Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata ......Renja Dinas Pariwisata Provinsi...
Transcript of Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata ......Renja Dinas Pariwisata Provinsi...
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata agar lebih
berkualitas, Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau selaku penanggung jawab
teknis Penyelenggaraan Pembangunan Daerah dalam Bidang Pariwisata
berkewajiban menyusun Rencana Kerja (Renja) sebagai acuan dalam
pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan pada tahun berkenaan.
Renja mempunyai fungsi penting dalam sistem perencanaan daerah,
karena Renja menerjemahkan perencanan strategis jangka menengah (RPJMD
dan Renstra OPD) ke dalam rencana, program, dan penganggaran tahunan.
Renja menjembatani sinkronisasi, harmonisasi Rencana Strategis ke dalam
langkah – langkah tahunan yang lebih konkrit dan terukur. Dengan demikian
Renja merupakan pedoman bagi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah ( RAPBD ), di mana kebijakan umum APBD ditetapkan
secara bersama – sama antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )
dengan Pemerintah.
Proses penyusunan Renja didasarkan pada penjaringan aspirasi yang
diformulasikan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) tahunan dan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan
pembangunan Daerah pada tahun sebelumnya.
Sebagai Dokumen resmi Pemerintah Daerah, Rencana Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja PD mempunyai kedudukan
yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka
menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan. Oleh karena itu
RKPD dan Renja PD berfungsi menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana
regional dengan memuat arah kebijakan pembangunan, prioritas pembangunan,
rancangan kerangka ekonomi daerah dan program kegiatan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD).
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 2
Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau sebagai Dinas Daerah yang
menangani urusan pilihan pariwisata dengan mengacu pada Undang-Undang
Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tatacara Perencanaan, Pengendalaian dan
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tatacara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah menyusun Rencana Kerja (Renja) di bidang pariwisata dengan maksud
menyediakan dokumen perencanaan Organisasi Perangkat Daerah yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Program dan Kegiatan pada
tahun yang direncanakan.
Rencana Kerja di Dinas Pariwisata sebagai penjabaran Operasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau
merupakan sebuah dokumen perencanaan yang disusun secara sistematis
dalam rangka menata perbaikan, pembaharuan dan peningkatan dalam bidang
Pariwisata dengan berpedoman pada arah kebijakan yang tertuang dalam
peratuan daerah Provinsi Kepulauan Riau.
Namun demikian, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tatacara Perencanaan, Pengendalaian dan Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tatacara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah setiap
Perangkat Daerah diwajibkan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil Renja
Perangkat Daerah yang telah disusun. Hal ini untuk mengetahui sejauhmana
kesesuaian program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
dibandingkan degan dokumen Renja Perangkat Daerah yang telah disusun
sebelumnya.
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 3
1.2. Dasar Hukum
Penyusunan Laporan Evaluasi terhadap hasil Renja Dinas Pariwisata
dilandasi dasar hukum sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
g. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
h. Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 4
2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Nasional;
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6323);
l. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tatacara
Perencanaan, Pengendalaian dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tatacara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
n. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2005-2025;
o. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2012 – 2022
(Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 23).
p. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Riau
(Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 41);.
q. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 8 Tahun
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 5
2016 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2018 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Nomor 49);
r. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau tahun
2019 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018 Nomor 6);
s. Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Perangkat Daerah (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Nomor 372);
t. Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 83 Tahun 2018 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan
Riau Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2018 Nomor 563).
1.3. Maksud dan Tujuan
Laporan Evaluasi terhadap hasil renja tahun 2019 bertujuan untuk
melihat sejauah mana kesesuain dokumen perencanaan dari mulai RPJMD,
RKPD, Renstra OPD, dan dokumen renja OPD. Selain itu evaluasi terhadap hasil
renja dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan khususnya antara perencanaan
dan penganggaran berbagai program dan kegiatan serta mengetahui tingkat
ketercapaiannya.
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 6
BAB II
EVALUASI TERHADAP HASIL RENJA DINAS PARIWISATA
TAHUN 2019
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun 2019 dan Capaian Renstra
OPD
Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap dokumen perencanaan
harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu Renja Dinas Pariwisata
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 juga dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap
Renja Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 meliputi 3 (tiga)
hal, yaitu kebijakan perencanaan program & kegiatan, pelaksanaan rencana
program & kegiatan, dan hasil rencana program & kegiatan.
Rekapitulasi Evaluasi hasil pelaksanaan Renja/ RKPD Provinsi dan
pencapaian Renstra Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 dapat
di lihat pada Tabel 2.1 terlampir:
Dari Tabel Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD/
RKPD Provinsi dan Pencapaian Renstra Dinas Pariwisata tahun 2019
(terlampir) dapat disampaikan bahwa tidak semua program yang telah
direncanakan dalam renja dan renstra terealisasi dengan baik. Keterbatasan
anggaran dan dinamika perubahan kebijakan dan isu yang terjadi mengakibatkan
Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau tidak leluasa dalam melaksanakan
semua program kerja yang telah direncanakan dan mengalami perubahan-
perubahan.
Hal ini bisa dimaklumi bahwa dalam penyusunan Rencana Kerja tahun
2019 Dinas Pariwisata menyampaikan dokumen Rencana Kerja dengan Pagu
Anggaran Rp. 32.220.894.000,- dan setelah melalui rangkaian pembahasan,
Dinas Pariwisata mendapatkan alokasi Anggaran Rp. 19.142.240.460,- yang
hampir semua program dan kegiatannya mengacu pada dokumen Rencana
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 7
Kerja yang telah disusun. Hal ini juga ikut memengaruhi dinamika perubahan
kegiatan Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019.
2.2. Evaluasi Hasil RKPD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 (Capaian
Indikator Program RPJMD)
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja
adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi
output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan
terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan
untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
mewujudkan visi, misi dan strategi Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau.
Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna
memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran. Selanjutnya dilakukan analisis akuntabilitas kinerja yang
menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan
kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana
ditetapkan dalam rencana strategis.
Pengukuran dimaksud merupakan hasil dan suatu penilaian yang
sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa
indikator-indikator masukan (input) dan keluaran (output. Penilaian tersebut tidak
terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi
keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan program/ kegiatan
yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan
tujuan.
Berikut ini akan diuraikan Realisasi Pencapaian Sasaran Dinas
Pariwisata pada tahun berdasarkan RKPD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019,
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 8
yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja yang telah ditetapkan adalah
sebagai berikut;
Tabel 2.2
Capaian Kinerja Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 Triwulan I (Januari – Maret)
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET REALISASI (%)
1. Meningkatnya daya saing pariwisata Kepri di pasar nasional dan internasional
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kepulauan Riau (orang)
2.300.000 418.119 18,18
Jumlah Kunjungan
Wisatawan
Nusantara di
Kepulauan Riau
(Orang)
1.570.000 - -
Rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau (hari)
2.1 1.91 90.95
Rata – rata tingkat hunian hotel di Kepulauan Riau (%)
51 52.60 103,15
2. Meningkatnya Pendapatan sektor Pariwisata
Prosentase Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB (%)
2.45 2.20 89,79
Total Pengeluaran
Wisatawan di
Kepulauan Riau
(Milyar Rupiah)
13.409 - -
3. Berkembangnya ekonomi kreatif di Kepulauan Riau
Prosentasi peningkatan pelaku ekonomi kreatif aktif (%)
20 - -
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 9
Ditinjau dari masing-masing sasaran pada tahun 2019, Dinas Pariwisata
Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan tugas utama yang menjadi
tanggungjawab organisasi.
Ditinjau dari masing-masing sasaran tahun 2019, Dinas Pariwisata Provinsi
Kepulauan Riau dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggungjawab
organisasi. Berikut akan diuraikan kinerja dari Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan
Riau dilihat dari masing-masing sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah
ditetapkan hingga akhir tahun anggaran 2019.
Sasaran I
Untuk mewujudkan sasaran ini tidak lepas dari kerjasama dan dukungan
dari berbagai pihak, Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau tidak bisa
mewujudkan sasaran ini sendiri. Pariwisata Kepulauan Riau menjadi tanggungjawab
semua elemen, baik pemerintah daerah, akademisi, industri, komunitas, dan juga
media. Berkembangnya sektor pariwisata sangat bergantung dari sektor lainnya,
pada prinsipnya pembangunan pariwisata dikerjakan lintas sektor dan lintas aktor.
Selama ini Dinas Pariwisata telah bekerjasama dengan stkeholder terkait dalam
upaya pengembangan pariwisata sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sektor pariwisata di dalam Rencana Pembangunan Nasional telah
ditargetkan menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini
antara lain dimaksudkan untuk menghasilkan devisa dan menciptakan lapangan
kerja. Sektor pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu motor
penggerak pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dan Kepulauan Riau
sendiri juga telah ditetapkan menjadi salah satu destinasi pariwisata nasional. Sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dan fokus pembangunan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang harus ditingkatkan daya saingnya.
Meningkatnya Daya Saing Pariwisata Kepri di Pasar Nasional dan Internasional
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 10
Meningkatnya daya saing pariwisata Kepulauan Riau ditandai dengan
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara,
meningkatnya rata-rata lama tinggal wisatawan dan rata-rata tingkat hunian hotel di
Kepulauan Riau.
Pencapaian sasaran Meningkatnya Daya Saing Pariwisata Kepri di Pasar
Nasional dan Internasional pada tahun 2019 dilaksanakan dengan Program
Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Program Pengembangan Destinasi
Pariwisata, dan Program Pengembangan Kelembagaan Pariwisata. Indikator
keberhasilan sasaran strategis berikut target dan realisasinya hingga Triwulan I
(Januari – Maret) tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel.2.3
Capaian Sasaran I “Meningkatnya Daya Saing Pariwisata Kepri di Pasar Nasional dan Internasional” Tahun 2019 (Januari - Maret)
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kepulauan Riau (orang)
2.300.000 418.119 18,18
2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di Kepulauan Riau (Orang)
1.570.000 - -
3. Rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau (hari)
2.1 1.91 90.95
4. Rata – rata tingkat hunian hotel di Kepulauan Riau (%)
51 52.60 103,15
Indikator I
Wisatawan Mancanegara adalah setiap pengunjung yang mengunjungi suatu
negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kepulauan Riau
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 11
bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi dan lamanya
kunjungan tersebut tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan. Kedatangan wisatawan
akan sangat membantu suatu daerah dalam meningkatkan perekonomian, karena
wisatawan dapat menimbulkan multiplier effek bagi daerah yang dikunjunginya.
Dampak kunjungan wisatawan akan dirasakan langsung oleh pengelola akomodasi,
sektor konsumsi/ makan minum, transportasi, hiburan, dan penyedia oleh-oleh
tentunya.
Oleh karena itu pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Riau sangat gencar
berusaha meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan yang pada akhirnya dapat
meningkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dampaknya bisa langsung dirasakan
oleh masyarakat.
Indikator jumlah kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan total
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Kepulauan Riau yang
dihitung berdasarkan data masuk melalui 4 (empat) pintu masuk yaitu; Kota Batam,
Kota Tanjungpinang, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Bintan.
Pencapaian sasaran Meningkatnya daya saing pariwisata Kepri di pasar
nasional dan internasional dengan indikator I jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara yang datang ke Kepulauan Riau (juta orang) pada tahun 2018
dilaksanakan dengan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata. Indikator
keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya hingga Triwulan I (Januari –
Maret) tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel. 2.4
Capaian Sasaran I Indikator I tahun 2019 (hingga Triwulan I) Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kepulauan Riau (juta Orang)
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kepulauan Riau (orang)
2.300.000 418.119 18,18
Dari tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian
sasaran I, diperoleh gambaran bahwa dari indikator I (Jumlah Kunjungan Wisatawan
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 12
Mancanegara ke Kepulauan Riau (juta orang)) yang ditetapkan menunjukkan kinerja
18,18 persen hingga akhir Triwulan I (data kunjungan masuk hingga bulan Februari
2019).
Kami optimistis pada akhir tahun 2019 Dinas Pariwisata dapat mencapai
target dalam mendatangkan 2.300.000 kunjungan wisatawan mancanegara ke
Kepulauan Riau, mengingat peakseason masih akan terjadi pada tengah dan akhir
tahun.
Pada tahun 2019 Dinas Pariwisata telah berusaha melaksanakan program
dan kegiatan yang mendukung kepada keberhasilan meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepulauan Riau, diantaranya;
Menyelenggarakan dan memfasilitasi event baik skala nasional maupun
internasional, Peningkatan Informasi Pariwisata (Teknologi Digital Marketing
Pariwisata), Pendukungan Pada kegiatan event daerah bertaraf nasional dan
internasional, dan Pengembangan sarana promosi.
Indikator II
Indikator jumlah kunjungan wisatawan Nusantara menunjukkan total jumlah
kunjungan wisatawan nusantara yang datang ke Kepulauan Riau yang dihitung
berdasarkan data masuk melalui seluruh pintu masuk di seluruh kabupaten/ kota di
Kepulauan Riau.
Pencapaian sasaran I Meningkatnya daya saing pariwisata Kepri di pasar
nasional dan internasional dengan indikator II jumlah kunjungan wisatawan
nusantara yang datang ke Kepulauan Riau pada tahun 2019 dilaksanakan dengan
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata.
Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya tahun 2019
(hingga Maret) dapat dilihat pada tabel berikut;
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di Kepulauan Riau
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 13
Tabel. 2.5 Capaian Sasaran I Indikator II tahun 2019 (hingga Triwulan I)
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di Kepulauan Riau (juta Orang)
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di Kepulauan Riau (Orang)
1.57 - -
Dari tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian
sasaran pada indikator Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di Kepulauan Riau
belum dapat dilaporkan karena belum adanya ketersediaan data. Data kunjungan
wisatawan nusantara ke Kepulauan Riau kemungkinan baru dapat disajikan pada
Triwulan IV.
Program kegiatan yang dilaksanakan pada 2019 yang mendukung kepada
keberhasilan pencapaian Indikator Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di
Kepulauan Riau (juta Orang) adalah; Menyelenggarakan dan memfasilitasi event
skala nasional, Peningkatan Informasi Pariwisata (Teknologi Digital Marketing
Pariwisata), Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara, dan Pengembangan
sarana promosi.
Indikator III
Indikator rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau Menunjukkan
rata-rata lama tinggal wisatawan yang datang ke Kepulauan Riau.
Evaluasi terhadap rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau
tahun 2019 (hingga Februari) dapat digambarkan jumlah Rata – rata lama tinggal
wisatawan di Kepulauan Riau dengan jumlah total 1.91 hari yang datanya
bersumber dari Badan Pusat Statistik.
Hasil evaluasi rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau dengan
target 2,1 hari dapat tercapai 1.91 hari sehingga capaian kinerja sebesar 90,95 %
atau dalam kategori kinerja baik.
Rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 14
Pencapaian sasaran Meningkatnya daya saing pariwisata Kepri di pasar
nasional dan internasional dengan indikator sasaran III Rata-rata lama tinggal
wisatawan di Kepulauan Riau pada tahun 2019 dilaksanakan dengan Program
Pengembangan Destinasi Pariwisata. Indikator keberhasilan sasaran berikut target
dan realisasinya hingga akhir Maret tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel. 2.6
Capaian Sasaran I Indikator III tahun 2019 (hingga Triwulan I) Rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau (hari)
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau (hari)
2.1 1.91 90.95
Pada saat berakhirnya Triwulan I tahun 2019 Indikator sasaran ini belum
dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan, yaitu rata-rata lama
tinggal wisawan 1.91 hari atau baru mencapai 90,95 %. Untuk mencapai sasaran
strategis tahun 2019 Dinas Pariwisata telah melaksanakan Program Pengembangan
Destiansi Pariwisata dengan kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendukung keberhasilan pencapaian sasaran tersebut, antara lain dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pariwisata.
Indikator IV
Indikator rata – rata tingkat hunian hotel di Kepulauan Riau menunjukkan total
jumlah kamar yang terisi dibagi dengan jumlah kamar hotel yang ada di Kepulauan
Riau.
Evaluasi terhadap rata – rata tingkat hunian hotel di Kepulauan Riau tahun
2019 (hingga Triwulan I) dapat digambarkan jumlah seluruh kamar hotel yang terisi
dibagi dengan seluruh jumlah kamar hotel (10.868 : 20.662 x 100) jumlah total
52.60 % yang datanya bersumber dari Badan Pusat Statistik.
Rata – Rata Tingkat Hunian Hotel di Kepulauan Riau
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 15
Hasil rata – rata tingkat hunian hotel di Kepulauan Riau dengan target 51 %
rata-rata tingkat hunian hotel dapat tercapai 52,60 sehingga capaian kinerja sebesar
103,15 % atau dalam kategori kinerja sangat baik.
Pencapaian sasaran Meningkatnya daya saing pariwisata Kepri di pasar
nasional dan internasional dengan indikator sasaran IV Rata – rata tingkat hunian
hotel di Kepulauan Riau pada tahun 2019 dilaksanakan dengan Program
Pengembangan Kelembagaan Pariwisata. Indikator keberhasilan sasaran berikut
target dan realisasinya hingga akhir Maret tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
berikut;
Tabel. 2.7 Capaian Sasaran I Indikator IV tahun 2019 (hingga Triwulan I) Rata – rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau (hari)
1.
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Rata – rata tingkat hunian hotel di Kepulauan
Riau (%)
51 52.60 103,15
Dari tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan evaluasi terhadap
pencapaian Indikator sasaran Meningkatnya rata – rata tingkat hunian hotel di
Kepulauan Riau, diperoleh gambaran bahwa dari indikator Rata – rata tingkat hunian
hotel di Kepulauan Riau (%) yang ditetapkan menunjukkan kinerja 103,15 % persen
hingga akhir Maret tahun 2019.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada 2019 yang mendukung
kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut adalah dengan fasilitasi uji
kompetensi sertifikasi profesi bidang pariwisata serta penigkatan kapasitas
kelembagaan pariwisata.
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 16
Sasaran II
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan
asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan
potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai
multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor
pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik. Hal tersebut
sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009
Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan
berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan
dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa
cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan
pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun
investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan
jasa. Selama berwisata, wisatawan berbelanja, sehingga secara langsung
menimbulkan permintaan pasar barang dan jasa. Selanjutnya wisatawan secara
tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan untuk
berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut.
Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang
transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan
industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain.
Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka
semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut.
Meningkatnya Pendapatan sektor Pariwisata
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 17
Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari wisatawan mancanegara maupun
domestik, maka akan memperbesar pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah.
Oleh karena itu, semakin tingginya arus kunjungan wisatawan, maka pendapatan
sektor pariwisata di suatu daerah juga akan semakin meningkat.
Secara sederhana konsumsi sektor pariwisata merupakan barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam rangka memenuhi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan harapan (expectation) selama tinggal di Daerah Tujuan
Wisata yang dikunjunginya mulai dari paket perjalanan, akomodasi, makanan dan
minuman, transportasi, rekreasi budaya dan olahraga, belanja, dan lain-lain.
Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian pengeluaran sektor pariwisata
akan menyebabkan perekonomian masyarakat lokal menggeliat dan menjadi
stimulus berinvestasi dan menyebabkan sektor keuangan bertumbuh seiring
bertumbuhnya sektor ekonomi lainnya. Pengalaman di beberapa negara bahwa
kedatangan wisatawan ke sebuah destinasi wisata juga menyebabkan
bertumbuhnya bisnis valuta asing untuk memberikan pelayanan dan kemudahan
bagi wisatawan selama mereka berwisata.
Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah dapat diuraikan
menjadi dua, yakni: kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung
berasal dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan
pelaku bisnis pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh dinas
pendapatan suatu destinasi. Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata
terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak atau bea cukai barang-barang
yang di import dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung.
Berkembangnya sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah lokal
untuk menyediakan infrastruktur yang lebih baik, penyediaan air bersih, listrik,
telekomunikasi, transportasi umum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai
konsekuensi logis dan kesemuanya itu dapat meningkatkan kualitas hidup baik
wisatawan dan juga masyarakat lokal itu sendiri sebagai tuan rumah.
Pendapatan sektor pariwisata acapkali digunakan untuk mengukur nilai
ekonomi pada suatu kawasan wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 18
sangat sulit untuk dihitung karena tidak semua pengeluaran wisatawan dapat
diketahui dengan jelas seperti misalnya penghasilan para pekerja informal seperti
sopir taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengoptimalan sektor pariwisata dapat memajukan dan mensejahterakan daerah
wisata khususnya sehingga dapat berdampak positif bagi negara. Dengan langkah
dan kebijakan pemerintah yang tepat, sektor pariwisata merupakan penyumbang
devisa yang besar.
Trend pertumbuhan pariwisata Indonesia umumnya dan Kepulauan Riau
khususnya terus meningkat setiap tahunnya. Sektor pariwisata dapat membuka
banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang
tentu saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Sektor ini memberikan kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga
pengusaha besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara lain perhotelan atau
penginapan untuk tempat menginap selama berwisata, jasa transportasi, guide,
rumah makan atau restoran, ticketing, dan lain-lain.
Dari peningkatan jumlah wisatawan yang terus meningkat maka berbanding
lurus dengan pendapatan yang diperoleh sehingga pengembangan dan
pembangunan berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu langkah dan kebijakan pemerintah dengan didukung oleh
masyarakat daerah wisata dengan semakin memberikan kenyaman dan kemudahan
dapat terus meniingkatkan pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri yang
akan berdampak pada peningkatan pendapatan.
Dalam sasaran Meningkatnya Pendapatan Sektor Pariwisata terdapat 2 (dua)
indikator yang akan diuraikan satu persatu sebagai berikut;
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 19
Indikator V
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
wilayah/ regional dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik
Regional Bruto. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu Negara tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang das jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Pada sektor pariwisata lapangan usaha yang dihitung adalah pada
penyediaan jasa Akomodasi dan Makan Minum. Kategori ini mencakup penyediaan
akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya
serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis
layanan tambahan yang disediakan sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan
akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau
minuman bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan
besar dan eceran.
Sub kategori ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek
untuk pengunjung atau pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang
lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya (seperti asrama atau rumah kost
dengan makan maupun tidak dengan makan). Penyediaan akomodasi dapat hanya
menyediakan fasilitas akomodasi saja atau dengan makanan dan minuman dan/atau
fasilitas rekreasi. Yang dimaksud akomodasi jangka pendek seperti hotel berbintang
maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk
menginap seperti losmen, motel, dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan
penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para
tamu yang menginap selama kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan
manajemen dengan penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit
dipisahkan. Subkategori akomodasi diperoleh dengan menggunakan pendekatan
Prosentase Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kepulauan Riau
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 20
produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah malam kamar terjual dan
indikator harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. Output atas dasar harga
berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator
harganya. Data produksi menggunakan data malam kamar terjual dari Badan Pusat
Statistik.
Kegiatan subkategori ini mencakup pelayanan makan minum yang
menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran
tradisional, restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap
maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan
makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk
dikonsumsi segera berdasarkan pemesanan.
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum merupakan penunjang terhadap
sektor-sektor ekonomi lainnya. Seringkali tingkat kemajuan sektor ini digunakan
sebagai indikator dalam mengukur tingkat kemajuan ekonomi suatu daerah.
Pencapaian sasaran Meningkatnya Pendapatan Sektor Pariwisata salah
satunya diukur dengan indikator prosentase kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDRB. Indikator prosentase kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
menunjukkan total prosentase kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB dari sub
sektor akomodasi dan makan minum.
Evaluasi terhadap jumlah prosentase kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDRB tahun 2019 dapat digambarkan jumlah kontribusi PRDB akomodasi ditambah
kontribusi makan minum yaitu sebesar 2.20 % yang datanya bersumber dari Badan
Pusat Statistik.
Hasil evaluasi prosentase kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Kepulauan Riau dengan target 2.45% dapat tercapai 2.20% sehingga capaian
kinerja sebesar 89,79 % atau dalam kategori kinerja baik.
Pencapaian sasaran Meningkatnya Pendapatan Sektor Pariwisata pada
tahun 2019 ini dilaksanakan dengan Program Pengembangan Industri Pariwisata
yang diharapakan dapat mendorong peningkatan Prosentase Kontribusi Sektor
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 21
Pariwisata Terhadap PDRB Kepulauan Riau. Indikator keberhasilan sasaran berikut
target dan realisasinya adalah sebagai berikut;
Tabel. 2.8
Capaian Sasaran II Indikator V Tahun 2019 (Triwulan I) Prosentase Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kepulauan Riau
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Prosentase Kontribusi Sektor
Pariwisata Terhadap PDRB Kepulauan
Riau
2.45 2.20 89,79
Dari tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian
sasaran Meningkatnya Produk Domestik Bruto di Bidang Kepariwisataan, diperoleh
gambaran bahwa dari indikator yang ditetapkan hingga akhir triwulan I mencapai
89,79 %.
Program kegiatan yang telah dilaksanakan pada 2019 yang mendukung
kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diantaranya bimbingan teknis
peningkatan produktivitas pelaku usaha pariwisata bidang usaha akomodasi dan
makan.
Indikator VI
Pencapaian sasaran Meningkatnya Pendapatan Sektor Pariwisata selain
diukur dengan indikator prosentase kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Kepulauan Riau juga diukur dengan total pengeluaran wisatawan di Kepulauan
Riau. Indikator total pengeluaran wisatawan di Kepulauan Riau menunjukkan total
pengeluaran wisatawan selama berkunjung ke Kepulauan Riau yang rinciannya
dapat dikelompokkan ke dalam 13 (tiga belas) jenis pengeluaran utama yaitu;
akomodasi, makanan dan minuman, cinderamata, belanja, transport lokal, paket tour
lokal, penerbangan/transportasi domestik, pesiar, hiburan, kesehatan dan
kecantikan, pemandu wisata, pendidikan, dan lainnya.
Total Pengeluaran Wisatawan di Kepulauan Riau
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 22
Pencapaian sasaran Meningkatnya Pendapatan Sektor Pariwisata pada
indicator Total Pengeluaran Wisatawan di Kepulauan Riau pada tahun 2019 ini
dilaksanakan dengan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, Program
Pengembangan Destinasi Pariwisata, Program Pengembangan Industri Pariwisata,
dan Pengembangan Ekonomi Kreatif yang diharapakan dapat mendorong
peningkatan penigkatan penegluaran wisatawan di Kepulauan Riau. Indikator
keberhasilan sasaran berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut;
Tabel. 2.9 Capaian Sasaran II Indikator VI Tahun 2019 (Triwulan I)
Total Pengeluaran Wisatawan di Kepulauan Riau
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Total Pengeluaran Wisatawan di Kepulauan Riau (Milyar Rupiah)
13.409 - -
Dari tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan evaluasi terhadap
pencapaian sasaran Meningkatnya Pendapatan Sektor Pariwisata dengan indikator
Total Pengeluaran Wisatawan di Kepulauan Riau (Milyar Rupiah hingga akhir
triwulan I 2019 belum dapat dilaporkan karena belum tersedianya data.
Sasaran III
Ekonomi kreatif memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu
sektor yang dapat mendukung perekonomian nasional. Ekonomi kreatif dapat
menciptakan nilai tambah dengan basis pengetahuan, warisan budaya, dan
teknologi dari inovasi sampai ide kreatif menjadi karya yang dapat digunakan dan
memiliki pasar.
Berkembangya Ekonomi Kreatif di Kepulauan Riau
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 23
Perkembangan ekonomi kreatif mengikuti arah perkembangan suatu wilayah
karena persinggungannya dengan banyak orang atau komunitas dan pihak lain.
Interaksi dengan banyak pihak, memunculkan kreativitas dan inovasi produk yang
menyesuaikan dengan pertumbuhan permintaan pasar. Industri akan dapat bertahan
apabila mampu memunculkan kreativitas dan inovasi terhadap produk yang
dihasilkan. Salah satu penyebab pesatnya pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di
Kepulauan Riau yaitu diuntungkan dari sisi geografis yaitu dekat dengan Singapura
dan Malaysia serta posisinya berada pada jalur pelayaran internasional yang sibuk,
hal tersebut membuat sektor ekonomi kreatif tumbuh dan berkembang dengan baik
di Kepulauan Riau. Namun demikian, dari banyaknya pelaku ekonomi kreatif di
Kepulauan Riau tidak semuanya bisa dikatakan aktif merujuk pada beberapa kriteria.
Dikarenakan tidak terstandarisasinya data sekunder dari instansi-instansi
terkait, mengacu kepada klasifikasi di atas, pelaku ekraf dikategorikan aktif, dengan
poin utama yaitu (1) nama usaha dan pemilik/pengelola; (2) lokasi usaha (alamat
jelas); (3) nomor kontak nomor kontak yang dapat dihubungi; serta (4) bukti aktif
produksi (kapasitas dan satuan);. Selain itu pengklasifikasian aktif juga mengacu
kepada hasil wawancara yang dilakukan langsung ke pelaku pada tahap survey,
serta wawancara dengan instansi terkait perihal keaktifan pelaku.
Indikator Prosentase Peningkatan Pelaku Ekonomi Kreatif Aktif menunjukkan
total jumlah prosentase peningkatan pelaku ekonomi kreatif yang aktif. Pelaku
Ekonomi Kreatif Aktif adalah pelaku ekonomi kreatif yang setidaknya memenuhi
persyaratan nama usaha dan pemilik/ pengelola harus jelas; lokasi usaha jelas
alamatnya, nomor kontak pemiliknya jelas, serta ada bukti aktif produksi
Pencapaian sasaran Berkembangnya Ekonomi Kreatif di Kepulauan Riau
pada tahun 2019 ini dilaksanakan dengan Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
yang ditunjang dengan 5 (lima) kegiatan dengan indikator Prosentase Peningkatan
Pelaku Ekonomi Kreatif Aktif (%). Indikator keberhasilan sasaran berikut target dan
realisasinya adalah sebagai berikut;
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 24
Tabel 2.10 Capaian Sasaran III Indikator VII Tahun 2019 (hingga triwulan I)
Prosentase Peningkatan Pelaku Ekonomi Kreatif Aktif
NO Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Prosentase Peningkatan Pelaku Ekonomi
Kreatif Aktif
20 - -
Dari tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan evaluasi terhadap
pencapaian sasaran Berkembangnya ekonomi kreatif di Kepulauan Riau hingga
akhir Triwulan I 2019 belum dapat dilaporkan karena belum tersedianya data. Data
kemungkinan dapat disampaikan pada akhir semester I.
Sebagai informasi, Dinas Pariwisata mengklasifikasi pelaku ekonomi
kreatif dianggap aktif apabila memenuhi seluruh unsur;
1. Telah berbadan hukum
2. Mempunyai alamat dan bidang yang jelas
3. Ada aktifitas dan karya yang dihasilkan
4. Ada transaksi
Kegiatan yang dilaksankan untuk mencapai sasaran strategis dan
indikator keberhasilan, dan target yang telah ditentukan antara lain; Pelaksanaan
Event Kepri Carnival, Identifikasi Produk & Pelaku Ekonomi Kreatif, Penyediaan
Sarana Ruang Kreatif, Penyediaan Ruang Kreatif dan Pengadaan Souvenir Kreatif.
Hingga Triwulan I Tahun 2019 (data masuk sampai bulan Februari 2019)
realisasi kinerja program yang tidak memenuhi tarket kinerja hasil ada 3 yaitu;
indikator pada Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata (Jumlah Kunjungan
Wisatawan Mancanegara ke Kepulauan Riau), Program Pengembangan Destinasi
Pariwisata Pariwisata (Meningkatnya lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau),
dan Program Pengembangan Industri Pariwisata (Kontribusi Sektor Pariwisata
terhadap PDRB),.
Realisasi kinerja program yang memenuhi target kinerja hasil ada 1 yaitu
Program Pengembangan Kelembagaan Pariwisata dengan Indikator Rata-rata
tingkat hunian hotel di Kepulauan Riau.
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 25
Sementara itu program yang belum dapat dilaporkan kinerjanya ada tiga
yaitu Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata pada indikator Jumlah
Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kepulauan Riau, Total Pengeluaran Wisatawan
di Kepulauan Riau, dan Program Pengembangan Ekonomi Kreatif (Prosentase
Peningkatan Pelaku Ekonomi Kreatif Aktif) karena belum adanya data baik yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata maupun Badan Pusat Statistik.
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian target kinerja
RPJMD urusan pariwisata pada tahun 2019 diantaranya disebabkan alokasi
anggaran pembangunan pada Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau kurang
mencukupi dalam usaha pencapaian target organisasi.
Menurut analisa kami penyebab terpenuhinya atau melebihinya target
kinerja program sampai sejauh ini adalah kuatnya komitmen dari Dinas Pariwisata
Provinsi Kepulauan Riau untuk terus melaksanakan berbagai macam promosi baik
melalui media pameran maupun melalui website. Selain itu komitmen dari seluruh
pemangku kepentingan, baik pemerintah kabupaten kota maupun pihak swasta
mendorong memaksimalkan seluruh daya upaya yang ada untuk mewujudkan target
yang ada baik melalui regulasi, promosi, maupun peningkatan kualitas event.
Implikasi yang timbul terhadap target capaian program Renstra OPD
adalah adanya kewajiban bekerja lebih keras mengejar target di tahun berikutnya
untuk mememenuhi kekurangan capain target pada tahun 2019. Untuk target yang
telah terpenuhi atau melebihi akan lebih ditingkatkan lagi agar target akhir Renstra
lebih mudah dicapai.
Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil
untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Meningkatkan promosi pariwisata digital dengan biaya yang jauh lebih
murah dan jangkauan lebih luas.
(2) Akan memprioritaskan program kegiatan yang target capaiannya belum
terpenuhi.
Pencapaian Renstra Perangkat Daerah s/d akhir Triwulan I 2019 (Indikator
Program) dapat dilihat pada table 2.11 terlampir;
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 26
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pariwisata Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun anggaran 2019 telah menunjukkan kinerja yang
maksimal melalui pelaksanaan serangkaian program-program yang dituangkan
dalam kegiatan-kegiatan yang diembannya untuk mencapai tujuan dan
sasarannya. Pada tahun 2019 ini Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau
melaksanakan 9 (Sembilan) Program yang terbagi dalam 30 (Tiga Puluh)
kegiatan.
Secara umum realisasi fisik dan keuangan Dinas Pariwisata yang
didanai dari APBD pada tahun 2019 cukup ideal, di mana perbandingan realisasi
fisik dan keuangan hingga akhir Maret 2019 realisasi fisik (25,1 %) dan realisasi
keuangan mencapai (10,26 %). Serapan anggaran tahun kurang maksimal
karena adanya kendala di lapangan.
Rencana Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, sesuai
dengan sifatnya adalah sebagai dokumen perencanaan taktis tahunan sebagai
landasan operasional program dan kegiatan Dinas Pariwisata Provinsi
Kepulauan Riau. Isi dari Rencana Kerja lebih memusatkan seluruh perencanaan
pembangunan pada arah dan tujuan jangka pendek dan mendukung sebagian
arah pembangunan jangka menengah sebagaimana telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis dan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021.
Rencana Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau diharapkan
dapat mendorong tercapainya tujuan Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau
yaitu “Mewujudkan Kepulauan Riau sebagai Destinasi Wisata Yang Berdaya
Saing Tinggi di Pasar Nasional dan Internasional Secara Berkelanjutan Serta
Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat”.
-
Laporan Evaluasi Terhadap Hasil Renja Dinas Pariwisata Triwulan I (Januari – Maret) Tahun Anggaran 2019
Page | 27
Dari penjelasan pada bab terdahulu dapat kita lihat bahwa tidak semua
program yang telah direncanakan dalam renja dan renstra terealisasi dengan
baik. Keterbatasan anggaran dan dinamika perubahan kebijakan dan isu yang
terjadi mengakibatkan Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau tidak leluasa
dalam melaksanakan semua program kerja yang telah direncanakan dan
mengalami perubahan-perubahan. Namun demikian juga dapat kita lihat bahwa
hampir semua program kerja Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2019 dapat terealisasi dengan baik.
3.2. Rekomendasi/ Saran
Demikianlah Laporan Evaluasi Hasil Renja Dinas Pariwisata tahun
2019 ini dibuat dengan harapan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pegawai di
lingkungan SKPD Dinas Pariwisata serta menjadi bahan evaluasi dan
pengendalian pada triwulan berikutnya. Dengan dibuatnya laporan evaluasi hasil
Renja Dinas Pariwisata ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi pimpinan
dan staf dalam mengevaluasi dan melaksanakan kegiatan ke depannya.