PBL A10 Jimmy Christeven 102012045

28
Sistem Muskuloskeletal Pada Regio Genu Jimmy christeven 102012045 Kelompok : A10 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Email : jimmychristeven @ gmail .com Pendahuluan Adanya perubahan pola hidup dan peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia pada jaman sekarang ini, membuat pola hidup masyarakat mengalami perubahan. Perubahan gaya hidup yang ingin semuanya dilaksanakan dan dilakukan serba cepat, baik dalam hal transportasi maupun pola makan, juga menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya osteo-arthristis. Osteoarthritis atau yang umunya disebut “pengapuran sendi”, merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dijumpai di masyarakat belakangan ini. Aktivitas fisik yang kurang disertai kelebihan berat badan berpotensi menimbulkan pembebanan sendi yang semakin besar, terutama pada sendi-sendi penyanggah tubuh, khususnya sendi lutut. Keadaan ini akan semakin buruk bila terjadi pada usia lanjut akibat terjadinya perubahan hormonal yang memicu semakin cepatnya proses degenerasi struktur persendian, sehingga banyak gangguan yang akan diderita oleh penderita osteoarthritis, yaitu adanya kesulitan bagi penderita pada saat bangkit dari duduk,maupun jongkok, dan akan menyulitkan berjalan dan berdiri, dan berbagai aktivitas yang membebani lutut. Hal ini disebabkan karena nyeri yang ditemukan pada penderita osteoarthritis, yang berhubungan dengan penurunan kekuatan

Transcript of PBL A10 Jimmy Christeven 102012045

Sistem Muskuloskeletal Pada Regio GenuJimmy christeven102012045Kelompok : A10Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Email : [email protected]

PendahuluanAdanya perubahan pola hidup dan peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia pada jaman sekarang ini, membuat pola hidup masyarakat mengalami perubahan. Perubahan gaya hidup yang ingin semuanya dilaksanakan dan dilakukan serba cepat, baik dalam hal transportasi maupun pola makan, juga menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya osteo-arthristis. Osteoarthritis atau yang umunya disebut pengapuran sendi, merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dijumpai di masyarakat belakangan ini. Aktivitas fisik yang kurang disertai kelebihan berat badan berpotensi menimbulkan pembebanan sendi yang semakin besar, terutama pada sendi-sendi penyanggah tubuh, khususnya sendi lutut. Keadaan ini akan semakin buruk bila terjadi pada usia lanjut akibat terjadinya perubahan hormonal yang memicu semakin cepatnya proses degenerasi struktur persendian, sehingga banyak gangguan yang akan diderita oleh penderita osteoarthritis, yaitu adanya kesulitan bagi penderita pada saat bangkit dari duduk,maupun jongkok, dan akan menyulitkan berjalan dan berdiri, dan berbagai aktivitas yang membebani lutut. Hal ini disebabkan karena nyeri yang ditemukan pada penderita osteoarthritis, yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot Quadriceps yang merupakan stabilisator utama sendi lutut yang berfungsi sebagai pelindung struktur sendi lutut.1Pembahasan Struktur Regio GenuSendi lutut adalah salah satu sendi terbesar pada tubuh. Sendi ini dibentuk oleh dua tulang yaitu tulang femur (paha) dan tulang tibia (betis) dan dihubugkan oleh empat ligament yang sangat kuat. Ligament ini berfungsi untuk menstabilkan dan mengontrol gerakan pada sendi lutut. Lutut adalah bagian dari tubuh yang sering mengalami cidera disepanjang umur kita. Kerusakan ini sering terjadi pada saat olahraga dan aktivitas atletik (jalan, lari, lempar, lompat). Fungsi lutut adalah penghubung pinggul dan ankle kaki. Jadi tekanan yang ada pada lutut sangat besar. Untuk memperlancar pergerakan, maka pada ujung tulang dan tibia dilindungi oleh tulang rawan atau cartilage.Secara MakroskopikSecara garis besar tulang dikenal ada dua tipe yaitu tulang korteks (kompak) dan tulang trabekular (berongga = spongy = cancelous). Bagian luar kedua tulang tersebut merupakan tulang padat yang disebut korteks tulang dari bagian dalamnya adalah tulang trabekular yang tersusun seperti bunga karang.2 Tulang korteks merupakan bagian terbesar penyusun kerangka. Mempunyai fungsi modulus elastisitas yang tinggi dan mampu menahan tekana mekanik berupa beban tekukan dan puntiran yang berat. Tulang korteks terdiri dari lapisan padat kolangen yang mengalami mineralisasi. Tersusun konsentris sejajar dengan permukaan tulang. Tulang korteks terdapat pada tulang panjang ekstremitas dan vertebta. Tulang spongiosa atau canselous atau tubercular mempunya elastisitas yang lebih kecil dari pada tulang korteks. Tulang spongiosa terdapat pada daerah metafisis dan epifisis tulang panjang serta pada bagian dalam tulang pendek.3 Femur adalah tulang terpanjang dan terkuat pada tubuh manusia. Ujung atas tulang ini mempunyai kepala berbentuk hemisferis yang berartikulasi dengan asetabulum pinggul. Pada bagian tengahnya terdapat cekungan kecil yang disebut fovea yang merupakan tempat perlekatan ligament kepala femur. Ligament ini menuju ke basis asetabulum. Leher femur membentuk sudut dengan shaft, sehingga memungkinkan gerakan bebas sendi pinggul. Pada pertemuan leher dan shaft terdapat tempat perlekatan otot-otot. Trokanter mayor dan minor yang merupakan tempat perlekata otot-otot. Trokanter mayor terletak di sisi luar dan bisa diraba di bawah kulit. Shaft femur paling pipih pada bagian tengah dan melebar pada ujung bawah. Pinggir posterior dibentuk oleh tonjolan kasar (linea aspera) yang merupakan tempat otot. 2

Gambar 1. Bagian dari regio genu.4Ujung bawah femur sangat melebar sehingga merupakan tempat yang luas untuk transmisi berat badan ke tibia. Bagian ini mempunyai 2 kondilus yang beratikulasi dengan tibia. Keduanya dipisahkan oleh celah yang dalam di bagian belakang yang disebut fossa interkondiler, dan disatukan di bagian depan oleh permukaan halus yang beratikulasi dengan patella. Pada bagian belakang, di atas kondilus, terdapat permukaan pipliteal yang membentuk fossa politeal dan mengandung pembuluh darah dan saraf.Patella terletak di depan sendi lutut di dalam tendon otot quadrisep yang berfungsi meluruskan (ekstensi) lutut. Tulang yang berkembang di dalam tendon seperti ini disebut tulang sesamoid. Patella berbentuk pipih dan triangular dengan puncak menghadap ke bawah. Permukaan posterior patella halus dan berartikulasi dengan kondilus femur, permukaan anterior kasar dan dipisahkan dari kulit oleh kantong yang mirip membran sinovial yang disebut bursa. Tibia tulang yang lebih kuat daripada kedua tulang tungkai bawah dan terletak di sisi dalam atau sisi medial. Ujung atasnya sangat melebar sehingga menciptakan permukaan yang luas untuk menahan berat badan. Bagian ini mempunyai 2 massa menonjol yang disebut kondilus medialis dan lateralis yang permukaanya halus dan berartikulasi dengan kondilus femur, di antara kedua kondilus terdapat daerah kasar yang menjadi tempat perlekatan ligament dan tulang rawan sendi lutut. Di bawah kondilus terdapat penonjolan kecil yang disebut tuberositas tibia yang merupakan tempat perlekatan ligamentum patella. Kondilus lateralis memiliki permukaan sirkular untuk persendian dengan ujung atas fibula.Shaft tibia berbentuk triangular pada penampang lintang. Batas anterior terletak persis di bwah kulit dan dapat diraba sebagai penojolan tulang kering. Batas kedua menghadap fibula dan merupakan tempat perlekatan membrane interossea yang menghubungkan lengan bawah. Ujung bawah tibia sedikit melebar dan menjorok ke bawah untuk membentuk malleolus medialis, pada bagian dalam pergelangan kaki (ankle), yang berartikulasi dengan talus. Ujung bawah tibia juga berartikulasi dengan fibula. Fibula berbentuk sangat ramping dibanding tibia dan terletak di sisi luar tungkai bawah. Kepala fibula mempunyai bidang sirkular yang berartikulasi dengan kondilus lateral tibia , tetapi tidak ikut membentuk sendi lutut. Shaft ilna ramping dan memiliki beberapa pinggir tajam, salah satu pinggir tersebu merupakan tempat perlekatan membrane interossea yang menghubungkan tibia dan fibula. Ujung bawah fibula menjorok ke bawah melebihi tibia dan menyebabkan penonjolan tulang pada bagian luar sendi pergelangan kaki, yang dikenal sebagai melleolus lateral yang berartikulasi dengan talus.2

Tulang yang Berhubungan dengan LututSelain dikelilingi oleh banyak otot, sendi tersebut dapat bergerak dikarenakan adanya tulang yang berhubungan antara os femur, os tibia dan fibula, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu. gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu. Terletak diantara tulang femur (tulang paha) dan tulang tibia (tulang kering), membuat sambungan 2 tulang ini menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia, Satu lagi tulang yang ada pada latutu adalah tulang tempurung (patella). Bantalan Tulang Lutut disebut Meniscus, berbentuk seperti huruf C, Meniscus adalah tulang rawan yang dapat menyerap gaya tumbuk antara Femur dan tibia, ada 2 meniscus pada lutut, satu diluar lutut dan satu didalam lutut. Tentunya sendi ini tidak akan berguna jika tidak ada otot dan urat (ligamen) yang menggerakkannya.

Gambar 2. Anatomi Lutut Kanan (Sumber: Grays anatomy).

ArthrosisKlasifikasi umum persendian merupakan suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian di antara tulang-tulang yang berartikuasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian)Klasifikasi structural persendian terdapat persendian fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa, persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokah dengan jaringan kartilago, persendian synovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligament artikular yang membungkusnya. Klasifikasi fungsional persendian terdapat sendi sinartosis atau sendi mati, secara structural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. 1. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.2. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hiali. Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara epifis dan dialysis pada tulang panjang seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi. Maka bagian tersebut dinamakan sinostosis. Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi. 1. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.2. Sendesmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. 3. Gomposis adala sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlibat adalah ligament periodontal. Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial. Suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial dilapisi kartilago artikular. 1. Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada sendi terdapat ligament dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul melaui envaginasi kapsul dan ligament adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang kapsul sendi dan memberikan stabilitas.2. Lapisan terdalam kapsul sendi adalah membran sinovial yang melapisi keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular. Membran sinovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang jernih seperti putih telur, materi ini terdri dari 95% air dengan pH 7,4 dan merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam hialuronat), protein dan lemak. Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberiikan nutria pada permukaan kartilago artukular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga sendi yang cedera atau terinfeksi. Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat diskus artikularis (menisskus) fibrokartilago terbagi atas diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar stabilitas atau untuk meredam gonvcangan dan cedera pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan kartilago. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membrane synovial dan ditemukan di luar rongga sendi. Kantong ini terletak di bawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau otot di atas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.5Klasifikasi persendian synovial, terdapat sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini yang dikenal sebagai traksial atau multi aksial. Memungkinkan rentang gerak yang lebih besar, menuju ke tiga arah. Contoh sendi stefroidal adalah sendi panggul serta sendi bahu. Sendi engsel permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang ekdua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah saja dan dikenal sebagai sendi unlaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan siku.5Gambar 3. Cairan synovial yang terdapat di sendi lutut.6 Sendi lutut adalah sendi engsel dengan perubahan dan yang dibentuk kedua kondil femur yang bersendi dengan permukaan superior kondil-kondil tibia. Patela terletak di atas permukaan pateler yang halus pada femur dan di atas itu patella meluncur sewaktu sendi bergerak. Patela berada di depan bagian-bagian persendian yang utama, tetapi tidak masuk ke dalam formasi sendi lutut. Struktur interartikuler. Beberapa struktur penting berada di dalam sendi lutut. Tulang rawan semilunaris terletak di atas permukaan persendian yang berupa dataran tinggi tibia guna memperdalamnya untuk penerimaan kondiler femur. Ligamen bersilang berjalan dari puncak kondil tibial ke arah permukaan kasar di atas takik interkondiloid femur. Ligamen-ligamen ini bertujuan membatasi gerakan sendi lutut dan mengikat tulang-tulangnya bersama dengan lebih kuat. Ligamen kapsuler sendi lutut sangat tebal dan diperkuat lagi oleh ekspansi (pelebaran) ototr-otot dan tendon-tendon yang mengelilingi dan berjalan di atas sendi.Membran sinovial sendi lutut adalah terbesar dalam tubuh. Selain melapisi struktur sendi, membran itu juga membentang ke atas dan ke bawah sampai di bawah ligamen patela, dan membentuk beberapa bursa (kantong) sekitar sendi.2MyologiA.Otot koksa dorsal1. M. Gluteus maksimusInsersi: tuberositas glutealis traktus iliotibialisOrigo : bagian dorsal os ilium, fasia torako lumbalis os sacrum, dan fasia dorsalisli gamentum sakrotuberalePersyarafan : nervus glutae inferiorFungsi : ekstensi femur artikulasi koksae, abduksi, adduksi, dan eksorotasi femur serta menahan rangka pada saat duduk2. M. Gluteus mediusInsersia : bagian lateral trokhanter mayorOrigo : fasies glutealis Krista iliaka dan linea glutealis posterior dan inferiorPersyarafan : abduksi, endorotasi, dan eksorotasi femur, serta fiksasi pelvis pada tulang kaki3. Gluteus minimusInsersi: ujungnya trokhanter mayor bertendonOrigo : fasies glutealis anterior dan inferiorPersyarafan : nervus gluteus superiorFungsi : abduksi dan endorotasi kedua otot saat menarik pelvis pada tulang kaki4. M. Tensor fasia lataeInsersia : traktus iliotibialisOrigo : spina iliaka anterior superiorPersyarafan : nervus gluteus superiorFungsi : ekstensi fasia lata membantu fleksi dan abduksi femur juga membantu ekstensi kruris5. M. PiriformisInsersi : bertendon panjag pada ujung trokhanter mayorOrigo : os sacrum fasia pelvis daerah foramina sakraliaPersyarafan : nervus iskiadikus dan nervus muskuli filiformisFungsi : abduksi paha dan eksorotasi artikulasio koksa6. M. Abduktor internusInsersi : bertendon panjang dalam fossa trokhanterOrigo : bagian dalam foramen obturatum dan membrane obturatoriaPersyarafan : nervus muskuli obturatorium interna pleksus sakralisFungsi : eksorotasi pada artikulasio koksa7. M. Gemelus superior dan inferiorInsersi : tendon M. abductor internus fossa trokhanterikaOrigo : spina iskiadika dan tuber iskiadikumPersyarafan : nervus muskuli obtoratorius internus ramus muskularis pleksus seklaris8. M. Quadratus femorisInsersia : Krista intra trokhanterikaOrigo : lateral sisi tuber iskiadikumPesyarafan : nervus muskuli quadrates femoris pleksus sakralisFungsi : eksorotasi artikulasio koksae juga membantu abduksi femur

B. Otot permukaan ventral pangkal femur1. M. Ilio psoasPersyarafan : ramus muskularis pleksus lumbalisa. M. IliakusOrigo : fossa iliaka, spina iliaka anterior inferior bagian depan artikulasio koksae;Insersi : trokhanter minor, batas medial linea aspera;Fungsi : fleksi, endorotasi artikulasio koksae; dan fleksi kolumna vertebralis lumbalisb. M. Psoas mayorInsersi : trokhanter minor;Origo : permukaan lateral korpus vertebra torakalis XII, korpus vertebralis lumbalis 1-IV;Fungsi : eksorotasi pada waktu M. Gluteus berkontraksi c. M. Psoas minorInsersi : trokhanter minor, insersi tendon yang lebih panjang;Origo : pemukaa lateral vertebra torasika XII dan vertebra lumbalis Id. M. SartoriusInsersi : sisi medial tuberositas tibiaOrigo : spina iliaka anterior superiorFungsi : membantu fleksi abduksi dan endorotasi femur, menekuk dan memutar artikulasio genu.2.Otot permukaan venter femur (M. Quadrisep Femoris)Persyarafan : nervus femorisa.M. Rektur femorisInsesi : seluruh fasia fasies proksimal ligamentum patela dan tuberositas tibia Origo : spina iliaka anterior inferior dan sisi kranial asetabulumFungsi : meregangkan M. rektus femoris pada artikulasio koksaeb.M. ventus (medialis, lateralis, dan intermedialis)Insersi : ligamentum patella, retinakula petela pada tuberositas tibiaOrigo : labium media, lateral, dan ventral linea aspera sampai ke trokhanter mayorFungsi : menopang fleksi pada artikularis koksaec.M. Artikularis genuOrigo : serabut-serabut distal kapsula sendi lutut

C. Adductor femur1. M. pectineus Insersi : linea pektini femurOrigo : ossis pubis Persyarafan : nervus femoralis dan nervus obturatorisFungsi : adduksi femur, memabntu fleksi, dan eksorotasi artikulasio koksae2. M. adductor longusInsersi : bagian tengah linea aspera labium medialOrigo : ramus superior dan ramus inferior ossis pubisPersyarafan : nervus obturatorius Fungsi : adduksi femur dan fleksi artikulasio koksae3. M. adductor brevisInsersi : linea aspera labium medialOrigo : ramus inferior ossis pubis foramen obturatumPersyarafan : nervus obturatorius Fungsi : adduksi, ekstensi femur, dan eksorotasi pada artikulasio koksae4. M. adductor magnusInsersi : tuberositas gluteus epikondilum medialis femoalisOrigo : ramus ossis iskii dan tuberositas iskiadikumPersyarafan : nervus obturatorius dan nervus iskiadikusFungsi : adduksi femur membantu meregangkan paha dan eksorotasi femur5. M. adductor minusInsersi : bagian atas linea aspera labium medialOrigo : ramus inferior ossis pubis Persyarafan : nervus obturatoriusFungsi: adduksi paha membantu fleksi dan eksorotasi paha 6. M. grasilis Insersi : bertendon panjang pada sisi medial tuberositas tibia Origo : ramus inferior ossis pubis sepanjang simpisis pubisPersyarafan : nervus obturatoriusFungsi : adduksi femur, fleksi artikulasio genu, dan endorotasi femur7. M. obtorator eksternusInsersi : bertendon kedalam fosa trokhanter femur Origo : bagian luar foramen obturatum Persyarafan : nervus obturatoriusFungsi : eksorotasi femur, fleksi pada artikulasio koksae

D. Otot-otot fleksor femur1.M. biseps femorisInsersi : kaput fibula bertendon kuat Origo : tuber iskiadikum bersatu dengan M. SemitendinosusPersyarafan : nervus tibialis bersendi dua dan nervus fibularis kumunisFungsi : fleksi kruris pada artikulasio genu eksorotasi dan ekstensi antikulasio genu 2.M. semi tendinosusInsersi : bertendon panjang medial tuberositas tibia Origo : tuber iskiadikum kaput langus musculi bisep femorisPersyarafan : nervus tibialis bersendi duaFungsi : fleksi kruris artikulasio genu, endorotasi dan ekstensi artikulasio koksae3.M. ssemi membranosus Insersi : kondilum medialis tibia dan ligamentum popliteum obliguesOrigo : tuber iskiadikum bertendon lebarPersyarafan : nervus tibialis bersendi duaFungsi : fleksi dan endorotasi artikulasio genu, ekstensi artikulasio koksae

E.Otot-otot ventral krurisPersyarafan : nervus fibularis profundus1.M. tibialis anterior Insersi : basis metatarsalis I (sisi medial) dan os. Kunaiforme mediale (sisi plantar)Origo : epikondilus lateralis dan fasies lateralis tibia Fungsi : fleksi dorsal dan spinasi kaki 2.M. ekstensor halusis longus Insersi : permukaan dorsal jari kaki yang besar bertendonOrigo : fasies medialis fibula membrane interosea kruris dan fasia krurisFungsi : ekstensi jari kaki dan ekstensi dorsal pada artikulasio talus sebelah atas3.M. ekstensor digitorum longusInsersi : bersama keempat tendon kedalam aponeurosis dorsal keempat jari lateral kakiOrigo : kondilus lateralis tibia, margo anterior fibula, dan membran interosea krurisFungsi : supinasi pada artikulasio talus sebelah bawah M. Ekstensor halusis longus.4.M. Peroneus fibularis tertiusInsersi : permukaan dorsal kelima tonjolan tulang pada tengah kaki bertendon datarOrigo : keluar dari bagian distal fibulaFungsi : pronasi kruris

F. Otot-otot kruris lateralisPersarafan : nervus fibularis superfisialis1. M. Peroneus fibularis longusOrigo : kaput fibula, fasia kruris, fasies lateralis, dan margo posteriorInsersi : plantar pedis dan sulkus tendinius muskuli fibularis dan tuberositas ossis metatarsal I-II os kunaiformi medialFungsi : kedua M. Fibularis mengangkat sisi lateral kaki dan menopang fleksi plantar kaki2. M. Peroneus fibularis brevis Insersi : tuberositas ossis metatarsalis V, jalur tendon sampai kelingking kakiOrigo : fasies lateralis dan margo anterior fibula, septa intermuskularis kruris anterior dan posterior

G. Otot-otot superficial kruris dorsal Persarafan : nervus tibialis1. M. Triseps suraea. M. Gastroknemius (kaput medial dan lateral)Insersi : tuber kalkanei dan tendon kalkanus (tendon alkhiles)Origo : epikondilus medial dan lateral femurFungsi : plantar fleksi kaki pada artikulasio talus sebelah atas, supinasi kaki pada artikulasio talus.b. M. soleusOrigo: fasies posterior dan margo posterior fibula, fasterior fibula, fasies posterior tibia dan arkus tendinius muskuli solei.2.M.plantarisInsersi :lapisan dalam fasia kruris dan tendon kalkaneus yang tipis dan panjang.Origo : epikondilus lateralis femur.3. M. PopliteusInsersi: fasies posterior tibia diatas linea muskuli solei.Origo : bertendon pada epikondilus lateralis femur dan kaput fibula.Fungsi : fleksi kruris dan endorotasi pada artikulasio genu. H.Otot-otot kruris profunda lateraliserfus tibialis Persyarafan : nervus tibialis 1.M. tibialis posteriorInsersi :Tuberositas ossis navikulare, permukaan plantar os kunaiformi medial, ossa kunaiformi intermedium lateral dan basis metatarsal II IVOrigo: fasies posterior, bagian prosimal tibia dan fasies medialis fibula.Fungsi: plantar fleksi dan supinasi kaki.2.M. fLeksor digitorum longusInsersi: falang akhir jari kaki keII VOrigo: fasies posterior, margo interosius tobia dan arkus tendimius dista fibula.Fungsi: fleksi bagian terakhir 4 jari lateral kaki, fleksi dan supianasi kea rah plantar3.M.fleksor lalusis longusOrigo: fasies posterior dan margo posterior fibulaInsersi: falang terakhir dari ibu jariFungsi: fleksi ibu jari kaki, fleksi dan supinasi seluruh kaki kea rah plantar.

I.Otot otot dorsalis pedis1. Ekstensor digitorum brevisInsersi: apponeurosis dorsal jari kaki bagian tengah.Origo: permukaan dorsal dan permukaan permukaan samping kalkaneus.Fungsi : Dorso fleksi jari kaki2.M.ekstensor halusis brevisInsersi: falang ibu jari kakiOrigo: permukaan dorsal kalkaneusFungsi: dorsofleksi jari kaki3.M.interosei dorsalis I-IVOrigo: permukaan tengah tulang kaki Insersi: sisi medial dasar palang distal III-V sampai apponeurosa ekstensi jari kaki bersangkutanFungsi: fleksi dan abduks jari kaki III-V ke lateral, jari kaki II ke medial dan ekstensi jari kaki yang lain4. M.interosei plantaris I-IIIOrigo: sisi bagian tengah tulang kaki III-V Insersi:sisi medial falang distal III-V sampai apponeurosa ekstensi jari kakiFungsi: fleksi dasar sendi dan adduksi jari kaki III-V, ekstensi jari kaki yang lain.

J. Otot-otot ibu jari kaki.Persyarafan nerfus plantari, medialis dan lateralisa. M. abductor halusisInsersi: falang proksimal ibu jari kaki Origo: prosesus medialis tuberosis kalkanei dan appoeurosis plantarisFungsi: Abduksi flekskki ibu jari kaki terutama ekstensi aktif bagian penutup kaki.b.M. fleksor halusis brevisInsersi: 2 kaput tulang cecamoid dan falang proksimal ibu jari kakiOrigo: permukaan plantar ossa unaiformi mediale, intermedium, dan lateral ligamentum plantar longus.c. M adductor halusis Origo: permukan plantar os kunaiformi lateral dan ligamentum plantar longus.Insersi: bagian lateral tulang sesamoid dan falang proksimal ibu jari kaki.Fungsi: abduksi, fleksi ibu jari kaki.

K. Otot kelingking kakiFungsi :abduksi, fleksinkelingking dan ekstensi aktif penutup kaki.a.M.Abduktor digiti minimiInsersi: sisi lateral falang proksimal kelingking (tuberositas ossis metatarsalis V)Origo: Prosesus lateralis tuberis kalkanei dan apponeorosis plaeusntaris;Persyarafan: N. pLantaris lateralis.b. M. fleksor digiti minimi brevis Insersi : bagian falang proksimal kelingking.Origo: bagian depan ligament plantar logum basis ossis metatarsalis .Persyaratan: Nervus plantaris medialis.c. M.Opponeus digiti minimiInsersi: sisi lateral os metatarsal V.Origo: vagina tendini M. fibularis peroneus longus.

L. Otot-otot plantar pledisa. Fleksor digitorum brevis Insert : empat tendon M. fleksor digitorum longus sampai pada falang tengah jari kaki II-IV.Origo: prosesus medialis tuberosis kalkanei dan apponerosis plantaris; Fungsi: fleksi bagian tengah dan dasar jari kaki II-IV.b. M. Quadratus plantaris Origo: dua kaput permukaan plantar kalkuemnneus dan ligamentum plantar logum;Insersi: sisi lateral tendon M.fleksor digitorum longus dan memperkuat otot yang melintang.7Topografi Otot yang BerhubunganSendi lutut juga mempunyai stabilisasi aktif yaitu otot-otot di sekitar daerah lutut. Otot-otot pada lutut dibagi dalam dua group otot yaitu group otot ekstensor (bagian anterior (Gambar 4)) dan grup otot fleksor (bagian posterior (Gambar 5)). Yang termasuk grup otot ekstensor yaitu quadriceps yang terdiri dari rectus femoris, vastus medialis, vastus lateralis, dan vastus intermedius. Keempat otot ini bersatu membentuk satu tendon yang berinsertio pada tuberositas tibia. Sedangkan yang termasuk dalam grup otot fleksor adalah hamstring, gastrocnemius dan pes anserinus.

Gambar 4. Otot disekitar Lutut Bagian anterior.8

Gambar 5. Otot disekitar Lutut Bagian Posterior.8

Mekanisme kerja kontraksi dan relaksasi otot Otot tersusun atas 75 persen air, 20 persen protein, dan 5 persen garam mineral, glikogen, dan lemak. Kontraksi otot terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf, yang bersifat elektrik, dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot saraf (neuromuskular junction). Impuls saraf sampai ke sambungan otot saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetilkolin. Asetilkolin dilepas ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps) dan ketika asetilkolin menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot, sehingga timbul kontraksi.Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energi yang didapat dari oksidasi makanan, terutama karbohidrat. Pada proses pencernaan karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati dan di otot. Glikogen otot merupakan sumber panas dan energi bagi aktivitas otot. Selama oksidasi glikogen menjadi karbondioksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang kaya akan energi. Senyawa ini disebut adenosin trifosfat (ATP). Apabila otot harus melakukan kontraksi, energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya menjadi adenosin difosfat (ADP). Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk asampiruvat. Bila terdapat banyak oksigen, seperti yang terjadi paa gerakan umum, asam piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan air. Pada proses ini juga dilepas energi yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila oksigen tidak mencukupi, asam piruvat diubah menjadi asam laktat yang bila menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot.9 Kelelahan tidak disebabkan oleh kegagalan dalam transmisi neuromuskular, selain itu bukti-bukti eksperimen mengisyaratkan bahwa kelelahan dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasik elemen metabolisme atau untuk melaksanakan kedua fungsi itu. Kurangnya oksigen dan akumulasi metabolit asam mungkin terlibat di sini. Kemungkingan lain adalah keterlibatan respons volunter terhadap kelelahan oleh pusat-pusat yang lebih tinggi yang akan menyebabkan kelelahan atau upaya-upaya lebih lanjut, keduanya dapat mengganggu fungsi yang efisien. Selain itu, telah lama diketahui bahwa metabolit dari fungsi itit berpotensi mengiritasi ujung saraf sensoris yang berada di dalam otot. Respoms terhadap stimulan itu dapat diinterpretasikan sebagai nyeri yang akan mereda ketika ototnya menyembuh.9Selama tubuh melakukan latihan-latihan fisik atua pekerjaan yang berat maka tubuh akan berkompensasi dengan melakukan proses respirasi yang berlangsung amat cepat, akibatnya tubuh kekurangan oksigen. Pada saat ini glikogen otot akan dirombak/dipergunakan sebagai energi melalui proses yang bersifat anaerobik/glikolisis yang berakhir dengan pembentukan asam laktat. Akan tetapi bila telah cukup istirahat berarti juga tubuh mendapat cukup oksigen maka hati dapat mengubah kembali asam laktat menjadi glikogen. Apabila tubuh tidak menerima cukup oksigen, maka akan terjadi penumpukan asam laktat dalam otot yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot.10Pembentukan energi pada kontraksi otot energi untuk berkontraksi. bergeraknya serabut tindakan adalah myosin serabut memerlukan energi yang sungguh sial, di sini lagi, rata-rata dengan mana energi disampaikan kepada myosin dan actin-tropomyosin filamnets menjadikan singkatan hampir dengan sepenuhnya yang tak dikenal. adalah mungkin bahwa/yang energyis preliminarily yang disimpan di (dalam) kawat pijar dan pengaktifan itu menyangkut otot yang sederhananya melepaskan energi sepanjang contractile memproses. bagaimana pernah, banyak ahli fisiologi percaya bahwa anactive proses kimia terjadi selama singkatan dengan mana energi dengan segera mentransfer ke myosin dan actin-tropomyosin kawat pijar.11Kekuatan dari konstraksi otot otot ditentukan pula oleh neuro motorik yang mengatur beberapa jumlah serat serat otot. Semakin banyak neuro motor yang direkrut (banyak) maka kekuatan kontraksi dari otot itu sendiri akan semakin besar(rekrutmen unit motorik). Jadi semakin banyak kita melakukan latihan maka kekuatan, ketegangan, serat serat dari otot akan bertambah pula. Namun ada kalanya otot mengalami fase kelelahan, fase ini sebenarnya adalah kondisi dimana otot tidak mampu mempertahankan ketegangan maupun ketidakmampuan dari neuro motor untuk melakukan konstraksi.12 Ada beberapa hal yang mempengaruhi ketegangan dari serat otot:1. Ketebalan dari serat serat otot2. Panjang serat serat otot 3. Kondisi kelelahan dari serat otot dan4. Frekuensi rangsang yang di berikan Frekuensi rangsang itu mampu mempengaruhi ketegangan yang dilakukan serat serat otot. Kaitannya hal ini otot dapat mengalami kondisi yang dinamakan tetanus (bukan penyakit tetanus ya) dan kedutan. Kedua hal ini sangat di pengaruhi oleh stimulus rangsang yang diberikan. Kondisi tetanus akan terjadi apabila rangsangan diberikan pada saat serat serat otot itu belum sempat melakukan kondisi istirahat atau relaksasi sehingga berakibat pada konsraksi maksimum. Sedangkan kedutan akan terjadi apabila rangsangan yang diberikan setelah serat serat mengalami relaksasi pada rangsangan pertama tetapi langsung di stimulasi kembali meskipun telah melakukan relaksasi sempurna.12 Secara MikroskopikKontribusi unsur sel tulang terhadap masa total adalah sangat kecil. Sebagian besar terdiri atas matriks tulang, substansi intestisial bermineral, yang dideposisikan dalam lapisan atau lamel. Tersebar agak merata dalam substansi intestisial tulang adalah rongga-rongga melintang. Rekonstruksi osteon dari potongan seri menunjukan bahwa mereka tidak selalu berupa unit silindris semata-mata, namun dapat bercabang dan beranastomosis dan memiliki konfigurasi tiga dimensi agak rumit. Trabekel relative langsing dari tulang spons juga terdiri atas lamel namun tidak ditembus pembulus darah dan karenannya tidak memiliki system havers. Mereka terdiri atas potongan-potongan lamel tulang bersudut.13 Jaringan pada Tulang1. Jaringan tulang mempunyai banyak komponen jaringan 2. Jaringan tulang keras3. Jaringan fibrosa4. Cartilage5. Jaringan vaskuler6. Jaringan limfe7. Jaringan lemak8. Jaringan saraf

Gambar 6. Jaringan pada tulang.7

Gambar 7. Struktur mikroskopik tulang padat.7

Jenis-jenis Jaringan Tulang yang Terdapat pada Tubuh 1. Jaringan Epitel2. Jaringan Konektif (Penyambung)Jaringan konektif mempunyai sel-sel yang susunannya tidak terlalu rapat. Jaringan ini berhubungan dengan jaringan-jaringan yang lain. Jaringan konektif dibedakan sebagai berikut.a. Jaringan Pengikatb. Jaringan Penunjang/PenguatJaringan ini berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh yang lemah. Jaringan penunjang terdiri atas bagian-bagian berikut.1) Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)Jaringan tulang rawan mempunyai banyak matriks dan bersifat lentur yang disebut kondrin. Pada anak-anak, tulang rawan berasal dari jaringan mesenkim, tetapi pada orang dewasa dibentuk oleh perikondrium yang banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan (kondrosit). Sel-sel tulang rawan ini terletak di dalam suatu rongga kecil yang disebut lakuna. Jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam.a) Tulang Rawan HialinMatriks tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan, mengkilat, dan jernih. Fungsinya adalah membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan ini terdapat pada cakram epifisis, dan ujung rusuk.b) Tulang Rawan ElastisTulang rawan elastis tersusun dari serabut kolagen dan bersifat elastis. Matriksnya berwarna kuning. Fungsinya adalah memberikan fleksibelitas dan menguatkan. Contohnya pada daun telinga, epiglotis dan bronkiolus.c) Tulang Rawan FibrosaMatriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap, tetapi banyak mengandung serabut kolagen yang membentuk suatu berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya adalah untuk memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih dalam.

2) Jaringan Tulang Sejati (Osteon)Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah dan mengikat otot-otot. Berdasarkan jumlah matriksnya jaringan tulang sejati dibedakan menjadi dua.a) Tulang KompakPada tulang kompak terdapat matriks yang banyak, rapat, dan padat. Contoh dapat dijumpai pada tulang-tulang pipa. Substansi mineral disimpan dalam lapisan tipis yang disebut lamela. Struktur mikroskopis tulang panjang menunjukkan adanya saluran-saluran memanjang yang saling berhubungan yang disebut Kanalis Havers. Havers terdiri atas lamella-lamella yang tersusun melingkari suatu saluran, yang di tengahnya terdapat pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah inilah yang menyuplai makanan kepada sel-sel tulang. Struktur tulang kompak dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8. Jaringan tulang.14b) Tulang Spons (Bunga Karang)Matriks pada tulang spons tersusun tidak rapat dan berongga. Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Contohnya pada tulang-tulang pipih.14

KesimpulanRegio genu memiliki susunan tulang 4 buah antara lain yaitu, os. Femur, os. Patella, os. Tibia dan os. Fibula. Tulang tersebut tidak dapat bergerak sendiri, jadi tulang tersebut dibantu dengan adanya otot di sekitar regio genu antara lain dibagi menjadi dua yaitu secara anterior dan posterior. Secara anterior terdapat otot-otot besar yang berhubungan dengan geraknya lutut yaitu, m.rektus femoris, m.vastus medialis, dan m.vastus lateralis, m.peroneus longus, m.tibialis anterior. Kemudian secara posterior juga terdapat otot-otot besar yang menghubungkan yaitu m.gastrocnemius, m.plantaris, m.gracilis, m.biceps femoris, m.semimembranosus. Bukan hanya otot-otot saja yang memberika gerakan pada lutut, diantara lainnya adalah seperti ligamen, dan cairan sinovial yang memberikan pelumas agar dapat menggerakkan lutut, cairan sinovial ini sangatlah penting dalam penggerakan ini, tanpa cairan sinovial antar tulang tersebut akan memberikan gesekan yang keras, jadi akan terjadi nyeri dan sakit pada lutut. Biasanya diakibatkan dikarenakan banyaknya aktivitas, kurangnya olahraga, dan faktor usia. Os femur dan os tibia akan terjadi gesekan sehingga ligamen antar tulang tersebut lama kelamaan akan rapuh.

Daftar Pustaka1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi V Jilid III. Jakarta; Interna Publishing; 2009. 2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2009.h.116-7.3. Bahiyatun. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC, 2009.h. 84-5.4. Anatomy [artikel online] maret 2013. Diunduh dari: http://www.orthotricounty.com 24 September 2012. 5. Ethel S. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC 2003.h.6. Sendi tulang kalsium [artikel online] maret 2013. Diunduh dari: http://3.bp.blogspot.com 15 juni 2012. 7. Nurachman E, Angriani R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Salemba Medika; 2010.h.283-6.8. Otot disekitar Lutut Bagian Anterior (Sumber: buku ajar diagnostik fisik. 2nd edition; 2002)9. Thomson H. Oklusi. Jakarta; EGC; 2007.10. Kusharto CM, Suhardjo. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta: Kanisius; 2010.11. Guyton. Anatomi dan fisiologi. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: EGC; 2007.h.12. Sherwood. Fisiologi manusia dari sel ke system. Jakarta:EGC; 2011.13. Wibowo D. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grafindo; 2005.14. Eroschenko VP. Atlas histologi diFiore. Jakarta; EGC; 2010.