Laporan Biokimia Lipid

58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak dapat larut dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan kloroform. Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah karena lipid tidak larut dalam air. Lipid dalam sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan berbagai golongan apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan lipid serta pengangkutannya dari saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor spesifik untuk apolopoprotein. Lipid atau biasa disebut juga dengan lemak terdiri dari berbagai macam jenis. Menurut struktur kimianya, lemak terdiri dari lemak netral (triglyceride), phospholipida, lecithine, dan sphyngomyelineb. Menurut sumbernya (bahan makanannya), lemak terdiri dari lemak hewani dan lemak nabati. Menurut konsistennya, lemak terdiri dari dari lemak padat (lemak atau gaji) dan lemak cair (minyak). Menurut wujudnya, lemak terdiri 1

description

laporan biokimia tentang lipid

Transcript of Laporan Biokimia Lipid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak dapat larut dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan kloroform. Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah karena lipid tidak larut dalam air. Lipid dalam sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan berbagai golongan apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan lipid serta pengangkutannya dari saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor spesifik untuk apolopoprotein.Lipid atau biasa disebut juga dengan lemak terdiri dari berbagai macam jenis. Menurut struktur kimianya, lemak terdiri dari lemak netral (triglyceride), phospholipida, lecithine, dan sphyngomyelineb. Menurut sumbernya (bahan makanannya), lemak terdiri dari lemak hewani dan lemak nabati. Menurut konsistennya, lemak terdiri dari dari lemak padat (lemak atau gaji) dan lemak cair (minyak). Menurut wujudnya, lemak terdiri dari lemak tak terlihat (invisible fat) dan lemak terlihat (visible fat). Lemak nabati mengandung lebih bayak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah dan berbentuk cair (minyak), sedangkan lemak hewani mengandung asam lemak jenuh, khususnya yang mempunyai rantai karbon panjang yang berbentuk padat

Lipid memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh, diantaranya adalah menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh, menghasilkan asam lemak esensial, pelumas di antara persendian, membantu pengeluaran sisa makanan, dan memberi kepuasan cita rasa. Lipid merupakan sumber energi yang pekat, 1 gram lipid memberikan 9 gram kalori. Energi yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai energi potensial. Lipid adiposa ini tersimpan dalam jaringan di bawah kulit/sub cutaneus tissues sebanyak 50%, sekeliling alat tubuh dalam rongga perut sebanyak 45%, dan dalam jaringan bagian dalam otot/intra muscular tissues sebanyak 5%

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan percobaan reaksi uji lipid yang bertujuan untuk menunjukkan sifat dan struktur lipid melalui uji-uji kualitatif, serta mempelajari sifat-sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif untuk lipid.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan lemak dan minyak ?

2. Bagaimana kelarutan minyak dan lemak ?

3. Bagaimana cara mengetahui sifat lipid melalui tes akrolein ?

4. Bagaimana reaksi lemak atau minyak dengan sabun ?

5. Bagaimana menentukan bilangan asam dari minyak atau lemak ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Dapat mengetahui perbedaan lemak dan minyak

2. Dapat mengetahui kelarutan minyak dan lemak

3. Dapat mengetahui sifat lipid melalui tes akrolein

4. Dapat mengetahui reaksi lemak atau minyak dengan sabun

5. Dapat menentukan bilangan asam dari minyak atau lemak

1.4 Hipotesis Penelitian1. Terdapat perbedaan antara sifat lemak dan minyak

2. Terdapat perbedaan kelarutan lipid dalam pelarut polar dan non-polar

3. Terdapat sifat lipid yaitu dapat membentuk akrolein

4. Terjadi reaksi antara lemak atau minyak dengan sabun

5. Diperoleh bilangan asam dari minyak atau lemak

1.5 Manfaat Penelitian

1. Dapat mendalami perbedaan antara sifat lemak dan minyak

2. Dapat mengamati perbedaan kelarutan lipid dalam pelarut polar dan non-polar

3. Dapat mengamati sifat lipid yaitu dapat membentuk akrolein

4. Dapat menlihattreaksi antara lemak atau minyak dengan sabun

5. Dapat menentukan bilangan asam dari minyak atau lemak

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI LIPIDMinyak dan lemak merupakan ester asam lemak dan gliserol atau gliserin. Dalam sains dikenal juga dengan nama trigliserida. Dalam ilmu kimia dasar, strukturnya digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 : Struktur Trigliserida

Rumus molekulnya dikenal sebagai C3H5(COOR)3 jika gugus alkil adalah sama. Minyak dan lemak tidak hanya dikenal sebagai sumber makanan bagi manusia, tetapi merupakan bahan baku lilin, margarin, detergent, kosmetika, obat-obatan dan pelumas. Tentunya diolah dengan proses yang berbeda. Untuk digunakan dasar industri sebagai bahan kosmetika dan consumer produk trigliserida harus dihidrolisa yang menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak lanjut dihidrogenasi menjadi alkohol. Keduanya asam lemak dan alkohol merupakan bahan baku pembuatan berbagai jenis kosmetik dan consumer product. ( Sadikin dkk,1996 )2.2 JENIS-JENIS LIPIDTerdapat beberapa jenis lipid yaitu:1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOHRentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu:

a. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) adalah Asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap

Gambar 2 : Struktur asam lemak jenuhb. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid) adalah Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap

Gambar 3 : Struktur asam lemak tak jenuhAsam-asam lemak penting bagi tubuh

Simbol numerikNama UmumStrukturKeterangan

14:0Asam miristatCH3(CH2)12COOHSering terikat dengan atom N terminal dari membran plasma bergabung dengan protein sitoplasmik

16:0Asam palmitatCH3(CH2)14COOHProduk akhir dari sintesis asam lemak mamalia

16:1D9Asam palmitoleatCH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH

18:0Asam stearatCH3(CH2)16COOH

18:1D9Asam oleatCH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH

18:2D9,12Asam linoleatCH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOHAsam lemak esensial

18:3D9,12,15Asam linolenatCH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7COOHAsam lemak esensial

20:4D5,8,11,14Assam arakhidonatCH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOHPrekursor untuk sintesis eikosanoid

2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida

a. Gliserida netral (lemak netral)

Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.

Gambar 4 : Struktur trigliserida sebagai lemak netral

Minyak dan lemak dibedakan berdasarkan titik lelehnya. Minyak merupakan cairan pada suhu kamar, sedangkan lemak membeku berupa padatan atau semi padatan.

Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:

Lemak

Umumnya diperoleh dari hewan, Berwujud padat pada suhu ruang, dan tersusun dari asam lemak jenuh

Minyak

Umumnya diperoleh dari tumbuhan, Berwujud cair pada suhu ruang dan tersusun dari asam lemak tak jenuh

Komponen utama pembentuk minyak atau lemak adalah trigliserida. Bahan ini merupakan hasil esterifikasi satu molekul gliserol dengan yang menghasilkan tiga molekul air dan satu molekul trigeliserida.

b. Fosfogliserida (fosfolipid)

Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu rantai asam lemak. Penggunaan fosfogliserida adalah Sebagai komponen penyusun membran sel dan agen emulsi.

Struktur dari fosfolipid

Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel

3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid

Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid. Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein

Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks

4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.

Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.

Struktur kimia sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)

Kolesterol merupakan penyusun utama batu empedu. Kolesterol berfungsi membantu absorbsi asam lemak dari usus kecil, juga merupakan prazat (precursor) bagi pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D. (Harper, 1979).

Kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.

Struktur dasar dari kolesterol

Kolesterol merupakan bagian dari membran sel

Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron.

Progesteron dan testosteron

Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan sebagainya.

Kortison

Malam/lilin (waxes) tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang.

Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam

Berdasarkan fungsi dan strukturnya lipid dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Trigliserida (asam lemak)

Berfungsi sebagai sumber energi yang tersusun atas ester gliserol dari asam lemak (asam karboksliat suku tinggi). Trigliserida disebut juga lemak yang terdiri atas 2 jenis. Yaitu lemak yang tersusun atas asam lemak yang jenuh dan minyak yang tersusun atas asam lemak tak jenuh. Lemak berbentuk padat sedangkan minyak berwujud cair. Rumus umumnya adalah:

Dimana R, R dan R dapat merupakan gugus yang sejenis atau berbeda, misalnya C17H33 atau C17H35 dan yang lainnya.

Reaksi antara lemak dan basa akan menghasilkan gliserol dan sabun yang dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi).

2. Fospolipid

Fospolipid merupakan komponen utama pembentuk membran sel dan merupakan senyawa yang polar. Fospolipid merupakan ester dari gliserol yang mengandung ester asam posfat dengan rumus umum :

Dimana Gugus R adalah kolin (disebut fosfatidilkolin), etanolamin (fosfatidil etanolamin), serin (fosfatidil serin), dan inositol (fosfatidil inositol). Membran sel yang tersusun atas fospolipida merupakan senyawa polar dimana bagian luar adalah hidrofil sedangkan bagian dalam adalah hidrofob.

3. Steroid

Steroid merupakan lipid yang berperan dalam proses-proses biologis dalam organisme hidup. Misalnya kolesterol, asam-asam empedu, testoteron dan lain-lain. Strukturnya adalah:

Steroid tidak mengandung komponen asam lemak ataupun gliserol dan tidak dapat mengalami penyabunan.

2.3 SIFAT FISIK DAN KIMIA LIPIDLipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah kelompok senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :

1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, CHCl3, benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut.

2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid terdapat 95%asam lemak).

3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam linolenat dan asam arakidonat.2.4 SUMBER LIPIDBeberapa sumber Lemak (Lipid) dalam makanan :Bahan Makanan

Kadar (%)

KolesterolLemak jenuhLemak tak jenuh

Susu

Telur

Daging

Ayam

Terigu

Jagung

Alpukat

Kacang tanah

Kelapa0,324,2

0,35

0,64

0

0

0

0

05033

37

20

Sedikit

14

18

15

783441

56

66

90

86

59

82

8

( Sunarya.Yayan.2007:254 ) 2.5 MANFAAT LIPIDFungsi Umum Lipid secara umum :

1. Penyimpan energy dan transport

2. Struktur membrane

3. Kulit pelindung, komponen dinding sel

4. Penyampai kimia

Selain itu ada beberapa referensi peran lipid dalam sistem makhluk hidup adalah sebagai berikut (Toha, 2005) :

1. Komponen struktur membran

Semua membran sel termasuk mielin mengandung lapisan lipid ganda. Fungsi membran diantaranya adalah sebagai barier permeabel.

2. Lapisan pelindung pada beberapa jasad

Fungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid sperti barier permeabel untuk mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.

3. Bentuk energi cadangan

Sebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam jaringan adiposa.

4. Kofaktor/prekursor enzim

Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A, dan sebagainya.

5. Hormon dan vitamin

Prostaglandin: asam arakidonat adalah prekursor untuk biosintesis prostaglandin, hormon steroid, dan lain-lain.

6. Insulasi Barier

Untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik.

Tabel klasifikasi dan fungsi lipid :

NoLipidFungsi

1Asam Lemak

ProstaglandinBahan bakar metabolik, blok pembangun untuk lipid lainModulator intrasel

2Estergliseril Asilgliserol

FosfogliserilPenyimpanan asam lemak, senyawa metabolik

Struktur membran

3Sfingolipid Sfingomielin

GlikosfingolipidStruktur membran

Membran antigen, permukaan

4Derivat sterol Kolesterol

Ester Kolesterol

Asam empedu

Hormon steroid

Vitamin DMembran dan struktur lipoprotein

Penyimpanan dan angkutan

Pencernaan lipid dan absorbsi

Pengaturan metabolik

Metabolisme kalsium dan fosfor

5Terpen Dolikol

Vitamin A

Vitamin E

Vitamin KSintesis glikoprotein

Penglihatan, integritas epitel

Antioksidan lipid

Pejendalan darah

( Toha, Abdul Hamid A, 2005 )2.6 BAHAYA DAN KEKURANGAN LIPID1. BAHAYA KELEBIHAN TRIGLISERIDA

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak dalam darah yang dibutuhkan tubuh untuk diubah menjadi energi, namun trigliserida dalam jumlah yang berlebih dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit jantung atau sebagai indikasi terhadap sindrom metabolik.

Sindrom metabolik merupakan kombinasi dari tekanan darah tinggi, glukosa darah yang tidak terkontrol, terlalu banyak lemak di daerah pinggang, HDL kolesterol rendah, dan trigliserida tinggi. Sindrom metabolik dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit jantung, Diabetes melitus dan stroke.

Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap trigliserida

Normal < 150 mg/dLBatas tinggi 150 199 mg/dLTinggi 200 mg/dL

Trigliserida tinggi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

1. Obesitas

2. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

3. Gangguan fungsi tiroidBAHAYA KEKURANGAN LIPID1. Penyakit Jantung ( Butuh HDL Lemak Baik)Merupakan penyakit yang timbul akibat terhentinya aliran darah menuju ke jantung yang mengakibatkan sebagian sel jantung mati.

Faktor pemicu serangan jantung Faktor usia, seorang pria yang telah memasuki usia 45 tahun dan wanita yang memasuki masa menopause beresiko lebih mengalami serangan jantung.

Faktor turunan, anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung dapat menurun pada generasi berikutnya.

Komplikasi berbagai jenis penyakit, seperti diabetes

Pecandu rokok,bahaya merokok#1 adalah menyebabkan penyakit jantung.

Obesitas

Hipertensi

Stress Buruknya gaya hidup, misalnya tubuh kurang gerak, malas berolahraga, sering mengkonsumsimakanan yang mengandung kolesterol tinggi, serta kurangnya beristirahat.2. Penyakit Stroke (Butuh HDL Lemak Baik)

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah di otak.

Faktor penyebab :

Umur, Semakin bertambahnya usia seseorang semakin besar resiko terserang stroke.

Jenis Kelamin, Stroke lebih sering terjadi pada pria

Faktor genetik

Memiliki riwayat menderita stroke

Merokok

Obesitas

Pecandu alkohol,bahaya alkoholsudah pasti dapat membuat anda sempoyongan.

Komplikasi berbagai macam penyakit

Pola makan yang buruk

Kurang olah raga3. Leukimia (Lemak membantu keseimbangansel darah)

Merupakan sejenis penyakit yang disebabkan karena adanya produksi sel darah putih yang abnormal sehingga mengganggu produksi sel-sel darah merah dan thrombosit. Penyakit ini menyerang bagian sumsum tulang belakang pada tubuh manusia.

Faktor penyebab :

Faktor genetik

Faktor imunitas

Paparan radiasi

Penderita down syndrome

Faktor leukemogemik, seperti racun lingkungan, bahan kimia untuk industri, dan obat-obatan kemoterapi

Virus penyebab leukimia seperti retrovirus, feline, HTLV-1.4. Kanker payudara (Lemak membantu keseimbangan hormon)

Merupakan sejenis kanker yang umumnya terjadi pada wanita, dimana kanker ini menyerang bagian payudara. Kanker ini terjadi akibat sel-sel dalam tubuh mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan tidak terkendali.

Faktor penyebab :

Faktor reproduksi

Pengaruh hormon

Obesitas

Konsumsi lemak yang berlebih

Efek radiasi

Faktor genetik

Selain beberapa jenis penyakit diatas, kekurangan lemak juga bisa mengakibatkan :

1. Gangguan saraf dan penglihatan,

2. menghambat pertumbuhan pada bayi dan anak-anak,

3. gangguan pada jaringan kulit,

4. gangguan reproduksi,

5. gangguan pada ginjal dan hati,

6. depresi,

7. Gangguan konsentrasi,

8. autis,

9. mudah kelelahan,

10. melemahnya daya ingat,

11. melemahnya fungsi jaringan otak.

( Anonim : 2015 )2.7 ANALISIS LIPIDAA. Penentuan Kadar Minyak/Lemak

Penentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986:36). Kadar minyak dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

A= berat labu kosong

B= berat labu dan ekstrak minyak (gr)

B. Penentuan Angka Peroksida Minyak/Lemak

Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah dengan metoda titrasi iodometri. Dalam metoda ini minyak dilarutkan ke dalam larutan asam asetat glacial-kloroform (3:2) yang kemudian ditambahkan KI. Dalam campuran tersebut akan terjadi reaksi KI dalam suasana asam dengan peroksida yang akan membebaskan I2. Kemudian I2 yang dibebaskan selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Anwar, 1996:396).

H2O2 + 2KI ( I2 (kuning-merah) + 2KOH

Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri, melalui tahap-tahap sebagai berikut (Slamet Sudarmaji, 1989:123):

1. Pembuatan larutan standar natrium tiosulfat 0,01N

2. Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7.

Keterangan:

Ns = normalitas larutan Na2S2O3 sesudah distandarisasi

A = massa K2Cr2O7 dalam miligram

V = volum larutan Na2S2O3 yang dibutuhkan untuk titrasi.

3. Pembuatan indikator amilum 1 %

4. Pembuatan pelarut asam asetat glasial : kloroform dengan perbandingan 3 : 2

5. Penentuan angka peroksida

Rumus perhitungan angka peroksida dalam minyak adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Angka peroksida dinyatakan dalam milligram ekivalen per 1000 gram minyak.

a = jumlah ml larutan natrium tiosulfat untuk titrasi sampel

b = jumlah ml larutan natrium tiosulfat untuk titrasi blangko

N = normalitas larutan natrium tiosulfat setelah distandarisasi

G = masa minyak dalam gram.

C. Uji Akrolein

Uji Akrolein untuk menentukan adanya gliserol dalam suatu sampel prinsip dasarnya yaitu eaksi hidrolis dengan KHSO4. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :

D. Uji ketidakjenuhan

Uji ketidakjenuhan untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak/ lemak. Dengan prinsip reaksi adisi, brom mengadisi ikatan rangkap dari asam lemak. Reaksinya sebagai berikut :

E. Angka Asam

Angka asam adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 g lemak/ minyak. Mengukur asam lemak bebas hasil hidrolisis gliserida. Dasar reaksinya adlalah hidrolisis gliserida karena pengaruh factor-faktor tertentu.dengan angka asam dapat diketahui kualitas suatu lemak/ minyak. Semakin besar angka asam artinya semakin rendah kualitas minyak tersebut.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 WAKTU & TEMPAT

Waktu

: Selasa, 14 April 2015

Tempat

: Fakultas Sains & Teknologi UNJA, Laboratorium Kimia Dasar

3.2 ALAT & BAHAN

ALAT : Tabung reaksi

Batang pengaduk

Sikat tabung reaksi

Penjepit kayu

Botol semprot untuk aquadest

Lampu spritus

Gelas ukur 10 ml dan 25 ml

Timbangan untuk dipakai bersama

Kompor listrik

Gelas kimia 600 ml

BAHAN:

Lemak sapi/ kambing Minyak kelapa/nabati Kloroform Reagen hulb Eter Alcohol Aseton Aquadest KHSO4 Gliserol Sabun KOH alkoholis 10% Phenolphtalen KOH 0,1 N Minyak goreng3.3 PROSEDUR KERJA

TES KELARUTAN

UJI BUSA UNTUK SABUN

UJI PENYABUNAN

MENENTUKAN BILANGAN ASAM

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatn

4.1.1 Tes Kelarutan

No.PERLAKUANPENGAMATAN

LEMAK

1.Lemak + KloroformLemak larut

2.Lemak + AirLemak tidak larut

3.Lemak + Alkohol panasLemak tidak larut

4.Lemak + Aseton panasLemak tidak larut

MINYAK

1.Minyak + KloroformMinyak larut

2.Minyak + AirMinyak tidak larut

3.Minyak + Alkohol panasMinyak tidak larut

4.Minyak + Aseton panasMinyak larut

4.1.2 Uji Busa Untuk Sabun

No.PERLAKUANPENGAMATANWAKTU

1.Air + Sabun CairLarut dan busa banyak41 : 23 : 22

2.Air + Sabun PadatSedikit larut dan busa tidak terlalu banyak41 : 23 : 22

4.1.3 Uji PenyabunanNo.PERLAKUANPENGAMATAN

1.10 ml KOH + 10 ml MinyakTerbentuk 2 lapisan .

Diatas : KOH

Dibawah : Minyak

2.(10 ml KOH + 10 ml Minyak) + 10 ml AirTerdapat gelembung gelembung gas dan terdiri 2 lapisan , lapisan ini berbeda dengan lapisan bawah air dan atas minyak

4.1.4 Menentukan Bilangan AsamNo.PERLAKUANPENGAMATAN

2 , 5 g minyak sayur

Etanol 2,71 ml

12,5 ml

1. 2,5 g minyak sayur + 12,5 ml etanol Larutan keruh. Minyak berpisah dengan etanol

2. 2,5 g minyak sayur + 12,5 ml etanol + indikator pp + 4 tetes KOHLarutan berubah warna menjadi pink susu

4.2 PEMBAHASANLemak dan minyak disebut trigliserida atau triasilgliserol merupakan anggota dari keluarga lipid. Bahan minyak dan lemak yang digunakan pada percobaan di antaranya lemak daging sapi. Lemak hewan dapat mengandung beberapa asam lemak, di antaranya dapat berupa asam palmitat, asam stearat, asam palmitoleat, dan asam oleat. Kadar asam lemak jenuh pada lemak hewan ini lebih besar dibandingkan dengan lemak nabati. Mentega berasal dari lemak hewan dan biasanya mengandung lebih banyak lemak jenuh (66%) dibandingkan lemak takjenuh (34%). Pada percobaan Reaksi Uji Lipid ini terdapat beberapa percobaan yang dapat dilakukan diataranya yaitu : 1. Tes Kelarutan , 2. Uji busa untuk sabun , 3. Uji penyabunan dan 4. Menentukan bilangan asam.

4.2.1 Tes Kelarutan

Derajat kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu.Tingkat polaritas berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik/ terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Hal ini sesuai dengan prinsip uji kelarutan yaitu berdasarkan pada kaidah like dissolves like yang mana senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Kelarutan lipid baik lemak maupun minyak diuji dengan berbagai jenis pelarut untuk mengetahui derajat kelarutannya. Pada percobaan ini yang di test kelarutan mengunakan sampel lemak dan minyak. Dimana pada kedua sampel ini hampir memiliki kelarutan yang sama, yang disebabkan dari tingkat kepolarannya.

4.2.1.1 Tes Kelarutan Lemak

Pada percobaan ini yang digunakan sebagai sampel yang digunakan adalah lemak. Kita ketahui bahwa lemak ini bersifat non polar. Selain penyiapan sampel praktikan juga menyiapkan beberapa larutan pengujinya diataranya yaitu kloroform , air , alkohol panas dan aseton panas. Kemudian untuk melakukan percobaan di butuhkan 4 tabung reaksi. Pada tabung reaksi diberi label tabung 1 sampai tabung 4. Dimana didapat hasil pengamatan yaitu pada tabung 1 yang berisikan lemak dan kloroform dihasilkan lemak larut, hal tersebut dikarenakan lemak bersifat non polar dan di dapat pula di litelatur bahwa kloroform juga bersifat non polar. Sehingga apabila kedua ini digabungkan maka akan saling melarut. Selain itu kloroform ini menjadi pelarut sempurna untuk semua bahan karena merupakan pelarutan organic(non polar).Pada tabung 2 yang berisikan lemak dan air ketika di kocok lemak tidak larut, hal tersebut karena air bersifat polar sementara lemak non polar. Sehingga apabila digabungkan tidak akan melarut dikarenakan perbedaan kelarutan. Pada tabung 3 mengalami hal yang sama dengan tabung 2 yaitu alkohol panas tidak dapat melarutkan lemak karena alkohol ini bersifar polar. Demikian pula untuk tabung 4 juga tidak dapat melarutkan lamak karena aseton panas bersifat polar.

4.2.1.2 Tes Kelarutan MinyakPada percobaan tes kelarutan yang digunakan sebagai sampel yang digunakan adalah minyak. Sama halnya dengan lemak, minyak tidak memliki perbedaan jauh dalam kelarutannya, dimana minyak ini memiliki sifat yang sama bersifat non polar. Perlakukan yang dilakukan praktikan juga tidak beda yaitu praktikan tidak hanya menyiapkan sampel namun juga menyiapkan beberapa larutan pengujinya diataranya yaitu kloroform , air , alkohol panas dan aseton panas. Kemudian untuk melakukan percobaan di butuhkan 4 tabung reaksi. Pada tabung reaksi diberi label tabung 1 sampai tabung 4. Dimana didapat hasil pengamatan yaitu pada tabung 1 yang berisikan minyak dan kloroform dihasilkan minyak larut, hal tersebut dikarenakan lemak bersifat non polar dan di dapat pula di litelatur bahwa kloroform juga bersifat non polar. Sehingga apabila kedua ini digabungkan maka akan saling melarut. Selain itu kloroform ini menjadi pelarut sempurna untuk semua bahan karena merupakan pelarutan organik(non polar).

Pada tabung 2 dan 3 minyak juga tidak dapat larut dimana pada tabung 2 ini berisi air dan tabung 3 alkohol panas dimana kedua pelarut ini bersifat polar. Sehingga minyak tidak dapat larut karena perbedaan kelarutan ini. Pada tabung 4 ini mengalami perbedaan dengan tabung 4 pada lemak. Dimana tabung 4 ini berisikan aseton panas, aseton panas ini dalam litelatur mengatakan bahwa aseton bersifat polar, namun apabila aseton ini berada pada suhu yang lebih tinggi maka dapat melarutkan bahan non polar. Sehingga dapat diketahui bahwa aseton mampu melarutkan lemak dengan dibantu suhu.

4.2.2 Uji Busa Untuk SabunPada percobaan ini dilakukan untuk melihat berapa lama ketahanan busa dari perbedaan bentuk sabun. Pada percobaan uji busa untuk sabun ini dilakukan dua perbandingan pengamatan, dimana sabun (sampel) nya berbeda sampel 1 sabun cair dan yang 2 sabun padat. Perlakukan untuk percobaan ini hampir sama , dengan menggunakan 2 buah tabung reaksi yang dimana masing masing tabung diberi air dan ditambahkan sampel. Pada tabung 1 yang berisi sabun cair yang di tambahkan air , didapat hasil yaitu sabun melarut dengan air dan menghasilkan busa yang banyak namun tipis. Dan pada tabung 2 yang berisi sabun padat, sabun mengendap didasar karena bentuk sabun yang berupa padat, serta menghasilkan busa yang banyak dan tebal. Kemudia di amati ketahanan busa pada sabun. Pada waktu 41:23 :22 dihentikan pengamatan karena pada tabung 1 yang berisi sabun cair , busa telah menghilang dan habis. Sedangkan tabung 2 masih banyak dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan busa pada tabung. Sehingga dapat diketahui bentuk dari sabun mempengaruhi busa yang dihasilkan dan ketahana busa.

4.2.3 Uji PenyabunanSaponin adalah golongan senyawa glikoksida yang mempunyai struktur steroid dan mempunyai sifat sifat khas dan membentuk dalam air bisa dikocok. Pada percobaan ini dilakukan dengan menambahkan 10 ml KOH alcohol kedalam minyak kemudian dikocok dan panaskan diatas penangas air mendidih didapat ada 2 lapisan dimana lapisan minyak dan atas KOH. Pada litelatur hal ini disebut bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 g lemak. Kemudian larutan diatas ditambahkan 10 ml air dan dipanaskan lagi diatas penangas air mendidih sampai semua alcohol menguap. Di dapat hasil terdapat gelembung gelembung gas dan ada 2 lapisan, lapisan atas minyak dan lapisan bawah air. Hal ini karena perbedaan kebutuhan yang atas merupakan non polar yang memiliki berat jenis ringan. Dan pada bagian bawah air yang bersifat polar. Air berada dibawah karena berat jenis nya lebih berat.

Reaksi penyabunan :

A B C

4.2.4 Menentukan Bilangan AsamAngka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak.

Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Dimana angka asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemakbebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak. Asam lemak adalah senyawa hidrokarbon yang berantai panjang dan lurus, dimana bagian ujungnya mengikat gugus karbiksilat, asam lemak mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan memiliki jumlah atom karbon genap. Asam lemak tak jarang terdapat dialam, tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak dapat bersala dari hewan maupun tumbuhan dan mempunyai rumus umum.Pada percobaan ini digunakan sampel 2,5 g minyak sayur sebanyak 2,71 ml dan 12,5 etanol. Kemudian dilakukan perlakuan dilarutkan 2,5 g minyak dan 12,5 ml etanol dapat larutan menjadi keruh, minyak berpisah dangan etanol. Selanjutnya ditambahan 4 tetes phenolphthalein kemudian di titrasi dengan KOH 0,1 N dan terbentuk warna menjadi pink. Perhitungan anka asam adalah ml titrasi dikali 56 degan garam sampel. KOH dibutuhkan untuk menitrasi pada sampel minyak adalah sebanyak 4 tetes .

Diketahui :

2,5 g minyak sayur = 2,71 ml

Etanol

= 12,5 ml

KOH = 4 tetes (4 / 20 = 0,2)

BM KOH = 56

N KOH = 0,1 N

Penyelesaian mencari bilangan asam :

Bilangan asam = ml KOH pentiter x N KOH x BM KOH

Berat Sampel

Bilangan asam = 0,2 x 0,1 x 0,1 x 56

2,5 g

Bilangan asam = 0,448

BAB V

PENUTUP5.1 KESIMPULAN

Lemak jika dipanaskan pada suhu tinggi akan terdegradasi menjadi gliserol & akan membentuk akrolein Bilangan asam dapat digunakan dengan menghitung jumlah basa yang digunakan dalam titrasi yang menggunakan indicator bersifat basa Sabun merupakan senyawa lipid & termasuk juga ke dalam golongan koloid Minyak & lemak dalam pelarut yang bersifat non polar seperti alcohol yang memiliki BM yang tinggi & aseton Minyak & lemak termasuk lipid yang tidak larut dalam air5.2SARAN

Sebaiknnya alat dan bahan untuk percobaan kali ini dipersiapkan jauh jauh hari agar kita dapat mengetahui alat dan bahan yang mana saja yang tidak ada pada percobaan ini agar praktikan dapat mencari maupun mengganti alat dan bahan yang tidak ada Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi dalam mengamati pada percobaan ini karena pada percobaan ini ada beberapa yang perlu praktikan amati dengan baik seperti perubahan warna pada titrasiDAFTAR PUSTAKAAnonim.2015.Penyakit Akibat Kekurangan Asam Lemak bagi Tubuh. http://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/penyakit-akibat-kekurangan-lemak-bagi-tubuh, diakses pada 24 Mei 2015Toha, Abdul Hamid A.,2005. BIOKIMIA :Metabolisme Biomolekul. Manokwari : Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI ).

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGCSunarya.Yayan.2007.Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: PT Grafindo Media PratamaGambar 9.2.1.1 Lemak

Lemak + Kloroform ( Lemak larut

Lemak + Air ( Lemak tidak larut

Lemak + Alkohol panas ( Lemak tidak larut

Lemak + Aseton Panas ( Lemak tidak larut

Gambar 9.2.1.2 Minyak

Minyak + Kloroform ( Minyak larut

Minyak + Air ( Minyak tidak larut

Minyak + Alkohol panas ( Minyak tidak larut

Minyak + Aseton Panas ( Minyak larut

Gambar 9.2.2

Tabung 1 sabun cair berwarna hijau ( busa banyak namun tipis

Tabung 2 sabun padat ( terdapat endapan padat dan warna keruh serta busa yang banyak dan tebal.

Gambar 9.2.2

Waktu 41:23:22

Tabung 1 sabun cair berwarna hijau ( busa tinggal sedikit

Tabung 2 sabun padat ( busa belum habis.

Gambar 9.2.3

Penyiapan penangas

Pemanasan KOH dan minyak

Terbentuk dua lapisan :

Lapisan atas : KOH

Lapisan bawah : Minyak

12,5 ml Etanol

2,5 g minyak sayur 2,71 ml

Titer / titrasi dengan KOH 0,1 N

12,5 ml Etanol

Hasil dari percobaan menentukan bilangan asam setelah di titrasi dengan KOH 0,1 N wartna larutan menjadi berwarna Pink.

42