LAPORAN HASIL

96
LAPORAN HASIL Praktek Profesi Keperawatan Komunitas DI KELURAHAN PONJALAE RW II KECAMATAN WARA TIMUR KOTA PALOPO 20 Februeri s.d 17 Maret 2012 OLEH FATRATUL WAHYI 2009.110 PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU PALOPO 2012 HALAMAN PENGESAHAN Mahasiswa Akper Sawerigading Pemda Luwu telah menyusun laporan di Lingkungan Kelurahan Ponjalae RW 02 RT 01,02,03,04,dan 05 Kecamatam Wara Utara Kota Palopo. MAHASISWA PKL KOMUNITY AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU ANGKATAN XI TAHUN 2011/2012

Transcript of LAPORAN HASIL

Page 1: LAPORAN HASIL

LAPORAN HASIL

Praktek Profesi Keperawatan Komunitas

DI KELURAHAN PONJALAE RW II

KECAMATAN WARA TIMUR

KOTA PALOPO

20 Februeri s.d 17 Maret 2012

OLEHFATRATUL WAHYI

2009.110  

PROGRAM             STUDI             D3          KEPERAWATAN

AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU PALOPO

2012

HALAMAN PENGESAHAN

Mahasiswa Akper Sawerigading Pemda Luwu telah menyusun laporan di Lingkungan Kelurahan Ponjalae RW 02 RT 01,02,03,04,dan 05 Kecamatam Wara Utara Kota Palopo.

MAHASISWA PKL KOMUNITY AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU ANGKATAN XI TAHUN 2011/2012

    Koordinator Camat                                                                        Koordinator Lingkungan

  Dian Hasdin Wiranata                                                            Muh ammad Andri

Pembimbing Institusi                                                      Kepala Kelurahan Ponjalae

Page 2: LAPORAN HASIL

  Ns. Hardin ,S.Kep                                                             Naimah Basmin,S.SOS

DISAHKAN OLEHDIREKTUR AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU

Hj.Mahriani Mahmud,ST.M.Kes .

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya seluruh

kegiatan Praktik Profesi D3 Keperawatan Komunitas di Kel. Ponjalae, Kec. Wara Timur, Kota

Palopo dan penyusunan laporan hasil kegiatan dapat diselesaikan.

  Kegiatan praktik dan penyusunan laporan ini dapat diselesaikan pula atas bantuan,

bimbingan, dan kerjasama berbagai pihak. Untuk itu bersama dengan ini kami ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.      Ibu Direktur Akademi Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu.

2.      Bapak/Ibu Koordinator PKL Komunity Akper Sawerigading Pemda Luwu.

3.      Bapak/Ibu Dosen Pembimbing PKL Komunity Akper Sawerigading Pemda Luwu.

4.      Bapak Kepala Kecamatan Ponjalae

5.      Bapak Kepala Kelurahan  Ponjalae

6.      Bapak Kepala RW 02 Kelurahan Ponjalae

7.      Bapak/Ibu RT 01, 02, 03,04,dan 05 Kelurahan Ponjalae.

8.      Masyarakat Lingkungan Kelurahan Ponjalae RW 02

9.      Rekan-rekan mahasiswa PKL Komunity Akper Sawerigading Pemda Luwu.

Page 3: LAPORAN HASIL

10.  Orang tua dan sanak saudara kami yang tercinta yang telah memberikan  Do’a dan dukungan

baik fisik, materi dan spiritual.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu

permohonan maaf kami haturkan sebelumnya serta segala kritik dan saran sangat kami harapkan

adanya.

Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

dalamnya, khususnya seluru aparat lingkungan, kelurahan dan kecamatan yang terkait.

Palopo, 14 Maret 2012

                                                                                          P e n y u s u n

                                                                         Fatratul Wahyi Arief

ABSTRAK

LAPORAN HASILPRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI KELURAHAN PONJALAE RW 02KECAMATAN WARA TIMUR  KOTA PALOPO

TANGGAL 20 FEBRUARI s.d 17  MARET 2012KELOMPOK VII

            Kelurahan Ponjalae merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Wara Timur Kota Palopo menjadi sasaran pelaksanaan praktek profesi keperawatan komunitas Akper Sawerigading Pemda Luwu tahun 2012 yang diharapkan dapat dijadikan sebagai daerah binaan dalam  penerapan proses keperawatan komunitas. Salah satu alasan dipilihnya Kelurahan

Page 4: LAPORAN HASIL

Ponjalae sebagai lokasi praktek profesi keperawatan komunitas adalah wilayah ini jarang tersentuh oleh petugas kesehatan sehingga keberadaan mahasiswa dapat memberikan konstribusi dalam membantu tercapainya derajat kesehatan optimal.            Pada akhir praktek keperawatan komunitas diharapkan masyarakat lokasi binaan  mampu mandiri dalam  menyelesaikan berbagai masalah kesehatan. Salah satu bentuk pendekatan yang digunakan adalah melakukan pembinaan kesehatan dasar utama kepada kader kesehatan sebagai promotor kesehatan berbasis masyarakat. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan kota sehat. Upaya kesehatan berbasis masyarakat yang diharapkan mampu menanggulangi faktor risiko masalah kesehatan setempat.            Berdasarkan hasil analisa data ditemukan  tiga masalah kesehatan dan masalah keperawatan pada masyarakat Ponjalae yaitu: Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, Flu Burung), risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang kurang, dan  resiko terjadinya penyakit pada lansia.            Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat wilayah binaan dilakukan serangkaian kegiatan melalui penggalangan masyarakat, kerjasama lintas sektor dan program diataranya adalah penyuluhan kesehatan, pengadaan pembuatan tempat sampah, pembuatan batas-batas wilayah  RW dan RT, kegiatan posyandu, gerakan hidup bersih melalui kerja bakti, dan perawatan rumah terintegrasi dengan keluarga.            Hasil yang dicapai dalam setiap kegiatan belum memenuhi secara optimal dikarenakan kesibukan  masyarakat dalam  mengatur waktu setiap kali pelaksanaan kegiatan.

 

BAB IPENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai

perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud Undang-Undang Dasar 1945.

Arah  kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran menuju

paradigma sehat yang merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan tindakan promotif,

preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah

suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai visi Indonesia sehat 2010,

Page 5: LAPORAN HASIL

dimana diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan yang

sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang optimal. Hal ini merupakan

koreksi pada kebijakan pembangunan kesehatan masa lalu sekaligus merupakan peluang dan

tantangan bagi tenaga keperawatan untuk lebih meningkatkan keilmuan dan profesionalisme di

bidang perawatan kesehatan masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang

ditujukan kepada masyarakat yang dilandasi pengetahuan teoritis guna menyelesaikan masalah

kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar komunitas.

Keperawatan merupakan salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di

Indonesia, yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat

maupun sakit dan memiliki kontribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan, terutama

dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat, menuju visi Indonesia Sehat

2010. Keperawatan kesehatan masyarakat merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan

praktek kesehatan masyarakat. Kegiatan praktek ini dilakukan secara komprehensif dan tidak

terbatas pada kelompok umur atau diagnosa tertentu serta dilaksanakan secara berkelanjutan.

Keperawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam bentuk pelayanan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan secara menyeluruh.   Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas

adalah pendekatan keluarga binaan (keluarga yang sehat, sakit atau risiko tinggi), dan bekerja

sama dengan kelompok kerja komunitas.

Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan

(promotif dan preventif), penggunaan teknologi tepat guna, serta memanfaatkan kebijakan

Page 6: LAPORAN HASIL

pemerintah yang terkait di bidang kesehatan. Proses keperawatan komunitas dilakukan melalui

lima tahap, yaitu : pengkajian, analisa data, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Dalam rangka memenuhi tugas pelaksanaan praktek keperawatan komunitas yang

diadakan selama 4 minggu, diharapkan mahasiswa program Praktek Keperawatan Komunitas

Akper Sawerigading Pemda Luwu di Kel. Ponjalae, dapat mengaplikasikan konsep-konsep

keperawatan komunitas yang diperoleh pada perkuliahan kepada masyarakat. Untuk

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, maka

kegiatan diarahkan pada identifikasi masalah kesehatan masyarakat melalui pengkajian, analisa

data, prioritas masalah, perencanaan, implementasi serta evaluasi keperawatan komunitas

bersama masyarakat.

Guna mendukung kelancaran kegiatan keperawatan komunitas, maka dibentuk

Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES) di Kel. Ponjalae bersama masyarakat sehingga

diharapkan kegiatan komunitas dapat dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat

dalam mengorganisir, merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi  program / kegiatan

yang telah dilakukan.

Kelurahan Ponjalae merupakan salah satu wilayah di Kota Palopo yang menjadi sasaran

pelaksanaan praktek keperawatan komunitas yang diharapkan dapat dijadikan sebagai daerah

binaan dalam penerapan proses keperawatan komunitas.

Di akhir praktek komunitas diharapkan kelompok kerja kesehatan terus giat

mengidentifikasi serta mengatasi masalah kesehatan yang timbul di wilayahnya, karena dalam

praktek diupayakan ada desiminasi ilmu pengetahuan dari mahasiswa ke masyarakat sebagai

strategi utama dalam memberi bekal pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi masalah

Page 7: LAPORAN HASIL

kesehatan, sehingga keberadaan POKJAKES tetap berkesinambungan dalam mengatasi masalah

kesehatan.  

B.     Tujuan Penulisan

1.       Tujuan umum

Menerapkan proses keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan utama dengan menggunakan ilmu

dan kiat keperawatan.

2.       Tujuan khusus

a.       Mengkaji kebutuhan dan masalah keperawatan keluarga, kelompok, dan masyarakat.

b.       Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

c.       Menetapkan perencanakan asuhan keperawatan baik keluarga maupun komunitas dalam rangka

mengembangkan kemampuan keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatan.

d.      Melaksanakn rencana asuhan keperawatan melalui pendekatan pengorganisasian masyarakat,

penggunaan teknologi tepat guna, kerja sama lintas sektoral dan  lintas program, dan  pendidikan

kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan atau masalah kesehatan.

e.       Mengevaluasi tindakan keperawatan berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan.

f.        Mendokumentasikan dan melaporkan data atau informasi yang akurat berbagai aktifitas asuhan

keperawatan pada keluarga, kelompok, dan komunitas.

C.     Manfaat Penulisan

Laporan hasil praktek keperawatan komunitas ini diharapkan dapat bermamfaat bagi :

Page 8: LAPORAN HASIL

1.      Pengembangan kemandirian masyarakat dalam mengatsi berbagai masalah kesehatan yang ditandai dengan terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat serta memamfaatkan sarana kesehatan yang tersedia.

2.      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksakan fungsi kesehatan dan keperawartan kesehatan anggota keluarga.

3.      Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan konsep keparawatan, khususnya keperawatan komunitas untuk memfasilitasi masyarakat dalammemecahkan bebagai masalah kesehatan.

4.      Sebagai masukan untuk membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan,

instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan.

5.      Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan teman sejawat dalam upaya pengembangan asuhan

keperawatan keluarga, kelompok, dan komunitas.

D.     Metode Penulisan

1.       Waktu dan Tempat

Praktek Profesi Keperawatan Komunitas dilaksanakan pada tanggal 20 Februari s/d 17 Maret

2012 di kelurahan Ponjalae Kecamatan Wara Utara Kota Palopo.

2.       Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi  langsung,

pemeriksaan fisik kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungannya dengan berpedoman pada

format pengkajian keperawatan komunitas dan mempelajari bebagai literatur.

3.       Analisa

Analisa dilakukan pada tiap-tiap tahapan proses keperawatan dengan mempelajari berbagai

literatur tentang keperawatan komunitas yang dihubungkan dengan kasus dan selanjutnya

dilakukan pembahasan terhadap hasil yang didapatkan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pelayanan Kesehatan Utama

Page 9: LAPORAN HASIL

Pelayanan Kesehatan Utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada

metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh

individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya tentu

dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk memelihara setiap tingkat

perkembangan mereka dalam semangat hidup mandiri dan menentukan nasib pribadi (Nasrul

Effendy, 1997).

Fungsi dari Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) adalah pemeliharaan kesehatan,

pemecahan diagnosa penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan pemberian sertifikat.

Adapun tanggung jawab perawat dalam Pealayan Kesehatan Utama adalah :

1.      Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan

kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2.      Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3.      Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada masyarakat.

4.      Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan kepada

masyarakat.

5.      Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.

Sasaran  PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan  masyarakat dengan fokus upaya

kesehatan primer, sekunder dan tersier. Jadi keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan

untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal.

Strategi Pelayanan Kesehatan Utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat

dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar delapan unsur utama Pelayanan

Kesehatan Utama yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah

kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air

Page 10: LAPORAN HASIL

yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan kontrol

terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan

penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.

Prinsip dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Utama berorientasi pada distribusi

pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat guna

(menggunakan sarana atau fasilitas yang ada di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada

pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Utama

meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara penanggulangan

dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi,

pencegahan penyakit menular, pengadaan obat esensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.

Hubungan konsep Pelayanan Kesehatan Utama dan komunitas adalah untuk

melaksanakan  kesehatan  masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menjadi

tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyarakat (pimpinan atau  tokoh), tingkat

rujukan pertama (Rumah Sakit tipe A dan B), serta menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral

dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan

dalam hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam Pelayanan

Kesehatan Utama diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga

kesehatannya. Sebagai akhir tujuan Pelayanan Kesehatan Utama diharapkan masyarakat mampu

secara mandiri menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia tinggal.

Konsep Keperawatan Komunitas

Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori keperawatan dan

teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat, diantaranya ; menurut Chang (1982) perawatan

komunitas adalah menyeluruh, mampu berfungsi sebagai tim dalam memberikan pelayanan

Page 11: LAPORAN HASIL

kesehatan masyarakat, mampu berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan

masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.

Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan komunitas adalah

kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada

pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri sebagai perorangan

maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini

tercakup dalam spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang

ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk

menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual model

keperawatan dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari Betty

Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk mengatasi masalah kesehatan.

Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari individu, keluarga atau

kelompok dan komunitas yang merupakan terget pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat

ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga

kesehatan untuk melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan

tersier.

1.      Pencegahan Primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke populasi

yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan

faktor resiko terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan

dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan

perlindungan khusus terhadap penyakit.

Page 12: LAPORAN HASIL

2.      Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat

kesehatan masyrakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan

pada diagnosa dini, intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau

keseriusan penyakit.

3.      Pencegahan Tersier

Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi

gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya

untuk menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat

berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka yang

mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas

yaitu biologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Sumber energi infrastruktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem pertahanan stressor yaitu

garis resisten, garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan

tersebut bertujuan untuk melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat

mempengaruhi komunitas.

Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang yang membentuk

masyarakat (Anderson, 1988). Secara lebih rinci sasaran ini terdiri dari tiga tingkat yaitu

individu, keluarga dan komunitas.

1.      Tingkat individu

Page 13: LAPORAN HASIL

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah

kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal

dan sebab, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan

sosial. Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan asuhan keperawatan kepada

individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misal TBC, ibu hamil, dan lain-lain)

dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah dan pemecahan masalah kesehatan individu.

2.      Tingkat keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang bermasalah kesehatan yang

dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

keluarga berikut :

a.       Mengenal masalah kesehatan.

b.      Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan.

c.       Memberikan perawatan pada anggota keluarga.

d.      Memodifikasi lingkungan yang sehat.

e.       Memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.

3.      Tingkat komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat dari sebagai satu

kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok berisiko atau masyarakat

wilayah binaan. Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan

memandang komunitas sebagai klien.

Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok

Page 14: LAPORAN HASIL

resiko tinggi (keluarga dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau)

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang

diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam

pemberian pelayanan keperawatan.

Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat dan

pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan menggunakan proses keperawatan

dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan umum. Pendekatan yang digunakan dalam

keperawatan komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui

pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.

Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat menang-gulangi masalah

kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara berkesi-nambungan atau yang berkelanjutan

dan menggunakan metode proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap,

sebagai berikut :

1.      Pengkajian

Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985) yaitu terdiri dari inti

komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk

kesehatan, faktor-faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan

transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi dan

rekreasi.

Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket,

wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah.

2.      Analisa data dan diagnosa keperawatan

Page 15: LAPORAN HASIL

Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa untuk mengetahui

stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat yang muncul dalam masyarakat

tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah dan diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987),

yang terdiri dari :

a.       Masalah sehat -  sakit

b.      Karakteristik populasi

c.       Karakteristik lingkungan

3.      Perencanaan

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu primer, sekunder

dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan

kerjasama dan proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan

masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat,

maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk membuat perubahan.

Menurut Rhotman (1986), ada tiga model pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu

pendekatan perencanaan sosial (social planning), pendekatan social action, namun yang dominan

adalah dengan pendekatan locality development yang berarti mengembangkan masyarakat

berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan

yang ada.

Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development) dirancang untuk

menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif

masyarakat dan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan

memotivasi mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.

4.      Pelaksanaan

Page 16: LAPORAN HASIL

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada tiga tingkat

pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).

a.       Pencegahan primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi sakit. Pencegahan ini

mencakup peningkatan kesehatan dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

b.      Pencegahan sekunder

Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit

atau kelainan, sehingga memperpendek masa sakit dan tingkat keparahan.

c.       Pencegahan tersier

Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi (irreversibel). Kegiatan

rehabilitasi selain bertujuan menghambat proses penyakit juga mengembalikan individu ke

fungsi yang optimal, intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan dengan

cara :

1)      Aktifitas atau kegiatan program

2)      Pembentukkan kelompok dasawisma

5.      Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program kesehatan

yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input), pelaksanaan (process), hasil (output).

Sedangkan fokus evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :

a.       Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b.      Perkembangan proses apakah sesuai dengan perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau

pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.

c.       Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya.

Page 17: LAPORAN HASIL

d.      Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas.

e.       Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan intervensi

Untuk mengimplementasikan  konsep keperawatan komunitas yang telah dipelajari,

maka mahasiswa melakukan praktek keperawatan di Dusun Kokoa Desa Marannu Kecamatan

Lau Kabupaten Maros. Laporan kegiatan praktek mahasiswa akan dilaporkan secara rinci pada

BAB selanjutnya.

BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI KELURAHAN PONJALAE  RW 02 KECAMATAN WARA TIMUR KOTA PALOPO

DALAM RANGKA PELAYANAN KESEHATAN UTAMA

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kelurahan Ponjalae

Kecamatan Wara Utara maka mahasiswa berusaha untuk menerapkan konsep-konsep

keperawatan komunitas yang ada.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa di

Kelurahan ponjalae diawali dengan penerimaan mahasiswa oleh Camat Wara Timur dan

melakukan pertemuan dengan Kepala Kelurahan ponjalae sebagai perkenalan yang merupakan

langkah awal dalam penerimaan di masyarakat. Mahasiswa juga melakukan kerja sama dengan

kader kesehatan Posyandu di Kelurahan Ponjale dalam menyelaraskan program kerja yang akan

dilaksanakan. Selain kegiatan komunitas, mahasiswa juga memberikan asuhan keperawatan

keluarga, resume, dan gerontik. Keluarga yang menjadi sasaran untuk dibina khususnya adalah

keluarga dengan risiko kesehatan.

Adaptasi kegiatan-kegiatan kelompok kerja kesehatan yang dilaporkan meliputi tahap-

tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan

tekhnis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi,

evaluasi dan rencana tindak lanjut.

Page 18: LAPORAN HASIL

A.    Persiapan

1.      Persiapan kemasyarakatan

Pada tahap persiapan kemasyarakatan, kelompok melakukan kegiatan pertemuan dengan

kepala Kelurahan Ponjalae dan kader kesehatan posyandu yang dilaksanakan pada tangga 20

Maret 2012 di Kantor Kelurahan Ponjalae. Dalam tersebut, mahasiswa melakukan pendekatan

membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan

Praktek Profesi Keperawatan Komunitas di Kelurahan Ponjalae.

Pada tanggal 20 s.d. 24 bFebruari 2012, mahasiswa bersama dengan kader kesehatan

mulai mengadakan identifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dengan cara

melakukan pendataan status kesehatan di Kelurahan Ponjalae RW II. Selanjutnya hasil pendataan

kemudian ditabulasi selama tiga hari (tanggal 25 s/d 27 Februari 2012) dengan menggunakan

program Exel.

Pada tanggal 21 Maret 2012, dilakukan pertemuan pertama yang dibuka dengan

perkenalan oleh mahasiswa yang bertugas di lahan praktek dan dilanjutkan dengan pembentukan

kelompok kecil guna menggali masalah kesehatan yang terdapat di Kelurahan Ponjalae RW II.

Mahasiswa meminta tiap kelompok kecil untuk membacakan hasil diskusi masalah yang

dihadapi di Kelurahan Ponjalae RW II. Dari hasil tersebut, mahasiswa mencoba membandingkan

hasil tabulasi yang didapatkan setelah dilakukan pendataan. Bardasarkan hasil tabulasi,

kemudian dilakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan dan menetapkan prioritas

masalah kesehatan dengan menggunakan skoring. Dari prioritas masalah yang ditemukan secara

berurutan yaitu: tentang kesehatan lingkungan yang kurang sehat, tentang kesehatan ibu dan

anak, dan kesehatan lansia. Masalah kesehatan yang didapatkan di Kelurahan Ponjalae RW II,

Page 19: LAPORAN HASIL

kemudian dimasukkan ke dalam POA (Planning of Action) untuk dibahas dalam pertemuan

berikutnya.

Pada tanggal 28 Februari 2012, dilakukan pertemuan kedua yang membahas tentang

rencana kegiatan berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan selama pendataan. Rencana

kegiatan yang telah disusun dimasukkan dalam bentuk POA berdasarkan masalah kesehatan

yang ada. Kemudian mendiskusikan dan meminta masukan pada masyarakat akan rencana

kegiatan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Untuk alternatif penyelesaian masalah adalah sebagai berikut :

a.       Masalah kesehatan lingkungan :

1)      Pengadaan tempat pembuangan sampah

2)      Kerja bakti

3)      Pendidikan kesehatan

b.      Masalah kesehatan ibu dan anak

1)      Pengaktifan posyandu

2)      Pelatihan dan penyegaran kader posyandu

3)      Pendidikan kesehatan

c.       Masalah lansia

1)      Pengadaan posyandu lansia

2)      Senam lansia

3)      Pendidikan kesehatan

2.      Persiapan tekhnis

Dalam menentukan masalah kesehatan yang ada di Kelurahan Ponjalae RW II,

mahasiswa melaksanakan pengumpulan data. Untuk pengumpulan data ini, mahasiswa membuat

Page 20: LAPORAN HASIL

angket atau lampiran. Setelah angket/format pendataan dibuat dan digandakan maka dilakukan

penyebaran format/angket, angket dibagikan ke setiap mahasiswa yang dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok yang melakukan pendataan rumah bagian depan dan kelompok yang

lain melakukan pendataan rumah bagian belakang. Pendataan di setiap rumah dilakukan dengan

menggunakan format quisioner (terlampir) dengan melakukan wawancara langsung kepada

setiap Kepala Keluarga dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah Mahasiswa PPKK bersama

dengan kader posyandu. Rumah kepala keluarga yang telah didata kemudian diberi label atau

sticker yang menandakan telah dilakukan pendataan di rumah tersebut.Kegiatan ini dilaksanakan

selama 3 hari yaitu pada tanggal 1 dan 2 Maret 2012.

B.     Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

1.      Pengkajian

a.       Pengumpulan data

Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi kesehatan di Kelurahan

Ponjalae RW II, maka diperlukan data yang didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri dari

kegiatan :

1)      Wawancara terstruktur dengan :

a)      Ketua RW dan RT di Kelurahan Ponjalae dan kader kesehatan posyandu pada tanggal 21 dan 23

Februari 2012.

b)      Kepala Puskesmas Pontap dan staf pada tanggal 21 Februari 2012.

2)      Pengumpulan data dimasing-masing rumah penduduk/Kepala Keluarga pada tanggal 21 s/d 24

Februari 2012 melalui wawancara dan observasi langsung. Untuk melaksanakan pengumpulan

data ini, diperlukan alat pengumpulan data (kuisioner) dan dibantu oleh kader kesehatan.

Page 21: LAPORAN HASIL

3)      Tabulasi data pada tanggal 25 s/d 28 Juli 2008

b.      Hasil tabulasi data dan analisa data

Setelah data terkumpul, maka data tersebut ditabulasi dan diformat dalam bentuk tabel untuk disajikan pada saat pertemuan kedua. Pengolahan data mencakup analisa-analisa masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Adapun hasil pengkajian/pendataan disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

1)      Data demografi

Tabel 3.1Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No. UmurJenis Kelamin

Total %Laki-Laki % Wanita %

1 0-5 Tahun 67 8,27 63 8,19 130 8,232 6-12 Tahun 144 17,78 123 15,99 267 16,913 13-18 Tahun 189 23,33 160 20,81 349 22,104 19-35 Tahun 216 26,67 227 29,52 443 28,065 36-59 Tahun 140 17,28 129 16,78 269 17,046 > 60 Tahun 54 6,67 67 8,71 121 7,66

Total 810 100 769 100 1579 100

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, jenis kelamin terbanyak adalah wanita dengan usia dewasa atau umur 19-35

tahun yaitu 227 orang (29,52%), sedangkan yang menempati paling kecil yaitu Lansia dengan

usia > 60 tahun sebesar 54 orang (6,67%).

Tabel 3.2Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur

Kota Palopo

No Pendidikan Frekuensi %1  Belum Sekolah 112 7,092  Tidak Sekolah 221 14,003  TK 115 7,284  SD 498 31,545  SMP 331 20,96

Page 22: LAPORAN HASIL

6  SMA 225 14,257  PT 77 4,88

 Total 1579 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel di atas, distribusi penduduk yang terbesar di di Kelurahan Ponjale RW II Kec.

Wara Timur Kota Palopo dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 498 orang (31,54%).

Sedangkan penduduk dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi menempati jumlah yang

terkecil sebanyak 77 orang (4,88%).

Tabel 3.3Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No AGAMA Frekuansi %

1 Islam 1579 1002 Protestan  -  -3 Katolik  -  -4 Hindu  - -5 Budha  - - 

Total 1579 100

Sumber : Data primer

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 100% masyarakat di Kelurahan Ponjale RW II Kec. Wara

Timur Kota Palopo beragama Islam.

Tabel 3.4Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur

Kota Palopo

No Pekerjaan Frekuansi %1 Petani 85 5,38

Page 23: LAPORAN HASIL

2 Nelayan 137 8,683 Pedagang 113 7,164 PNS 46 2,915 TNI/POLRI - -6 Pensiunan 8 0,517 Swasta 288 18,248 Tidak Bekerja 902 57,12

JUMLAH 1579 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar 902 jiwa (57,12%) penduduk tidak bekerja. Hal ini

menunjukkan angka beban tanggungan keluarga yang cukup besar.

Tabel 3.5Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku

di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Suku Frekuansi %1 Bugis 1314 83,222 Makassar 15 0,953 Luwu 230 14,574 Toraja - -5 Jawa 20 1,27

JUMLAH 1579 100

Sumber : Data primer

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa di Kelurahan Ponjale RW II Kec. Wara Timur Kota

Palopo, suku dan yang terbesar adalah suku Bugis sebanyak 1314 jiwa (83,22%) dan Yang

paling kecil yaitu Suku Masssar sebanyak 15 jiwa (1,27).

Tabel 3.6Distribusi Penghasilan Penduduk di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Penghasilan Frekuensi %

1 < RP. 1.000.000 197 63,342 Rp. 1.000.000 - Rp. 3.000.000 74 23,79

Page 24: LAPORAN HASIL

3 > Rp. 3.000.000 40 12,86JUMLAH 311 100

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas sebagian besar keluarga yang pendapatannya kurang dari Rp. 1.000.000,00

yaitu sebanyak 197 KK (63,34%) dan terdapat 40 KK yang pendapatannya > Rp. 3.000.000,00

sebanyak 40 KK (12,86). Hal ini berarti tingkat pendapatan masyarakat di Kelurahan Ponjale

RW II Kec. Wara Timur Kota Palopo relatif rendah.

2)      Data lingkungan fisik

a)      Perumahan

Tabel 3.7Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Rumah di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Status Kepemilikan Frekuansi %1 Milik Sendiri 243 78,142 Numpang 42 13,503 Kontrak 26 8,36

Jumlah 311 100

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, status kepemilikan rumah sebagian besar (78,14%) adalah milik

pribadi/sendiri.

Tabel 3.8Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Tipe Rumah di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara

Timur Kota Palopo

No Type Rumah Frekuansi %1 Permanan 49 15,762 Semi Permanen 106 34,083 Kayu 156 50,16

Jumlah 311 100

Page 25: LAPORAN HASIL

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas menunjukkan sebagian besar (50,16%) tipe rumah penduduk adalah rumah

panggung/kayu.

Tabel 3.9Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Lantai Rumah di Kelurahan Ponjalae RW 02

Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Lantai Jumlah %1 Tanah - -2 Tegel 45 14,473 Papan 156 50,164 Semen 110 35,37

Jumlah 311 100

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas menunjukkan jenis lantai rumah sebagian besar (97,18%) adalah papan / kayu.

Tabel 3.10Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Ventilasi di Kelurahan Ponjalae RW 02

Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Jendela Jumlah %1 Ada 283 91,002 Tidak ada 28 9,00

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, terdapat 28 Rumah (9,00%) yang tidak ada fentilasi rumahnya. Hal ini tidak

memenuhi syarat kesehatan.

Tabel 3.11Distirbusi Pencahayaan Rumah Berdasarkan Dengan Kapan Jendela Dibuka di Kelurahan

Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Pencahayaan Jumlah %1 Terang 217 69,77

Page 26: LAPORAN HASIL

2 Remang-remang 87 27,973 Gelap 7 2,25

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 Rumah penduduk terdapat 87 Rumah (27,97%) yang pencahayaan

rumahnya Remang-remang dan terdapat 7 Rumah (2,25%) yang Pencahayaan Rumahnya Gelap.

Hal ini tidak Memenuhi Syarat Pencahayaan Rumah yang Baik.

Tabel 3.12Distribusi Halaman di sekitar Rumah di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Halaman Jumlah %1 Ada 106 34,082 Tidak ada 205 65,92

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, Dari 311 Rumah terdapat 205 Rumah (65,92%) yang tidak memiliki Halaman

di sekitar Rumah.

Tabel 3.13Distribusi Pemanfaatan Pekerangan Rumah di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur

Kota Palopo

No Pemanfatan pekarangan Jumlah %

1 Kebun - -2 Kolam 70 22,513 Kandang 5 1,614 Tidak dimanfaatkan 236 75,88

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 Rumah terdapat 236 Rumah (75,88%) yang tidak memanfaatkan

pekarangan Rumahnya.

b)      SUMBER AIR BERSIH

Page 27: LAPORAN HASIL

Tabel 3.14Distribusi Sumber Air Minum di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Sumber air Jumlah %1 PAM 162 52,092 Sumur - -3 Air Mineral 149 47,91

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 Rumah terdapat 162 Rumah (52,09%) yang Sumber airnya

menggunakan PAM.

Tabel 3.15Distribusi Sistem Pengelolaan Air Minum di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Pengolahan Jumlah %1 Dimasak 162 1002 Tidak dimasak - -

Jumlah 162 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, system pengolahan airnya 100% di masak . Hal ini memenuhi syarat

kesehatan.

Tabel 3.16Distribusi Sumber Air Yang Digunakan di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Sumber air Jumlah %1 PAM 311 1002 Sumur - -3 Sungai - -4 Mata Air - -

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, sumber air yang digunakan 100 % menggunakan PAM.

Tabel 3.17

Page 28: LAPORAN HASIL

Distribusi Tempat Penampungan Air Sementara di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Penampungan Jumlah %1 BAK 170 54,662 EMBER 56 18,013 GENTONG 85 27,334 LAIN-LAIN - -

JUMLAH 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, tempat penampungan air dari 311 Rumah terdapat 170 Rumah (54,66%)

yang menggunakan bak dan terdapat 56 Rumah (18,01%) yang menggunakan Ember.

Tabel 3.18Distribusi Kondisi Tempat Penampungan Sementara di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara

Timur Kota Palopo

No Kondisi tempat Jumlah %1 Terbuka 176 56,592 Tertutup 135 43,41

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 Rumah tedapat 176 rumah (56,59%) yang kondisi tempat

penampungan Sementaranya yang terbuka. Hal ini tidak sesuai dengan syarat kesehatan karena

Tempat penampungan yang terbuka mengundang vektor nyamuk untuk masuk dan bertelur di

dalamnya.

Tabel 3.19Distribusi Kondisi Air di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Kondisi air Jumlah %

1 Berbau - -2 Berwarna - -3 Berasa - -

4 Tidak Berbau/tidak berasa/tidak berwarna 311 100

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Page 29: LAPORAN HASIL

Dari tabel di atas (100%) kondisi air penduduk sudah bersih. Hal ini sesuai dengan syarat

kesehatan.

c)      SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH

Tabel 3.20Distribusi Pembuangan Sampah di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Sistem pembuangan Jumlah %

1 TPU 121 392 Di sungai 109 353 Ditimbun 21 74 Dibakar 29 9

5 Disembarang tempat 31 10

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 Rumah terdapat 109 Rumah (35%) yang membuang sampahnya di

sunagi dan terdapat 31 Rumah (10%) yang membuang sampahnya di sembarangan tempat.

Tabel 3.21Distribusi Tempat Penampungan Sampah Sementara di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara

Timur Kota Palopo

No Penampungan sementara Jumlah %

1 Ada 146 46,952 Tidak ada 165 53,05

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 Rumah terdapat 165 Rumah (53,01%) tidak ada Tempat

penampungan sampahnya.

Tabel 3.22Distribusi Kondisi TPS di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

Page 30: LAPORAN HASIL

No Kondisi penampungan Jumlah %

1 Terbuka 146 1002 Tertutup - -

Jumlah 146 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, 100% kondisi TPSnya keadaan terbuka.

Tabel 3.23Distribusi Jarak Pembuangan Sampah Dengan Rumah di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara

Timur Kota Palopo

No Kepemilikan Jumlah %1 Kurang dari 5 M 157 50,482 Lebih dari 5 M 154 49,52

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 KK terdapat 157 rumah (50,48%) yang jarak pembuangan sampahnya

kurang dari 5 meter.

d)     SISTEM PEMBUANGAN KOTORAN RUMAH TANGGA

Tabel 3.24Distirbusi Kebiasaan Keluarga BAB di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Sistem pembuangan Jumlah %

1 WC 275 88,422 Sungai 25 8,043 Dikebun - -4 Disembarang Tempat 11 3,54

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 KK terdapat 25 KK (8,04 %) yang Kebisaan BABnya di sungai dan

terdapat 11 KK (3,54%) yang kebiasaan BABnya di sembarang tempat.

Tabel 3.25Distribusi Jenis Jamban di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

Page 31: LAPORAN HASIL

No Jenis jamban Jumlah %1 Cemplung 25 8,042 Lasterin 234 75,243 Leher angsa 52 16,72

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, jenis jamban yang dimiliki penduduk yang paling banyak yaitu Lasterin

sebanyak 234 KK (75,24%) dan jem=nis jamban yang paling sedikit yaitu Cemplung sebanyak

25 KK (8,04%).

Tabel 3.26Distribusi Sistem Pembuangan Air Limbah di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Tempat pembuangan Jumlah %

1 Resapan 98 31,512 Got 183 58,843 Sembarang tempat 30 9,65

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 311 KK terdapat 98 KK (31,51%) yang sisitem pembuangan air

limbahnya yaitu resapan dan terdapat 30 KK (9,65%) yang sistem pembuangan air limbahnya

itu sembarang tempat. Hal ini tidak memenuhi syarat kesehatan karena tempat tersebut dapat

dijadikan sebagai tempat bersarangnya nyamuk atau vektor lain.

e)        HEWAN PELIHARAAN

Tabel 3.27Distribusi Kepemilikan Hewan Ternak di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Hewan peliharaan Jumlah %1 Ada 13 4,182 Tidak 298 95,82

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Page 32: LAPORAN HASIL

Dari tabel di atas dari 311 Rumah terdapat 13 rumah (4,18%) yang mempunyai peliharaan

hewan ternak.

Tabel 3.28Distirbusi Letak Kandang di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Letak kandang Jumlah %1 Dalam rumah - -2 Luar rumah 13 100

Jumlah 13 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 13 Rumah yang memiliki peliharaan hewan ternak, ternyata Letak

kandangnya di Luar rumah (100%).

Tabel 3.29Distirbusi Kondisi Kandang di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Kondisi kandang Jumlah %1 Terawat 13 1002 Tidak Terawat - -

Jumlah 13 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, ternyata kondisi kandang terawat semua (100%).

3)      KONDISI KESEHATAN UMUM

Tabel 3.30Distribusi Sarana Kesehatan Terdekat di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Sarana Kesehatan Terdekat Jumlah %

1 Puskesmas 251 80,712 Praktek swata 20 6,433 Balai pengobatan 40 12,864 Lain-Lain - -

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Page 33: LAPORAN HASIL

Dari tabel di atas, sebagian besar penduduk di kelurahan ponjalae RW 02 memilih sarana

kesehatan terdekat yaitu Puskesmas sebanyak 251 KK (80,71%).

Tabel 3.31Distribusi Tempat Berobat Keluarga di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Tempat berobat keluarga Jumlah %

1 Puskesmas 244 78,462 Rumah Sakit 30 9,65

3 Dokter praktek swasta 11 3,54

4 Bidan/perawat 21 6,75

5 Balai pengobatan/polik klinik 5 1,61

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Berdasarkan data di atas, dari 311 KK terdapat 244 KK (78,46%) yang tempat berobatnya di

Puskesmas dan paling sedikit yang memilih tempat pengobatan di balai pengobatan/polik klinik.

Tabel 3.32Distribus Kebiasaan Sebelum Berobat di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Kebiasaan sebelum berobat Jumlah %

1 Beli obat bebas 233 74,922 Jamu/Tradisional 7 2,253 Tidak ada 71 22,83

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Berdasarkan data di atas, dari 311 KK terdapat 71 KK (22,83%) yang kebiasaan sebelum berobat

tidak melakukan apa-apa, dan terdapat 7 KK (2,25%) yang meminum jamu/obat tradisional.

Tabel 3.33Distribus Sumber Pendanaan Kesehatan di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

Page 34: LAPORAN HASIL

No Pendanaan kesehatan Jumlah %

1 ASKES 62 19,942 ASKESKIN 178 57,233 JAMSOSTEK 36 11,584  UMUM 35 11,25

Jumlah 311 100Sumber : Data primer

Berdasarkan data di atas, terdapat 178 KK (57,23%) yang menggunakan Pendanaan ASKESKIN

Untuk pendanaan berobat dan terdapat 35 KK (11,25%) yang berlaku umum untuk berobat.

Tabel 3.34Distribus Penyakit Yang Sering Diderita Keluarga 6 Bulan Terakhir di Kelurahan Ponjalae RW

02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Jenis penyakit Jumlah %1 Batuk pilek 373 93,022 Asma 6 1,503 TBC 1 0,254 Typoid 9 2,245 Hipertensi 8 2,006 Diare - -7 DBD 4 1,008 Tidak ada - -

Jumlah 401 100Sumber : Data primer

Berdasarkan data di atas, kebanyakan masyarakat menderita batuk pilik selama 6 bulan terakhir

mencapai 373 Penderita (93,02%) dari 401 orang yang terkena penyakit.

4)      IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Tabel 3.35Distribusi Pasangan Usia Subur ( PUS ) di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

PalopoNo PUS Jumlah %1 Ya 166 53,382 Tidak 145 46,62

Jumlah 311 100

Page 35: LAPORAN HASIL

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, terdapat 166 Pasangan Usia Subur (53,38%) dari 311 KK di Kelurahan Ponjalae RW

02.

Tabel 3.36Distribusi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Yang Menjadi Aseptor KB di Kelurahan Ponjalae RW

02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Akseptor KB Jumlah %1 Ya 94 56,632 Tidak 72 43,37

Jumlah 166 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, sebanyak 94 Pasangan Usia Subur (56,63%) yang menjadi aseptor KB.

Tabel 3.37Distribusi Jenis Aseptor KB di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Jenis kontrasepsi Jumlah %1 IUD 10 10,642 Pil 10 10,643 Suntik 68 72,344 Susuk - -5 Tubektomi - -6 Vasektomi - -7 Kondom 6 6,38

Jumlah 94 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, sebagian besar (72,34%) PUS yang ada di Kelurahan Ponjalae RW 02

menggunakan kontrasepsi Suntik.

Tabel 3.38Distribusi Ibu Hamil di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Ibu hamil Jumlah %1 Ada 13 7,832 Tidak 153 92,17

Jumlah 166 100

Page 36: LAPORAN HASIL

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, terdapat 13 Ibu hamil (7,83%) dari 166 Pasangan Usia Subur.

Tabel 3.39Distribusi Usia Kehamilan di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Usia kehamilan Jumlah %1 Trimester I - -2 Trimester II 6 46,153 Trimester III 7 53,85

Jumlah 13 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 13 Ibu hamil terdapat 6 Bumil (46,15%) yang usia kehamilannya pada Trimister

ke-II dan terdapat 7 Bumil (53,85%) yang Usia Kehamilannya pada trimister ke-III.

Tabel 3.40Distribusi Usia Ibu Hamil di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Usia Bumil Jumlah %1 < 20 tahun 1 7,692 20-35 Thn 12 92,313 Lebih dari 35 Thn - -

Jumlah 13 100Sumber : Data primer

Dari tabel diatas, hanya terdapat satu orang ibu hamil dengan umur kurang dari 20 tahun

(7,69%).

Tabel 3.41Distribusi Tempat Pemeriksaan Kehamilan di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Tempat periksa Jumlah %1 Puskesmas 6 46,152 Bidan 7 53,853 Dukun - -

Jumlah 13 100Sumber : Data primer

Page 37: LAPORAN HASIL

Dari tabel diatas, dari 13 Ibu Hamil terdapat 6 orang (46,15%) yang memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas dan Terdapat 7 orang (53,85%) yang memeriksakan kehamilannya

di Bidan.

Tabel 3.42Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur

Kota Palopo

No Pemeriksaan Frekuensi %1 2 Kali 3 23,082 4 Kali 10 76,923 Belum Pernah - -

Jumlah 13 100Sumber : Data primer

Dari tabel diatas, hanya terdapat satu orang ibu hamil dengan umur 25 – 35 tahun.

Tabel 3.43Distribusi Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara

Timur Kota Palopo

No Immunisasi TT Jumlah %1 Lengkap 12 92,312 Tidak lengkap 1 7,693 Belum Pernah - -

Jumlah 13 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, ibu yang sedang hamil telah mendapatkan imunisasi TT (92,31%) dan terdapat

satu ibu hamil yang belum lengkap imunisasi TT-nya (7,69%).

Tabel 3.44Distribusi Ibu Menyusui di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Jumlah Busui Frekuensi %1 Ya 14 23,732 Tidak 45 76,27

Jumlah 59 100Sumber : Data primer

Page 38: LAPORAN HASIL

Dari tabel di atas, terdapat 14 ibu masih menyusui anaknya (23,73%) dan terdapat 45 Ibu yang

tidak lagi menyusui anaknya (76,27%).

5)        BALITA

Tabel 3.45Distribusi Kebiasaan Ke Posyandu di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Balita Jumlah %1 Ya 124 95,382 Tidak 6 4,62

Jumlah 130 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, terdapat 124 balita (95,38%) yang kebiasaan ke posyandu dan terdapat 6 balita

yang tidak ke posyandu (4,62%).

Tabel 3.46Distribusi Imunisasi Balita di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Imunisasi Jumlah %1 Lengakap 102 78,462 Belum lengkap 28 21,543 Tidak Lengkap - -

Jumlah 130 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, masih ada bayi/balita yang belum lengkap imunisasinya yaitu 28 balita

(21,54%) dan yang lengkap imunisasinya 102 balita (78,46%). Hal ini dapat memicu timbulnya

penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi karena tidak mendapatkan imunisasi.

Tabel 3.47Distribusi Kepemilikan KMS di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No KMS Jumlah %1 Ya 101 77,692 Tidak 29 22,31

Jumlah 130 100Sumber : Data primer

Page 39: LAPORAN HASIL

Dari tabel di atas, terdapat 29 balita (22,31%) yang tidak memiliki KMS dari 130 balita yang ada.

Tabel 3.48Distribusi Hasil Penimbangan Balita di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Balita Jumlah %1 Hijau 87 66,922 Di atas hijau kuning 42 32,313 Dibawah titik-titik - - 4 Dibawah Merah 1 0,77

Jumlah 130 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 130 balita yang ada terdapat 42 balita (32,31%) yang grafik KMS-nya di

atas garis hijau kuning dan terdapat 1 Balita (0,77%) yang di bawah garis merah.ini

menunjukkan masih ada balita menderita gizi buruk.

6)      ANAK SEKOLAH DAN REMAJA

Tabel 3.49Distribusi Usia di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Umur Frekuensi %1 6-10 Tahun 116 28,712 11-15 Tahun 130 32,183 16-21 Tahun 158 39,11

Jumlah 404 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas,dari 404 anak sekolah dan remaja terdapat 158 jiwa (39,11%) usia 16-21 tahun

yang terbanyak dan terdapat 116 jiwa (28,71%) usia 6-10 tahun yang terendah.

Tabel 3.50Distribusi Kebisaan Anak di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Kebisaan Jumlah %1 Merokok 105 25,992 Alkohol - -3 Narkoba - -

Page 40: LAPORAN HASIL

4 Lain-lain 299 74,01Jumlah 404 100

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 404 jiwa anak sekolah dan remaja terdapat 105 jiwa (25,99%) yang

kebiasaannya merokok.

7)      LANSIA

Tabel 3.51Distribusi Keluhan Lansia di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Jumlah Lansia Jumlah %1 Ya 51 42,152 Tidak 70 57,85

Jumlah 121 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 121 jiwa Lansia terdapat 51 jiwa (42,15%) yang mempunyai keluhan

penyakit.

Tabel 3.52Distribusi Jenis Penyakit Yang di Derita Lansia di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur

Kota Palopo

No Jenis penyakit Jumlah %1 Asma 2 3,922 TBC - -3 Hipertensi 8 15,694 DM 1 1,965 Rematik 8 15,696 Katarak 1 1,967 Lain-Lain 31 60,78

Jumlah 51 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 51 jumlah keluhan pada lansia, terdapat 2 yang menderita ASMA

(3,92%), 8 Hipertensi (15,69%),1 DM (1,96%), 8 Rematik (15,69%) ,1 Katarak (1,96%), Dan 31

Yang menderita penyakit Lain-lain (60,78%).

Tabel 3.53

Page 41: LAPORAN HASIL

Distribusi Penanganan Penyakit Lansia di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota Palopo

No Penanganan penyakit Jumlah %

1 Sarana kesehatan 46 90,202 Non kesehatan 2 3,923 Diobati sendiri 3 5,88

Jumlah 51 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dari 51 Lansia Yang menderita penyakit terdapat 2 Lansia (3,92%) yang tidak

memeriksakan kesehatannya ketenaga kesehatan/non Kesehatan dan terdapat 3 lansia yang di

obati sendiri (5,88%).

Tabel 3.54Distribusi Penggunaan Waktu Senggang di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kec. Wara Timur Kota

Palopo

No Waktu senggang Jumlah %1 Berkebun 6 4,962 Rekreasi 73 60,333 Senam 27 22,314  Lain-Lain 15 12,40

Jumlah 121 100Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, sebagian besar lansia menggunakan waktu senggangnya pergi rekreasi

(60,33%).

Page 42: LAPORAN HASIL

Tabel 3.55Analisa Data Hasil Pendataan di Kelurahan Ponjalae RW 02

Kec. Wara Timur Kota Palopo

DATAMasalah

KesehatanDiagnosa Keperawatan

Komunitas1 2 3

  Terdapat 28 rumah yang tidak ada fentilasi rumahnya dari 311 rumah.

  Terdapat 87 rumah yang sistem pencahayaannya remang-remang dan terdapat 7 rumah yang sistem pencahayaannya gelap dari 311 rumah.

  Dari 1579 jiwa, Terdapat 4 jiwa yang menderita DBD dan 1 yang menderita penyakit TBC dari 401 jiwa yang terkena penyakit di keluarga.

  Dari 311 rumah terdapat 176 kondisi penampungan air yang terbuka.

  Dari 311 Kepala keluarga terdapat 109 Kepala keluarga yang membuang sampahnya di sungai dan yang membuang sampah sembarangan terdapat 31 Kepala keluarga.

  Dari 311 Kepala Keluarga terdapat 165 Kepala keluarga yang tidak ada tempat penampungan sampah sementara

  Dari 311 Kepala Keluarga terdapat 146 yang kondisi TPSnya terbuka.

  Dari 311 kepala keluarga terdapat 25 yg kebiasaan BAB di sungai dimana dan terdapat 11 Kepala keluarganya BAB di sembarang tempa.

      Dari 311 kepala keluarga terdapat 25 yang jenis jamban cemplung.

Lingkungan masyarakat yang kurang sehat

Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, Flu Burung) di dusun Kokoa di-akibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih berhu-bungan dengan:

   Kurang pengetahuan mas-yarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan

   Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat

   Ketidakmampuan masya-rakat memodifikasi ling-kungan

1 2 3

Page 43: LAPORAN HASIL

      Terdapat 101 bayi/balita memiliki KMS dan sebanyak 29 tidak memiliki KMS.

  Dari jumlah balita 130 terdapat 28 balita yang belum lengkap imunisasinya

  Dari jumlah ibu hamil 13 terdapat 1 ibu hamil yang tidak lengkap imunisasinya tetanus toksoit (TT)..

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan bayi dan balita

Risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibat-kan oleh daya tahan tubuh yang kurang berhubungan dengan:

   Kurangnya pengetahuan ibu atau keluarga tentang pentingnya imunisasi pada bayi atau balita.

   Kurangnya kesadaran mas-yarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu,bayi dan balita.

  Dari jumlah penduduk 1579 jiwa terdapat 121 jiwa lansia

  Penyakit yang di derita oleh kebanyakan lansia yaitu hipertensi sebanyak 8 jiwa, reumatik 8, ASMA sebanyak 2 jiwa dan penyakit lain-lain sebanyak 31 jiwa.

Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan lansia

Risiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh berhubungan dengan :

      Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia

      Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia

Setelah teridentifikasi masalah keperawatan komunitas, selanjutnya dilakukan prioritas

masalah kesehatan berdasarkan data yang diperoleh dan dilakukan pembobotan masalah

kesehatan.Berdasarkan hal tersebut, diperoleh prioritas masalah sebagai berikut :

1.      Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, Flu Burung) di dusun Taman Pandang

diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih berhubungan dengan :

Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan

Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat

Ketidakmampuan masyarakat memodifikasi lingkungan

Page 44: LAPORAN HASIL

2.      Risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang kurang

berhubungan dengan :

Kurangnya pengetahuan ibu atau keluarga tentang pentingnya imunisasi pada bayi atau

balita.

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu,bayi dan balita.

3.      Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh

berhubungan dengan:

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia.

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia.

Tabel 3.56Prioritas Masalah Hasi Analisa Data di Kelurahan Ponjalae RW 02

Kecamatan Wara Timur Kota Palopo

No.Masalah

Kesehatan

KRITERIAScore

Urutan Prioritas1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kesehatan lingkungan

5 5 5 5 5 2 5 3 35 I

2. Kesehatan bayi dan balita

5 4 3 4 5 4 5 4 34 II

3. Kesehatan Lansia

5 3 3 5 4 4 5 4 33 III

1. Kesesuaian dengan peran perawat kesehatan masyarakat

2. Jumlah yang berisiko

3. Tingkat keseriusan

4. Kemungkinan untuk melakukan penyuluhan

Page 45: LAPORAN HASIL

5. Minat masyarakat

6. Kemungkinan untuk diatasi/diselesaikan

7. Sesuai dengan program pemerintah

8. Tersedianya sumber-sumber untuk menyelesaikan masalah

KETERANGAN:

POINT 1 : Sangat sesuai (5), sesuai (4), cukup sesuai (3), kurang sesuai (2), sangat kurang

sesuai (1).

POINT 2 : Sangat Banyak (5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), Sedikit (2), Sedikit Sekali (1).

POINT 3 : Sangat serius (5), serius (4), Cukup serius (3), Kurang serius (2), Sangat Tidak

serius (1).

POINT 4 : Sangat Memungkinkan (5), Memungkinkan (4), Cukup Memungkinkan (3),

Memungkinkan (2), Tidak Memungkinkan (1).

POINT 5 : Sangat Berminat (5), Berminat (4), Cukup Berminat (3), Kurang Berminat (2),

Tidak Berminat (1).

POINT 6 : Sangat Mudah (5), Mudah (4), Cukup Mudah (3), Agak Sulit (2), Tidak Mudah

(1).

POINT 7 : Sangat Sesuai (5), Sesuai (4), Cukup Sesuai (3), Kurang Sesuai (2), Tidak Sesuai

(1).

POINT 8 : Sangat Tersedia (5), Tersedia (4), Cukup Tersedia (3), Kurang Tersedia (2), Tidak

Tersedia (1).

Page 46: LAPORAN HASIL

2. Perencanaan

Tabel 3.57Rencana Keperawatan Komunitas di Kelurahan Ponjalae RW 02 Kecamatan Wara Timur Kota

Palopo

MASALAH KESEHATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN JANGKA PANJANG

TUJUAN JANGKA PENDEK INTERVENSI

1 2 3 4 5Lingkungan masyarakat yang tidak memenuhi syarat kesehatan

Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, Flu Burung) di dusun Kokoa diakibat-kan oleh lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. berhubungan dengan

   Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan

   Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat

    Ketidakmampuan masyarakat memodifikasi lingkungan

Setelah dilakukan intervensi kepera-watan, diharapkan masyarakat dusun Kokoa dapat terhindar dari penyakit (diare, ISPA, DBD, Flu Burung) dan penyakit-penyakit tropis yang lain yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang sehat.

Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan dapat :

1.      Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan yang sehat

2.      Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan yang bersih dan sehat

3.      Meningkatkan peran serta masyarakat melalui kader kesehatan

4.      Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan fasilitas kesehatan

5.      Meningkatkan motivasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat

1.       Berikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat Kelurahan Ponjalae RT II tentang kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan secara perorangan pada keluarga binaan ataupun secara kelompok.

2.       Lakukan Penyuluhan kesehatan tentang PHBS di SD yaitu Cara mencuci tangan yang baik dan benar,dan membuang sampah pada tempatnya.

3.       Lakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi dan Katarak.

4.       Lakukan kerja bakti massal pada tingkat Kelurahan Ponjalae sekali seminggu

5.       Pengadaan tempat pembuangan sampah di RW II sejumlah 36 buah.

6.       Pembuatan batas-batas wilayah RW II dan RT 1-RT5 di Kelurahan Ponjalae.

7.       Pembuatan Toga (Tanaman Obat Herbal)

1.      Peningkatan pengetahuan masyarakat tentangg kesehatan lingkungan akan mempengaruhi pola pikir yang dapat merubah dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan kesehatan.

2.      Peningkatan pengetahuan tentang bersih dan sehat di ajarkan sedini mungkin

3.      Peningkatan pengetahuan tentang penyakit khususnya katarak

4.      Kebersihan lingkungan merupakan bagian dari PHBS.

5.      Tersedianya tempat sampah dapat mengurangi kebiasaan masyarakat membuang sampah di sembarang tempat.

6.      Batas-batas wilayah di peruntukkan untuk mengetahui batas wilayah bagi RW dan RT setempat.

7.      Obat Herbal Dapat menyembuhkan penyakit tanpa efek samping yang buruk bagi tubuh.

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan bayi dan balita

Risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang kurang berhubungan dengan :

   Kurangnya pengetahuan ibu atau

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan bayi/balita dapat terhindar dari penyakit akibat kurangnya

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan dapat:

1.      Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit yang ditimbulkan karena tidak diimunisasi

2.      Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi

3.      Meningkatkan pengetahuan kader

1.       Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Hipertensi.

2.       Bantu kader kesehatan melakukan kegiatan Posyandu dan imunisasi setiap tanggal 2 di Posyandu

1.      Peningkatan pengetahuan tentang penyakit ibu hamilmeningkatkan kesadaran ibu terhadap kesehatan

2.      Memberi dukungan pada kader posyandu untuk meningkatkan pelayanan posyandu.

Page 47: LAPORAN HASIL

keluarga tentang pentingnya imunisasi pada bayi atau balita.

   Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu,bayi dan balita.

pengetahuan dan kesadaran ibu atau keluarga tentang pentingnya imunisasi

posyandu tentang imunisasi4.      Meningkatkan pengetahuan kader

posyandu tentang gizi bayi dan balita.

Lumba-Lumba dan Tanggal 7 di posyandu Bandeng setiap bulan sekali. .

Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan lansia

Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh berhubungan dengan :

   Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia

   Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan lansia terhindar dari penyakit dan masalah lain akibat penurunan fungsi tubuh

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan dapat:

1.       meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit-penyakit akibat proses penuaan

2.       Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan pada lansia

1.       Berikan penyuluhan tentang penyakit Hipertensi dan Rematik

2.       Berikan penyuluhan tentang cara perawatan pada lansia

1.      Banyaknya kejadian penyakit akibat kurangnya pengetahuan ttg faktor risiko hipertensi

2.      Kurangnya perawatan diri pada lansia diakibatkan kurangnya pengetahuan lansia tentang personal higiene.

Page 48: LAPORAN HASIL

3. Tindakan keperawatan

a.       Diagnosa Keperawatan I :

Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, Flu Burung) di Kelurahan Ponjalae diakibatkan

oleh lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan berhubungan dengan :

  Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesling

  Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat

  Ketidakmampuan masyarakat memodifikasi lingkungan

Implementasi :

1.         Pada tanggal 8 Maret s.d. 15 maret 2012 memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat

Kelurahan Ponjalae tentang kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan secara perorangan pada

keluarga binaan ataupun secara kelompok.

2.         Pada tanggal 8 Maret 2012 melakukan penyuluhan kesehatan tentang PHBS di SD 63 Ponjalae

yaitu Cara mencuci tangan yang baik dan benar,dan membuang sampah pada tempatnya.

3.         Pada tanggal 8 Maret 2012 melakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi dan

Katarak.

4.         Pada tanggal 3 dan 10 Maret 2012 melakukan kerja bakti massal pada tingkat Kelurahan

Ponjalae sekali seminggu.

5.         Pada tanggal 13 Maret 2012 Pengadaan tempat pembuangan sampah di RW II sejumlah 36

buah.

6.         Pada tanggal 14 Maret 1012 membuat batas-batas wilayah RW II dan RT 1 s.d. RT 5 di

Kelurahan Ponjalae.

7.         Pada tanggal 3 Maret 2012 : Pembuatan Toga (Tanaman Obat Herbal) di kelurahan ponjalae RT

04.

b.      Diagnosa Keperawatan II :

Page 49: LAPORAN HASIL

Risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang kurang

berhubungan dengan

         Kurangnya pengetahuan ibu atau keluarga tentang pentingnya imunisasi pada bayi atau balita.

         Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu,bayi dan balita.

Implementasi :

1)        Pada tanggal 10 Maret 2012 : Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Hipertensi di Posyandu

Bandeng.

2)        Pada tanggal 2 Maret dan 7 Mater 2012 : membantu kader kesehatan melakukan kegiatan

Posyandu dan imunisasi setiap tanggal 2 di Posyandu Lumba-Lumba dan Tanggal 7 di posyandu

Bandeng setiap bulan sekali.

c.       Diagnosa Keperawatan III :

Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh

berhubungan dengan:

         Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia.

         Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia.

Implementasi :

1)      Pada tanggal 8 maret 2012 : memberikan penyuluhan tentang penyakit Hipertensi dan Rematik.

2)      Pada tanggal 8 Maret 2012 : memberikan penyuluhan tentang cara perawatan pada lansia.

4. Evaluasi

a.      Diagnosa Keperawatan I :

1)      Evaluasi Struktur

Page 50: LAPORAN HASIL

Dari 311 rumah di Kelurahan Ponjalae, terdapat 28 Rumah (9,00%) yang tidak ada

fentilasi rumahnya. Hal ini tidak memenuhi syarat kesehatan, terdapat 87 Rumah (27,97%) yang

pencahayaan rumahnya Remang-remang dan terdapat 7 Rumah (2,25%) yang Pencahayaan

Rumahnya Gelap, terdapat 170 Rumah (54,66%) yang menggunakan bak dan terdapat 56

Rumah (18,01%) yang menggunakan Ember, tedapat 176 rumah (56,59%) yang kondisi tempat

penampungan Sementaranya yang terbuka. Hal ini tidak sesuai dengan syarat kesehatan karena

Tempat penampungan yang terbuka mengundang vector nyamuk untuk masuk dan bertelur di

dalamnya, terdapat 109 Rumah (35%) yang membuang sampahnya di sunagi dan terdapat 31

Rumah (10%) yang membuang sampahnya di sembarangan tempat, terdapat 165 Rumah

(53,01%) tidak ada Tempat penampungan sampahnya, 100% kondisi TPS kelurahan ponjalae

RW 02 keadaan terbuka, terdapat 25 KK (8,04 %) yang Kebisaan BABnya di sungai dan

terdapat 11 KK (3,54%) yang kebiasaan BABnya di sembarang tempat, jenis jamban yang

dimiliki penduduk yang paling banyak yaitu Lasterin sebanyak 234 Ruamh (75,24%) dan jenis

jamban yang paling sedikit yaitu Cemplung sebanyak 25 rumah (8,04%), terdapat 98 KK

(31,51%) yang sisitem pembuangan air limbahnya yaitu resapan dan terdapat 30 KK (9,65%)

yang sistem pembuangan air limbahnya itu sembarang tempat. Hal ini tidak memenuhi syarat

kesehatan karena tempat tersebut dapat dijadikan sebagai tempat bersarangnya nyamuk atau

vektor lain, terdapat 13 rumah (4,18%) yang mempunyai peliharaan hewan ternak, dan

kebanyakan masyarakat menderita batuk pilik selama 6 bulan terakhir mencapai 373 Penderita

(93,02%) dari 401 orang yang terkena penyakit.

Sebelum mengadakan kegiatan baik penyuluhan, kerja bakti, dan pengadaan tempat

sampah, dilakukan pendekatan kepada masyarakat melalui mulut ke mulut. Rencana kegiatan

juga disampaikan kepada keluarga binaan masing-masing.

Rencana kegiatan kerja bakti dilakukan di tingkat dusun yang ditetapkan sebelumnya

melalui rapat antara Mahasiswa dan Pengurus di kelurahan ponjalae. Masyarakat Dusun Kokoa

dipersiapkan mulai dari pemberitahuan kepada masyarakat atau menyiapkan faktor teknis dan

nonteknis.

Page 51: LAPORAN HASIL

Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

dan dipersiapkan oleh mahasiswa yang telah ditunjuk sebagai penanggung jawab. Sehari

sebelum kegiatan, dilakukan persiapan kegiatan dan menyiapkan pre planning kegiatan, bahan,

dan media yang akan digunakan.

2)      Evaluasi Proses

Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan berorientasi pada keluarga dan masyarakat.

Kegiatan penyuluhan pada keluarga dilaksanakan di rumah keluarga binaan masing-masing

(Binaan, resume, dan lansia). Sedangkan kegiatan penyuluhan pada masyarakat dilaksanakan di

Posyandu Bandeng Pada Tanggal 9 Maret 2012. Pada saat penyuluhan, mahasiswa menggunakan

media seperti leaflet dan flip-chart. Saat penyuluhan berlangsung, masyarakat memperhatikan

dengan baik dan tidak ada yang meninggalkan ruangan kecuali ibu yang membawa anak

kecilnya yang sempat keluar untuk menenangkan anaknya. Demikian pula kegiatan yang lain

seperti kerja bakti, pengadaan Tempat sampah dan kegiatan lainnya dapat terlaksana berkat kerja

sama kepala Kelurahan Ponjaae, tokoh masyarakat, kader pokjakes, dan pihak-pihak terkait.

3)      Evaluasi Hasil

Kegiatan penyuluhan pada masyarakat berlangsung dengan lancar, walaupun kegiatan

tersebut banyak yang harus dilewati. Penyuluhan tentang PHBS di SD, Hipertensi, ISPA, dan

TBC yang dilaksanakan di Posyandu Bandeng padsa tanggal 8 Maret 2012 dan harus

dilaksanakan kembali di beberapa rumah keluarga binaan dikarenakan jumlah penduduk yang

ada di Kelurahan Ponjaae RW 02 hanya sebagian kecil yang hadir dalam pelakasanaan

penyuluhan di Posyandu di antaranya penyuluhan yangbdinlakukan yaitu

Stroke,Hipertensi,Rematik,asam urat,TBC,katarak,dan skabies. Setelah diberikan penyuluhan,

Page 52: LAPORAN HASIL

pengetahuan masyarakat bertambah tentang penyakit yamg diderita oleh keluarganya. Dari hasil

penyuluhan kami masyarakat dapat memahami tentang penyakit yang kami paparkan dan

mengetahui pencegahannya.

Untuk kegiatan kerja bakti dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan. Antusiasme warga masih kurang untuk berpartisipasi. Sedangkan kegiatan

psikomotorik tentang kesehatan lingkungan ini, telah berhasil dibuat pengadaan tempat sampah

percontohan.

Evaluasi afektif masyarakat kelurahan ponjalae tentang PHBS merasa puas karena telah

mendapat pelajaran yang berharga dan mendapat perhatian yang lebih dari mahasiswa terutama

pada kesehatan lingkungan.

b.      Diagnosa Perawatan 2 :

1)      Evaluasi Struktur

Dari hasil pendataan, sebanyak 94 Pasangan Usia Subur (56,63%) yang menjadi aseptor KB,

sebagian besar (72,34%) PUS yang ada di Kelurahan Ponjalae RW 02 menggunakan

kontrasepsi Suntik, terdapat 13 Ibu hamil (7,83%) dari 166 Pasangan Usia Subur, dari 13 Ibu hamil

terdapat 6 Bumil (46,15%) yang usia kehamilannya pada Trimister ke-II dan terdapat 7 Bumil (53,85%)

yang Usia Kehamilannya pada trimister ke-III, dan terdapat satu orang ibu hamil dengan umur

kurang dari 20 tahun (7,69%). ibu yang sedang hamil telah mendapatkan imunisasi TT (92,31%)

dan terdapat satu ibu hamil yang belum lengkap imunisasi TT-nya (7,69%).

Terdapat 124 balita (95,38%) yang kebiasaan ke posyandu dan terdapat 6 balita yang

tidak ke posyandu (4,62%) dari 130 balita yang ada. masih ada bayi/balita yang belum lengkap

imunisasinya yaitu 28 balita (21,54%) dan yang lengkap imunisasinya 102 balita (78,46%). Hal

ini dapat memicu timbulnya penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi karena tidak

mendapatkan imunisasi. Terdapat 42 balita (32,31%) yang grafik KMS-nya di atas garis hijau

Page 53: LAPORAN HASIL

kuning dan terdapat 1 Balita (0,77%) yang di bawah garis merah.ini menunjukkan masih ada

balita menderita gizi buruk.

Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu masalah yang penting bagi

kesehatan. Sebagian besar ibu hamil dan anak-anak di Kelurahan Ponjalae RW 02 belum

Lengkap imunisasinya. Rencananya kegiatan tentang kesehatan ibu dan anak melalui kegiatan

penyuluhan pentingnya imunisasi. Kesehatan ibu dan anak lebih banyak dilakukan melalui

kegiatan penyuluhan tentang dampak yang akan timbul apabila tidak di imunisasi yang dilakukan

pada keluarga binaan yang memiliki anak balita dan ibu hamil dan menyiapkan materi tantang

imunisasi..

2)      Evaluasi Proses

Saat kegiatan posyandu Lumba-lumba pada tanggal 2 Maret 2012 dan 7 Maret 2012 di

Posyandu Bandeng, Mahasiswa memberikan penyuluhan pada ibu hamil dan ibu yang

mempunyai balita yang hadir pada saat penyuluhan dirumah ketua RW 02 Kelurahan ponjalae

(memberikan penyuluhan tentang imunisasi). Sedangkan penyuluhan pada keluarga binaan yang

mempunyai anggota keluarga yang hamil dan keluarga mempunyai anak balita dilaksanakan oleh

penanggumg jawab dari mahasiswa.

3)      Evaluasi Hasil

Kegiatan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak diikuti oleh sebagian besar ibu

hamil dan ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Ponjalae RW 02. Setelah dilakukan

penyuluhan sejumlah ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita telah mendapat tentang

imunisasi

c.       Diagnosa Perawatan 3 :

1)      Evaluasi Struktur

Dari 121 jiwa Lansia terdapat 51 jiwa (42,15%) yang mempunyai keluhan penyakit,

terdapat 2 yang menderita ASMA (3,92%), 8 Hipertensi (15,69%),1 DM (1,96%), 8 Rematik

Page 54: LAPORAN HASIL

(15,69%) ,1 Katarak (1,96%), Dan 31 Yang menderita penyakit Lain-lain (60,78%), sebagian

besar lansia menggunakan waktu senggangnya pergi rekreasi (60,33%).

Kesehatan lansia merupakan salah satu masalah yang penting. Sebagian besar lansia

Menderita penyakit lain-lain (gatal-gatal,sakit badan,dan Lain sebagainya) dan ada juga

menderita hipertensi dan rematik. Kegiatan tentang kesehatan lansia dengan pelaksanaan

kegiatan posyandu lansia yang tidak pernah dilaksanakan. Kegiatan posyandu lansia

dilaksanakan dengan membuat persuratan ke puskesmas dan bekerja sama untuk pelaksanannya.

Kegiatan penyuluhan tentang penyakit hipertensi,TBC,dan rematik lebih banyak dilakukan pada

keluarga binaan yang memiliki lansia dengan menyiapkan leaflet dan flip-chart. Sebelum

kegiatan posyandu lansia. Selain itu, disampaikan juga secara langsung pada saat kunjungan

keluarga binaan.

2)      Evaluasi Proses

Posyandu Lansia dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2012, Mahasiswa dan kader

bersama-sama memberikan pelayanan dan penyuluhan pada lansia yang hadir pada saat itu

(memberikan penyuluhan rematik,TBC dan hipertensi, dan mengukur tekanan darah). Sedangkan

penyuluhan pada keluarga binaan yang mempunyai anggota keluarga lansia dilaksanakan oleh

masing-masing penangungjawab dari mahasiswa.

3)      Evaluasi Hasil

Posyandu dan penyuluhan diikuti oleh sebagian besar lansia yang ada di Kelurahan

Ponjalae. Setelah dilakukannya posyandu dan penyuluhan, sejumlah lansia telah mendapat

pelayanan/pengobatan langsung serta pengetahuan mereka bertambah dalam hal penyakit

hipertensi,TBC dan rematik.

Page 55: LAPORAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mengacu pada ilmu dan kiat

keperawatan yang ditujukan pada masyarakat terutama kelompok risiko tinggi. Peran serta aktif

masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapan asuhan keperawatan Komunitas di

masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon positif dari

masyarakat terutama dalam memberikan informasi yang valid dan akurat.

Melalui pengkaderan dan penyuluhan di Kelurahan Ponjalae serta melibatkan pihak

terkait baik pemerintah setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang

sangat mendukung proses pemberian asuhan keperawatan langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses

keperawatan di klinik keperawatan yang meliputi: Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi . Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan,

Weakness/kelemahan, Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).

Pengkajian

Pada tahap pengkajian data yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas. Dan mengkaji subsistem yang mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan, kesehatan, keamanan, keselamatan politik, dan kebijakan pemerintah tentang kesehatan, sarana pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi dan ekonomi.

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara serta observasi langsung berdasarkan format pengkajian .Analisis SWOT :

1.      Strength/kekuatan

Page 56: LAPORAN HASIL

a.       Adanya dukungan positif dari masyarakat/keluarga yang diambil data keluarganya (masyarakat

cukup kooperatif ).

b.      Adanya kader posyandu yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan dalam

pemahaman bahasa daerah.

c.       Dukungan dari pemerintah setempat dan dari Puskesmas Pontap.

d.      Fasilitas seperti masjid dapat digunakan sebagai sarana informasi untuk menyampaikan kepada

penduduk tentang dialakukannya pendataan.

2.      Weakness / kelemahan

a.       Tingkat pekerjaan penduduk yang rata-rata nelayan dan pedagang sehingga memunginkan pada

saat pendataan tidak berada di tempat.

b.      Adanya masyarakat yang tidak mau di kunjungi rumahnya.

3.      Opportunity / kesempatan

Kesempatan dari tahap pengkajian adalah penerimaan yang baik dari masyarakat karena kegiatan

berhubungan dengan masalah kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4.      Threat / ancaman

a.       Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara mendalam.

b.      Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

Perencanaan

Page 57: LAPORAN HASIL

Analisis SWOT :

Strength/kekuatan

Adanya dukungan dari pemerintah

setempat dan petugas Pontap

Adanya kader/pokjakes yang dibentuk

mahasiswa yang berperan aktif dalam

perencanaan kegiatan.

Adanya dukungan dari sebagian

masyarakat setempat yang

mewujudkan apa yang telah

direncanakan. Hal ini terbukti terbukti

dari kemauan dari mereka untuk ikut

Page 58: LAPORAN HASIL

serta menjadi penanggung jawab dalam

keghitan yang direncanakan, bantuan

tenaga dan tempat.

Weakness / kelemahan

Kurangnya sponsor dana yang dapat

bertanggung jawab untuk beberapa

kegiatan yang membutuhkan pembiayaan

besar sehingga beberapa metode tepat

guna disiapkan untuk mengahdapi

kendala dana tersebut. Kurang disiplinya

masyarakat mahasiswa dan pihak yang

terkait sehingga waktu pelaksanaan

Page 59: LAPORAN HASIL

kegiatan tidak pernah sesuai dengan

jadwal yang disepakati.

Opportunity / kesempatan

Dalam perencanaan ini adalah banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam

kegiatan yang direncanakan sehingga mereka menyempatkan diri sebagai penanggung jawab

dalam beberapa kegiatan.

Bantuan dari puskesmas dan pihak terkaitpun didapatkan berupa kesediaan kerjasama dalam

beberapa kegiatan yang telah direncanakan.

Threat / ancaman

Pada perencanaaan ini adalah kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan

nantinya akan berkurang berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai petani,

nelayan, dan lain-lain. Mungkin beberapa diantara mereka pergi ke sawah atau ke laut. Bantuan

dana dan fasilitas dari puskesmas belum dapat dipastikan dari saat penyusunan perencanaan ini.

Implementasi

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara analisis SWOT berdasarkan pada jenis masalah

keperawatan yang ada.

Lingkungan masyarakat yang kurang sehat

Analisis SWOT :

Page 60: LAPORAN HASIL

Strength/kekuatan

Persiapan yang matang sehingga semua kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana

dengan baik. Adanya dukungan masyarakat, kader kesehatan, pemerintah setempat dan tokoh

masyarakat dalam memotivasi masyarakat untuk berperan serta aktif dalam kegiatan yang

dilaksanakan serta bantuan pihak puskesmas.

Weakness / kelemahan

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan penyakit yang diderita ke pelayanan

(puskesmas) setempat. Terhambatnya beberapa kegiatan karena pendanaan yang kurang dan

keinginan partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi, kurangnya

masyarakat yang hadir dalam penyuluhan kesehatan lingkungan juga menjadi hambatan.

Opportunity / kesempatan

Sejalan dengan program kegiatan pemerintah dan puskesmas, misalnya mengadakan posyandu

dan pelatihan kader kesehatan.

Threat / ancaman

Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa perencanaan

membutuhkan dana swadaya masyarakat dan kerjasama dengan pemerintah setempat dan pihak

puskesmas setempat.

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak.

Analisis SWOT

Strength/kekuatan

Adanya dukungan berupa kesediaan dari masyarakat memberi izin dilakukannya pemeriksaan

pada bayi/ balita dan penyuluhan kepada masyarakat dan kesediaan mereka menyebarkan

informasi tentang kesehatan.

Page 61: LAPORAN HASIL

Weakness / kelemahan

Kurangnya ibu atau masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan penimbangan.

Tidak adanya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan oleh adanya kesibukan ibu

membantu suami di sawah.

Opportunity / kesempatan

Sejalan beberapa kegiatan program pemerintah dan puskesmas, misalnya mengadakan posyandu

dan pelatihan kader kesehatan.

Threat / ancaman

Tidak berkelanjutannya kegiatan-kegiatan dalam mengatasi masalah ini karena masyarakat

memang sangat kurang apalagi kegiatan membutuhkan swadaya masyarakat.

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan lanjut usia.

Analisis SWOT :

Strength/kekuatan

Adanya minat masyarakat yang cukup besar untuk mengikuti penyuluhan dan posyandu

kesehatan serta adanya dukungan dari pemerintah setempat untuk melaksanakan berbagai

kegiatan yang berhubungan dengan masalah ini.

Weakness / kelemahan

Masih kurangnya sosialisasi tentang perawatan lansia dimasyarakat oleh pihak pemerintah dan

puskesmas dan belum tersedianya posyandu khusus lansia.

Opportunity / kesempatan

Beberapa kegiatan dengan program pemerintah dan puskesmas, misalnya mengadakan posyandu

khusus lansia dan pelatihan kader kesehatan.

Threat / ancaman

Page 62: LAPORAN HASIL

Ancaman yang ada dalam masalah ini adalah dibutuhkannya dukungan yang sangat besar dari

aparat pemerintah setempat dan petugas kesehatan dalam tinjaklanjut program serta

dibutuhkannya kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang ada

serta program yang dibuat.

Evaluasi

Berdasarkan respon verbal dan non verbal menurut teori Anderson dapat disimpulkan hasil

evaluasi bahwa :

1.      Evaluasi struktur

Dalam perencanaan kegiatan telah diorganisir dengan baik mencakup penunjukan penanggung

jawab/kepanitiaan, job description, dengan harapan kegiatan tersebut dalam berlangsung dengan

baik.

2.      Evaluasi proses

Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang berespon berhubungan

dengan kurangnya kesadaran apalagi jika hal tersebut membutuhkan pengorbanan materi.

Awalnya masyarakat mengira bahwa mahasiswa datang praktek komunitas dengan membawa

sebauh dana.

3.      Evaluasi hasil

Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader/pokjakes setempat,

tokoh masyarakat, puskesmas.dan swadana mahasiswa sendiri. Partisipasi masyarakat umumnya

masih kurang dengan berbagai alasan terutama masalah finansial.

Dari 15 keluarga diantaranya keluarga binaan, resume dan gerontik berjanji akan menggunakan

fasilitas kesehatan sebagai sarana menjaga kesehatannya dan kan merubah prilaku kearah prilaku

sehat.

Page 63: LAPORAN HASIL

Hampir semua rencana kegiatan yang disusun dapat terlaksana, walaupun seringkali waktu

pelaksanaannya diundur diakibatkan oleh kesibukan masyarakat yang sementara panen

sawahnya.

Adapun kegiatan yang terlaksanan yaitu penyuluhan kesehatan, percontohan pembuatan tempat

penyaringan air bersih, tempat pembuangan sampah, SPAL yang memenuhi syarat kesehatan,

kerjabakti tingkat dusun, pelaksanaan posyandu, pelatihan dan penyegaran kader.

Adapun rencana kegiatan yang belum terlaksana yaitu senam pada lansia sekali seminggu.

Page 64: LAPORAN HASIL

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif melalui kerjasama lintas sector

dan peran serta aktif masyarakat. Sasaran keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga,

dan masyarakat yang menekankan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan

dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Dari hasil asuhan keperawatan

komunitas dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1.      Masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan pada wilayah binaan adalah :

a.       Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, Flu Burung) di Kelurahan Ponjalae diakibatkan

oleh lingkungan yang kurang bersih berhubungan dengan :

  Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan

  Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat

  Ketidakmampuan masyarakat memodifikasi lingkungan

b.      Risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang kurang

berhubungan dengan :

  Kurangnya pengetahuan ibu atau keluarga tentang pentingnya imunisasi pada bayi atau balita.

  Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu,bayi dan balita.

c.       Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh

berhubungan dengan:

  Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia.

  Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia.

Page 65: LAPORAN HASIL

2.      Untuk menggerakkan partisipasi aktif menuju kemandirian masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya diperlukan pengorganisasian nmasyarakat dalam melaksanakan

berbagai program kesehatan.

3.      Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat wilayah binaan

dilakukan serangkaian kegiatan melalui penggalangan masyarakat, kerjasama lintas sektor dan

program diataranya adalah penyuluhan kesehatan, Pengadaan tempat sampah, , kegiatan

posyandu, gerakan hidup bersih melalui kerja bakti,pembuatan Toga (Tanaman Obat Herbal),

dan perawatan rumah terintegrasi dengan keluarga.

4.      Hasil yang dicapai dalam setiap kegiatan belum memenuhi secara optimal dikarenakan

kesibukan masyarakat dalam mengatur waktu setiap kali pelaksanaan kegiatan.

B.     Saran

Setelah seluruh kegiatan asuhahan keperawatan komunitas telah dilaksanakan, maka

dengan ini kami mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:

1.      Kepada pihak puskesmas untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan di luar gedung

sesuai dengan paradigma baru orientasi pelayanan dari kuratif dan rehabilitatif ke promotif dan

preventif dalam upaya penggerakkan kesehatan berbasis masyarakat.

2.      Kepada pemerintah daerah dan desa diharapkan meningkatkan pelayanan dalam memfasilitasi

masyarakat mengakses pelayanan kesehatan, dan berbagai kegiatan pembangunan kesehatan

desa dan mempercepat ketersediaan sarana poskesdes.

3.      Kepada kader kesehatan diharapkan dapat menjadi promotor gerakan hidup bersih dan sehat, dan

proaktif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mewujudkan terciptanya desa sehat.

Page 66: LAPORAN HASIL

4.      Kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menggiatkan semangat gotong royong

khususnya dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Page 67: LAPORAN HASIL

DAFTAR PUSTAKA

Anderson E.T.Mc Farton .J.M. Community as chem. Philadelphia: WB Saunders Company. 1986.Bailon and Maglaya S.A. Family Healt NursingThe Proces, Quenzon City: SG Bailon Maglaya, Up

Coolage Nursing. 1992.

Departemen Kesehatan RI. Pelaksanaan Kegiatan Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Depkes RI. 1990.

Departemen Kesehatan RI. Direktorat Bina PSM. Pedoman Kader di Posyandu. KLB- Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. 1987.

Departemen Kesehatan RI. Kesehatan Lingkungan dalam Pencegahan dan Pemberatasan Penyakit Diare. Jakarta: Depkes RI. 2001.

Departemen Kesehatan, Ditjen PPM dan PLP. Buku Pedoman Pelaksanan Progaram Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Untuk Petugas Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. 1990.

Depertemen Kesehatan, Ditjen PPM dan PL. Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) Untuk Kader. Jakarta: Depkes RI. 1990.

Freeman R. B. Henrich. Comminity Health Nursing Practice (2nd. Ed ), Philadelphia : WB Saunders Co. 1991.

Foster, Husberg & Anderson. Family Cantered Nursing Care of Education. Philadelphia: WB. Saunders Co.1989.

Nasrul Effendy. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, ed.2 Jakarta : EGC. 1998.

Mubarak, Wahit Iqbal. Pengantar Keperawatan Komunitas, ed. 1. Jakarta : Sagung Seto. 2005.

Diposkan oleh Fatra Wahyi di 20.04 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Free Blog Calendar

Arsip Blog

▼   2012 (29) o ►   November (1) o ►   Juli (6) o ►   Juni (1) o ►   Mei (2) o ▼   Maret (2)

Keperawatan Komunitas Askep Kejang Demam

Mengenai Saya

Fatra Wahyi Lihat profil lengkapku

Page 68: LAPORAN HASIL

o ►   Februari (17)

Pengikut

Template Picture Window. Gambar template oleh epicurean. Diberdayakan oleh Blogger.