Laporan diagnosis komunitas
-
Upload
prizqy-rimadhyani -
Category
Documents
-
view
217 -
download
3
description
Transcript of Laporan diagnosis komunitas
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis
1.1.1. Situasi Keadaan Umum
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah
4.763.198 ha (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah 2.593.078
ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan rata-rata 24
mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.
Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI Jakarta.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecamatan
Neglasari.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau Pakuhaji.
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga
bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung,
Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai , mempunyai luas
wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu
meter dari permukaan laut dengan suhu udara 300-370C.
Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar
dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar pemakaman
umum.
1.1.2. Batas Wilayah
Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1.1
adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan.
Gambar 1.2 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Tahun 2012
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
Puskesmas Tegal Angus terdapat di :
a) Desa Tegal Angus.
b) Jl. Raya Tanjung Pasir.
c) Kode Pos 15510.
d) Status kepemilikan tanah : Tanah Pemkab.
e) Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
f) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.
g) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu.
h) Batas wilayah sebelah Barat dengan Desa Pakuhaji.
Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:
A. Jalan
Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km, dengan
klasifikasi sebagai berikut :
1. Berdasarkan status
a. Jalan Propinsi : 9,5 km.
b. Jalan Kabupaten : 5 km.
c. Jalan Desa : 93,5 km.
2. Berdasarkan kondisi fisik
a. Jalan hotmik : 17,5 km.
b. Jalan aspal : 67 km.
c. Jalan tanah : 14,5 km.
B. Jembatan
a. Jembatan besi : 1 km.
b. Jembatan beton : 7 km.
C. Sungai atau kali
Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai
Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km.
a. Irigasi atau Pengairan
Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.
b. Bendungan air atau Dam
Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang
menjadi salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat.
1.2 Gambaran Umum Secara Demografi
1.2.1 Jumlah Penduduk
Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga
1.485 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3,7 jiwa.
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti
yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir
Tahun 2012
No Desa/Kel
Luas
Wilayah
(km2)
Jumlah
Rat
a-R
ata
Ji
wa/
Ru
mah
Kep
adat
anP
end
ud
uk
(km
2 )
Pen
du
du
k
(Jiw
a)
Pen
du
du
k
Mis
kin
(Jiw
a)
RT
RW
KK
Ru
mah
1 Lemo 3,61 6,682 734 32 15 1,408 1408 10.31 1850.9
7
2 Muara 5,14 3,566 490 22 6 793 793 7.19 693.77
3 Pangkalan 7,54 16,888 1,495 35 11 3,229 3229 4.08 2239.7
9
4 Tanjung
Burung
5,24 7,699 740 16 8 1,484 1572 3.10 1463.5
5
5 Tanjung
Pasir
5,64 9,513 1,348 31 18 1,936 2319 5.32 1686.7
0
6 Tegal
Angus
2,83 9,513 1,081 23 7 1,895 1895 3.30 3361.4
8
Jumlah 30,02 53,831 5,889 13
9
45 10,74
5
10,74
5
4.33 1794
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012
Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas
Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas
Tegal Angus Tahun 2012
NO
.
KELOMPOK
UMUR
(TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-
LAKI
PEREMPU
AN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
2,702
2,657
2,896
2,980
2,910
2,877
2,336
1,994
1,704
1,401
1,135
741
546
337
252
203
2,505
2,511
2,563
2,895
2,960
2,790
2,153
1,888
1,613
1,262
925
656
533
318
281
307
5,207
5,168
5,459
5,875
5,870
5,667
4,489
3,882
3,317
2,663
2,060
1,397
1,079
655
533
510
JUMLAH 27,671 26,160 53,831
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012
1.2.2 Lapangan Pekerjaan Penduduk
Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup
beragam, hal ini berhubungan dengan letak geografis kecamatan Teluk Naga dimana
terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses
ke daerah Jakarta.
1.2.3 Tingkat Pendidikan
Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi
kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga, khususnya daerah
wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti yang dapat dilihat pada grafik berikut :
SD/MI43,37%
Tidak/belum tamat SD34,72%
SLTP/MTS11,19%
SLTA/MA9,92%
AK/Diploma0,44% Universitas
0,36%
Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
Diagram 1.1 Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
1.2.4 Sarana dan Prasarana
1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari :
a. Ruang Kepala Puskesmasn : 1 Ruang
b. Ruang TU : 1 Ruang
c. Ruang Dokter : 1 Ruang
d. Ruang Aula : 1 Ruang
e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang
f. Ruang Loket : 1 Ruang
g. Ruang Apotik : 1 Ruang
h. Ruang BP umum : 1 Ruang
i. Ruang BP Anak : 1 Ruang
j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang
k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang
l. Ruang Gizi : 1 Ruang
m.Ruang Gudang Obat : 1 Ruang
n. Ruang TB : 1 Ruang
o. Ruang Lansia : 1 Ruang
p. Ruang Kesling : 1 Ruang
q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang
r. Ruang Mushola : 1 Ruang
s. Ruang Bidan : 1 Ruang
t. Dapur : 1 Ruang
u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang
v. WC : 9 Ruang
2. Bidan di Desa : 6 orang
3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :
a. Tegal Angus : 7 Posyandu
b. Pangkalan : 10 Posyandu
c. Tanjung Burung : 7 Posyandu
d. Tanjung Pasir : 9 Posyandu
e. Lemo : 6 Posyandu
f. Muara : 6 Posyandu
4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :
a. Jumlah Posyandu : 45 buah
b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang
c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang
d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang
5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus.
Tabel 1.3 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
No NAMA
DESA
JUMLAH SEKOLAH
PAU
D
TK RA SD MI SMP MT
S
SM
A
SM
K
MA
1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0
2 Tanjung
Burung
1 0 0 2 1 0 0 0 0 0
3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0
4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0
5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
PUSKESMA
S
1 3 0 12 4 2 2 1 0 0
Sumber : Program UKS, Puskesmas Tegal Angus, 2012
Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012
No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1 Apotik 0
2 Balai Pengobatan Swasta 2
Gudang Farmasi 0
Laboratorium Klinik Swasta 0
Optikal 0
Pos UKK 0
3 Polindes 0
4 Posbindu 1
5 Poskesdes 1
6 Posyandu 45
Praktek Bidan Swasta 8
7 Praktek dokter (perorangan)
Dokter umum 5
Dokter gigi 0
Dokter spesialis 0
8 Puskesmas 1
10 Puskesmas pembantu (pustu) 1
11 Rumah Sakit Bersalin 0
13 Rumah Sakit Pemerintah 0
14 Rumah Sakit Swasta 0
15 Toko obat 2
Sumber : Puskesmas Tegal Angus
1.2.5 Kesehatan Dasar
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka kematian ibu
dengan instansi terkait, dalam hal ini puskesmas untuk pelayanan kesehatan
masyarakat, antara lain :
a. Kunjungan Ibu Hamil K1.
Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar yang
pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di puskesmas Tegal Angus tahun
2012 adalah 96,4% dengan cakupan pemberian Fe1 sebesar 96,4%.
b. Kunjungan Ibu Hamil K4.
Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling
sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal satu kali pada triwulan
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada triwulan ketiga
kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe. Cakupan kunjungan K4 di puskesmas Tegal
Angus tahun 2012 adalah 90% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.
c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan.
Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh tenaga kesehatan di puskesmas
Tegal Angus tahun 2012 adalah 90,5%.
d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi (risti).
Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risti. Jika ditemukan lebih awal dapat
dilakukan intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan
neonatal risti di puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 yaitu 173 bumil risti dari
215 sasaran bumil resti (80,5%) dan 113 neonatal risti dari 165 sasaran neonatal
risti (68,4%).
e. Pelayanan Neonatal.
Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali umur 0-7 hari
dan satu kali pada umur 8-28 hari.dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu.
2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan anak sekolah.
Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan
pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain
penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.
3. Keluarga berencana.
a. Peserta KB Baru.
Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan terus menerus.
b. Peserta KB Aktif.
4. Imunisasi
a. Desa UCI
Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa. Upaya yang
dilakukan sweeping imunisasi.
b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.
Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita, sweeping
imunisasi campak dan meningkatkan cakupan imunisasi di posyandu.
5. Gizi
a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk
Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT pemulihan di klinik gizi
dan MP-ASI untuk perawatan dirumah dan kegiatan kunjungan rumah untuk
pemantauan pemberian PMT serta rujukan untuk balita gizi buruk.
b. ASI Eksklusif
ASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif
adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Zat gizi
yang terkandung dalam ASI cukup memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi
sampai berumur 6 bulan. Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat
kekebalan tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi,
mudah dan murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan kasih sayang
antara ibu dan anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di puskesmas
tegal angus pada tahun 2012 ini adalah 719 bayi dari 976 bayi (73,7%),
meningkat dari tahun lalu yang hanya sebesar 44, 53%.
c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak tahun
1970an namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi salah satu masalah gizi
utama di Indonesia. KVA tingkat berat (Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan
kebutaan sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang
belum menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di Indonesia.
B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut,
dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan
degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status kesehatan
usia lanjut telah dilaksanakan program pelayanan kesehatan usia lanjut.
C. Perilaku Masyarakat
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas dilakukan melalui
program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat
dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan
dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas
Tegal Angus pada Tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ( 90,5% )
2. Rumah yang bebas jentik ( 72,83% )
3. Penimbangan bayi dan balita ( 100% )
4. Memberikan ASI ekslusif ( 73,67% )
5. Menggunakan air bersih ( 99,39% )
6. Menggunakan jamban sehat ( 15,74% )
7. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari ( 10,09% )
8. Mengkonsumsi makanan seimbang ( 23,5% )
9. Tidak merokok dalam rumah ( 23,5%)
10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM ( 96,85% )
D. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang
kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik.
Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang
dilakukan di puskesmas Tegal Angus :
a) Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat bagi semua anggota
keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga
kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan
penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Rumah sehat
adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, hasil pemantauan
selama tahun 2012 menunjukkan dari 12.421 rumah yang diperiksa
sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.
b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar
Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas
Tegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 1.5 Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal
Angus
Tahun TEMPAH
SAMPAH
SPAL SAB
2010 532 188 2245
2011 3579 578 3877
2012 608 608 650
Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2012
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian
di Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa
sanitasi dasar. Berdasarkan jumlah rumah yang diperiksa, rumah yang
memiliki tempat sampah sehat hanya 15,7 % dan jamban sehat hanya 5,3
%. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi,
sosial dan kesadaran penduduk yang lebih rendah menyebabkan sulitnya
meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.
c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)
Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor
risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk
kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan TTU
secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya
tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus
menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.
d) Penyehatan Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber
utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak
dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif
di dalam penularan penyakit saluran pencernaan.
Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat
pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat–
tempat umum pengelolaan makanan. Tidak hanya tenaga sanitarian
melainkan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan
pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.
1.2.6 Ketersediaan Pekarangan
Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan pembelajaran
agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi
pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan pendapatan keluarga.
Tabel 1.6 Laporan cakupan rumah sehat triwulan iv puskesmas tegal angus tahun 2013
N
O PUSKESMAS DESA
RUMAH
JUMLAH
SELURUHNYA
JUMLAH
DIPERIKSA
%
DIPERIKS
A
JUMLAH
DIPERIKSA
%
SEHAT
1
TEGAL
ANGUS
TANJUNG
BURUNG 2473 22 0,89 19 86,36
PANGKALA
N 4132 28 0,68 22 78,57
TEGAL
ANGUS 2879 21 0,73 17 80,95
TANJUNG
PASIR 1787 15 0,84 15 100,00
MUARA 496 10 2,02 10 100,00
LEMO 648 13 2,01 12 92,31
JUMLAH 12415 13 2,01 12 92,31
Sumber : Data puskesmas tegal anus 2013
1.2.7. Situasi Derajat Kesehatan
Presentase tentang angka yang menderita ISPA, dan diare sesuai dari data Tegal Angus tahun
2012 dan data 10 angka penyakit tersering pada bulan Januari 2014 dapat di lihat pada tabel
berikut :
Tabel 1.24 Angka Kejadian 10 Besar Penyakit tahun 2012 dan Januari 2014
No. Penyakit Jumlah Kejadian Presentase
1 ISPA 3113 33,1 %
2 Lain-lain 1391 14,8 %
3 Dermatitis 1016 10,8 %
4 Batuk 657 6,9 %
5 Obs febris 648 6,8 %
6 Hipertensi Esensial 594 6,3 %
7 Gastritis 585 6,2 %
8 Sakit kepala 556 5,9 %
9 Diare 427 4,5 %
10 TBC 411 4,3 %
Grafik 1.2 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Bulan Januari Tahun 2014
ISPA
DERMATITIS DAN LAIN-LAIN
DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA
DIABETES MELITUS YTT
HIPERTENSI ESSENSIAL
BATUK
SAKIT KEPALA
GASTRITIS
MYALGIA
TUBERKULOSIS PARU KLINIS ( SIMPLEK)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
JUMLAH 10 PENYAKIT TERBAYAK PUSKESMAS TEGAL ANGUS BULAN JANUARI 2014
Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap Peserta
Jamkesmas di Puskesmas Tegal Angus bulan Januari 2014
1.2.7.1 Situasi Sumber Daya Kesehatan
Upaya pembangunan kesehatan membutuhkan sumber daya kesehatan yang
memadai untuk mencapai target yang ingin dicapai. Bab ini akan menguraikan situasi
sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012.
1.2.7.2. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan karena merupakan penggerak dari program-program kesehatan.
Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas tegal angus berjumlah 27 orang yang terdiri dari
dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga gizi seperti yang tergambar dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 1.7 Kategori Tenaga di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
No Kategori Tenaga
Status
JumlahPNS PTT/TKK
Lain-
Lain
1 AKBID 1 6 0 7
2 AKPER 1 0 0 1
3 Bidan 9 0 0 9
4 D3 Gizi 1 0 0 1
5 D3 Kesling 1 0 0 1
6 Dokter Gigi 1 0 0 1
7 Dokter Umum 2 0 0 2
8 Honor 0 0 4 4
9 Pekarya 1 0 0 1
10 Perawat 2 1 0 2
JUMLAH 21 3 4 29
Sumber :Ketatausahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
1.2.8. Pembiayaan Kesehatan
Salah satu faktor utama di dalam peningkatan pelayanan kesehatan adalah
adanya faktor pembiayaan yang mana dapat digunakan untuk transportasi, jasa
kegiatan program maupun belanja barang. Pembiayaan kesehatan dapat bersumber
dari pemerintah pusat dari APBN seperti dana jamkesmas (jaminan kesehatan
masyarakat miskin) dan jampersal (jaminan persalinan) serta BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan), sementara dana dari pemerintah daerah dari APBD berupa
dana operasional puskesmas dan jamkesda (jaminan kesehatan daerah).
1.2.8.2. Jaminan Kesehatan Prabayar
Sebagai bagian dari amanat UUD 1945, negara harus mengurus masyarakat
miskin. Oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jaminan kesehatan
masyarakat miskin (jamkesmas/askeskin).
Hampir 50% penduduk di wilayah tegal angus merupakan masyarakat miskin
dan tidak semua tercakup dalam program jamkesmas. Hal ini disebabkan pendataan
yang kurang akurat, kendala di lapangan adalah data kependudukan yang tidak
lengkap, kriteria miskin yang berbeda dan pemberian kartu jamkesmas yang tidak
tepat.
Masyarakat miskin yang tidak mendapat jaminan melalui program jamkesmas,
akan dipenuhi biaya kesehatannya oleh pemerintah daerah melalui jaminan
kesehatan daerah (Jamkesda). Pemerintah daerah juga membiayai operasional
puskesmas melalui dana operasional puskesmas.
Tabel 1.8 Pembiayaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
No Sumber BiayaAlokasi Anggaran Kesehatan
(Rp)
1 BOK 70.347.000,-
2 Jamkesmas dan Jampersal 90.001.835,-
3 Operasional Puskesmas 69.891.259,-
TOTAL ANGGARAN 230.240.094,-
Sumber : Data TU Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
1.3 DENAH RUMAH KELUARGA BINAAN
Keluarga Tn. SITA
Keluarga Tn. Abdul Halim
Keluarga Tn. Ocit Keluarga Ny. Siros
Tanah Kosong
Keluarga Tn. Rohani
Keluarga Tn. Darman
Keluarga Tn. Darwi
Empang
Empang
1.3.1. Keluarga Tn. Sita
No Nama Status Keluarga
Jenis Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
1 Tn. Sita Suami Laki – laki 43 SD Tambak Ikan
Rp 1,8 juta / bulan
2 Ny. Njun Istri Perempuan 38 SD Pembantu Rumah Tangga
Rp 1 juta / bulan
3 Sri Rahayu
Anak Perempuan 17 SMK Pelajar -
4 Sri Artati Anak Perempuan 10 4 SD Pelajar -
Keluarga Tn. Sita tinggal di Kampung Gaga Dusun 06 RW 06 RT 001, Kelurahan
Tanjung Pasir, Kecamata Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga ini
terdiri dari sepasang suami istri, dan dua orang anak yang tinggal serumah. Tn. Sita sebagai
kepala keluarga berusia 43 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah dasar.
Ny. Njun sebagai istri berusia 38 tahun dengan latar pendidikan sekolah dasar. Tn. Sita dan
Ny. Njun memiliki dua orang anak perempuan . Anak pertama perempuan bernama Sri
Rahayu berusai 17 tahun dan masih sekolah di bangku kelas 2 SMK . Anak kedua perempuan
bernama Sri Artati berusia 10 tahun dan masih sekolah di bangku kelas 4 SD.
Tn. Sita berprofesi sebagai penjaga tambak ikan dengan pendapatan Rp 1.800.000,-
tiap bulan. Ny.Njun bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dengan penghasilan Rp
1.000.000,- tiap bulan.
Keluarga Tn. Sita tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah
seluas 10 x 13 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, lantai menggunakan
kermaik. Atap rumah menggunakan genteng dan terdapat plafon. Rumah Tn. Sita terdiri dari
sebuah ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu gudang, satu dapur, dan satu
kamar mandi. Ruang tamu berukuran 3 x 2 m2 beralaskan keramik dan terdapat sofa.
Ditengah terdapat ruang keluarga, dimana terdapat TV dan merupakan tempat biasanya
keluarga berkumpul, diruangan tersebut terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari
pada sisi rumah Tn. Sita tidak terdapat adanya ventilasi udara.
Di rumah Tn. Sita tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar dapur dan kamar
mandi. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya di empang yang berjarak 100
meter dari depan rumah. Dapur Tn. Sita menggunakan kompor gas. Sumber air bersih
didapatkan dari pompa air yang menyedot air dari PAM yang dibeli dengan harga Rp.
100.000/ bulan. Air bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak dan minum.
Keluarga Tn. Sita biasa melakukan cuci tangan sebelum makan, tetapi hanya sesekali
saja menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga Tn. Sita terbiasa
mencuci tangan menggunakan air cuci tangan yang di taruh didalam mangkuk setelah selesai
makan.
Rumah keluarga Tn. Sita terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar
rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di depan terdapat empang yang berjarak 100
meter dari rumahnya. Keluarga Tn. Sita memiliki kebiasaan membuang sampah di tempat
sampah, lalu dibakar di belakang rumah.
Ruang tamu
Kamar tidur 1 Kamar tidur 2
gudangRuang makan
Dapur Kamar mandi
Ruang TV
13 m
Keluarga Tn. Sita memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Biasanya menu yang
biasa dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur dan ikan asin. Tn. Sita tidak memiliki
kebiasaan merokok. Keluarga Tn. Sita mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
tetapi tidak mengggunakan sabun. Tn. Sita dan Ny. Njun mengaku jarang melakukan
olahraga. Tn. Sita dan Ny. Njun mengetahui tentang mencuci tangan yang baik dan benar,
akan tetapi tidak melakukannya dengan cara yang baik dan benar. Tn. Sita dan Ny. Njun
tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan terakhir ini, penyakit yang sering dialami
oleh Tn. Sati , Ny. Njun dan sri rahayu adalah mual dan sakit perut. Biasanya apabila sakit
mereka berobat dengan obat dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke
mantri. Sekitar 4 bulan lalu ibu dari Ny. Njun meninggal dunia dikarenakan penyakit kencing
manis, dan 40 hari sebelumnya, ayah dari Ny. Njun juga meninggal dikarenakan penyakit
kencing manis, pada keluarga Tn. Sita dan Ny. Njun, tidak ditemukan keluhan yang
mengarah ke penyakit tersebut
Faktor Internal Keluarga Tn. Sita
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tidak ada yang merokok
2 Olah raga Keluarga Tn. Asan tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.
3 Pola Makan Ny.Sati memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur dan ikan asin
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung. Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke mantri untuk minta di suntik.
5 Menabung Keluarga Tn. Sita tidak memiliki kebiasaan menabung
6 Aktivitas sehari-hari a. Tn. Sita bekerja di tambak ikan, Ia berangkat
jam 08.00 WIB dan pulang pada pukul 19.00
halaman
10 m
WIB
b. Ny. Sati bekerja sebagai pembantu rumah
tangga, ia berangkat jam 09.00 WIB dan
pulang pukul 15.00 WIB
7 Perilaku mencuci tangan Keluarga tn.Sita memiliki pengetahuan tentang
mencuci tangan yang baik, akan tetapi tidak
melakukannya dengan benar.
Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sita
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 13 m2
2. Ruangan dalam
rumah
Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu gudang, satu dapur, dan satu kamar mandi.
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya terdapat pada depan rumah.
4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada kamar, tetapi selalu ditutupi dengan kain
dan tidak bisa dibuka.
b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna putih.
Lampu terdapat di ruang keluarga, kamar tidur dan ruang tamu.
5. MCK Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring, tetapi tidak terdapat
tempat untuk buang air besar.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Sita menggunakan air PAM yang
dialirkan menggunakan pipa paralon dari depan desa.
7. Saluran
pembuangan
limbah
Air Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan sendiri yang di alirkan ke kolam empang di belakang rumah
8. Tempat
pembuangan
sampah
Sampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.
9. Lingkungan
sekitar rumah
Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Sita masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli
dengan lingkungannya.
Keluarga Tn. Abdul Halim
No Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerja
an
Penghasilan
1 Tn.
Abdul
Halim
Suami Laki – laki 40 Sekolah
Dasar
Nelayan Rp. 20.000 –
150.000,- /
hari
2 Ny.
Addah
Istri Perempuan 33 Sekolah
Dasar
Ibu
Rumah
Tangga
-
3 Yadi Anak Laki-laki 18 Sekolah
Dasar
- -
4 Arfat Anak Laki-laki 11 Sekolah
Dasar
Pelajar -
5 Wardah Anak Perempuan 11
bulan
- - -
Keluarga Tn. Abdul tinggal di Kampung Telaga Sukmana, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga RT 007/006. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, dan tiga
orang anak yang tinggal serumah. Tn. Abdul sebagai kepala keluarga berusia 40 tahun
dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Tn. Abdul putus sekolah sejak
duduk dibangku kelas 4 SD karena masalah biaya, setelah itu Tn. Abdul menjadi nelayan
untuk membantu perekonomian keluargnya. Tn. Abdul berprofesi sebagai nelayan dengan
pendapatan tidak menentu, dengan penghasilan kira-kira berkisar antara Rp. 20.000 hingga
Rp. 150.000,- perharinya.
Tn. Abdul memiliki seorang istri yang bernama Ny. Addah berusia 33 tahun dengan
latar pendidikan sekolah dasar. Ny. Addah tidak bekerja, kesehariannya mengurus rumah
seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan mengurus anak. Sebelumnya
Ny. Addah bekerja menjadi buruh pabrik, namun berhenti karena alasan memiliki bayi
dirumah.
Tn. Abdul dan Ny. Addah memiliki dua orang anak laki-laki dan satu orang anak
perempuan. Anak pertama laki-laki berusai 17 tahun, anak kedua laki-laki berusia 11 tahun,
dan ketiga perempuan berusia 11 bulan, dan sudah bisa merangkak, berdiri, dan mengoceh.
Anak pertama Tn. Abdul, bernama Yadi, sekarang berusia 18 tahun, lahir di bidan,
secara normal, dengan berat badan 3300 gram. Ny. Addah mengaku anak pertamanya
mendapatkan imunisasi lengkap. Ibunya juga mengaku rajin memeriksakan kehamilan ketika
masih mengandung. Yadi berhenti sekolah sejak duduk di bangku 5 SD, dan setelah itu
sempat bekerja sebagai buruh pabrik toples. Namun beberapa bulan setelah bekerja di pabrik
tersebut, Yadi berhenti bekerja, dan akhirnya menjadi pengangguran sampai sekarang.
Anak kedua Tn. Abdul bernama Arfat, sekarang berusia 11 tahun, lahir di dukun
beranak, dengan berat badan ±3000 gram. Arfat juga mendapatkan imunisasi lengkap. Ibunya
juga mengaku rajin memeriksakan kehamilan ketika masih mengandung ke Puskesmas. Arfat
sekarang duduk di bangku SD kelas 6. Arfat sekolah setiap hari Senin – Jumat dari pukul
07.00 – 12.00.
Anak ketiga Tn. Abdul bernama Wardah, sekarang berusia 11 bulan, lahir di
Puskesmas Kampung Melayu, dengan berat badan 2900 gram. Wardah juga mendapatkan
imunisasi lengkap. Ibunya mengaku jika Wardah sudah bisa berdiri dan mengoceh beberapa
kata.
Keluarga Tn. Abdul tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah
seluas 7 x 9 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, sebagian berlantaikan
keramik dan sebagian berlantaikan tanah. Atap rumah menggunakan genteng tetapi tidak
dibuat plafon. Rumah Tn. Abdul terdiri dari sebuah ruang tamu yang sekaligus dijadikan
ruang keluarga, 2 buah kamar tidur, 1 ruang dapur yang digabung dengan kamar mandi
disebelahnya. Ruang tamu berukuran 4 x 4 m2 beralaskan keramik dan dipergunakan untuk
menerima tamu, nonton televisi, dan berkumpul bersama keluarga. Diruangan tersebut
terdapat jendela dan memiliki pintu yang dapat dilewati cahaya matahari. Untuk siang hari
hingga malam keluarga Tn. Abdul menggunakan lampu sebagai penerangan.
Di rumah Tn. Abdul tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapat dapur dan
kamar mandi yang bersebelahan. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya di
empang yang berjarak 100 meter dari belakang rumahnya. Untuk membasuh setelah BAB,
keluarga Tn. Abdul harus jalan/lari dulu dari empang sampai kamar mandi dirumahnya. Air
yang digunakan untuk membasuh setelah BAB adalah dengan menggunakan air PAM. Bak
mandi dikuras setiap 1 minggu 2 kali. Sumber air bersih didapatkan dari PAM yang dibeli
dengan harga Rp. 500/ derigen. Air bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak dan
minum. Dapur Tn. Abdul hanya terdapat kompor yang menggunakan kompor minyak.
Rumah keluarga Tn. Abdul terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar
rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan 5 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn.
Abdul memiliki kebiasaan membuang sampah di lahan kosong belakang rumah yang berjarak
10 meter dari rumah. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah terkumpul banyak.
Denah rumah Tn. Abdul Halim
Keluarga Tn. Abdul memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari (pagi – siang
– sore). Biasanya menu yang biasa dimakan adalah nasi, ikan, tahu dan tempe. Keluarga Tn.
Abdul jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
Tn. Abdul memiliki kebiasaan merokok, biasanya Tn. Abdul menghabiskan 1-2
bungkus rokok, dan mengaku sering merokok didalam rumah jika tidak ada anak bayi
didalam rumah. Tn. Abdul juga mengaku jika Yadi pernah terpergok merokok saat diluar
rumah, namun jika didepan Tn. Abdul, Yadi tidak berani merokok.
Tn. Abdul dan Ny. Addah mengaku jarang mencuci tangan sebelum atau sesudah
melakukan aktivitas. Mereka juga jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Biasanya Tn. Abdul dan Ny. Addah mencuci tangan dengan air dari gayung yang berasal dari
bak mandi, dan jarang menggunakan sabun, sabun yang digunakan juga bukan sabun khusus
cuci tangan. Tangan yang dibasuh hanya bagian telapak tangan dan punggung tangan. Setelah
mencuci tangan Tn. Abdul dan Ny. Addah mengeringkan tangannya dengan mengelapnya ke
pakaian yang dipakai.
Tn. Abdul mengaku jarang melakukan olahraga, Tn. Abdul tidak sempat untuk
berolahraga karena berangkat subuh untuk melaut dan pulang malam hari. Sedangkan Ny.
Addah tidak sempat berolahraga karena sibuk untuk mengurus rumah dan menjaga anaknya
yang kecil.
Dalam segi kesehatan, Tn. Abdul mengaku sering masuk angin karena terkena angin
laut. Ny. Addah dan ketiga anaknya tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan terakhir
ini, tetapi sebelum nya mengaku terkadang merasa pusing dan meriang. Biasanya apabila
sakit mereka berobat dengan obat dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat
ke Puskesmas dan klinik terdekat. Jarak puskesmas dari rumah Tn. Abdul tidak terlalu jauh.
Tn. Abdul memiliki motor untuk transportasi.
Faktor Internal Keluarga Tn. Abdul Halim
No Fakto r Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Abdul memiliki kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah atau saat
sedang bekerja di laut.
2 Olah raga Keluarga Tn. Abdul tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak
pernah melakukan olahraga.
3 Pola Makan Ny. Addah memasak sendiri untuk makan
keluarga, menu makanan yang sering dimakan
adalah nasi, tahu, tempe, dan ikan. Ny. Addah dan
ketiga anaknya makan 3x sehari di rumah (pagi –
siang – manlam), tapi Tn. Abdul makan 1x sehari
pada malam hari dirumah karena Tn. Abdul harus
ke laut pagi hari dan baru balik saat malam hari.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke
Puskesmas dan klinik dokter umum terdekat.
5 Menabung Keluarga Tn. Abdul tidak memiliki kebiasaan
menabung, dikarenakan penghasilan yang
dihasilkan perharinya tidak tetap.
6 Kebiasaan Mencuci Tangan a. Tn. Abdul dan Ny. Addah tidak selalu
mencuci tangan setiap memulai dan
mengakhiri aktivitas, mereka juga jarang
mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
b. Mencuci tangan hanya punggung dan
telapak tangan.
c. Mencuci tangan tidak dengan
menggunakan sabun.
d. Mencuci tangan dengan air mengalir dari
gayung yang diambil dari bak mandi.
7 Aktivitas sehari-hari c. Tn. Abdul bekerja sebagai nelayan. Ia
berangkat mencari ikan di laut jam 05.00 WIB
dan pulang pada pukul 19.00 WIB
d. Ny. Addah tidak bekerja, dan sehari-hari
mengurus rumah dan mengurus ketiga
anaknya.
e. Anak pertama pengangguran
f. Anak kedua sekolah dari pukul 07.00 – 12.00
Faktor Eksternal Keluarga Tn. Abdul
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ±7 x 9 m2
2. Ruangan dalam
rumah
Dalam rumah terdapat ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang
kumpul keluarga dengan ukuran ± 4x4m2, dua kamar tidur, dengan
ukuran masing-masing ± 3x4m2, dan satu dapur yang digabung
dengan kamar mandi disebelahnya, dengan ukuran ±5 x 3m2
3. Ventilasi Terdapat empat buah ventilasi di ruang tamu berukuran 20 x 40 cm
yang selalu terbuka, 2 buah jendela berukuran 50x100 cm, dua buah
ventilasi dikamar depan berukuan 15 x 30cm yang bisa masuk cahaya
dan udara.
4. Pencahayaan c. Terdapat jendela pada kamar depan dan ruang tamu.
d. Terdapat 4 buah lampu di dalam rumah, 4 berwarna kuning.
Lampu terdapat di ruang tamu, kedua kamar tidur, dan dapur.
5. MCK a. Terdapat sarana MCK yang tidak lengkap dikarenakan tidak
adanya lahan dan biaya untuk membuat jamban sendiri
dirumah, berlantai semen.
b. Terdapat ember besar untuk menampung air
c. Tempat cuci baju dan piring bareng dengan tempat mandi
d. Tidak terdapat jentik nyamuk di bak mandi
6. Sumber Air a. Membeli air bersih yang berasal dari PAM, sebanyak 5 jerigen
setiap hari.
b. Air ini digunakan untuk air minum, mencuci, mandi dan buang air
kecil.
c. Air berwarna kuning keruh, tidak berbau dan rasa asin.
7. Saluran
pembuangan
limbah
Air Limbah rumah tangga di buang ke kolam empang di belakang
rumah. Aliran limbah tidak lancar.
8. Tempat
pembuangan
sampah
Sampah rumah tangga dibuang di ke lahan kosong belakang rumah.
Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.
9. Lingkungan
sekitar rumah
Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di
lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Abdul masih banyak sampah
yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan
lingkungannya. Dibelakang pekarangan rumah terdapat empang
yang sangat kotor penuh dengan sampah.
1.3.5. Keluarga Binaan Tuan Darman
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Darman yang memiliki tiga orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah :
Tabel 1.9 Data Dasar Keluarga Tn. Darman
No Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
(per bulan)
1 Tn. Darman Suami Laki-laki 30th SD Security Rp.1.500.000,-
2 Ny. Ita Istri Perempua
n
20th SD Ibu rumah
tangga
-
3 An. Siti Anak
Kandung
Perempua
n
8th SD Pelajar -
Keluarga binaan ini beralamat di Kampung telaga sukamana, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri
yang menikah 9 tahun yang lalu dan memiliki 1 orang anak. Anak pertama masih tinggal di
rumah Tn.Darman.
Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Darman, 30 tahun.
Ia berprofesi sebagai security dengan rata-rata pendapatan Rp.1.500.000 tiap bulan. Ia
berangkat kerja tergantung jadwal jaga pada hari tersebut, durasi kerja Tn. Darman 8
jam/hari. Setelah kembali kerja, Tn. Darman memiliki kebiasaan untuk langsung istirahat. Ia
juga memiliki kebiasaan merokok setengah bungkus per hari. Saat merokok Tn. Darman
selalu menjauh dari anaknya, di dalam maupun luar rumah.
Tn.Darman memiliki seorang istri yang bernama Ny.Ita berusia 20 tahun. Ny. Ita
merupakan ibu rumah tangga. Keseharian Ny. Ita yaitu bangun pagi pada pukul 6 pagi
kemudian menyuci baju dan masak sambil mengurus keponakannya yang masih bayi.
Tn.Darman hanya terkadang mengeluh sakit perut yang hilang timbul sejak 3 bulan
ini, penyakit tersebut diduga akibat pola makan Tn. Darman yang hanya makan satu kali
dalam sehari. Tn.Darman juga seringkali mengunjungi puskesmas apabila penyakit yang
dirasanya tidak kunjung membaik.
Ny.Ita jarang mengeluh sakit, hanya terkadang pilek batuk. Bila Ny. Ita merasa sakit,
ia langsung berobat ke puskesmas.
Anak pertama Tn. Darman tinggal bersamanya, Saat dilahirkan di tolong oleh bidan,
di puskesmas dengan berat badan ± 3000gr. Semasa hamil Ny. Ita tidak pernah menderita
sakit dan rajin memeriksakan kandungan di bidan terdekat. Imunisasi dasar diakui lengkap
oleh Ny. Ita.
Ny. Ita dan Tn. Darman selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum
makan dan setelah BAB. Ny. Ita dan Tn. Darman selalu mencuci tangan dengan
menggunakan sabun apapun yang ada, tidak harus menggunakan sabun khusus cuci tangan.
Ny. Ita dan Tn. Darman biasa melakukan cuci tangan di dapur mereka.
Keluarga Tn. Darman tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 6 x 5 m
dan tidak memiliki pekarangan. Rumah terdiri dari satu buah ruang keluarga, dua kamar
tidur, dan dapur sekaligus tempat untuk mandi, buang air kecil sekaligus mencuci baju dan
piring .Seluruh lantai rumah terbuat dari keramik. Dinding rumah terbuat dari tembok yang
tidak dicat. Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon.
Rumah keluarga Tn. Darman tidak dilengkapi dengan kamar mandi/jamban. Sehingga
untuk buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang yang
berjarak 7 meter dari rumah. Jamban umum yang digunakan Tn. Darman dan keluarga
merupakan tipe jamban cemplung. Ny.Ita mengaku tidak ada sumber air di rumahnya,
sehingga ia harus membeli air PAM di warung setiap hari 4 jerigen.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn.Darman
Tabel 1.10 Tabel Faktor Internal Keluarga Tn. Darman
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Darman merokok sekitar setengah bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah jauh dari
anaknya.
2 Olah raga Tn. Darman memiliki kebiasaan berolahraga di
tempat kerjanya selama 30 menit 3x/minggu.
3 Pola Makan Tn. Darman makan 1x/hari karena ia mengaku
lelah setelah pulang bekerja. Ny.Ita makan
2x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 7
pagi dan 2 sore dengan komposisi makanan nasi,
sayur, tahu/tempe, telor/ikan. Mengkonsumsi
daging ayam jarang, 3x/bulan. Makan buah-
buahan 3x/minggu, paling sering jeruk bali. Ibu
mengaku tidak pernah jajan makanan. An. Siti
makan 3x sehari dan sering jajan roti di warung..
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka selalu pergi ke puskesmas.
5 Menabung Tn. Darman mengaku selalu menabung
600.000/bulan.
6 Mencuci tangan Tn. Darman, Ny. Ita, An. Siti selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
menggunakan air bersih yang tidak mengalir dan
memakai sabun, masih belum tahu cara mencuci
tangan yang baik.
7 Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai security yang
berangkat tergantung jadwal jaga dengan
durasi kerja 8 jam/hari kemudian saat
pulang selalu langsung istirahat,
mempunyai kebiasaan merokok setengah
bungkus per hari.
b. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga,
memasak 2x perhari
c. Anak pertama merupakan pelajar SD
Tabel 1.11 Tabel Faktor Eksternal Keluarga Tn. Darman
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6 x 5 m dengan lantai keramik
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran
3 x 2,5 m, dua kamar tidur yang masing-masing
berukuran 3 x 3 m. Juga terdapat dapur yang
berukuran 2,5 x 1,5 m mencakup tempat mandi,
mencuci dan buang air kecil.
3. Ventilasi Terdapat lima buah ventilasi di ruang tamu
berukuran 15 x 30 cm yang selalu terbuka, dua
buah ventilasi di dalam kamar tidur berukuran
30 x 40 cm. 1 jendela di ruang keluarga yang
tidak bisa dibuka berukuran 40 x 70 cm. 2
jendela di dalam kamar tidur yang masing-
masing berukuran 40 x 70 cm yang selalu dibuka
ketika pagi dan siang hari. Hal ini sesuai dengan
luas lantai rumah.(luas ventilasi lebih dari 10%
dari lantai rumah).
4. Pencahayaan a. Terdapat tiga buah jendela berukuran 40
x 70 cm yang berada di ruang keluarga
dan ruang kamar.
b. Hanya terdapat 1 buah lampu di luar dan
dalam rumah. Sehingga pencahayaan
rumah kurang baik.
5. MCK a. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang
air besar Tn Darman pergi ke jamban
umum yang berada di pinggir empang
berjarak 7 m dari rumahnya.
b. Tempat cuci piring dan baju bareng
dengan tempat mandi, bak, dan
memasak.
c. Tersedia air pam yang dibeli dari
warung.
6. Sumber Air a. Tidak memiliki sumber air di rumahnya,
sehingga harus membeli air pam di
warung.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke empang
yang berjarak 7 m dari rumahnya.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di dekat empang, sampah ini
ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar
oleh siapapun warga sekitar sekitar 2 hari sekali.
9. Lingkungan sekitar rumah Depan rumah dan belakang rumah Tn. Darman
merupakan tanah yang dimiliki oleh
tetangganya. Sebelah kanan rumah langsung
menempel dengan rumah lain yang merupakan
rumah orangtuanya. Sebelah kiri rumah adalah
rumah warga lain yang dibatasi oleh jalan.
Sekitar 7 m sebelah kanan dari rumah Tn.
Darman terdapat empang untuk membuang
limbah, bab dan terdapat sampah.
1.3.6. Keluarga binaan Tn.Darwi
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Darwi yang memiliki empat orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah :
Tabel 1.21 Data Dasar Keluarga Tn. Darwi
N
o
Nama Status
Keluarg
a
Jenis
Kelamin
Usi
a
Pendidika
n
Pekerjaa
n
Penghasilan
1 Tn. Darwi Anak
pertama
ibu necy
Laki-laki 40th Tidak
Sekolah
Security Rp.1.500.000/
bulan
2 Ny. Darmi Anak
kedua
Perempua
n
35th Tamat SD Pembantu
rumah
Rp.900.000/bulan
ibu necy tangga
3 An.M.Antar
a
Anak
Ny.
Darmi
Laki-laki 4bln - - -
4 Ny. Necy Ibu dari
Tn.Darwi
dan Ny.
Darmi
Perempua
n
77th Tidak
Sekolah
Ibu
Rumah
Tangga
-
Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Gaga Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga RT 003/005. Keluarga ini terdiri dari seorang ibu yang tinggal bersama 2 orang
anak beserta 1 orang cucu. Seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Darwi, 40 tahun. Ia
berprofesi sebagai petugas keamanan dengan rata-rata pendapatan Rp.1.500.000 tiap bulan. Ia
bekerja sebagai petugas keamanan di daerah perumahan. Ia berangkat ke tempat kerja pukul 1
siang setelah sholat Dzuhur hingga pukul 12 malam. Ia memiliki kebiasaan merokok satu
bungkus per hari, Ia sering merokok di dalam rumah dan di luar rumah. Tn.Agus belum
memiliki kelurga.
Tn.Darwi memiliki seorang adik yang bernama Ny.Darmi berusia 35 tahun. Ny.
Darmi bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia bekerja di kota Bandung dan sering pulang
ke rumah setiap 1 bulan sekali. Ny. Darmi memilki satu orang anak dan belum lama bercerai
dengan suaminya sekitar 2 tahun yang lalu.
An. M.Antara berusia 4 bulan. Ia tinggal bersama neneknya (Ibu dari Tn. Darwi dan
Ny. Darmi). Ia merupakan anak pertama dari Ny.Darmi. Ia sejak umur 1 bulan dirawat oleh
neneknya. Ia diberikan ASI hanya sampai umur satu bulan. Karena alesan pekerjaan ibunya
yang tidak bisa ditinggal, ia tidak diberikan asi lagi dan diberikan susu formula sampi umur
sekarang. Awalnya ia diberikan susu formula SGM, tetapi semenjak minum susu SGM ia
diare lama, kemudian ia berobat ke dokter dan disaran kan dokter untuk mengganti susunya.
Neneknya kemudian memberikan ia berupa susu Lactogen. Menurut neneknya semenjak
meminum susu lactogen ia tidak diare lagi. Ia sering dibawa neneknya ke puskesmas untuk
imunisasi. Dan rajin sekali menimbang berat badanya di puskesmas dan posyandu.
Ibu kandung Tn.Darwi bernama Ny. Necy, usia 77 tahun, masih tinggal bersama
keluarga Tn.Agus ini. Setiap hari Ny.Ineng hanya beristirahat dirumah karena Ia sudah tidak
bisa melakukan pekerjaan apapun lagi. Menurut Ny. Samidah, ia sering mengeluh pegal –
pegal dan lemas. Namun atas keluhan ini, Ny.Ineng tidak mau dibawa berobat kemanapun
dengan alasan biaya yang tidak memadai dan tidak ada keluarga yang mengantar. Namun,
Ny. Necy mengakui bahwa ia mengidap hipertensi.
Keluarga Tn. Darwi tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah ±6x5 m. Rumah
terdiri dari satu buah ruang tamu, satu kamar tidur, dan satu dapur yang bersatu dengan
kamar mandi. Lantai rumah sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi dari ubin. Dinding
rumah terbuat dari bilik bambu. Untuk atap rumah terbuat dari genting tanpa plafon.
Pada bagian belakang rumah terdapat tanah kosong. Tanah kosong tersebut biasa
digunakan untuk menimbun sampah kemudian dibakar selama 1 minggu sekali.
Rumah keluarga Tn.Darwi terdapat kamar mandi namun tidak disertai jamban. Kamar
mandi tersebut hanya digunakan untuk mandi, buang air kecil, mencuci baju dan piring.
Kamar mandi hanya dilengkapi oleh ember besar, kamar mandi tersebut seluas 1 x 3 m.
Sehingga untuk buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir
empang. Jamban umum yang digunakan Tn. Darwi dan keluarga merupakan tipe jamban
cemplung.
Kegiatan mencuci piring keluarga Tn.Darwi dilakukan di kamar mandi yang juga
digunakan untuk buang air kecil. Piring – piring kotor ditumpuk di lantai kamar mandi
tersebut, tanpa alas apapun. Piring – piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring
yang berada di dapur yang terletak tidak jauh dari kamar mandi. Kegiatan mencuci tangan di
tiap anggota keluarga sedikit kurang baik. Masing-masing keluarga memiliki kebiasaan
mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan hanya
ketika mereka setelah makan.
Kamar Tidur
Ruang Tamu
Ruang dapur
Kamar Mandi
Gambar 1.8 Denah Rumah Keluarga Tn.Agus
Tabel 1.22 Tabel Faktor Internal Keluarga Tn. Darwi
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Darwi merokok sekitar satu bungkus dalam
satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam rumah dan di luar rumah.
2 Olah raga Keluarga Tn. Darwi tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga
3 Pola Makan Ny.Necy terkadang memasak sendiri dengan
komposisi makanan nasi, tahu, tempe, ikan,
sayur. Jarang sekali makan daging sapi atau
ayam dan buah-buahan. Keluarga ini jarang beli
makanan di luar.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi ke bidan dan dokter
klinik terdekat dan membeli obat di apotek dan
terkadang membeli diwarung. Mereka juga
sering untuk berobat ke puskesmas.
5 Menabung Ny. Necy tidak menabung. Uang dari anak-
anaknya dijadikan untuk biaya M.Antara dan
untuk kebutuhan sehari-hari.
6 Aktivitas sehari-hari a. Tn, Darwi bekerja sebagai petugas
keamanan, berangkat pukul 1 siang
kemudian pulang pukul 12 malam.
b. Ny. Darmin sebagai pembantu ibu rumah
tangga. Ia bekerja di Bandung. Pulang
kerumah biasa 1 bulan 2 kali.
c. Ny.Necy tidak bekerja. Ia sehari-hari
memasak dan merawat cucunya.
6 Prilaku Cuci tangan a. Semua anggota keluarga memiliki
prilaku cuci tangan yang tidak baik dan
tidak benar. Mereka melakukan cuci
tangan hanya menggunakan air yang
dialirkan menggunakan gayung dan tidak
menggunakan sabun.
b. Kebiasaan ini juga dilakukan hanya
ketika mereka setelah makan.
Tabel 1. 23 Tabel Faktor Eksternal Keluarga Tn. Darwi
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6x5 m dengan lantai semen dan
ubin
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran3x2
m, satu kamar tidur yang masing-masing
berukuran 2x2m. Juga terdapat dapur disertai
kamar mandi yang berukuran 3x2m dan ruangan
ini tidak disertai dengan adanya tempat
pembuangan asap.
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi sama sekali yang
seharusnya luas ventilasi kurang dari 10% dari
lantai rumah.
4. Pencahayaan Tidak terdapat jendela pada ruang tamu rumah
Tidak terdapat jendela di kedua kamar
Hanya terdapat 3 buah lampu di dalam rumah
yang berwarna kuning untuk ruang tengah,
dapur dan kamar mandi.
5. MCK a. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang
air besar mereka pergi ke jamban umum
yang berada di pinggir empang.
b. Kamar mandi beralaskan semen dengan
ukuran 1x1m terletak di dalam rumah
yang digunakan untuk cuci piring
c. Tersedia air yang cukup untuk buang air
kecil di dalam ember.
6. Sumber Air a. Sumber Air berasal dari PAM yang
dijual di warung tetangga. Mereka
menghabiskan 4-5 drum air seharga
Rp.500,- per drum.
b. Anggota keluarga memiliki kebiasaan
mencuci tangan tetapi tidak
menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga
biasa dilakukan hanya ketika mereka
setelah makan.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke empang
yang berjarak 1 meter dari rumah dan limbah
padat di buang di pekarangan belakang rumah.
Aliran limbah ini tidak lancar.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di pekarangan belakang rumah,
sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu
kemudian dibakar oleh keluarga ssehingga
banyak lalat yang menghinggapi tumpukan
sampah tersebut, dan menimbulkan bau.
Keluarga biasa membakar 1 minggu sekali.
9. Lingkungan sekitar rumah Depan rumah Tn. Darwi terdapat halaman.
Samping kanan rumah berhadapan langsung
dengan tetangga yang msaih satu keluarga.
Samping kiri langsung berhadapan dengan
empang. Bagian belakang rumah terdapat
pekarangan yang cukup luas. Empang di
samping rumah Tn.Darwi sedikit kotor dan
banyak sampah yang menumpuk. Sehingga
banyak lalat yang menghinggap di empang
tersebut.
1.3.3. Keluarga Binaan Tuan Ocit
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Ocit yang memiliki enam orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keenam anggota keluarga tersebut adalah :
Tabel 1.9 Data Dasar Keluarga Tn. Ocit
No Nama Status
Keluarg
a
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
(per bulan)
1 Tn. Ocit Suami Laki-laki 50th Tidak sekolah Penganggura
n
-
2 Ny. Rami Istri Perempuan 42th Tidak sekolah Pedagang Rp1.500.000,-
3 Tn.. Agus Anak
Kandung
Laki-laki 32th SMP Pedagang
barang
rongsokan
Rp 2000.000,-
4 Ny. Am Anak
Kandung
Perempuan 30th SD Tukang kredit Rp 800.000,-
5 Nn. Iyus Anak
Kandung
Perempuan 25th
†
SD Penganggura
n
-
6 Amad Anak
Kandung
Laki-laki †
7 Ija Anak
Kandung
Perempua †
Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga RT 007/006. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang
menikah 30 tahun yang lalu dan memiliki 5 orang anak. Anak pertama telah menikah dan
tinggal tidak jauh dari rumah Tn.Ocit, anak kedua telah menikah pula dan tinggal tidak jauh
dari rumah Tn.Ocit, anak ketiga telah meninggal dunia sekitar 3 bulan yang lalu, karena
tifoid. Dua anak lain lainnya telah meninggal dunia saat bayi akibat kejang demam.
Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Ocit, 50 tahun
yang tidak memiliki pekerjaan. Sehari-hari, ia menemani istrinya berdagang ke pasar untuk
menjual ikan dari jam 5 pagi, hingga dagangan istrinya habis. Setelah kembali dari pasar, Tn.
Ocit menghabiskan waktunya dengan menonton televisi di rumah dengan istri, atau merawat
dan menjaga cucu-cucunya di rumah anaknya yang tidak jauh dari rumah Tn. Ocit. Ia
memiliki kebiasaan merokok dua bungkus per hari, dan lebih sering merokok di dalam
rumah.
Tn. Ocit memiliki seorang istri yang bernama Ny. Rami berusia 42 tahun. Ny. Rami
bekerja sebagai pedagang ikan dengan penghasilan Rp.50.000 per hari. Keseharian Ny. Rami
hanyalah berdagang dari pagi jam 5 hingga dagangannya habis terjual. Setelah melakukan
kegiatan sehari-harinya Ny.Iyam masak di siang hari, lalu tidur sekitar jam 10 malam.
Semasa hidupnya Tn.Ocit hanya sering mengeluh nyeri perut di bagian ulu hati.
Keluhan sering muncul sebelum makan, akibat waktu makan Tn. Ocit dan istri yang salah.
Mereka hanya makan pada pagi dan siang hari. Namun begitu Tn. Ocit jarang memeriksakan
keadaannya, karena menurutnya rasa sakit ini telah biasa dirasakannya. Namun begitu, Tn.
Ocit selalu memeriksakan keadaannya ke klinik dokter di Tegal Angus, jika mengalami sakit.
Ny.Rami pun seringkali mengeluh sakit perut yang sama dengan Tn. Ocit. Keluhan
ini telah dirasakannya sejak 10 tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan terakhir seminggu
yang lalu, namun Ny.Rami tidak berobat kemanapun karena merasakan ini penyakit biasa.
Ny. Rami juga sering mengeluhkan lutut kirinya sering sakit-sakitan, terutama pada pagi dan
malam hari. Ia mengakui sering mengangkat beban berat untuk memikul ikan dagangannya
saat di pasar.
Ny.Rami memiliki lima orang anak, namun ketiga anak terakhirnya telah meninggal.
Anak ketiga telah meninggal 3 bulan yang lalu akibat penyakit tifoid. Ny. Rami mengaku
bahwa saat itu anaknya mengalami demam selama hampir 5 hari,dan demam biasa dirasa
tinggi saat malam hari, lalu kemudian Iyus dibawa berobat ke dukun Lalu setelah 3 hari
meminum obat gejala tidak dirasa berkurang, kemudian Iyus dibawa berobat ke klinik dokter
dan didiagnosis demam tifoid dan dirujuk ke RSUD Tangerang. Namun rujukan ditolak
dengan alas an persyaratan yang tidak lengkap. Anak keempat dan kelima Ny. Rami telah
meninggal saat usia bayi yang disebabkan oleh kejang demam, namun Ny. Rami tidak
membawa anaknya ke dokter.
Anak pertama Ny.Rami bernama Tn.Agus yang kini berumur 42 tahun. Saat
dilahirkan di tolong oleh paraji. Alasan dilahirkan di paraji karena Ny. Rami terbiasa dengan
kebiasaan orang-orang setempat yang melahirkan di paraji. Semasa hamil Ny. Iyam tidak
pernah memeriksakan kandungan di bidan terdekat. Semasa kecil, Ny. Rami mengakui bahwa
Tn. Agus tidak mendapatkan imunisasi apapun. Saat ini Tn. Abdul Rahman telah bekerja
sebagai pedagang barang-barang rongsokan dengan penghasilan tidak tetap sekitar
Rp.100.000,- per hari. Saat ini Tn. Agus telah menikah dan memiliki 2 orang nikah, dan
tinggal tidak jauh dari rumah Tn. Ocit dan Ny. Rami.
Anak kedua Ny. Rami bernama Ny. Am, berusia 30 tahun. Saat dilahirkan di tolong
oleh paraji. Alasan dilahirkan di paraji juga sama dengan alasan persalinan anak pertama.
Semasa hamil Ny. Iyam tidak pernah memeriksakan kandungan di bidan terdekat. Imunisasi
dasar diakui tidak didapatkan Ny. Am. Saat ini ia telah menikah dan mempunyai 2 orang
anak, dan tinggal di deket rumah Tn Ocit dan Ny. Rami. Saat ini Ny. Am telah bekerja
sebagai tukang kredit dengan penghasilan Rp.200.000,- per minggu.
Keluarga Tn. Ocit tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 80 m2 dan
pekarangan seluas 8 x 2 m .Rumah terdiri dari satu buah ruang tamu, satu ruang tengah, dua
kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi yang dilengkapi dengan jamban serta terdapat
tempat mencuci piring dan pakaian di sebelah kamar mandi yang bersekatkan tembok. Lantai
rumah sebagian terbuat dari keramik dan sebagian lagi terbuat dari semen . Dinding rumah
terbuat dari tembok yang sebagian dicat putih dan sebagian lagi tidak dicat. Untuk atap
rumah terbuat dari genteng tanpa plafon, tetapi atap rumah ditutupi oleh plastik.
Pekarangan milik keluarga Tn. Ocit tidak dibatasi dengan pagar yang terbuat dari
bambu. Pada bagian belakang tidak terdapat pekarangan, hanya berada di depan rumah. Di
sebelah rumah terdapat kandang ayam berukuran 2x1 m, dengan tempat penampungan
kotoran di bawahnya. Untuk persediaan air, Ny. Rami megaku bahwa selalu membeli
persedian air bersih dari tukang jual air yang berkeliling di sekitar rumahnya. Satu jerigen
seharga Rp 500,-. Jumlah jerigen yang dibutuhkan sebanyak 6 buah per hari. Air yang dibeli
ini diakui terkadang berwarna kekuningan namun air tetap digunakan untuk mandi, mencuci
piring, bahkan untuk kebutuhan minum.
Pada kamar mandi, aliran limbah mengalir ke selokan kecil di sebelah rumah. Ny.
Rami mengakui bahwa rumah mereka tidak dilengkapi dengan septic tank, sehingga aliran
kotoran dialirkan ke kali yang tidak jauh di belakang rumah mereka.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Ocit
Tabel 1.10 Tabel Faktor Internal Keluarga Tn. Ocit
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Ocit merokok sekitar dua bungkus dalam
satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah.
2 Olah raga Keluarga Tn. Udin tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Karena menurut mereka
perkerjaan mereka sehari-hari sudah termasuk
olahraga.
3 Pola Makan Ny.Rami memasak sendiri dengan komposisi
makanan nasi, tahu atau tempe, ikan, serta
lalapan. Jarang sekali makan daging, dan buah.
Ibu juga sering jajan makanan untuk sarapan
pagi hari seperti nasi uduk, dan jarang sekali
makan malam.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi ke klinik dokter
terdekat atau ke puskesmas.
5 Menabung Ny. Rami mengaku tidak pernah menabung,
dikarenakan penghasilan yang didapat selalu
habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
6 Kebiasaan mencuci tangan a. Tn. Ocit dan Ny. Rami selalu mencuci
tangan setelah berdagang, namun mereka
jarang mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
b. Mencuci tangan hingga ke lengan bawah,
dan sela-sela jari.
c. Mencuci tangan tidak menggunakan
sabun.
d. Mencuci tangan tidak dengan air
mengalir.
7 Aktivitas sehari-hari a. Bapak tidak bekerja namun menemani
istrinya berdagang ikan di pasar, dari
pukul 5.00 sampai siang hari saat
dagangannya habis terjual.
b. Ibu bertindak sebagai pedagang ikan di
pasar. Ia seringkali mengangkat beban
berat saat berjualan.
Tabel 1.11 Tabel Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ocit
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 8x10 m dengan lantai keramik
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran
4x3m, dua kamar tidur yang masing-masing
berukuran 3x 2 m dan 4 x 3 m. Juga terdapat
dapur yang berukuran 2x1m dan ruangan ini
tidak disertai dengan adanya tempat
pembuangan asap.
3. Ventilasi Terdapat satu buah ventilasi di ruang tamu
berukuran 0.5 m x 0,5 m dan 0,5 m x 0,5 m yang
selalu ditutup. Serta terdapat ventilasi di kamar
utama yang menghadap ke pekarangan, serta di
dapur (namun selalu ditutup). Hal ini tidak
sesuai dengan luas lantai rumah. (luas ventilasi
kurang dari 10% dari lantai rumah).
4. Pencahayaan a. Terdapat dua buah jendela berukuran 2x1
m pada bagian depan rumah.
b. Hanya terdapat 4 buah lampu di dalam
rumah yang berwarna putih dan satu
buah di teras rumah sehingga penerangan
kurang baik.
5. MCK a. Memiliki jamban di dalam kamar mandi
yang berukuran 0,5 x 0,5 m, berlantai
semen.
b. Tempat buang air kecil di pekarangan
ukuran 0,5 m x 0,5 m , berlantai semen
c. Tempat cuci piring dan baju di sebelah
kamar mandi yang bersekat tembok
seluas 1 x 1 m.
d. Tersedia air yang cukup untuk buang air
kecil atau mandi di bak.
e. Tidak terlihat adanya jentik nyamuk pada
bak air kamar mandi.
6. Sumber Air a. Membeli air bersih sebanyak 6 jerigen
setiap hari.
b. Air ini digunakan untuk air minum
digunakan mencuci, mandi dan buang air
kecil
c. Air berwarna kuning keruh, tidak berbau
dan rasa asin
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di selokan sebelah
rumah dan limbah padat di buang di kali
belakang rumah. Aliran limbah ini tidak lancar.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di empang depan rumah yang
berjarak 8 m dari rumah, sampah ini ditumpuk
hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh
siapapun warga sekitar sehingga banyak lalat
yang menghinggapi tumpukan sampah tersebut,
dan menimbulkan bau.
9. Lingkungan sekitar rumah Belakang rumah dan samping kanan Tn.Ocit
langsung menempel ke rumah tetangga tanpa
pohon atau pekarangan. Pekarangan rumah
Tn.Ocit di depan yang langsung berhadapan
dengan jalan setapak dan empang tempat
pembuangan sampah.
1.3.2. Keluarga Ny Siros
No Nama Status Keluarga
Jenis Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
1 Ny. Siros Istri Perempuan 45 Tidak sekolah
Pedagang telur asin
Rp 1 juta / bulan
2 Marisa Anak Perempuan 17 Tidak sekolah
Pengangguran -
3 Yopi Anak Perempuan 10 SMP Pengangguran -
4 Ny. Rohaya
Adik Perempuan 38 SD Pengangguran -
Keluarga Ny. Siros tinggal di Kampung Gaga Dusun 06 RW 06 RT 001, Kelurahan
Tanjung Pasir, Kecamata Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga ini
terdiri dari seorang istri, dua orang anak dan satu orang adik dari Ny. Siros yang tinggal
serumah. Ny. Siros berusia 45, tidak bersekolah. Ny Siros menjadi kepala keluarga setelah
suaminya yang bernama Tn. Topa meninggal 8 tahun yang lalu dikarenakan sakit asma . Ny.
Siros dan Tn. Topa memiliki satu orang anak perempuan dan 1 anak laki-laki . Anak pertama
perempuan bernama Marisa berusia 23 tahun seorang tuna rungu sejak balita dan tidak
sekolah . Anak kedua laki-laki bernama Yopi berusia 18 tahun, seorang pengangguran dan
pendidikan terakhir SMP. Ny. Rohaya berusia 38 tahun seorang adik dari Ny. Siros, Ny.
Rohaya tinggal bersama Ny. Siros setelah bercerai dengan suaminya sejak 20 tahun lalu dan
tidak memiliki anak.
Ny. Siros berprofesi sebagai pedagang telur asin dengan pendapatan Rp 1.000.000,-
tiap bulan. Berangkat berjualan pukul 08.00 dan kembali kerumah pukul 17.00.
Keluarga Ny. Siros tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah
seluas 10 x 13 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata dan di cat, lantai
menggunakan keramik. Atap rumah menggunakan genteng dan tidak dilapisi plafon. Rumah
Ny. Siros terdiri dari sebuah ruang tamu, dua kamar tidur, dan satu dapur. Ruang tamu
berukuran 4 x 3 m2 beralaskan keramik dilengkapi jendela serta lubang udara, terdapat TV
serta lemari. Dua buah kamar tidur berukuran 3 x 3 tanpa jendela dan lubang udara.
Di rumah Ny. Siros tidak terdapat kamar mandi ,WC ( jamban ) dan hanya terdapat
dapur. Untuk mandi keluarga Ny. Siros menumpang di rumah adiknya yang berada sekitar 10
meter dari rumahnya. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya di empang yang
berjarak 100 meter dari depan rumah. Dapur Ny. Siros menggunakan kompor gas. Sumber air
bersih didapatkan dari pompa air yang menyedot air dari PAM yang dibeli dengan harga Rp.
100.000/ bulan. Air bersih ditambung di ember tertutup kemudian di gunakan untuk mandi,
masak dan minum.
Keluarga Ny. Siros biasa melakukan cuci tangan sebelum dan setelah makan, tetapi
hanya kadang-kadang saja menggunakan sabun. Apabila selesai beraktivitas di luar rumah
keluarga Ny. Siros jarang mencuci tangan.
Rumah keluarga Ny. Siros terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar
rumah 7 meter disebelah kanan dan kiri dan di belakang berbatasan dengan dinding rumah
tetangga dan terdapat empang tempat membuang sampah yang berjarak 20 meter dari
rumahnya. Keluarga Ny. Siros memiliki kebiasaan membuang sampah di empang depan
rumahnya, yang bila sudah menumpuk dibakar oleh warga sekitar.
13 Meter
10 Meter
Keluarga Ny. Siros memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Biasanya menu yang
biasa dimakan adalah ikan, tahu, tempe, dan telur asin. Jarang disertai sayuran dan buah.
Keluarga Ny. Siroh tidak memiliki kebiasaan merokok. Keluarga Ny. Siroh mengaku jarang
melakukan olahraga. Ny. Siros tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan terakhir ini,
penyakit yang sering dialami oleh keluarga Ny. Siros adalah pegal-pegal, dan batuk .
Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan diurut atau minum obat dari warung dan
apabila sakit tambah parah mereka berobat ke dokter dekat rumah atau ke puskesmas.
KAMAR 1 RUANG TAMU
KAMAR 2DAPUR
Faktor Internal Keluarga Ny. Siros
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tidak ada yang merokok
2 Olah raga Keluarga Ny. Siros tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.
3. Kebiasaan Mencuci Tangan 1. Ny. Siros melakukan cuci tangan seperti sebelum dan setelah makan , setelah mencuci telur, saat pulang dari berjualan telur serta setelah BAB dan BAK namun tidak selalu menggunakan sabun dan air yang digunakan yaitu air yang ditampung diember kemudian dialirkan dari gayung.
2. Marisa melakukan cuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah BAB, setelah menceboki bayi namun tidak selalu menggunakan sabun dan air yang digunakan yaitu air yang ditampung di gayung dan mencelupkannya. Marissa sering mengasuh keponakan yang masih balita namun tidak mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Yopi melakukan cuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah BAB , namun jarang memakai sabun, dan menggunakan air yg ditampung gayung kemudian mencelupkan tangannya.
4. Ny. Rohaya melakukan cuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah BAB, setelah mencuci piring dan baju , dan setelah mencuci telur yang akan dijual oleh Ny. Siros namun tidak selalu menggunakan sabun. Ny. Rohaya mencuci tangan menggunakan air yang dialirkan dari gayung.
3 Pola Makan Ny. Rohaya dan Merisa memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering dimakan adalah ikan, tahu, tempe, telur asin.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung. Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke dokter dekat rumah atau ke puskesmas Tegal Angus
5 Menabung Keluarga Ny. Siros tidak memiliki kebiasaan menabung
6 Aktivitas sehari-hari g. Ny. Siros bekerja sebagai pedagang telur asin,
Ia berangkat jam 08.00 WIB dan pulang pada
pukul 17.00 WIB
h. Ny. Rohaya dan Merisa sehari-hari dirumah
membantu mencuci telur asin yang akan dijual
oleh Ny. Siros
i. Yopi seorang pengangguran yang sering
dirumah atau pergi bertemu dengan teman-
temannya
Faktor Eksternal Keluarga Ny. Siros
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 13 m2
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu, , dua kamar tidur, dan satu dapur
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya terdapat pada ruang tamu dan dapur
4. Pencahayaan e. Tidak terdapat jendela pada kamar
f. Terdapat 2 buah lampu di dalam rumah, Lampu
terdapat di ruang tamu, dan di dapur.
5. MCK Terdapat tempat untuk cuci piring, tetapi tidak terdapat
tempat untuk buang air besar, buang air kecil dan mandi.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya Ny. Siros menggunakan air PAM
yang dibeli di warung yang berjarak 50 meter dari rumah.
Sehari membeli Air PAM 5-6 drum dengan 1 drum
seharga 500 rupiah
7. Saluran pembuangan
limbah
Air Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan sendiri yang di alirkan ke kolam empang di depan rumah
8. Tempat pembuangan
sampah
Sampah rumah tangga di buang di empang belakang rumah namun apabila sudah menumpuk dibakar oleh warga sekitar.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny. Siros masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.
1.3.5. Keluarga Binaan Tuan Darman
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Darman yang memiliki tiga orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah :
Tabel 1.9 Data Dasar Keluarga Tn. Darman
No Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
(per bulan)
1 Tn. Darman Suami Laki-laki 30th SD Security Rp.1.500.000,-
2 Ny. Ita Istri Perempua
n
20th SD Ibu rumah
tangga
-
3 An. Siti Anak
Kandung
Perempua
n
8th SD Pelajar -
Keluarga binaan ini beralamat di Kampung telaga sukamana, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri
yang menikah 9 tahun yang lalu dan memiliki 1 orang anak. Anak pertama masih tinggal di
rumah Tn.Darman.
Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Darman, 30 tahun.
Ia berprofesi sebagai security dengan rata-rata pendapatan Rp.1.500.000 tiap bulan. Ia
berangkat kerja tergantung jadwal jaga pada hari tersebut, durasi kerja Tn. Darman 8
jam/hari. Setelah kembali kerja, Tn. Darman memiliki kebiasaan untuk langsung istirahat. Ia
juga memiliki kebiasaan merokok setengah bungkus per hari. Saat merokok Tn. Darman
selalu menjauh dari anaknya, di dalam maupun luar rumah.
Tn.Darman memiliki seorang istri yang bernama Ny.Ita berusia 20 tahun. Ny. Ita
merupakan ibu rumah tangga. Keseharian Ny. Ita yaitu bangun pagi pada pukul 6 pagi
kemudian menyuci baju dan masak sambil mengurus keponakannya yang masih bayi.
Tn.Darman hanya terkadang mengeluh sakit perut yang hilang timbul sejak 3 bulan
ini, penyakit tersebut diduga akibat pola makan Tn. Darman yang hanya makan satu kali
dalam sehari. Tn.Darman juga seringkali mengunjungi puskesmas apabila penyakit yang
dirasanya tidak kunjung membaik.
Ny.Ita jarang mengeluh sakit, hanya terkadang pilek batuk. Bila Ny. Ita merasa sakit,
ia langsung berobat ke puskesmas.
Anak pertama Tn. Darman tinggal bersamanya, Saat dilahirkan di tolong oleh bidan,
di puskesmas dengan berat badan ± 3000gr. Semasa hamil Ny. Ita tidak pernah menderita
sakit dan rajin memeriksakan kandungan di bidan terdekat. Imunisasi dasar diakui lengkap
oleh Ny. Ita.
Ny. Ita dan Tn. Darman selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum
makan dan setelah BAB. Ny. Ita dan Tn. Darman selalu mencuci tangan dengan
menggunakan sabun apapun yang ada, tidak harus menggunakan sabun khusus cuci tangan.
Ny. Ita dan Tn. Darman biasa melakukan cuci tangan di dapur mereka.
Keluarga Tn. Darman tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 6 x 5 m
dan tidak memiliki pekarangan. Rumah terdiri dari satu buah ruang keluarga, dua kamar
tidur, dan dapur sekaligus tempat untuk mandi, buang air kecil sekaligus mencuci baju dan
piring .Seluruh lantai rumah terbuat dari keramik. Dinding rumah terbuat dari tembok yang
tidak dicat. Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon.
Rumah keluarga Tn. Darman tidak dilengkapi dengan kamar mandi/jamban. Sehingga
untuk buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang yang
berjarak 7 meter dari rumah. Jamban umum yang digunakan Tn. Darman dan keluarga
merupakan tipe jamban cemplung. Ny.Ita mengaku tidak ada sumber air di rumahnya,
sehingga ia harus membeli air PAM di warung setiap hari 4 jerigen.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn.Darman
Tabel 1.10 Tabel Faktor Internal Keluarga Tn. Darman
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Darman merokok sekitar setengah bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah jauh dari
anaknya.
2 Olah raga Tn. Darman memiliki kebiasaan berolahraga di
tempat kerjanya selama 30 menit 3x/minggu.
3 Pola Makan Tn. Darman makan 1x/hari karena ia mengaku
lelah setelah pulang bekerja. Ny.Ita makan
2x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 7
pagi dan 2 sore dengan komposisi makanan nasi,
sayur, tahu/tempe, telor/ikan. Mengkonsumsi
daging ayam jarang, 3x/bulan. Makan buah-
buahan 3x/minggu, paling sering jeruk bali. Ibu
mengaku tidak pernah jajan makanan. An. Siti
makan 3x sehari dan sering jajan roti di warung..
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka selalu pergi ke puskesmas.
5 Menabung Tn. Darman mengaku selalu menabung
600.000/bulan.
6 Mencuci tangan Tn. Darman, Ny. Ita, An. Siti selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
menggunakan air bersih yang tidak mengalir dan
memakai sabun, masih belum tahu cara mencuci
tangan yang baik.
7 Aktivitas sehari-hari d. Bapak bekerja sebagai security yang
berangkat tergantung jadwal jaga dengan
durasi kerja 8 jam/hari kemudian saat
pulang selalu langsung istirahat,
mempunyai kebiasaan merokok setengah
bungkus per hari.
e. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga,
memasak 2x perhari
f. Anak pertama merupakan pelajar SD
Tabel 1.11 Tabel Faktor Eksternal Keluarga Tn. Darman
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6 x 5 m dengan lantai keramik
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran
3 x 2,5 m, dua kamar tidur yang masing-masing
berukuran 3 x 3 m. Juga terdapat dapur yang
berukuran 2,5 x 1,5 m mencakup tempat mandi,
mencuci dan buang air kecil.
3. Ventilasi Terdapat lima buah ventilasi di ruang tamu
berukuran 15 x 30 cm yang selalu terbuka, dua
buah ventilasi di dalam kamar tidur berukuran
30 x 40 cm. 1 jendela di ruang keluarga yang
tidak bisa dibuka berukuran 40 x 70 cm. 2
jendela di dalam kamar tidur yang masing-
masing berukuran 40 x 70 cm yang selalu dibuka
ketika pagi dan siang hari. Hal ini sesuai dengan
luas lantai rumah.(luas ventilasi lebih dari 10%
dari lantai rumah).
4. Pencahayaan c. Terdapat tiga buah jendela berukuran 40
x 70 cm yang berada di ruang keluarga
dan ruang kamar.
d. Hanya terdapat 1 buah lampu di luar dan
dalam rumah. Sehingga pencahayaan
rumah kurang baik.
5. MCK d. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang
air besar Tn Darman pergi ke jamban
umum yang berada di pinggir empang
berjarak 7 m dari rumahnya.
e. Tempat cuci piring dan baju bareng
dengan tempat mandi, bak, dan
memasak.
f. Tersedia air pam yang dibeli dari
warung.
6. Sumber Air b. Tidak memiliki sumber air di rumahnya,
sehingga harus membeli air pam di
warung.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke empang
yang berjarak 7 m dari rumahnya.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di dekat empang, sampah ini
ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar
oleh siapapun warga sekitar sekitar 2 hari sekali.
9. Lingkungan sekitar rumah Depan rumah dan belakang rumah Tn. Darman
merupakan tanah yang dimiliki oleh
tetangganya. Sebelah kanan rumah langsung
menempel dengan rumah lain yang merupakan
rumah orangtuanya. Sebelah kiri rumah adalah
rumah warga lain yang dibatasi oleh jalan.
Sekitar 7 m sebelah kanan dari rumah Tn.
Darman terdapat empang untuk membuang
limbah, bab dan terdapat sampah.
1.3.6. Keluarga binaan Tn.Darwi
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Darwi yang memiliki empat orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah :
Tabel 1.21 Data Dasar Keluarga Tn. Darwi
N
o
Nama Status
Keluarg
a
Jenis
Kelamin
Usi
a
Pendidika
n
Pekerjaa
n
Penghasilan
1 Tn. Darwi Anak
pertama
ibu necy
Laki-laki 40th Tidak
Sekolah
Security Rp.1.500.000/
bulan
2 Ny. Darmi Anak
kedua
ibu necy
Perempua
n
35th Tamat SD Pembantu
rumah
tangga
Rp.900.000/bulan
3 An.M.Antar Anak
Ny.
Laki-laki 4bln - - -
a Darmi
4 Ny. Necy Ibu dari
Tn.Darwi
dan Ny.
Darmi
Perempua
n
77th Tidak
Sekolah
Ibu
Rumah
Tangga
-
Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Gaga Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga RT 003/005. Keluarga ini terdiri dari seorang ibu yang tinggal bersama 2 orang
anak beserta 1 orang cucu. Seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Darwi, 40 tahun. Ia
berprofesi sebagai petugas keamanan dengan rata-rata pendapatan Rp.1.500.000 tiap bulan. Ia
bekerja sebagai petugas keamanan di daerah perumahan. Ia berangkat ke tempat kerja pukul 1
siang setelah sholat Dzuhur hingga pukul 12 malam. Ia memiliki kebiasaan merokok satu
bungkus per hari, Ia sering merokok di dalam rumah dan di luar rumah. Tn.Agus belum
memiliki kelurga.
Tn.Darwi memiliki seorang adik yang bernama Ny.Darmi berusia 35 tahun. Ny.
Darmi bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia bekerja di kota Bandung dan sering pulang
ke rumah setiap 1 bulan sekali. Ny. Darmi memilki satu orang anak dan belum lama bercerai
dengan suaminya sekitar 2 tahun yang lalu.
An. M.Antara berusia 4 bulan. Ia tinggal bersama neneknya (Ibu dari Tn. Darwi dan
Ny. Darmi). Ia merupakan anak pertama dari Ny.Darmi. Ia sejak umur 1 bulan dirawat oleh
neneknya. Ia diberikan ASI hanya sampai umur satu bulan. Karena alesan pekerjaan ibunya
yang tidak bisa ditinggal, ia tidak diberikan asi lagi dan diberikan susu formula sampi umur
sekarang. Awalnya ia diberikan susu formula SGM, tetapi semenjak minum susu SGM ia
diare lama, kemudian ia berobat ke dokter dan disaran kan dokter untuk mengganti susunya.
Neneknya kemudian memberikan ia berupa susu Lactogen. Menurut neneknya semenjak
meminum susu lactogen ia tidak diare lagi. Ia sering dibawa neneknya ke puskesmas untuk
imunisasi. Dan rajin sekali menimbang berat badanya di puskesmas dan posyandu.
Ibu kandung Tn.Darwi bernama Ny. Necy, usia 77 tahun, masih tinggal bersama
keluarga Tn.Agus ini. Setiap hari Ny.Ineng hanya beristirahat dirumah karena Ia sudah tidak
bisa melakukan pekerjaan apapun lagi. Menurut Ny. Samidah, ia sering mengeluh pegal –
pegal dan lemas. Namun atas keluhan ini, Ny.Ineng tidak mau dibawa berobat kemanapun
dengan alasan biaya yang tidak memadai dan tidak ada keluarga yang mengantar. Namun,
Ny. Necy mengakui bahwa ia mengidap hipertensi.
Keluarga Tn. Darwi tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah ±6x5 m. Rumah
terdiri dari satu buah ruang tamu, satu kamar tidur, dan satu dapur yang bersatu dengan
kamar mandi. Lantai rumah sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi dari ubin. Dinding
rumah terbuat dari bilik bambu. Untuk atap rumah terbuat dari genting tanpa plafon.
Pada bagian belakang rumah terdapat tanah kosong. Tanah kosong tersebut biasa
digunakan untuk menimbun sampah kemudian dibakar selama 1 minggu sekali.
Rumah keluarga Tn.Darwi terdapat kamar mandi namun tidak disertai jamban. Kamar
mandi tersebut hanya digunakan untuk mandi, buang air kecil, mencuci baju dan piring.
Kamar mandi hanya dilengkapi oleh ember besar, kamar mandi tersebut seluas 1 x 3 m.
Sehingga untuk buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir
empang. Jamban umum yang digunakan Tn. Darwi dan keluarga merupakan tipe jamban
cemplung.
Kegiatan mencuci piring keluarga Tn.Darwi dilakukan di kamar mandi yang juga
digunakan untuk buang air kecil. Piring – piring kotor ditumpuk di lantai kamar mandi
tersebut, tanpa alas apapun. Piring – piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring
yang berada di dapur yang terletak tidak jauh dari kamar mandi. Kegiatan mencuci tangan di
tiap anggota keluarga sedikit kurang baik. Masing-masing keluarga memiliki kebiasaan
mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan hanya
ketika mereka setelah makan.
Gambar 1.8 Denah Rumah Keluarga Tn.Agus
Kamar Tidur
Ruang Tamu
Ruang dapur
Kamar Mandi
Tabel 1.22 Tabel Faktor Internal Keluarga Tn. Darwi
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Darwi merokok sekitar satu bungkus dalam
satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam rumah dan di luar rumah.
2 Olah raga Keluarga Tn. Darwi tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga
3 Pola Makan Ny.Necy terkadang memasak sendiri dengan
komposisi makanan nasi, tahu, tempe, ikan,
sayur. Jarang sekali makan daging sapi atau
ayam dan buah-buahan. Keluarga ini jarang beli
makanan di luar.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi ke bidan dan dokter
klinik terdekat dan membeli obat di apotek dan
terkadang membeli diwarung. Mereka juga
sering untuk berobat ke puskesmas.
5 Menabung Ny. Necy tidak menabung. Uang dari anak-
anaknya dijadikan untuk biaya M.Antara dan
untuk kebutuhan sehari-hari.
6 Aktivitas sehari-hari d. Tn, Darwi bekerja sebagai petugas
keamanan, berangkat pukul 1 siang
kemudian pulang pukul 12 malam.
e. Ny. Darmin sebagai pembantu ibu rumah
tangga. Ia bekerja di Bandung. Pulang
kerumah biasa 1 bulan 2 kali.
f. Ny.Necy tidak bekerja. Ia sehari-hari
memasak dan merawat cucunya.
6 Prilaku Cuci tangan c. Semua anggota keluarga memiliki
prilaku cuci tangan yang tidak baik dan
tidak benar. Mereka melakukan cuci
tangan hanya menggunakan air yang
dialirkan menggunakan gayung dan tidak
menggunakan sabun.
d. Kebiasaan ini juga dilakukan hanya
ketika mereka setelah makan.
Tabel 1. 23 Tabel Faktor Eksternal Keluarga Tn. Darwi
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6x5 m dengan lantai semen dan
ubin
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran3x2
m, satu kamar tidur yang masing-masing
berukuran 2x2m. Juga terdapat dapur disertai
kamar mandi yang berukuran 3x2m dan ruangan
ini tidak disertai dengan adanya tempat
pembuangan asap.
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi sama sekali yang
seharusnya luas ventilasi kurang dari 10% dari
lantai rumah.
4. Pencahayaan Tidak terdapat jendela pada ruang tamu rumah
Tidak terdapat jendela di kedua kamar
Hanya terdapat 3 buah lampu di dalam rumah
yang berwarna kuning untuk ruang tengah,
dapur dan kamar mandi.
5. MCK d. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang
air besar mereka pergi ke jamban umum
yang berada di pinggir empang.
e. Kamar mandi beralaskan semen dengan
ukuran 1x1m terletak di dalam rumah
yang digunakan untuk cuci piring
f. Tersedia air yang cukup untuk buang air
kecil di dalam ember.
6. Sumber Air c. Sumber Air berasal dari PAM yang
dijual di warung tetangga. Mereka
menghabiskan 4-5 drum air seharga
Rp.500,- per drum.
d. Anggota keluarga memiliki kebiasaan
mencuci tangan tetapi tidak
menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga
biasa dilakukan hanya ketika mereka
setelah makan.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke empang
yang berjarak 1 meter dari rumah dan limbah
padat di buang di pekarangan belakang rumah.
Aliran limbah ini tidak lancar.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di pekarangan belakang rumah,
sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu
kemudian dibakar oleh keluarga ssehingga
banyak lalat yang menghinggapi tumpukan
sampah tersebut, dan menimbulkan bau.
Keluarga biasa membakar 1 minggu sekali.
9. Lingkungan sekitar rumah Depan rumah Tn. Darwi terdapat halaman.
Samping kanan rumah berhadapan langsung
dengan tetangga yang msaih satu keluarga.
Samping kiri langsung berhadapan dengan
empang. Bagian belakang rumah terdapat
pekarangan yang cukup luas. Empang di
samping rumah Tn.Darwi sedikit kotor dan
banyak sampah yang menumpuk. Sehingga
banyak lalat yang menghinggap di empang
tersebut.
1.3.7. Keluarga Binaan Tuan Rohani
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Rohani yang memiliki lima orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kelima anggota keluarga tersebut adalah :
Tabel 1.9 Data Dasar Keluarga Tn. Rohani
N
o
Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidika
n
Pekerjaan Penghasilan
(per bulan)
1 Tn. Rohani Suami Laki-laki 55th SD Pedagang Rp 3.000.000;
2 Ny. Ana Istri Perempuan 50th SD Ibu Rumah
Tangga
3 Tn.
Syarifudin
Anak
Kandung
Perempuan 21th Kuliah Pelajar Rp 500.000;
4 Nn. Nuraini Anak
Kandung
Laki-laki 20th SMP Pelajar -
5 Muhammad
Farhan
Anak
Kandung
Laki-laki 6th SD Pelajar -
Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga RT 006/007. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang
menikah 37 tahun yang lalu dan memiliki 3 orang anak. Anak pertama belum menikah dan
masih tinggal dengan Tn.Rohani, anak kedua belum menikah pula dan tinggal masih dengan
Tn.Rohani, dan satu anak lainnya masih berada di rumah keluarga ini.
Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Rohani, 55 tahun.
Ia berprofesi sebagai pedagang dengan rata-rata pendapatan Rp.100.000 tiap harinya.
Penghasilan ini tidak selalu stabil ia dapatkan, hanya apabila banyak pembeli di warungnya.
Ia memulai membuka warung pada pukul 06.00 pagi hingga 01.00 dini hari. Setelah selesai
melayani warungnya, Tn. Rohani biasanya beristirahat saja dirumah.
Tn. Rohani memiliki seorang istri yang bernama Ny. Ana berusia 50 tahun. Ny. Ana
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan membantu Tn. Rohani berdagang di warung milik
mereka. Keseharian Ny. Ana hanyalah berdagang membantu Tn. Rohani, dan mengantarkan
anaknya yang paling kecil pergi mengaji. Setelah melakukan kegiatan sehari-harinya Ny. Ana
masak di sore hari, lalu tidur sekitar jam 11 malam.
Semasa hidupnya Tn. Rohani hanya sering mengeluh pusing yang sering ia
hubungkan dengan usaha berdagangnya yaitu warung. Biasanya jika keluhan itu muncul ia
lebih memilih untuk istirahat dan tidak melayani pembeli warung untuk sementara waktu.
Apabila terdapat sakit yang lebih parah seperti batuk, pilek dan sakit gigi, Tn. Rohani
memilih berobat ke klinik dokter terdekat yang ada di desa tersebut.
Ny. Ana seringkali mengeluh sakit perut yang seringkali ia abaikan. Keluhan sakit
perut ini sering Ny. Ana sebut sebagai sakit Maag. Biasanya Ny. Ana hanya meminum obat
diwarungnya saja dan tidak berobat ke dokter maupun puskesmas.
Ny. Ana memiliki tiga orang anak, anak pertamanya mengalami cedera (patah tulang)
pada tangannya akibat terjatuh dari motor. Ny. Ana mengaku bahwa anaknya tersebut
langsung dilarikan ke klinik terdekat saat setelah terjatuh, yang setelah itu dirujuk oleh klinik
ke rumah sakit terdekat. Anak pertama Ny. Ana belum menikah dan masih tinggal bersama
kedua orangtuanya. Anak pertama Ny. Ana bernama Tn. Syarifudin. Ia bekerja sebagai
pegawai supermarket di daerah desa tempat mereka tinggal. Pendapatan yang dihasilkan Tn.
Syarifudin perbulannya Rp 500.000; dan Tn. Syarifudin juga mengaku masih menjalani
program pendidikan jenjang perkuliahan.
Anak kedua Ny.Ana yang tinggal bersamanya, bernama Nn. Nuraini yang kini
berumur 20 tahun. Saat dilahirkan di tolong oleh bidan, dengan berat badan ± 2800gr. Alasan
dilahirkan di bidan karena anak pertama Ny.Ana juga dilahirkan oleh bidan. Semasa Ny. Ana
hamil, ia tidak pernah menderita sakit dan rajin memeriksakan kandungan di bidan terdekat.
Imunisasi dasar diakui lengkap oleh Ny. Ana. Saat ini Nn. Nuraini belum bekerja dan masih
tinggal dengan kedua orang tuanya. Dalam kesehariannya ia hanya membantu kedua
orangtuanya di warung untuk melayani pembeli dan berangkat mengaji ke Masjid dengan
adiknya.
Anak ketiga Ny. Ana yang masih serumah dengannya, bernama Muhammad Farhan,
berusia 9 tahun. Saat dilahirkan di tolong oleh bidan, dengan berat badan ± 3000gr. Alasan
dilahirkan di bidan karena anak pertama dan kedua Ny.Ana juga dilahirkan oleh bidan.
Semasa hamil Ny. Ana tidak pernah menderita sakit dan rajin memeriksakan kandunganmya
di bidan terdekat. Imunisasi dasar diakui lengkap oleh Ny. Ana. Saat ini Farhan duduk di
bangku SD, setiap hari ia bersekolah dari jam 8 pagi hingga jam 1 siang. Sebelum berangkat
sekolah ia hanya berada di rumah. Ia mengaku sering jajan diluar rumah dan hampir setiap
hari minum-minuman warung yang diberi es.
Sehari-harinya Ny. Ana biasa mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak,
menyapu, dan mengepel. Ny. Ana selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum
melakukan hal-hal tersebut. Ny. Ana selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun
apapun yang ada, tidak harus menggunakan sabun khusus cuci tangan. Ny. Ana biasa
melakukan cuci tangan di wastafel yang terletak di dapur mereka ataupun di kamar mandi.
Anak Ny. Ana yang pertama, yaitu Tn. Syarifudin tidak rajin mencuci tangan. Tn. Syarifudin
mengaku bahwa karena ia makan menggunakan sendok dan garpu maka ia tidak harus
mencuci tangannya sebelum makan.
Keluarga Tn. Rohani tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 100 m2 dan
pekarangan seluas 6 x 2 m. Rumah terdiri dari satu buah warung, satu buah ruang tamu, satu
ruang tengah, tiga kamar tidur, satu dapur, dan satu kamar mandi. Lantai rumah sebagian
terbuat dari keramik dan sebagian lagi terbuat dari semen. Dinding rumah terbuat dari tembok
yang sebagian dicat dan sebagian lagi tidak dicat. Untuk atap rumah terbuat dari genteng
tetapi tanpa plafon. Pekarangan milik keluarga Tn. Rohani dibatasi dengan pagar yang terbuat
dari bambu. Pada bagian depan tidak terdapat pekarangan, hanya berada di belakang yang
dipakai untuk tempat mencuci piring,
Rumah keluarga Ny. Ana dilengkapi dengan kamar mandi. Sehingga untuk buang air
besar mereka tidak harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang atau menumpang
di kamar mandi tetangganya. Sedangkan untuk mandi, mereka bisa melakukan di kamar
mandi mereka sendiri. Ny. Ana mengaku sumber air rumahnya adalah air PAM. Air PAM
tersebut dialirkan kedalam rumah Ny. Ana dengan menggunakan pipa saluran air.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Rohani
Tabel 1.10 Tabel Faktor Internal Keluarga Tn. Rohani
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tidak ada yang merokok di keluarga Tn. Rohani
2 Olah raga Keluarga Tn. Rohani tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga
3 Pola Makan Ny. Ana terkadang memasak sendiri dengan
komposisi makanan nasi, tahu, tempe, ikan.
Jarang sekali makan daging, sayur dan buah. Ibu
juga sering jajan makanan untuk sarapan pagi
hari seperti nasi uduk, dan jarang sekali makan
malam.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi ke klinik dokter
umum terdekat dan membeli obat di apotek dan
terkadang membeli diwarung. Keluarga Tn.
Rohani hanya ke puskesmas apabila penyakitnya
tidak kunjung sembuh.
5 Menabung Ny. Ana hanya mengikuti kegiatan arisan untuk
menabung sebagian penghasilannya dan
Tn.Rohani.
6 Mencuci Tangan Tn. Rohani, Ny. Ana, dan ketiga anaknya
mempunyai kebiasaan mencuci tangan
menggunakan sabun tetapi tidak dengan air
mengalir.
7 Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai pedagang di warung
milik pribadi dari pagi hingga dini hari
b. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga dan
membantu melayani pembeli warung
c. Anak pertamanya berprofesi sebagai
pegawai supermarket
d. Anak keduanya belum bekerja dan sudah
lulus SMP
e. Anak ketiganya masih bersekolah di jenjang
Sekolah Dasar
Tabel 1.11 Tabel Faktor Eksternal Keluarga Tn. Rohani
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 12x6 m dengan lantai keramik
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran
4x3m, tiga kamar tidur yang masing-masing
berukuran 3x2m dan 4x3m. Juga terdapat dapur
yang berukuran 2x1m dan juga warung pribadi
yang berukuran 4x3m
3. Ventilasi Terdapat dua buah ventilasi di ruang tamu
berukuran 0.5 m x 0,5 m dan 0,5 m x 0,5 m yang
selalu ditutup. Hal ini tidak sesuai dengan luas
lantai rumah. (luas ventilasi kurang dari 10%
dari lantai rumah).
4. Pencahayaan a. Terdapat dua buah jendela berukuran
2x1 m pada bagian depan rumah.
b. Terdapat 6 buah lampu di dalam rumah
yang berwarna putih dan satu buah di
teras rumah sehingga penerangan cukup
baik.
5. MCK a. Tn. Rohani memiliki kamar mandi
sendiri, sehingga ia dan keluarganya
tidak harus ke jamban umum
b. Tempat buang air kecil di kamar mandi
c. Tempat cuci piring dan baju di dapur
d. Tersedia air yang cukup untuk mandi,
buang air kecil, buang air besar, dan
mencuci kebutuhan sehari-hari
6. Sumber Air Tn. Rohani menggunakan fasilitas PAM sebagai
sumber air dirumahnya. Air di alirkan
menggunakan pipa saluran kedalam rumahnya
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke kali yang
berjarak 2 meter dari rumah dan limbah padat di
buang di pekarangan samping rumah. Aliran
limbah ini lancar.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di pekarangan samping rumah,
sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu
kemudian dibakar oleh siapapun warga sekitar
sehingga banyak lalat yang menghinggapi
tumpukan sampah tersebut, dan menimbulkan
bau.
9. Lingkungan sekitar rumah Depan rumah Tn. Rohani menghadap ke rumah
tetangga tanpa pohon atau pekarangan. Samping
rumah Tn. Rohani, tidak jauh terdapat empang
tempat pembuangan sampah. Sedangkan bagian
belakang rumah menempel dengan rumah
tetangganya. Akibat masih banyak sampah di
lingkungan dan empang, ini menyebabkan untuk
saat ini empang yang ada tidak dapat berfungsi
dengan seharusnya dikarenakan banyaknya
sampah yang ada dan ini menimbulkan sarang
nyamuk, lalat, dan banyak tikus yang
berkeliaran di sekitar lingkungan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya
suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di
lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang
ada.Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari
ilmu kedokteran komunitas.Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi
komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok
orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan
ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen
kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).
2.2 KONSEP PERILAKU
2.2.1.Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek,
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
2.2.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit,
sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,
perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
sosial budaya, dan sebagainya.
2.2.3. Domain Perilaku
Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu didalam 3
domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan
yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan,
yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari
ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor
(psicomotor domain).
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan
pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Tanpa pengetahuan seseorang
tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :
a) Faktor Internal
Merupakan faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat dan kondisi
fisik.
b) Faktor Eksternal
Merupakan faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, atausarana.
c) Faktor pendekatan belajar
Merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya belajar, misalnya strategi dan
metode dalam pembelajaran.
Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada
kaitannya dengan yang lain.
5) Sintesa
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi / objek.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan
faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mancapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara
terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu
(recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003),
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut
terjadi proses berurutan yakni :
1. Kesadaran (awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek)
2. Tertarik (interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3. Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
2.2.4. Asumsi Determinan Perilaku
Menurut Spranger, membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai
kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan
pada diri orang tersebut.Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari
berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi,
persepsi, sikap dan sebagainya.
Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan tersebut
dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas,
sosial budaya dan sebagainya. Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap
faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan, antara lain:
1. Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendorong (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
3) Faktor pendukung (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
2. Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan
fungsi dari :
1) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya (behavior itention).
2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
3) Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accesebility of information).
4) Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau
keputusan (personal autonomy).
5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).
3. Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
(a) Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
(b) Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.
(c) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap
positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu
tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan
mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu
tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
2). Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa
yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
3). Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan
sebagainya.
4)Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya
disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu
berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia
(Notoatmodjo, 2003).
2.3 TEORI MENCUCI TANGAN YANG BENAR
Cara mencuci tangan yang benar yang dengan cara mencuci tangan menggunankan
sabun Mencuci tangan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun
merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan
permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung
dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan
makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah
penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap
tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima
tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah
infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu burung. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebaiknya
dilakukan pada lima waktu penting, yaitu: (1) sebelum memulai pekerjaan; (2) sesudah
menggunakan toilet; (3) sebelum memegang bayi; (4) sesudah menceboki anak; (5) sebelum
menyiapkan makanan dan sesudah makan. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir dapat memutuskan mata rantai kuman yang melekat di jari-jemari. Masyarakat
termasuk anak sering mengabaikan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir
karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan.
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung
jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Perilaku cuci tangan
adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci tangan juga dapat diartikan
menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan
ringkas yang kemudian dibilas di bawah air yang mengalir.
Cuci tangan menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi seseorang dari
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai riset, risiko penularan
penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun. Perilaku cuci tangan pakai sabun
merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan
intervensi kesehatan dengan cara lain. Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan
debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan
dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab
penyakit pada kedua tangan dan lengan serta mengurangi kontaminasi silang. Cuci tangan
dianggap merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi penularan
mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun. Kesehatan kebersihan
tangan yang baik dapat mencegah penularan mikroorganisme dan mengurangi frekuensi
infeksi nosokomial.
a. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan menggunakan
sabun.
1. Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum
untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan angka
kejadian diare hingga 50%. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan
keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga
penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-
kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-
kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut
melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi,
makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau
terkontaminasi. Tingkat keefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam
penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi
pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air
olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air
(25%), sumber air yang diolah (11%). (2)
2. Infeksi saluran pernafasan.
Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab kematian utama anak-anak balita.
Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan
ini dengan dua langkah : 1) dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan
yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan, 2) dengan
menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic)
yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit
pernafasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik
menjaga kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan/buang air besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga
25%. Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan
sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia
pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 %.
3. Infeksi cacing, infeksi mata, dan infeksi kulit.
Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran
pernafasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk
ascariasis dan trichuriasis.
Gambar 2.1 Diagram Transmisi Penyakit
b. Teknik mencuci tangan yang baik dan benar dan penggunaan sabun
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah dengan air
bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan gayung,
menggunakan sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk bersih
atau menggunakan tisu. Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua
jenis sabun karena semua sabun sebenarnya cukup efektif dalam membunuh
kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci tangan yang benar harus
menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkahlangkah
sebagai berikut:
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu.
Gambar 2.2 Langkah-langkah Mencuci Tangan
Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air yang
menggenang, maka apabila menggunakan sabun batangan sediakan sabun batangan yang
berukuran yang kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di waskom
yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan antiseptik, karena mikroorganisme dapat
bertahan dan berkembang biak pada larutan ini. Apabila menggunakan sabun cair jangan
menambahkan sabun apabila terdapat sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat
menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia
air mengalir, gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua
tangan dan buka kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.
Kerangka Teori
Kerangka teori berdasarkan Lawrence Green (1980)
Faktor Predisposisi
- Sikap
- Pengetahuano Internal : jasmani, usia
o Eksternal : tingkat
pendidikan, hubungan sosial dan budaya,tingkat ekonomi, pengalaman, media massa
Faktor Pendukung
- Lingkungan
- Tersedianya fasilitas kesehatan
Perilaku
Faktor Pendorong
- Petugas Kesehatan
Kerangka Konsep
Petugas kesehatan
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan (air bersih)
Tingkat Pendidikan dan ekonomi
Pengetahuan mengenai mencuci tangan yang benar
Perilaku mencuci tangan yang baik dan benar
Informasi media massa
1. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Skala
1. Perilaku mencuci tangan yang benar
Kebiasaan mencuci tangan yang benar
CeklisKuesioner
ObservasiWawancara
Baik 9-10Cukup 7-8Buruk 5-6
Ordinal
2. Pengetahuan mengenai mencuci tangan yang baik dan benar
Wawasan pengetahuan mengenai mencuci tangan yang benar
Kuesioner Wawancara Baik 11-12Sedang 8-10 Buruk 6-7
Ordinal
3. Tingkat Pendidikan
Meliputi : Cara berfikir dalam penerimaan informasi mengenai mencuci tangan yang benar
Kuesioner Wawancara Tinggi : 5-6Sedang : 3-4Rendah : 1-2
Ordinal
4. Tingkat ekonomi
Hal-hal yang berkaitan antara penghasilan ekonomi dengan pendidikan, fasilitas kesehatan
Kuesioner Wawancara Atas 8-10Menengah : 5-7Bawah : 0-4
Ordinal
5. Ketersediaan fasilitas kesehatan (air bersih dan sabun)
Tersedianya fasilitas kesehatan (air besih dan sabun) di rumah
Kuesioner Wawancara Baik: 3-4Sedang: 1-2Buruk: 0
Ordinal
6. Petugas kesehatan
Petugas kesehatan aktif untuk memberikan penyuluhan mengenai mencuci tangan yang benar
Kuesioner Wawancara Peduli : 1Tidak peduli : 0
Ordinal
7. Informasi media massa
Tersedianya media massa berupa Koran, poster, televisi.
Kuesioner Wawancara Luas : 2Sedikit : 1Tidak ada : 0
Ordinal
1. Kuesioner
KUESIONER
PERILAKU MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
I. PERILAKU MENCUCI TANGAN YANG BENAR
1. Apakah anda mencuci tangan dengan air yang mengalir?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda menggunakan sabun khusus untuk mencuci tangan pada saat anda akan
mencuci tangan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda mencuci tangan sebelum anda makan?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda mencuci tangan setelah BAB?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda mengeringkan tangan anda dengan handuk kering atau tissue setelah
mencuci tangan?
a. Ya
b. Tidak
NO.
RESPONDEN
Indikator Penilaian :
1. Jika jawaban YA nilai : 2
2. Jika jawaban TIDAK nilai : 1
Total :
1. Jumlah total 9--10 : Perilaku BAIK
2. Jumlah total 7 – 8: Perilaku CUKUP
3. Jumlah total 5-- 6: Perilaku BURUK
II. PENGETAHUAN MENGENAI MENCUCI TANGAN YANG BENAR
6. Menurut anda air apa yang baik digunakan untuk mencuci tangan?
a. Air bersih yang mengalir
b. Air bersih yang ditampung
c. Air apa saja
7. Menurut anda sabun apa yang sebaiknya digunakan untuk mencuci tangan?
a. Sabun khusus untuk mencuci tangan
b. Sabun apa saja
c. Tidak memakai sabun
8. Langkah pertama mencuci tangan yang baik dan benar adalah?
a. Oleskan sabun
b. Basahkan tangan dengan air bersih
c. Bersihkan telapak tangan
9. Menurut anda, diwaktu apa saja anda harus mencuci tangan?
a. Sebelum makan, sebelum memegang bayi, setelah BAB
b. Sebelum makan, sebelum memasak, sebelum memegang bayi, setelah BAB
c. Sebelum makan, sebelum memasak, sebelum memegang bayi, setelah
BAB, sesudah menceboki bayi
10. Menurut anda ada berapa langkah mencuci tangan yang baik menurut WHO?
a. 3
b. 5
c. 7
11. Menurut anda, jika anda tidak mencuci tangan, kemungkinan anda akan mengalami
penyakit?
a. Diare
b. Darah tinggi
c. Demam berdarah
Indikator Penilaian :
4. Jika jawaban BENAR nilai : 2
5. Jika jawaban SALAH nilai : 1
Total :
Jumlah total 11 -- 12 : Pengetahuan BAIK
Jumlah total 8 – 10 : Pengetahuan CUKUP
Jumlah total 6 - 7 : Pengetahuan KURANG
III. PENDIDIKAN
12. Pendidikan terakhir bapak/ibu ?
a. Tidak pernah sekolah
b. SD/ Sederajat
c. SLTP/Sederajat
d. SLTA/Sederajat
e. Akademi/Diploma
f. Perguruan Tinggi
NILAI JAWABAN : a : 1 b : 2 c : 3 d : 4 e: 5 f : 6
Total :
Jumlah total 1-2: pendidikan RENDAH
Jumlah total 3-4: pendidikan SEDANG
Jumlah total 5-6: pendidikan TINGGI
IV. TINGKAT EKONOMI
13. Berapa penghasilan bapak/ibu (keluarga) perbulan ?
a. < 2.000.000
b. 2.000.000 – 2.200.000
c. > 2.000.000 – 2.000.000
14. Apakak bapak/ibu selalu mendapatkan penghasilan yang tetap setiap bulannya?
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
15. Dari penghasilan tersebut, bagaimana untuk kebutuhan sehari-hari anda?
a. Kurang
b. Cukup
c. Lebih
16. Dari penghasilan tersebut apakah bapak atau ibu dapat membeli barang-barang selain
bahan pokok?
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
17. Rumah yang dihuni oleh bapak atau ibu adalah rumah?
a. Sewa
b. Menumpang rumah kerabat
c. Rumah pribadi
NILAI JAWABAN : a : 0 b : 1 c : 2
Total :
Jumlah total 0-3 : Penghasilan RENDAH
Jumlah total 4-7 : Penghasilan CUKUP
Jumlah total 8-10 : Penghasilan TINGGI
V. KETERSEDIAAN FASILITAS
18. Apakah terdapat air mengalir untuk mencuci tangan ?
a. Ada
b. Tidak Ada
19. Apakah terdapat sabun khusus cuci tangan ?
a. Ada
b. Tidak Ada
NILAI JAWABAN : a : 1 b : 0
Total :
Jumlah total 2: Fasilitas BAIK
Jumlah total 1: Fasilitas CUKUP
Jumlah total 0: Fasilitas KURANG
VI. PETUGAS KESEHATAN
20. Apakah petugas kesehatan pernah melakukan penyuluhan mengenai cara mencuci
tangan yang benar?
a. Pernah
b. Tidak pernah
21. Apakah petugas kesehatan pernah memberikan leaflet atau poster tentang cara
mencuci tangan yang baik dan benar
a. Pernah
b. Tidak pernah
NILAI JAWABAN : a : 1 b : 0
Total :
Jumlah total 2: Petugas Kesehatan PEDULI
Jumlah total 1: Petugas Kesehatan KURANG PEDULI
Jumlah total 0: Petugas Kesehatan TIDAK PEDULI
VII. INFORMASI MEDIA MASSA
22. Apakah media massa yang terdapat di desa Anda ?
a. Tidak ada
b. Koran atau televisi
c. Koran, televisi dan poster
NILAI JAWABAN : a : 0 b : 1 c : 2
Total :
Jumlah total 2: Sumber Informasi MEMADAI
Jumlah total 1: Sumber Informasi CUKUP MEMADAI
Jumlah total 0: Sumber Informasi TIDAK MEMADAI
CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR MENURUT WHO
NO
KEGIATAN YA TIDAK
1. Membuka keran air.
2. Mencuci tangan dengan air mengalir.3. Membasuh seluruh pergelangan tangan, punggung tangan sampai
ujung jari dengan air mengalir.4. Mengambil sabun secukupnya.5. Meratakan sabun dengan kedua telapak tangan sampai berbusa.6. Menggosok-gosok kedua telapak tangan .7. Menggosok punggung tangan kanan dengan tangan kiri dan
sebaliknya (bergantian )8. Menggosok sela-sela jari tangan kanan dengan tangan kiri dan
sebaliknya (bergantian)9. Membersihkan buku-buku jari dengan mengatupkan kedua jari
tangan kanan dan kiri (bergantian).10. Menggosok ibu jari dengan cara , ibu jari kanan berputar dalam
genggaman tangan kiri dan sebaliknya (bergantian)11. Meletakkan ujung jari tangan kanan ke telapak tangan kiri
kemudian gosok perlahan secara memutar dan sebaliknya (bergantian).
13. Membilas kedua tangan dengan air mengalir sampai bersih.14. Mengeringkan kedua tangan dengan handuk bersih dan kering.
KETERANGAN :
* Beri tanda Checklist ( √ ) pada jawaban YA jika Responden Melakukannya dan * Beri tanda Checklist ( √ ) pada jawaban TIDAK jika Responden Tidak Melakukannya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah,
langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara
objektif dan rasional.
3.1 POPULASI PENGUMPULAN DATA
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu
dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah
keseluruhan objek pengumpulan data (Arikunto, 2002). Dalam hal ini yang menjadi
populasi adalah RT 006/ RW 007, Kampung Telaga Sukamana, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
3.2 SAMPEL PENGUMPULAN DATA
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002).
Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah tujuh keluarga binaan di RT 006/ RW 007,
Kampung Telaga Sukamana, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Sampel pada penelitian ini diambil dari peneliti langsung
melakukan observasi ke rumah keluarga binaan dan pengumpulan data dengan
kuesioner diambil dari responden yang berumur >20 tahun.
3.3 JENIS DAN SUMBER DATA
3.3.1 Jenis data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata - kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis, observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif
adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif
dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang
diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
jumlah perempuan dan laki-laki, jumlah orang yang menyelesaikan
pendidikan terakhir. Karena diperoleh dengan cara membilang, data
diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
2. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka atau bilangan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat
berbentuk bilangan pecahan. Contoh data kontinum misalnya : umur.
Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian, dan kejelasan data, pencatatan data
harus dilengkapi dengan:
1. Nama pengumpul data
2. Nama peserta yang datanya diambil
3. Tanggal dan waktu pengumpulan data.
4. Lokasi pengumpulan data
5. Keterangan-keterangan tambahan data.
Metode Cheklist merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian–uraian tersebut, maka dipilih instrumen pengumpulan data
dengan menggunakan checklist dan wawancara terpimpin dengan menggunakan
kuesioner. Dipilihnya kuesioner ini dikarenakan kuesioner bersifat objektif dan jujur
karena berasal dari sumber data (responden) secara langsung, diharapkan dapat lebih
mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dari responden secara langsung
sehingga tercipta hubungan yang baik antara pewawancara dan responden, selain itu
dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas, serta cukup
efisien dalam penggunaan waktu untuk mengumpulkan data. Cara pengumpulan data
melalui pengamatan langsung (observasi) untuk mengetahui dan melihat langsung
kondisi dan keadaan rumah disetiap keluarga.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu tujuh
keluarga binaan RT 006/ RW 007, Kampung Telaga Sukamana, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
a. Data primer
Data yang langsung didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke rumah
keluarga binaan RT 006/ RW 007, Kampung Telaga Sukamana, Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.
b. Data sekunder
Data yang didapat dari data yang sudah ada di Puskesmas Tegal Angus.
c. Data tersier
Data yang didapat dari buku dan internet.
3.3.3 Penentuan Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan mudah.
Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data merupakan
sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti cek list, kuesioner,
perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala, kamera foto dan
sebagainya.
Instrumen pengumpulan data merupakan suatu yang amat penting dan strategis
kedudukannya di dalam keseluruhan kegiatan pengumpulan data atau suatu penelitian.
Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk
menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
dan untuk membuktikan hipotesis.
3.3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu langkah-langkah
diagnosis komunitas. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka digunakan
beberapa metode dalam proses pengumpulan data.
3.3.4.1 Metode Cheklist
Check list adalah salah satu cara yang paling sederhana yang lazim
digunakan untuk mengurangi kesalahan atau bahkan kegagalan yang dapat
ditimbulkan oleh keterbatasan memori dan perhatian manusia. Cara ini
membantu untuk memastikan konsistensi dan kesempurnaan dalam
melaksanakan suatu tugas atau kegiatan.
Contoh yang paling sederhana adalah “to do the list” sedangkan contoh
yang lebih kompleks dapat berupa jadwal, yang menjabarkan tugas-tugas
berdasarkan waktu dan faktor berpengaruh lainnya.
Checklist sering dipresentasikan dalam bentuk daftar tugas
dengan checkboxes di sebelah kiri daftar tugas tersebut, kemudian tanda
centang diberikan dalam checkboxes tersebut setelah tiap-tiap daftar tugas
tersebut selesai dilaksanakan.
Banyak hazard dapat diidentifikasi dengan menggunakan checklist.
Proswdur umum untuk membau checklist adalah sebagai berikut:
1. Tentukan sasaran dari checklist. Apa tujuannya, di mana akan
digunakan, dan hasil akhir apa yang diharapkan? Yang paling penting
adalah hal-hal apa saja yang tidak dapat dicapai dengan hanya
menggunakan metode ini, dan metode apa lagi yang diperlukan?
Kenali keterbatasan tersebut sebelum memulai.
2. Identifikasi cakupan wilayah keahlian yang diperlukan dalam
checklist, dan pilih orang-orang yang berkompetensi dalam masing-
masing bidang.
3. Mulailah kembangkan checklist. Kemudian bagilah project tersebut
ke dalam beberapa subsistem untuk memudahkan analisis
4. Ambillah penilaian independen dari manajer atau project engineer
berpengalaman. Langkah ini sangat krusial untuk mengidentifikasi
kemungkinan kelebihan prediksi atau bahkan kelalaian menentukan
prediksi.
5. Perbaharui checklist jika diperlukan, ketika informasi-informasi
tamabahan tentang project terebut diproleh.
Namun checklist juga memiliki kekurangan:
Karena tidak memiliki standard khusus, item-item dalam checklist sangat
tergantung pada pengetahuan dan pengalaman para penyusun checklist.
Oleh karena itu, pemilihan personel penuyusun checklist sangat
menentukan keberhasilan project,
Checklist hanya merupakan “yes or no question” yang tidak dapat
menggambarkan secara detil efisiensi dari suatu subsistem dalam project
yang dilaksanakan,
Checklist tidak dapat mengurutkan skala prioritas (rangking) suatu
hazard,
Apabila checklist disusun oleh orang yang kurang berpengalaman,
kemungkinan terlewatnya suatu hazard menjadi lebih besar.
3.3.4.2 Metode Angket atau Kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau
alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan
untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk
menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat
dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan
maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat
beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada
responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu
luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga
jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta
pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
a. Macam – Macam Kuesioner
1) Kuesioner tertutup. Setiap pertanyaan telah disertai
sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih
jawaban yang paling sesuai.
2) Kuesioner terbuka. Dimana tidak terdapat pilihan jawaban
sehingga responden harus memformulasikan jawabannya
sendiri.
3) Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup. Dimana
pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan
terbuka.
4) Kuesioner semi terbuka. Pertanyaan yang jawabannya telah
tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan
jawaban.
b. Keuntungan Metode Kuesioner
1) Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.
2) Pengisiannya dapat dilakukan di tempat, tanpa dipengaruhi
oleh orang lain.
3) Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode
pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan
angket.
4) Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah
merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau
responden dalam jumlah banyak.
5) Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada
responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila
menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
6) Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya
dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.
c. Kelemahan Metode Kuesioner
1) Tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena
jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan.
2) Dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya jika dia menghendaki demikian.
3) Jawaban hanya mengungkap keadaan pada saat angket
diisi.
4) Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya
spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
5) Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang
pada pertanyaan yang ada.
6) Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh
oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin
jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat
berubah setelah melihat pertanyaan di lain nomor.
7) Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakah
sudah responden sudah terjawab atau belum.
8) Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari
responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan
pertanyaan atau karena keragu-raguan responden
menjawab. Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dalam teknik kuesioner.
3.3.4.3 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah sekumpulan berkas berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Data yang diperoleh
dapat berupa data primer, sekunder dan tersier. Data primer didapatkan dari
pengamatan langsung ke keluarga binaan di Desa Tanjung Pasir, data sekunder
diperoleh dari data Kesling Puskesmas Tegal Angus, sedangkan data tersier diperoleh
dari penelusuran tinjauan pustaka.
Pengumpulan data dilakukan di keluarga binaan RT 006/ RW 007, Kampung
Telaga Sukamana, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.
Pengumpulan data ini dilakukan selama tujuh hari, mulai dari tanggal 29 Mei
2014 – 5 Mei 2014 dengan menggunakan metode cheklist.
Pengamatan langsung dilakukan terhadap tujuh keluarga binaan yang telah
ditentukan oleh kader pengurus Puskesmas Tegal Angus. Dari ketujuh keluarga
binaan ini dilakukan pengamatan langsung pada setiap rumah.
Tabel3.1. Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data
Tanggal Kegiatan
Selasa, 29 Mei 2014 a. Pengumpulan data program wajib
Puskesmas Tegal Angus, laporan penyakit
dan gambaran Desa Tanjung Pasir.
b. Perkenalan dan sambung rasa dengan
keluarga binaan.
c. Pengumpulan data dasar masing-masing
keluarga binaan.
Rabu, 30 Mei 2014 a. Observasi rumah keluarga binaan.
b. Pengumpulan data dari Puskesmas Tegal
Angus yang berhubungan dengan beberapa
masalah yang ditemukan pada keluarga
binaan.
c. Diskusi kelompok menentukan area
permasalahan dengan menjabarkan
permasalahan pada keluarga binaan masing-
masing.
d. Diskusi kelompok menentukan area
permasalahan “Perilaku Cuci Tangan
yang Baik dan Benar Pada Keluarga
Binaan di Kampung Telaga Sukamana
RT 006/RW 007, Desa Tanjung Pasir,
KecamatanTeluk Naga,
KabupatenTangerang, Provinsi Banten,
29 April- 5 Mei 2014”.
Kamis, 1 Mei 2014 a. Diskusi kelompok :
1. Mengumpulkan referensi literatur yang
berkaitan dengan area masalah.
2. Membuat kerangka teori dan pertanyaan
mengenai seputar faktor-faktor yang
berkaitan dengan area masalah.
3. Menentukan teknik dan instrumen
pengumpulan data, disepakati melalui
observasi dan wawancara dengan
metode checklist
Jumat, 2 Mei 2014 Diskusi kelompok:
1. Membuat kerangka konsep
2. Membuat definisi operasional
3. Membuat checklist
Diskusi Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Sabtu, 3 Mei 2014 1. Mengunjungi keluarga binaan untuk
pengumpulan data.
2. Mengunjungi keluarga binaan untuk
pengamatan langsug menggunakan
metode checklist dan kuesioner
Minggu, 4 Mei 2014 1. Mengolah data yang diperoleh dari
pengamatan langsung
2. Menganalisis data dan menarik kesimpulan
dari hasil checklist dan kuesioner
3. Membuat laporan
Senin, 5 Mei 2014 Diskusi Diagnosis dan Intervensi Komunitas
3.3.5 Pengolahan Data dan Analisa Data
Untuk pengolahan data tentang “Perilaku Cuci Tangan yang Baik dan Benar
Pada Keluarga Binaan di Kampung Telaga Sukamana RT 006/RW 007, Desa
Tanjung Pasir, KecamatanTeluk Naga, KabupatenTangerang, Provinsi Banten,
29 April - 5 Mei 2014” digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data
menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel. Untuk menganalisa data-data
yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisa univariat.
Analisa Univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali setiap variabel
dari hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang
berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik.
Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel yang diukur adalah :
1. Pengetahuan responden mengenai Perilaku Cuci Tangan yang Baik dan Benar.
2. Pendidikan responden terhadap perilaku menciptakan Perilaku Cuci Tangan yang
Baik dan Benar.
3. Paparan informasi mengenai Perilaku Cuci Tangan yang Baik dan Benar dan
dampak yang diakibatkan karena Perilaku Cuci Tangan yang tidak Baik dan
Benar.
4. Peran ekonomi terhadap menciptakan Perilaku Cuci Tangan yang Baik dan
Benar.
5. Hubungan sosial responden dalam menciptakan Perilaku Cuci Tangan yang Baik
dan Benar.
6. Pengalaman responden mengenai Perilaku Cuci Tangan yang Baik dan Benar.
BAB IV
HASIL ANALISA
4.1 Karakteristik Keluarga Binaan
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari data
karakteristik responden yang terdiri dari lima keluarga binaan di Kampung Telaga
Sukamana RT006/RW 007, DesaTanjungPasir, KecamatanTeluk Naga,
KabupatenTangerang, Provinsi Banten yakni: keluarga Tn. Abdul, Tn. Sita, Tn. Ocit. Tn.
Rohani, dan Ny. Siros.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di Kampung Telaga Sukamana, RT
006/RW 007, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
29 April – 2 Mei 2014
Umur (dalam tahun) Jumlah Persentase
< 20 11 42,3%
21-40 9 34,6%
41-60 5 19,2%
>60 1 3,9%
4%
3%
2%
1%
Distribusi Frekuensi Usia
< 2021-4041-60> 60
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di Kampung Telaga Sukamana, RT
006/RW 007, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
29 April – 2 Mei 2014
Berdasarkan dari diagram 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada keluarga
binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia di bawah 20 tahun
(42,3 %).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan di Kampung Telaga
Sukamana, RT 006/RW 007, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, 29 April – 2 Mei 2014
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 Tidak sekolah 6 23%
2 SD 15 57,7%
3 SMP 2 7,7%
4 SMA 1 3,8%
5 Belum sekolah 2 7,8 %
2.00%
5.00%
1.00%
2.00%
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah SD
SMP SMA
Belum sekolah
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan di Kampung Telaga
Sukamana, RT 006/RW 007, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, 29 April – 2 Mei 2014
Berdasarkan dari diagram 4.2 terlihat tingkat pendidikan terbanyak dari keluarga
binaan adalah SD (57,7%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan Kampung Telaga Sukamana, RT
006/RW 007, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
29 April – 2 Mei 2014
No. Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Tidak Bekerja 4 16,67%
2 Ibu Rumah Tangga 5 20,83%
3 Pembantu Rumah Tangga 1 4,16%
4 Nelayan 2 8,3%
5 Pegawai 1 4,16 %
6 Satpam 2 8,3%
7 Pelajar 6 25%
8 Pedagang 3 12,5%
tidak bekerja
ibu rumah tangga
pembantu rumah tangga
nelayan
pegawai
satpam
pelajar
pedagang
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan
distribusi frekuensi pekerjaan
Diagram 4.3Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan Kampung Telaga Sukamana, RT
006/RW 007, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
29 April – 2 Mei 2014
Dari Diagram 4.3 diatas dapat dilihat bahwa Distribusi Pekerjaan terbanyak adalah pelajar
yaitu sebanyak 25%.
4.2 Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel dalam
Ceklist yang di survey langsung pada lima rumah keluarga binaan pada bulan April 2014.
Tabel 4.4 Distribusi Responden terhadap aspek perilaku terhadap cara mencuci tangan yang
baik dan benar di Pemukiman RT 03/RW 05 Kampung Gaga Sukamana Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April 2014
Perilaku Jumlah Responden Persentase (%)
Baik - 0%
Cukup - 14,3%
Buruk 12 85,7%
Total 14 100%
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan bahwa sebanyak 12 responden (85,7%) memiliki perilaku
cuci tangan yang buruk (100%)
Tabel 4.5 Distribusi Responden terhadap aspek pengetahuan terhadap cara mencuci tangan
yang baik dan benar di Pemukiman RT 03/RW 05 Kampung Gaga Sukamana Desa Tanjung
Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April 2014
Pengetahuan Jumlah Responden Persentase (%)
Baik 11 78,5%
Cukup 3 21,5%
Rendah - 0%
Total 14 100%
Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan bahwa sebanyak 11 responden (78,5%) memiliki
pengetahuan cuci tangan yang baik (100%)
Tabel 4.6 Distribusi Responden terhadap aspek pendidikan terhadap cara mencuci tangan
yang baik dan benar di Pemukiman RT 03/RW 05 Kampung Gaga Sukamana Desa Tanjung
Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April 2014
Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
Rendah 14 100%
Sedang - 0%
Tinggi - 0%
Total 100%
Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan bahwa sebanyak 14 responden (100%) memiliki tingkat
pendidikan yang rendah.
Tabel 4.7 Distribusi Responden terhadap aspek tingkat ekonomi terhadap cara mencuci
tangan yang baik dan benar di Pemukiman RT 03/RW 05 Kampung Gaga Sukamana Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April 2014
Tingkat Ekonomi Jumlah Responden Persentase (%)
Rendah 3 21,5%
Cukup 11 78,5%
Tinggi - 0%
Total 14 100%
Dari Tabel 4.7 didapatkan bahwa sebanyak 11 responden (21,5%) memiliki tingkat ekonomi
yang rendah (21,5%)
Tabel 4.8 Distribusi Responden terhadap aspek ketersediaan fasilitas terhadap cara mencuci
tangan yang baik dan benar di Pemukiman RT 03/RW 05 Kampung Gaga Sukamana Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April 2014
Ketersediaan Fasilitas Jumlah Responden Persentase (%)
Terdapat Fasilitas - 0%
Kurang Fasilitas 6 42,9%
Tidak terdapat Fasilitas 8 57,1%
Total 14 100%
Dari Tabel 4.8 didapatkan bahwa sebanyak 8 responden (57,1%) tidak terdapat fasilitas air
yang mengalir dan sabun khusus untuk cuci tangan.
Tabel 4.9 Distribusi Responden terhadap aspek petugas kesehatan terhadap cara mencuci
tangan yang baik dan benar di Pemukiman RT 03/RW 05 Kampung Gaga Sukamana Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April 2014
Aspek Petugas Kesehatan Jumlah Responden Presentase (%)
Peduli - 0%
Kurang Peduli - 0%
Tidak Peduli 14 100%
Total 14 100%
Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan bahwa sebanyak 14 responden (100%) mengaku petugas
kesehatan disekitar sana tidak peduli terhadap perilaku cuci tangan.
Tabel 4.10 Distribusi Responden terhadap aspek informasi media masa terhadap cara
mencuci tangan yang baik dan benar di Pemukiman RT 03/RW 05 Kampung Gaga Sukamana
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April
2014
Informasi Media Masa Jumlah Responden Presentase (%)
Lengkap 1 7,14%
Tidak Lengkap 3 21,5%
Tidak Ada 8 57,1%
Total 14 100%
Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan bahwa sebanyak 8 responden (57,1%) tidak
mendapatkan informasi yang cukup baik dari Televisi, Koran, maupun Poster kesehatan.
No. Nama Keluarga Skor Kriteria
1 Tn. Sita 13 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
2 Ny. Njun 17 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
3 Tn. Abdul 15 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
4 Ny. Addah 14 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
5 Tn. Darwi 16 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
6 Ny. Necy 18 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
7 Tn. Darman 21 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
8 Ny. Ita 20 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
9 Tn. Rohani 22 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
10 Ny. Ana 22 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
11 Tn. Ocit 19 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
12 Ny. Rami 14 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
13 Ny. Siros 15 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
14 Ny. Rohaya 17 Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dan
tidak benar
Dari data diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa 14 sample anggota keluarga binaan
memiliki perilaku cuci tangan yang tidak baik dan tidak benar (100%).
4.3 Rencana Itervensi Pemecahan Masalah
4.3.1 Jangka Pendek
a. Pembagian leaflet/selebaran tentang pengertian dan tata cara mencuci tangan
yang baik dan benar kepada keluaga binaan.
b. Memberikan demonstrasi kepada keluarga binaan untuk mencuci tangan
dengan baik dan benar.
c. Memberikan sabun khusus cuci tangan kepada setiap keluarga binaan.
d. Menempelkan pamflet yang berisi gambar tentang 7 langkah cara mencuci
tangan yang baik dan benar menurut WHO di dekat tempat mereka cuci
tangan.
e. Memberikan handuk kering ditempat mereka cuci tangan.
f. Memberikan sarana mengalir berupa galon yang memiliki keran untuk
mengalirkan air.
4.3.2 Jangka Menengah
a. Memberikan informasi terbaru terhadap tenaga kesehatan dan kader desa
setempat tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar.
b. Meningkatkan kesadaran para tokoh masyarakat dengan cara penyuluhan
agar dapat mengubah paradigma masyarakat bahwa hal kecil berupa mencuci
tangan yang baik dan benar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
c. Mendukung pelaksanaan program Puskesmas, yakni program kesehatan
Lingkungan.
4.3.3 Jangka panjang
a. Memberikan penyuluhan secara berkala tentang pentingnya mencuci tangan
yang baik dan benar dan informasi terbaru mengenai cuci tangan.
b. Memotivasi setiap anggota keluarga binaan untuk mencuci tangan yang baik
dan benar.
c. Bekerja sama dengan pihak puskesmas dan kader setempat untuk
mengevaluasi penyebaran pengetahuan dan angka kejadian penyakit yang
bisa di sebabkan karena perilaku yang tidak baik di keluarga binaan dan
lingkungan sekitar Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tanggerang.
KUESIONER EVALUASI
PRILAKU MENCUCI TANGAN YANG BENAR
IDENTITAS RESPONDEN
6. Nama :
7. Umur :
8. Alamat :
9. Pendidikan :
10. Pekerjaan :
VIII. PENGETAHUAN MENGENAI MENCUCI TANGAN YANG BENAR
1. Air apa yang anda gunakan untuk mencuci tangan?
a. Air bersih yang mengalir
b. Air bersih yang ditampung
c. Air apa saja
2. Sabun apa yang sebaiknya digunakan untuk mencuci tangan?
a. Sabun khusus untuk mencuci tangan
b. Sabun apa saja
c. Tidak memakai sabun
3. Apa langkah pertama mencuci tangan yang baik dan benar?
a. Mengoleskan tangan dengan sabun
b. Membasahkan tangan dengan air bersih
c. Mengusap telapak tangan dari kotoran
4. Kapan saja anda harus mencuci tangan?
a. Sebelum makan, sesudah buang air, sebelum memegang bayi,
sesudah menceboki bayi, sebelum menyiapkan makanan.
b. Sebelum makan, sesudah buang air, sesudah menceboki bayi, sebelum
menyiapkan makanan.
c. Sebelum makan, sesudah buang air, sesudah menceboki bayi.
NO.
RESPONDEN
5. Berapa langkah mencuci tangan yang baik dan benar menurut WHO?
a. 3
b. 5
c. 7
6. Apa dampak dari tidak mencuci tangan dengan baik dan benar?
a. Diare
b. Darah tinggi
c. Demam berdarah
Indikator Penilaian :
3. Jika jawaban BENAR nilai : 2
4. Jika jawaban SALAH nilai : 1
Total :
Jumlah total 9 -- 12 : Pengetahuan BAIK
Jumlah total 5 – 8 : Pengetahuan CUKUP
Jumlah total 1-- 4 : Pengetahuan KURANG
IX. PERILAKU MENCUCI TANGAN YANG BENAR
1. Apakah anda mencuci tangan dengan air mengalir?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda mencuci tangan dengan menggunakan sabun cuci tangan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda mencuci tangan sesuai 7 langkah WHO?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda mencuci tangan sebelum makan?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda mencuci tangan sebelum memegang bayi?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda mencuci tangan sesudah buang air besar?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda mencuci tangan sesudah menceboki bayi?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda mencuci tangan saat sebelum menyiapkan makanan?
a. Ya
b. Tidak
Indikator Penilaian :
1. Jika jawaban YA nilai : 2
2. Jika jawaban TIDAK nilai : 1
Total :
Jumlah total 11 -- 16 : Perilaku BAIK
Jumlah total 6 – 10 : Perilaku CUKUP
Jumlah total 1-- 5 : Perilaku KURANG
CHECK LIST EVALUASI
PERILAKU MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
I. PERILAKU MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
1. Apakah ember yang diberikan terpakai ?
2. Apakah sabun yang diberikan berkurang ?
Langkah-langkah mencuci tangan responden.
3. Membasahi tangan dengan air mengalir.
4. Menuangkan sabun secukupnya ke telapak tangan.
5. Meratakan sabun dengan kedua telapak tangan.
6. Menggosok punggung tangan serta sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan,
dan sebaliknya.
7. Menggosokkan kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
8. Menggosok jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci.
9. Menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya.
10. Menggosok ujung jari-jari tangan kanan dengan memutar ujung jari-jari tangan
kanan di telapak tangan kiri, dan sebaliknya.
11. Membilas kedua telapak tangan dengan air yang mengalir.
12. Mengeringkan tangan dengan handuk setelah mencuci tangan.
Indikator Penilaian :
1. Jika jawaban BENAR nilai : 1
2. Jika jawaban SALAH nilai : 0
Total :
Jumlah total 9 -- 12 : Pengetahuan BAIK
Jumlah total 5 – 8 : Pengetahuan CUKUP
Jumlah total 1-- 4 : Pengetahuan KURANG
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan
yang bertempat tinggal di RT 02/ RW 03 Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, maka
dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu
perilaku mencuci tangan yang tidak baik dan tidak benar di keluarga binaan.
5.1.2 Akar Penyebab Masalah a. Rendahnya kesadaran akan pentingnya mencuci tangan yang baik dan benar.
b. Tidak mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam mencuci tangan.
c. Ketidaktersediaan air bersih yang mengalir, sabun, dan tempat mencuci tangan
yang memadai.
d. Tidak ada petugas kesehatan yang melakukan penyuluhan mengenai mencuci
tangan yang baik dan benar.
5.1.3 Alternatif Pemecahan masalah
a. Memperbaiki kebiasaan, meningkatkan partisipasi, meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan mengenai dampak mencuci tangan yang salah dengan melakukan
penyuluhan, diskusi dan demonstrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar.
b. Penyediaan fasilitas mencuci tangan dalam hal ini dengan pemberian ember
berkeran, sabun cuci tangan, handuk kering.
5.1.4 Intervensi yang dilakukan
1. Memberikan penyuluhan, diskusi dan demonstrasi kepada keluarga binaan mengenai :
a. Cara mencuci tangan yang baik dan sehat
b. Dampak buruk akibat tidak mencuci tangan
2. Melakukan penyuluhan kepada keluarga binaan melalui media berupa:
a. Pamflet mengenai cuci tangan yang baik dan benar
b. Pamflet mengenai kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan
3. Penyediaan alat yang mendukung perilaku mencuci tangan yang baik dan benar berupa ember yang diberi keran, sabun cuci tangan, handuk kering.
5.2 Saran
5.2.1 Intervensi Pemecahan Masalah
1. Memotivasi keluarga untuk mengajarkan cara cuci tangan yang baik dan benar
sejak kecil.
2. Memberikan penyuluhan mengenai mencuci tangan yang baik pada keluarga
binaan melalui media pamphlet mengenai cara mencuci tangan yang baik dan
benar serta waktu-waktu penting untuk mencuci tangan.
3. Memberikan motivasi kepada keluarga binaan untuk mengerti pentingnya
melengkapi sarana dan fasilitas yang telah ada.
4. Pemberian ember berkeran, sabun cuci tangan, dan handuk kering untuk
keluarga binaan.
5. Pemberdayaan masyarakat sekitar dengan cara membentuk kader untuk
mempromosikan dan mengajarkan cara mencuci tangan yang baik dan benar.
5.2.2 Rekomendasi
a. Kordinasi diantara ketua RT dan masyarakat untuk pengadaan air bersih dan
sarana mencuci tangan yang baik dan benar.
b. Penambahan kader kesehatan di kampung Gaga, desa Tanjung Pasir
kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang.