Laporan Field Trip

59
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR LAPORAN PRAKTIKUM GOL/KELOMPOK : D/5 ANGGOTA : 1. NOVIA AYU S. (111510501151) 2. ALAN YANUAR (111510501135) 3. BENY SETIAWAN (111510501143) 4. AHMAD NIDHOM (111510501144) JUDUL ACARA : FIELD TRIP TANGGAL PRAKTIKUM : 28 NOVEMBER 2013 TANGGAL PENYERAHAN : 15 DESEMBER 2013 ASISTEN : 1. MOH. AMINNUDDIN 2. ASRI RINA HARDIANI 3. FAJAR FIRMANSYAH 4. FAKHRUSY ZAKARIYYA 5. KHUSNUL KHOTIMAH 6. NORMA LAILATUN NIKMAH 7. FANDI AHMAD 8. TIRTO WAHYU WIDODO

description

Penerapan Sistem Pertanian BerkelanjutanField Trip Goes to Yogyakarta, Java.

Transcript of Laporan Field Trip

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANLABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM

GOL/KELOMPOK : D/5

ANGGOTA : 1. NOVIA AYU S. (111510501151)

2. ALAN YANUAR (111510501135)

3. BENY SETIAWAN (111510501143)

4. AHMAD NIDHOM (111510501144)

JUDUL ACARA : FIELD TRIP

TANGGAL PRAKTIKUM : 28 NOVEMBER 2013

TANGGAL PENYERAHAN : 15 DESEMBER 2013

ASISTEN : 1. MOH. AMINNUDDIN

2. ASRI RINA HARDIANI

3. FAJAR FIRMANSYAH

4. FAKHRUSY ZAKARIYYA

5. KHUSNUL KHOTIMAH

6. NORMA LAILATUN NIKMAH

7. FANDI AHMAD

8. TIRTO WAHYU WIDODO

9. YUSTINA RATNASARI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem pertanian yang layak

secara ekonomidan ramah lingkungan. Pada tingkat bentang lahan pengelolaannya

difokuskan padapemanfaatan biodiversitas tanaman pertanian dalam

mempertahankan pollinator,pengendalian gulma, pengendalian hama dan

penyakit, hidrologi (kuantitas dankualitas air) dan mengurangi emisi karbon.

Banyak macam penggunaan lahan yangtersebar di seluruh bentang lahan, yang

mana komposisi dan sebarannya beragamtergantung pada beberapa faktor antara

lain iklim, topografi, jenis tanah, vegetasi dankebiasaan serta adat istiadat

masyarakat yang ada disekelilingnya.

Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-

komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan

sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia

dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan

pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-

bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan

nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.

Siapapun yang bergerak di bidang pertanian seharusnya berbagi

kepedulian yang lebih luas pada masyarakat dalam mendukung lingkungan yang

bersih dan nyaman. Selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi paradigma yang

mengangkat masyarakat pertanian dari kondisi yang mengharuskan produktivitas

lebih tinggi menuju suatu kondisi masyarakat yang peduli pada keberlanjutan. Hal

ini dirasakan sebagai suatu kesalahan bahwa produktivitas yang tinggi dari

kegiatan pertanian konvensional telah menimbulkan biaya kerusakan yang cukup

siginifikan terhadap lingkungan alam dan disrupsi masalah sosial. Dalam usaha

mengalihkan konsekuensi-konsekuensi negatif pertanian konvensional, beberapa

format sistem pertanian berkelanjutan yang berbeda telah direkomendasikan

sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang

dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan. Tetapi

kriteria yang paling penting untuk kebanyakan petani dalam mempertimbangkan

suatu perubahan usaha tani adalah keingingan memperoleh hasil yang layak

secara ekonomi.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pertanian berkelanjutan serta penerapan sistem

pertanian tersebut.

2. Untuk mengetahui kriteria sistem pertanian berkelanjutan.

3. Untuk mengetahui penerapan sistem berkelanjutan melalui kunjungan lapang

pada lokasi lokasi tertentu.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pertanian dapat didefinisikan sebagai manajemen buatan untuk

meningkatkan bahan pangan dari lahan pertanian. Sejak awal dilakukannya

praktek pertanian kurang lebih 10.000 tahun yang lalu, manusia memainkan peran

aktif dalam mengupayakan pertumbuhan tanaman dengan memastikan bahwa

tanaman yang dibudidayakan dalam kondisi yang sesuai dan dengan input yang

sesuai. Selama ini produksi tanaman telah terus-menerus ditingkatkan, dengan

benih yang yang paling penting sebagai input pertanian. Dewasa ini tanaman yang

diupayakan hanyalah tanaman yang disukai dan dengan kualitas yang terbaik

dengan mengesampingkan dampaknya terhadap lingkungan (Bruce, 2012).

Hampir lima puluh tahun terakhir, pertanian merupakan mata pencaharian

dari sebagian besar penduduk dunia. Dari hasil produksi pertanian sebenarnya

telah memberikan berbagai macam keuntungan bagi penduduk dunia tersebut

sehingga mampu membiayai kebutuhan hidup serta di beberapa belahan dunia

pertanian ini mampu mengentaskan penduduk dari garis kemiskinan. Pada tahun

1961 hingga tahun 2007, produksi pertanian dunia jumlahnya mencapai tiga kali

lipat dari produksi sebelumnya, namun angka ini juga diimbangi dengan populasi

penduduk yang semakin bertambah dimana kenaikannya antara 3 sampai 6,8

miliar (Pretty dkk., 2011).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai buah keberhasilan pembangunan

telah menimbulkan dampak negative terhadap ketersediaan sumber daya alam dan

kualitas lingkungan. Sebagai gambaran, sektor pertanian yang bertumpu

mengalami pengurasan sehingga ketersediaan dan kualitas sumber daya alam

makin menurun. Akibatnya, setelah hampir empat dasawarsa pembangunan

berlangsung, kondisi pertanian nasional masih dihadapkan pada berbagai masalah,

antara lain: (1) menurunnya kesuburan dan produktivitas lahan, (2) berkurangnya

daya dukung lingkungan, (3) meningkatnya konversi lahan pertanian produktif,

(4) meluasnya lahan kritis, (5) meningkatnya pencemaran dan kerusakan

lingkungan, (6) menurunnya nilai tukar, penghasilan dan kesejahteraan petani, (7)

meningkatnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran di pedesaan, dan (8)

terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat (Saptana dan Ashari, 2007).

Keterlanjutan dalam konteks globalisasi menuntut kekukuhan namun

sekaligus kelenturan struktur dan perilaku sistem pertanian dalam menghadapi

tekanan faktor-faktor eksternal. Ketegaran global memerlukan tindakan bersama

antarpelaku ekonomi di bawah "komando" pemerintahan. Dalam konteks

demokratisasi, keterlanjutan memerlukan peran serta seluruh pelaku ekonomi

dengan kedudukan sederajat dalam membuat putusan, termasuk petani subsisten.

Demokratisasi menyangkut faktor-faktor internal. Demokratisasi mengarah

kepada pemandirian parapelaku ekonomi yang berkaitan dengan liberalisme

politik (Notohaprawiro, 2006).

Sementara itu, patut diduga bahwa salah satu akar penyebab krisis

ekonomi ialah penyimpangan pelaksanaan pembangunan dari rencana jangka

panjangnya. Sektor industri dan jasa dibangun tidak padu-padan dengan sektor

pertanian. Dengan perkataan lain, krisis ekonomi merupakan akibat dari

kesalahan strategi pembangunan yang berorientasi pada pembangunan sektor

industri berspektrum luas tanpa memperdulikan keterkaitannya dengan sektor

pertanian. Jika hipotesis ini benar maka strategi pembangunan di masa

mendatang haruslah ditinjau ulang. Sektor pertanian harus direposisi dari sektor

penunjang menjadi sektor andalan perekonomian nasional (Priyono, 2010).

Pada dunia pertanian saat ini muncul suatu tantangan mengenai adanya

keberlanjutan dalam suatu praktek pertanian. Hal tersebut terjadi karena semakin

lama terjadi peningkatan mengenai biaya khususnya dalam hal pangan. Kondisi

ini diperparah dengan adanya perubahan iklim, kelangkaan air, kemunduran

mengenai keanekaragaman hayati serta permasalahan mengenai lahan yang

semakin lama luasannya semakin berkurang (Kassam dkk., 2009).

Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam menopang kehidupan

manusia yang sangat bergantung pada faktor teknis dan lingkungan. Selama

bertahun tahun sistem pertanian yang ada selalu mengandalkan penggunaan input

kimiawi yang berbahaya untuk meningkatkan hasil atau produksi pertanian. Hal

ini menuntut adanya penerapan teknologi yang dapat mengoptimalkan hasil tanpa

menimbulkan degradasi pada lingkungan. Salah satu inovasi yang dilakukan

adalah penerapan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan (Hawayati

dkk., 2009).

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan

implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable

development) pada sektor pertanian. Konsep pembangunan berkelanjutan

mulai dirumuskan pada akhir tahun 1980’an sebagai respon terhadap strategi

pembangunan sebelumnya yang terfokus pada tujuan pertumbuhan ekonomi

tinggi yang terbukti telah menimbulkan degradasi kapasitas produksi maupun

kualitas lingkungan hidup. Konsep pertama dirumuskan dalam Bruntland

Report yang merupakan hasil kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan

dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa: “Pembangunan berkelanjutan

ialah pembangunan yang mewujudkan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi

kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan kebutuhan mereka”

(Priyono, 2010).

Pertanian berkelanjutan atau pembangunan pertanian berkelanjutan

pertama kali menjadi pembicaraan dunia pada tahun 1987, tahun 1992 diterima

sebagai agenda politik oleh semua negara di dunia sebagaimana dikemukakan

dalam Agenda 21, Rio de Jeneiro. Dalam pertemuan tersebut ditegaskan bahwa

pembangunan ekonomi jangka panjang dapat dilakukan bila dikaitkan dengan

masalah perlindungan lingkungan. Pertemuan Johanesberg, Afrika Selatan (2-4

September 2002) yang merupakan pertemuan puncak Pembangunan

Berkelanjutan (”World Summit On Sustainable Development”) menegaskan

bahwa pembangunan berkelanjutan membutuhkan pandangan dan penanganan

jangka panjang dengan partisipasi penuh semua pihak. Secara jelas dinyatakan

bahwa pembangunan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan generasi

masa kini tanpa harus mengorbankan kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang.

Di bidang pertanian diterapkan dengan pendekatan pembangunan pertanian

berkelanjutan atau berwawasan lingkungan, yang dalam pelaksanaannya sudah

termasuk aspek pertanian organic (Ciptadi, 2009).

Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR “pertanian

berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha

pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus

mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan

sumberdaya alam”.Ciri-ciri pertanian berkelanjutan:

1. Mantap secara ekologis, yang berarti kualitas sumberdaya alam dipertahankan

dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan – dari manusia, tanaman,

dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Dua hal ini akan terpenuhi

jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat

dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumberdaya lokal

digunakan secara ramah dan yang dapat diperbaharui.

2. Dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti petani mendapat penghasilan

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang

dikeluarkan, dan dapat melestarikan sumberdaya alam dan meminimalisasikan

risiko.

3. Adil, yang berarti sumberdaya dan kekuasaan disistribusikan sedemikian rupa

sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan

begitu juga hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai,

dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat berkesempatan untuk berperanserta

dalam pengambilan keputusan, di lapangan dan di masyarakat.

4. Manusiawi, yang berarti bahwa martabat dasar semua makhluk hidup

(manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan

yang mendasar (kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama, rasa sayang)

dan termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan spiritual

masyarakat.

5. Luwes, yang berarti masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan diri

dengan ubahan kondisi usahatni yang berlangsung terus, misalnya, populasi

yang bertambah, kebijakan, permintaan pasar, dll.

(Untung, 1997).

Pertanian berkelanjutan merupakan suatu ajakan moral untuk berbuat

kebijakan pada lingkungan Sumber Daya Alam dalam usaha pertanian dengan

mempertimbangkan 3 aspek, yaitu :

1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak

boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan lingkungan

adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya

dikendalikan oleh hukum alam.

2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus

mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain,

untuk jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem

ekologi maupun diluar sistem ekologi. Sumber daya alam terlanjutkan (tidak

tereksploitasi).

3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus

selaras dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi

oleh masyarakat setempat.

(Gunardi, 1980).

Sebuah sistem produksi yang berkelanjutan akan menunjukkan sebagian

besar semua atribut berikut:

1. Memanfaatkan varietas tanaman dan bibit dengan rasio produktivitas tinggi

untuk penggunaan eksternal dan input berasal internal

2. Menghindari penggunaan yang tidak perlu input eksternal

3. Memanfaatkan proses agro-ekologi seperti siklus nutrisi, fiksasi nitrogen

biologis, allelopathy, predasi dan parasitisme

4. Meminimalkan penggunaan teknologi atau praktek yang memiliki dampak

negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia;

5. Memanfaatkan produktif modal manusia dalam bentuk pengetahuan dan

kapasitas untuk beradaptasi dan berinovasi dan modal sosial untuk

menyelesaikan umum masalah

6. Mengukur dan meminimalkan dampak dari sistem pengelolaan eksternalitas

seperti rumah kaca emisi gas, ketersediaan air bersih, karbon penyerapan,

keanekaragaman hayati dan penyebaran hama, patogen dan gulma.

(Ferreira dkk., 2012).

Dalam pembangunan pertanian akan membentuk suatu agroekosistem

yang terdiri dari kompleksitas organisme pada daerah pertanian atau dalam

daerah yang ditanami dan diubah oleh berbagai macam aktivitas manusia

untuk kepentingan sektor pertanian, industri dan aktivitas lainnya. Komponen

utamanya meliputi tanaman komoditas pertanian, tanah dan biota yang esensiil,

lingkungan fisik dan kimia (alam dan buatan), energi matahari dan manusia.

Unsur yang bersifat sementara, seperti spesies gulma, patogen penyakit

tumbuhan atau serangga dapat menjadi unsur yang dominan di dalam sistem itu

(Sudalmi, 2010).

Salah satu perwujudan pertanian berkelanjutn adalah pertanian organic.

Istilah pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi petani dan konsumen

yang secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk

yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi

lingkungan yang sehat. Mereka juga berusaha untuk menghasilkan produksi

tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah. Caranya

dengan menggunakan sumber daya alami seperti mendaur-ulang limbah pertanian.

Dengan demikian pertanian organik merupakan gerakan “kembali ke alam”

(Sanganatan dan Sanganatan, 1989).

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum lapang atau fieldtrip ini dilakukan pada tanggal 27-29

November 2013 di B2P2T00T, Joglo Tani, dan Lembah Hijau Multifarm,

Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Alat perekam

2. Alat tulis

3. Kamera

3.2.2 Bahan

1. Handout atau modul pelaksanaan fieldtrip

3.3 Cara Kerja

1. Melakukan kunjungan lapang ke tempat yang telah ditentukan.

2. Mengikuti serangkaian kegiatan kunjungan.

3. Mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan atau merekam informasi

yang disampaikan.

4. Melakukan diskusi berkaitan dengan lokasi dan informasi yang

disampaikan.

5. Mengambil gambar objek yang menunjukkan sistem pertanian yang

diterapkan.

6. Mendeskripsikan informasi dan mengkaitkan dengan sistem pertanian

yang diterapkan.

7. Membuat laporan praktikum kunjungan lapang atau fieldtrip.

BAB 4. PEMBAHASAN

Menurut FAO yang disebut sebagai pertanian berkelanjutan adalah setiap

prinsip, metode, praktek, dan falsafah yang bertujuan agar pertanian layak

ekonomi, secara lingkungan dapat dipertanggungjawabkan, secara sosial dapat

diterima, berkeadilan dan secara sosial budaya sesuai dengan keadaan setempat

serta dilaksanakan dengan pendekatan holisik. Pertanian berkelanjutan

mengutamakan pengelolaan ekosistem pertanian yang mempunyai diversitas atau

keanekaragaman hayati tinggi. Keanekaragaman tersebut meliputi variasi dan

variabilitas tanaman, binatang, serta jasad renik yang diperlukan untuk

mendukung ekosistem pertanian serta memberi sokongan pada produksi pangan

dan keamanan pangan. Salah satu tujuan dari pengembangan pertanian

berkelanjutan yaitu untuk menciptakan ketahanan pangan serta lebih lanjut untuk

mewujudkan kedaulatan pangan.

Dewasa ini masyarakat telah sadar bahwa suatu pangan, lingkungan serta

kesegalanya harus bersih serta sehat. Telah banyak praktek pertanian

berkelanjutan yang telah diaplikasikan masyarakat dalam usahanya, baik pada

usaha budidaya tanaman maupun usaha dalam lingkup yang lebih luas misalnya

semacam agrowisata. Di Indonesia telah banyak dibangun agrowisata yang juga

menerapkan sistem pertanian berkelanjutan sebagai dasarnya. Di dalamnya

tentunya kita dapat berwisata sekaligus mempelajari berbagai hal serta aspek-

aspek yang berkaitan dengan penerapan pertanian berkelanjutan. Adapun diantara

tempat-tempat tersebut yaitu B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan tanaman Obat dan Obat Tradisional) yang berlokasi di Solo, serta

Joglo Tani dan Lembah Hijau Multifarm yang berlokasi di Yogyakarta.

3.1 Penerapan Pertanian Berkelanjutan B2P2TOOT

B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan tanaman Obat dan

Obat Tradisional) merupakan balai penelitian yang mengembangkan tanaman

obat-obatan baik modern maupun tradisional, B2P2TOOT ini terletak di

Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Jateng. Balai penelitian yang memiliki

lahan seluas 18,5 hektar ini memiliki fasilitas yg mumpuni utk pekerjaan riset dan

pengembangan. Selain lahan yg luas, terrdpt juga laboratorium 3 lantai, klinik

saintifikasi jamu "Hortus Medicus", perpustakaan  dengan 1.238 koleksi pustaka,

mess peneliti, ruang pasca panen, rumah kaca, kebun penelitian, etalase tanaman

obat dan kebun produksi, museum mini obat tradisional, herbarium kering &

basah. Laboratoriumnya memiliki 11 instalasi diantaranya: instalasi benih

tanaman obat, labor Sistematika Tanaman, Instalasi adaptasi dan pelestarian,

Instalasi koleksi tanaman obat, lab fitofarmasetik, lab farmakognosi dan fitokimia,

lab kultur jaringan dan mikrobiologi, lab bioteknologi.

Balai penelitian ini memiliki visi dan misi yang sangat baik, adapun

visinya ialah Masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat, sedangkan

misinya adalah,

1. Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional

2. Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional

3. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional

Demi menjadikan balai penelitian ini menjadi lebih B2P2TOOT ini lebih

mengedepankan nilai dan norma-norma yang dapat diterima oleh masyarakat,

ekologi, serta menjamin ekonomi yang baik.

Dalam pelaksanaan field trip yang telah dilaksanakan kami telah

mempelajari bagaimana sistem / teknis dalam mengelola tanaman obat yang

dilakukan di B2P2TOOT dalam tahap pra hingga pasca panen. Apabila di

hubungkan dengan mata kuliah yang kita tempuh yaitu “Penerapan Sistem

Pertanian Berkelanjutan”, B2P2TOOT sudah dapat dikatakan dengan sistem

pertanian yang sifatnya dapat berkelanjutan, karena dapat dinilai melalui tiga

komponen penting pertanian berkelanjutan yaitu, aspek ekologi, ekonomi dan

social budaya.

1. Dimensi ekologi

Dalam dimensi ekologi yang terpenting adalah terciptanya suatu

lingkungan yang sehat dan tidak merusak lingkungan sekitarnya, pada

B2P2TOOT jika dilihat dari sitem keanekaragaman hayati (biodiversitas) sangat

cukup baik dan bagus, karena banyak sekali jenis dan aneka ragam hayati yang di

budidayakan oleh balai penelitian tersebut serta hasil limbah pertanian dari

tanaman obat-obatan yang sudah di panen ataupun di lakukan pemangkasan tidak

langsung di buang dan dibakar begitu saja melainkan dimanfaatkan kembali

dengan menjadikannya sebagai pupuk kompos organik. Seperti yang di ketahui

bahwa pupuk organik sangatlah berguna bagi tanaman karena dapat

mengembalikan struktur tanah yang rusak, memenuhi akan kebutuhan unsur hara,

serta ramah lingkungan. Dengan demikian aspek ekologi pada B2P2TOOT ini

sangatlah baik karena dapat diterima oleh lingkungan dengan penilaian akan hasil

produksi dan ekosistem sekitarnya.

2. Dimensi ekonomi

Pada dimensi ekonomi memberikan suatu keuntungan yang sifatnya sama

antara makhluk hidup disekitar dan lingkungannya. Jika ditinjau dari segi

ekonomi pada B2P2TOOT ini sudah memberikan keuntungan yang optimal bagi

lingkungan dan para pelaku pertanian. Hal ini di buktikan dengan adanya hasil

produksi yang optimal dimana dari kedua aspek saling menguntungkan, para

pekerja pertanian untung karena hasil produksinya baik dengan harga penjualan

yang baik pula serta lingkungan atau lahan yang digunakan tidak mengalami

kekurangan akan nutrisinya karena dapat ditambah dengan pupuk kompos organik

bila pada tanah dan pemberian nutrisi pada tanaman melalui daun dengan pupuk

organik cair seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dalam sektor ekonomi B2P2TOOT dapat bersaing dengan sektor-sektor

lain dalam lingkup nasional, karena pada balai penelitian tanaman obat-obatan ini

telah mampu mengekspor prodaknya keluar negeri dan mampu melaksanakan

kerja sama dengan pihak luar dengan tujuan untuk meningkatkan ke unggulan

dalam bidang usahanya.

3. Dimensi Sosial dan Budidaya

Aspek social dan budidaya sebetulnya tidak jauh berbeda dengan aspek

ekonomi dan ekologi. Aspek ini merupakan perpaduan antara keduanya diamana

aspek ekologi menguntungkan dan ekonomi menguntungkan. Dalam B2P2TOOT

ini telah dilaksanakan kegiatan pengobatan gratis yang dilaksanakan setiap hari

rabu selama satu minggu sekali, posisi kegiatan ini mampu memberikan suatu

pendekatan yang baik bagi masyarakat dengan membantu memberikan kegiatan

pengobatan gratis. Salah kegiatan lain yang dilaksanakan ialah dengan tetap

mempertahankan tradisi setempat, ialah dengan tetap menanam tanaman obat-obat

tradisional warisan nenek moyang seperti tanaman jengger ayam yang dapat

digunakan untuk pengobatan perdarahan seperti mimisan (epistaksis), batuk darah

(hemoptisis), muntah darah (hematemesis), air kemih berdarah (hematuria), wasir

berdarah, perdarahan rahim, dan lain-lain.

Dalam kuisoner yang di ajukan kemarin tertulis bahwa apakah pendekatan

teknologi mampu meningkatkan pemberdayaan, akses pemberdayaan social,

kontrol dan pembuatan keputusan?. Apabila dilihat dari kehidupan social yang ada

dimasyarakat Indonesia tentunya penggunaan teknologi modern sangatlah tidak

mendukung karena kebanyakan dari masyarakat kita kebutuhan ekonominya

dalam taraf menengah kebawah, namun permasalahan tersebut tentunya dapat

diatasi dengan adanya suatu pengkoordinasian antara pihak pemerintah daerah

dengan masyarakat agar para masyarakat menengah kebawah bisa memanfaatkan

kemajuan teknologi utamanya dalam bidang pertanian.

3.2 Penerapan Pertanian Berkelanjutan di Joglo Tani

Nama badan usaha : Joglo Tani

Tahun berdiri : 1998

Alamat : Dusun Mandungan RT. 3 RW. 24 Desa Margoluwih,

Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Provinsi

Yogyakarta

Diresmikan oleh : Wali Budaya Pangan Nusantara tahun 2008

Jongko/Visi : Merdiko yang berarti petani bebas mencari cara bertani

yang tepat.

Jangkah/Misi : Mandiri yakni petani bisa hidup mandiri, tidak memiliki

pemikiran seperti anak kecil,orang sakit atau meninggal

Tujuan : Kecukupan lahir batin

Semenjak dilaksanakannya KTT Bumi di Rio De Janeiro 1992, penerapan

pertanian modern telah dihapuskan dan diubah menjadi pertanian berkelanjutan.

Penerapan pertanian berkelanjutan telah sampai di berbagai daerah di Indonesia,

misalnya di Joglo Tani. Joglo tani merupakan suatu monumen kebangkitan petani

Indonesia dan merupakan badan usaha swasta. Jolo Tani muncul karena

dilatarbelakangi oleh beberapa hal, diantaranya yaitu :

1) Tekanan ekonomi : kekurangan modal dan kebutuhan pangan semakin mahal,

sedangkan pendapatan rendah

2) Tekanan alam : perubahan alam yang tidak menentu mengakibatkan produksi

pangan juga tidak menetu

3) Tekanan sosial : masyarakat banyak yang tidak berminat untuk masuk ke

pertanian

4) Tekanan budaya : dilihat dari pengelolaan pertanian yang telah berbeda. Dulu

kala pertanian saling berkaitan, dimana misalnya limbah pertanian merupakan

awal dari peternakan, akhir peternakan menjadi awal pertanian. Namun, saat

ini hanya sedikit yang melakukan itu, padahal jika budaya tersebut terus

dilakukan, maka kita bisa mandiri dengan menghasilkan input tanpa ekspor.

5) Tekanan global : Pasar global tidak dapat dibendung lagi saat ini, sehingga

para petani kecil produknya terkadang kalah saing dengan produk-produk

impor.

6) Tekanan kebijakan : kebijakan pemerintah terkadang melahirkan pertanian

yang menekan petani untuk meningkatkan produksi, sehingga kegiatan

pertaniannya tidak ramah lingkungan.

Tekanan-tekanan di atas mengakibatkan masyarakat sekitar mulai beripikir

untuk mengembangkan pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan. Maka dari itu, dibentuklah Joglo

Tani yang menerapkan pertanian organik, sehingga ramah lingkungan dan

menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan manusia. Joglo Tani

mengembangkan beberapa usaha, diantaranya yakni :

1. Pertanian

Pertanian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan di Joglo Tani.

Joglo Tani menerapkan pertanian organik, sehingga bahan-bahan yang digunakan

seperti pupuk, pestisida, maupun lainnya ialah organik. Konsep pertanian organik

merupakan bagian dari penerapan pertanian berkelanjutan. Sebenarnya banyak

konsep penerapan pertanian berkelanjutan, namun Joglo Tani lebih memilih

pertanian organik karena paling ramah lingkungan dan produk yang dihasilkan

aman bagi kesehatan makhluk hidup.

Adapun tanaman yang dibudidayakan ialah tanaman pangan berupa padi

dan tanaman hortikultura berupa sayuran, seperti bayam, terong, cabai, dan sawi,

serta tanaman buah yakni mangga dan nangka. Sistem budidaya yang dilakukan

pada tiap-tiap komoditi tanaman berbeda. Penanaman padi secara monokultur

dengan menggunakan SRI. Penggunaan SRI bertujuan untuk mengelola air

dengan baik, sehingga air diberikan saat tanaman butuh saja. Akibatnya, tidak ada

air yang terbuang sia-sia karena dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan untuk

tanaman hortikultura, dilakukan penanaman secara tumpang sari. Budidaya

tanaman disini tidak membutuhkan biaya yang cukup besar, karena input-input

yang digunakan berasal dari kegiatan peternakan berupa kotoran hewan. Selain

itu, Joglo Tani juga memanfaatkan dinding-dinding joglo untuk bertanam secara

vertikultur.

2. Peternakan

Peternakan yang dilakukan di Joglo Tani ialah beternak sapi, ayam, dan itik.

Ternak tersebut memberikan manfaat yang lebih bagi masyarakat di Joglo Tani.

Hal itu dikarenakan kegiatan peternakan mampu memberikan penghasilan harian,

mingguan, bulanan, tiga bulanan, dan tahunan. Berikut adalah penghasilan yang

diperoleh masyarakat di Joglo Tani :

1) Nogo dino : penghasilan harian seperti memelihara bebek dalam sehari

mendapat Rp. 35.000

2) Nodo minggu : arisan, hasil dari bayam, masuk ke kas jasa wisma

3) Nogo bulan : panen sawi

4) Untuk 3 bulanan : ikan

5) Untuk tahunan : ternak-ternak besar

Joglo tani mendampingi 125 kelompok tani di kabupaten Sleman

Yogyakarta dan mampu mengkuliahkan 350 mahasiswa. Sehingga, kelompok-

kelompok tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan

peternakan dan kegiatan lainnya. Selain itu, tujuan mengkuliahkan mahasiswa

ialah agar mereka berkompeten dalam kegiatan peternakan, pertanian, perikanan,

dan lainnya, sehingga dapat ditularkan pada masyarakat sekitar.

3. Perikanan

Selain kegiatan pertanian dan peternakan, di Joglo tani juga melakukan

kegiatan perikanan. Perikanan adalah salah satu konsep dalam menerapkan

pertanian berkelanjutan. Pemeliharaan ikan dilakukan dengan memanfaatkan

kotoran unggas, seperti kotoran ayam dan itik yang digunakan untuk pakan.

Sehingga, dalam budidaya ikan tidak memerlukan biaya yang besar karena telah

memanfaatkan limbah kotoran unggas sebagai pakan ikan.

Berdasarkan skoring terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Joglo

Tani, maka penerapan pertanian berkelanjutan di Joglo Tani telah menunjukkan

kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan karena skor yang diperoleh sebesar 84.

Kemajuan tersebut didasarkan pada penilaian terhadap aspek ekologi, ekonomi,

dan sosial yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Aspek Ekologi

Salah satu penilaian yang mengindikasikan bahwa pertanian telah

berkelanjutan yaitu aspek ekologi. Berdasarkan aspek ekologi, penerapan

pertanian di Joglo tani telah berkelanjutan. Hal itu dikarenakan berdasarkan

indikator ekologi, telah membantu kesuburan tanah, melestarikan mutu dan

ketersediaan air, meningkatkan keragaman hayati, menggunakan energi

seperlunya, tidak berpengaruh terhadap landscape, serta menggunakan benih

lokal.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Joglo Tani saling berkaitan antara

pertanian, peternakan, dan perikanan. Limbah peternakan dapat digunakan untuk

pupuk bagi tanaman pertanian. Selain itu, kotoran ternak terutama unggas

digunakan sebagai pakan ikan. Sedangkan, limbah pertanian seperti jerami dapat

digunakan sebagai bahan pakan ternak. Limbah perikanan berupa air kolam

digunakan untuk pengairan pertanian. Limbah cair ternak berupa urin sapi dan

kambing dicampur limbah buah busuk dijadikan pupuk cair untuk mwmupuk

tanaman, sehingga biaya produksi semakin berkurang.

2) Aspek Ekonomi

Berdasarkan aspek ekonomi, kegiatan yang dilakukan di Joglo Tani mampu

meningkatkan hasil produksi. Hal itu dikarenakan kegiatan di Joglo tani

menggunakan bahan-bahan organik, sehingga daya dukung tanah terhadap

tanaman sangat baik dengan meningkatnya hasil produksi. Karena menggunakan

input organik, harga jual produknya lebih tinggi. Masyarakat lebih berani

membeli produk dengan harga tinggi karena produk organik aman bagi kesehatan.

Penggunaan input anorganik tersebut berasal dari limbah peternakan dan

perikanan, sehingga akan mengurangi biaya produksi. Maka dari itu, biaya

produksi yang rendah dengan harga produksi yang tinggi mengakibatkan

meningkatnya keuntungan yang dihasilkan.

Di Joglo Tani, pendapatan masyarakat mulai dari harian, mingguan,

bulanan, 3 bulanan, dan tahunan, sehingga bila diakumulasi maka jumlah

pendapatan petani per musim cukup tinggi. Maka dari itu, kebutuhan sehari-hari

masyarakat petani telah tercukupi dan mampu menyiapkan kebutuhan yang akan

datang.

3) Aspek Sosial

Berdasarkan aspek sosial, kegiatan yang dilakukan di Joglo Tani mengarah

sempurna ke pertanian berkelanjutan. Hal itu dikarenakan minat petani cukup

besar dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan. Solidaritas petani cukup

tinggi karena mereka berpikir kehidupan mereka bersama dan saling

membutuhkan yang berlandaskan pada pertanian. Pengetahuan petani juga

meningkat karena di Joglo Tani menyediakan sarana belajar dalam

mengembangkan pertanian bagi masyarakat sekitar. Selain itu, karena jumlah

produksi cukup banyak, maka kemungkinan pencurian sangatlah tidak mungkin.

Hal itu disebabkan kebutuhan pangan masyarakat sangat terpenuhi. Adanya Joglo

Tani mampu mengurangi pengangguran masyarakat sekitar dan tetap menjaga

kearifan budaya lokal yang ada.

3.3 LEMBAH HIJAU MULTIFARM

Lembah Hijau Multifarm merupakan perusahaan yang didirikan dan mulai

melakukan aktivitas agrobisnis sejak tahun 1981 oleh Bapak Ir. Soeharto, MS

yang juga berprofesi sebagai pendidik. Sedangkan untuk mulai berdiri sebagai

perusahaan agrobisnis pada tahun 1985 dengan nama CV. Lembah Hijau

Multifarm. Lembah Hijau Multifarm adalah sebuah tempat pangembangan

agrobisnis. Perusahaan ini bergerak di bidang Bioteknologi, organic fertilizer,

Trading, eksport, dan nursery. Perusahaan ini mengembangkan berbagai hal yang

berhubungan dengan pertanian, peternakan, dan tanaman.

Usaha ini berawal  dari kegiatan pemeliharaan 4 ekor sapi yang dipelihara

di rumah beliau memulai usahanya, tetapi sebelum ada hasil 2 ekor sapinya mati.

Berdasarkan kondisi tersebut beliau berfikir bagaimana caranya agar usahanya

tetap berkembang. Hingga akhirnya muncullah sebuah gagasan untuk

mengembangkan usahanya dengan menjual kotoran sapi dan pada kenyataannya

usaha tersebut tidak sia-sia. Pada awalnya usaha beliau mendapat cemoohan dari

masyarakat sekitar namun beliau yakin bahwa usahanya akan berkembang.

kemudian seekor sapinya dijual dan dibelikan lagi menjadi sapi-sapi yang masih

kecil. Dan sekarang terbukti dari menjual kotoran mendapat keuntungan yang

berlimpah.

Lebih lanjut Beliau mengembangkan usahanya pada bidang Pertanian dan

Perkebunan yang memanfaatkan pupuk organik yang diperoleh dari kotoran sapi

itu sendiri. Selanjutnya Beliau juga menambah koleksi sapinya sehingga menjadi

Peternakan Sapi Perah. Dan Beliau juga mengembangkan bisnis dibidang lain

seperti Pengembangan Bioteknologi Starbio, perikanan dan lain-lain.

Dengan modal yang relatif kecil tersebut, ternyata mampu untuk

memperoleh hasil besar seperti sekarang ini. Yang dahulu hanya menggunakan

kandang bambu untuk memelihara sapi, dan hanya membutuhkan sedikit tenaga

kerja. Namun, sekarang PT. LHM sudah berkembang pesat, ini dilihat dari

bangunan kandang dan peralatan yang digunakan sudah sangat modern, dan

tenaga kerjanya semakin bertambah banyak.

CV.Lembah Hijau Multifarm berkantor pusat di Jl.Rajiman No. 200, Desa

Joho Lor, Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo, kurang lebih sepuluh menit dari UNS

Solo. Lokasi lembah Hijau lumayan mudah dijangkau. Jika akan berkunjung ke

Lembah Hijau Multifarm kita hanya tinggal menyusuri jalan Solo-Tawangmangu

saja. Kemudian sampai di daerah Jaten, akan ada papan nama Lembah Hijau di

kanan jalan dari arah Solo.

Lembah Hijau Multifarm ini terletak di lereng Gunung Lawu, termasuk

Kabupaten Karangannyar, dan berada di sekitar rumah penduduk. Sedangkan

pengembangan peternakan, perkebunan, dan lainya dilakukan di Dukuh Joho Lor

Triagan Mojolaban Sukoharjo dibangun diatas areal seluas 6 hektar. Memang

untuk pengembangan sengaja dipilih daerah pinggiran karena daerah tersebut

sangat potensial, strategis, dan cocok untuk peternakan. Sedangkan untuk proses

produksi  berlokasi di Sragen. Posisi Direktur dipegang oleh putra pertama Bapak

Soeharto yaitu M. Yusuf  Hari sedangkan Bapak Soeharto sendiri menjabat

sebagai komisaris.

Produk unggulan dari Lembah Hijau Multifarm ini adalah pupuk kompos,

starbio, stardex serta memiliki produk sampingan berupa susu, sayuran, nursery,

dan bioteknologi. Lembah Hijau Multifarm memiliki visi, misi serta tujuan dan

motto tersediri. Adapun visi dan misi dari Lembah Hijau Multifarm ini yaitu

sebagai edukasi yang mendidik kelompok Tani atau peternak untuk

mengembangkan usahanya dengan baik dan mandiri. Sedangkan misi dari

Lembah Hijau Multifarm yaitu melayani, melayani, serta melayani. Tujuan

didirikannya Lembah Hijau Multifarm adalah untuk pendidikan dan ikut

menyejahterakan  masyarakat, menyejahterakan karyawan dan membuat

pelanggan puas. Karena Lembah Hijau Multifarm bermotto sedikit demi sedikit

atau perlahan-lahan tapi pasti.

Perusahaan ini mampu berkembang dengan baik dan mampu menjaring

tenaga kerja sehingga membantu pemerintah mengurangi pengangguran. Hal

tersebut dibuktikan dengan hingga saat ini PT. Lembah Hijau Multifarm memiliki

karyawan sebanyak 300 orang yang bertempat di kantor pusat maupun di lokasi

pengembangan usaha. Masing-masing karyawan memiliki tugas yang berbeda-

beda seperti pemeliharaan ikan patin, nursery, pembuatan pupuk dan sebagainya.

Untuk perekrutan karyawan yang dipekerjakan diambil dari warga sekitar dan

tidak memandang latar belakang pendidikannya, dengan catatan memiliki

pengalaman di bidang pertanian atau peternakan. Sedangkan beberapa ahli

dilakukan dengan proses seleksi.

Pemanfaatan sumber daya lokal secara maksimal merupakan landasan

yang dilakukan oleh Lembah Hijau Multifarm. Segala sesuatunya dimanfaatkan

dengan semaksimal mungkin tanpa menghasilkan limbah, seluruh produk dari

Lembah Hijau Multifarm tidak ada yang useless, semua mengalir dalam satu

siklus, sehingga tidak ada yang dibuang sebagai limbah tidak bermanfaat. Selain

itu bahan-bahan yang digunakan tersedia secara alami di alam serta tidak

menggunakan bahan-bahan kimia. Selain itu Lembah Hijau Multifarm

mensinergikan antara berbagai aspek seperti pertanian dan peternakan.

Perwujudan dari bergulirnya sinergi tersebut lebih lanjut akan menghantarkan

pada model pertanian yang disebut sebgai Integrated Farming System. Sehingga

kegiatan di Lembah Hijau Multifarm ini meliputi usaha Sistem Pertanian

Berkelanjutan atau Sistem Pertanian Terpadu. Kegiatan atau upaya tersebut antara

lain yaitu :

1. Pertanian

Lokasi pertanian terletak pada bagian paling belakang lokasi lembah hijau.

Lokasi pertanian di lembah hijau sangat indah dan luas. Jenis tanaman yang

dibudidayakan di Lembah hijau antara lain berbagai macam produk pertanian,

seperti bayam merah, kentang, kacang panjang, jambu merah, rosella, serta

bermacam-macam bibit yang dijual secara komersil. Semua perencanaan

dipertimbangkan secara matang, mulai dari pembibitan, jarak penanaman,

perhitungan panen, zat hara, dsb.

Dalam pegolahannya, mulai dari pemberian pupuk hingga pemberantasan

hama di Lembah Hijau Multifarm tidak menggunakan bahan kimia. Oleh karena

itu pertanian di lembah hijau disebut pertanian organik. Hasil dari pertanian ini

dijual langsung ditempat. Pada bagian samping lokasi pertanian terdapat kolam

enceng gondok yang digunakan untuk penetralan air mandi sapi dan untuk bahan

pembuatan biogas. Beberapa bagian dari tanaman eceng gondok juga digunakan

sebagai bahan pakan untuk hewan di peternakan terutama untuk pakan sapi.

2. Perkebunan

Lembah Hijau Multifarm memiliki perkebunan yang bernama Nursery.

Nursery tersebut terletak diantara kandang sapi pedhet dan kandang sapi lepas

sapih. Tanaman dalam nursery diantaranya adalah macam-macam bunga

anggrek, aglaonema, anthurium, puring dan lain-lain. Dalam pegolahannya, mulai

dari pemberian pupuk hingga pemberantasan hama di perkebunan tidak

menggunakan bahan kimia. Oleh karena itu perkebunan di PT. Lembah Hijau

disebut perkebunan organik.

Media tanam yang digunakan adalah kompos, pakis, serta arang

sekam. Media tanam untuk anggrek adalah arang yang telah direndam dengan urin

sapi yang telah difermentasi. Perbandingan media tanam untuk pot kecil adalah

2:1:1, untuk pot besar perbandingannya adalah 5:2:2 sedangkan untuk pot

pembibitan perbandingannya adalah 1:1:1. Sedangkan khusus media tanam untuk

anggrek adalah arang yang telah direndam dengan urin sapi yang telah

difermentasi. Harga jual anggrek per pot adalah Rp 25.000,-. Dalam perawatannya

digunakan Fugstop untuk membunuh jamur di tanah, Gliostar untuk membunuh

jamur di daun, dan Bluefy merupakan cendawan yang digunakan untuk

memberantas jamur.

Pada kegiatan pemberantasan hama di Lembah Hijau Multifarm tidak

menggunakan pestisida tetapi menggunakan agen hayati atau hewan maupun

organisme yang merupakan organisme yang berasal dari satu spesies dari hama

yang menyerang tersebut. Misalnya, hama lalat kuning diakali  indung telur dari

sejenis kumbang yang bersifat mematikan sistem reproduksi. Indung telur tersebut

diwadahkan ke botol aqua yang sudah didesain demikian rupa sehingga yang

memilki beberapa corong untuk jalan lalat masuk kemudian mengincar indung

telur tersebut. Sehingga, lalat tersebut minimal akan mandul dan  maksimal mati.

Sistem tanam di perkebunan menggunakan sistem tumpang sari, yang

terdiri atas jambu biji, dan sayuran seperti kangkung, bayam merah, gambas, dan

lain sebagainya. Hasil dari perkebunan dijual ditempat. Selain itu di perkebunan

juga mempunyai berbagai jenis bibit seperti, anggur, klengkeng, blimbing, jeruk,

apel, jambu biji, dan lain-lain.

       Varietas tanaman yang dibudidayakan dan dikembangkan pun tidak

sembarangan. Di lahan perkebunan LHM, tanaman yang ditanam dipilih dari jenis

tanaman yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Misalnya saja, bayam merah.

Bayam ini memiliki nilai gizi jauh lebih tinggi dari bayam hijau. Contoh lain yaitu

jambu biji merah. Yang sebelumnya orang berpikir bahwa jambu biji tidak banyak

bermanfaat, tetapi jambu merah ini banyak sekali manfaatanya. Karena dapat juga

dijadikan sebagai obat (isinya yang berwarna merah).

3. Peternakan Sapi

Usaha perternakan sapi terdiri atas sapi perah serta sapi lokal yang

diusahakan dagingnya. Sapi-sapi yang diternakkan disana kurang lebih mencapai

250 ekor. Peternakan sapi perah yang dilakukan berintegrasi dengan usaha

pertanian dan perikanan. Pemanfaatan sumber daya lokal secara maksimal

merupakan landasan yang dilakukan oleh LHM, sehingga merupakan sebuah

Integrated Farming System. Dalam bidang peternakan, fokus Lembah Hijau

Multifarm dalam bidang peternakan diutamakan pada hewan Sapi. Semua produk

yang berasal dari sapi yang dikembangbiakkan di Lembah Hijau Multifarm seperti

susu, dimanfaatkan untuk produksi susu segar, kotoran sapi di manfaatkan sebagai

bahan pupuk, dan urin sapi dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk

keperluan penyuburan tanah.

Sapi yang dipelihara di Lembah Hijau adalah sapi perah dimana sapi ini

mampu diperah selama 14 tahun lamanya. Sapi perah siap dikawinkan minimal 18

bulan melalui inseminasi buatan. Masa bunting sapi perah dalah 9 bulan 10 hari.

Proses pemerahan sapi perah di Lembah Hijau dilakukan 2 kali sehari. Yang

pertama pada pukul 4 pagi dan yang kedua pada pukul 1 siang. Dalam 2 kali

perah, 1 ekor sapi dapat menghasilkan 8-15 liter .

Pemeliharaan sapi dilakukan dengan sangat baik dan teratur dengan

memanfaatkan kandang-kandang terpisah yaitu :

a.    Kandang sapi perah/ kandang sapi laktasi

       Kandang ini diisi oleh sapi–sapi yang siap diperah yaitu sapi yang telah

berumur 2,5 tahun keatas atau minimal sudah satu kali melahirkan jenis Friess

Holland (FH) yang berasal dari Belanda. Pakan yang diberikan adalah 10 kg

jerami fermentasi dan 10 kg konsentrat untuk tiap sapi. Konsentrat adalah

campuran dari bekatul, onggak aren, tepung ikan, remah roti kadaluarsa, dan

bungkil kelapa yang diberi tambahan starbio, vitamin dan mineral. Pemberian

pakan concentrate dilakukan (dua) kali sehari rata-rata 3% dari berat badan sapi.

Sapi-sapi di sini sama sekali tidak pernah diberi makan dengan daun-

daunan hijau. Meskipun terlihat kurus tetapi bila bila di timbang sapi ini akan

lebih berat daripada sapi-sapi yang diberi makan  rumput karena lebih padat.

Pakan yang diberikan berupa jerami fermentasi yang kandungan gizinya lebih

tinggi 8-9% dibanding jerami biasa. Selain itu pengaruh makanan juga

berpengaruh terhadap kondisi susu yang dihasilkan. Pemerahan dilakukan 2 kali

sehari yakni jam 4 pagi dan jam 1 siang. Satu ekor sapi dapat menghasilkan 8-15

liter susu untuk 2 (dua) kali pemerahan. Susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi di

Lembah Hijau ini lebih putih dan tidak amis. Harga jualnya memang cukup tinngi

daripada susu yang dijual di tempat lain yakni Rp.5000/liter sedangkan susu yang

dujial di pasaran hanya Rp.4000/liter.

b.    Kandang sapi dana

       Kandang ini diisi oleh sapi-sapi yang berumur  10 bulan-1,5 tahun. Sapi–

sapi ini tidak pernah dimandikan karena sapi-sapi ini berada pada kandang yang

penuh kotoran sapi sehingga akan sia-sia bila memandikannya. Sapi ini

difungsikan untuk menghasilkan kotoran yang digunakan untuk pembuatan

pupuk, kotoran diambil 21 hari sekali atau jika sudah setinggi lututnya. Pakan

yang diberikan adalah 6 kg jerami fermentasi. Di kandangnya bagian alas diberi

serbuk gergaji dari kayu-kayu lunak seperti kayu randu dan kayu sengon ditambah

dengan starbio agar lebih hangat dan kotoran dapat langsung bercampur dengan

kotoran dan dapat diproses langsung menjadi kompos.

c.    Kandang pedhet

       Kandang ini diisi oleh sapi-sapi yang berumur 10 hari sampai 3 bulan.

Setelah berumur 10 hari sapi diambil dari induknya setelah menghabiskan

kolostrum induknya. Pedhet atau bayi sapi tersebut akan dikandangkan selam 3

bulan. Dimana pada bulan pertama, pedhet hanya diberi makan susu dari

induknya. Pakan yang diberikan adalah rendeng kering dan konsentrat masing-

masing 3 kg per hari. Pemberian minum sapi umur 0-1 bulan adalah 4 liter susu

induk per hari dan air biasa. Sapi umur 1-2 bulan adalah 2 liter susu induk dan 2

liter susu skim atau susu yang sudah kadaluwarsa asal kemasannya tidak rusak.

Sapi umur 4 bulan 4 liter susu induk per hari. Cara meminumkan susunya dengan

menggunakan botol minuman seperti bayi. Namun, yang berbeda hanya ukuran

dan kegunaannya. Ukurannya lumayan besar, dan hanya dipergunakan untuk

membantu meminumkan pada pedet. Botol minum bayi atau yang lebih familiar

disebut ‘dot’ atau ‘kempeng’ itu diimpor dari Australia.

d.    Kandang sapi sapih

Kandang sapi ini ditempati oleh sapi yang berumur 2-3 bulan beratnya 70

kg. Pakan yang diberikan adalah jerami fermentasi dan konsentrat. Sapi ini sudah

tidak minum air susu lagi tetapi air biasa.

e.    Kandang sapi rumah sakit

Kandang sapi ini untuk merawat sapi-sapi yangh sakit agar tidak

menular  ke sapi-sapi yang lain. Sakit yang umum diderita sapi adalah diare. Obat

yang diberikan adalah susu LLM, susu balita yang kadar laktosanya rendah.

f.     Kandang rumah bersalin.

Lembah Hijau Multifarm dibangun pula kandang untuk sapi yang akan

melahirkan. Disana, kandang tersebut diberi nama “Hospital Barn” atau yang

sering disebut Rumah sakit bersalin untuk sapi. Kandang sapi ini digunakan untuk

sapi-sapi yang usia kehamilannya telah mencapai 7 bulan ke atas sampai

kelahiran.masa  kehamilan sapi adalah 9 bulan 10 hari hampir sama dengan

manusia. Sapi ini jika dijual dengan masa kehamilan 5-8 bulan harga jualnya 15-

17 juta. Sapi yang kehamilannya 8 bulan  sapi ini masih bisa diperah susunya.

Sapi yang sudah melahirkan 5-6 kali masih bisa diperah.

Pakan sapi yang digunakan di Lembah Hijau adalah jerami

fermentasi. Agar pakan dari jerami tahan lama maka perlu difermentasikan

dengan menggunakan urea dan starbio. Keuntungan dalam penggunaan starbio

adalah mengurangi lalat pada kotoran, karena semua nutrisi makanan telah

terserap maksimal. Kemudian dapat pula mengurangi bau pada kotoran serta

menyempurnakan tingkat pencernaan.

Pembuatan fermentasi 1 ton jerami dibutuhkan bahan seperti 6 kg urea dan

6 kg starbio. Cara pembuatannya cukup sederhana yaitu jerami disusun setinggi

30 cm diinjak-injak kemudian taburkan urea dan starbio diatasnya. Disusun ber

tingkat-tingkat dengan ketebalan maksimal 1,5 meter karena dalam prosesnya

nanti perlu dibolak-balik setiap 1 minggu sekali agar bakteri tercampur merata.

Dari awal hingga akhir proses pembuatannya memakan waktu 21 hari.

       Jerami yang digunakan diambil secara langsung dari sawah yang sedang

panen dengan ketentuan kadar airnya 60 %, ciri-cirinya adalah jika diperas tidak

meneteskan air tetapi tangan kita basah. Jerami yang telah difermentasi dapat

bertahan 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun.

Jerami fermentasi dipilih sebagai pakan ternak di Lembah Hijau Multifarm

karena mempunyai beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan rumput hijau.

Kelebihan jerami fermentasi tersebut adalah mengandung banyak protein.

Sebelum di fermentasikan, jerami hanya mengandung 2-3 % protein, namun

setelah di fermentasikan kandungan protein dalam jerami bertambah menjadi 8-9

%. Selain itu, dengan menggunakan jerami fermentasi dapat menghemat waktu

pembuatan pakan ternak, karena jerami fermentasi yang digunakan dapat di

simpan sampai 2 tahun.

Selain dari jerami fermentasi makanan ternak lainnya yang dipakai di

Lembah Hijau Multifarm adalah konsentrat. Komposisi yang terdapat dalam

makanan konsentrat ini adalah bektul/jagung/singkong/tepung gaplek, roti akhir,

tepung ikan, garam, vitamin, mineral dan starbio. Keuntungan yang didapat dari

makanan konsentrat adalah dapat membuat sapi lebih cepat gemuk, selain itu

walaupun kurus namun jika di potong, berat sapi akan lebih basah.

Melalui pengembangan usaha PT. Lembah Hijau Multifarm memiliki

produk-produk yang menguntungkan dari peternakan sapi perah yaitu berupa lima

emas, yaitu :

a. Emas Putih

Emas putih yang dmaksud adalah susu sapi. Susu sapi yang dihasilkan

oleh sapi terpengaruhi oleh perawatan dan makanan yang diberikan. Sedangkan

susu yang dihasilkan sapi-sapi Lembah Hijau ini lebih putih dan tidak amis.

Setiap satu ekor sapi dapat menghasilkan 10 liter susu perharinya. Susu sapi

sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari karena penting bagi pertumbuhan

dan kesehatan tubuh. Saat ini, susu sapi telah dijuluki sebagai bahan makanan

dengan kandungan vitamin lengkap dan sebagai “darah putih” yang membantu

kesehatan tubuh manusia. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan susu sapi,

dimana setiap ekor sapi menghasilkan 10 liter susu per hari. Harga susu Rp.

5000 / liter.

Keuntungan lain yang diperoleh yaitu dari penjualan produk dari susu sapi

yang diolah menjadi es krim atau yougurt. Ice cream merupakan produk tambahan

atau sampingan dari perusahaan ini. Ice cream yang dihasilkan dibuat dari susu

sapi asli. Kandungan kalsium pada ice cream bermanfaat untuk menjaga

kepadatan massa tulang, pencegahan osteoporosis, kanker, serta hipertensi. 25%-

30% kandungan ice cream adalah susu. Susu tersusun dari laktoferin yang

memiliki peran sebagai zat pertahanan tubuh non-spesifik terhadap pathogen.

Laktoferin juga memiliki aktivitas antiviral, terutama terhadap cytomegalovirus,

influenza, dan HIV.

b. Emas Kuning

Emas kuning yang dimaksud adalah urine sapi. Urin sapi atau emas kuning

yang dihasilkan dapat difermentasi menjadi pupuk cair. Pupuk cair inilah yang

berguna untuk penanaman berbagai tanaman, terutama nursery. Pupuk cair sangat

mudah aplikasinya dan akan aman pada lingkungan serta penggunaan dalam

jangka yang panjang akan menyuburkan tanaman. Selain itu, pupuk cair juga

mengandung giberlin yang berguna untuk memperkuat daya tahan pada tanaman.

Namun, untuk saat ini pupuk cair masih belum dipasarkan, hanya digunakan

untuk pemupukan di nursery. Rencananya mulai dipasarkan mulai tahun depan.

c. Emas Hitam

Emas hitam yang dimaksud adalah kotoran sapi. Kotoran sapi atau emas

yang dihasilkan diolah menjadi pupuk kompos atau granul. Setiap bulannya,

perusahaan ini dapat menghasilkan sekitar seribu ton. Harga  kompos biasa Rp

1000 / kg. Sedangkan pupuk dalam bentuk granul Rp 1625 / kg. Sehingga

keuntungan yang diperoleh dalam satu bulan jika pupuk tersebut laku terjual

semua yaitu sebesar Rp. 1.625.000,-.

Pupuk kompos merupakan pupuk yang ramah lingkungan karena dapat

memperbaiki stuktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah

dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air

dalam tanah. Pada umumnya, tanaman yang dipupuk dengan kompos juga

cendarung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk

kimia. Upaya semacam ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung

pertanian organic yang berkelanjutan melalui penyediaan pupuk non kimia.

Pada pembuatan pupuk kompos bahan-bahan yang diperlukan dalam

membuat kompos antara lain adalah kotoran ternak sebanyak 83 %, arang sekam

sebanyak 10 %, serbuk gergaji 5 %, kapur pertanian 2 % serta Stardex atau

dekomposer 0,25 %. Stardex digunakan karena memiliki kelebihan dalam

pembuatan pupuk kompos yaitu mampu mematikan bakteri patogen paada proses

pembalikan ke 2 dengan suhu 7 ̊ C. Cara pembuatan pupuk komos di Lembah

Hijau Multifarm adalah dengan menumpuk kotoran sapi setinggi 30 cm.

Kemudian di atasnya di taburkan bahan-bahan tambahan. Penumpukan tersebut

dilakukan sebanyak dua kali. Hingga mencapai tinggi maksimal 1,5 m. Kemudian

diamkan pupuk selama 1 bulan, lalu dilakukan pembalikan 1 minggu sekali,

setelah itu diadakan pengadukan sampai 4 kali pembalikan.

d. Emas Merah

Emas merah yang dimaksud adalah daging sapi. Daging sapi termasuk

salah satu sumber esensial dari protein hewani dan lemak. Dengan mengonsumsi

dua ratus gram daging sapi saja sudah bisa memenuhi kebutuhan protein dalam

sehari, yaitu sekitar empat puluh delapan gram. Daging sapi atau emas merah

yang diperjualkan hanya diambil dari sapi yang sudah tidak produktif atau afkir.

Sapi yang sudah tidak produktif diukur dari intensitas melahirkannya, yaitu sudah

melahirkan sebanyak tujuh kali.

e. Emas Biru

Emas biru yang dimaksud adalah produk biogas hasil dari fermentasi

kotoran sapi. Biogas ini merupakan salah satu produk alami yang dihasilkan oleh

perusahaan ini. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari

bahan-bahan organik, termasuk kotoran hewan dan manusia, limbah rumah

tangga, dan sampah-sampah organic secara anaerobik. Biogas dapat digunakan

sebagai bahan bakar dan juga dapat menghasilkan listrik. Ada juga beberapa

alasan mengapa biogas memproduksi bahan bakar alternatif terbaik, diantaranya

biogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas memiliki kandungan

energi dalam jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai

pupuk. Namun produk Biogas dari Lembah Hijau Multifarm sementara juga

belum dipasarkan dan hanya digunakan untuk masak di cafe perusahaan.

Biogas dihasilkan dari kotoran sapi yang disalurkan ke kolam dengan

kedalaman 2 meter yang atasnya ditutup rapat hanya di beri saluran pipa kecil

untuk menyalurkan gas ke kompor. Untuk membuat dibutuhkan 2 ekor sapi yang

akan akan menghasilkan biogas untuk memasak selama 5 jam. Biogas ini hanya

menggunakan kompor gas biasa dengan desain khusus. Pemakaian kompor gas

dengan biogas harus menggunakan  korek api, tanpa korek api tidak akan

menghasilkan api. Biogas ini bila kran dibuka lalu dinyalakan (api menyala) maka

tidak berbau sama sekali tetapi bila kran dibuka dan tidak disulut api maka bau

kotoran sapi akan sangat menyengat bahkan lebih bau dari tumpukan kotoran sapi.

4. Pengembangan Bioteknologi Starbio

Starbio merupakan produk yang dihasilkan oleh Lembaha Hijau Multifarm

yang sudah banyak dipasarkan. Saat ini terdapat Starbio Plus, yang merupakan

hasil riset terbaru dari LHM Research Station, berupa serbuk pemangsa limbah

yang bekerja secara alamiah, aman bagi lingkungan, praktis dan ekonomis.

StarbiO Plus, berupa koloni bakteri yang diisolasi dari alam, bersifat bersahabat

dengan kehidupan (probiotik). Starbio Plus merupakan koloni bakteri yang berupa

serbuk, fungsi dari serbuk ini adalah untuk menguraikan limbah yang aman bagi

lingkungan, dapat menguraikan tinja menjadi tinja cair yang dapat diresap oleh

tanah dan dapat menjadi zat hara. StarbiO Plus, bekerja seperti ikan memangsa

dan menguraikan tinja (limbah organik). Hasilnya tinja menjadi cair sehingga

mudah diserap oleh tanah resapan, dan baunyapun lenyap.

5. Perikanan

Usaha perikanan yang dilakukan di Lembah Hijau Multifarm yaitu usaha

budidaya ikan patin. Ikan patin menjadi pilihan untuk dibudidayakan karena

masih jarang dikenal dan belum dikenal masyarakat dan harga jualnya tinggi.

Mengandung protein tinggi dan omega  3 serta kandungan kolesterol rendah sehat

untuk dikonsumsi.

Pemeliharaan ikan patin dilakukan kolam-kolam dengan sistem drainase

yang baik dengan kedalaman 4 meter untuk 500 ekor patin. Idealnya kolam 1

m3 dapat digunakan untuk memelihara 20-50 ekor ikan patin. Pemisahan ikan-

ikan patin berdasarkan bobotnya. Makanan ikan patin adalah Azolla

pinnata sebanyak 30%, kayu apung, dan pelet  tenggelam sebanyak 70%, dimana

pemberian makan dilakukan dengan sistem prasmanan yaitu ikan mencari makan

sendiri di tempat yang telah tersedia tanpa perlu memberi makan tiap pagi dan

sore. Azollae pinnata dipakai untuk pakan ikan patin karena mengandung

kolesterol rendah namun mengandung protein tinggi, dan omega 3 yang tinggi.

Ketika ikan patin lapar, ikan akan menggeser pipa yang tersalur ke tabung yang

berisi makanan, ketika di geser, pakan yang ada dalam tabung akan jatuh dengan

sendirinya, dan ikan dapat memakannya. Pemberian makan pada ikan patin

dengan sistem prasmanan mempunyai beberapa manfaat, yaitu dapat menghemat

tenaga kerja, lebih efesien dan dapat menghemat pakan. 

Ikan patin bisa dipanen pada usia minimal 8 bulan, dan berat minimal 8

ons. Pemasaran ikan patin telah menjangkau wilayah Solo,Yogya dan Semarang.

Biasanya banyak dibutuhkan oleh hotel-hotel atau tempat wisata. Harga jualnya

Rp.15.000/kg. Di kafe lembah hijau menyediakan berbagai menu dari olahan ikan

patin diantaranya bakso ikan patin, steak ikan patin, ikan patin bakar maupun

goreng. Duri ikan patin di Lembah Hijau Multifarm diolah menjadi kaldu bakso

dan dijadikan tepung ikan untuk pakan sapi. Keunggulan ikan patin dari Lembah

Hijau Multifarm adalah dagingnya keset, dan saat dimakan, bau tanah pada ikan

tidak terasa.

Jika dikaji dari aspek pertanian berkelanjutan, maka penilaiannya terdiri atas

aspek ekonomi, ekologi/lingkungan serta social. Secara ekonomi serta social

berbagai upaya yang telah dikembangkan di Lembah Hijau Multifarm mampu

mendapatkan keuntungan bagi pemilik serta masyarakat sekitar. Keuntungan

tersebut diperoleh melalui produk-produk yang dihasilkan oleh Lembah Hijau

Multifarm yang memiliki nilai ekonomis tersebut. Selain itu berbagai upaya yang

dilakukan oleh LHM tidak lain untuk meningkatkan sumber daya ekonomi

masyarakat disekitar lingkungan itu. Karena setelah melihat keadaan sekitar

memang perlu ada perubahan pada sisi ekonomi. Upaya LHM dalam

meningkatkan Sumber daya ekonomi masyarakat sekitar dengan cara

memperkerjakan warga sekitar dalam pengolahan limbah. Tak hanya itu warga

mendapatkan uang sewa tanah yang dikontrak oleh LHM. Masyarakat sekitar juga

dapat berjualan disekitar LHM untuk para wisatawan yang berkunjung dengan

demikian masyarakat sekitar memperoleh penghasilan.

            Sumberdaya ekonomi masyarakat merupakan salah satu masalah di

Indonesia yang masih merupakan negara berkembang, apalagi di dalam zaman

revolusi seperti saat ini, di Indonesia tak sulit untuk mendapatkan tenaga kerja

terlatih dan terdidik tetapi di Indonesia sangatlah sulit mendapatkan perusahaan-

perusahaan yang dapat menampung banyak tenaga kerja. Sebagaimana kita

ketahui, banyak sekali masalah ekonomi yang sedang melanda Bangsa Indonesia,

khususnya banyaknya pengangguran. Sehingga dengan adanya perusahaan

semacam LHM ini mampu membantu masyarakat sekitar dalam hal pengurangan

jumlah tenaga kerja di lingkungan sekitar.

Selanjutnya secara ekologi, praktek kegiatan di Lembah Hijau Multifarm

ini mendukung dalam pertanian berkelanjutan. Hal tersebut tampak dari adanya

keseimbangan ekologi yang diwujudkan melalui pengelolaan limbah dari

peternakan maupun usaha budidaya yang dilakukan. Limbah yang tersedia dapat

dijadikan sebagai produk lain. Sebagai contohnya limbah kotoran sapi yang

kemudian diolah menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos tersebut tidak hanya

dijual tetapi sebagai kebutuhan-kebutuhan pemeliharaan tanamannya. Kemudian

adanya pemanfaatan limbah jerami hasil panen padi yang dimanfaatkan sebagai

pakan ternak sapi. Dari kegiatan tersebut sudah dapat dikaji bahwasanya dalam

upaya pengelolaan perusahaan ini telah mensinergikan aspek pertanian dan

peternakan. Praktek pertanian serta peternakan terjalin dalam satu siklus yang

tidak putus. Menurut Bapak Theo dari Joglo Tani menyatakan bahwa ketika

pertanian dan peternakan mampu berjalan bersama-sama maka lebih lanjut akan

mampu menerapkan Sistem Pertanian Terpadu yang baik bagi lingkungan yang

diwujudkan sebagai Pertanian Berkelanjutan. Selain itu pertanian semacam ini

nantinya diharapkan mampu untuk mewujudkan ketahanan pangan Nasional.

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kunjungan lapang yang telah dilakukan pada berbagai tempat

atau lokasi yang mengusung tema pertanian berkelanjutan maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Pertanian berkelanjutan merupakan metode pertanian yang ramah lingkungan

sehingga memungkinkan untuk produksi tanaman atau ternak tanpa merusak

ekosistem yang didasarkan terhadap aspek ekologi atau lingkungan, aspek

ekonomi serta aspek sosial.

2. B2P2TOOT dapat dikatakan sebagai sistem pertanian berkelanjutan karena dari

dimensi ekologi, ekonomi dan social budaya, kesemuanya saling mendukung.

B2P2TOOT tetap mempertahankan tradisi daerah setempat untuk menjaga

kekentalan budayanya serta untuk memperoleh kedekatan sosial dengan

masyarakat sekitar.

3. Joglo Tani menerapkan sistem pertanian organik yang didasarkan pada

pertanian terpadu dimana didalamnya dilakukan budidaya monokultur padi,

tumpang sari hortikultura, dan sistem agropastura-fishery.

4. PT. Lembah Hijau Multifarm merupakan organisasi atau perusahaan yang

bergerak di bidang Bioteknologi, organic fertilizer, Trading, eksport, dan nursery.

Perusahaan ini mengembangkan usahanya yang berhubungan dengan peternakan,

perkebunan, pertanian dan penjualan serta menjadi salah satu perusahaan yang

menghasilkan produk-produk alami. Produk-produk alami yang dihasilkan,

diproses dengan proses yang alami pula sehingga kandungan yang ada pada setiap

produk telah dijamin keamanannya untuk dikonsumsi. Beberapa produk utama

yang telah dihasilkan berupa 5 emas, emas yang pertama yaitu emas putih (susu

sapi), emas merah (daging sapi), emas hitam (kompos), emas kuning (urine sapi),

dan yang terakhir yaitu emas biru (biogas).

4.2 Saran

Melihat upaya dari berbagai lembaga serta perusahaan yang telah

dijelaskan hendaknya kita sebagai mahasiswa harus terpacu, tergerak untuk

mengembangkan kreatifitas kita agar tercipta inovasi-inovasi baru yang bernilai

ekonomi tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi yang dimaksud adalah

inovasi yang mampu mendukung kualitas kehidupan manusia terutama dalam

bidang pertanian untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Bruce, T. J. A. 2012. GM as a Route For Delivery Of Sustainable Crop Protection. Experimental Botany, 63(2): 537–541.

Ciptadi, Didik. 2009. Pengaruh Aplikasi Berbagai Sumber Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo. Bogor : IPB.

Ferreira, J., Pardini, R., Metzger, J. P., Fonseca, C. R., Pompeu, Paulo S., Sparovek, G. dan Louzada, J. 2012. Towards Environmentally Sustainable Agriculture in Brazil: Challenges and Opportunities for Applied. Applied Ecology, 49 (1) : 535–541.

Gunardi. 1980. Kumpulan Bahan Bacaan Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Hawayati, Annisa , Novitasari, Y., Kosasih, A., Nainggolan, A. P. 2009. Penerapan Sistem Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan dengan Pola Desa. Bestari, 42 (1) :1-42.

Kassam, Amir dkk. 2009. The Spread of Conservation Agriculture: Justification, Sustainability and Uptake. Agricultural Sustainability, 7(4) :292–320.

Notohaprawiro, Tejoyuwono. 2006. Pembanguanan Pertanian Berkelanjutan dalam Konteks Globalisasi Dan Demokratisasi Ekonomi. Ilmu Tanah dan Lingkungan, 6 (2) : 137-142.

Pretty, J., Toulmin, C. dan Williams, S. 2011. Sustainable Intensification in African Agriculture. Agricultural Sustainability, 9(1) : 5-24.

Priyono, Kuswaji Dwi. 2010. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Daerah Rawan Longsor Lahan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sudalmi, Endang Sri. 2010. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Inovasi Pertanian, 9 (2) : 15-28.

Sanganatan, P.D. dan Sanganatan, R.L., 1989. Organic Farming. Backyard Friends series. Philippines : Cagayen de Oro, Ilo-Ilo.

Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan Usaha. Litbang Pertanian, 26 (4) : 1-12.

Untung, Kasumbogo. 1997. Peranan Pertanian Organik Dalam Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

LAMPIRAN

II. Dimensi Ekonomi

1. Apakah praktek pertanian ini memperbaiki pendapatan petani?

Penanaman yang dilakukan oleh B2P2TOOT bekerjasama dengan para

petani di daerah sekitar sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk

penduduk sekitar dan meningkatkan taraf hidupnya.

2. Apakah praktek pertanian ini akan membawa ke arah keamana pangan

dan pendapatan?

Dalam kegiaatanya B2P2TOOT ini menggunakan penelitian-penelitian yang

berfungsi sebagai kontrol dan menguji bahan baku obat yang digunakan, sehingga

produk yang dihasilkan akan terjamin dari segi kualitas,kuantitas serta

keamananannya. Laboratorium yang ada di Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) ini memiliki

tujuh laboratorium dan 4 instalasi yang berfungsi untuk memproses tanaman obat

tersebut, laboratorium yang ada diantaranya adalah laboratorium galenika,

laboratorium fitokimia, laboratorium instrument, laboratorium proteksi hama

penyakit tanaman, laboratorium kultur jaringan tanaman, laboratorium

mikrobiologi, dan laboratorium biomolekuler.

3. Apakah praktek ini akan menambah modal kerja petani?

B2P2TOOT membuka kerjasama dengan para petani dengan cara

mengambil semua produk tanaman obat yang telah dibudidayakan oleh petani,

sehingga petani yang ingin menaman tanaman obat tidak akan kesulitan dalam

memasarkan tanaman obatnya.

4. Akan seperti apakah situasi gizi dan ketersediaan pangan apabila

pendekatan ekonomi ini dilakukan secara luas?

B2P2TOOT membuka peluang bagi siapa saja yang mau menanam tanaman

obat, serta hasil yang dihasilkan semua akan diambil oleh B2P2TOOT. Kebutuhan

tanaman obat ini seiring berjalannya waktu semakin meningkat dan kebutuhan

jenis nya beragam, sehingga dapat menjadi peluang bisni bagi perani yang mau

berkerjasama dengan pihak B2P2TOOT.

5. Apakah pendekatan ini mampu bersaing dengan sektor lain?

Indonesia memiliki keragaman tanaman obat yang sangat melimpah, namun

masih sangat sedikit yang dibudidayakan secara luas, sedangkan kebutuhan

tanaman obat yang dibutuhkan oleh pihak B2P2TOOT ini sangat banyak dan terus

mengalami penambahan. Sehingga apabila berkerjasama dalam kegiatan

penyediaan tanaman obat dengan pihak B2P2TOOT, tanaman obat yang

dihasilkan tidak akan kesulitan dalam segi pemasaran serta prospek tinggi serta

menjanjikan.

6. Apakah pendekatan ini memungkinkan/berpeluang untuk memantapkan

kondisi ekonomi secara nasional?

Berdasakan kajian lebih lanjut, diharapkan pengobatan menggunakan

tanaman obat dan obat tradisional ini akan digunakan atau diterapkan oleh badan-

badan kesehatan nasional, sehingga otomatis kebutuhan bahan baku tanaman obat

akan meningkat secara tajam. Kondisi tersebut akan memberikan peluang bisnis

bagi mereka yang mau membudidayakan tanaman obat pada lahan budidayanya.