Laporan Askep Kom Rw Viii Banyumanik 2012

download Laporan Askep Kom Rw Viii Banyumanik 2012

of 44

Transcript of Laporan Askep Kom Rw Viii Banyumanik 2012

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW 08 KELURAHAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktek mata kuliah Keperawatan KomunitasII

Disusun Oleh:

Mahasiswa PBK Keperawatan Komunitas II RW 08 Kelurahan Banyumanik Semarang

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG 2012

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW 08 KELURAHAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktek mata kuliah Keperawatan KomunitasII

Disusun Oleh:

Mahasiswa PBK Keperawatan Komunitas II RW 08 Kelurahan Banyumanik Semarang

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Masyarakat RW 08 Kelurahan Banyumanik Semarang dengan lancar tanpa halangan yang cukup

berarti.Penyusunan laporan asuhan keperawatan komunitas ini dilatarbelakangi oleh kewajiban setiap penduduk untuk ikut serta dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam UU no. 23 tahun 1992tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan ditujukan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan bersar artinya bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia sebagai modal pembangunan nasional. Dengan dasar tersebut penyusun berupaya untuk membantu mengupayakan pencapaian derajat kesehatan yang optimal dan besar bagi masyarakat melalui pemberian asuhan keperawatan komunitas. Penyusunan Laporan asuhan keperawatan komunitas pada masyarakat RW 08 Kelurahan Banyumanik Kota Semarang ini tentu melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Sugiyanto, S. Pd. M. App.Sc, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. 2. Bapak Heru Supriyatno, MN, Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. 3. Bapak Shobirun, MN, Ketua Prodi D III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. 4. Bapak Arwani, SKM.BN.Hons.MN, selaku Koordinator sekaligus

pembimbing mata kuliah Keperawatan Komunitas II. 5. Para Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II, yaitu Bapak Purwanto S. Wardhono, SKM. DPHN. MM; Bapak Budi Widiyanto,

MN; Bapak Purnomo, SKM, M.Kes; Bapak Achmad Sugeng P. S.Kp; dan Ibu Fajar Surachmi, SKM. M.Kes. 6. Seluruh dosen dan Staff Prodi Keperawatan D III Semarang Politeknik

Kesehatan Depkes Semarang. 7. Bapak Ali Akbar Masdiq, S.Sos, Kepala Kelurahan Banyumanik Semarang. 8. Ibu dr. Suzanna Dewi Ratih, Kepala Puskesmas Srondol Kota Semarang. 9. Bapak Sugiyarto, SKM, penanggungjawab program keperawatan komunitas pada Puskesmas Srondol Kota Semarang. 10. Bapak Ali Arifin, selaku Ketua RW 08 Kelurahan Banyumanik Semarang. 11. Kedua orang tua kami yang senantiasa mendukung dan memberikan cinta serta motivasi terbesar bagi penyusun. 12. Teman-temanku Prodi Keperawatan Semarang Angkatan 2009 yang telah memberikan sumbangan pikiran dan tenaga serta doa dalam menyelesaikan laporan ini. 13. Para perangkat desa, tokoh masyarakat, kader kesehatan, masyarakat RW 08, dan seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat penyusun sebutkan satu demi satu. Penyusun menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan penyusunan laporan ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun, guna memperbaiki laporan komprehensif ini. Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Januari 2012

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tujuan utama Pembangunan Nasional adalah peningkatan kualitas SDM yang dialakukan secara berkelanjutan, berdasarkan visi

Pembangunan Nasional melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa, negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari hari secara mandiri. Kegiatan pelayanan dapat diberikan dalam bentuk upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan ( kuratif ), sertya pemeliharaan kesehatan (rehabilitatif), upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care - PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga setiap orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif.

Upaya kesehatan tersebut diatas dapat diatasi dengan menerapkan secara optimal asuhan keperawatan komunitas, melalui kegiatan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan

komunitas secara komprehensif.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Menyusun laporan hasil asuhan keperawatan komunitas di tatanan RW 8 kelurahan Banyumanik Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus 1) Menggambarkan kegiatan pengkajian status kesehatan komunitas melalui beberapa metode yang relevan. 2) Menggambarkan rumusan diagnosis keperawatankesehatan

komunitas, berdasarkan data-data terkait. 3) Menggambarkan perencanaan tindakan keperawatan komunitas dengan melibatkan partisipasi komunitas. 4) Menggambarkan hasil pelaksanaan rencana tindakan keperawatan komunitas melalui proses kelompok dan pemberdayaan komunitas. 5) Menggambarkan kegiatan evaluasi tindakan keperawatan

komunitas serta rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kesehatan komunitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Komunitas 1. Definisi komunitas Menurut Koentjaraningrat (1990) masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup bergaul, saling berinteraksi. Unit-unit masyarakat adalah komunitas, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan nilai yang sama. Dengan demikian ciri suatu komunitas paling tidak terdiri atas kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas komunitas, dan adanya loyalitas terhadap komunitas. Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah nyata dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu komunitas. Masyarakat sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama, untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dan secara terus menerus menadakan hubungan (interaksi) dengan sistim yang lebih besar.Bagian-bagian yang saling berinteraksi tersebut merupkan sub-sistem dari komuniti seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan keluarga. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat atau komunitas merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang dipersatukan oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang tinggal bersama, satu kesatuan atau unit yang membina kerjasama yang bersumber dari kebudayaan umum, dimana setiap anggotanya belajar dan melakukan peranannya yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi yang paling dasar seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi seleksi proteksi dan sebagainya.

2. Kesehatan Masyarakat Paplau mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang

berlangsung mengarah pada kreativitas konstruktif dan produktif. Sedangkan King mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan yang dinamis dalam siklus hidup dan memperoleh adaptasi terus menerus terhadap stress (Effendi, 1998). Dalam perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat atau komuniti.Apabia salah satu diantara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan

mempengaruhi anggota keluarga lain, demikian pula terhadap kelompok dan masyarakat disekitarnya. Masalah kesehatan keluarga saling berkaitan terhadap anggota keluarga, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan, yang akhirnya memberikan gambaran terhadap maslaah kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

3. Falsafah Kesehatan Masyarakat Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah kesehatan masyarakat dalam konteks asuhan keperawatan komunitas mengandung berbagai dimensi antara lain pelayanan perawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.Falsafah lain dari keperawatan komunitas melihat bahwa pelayanan perawatan kesehatan masyarakat pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Selain itu, upaya yang dilakukan dalam keperawatan komunitas bertumpu pada upaya promotif dan preventif sebagai upaya pokok tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.Pelayanan perawatan kesehatan

masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung dan

berkesinambungan.Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai kosumer.

4. Peran Perawat Komunitas Menurut .. (.) peran perawat komunitas mencakup: a. Pelaksana pelayanan keperawatan, yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan apakah itu dirumah, disekolah, puskesmas, panti-panti dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya. b. Sebagai pendidik, yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan optimal. c. Sebagai pengamat kesehatan, yaitu melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data. d. Koordinator pelayanan kesehatan, yaitu mengkoordinator seluruh upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyuluh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lain.

e. Sebagai pembaharu, yaitu perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembahru terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitanya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. f. Pengorganisir pelayanan kesehatan, yaitu perawat kesehatan masyarakat dapat berperan dalam memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap penilaian. g. Sebagai panutan atau role model, yaitu perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. h. Sebagai tempat bertanya, yaitu perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat nertanya individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan dan keperawatan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. i. Sebagai pengelola (manager), yaitu perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbgai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban ugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya.

5. Strategi dalam Keperawatan Komunitas Menurut .. (.), strategi yang digunakan dalam perawatan komunitas untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam masyarakat yaitu menggunakan prinsip sebagaimana dikemukan oleh H.L Blum bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: a. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor dominan mempengaruhi kesehatan masyarakat, karena dilingkunganlah manusia mengadakan interaksi

dan nteralasi dalam proses kehidupannya, baik lingkungan fisik, psikologis, sosial-budaya, ekonomi. b. Perilaku Perilaku masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai macam diantaranya yaitu kebiasaan norma dan adat istiadat di masyarakat. c. Pelayanan kesehatan Untuk pelayanan kesehatan, hendaknya fasilitas kesehatan terjangkau oleh masyarakat. d. Kependudukan atau Keturunan Faktor keturunan adalah yang dibawa oleh keluarga yang diturunkan sejak lahir hal ini juga sangat mempengaruhi status derajat kesehatan dimasyarakat.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas Menurut WHO (1974) sebagaimana dikutip oleh (..), perawatan kesehatan masyarakat adalah selain mencakup perawatan kesehatan keluarga juga meliputi atau memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat megidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka atau meminta bantuan pada orang lain. Menurut Freeman sebagaimana dikutip oleh (..),keperawatan kesehatan masyarakat adalah kesatuan yang unit dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini mencakup spektrum kesehatan masyarakat. Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat menurut Effendy (1998) dilakukan melalui beberapa tahapan yang mencakup dalam proses keperawatan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem

solving approach) yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan asyarakat. Langkah-langkah asuhan keperawatan komunitas terdiri atas: 1. Pengkajian Data yang harus dikaji dari komunitas, mencakup : a. Penduduk sebagai struktur inti, yang dikaji adalah meliputi konsep diri, wilayah kesehatan yang ada, statistik (distribusi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mortalitas, morbiditas, komposisi pekerjaan, dan tingkat penghasilan), budaya masyarakat sekitar, dan dukungan profesi atau masyarakat. b. Lingkungan fisik, yang dikaji mencakup identifikasi geopolitik; bunyi, bising, bau, debu dan lain-lain yang terkait dengan pencemaran; dan fasilitas pelayanan kesehatan dan social. c. Ekonomi, yang dikaji adalah komposisi pekerjaan, jumlah

pengangguran,

sejauhmana

ekonomi

mempengaruhi

kesehatan

kelompok, dan bagaimana prosestase anggota masyarakat yang hidup digaris kemiskinan. d. Keamanan dan transportasi, yang dikaji meliputi jenis kriminalitas yang ada, jenis pelayanan keamanan yang ada, dan jenis transportasi yang digunakan dimasyarakat. e. Politik dan pemerintahan, yang dikaji adalah adakah struktur organisasi masyarakat, apakah masyarakat mempunyai badan perkumpulan yang normal, dan keyakinan kelompok atau masyarakat tentang politik. f. Pelayanan kesehatan dan sosial, yang dikaji adalah jenis pelayanan yang ada, sumber-sumber yang dapat digunakan, karakteristik pemakai, statistik pemakai, tatistik kunjungan, dan apakah pelayanan yang ada dapat diterima secara adekuat. g. Komunikasi, yang dikaji adalah bagaimana informasi

dikomunikasikan, apakah tersedia papan pengumuman, apakah jenis area pertemuan kelompok.

h. Pendidikan, yang dikaji adalah persentase kelompok atau masyarakat yang butahuruf, apakah kelompok memerlukan pengetahuan khusus, dan apakah tersedia sumber penddikan khusus.

2. Perumusan Diagnosis Diagnosis keperawatan komunitas adalah respon masyarakat terhadap masalah kesehatan (aktual atau potensial) yang dapat diantisipasi perawat.Menggambarkan masalah, respon, kondisi dan mengidentifikasi faktor etiologi.

3. Perencanaan Perencanaan diawali dengan prioritas masalah, perumusan tujuan jangka panjang, perumusan tujuan jangka pendek, menetapkan rencana keperawatan, beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah : a. Merumuskan tujuan Tujuan terdiri dari 2 yaitu jangka panjang dan jangka pendek.Tujuan jangka panjang adalah target akhir dari kegiatan atau hasil akhir yang diharapkan dari rangkaian proses pemecahan suatu masalah keperawatan. Biasanya berorientasi pada perubahan perilaku.Tujuan jangka pendek adalah hasil yang diharapkan dari setiap akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu.Tujuan jangka pendek merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Pedoman menetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek dirumuskan terfokus pada klien.Tujuan jangka panjang berorientasi pada penyelesaian satu diagnosa keperawatan.Tujuan jangka pendek disesuaikan dengan penjabaran tujuan jangka panjang.Tujuan jangka panjang terdiri dari indikator performance yang luas dan

abstrak.Tujuan jangka pendek terdiri dari indikator performance spesifik mengembangkan tujuan didasarkan pada prinsip ilmiah dan praktek.

b. Menetapkan rencana intervensi Kegiatan menetapkan rencana intervensi mencakup halhal sebagai berikut: 1) Apa yang akan dilakukan 2) Kapan akan dilakukan 3) Bagaiman akan melakukan 4) Siapa yang akan dilakukan 5) Berapa banyak yang akan dilakukan 6) Memperhatikan 7) Program/organisasi yang ada 8) Situsi 9) Sumber daya 10) Program yang lalu 11) Menetapkan aktivitas untuk setiap tujuan 12) Merumuskan rencana evaluasi kedalam kriteria dan standard 13) Standar : adalah tolok ukur dari kegiatan tertentu 14) Standadr adalah tingkat penampilan sesuai dengan tolok ukur yang ada

4. Implementasi Langkah implementasi keperawatan komunitas berfokus pada upaya : meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan rehabilitas. Strategi yang digunakan dalam implenentasi keperawatan komunitas adalah melalui proses kelompok yaitu rangkaian yang dilakukan oleh perawat dan masyarakat sejak awal sampai akhir fase kegiatan (fase awal, fase kerja dan fase akhir); health promotion (promosi kesehatan) yaitu aktivitas individu dari komunitas untuk meningkatkan gaya hidup sehat, dan partnership, dimana hal ini dilakukan oleh perawat terutama oleh unsur lain yang terkait dan bermanfaat jika perawat mampu

mengidentifikasi dan menjalin hubungan dengan klien, melakukan kolaborasi dengan pihak terkait (masyarakat, pimpinan daerah, profesi dan lain-lain), memfasilitasi perhiasan informasi dan menyatukan sumbersumber untuk pembangunan kesehatan, dan menjalin advokat bagi klien (masyarakat)

5. Evaluasi Kegiatan evaluasi tindakan keperawatan komunitas dilakukan untuk mengukur keberhasilan; selama evaluasi, perawat mengumpulkan data dan menganalisanya, apakah terjadi perubahan kondisi atau tidak; dan merupakan respon masyarakat terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah relevansi program dengan kebutuhan masyarakat, rencana yang dibuat, efisiensi biaya, efektifitas program, dan dampak aktivitas program untuk jangka panjang. Jenis evaluasi yang digunakan mencakup evaluasi promotif, yaitu menilai aktivitas program setiap hari dan sifatnya sesaat.Evaluasi sumatif yaitu menilai aktifitas jangka panjang dan dilakukan diakhir program.

BAB III LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. DATA UMUM A. Data Geografi LokasiTempat PBK Keperawatan Komunitas II untuk kelompok I dilaksanakan di RW 8 Kelurahan Banyumanik Kota Semarang. Lokasi PBK (RW 8), sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Padangsari, sebelah selatan dengan kelurahan Pudak Payung, sebelah barat dengan RW 1, dan sebelah timur berbatasan dengan RW 9 kelurahan Gedawang.

B. Demografi Jumlah KK yang ada di wilayah RW 8 seluruhnya adalah 228 KK yang terbagi atas ..... KK (RT 1), ...... KK (RT 2), ...... KK (RT 3), dan ..... KK (RT 4). Jumlah penduduk seluruhnya adalah 784 orang dengan perincian di masing-masing RT sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Penduduk di RW 8 Kelurahan Banyumanik Kota Semarang (Februari 2012)

BUAT TABEL DI SINI YANG MENGGAMBARKAN JUMLAH PENDUDUK DI MASING2 RT LENGKAP DENGAN PERSENTASENYA (%) DAN TOTAL DI MSG2 RT UNTUK DATA YANG LAIN DIBUAT SAMA (TAMPILKAN DALAM BENTUK TABEL!!!

1. Jumlah KK 2. Jumlah penduduk

: 228 : 784

a. Berdasarkan jenis kelamin 1) Laki-laki : 387

2) Perempuan

: 397

b. Berdasarkan tingkat pendidikan formal 1) TK 2) SD 3) SMP 4) SMA 5) AK/PT 6) Tidak Sekolah 7) Belum Sekolah : 20 : 204 : 101 : 240 : 120 : 46 : 53

c. Berdasarkan jenis pekerjaan 1) Pegawai negeri 2) Swasta 3) Wiraswasta 4) Pensiunan 5) Tidak bekerja 6) Buruh d. Berdasarkan agama 1) Islam 2) Kristen 3) Katolik 4) Budha e. Berdasar usia 1) < 1 th 2) 1-5 th 3) 6-12 th 4) 13-18 th 5) 19-55 th 6) >55 th : 13 : 60 : 87 : 84 : 461 : 79 : 709 : 19 : 51 :5 : 55 : 173 : 82 :11 : 207 : 69

C.

Lingkungan Fisik 1. Keadaan rumah

a. Status rumah 1) Milik sendiri 2) Kontrak b. Jenis bangunan 1) Permanen 2) Semi permanen 3) Non permanen 2. Penerangan a. Listrik b. Lampu tempel c. Lain- lain 3. Jenis lantai a. Plester b. Ubin c. Lain- lain 4. Pengolahan Limbah a. Kepemilikan tempat pembuangan sampah 1) Memiliki 2) Tidak memiliki : 205 : 17 : 27 : 188 :7 : 222 :0 :0 : 203 : 11 :8 : 211 : 11

b. Tempat pembuangan sampah 1) Terbuka 2) Tertutup c. Pengelolaan sampah 1) Dibakar : 82 : 83 : 122

2) Diangkut petugas : 102 3) Lain-lain : 21

II. DATA KHUSUS 1. Kepemilikan sumber air bersih a. Memiliki b. Tidak memiliki : 221 :1

2. Sumber air a. Jenis sumber air bersih 1) PAM 2) Sumur gali :6 : 214

3) PAM dan Sumur : 2 b. Pengelolaan air minum 1) Dimasak 2) Tidak dimasak 3) Lain- lain/ galon 3. Kebutuhan gizi a. Pengadaan makanan 1) Membeli 2) Memasak sendiri 3) Lain- lain b. Cara penyajian 1) Terbuka 2) Tertutup 3) Kadang- kadang : 22 : 172 : 34 : 21 : 186 : 21 : 195 :0 : 27

c. Kebiasan mengolah makanan 1) Tidak dicuci :0 : 96 : 132

2) Dicuci baru dipotong 3) Dipotong baru dicuci 4. Jamban keluarga a. Kepemilikan 1) Memiliki 2) Tidak memiliki b. Jenis 1) Leher angsa 2) Cemplung 3) Duduk : 209 :2 :7 : 219 :3

4) Jamban Tetangga : 1

5. Tempat pembuangan air limbah a. SPAL b. Sungai c. Lain-lain 6. Kandang ternak a. Kepemilikan 1) Memiliki 2) Tidak memiliki b. Letak kandang ternak 1) Diluar rumah : 47 : 73 : 149 : 161 : 48 : 13

2) Menempel rumah : 26 7. Perilaku berobat keluarga a. Pelayanan kesehatan 1) Puskesmas 2) Dokter praktek 3) Bidan praktek 4) Rumah sakit 5) Perawat praktek 6) Posyandu : 109 : 20 : 24 : 16 :2 :2

b. Perilaku penanggulangan penyakit 1) Tidak Berobat 2) Berobat :0 : 173

3) Beli obat sendiri : 51 4) Lain- lain :4

8. Kejadian kesehatan satu tahun terakhir a. Kronis b. Non kronis 9. Keberadaan PUS a. Ada b. Tidak : 107 : 121 : 15 :8

10. Keikutsertaan dalam program KB

a. Ikut b. Tidak ikut 11. Jenis alat kontrasepsi a. Suntik b. IUD c. Steril d. Kondom e. Susuk f. Pil 12. Lansia sehat-sakit a. Sehat b. Sakit

: 81 : 26

: 47 :3 : 13 :6 :7 :5

: 30 : 27

13. Kebiasaan keluarga berolahraga a. Ya b. Tidak 14. Jentik Nyamuk: a. Ada b. Tidak : 31 : 186 : 109 : 119

ANALISA DATA No. 1. WILAYAH/ TANGGAL RT 1 LANSIA Data Pengkajian Keluarga a. Jumlah lansia 14 orang (44 % dari jumlah penduduk) b. Jumlah pra Lansia 67 orang (25,1 dari jumlah penduduk) c. Jumlah lansia sehat dan sakit i. Lansia sehat : 7 (50 %) ii. Lansia sakit : 7 (50 %) d. Prosentase penyakit lansia i. Penyait kronis : 6 (85,71) ii. Penyakit akut : 1 (14,3 %) Meliputi I. II. III. Diabetes Melitus :1 (14,2 %) Hipertensi :3 (42,8 %) Asam urat dan DM :1 (14,2 %) DATA MASALAH Resiko penurunan status kesehatan pada Lansia dan Balita di RT 1 RW 8 Kelurahan Banyumanik, Kecamatan Banyumanik berhubungan dengan tidak tersedianya Unit Kesehatan Berbasis Warga (UKBM: posyandu lansia dan posyandu Balita )

IV. V.

HNP dan asam urat : 1 (14,2 % ) Stroke : 1 (14,2 % )

e. Prosentase ventilasi rumah i. Baik : 4 (44,4 %) ii. Cukup 1(11,1 %) iii. Kurang : 4 (44,4 %) f. Prosentase pencahayaan i. Baik : 4 (44,4 %) ii. Cukup : 1 (11,1 %) iii. Kurang : 4 (44,4 %)

Dari Observasi a) Kondisi rumah yang terdapat lansia tidak di lengkapi pegangan pada kamar mandi, jalan dan jenis lantai/ dasar kamar mandi terlihat licin, b) Penataan barang-barang ditempat tinggal yang kurang mendukung c) Lampu redup

Wawancara a) Wawancara dengan kader Posyandu: tidak ada Posyandu untuk Lansia b) Belum terbentuk kader untuk Lansia

-

Belum aktifnya perkupulan Lansia di RT 01/ RW 8 Kelurahan Banyumanik, Kecamatan Banyumanik

BALITA Data Pengkajian Keluarga g. Jumlah Balita 24 anak (8,7 % dari jumlah penduduk) h. Jumlah Balita sehat dan sakit i. Balita sehat : 19 (90,47 %) ii. Balita sakit : 2 (9,6 %) Dari Observasi a. Pelayanan posyandu hanya sebatas menimbang berat badan b. Kurangnya kader yang melaksanakan tugas di posyandu (2 Orang)

Wawancara

Kurangnya pengetahuan para ibu tentang tumbuh kembang anak\ 2. Penyakit yang terdapat di Keluarga Hipertensi sebanyak 10 orang (32,25 %) DM Sebanyak 8 orang (25,80 %) Asam urat 6 orang (19,35 %) Lain-lain (asma, Hemoroid, sakit gigi, Kolesterol, hipotensi, TB tulang) 7 orang 22,58 %) Perilaku kesehatan bila sakit Berobat sebanyak : 85 (100 %) Ke dukun sebanyak : 0 (0 %) Resiko terjadinya komplikasi lebih lanjut penyakit kronis: hipertensi,DM, asam urat, pada warga RT 1 RW 8 Kelurahan Banyumanik, Kecamatan Banyumani berhubungan dengan kurang pengetahuan dan perilaku yang kurang sehat (suka minuman dan makanan manis dan asin berlebih)

Kurang peminatan dalam berolaraga Sebagian besar PHBS masyarakat kurang baik Pelayanan kesehatan Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan data yang di dapat sebagai berikut: Puskesmas ada : 13 (15,3 %)

Dokter praktek : 63 (74,1 %) Posyandu : 0 (0 %) Bidan praktek : 0 (0 %) Rumah Sakit : 9 (10,6) Perawat praktek dan polindes : 0 (0%)

Lain-lain (dukun, pengobatan alternatif) : 0 (0%)

Wawancara Wawancara tentang penyuluhan tentang penyakit Beberapa warga mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan tentang penyakit kronis misal hipertensi atau DM Kader Belum terdapatnya kader yang memberikan perhatian kepada penderita Pelatihan tentang penanganan penyakit kronis belum pernah di adakan

Skrining Selama 3 hari ( 10 Januari 2012 13 Januari 2012 ) DM

warga yang datang periksa gula darah sebanyak 11 orang mengalami hiperglikemi ( GDP > 128 mg/dl, GD 1J > 238 mg/dl, GD 2J > 172 mg/dl) Hipertensi

Warga yang periksa 25 orang, 11 orang mengalami hipertensi ( TD > 140/ 90 mmHg) Asam urat

Warga yang periksa 13 orang, 3 orang mengalami gangguan asam urat ( nilai asam urat laki-laki > 7,4 ( 1 orang), perempuan >7,1 (2 orang))

3.

No. 1 2 3 4 5

Kepemilikan jamban SPAL Kolam Sungai Sembarang Tempat Lain- lain Total

Jumlah 70 0 11 0 4 85

% 82,4 0 12,8 0 4,8 0

Resiko Tinggi kejadian Demam Berdarah di RT 1 RW VIII di Kelurahan Banyumanik Kecamatan Banyumanik Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang Abatesasi dan penutupan tempat sampah

No.

Kepemilikan TPS

Jumlah 84 1 85

% 98,82 1,17

1 Memiliki 2 Tidak memiliki Total

No.

Kondisi TPS

Jumlah 28 52 5 85

% 32,9 61,2 5,9 100

1 Terbuka 2 Tertutup 3 Tidak Punya Total

Pemeriksaan jentik nyamuk di Dawis 1 (24 KK) terdapat jentik Nyamuk di 7 KK (29,16 %) pada hari Minggu (15 Januari 2012) No. 1 2 Jentik - Jentik Nyamuk Ada Tidak Ada Total Jumlah 7 78 85 % 8,2 91,8 100

Pemakaian Abate di Dawis 1 ( Dawis Anggrek) pada Minggu, 15 Januari 2012)No. 1. 2. Pemakaian Abate Memakai Abate Tidak Memakai Abate Total Jumlah 3 21 24 % 12,5 87,5 100

4.

RT 2

DATA SUBJEKTIF: - Sebagian besar warga RT 2 RW 8 mengatakan bahwa pemeriksaan jentik nyamuk tidak aktif lagi.

Resiko terjadinya demam berdarah berhubungan dengan banyaknya temuan jentik nyamuk pada rumah warga di RT 2 RW 8

DATA OBJEKTIF: - Sebanyak 14 KK (25,93%) positif jentik nyamuk - Angka bebas jentik/ABJ (74,07%)

5.

DATA SUBJEKTIF:

Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan lansia di RT2 RW8 berhubungan

- Sebagian lansia mengatakan kurang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. - Sebagian besar Lansia mengatakan tidak adanya fasilitas kesehatan di RT 2 RW 8 untuk memantau dan memeriksakan kesehatan mereka.

dengan yingginya angka kesakitan lansia

DATA OBJEKTIF:

- Sebanyak 24 orang (11,88%) warga berusia >55th - Angka kesakitan lansia ada 17 orang (70,83%). - Dokumen untuk memonitoring kesehatan lansia

- Dukungan optimal keluarga - Macam penyakit Alergi 5 (14,29%) Asam Urat 4 (11,43%) Asma 2 (5,71%) DM 4 (11,43%) Hipertensi 12 (34,29) Stroke 2 (5,71) Bronkitis 1 (2,86%) Batuk dan Pilek 5 (14,29%) Lansia yang tinggal terpisah dengan Anak 5 (20,83%)

6.

DATA SUBJEKTIF:

Resiko penurunan kesehatan pada warga RT 2 RW 8 berhubungan dengan

- Sebagian warga RT 2 RW 8 mengatakan tidak ada penumpukan sampah karena setiap 2 hari sekali ada petugas kebersihan yang mengambil sampah.

kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sampah dengan benar

DATA OBJEKTIF:

- Sebanyak 35KK (64,81%) mempunyai tempat sampah tertutup. - Sebanyak 19 rumah warga (35,19%) dalam kondisi bersih. - Angka kesakitan penduduk 35 orang (17,36%) - Pencahayaan: Remang-remang 9 rumah (16,67%) Gelap 1 rumah (1,85%) - Ventilasi Tidak ada ventilasi 9 rumah (16,67%) - Kondisi rumah Berdebu 15 rumah (27,78%) Banyak Lawa-lawa 2 rumah (3,70%) Sampah Bertebaran 7 rumah (12,96%) - Latar belakang pendidikan Belum Sekolah 11 (5,44%) Perguruan Tinggi 47 (23,26%)

SD 50 (24,75%) SLB 0 SMA 47 (23,26) SMP 30 (14,85) Tidak Sekolah 14 (6,93%) TK 3 (1,48%) - Pekerjaan Belum Bekerja 28 (13,86%) Buruh 15 (7,43%) Ibu Rumah Tangga 14 (6,93%) Pelajar 50 (24,75%) Pensiunan 6 (2,97%) Petani 0 (0.00) PNS 26 (12,87%) Swasta 58 (28,71%) Tidak Bekerja 5 (2,48%) TNI 0 (0.00) - Kondisi tempat sampah Terbuka 19 (35,19%)

- Pengelolaan sampah Dibuang ke Kali 5 (9,26%) Dibakar 19 (35,19%) Diangkut Petugas 30 (55,56%) Pengolahan makanan dng dipotong-potong lalu dicuci 44 (81,48%) - Penyajian makanan dengan terbuka sebanyak 2 (3,70%) Letak kandang yang menempel dengan rumah 5 (35,71%) 7. RT 3 1. KK yang memiliki ternak berjumlah 30 KK (50 %) dan Resiko 21 KK (41 %) yang tidak memiliki kandang. timbulnya penyakit menular

(Demam Berdarah Dengue, batuk pilek,

2. Letak kandang : 25 KK (83 %) berada di luar rumah dan cacar, tipoid dll.) berhubungan dengan 5 KK (17 %) menempel dengan rumah. terbatasnya informasi masyarakat dalam yang ditandai

3. Tempat pembuangan sampah di sembarang tempat 1(2 memelihara lingkungan, %). dengan :

4. Kepemilikan Jamban : memiliki 50 KK (98 %), tidak sebagian kondisi jamban yang kotor, memiliki 1 KK (2 %). adanya kasus cacar, tipoid dan batuk pilek,

5. Kondisi jamban : Bersih = 43 KK (84%), kotor 8 KK pembuangan sampah di sembarang tempat (16%). Kondisi tempat pembuangan sampah terbuka 44 KK (86 %). dan kondisi kandang yang kurang sehat

8

1.

Terlihat banyak tumpukan sampah yang telah membusuk

Resiko terjadinyamasalah kesehatan yang

2. Tercium bau busuk di sekitar sungai dan kondisi sungai ditimbulkan oleh sampah di RT.03, RW.08 yang kotor banyumanik berhubungan dengan tidak

3. Kondisi tempat pembuangan sampah yang terbuka 86%, adanya pengelolaan sampah secara tepat. tertutup 14% Bercampurnya sampah organik maupun nonorganik yang menimbulkan genangan air. 9. Berdasarkan hasil pengisian angket oleh warga RT.03 didapatkan hasil bahwa terdapat 76% warga yang tidak memiliki kebiasaan olahraga. 10. RT 4 a. Persentase penderita asam urat warga RT 04 sebanyak 6,5% dari jumlah total warga b. Warga sering mengeluhkan kesemutan pada kaki dan tangannya c. Sebagian warga menanyakan masalah yang berkaitan dengan penyakit asam urat. a. Adanya tempat penampungan air yang terbuka (banyaknya botol-botol bekas dan tong yang berisi air) b. Kondisi SPAL yang dipenuhi oleh sampah c. Tidak aktifnya kegiatan kerja bakti di RT 04 Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga untuk berolahraga Kurang pengetahuan tentang penyakit Gout Arthritis (asam urat) berhubungan dengan kurangnya informasi

11.

Resiko berkembangbiaknya jentik nyamuk berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga akan kebersihan lingkungan

12.

a. Adanya kandang unggas di dalam rumah b. Banyaknya kotoran unggas di dalam dan di sekitar rumah

Resiko terjadinya penyakit flu burung berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan unggas sesuai dengan syarat kesehatan

13.

a. Tidak adanya kegiatan rutin olah raga yang dilakukan oleh warga RT 04 b. Warga mengatakan tidak sempat berolah raga karena kesibukan masing-masing

Potensial penurunan derajat kesehatan warga berhubungan dengan kurangnya kesadaran untuk berolah raga

CATATAN TOLONG POLANYA DISAMAKAN.. CUKUP DITULISKAN DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF JANGAN MASUKKAN DATA YANG BERBENTUK TABEL DALAM PENGELOMPOKAN DATA!!!! MANA RENCANA KEPERAWATANNYA, MANA TINDAKANNYA DAN MANA EVALUASINYA.. BELUM ADA!!! SISTEMATIKANYA MENGACU SEBAGAI BERIKUT: BAB 1 PENDAHULUANa. Latar Belakang Masalah b. Tujuan Penulisan

BAB 2 TINJAUAN TEORIa. Keperawatan b. Keperawatan Komunitas

c. Proses Keperawatan Komunitas

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATANa. Pengkajian b. Diagnosis Keperawatan Komunitas c. Perencanaan d. Pelaksanaan e. Evaluasi f. Faktor pendukung dan penghambat

BAB 4 REKOMENDASI Tuliskan rekomendasi atau saran dan rencana tindak lanjut

LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN

Kegiatan praktek keperawatan masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang di Wilayah RW 8, RT 1- 4, Kelurahan Banyumanik, Kecamatan Banyumanik, merupakan salah satu metode pengaplikasian konsep ilmu dan teori yang telah didapatkan selama proses akademik. Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam penerapan dan pengaplikasian konsep ilmu tersebut, maka kami secara resmi pada tangga 9 Januari 2012, mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang angkatan tahun 2009, diterjunkan secara aktif dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas hingga pada tangga 18 Februari 2012. Adapun analisa yang dapat kami laksanakan terhadap pelaksanaan praktek kegiatan tersebut akan kami laporkan sebagai berikut: Praktek Keperawatan Masyarakat 1. Pengkajian. Pada tahap pengkajian, kegiatan pertama yang kami laksanakan adalah mengadakan pertemuan warga untuk membentuk kelompok kerja kesehatan dimana dengan terbentuknya kelompok kerja kesehatan tersebut, sedikit banyak akan membantu pelaksanaan kegiatan

pengumpulan data komunitas. Komunitas masyarakat di wilayah RW 8 hampir sebagian besar masyarakat adalah penduduk asli.Ada beberapa kendala yang kami temukan di dalam melaksanakan pengumpulan data komunitas. Tetapi dengan bantuan dan kerjasama dari warga dan Kader dari RW 8, masalah tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga keseluruhan target dari

pengkajian atau pengumpulan data komunitas dapat terpenuhi. Total jumlah KK berhasil didata adalah sebanyak 228 KK. Kesulitan pun kami rasakan dari penerimaan masyarakat yang beragam terhadap kehadiran dan keberadaan mahasiswa yang praktek di lingkungan wilayahnya. Banyak dari masyarakat yang menerima kami

dengan terbuka, namun tidak jarang juga masyarakat yang enggan menerima kami dengan alasan yang kurang jelas. Namun, setelah kami mencoba merubah strategi pendekatan kepada masyarakat, perubahan sikap masyarakat mulai terasa, dimana masyarakat mulai dapat menerima kehadiran mahasiswa bahkan mereka cenderung memberikan respon yang sangant optimis terhadap kehadiran mahasiswa di lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat tercapai dengan baik. Dari pengkajian data yang dilaksanakan oleh mahasiswa

bekerjasama dengan warga RW 8, didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat yaitu: 1. Resiko tingginya angka kejadian demam berdarah berhubungan dengan : a. Kurangnya pengetahuan tentang abatesasi dan penutupan tempat sampah b. Tingginya temuan jentik nyamuk c. Kurangnya kesadaran warga akan kebersihan lingkungan 2. Resiko penurunan derajat kesehatan masyarakat RW VIII berhubungan dengan : a. Tidak berjalannya Unit Kesehatan Berbasis Warga (UKBM: posyandu lansia dan posyandu Balita ) b. Kurangnya kesadaran warga untuk berolah raga c. Kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sampah 3. Resiko terjadi komplikasi lanjut penyakit ( DM, Hipertensi, Asam urat) berhubungan dengan : a. Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penyakit b. Perilaku kurang sehta pada masyarakat, meliputi pola makan, gaya hidup, jarang berolah raga.

Dari masalah tersebut yang berhasil dikaji oleh mahasiswa, masalah tersebut dikembalikan ke masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Dalam perumusan masalah kesehatan tersebut, kami dari mahasiswa sedikit mengalami kesulitan pada saat mengumpulkan warga dikarenakan mobilitas yang sangat tinggi. Namun, berkat bantuan kader dan warga setempat yang semenjak awal terlibat dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas memang memiliki kemampuan awal yang cukup memadai, sehingga dalam mahasiswa menularkan ilmu dan konsep teori kepada masyarakat dapat diterima dengan baik.

2. Penentuan Prioritas Masalah Setelah berhasil dikumpulkan masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat, maka dilaksanakan kegiatan prioritas masalah kesehatan dengan tujuan masalah kesehatan yang diintervensi lebih dahulu atau yang menjadi prioritas utama masyarakat adalah masalah yang benar- benar dirasakan sangat mendesak oleh masyarakat untuk segera diambil suatu tindakan sebagai pemecahan masalahnya. Berdasarkan pertemuan warga yang dilaksanakan pada , berhasil dibuat prioritas masalah kesehatan sebagai berikut: 1. Resiko tingginya angka kejadian demam berdarah berhubungan dengan : a. Kurangnya pengetahuan tentang abatesasi dan penutupan tempat sampah b. Tingginya temuan jentik nyamuk c. Kurangnya kesadaran warga akan kebersihan lingkungan 2. Resiko penurunan derajat kesehatan masyarakat RW VIII berhubungan dengan : a. Tidak berjalannya Unit Kesehatan Berbasis Warga (UKBM: posyandu lansia dan posyandu Balita ) b. Kurangnya kesadaran warga untuk berolah raga c. Kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sampah

Pada kegiatan prioritas masalah dapat berlangsung dengan lancar, karena masyarakat sudah mulai memiliki konsep mengenai model keperawatan komunitas. Dengan berbekal latar belakang pendidikan yang cukup memadai, maka tidak sulit bagi mahasiswa untuk mengarahkan kepada masyarakat mengenai teknis kegiatan perencanaan selanjutnya. Bahkan pada kegiatan tersebut berhasil ditetapkan kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa bersama- sama denagn masyarakat. Kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa pada saat kegiatan adalah kurangnya waktu yang dialokasikan untuk mahasiswa.namun, secara umum kegiatan dapat dikatakan berhasil 90%.

3. Perencanaan Kegiatan perencanaan kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa dan masyarakat dapat disepakati pada minilokakarya sehingga dapat menghemat waktu. Adapun kegiatan- kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain: 1. Kegiatan kerjabakti setiap RT 2. Penyuluhan kesehatan di tingkat RT 3. Penyuluhan kesehatan di tingkat RW 4. Pendidikan kesehatan pada anak PAUD/rintisan PAUD tingkat RT 5. Pengadaan kegiatan senam sehat setiap RT 6. Pengadaan kegiatan senam lansia sehat setiap RT 7. Pemeriksaan berat badan, tinggi badan, tekanan darah, gula darah , asam urat setiap RT Kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa adalaha masalah waktu pelaksanaan kegiatan. Masyarakat rupanya kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk mengadakan kegiatan yang telah disepakati dengan mahasiswa. Kesibukan masyarakat dengan pekerjaan akhirnya

menimbukan kesepakatan pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan per RT serta disesuaikan waktunya dengan kegiatan arisan dan pengajian ibu- ibu,

karena pertimbangan mencari waktu lain akan menyulitkan mahasiswa dan masyarakat pada khususnya. Serta kegiatan yang mengharuskan pertemuan warga masyarakat pada umumnya akan dilaksanakan pada sore dan malam hari. 4. Pelaksanaan 5. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.1996.Text Book of Medikal Surgical Nursing. Jakarta; EGC Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bhasa. Edisi 8. Jakarta. Doengoes Merillyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Nursing Care Plans. Guidelines for Planing and Documenting Patient Care. Alih Bahasa: I made Kariasa, Ni Made Sumarwati. Jakarta: EGC Effendi, Nasrul. 1998. Dasar- Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Ervin, Naomi. F. 2002. Advanced Community Health Nursing Practice: Population. Found care. New Jersey: Practice Hall. Friedman, M. 1986. Family nursing: Theory and assesment. Second Edition.Connecticut:Appleton Century Crofts. Noer, S. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prince A Sylvia. (1995). (Patofisiologi). Clinical Concept. Alih Bahasa : Peter Anugrah ECG. Jakarta. Price, S & Wilson, L. (2004). Pathofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit (Clinical Concept Of Disease Processes). Jakarta : Balai Penerbit Buku Kedokteran : EGC. Stanhope, Marcia & Jeanette Lancaster. 2000. Community & Public Health Nursing. Missouri : Mosby. Smeltzer, suzanne c. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Brunner And Suddart Edisi 8, Volume 2. Jakarta : EGC