Laporan DS-1 FIX

28
PERILAKU DINAMIK TANGKI BERPENGADUK PERCOBAAN 1 : EFEK PERUBAHAN INPUT SECARA BERTAHAP (DS 1 1. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat diharapkan : 1. Mengetahui perilaku dinamis dari tangki berpengaduk yang disusun secara seri 2. Menentukan respon konsentrasi tangki bersusun seri terhadap perubahan konsentrasi di tangki pertama. 3. Menggambarkan kurva respon konsentrasi tangki bersusun dan menentukan konstanta waktu (Time Constant). 2. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan : Kalium klorida yang dilarutkan dalam air sehingga mencapai konsentrasi 0,03 M dalam tangki berpengaduk (3 L) Alat yang digunakan : -1 set tangki berpengaduk bersusun seri -1 set konduktometer -Stopwatch - Gelas kimia 100mL , 50ml , 500 ml -Labu takar 1000ml -Spatula, pengaduk, botol aquades. 3. DASAR TEORI

description

m

Transcript of Laporan DS-1 FIX

Page 1: Laporan DS-1 FIX

PERILAKU DINAMIK TANGKI BERPENGADUK

PERCOBAAN 1 : EFEK PERUBAHAN INPUT SECARA BERTAHAP (DS 1

1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat diharapkan :

1. Mengetahui perilaku dinamis dari tangki berpengaduk yang disusun secara seri

2. Menentukan respon konsentrasi tangki bersusun seri terhadap perubahan

konsentrasi di tangki pertama.

3. Menggambarkan kurva respon konsentrasi tangki bersusun dan menentukan

konstanta waktu (Time Constant).

2. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan :

Kalium klorida yang dilarutkan dalam air sehingga mencapai konsentrasi 0,03 M

dalam tangki berpengaduk (3 L)

Alat yang digunakan :

- 1 set tangki berpengaduk bersusun seri

- 1 set konduktometer

- Stopwatch

- Gelas kimia 100mL , 50ml , 500 ml

- Labu takar 1000ml

- Spatula, pengaduk, botol aquades.

3. DASAR TEORI

Tiga buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu

konstantanyua dimana suatu proses menjadi konstanta setelah input diubah

setelah periode waktu tertentu.

Page 2: Laporan DS-1 FIX

Namun, apabila input mengalami perubahan secara berulang maka sulit

untuk membentuk waktu konstanta dan karenanya proses akan sulit menjadi

stabil dan dapat mengakibatkan proses menjadi tak terkendali. Praktikum DS3

menstibulasikan suatu keadaan dimana proses di ketiga tangki mencapai

kestabilan, namun kemudian terjadi perubahan input pada salah satu tangki

sehingga kestabilan tangki terganggu.

Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan

menjelaskan simulasi prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki

berpengaduk yang disusun secara seri.

Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam

penggunaanya adalah :

1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk

selinder dan bagian bawahnya cekung.

2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.

3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :

- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di

dalam tangki.

- Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai

pengendali suhu.

- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.

Page 3: Laporan DS-1 FIX

- Tutup tangki.

4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa

berbentuk selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana

ini mungkin terbuka saja keudara atau dapat pula tertutup.

Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak

sudut-sudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat

cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki

dipasang impeller pada ujung poros yang menggantung artinya poros itu

ditumpu dari atas. Poros tersebut digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang

dihubungkan langsung dengan poros itu.

Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari

tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :

1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.

2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.

3) Untuk mendispersikan gas dalam zat cair yang menjadi gelembung-

gelembung halus dalam suspensi agar suatu mikroorganisme untuk

fermentasi atau untuk proses kerja Lumpur dalam proses pengolahan limbah.

4) Untuk suspensasi padatan halus dalam zat cair seperti dalam hidrogenesasi

katalik, dimana gas-gas hydrogen didispersikan melalui zat cair dimana

terdapat partikel-pertikel katalis padat dalam keadaan suspensi di dalam

bejana hidrogenasi.

5) Pengadukan fluida mempercepat proses perpindahan panas antara zat cair

dengan kumparan atau mantel kalor dalam dinding bejana, dimana kalor

reaksi diangkut melaui kumparan atau mantel.

Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksi–reaksi

sederhana. Berbeda dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi

berlangsung tidak ada aliran yang masuk atau meningggalkan sistem secara

berkesinambungan, maka di dalam tangki alir (kontinyu), baik umpam maupun

produk akan mengalir secara terus menerus. Sistem seperti ini memungkinkan

kita untuk bekerja pada suatu keadaan dimana operasi berjalan secara

keseluruhan daripadab sistem berada dalam kondisi stasioner. Ini berarti bahwa

Page 4: Laporan DS-1 FIX

baik aliran yang masuk , aliran keluar maupun kondisi operasi reaksi di dalam

tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu reaksi tidak lagi sama

dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi akivalen dengan lamanya reaktan

berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa disebut waktu tinggal

campuran di dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh laju alir campuran

yang lewat serta volume tangki di mana reaksi berlangsung.

Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangki–

tangki ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada

masing-masing tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu

keadaan di mana komposisi campuran di dalam tangki benar-benar seragam.

Tangki tangki ini biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk

reaksi heterogen cair – padat atau reaksi homogen cair- cair dan sebagainya.

Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi

respon berbentuk kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi

perubahan input , dan kurva sigmoidal (bentuk huruf S) untuk dua tangki

berikutnya. Perbedaan bentuk kurva diakibatkan oleh transfer lag ; kelembapan

akibat perpindahan , yang pada akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang

sama.

A adalah konsentrasi dalam tangki pertama setelah terjadinya oerubahan

input konsenrasi yang diukur menggunakan alat konduktor, sedangkan E adalah

konsentrasi awal (konduktivitas awal) dan t adalah waktu konstan aau time

constant, yang besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,2%) .

A = E (1 - ) dapat disederhanakan menjadi dA/dT = (E/T)

A = 0,6321 E

Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubhan terhadap input

akan kembali stabil etelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan

maka dapat diperkirakan waktu yang dibutuhjjan oleh suatu perubahan untuk

mencapastabil suatu keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat

sebelum perubahan tersebut disarankan oleh suatu proses atau system.

Page 5: Laporan DS-1 FIX

A. Reaktor

Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi

berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika.  Reaktor

kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil

seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri.

Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol

temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir

dari feed masuk dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit

mencapai konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan

reaktor dengan volume yang sangat besar (Smith, 198: 325).

Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian

kimia yang beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR

(Continuos Stirred Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya

adalah pada dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam

reaksi. CSTR merupakan reaktor model berupa tangki berpengaduk dan

diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga

konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran

konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran

yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di

mana semua bahan baku dan katalis cair (Nauman, 2002: 23).

Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada

kecepatan alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan

untuk memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup

(atau pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi)

untuk membuat perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki

berpengaduk dapat memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk

daripada tubular flow unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting

adalah nilai relatif atau energi aktivas (Smith,1981: 327).

B. Daya Hantar Listrik Pada Suatu Larutan

Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Suatu

larutan terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari

Page 6: Laporan DS-1 FIX

kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi

dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Garam merupakan salah satu

contoh dari elektrolit kuat.

Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak

bebas. Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat

elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar.

C. Dinamika Reaktor Tangki

Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk

mengubah suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis

lebih tinggi. Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR) merupakan suatu tangki

reaktor yang digunakan untuk mencampur dua atau lebih bahan kimia dalam

bentuk cairan denganmenggunakan pengaduk (mixer). Pada Continuous Stirred-

Tank Reactor  terdapat heater yang akan menghasilkan panasuntuk mengatur

temperatur cairan pada harga tertentu. Gambar fisik Continuous Stirred-

Tank  Reactor dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama

besar dengan laju massa keluar dari tangki. Umpan dengan konsentrasi tetap

mengalir secara kontinyu dapat dipandang sebagai umpan dengan pola step.

D. Tujuan Pemodelan

Gambar berikut ini memberikan ilustrasi sederhana dari pendefinisian

masalah CSTR. Pertimbangkan sistem proses reaktor tangki berpengaduk

kontinyu (CSTR) dengan aliran terus menerus masuk dan keluar dan dengan

Page 7: Laporan DS-1 FIX

reaksi orde pertama kimia tunggal terjadi. Diasumsikan bahwa tangki adalah

mengikuti proses adiabatik, sehingga dinding yang sempurna terisolasi dari

sekitarnya. Adapun tujuan dari pemodelan untk menjelaskan perilaku dinamis

dari CSTR jika perubahan konsentrasi masuk. Kisaran yang diinginkan dari

variabel proses akan berada di antara nilai yang lebih rendah x ^ dan atas nilai x

^ dengan akurasi yang diinginkan dari 10%.

Gambar tangki pencampur kontinyu.

E. Mekanisme Kerja Reaktor Tangki Berpengaduk

Pada reaktor ini proses berlangsung secara kontinue. Terjadinya

pengadukan merupakan hal yang paling penting dalam reaktor ini, karena

dengan pengadukan menyebabkan reaksi menjadi homogen sehingga terdapat

umpan masuk dan terbentuk produk yang keluar selama proses berlangsung.

F. Efektifitas tangki

Efektivitas tangki dapat diukur dari perbandingan volume tangki

sesungguhnya dibandingkan dengan volume yang diperoleh dari perhitungan

volume tangki seungguhnya dapat dihitung dengan mengukur dimensi tangki,

yaitu diameter dan tinggi dari tangki.Volume efektiv dari tangki, yaitu volume

yang benar-benar terpakai untuk terjadinya reaksi dapat diperkirakan dari

penurunan lebih lanjut persamaan (1). Yaitu menghitung harga gradien

konsentrasi NaCl pada saat t=0 pada reaktor CSTR dengan umpan step pada

tangki pertama.

Page 8: Laporan DS-1 FIX

V dCi= qo Co – qi Ci

Pada saat t=0 ; Ci=0 ; persamaan menjadi :

Error: Reference source not found = qo Co – qi

Ci.0………………………………(13)

Error: Reference source not found = qo Co

Error: Reference source not found = Error: Reference source not

foundCo………………………………………(14)

Harga gradient konsentrasi ini juga dapat dihitung dari aluran data

konsentrasi terhadap waktu. Untuk menghitung volume efektif dari reaktor

CSTR. V= qo.t

G. Macam-macam Jenis Pengaduk

Jenis-jenis pengaduk yang biasa digunakan yakni pengaduk baling-

baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan

pengaduk helical ribbon.

1. Pengaduk Baling-baling

Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga

1750 rpm (revolution per minute) dan digunakan untuk bahan berupa cairan

dengan viskositas rendah. Terdapat 3 jenis pengaduk baling-baling yang sering

digunakan yaitu Marine propeller, hydrofoil propeller, dan high flow propeller.

2. Pengaduk Dayung (Paddle)

Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20

hingga 200 rpm. Pengaduk jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk bahan

dengan viskositas tinggi seperti padatan. Terdapat beberapa jenis pengaduk

dayung yaitu Paddle anchor, paddle flat beam-basic, paddle double-motion,

paddle gate, paddle horseshoe, paddle glassed steel, paddle finger, paddle

helix, dan multi helix.

3. Pengaduk Turbin

Page 9: Laporan DS-1 FIX

Pengaduk turbin memiliki bentuk dasar yang sama dengan pengaduk

dayung hanya saja pengaduk turbin memiliki daun yang lebih banyak dan

pendek. Pengaduk jenis ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun basah.

Pengaduk turbin dengan daun berbentuk datar memberikan aliran yang radial.

Pengaduk turbin jenis ini baik digunakan untuk mendispersi gas sebab gas akan

dialirkan dari bagian bawah pengadukan dan akan menuju bagian daun

pengaduk lalu terpotong-potong menjadi gelembung gas.

Ada pun beberapa jenis pengaduk turbin adalah sebagai berikut: turbine

disc flat blade, turbine hub mounted curved blade, turbine pitched blade, turbine

bar, danturbine shrouded. Pengaduk turbin dengan daun berbentuk miring

450 banyak digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi / padatan, hal ini

karena pengaduk jenis ini menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar.

4. Pengaduk Helical- Ribbon

Pengaduk jenis Helical- Ribbon memiliki bentuks eperti pita (ribbon)

yang dibentuk dalam sebuah bagian yang bentuknya seperti baling- baling

helicopter dan ditempelkan kepusat sumbu pengaduk (helical). Pengaduk jenis

ini memiliki rpm yang rendah dan digunakan untuk bahan-bahan dengan

viskositas tinggi. Ada pun beberapa jenis pengaduk helical-ribbon adalah

sebagai berikut: ribbon impeller, double ribbon impeller, helical screw impleller,

sigma impleller,dan z-blades.

4. LANGKAH KERJA

A. Prosedur Kalibrasi

1. Memasang sek konduktivitas pada socket “cond cell” dengan socket

berwarna hitam

2. Memasang resistance termometer pt-100 pada socket warna merah.

3. Menghidupkan alat konduktometer

4. Mengecek harga kanstanta cell npada elektroda immension cell,

memasukan harga 1,00 pada “cell const” dan menekan tombol xl

5. Memasukkan harga temperature pada “temp” dengan menekan tombol

“temp”

Page 10: Laporan DS-1 FIX

6. Memasukkan harga koef temp, untuk larutan KCl 2,00 sedangkan untuk

yang lain, dapat melihat pada tabel, jika tidak dalam tabel memasukan

harga 2

7. Menggunakan frekuensi 2KHz (tombol tidak ditekan)

8. Mengisi gelas kimia 100 ml KCl 1 M dan memasukkan elektroda

kedalamnya.

9. Mengatur temperature larutan KCl sesuai dengan tabel atau menekan

tombol “temp”

10. Memasukkan harga K pada suhu larutan untuk menghitung konstanta cell

(K)

K = K pada tabel temp t/m pengukuran

11. Kalibrasi telah selesai dan mencetak harga konduktivitas larutan KCl 1 M

B. Prosedur Pengukuran Efek Berulang

1. Mengkalibrasi konduktormeter yang akan digunakan sesuai prosedur

kalibrasi.

2. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk dibagian depan dengan larutan KCl

0,03 M yang telah dibuat.

3. Menghidupkan pengaduk dan atur laju pengadukan dengan kecepatan

medium. Ukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, pastikan nilai

konduktivitas harus sama (mematikan pengaduk saat melakukan

pengukuran konduktivitas)

4. Mengukur konduktivias di tangki berpengaduk 1,2 dan 3 bergantian

setiap 2 menit .

5. Setelah melakukan pengukuran, menuangkan aquadest ke tangki 1

sebanyak 100 ml. Kemudian menghidupkan kembali pengaduk.

6. Mengulangi langkah nomor 3 hingga mendapat harga konduktivitas yang

konstan dike-3 tangki berpengaduk.

7. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3

tangki berpengaduk. Cuci bersih dengan air karena sisa air garam dapat

membuat korosi pada alat.

Page 11: Laporan DS-1 FIX

5. DATA PENGAMATAN

Pengkonstanan Konduktivity Aliran Keluar

Waktu

(menit)

Konduktivity (mS/cm)

Tangki 1 Tangki 2 Tangki 3

0 2,69 2,69 2,69

2 2,44 2,53 2,61

4 2,28 1,99 2,42

6 1,31 2,53 2,82

8 1,56 2,43 2,38

10 0,87 1,93 2,37

12 0,703 1,53 2,50

14 0,607 1,31 2,25

16 0,495 1,141 1,95

18 0,407 1,02 1,66

20 0,36 0,82 1,52

22 0,286 0,72 1,35

24 0,286 0,587 1,088

26 0,224 0,48 0,99

28 0,206 0,42 0,85

30 0,184 0,36 0,724

32 0,167 0,326 0,635

34 0,163 0,279 0,571

36 0,157 0,245 0,490

38 0,144 0,234 0,345

40 0,142 0,223 0,321

42 0,133 0,190 0,301

44 0,133 0,180 0,276

46 0,131 0,159 0,257

48 0,128 0,152 0,227

50 0,128 0,146 0,212

52 0,127 0,142 0,198

54 0,126 0,137 0,182

Page 12: Laporan DS-1 FIX

56 0,123 0,132 0,164

58 0,123 0,132 0,155

60 0,124 0,131 0,152

62 0,122 0,129 0,143

64 0,122 0,127 0,140

66 0,122 0,127 0,136

68 0,122 0,127 0,134

70 0,122 0,126 0,131

72 0,122 0,126 0,130

74 0,122 0,125 0,129

76 0,122 0,124 0,128

78 0,122 0,123 0,127

80 0,122 0,122 0,124

82 0,122 0,122 0,122

Grafik 1. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 1

Page 13: Laporan DS-1 FIX

Grafik 2. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 2

Grafik 3. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 3

Page 14: Laporan DS-1 FIX

Grafik 4. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 1,2,3

Grafik 5. Konstanta Waktu

Page 15: Laporan DS-1 FIX

6. PERHITUNGAN

a. Pembuatan Larutan

Larutan KCl 0,03 M dalam1 liter air

gr KCl = M x V x BM

= 0,02 mol/L x 1 L x 74,55 gr/mol

= 1,491 gr (dibuat sebanyak 3 liter)

Larutan KCl 1 M dalam 100 ml air

gr KCl = M xV x BM

= 0,1 mol/L x 0,1 L x 74,55gr/mol

= 0,7455 gr

b. Kalibrasi Konduktometer

Dik : KCl 1 M

Konduktivitas terukur: 115,7 mS/cm

Dit : a. Konduktivitas KCl secara teoritis?

b. % Kesalahan?

Penyelesaian :

a. Konduktivitas KCl 1 M teoritis

= 0.0735 S.cm-1

= 73.5 mS/cm

= 0.0763 S.cm-1

= 76.3 mS/cm

Page 16: Laporan DS-1 FIX

Sehingga,

L (KCl) = 73.5 mS.cm-1 + 76.3 mS.cm-1

= 149.8 mS/cm

b. %Kesalahan = x 100 %

= x 100 %

= 22.763 %

c. Laju aliran masuk

V = 100 ml

t = 61 s

Q = 100 ml / 61 s

= 1,639 ml/s

d. Volume tangki 1 :

Diameter = 9 cm, Jari-jari = 4,5 cm

Tinggi tabung = 12 cm

V = ¼ π x d2 x t

= ¼ 3,14 x (9 cm)2 x 12 cm

= 763,02 cm3

= 780,7884 ml

e. Time Constant

Secara teori (Kt)

K max = 5,11

Kmin = 0,126

Kt = (Kmax – Kmin) 63,21%

= (5,11 – 0,126) 63,21%

= 4.984 x 0,6321

Page 17: Laporan DS-1 FIX

= 3,1503

Secara praktek (Kp)

Kp = (Lihat Grafik)

7. ANALISA PERCOBAAN

Setelah melakukan praktikum kali ini yaitu tentang Perilaku Dinamik

Tangki Berpengaduk ( Efek Perubahan Input Secara Bertahap) dapat dianalisa

bahwa Tiga buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu konstantanya

dimana suatu proses menjadi konstanta setelah input diubah setelah periode

waktu tertentu. Tangki berpengaduk yang disusun secara berseri mempunyai

jarak yang berbeda antar setiap tangkinya. Tangki 1, tangki 2 dan tangki 3

dihubungkan langsung oleh pipa di bagian bawah tangki tersebut, sehingga saat

tangki 1 berisi suatu larutan maka tangki 2 dan tangki 3 juga akan langsung

berisi larutan dengan tinggi dan volume yang sama seperti tangki 1. Pada

prinsipnya air yang terdapat dalam bak penampung dibagian belakang dialirkan

menuju ketiga tangki berpengaduk yang sebelumnya telah diisi dengan larutan

KCl, sehingga air yang mengalir ke tangki akan mengisi tangki dan bercampur

dengan larutan KCl sehingga terjadi perubahan konsentrasi pada masing –

masing tangki. Tetapi lama – kelamaan konsentrasi ketiga tangki akan sama

pada waktu tertentu. Namun pada saat kami melakukan percobaan ini, pompa

yang akan digunakan tidak berfungsi dengan baik sehingga kami melakukan

percobaan secara manual dengan menambahkan aquadest sebanyak 100 ml ke

tangki 1 setelah dilakukannya pengukuran konduktivitas pada ketiga tangki

setiap 2 menit sekali.

Pada setiap tangki tersebut, di isi dengan larutan KCl 0,02 M,

konduktivitas larutan yang semula 2,69 ms/cm lama kelamaan menurun seiring

dengan penambahan air aquadest. Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa,

perubahan konduktivitas pada tangki ke-3 lebih lama daripada tangki pertama

dan kedua. Hal ini dikarenakan penyusunan tangki tersebut memiliki jarak yang

jauh dan prinsip pemasangannya berbeda dengan pemasangan tangki 1 dan 2.

Page 18: Laporan DS-1 FIX

Sehingga dari praktikum yang telah dilakukan didapat keadaan konstan untuk

ketiga tangki pada menit ke 82 dengan nilai konduktivitas 0,122 mS/cm.

8. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :

Tangki berpengaduk yang disusun secara berseri memiliki perilaku

dinamis akibat adanya jarak yang berbeda antara ketiga tangki.

Konsentrasi larutan dari ketiga tangki akan berbeda pada saaat awal

penambahan aquadest (umpan). Namun, pada waktu tertentu konsentrasi

larutan pada ketiga tangki akan sama (homogen) itu disebut waktu

konstan.

Semakin lama waktu konstan, maka semakin banyak pula umpan yang

dibutuhkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu konstan: laju alir umpan dan

pengadukan.

Page 19: Laporan DS-1 FIX

DAFTAR PUSTAKA

- Jobsheet. 2015. “Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses”. Palembang:

JurusanTeknik Kimia PoliteknikNegeriSriwijaya.

- http://www.scribd.com/

Page 20: Laporan DS-1 FIX

GAMBAR ALAT

Tangki Berpengaduk dengan sususan seri

Keterangan

1. Pengaduk

2. Tanki

3. Konduktometer

4. Tombol on/off

5. Tombol stirrer

6. Tombol pump

1

2

3 4 5 6 7 89

Page 21: Laporan DS-1 FIX

7. Selang air masuk

8. Bak penampung

9. Selang keluaran