hasil laporan kompos

18
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan, sayuran dan buah-buahan yang bebas dari bahan-bahan kimia. Produk pertanian selama ini banyak menggunakan bahan kimia, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Gaya hidup sehat dengan slogan “back to nature” telah menjadi tren baru meninggalkan pola hidup lama yang penuh dengan bahan kimia. Oleh karena itu, usaha pupuk organik memiliki peluang besar dalam menanggapi isu yang terjadi. Penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus menjadi penyebab menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk organik. Hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) menunjukkan bahwa 79 persen tanah sawah di Indonesia memiliki bahan organik (BO) yang sangat rendah. Pada hal BO sangat berpe ran sebagai faktor pe ngendali (regulating factor) dalam proses-proses penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan struktur tanah. Pengembangan industri pupuk organik tidak hanya berdasarkan atas faktor kerusakan lahan tetapi juga nilai bisnis dan ekonomisnya. Pertanian organic meningkat mengalami perkembangan yang pesat sehingga permintaan pupuk organik ikut meningkat. International Federation for Organic Agriculture Movement (IFOAM) sebuah organisasi internasional yang menjadi paying gerakan organik seluruh dunia, memprediksi bahwa pertumbuhan pasar organic berada di kisaran 20-30 persen tiap tahun. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah sedangkan pemupukan adalah suatu proses penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanah menjadi subur. Jenis pupuk ada dua, yaitu pupuk organik dan anorganik (kimia) dimana kedua jenis pupuk ini memiliki manfaat yang sama yaitu untuk memperbaiki kesuburan tanah. Industri pupuk di Indonesia pada umumnya terdiri dari usaha kecil menengah dan bersifat parsial. Hal ini

Transcript of hasil laporan kompos

Page 1: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 1/18

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian,

hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

mengkonsumsi makanan, sayuran dan buah-buahan yang bebas dari bahan-bahan

kimia. Produk pertanian selama ini banyak menggunakan bahan kimia, seperti

pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian.

Gaya hidup sehat dengan slogan “back to nature” telah menjadi tren baru

meninggalkan pola hidup lama yang penuh dengan bahan kimia. Oleh karena itu,

usaha pupuk organik memiliki peluang besar dalam menanggapi isu yang terjadi.

Penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus menjadi penyebab

menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk 

organik. Hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) menunjukkan bahwa

79 persen tanah sawah di Indonesia memiliki bahan organik (BO) yang sangat

rendah. Padahal BO sangat berperan sebagai faktor pengendali (regulating factor)

dalam proses-proses penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan struktur

tanah.

Pengembangan industri pupuk organik tidak hanya berdasarkan atas faktor

kerusakan lahan tetapi juga nilai bisnis dan ekonomisnya. Pertanian organic

meningkat mengalami perkembangan yang pesat sehingga permintaan pupuk 

organik ikut meningkat. International Federation for Organic Agriculture

Movement (IFOAM) sebuah organisasi internasional yang menjadi paying

gerakan organik seluruh dunia, memprediksi bahwa pertumbuhan pasar organicberada di kisaran 20-30 persen tiap tahun.

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan

tanah sedangkan pemupukan adalah suatu proses penambahan bahan tersebut ke

tanah agar tanah menjadi subur. Jenis pupuk ada dua, yaitu pupuk organik dan

anorganik (kimia) dimana kedua jenis pupuk ini memiliki manfaat yang sama

yaitu untuk memperbaiki kesuburan tanah. Industri pupuk di Indonesia pada

umumnya terdiri dari usaha kecil menengah dan bersifat parsial. Hal ini

Page 2: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 2/18

 

2

mengakibatkan kebutuhan pupuk organik di Indonesia masih belum terpenuhi

karena ketersediaan pupuk organik masih relatif kecil dan akses untuk 

memperolehnya relatif sulit.

B.  Dasar Teori

1.  Pupuk Kompos

Kompos ialah bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daun-daunan,

 jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-

carang, serta kotoran hewan. Bahan-bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila

berada dalam keadaan basah dan lembab, seperti halnya daun-daun menjadi lapuk 

bila jatuh ke tanah dan berubah menjadi bagian tanah (Murbandono 1994).

Menurut Indrasti (2003), kompos merupakan bahan yang dihasilkan dari proses

degradasi bahan organik yang dapat berguna bagi tanah-tanah pertanian seperti

memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman

menjadi lebih tinggi.

Kompos termasuk dalam golongan pupuk organik yang dapat digunakan

sebagai pupuk bagi berbagai tanaman. Ditinjau dari segi manfaatnya, kompos

memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pupuk buatan, seperti urea,

ZA, DS, NPK, dan lain-lain. Keunggulan tersebut diantaranya 1) dapat

memperbaiki struktur tanah sehingga produktivitas tanah tetap tinggi; 2) selain

mengandung unsur utama NPK, juga mengandung unsur-unsur hara lainnya yang

sangat dibutuhkan oleh tanaman walaupun dalam jumlah yang kecil; dan 3) pupuk 

kompos dan pupuk buatan bekerjanya saling mengisi untuk meningkatkan

produktivitas tanaman. Selain itu, menurut Lingga dan Marsono (2003), kompos

atau pupuk organik dapat menaikkan daya serap tanah terhadap air (water holdingcapacity) sehingga mampu mempertahankan hasil panen tanaman pada musim

kemarau. Jika dibandingkan dengan pupuk sintetis, pupuk organik memiliki

kelemahan diantaranya kandungan haranya sedikit dan daya kerjanya lambat

(slow release) terutama pupuk organik padat (Soedyanto et.al. 1981). Menurut

Musnawar (2003), untuk menutupi kelemahan tersebut, pupuk organik biasanya

masih dipadukan dengan pupuk kimia. Penggunaan pupuk organik dan pupuk 

Page 3: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 3/18

 

3

kimia secara terpadu memiliki interaksi positif dalam meningkatkan produktivitas

tanaman.

Pengomposan menurut Murbandono (2002) adalah proses perubahan dan

peruraian bahan-bahan organik sehingga unsur haranya mengalami pembebasan

dan menjadi bentuk larut yang bisa diserap oleh tanaman. Dari hasil pengomposan

dihasilkan kompos.

Kompos merupakan bentuk akhir dari bahan-bahan organik (sampah

organik) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara

mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja didalamnya, baik secara

aerobik maupun anaerobik atau dengan kata lain kompos merupakan hasil

fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan,

atau limbah organik lainnya (Indriani 2000).

2.  Analisis Kelayakan dan Finansial

Analisis kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu

keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang

direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari

gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik 

dalam arti social benefit  tidak selalu menggambarkan layak dalam arti  financial

benefit , hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim 2003).

Metode analisis kelayakan finansial merupakan metode analisis yang dapat

digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha layak atau tidak untuk 

dilaksanakan. Selain itu, untuk melihat pengaruh perubahan-perubahan yang akan

terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah seperti perubahan harga bahan baku dan

lain sebagainya dapat digunakan metode analisis nilai pengganti (switchingvalue).

Kadariah et.al (1999) menjelaskan bahwa analisis finansial adalah analisis

yang melihat suatu proyek dari sudut badan-badan atau orang-orang yang

menanamkan modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam

proyek. Analisis finansial ini penting dalam memperhitungkan insentif bagi

orang-orang yang turut serta dalam menyukseskan pelaksanaan proyek.

Page 4: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 4/18

 

4

Menurut Gittinger (1986), bahwa terdapat enam tujuan utama analisis finansial

untuk proyek-proyek pertanian, yaitu:

a.  Penilaian pengaruh finansial. Tujuan analisis finansial adalah menilai

pengaruh-pengaruh proyek terhadap para petani, pengusaha swasta dan

umum, badan-badan pelaksana pemerintah dan pihak lain yang turut serta

dalam proyek tersebut. Penilaian ini didasarkan atas analisa keadaan

finansial setiap peserta pada saat tersebut dan suatu proyeksi keadaan

finansial pada masa yang akan datang sejalan dengan pelaksanaan proyek.

b.  Penilaian penggunaan sumberdaya terbatas. Analisa finansial memberikan

informasi mengenai penggunaan sumberdaya-sumberdaya suatu proyek.

c.  Penilaian insentif (penarik). Pengamatan secara finansial sangat

dibutuhkan dalam penilaian insentif pada para petani, manajer dan pemilik 

yang ikut dalam proyek.

d.  Ketetapan suatu rencana pembelanjaan. Salah satu tujuan dasar analisa

finansial adalah menghasilkan suatu rencana yang menggambarkan

keadaan finansial dan sumber-sumber dana berbagai peserta proyek serta

proyek itu sendiri. Rencana finansial adalah dasar untuk menentukan

 jumlah dan waktu pelaksanaan investasi dan penetuan tingkat pembayaran

serta kemungkinan penambahan kredit untuk mendukung investasi yang

telah ada.

e.  Koordinasi kontribusi finansial. Rencana finansial mengikuti koordinasi

kontribusi finansial dari berbagai peserta proyek. Koordinasi tersebut

dibuat dari dasar proyeksi seluruh finansial untuk proyek sebagai suatu

keseluruhan.

f. 

Penilaian kecakapan mengelola keuangan. Atas dasar proyeksi neracafinansial, khususnya untuk perusahaan-perusahaan besar dan kesatuan

(entity) proyek, analisis dapat membuat penilaian tentang kerumitan

pengelolaan finansial proyek dan kemampuan pimpinan dalam mengelola

proyek.

Page 5: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 5/18

 

5

BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM

1.  Meningkatkan pemahaman tentang kemitraan dan pola kemitraan yang

dikembangkan oleh kelompok tani di Kawasan Industry Kompos Kandang

Ungul.

2.  Untuk mengetahui teknik pembutaan kompos dan media tanam yang

dilakukan oleh managemen KIKKU.

3.  Untuk mengetahui manfaat penggunaan kompos dalam berbagai usah bisnis

pertanian.

4.  Untuk mengetahui analisis usaha tani pembuatan kompos dan analisis usaha

tani tanaman pangan hasil uji coba dengan menggunakan kompos kandang

unggul.

Page 6: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 6/18

 

6

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A.  Lokasi Praktikum

Lokasi praktikum Kunjungan Ilmiah Pembuatan Kompos di Kawasan

Industri Kompos Kandang Unggul (KIKKU) Desa Miripan Kecamatan Padamara

Kabupaten Purbalingga.

Page 7: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 7/18

 

7

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A.  Teknik Pembuatan Kompos di KIKKU

1.  Proses Pencampuran

Proses pencampuran dalam hal ini berarti pencampuran feses sapi dengan

bahan baku pembuatan kompos dan probiotik. Pertama, kotoran ternak 

sapi dibasahi dahulu dengan air (jika kotoran tersebut kering). Siapkan

kotoran sapi sebanyak 1 ton. Setelah dibasahi dengan air, kotoran sapi

diler diratakan dengan ketebalan 10 cm di gudang pengomposan.

Kemudian, dari atas ditaburi dengan serbuk gergaji (kayu albasia)

sebanyak 10 kg, abu sekam 10 kg, kapur bangunan (kalsit) 20 kg dan

bioaktivator (stardec) 1 kg. Adapun fungsi dari bioaktivator dalam

pembuatan kompos yaitu untuk mempercepat pengomposan dan

mempercepat degradasi bahan-bahan organic. Setelah ditaburi dengan

bahan baku diatas, kemudian dilakukan pengadukan dengan menggunakan

cangkul sampai bahan baku tersebut tercampur merata dengan kotoran

sapi.

Gambar 1. Proses pencampuran

2.  Proses Pemeraman dan Penyisiran

Pemeraman dilakukan di tempat yang teduh terlindung dari sinar matahari.

Setelah proses pencampuran selesai, kemudian adonan tersebut dibentuk 

gundukan atau gunungan dan di tengah-tengah gundukan tersebut dibuat

Page 8: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 8/18

 

8

lubang. Lubang tersebut dipasang bambu dengan tujuan untuk keperluan

aerasi yaitu agar asap dalam kompos dapat keluar. Jika tidak dibuat lubang

aerasi kompos tersebut bisa terbakar dan pupuknya akan berwarna putih

karena asap di dalam kompos tersebut tidak dapat keluar. Agar

memperoleh aerasi yang sempurna (aliran udara secara alami) perlu

dilakukan membolak-balik adonan secara berkala. Pengadukan atau

penyisiran dilakukan seminggu sekali selama 1 bulan, sehingga 1 bulan 4

kali penyisiran.

Gambar 2. Proses pemeraman

3.  Proses Penyaringan

Setelah proses pemeraman dan penyaringan selesai, telah terbentuk 

kompos. Sebelum kompos disaring terlebih dahulu kompos dikeringkan

atau dijemur di bawah terik matahari selama 1 sampai 2 hari dengan

maksud untuk menurunkan kadar air kompos. Setelah pengeringan

kompos di hancurkan dengan mesin giling dengan maksud agar kompos

hancur dan mudah untuk proses pengayakan. Kemudian kompos disaring

menggunakan saringan pasir dengan ukuran lubang saring 2 cm × 2 cm.

Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai

dengan kebutuhan.

Page 9: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 9/18

 

9

Gambar 3. Proses penyaringan kompos

4.  Proses Pengemasan

Setelah kompos disaring, kemudian kompos tersebut dikemas

menggunakan karung. Karung diisi dengan kompos hingga dan ditimbang

hingga berat mencapai 25 kg. Selanjutnya, bagian atas karung dijahit

dengan menggunakan mesin jahit supaya karung yang berisi kompos

tersebut rapat dan tidak ada kompos yang keluar.

Gambar 4. Proses pengemasan kompos

5.  Proses Penyimpanan

Kompos yang telah dikemas, selanjutnya di gudang penyimpanan yang

aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur jasad lainnya

yang tidak diinginkan. Kompos siap dipasarkan.

Page 10: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 10/18

 

10

B.  Media Tanam

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam.

Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang

ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis

tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini

dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang

berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah

sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur

hara.

Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di

Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa

pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-

bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa

dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.

Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga

menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.

Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis

tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai

karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya.

berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan

organik dan anorganik.

Teknik Pembuatan Media Tanam

Pembuatan media tanam ini untuk tanaman hias (tanaman aglaonema,

antorium, adenium, dll.) dan tanaman sayur (tanaman cabai, selada, bayam, dll.).Cara pembuatannya, siapkan bahan baku untuk pembuatan media tanam,

bahan bakunya antara lain: pupuk kompos, sekam padi bakar dan batang pakis

yang sudah dicacah dikeringkan dengan dosis perbandingan 1 : 1 : 1.

Pembutannya, ketiga bahan baku pupuk kompos, sekam bakar dan pakis tersebut

langsung dicampurkan dan sambil diaduk-diaduk menggunakan cangkul sampai

merata. Setelah pencampuran merata berarti media tanam sudah jadi dan langsug

bisa dipakai untuk menanam tanaman. Fungsi dari sekam bakar dalam media

Page 11: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 11/18

 

11

tanam yaitu untuk menahan air dan di dalam sekam terdapat unsur hara yang

tinggi. Fungsi dari batang pakis yaitu untuk menjaga porositas (agar air bisa

keluar) pada media tanam.

Pada tanaman buah, pembuatan media tanam tidak membutuhkan pakis.

Bahan baku pengganti pakis yaitu pasir malang, karena sistem perakaran buah

yang kuat sehingga harus memakai bahan baku pasir malang.

Media tanam tersebut jika sudah digunakan selama 4 sampai 6 bulan,

disarankan untuk mengganti dengan media tanam yang baru, karena kadar hara

yang diperlukan tanaman dalam media tanam semakin lama akan semakin

berkurang. Dengan mengganti media tanam yang baru maka kebutuhan hara

tanaman tercukupi lagi. Adapun harga dari bahan baku pembuatan media tanam

yaitu: pupuk kompos 1 karung Rp. 12.500,-; sekam bakar 1 karung Rp. 20.000,-;

pakis Rp. 5.000,-; dan pasir malang Rp. 2.000,-.

Gambar 5. Proses pencampuran pada pembuatan media tanam

Page 12: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 12/18

 

12

BAB IV

PEMBAHASAN

Investasi awal berupa:

  Pembuatan rumah kompos seharga Rp. 200.000.000,- dengan nilai efisiensi

50 tahun. Rumah kompos ini dapat digunakan juga sebagai tempat

pemrosesan pembuatan kompos.

  Pengadaan peralatan cangkul 5 buah @Rp. 50.000,- dengan nilai efisiensi 2

tahun, sekop 5 buah @Rp. 50.000,- dengan nilai efisiensi 2 tahun, mesin jahit

1 buah Rp. 1.500.000,- dengan n.e. 20 tahun, ayakan 3 buah @Rp. 15.000,-

dengan n.e. 1 tahun. Mesin perontok 1 buah Rp. 10.000.000,- n.e. 20 tahun.

Timbangan Rp. 1.500.000,- dengan n.e. 20 tahun).

Bahan baku pembuatan kompos terdiri dari feses sapi sapi 7 ton, abu sekam 700

kg, serbuk gergaji kayu 700 kg, kalsit 20 kg, dan probiotik sebanyak 1 kg. Setiap

1 bulan menghasilkan kompos 4.900 kg. Tenaga kerja yang digunakan 8 orang

setiap kali pengolahan.

Asumsi pembiayaan yang digunakan sebagai berikut:

  Tenaga kerja pengolahan 4 orang Rp. 25.000,-/hari 4 kali pengolahan. Tenaga

kerja pengemasan 4 orang Rp. 25.000,-/hari.

  Feses sapi 7 ton Rp. 500.000,-, abu sekam Rp. 300/kg, serbuk gergajian Rp.

150,-/kg, bioaktivator Rp. 15.000,-/kg, karung goni Rp. 1.300,-, bahan bakar

Rp. 4.500,-/liter, dan listrik Rp. 130.000,-/bln.

  Kompos dijual dengan harga Rp. 500/kg.

Page 13: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 13/18

 

13

1.  Biaya Tetap (FC)

a.  Bangunan (n.e. 50 thn) = Rp. 200.000.000 : 600 = Rp. 333.333,33

b.  5 cangkul (n.e. 2 thn) = Rp. 50.000 x 5 : 24 = Rp. 10.416,-

c.  5 sekop (n.e. 2 thn) = Rp. 70.000 x 5 : 24 = Rp. 14.583,-

d.  Mesin Perontok padi (n.e. 20 thn)

Rp. 10.000.000 : 240 = Rp. 41.666,66

e.  3 ayakan (n.e. 1 thn) = Rp. 60.000 x 3 : 12 = Rp. 15.000,-

f.  Timbangan (n.e. 20 thn) = Rp. 1.500.000 : 240 = Rp. 6.250,-

g.  Mesin jahit (n.e 20 thn) = Rp. 1.500.000 : 240 = Rp. 6.250,- +

Total Biaya Tetap = Rp. 427.498,99

2.  Biaya Variabel

a.  Feses 7 ton = Rp. 500.000,-

b.  Abu jerami = 700 kg x Rp. 300 = Rp. 210.000,-

c.  Grajian = 700 kg x Rp. 150 = Rp. 105.000,-

d.  Kapur = Rp. 15.000/20 kg x 7 = Rp. 105.000,-

e.  Bioaktivator = Rp. 15.000/1 kg x 7 = Rp. 105.000,-

f.  Tenaga Kerja

  Pengolahan = 4 orang x 4 hari x Rp. 25.000 = Rp. 400.000,-

  Pengemasan = 4 orang x Rp. 25.000 = Rp. 100.000,-

g.  Karung = Rp. 1.300 x 196 = Rp. 254.000,-

h.  Bahan Bakar 2 liter x Rp. 4.500 = Rp. 9.000,-

i.  Listrik = Rp. 130.000,- +

Total Biaya Variabel = Rp. 1.918.800,-

3.  Total Biaya (TC)

Total biaya didapat dari penjumlahan antara total biaya tetap (TFC) dan

total biaya variable (TVC). Berikut adalah perhitungan total biayanya:

TC = FC + VC  

= Rp. 427.498,99 + Rp. 1. 918.800

= Rp. 2.346.298,99

Page 14: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 14/18

 

14

4.  Penerimaan (R)

Penerimaan (laba kotor) dapat dicari dengan perkalian antara harga jual

produk per unit dan kuantitas atau jumlah barang dalam sekali produksi. Dalam

usaha tani ini penerimaannya yaitu:

 R = P × Q

= Rp. 500,00 x 4.900 kg 

= Rp. 2.450.000,-

5.  Pendapatan  

Pendapatan disebut juga keuntungan (laba bersih) dapat dicari dengan

selisih antara jumlah penjualan yang diterima dan total biayanya.

= R – TC  

= Rp. 2.450.000,- Rp. 2.346.298,99

= Rp. 103.701,01

6.  R/C Rasio

Perhitungan ini lebih ditekankan pada kriteria-kriteria investasi yang

pengukurannya diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur, serta

menghitung tingkat keuntungan usaha. R/C rasio adalah perbandingan (nisbah)

antara penerimaan dan biaya.

 

R/C = berarti > 1 artinya usaha ini dikatakan untung. Kita juga perlu

mengerti jika R/C < 1 artinya usaha ini dikatakan rugi dan jika didapat R/C = 1

artinya usaha ini tidak untung juga tidak rugi (Impas).

7.  Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)

Return of Invesment (ROI) merupakan nilai keuntungan yang diperoleh dari

setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waku tertentu. Dengan

Page 15: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 15/18

 

15

analisis ROI, pemilik usaha dapat mengukur sampai seberapa besar

kemampuannya dalam mengembalikan modal yang telah ditanamkannya.

 

 

Dari perhitungan kami dari hasil praktikum didapat ROI = 4,41 % yang

menunjukkan bahwa usaha ini memberikan prospek yang baik, dimana dengan

pengorbanan atau modal Rp. 1000,- akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.

44,1,-.

8.  Titik Inpas (BEP)

Break Even Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi

sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan.

Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume

penjualan agar suatu usaha tani tidak rugi. Selain itu, BEP dapat dipakai untuk 

merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam

mengendalikan operasi yang sedang berjalan.

a)  BEP Volume Produksi (kg):

–  

 

 

 

Page 16: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 16/18

 

16

b)  BEP Penerimaan (RP):

 

 

 

 

Grafik BEP

P

TRRp. 2.450.000

LabaRp. 2.346.248,49 TC

Rp.1.943.177Rp. 1.918.800 VC

Rugi

Rp. 427.498,99 FC

3.941,35 Q (kg)

Page 17: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 17/18

 

17

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan:

1.  Teknik pembuatan kompos ada 5 langkah yaitu: Proses Pencampuran,

Proses Pemeraman dan Penyisiran, Proses Penyaringan, Proses

Pemeraman dan Proses Penyimpanan.

2.  Teknik pembuatan media tanam caranya hanya dicampurkan saja antara

pupuk kompos, sekam bakar dan batang pakis yang sudah dicacah. Semua

bahan baku tersebut dicampur dan sambil diaduk-aduk sampai merata.

3.  Dalam usaha tani di KIKKU investasi awalnya Rp. 200.000.000,- untuk 

biaya gedung pembuatan kompos. Total biaya tetapnya dalam sekali

Page 18: hasil laporan kompos

5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 18/18

 

18

produksi sebesar dan total biaya variabelnya sebesar

. Total penerimaan yang didapat sebesar Rp. 2.450.000,-

dan pendapatan atau keuntungannya sebesar Rp.103.701,01. 

4.  Perhitungan kami dari hasil praktikum didapat ROI = 4,41 % yang

menunjukkan bahwa usaha ini memberikan prospek yang baik, dimana

dengan pengorbanan atau modal Rp. 1000,- akan mendapatkan

keuntungan sebesar Rp. 44,1,-. 

5.  BEP volume produksi yaitu dan BEP penerimaannya sebesar

Rp.1.943.177,2, artinya jika perusahaan memproduksi sebanyak 

3.941,35 kg berarti perusahaan tersebut masih dalam kondisi

menguntungkan (tidak mengalami kerugian).

DAFTAR PUSTAKA

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI-Press, Jakarta.

Harahap, A. M. 2011. Analisis Finansial Usaha Kompos. Skripsi. IPB. Bogor.

____________. 2011.  Ragam Media Tanam. (http://www.kebonkembang.com/).

Diakses pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 23:57 WIB.