Laporan Biokimia Gizi

14
Langkah kerja : Percobaan 8 : Menunjukkan adanya Albiumin Selain kasein 80% protein lain yang terdapat dalam susu terdiri atas laktalbumin 18% dan laktoglobulin 12% yang diperoleh jika kasein dari susu dipisahkan atau digumpalkan baik dengan penurunan pH ataupun penambahan ensim rennet yang mengakibatkan lemak susu akan bergabung dengan gumpalan kasein tersebut dan sisanya merupakan cairan berwarna kuning kehijauan yang disebut whey dimana terlarut laktalbumin dan laktoglobulin. Kedua jenis protein ini akan menggumpal jika dipanaskan sampai 72ºC dan pada temperatur 100ºC kedua jenis protein ini akan terkoagulasi secara sempurna. Kasein merupakan protein yang terbanyak jumlahnya daripada laktalbumin dan laktoglobin. Kasein murni berwarna kuning keputih – putihan dan mempunyai struktur granular. Tidak berbau dan tidak mempunyai rasa, yang memberikan warna pada susu adalah kasein. Protein albumin susu disebut sebagai laktalbumin. Laktoglubulin adalah jenis protein susu yang larut dalam alkohol. Selain jenis – jenis protein tersebut terdapat pula jenis – jenis protein lainnya sebagai enzim dan imonoglobulin. Protein hanya dapat memberikan 4,1 kalori setiap gram (HADIWIYOTO,1994). HADIWIYOTO, S. 1994. Teori dan Prosedur pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta. Pembahasan : 1 Memanaskan filtrat hingga terjadi koagulan (Jika muncul koagulan tambahkan 1 tetes asam asetat encer Menyaring cairan kemudian filtrat digunakan untuk

Transcript of Laporan Biokimia Gizi

Page 1: Laporan Biokimia Gizi

Langkah kerja :

Percobaan 8 : Menunjukkan adanya Albiumin

Selain kasein 80% protein lain yang terdapat dalam susu terdiri atas laktalbumin 18% dan laktoglobulin 12% yang diperoleh jika kasein dari susu dipisahkan atau digumpalkan baik dengan penurunan pH ataupun penambahan ensim rennet yang mengakibatkan lemak susu akan bergabung dengan gumpalan kasein tersebut dan sisanya merupakan cairan berwarna kuning kehijauan yang disebut whey dimana terlarut laktalbumin dan laktoglobulin. Kedua jenis protein ini akan menggumpal jika dipanaskan sampai 72ºC dan pada temperatur 100ºC kedua jenis protein ini akan terkoagulasi secara sempurna. Kasein merupakan protein yang terbanyak jumlahnya daripada laktalbumin dan laktoglobin. Kasein murni berwarna kuning keputih – putihan dan mempunyai struktur granular. Tidak berbau dan tidak mempunyai rasa, yang memberikan warna pada susu adalah kasein. Protein albumin susu disebut sebagai laktalbumin. Laktoglubulin adalah jenis protein susu yang larut dalam alkohol. Selain jenis – jenis protein tersebut terdapat pula jenis – jenis protein lainnya sebagai enzim dan imonoglobulin. Protein hanya dapat memberikan 4,1 kalori setiap gram (HADIWIYOTO,1994). HADIWIYOTO, S. 1994. Teori dan Prosedur pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta.

Pembahasan :

Zat yang diuji kandungan laktalbuminnya dibuat dari filtrate isolasi kasein. Filtrat

tersebut kemudian diasamkan dengan menambahkan CH3COOH hingga pH-nya menjadi 5.4.

pada proses penambahan CH3COOH ke filtrate kasein dimana filtrate kasein menjadi keruh.

Selanjutnya larutan tersebut dipanaskan di atas penangas air dan diperoleh endapan

(koagulan). Adanya endapan ini menunujkkan adanya laktalbumin di dalam filtrate kasein

tersebut. Kemudian larutan disaring dan filtrate yang diperoleh digunakan untuk perlakuan

selanjutnya.

1

Memanaskan filtrat hingga terjadi koagulan (Jika muncul koagulan tambahkan 1 tetes asam asetat encer 2 % lalu di dinginkan)

Menyaring cairan kemudian filtrat digunakan untuk percobaan 9 dan 10

Page 2: Laporan Biokimia Gizi

A. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui kandungan /komposisi bahan makanan (nutrien) air

susu dan kedelai melalui percobaan

2. Mahasiswa mampu membandungkan nutrient yang terkandung dalam susu sapi dan

kedelai.

BAB III

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Tabung reaksi 1 set

b. Rak tabung reaksi

c. Pipet tetes

d. Pipet ukur (5,10 ml)

e. Penghisap

f. Lampu spiritus

g. Penangas air

h. Mikroskop

i. Kaca/glass objek

j. Deck glass

k. Sendok/batang pengaduk

l. Penjepit tabung

m. Plate porselin

n. Hydrometer

o. Kertas lakmus

p. Kertas saring

2. Bahan :

a. Air susu

b. Tepung Kedelai

c. Aquadest

d. Asam cuka

e. Eter

f. Ammonium Hidroksid

g. K-Oksalat

h. Larutan asam naftol 10%

i. CuSO4 0,01N

j. NaoH 40%

k. Fenol merah

l. Reagen Benedich

m. Reagen Biuret

n. Reagen Molish

2

Page 3: Laporan Biokimia Gizi

3

Page 4: Laporan Biokimia Gizi

4

Page 5: Laporan Biokimia Gizi

C. Cara Kerja

Percobaan Air Susu

Percobaan 1 : Dibawah mikroskop

Percobaan 2 : Berat Jenis

Percobaan 3 : Reaksinya (Asam-Basa)

5

Meneteskan 1 tetes air susu diatas objek glass

Lalu menutup dengan deck glass

Menggambar yang terlihat

Pemeriksa di bawah mikroskop (perbesaran kecil baru dilanjutkan dengan perbesaran besar)

Memasukkan kertas lakmus (merah dan biru) ke dalam susu yang masih segar

Melihat perubahan warna kertas lakmus

Mengecek berat jenis air susu dengan hydrometer

Mengencerkan air susu sebanyak 3 kali (1ml + 2 ml aquadest)

Mengecek kembali berat jenis dan melihat ada tidaknya penurunan

* Berat jenis “whole milk” biasanya ± 1.030. dan jika diencerkan berat jenisnya menurun

Page 6: Laporan Biokimia Gizi

Percobaan 4 : Pengendapan Kasein

.

Percobaan 5 : Reaksi-Reaksi Warna Protein

6

Menunggu hingga menjelang akhir praktikum dan memasukkan lagi kertas lakmus ke dalam susu

Melihat warna kertas lakmus dan membandingkan dengan pengukuran pertama

*Air susu segar diasanya netral. Dan air susu yang dibiarkan mungkin menjadi asam karena pengaruh bakteri hidrolisis laktosa menjadi glukosa, galaktosa, dan asam laktat

Hasil disaring dengan kertas lakmus sehingga berupa endapan dan filtrat

Menambahkan 2% asam cuka setetes demi setetes sampai muncul endapan kasein

Mengencerkan 100 cc air susu dengan 10 cc air

*Endapan dilarutkan dalam 3,5-4 ml air untuk percobaan 5,6, dan 7

**Filtrat digunakan untuk percobaan 8, 9, dan 10

Melarutkan 1 ml endapan

Melakukan uji biuret dan uji molish

Uji Biuret : endapan + 3 tetes CuSO4 0,01 N + 2 ml NaOH 40 %Uji Molish : endapan + larutan alfa naftol 10% + 2 ml H2SO4

Page 7: Laporan Biokimia Gizi

Percobaan 6 : Reaksi Neumann untuk Kasein

Percobaan 7: Grease Spot test

7

Mengipas sampai kering / tidak ada larutan

Hasil :

*Uang/asap putih keluar kemudian didinginkan menambahkan 2 ml ammonium molibdat memanaskan lagi perhatikan yang terjadi : jika warna berubah menjadi kuning : berarti phosphat organik positif (+)

**Bila asap putih tidak muncul namun sisi tabung berubah menjadi coklat menambahkan 1 tetes HNO3 memanaskan lagi hingga muncul uap lanjutkan dengan melakukan (*) diatas

1 ml larutan endapan + HNO3 pekat 2 tetes + 10 tetes H2SO4 pekat

Menggojog larutan campuran

Mencampur kemudian dipanaskan (jangan sampai kering)

Menggojog hingga bercampur

Mengambil 1 ml eter + 8-10 tetes endapan yang dilarutkan

Kemudian menuang ke cawan porselin (menjauhkan dari api dan diluar ruangan)

Mengusap dengan kertas putih

Page 8: Laporan Biokimia Gizi

Percobaan 8 : Menunjukkan adanya Albiumin

Percobaan 9 : Menunjukkan adanya Laktosa

Percobaan 10 : Menunjukkan adanya ion Ca dan P-anorganik

Percobaan Ini Tidak dilakukan

8

Melihat ada tidaknya noda kuning dalam kertas putoh (pada lampu terang)

*Noda kuning menunjukkan noda lemak

Memanaskan pada penangas air sampai berubah warna

2ml Benedict + 5 tetes filtrat

Memanaskan filtrat hingga terjadi koagulan (Jika muncul koagulan tambahkan 1 tetes asam asetat encer 2 % lalu di dinginkan)

Menyaring cairan kemudian filtrat digunakan untuk percobaan 9 dan 10

Pemperharikan hasilnya

Memanaskan sisa hingga terjadi endapan (jangan sampai mendidih)

Sisa filtrat ditambahakan ammonium hidroksid 5%

Menyaring larutan dan endapan yang terjadi dilarutkan dalam asam cuka encer 2%

Filtrat dibagi menjadi 2 :*Pemeriksaan Ca oksalat : menambahkan 10 tetes asam cuka encer + menambahkan kalium oksalat sampai larutan terlihat keruh hasil keruh menunjukkan Ca-Positif

Page 9: Laporan Biokimia Gizi

2. Praktikum Tepung Kedelai

Percobaan 1 : Benedict Grease Spot Test

Percobaan 2 : Menunjukkan protein

9

Mengusap dengan kertas putih

Melihat ada tidaknya noda kuning dalam kertas putih (pada lampu terang)*Noda kuning menunjukkan noda lemak

Mengerjakan reaksi-reaksi warna untuk protein dan menunjukkan reaksinya (mana yang positif dan mana yang tidak)

Sedokit tepung dilarutkan dengan aquadest

Melakukan percobaan Xantoprotein, Biuret dan Molish

** Pemeriksaan P-anorganik : menambahkan 3 tetes HNO pekat pada filtrat + Menambahkan 1 ml ammonium molibdat memanaskan larutan Hasil positif : terjadi endapan kuning

Menggojog hingga bercampur

Mengambil 1 ml eter + 8-10 tetes tepung kacang kedelai yang dilarutkan

Kemudian menuang ke cawan porselin (menjauhkan dari api dan diluar ruangan)

Mengipas sampai kering/ tidak ada larutan

Page 10: Laporan Biokimia Gizi

Percobaan 3 : Menunjukkan Karbohidrat

Percobaan 3.1

Percobaan 3.2

10

Xantoprotein :1 ml HNO3 pekat + 2 ml larutan tepung memanaskan memperhatikan timbulnya warna kuning tua mendinginkan tabung dan menambahkan setetes demi setetes NaOH pekat Larutan menjadi basa amati yang terjadi

Biuret :1ml larutan tepung + 3 tetes CuSO4 + 2 ml NaOH 40% Melihat yang terjadi

Molish :

1 ml larutan tepung + 2 tetes alfa naftol 10% campur dan miringkan

tabung menambahkan 2 ml H2SO4 pelan-pelan dari dinding tabung

Lihat perubahan yang terjadi

Memasukkan tepung kedelai ke dalam air

Memanaskan lalu mendinginkannya di dalam air gingga benar-benar dingin

Menunggu sampai ada endapan( amilum)

Meneteskan 3-4 tetes yodium dan mengamati perubahan warna yang terjadi*Amilum akan berwarna biru

Men-deproteinisasi tepung kedelai dengan mendidihkan dengan penambahan 5 ml air

Menyaring gumpalan yang muncul dan filtrat digunakan untuk percobaan Benedict

Menambahkan asam cuka 2 % dan melihat adanya gumpalan

Page 11: Laporan Biokimia Gizi

Benedict Test

Percobaan 4 : Menunjukkan adanya enzim Urease

v

11

Memasukkan 2 ml reagent renedict dalam tabung, lalu menambahkan 0,5 ml atau 8 tetes filtrat

Reaksi positif bila terjadi warna :

Positif 1 (+) : warna hijau Positif 2 (++) : warna kuning Positif 3 (+++) : warna orange Positif 4 (++++) : warna merah bata

Endapan merah bata tergantung Cu2O yang terbentuk

Kemudian mendidihkan dalam penangas air selama 5 menit

Menyiapkan 2 tabung yang masing-masing diisi 2cc larutan ureum dan 2 cc aquadest

Menambahkan 2% asam cuka sampai tepat warna kuning pada kediua tabung

Menambahkan 1 tetes fenol merah pada masing-masing tabung

Memberi sedikit tepung kedelai lalu mengocoknya (padqa kedua tabung) mendiamkan 10-15 menit Mangamati yang terjadi

Memanaskan pada penangas ± 60oC

Page 12: Laporan Biokimia Gizi

12