Laporan Greenpeace Dianggap Rekayasa · laporan tentang perusakan lingkungan yang dituduhkan kepada...

1
18 | Ekonomi Nasional JUMAT, 1 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Petani Butuh Perluasan Lahan Pembatasan Harus Iringi Penambahan Kuota BBM Laporan Greenpeace Dianggap Rekayasa A UDITOR indepen- den International Trade Strategies Global Asia Pasific (ITS Global) menilai Green- peace telah merekayasa la- poran. Hal itu terkait dengan laporan tentang perusakan lingkungan yang dituduhkan kepada perusahaan Asia Pulp and Paper (APP). “Bukti-bukti menunjukkan laporan Greenpeace memuat kutipan yang sebetulnya ti- dak ada. Peta-peta yang me- nunjukkan konsesi juga tidak ada,” ujar CEO of ITS Global yang berbasis di Melbourne Australia, Alan Oxley, seperti yang dikutip dari laman daring Business Wire. PETANI saat ini sangat mem- butuhkan perluasan lahan untuk dapat menghasilkan pendapatan yang layak bagi keluarga mereka. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabo- wo Subianto seusai seminar bertajuk Tanah untuk Rakyat yang digelar lembaga Sabang Merauke Circle di Jakarta, Rabu (29/9). Menurutnya, dengan cara itu petani akan diberdayakan sehingga mereka dapat dien- taskan dari kemiskinan yang menyelimuti. Di kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan Kemente- rian Kehutanan tengah menca- nangkan program Hutan Ta- naman Rakyat (HTR). “Untuk 2010, seluas 600 ribu hektare lahan akan dikelola oleh ma- syarakat di sekitar hutan. De- ngan program ini diharapkan terjadi pemerataan lahan an- tara industri dan masyarakat di sekitar lahan industri,” ujar Zulkifli. Sementara itu, peneliti per- tanahan SMC Arwin Lubis menuturkan, jumlah 600 ribu hektare tersebut hanya cukup untuk 300 ribu kepala kelu- arga. “Sementara pertumbuhan MESKIPUN DPR pada prinsip- nya telah menyetujui penam- bahan kuota volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun ini, penghematan tetap perlu dilakukan. Tidak akan menjadi masalah jika kebijakan pembatasan dan penambahan kuota volume BBM bersubsidi dilakukan bersamaan. Hal itu diungkapkan Ketua Badan Anggaran DPR RI Mel- chias Markus Mekeng saat ditemui di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin. “Tidak masalah dilakukan program penghematan oleh pemerintah, meskipun su- dah dilakukan penambahan kuota. Pemerintah memang berkeinginan untuk melakukan program itu (pembatasan BBM subsidi),” ungkap Mekeng. Ia menegaskan, kebijakan penambahan kuota tersebut sudah disepakati oleh Komisi VII sebagai mitra Kementerian Energi dan Sumber Daya Mi- neral (ESDM). Oleh sebab itu, Badan Anggaran DPR hanya akan mengikuti. Ia mengungkapkan, dengan adanya program penghematan BBM bersubsidi, ada kemung- kinan penambahan kuota BBM Oxley menuturkan pihaknya meneliti laporan lembaga swadaya masyarakat tersebut yang dilansir Juli 2010. Saat itu, Greenpeace menerbitkan la- poran bertajuk ‘How Sinar Mas is Pulping the Planet’. Laporan itu menyudutkan APP dan Grup Sinar Mas sehingga produk- produk mereka ditolak berbagai konsumen besar mereka. Dalam penelitiannya, ITS Global menganalisis 72 pernyataan Greenpeace yang menyerang APP termasuk le- bih dari 300 catatan kaki dan sekitar 100 referensi. Hasilnya, laporan Greenpeace memuat kutipan yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, peta-peta yang menunjukkan konsesi juga se- betulnya tidak ada. Menurut Oxley, laporan Greenpeace itu menyesatkan dan informasi kepadatan penduduk setiap tahunnya mencapai 3 juta o- rang. Jumlah itu tidak akan mencukupi,” ujar Arwin. Ia mengungkapkan, saat ini jumlah petani guram yang mempunyai tanah kurang dari 0,5 hektare sekitar 56,5% atau 13,7 juta orang. Sisanya tidak memiliki tanah, tetapi tetap bekerja di lahan pertanian. “Jadi buruh tani saja. Setiap hari mereka hanya dibayar Rp10 ribu-Rp15 ribu. Dan itu tidak bekerja setiap hari,” im- buhnya. Untuk itu, menurut Arwin, untuk menyejahterakan petani, paling tidak setiap kepala kelu- arga harus mendapatkan mini- mal 2 hektare lahan. “Kalau pemerintah bilang paling tidak satu kepala keluarga petani me- miliki 1 hektare lahan, itu tidak cukup,” tukasnya. (*/E-5) bersubsidi tersebut tidak akan habis di akhir tahun anggar- an. Dampaknya, akan terjadi penghematan di sisi anggaran subsidi. “Misalnya sekarang sudah disetujui penambahan dari 36 juta kiloliter menjadi 39 juta kiloliter. Kalau yang terkon- sumsi hanya 37 juta kiloliter, itu kan bagus, sisanya masuk ang- garan sisa,” tegas Mekeng. Seperti diketahui, pemerin- tah mengusulkan penambah- an kuota BBM 2010 dari 36,5 juta kiloliter menjadi 39,23 juta kiloliter. Pasalnya, menu- rut proyeksi Badan Pengatur Kegiatan Hilir (BPH) Migas, konsumsi BBM hingga akhir ta- hun diperkirakan akan melam- paui kuota yang ditetapkan. (ST/E-2) Bukti-bukti menunjukkan laporan Greenpeace memuat kutipan yang sebetulnya tidak ada. Bunga Pertiwi yang mendukung tudingan bahwa APP merambah hutan alam juga fiktif. “Klaim tentang ekspansi pe- rusahaan besar-besaran secara rahasia di Indonesia didasar- kan pada informasi fiktif. Dan informasi yang mendukung dugaan bahwa perusahaan terlibat dalam praktik kehu- tanan ilegal pada lahan gambut adalah tidak berdasar maupun merupakan kesalahan yang sa- ngat serius,” tegas Oxley. Data perusahaan Menanggapi tudingan ITS Global tersebut, juru kampanye hutan Greenpeace Asia Teng- gara Bustar Maitar mengaku pihaknya menggunakan data internal dari sumber di perusa- haan kertas tersebut. Selain itu, Greenpeace memakai data pemerintah sebagai regulator. Menurutnya, Greenpeace siap jika APP ingin membawa la- poran itu ke jalur hukum. “Data internal itu tidak mau diakui APP, padahal itu meru- pakan data perusahaan mereka yang tidak dapat di-publish.” Hal sama ditegaskan Green- peace Southeast Asia Media Campaigner Hikmat Soeritanu- wijaya. Dia menyatakan ITS Global bukanlah auditor inde- penden. Perusahaan Alan Oxley ini adalah perusahaan konsultan humas yang disewa perusahaan internasional yang merusak lingkungan. “Kami siap. Seharusnya me- mang kalau merasa tidak benar dengan laporan itu, bawa ke jalur hukum. Data kami itu sudah melalui pemeriksaan legal,” tandasnya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan In- dustri (Kadin) Indonesia Harya- di B Sukamdani menganggap tuduhan Greenpeace terhadap sejumlah perusahaan besar Indonesia akan berdampak pada melorotnya pendapatan negara. Dia menilai isu miring ini berasal dari negara-negara maju. Soalnya, isu lingkungan kerap dijadikan negara maju Jumlah petani guram yang mempunyai tanah kurang dari 0,5 hektare sekitar 56,5% atau 13,7 juta orang.’’ Melchias M Mekeng Ketua Badan Anggaran DPR untuk menekan negara-negara berkembang. “Mereka (negara maju) mung- kin juga punya preferensi sen- diri. Sama halnya seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang dipakai untuk tujuan bisnis tertentu. Yang jelas, ini masalah perdagangan dan kita pasti terganggu,” kata dia. Kendati demikian, Haryadi mengusulkan agar tudingan miring Greenpeace terhadap sejumlah perusahaan Indonesia ditindaklanjuti. “Pemerintah harus mengecek.” Sebelumnya Menko Pereko- nomian Hatta Rajasa menga- takan Indonesia tidak ingin diperlakukan tidak adil akibat tudingan perusakan lingkung- an. Menurutnya, pemerintah akan aktif mengklarifikasi soal tudingan kerusakan lingkung- an ke dunia internasional. “Ini jangan sampai menjadi taktik dagang untuk kepentingan ne- gara maju.” (Reuters/E-6) [email protected] PAMERAN UMKM: Peserta asal Nusa Tenggara Timur (NTT) memainkan alat musik sasando di stan NTT pada Pameran Produk Karya UMKM Binaan di Jakarta, kemarin. Pameran yang menggelar berbagai produk unggulan potensi berbagai daerah, usaha kecil menengah binaan swasta, pemerintah, dan kelompok usaha bersama ini akan berlangsung hingga Minggu (3/10). Saat ini masih ada sekitar Rp80 triliun dana pemberdayaan UMKM yang belum dapat terserap dan tidak terpetakan dengan baik di 21 kementerian dan lembaga. MI/ROMMY PUJIANTO ANTARA

Transcript of Laporan Greenpeace Dianggap Rekayasa · laporan tentang perusakan lingkungan yang dituduhkan kepada...

Page 1: Laporan Greenpeace Dianggap Rekayasa · laporan tentang perusakan lingkungan yang dituduhkan kepada perusahaan Asia Pulp and Paper (APP). “Bukti-bukti menunjukkan laporan Greenpeace

18 | Ekonomi Nasional JUMAT, 1 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Petani ButuhPerluasan Lahan

Pembatasan Harus IringiPenambahan Kuota BBM Laporan Greenpeace

Dianggap Rekayasa

AUDITOR indepen-den International Trade Strategies Global Asia Pasifi c

(ITS Global) menilai Green-peace telah merekayasa la-poran. Hal itu terkait dengan laporan tentang perusakan lingkungan yang dituduhkan kepada perusahaan Asia Pulp and Paper (APP).

“Bukti-bukti menunjukkan laporan Greenpeace memuat kutipan yang sebetulnya ti-dak ada. Peta-peta yang me-nunjukkan konsesi juga tidak ada,” ujar CEO of ITS Global yang berbasis di Melbourne Australia, Alan Oxley, seperti yang dikutip dari laman daring Business Wire.

PETANI saat ini sangat mem-butuhkan perluasan lahan un tuk dapat menghasilkan pendapatan yang layak bagi keluarga mereka.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabo-wo Subianto seusai seminar bertajuk Tanah untuk Rakyat yang digelar lembaga Sabang Merauke Circle di Jakarta, Rabu (29/9).

Menurutnya, dengan cara itu petani akan diberdayakan sehingga mereka dapat dien-taskan dari kemiskinan yang me nyelimuti.

Di kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan Kemente-rian Kehutanan tengah menca-nangkan program Hutan Ta-naman Rakyat (HTR). “Untuk 2010, seluas 600 ribu hektare lahan akan dikelola oleh ma-syarakat di sekitar hutan. De-ngan program ini diharapkan terjadi pemerataan lahan an-tara industri dan masyarakat di sekitar lahan industri,” ujar Zulkifl i.

Sementara itu, peneliti per-tanahan SMC Arwin Lubis menuturkan, jumlah 600 ribu hektare tersebut hanya cukup untuk 300 ribu kepala kelu-arga. “Sementara pertumbuhan

MESKIPUN DPR pada prinsip-nya telah menyetujui penam-bahan kuota volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun ini, penghematan tetap perlu dilakukan.

Tidak akan menjadi masalah jika kebijakan pembatasan dan penambahan kuota volume BBM bersubsidi dilakukan bersamaan.

Hal itu diungkapkan Ketua Badan Anggaran DPR RI Mel-chias Markus Mekeng saat ditemui di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.

“Tidak masalah dilakukan program penghematan oleh pemerintah, meskipun su-dah dilakukan penambahan kuota. Pemerintah memang ber ke inginan untuk melakukan program itu (pembatasan BBM subsidi),” ungkap Mekeng.

Ia menegaskan, kebijakan penambahan kuota tersebut sudah disepakati oleh Komisi VII sebagai mitra Kementerian Energi dan Sumber Daya Mi-neral (ESDM). Oleh sebab itu, Badan Anggaran DPR hanya akan mengikuti.

Ia mengungkapkan, dengan adanya program penghematan BBM bersubsidi, ada kemung-kinan penambahan kuota BBM

Oxley menuturkan pihaknya meneliti laporan lembaga swadaya masyarakat tersebut yang dilansir Juli 2010. Saat itu, Greenpeace menerbitkan la-poran bertajuk ‘How Sinar Mas is Pulping the Planet’. Laporan itu menyudutkan APP dan Grup Sinar Mas sehingga produk-produk mereka ditolak berbagai konsumen besar mereka.

D a l a m p e n e l i t i a n n y a , ITS Global menganalisis 72 pernyataan Greenpeace yang menyerang APP termasuk le-bih dari 300 catatan kaki dan sekitar 100 referensi. Hasilnya, laporan Greenpeace memuat kutipan yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, peta-peta yang menunjukkan konsesi juga se-betulnya tidak ada. Menurut Oxley, laporan Greenpeace itu menyesatkan dan informasi

ke pa datan penduduk setiap tahunnya mencapai 3 juta o-rang. Jumlah itu tidak akan mencukupi,” ujar Arwin.

Ia mengungkapkan, saat ini jumlah petani guram yang mempunyai tanah kurang dari 0,5 hektare sekitar 56,5% atau 13,7 juta orang. Sisanya tidak memiliki tanah, tetapi tetap bekerja di lahan pertanian. “Jadi buruh tani saja. Setiap hari mereka hanya dibayar Rp10 ribu-Rp15 ribu. Dan itu tidak bekerja setiap hari,” im-buhnya.

Untuk itu, menurut Arwin, untuk menyejahterakan petani, paling tidak setiap kepala kelu-arga harus mendapatkan mini-mal 2 hektare lahan. “Kalau pemerintah bilang paling tidak satu kepala keluarga petani me-miliki 1 hektare lahan, itu tidak cukup,” tukasnya. (*/E-5)

bersubsidi tersebut tidak akan habis di akhir tahun anggar-an. Dampaknya, akan terjadi penghematan di sisi anggaran subsidi.

“Misalnya sekarang sudah disetujui penambahan dari 36 juta kiloliter menjadi 39 juta kiloliter. Kalau yang terkon-sumsi hanya 37 juta kiloliter, itu kan bagus, sisanya masuk ang-garan sisa,” tegas Mekeng.

Seperti diketahui, pemerin-tah mengusulkan penambah-an kuota BBM 2010 dari 36,5 juta kiloliter menjadi 39,23 juta kiloliter. Pasalnya, menu-rut proyeksi Badan Pengatur Kegiatan Hilir (BPH) Migas, konsumsi BBM hingga akhir ta-hun diperkirakan akan melam-paui kuota yang ditetapkan.(ST/E-2)

Bukti-bukti menunjukkan laporan Greenpeace memuat kutipan yang sebetulnya tidak ada.

Bunga Pertiwi

yang mendukung tudingan bahwa APP merambah hutan alam juga fi ktif.

“Klaim tentang ekspansi pe-rusahaan besar-besaran secara rahasia di Indonesia didasar-kan pada informasi fi ktif. Dan informasi yang mendukung dugaan bahwa perusahaan terlibat dalam praktik kehu-tanan ilegal pada lahan gambut adalah tidak berdasar maupun merupakan kesalahan yang sa-ngat serius,” tegas Oxley.

Data perusahaanMenanggapi tudingan ITS

Global tersebut, juru kampanye hutan Greenpeace Asia Teng-gara Bustar Maitar mengaku pihaknya menggunakan data internal dari sumber di perusa-haan kertas tersebut. Selain itu, Greenpeace memakai data pemerintah sebagai regulator. Menurutnya, Greenpeace siap jika APP ingin membawa la-poran itu ke jalur hukum.

“Data internal itu tidak mau diakui APP, padahal itu meru-

pakan data perusahaan mereka yang tidak dapat di-publish.”

Hal sama ditegaskan Green-peace Southeast Asia Media Campaigner Hikmat Soeritanu-wijaya. Dia menyatakan ITS Global bukanlah auditor inde-penden. Perusahaan Alan Oxley ini adalah perusahaan konsultan humas yang dise wa perusahaan internasional yang merusak lingkungan.

“Kami siap. Seharusnya me-mang kalau merasa tidak benar dengan laporan itu, bawa ke jalur hukum. Data kami itu sudah melalui pemeriksaan legal,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan In-dustri (Kadin) Indonesia Harya-di B Sukamdani menganggap tuduhan Greenpeace terhadap sejumlah perusahaan besar Indonesia akan berdampak pada melorotnya pendapatan negara. Dia menilai isu miring ini berasal dari negara-negara maju. Soalnya, isu lingkungan kerap dijadikan negara maju

Jumlah petani guram yang mempunyai tanah kurang dari 0,5 hektare sekitar 56,5% atau 13,7 juta orang.’’

Melchias M MekengKetua Badan Anggaran DPR

untuk menekan negara-negara berkembang.

“Mereka (negara maju) mung-kin juga punya preferensi sen-diri. Sama halnya seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang dipakai untuk tujuan bisnis tertentu. Yang jelas, ini masalah perdagangan dan kita pasti terganggu,” kata dia.

Kendati demikian, Haryadi mengusulkan agar tudingan miring Greenpeace terhadap sejumlah perusahaan Indonesia ditindaklanjuti. “Pemerintah harus mengecek.”

Sebelumnya Menko Pereko-nomian Hatta Rajasa menga-takan Indonesia tidak ingin diperlakukan tidak adil akibat tudingan perusakan lingkung-an. Menurutnya, pemerintah akan aktif mengklarifi kasi soal tudingan kerusakan lingkung-an ke dunia internasional. “Ini jangan sampai menjadi taktik dagang untuk kepentingan ne-gara maju.” (Reuters/E-6)

[email protected]

PAMERAN UMKM: Peserta asal Nusa Tenggara Timur (NTT) memainkan alat musik sasando di stan NTT pada Pameran Produk Karya UMKM Binaan di Jakarta, kemarin. Pameran yang menggelar berbagai produk unggulan potensi berbagai daerah, usaha kecil menengah binaan swasta, pemerintah, dan kelompok usaha bersama ini akan berlangsung hingga Minggu (3/10). Saat ini masih ada sekitar Rp80 triliun dana pemberdayaan UMKM yang belum dapat terserap dan tidak terpetakan dengan baik di 21 kementerian dan lembaga.

MI/ROMMY PUJIANTO

ANTARA