22

Pasar Hongqiao dan pasar Zhongguancun, kedua pasar ini sangat menarik

untuk dicermati karena pembangunannya didasarkan pada konsep

pengembangan usaha yang mendukung UKM. Sebagian besar pedagang yang

berusaha di kedua pasar ini awalnya adalah UKM yang terus berkembang dan

meningkat dari waktu ke waktu.

h. Xinfadi Shuangqiaoshan Agricultural Product Wholesale Markets

Di Xinfadi, Delegasi Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI di terima oleh

Wakil Direktur Mr. Fu, dan General Manager Deping Wang.

Adapun pasar Xinfadi adalah pasar produk impor dari berbagai negara.

Tujuan pembangunan pasar ini adalah untuk menampung produk-produk

pertanian dari berbagai negara secara langsung, tanpa melewati Hong Kong,

sebelum didistribusikan ke berbagai wilayah di RRT.

Xinfadi didirikan pada Mei 1988, awalnya seluas 15 hektar. Terdiri atas

15 staf manajemen dengan dana awal 150.000 yuan. Pasar memiliki luas 2000

hektar. Komoditas utama yang diperjualbelikan berupa sayuran, buah-buahan,

biji-bijian, minyak, daging, produk air, makanan non-pokok, rempah-rempah,

telur, teh dan produk pertanian lainnya.

Gambar 6: Diskusi antara Para Delegasi Tim Kunker Komisi VI dengan Mr. Fu

- Beberapa Kebijakan Pemerintah RRT Untuk Mendukung Perdagangan

1. Beberapa kebijakan Perdagangan Olahan Holtikultura dan Hewan

Impor agrikultur RRT dalam beberapa tahu terakhir terus menunjukkan peningkatan

signifikan. Diperkirakan jumlahnya dapat lebih besar lagi mengingat terbatasnya

ketersediaan factor alam seperti tanah daerah pertanian untuk mendukung

kebutuhan RRT dalam hal masalah pangan. Salah satunya adalah kebutuhan

jagung yang terus meningkat, dipicu oleh permintaan untuk pakan ternak

(babi,ayam) dan minyak goreng.

a. Tiongkok menandatangani persetujuan impor jagung dari Argentina pertama

kalinya pada bulan Maret 2012

Page 23: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 23

Perkembangan terakhir untuk pemenuhan kebutuhan ini adalah perjanjian impor

dengan Argentina. Perjanjian ini memberikan RRT alternatif penyedia jagung

selain dari Amerika Serikat. Menyimak perkembangan tahun-tahun sebelumnya,

tingkat impor jagung RRT pada tahun 2012 dapat mencapai 2 juta ton.

b. RRT mengizinkan impor jagung dari Ukraina, November 2012

Pemerintah RRT dan Ukraina telah menandatangani protokoluntuk jagung

Ukraina dapat memasuki pasar RRT. Dari potensi ekspor total jagung dari

Ukraina ke RRT sekitar 3 juta ton telah dijanjikan diimpor oleh RRT. Jagung dari

Ukraina berpotensi untuk lebih disukai mengingat belum ada modifikasi genetic

pada varietas produksinya.

c. Tahun 2011 RRT hanya mengizinkan impor 3 macam kedelai modifikasi genetika

Kenyataan jenis yang tersedia dipasar Amerika dan Brazil dapat mencapai 8-20

macam. Walaupun selama 10 tahun terakhir tiga macam produk tersebut tidak

ditolak masukke RRT mengingat tingginya tingkat ketergantungan untuk impor,

namun tidak adanya penambahan penyetujuan jenis tersebut merupakan contoh

pembatasan dagang melalui regulasi RRT. Kebijakan yang mirip juga

diberlakukan untuk impor jagung hasil modifikasi genetika asal Amerika Serikat.

2. Mengendalikan stabilitas harga dalam negeri melalui kebijakan pemebelian

kelbihan stok di pasaran, seperti:

a. meningkatkan harga minimum pembelian Beras, September 2012.

b. Katun, Juni 2012

c. Gandum

3. Sistem Kuota untuk komoditas penting kategori pangan, seperti gula. Kuota impor

gula oleh RRT dengan batas 1,9 juta ton pada 2012 dan selebihnya dikenakan

pajak tambahan 50%. Pasar gula RRT diwarnai besarnya proporsi gula impor

“ïlegal” dimana perkiraan terakhir menyebutkan impor illegal sebanyak 750 juta

metric ton selam 2011-2012.

4. Standar untuk produk-produk impor tertentu yang belum diberlakukan dengan

tingkat yang sama untuk produk dalam negeri, seperti;

a. Peraturan standard pemeriksaan impor produk akuatik No. 135 dan No. 286

tahun 2012 bulan April. Peraturan ini mempersyaratkan perlunya

penambahan pengecekan/pengetesan standard kesehatan produk-produk

air (laut dan tawar) mengingat standard lama yang kurang lengkap

b. Beberapa standard umum yang berlaku secara umum untuk produk impor

tanaman dan hewan yaitu:

Page 24: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 24

- Form E untuk perdaganagn ASEAN bagi produk yang berasal dari

tanaman

- certificate of Origin, tanggal produksi dan certificate of sanitary inspection

- melalui karantina tanaman dan hewan dari departemen yang bersangkutan

- imprtir RRT harus memiliki lisensi sanitasi dan izin ekspor impor.

5. Pemerintah mulai memberlakukan sistem registrasi dan tracebility untuk berbagai

produk agrikultur khususnya makanan-minuman.

6. Pemberlakuan pajak tarif impor masuk yang lebih tinggi untuk produk yang kurang

mendukung industri dalam negeri RRT.

7. Pemerintah memberikan export rebate untuk produk-produk yang strategis serta

mendukung industri pemrosesan.

8. Pemerintah berusaha membawa semakin banyak proporsi pemrosesan ke dalam

negeri melalui strategi kebijakan sektor hilir.

9. Pemerintah local juga ikut terlibat dalam pemebrian insentif untuk pengembangan

industry daerahnya, sebagai contoh adalah provinsi Shandong yang

memeberikan pengembalian biaya sewa tanah untuk satu tahun bagi investasi

bernilai US$ 1-5 juta dan bahkan pengembalian biaya sewa tanah hingga dua

tahun untuk unvestasi bernilai US$5 juta.

-Berbagai Pengetatan Impor Dalam Bentuk Non Tariff Untuk Produk

Agrikultural.

Berbagai standar nasional untuk karantina dan pemeriksaan produk impor serta

prosedur yang ketat.

1. Adanya isu sanitasi dan phytosanitary, Beberapa produk dibatasi oleh

permintaan sanitasi yang lebih tinggi dibanding standar global. Contohnya

pembatasan impor beberapa varietas apel Amerika ke RRT dengan alasan

penyakit “fire blight”

2. Standar kesehatan dan penyakit hewan, adanya pembatasan yang terlalu

ekstrim untuk melindungi industrinya. Contohnya toleransi 0% untuk

Samonella, E. Coli dan residu ractopamine pada produk daging.

3. Lisensi dan sertifikasi, semua importer harus mendaftar lisensi impor,

khusunya untuk produk tertentu. Eksportir harus melalui berbagai proses

seperti departemen perdagangan, agrikultura dan AQSIQ yang kadang tidak

saling terhubung.

Page 25: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 25

4. Pajak pertambahan nilai, produsen agrikultur RRT dibebaskan dari pajak

pertambahan nilai sedangkan importir harus membayar secara penuh.

5. Pelabelan dan standarisasi. WTO pada tahun 2010 menyebut bahwa hanya

46% dari total standard nasional RRT yang sesuai dengan standar

internasional. Standanr nasional dapat bertumpukan dengan standar daerah

yang lebih ketat dan untuk label harus dalam bahasa mandarin, serta

beberapa informasi tidak boleh dibuat dalam bentuk stiker.

6. Prosedur bea cukai. Hal ini dapat dihambat dengan pembatasan pemberian

sertifikat QIP dari badan kualitas dan sanitasi negara (AQSIQ), beberapa

barang telah dituntut untuk dalam nilai referensi tertentu sehingga pajak

masuk menjadi lebih mahal.

II. Kebijakan Untuk Perdagangan Dan Industri Domestik

Kebijakan serupa untuk produk holtikultura dan hewan juga diterapkan pada

berbagai aktivitas perdagangan dan industri RRT. Pemerintah mengutamakan

produsen otomotif domestik serta mengusahakan membawa lebih banysk

proses produksi untuk dilaksanakan dalam negeri, yaitu:

a. Kebijakan insentif investasi industri otomotif luar negeri dihapus

b. Pembatasan untuk impor suku cadang luar negeri

c. Pemerintah membantu industri yang belum menguntungkan dan industri

dalam kategori bidang strategis untuk masa depan ekonomi, seperti

kemudahan pajak bagi industri animasi, untuk produsen IC (Integrated

circuit) dan software mendapat tarif pajak preferensial.

d. Pengetatan ekspor lewat pendaftaran lisensi ijin ekspor RRT

e. Pemerintah RRT memberikan pemberlakuan kuota, lelang kuota dan

perizinan yang diperlukan untuk mengekspor sekitar 49 kategori komoditas

pada 2012.

f. Pemerintah juga memegang kendali yang kuat atas perkembangan industri

nasional dengan berbagai kebijakan bertarget seperti konsolidasi industri.

g. Industri domestik dibantu pengembangannya oleh pemerintah, terutama pada

saat kritis, seperti program subsidi pembelian alat-alat elektronika yang hemat

energi.

h. subsidi penjualan peralatan rumah tangga hemat energi

i. Penyesuaian tarif impor dari pemerintah untuk mendukung kekompetitifan

RRT.

Page 26: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 26

j. Untuk industri yang sulit untuk dikendalaikan secara langsung oleh pemerintah

atau adanya ketergantungan terhadap produk luar negeri maka pemerintah

akan melakukan penyesuaian kebijakan.

k. Adanya intervensi pemerintah RRT untuk kenaikan harga minyak masak,

seperti minyak kacang.

l. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menberhentikan pembarian ijin

baru importir bijih besi.

III. Pengembalian Pajak Ekspor Atau Pajak Penambahan Nilai Barang Ekspor.

Salah satu lat yang digunakan RRT untuk mendukung kinerja ekspor adalah

pengembalian pajak ekspor, dimana kebijakan ini terus diubah oleh pemerintah

untuk mengendaliaka atau mendukung. Sisitem ini berarti pada saat sebuah

perusahaan memproduksindengan biaya 100RMB dan pengembalian pajak

ekpor 10% maka ada subsidi pemerintah yang diberikan senilai 10RMB,

berarti perusahaan dapat menjual sengan harga 90 RMB tanpa rugi. Disaat

yang sama, hanya barang yang di ekspor yang mendapat perlakuan tersebut,

barang yang dijual didalam negeri tidak berhak mendapatkan “subsidi”

tersebut. Kebijakan ini ditargetkan untuk mendorong kinerja ekspor sehingga

perusahaan dapat memiliki dana untuk memajukan dan mengembangkan nilai

ekspor perusahaannya.

Kebijakan pengembalian pajak ekspor di sisi lain memberikan efek

negatif dan positif bagi industri dalam negeri terutama untuk harga-harga bagi

konsumen dalam negeri. Efek positifnya adalah adanya celah untuk ekspor dan

reimpor melalui Hongkong untuk mengambil celah perolehan pengembalian

pajak ekspor dan potongan pajak impor terutama bagi produk-produk yang

akan digunakan sebagai bahan manufaktur ekspor. Efek negatif adalah lebih

mahalnya produk-produk RRT di dalam negerinya sendiri sebagai akibat tidak

adanya pengembalian pajak seperti pada kasus ekspor.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kunjungan Kerja Delegasi Tim Komisi VI DPR RI telah melakukan tugasnya dan

memperoleh sambutan yang hangat di setiap kunjungannya.

2. Keberadaan RUU tentang perdagangan diharapkan dapat memberikan legal

clarity, legal certainty, legal enforceability dan legal effectiveness bagi para pelaku

di bidang perdagangan.

Page 27: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 27

3. Perlunya koordinasi antar instansi yang terkait dalam hal penyusunan undang-

undang tentang perdagangan supaya tidak terjadi tumpang tindih antar peraturan

antara daerah dan pusat, begitu pula perlunya pengecekan dengan peraturan-

peraturan dan kerja sama baik itu bilateral maupun internasional.

4. Adanya masalah kurangnya kepercayaan antar pengusaha, dikarenakan masih

minimnya komunikasi yang cepat, akurat dan efektif.

5. Adanya peran Pemerintah RRT yang sangat besar dalam memberikan dukungan

dan subsidi bagi infant Industri, dan pemberian disincentive bagi industri yang

tidak kompetitif agar mereka pindah ke bidang usaha lain.

6. Walaupun terjadi peningkatan kerjasama antara Indonesia-RRT, termasuk

kerjasama antar asosiasi, saat ini dirasakan masih belum maksimal.

7. Mengusulkan dibentuknya sebuah lembaga penjamin transaksi dagang kedua

negara untuk mengantisipasi masalah dan sengketa perdagangan. Lembaga ini

dapat memiliki fungsi pengawasan dan penjaminan atas kualitas dan kuantitas

barang, fungsi financing atau pendanaan bagi para pelaku bisnis atau UKM yang

memerlukan, serta asuransi, sehingga pelaku bisnis Indonesia bisa menembus

pasar RRT secara lebih luas dan terencana.

B. Rekomendasi

1. Pentingnya komunikasi yang aktif baik dari pemerintah, DPR, dan juga para

pengusaha dalam meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia. Karena dengan

adanya komunikasi diharapkan dapat menghilangkan atau meminimalisir trust

defisit yang terjadi.

2. Dalam menyusun RUU tentang Perdagangan, DPR harus melibatkan para ahli di

bidang perdagangan dan hukum internasional yang mengerti, memahami aturan

perdagangan yang berlaku di internasional, untuk mengambil peluang yang ada

dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perkembangan UKM di Indonesia.

3. Perlunya meningkatkan frekuensi promosi hasil produk-produk buatan Indonesia

dengan melakukan pameran yang informatif sehingga dapat menarik konsumen

domestik maupun luar negeri.

4. Pentingnya penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung baik dari

pemerintah maupun swasta dalam meningkatkan dan memakmurkan para petani

dimana sebagian besar bahan pangan bangsa Indonesia adalah hasil dari

pertanian.

5. Perlunya melakukan seleksi yang lebih cermat dalam melakukan kerja sama baik

secara regional, bilateral maupun internasional agar tidak merugikan kepentingan

nasional dan melindungi para pelaku usaha kecil menengah.

Page 28: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI KE NEGARA ...

|LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 28

Demikian Laporan hasil Kunjungan Kerja Delegasi Tim Komisi VI ke Republik

Rakyat Tiongkok (Cina) dengan harapan hasil kunjungan kerja ini dapat menjadi

bahan pertimbangan dan masukkan dalam pembahasan RUU tentang Perdagangan

yang segera akan dilakukan oleh Komisi VI DPR RI dan Pemerintah.

KOMISI VI DPR-RI