Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

17
LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM PROMOSI KESEHATAN PENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI SD 5 BLANG TALON KECAMATAN KUTA MAKMUR O L E H dr. EKA SULISTIA Dokter Internsip Puskesmas Kuta Makmur Tahun 2012

Transcript of Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

Page 1: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM

PROMOSI KESEHATAN

PENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI SD 5 BLANG TALON KECAMATAN

KUTA MAKMUR

O

L

E

H

dr. EKA SULISTIA

Dokter Internsip Puskesmas Kuta Makmur

Tahun 2012

Page 2: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling

terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang baik agar

dapat melaksanakan aktivitasnya, sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada

aktivitas manusia terhadap lingkungan. Perkotaan sebagai pusat aktivitas telah berkembang

dengan pesat dan berperan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, kebudayaan,

pariwisata, transportasi maupun industri.

Perkembangan industri dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari

tahun ke tahun, meningkatkan sampah industri dan sampah domestik yang dihasilkan oleh

penduduk sehingga semakin membebani tanah, udara dan sungai yang mengalir dalam

wilayah perkotaan. Akibat pertambahan jumlah penduduk yang setiap tahunnya mengalami

peningkatan, jarang sekali dalam suatu wilayah kota di temukan ruang terbuka yang dapat

digunakan untuk daerah pemukiman yang layak.

Ini disebabkan karena ruang terbuka tersebut berubah fungsi menjadi tempat

pembuangan berbagai macam sampah dari hasil aktivitas manusia,berupa sampah dari

kegiatan rumah tangga, perkantoran, lembaga (instansi), pasar, terminal, restoran serta

industri. Secara garis besar, sampah perkotaan berasal dari pencemaran yang disebabkan oleh

industri dan sektor domestik yang menghasilkan limbah domestik (sampah domestik).

Sampah domestik ini terdiri dari sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik

berasal dari mahluk hidup yang dapat terdegradasi sedangkan sampah non organik yang tidak

dapat terdegradasi misalnya: plastik, kaleng, kaca, dan lain-lain. Selain sampah organik dan

sampah non organik terdapat juga yang disebut sampah berbahaya misalnya: baterai, jarum

suntik, dan lain-lain. Sementara sampah industri terdiri dari emisi dari proses pembakaran,

limbah cair (sampah cair), limbah padat (sampah padat). Volume sampah dan jenis yang

dihasilkan tergantung dari pola komsumsi suatu masyarakat dalam suatu wilayah. Semakin

tinggi tingkat pendapatan masyarakat tersebut maka semakin tinggi pula volume sampah

yang dihasilkan dan semakin banyak jenis sampah yang dihasilkan.Tetapi pada umumnya

sebagian besar sampah yang di hasilkan adalah jenis sampah organik (sampah basah), yaitu

mencakup 60-70 % dari total volume sampah (Kementerian Lingkungan Hidup.

Pengelolahan persampahan di perkotaan merupakan suatu sistem yang saling berinteraksi

1

Page 3: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

membentuk kesatuan dan mempunyai tujuan. Pengolahan sampah suatu kota bertujuan untuk

melayani penduduk terhadap sampah domestik rumah tangga yang dihasilkannya secara tidak

langsung memelihara kesehatan masyarakat serta menciptakan suatu lingkungan yang baik,

bersih dan sehat. Sampah padat dari pemukiman merupakan bagian terbesar dari sampah

yang timbul di Indonesia.

Di sisi lain, masyarakat juga bertanggung jawab dalam membuang sampahnya secara

benar pada suatu tempat pengumpulan dan diharapkan dapat mengelola persampahan secara

mandiri dan terpadu atau dapat juga suatu kelompok masyarakat untuk menjalin kerjasama

dengan pemerintah dalam pengelolan persampahan terpadu.

1.2 Tujuan

Petugas:

Peningkatan kinerja petugas di bidang promosi kesehatan agar terwujudnya kesehatan

anak-anak di sekolah.

Sekolah :

Meningkatkan kesehatan anak- anak dengan melakukan kegiatan kebersihan

lingkungan

Pemerintah Daerah:

Meningkatkan kebersihan lingkungan guna mewujudkan kesehatan masyarakat

umumnya dan anak-anak di sekolah khususnya

2

Page 4: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Sampah

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan

sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/

pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang

tidak dapat digunakan kembali.

Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam

bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya

a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik

b. Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya

2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar

a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu

b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas

3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk

a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging

b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca

Karakteristik Sampah

1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari

hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab,

dan mengandung sejumlah air bebas.

2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang

berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk

garbage.

3

Page 5: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik dirumah,

dikantor, industri.

4. “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik

dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-

daunan.

5. “Dead Animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam,

penyakit atau kecelakaan

6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal dari

perumahan.

7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk, kereta api.

8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri, pengolahan

hasil bumi.

9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.

10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan

pembaharuan gedung-gedung.

11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan

pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.

12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng-

kaleng cat, zat radiokatif.

Pengelolaan Sampah Padat

Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya :

1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber

Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya)

ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah

basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk

memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah)

yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut berikut ini :

a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor

4

Page 6: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan

c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo

(rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah

rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk membangun

suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :

1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan

pengangkut sampah.

2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah

3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang

lain masuk ke dalam dipo.

4. Ada kran air untuk membersihkan

5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus.

6. Mudah dijangkau masyarakat

Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode :

a. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat sampah basah

b. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar.

2. Tahap pengangkutan

Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan

mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota.

3. Tahap pemusnahan

Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan,

antara lain :

a. Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan

sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan

tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang

terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary

5

Page 7: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

landfill yang baik harus memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang luas, tersedia tanah

untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar.

b. Incenaration

Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara

membakar sampah secara besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik.

c. Composting

Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman

pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk

hijau

d. Hog Feeding

Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya: babi). Perlu diingat bahwa

sampah basah harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan

penyakit cacing dan trichinosis.

e. Discharge to sewers

Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air limbah. Metode

ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik.

f. Dumping

Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang atau tempat sampah.

g. Dumping in water

Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan

pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir.

h. Individual Incenaration

Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk terutama di daerah

pedesaaan.

i. Recycling

Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau di daur ulang.

Contoh bagian sampah yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas, besi, dan

sebagainya

j. Reduction

Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage)

sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.

6

Page 8: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

BAB III

PERMASALAHAN

Penyuluhan dilakukan di SDN 5 Babah Lueng Kec. Kuta Makmur di wilayah kerja

Puskesmas Kuta Makmur pada hari Senin tanggal 19 November 2012 yang dihadiri oleh ± 8

orang peserta.

Adapun permasalahan yang di dapat antara lain :

Masih banyak sampah yang berserakan di lingkungan sekolah

Belum tersedianya 2 macam tempat sampah untuk sampah kering dan sampah basah.

7

Page 9: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

BAB IV

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Untuk Sekolah :

Melakukan penyuluhan tentang pengelolaan sampah

Menganjurkan untuk disediakannya 2 tempah sampah kering dan basah

Untuk Puskesmas :

Melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan terutama masalah pengelolaan sampah

ke sekolah maupun ke desa guna mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

8

Page 10: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

BAB IV

PELAKSANAAN

Kegiatan yang akan dilaksanakan :

Kegiatan Pelaksanaan

Penyuluhan tentang pengelolaan sampah Memberikan penyuluhan kepada masyarakat

khususnya anak-anak disekolah SDN 5,

dengan materi :

Pengertian sampah

Jenis-jenis sampah

Cara pengelolaan sampah

9

Page 11: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

1. Monitoring dan Evaluasi

Tanggal Monitoring Tanggal Evaluasi

13 Desember 2012 Diadakan sesi tanya

jawab dan diskusi

untuk mengetahui

anak-anak sekolah

sudah mengerti dan

memahami semua

informasi yang telah

disampaikan tentang

pengelolaan sampah

serta memonitoring

apakah sekolah sudah

menyediakan 2 tempat

sampah

17 Desember 2012 Anak-anak sekolah

kelas 3 sudah

mengerti materi

yang disampaikan

Sebagian kelas

sudah menyediakan

2 tempat sampah

untuk sampah

kering dan sampah

basah

2. Kesimpulan

sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu

yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,

2007). Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-

using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat

digunakan kembali.

Dengan melakukan penyuluhan ini, diharapkan anak-anak disekolah dapat menjaga

kebersihan sekolahnya dengan membuang sampah pada tempatnya baik sampah kering

maupun sampah basah pada tempat sampah yang telah disediakan.

3. Saran

3.1 Sekolah :

Mendukung kegiatan penyuluhan yang telah direncanakan

10

Page 12: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

Dapat menjalankan program yang dilakukan dari pihak kesehatan dengan

meyediakan tempat sampah kering dan tempat sampah basah guna

terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat.

3.2 Puskesmas :

Rutin dalam memonitoring kegiatan pengelolaan sampah baik disekolah

maupun di desa wilayah Puskesmas Kuta Makmur

3.3 Dinas Kesehatan (Dinkes) :

Rutin melakukan evaluasi mengenai kegiatan kebersihan lingkungan

11

Page 13: Laporan Hasil Kegiatan Ukm f3

DAFTAR PUSTAKA

1. www.library.usu

2. Majalah Kesehatan Indonesia. 2012. Jakarta

12