LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE ...
Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE ...
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA SELATAN
Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017 - 2018
8 - 10 Februari 2018
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
2018
1
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA SELATAN
MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2017-2018
8-10 FEBRUARI 2018
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
Pasal 98 ayat (4) huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2Ol4 tentang MPR,
DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana telah mengalami perubahan pertama
dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018.
Surat Tugas Nomor: ST/4/Kom.VI/DPR-RI/I/2018 untuk melakukan Kunjungan
Kerja Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Sumatera Selatan dalam Masa
Sidang III Tahun Sidang 2018-2019.
B. Obyek Kunjungan Kerja
Obyek kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan adalah
Pembangunan Light Rail Transit (LRT) oleh PT KAI (Persero), PT Waskita
(Persero), dan PT INKA (Persero) serta Kilang Minyak Plaju milik PT Pertamina
(Persero).
C. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja
Maksud dan tujuan dari Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi
Sumatera Selatan adalah untuk meninjau secara langsung Pembangunan
Light Rail Transit (LRT) dan mendapat penjelasan dari para direksi
PT KAI (Persero), PT Waskita (Persero) Tbk, dan PT INKA (Persero), serta
meninjau secara langsung Kilang Minyak Plaju dan mendapat penjelasan dari
direksi PT Pertamina (Persero).
Fokus masalah akan digali dalam Kunjungan Kerja Komisi VI dalam
Kunjungan Kerja Spesifik kali ini, antara lain adalah:
1. Permasalahan apa yang dihadapi daerah dalam pembangunan Light Rail
Transit (LRT).
2. Permasalahan apa yang dihadapi PT Pertamina di Kilang Minyak Plaju.
2
D. Agenda Kunjungan Kerja
(Terlampir).
E. Anggota Tim Kunjungan Kerja
(Terlampir).
II. HASIL KUNJUNGAN KERJA
A. Pembangunan LRT (Light Rail Transit)
PT KAI (Persero), PT Waskita (Persero) Tbk, dan PT INKA (Persero)
Pembangunan LRT dibuat dalam rangka menyambut Asian Games 2018 di
Palembang. Awalnya Pemerintah Daerah berencana membangun Monorel
namun kemudian dibatalkan karena kesulitan mencari investor yang dapat
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta proyek dianggap kurang
menguntungkan. Monorel kemudian diganti dengan LRT yang dianggap
lebih efektif. lebih efektif mengurangi tingkat kemacetan akibat padatnya
kendaraan bermotor di Sumatra Selatan ketimbang proyek monorel Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II-Jakabaring.
Terkait pembangunan LRT tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah
menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 Tahun 2015
tentang percepatan penyelenggaraan kereta api ringan di Sumatera Selatan.
Penyelenggaran LRT itu terdiri dari lintas pelayanan bandar udara
internasional Sultan Mahmud Badaruddin II-Masjid Agung Palembang-
Jakabaring Sport City. Terdapat 13 stasiun yang memiliki panjang jalur 23,4
km, dengan lebar jalur 1067 mm dan memiliki 5 zona. Untuk zona pertama
berada di Bandara, zona dua di simpang Tanjung Api-api, zona tiga di
Simpang Angkatan Lima, zona empat berada di jembatan Ampera, dan zona
terakhir di Stadion Jakabaring.
Berdasarkan Perpres, pemerintah menugaskan kepada PT Waskita Karya
(Persero) Tbk untuk membangun prasarana LRT meliputi jalur termasuk
konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi. Dalam pelaksanaan
pembangunan prasarana LRT itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dapat
bekerja sama dengan badan usaha lainnya seprti PT KAI (Persero) selaku
operator dan PT INKA selaku pengadaan gerbong.
Pembangunan prasarana lintas pelayanan diselesaikan paling lama Juni
2018. Untuk meningkatkan kualitas penugasan PT Waskita Karya Tbk,
menurut Perpres ini, Menteri Perhubungan mengadakan konsultan
3
pengawas yang berkualifikasi internasional untuk melakukan pengawasan
pembangunan prasarana LRT yang pengadaannya dilakukan melalui
penunjukan langsung. Koordinasi dilakukan melalui Rapat Interface yang
diadakan setiap Hari Kamis bertempat di Kantor Konsultan Supervisi SMEC
di Palembang, terkadang rapat tersebut dilakukan di Kantor PT INKA di Kota
Madiun, dan di Kantor PT LEN (Persero) di Kota Bandung.
Adapun anggaran dalam pelaksanaan penugasan pembangunan prasarana
LRT di Palembang itu terdiri dari penyertaan modal negara dan pendanaan
lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perpres ini juga menegaskan, kalau dalam rangka pelaksanaan penugasan
PT Waskita Karya (Persero) Tbk, pemerintah dan pemerintah daerah
memberikan kemudahan perizinan, keringanan biaya, pembebasan biaya
perizinan, keringanan biaya perizinan, serta fasilitas perpajakan dan
kepabeanan sesuai peraturan.
Secara ringkas spesifikasi bangunan ini adalah:
Trase Jalur LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II - Komplek Olahraga Jakabaring - Depo di Ogan Permai Indah
Pemilik Kementerian Perhubungan
Kontraktor Pelaksana PT Waskita Karya (Persero) Tbk.Perpres 55/2016 Perubahan Perpres116/2015
Nomor Kontrak 30 Juni 2016, Nomor: 01/KNT/LRTSS/VI/2016 dan 01/WK-KEMENHUB.LRT/D.II/2016 Add. No. 1, tgl 16 Februari 2016.
Nilai Kontrak Rp.10.943.791.000.000,- (termasuk PPN)
Waktu Pelaksanaan 21 Oktober 2015 s/d 30 Juni 2018, Masa Pemeliharaan 365 hari
Panjang Jalur 23, 4 km, lebar jalur 1067mm, third rail listrik 750 VDC
Jumlah Bangunan 13 stasiun, 1 Depo, 9 Gardu Listrik
Bentang Sungai Musi 435 m
Exel Load 12 Ton
Kecepatan Rencana 100 km/jam
Kecepatan Max 85 km/jam
Konstruksi Jalur Elevated (Slab Track)
Radius Minimum 80 m
Peninggian Rel Max 110 mm
Persinyalan Fixed Block With Cap Signal (ETCS Level 1)
4
System Electrical Third Rail System 750 VDC
System Telekomunikasi
Backbone Network System SCADA/OCC
Untuk schedule pelaksanaan pembangunan LRT ini dapat terlihat pada tabel
berikut:
Untuk schedule pembangunan 13 stasiun yang ada direncanakan akan
selesai pada bulan April 2018, seperti terlihat pada tabel berikut:
Untuk skema pembiayaan sesuai dengan kontrak konstruksi pembangunan
LRT Sumsel, seluruh pembayaran diselesaikan pada saat serah terima
proyek dari kontraktor kepada owner atau pada tahun 2018.
Namun terdapat Usulan Deffered Payment atas Proyek LRT Palembang
sesuai surat Menteri Perhubungan No.141003/5/PHB 2017 perihal usulan
5
perpanjangan kontrak tahun Jamak untuk kegiatan pembangunan LRT
kepada Kementerian Keuangan menjadi sebagai berikut :
Dalam memenuhi kebutuhan modal kerja pembangunan LRT Sumsel,
Waskita menerima fasilitas kredit sindikasi modal kerja sebesar Rp5,9
Triliun. Adapun anggota dari sindikasi perbankan tersebut adalah Bank BNI,
Bank of Tokyo MUFG, Bank BRI, Bank Panin, Sarana Multi Infrastruktur,
Bank BJB, Bank ICBC, Bank Papua, Bank Riau Kepri, dan Bank Sumsel
Babel.
PENGADAAN SARANA LRT SUMATERA SELATAN
Spesifikasi Umum Rollingstock LRT Sumsel
Uraian MC1 T MC2
Kapasitas 4
Orang/m2
Kursi 40 48 40
Berdiri 63 76 63
Total 103 124 103
Total Penumpang 330
Pengadaan Trainset Light Rail Transit (LRT) Palembang dimenangkan oleh
PT INKA (Persero), kontrak pada 21 Desember 2016 2 trainset 13 April 2018
dan 6 trainset pada 13 Juni 2018.
PENYELENGGARAAN AUTOMATIC FARE COLLECTION (AFC)
Direncanakan terdapat 49 set ticketing system untuk 13 stasiun. Target
instalasi direncanakan pada bulan April dan target uji coba dilakukan pada
bulan Juni 2018. Secara spesifikasi ticketing untuk masing-masing stasiun
adalah:
Nama Stasiun Jumlah Gate
Bandara SMB II 8
Asrama Haji 3
Talang Buruk 3
RSUP 3
6
Simpang Polda 3
Demang Lebar Daun 3
Palembang Icon 3
Dishub 3
Pasar Cinde 3
Ampera 3
Poltabes 3
Jakabaring 8
OPI Mall 3
TOTAL 49
Spesifikasi AFC yang akan digunakan adalah:
Spesifikasi Teknis AFC :
Gate System (Turnstile Gate) Installation Cable
Stasiun Peripheral Switch Core
FO and Cabling Swap Unit
UTP CABLE AFC Main Server
Untuk Sumber Daya Manusia yang akan menjadi operator dalam LRT ini
telah dipersiapkan PT KAI (persero). Konsep SO untuk LRT Sumatera
Selatan melekat pada Divre 3 Palembang ; Di bawah koordinasi EVP DIVRE
III Palembang, dipimpin oleh General Manager LRT Sumsel, membawahi
Senior Manager Operasi, Sarana, Rel & Jembatan, Sinyal telekomunikasi
dan Listrik, kemudian membawahi KUPT 13 stasiun).
Total rencana SDM LRT Sumsel sebanyak : ±256 Pegawai.
Saat ini 50 Pegawai PT KAI (Persero) diberangkatkan ke Singapura untuk
Pelatihan dan Sertifikasi : Prosedur Keselamatan pengoperasian &
perawatan LRT, Pengenalan peralatan-peralatan persinyalan LRT,
Pembelajaran pentingnya peran OCC dalam pengoperasian LRT,
Mempelajari prosedur pelayanan customers, Pengenalan Depo beserta
peralatan-peralatan pemeliharaan, Perencanaan evakuasi pada saat
kondisi-kondisi bahaya, dan Pengenalan sistem transportasi berbasis metro
railway.
Saat ini sedang dipersiapkan staf OCC dan 34 masinis yang sertifikasi &
berpengalaman dan sedang melakukan pendidikan di Balai Pendidikan
Teknik Perkeretaapian Bekasi. PT KAI (Persero) juga merekrut staf
pengalaman dari anak perusahaan PT KAI (Persero) (PT Kereta Commuter
Indonesia) dan mengikuti pelatihan di INKA & SMRT. Masinis melakukan
7
pengujian dinamis kereta pada akhir Maret 2018. Masinis LRT siap bertugas
April 2018 dan mengikuti konversi mengemudi untuk kereta LRT buatan
local, test commissioning s.d. uji coba perjalanan kereta LRT.
Untuk besaran tarif akan segera di putuskan oleh Pemerintah. Berdasarkan
Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KP 552 tahun 2017. Harga
ticketing kereta api ini akan mendapat subsidi dari APBN dikarenakan kereta
ini merupakan LRT pertama di Indonesia.
DOKUMENTASI PEMBANGUNAN LRT
Zona 1
Zona 2
Zona 3
Zona 4
Zona 5
DEPO
1
DOKUMENTASI KUNJUNGAN KOMISI VI DPR RI
Penjelasan dari PT Waskita, PT KAI, dan PT INKA
Peninjauan LRT di Stasiun Bandara
2
B. PT Pertamina (Persero)
Kilang pengolahan minyak bumi adalah proses awal dari kegiatan
pengadaan BBM. Dari kilang pengolahan inilah nanti terjadi proses
pembuatan bahan bakar minyak (BBM) seperti LPG, Gasoline (Bensin),
Kerosine (Minyak tanah) Gasoil (Minyak solar) dan turunannya seperti aspal
pelumas dan lain-lain.
Kilang atau Refinery Unit, sebagai pabrik tempat pengolahan minyak, tak
bisa asal beroperasi. Tak cukup andal saja tapi lebih dikembangkan agar
memiliki kompleksitas tinggi. Lebih kompleks, kilang ini dianggap lebih
canggih jika dapat menghasilkan produk-produk yang memiliki value added
lebih banyak.
Refinery Unit yang dimiliki Pertamina diantaranya: RU II Dumai, RU III Plaju,
RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU VII Kasim
dengan total kapasitas sebesar 1039.5 MBSD.
Secara historis RU III Plaju dapat dilihat pada gambar berikut:
3
Untuk pola pasokan crude ke RU III, Operasional STS Muntok diperlukan
sebagai upaya untuk meningkatkan penerimaan crude ke RU III akibat
penurunan jumlah crude lapangan. Trend penerimaan crude RU III saat ini
masih di dominasi via kapal seperti terlihat pada tabel.
Pola penyaluran produk RU III Plaju adalah
4
Untuk produk unggulan yang dihasilkan oleh RU III adalah
RU III mempunyai project crude open access. Project ini merupakan project
strategis tidak hanya bagi kilang RU III namun juga bagi industri migas
Indonesia. Project open access RU III merupakan project pembangunan
fasilitas CIB, Jetty, Tanki, dan sistem perpipaan untuk penyaluran crude via
kapal dari Katimabongko langsung ke RU III Plaju-S Gerong.
Dampak dari project ini adalah
5
Pola Supply Crude existing RU III Plaju adalah
Diharapkan dengan adanya Project ini pola penerimaan crude adalah
6
DOKUMENTASI KUNJUNGAN KOMISI VI DPR RI
7
III. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Komisi VI memandang supply energi sangat penting dalam pembangunan
LRT ini, selain itu mekanisme saat terjadinya emergency juga harus menjadi
perhatian Pemerintah. Kenyamanan masing-masing stasiun harus
diperhatikan, jumlah maksimum penumpang di tiap stasiun harus
diperhitungkan. Permasalahan lahan menyangkut akses masuk stasiun
harus segera diselesaikan oleh Pemerintah daerah Sumatera Selatan.
Perhitungan harga tiket yang ideal harus dihitung agar tidak terlalu
membebankan masyarakat, mengingat investasi yang dikeluarkan
Pemerintah tidak kecil yaitu sebesar hampir 11 triliun.
2. Dalam rapat dengan Pertamina mendatang komisi VI memandang perlu
dievaluasi agar pertamina dapat memberi manfaat lebih terhadap propeline,
selain itu pertamina perlu menjawab hilangnya premium di daerah-daerah.
IV. Penutup
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Provinsi
Sumatera Selatan untuk mengetahui data dan informasi mengenai
permasalahan di Sumatera Selatan. Kami mengharapkan agar semua
permasalahan yang ditemui dalam Kunjungan Kerja ini dapat ditindaklanjuti
dalam Rapat-Rapat Komisi dengan pihak Pemerintah.
Jakarta, 10 Februari 2018 Ketua Tim,
Ttd.
Ir. H. Azam Azman Natawijana
A-430