Laporan Bioteknologi
-
Upload
syarif-hidayat-amrullah -
Category
Documents
-
view
396 -
download
7
description
Transcript of Laporan Bioteknologi
Tugas KelompokPengantar Biolteknologi
JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2010
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONALTAUCHO
Kelompok 19ANUGRAINI 071 404 105MUTMAINNAH 081 404 069
2
A. PENDAHULUAN
Tauco adalah produk kedelai berbentuk pasta yang berwarna kekuning-kuningan,
rasanya agak asin, dibuat dengan cara fermentasi. Tauco berfungsi sebagai penyedap
masakan karena bau dan rasanya yang khas. Tauco terdiri dari dua macam. Yaitu bentuk
kering, dan bentuk basah. Sedangkan dari rasanya, dibedakan antara yang asin dan yang
manis. Perbedaannya, terletak dari jumlah air dan banyaknya gula yang ditambahkan. Tauco
dapat disimpan lama karena kadar garamnya cukup tinggi (diatas 15%). Tauco menjadi
salah satu bumbu penyedap yang biasa digunakan untuk membuat aneka ragam masakan.
Misalnya ayam bumbu tauco,nasi goreng tauco, ikan tumis tauco, dan lain-lain. Bahan baku
yang sering digunakan untuk membuat tauco adalah kedelai hitam atau kedelai kuning.
Namun yang sering dan umum digunakan adalah kedelai hitam. Bahan tambahan untuk
pembuatan tauco adalah berbagai jenis tepung seperti tepung terigu, tapung beras atau
tepung beras ketan. Selain harganya yang relatif terjangkau, tauco juga dapat kita peroleh
dimana-mana, baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan.
B. BAHAN
1. Kedelai
2. Tepung beras.
3. Laru tempe.
4. Garam.
PERALATAN
1. Wadah perendam.
2. Wadah perebus.
3. Tampah
4. Kompor
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI | BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL (TAUCO)
2
5. Kain penyaring
C. CARA PEMBUATAN
1. Pemilihan kedelai yan g berkualitas.
2. Perendaman. Kedelai dibersihkan dan dicuci sampai bersih. Kemudian kedelai direndam
di dalam air bersih selama 12-24 jam. Tujuan dari proses perendaman adalah untuk
memudahkan pengupasan kulit kedelai, mengembangkan biji kedelai dan untuk
membantu mempercepat pengukusan atau perebusan.
3. Pengupasan dan pembuangan kulit. Kedelai dimasukkan ke dalam karung atau bakul,
kemudian diinjak-injak sehingga terbelah dua, dan kulit biji terkelupas. Kulit biji
dibuang, dan biji dicuci sampai bersih. Pengupasan dan pembuangan kulit-kulit juga
dapat dilakukan dengan menggunakan mesin.
4. Perebusan. Biji direbus selama 1-2 jam. Kemudian ditiriskan.
5. Penambahan tepung beras. Biji kedelai yang telah ditiriskan, ditambah dengan tepung
beras. Sebelumnya, tepung beras ini telah disangrai. Tiap 10 kg kedelai ditambah dengan
tepung beras sebanyak 2 kg. Pengadukan dilakukan agar kedelai dan tepung beras
tercampur rata.
6. Fermentasi kapang. Campuran kedelai tepung beras ditaburi dengan ragi tempe (1 gram
tempe untuk tiap kg kedelai), diaduk agar tercampur rata, dan selanjutnya dihamparkan
diatas tampah setinggi 2-3 cm. Campuran ini ditutup dengan daun pisang. Tampah
diletakkan di atas para-para yang terlindung dari serangga, panas dan hujan. Fermentasi
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI | BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL (TAUCO)
2
ini berlangsung selama 2-3 hari sampai terbentuk tempe yang lebat pertumbuhan
kapangnya.
7. Penjemuran tempe. Tempe disuir-suir atau dilepaskan butiran-butirannya. Setelah itu
butiran tempe dijemur sampai kering.
8. Penyiapan larutan garam 20%. Untuk membuat 10 liter larutan garam 20% dilakukan
dengan cara berikut. Garam sebanyak 2 kg dimasukkan ke dalam ember, kemudian
ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai volume larutan menjadi 10
liter.
9. Fermentasi garam. Butiran tempe kering direndam di dalam larutan garam. Tiap kg
kedelai membutuhkan larutan garam sebanyak 1 liter . Prendaman di lakukan di dalam
wadah perendam selama 2 minggu. Hasil fermentasi disebut dengan tauco mentah.
10. Penyiapan bumbu.
i. Gula merah diiris-iris, kemudian dilarutkan dengan air (tiap kg kedelai membutuhkan
250 gram gula merah, dan 25 ml air untuk melarutkan gula tersebut).
ii. Jahe dan lengkuas dikupas kemudian dipukul-pukul sampai memar (tiap kg kedelai
membutuhkan jahe dan laos, masing-masing 20 gram), dan
iii. Jahe dan lengkuas dimasukkan ke dalam larutan gula, kemudian dimasak sampai
mendidih dan disaring dengan kain saring. Larutan ini disebut larutan gula berbumbu,
dan digunakan untuk membumbui tauco.
11. Pembumbuan dan perebusan tauco. Tauco mentah ditambah dengan larutan gula
berbumbu. Kemudian tauco mentah dididihkan selama 3-4 jam sehingga cairan tauco
mengental. Hasil perebusan ini disebut sebagai tauco masak. Tauco masak dapat
ditambah dengan monosodium glutamat sebanyak 1 gram untuk tiap kg tauco, agar
memberikan rasa yang lebih sedap terhadap masakan.
12. Pengawetan. Tauco masak ditambah dengan bubuk natrium benzoat agar dapat disimpan
lama. Tiap kg tauco masak membutuhkan 1 gram natrium benzoat.
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI | BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL (TAUCO)
2
13. Pengemasan. Tauco masak dikemas di dalam kantong plastik dan mulut kantong diikat
dengan gelang karet kuat-kuat.
D. Fermentasi
Selama proses fermentasi, kapang mikroba yang berperan adalah kapang dari jenis
Aspergillus yaitu A. oryzae atau dari jenis R. oryzae dan R. oligosporus. Diantara kapang-
kapang tersebut, yang lebih sering digunakan dalam pembuatan tauco adalah kapang A.
oryzae. Penggunaan kapang yang berbeda akan berpengaruh pada mutu dari taoco yang
dihasilkan. Mikroba yang aktif dalam fermentasi garam adalah Lactobacillus delbrueckii,
Hansenula sp., dan Zygosaccharomyces yang dapat tumbuh secara spontan. Selama proses
fermentasi baik fermentasi kapang maupun fermentasi garam, akan terjadi perubahan-
perubahan baik secara fisik maupun kimiawi karena aktivitas dari mikroba tersebut.
Selama fermentasi kapang, kapang yang berperan akan memproduksi enzim seperti
enzim amilase, enzim protease, dan enzim lipase. Dengan adanya kapang tersebut maka
akan terjadi pemecahan komponen-komponen dari bahan tersebut. Produksi enzim dari
kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu fermentasi atau waktu
inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang
berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak diinginkan.
Selama proses fermentasi garam, enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah
komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat akan
diubah menjadi senyawa organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi
dengan senyawa lainnya yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI | BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL (TAUCO)
2
alkohol. Reaksi antara asam-asam organik dan etanol (alkohol) lainnya, akan menghasilkan
ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma. Adanya reaksi antara
asam amino dengan gula, akan menyebabkan terjadinya pencoklatan yang akan
mempengaruhi mutu produk secara keseluruhan. Berdasarkan pengalaman, tauco dapat
disimpan lama sampai bertahun tahun dan tidak akan rusak atau basi. Selama pada waktu
penyimpanan, tidak terkena air mentah ataupun terkontaminasi dengan bahan organik
lainnya.
E. Manfaat
1. Untuk mencegah kegemukan pada manusia ( Profesor Park menyatakan, protein kedelai,
yang merupakan elemen utama doenjang (tauco), dikoposisi (dipisah-pisahkan) dengan
peptide dan apabila proses fermentasi lebih berkembang, kedelai itu dipisah-pisahkan
dengan asam amino, yang memiliki manfaat anti kegemukan )
Hasil penelitian pada tikus
Tikus biasa Tikus yang memakan tauco
Berat 287.4g 246.6g
Berat hati 11g 8.7g
kolesterol 66.3 48.4
2. Pencegahan sembelit dan kanker usus besar
3. Bermanfaat sebagai anti kanker
4. Dekomposisi(dipisah-pisahkan) kolesterol dan fungsi untuk menawarkan racun.
5. Pencegahan gejala usia tua dan keriput.
6. Sangat efektif untuk mengobati sakit kepala, kedinginan,demam, penyakit dalam
berbagai organ tubuh, berkeringat yang berlebihan dan efek untuk menawarkan racun.
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI | BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL (TAUCO)