Laporan Biokimia 8 Lipid (Repaired)

16
I. Nomor Praktikum : VIII II. Tanggal Praktikum : 20 – 11 – 2014 III. Judul Praktikum : Lipid IV. Tujuan Praktikum : Menguji kelarutan lemak dan minyak pada berbagai jenis pelarut. Menguji sistem emulsi lemak/minyak dalam air. Menentukan bilangan penyabunan suatu lemak/minyak. V. Dasar teori : Lipid yang terjadi secara alami merupakan molekul hidrofobik. Lipid adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan asam lemak. Mereka termasuk lemak, minyak, lilin, fosfolipid, dll. Mereka membuat sekitar 70% dari berat kering dari sistem saraf. Lipid sangat penting untuk kesehatan fungsi sel-sel saraf. Lipid adalah zat organik berlemak atau berminyak, lipid yang sedikit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter dan benzena. Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K. Manusia dapat digolongkan mahluk omnivore. Artinya makanannya terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber maupun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37

description

1

Transcript of Laporan Biokimia 8 Lipid (Repaired)

I. Nomor Praktikum: VIIIII. Tanggal Praktikum: 20 11 2014

III. Judul Praktikum: Lipid

IV. Tujuan Praktikum: Menguji kelarutan lemak dan minyak pada berbagai jenis pelarut. Menguji sistem emulsi lemak/minyak dalam air. Menentukan bilangan penyabunan suatu lemak/minyak.V. Dasar teori

:Lipid yang terjadi secara alami merupakan molekul hidrofobik. Lipid adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan asam lemak. Mereka termasuk lemak, minyak, lilin, fosfolipid, dll. Mereka membuat sekitar 70% dari berat kering dari sistem saraf. Lipid sangat penting untuk kesehatan fungsi sel-sel saraf. Lipid adalah zat organik berlemak atau berminyak, lipid yang sedikit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter dan benzena. Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K. Manusia dapat digolongkan mahluk omnivore. Artinya makanannya terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber maupun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37 kilojoul per gram (Winarno, 1992). Pada tahun 1943 Bloor mengusulkan klasifikasi lipid berdasarkan komposisi kimianya.Lipid adalah molekul yang dapat diekstrak dari tanaman dan binatang menggunakan pelarut nonpolar seperti eter, kloroform dan aseton. Lemak (dan asam lemak dari yang mereka dibuat) milik Grup ini seperti steroid lainnya, fosfolipid membentuk sel membran komponen dll.Lipid yang mengandung gugus fungsional ester hydrolysable dalam air. Ini termasuk netral lemak, lilin, fosfolipid, dan glikolipid. Nonhydrolyzable lipid kekurangan gugus tersebut dan termasuk steroid dan vitamin yang larut dalam lemak (misalnya A, D, E, dan K). Lemak dan minyak terdiri dari triasilgliserol atau trigliserida. Ini terdiri dari gliserol (1,2,3-trihydroxypropane) dan 3 asam lemak untuk membentuk triester. Trigliserida ditemukan dalam tes darah. Hidrolisis lengkap triasilgliserol menghasilkan molekul gliserol dan tiga asam lemak.

Jenis-jenis Lipid :

1. Lipid Sederhana atau Homolipids. Lipid sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol.

Lemak dan Minyak (trigliserida dan triasilgliserol) Ini adalah ester asam lemak dengan trihidroksi alkohol, gliserol. Sebuah lemak padat pada suhu kamar biasa, minyak yang berbentuk cair.

Trigliserida Sederhana trigliserida sederhana adalah salah satu di mana tiga asam lemak radikula sama atau dari jenis yang sama. Contoh: Tristearin, triolein.

Campuran Trigliserida adalah salah satu di mana tiga asam lemak radikula yang berbeda satu sama lain. Contoh: distearo-olein, dioleo-palmitin.

Lilin adalah ester asam lemak dengan berat molekul tinggi alkohol monohidroksi. Contoh: Lilin lebah, lilin Carnauba.

2. Senyawa Lipid atau Heterolipids Heterolipids adalah ester asam lemak dengan alkohol dan memiliki kelompok tambahan juga.

Fosfolipid atau Phosphatids adalah senyawa yang mengandung asam lemak dan gliserol selain asam fosfat, basa nitrogen dan substituen lainnya. Mereka biasanya memiliki satu kepala hidrofilik dan belakangnya ekor non-polar. Mereka disebut lipid polar dan amphipathic di alam.

Fosfolipid dapat phosphoglycerides, Phosphoinositide dan phosphosphingosides.

Phosphoglycerides adalah fosfolipid utama, mereka ditemukan dalam membran. Ini berisi molekul asam lemak yang diesterifikasi dengan gugus hidroksil dari gliserol. Kelompok gliserol juga membentuk hubungan dengan ester asam fosfat. Contoh: Lecithin, sefalin.

Phosphoinositide dikatakan terjadi pada fosfolipid jaringan otak dan kedelai. Peran penting lapisan dalam proses transportasi dalam sel.

Phosphosphingosides biasanya ditemukan dalam jaringan saraf. Contoh: sfingomielin.

Glikolipid adalah senyawa asam lemak dengan karbohidrat dan mengandung nitrogen tapi tidak ada asam fosfat. Para glikolipid juga termasuk senyawa yang terkait secara struktural tertentu yang terdiri dari kelompok gangliosides, sulpholipids dan sulfatids.3. Turunan LipidTurunan Lipid adalah zat yang berasal dari lipid sederhana dan senyawa dengan hidrolisis. Ini termasuk asam lemak, alkohol, monogliserida dan digliserida, steroid, terpen, karotenoid. Yang paling umum lipid diperoleh adalah steroid, terpene dan karotenoid. Steroid tidak mengandung asam lemak, mereka nonsaponifiable, dan tidak terhidrolisis pada pemanasan. Mereka tersebar luas pada hewan, di mana mereka berhubungan dengan proses fisiologis. Contoh: Estranes, androstranes, dll. Terpen mayoritas ditemukan pada tumbuhan. Contoh: Karet alam. gernoil, dll. Karotenoid adalah tetraterpenes. Mereka tersebar luas di kedua tumbuhan dan hewan. Mereka eksklusif yang berasal dari tumbuhan. Karena adanya banyak ikatan ganda terkonjugasi, mereka berwarna merah atau kuning. Contoh: Lycopreene, karoten, xanthophylls.Asam lemak esensial adalah mereka yang tidak dapat dibangun melalui jalur kimia, diketahui terjadi pada manusia. Mereka harus diperoleh dari makanan. Asam linoleat dan asam linolenat adalah asam lemak esensial.Asam lemak non-esensial adalah mereka yang tidak perlu diambil melalui makanan, mereka disintesis melalui jalur kimia.Asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda antara atom karbon. Atom karbon belakangnya terikat satu sama lain melalui ikatan ganda dan dapat terjadi dalam konfigurasi cis atau trans.Asam lemak jenuh rantai panjang asam karboksilat dan tidak memiliki ikatan ganda. Contoh: asam arachidic, asam palmitat, dll.

Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar, yakni:

1. Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau gliserida dan lilin(waxes)

2. Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya: fosfolipid ;

3. Derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya: asam lemak, gliserol, dan sterol.

Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni:

1. Lipid yang dapat disabunkan yaitu dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak;

2. Lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.Dan beberapa golongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: (1) asam lemak, (2) lemak (3) lilin, (4) fosfolipid, (5) stingolipid, (6) terpen, (7) steroid, (8) lipid kompleks (Poedjiadi, 2006).

VI. Alat dan Bahan

:

Alat:

pipet tetes beker gelas tabung reaksi rak tabung bunsen pemanas air penjepit tabungBahan: Minyak Goreng, Mentega, Susu, Larutan ikan, Bensin, Air, Eter, Alkohol 95 %, NaOH 1 NVII. Prosedur Percobaan:

A. Pemeriksaan Kelarutan Lemak1. Siapkan 5 buah tabung reaksi untuk masing-masing larutan (mentega, minyak goreng, susu dan ikan) yang bersih dan kering.

2. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng, mentega, susu, dan larutan ikan, kemudian dicampurkan dengan bahan sebagai berikut :

Tabung I : ditambah 1 ml air

Tabung II : ditambah 1 ml bensin

Tabung III : ditambah 1 ml alkohol 95 %

Tabung IV : ditambah 1 ml eter

Tabung V : ditambah 1 ml NaOH 1 N

3. Aduk-aduk sampai homogen. Diamkan beberapa menit dan amati yeng terjadi.

B. Reaksi Penyabunan dan Sifat-Sifat Asam Lemak1. 5 gram minyak goreng dimasukkan ke dalam beker gelas kemudian ditambahkan NaOH 1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 700C sebanyak 5 x 0,142 g = 1,71 g (yang terdapat dalam sekitar 42 ml 1 N NaOH). Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk sabun. Kedalam larutan sabun yang telah terbentuk ditambahkan HCL 1 N kemudian amati apa yang terjadi.

2. Kedalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau alkohol 96 % dan amati apa yang terjadi.VIII. Hasil Pengamatan

A. Pemeriksaan Kelarutan Lemak

1. Minyak Goreng Minyak Goreng + air tidak larut Minyak Goreng + bensin larut Minyak Goreng + alkohol 95% tidak larut Minyak Goreng + eter larut Minyak Goreng + NaOH tidak larut2. Mentega

Mentega + air tidak larut Mentega + bensin larut Mentega + alkohol 95% tidak larut Mentega + eter larut dan teremulsi Mentega + NaOH tidak larut3. Susu

Susu + air larut Susu + bensin tidak larut Susu + alkohol 95 % larut Susu + eter larut Susu + NaOH larut4. Larutan Ikan

Ikan + air larut Ikan + bensin tidak larut Ikan + alkohol 95 % larut Ikan + eter larut Ikan + NaOH larutB. Reaksi Penyabunan dan Sifat-Sifat Asam Lemak1. Minyak Goreng

Minyak Goreng + NaOH larutan sabun + HCl larutan sabun

+ alkohol larutan sabun (terbentuk 2 fasa)2. Mentega Mentega + NaOH larutan sabun + HCl larutan sabun + alkohol larutan sabun (terbentuk 2 fasa)IX. Persamaan ReaksiA. Reaksi Penyabunan dan Sifat-Sifat Asam Lemak

B. Penentuan Kelarutan lemak

Hidrolisis Asam Lemak

Mentega

Minyak

X. PembahasanPercobaan kali ini adalah tentang lipid dengan tujuan untuk menguji kelarutan lemak dan minyak pada berbagai jenis pelarut, menguji sistem emulsi lemak/minyak dalam air dan menentukan bilangan penyabunan suatu lemak/minyak. Terdapat empat sampel yang akan diuji yaitu susu, minyak goreng, mentega dan larutan ikan.Uji yang pertama adalah uji kelarutan lemak dengan menggunakan 5 macam pelarut yaitu air, bensin, alkohol 95%, eter dan NaOH 1 N. Dari ke 5 macam pelarut, terdapat pelarut polar dan non polar. Pelarut polar yang digunakan yaitu air, alkohol 95% dan NaOH. Sedangkan pelarut non polar yang digunakan yaitu bensin dan eter. Dari hasil pengamatan yang berdasarkan uji yang telah dilakukan didapat bahwa diantara kelima sampel lemak yang digunakan kebanyakan larut dalam pelarut bensin dan eter sedangkan pada air, alkohol 95% dan NaOH tidak larut dan terdapat endapan. Hal ini menunjukkan bahwa lipid atau asam lemak merupakan pelarut non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang sejenis yaitu pelarut non polar.

Selain karena perbedaan kepolaran antara pelarut dan zat terlarut, kelarutan juga dipengaruhi oleh perbedaan massa jenis. Seperti contoh antara minyak goreng dan air. Terlihat bahwa minyak berada pada bagian atas sedangkan air berada pada bagian atas. Hal ini dikarenakan massa jenis minyak goreng lebih kecil dibandingkan massa jenis air.

Uji yang kedua yaitu reaksi penyabunan dengan menggunakan sampel mentega dan minyak goreng. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkangliseroldan garam asam lemak atausabun. Sebenarnya ada empat sampel yang akan diujikan, namun karena waktu praktikum terbatas, oleh karena itu hanya digunakan dua sampel untuk uji reaksi penyabunan.

Pada uji ini yang pertama dilakukan adalah mereaksikan sampel (minyak goreng/mentega) dengan 42 ml NaOH 1 N kemudian dipanaskan. Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai bagian yang bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R atau alkil). Bagian karboksil menuju air dan menghasilkan buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R) menjauhi air dan membelah molekul atau kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air adalah senyawa polar sedangkan minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya sukar bercampur oleh karena itu emulsinya mudah pecah. Untuk memantapkan suatu emulsi perlu ditambahkan suatu zat emulgator atau zat pemantap. Reaksi lemak atau minyak dengan suatu basa kuat seperti NaOH atau KOH menghasilkan sabun. Oleh karena itu, reaksinya disebut reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi penyabunan menghasilkan gliserol sebagai hasil sampingan.Etanol adalah alkohol dengan dua atom C. Etanol merupakan senyawa organik yang bersifat semipolar yaitu senyawa yang dapat bersifat polar karena mengandung gugus OH dan bersifat nonpolar yaitu CH3+. Dengan pelarut inilah NaOH terlarut dan dapat bercampur dengan lemak dalam reaksi penyabunan.

C. Kesimpulan

1. Lipid atau asam lemak bersifat nonpolar yang hanya akan larut dalam pelarut non polar.2. Lipid larut dalam bensin dan eter karena sama-sama bersifat nonpolar.3. Lipid membentuk reaksi penyabunan jika direaksikan dengan basa kuat seperti NaOH.DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Lipid. (online) http://www.sridianti.com/pengertian-dan-ciri-lipid.html (diakses tanggal 17-11-2014)Anonim.Lipid. (online). http://arientcwiitz.blogspot.com/p/lipid.html (diakses 24-11-2014)

Anonim.Lipid. (online). http://www.news-medical.net/health/What-are-Lipids-%28Indonesian%29.aspx (diakses 24-11-2014)