Laporan Fitokimia i Lada Putih

37
TUGAS PRAKTIKUM FITOKIMIA I LADA PUTIH Disusun oleh : VILLIA ANGGRAINI 1043057018 VERRANISA SETYANINGGAR 1043050087 VENI TAMBUNAN 1043050078

description

farmasi

Transcript of Laporan Fitokimia i Lada Putih

TUGAS PRAKTIKUM FITOKIMIA ILADA PUTIH

Disusun oleh :

VILLIA ANGGRAINI 1043057018

VERRANISA SETYANINGGAR 1043050087 VENI TAMBUNAN 1043050078FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2014I. JUDUL : Ekstraksi, skrining dan kromatografi lapis tipis (KLT) tanaman lada

putihII. TUJUAN :

Mengetahui cara ekstraksi dan cara skrining kandungan tanaman lada putih Memisahkan senyawa dari suatu kelompok senyawa

Identifikasi zat yang terkandung dalam senyawa

Mencari eluen yang cocok untuk kromatografi kolom

Identifikasi senyawaIII. TEORI :Nama lain dari lada adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin; Piper Nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi baud an rasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging(Septiatin, 2008).Ada dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau,mengupasnya,difermentasi untuk menambah rasa lada,kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari(Septiatin, 2008).Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan peredaran darah(Septiatin,2008).Khasiat dari buah lada yaitu dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten(septiatin, 2008). Pada waktu yang lampau sebagian besar sumber alkaloid adalah pada tanaman berbunga, angiospermae. Pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan, serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah. Beberapa contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin dari sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada; turunan Pirrol, feromon seks serangga; saksitosin, neurotoksik konstituen dari Gonyaulax catenella; pirosiamin dari bakterium Pseudomonas aeruginosa; khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea; dan likopodin dari genus lumut Lycopodium(Sastrohamodjojo, 1996).

Gambar 1.buah lada putih

IV. Sistematika Tumbuhan Sistematika tumbuhan lada adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Piperales

Suku : Piperaceae

Marga : Piper

Spesies : Piper nigrum L.V. Uraian

Tanaman herba tahunan, memanjat. Batang bulat, beruas, bercabang,mempunyai akar pelekat, warna hijau kotor. Daun tunggal, bulat telur, pangkalbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm,pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung,panjang 3,5-22 cm, warna hijau. Buah buni, bulat, buah muda berwarna hijaudan setelah tua berwarna merah

VI. Kandungan Kimia Kandungan kimia dari buah lada adalah minyak atsiri mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina dan kavisinaSerta hasil karakterisasi simplisia lada putih diperoleh kadar air 7,318%; kadar sari yang larut dalam air 2,883%; kadar sari yang larut dalam etanol 10,271%; kadar abu total 5,983%; kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,52%; dan hasil penetapan kadar minyak atsiri dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri lada putih sebesar 1,75 % v/b.Penyakit Yang Dapat Diobati: SIFAT KHAS Pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Karminatif, diaforetik, diuretik, dan analgesik. PENELITIAN Nurendah P. Subanu, Bambang Wahjoedi, Oswald T. Tampubolon, dkk. Pusat Penelitian Farmasi, Badan LITBANGKES DEPKES. Telah melakukan penelitian pengaruh buah Lada dan buah Cabai Jawa, terhadap kehamilan mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata buah Lada dan buah Cabai Jawa pada takaran yang cukup besar, dapat menyebabkan resorpsi janin mencit. Errasmus S., Sasmitadimedja, Adjad S., dkk. Bagian Farmakologi, FK UNPAD. Telah melakukan penelitian infus buah Lada terhadap efek menghilangkan rasa nyeri pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian per oral infus dengan takaran 500 mg/kg bb, menyebabkan perpanjangan waktu reaksi (PWR), sama dengan PWR untuk parasetamol den gan takaran 250 mg/kg bb, dan lebih pendek dari PWR untuk metamizol dengan takaran 250 mg/kg bb. Sunaryo Sarwono,1988. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drh. Daryono, M.Sc. Ph.D., dan Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian seduhan serbuk buah Lada hitam terhadap hepatotoksisitas parasetamol pada mencit jantan. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata seduhan serbuk Lada hitam pada dosis 305,76 mg/kg bb yang diberikan secara bersama-sama dengan pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb dapat menghambat proses hepatotoksis pada mencit.VII. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap (volatile oil), minyak eteris (ethereal oil), atau minyak esensial (essential oil). Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna, namun pada penyimpanan lama warnanya berubah menjadi lebih gelap karena oksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus terlindung dari pengaruh cahaya, diisi penuh, ditutup rapat serta disimpan di tempat yang kering dan gelap (Gunawan & Mulyani, 2004).

Keberadaan Minyak Atsiri pada Tumbuhan Dalam tumbuhan, minyak atsiri terdapat dalam berbagai jaringan, seperti di dalam rambut kelenjar (pada suku Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (pada suku Zingiberaceae dan Piperaceae), di dalam saluran minyak (pada suku Umbelliferae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada suku Myrtaceae, Pinaceae dan Rutaceae), terkandung di dalam semua jaringan (pada suku Coniferae).

Pada tumbuhan, minyak atsiri berperan sebagai pengusir serangga pemakan daun. Sebaliknya minyak atsiri dapat berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu proses penyerbukan dan sebagai cadangan makanan (Gunawan & Mulyani, 2004).

Komposisi Kimia Minyak Atsiri

Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak (Ketaren, 1985). Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan Belerang (S).

VIII. Ciri-ciri tanamanTumbuh tumbuhan berkayu sering kali memanjat dengan menggunakan akar pelekat, dengan batang dengan berkas pengangkutan penampang melintang tampak tersebar dan tersusun dalam beberapa lingkaran. Daun daun tunggal yang tersebar dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut dengan bunga lada. Masing masing kecil tanpa hiasan bunga, berkelamin tunggal. Biasanya muncul pada saat musim hujan. Buahnya buah batu atau buah buni, berbentuk bulat berbiji keras dan berkulit lunak (Gembong Tjitrosoepomo, 2000).

Gambar 2. Gambar tanaman ladaIX. Sifat LadaLada memiliki rasa pedas, berbau khas dan aromatik. Rasa pedas dari buah lada hitam, 90-95% disebabkan oleh adanya komponen trans-piperin yang ada dalam buah kering kadarnya 2-5% dan terdiri atas senyawa asam amida piperin dan asam piperinat. Rasa pedas piperin masih ada walaupun diencerkan 1:200000. Rasa pedas juga disebabkan oleh adanya kavisin yang merupakan isomer basa piperin. Kandungan lain yang menghasilkan bau aromatic adalah minyak atsiri dengaan kadar 1-2.5% yang mengandung piperonal, eugenol, safrol, metil eugenol, dan miristissin. Lada hitam juga mengandung monoterpen dan seskuiterpen (Wiryowidagdo, Sumaali, 2007)X. Khasiat dan KegunaanPenggunaan, lada digunakan sebagai stomakik, karminatif, dan bumbu masak. Khasiat dari buah lada yaitu dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten(septiatin, 2008).Efek farmakologis lada diantara lain: Kamfena merangsang timbulnya kejang. Boron meluruhkan haid, merangsang keluarnya hormone androgen dan

estrogen. Mencegah pengeroposan tulang, menghambat prostaglandin, relaksasi otot, menghilangkan kelelahan Merangsang semangat, calamine dan chavicine Merangsang syaraf pusat calamine.XI. Perkembangan Lada Putih Dunia

Lada merupakan produk tertua dan terpenting dari produk rempah rempah yang diperdagangkan di dunia. Theophratus yang hidup 372 - 287 SM sebelum masehi) menyebutkan dua jenis lada yang telah digunakan oleh Bangsa Mesir dan Romawi pada waktu itu yaitu lada hitam (Black Pepper) dan lada panjang (Pepper longum) (Wahid, 1996). Purseglove (1968) dalam Wahid 1996), menyebutkan bahwa lada merupakan produk pertama yang diperdagangkan antara negara Barat dan negara Timur. Pada Abad pertengahan tahun 1100 - 1500 perdagangan lada memiliki kedudukan yang sangat penting. Pada saat itu lada digunakan juga sebagai alat tukar dan mas kawin, selain untuk keperluan rempah-rempah.

Saat ini, lada yang diperdagangkan dalam pasar internasional terdiri dari jenis yaitu lada hitam (Black Pepper) dan Lada Putih (White Pepper).

Perbedaan jenis lada ini, lebih disebabkan oleh adanya perbedaan dalam proses pengolahan (pascapanen) lada. Perkembangan lada putih di dunia ditandai dengan meningkatnya permintaan lada putih oleh negara - negara konsumen. Apalagi ditambah dengan perkembangan produksi oleh negara - negara produsen lada putih dunia yang semakin meningkat.

Produksi Lada Putih

Lada putih dipasaran dunia diproduksi oleh 7 negara utama penghasil lada putih, yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu negara anggota International Pepper Community (IPC) terdiri dari Brazilia, India, Indonesia, Malaysia, Srilanka, dan Vietnam dan negara non anggota International Pepper Community (IPC) adalah China. Bergabungnya Vietnam menjadi anggota IPC sejak tahun 2005, telah meningkatkan kontribusi lada putih IPC di pasar dunia. Pada tahun 2000 produksi lada putih dunia sebesar 70 900 ton, kemudian turun sebesar 64 900 pada tahun 2001. Produksi lada putih dunia mencapai angka tertinggi pada tahun 2004 sebesar 79 500 ton. Namun pada tahun 2005 terjadi penurunan produksi lada putih dunia sebesar 62 000 ton.XII. Perkembangan Lada Putih di Indonesia

Sejauh ini produksi lada bertumpu pada lada putih dan lada hitam. Lada putih terutama dihasilkan di daerah yang memiliki sumber air berlimpah untuk proses perendaman seperti Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah (Direktorat Jendral Perkebunan, 2007). Sampai dengan tahun 2011, areal pengembangan lada diduga sekitar 194 519 ha dengan produksi sekitar 91 668 ton. Saat ini usahatani lada (putih dan hitam) tersebar di provinsi dan melibatkan sekitar 330 372 Kepala Keluarga (KK) petani.

Apabila satu KK diasumsikan terdiri dari 5 anggota keluarga maka usaha tani lada

mampu menghidupi sekitar 1.6 juta warga di pedesaan yang sebagian besar berada

Lampung dan Bangka Belitung. Berdasarkan data penyebaran areal lada di Indonesia, 54 persen dari areal ladatersebut berada di Lampung dan Bangka - Belitung. Apabila digabung dengan Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, proporsi luas arealnya menjadi 73 persen dari total lada Indonesia, sisanya sebesar 29 persen berada di provinsi lainnya. Produksi lada putih Indonesia pada tahun 2009 sebesar 33 790 ton dengan total luas areal tanaman lada putih sebesar 76 028 hektar. Sedangkan pada tahun 2010 terjadinya penambahan luas areal tanaman lada putih sebesar 79 693 hektar, sementara produksi lada putih mengalami penurunan produksi sebesar 32 885 ton.

XIII. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)Pengertian Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.

Gambar.3 KLT

Peralatan KLT

Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam.

Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error.Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh.

Faktor Retensi

Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.

Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.

.

1Kadar abu

Kadar abu

Kadar abu tidak larut asam5,983 %0,52 %

2Kadar air 7,318 %

3Kadar sisa pelarut (etanol)

4 Kadar senyawa larut dalam air

Kadar senyawa larut dalam etanol2,883 % 10,271 %

Bagan

Simplisia kering lada putih + Hexan (wb)

Ekstrak sari hexan lada putih ampas

+ etil asetat Sari etil asetat lada putih ampas +metanol

Sari metanol lada putih ampas

+ air (wb)

XIV. ALAT DAN BAHANAlat : Tabung reaksi

Rak tabung

Pipet tetes

Cawan penguap

Penjepit tabung

Kompor

Labu pisah Plat tetes Lempeng KLT

Pipa kapiler

Gelas ukur

Corong

Kertas saring

Chamber

Lampu UV

Bahan :

Fecl3 KOH 10 %

Asam asetat

H2SO4 Asam asetat anhidrat

HCL 2N

Meyer

Dragendroff

Bouchardat

NH4OH 10 %

Air panas

Fehling A dan fehling B

CHCL3 Amonium hidroksida

Logam Mg

Amil alkohol

Amonia 10 %

Kloroform

Hexan

Metanol

Ekstraksi hexan

Ekstraksi kloroform

Ekstraksi metanol

Ekstraksi hidrolisa

XIV. CARA KERJA

Ekstraksi dan skrining 1. Ditimbang simplisia kering lada putih sebanyak 100g, dimasukkan kedalam

Erlenmeyer.

2. Ditambahkan hexan sampai simplisia terendam, kemudian dipanaskan diatas

Waterbath hingga warna larutan sama dengan warna simplisia.

3. Kemudian disaring, dan ampasnya dikeringkan.

4. Ekstak hexan yang telah didapat disimpan di dalam vial.

5. Ampas yang sudah dikeringkan, dimasukkan kembali ke Erlemneyer, kemudian

ditambahkan etil asetat sampai terendam, dan dikocok sampai warna larutan sama

dengan warna simplisia.

6. Kemudian disaring, dan ampasnya dikeringkan kembali.

7. Ekstrak etil asetat yang didapat disimpan di dalam vial.8. Ampas yang telah kering dimasukkan kembali ke Erlenmeyer, kemudian

ditambahkan metanol sampai terendam, dan dikocok sampai warna larutan sama

dengan warna simplisia.

9. Kemudian disaring, ekstrak metanol yang didapat disimpan di dalam vial.

10. Ekstrak metanol yang sudah didapat kemudian sebagian di hidrolisis dengan cara

ditambahkan HCl 2N sama banyak lalu di refluks selama 1 jam hingga timbul

kekeruhan.

11. Setelah di refluks kemudian didinginkan dan disari dengan eter, dikocok dan

diambil lapisan bawah.

12. kemudian dilakukan skrining pada masing masing sari yang didapat.

Kromatografi lapis tipis 1. Menyiapkan ekstrak untuk KLT yaitu ekstrak hexan,ekstrak kloroform, ekstrak metanol dan ekstrak hidrolisa lada putih2. Plat KLT disiapkan dengan ukuran 5 X 13. Tandai dengan pensil,batas bawah dan batas atas pada plat4. Totolkan ekstrak dengan menggunakan pipa kapiler .keringkan sebentar di udara terbuka 5. Isi chamber dengan eluen,kemudian jenuhkan eluen dengan cara menambahkan kertas saring ke dalam chamber.bila sudah jenuh maka seluruh bagian kertas saring akan terbasahi dengan eluen6. Masukan plat yang telah ditotolkan ekstrak ke dalam chamber yang telah berisi eluen tersebut.eluasi sampai tanda batas pada plat KLT7. Amati noda yang terbentuk secara visual dibawah sinar UV dan disemprotkan dengan pereaksi/penampak noda yang sesuai yaitu H2SO4 10%8. Hitung Rf yang didapatXV.DATA Skrining hexanNo.IdentifikasiCara kerjaTeoriPengamatanHasil

1.Minyak atsiriSari hexan diuapkan kering + alkohol lalu diuapkan.Bau aromatis (di cawan uap)Bau aromatis+

2.LemakSari hexan diuapkan sampai kering + KOH 5% (penyabunan)Tetes minyak (kertas saring)Ada tetes minyak+

No.IdentifikasiCara kerjaTeoriPengamatanHasil

3.Steroid dan triterpenoidSari hexan diuapkan kering + as asetat anhidrat + CHCl3 dan H2SO4 (p). Ekstrak dalam plat tetes + H2SO4 + asam asetat anhidridaTerpenoid : cincin hijau merah.

Steroid : Cincin hijau biruTidak terbentuk cicncin-

4.AlkaloidSari hexan diuapkan akstrak kental + HCl 2 N, ambil lapisan bawah.:

1. + meyer

2. + Dragendroff

3. + Bouchardat Putih

Jingga

coklat

Putih

Jingga

Coklat+

5.KumarinSari hexan diuapkan Kering.

1. + air panas

Dinginkan

2. pembanding

Kemudian dilihat dibawah sinar UVFluoresensi kuning kebiruanTidak berwarna -

Skrining etil asetatNo.Macam ujiCara kerjaTeoriPengamatanHasil

1.TanninSari CHCl3 + 3 tetes FeCl3Biru kehijauan / hijau tuaTidak ada-

2.Gula pereduksiSari CHCl3 + 2 tetes Fehling A + Fehling B, panaskan di waterbathEndapan merah bataTidak ada -

3.AlkaloidSimplisia halus + CHCl3 + NH4OH, disaring lalu ekstrak diuapkan + HCl 2 N, kocok, ambil lapisan asam, bagi 4 tabung :

1. sbg pembanding

2. + Meyer

3. + Dragendroff

4. + Bouchardat Putih

Jingga

Coklat Putih

Jingga

Coklat+

4.EmodolSari CHCl3 dipekatkan, dinginkan + amonium hidroksida 25%Warna merahTidak ada-

5.FlavonoidSari CHCL3 + HCl (p) + logam Mg warna merah, dinginkan + amil alkohol, kocokFlavonoid : warna merah naik ke atasTannin : warna merah tetap dibawahTidak ada -

6.KumarinEkstrak diuapkan ad kering + air panas, kemudian dinginkan.1. sbg pembanding

2. amonia 10%

Lihat dibawah sinar UVKuning kehijauan / kebiruanTidak ada warna kebiruan-

7.Steroid dan triterpenoidSari CHCl3 diuapkan sampai kering + as asetat anhidrat + CHCl3 + H2SO4 melalui dinding tab rx.Ekstrak dalam plat tetes + asamTerpen : cincin hijau / merahSteroid : cincin hijau / biru

Terpen ; ungu merahTidak ada cincin biruTidak ada warna-

Skrining metanol No.Macan ujiCara kerjaTeoriPengamatanHasil

1.TanninSari metanol + 3 tetes FeCl3Biru kehijauan / hijau tuaWarna kuning

2.Gula pereduksiSari metanol + 2 tetes Fehling A + Fehling B, panaskan di waterbathEndapan merah bataEndapan coklat+

3.FlavonoidSari metanol + HCl (p) + logam Mg terbentuk warna merah dinginkan + amil alkohol dikocok, warna merah, naik ke atas warna merah tetap di bawah Flavonoid

TanninLarutan coklat-

4.EmodolSari metanol dipekatkan + amonium hidroksida 25% kocokWarna merahLarutan jernih putih-

5.KumarinSari metanol diuapkan sampai kering + air panas, dinginkan, bagi 2 tabung : 1. sbg pembanding

2. amonia 10% lihat di UVTerdapat fluoresensi kuning kehijauan atau kebiruan Tidak berfluoresensi-

6.Steroid dan triterpenoidSari metanol diuapkan sampai kering + asam asetat anhidrat + khloroform + H2SO4 cpt melalui dinding tabung.Ekstrak dalam plat tetes + H2SO4 + asam asetat anhidratSteroid: Cincin hijau / biru

Terpen : Cincin hijau / merah

Steroid ; hijau / biru

Terpen ;

Ungu, merah, coklat Tidak terdapat cincinTidak terdapat cincin-

7.AlkaloidSari metanol + HCl jika bening langsung diuji, jika tidak + amonium hidroksida (utk membusakan garam alkaloid) + CHCl3, kocok. Ambil lapisan CHCl3 + HCl 2N ambil lapisan air bagi menjadi 4 tabung : 1. sbg pembanding

2. + Meyer

3. + Dragendroff

4. + Bouchardat

Putih

Jingga

coklat Putih

Jingga

Coklat+

Skrining ekstrak hidrolisaNo.Macam ujiCara kerjaTeoriPengamatanHasil

1.TanninSari hidrolisa + 3 tetes FeCl3Biru kehijauan / hijau tuaLarutan kuning-

2.Gula pereduksiSari hidrolisa + 2 tetes Fehling A + Fehling B, panaskan di waterbathEndapan merah bataLarutan biru-

3.FlavonoidSari hidrolisa + HCl (p) + logam Mg terbentuk warna merah dinginkan + amil alkohol dikocok Warna merah naik ke atas

Warna merah tetap dibawah Flavonoid

Tannin

Tidak ada warna merah-

4.EmodolSari metanol dipekatkan, dinginkan + amoium hidroksida 25%, kocokWarna merahTidak ada warna merah-

5.KumarinSari metanol diuapkan sampai kering + air panas, dinginkan. Bagi 2 tabung : 1. sbg pembanding

2. Amonia 10% lihat di UVTerdapat fluoresensi kuning kehijauan atau kebiruanTidak berfluoresensi-

6.Steroid dan triterpenoidSari hidrolisa diuapkan sampai kering + asam asetat anhidrat + CHCl3 + as sulfat (p) melalui dinding tabung ekstrak dalam plat tetes + as sulfat (p) + asam asetat anhidrat Steroid : cincin hijau / biruTerpen :

Cincin hijau / merahterbentuk cincin merah kecoklatan+

7.AlkaloidSari hidrolisa + HCl jika bening langsung diuji, jika tidak + amonium hidroksida (ntuk membusakan garam alkaloid) + khloroform, kocok ambil laps CHCl3 + HCl 2N , ambil lapisan air bagi menjadi 4 tabung : 1. sbg pembanding

2. + Meyer

3. + Dragendroff

4. + Bouchardat Putih

Jingga

Coklat Putih

Jingga

Coklat+

Kromatografi lapis tipis (KLT)

Rf = Jarak yang bergerak

Jarak yang ditempuh eluen Eluen ( Hexan : Etil asetat)

1. Ekstrak hexan

Jarak spot yang bergerak = 3,4 cm

Jarak yang ditempuh eluen = 4,8 cm

Rf = 3,4 cm = 0,7 4,8 cm 2. Ektrak Etil asetat Jarak spot yang bergerak = 4,1 cm

Jarak spot yang ditempuh eluen = 4,8 cm

Rf = 4,1 cm = 0,85 4,8 cm

Eluen ( Butanol : Asam asetat : Air )

1. Ekstrak hexan

Jarak spot yang bergerak = 4,2 cm

Jarak spot yang ditempuh eluen = 5,2 cm

Rf = 4,2 cm = 0,81 5,2 cm

2. Ekstrak etil asetat

Jarak spot yang bergerak = 4,5 cm

Jarak spot yang ditempuh eluen = 5,2 cm

Rf = 4,5 cm = 0,86 5,2 cm 3. Ekstrak metanol

Jarak spot yang bergerak = 4,5 cm

Jarak spot yang ditempuh eluen = 5,2 cm

Rf = 4,5 cm = 0,86

5,2 cm

4. Ekstrak hidrolisa

Jarak spot yang bergerak = 4,2 cm

Jarak spot yang ditempuh eluen = 5,2 cm

Rf = 4,2 cm = 0,81

5,2 cm

VII. PEMBAHASAN DAN HASIL

Pada skrining yang yang dilakukan terhadap sari hexan, etil asetat, metanol, dan sari hidrolisa, semuanya menunjukkan hasil + pada saat uji alkaloid. Hal ini mungkin dikarenakan kadar alkaloid pada simplisia Piper albi (lada putih) ini cukup tinggi. Dan lada putih juga menunjukkan hasil + (positif) pada saat pengujian minyak atsiri, lemak, gula pereduksi, dan steroid. Menurut literatur yang didapat, seharusnya simplisia lada putih mengandung minyak atsiri yang mengandung felandren, dipenten, kariopilen, anthoksilin, limonen, alkaloid, piperina dan kavisina. Penyarian simplisia dengan berbagai macam larutan penyari bertujuan untuk menarik kandungan-kandungan senyawa yang terdapat pada simplisia berdasarkan golongan golongannya. Yaitu, menyari dengan menggunakan air untuk menarik sanyawa golongan glikosida, menggunakan metanol untuk menarik senyawa golongan alkaloid, menggunakan etil asetat untuk menarik senyawa golongan flavonoid, dan menggunakan hexan untuk menarik senyawa golongan terpen & steroid. Pada kromatografi lapis tipis (KLT) yang dilakukan dilakukan dengan menggunakan 2 eluen yang berbeda. Yang pertama adalah eluen yang terdiri dari perbandingan hexan dan etil asetat, yang kedua adalah eluen yang terdiri dari perbandingan butanol, asam asetat, dan air. Dari KLT menggunakan eluen pertama (hexan : etiil asetat) hanya terbentuk 2 spot, yaitu dari ekstrak ekstrak hexan dan etil asetat saja, hal ini mungkin dikarenakan terjadi kesalahan pada saat penotolan di lempeng KLT. Didapatkan Rf yang bagus yaitu ekstrak hexan = 0,7 ekstrak etil asetat = 0,85. Dan dari KLT menggunakan eluen kedua (butanol : asam asetat : air) terbentuk 4 spot dari ekstrak hexan, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol, dan ekstrak hidrolisa. Didapat kan Rf yang bagus (memenuhi syarat) yaitu ekstrak hexan = 0,81, ekstrak etil asetat = 0.86, ekstrak metanol = 0,86 dan ekstrak hidrolisa = 0,81VIII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil skrining yang telah dilakukan pada simplisia lada putih (Piper albi) positif mengandung minyak atsiri, lemak, alkaloid, gula pereduksi, dan steroid. Hasil kromatografi lapis tipis yang didapat memenuhi syarat yaitu berkisar antara 0,2 0,8VIIII. DAFTAR PUSTAKA

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/download/4249/2888http://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standar_nasional/SNI_Kebun/Produk/SNI%2001-0004%20%20-1995.pdfhttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53141/BAB%20V%20Tinjauan%20Umum%20Lada%20Putih%20Di%20Indonesia.pdf?sequence=7http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53141/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53141/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24507/4/Chapter%20II.pdfhttp://digilib.litbang.deptan.go.id/repository/index.php/repository/download/5240/4985