laporan faal a10

30
VI. PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN VI.4.1. PENDENGARAN TUJUAN: Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat: 1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometri (pemeriksaan audiometri). 2. Membuatkesimpulan mengenai hearing lossdari hasil pemeriksaan audiometri sehingga dapat menetapkan apakah pendengaran orang percobaan dalam batas-batas normal atau tidak. Alat-alat yang diperlukan : 1. Audiometermerek ADC. Lengkap dengan telepon telinga dan formulir. 2. Penalaberfrekuensi 256: 3. Kapas untuk menyumbat telinga. Teori Dasar Audiometri adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada. Pemeriksaan dilakukan dengan memakai alat audiogram nada murni di dalam ruang kedap suara. Prinsip pemeriksaannya adalah bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB) ditransfer melalui headset atau bone conducter ke telinga atau mastoid dan batasan intensitas suara (dB) pasien yang tidak dapat didengar lagi dicatat, melalui program computer atau diplot secara manual pada kertas grafik. Kegunaan audiometri : - untuk mengetahui derajat ketulian ringan, sedang atau berat - untuk mengetahui jenis tuli konduktif, tuli syaraf (sensorineural) atau tuli campuran Indikasi pemeriksaan :

description

laporan faal

Transcript of laporan faal a10

Page 1: laporan faal a10

VI. PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

VI.4.1. PENDENGARAN

TUJUAN:

Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:

1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometri (pemeriksaan audiometri).

2. Membuatkesimpulan mengenai “hearing loss” dari hasil pemeriksaan audiometri sehingga dapat menetapkan apakah pendengaran orang percobaan dalam batas-batas normal atau tidak.

Alat-alat yang diperlukan :

1. Audiometermerek ADC. Lengkap dengan telepon telinga dan formulir.2. Penalaberfrekuensi 256:3. Kapas untuk menyumbat telinga.

Teori Dasar

Audiometri adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada. Pemeriksaan dilakukan dengan memakai alat audiogram nada murni di dalam ruang kedap suara.

Prinsip pemeriksaannya adalah bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB) ditransfer melalui headset atau bone conducter ke telinga atau mastoid dan batasan intensitas suara (dB) pasien yang tidak dapat didengar lagi dicatat, melalui program computer atau diplot secara manual pada kertas grafik.

Kegunaan audiometri  :

-       untuk mengetahui derajat ketulian ringan, sedang atau berat

-       untuk mengetahui jenis tuli konduktif, tuli syaraf (sensorineural) atau tuli campuran

Indikasi pemeriksaan :

1. Adanya penurunan pendengaran2. Telinga berbunyi dengung (tinitus)3. Rasa penuh di telinga4. Riwayat keluar cairan5. Riwayat terpajan bising6. Riwayat trauma7. Riwayat pemakaian obat ototoksik8. Riwayat gangguan pendengaran pada keluarga9. Gangguan keseimbangan

(Prodia,2014-02-23)

Page 2: laporan faal a10

Pemeriksaan audiometri Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan

nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh.a. Definisi

Audiometri berasal dari kata audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.

Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :*Audiometri nada murni

Suatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlah orang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar 20-29 tahun merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk nada murni.

Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan pendengaran

Kehilangan dalam (decibel)

Klasifikasi

0-15 Pendengaran normal>15-25 Kehilangan pendengaran kecil>25-40 Kehilangan pendengaran ringan>40-55 Kehilangan pendengaran sedang>55-70 Kehilangan pendenngaran sedang –berat>70-90 Kehilangan pendengaran berat>90 Kehilangan pendengaran berat sekali

*Audiometri tuturAudiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-kata terpilih

yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mengukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Kata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata-kata

Page 3: laporan faal a10

rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya. Pemeriksa mencatatat presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas.

Dari audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu :

a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yang dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut persepsi tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).

b) Kemamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem) dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau NDT.

Pada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang masih memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD/hearing AID) suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya semua tes pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian.

b. Manfaat audiometriUntuk kedokteran klinik (khususnya penyakit telinga), untuk kedokteran klinik (kehakiman,tuntutan ganti rugi), untuk kedokteran klinik pencegahan, deteksi ketulian pada anak-anak

 

gambar 1. Simbol Audiometer

Page 4: laporan faal a10

gambar 2. Normal gambar 3. CHL

gambar 4. SNHL

I. AUDIOMETER

Keterangan teknis mengenai audiometer.P.VI. 4. 1 Apa guna audiometer dan bagaimana cara kerjanya? Audiometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguan telinga. Tes audiometri ini diperlukan bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag akan bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman pendengaran. Untuk mendapatkan tingkat pendengaran dengan cara merekam respon dari pasien setelah memberikan pasien tersebut rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.

Page 5: laporan faal a10

Pada bagian muka audiometer ADC terdapat berbagai tombol dan skala (lihat gambar) yang berungsi sebagai berikut :Tombol1 (T) : tombol utama (gunanya untuk menghidupkan atau mematikan ala1).Tombol2 (T2) : tombol frekuensi nadaDengan menggunakan T2 ini kita memilih frekuensi nada yang dapat dibangkitkan oleh ala1. Frekuensi tersebut dapat dibaca pada skala (82) yang dinyatakan dalam satuan hertz.

P-VIA. 2 Apa yang dimaksud dengan frekuensi hertz?hertz adalah satuan dari frekuensi, yaitu banyak gelombang dalam 1 detik.

Tombol 3 (T3) : tombol kekuatan nada.Dengan tombol ini kita dapat mengatur kekuatan nada, kekuatan nada dapat dibaca pada skala (5) yang dinyatakan dalam decibel.

P-VI.3 Apa yang dimaksud dengan satuan decibel?Desibel yaitu satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Desibel ini ditemukan oleh Bell.Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara).

Tombol4 (T4) : tombol pemilih telepon telinga bila tombol ini menunjukan ke “B”, berarti nada yang dihantarkan ketelepon berwarnahitam (black). Bila tombol menunjukan ke “G” yang bekerja hanya telepon kalbu (Grey).Tombol 5 (T5) : tombol penghubung nada. Dengan memutar tombol ini kekiri, nada akan terdengar ditelepon bila tombol dilepas, nada tidak terdengar lagi.

P-VIA. Apa yang dimaksud pemutus nada pemeriksaan? Yang dimaksud dengan pemutusan nada pada pemeriksaan adalah melepaskan tombol yang menyebabkan nada tidak terdengar lagi untuk menguji apakah o.p benar-benar mendengar atau hanya pura-pura mendengar.

Tata Kerja1. Pemeriksaan menyiapkan alat sebagai berikut:

a. putar tombol utama (T1) pada “Off”.b. putar tombol frekuensi nada (T2) pada 125.c. putar tombol kekuatan nada (T3) pada -10dp.

P-VIA. 5 Apa arti fisikologis intensitas 0 dp pada alat ?0 Arti fisiologi intensitas 0 dp pada alat sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia. Sehingga, di dalam audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0 audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendah yang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada frekuensi 1000 Hz.

Page 6: laporan faal a10

2. Hubungan audiometer dengan sumbu listrik (125V) dan putar T1 ke “ON”, 51 dan 52 akan menyala, bila tidak demikian halnya laporkan pada supervisior.3. Suruhlah orang percobaan duduk membelakangi audiometer dan pasanglah telepon pada telinganya sehingga telepon “Black” ditelinga kiri.4. Berikan petunjuk pada orang percobaan untuk mengacungkan tangannya ke atas pada saat mulai dan selama ia mendengar nada melalui salah satu telepon, dan menurunkan tangannya pada saat nada mulai tidak terdengar lagi.5. Tunggulah 2 menit lagi untuk “memanaskan” alat.6. Putarlah T5 ke kiri dan pertahankanlah selama pemeriksaan.7. Putarlah tombol kekuatan T3 perlahan-lahan searah dengan jarum jam sampai orang percobaan mengacungkan tangannya keatas.8. Teruskanlah memutarkan tombol tersebut sebesar 10 db dan kemudian putarlah tombol T3 tersebut perlahan-lahan berlawanan dengan jarum jam sampai orang percobaan menurunkan tangannya. Catatlah angka db pada saat itu.9. Ulangilah tindakan 7 dan 8 dua kali lagi dan ambillah angka terkecil sebagai “hearing loss” orang percobaan pada frequency 125 Hz.10. Selama percobaan ini lepaskanlah sekali-kali T5 pada waktu orang percobaan mengacungkan tangannya untuk menguji apakah orang percobaan benar-benar mendengar nada atau hanya pura-pura mendengar.11. Ukurlah, “hearing loss” untuk telinga yang sama dengan cara yang sama pula pada requency 250,500,1000,2000,4000,8000,12000 Hz dan catatlah data hasil pengukuran pada formulir yang telah disediakan.12. Ulangi seluruh pengukuran ini untuk telinga yang lain.13. Buatlah audiogram orang percobaan pada formulir yang telah disediakan dengan data yang diperoleh pada pengukuran

Hasil Percobaan dan PembahasanOP : Kekar (21 tahun)

Page 7: laporan faal a10

Pada percobaan kali ini, OP diberikan tes Unmasked dan Masked untuk kedua telinga kanan dan kirinya dengan simbol AC dan BC. AC adalah Air Condition dimana ini adalah suatu metode untuk mengetahui level pendengaran terendah ketika memakai headphones. Sedangkan BC adalah suatu metode dengan menaruh vibrator pada tulang mastoideus.

Dari skema diagram pertama diatas dapat disimpulkan bahwa o.p memiliki kemampuan pendengaran dalam batas normal yang tercatat dalam bentuk angka terkecil (ambang) suara yang masih dapat didengar dalam setiap frekuensi suara yang berbeda. Karena hasil dari pengukuran percobaan dengan alat audiometri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor ruangan yang tidak kedap suara, faktor kemampuan konsentrasi/memusatkan pikiran o.p (sebaiknya konsentrasi o.p tidak terganggu dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara dan tulang).

Page 8: laporan faal a10

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan audiogram o.p dinyatakan normal. Semakin tinggi frekuensi suara maka intensitas yang dapat didengar semakin rendah kecuali jika ada kesalahan pada prosedur dan alat.

VII.2.SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN

Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:

1. Mengemukakan berbagai reaksi perubahan sikap badan katak oleh perangsangan kanalis semisirkularis dan reaksi “menegakkan badan” setelah ekstirpasi labirin.

2. Menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reaksi perubahan sikap diatas.3. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan

keseimbangan badan manusia.4. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :

a. Dengan kursi Barany terhadap- Gerakan bola mata- Tes penyimpangan penunjukan- Tes jatuh- Kesan (sensai)

b. Dengan berjalan mengelilingi statif

I. Percobaan pada manusiaTeori Dasar

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.

Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang

tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk

mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan

aktivitas otot yang minimal.  Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif  untuk mengontrol pusat massa

tubuh (center of mass) ataupusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).Keseimbangan melibatkan  berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh

sistem muskuloskleletal danbidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan

membuat manusia mampuuntuk beraktivitas secara efektif dan efisien.  

Page 9: laporan faal a10

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan

pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah

kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik

(vestibular, visual, dansomatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain)

yang dimodifikasi/diaturdalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai

respon terhadap perubahankondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi,

kognisi, lingkungan, kelelahan,pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.

Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :

1)       Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

a. Visual Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin

(1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.

Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.b. Sistem vestibular

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor  sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak.

Page 10: laporan faal a10

Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.c. Somatosensoris

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

 2)       Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response

synergies)                Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari

aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.

 3)       Kekuatan otot (Muscle Strength)

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. 

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya

Page 11: laporan faal a10

garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.

 4)       Adaptive systems

Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

 5)       Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

 

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan

1)       Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi

terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.

Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

  

2)       Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat

gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

Page 12: laporan faal a10

  3)       Bidang tumpu (Base of Support-BOS)Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan

permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.  

  

 b)       Keseimbangan Berdiri

Page 13: laporan faal a10

Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan efektor.

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak.  Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya.  Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik

Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap, serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.

Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung  gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.

Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan :1. Menyuruh orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dilantai dengan mata

terbuka dan kepala serta badan sikap yang biasa. Memperhatikan jalannya dan menanyakan apakah ia mengalami kesukaraan dalam mengikuti garis lurus tersebut.

2. Mengulangi percobaan diatas (no.1) dengan mata tertutup.3. Mengulangi percobaan diatas (no.1 dan 2) dengan :

a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri.b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan.

P.VI.4.8. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?Pengaruhnya adalah pada saat kepala dimiringkan, maka mata akan ikut miring kearah miringnya kepala. Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak

Page 14: laporan faal a10

statik atau dinamik. penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada.

Hasil Praktikum

OP. Eka Budi Hasil pengamatan1. Jalan lurus dengan mata terbuka dan

kepala serta badan sikap yang biasaArah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kesukaran

2. Jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala serta badan sikap yang biasa

Arah jalannya agak miring ke kanan

3.1.a. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kiri

Arah jalannya sedikit miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.1.b. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kanan

Arah jalannya sedikit miring ke kanan dan mengalami kesukaran

3.2.a. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kiri

Arah jalannya miring ke kiri dan mengalami kesukaran

P.VI. 4.8. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan? Kepala dan mata memang sangat berpengaruh pada keseimbangan badan. Ketka mata ditutup dan dimiringkan ke kiri, keseimbangan juga ke arah kiri dan sebaliknya.

PembahasanHal diatas terjadi dikarenakan proses keseimbangan dalam berjalan juga dipengaruhi oleh visualisasi atau pengelihatan. Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik.

KesimpulanProses pengelihatan dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang.

Page 15: laporan faal a10

Percobaan Keseimbangan pada Manusia

Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:

1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan manusia

2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :a. Dengan kursi Barany terhadap

- Gerakan bola mata- Tes penyimpangan penunjukan- Tes jatuh (sensasi)

b. Dengan berjalan mengelilingi statif

Alat yang diperlukan

1. Kursi barany + tongkat/statif yang panjang.

Teori Dasar

Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh(center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecualitubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya: melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan efektor.

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagaikontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagianvestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dangerak yang sebenarnya.

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.

Fisiologi KeseimbanganTujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah: menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuhketika bagian tubuh lain bergerak.Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :

Sistem informasi sensoris

Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

Sistem vestibular Reseptor sensoris vestibular berada didalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, sertasakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut

Page 16: laporan faal a10

dengan sistem labyrinthine. Sistemlabyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.

Respon otot-otot postural yang sinergis ( postural muscles response synergies ) Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitaskelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur.Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsimempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagaigerakan.

Kekuatan otot ( muscle Strength ) Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yangdihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa bebaneksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG).Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikanmassa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalamkeadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusatgravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidangtumpu, serta berat badan.2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG). Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalahmenentukan derajat stabilitas tubuh.

Page 17: laporan faal a10

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS). Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitasyang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakintinggi stabilitas.

Tata Kerja

A. Percobaan dengan kursi BaranyNistagmus

a. Menyuruh orang percobaan duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.

b. Menutup kedua matanya dengan sapu tangan dan menundukkan kepala o.p 30° kedepan.

P.VIA.9. Apa maksud tindakan penundukan kepala o.p 30° ke depan?Tujuannya adalah untuk menyetarakan derajat cairan dalam kanalis semisirkularism dan meneliti hubungan antara aparatus vestibularis yang memberi informasi esensial bagi sensasi keseimbangan terhadap koordinasi gerakan kepala, leher, gerakan mata dan postur tubuh.

Page 18: laporan faal a10

c. Memutarkan kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan.d. Menghentikan pemutaran kursi secara tiba-tiba.e. Membuka sapu tangan dan menyuruh lagi o.p melihat jauh kedepanf. Memperhatikan adanya nistagmus. Menempatkan arah komponen lambat dan cepat

nistagmus tersebut.P.VIA.10. Apa yang dimaksud Rotatory Nistagmus dan Postrotatory nystagmus?Rotatory Nistagmus adalah erakan involunter bola mata sesuai gerak rotasi dari axis.Postrotatory Nistagmus terjadi ketika pabila seseorang sedang berputar dan secara tiba-tiba dihentikan, dimana fase cepat dari nistagmus berlawanan arah dari gerakan rotasi sebelumnya.

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. Eka Budi Pada percobaan ini, setelah o.p diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali maka pada mata o.p terjadi nistagmus horizontal. Nistagmus horizontal adalah nistagmus yang gerakannya berada mata disekitar aksis visual.

B. Test penyimpangan penunjukan (Pas Pointing Test of Barany)1. Menyuruh o.p duduk tegak di kursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu

tangan.2. Memeriksa sendiri tepat dimuka kursi Barany sambil mengulurkan tangan kearah o.p3. Menyuruh o.p meluruskan lengan kanannya kedepan sehingga dapat menyentuh jari

tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.4. Menyuruh o.p mengangkat lengan kanannya keatas dan kemudian dengan cepat

menurunkan kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan no. 1 s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagai berikut :a. Menyuruh o.p dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.b. Memutar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP. Eka BudiPada o.p terjadi nistagmus dan o.p masih bisa menunjuk dengan deviasi ke arah kanan. Saat mata o.p dalam keadaan tertutup, terdapat koordinasi yang salah dari o.p karena sensasi perputaran yang dialaminya. Namun, setelah mata dibuka, o.p dapat menyentuh jari tangan pemeriksa dengan tepat.

C. Kesan sensasi1. Menggunakan orang percobaan yang lain2. Menyuruh o. duduk dikursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan.3. Memutar kursi Barany tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur

bertambah dan kemudian mengurangi kecepatan putarannya secara berangsur-angsur sampai terhenti.

4. Menanyakan kepada o.p arah perasaan berputara. Sewaktu kecepatan putar masih bertambahb. Sewaktu kecepatan putar menetapc. Sewaktu kecepatan putar dikurangid. Segera setelah kursi dihentikan.

5. Memberikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh o.p

Hasil Praktikum dan Pembahasan

Page 19: laporan faal a10

OP. Eka BudiArah putean awal ke kiri dan mata bergerak ke kiri, ketika berhenti dan membuka mata arahnya ke kanan.

Mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan o.p :Saat kursi mulai diputar ke kanan, endolimfe akan berputar ke arah sebaliknya, yaitu ke kiri. Akibatnya, kupula akan bergerak ke kiri dan o.p akan merasa berputar ke kiri. Kemudian, kupula akan bergerak ke kanan searah dengan putaran kursi sehingga o.p akan merasa bergerak ke kanan. Saat kecepatan mulai konstan, kupula dalam posisi tegak sehingga o.p akan merasa tidak berputar. Saat kursi dihentikan, kupula akan bergerak ke arah sebaliknya, yaitu ke kanan, sehingga o.p akan merasa berputar ke kanan. Namun, pada praktikum o.p masih merasa berputar ke kanan saat kecepatan sudah konstan dan o.p tidak merasa berputar ke kanan saat kursi dihentikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi keseimbangan o.p yang baik.

D. Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis horizontal1. Menyuruh o.p dengan mata tertutup dan kepala ditundukan 30°, berputar sambil

berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jaram sebanyak 10 kali dalam 30 detik.

2. Menyuruh o.p berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka.3. Memperhatikan apa yang terjadi4. Mengulangi percobaan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan arah

jarum jam.P.VI.4.11 a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada o.p ketika berjalan lurus ke muka setelahberputar 10 kali searah dengan jarum jam?o.p seharusnya berjalan sempoyongan atau tidak lurus garis.

b. Bagaimana keterangannya ?Jadi, yang berperan dalam mendeteksi gerakan akselerasi kepala yang sedang rotasi adalah canalis semisirkularis. Di dalam kanalis sirkularis terdapat sel sel rambut reseptif di ampula dan terbenam dalam lapisan gelatinosa diatasnya yaitu kupula dan terdapat endolimfe. Apabila terjadi rotasi pada kepala, maka endolimfe di dalam kanalis semisirkularis ini akan ikut bergerak berlawanan arah dan akan terus bergerak sampai nantinya gerakan kepala terhenti, sel-sel rambut ini pula akan berhenti.

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. Eka BudiSetelah diputar baik searah maupun berlawanan arah jarum jam, maka o.p berjalan miring ke arah kiri ataupun o.p merasa sempoyongan.

Kesimpulan

Aparatus vestibularis terdiri dari kanalis semisirkularis dan organ otolit (utrikulus dan sakulus). Berfungsi untuk mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Kanalis semisirkularis mendeteksi akselarasi atau deselarasi anguler atau rotasional kepala. Akselarasi atau deselarasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe yang awalnya tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala karena inersia. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga rambut-rambut kembali ke posisi tegak. Ketika kepala berhenti, keadaan sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala melambat untuk berhenti. Ketika

Page 20: laporan faal a10

seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut pada utrikulus berorientasi secara vertikal dan rambut-rambut sakulus berjajar secara horizontal.

TES FUNGSI PENDENGARAN DENGAN GARPU TALA

Page 21: laporan faal a10

Tujuan Praktikum Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Mendemonstrasikan cara untuk melakukan tes pendengaran yang benar.2. Memahami hasil interprestasi dari hasil percobaaan dari tes pendengaran yang didapat.

Alat-alat yang diperlukan: Garpu tala

Teori Dasar

a. Test RinneTujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan

hantaran udara pada satu telinga pasien. Ada 2 macam tes rinne, yaitu : Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.

Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.

Test WeberTujuan melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar atau sam-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.

Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis pada MAE atau cavum timpani missal:otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan. Test Swabach

Bertujuan untuk membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus.Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. Pada saat garputala tidak mendengar suara garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak

Page 22: laporan faal a10

kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.

Tabel 1. Membedakan Tuli konduktif dan Tuli Sensorineural pada Tes Garputala

Webber Rinne Schwabach

Metode Meletakkan garpu tala yang bergetar pada dahi

Meletakkan garpu tala yang bergetar di prosesus mastoid hingga subjek tidak mendengar lalu di dipindahkan ke depan telinga

Konduksi tulang pasien dibandingkan dengan pemeriksa (normal).

Normal Mendengar sama pada kedua telinga.

Mendengar vibrasi di udara setelah konduksi tulang selesai.

Sama panjang antara pemeriksa dan pasien.

Tuli Konduktif Suara terdengar pada telinga sakit karena tidak adanya masking effect pada sisi yang sakit.

Vibrasi di udara tidak terdengar setelah konduksi di tulang selesai.

Konduksi tulang lebih baik dibandingkan normal (defek konduksi meniadakan masking effect).

Tuli Sensorineural

Suara terdengar pada telinga normal.

Vibrasi pada udara terdengar setelah konduksi tulang selesai, sepanjang tuli sarafnya parsial.

Konduksi tulang lebih buruk dibandingkan normal.

Hasil pemeriksaan

Pemeriksaan Fungsi Pendengaran dengan Garputala

Nama

OP

Usia Hasil Pemeriksaan Interpretasi

Rinne Weber Schwabach

Reza 20 tahun Positif tidak ada lateralisasi memendek Normal

Imam 20 tahun Positif tidak ada lateralisasi memendek Normal

Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan pada kedua o.p, maka didapatkan interpretasi hasil normal. Hal ini menunjukan tidak adanya kelainan pendengaran pada kedua o.p

Page 23: laporan faal a10

Galeri Alat