LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 dapat diselesaikan. Penyusunan LAKIP
merupakan kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 1999, untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
yang dipercayakan kepada DLH Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan Rencana
Strategis (RENSTRA) DLH Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 – 2021.
Penyusunan LAKIP ini merupakan perwujudan salah satu indikator (tolok ukur)
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), dan secara
garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah
dilaksanakan selama Tahun Anggaran 2018 yang mengacu kepada Rencana Strategi
DLH Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 - 2021.
Penyusunan LAKIP DLH Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 ini telah
dupayakan sebaik mungkin, walaupun demikian LAKIP DLH Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2018 tidak terlepas dari kekurangan- kekurangan sehubungan dengan kendala-
kendala yang dihadapi. Namun demikian DLH Kabupaten Tanah Bumbu telah
mengupayakan untuk mengatasi kendala- kendala tersebut melalui koordinasi dengan
pelaksana kegiatan.
Demikian disampaikan, diharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya dalam mengevaluasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DLH
Kabupaten Tanah Bumbu, Kami mengharapkan sumbang saran pihak-pihak terkait atas
kekurangan laporan ini, karena Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna.
Akhirnya kepada semua pihak yang terkait dan turut memberikan bantuan dalam
penyusunan laporan ini diucapkan terima kasih.
Batulicin, 15 Januari 2019
Januari
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu,
r. H. Erno Rudi Handoko009DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Landasan Hukum I-1
1.3 Maksud dan Tujuan I-3
1.4 Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Tanah Bumbu
I-3
1.5 Gambaran Kondisi Lingkungan I-9
1.6 Sistematika Penyusunan LAKIP DLH Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2018 I-9
Bab II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KAB. TANAH BUMBU TAHUN 2018
2.1. Rencana Strategis II-1
2.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) II-3
2.3. 2.4. 2.5.
Rencana Kinerja Rencana Aksi Pencapaian IKU Perencanaan Kinerja
II-3 II-5 II-12
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja DLH III-1
B. Realisasi Anggaran III-44
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan IV-1
B. Saran
IV-2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perjanjian Kinerja DLH TA. 2018
Lampiran 2 Tujuan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan DLH sesuai RENSTRA 2016-2021
Lampiran 3 Rencana Kinerja Tahunan DLH TA. 2018
Lampiran 4 Lampiran 5
IKU DLH TA. 2018 Pengukuran Kinerja DLH TA. 2018
Lampiran 6 Lampiran 7
Cascading/Pohon Kinerja Matrik Keselarasan
Lampiran 8 Laporan Keuangan Triwulan IV Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan good governance diperlukan akuntabilitas kinerja
yang baik dari jajaran aparatur Pemerintah, sehingga penyelenggaraan manajemen
pemerintahan dan pembangunan dapat berdaya guna dan berhasil guna secara
optimal.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berdasarkan
Instruksi Presiden No : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah merupakan Laporan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan yang
dilaksanakan oleh Aparatur Instansi Pemerintah sebagai pelaksana Program /
Kegiatan dalam satu Tahun Anggaran. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) merupakan
bagian integral dari Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu yang bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup di wilayah Kabupaten Tanah
Bumbu sehingga wajib menyampaikan LAKIP.
LAKIP merupakan bentuk dari Evaluasi Pelaksanaan Program/ Kegiatan
SKPD sebagai tolok ukur tercapai atau tidaknya suatu target dan sasaran / tujuan
pelaksanaan program / kegiatan sesuai visi dan misi kegiatan yang dilaksanakan.
Untuk itu dalam penyusunan LAKIP mutlak diperlukan adalah Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran DLH Kabupaten Tanah Bumbu serta penjabarannya dalam bentuk strategi
kebijaksanaan yang diimplementasikan dalam program kerja yang terjabar menjadi
kegiatan operasional yang rinci, spesifik dan terukur.
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan LAKIP Tahun 2018 ini disusun berdasarkan beberapa landasan
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4265)
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286)
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104)
6. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan daerah;
7. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 208 Tahun 2000 tetang tatacara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Laporan Kinerja
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
12. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah;
13. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 061/163 Tahun 2008 tentang Penataan Kelembagaan
Lingkungan Hidup Daerah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2006 – 2025;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
16. Peraturan Bupati Tanah Bumbu nomor 29 tahun 2016 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah;
17. Peraturan Bupati Tanah Bumbu nomor 32 tahun 2017 tentang Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup.
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
Maksud penyusunan LAKIP DLH Kabupaten Tanah Bumbu TA. 2018 adalah :
a. Memenuhi salah satu unsur dari rangkaian implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja DLH Kab. Tanah Bumbu
b. Memberikan informasi mengenai pelaksanaan Program dan Kegiatan Strategis
dalam Rencana Strategis DLH Kab. Tanah Bumbu Tahun 2016–2021 yang
telah dilaksanakan pada tahun 2018.
1.3.2. Tujuan
Tujuan penyusunan LAKIP DLH Kab. Tanah Bumbu TA. 2018 adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan akuntabilitas kinerja di lingkungan DLH Kab. Tanah Bumbu
dalam menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik, melalui penyajian gambaran atas pelaksanaan
tugas yang diemban dalam berbagai program dan kegiatan selama TA 2018
b. Memberikan umpan balik terhadap upaya peningkatan kinerja dan
pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan Visi dan
Misi dalam Renstra DLH Kab. Tanah Bumbu Tahun 2016–2021.
1.4. Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu
Dalam rangka memenuhi kelengkapan Pemerintahan Kabupaten sesuai
yang diamanatkan dalam Undang-Undang No: 2 Tahun 2003 Tentang Pembentukan
Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Propinsi Kalimantan Selatan
maka dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu No: 16 Tahun 2007
tanggal 12 Nopember 2007 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan
Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tanah Bumbu yang salah satunya
adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten
Tanah Bumbu diperbaharui dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu No
: 20 Tahun 2011 tanggal 20 September 2011 tentang Pembentukan, Kedudukan,
Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tanah Bumbu
yang salah satunya adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tanah
Bumbu. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Bumbu No. 25 tahun
2012 ditetapkan tugas pokok, fungsi uraian tugas dan tata kerja unsur-unsur
organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Peraturan
Daerah tersebut pada tanggal 15 September 2016 diperbaharui kembali dengan
terbitnya Peraturan Daerah No.19 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah yang salah satunya adalah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Tanah Bumbu. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Bumbu nomor 32
tahun 2017 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu.
1.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan mencakup bagian dan bidang-bidang sebagai berikut :
1. Sekretariat
2. Bidang Tata Lingkungan
3. Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3
4. Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan LH
5. Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas LH
6. UPT Laboratorium Lingkungan
7. UPTD Pengelolaan Persampahan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Sedangkan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu dalam
menyelenggarakan tugas pokok tersebut di atas meliputi :
a. Perumusan Kebijakan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup;
b. Pelaksanaan Kebijakan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup;
c. Pelaksanaan Evaluasi Dan Pelaporan dibidang Lingkungan Hidup;
d. Pelaksanaan Administrasi Dinas; dan
e. Pelaksanaan Fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya
1.4.2. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu No: 19 Tahun
2016 tanggal 15 September 2016 susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari :
1. Kepala Dinas
Mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan dan
pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di Bidang Lingkungan Hidup
2. Sekretariat
Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan,
penyusunan program dan keuangan. Sekretariat membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
c. Sub Bagian Informasi dan Pelaporan
3. Bidang Tata Lingkungan
Bidang Tata Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan
kebijakan teknis dan penyelenggaraan kegiatan di bidang Tata Lingkungan.
Bidang Tata Lingkungan terdiri dari :
a. Seksi Tata Rencana LH;
b. Seksi Kajian Dampak dan Pemeliharaan LH
4. Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3
Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3 mempunyai tugas melakukan penyiapan
perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
pengelolaan sampah dan LB3. Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3 terdiri dari:
a. Seksi Pengelolaan dan Penanganan Sampah;
b. Seksi Pengelolaan Limbah
5. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH melakukan penyiapan
perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
pengendalian, pencemaran dan kerusakan LH. Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan LH) terdiri dari :
a. Seksi Identifikasi dan Pengkajian Kualitas Lingkungan; dan
b. Seksi Penanggulangan dan Pemulihan
6. Bidang Penaatan dan Peningkatan kapasitas LH
Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas LH mempunyai tugas melakukan
penyiapan perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan kegiatan di bidang
penaatan dan peningkatan kapasitas LH. Bidang Penaatan dan Peningkatan
Kapasitas LH terdiri dari :
a. Seksi Penyelesaian Pengaduan LH; dan
b. Seksi Peningkatan Kapasitas LH
7. UPT Laboratorium Lingkungan Hidup
Unit Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan atau kegiatan teknis penunjang.
8. UPTD Pengelolaan Persampahan
Unit Pengelolaan Persampahan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan atau kegiatan teknis penunjang
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dinas sesuai dengan keahlian dan fungsinya.
Secara rinci struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdapat pada tabel
di bawah ini :
1.4.3. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan kegiatannya saat ini, DLH Kabupaten Tanah Bumbu
didukung oleh 48 orang PNS ditambah 285 orang tenaga Non PNS (PTT/Honorer).
Untuk menunjang pencapaian visi, misi dan tujuan DLH Kabupaten Tanah
Bumbu, kualitas dan kuantitas S
KEPALA
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KEPALA LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS
KEPALA SUB BAGIAN UMUM
DAN
KEPEGAWAIAN
KEPALA SUB BAGIAN
PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
KEPALA BIDANG
TATA LINGKUNGAN KEPALA PENGELOLAAN
SAMPAH DAN LB3
KEPALA SEKSI TATA RENCANA
LINGKUNGAN HIDUP
KEPALA SEKSI PENGELOLAAN DAN
PENANGANAN SAMPAH
KEPALA SEKSI KAJIAN DAMPAK DAN
PEMELIHARAAAN LH KEPALA SEKSI
PENGELOLAAN LIMBAH
KEPALA SUB BAGIAN
INFORMASI DAN
PELAPORAN
BIDANG PENAATAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS
LINGKUNGAN HIDUP
KEPALA SEKSI PENGADUAN DAN PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN
KEPALA SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS
LH
KASUBBAG. TATA USAHA LAB. LH
KEPALA BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
KEPALA SEKSI PENANGGULANGAN DAN
PEMULIHAN
KEPALA SEKSI IDENTIFIKASI DAN PENGKAJIAN KUALITAS
LINGKUNGAN
KEPALA UPTD PENGELOLA SAMPAH
KASUBBAG. TATA USAHA LAB. LH
DM mutlak diperlukan. Sampai sejauh ini keberadaan pegawai DLH
Kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat pada tabel 1.1 s/d 1.6.
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Sesuai Status Kepegawaian
No Status Golongan
Jumlah
I II III IV
1. PNS 0 13 29 6 48
2. PTT 0 0 0 0 14
3 THL/Honorer 0 0 0 0 271
Jumlah 0 13 29 6 333
Tabel 1.2 Data PNS Menurut Golongan
No Unit Kerja Golongan
Jumlah
I II III IV
1. Kepala Dinas 0 0 0 1 1
2 Sekretariat 0 0 2 2 4
3 Bidang Tata Lingkungan
0 0 3 0 3
4 Bidang Pengendalian Pencemaran dan kerusakan LH
0 0 2 1 3
5 Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3
0 0 3 0 3
6 Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas LH
0 0 1 2 3
7 UPT Laboratorium Lingkungan Hidup
0 0 1 0 1
8 Kelompok Jabatan Fungsional
0 16 14 0 30
Jumlah 0 16 26 6 48
Tabel 1. 3 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Penjenjangan ( Diklat )
No Tingkat Penjenjangan Jumlah ( orang )
1. Non Diklat 36 2. Spada / Adum / Diklat PIM IV 7 3. Spadya / Spamen / Diklat PIM III 4 4. Sespa / Spamen / Diklat PIM II 1 5. Lemhanas / Spati 0
Jumlah 48
Tabel 1.4 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Jabatan / Eselonering
No Eselonering Jumlah (orang)
1. I a I b
- -
2.
II a II b II c II d
- 1 - -
3. III a III b
1 4
4. IV a IV b
15 -
5 Non Eselon 27
Tabel 1.5 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah ( orang )
1. SD 1 2. SLTP - 3. SLTA 12 4. D I - 5. D II - 6. D III 4 7. D IV - 8. S 1 22 9. S 2 9 10. S 3 -
Jumlah 48
1.5. Gambaran Kondisi Lingkungan
Berdasar kajian kondisi dan situasi Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun
2016 – 2021 (Renstra DLH Kabupaten Tanah Bumbu 2016 – 2021), dan potensi
maupun isu strategis yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu, dapat dirumuskan ada
beberapa isu pokok strategis sesuai dengan tugas dan fungsi DLH Kabupaten
Tanah Bumbu yang wajib mendapat perhatian bersama, yaitu :
1. Kualitas air tercemar “sedang”
2. Lubang tambang belum dikelola maksimal dan terjadinya degradasi tutupan
lahan vegetasi
3. Debu dan emisi dari kegiatan usaha yang mencemari lingkungan pemukiman
4. Kesadaran masyarakat dalam berbudaya menghargai kondisi lingkungan yang
baik belum maksimal
1.6. Sistematika Penyusunan LAKIP DLH Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018
Untuk menggambarkan akuntabilitas kinerja DLH Kabupaten Tanah Bumbu maka
disusunlah LAKIP Tahun 2018 yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan
Penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek
strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang
dihadapi organisasi.
Bab II – Perencanaan Kinerja
Ringkasan/Ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standard
nasional
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
B. Realisasi Anggaran
Menguraikan simpulan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen perjanjian kinerja
Bab IV – Penutup
Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerja.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS
RENSTRA DLH Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 - 2021 disusun
dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan bagi DLH Kabupaten Tanah
Bumbu untuk kurun waktu tahun 2016 - 2021. Sedangkan tujuannya adalah :
1. Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan DLH dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Tanah Bumbu
2. Menyediakan bahan serta pedoman untuk penyusunan Rencana Kinerja
(Rencana Kerja Tahunan) DLH Kabupaten Tanah Bumbu dalam kurun waktu
tahun 2016 – 2021
3. Meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi DLH Kabupaten Tanah Bumbu
beserta seluruh unit kerjanya dalam pengendalian dampak lingkungan hidup
dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
A. VISI
Visi adalah cara pandang jauh ke depan ke arah mana organisasi akan
dibawa. Visi yang baik harus realistis dan mampu menjadi tuntutan bagi
organisasi agar eksis, unggul, antisipatif dan inovatif.
Visi Kabupaten Tanah Bumbu adalah “Terwujudnya Kabupaten
Tanah Bumbu Sebagai Poros Maritim Utama serta Pusat Perdagangan,
Industri, dan Pariwisata di Kalimantan Berbasis pada Keunggulan Lokal
dan Potensi Strategis Daerah Menuju Tanah Bumbu Yang Maju, Sejahtera
dan Berintelektual Tinggi”.
B. M I S I
Misi adalah pernyataan eksplisit dari organisasi tentang apa saja yang
harus dicapai dengan menyebutkan kegiatan spesifik yang harus dilakukan
dalam rangka mewujudkan visinya. Adapun Misi Kabupaten Tanah Bumbu
adalah :
1. Menyelenggarakan penataan dan pengelolaan pelabuhan sebagai terminal
point guna mendorong pemanfaatan keunggulan maritim serta
menyelenggarakan pengelolaan wilayah pesisir yang mampu mendorong
optimalisasi perekonomian masyarakat dan pariwisata.
2. Meningkatkan Kegiatan Industri dan Perdagangan Berbasis Ekonomi
Kerakyatan Melalui Perluasan Kesempatan dan Perlindungan Bagi Pelaku
Industri Guna Menopang Daya Saing Masyarakat Lokal di Tengah Arus
Regional dan Nasional.
3. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Ekonomi yang berkelanjutan, berwawasan Lingkungan serta
memperhatikan Kearifan Lokal Untuk Menghadirkan Kesejahteraan.
4. Menyelenggarakan Program Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia
yang memiliki daya saing di tengah arus persaingan masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA) dengan berbasis pada masyarakat yang berakhlak dan
memiliki akar lokal.
5. Menyelenggarakan Tata Kelola Pemerintahan dan Birokrasi yang Baik,
Efektif dan Bersih.
C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH DLH
KABUPATEN TANAH BUMBU
C.1 TUJUAN dan STRATEGIS
Agar lebih terarah, visi dan misi perlu dirumuskan dalam bentuk tujuan dan
sasaran strategis dengan mempertimbangkan nilai manfaat bagi publik dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki. Hal ini berarti bahwa tujuan strategis
merupakan penjabaran atau pelaksanaan dari pernyataan misi yang akan
dicapai dalam jangka 5 (lima) tahun ke depan. disamping itu dapat diketahui
secara tepat apa yang sudah dilakukan dan dijadikan sebagai pengukur tingkat
capaian visi dan misi organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah
Bumbu. Tujuan dan sasaran strategis dimaksud dalam rangka pencapaian
sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tujuan dan Indikator Tujuan
No. Tujuan Indikator Tujuan
Kondisi Awal Target Kinerja
2015 2021
1. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Cukup (67,77) Kurang (60,96)
2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA DLH KAB. TANAH BUMBU TA. 2018
Untuk mencapai sasaran tersebut disusun indikator keberhasilan pada DLH Kab.
Tanah Bumbu dengan langkah-langkah :
- Menetapkan RKT (Rencana Kinerja tahunan)
- Menyampaikan rencana kerja dan anggaran
- Menyusun dokumen penetapan kinerja
- Menyusun pengukuran kinerja
- Menyusun Laporan Akuntabilitas kinerja, dan
- Melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen RENSTRA DLH
Kab. Tanah Bumbu
Adapun indikator kinerja utama DLH Kab. Tanah Bumbu seperti termuat pada tabel
berikut :
Tabel 2.2.
Matrik Indikator Kinerja Sasaran
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
MISI 1: MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
1 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks
Kualitas Air
(IKA)
Sangat
Kurang
(54,32)
Sangat Kurang (54,32)
Sangat Kurang (54,32)
Sangat Kurang (54,32)
Sangat Kurang (54,32)
Indeks
Kualitas
Udara
Sangat
baik
(88,69)
Sangat baik
(88,69)
Sangat baik
(88,69)
Sangat baik
(88,69)
Sangat baik
(88,69)
Prosentase
Tutupan
Vegetasi
0 0 13,33% 46,67% 100%
Cakupan area
pelayanan
persampahan
42,03% 45,69 % 65,36 % 71,62 % 78,47 %
2.3. RENCANA KINERJA
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Rencana Kinerja tahun 2018 merupakan
dokumen yang menyajikan sasaran beserta indikator kinerja dan target yang akan
dicapai pada tahun 2018. Rencana kinerja tersebut selanjutnya dituangkan menjadi
Penetapan Kinerja yang merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada
tahun 2018. Adapun rencana kerja tahun 2018 DLH Kabupaten Tanah Bumbu untuk
pencapaian IKU DLH Kab. Tanah Bumbu adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3.
Rencana Kinerja Tahunan DLH Kab. Tanah Bumbu Tahun 2018
NO. TUJUAN SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
(Rp.)
1 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Air (IKA)
Sangat Kurang (54,32
1. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
2. Peningkatan
Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup
3. Peningkatan Pengendalian Polusi
a. Koordinasi Penilaian Kota Sehat Adipura
b. Pemantauan Kualitas Lingkungan
c. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang LH
d. Pengkajian Dampak Lingkungan
e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup
f. Koordinasi penilaian Adiwiyata
g. Pelayanan pengaduan masyarakat
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan a. Pengujian Kadar
Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair
b. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
c. Akreditasi Laboratorium Lingkungan
d. Peningkatan
Pengelolaan
Laboratorium
Lingkungan
671.155.000,-
61.050.000,-
1.411.632.000,-
Indeks Kualitas Udara
Sangat Baik
(88,69)
Peningkatan Pengendalian Polusi
Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri
16.200.000,-
Cakupan Area Pelayanan Persampahan
65,36%
Pengembangan Kinerja Pengelolaan persampahan
a. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
b. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
2.636.380.000,-
Persentase Tutupan Vegetasi
13,33%
Penanaman bambu pada kanan dan kiri sungai, sempadan danau dan daerah tangkapan air (DTA), sekitar mata air dan daerah imbuhan air tanah
a. Penanaman Bambu di Kanan Kiri Sungai
b. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran air dari kegiatan usaha pertambangan
133.775.000,-
TOTAL 4.930.192.000,-
2.4. RENCANA AKSI PENCAPAIAN IKU DLH KAB. TANAH BUMBU TA. 2018
Program DLH Kab. Tanah Bumbu TA. 2018 disusun dengan memperhatikan tugas
pokok dan fungsi serta merupakan suatu rencana aksi nyata untuk pencapaian IKU
yang sesuai dengan perencanaan kinerja dan dituangkan pada penetapan kinerja
tahun 2018. Berdasarkan program-program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-
kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis tahun 2018. Berikut
matrik rencana aksi dalam rangka pencapaian IKU DLH Kab. Tanah Bumbu yang
ditetapkan di tahun 2018 :
Tabel 2.4.
RENCANA AKSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2018
NO
TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN (Rp.)
RENCANA AKSI
JADWAL KEGIATAN
PENANGGUNGJAWAB
URAIAN INDIKATO
R KINERJA
TARGET URAIAN INDIKATOR
KINERJA TARGET URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET URAIAN INDIKATOR
KINERJA TARGE
T TW.1 TW.2 TW.3 TW.4
1 Meningkatnya Kualitas Lingkungan hidup
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
KURANG (60,96)
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
Cakupan Area Pelayanan Persampahan
65,36% Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase sampah yang dikelola
68,99% Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaaan persampahan
Jumlah Sampah yang dikelola (ton)
9395 1.249.630.000
Penyediaan sarpras untuk pengelolaan persampahan berupa : Belanja Peralatan Kebersihan, belanja Modal Kendaraan Bermotor Khusus Angkutan Sampah, BBM dan pengadaan mesin Pencuci mobil, Pakaian kerja lapangan petugas kebersihan, Pemeliharaan TPS, Pengadaan Bak Sampah 5 Warna ttitik pantau Adipura, Pengadaan container sampah, Memaksimalkan kerja petugas kebersihan di lapangan dengan ketersediaan anggaran (perjalanan dinas sebelum Mappanretasi, acara Mappanretasi, sesudah Mappanretasi, gotong royong maupun hari besar lainnya) , Melakukan koordinasi dengan petugas kebersihan dalam rangka mengevaluasi kinerja di lapangan beserta permasalahan yang ada dan solusi yang akan ditempuh, Meninjau kondisi titik-titik pengambilan sampah
√ √ √ √ Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan LB3
Indeks Kualitas Air (IKA)
54,32 (SANGAT KURANG)
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase sampah yang diklelola
68,99% Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
Jumlah Sampah yang ditangani (ton)
40513 1.386.750.000
Dalam rangka peningkatan jumlah sampah yang ditangani pada area TPA, didukung dengan adanya anggaran operasional TPA diantaranya (Belanja bahan tanah urug, BBM dan pemeliharaan alat berat TPA, Pakaian kerja lapangan petugas TPA, Belanja pemeliharaan TPA Sungai Dua, Satui dan Kusan Hilir, DDUB Pembangunan TPS 3 R, Pengembangan Instalasi Pemanfaatan Gas Methan TPA Sei Dua), Monitoring ke area TPA untuk mengetahui kondisi dan permasalahan serta solusi dari permasalahan yang ada
√ √ √ √ Kepala Seksi Pengelolaan dan Penanganan Sampah
Indeks Kualitas Udara
88,69 (Sangat
baik)
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
Pemantauan pada titik Pantau ADIPURA
16 kali pemantauan
30.000.000
Menyusun jadwal pemantauan pada titik pantau ADIPURA, Rapat koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan nilai ADIPURA, Koordinasi dengan provinsi dan pusat (DLH ProvinsiKalsel, P3E Kalimantan dan KLHK)
√ √ √ √ Kepala Seksi Pengelolaandan Penanganan Sampah
Persentase tutupan vegetasi
13,33% Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Jumlah rekomendasi ijin PPLH
30 rekomendasi ijin
18.000.000
Inventarisasi data jumlah pelaku usaha yang menjadi target kegiatan, Menyusun jadwal kegiatan penyelesaian Perizinan Bidang LH, Pelaksanaan Kegiatan, Pembuatan Laporan hasil pelaksanaan kegiatan
√ √ √ √ Kepala seksi pengelolaan limbah
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Laporan Hasil Pengawasan, Penyelesaian Perizinan dan Evaluasi Kebijakan Lingkungan Hidup
1 Laporan
67.000.000
Inventarisasi data jumlah pelaku usaha yang menjadi target kegiatan, Menyusun jadwal kegiatan Pengawasan, Pelaksanaan Kegiatan, Pembuatan Laporanhasil pelaksanaan kegiatan
√ √ √ √ Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas LH
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Pelayanan pengaduan masyarakat
Jumlah Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti
10 pengaduan
20.000.000
Pembentukan Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Bidang LH, Menerima pengaduan, Memverifikasi jenis pengaduan (Rapat dengan Tim), Menindaklanjuti pengaduan, Menginformasikan hasil penanganan pengaduan kepada pengadu
√ √ √ √ Kepala Seksi Penyelesaian Pengaduan LH
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian Lingkungan Hidup
Jumlah Desa dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang Dibina
2 Desa dan 1 KSM
351.505.000
Koordinasi dengan instansi terkait dan PKK terkait dengan penetapan Desa Binaan, Penyediaan sarana pendukung untuk pengelolaan persampahan, Pengadaan pelatihan pengelolaan sampah dan Penyediaan bahan baku daur ulang sampah non organic
√ √ √ √ Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas LH
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Koordinasi Sekolah ADIWIYATA
Jumlah sekolah ADIWIYATA yang masuk nominasi provinsi dan nasional
5 Sekolah
100.000.000
- Menentukan sekolah yang masuk kategori pembinaan - Menyusun jadwal pembinaan - Rapat koordinasi dengan pihak sekolah dan instansi terkait - Melaksanakan pembinaan menuju sekolah ADIWIYATA tingkat Provinsi dan Nasional
√ √ √ √ Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas LH
Peningkatan Kualitas Akses dan Informasi SDA dan LH
Prosentasi peningkatan kualitas data primer dan sekunder lingkungan hidup
90% Pengembangan Data Dan Informasi Lingkungan
Jumlah dokumen informasi lingkungan
1 Dokumen
61.050.000
Menyusun kebutuhan data untuk laporan IKLH dan IKPLHD, Rapat koordinasi dengan instansi terkait penentuan kewenangan pemegang data, Pengumpulan data, Penyusunan draft laporan, Rapat koordinasi pembahasan draft laporan, Penyusunan Laporan
√ √ √ √ Kepala Bidang Tata Lingkungan
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Laporan Hasil Pengawasan, Penyelesaian Perizinan dan Evaluasi Kebijakan Lingkungan Hidup
1 Laporan
15.000.000
Inventarisasi data jumlah pelaku usaha yang menjadi target kegiatan, Menyusun jadwal kegiatan Evaluasi UKL-UPL/AMDAL, Pelaksanaan Kegiatan, Pembuatan Laporanhasil pelaksanaan kegiatan
√ √ √ √ Kepala Seksi Tata Rencana LH
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Jumlah hasil kajian evaluasi terhadap dokumen lingkungan pelaku usaha
1 Laporan
Inventarisasi data jumlah pelaku usaha yang memiliki dokumen lingkungan, laporan RKL-RPL triwulanan/semesteran pelaku usaha, laporan kegiatan pembinaan & pengawasan, melakukan analisis kesesuaian kegiatan pelaku usaha di dokumen dengan laporan pelaksanaan tim binwas serta laporan pengelolaan lingkungannya
√ √ √ √ Kepala Seksi Tata Rencana LH
Penanaman bambu pada kanan dan kiri sungai, sempadan danau dan daerah tangkapan air (DTA), sekitar mata air dan daerah imbuhan air tanah
Persentase tutupan vegetasi
13,33% Penanaman bambu di kanan kiri sungai
Luas lahan yang direhabilitasi
1 Ha 123.850.000 Inventarisir luas lahan akses terbuka di sempadan sungai melalui data sekunder, Melakukan perhitungan luasan rencana total rehabilitas sempadan sungai satui, Pengadaan Bibit Tanaman Bambu, Pelaksanaan penanaman, Perjalanan dinas dalam rangka pemantauan hasil penanaman di lokasi
√ √ √ √ Kepala Bidang Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Penanaman bambu pada kanan dan kiri sungai, sempadan danau dan daerah tangkapan air (DTA), sekitar mata air dan daerah imbuhan air tanah
Persentase tutupan vegetasi
13,33% Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air dari kegiatan / usaha pertambangan
Laporan hasil Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air dari kegiatan / usaha pertambangan
1 Laporan
9.925.000 Menentukan jumlah pelaku usaha yang menjadi target kegiatan, Melaksanakan inventarisasi Identifikasi Sumber Pencemaran Air dari Kegiatan Usaha, Membuat Laporan hasil pelaksanaan kegiatan
√ √ √ √ Kepala Seksi Penanggulangan dan Pemulihan
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Pengkajian dampak lingkungan
Dokumen hasil kajian Biomassa
1 Dokumen
34.825.000 - Menentukan titik pemantauan kualitas tanah untuk produksi Biomassa- Menyusun jadwal pemantauan (pengambilan sampel)- Pengujian sampel ke Laboratorium- Analisis Hasil Uji dalam bentuk perhitungan Kerusakan Lahan dan/atau produksi tanah untuk produksi Biomassa beserta narasi capaian, permasalahan dan saran tindak lanjut- Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan
√ √ √ √ Kepala Seksi Identifikasi dan Pengkajian Kualitas Lingkungan
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
60,96 (KURANG)
Pemantauan Kualitas Lingkungan
Jumlah titik pantau kualitas air
31 titik pantau
34.825.000 Menentukan titik pemantauan yaitu pada 3 DAS, 29 Sungai dan 2 air laut, Menyusun jadwal pemnatauan, Pengambilan Sampel, Pengujian sampel ke Laboratorium, Analisis Hasil Uji dalam bentuk perhitungan IKA beserta narasi capaian, permasalahan dan saran tindaklanjut, Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan
√ √ √ √ Kepala Seksi Identifikasi dan Pengkajian Kualitas Lingkungan
Peningkatan pengendalian polusi
Indeks kualitas udara
88,69 (Sangat
baik)
Monitoring evaluasi dan pelaporan
Jumlah pembinaan pelaku usaha
120 Pelaku usaha
101.200.000 Inventarisasi data jumlah pelaku usaha yang menjadi target kegiatan, Menyusun jadwal kegiatan Monev, Pelaksanaan Kegiatan, Pembuatan Laporanhasil pelaksanaan kegiatan
√ √ √ √ Kepala Seksi Penanggulangan dan Pemulihan
Peningkatan pengendalian polusi
Tingkat pencemaran kualitas lingkungan
88,69 (Sangat
baik)
Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
Jumlah sampel air limbah
30 sampel
31.340.000 Inventarisasi data jumlah dan jenis pelaku usaha yang menjadi target kegiatan, Menyusun jadwal pengambilan sampel, Pengambilan Sampel air limbah pelaku usaha, Pengujian sampe lke laboratorium, Analisis hasil uji, Menghitung capaian beserta narasi capaian, permasalahan dan saran tindaklanjut, Membuat Laporan SPM Bidang LH untuk pelayanan pencegahan pencemaran air
√ √ √ √ Kepala Seksi Identifikasi dan Pengkajian Kualitas Lingkungan
Peningkatan pengendalian polusi
Indeks kualitas udara
88,69 (Sangat
baik)
Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri
Jumlah sampel kualitas udara
20 Sampel
16.200.000 Menetapkan titik pengambila sampel kualitas udara ambien di kawasan pemukiman dan industri di 10 kecamatan, Menyusun jadwal pengambilan sampel, Pengambilan Sampel selama 2 periode, Pengujian sampel kelaboratorium, Analisis hasil uji, Menghitung capaian beserta narasi capaian, permasalahan dan saran tindaklanjut
√ √ √ √ Kepala Seksi Identifikasi dan Pengkajian Kualitas Lingkungan
Peningkatan pengendalian polusi
Indeks kualitas udara
88,69 (Sangat
baik)
Akreditasi laboratorium lingkungan
Laporan hasil akreditasi
1 Laporan
168.640.000 Pendaftaran akreditasi, Pelaksanaan kalibrasi dan uji profisiensi, Pembayaran iuran survenlens dan kalibrasi alat, Pelaksanaan Akreditasi Laboratorium oleh Tim dari KAN, Sertifikat Akreditasi
√ √ √ √ Kepala UPT Laboratorium Lingkungan
Peningkatan pengendalian polusi
Indeks kualitas udara
88,69 (Sangat
baik)
Peningktan pengelolaan laboratorum
Jumlah jasa pelayaman laboratorium
4000 sampel
1.110.452.000 Melaksanakan pengelolaan rutin Laboratorium Lingkungan seperti belanja ATK, pembayaran listrik, telpon, BBM Genset, service alat dan genset, belanja cetak, makan minum rapat serta belanja kebutuhan primer laboratorium untuk pelaksanaan pengujian sampel air/tanah/udara diantaranya : belanja bahan kimia, belanja komponen alat laboratorium, belanja gas asetilen dan gas argon, serta belanja alat kesehatan seperti sarung tangan dan masker
√ √ √ √ Kepala UPT Laboratorium Lingkungan
TOTAL 4.930.192.000
Pada table diatas dapat dilihat bahwa dari tujuan dan 1 (satu) sasaran strategis, ada 3
(tiga) indikator sasaran atau Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan pada
DLH Kab. Tanah Bumbu Tahun 2018. 3 (tiga) IKU dimaksud beserta rencana aksi
pencapaiannya sebagai berikut :
a. IKU pertama yaitu Indeks Kualitas Air (IKA) dengan target pada kondisi SANGAT
KURANG (54,32). Ada 3 (tiga) Program dan 12 (duabelas) kegiatan yang
direncanakan dilaksanakan untuk mencapai kondisi tersebut. Langkah nyata dari
beberapa kegiatan tersebut adalah :
- Penyusunan dokumen kajian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan kebijakan perencanaan khususnya bidang lingkungan hidup di tahun
mendatang misalnya dengan penyusunan RPPLH (rencana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup) yang dilakukan secara periodic dan IKPLHD
(informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup) yang rutin dilaksanakan setiap
tahun untuk menentukan status lingkungan Kabupaten Tanah Bumbu.
- Mengintensifkan pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pembinaan kepada
pelaku usaha khususnya pengelolaan air limbahnya sebelum dibuang ke perairan
umum
- Rutin melakukan pengambilan sampel air DAS, sungai dan air laut untuk
mengetahui efektifitas pelaksanaan kegiatan dan sebagai data dasar perhitungan
IKA Kab. Tanah Bumbu
b. IKU kedua yaitu Indeks Kualitas Udara dengan target pada kondisi SANGAT BAIK
(88,69). Ada 1 (satu) Program dan 1 (satu) kegiatan yang direncanakan dilaksanakan
untuk mencapai kondisi tersebut. Upaya yang akan dilaksanakan adalah :
- Melakukan pengambilan sampel udara pada 10 Kecamatan dan cerobong pelaku
usaha
- Mengintensifkan pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pembinaan kepada
pelaku usaha khususnya pengelolaan kuaitas udara
c. IKU ketiga yaitu Persentase Sampah yang dikelola dengan target sebesar 68,99%.
Ada 1 (satu) Program dan 2 (dua) kegiatan yang direncanakan dilaksanakan untuk
mencapai IKU tersebut. Upaya yang akan dilaksanakan adalah :
- Menyediakan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
- Memaksimalkan upaya pengelolaan persampahan dengan metode 3R dari Bank
Sampah, Gerakan Sedekah Sampah, Rumah Kompos, TPS 3R, Depo Sampah,
KSM agar bisa mengurangi beban sampah yang terangkut ke TPA
- Memaksimalkan kinerja petugas kebersihan dengan ketersediaan anggaran
- Melakukan koordinasi dengan petugas kebersihan dalam rangka mengevaluasi
kinerja di lapangan beserta permasalahan yang ada dan solusi yang akan
ditempuh
- Meninjau kondisi titik-titik pengambilan sampah
- Alokasi anggaran yang maksimal untuk peningkatan pengelolaan TPA dan proses
pengangkutan sampah ke TPA
- Monitoring ke area TPA untuk mengetahui kondisi dan permasalahan serta solusi
dari permasalahan yang ada
d. IKU keempat yaitu Persentase Tutupan Vegetasi dengan target sebesar 13,33%. Ada
1 (satu) Program dan 1 (satu) kegiatan yang direncanakan dilaksanakan untuk
mencapai IKU tersebut. Upaya yang akan dilaksanakan adalah :
- Melakukan Inventarisir luas lahan akses terbuka di sempadan sungai melalui data
sekunder
- Melakukan perhitungan luasan rencana total rehabilitas sempadan sungai satui
- Mengalokasikan anggaran untuk perencanakan pengadaan Bibit Tanaman Bambu
beserta pemeliharaannya
- Pelaksanaan penanaman
- Monitoringalam rangka pemantauan hasil penanaman di lokasi
2.5. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja DLH Kab. Tanah Bumbu dituangkan dalam dokumen Penetapan
Kinerja Tahunan. Dasar hukum penyusunan Penetapan Kinerja adalah Inpres Nomor
5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
dan Peraturan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penetapan kinerja pada
dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk
mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu
dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus
penetapan kinerja antara lain adalah untuk :
Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud
nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai
dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi
Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan
sebagai dasar pemberian reward
DLH Kab. Tanah Bumbu telah membuat penetapan kinerja tahun 2018 secara
berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja
DLH Kab. Tanah Bumbu ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada
akhir tahun 2018. Penetapan kinerja DLH Kab. Tanah Bumbu disusun dengan
berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2018 yang telah ditetapkan mengacu
pada Rencana Strategis DLH Kab. Tanah Bumbu.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) DLH Kabupaten Tanah Bumbu tidak terlepas dari rangkaian
mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis
(RENSTRA) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja
Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK), serta tidak terlepas dari pelaksanaan
pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai piranti perencanaan yang
sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban
pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen
pendukungnya.
Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan
sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran
dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat.
A. CAPAIAN KINERJA DLH KABUPATEN TANAH BUMBU TA. 2018
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi DLH Kabupaten Tanah Bumbu.
Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan
didasarkan pada kelompok indikator kenerja kegiatan yang berupa indikator-indikator
masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari
proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian
dalam proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan
berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan yang dilakukan untuk menilai
apakah kebijakan yang telah ditempuh selama tahun 2018 dapat mendukung tercapainya
tujuan dan sasaran badan dan pada akhirnya memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pencapaian tujuan dan pembangunan Kabupaten sebagaimana telah
diamanatkan dalam RPJMD.
Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target
setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan
akan diketahui selisih atau celah Kinerja. Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut
dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja
dimasa yang akan datang (performance improvement).
Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran,
menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2018
No Persentase Capaian Kategori Capaian
1 Lebih dari 90 % Sangat Berhasil
2 81 % sampai 90 % Baik (Berhasil)
3 61 % sampai 80 % Cukup (Berhasil)
4 Kurang dari 60 % Kurang (Berhasil)
Adapun nilai means setiap kategori ditetapkan sebagai berikut :
Sangat berhasil : 95,5
Berhasil : 85,5
Cukup Berhasil : 70,5
Kurang Berhasil : 30,5
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasi masing - masing indikator sasaran. Tingkat capaian kinerja masing - masing
indikator disajikan pada tabel pengukuran kinerja sasaran strategis tahun 2018.
Pengukuran kinerja ini digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan program atau kegiatan pada tahun 2018 sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu. Adapun Tabel Pengukuran Kinerja disajikan
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategi Tahun 2018
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN
REALISASI
REALISASI
PROSENTASE CAPAIAN KINERJA
KATEGORI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
1.1. Indeks Kualitas Air (IKA)
Sangat Kurang (54,32)
Kurang (61,72)
113,62% Sangat Berhasil
1.2. Indeks Kualitas Udara (IKU)
Sangat Baik (88,69)
Baik (79,12) 89,21% Baik (Berhasil)
1.3. Cakupan Area Pelayanan Persampahan
68,99% 68,45%
99,22% Sangat Berhasil
1.4. Persentase Tutupan Vegetasi
13,33% 13,33% 100% Sangat Berhasil
A.1. PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI INDIKATOR SASARAN
TAHUN 2018
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan
untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung
keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan
dengan membandingkan prosentase capaian Indikator Sasaran pada tahun 2018
dengan tahun sebelumnya.
Pengukuran kinerja DLH Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2018 menggunakan
metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil
pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2018 disajikan sebagai berikut :
Sasaran : Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
Sasaran tersebut di atas terdiri atas 4 (empat) indikator sasaran, dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 3.3. Capaian Indikator Sasaran DLH Tahun 2018
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN
REALISASI
REALISASI
PROSENTASE CAPAIAN KINERJA
KATEGORI NILAI
MEANS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1.
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
1.1. Indeks Kualitas Air (IKA)
Sangat Kurang (54,32)
Kurang (61,72)
113,62% Sangat Berhasil
95,5
1.2. Indeks Kualitas Udara (IKU)
Sangat Baik (88,69)
Baik (79,12) 89,21% Baik (Berhasil)
85,5
1.3. Cakupan Area Pelayanan Persampahan
68,99% 68,45%
99,22% Sangat Berhasil
95,5
1.4. Persentase Tutupan Vegetasi
13,33% 13,33% 100% Sangat Berhasil
95,5
Capaian Sasaran (Sangat Berhasil) = (3 x 95,5)/4 = 71,625
Capaian Sasaran (Berhasil) = (1 x 85,5)/4 = 17,1
Total rata-rata capaian sasaran …………………… = 88,725
Dari tabel dan perhitungan di atas menunjukkan bahwa pencapaian
sasaran 1 dengan 4 (empat) indikator sasaran pada tahun 2018 dengan total rata-
rata capaian sasaran sebesar 88,725 atau berkategori capaian BAIK (BERHASIL).
Pada IKU pertama capaian Indeks Kualitas Air (IKA) melebihi target yang ditetapkan
yaitu terealisasi pada kondisi KURANG (61,72). IKU Kedua Indeks Kualitas Udara
tidak memenuhi target yang ditetapkan yaitu terealisasi pada kondisi BAIK (79,12).
Sedangkan IKU ketiga yaitu Cakupan Area Pelayanan Persampahan mendekati
target yang ditetapkan, dari target sebesar 68,99% terealisasi sebesar 68,45% atau
dengan tingkat capaian 99,22%. Dan untuk IKU keempat yaitu Persentase Tutupan
Vegetasi terealisasi sesuai targetnya yaitu sebesar 13,33%. Berikut evaluasi dan
analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran tersebut :
INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
Indikator Sasaran 1
Target Realisasi Tingkat Capaian
KATEGORI
Tahun 2018 Tahun 2018 Tahun 2018
INDEKS KUALITAS AIR
(IKA)
Sangat Kurang (54,32)
Kurang (61,72) 113,62% Sangat Berhasil
Indikator tersebut dilaksanakan melalui Program Pengendalian
Pencemaran dan perusakan lingkungan Hidup dengan kegiatan utamanya
adalah Pemantauan Kualitas Lingkungan. Indeks Kualitas Air (IKA)
merupakan indikator sasaran baru yang merupakan penyempurnaan dari
indikator sebelumnya yaitu Data kondisi lingkungan Kabupaten Tanah Bumbu
meliputi kualitas air, tanah dan udara. Pada indikator sebelumnya belum
dilakukan perhitungan kondisi kualitas air, udara dan lingkungan hidup dalam
bentuk indeks, namun hanya menghitung dari jumlah paramater kualitas air,
udara dan tanah yang dipantau/diambil sampelnya (pengujian di Laboratorium
Lingkungan Kab. Tanah Bumbu), sehingga capaian hanya berupa prosentase
parameter kualitas air/udara/tanah yang memenuhi baku mutu sesuai ketentuan
yang berlaku sehingga belum bisa digambarkan secara akurat tentang
kondisi/status kualitas air/udara/lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu per
tahunnya. Namun di periode RENSTRA DLH 2016-2021 dilakukan
pembenahan indikator sasaran dimana indikator sasaran ini salah satunya
sebagai data pendukung capaian Indikator Kinerja Daerah pada Misi Ketiga
Kepala Daerah seperti tertuang pada RPJMD Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
2016-2021, yaitu Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).
Pengertian dari Indeks Kualitas Air (IKA) itu sendiri adalah kondisi
kualitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter
tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun latar belakang/dasar indikator sasaran IKA dengan fokus pada
air DAS/sungai di Kabupaten Tanah Bumbu, karena air sungai itu sendiri
menjadi sumber air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya, seperti industri,
pertanian dll. Di lain pihak sungai juga dijadikan tempat pembuangan berbagai
macam limbah sehingga tercemar dan kualitasnya semakin menurun. Karena
peranannya tersebut, maka sangat layak jika kualitas air sungai dijadikan
indikator kualitas lingkungan hidup. Perhitungan indeks untuk indikator
kualitas air sungai dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu Air. Dalam pedoman tersebut dijelaskan antara lain mengenai
penentuan status mutu air dengan engan metode indeks pencemaran (Pollution
Index – PI). Parameter yang dijadikan dasar perhitungan IKA sebanyak 7
parameter yaitu DO, BOD, COD, Fosfat, TSS, e Coli dan Total Coli.
Perhitungan IKA dilaksanakan melalui Kegiatan Pemantauan Kualitas
Lingkungan yang mengambil sampel air pada 3 DAS yaitu Batulicin, Kusan, dan
Satui di area Hulu, tengah dan hilir dengan total titik sampel DAS sebanyak 9
titik pemantauan, sedangkan sampel air sungai sebanyak 20 titik, yaitu pada
sungai Batulaki, Jombang, Taras, Pabilahan, Jelamu, Baruna, Sela, Batu
Harang, Bening, Ata (mantewe), Mereh, Guntung, Bakarangan, Mangkalapi,
Setarap, Bunati, Angsana, Sebamban, Sungai Dua 1 dan Sungai Dua 2. Total
sampel yang diambil adalah 29 titik. Kegiatan pengambilan dan pengujian
sampel ini dilaksanakan sebanyak 2 periode. Dari hasil pengambilan sampel air
DAS/Sungai Tahun 2018 didapatkan hasil perhitungan INDEKS KUALITAS
AIR (IKA) adalah sebesar 61,72 atau di kategori KURANG, yang berarti
memenuhi/melebihi dengan target yang ditetapkan.
Berikut analisis capaian indikator sasaran INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2018 :
a. Hasil Capaian
Pemantauan kualitas air sungai serta DAS (Daerah aliran sungai) yang
terdapat di Kab. Tanah bumbu dilaksanakan pada 29 titik pengambilan
sampel. Pengambilan Sampel dilakukan pada periode bulan Juni s.d dengan
September. Dari hasil uji laboratorium, data yang diperoleh dihitung untuk
mengetahui nilai Indeks Pencemaran. Parameter yang dihitung yaitu
Oksigen Terlarut (DO), Biological Oksigen Demand (BOD), Chemical
Oksigen Demand (COD), Total Padatan Tersuspensi (TSS), Fosfat, E Coli,
dan Total Coli. Adapun hasilnya yaitu :
Indeks Kualitas Air Tahap I dan Tahap II
No Status Indeks Kualitas Air Tahap I Indeks Kualitas Air Tahap II
Jumlah Persentasi Bobot Nilai Jumlah Persentasi Bobot Nilai
1 Memenuhi 18 62% 70 43.45 17 59% 70 41.03
2 Cemar Ringan
11 38% 50 18.97 11 38% 50 18.97
60
60,5
61
61,5
62
62,5
63
IKA
TAHAP I
IKA
TAHAP II
IKA RATA-
RATA
INDEKS KUALITAS
AIR Tahun 2018
3 Cemar Sedang
0 0% 30 0.00 1 3% 30 1.03
4 Cemar Berat 0 0% 10 0.00 0 0% 10 0.00
Total 29 100% 62,41 29 100% 61,03
Berdasarkan hasil evaluasi Indeks Kualitas Air (IKA) didapatkan bahwa nilai
IKA pada tahap I dengan nilai 62,41 mengalami sedikit penurunan sebesar
1,38 dibandingkan nilai IKA tahap II yang memiliki nilai 61,03 dimana hal ini
disebabkan karena jumlah air permukaan yang memiliki status memenuhi
mengalami penurunan dari 18 air permukaan menjadi 17 air permukaan.
Sedangkan yang berstatus cemar ringan tidak mengalami perubahan di
tahap I dan II yaitu sebanyak 11 air permukaan dan pada pemantauan tahap
II terdapat 1 air permukaan yang memiliki status cemar sedang. Dengan
menggunakan data Indeks Kualitas Air (IKA) Tahap I dan Indeks Kualitas Air
(IKA) Tahap II maka didapatkan Indeks Kualitas Air (IKA) Rata – rata adalah
sebesar 61,72.
b. Permasalahan
Beberapa parameter yang tidak memenuhi baku mutu yaitu :
Pada tahap I
Dengan melakukan peninjauan terhadap beberapa aspek dan
memperhatikan musim hujan pada saat pemantauan tahap I didapatkan
indikasi sebagai berikut
- Tidak memenuhinya parameter TSS sesuai baku mutu terindikasi
disebabkan oleh :
a. Air limpasan yang membawa material lepas dari area tumpukan
overburden yang telah ditinggalkan oleh pelaku usaha
b. Air limpasan yang membawa material lepas dari area yang telah
dilakukan land clearing namun belum dilakukan revegetasi
c. Aktivitas penambangan pasir pada aliran sungai oleh masyarakat
d. Tingginya debit pengolahan air limbah yang berasal dari pelaku usaha
- Tidak memenuhinya parameter DO sesuai baku mutu terindikasi
disebabkan oleh :
a. Banyaknya sampah organic yang terlarut dalam air menyebabkan
meningkatnya jumlah oksigen yang digunakan mikroorganisme untuk
melakukan proses dekomposisi dan penguraian bahan organic
b. Kekeruhan yang terjadi pada aliran air menyebabkan proses fotosintesis
organisme perairan menjadi terganggu sehingga menyebabkan
penurunan kadar oksigen yang dihasilkan
- Tidak memenuhinya parameter BOD dan COD sesuai baku mutu
terindikasi disebabkan oleh : a. Tingginya kandungan bahan organik pada perairan tersebut yang
dimungkinkan berasal dari sampah organik maupun jasad biota yang mati
Pada tahap II
Dengan melakukan peninjauan terhadap beberapa aspek dengan memperhatikan pengaruh musim kemarau pada saat pemantauan tahap II didapatkan indikasi sebagai berikut : - Tidak memenuhinya parameter TSS sesuai baku mutu terindikasi
disebabkan oleh :
a. Air limpasan yang membawa material lepas dari area tumpukan
overburden yang telah ditinggalkan oleh pelaku usaha
b. Air limpasan yang membawa material lepas dari area yang telah
dilakukan land clearing namun belum dilakukan revegetasi
c. Aktivitas penambangan pasir pada aliran sungai oleh masyarakat
d. Ada kegiatan pembangunan perbaikan jembatan yang menyebabkan air
limpasan yang cenderung melarutkan material lepas
- Tidak memenuhinya parameter DO sesuai baku mutu terindikasi
disebabkan oleh :
a. Banyaknya sampah organic yang terlarut dalam air menyebabkan
meningkatnya jumlah oksigen yang digunakan mikroorganisme untuk
melakukan proses dekomposisi dan penguraian bahan organic
b. Kekeruhan yang terjadi pada aliran air menyebabkan proses fotosintesis
organisme perairan menjadi terganggu sehingga menyebabkan
penurunan kadar oksigen yang dihasilkan
- Tidak memenuhinya parameter BOD sesuai baku mutu terindikasi
disebabkan oleh :
a. Tingginya bahan organic yang terlarut pada perairan tersebut yang
dimungkinkan berasal dari sampah organik maupun jasad biota yang
mati
- Tidak memenuhinya parameter Fecal Coliform sesuai baku mutu terindikasi
disebabkan oleh :
a. Berasal dari pencemaran akibat bakteri yang terkandung di dalam tinja
dimana lokasi yang memiliki nilai fecal coliform yang tidak memenuhi
baku mutu terletak di area pemukiman
c. Rekomendasi
Dari hasil capaian Indeks Kualitas Air (IKA) pada tahap I dan tahap II maka
ada beberapa rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut :
- Melakukan sosialiasi terhadap pemukiman penduduk yang berada di
bantaran sungai untuk tidak membuang sampah ke bantaran sungai
- Melakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan untuk memastikan tidak
adanya kegiatan baik yang berbadan hukum maupun perorangan
melakukan kegiatan atau aktivitas di sepanjang area sempadan sungai
- Melakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan terhadap kegiatan
penambangan pasir oleh masyarakat
- Melakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan terhadap pengelolaan
air limpasan dari tumpukan overburden aktif dan yang telah ditinggalkan
pelaku usaha
d. Perbandingan Dengan Target
Target Indeks Kualitas Air tahun 2018 adalah dalam kondisi SANGAT
KURANG (54,32), sedangkan indeks yang dicapai yaitu dalam kondisi
KURANG (61,72). Meskipun memenuhi target yang ditetapkan dipandang
tetap perlu pengoptimalan dari pembinaan kepada masyarakat dan pelaku
usaha serta pengawasan yang lebih ketat terhadap pelaku usaha yang
membuang air limbah ke sungai untuk peningkatan nilai IKA di tahun
mendatang.
Adapun Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran
Indeks Kualitas Air (IKA) adalah sebagai berikut :
1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Indikator Outcome program ini adalah Tingkat Pencemaran Kualitas
Lingkungan ditargetkan Kurang (60,96) dan terealisasi 100% sesuai
dengan targetnya yaitu IKLH dalam Kondisi Kurang (63,45) dengan
kegiatan-kegiatan penunjang sebagai berikut :
- Kegiatan Penilaian Kota Sehat/Adipura
Pagu anggaran Kegiatan ini sebesar Rp. 30.000.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 25.104.196,- (83,68%) dengan capaian output 16 kali
Pemantauan Adipura yang terealisasi sesuai target sebesar 100 %.
- Pemantauan Kualitas Lingkungan
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 34.825.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 34.325.000,- (98,85%) dengan capaian output kegiatan 31
titik pantau sebanyak 2 periode pemantauan dan terealisasi 100%
- Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 100.000.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan bertambah menjadi Rp. 108.850.000,- pada
DPAP, terealisasi sebesar Rp 108.154.000,- (99,36%) dengan capaian
output kegiatan 3 laporan dan terealisasi sesuai target 100 %
- Pengkajian Dampak Lingkungan
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 34.825.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan menjadi Rp. 30.825.000,- pada DPAP,
terealisasi sebesar Rp 30.825.000,- (100%) dengan capaian output
kegiatan 100% yaitu 1 Dokumen Informasi Status Kerusakan Lahan
dan/atau Tanah untuk Produksi Biomassa
- Koordinasi Penilaian Adiwiyata
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 351.505.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 348.633.000,- (99,18%) dengan capaian output kegiatan
sesuai targetnya yaitu pembinaan 2 Desa Binaan dan 1 KSM atau
dengan tingkat capaian sebesar 100%.
- Koordinasi Penilaian Adiwiyata
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 211.025.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan menjadi sebesar Rp 63.400.000,- pada DPAP,
terealisasi sebesar Rp 63.250.000,- (99,76%) dengan capaian output
kegiatan sesuai targetnya yaitu 5 Sekolah Adiwiyata yang masuk
nominasi Provinsi atau dengan tingkat capaian sebesar 100%.
- Pelayanan Pengaduan Masyarakat
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 21.600.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan menjadi Rp. 9.650.000,- pada DPAP,
terealisasi sebesar Rp 9.650.000,- (100%) dengan capaian output
kegiatan 100 % yaitu dari 10 Jumlah Pengaduan Masyarakat yang
masuk semuanya ditindaklanjuti oleh Tim Penanganan Pengaduan DLH
Kab. Tanah Bumbu.
2. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Lingkungan
Indikator Outcome program ini adalah Prosentase Peningkatan Kualitas
Data Primer dan Sekunder Lingkungan Hidup yang ditargetkan 90% dan
terealisasi sesuai targetnya atau tingkat capaian 100% dengan kegiatan
penunjang sebagai berikut:
- Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 61.050.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 61.001.600,- (99,92%) dengan capaian output kegiatan
Dokumen IKPLHD atau terealisasi 100 %
3. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Indikator Outcome program ini adalah Indeks Kualitas Udara ditargetkan
pada kondisi Sangat Baik (88,69) dan terealisasi pada kondisi Baik (79,12)
atau tingkat capaian sebesar 89,21%, dengan kegiatan-kegiatan penunjang
sebagai berikut :
- Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 31.340.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 26.640.000,- (91,38%) dengan capaian output kegiatan
sesuai targetnya yaitu pengambilan dan pengujian 30 sampel air limbah
pelaku usaha atau dengan tingkat capaian sebesar 100%
- Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
Pagu anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 101.200.000 pada DPA
sebelum perubahan dan berubah menjadi Rp. 100.960.000,- pada
DPAP, terealisasi sebesar Rp 95.560.000,- (94,65%) dengan capaian
output kegiatan sebesar 100% sesuai targetnya yaitu pembinaan pada
120 pelaku usaha.
- Akreditasi Laboratorium Lingkungan Hidup
Pagu anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 168.640.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan menjadi Rp. 165.340.000,- pada DPAP,
terealisasi sebesar Rp 142.407.236,- (86,13%) dengan capaian output
kegiatan sebesar 100% sesuai targetnya yaitu 1 Laporan Hasil
Akreditasi
- Peningkatan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
Pagu anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 1.110.452.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan menjadi Rp. 935.292.000,- pada DPAP,
terealisasi sebesar Rp. 926.090.800,- (99,02%) dengan capaian output
kegiatan jumlah sampel Jasa Pelayanan Laboratorium sesuai target
yang ditetapkan yaitu sebanyak 4000 Sampel atau dengan tingkat
capaian sebesar 100%.
INDEKS KUALITAS UDARA
Indikator Sasaran 2
Target Realisasi Tingkat Capaian Kategori
Tahun 2018 Tahun 2018 Tahun 2018
INDEKS KUALITAS
UDARA (IKU)
SANGAT BAIK (88,69)
BAIK (79,12) 89,21% Baik (Berhasil)
Indikator tersebut dilaksanakan melalui Program Peningkatan Pengendalian
Polusi dengan kegiatan Pengujian Emisi/Polusi Udara akibat Aktivitas Industri.
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator sasaran Indeks Kualitas
Udara (IKU) tahun 2018 daam kondisi BAIK (79,12) belum memenuhi target
yang ditetapkan yaitu di kategori “SANGAT BAIK” (88,69).
Pengertian Indeks Kualitas Udara (IKU) itu sendiri adalah gambaran atau
indikasi awal yang memberikan kesimpulan tentang kondisi kualitas udara pada
kurun waktu tertentu. Seperti hal nya IKA, untuk perhitungan IKU belum bisa
dibandingkan dengan indikator sasaran RENSTRA periode tahun sebelumnya
karena hanya sebatas menghitung parameter kualitas udara yang memenuhi
baku mutu sesuai ketentuan yang berlaku, belum kearah perhitungan indeks
kualitas udara. Untuk dapat menyajikan mengenai status/kondisi kualitas udara
Kab. Tanah Bumbu maka dilakukan pembenahan indikator sasaran pada
RENSTRA tahun 2016-2021. Adapun Metode perhitungan dan analisa data
digunakan metode indeks kualitas udara (IKU) model EU/Indeks annual Model
EU-LEU. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik pada 10 kecamatan masing-
masing adalah Kecamatan Simpang empat, Batulicin, Kusan Hilir, Angsana,
Kusan Hulu, Sei. Loban, Karang Bintang, Kuranji, Satui dan Mantewe.
Parameter yang diuji dan menjadi dasar perhitungan IKU adalah SO2 dan NO2.
Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk peningkatan nilai IKU adalah
mengurangi paparan debu dengan melakukan pembersihan jalan, serta
mengurangi laju kendaran yang melalui lokasi-lokasi pemantauan serta di
sekitar lokasi pemukiman.
Adapun Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran
Indeks Kualitas Udara (IKU) adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Indikator Outcome program ini adalah Indeks Kualitas Udara ditargetkan
dalam kondisi sangat baik (88,69) dan terealisasi dalam kondisi baik
(79,12) atau tingkat capaian sebesar 89,21%, dengan kegiatan penunjang
sebagai berikut:
- Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 16.200.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 13.000.000,- (80,25%) dengan capaian output kegiatan
sesuai targetnya yaitu pengambilan dan pengujian 20 sampel udara
ambien yang diambil pada 10 Kecamatan selama 2 kali dalam setahun
atau dengan tingkat capaian sebesar 100%.
CAKUPAN AREA PELAYANAN PERSAMPAHAN
Indikator Sasaran 3
Target Realisasi Tingkat Capaian Kategori
Tahun 2018 Tahun 2018 Tahun 2018
CAKUPAN AREA PELAYANAN
PERSAMPAHAN
65,36% 65,36% 100% Sangat Berhasil
Wilayah Cakupan Area Pelayanan Persampahan untuk Kabupaten Tanah
Bumbu pada Tahun 2016 yakni 481,97 Km2 yang terdiri dari Kecamatan
Batulicin dengan Luas Wilayah 83,84 Km2, Kecamatan Kusan Hilir dengan luas
wilayah 105,06 Km2, Sebagian Kecamatan Satui dengan luas wilayah 232,09
Km2, Kecamatan Simpang Empat dengan luas wilayah 37,29 Km2 dan sebagian
Kecamatan Sungai Loban dengan luas 24.03 Km2.
Sedangkan untuk tahun 2017 Luas Cakupan Areal Pelayanan Persampahan
menjadi 523,84 Km2 dimana luas areal yang berubah adalah untuk Kecamatan
Kusan Hilir. Pada tahun 2016 untuk Kecamatan Kusan Hilir dengan luas 105,08
Km2 dan untuk tahun 2017 menjadi 146,95 Km2. Terjadi penambahan seluas
41,87 Km2, penambahan luas pelayanan untuk desa Sepunggur.
Penambahan luas cakupan pelayanan secara bertahap dilakukan dengan
mempertimbangkan jumlah armada dan petugas di lapangan.
Pada Tahun 2018 luas cakupan pelayanan mencapai 749,39 Km2. Adapun
perluasan wilayah layanan itu bertambah untuk layanan wilayah kecamatan
Karang Bintang seluas 40.60 Km2 yakni untuk desa Karang Indah dan
Kecamatan Angsana seluas 11.06 Km2 yakni untuk desa Karang Indah. Selain
itu untuk kecamatan Kusan Hilir juga menambah cakupan layanan dimana pada
tahun 2017 dengan luas cakupan 146,95 Km2, pada tahun 2018 menjadi
153,39 Km2 begitu pula untuk Kecamatan Satui yang pada tahun 2017 dengan
luas 232,09 Km2, pada Tahun 2018 menambah luas menjadi 399,54 Km2.
Cakupan Luas pelayanan persampahan pada tahun 2018 seluas 743,39 Km2
bila dibandingkan dengan total luas cakupan layanan persampahan kabupaten
Tanah Bumbu seluas 1.146,63 Km2 mencapai 65,36%.
Adapun Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran
Persentase Sampah yang dikelola adalah sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Indikator Outcome program ini adalah Persentase sampah yang dikelola
ditargetkan sebesar 69,99% dan terealisasi 68,45% atau tingkat capaian
sebesar 99,22%, dengan kegiatan-kegiatan penunjang sebagai berikut:
- Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaaan persampahan
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 1.249.630.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan menjadi sebesar Rp. 1.149.630.000,- pada
DPAP, terealisasi sebesar Rp 1.026.149.500,- (89,26%) dengan capaian
output kegiatan jumlah sampah yang dikelola dalam hal ini di reduksi
dengan proses 3R sebanyak 6.309 ton dari target sebanyak 9.395,16
ton atau dengan tingkat capaian sebesar 67,15%.
- Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 1.386.750.000,- pada DPA
sebelum perubahan dan menjadi sebesar Rp. 1.1.34.450.000,- pada
DPAP, terealisasi sebesar Rp 939.499.500,- (82,82%) dengan capaian
output kegiatan jumlah sampah yang ditangani dalam hal ini adalah
volume sampah yang terangkut ke TPA sebanyak 31.659 ton dari target
sebanyak 40.515 ton atau dengan tingkat capaian sebesar 78,14%.
PERSENTASE TUTUPAN VEGETASI
Indikator Sasaran 4
Target Realisasi Tingkat Capaian Kategori
Tahun 2018 Tahun 2018 Tahun 2018
PERSENTASE TUTUPAN VEGETASI
13,33% 13,33% 100% Sangat Berhasil
Persentase tutupan vegetasi merupakan salah satu indicator kinerja utama
pada DLH Kab. Tanah Bumbu sebagai upaya merehabilitasi areal sempadan
sungai. Adapun lokasi dimaksud adalah sempadan Sungai Satui. Dasar
penentuan lokasi tersebut adalah :
- 106,7 Ha sempadan Sungai Satui ( radius 50 m kiri kanan sungai ) termasuk
dalam zona lahan sangat kritis
- Hasil perhitungan Indeks Kualitas Air ( IKA ) pemantauan kualitas lingkungan
tahap 1 tahun 2017 menunjukkan status mutu air Sungai Satui tercemar
ringan
- Sungai Satui merupakan sungai utama yang menampung aliran air anak –
anak sungai
- Sungai Satui termasuk kedalam kawasan rawan banjir berdasarkan peta
rawan banjir Kabupaten Tanah Bumbu yang dikeluarkan BPBD 2015
Formulasi perhitungan didapatkan dari luas areal tertanam di sempadan sungai
/ luas areal lahan sangat kritis x 100%. Luas areal lahan sangat kritis dimaksud
adalah luas areal lahan sangat kritis di sempadan sungai dikurangi dengan
sempadan sungai yang masuk dalam unit kegiatan / usaha. Rencana
rehabilitasi tahun 2018 yang dilakukan oleh DLH seluas 1 Ha dari total luasan
seluas 7,5 Ha yang akan dilakukan penanaman s.d. tahun 2021. Capaian tahun
2018 sesuai target yang ditetapkan yaitu telah dilakukan penanaman bibit
bamboo sebanyak 2.500 bibit seluas 1 Ha di sempadan Sungai Satui dari target
seluas 7,5 Ha s.d. tahun 2021 atau terealisasi sebesar 13,33% dengan tingkat
capaian 100%.
Adapun Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran
Persentase Sampah yang dikelola adalah sebagai berikut :
1. Program Penanaman Bambu pada Kanan dan Kiri Sungai, Sempadan
danau dan Daerah Tangkapan Air (DTA) sekitar Mata Air dan Daerah
Imbuhan Air Tanah
Indikator Outcome program ini adalah Persentase Tutupan Vegetasi yang
ditargetkan sebesar 13,33% dan terealisasi sesuai targetnya atau tingkat
capaian sebesar 100%, dengan kegiatan-kegiatan penunjang sebagai
berikut:
- Penanaman Bambu di Kanan dan Kiri Sungai
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 123.850.000 dan terealisasi
sebesar Rp 123.025.000,- (99,33%) dengan capaian output kegiatan
sesuai targetnya yaitu luas lahan yang direhabilitasi di sempadan sungai
Satui dalam hal ini dengan penenaman 2.500 bibit bambu seluas 1 Ha
atau dengan tingkat capaian sebesar 100%.
- Inventarisasi dan Identifikasi Sumber Pencemaran Air dari Kegiatan
Usaha Pertambangan
Pagu Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp 9.925.000,- pada DPA sebelum
perubahan dan menjadi sebesar Rp. 7.225.000,- pada DPAP,
terealisasi sebesar Rp 6.975.000,- (96,54%) dengan capaian output
kegiatan 1 laporan kegiatan inventarisasi dan identifikasi sumber
pencemaran air dari eks kegiatan tambang atau dengan tingkat capaian
sebesar 100%.
A.2. PERBANDINGAN ANTARA REALISASI KINERJA TAHUN 2018 DAN TAHUN
SEBELUMNYA
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dan tahun 2017
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN
TARGET REALISASI PROSENTASE
CAPAIAN KINERJA
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
(1) (2) (3)
1.
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
1.1. Indeks Kualitas Air (IKA)
Kurang (60)
Sangat Kurang (54,32)
Kurang (60)
Kurang (61,72)
100% 113,62%
1.2. Indeks Kualitas Udara (IKU)
Sangat Baik (86)
Sangat Baik
(88,69)
Sangat Baik
(86,011)
Baik (79,12)
100% 89,21%
1.3. Cakupan Area Pelayanan Persampahan
45,69% 65,36% 45,69% 65,36% 100% 100%
1.4. Persentase Tutupan Vegetasi
0% 13,33% 0%
13,33%
0% 100%
Perhitungan total capaian Tahun 2017 :
Capaian Sasaran (Sangat Berhasil) = (3 x 95,5)/3 = 95,5
Total rata-rata capaian sasaran …………………… = 95,5
Perhitungan total capaian tahun 2018 :
Capaian Sasaran (Sangat Berhasil) = (3 x 95,5)/4 = 71,625
Capaian Sasaran (Berhasil) = (1 x 85,5)/4 = 17,1
Total rata-rata capaian sasaran …………………… = 88,725
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pencapaian sasaran 1 dengan 4
(empat) indikator sasaran pada tahun 2018 dengan total rata-rata capaian sasaran
sebesar 88,725 atau disimpulkan BAIK (Berhasil). Jika dibandingkan dengan tahun
2017 total rata-rata capaian sasaran sebesar 95,5 atau dikategorikan Sangat
Berhasil, terlihat ada penurunan nilai total capaian sasaran. Penurunan ini karena
adanya penambahan 1 (satu) IKU di tahun 2018 yaitu Persentase Tutupan Vegetasi
dimana sebelumnya di tahun 2017 Indikator ini belum dilaksanakan. Selain itu dari
capaian IKU kedua yaitu Indeks Kualitas Udara (IKU) berada pada kondisi BAIK
dengan nilai indeks 79,12 di tahun 2018 yang jika dibandingkan dengan kondisi
tahun 2017 mengalami penurunan dimana kondisi di tahun 2017 yaitu Sangat Baik
dengan nilai indeks 86,011 atau ada penurunan nlai indeks sebesar 6,88 poin.
Sedangkan pada IKU pertama yaitu Indeks Kualitas AIR (IKA) ada peningkatan
capaian nilai indeks dari 60 meningkat menjadi 61,72 meskipun jika dikategorikan
IKA nya tetap dalam kondisi KURANG.IKU ketiga yaitu Cakupan Area Pelayanan
Persampahan memenuhi taret yang ditetapkan yaitu perluasan area pelayanan
sebesar 65,36% di tahun 2018 dari total luas area pelayanan persampahan di Kab
Tanah Bumbu dan jika dibandingkan di tahun 2017 yang hanya sekitar 45,69% ada
peningkatan sebesar 19,67%. Sedangkan IKU keempat adalah Persentase Tutupan
Vegetasi yang baru dilaksanakan di tahun 2018 terealisasi sebesar 100%. Berikut
evaluasi dan analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran tersebut :
- Indeks Kualitas Air (IKA)
Indikator Sasaran 1 Target Realisasi Tingkat Capaian
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
Kurang (60)
Sangat Kurang (54,32)
Kurang (60) Kurang (61,72)
100% 113,62%
Dari hasil pengambilan sampel air DAS/Sungai Tahun 2017 didapatkan
hasil perhitungan INDEKS KUALITAS AIR (IKA) adalah sebesar 60 atau
dengan kategori KURANG dan memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu
IKA Kab. Tanah Bumbu dengan Kategori KURANG atau nilai antara 58 ≤ x <
66 (target yang ditetapkan adalah pada nilai 60). Sedangkan di tahun 2018,
nilai IKA Kab. Tanah Bumbu mengalami peningkatan yaitu sebesar 61,72
atau di kategori KURANG, memenuhi dengan target yang ditetapkan.
- Indeks Kualitas Udara (IKU)
Indikator Sasaran 2 Target Realisasi Tingkat Capaian
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
INDEKS KUALITAS UDARA (IKU)
Sangat Baik
(88,69)
Sangat Baik
(88,69)
Sangat Baik
(86,011)
Baik (79,12)
100% 89,21%
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator sasaran Indeks
Kualitas Udara (IKU) di tahun 2017 dengan nilai 86,01 atau dengan kategori
Sangat Baik dan tahun 2018 dengan nilai 79,12 atau di kategori Baik. Ada
penurunan nilai indeks kualitas udara/kondisinya dari tahun 2017-2018. Nilai
indeks tersebut di atas diperoleh dari hasil pengukuran terhadap parameter
SO2 dan NO2 di Sepuluh Kecamatan yakni Kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan
Kuranji, Kecamatan Angsana, Kecamatan Satui, kecamatan Sungai Loban,
Kecamatan Kusan Hulu, Kecamatan Batulicin, Kecamatan Karang Bintang,
Kecamatan Mentewe dan Kec. Simpang Empat dengan menggunakan metode
Indeks Annual Model EU – Leu. Pada Tahun 2018 nilai rata – rata IKU Tanah
Bumbu Parameter Nitrogen dioksida (NO2) dan Sulfur dioksida (SO2)
mengalami kenaikan dibandingkan dengan nilai rata rata parameter tersebut
ditahun 2017. Hal ini mempengaruhi hasil perhitungan Indeks Kualitas Udara
(IKU) Tahun 2018 dibandingkan dengan Tahun 2017.
Peningkatan Parameter Nitrogen Dioksida (NO2) yang mengalami
kenaikan nilai pada Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Batulicin serta
Kecamatan Karang Bintang berperan pada peningkatan nilai rata – rata
Kabupaten sehingga berpengaruh Pada Penurunan Kualitas Udara (IKU)
terindikasi akibat meningkatnya jumlah emisi bergerak yang memang
memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap cemaran udara. Kedepannya
diharapkan penambahan Pohon dan mengurangi pembakaran sampah guna
mengurangi cemaran.
- Cakupan Area Pelayanan Persampahan
Indikator Sasaran 3
Target Realisasi Tingkat Capaian
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
CAKUPAN AREA PELAYANAN
PERSAMPAHAN
45,69% 65,36% 45,69% 65,36% 100% 100%
Kondisi di tahun 2017 terealisasi sesuai targetnya yaitu telah dilakukan
perluasa wilayah area pelayanan persampahan sebesar 45,69%. Area
pelayanan ini mencakup 5 kecamatan yaitu kec. Kusan Hilir, Batulicin, Satui,
Simpang Empat dan Sungai Loban seluas 523,84 Ha. Sedangkan di tahun
2018 juga terealisasi sesuai targetnya yaitu perluasan area pelayanan
persampahan sebesar 65,36% meliputi 7 kecamatan yang berarti ada
tambahan pelayanan pada 2 kecamatan lainnya yaitu Kec. Karang Bintang dan
Kuranji dengan total luas are pelayanan mencapai 749,39 Ha.
- Persentase Tutupan Vegetasi
Indikator Sasaran 4
Target Realisasi Tingkat Capaian
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2018
PERSENTASE TUTUPAN VEGETASI
0% 13,33% 0% 13,33% 0% 100%
Pencapaian indicator tersebut dilaksanakan melalui Penanaman Bambu
di kanan – kiri sungai, dimana kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu yang berintegrasi dengan
program Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penanaman Bambu di
Kanan – kiri Sungai bertujuan untuk melakukan rehabilitasi sempadan sungai
dengan melakukan penanaman vegetasi bambu pada tepi kanan dan kiri
sungai. Sempadan sungai yang menjadi fokus penanaman adalah sempadan
sungai satui yang memiliki lahan dengan status lahan sangat kritis dengan lebar
6 m dari tepi kanan dan kiri sungai dengan total luas area sebesar 75.12 Ha. Di
tahun 2017 indikator ini belum ditargetkan, dan baru ditargetkan di tahun 2018
sebesar 13,33% dan terealisasi sesuai targetnya atau dengan tingkat capaian
100% yaitu penanaman 2.500 bibit bambu seluas 1 Ha di sempadan Sungai
Satui. Alasan mendasar penetapan indicator tersebut beserta kegiatan
pendukungnya adalah berdasarkan Laporan Hasil Pemantauan Kualitas
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Tanah bumbu Tahun 2017 dengan
meninjau hasil perhitungan Indikator Kualitas Air (IKA) yang merupakan
indikator tingkat pencemaran suatu sungai, untuk sungai satui sebagai Daerah
Aliran Sungai (DAS) utama pada Tahun 2017 menyatakan bahwa ada
beberapa parameter Indikator Kualitas Air (IKA) sungai satui yang tidak
memenuhi baku mutu, sehingga dengan data – data tersebut menjadi dasar
perencanaan dalam kegiatan rehabilitasi sempadan sungai dengan fokus pada
rehabilitasi sempadan sungai satui melalui kegiatan penanaman bambu di
kanan – kiri sungai. Kegiatan ini bertahap akan dilaksanakan s.d. tahun 2021
dengan total luasan sempadan sungai Satui yang akan ditanami bibit bamboo
seluas 7,5 Ha.
A.3. PERBANDINGAN ANTARA REALISASI KINERJA S.D TAHUN 2018 DENGAN
TARGET JANGKA MENENGAH YANG TERTUANG PADA RENSTRA DLH
KAB. TANAH BUMBU TAHUN 2016-2021
- Penetapan Indikator Kinerja pada RENSRA DLH Kab. Tanah Bumbu Tahun
2016-2021
Tabel 3.5 Tujuan Sasaran Jangka Menengah DLH Kabupaten Tanah Bumbu
NO TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2)
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
MISI : Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Ekonomi yang berkelanjutan, berwawasan Lingkungan serta memperhatikan Kearifan Lokal Untuk Menghadirkan Kesejahteraan
1 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Air (IKA)
Kurang (58)
Kurang (60)
Sangat Kurang (54,32)
Sangat Kurang (54,32)
Sangat Kurang (54,32)
Indeks Kualitas Udara
Sangat baik (86)
Sangat baik (86)
Sangat baik
(88,69)
Sangat baik
(88,69)
Sangat baik
(88,69)
Cakupan Area Pelayanan Persampahan
42,03% 45,69% 65,36% 71,62% 78,47%
Prosentase Tutupan Vegetasi
0 0 13,33% 46,67% 100%
Tabel 3.6 Perbandingan antara Realisasi Kinerja s.d. tahun 2018 dan Target s.d. Akhir Tahun RENSTRA DLH Periode 2016-2021
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN
Target capaian kinerja akhir
tahun RENSTRA
Realisasi Kinerja s.d. Tahun 2018
Prosentase Capaian Realisasi
Kinerja s.d Tahun 2018
dibandingkan dengan target
akhir tahun RENSTRA
1 2 3 4 5 6 (=5/4x100%)
1
Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
1.1. Indeks Kualitas Air (IKA)
Sangat Kurang (54,32)
Kurang (61,72) 113,62%
1.2. Indeks Kualitas Udara (IKU)
Sangat baik (88,69)
Baik (79,12) 89,21%
1.3. Cakupan Area Pelayanan Persampahan
85,79% 65,36% 76,2%
1.4. Persentase Tutupan Vegetasi
100% 13,33% 13,33%
Dari tabel di atas jika dilihat dari realisasi kinerja s.d. tahun 2018 dan
dibandingkan dengan target jangka menengah akhir tahun RENSTRA
DLH, hampir seluruh indikator sasaran terealisasi mendekati target yang
ditetapkan. Pada IKU pertama yaitu Indeks Kualitas Air (IKA) s.d. tahun
2018 tingkat capaian dibanding s.d. akhir tahun RENSTRA secara
kondisi melebihi target yang ditetapkan yaitu IKA pada kondisi Kurang
dari target pada kondisi Sangat Kurang. Pada IKU kedua yaitu Indeks
Kualitas Udara realisasinya s.d. tahun 2018 dibandingkan target s.d.
akhir tahun RENSTRA belum memenuhi target pada kondisi SANGAT
BAIK, dimana kondisi kualitas udara ambien di tahun 2018 hanya pada
kondisi Baik. Sedangkan IKU ketiga yaitu Cakupan Area Pelayanan
Persampahan realisasi s.d. tahun 2018 adalah perluasan area
pelayanan sebesar 65,36% dan jika dibandingkan dengan target s.d.
akhir tahun RENSTRA sebesar 85,79% maka tingkat capaiannya adalah
sebesar 76,2%. Sedangkan IKU keempat yaitu Prosentase Tutupan
Vegetasi di tahun 2016 terealisasi sebesar 13,33%, jika dibandingkan
dengan target s.d. akhir tahun RENSTRA maka tingkat capaiannya
adalah juga sebesar 13,33%. Capaian tersebut akan menjadi bahan
evaluasi untuk penyusunan rencana program kegiatan yang
memudahkan DLH Kab. Tanah Bumbu untuk menyelesaikan sisa target
yang harus di capai di akhir tahun RENSTRA.
- Penetapan Indikator Kinerja Daerah Bidang Lingkungan Hidup Pada Misi
Ketiga RPJMD Kabupaten Tanah Bumbu
Indikator bidang Lingkungan Hidup yang diangkat sebagai indikator kinerja
daerah dalam rangka mendukung pencapaian Misi Ketiga Pembangunan
Kabupaten Tanah Bumbu yaitu “Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan Sumber Daya Ekonomi yang berkelanjutan, berwawasan
Lingkungan serta memperhatikan Kearifan Lokal Untuk Menghadirkan
Kesejahteraan” adalah Indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).
Berikut target IKLH tahun 2016-2020 sebagaimana tertuang pada RPJMD
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2016-2021 dan capaian IKLH Kabupaten
Tanah Bumbu tahun 2016-2017 :
Indikator Kinerja
Satuan
Kinerja pada awal
periode RPJMD (2015)
Target Capaian Kinerja Sasaran Kinerja Pada Akhir
RPJMD (2021)
Capaian
2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2017
Tahun 2018
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup
indeks 67,77 (Cukup)
66 ≤ x ≤ 74 (cukup
dengan nilai 67,77)
66 ≤ x ≤ 74 (cukup dengan nilai 68)
58 ≤ x ≤ 66
(Kurang dengan
nilai 60,96)
58 ≤ x ≤ 66
(Kurang dengan
nilai 60,96)
58 ≤ x ≤ 66
(Kurang dengan
nilai 60,96)
58 ≤ x ≤ 66
(Kurang dengan
nilai 60,96)
65 (kurang)
63,45 (kurang)
Dari tabel di atas yaitu terlihat bahwa Nilai perhitungan IKLH tahun 2017
adalah sebesar 65 atau dengan kategori "KURANG" sedangkan nilai
perhitungan tahun 2018 adalah sebesar 63,45 atau juga di kategori
"KURANG". Dari hasil tersebut, jika dibandingkan dengan target IKLH
tahun 2018 dan perhitungan IKLH tahun 2017, nilai IKLH tahun 2018
memenuhi target yang ditetapkan dan meskipun sedikit mengalami
mengalami penurunan nilai indeks dibanding tahun lalu namun secara
kondisinya sesuai targetnya yaitu di Kondisi Kurang.
Adapun faktor utama capaian target maupun penurunan nilai IKLH Tahun 2018
adalah sebagai berikut :
a. Dari sisi perhitungan Indeks Kualitas Udara (IKU), nilainya
indeksnya belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu dai hasil
perhitungan nilainya sebesar 79,12 atau di kondisi Baik sedangkan
target di kondisi Sangat Baik dengan nilai indeks 88,69. Peningkatan
Parameter Nitrogen Dioksida (NO2) yang mengalami kenaikan nilai pada
Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Batulicin serta Kecamatan Karang
Bintang berperan pada peningkatan nilai rata – rata Kabupaten sehingga
berpengaruh Pada Penurunan Kualitas Udara (IKU) terindikasi akibat
meningkatnya jumlah emisi bergerak yang memang memberikan pengaruh
cukup signifikan terhadap cemaran udara.
b. Sedangkan dari sisi perhitungan Indeks Tutupan Hutan (ITH)
terdapat penurunan nilai sekitar 14 poin dibandingkan tahun 2016
yaitu dari 67,4281 di 2016 menjadi 52,98 di tahun 2017
Penurunan nilai ITH tersebut mempengaruhi perhitungan IKLH
mengingat nilai ITH memiliki bobot 40%.
- Hal tersebut dikarenakan dasar yang digunakan untuk
perhitungan ITH tahun 2016 adalah Peta RTRWK (Peta garis
berdasarkan Citra Alos Skala 1 : 5000 Wilayah Kabupaten Tanah
Bumbu Liputan data Tahun 2015)
- Sedangkan data ITH tahun 2017 berdasarkan data rilis tahun
2016 KLHK melalui Surat Pusat Pengendalian Pembangunan
Ekoregion (P3E) Kalimantan (Nomor : S-
428/P3E.Kal/Bid.I/HHH/2017 tanggal 16 Oktober 2017) Perihal
Indeks Tutupan Hutan Tahun 2016 Kabupaten/Kota di Ekoregion
Kalimantan
- Perbedaan sumber data tersebut juga menyebabkan perbedaan
luasan wilayah daratan dan luas tutupan hutan Kabupaten Tanah
Bumbu, sehingga hal inilah yang menjadi faktor utama penurunan
nilai IKLH di tahun 2017-2018 karena untuk ITH sendiri dalam
rumus perhitungan total IKLH mempunyai bobot sebesar 40%.
Dari table di atas juga terlihat penurunan target IKLH dari tahun 2016-
2017 dan tahun 2018-2021, dimana dari Kondisi CUKUP menurun di
Kondisi KURANG. Adapun uraian analisis penurunan target tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Perhitungan ITH
Dasar perhitungan ITH adalah tutupan Hutan, hal ini berbeda dengan
dasar acuan sebelumnya yang bermakna bukan hutan saja melainkan
juga termasuk lahan diantara lahan perkebunan sehingga hasil
perhitungan nilai ITH menjadi menurun
Tahun 2017 hasil perhitungan ITH sudah ditentukan oleh Kementerian
LHK yaitu 52,98 (menurun dari nilai ITH 2016 yang perhitungannya
dilakukan sendiri yaitu 67,44)
b. Perhitungan IKA
Dengan menggunakan metode perhitungan IKA yang masih menjadi
acuan, didapatkan nilai maksimal IKA adalah 67 (bukan nilai maksimal
dari IKLH), berbeda dengan metode hasil perhitungan IKU yang
menghasilkan nilai maksimal IKLH
c. RPJMD Kabupaten Tanah Bumbu harus sesuai dengan RPPLH Kabupaten
Tanah Bumbu
Isi muatan RPPLH diantaranya adalah target IKLH
Sesuai peraturan perundang-undangan, Kabupaten Tanah Bumbu
diwajibkan menyusun RPPLH dengan mengacu pada RPPLH Provinsi.
Pada tahun 2017 Provinsi Kalsel telah menyelesaikan penyusunan
RPPLH dan telah disahkan menjadi Perda.
Tahun 2017 telah disusun Dokumen RPPLH Kab. Tanah Bumbu dan
telah disahkan menjadi Perda pada Tahun 2018.
Target IKLH sesuai RPPLH Kabupaten Tanah Bumbu:
KETERANGAN TARGET
2021 2026 2031 2036 2041 2046
IKLH : 60,96 62,84 64,73 66,61 68,49 70,38
Air 54,32 57,32 60,32 63,32 66,32 69,32
Udara 88,69 88,84 88,99 89,14 89,29 89,44
Tutupan Hutan 45,15 45,40 45,65 45,90 46,15 46,40
Terkait dengan hal tersebut maka ditetapkan pula perubahan target IKLH yang
diusulkan Pada Revisi RPJMD 2019-2021 yaitu :
INDIKATOR TARGET IKLH
2018 2019 2020 2021
IKA 54,32 54,32 54,32 54,32
IKU 88,69 88,69 88,69 88,69
ITH 45,15 45,15 45,15 45,15
IKLH 60,96 60,96 60,96 60,96
Capaian IKLH ini dihitung dari 3 (tiga) aspek yaitu nilai Indeks Kualitas
Air (IKA), nilai Indeks Kualitas Udara (IKU) dan Indeks Tutupan Hutan
(ITH). IKLH juga diangkat sebagai indikator kinerja program yang
dilaksanakan DLH Kab. Tanah Bumbu di tahun 2016 s.d 2021 yaitu
program pengendalian pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
Secara lengkap mengenai pengertian dan uraian capaian dari IKLH
akan dibahas pada capaian program/kegiatan. Hasil capaian IKLH ini
akan menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja kegiatan DLH
Kab. Tanah Bumbu di tahun-tahun mendatang khususnya juga untuk
perencanaan RENSTRA periode mendatang.
A.4. PERBANDINGAN ANTARA REALISASI DAN TARGET SESUAI DENGAN
STANDARD NASIONAL YAITU SPM DAN IKK BIDANG LH TAHUN 2018 DAN
TAHUN SEBELUMNYA
DLH Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas pokok melaksanakan
kewenangan otonomi daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut DLH
Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai fungsi sesuai dengan Standard Pelayanan
Minimum (SPM) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Lingkungan Hidup,
yakni :
A. SPM Bidang LH :
1. Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air
2. Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara Dari Sumber Tidak Bergerak
3. Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan Dan/Atau Tanah Untuk
Produksi Biomassa
4. Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan
Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan
5. Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
6. Sistem Penanganan Sampah di Perkotaan
B. IKK Bidang LH :
1. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL
2. Penegakan Hukum Lingkungan
3. Persentase Penanganan Sampah
4. Ratio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) persatuan Penduduk
Dasar pelaksanaan SPM Bidang LH adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal untuk daerah propinsi
dan kabupaten. Petunjuk teknisnya termuat dalam Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 20 Tahun 2008. Sesuai Juknisnya, pelaksanaan SPM bidang LH di
mulai di tahun 2009 selama 5 tahun dan berakhir di tahun 2013. Sampai dengan
berakhirnya tenggat waktu pelaksanaan SPM, belum ada juknis pengganti dari
KLHK. Dan sebagaimana ketentuan dalam Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
menggantikan Peraturan Pemerintah sebelumnya Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Dalam
Peraturan ini disebutkan bahwa Standar Pelayanan Minimal dimaksud terdiri atas
SPM bidang Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman, Ketentraman, ketertiban umum
dan perlindungan masyarkat, dan Sosial.
Dari PP tersebut jelas untuk SPM bidang LH tidak termuat lagi dan kebijakan
daerah saja untuk tetap atau tidak melaksanakan kegiatan SPM bidang LH.
Mengacu dari hal tersebut, dari 4 SPM bidang LH dan 2 SPM Bidang
Persampahan, ada 3 SPM Bidang LH yang masih dilaksanakan di tahun 2018
yaitu Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air, Pelayanan Informasi Status
Kerusakan Lahan Dan/Atau Tanah Untuk Produksi Biomassa dan Pelayanan
Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan Pencemaran
dan/atau Perusakan Lingkungan, serta 2 SPM Bidang Persampahan. Dasar
pelaksanaan SPM tersebut yang utama adalah karena mendukung pencapaian
indikator kinerja daerah yaitu Meningkatnya IKLH dan juga tersedianya anggaran
(kegiatan prioritas).
Sepuluh indikator (SPM/IKK) yang s.d. tahun 2018 masih dilaksanakan
merupakan indikator kinerja DLH yang menjadi tolak ukur dalam pencapaian
sasaran strategi 5 (lima) tahun kedepan. Indikator sasaran beserta target kinerja
yang telah ditetapkan dalam RENSTRA DLH ditujukan untuk mewujudkan
pelayanan SPM dan IKK Bidang LH. Keberhasilan capaian indikator sasaran
berarti pula keberhasilan dalam pelaksanaan SPM dan IKK. Jabaran pencapaian
kinerja pelayanan DLH Kabupaten Tanah Bumbu ditinjau dari indikator kinerja
berdasarkan SPM dan IKK bidang lingkungan beserta target dan realisasinya
ditunjukkan pada pada tabel berikut :
Tabel 3.6. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup sesuai Standard Nasional (SPM dan IKK Bidang LH Tahun 2016-2020)
No Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan
Fungsi DLH Kabupaten Tanah Bumbu Target SPM
Target IKK Kondisi Awal
(2015)
Target Renstra DLH Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Ke-
Realisasi Capaian Tahun Ke - Rasio Capaian Pada Tahun
Ke -
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12
1 Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air 100% 86,67% 100% 100% 100% 100% 100% 70% 83,33% 70% 70% 83,33% 70%
2 Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 100% 0%
3 Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan Dan/Atau Tanah Untuk Produksi Biomassa
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 100% 0% 100% 10%
4 Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan
100% 63,44% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 10% 100% 100% 100%
5 Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
20% 12,22% 13,33% 16,67% 17,78% 20,00% 20,00% 13,33% 16,67% 17,05% 100% 100% 95,9%
6 Sistem Penanganan Sampah di Perkotaan
75,85% 48,37% 60,16% 72,27% 68,99% 70,50% 72,04% 52,10% 66,30% 68,45% 86,60% 91,74% 99,22%
7 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL
80% 60,87% 70,37% 72,98% 100% 100% 100% 58,33% 100% 98,96% 82,90% 137,1% 98,96%
8 Penegakan Hukum Lingkungan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9 Persentase Penanganan Sampah 75% 47,71% 60,16% 72,27% 68,99% 70,50% 72,04% 52,10% 66,30% 68,45% 86,60% 91,74% 99,22%
10 Ratio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) persatuan Penduduk
3,63 1,52 1,78 2,14 2,45 2,75 3,63 2,22 2,68 2,94 124,8% 125.,3% 120%
Analisis capaian SPM dan IKK bidang LH tahun 2018 dan dibandingkan dengan
capaian di kondisi tahun 2017 :
A. SPM Bidang LH pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 19 dan 20 Tahun 2008 :
1. Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air
Terlihat pada tabel di atas angka realisasi belum memenuhi target yang
ditetapkan, di tahun 2015 dari target 100% terealisasi 86,67% (dari 30
pelaku usaha yang diambil sampel air nya, 26 diantaranya dikategorikan
taat kelola air limbah), sedangkan di tahun 2016 hanya terealisasi
sebesar 70% (dari 30 pelaku usaha yang diambil sampel air limbahnya,
21 diantaranya dikategorikan taat kelola air limbah). Di tahun 2017
terealisasi sebesar 83,33% (dari 30 pelaku usaha yang diambil sampel air
limbahnya, 25 diantaranya dikategorikan taat kelola air limbah). Dan di
tahun 2018 mengalami penurunan yaitu terealisasi sebesar 70% (dari 30
pelaku usaha yang diambil sampel air limbahnya, 21 diantaranya
dikategorikan taat kelola air limbah).
Indikator pelayanan ini dihitung dari prosentase jumlah usaha dan/atau
kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran air. Tidak tercapainya target pencapaian pelayanan
pencegahan pencemaran air tahun 2018 disebabkan karena adanya 9
perusahaan yang memiliki status tidak taat dalam hal pencegahan
pencemaran air, yang meliputi kegiatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit,
Pelabuhan Batubara (tidak aktif) dan Tambang Batubara (tidak aktif). Dari
hasil pengukuran secara insitu di lapangan pada outlet titik penaatan
diketahui bahwa ketidaktaatan perusahaan disebabkan karena tidak
terpenuhinya baku mutu parameter derajat kemasaman (pH) berdasarkan
Pergub. Kalsel No 036 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah,
sebagai akibat tidak maksimalnya pelaku usaha dalam melakukan upaya
pengelolaan lingkungan berupa pemberian kapur sebagai penetral tingkat
kemasaman (pH).
Rekomendasi Terhadap 9 Pelaku Usaha yang memiliki status tidak taat
dalam hal pencegahan pencemaran air sesegeranya di serahkan kepada
Tim Pembinaan dan Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Tanah Bumbu, karena pada dasarnya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan harus tetap dilaksanakan sebagai kewajiban yang melekat
pada pelaku usaha yang telah memiliki ijin lingkungan.
2. Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara Dari Sumber Tidak
Bergerak
Pelayanan SPM tersebut terlihat pada tabel terealisasi sesuai dengan
targetnya. Tahun 2015 kegiatan dapat terealisasi sesuai dengan target
yaitu 100% atau sebanyak 5 pelaku usaha berdasarkan hasil uji emisi
cerobongnya dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran udara. di tahun 2016 terealisasi 100% atau dari
6 pelaku usaha yang diambil sampel emisi cerobongnya, semuanya
dikategorikan taat. Demikian halnya tahun 2017, juga terealisasi 100%
atau dari 8 pelaku usaha yang diambil sampel emisi cerobongnya,
semuanya dikategorikan taat. Sedangkan Tahun 2018 kegiatan SPM
Emisi tidak dilaksanakan lagi karena bukan merupakan kegiatan prioritas,
mengingat tidak ada juknis lanjutan dari KLHK terkait pelaksanaan
kegiatan yang sudah berakhir di tahun 2013 dan sesuai PP No 2 Tahun
2018 SPM bidang LH tidak ada lagi termuat dalam PP tersebut.
3. Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan Dan/Atau Tanah Untuk
Produksi Biomassa
Kajian kerusakan Biomassa mulai dilaksanakan tahun 2013 s.d 2015
yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan target yang ditetapkan
yaitu di 2 (dua) Kecamatan Tahun 2013 (Kecamatan Batulicin dan Kusan
Hilir, 2 (dua) Kecamatan Tahun 2014 di Kecamatan Karang Bintang dan
Simpang Empat, 6 (enam) Kecamatan lainnya di Tahun 2015 (Sungai
Loban, Angsana, Mantewe, Satui, Kusan Hulu dan Kuranji). S.d. tahun
2015 telah dilakukan pemantauan di seluruh lahan dan/atau tanah yang
diperuntukkan untuk Biomassa di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu
seluas 373.378,100 Ha. Direncanakan kegiatan ini akan terus berlanjut di
periode RENSTRA DLH tahun 2016-2021. Namun karena kondisi
anggaran sehingga penyusunan dokumen kajian Biomassa tahun 2016
tidak dapat tersusun karena kegiatan pemantauan tanah di 10 kecamatan
tidak dapat terselesaikan. Dari target 100 titik di 10 Kecamatan yang akan
dipantau, hanya 40 titik saja yang dapat diambil sampelnya.
Ketidaklengkapan data hasil uji kualitas tanah ini mengakibatkan tidak
dapat dilakukan analisis secara menyeluruh terhadap status kerusakan
lahan dan/atau produksi Biomassa. Sedangkan di tahun 2017-2018,
berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa indikator pencapaian
Pelayanan Status Informasi Kerusakan Lahan dan/atau Status Tanah
Untuk Produksi Biomassa Tahun 2017 adalah 100 % dimana luas area
yang telah dilakukan pemantauan kualitas tanah untuk produksi biomassa
pada tahun 2017 adalah seluas 364.530,29 Ha sesuai dengan kawasan
yang memenuhi kriteria untuk produksi biomassa di wilayah Kabupaten
Tanah Bumbu adalah seluas 364.530,29 Ha
4. Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya
Dugaan Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan
Target Indikator SPM tersebut adalah 100% yaitu jumlah pengaduan yang
masuk dan ditindaklanjuti oleh Tim Pengaduan DLH setiap tahunnya.
Pengaduan yang masuk diklasifikasikan dulu yang termasuk dalam
pengaduan masalah lingkungan dan pengaduan yang bisa ditindaklanjuti
adalah pengaduan dengan sumber pencemar yang izin usaha/izin
lingkungannya dikeluarkan oleh Bupati Tanah Bumbu. Di Tahun 2015
sebanyak 9 pengaduan masuk dan ditindaklajuti. Di tahun 2016 adalah
sebanyak 8 pengaduan masuk dan ditindaklanjuti, tahun 2017 sebanyak
9 pengaduan yang masuk dan ditindaklanjuti oleh Tim dan tahun 2018
adalah sebanyak 10 pengaduan masuk dan ditindaklanjuti.
5. Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
Indikator dan nilai SPM Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
serta Target Pencapaian adalah sebagai berikut :
- Perhitungan :
-
- Nilai SPM capaian pada tahun 2018 = 6309 ton /36.993,44 ton
= 17,05 %
- Target capaian tahun 2018 adalah sebesar 17,05%
- Analisis capaian :
Terelalisasi 100% atau sesuai target karena semakin berfungsinya depo/TPST maupun sumber reduksi sampah lain yang telah terbangun dan aktif melakukan proses reduksi sampah dengan system 3R
Σ Volume Sampah yang direduksi (TPS/TPST/3R)
Σ Volume Sampah yang harusnya direduksi (TPS/TPST/3R)
Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan x 100% =
6. Tersedianya Sistem Penanganan Sampah di Perkotaan
Indikator dan nilai SPM Tersedianya Sistem Penanganan Sampah di
Perkotaan serta Target Pencapaian adalah sebagai berikut :
- Perhitungan :
- Nilai SPM capaian pada tahun 2018 = 31.659 ton /46.251 ton
= 68,45%
- Target capaian tahun 2018 adalah sebesar 68,45%
- Analisis capaian :
Penanganan sampah di Kabupaten Tanah Bumbu mengalami
peningkatan persentase dari 47,71% di tahun 2015, 52,10% pada
tahun 2016, tahun 2017 meningkat menjadi 66,30%, dan untuk tahun
2018 terealisasi sebesar 68,45%, meskipun belum memenuhi target
yang ditetapkan sebesar 68,99%. Peningkatan target penanganan
volume sampah setiap tahunnya yang dapat ditangani didasari adanya
penambahan TPS/TPS 3 R dan unit pengangkut sampah dalam
bentuk roda 4 dan roda 3, selain itu yang cukup besar peranannya
adalah adanya keterlibatan sektor swasta dalam menyumbangkan unit
pengangkut sampah sebagai bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan. Selain factor tersebut, peningkatan pengelolaan
persampahan juga mulai adanya beberapa kelompok swadaya
masyarakat (KSM) yang ada dibeberapa desa. Dengan adanya KSM
tersebut pelayanan pengangkutan sampah menjadi meningkat karena
karena bisa menjangkau sampai ke lingkungan RT yang ada di
desanya.
B. IKK Bidang LH
Berikut hasil pelaksanaan 4 (empat) IKK Bidang LH tahun 2015 sebagai data
kondisi awal serta capaian tahun 2016 dan tahun 2017 :
1. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL pada tabel di atas,
untuk tahun 2015 tidak sesuai dengan targetnya yaitu 80% namun hanya
terealisasi 60,87% (dari 92 pelaku usaha wajib AMDAL hanya 56 pelaku
Σ Volume Sampah Terangkut ke TPA
Σ Volume Sampah Seluruhnya
Tersedianya Sistem Penanganan Sampah di Perkotaan
x 100% =
usaha yang dapat terawasi). Demikan halnya di tahun 2016, berdasarkan
evaluasi hasil tahun 2015 maka dilakukan penurunan target yaitu sebesar
70,37% namun hanya terealisasi 58,33% (dari 96 pelaku usaha wajib
AMDAL hanya 56 pelaku usaha yang dapat terawasi). Adanya penurunan
target dan realisasi yang tidak sesuai target dikarenakan:
- Berdasarkan hasil temuan Tim Pembinaan dan Pengawasan di
lapangan ada beberapa pelaku usaha berdokumen AMDALyang tidak
aktif lagi beroperasi/tidak ada kegiatan
- Ada beberapa kegiatan berdokumen AMDAL yang sudah memiliki
dokumen namun belum memulai kegiatannya di tahun 2016
Di tahun 2017 terealisasi sesuai target 100% (menggunakan data jumlah
pelaku usaha wajib AMDAL tahun 2016) yaitu sebanyak 96 pelaku usaha
wajib AMDAL dapat diawasi, baik itu yang sedang aktif beroperasi maupun
yang tidak aktif, dengan metode pengawasan aktif maupun pasif. Aktif
dalam artian dilakukan pengawasan langsung ke lapangan, sedangkan
pasif yaitu metode pengawasan untuk pelaku usaha yang tidak aktif/tidak
beroperasi. Sedangkan di tahun 2018 terealisasi sebesar 98,96% atau
didapat dari total 97 jumlah pelaku usaha yang terdata sebagai wajib
AMDAL, 96 diantaranya telah diawasi oleh tim pengawasan LH.
2. Penegakan Hukum Lingkungan
Sama halnya dengan pelayanan pengaduan masyarakat, kegiatan
Penegakan hukum Lingkungan yang ada seluruhnya telah ditindaklanjuti
oleh Tim Pengaduan DLH Kabupaten Tanah Bumbu setiap tahunnya (di
tahun 2018 sebanyak 10 pengaduan yang masuk semaunya telah
ditindaklanjuti oleh Tim penanganan pengaduan DLH).
3. Persentase Penanganan Sampah
Tahun 2016 terealisasi sebesar 52,10%, tahun 2017 meningkat sebesar
66,30% atau hanya sebesar 91,74% dari target yang ditetapkan (tidak
sesuai target) sebesar 72,27%. Sedangkan di tahun 2018 terealisasi
sebesar 68,45% dari target yang ditetapkan sebesar 68,99% atau dengan
tingkat capaian sebesar 99,22%. Capaian ini dikarenakan data volume
sampah yang terangkut hanya data volume sampah di TPA, sedangkan
data sampah yang dikelola dari sumber lain yaitu Depo, TPST, TPS 3R,
GSS dan sumber lain belum terdata seluruhnya. Tahun mendatang akan
dilakukan pembenahan pencatatan jumlah sampah yag dikelola selain di
TPA serta peningkatan peran serta masyarakat maupun dunia usaha
dalam rangka pengelolaan persampahan.
4. Ratio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) persatuan Penduduk
Pengadaan TPS di tahun 2017 dan 2018 melebihi target pengadaan awal
sehingga ratio mencapai lebih dari 100%.
A.5. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU
PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIF SOLUSI YANG
TELAH DILAKUKAN
Dari uraian di atas rata-rata pencapaian sasaran strategis pada Misi
ketiga RPJMD yaitu ‘Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
dan Sumber Daya Ekonomi yang berkelanjutan, berwawasan Lingkungan
serta memperhatikan Kearifan Lokal Untuk Menghadirkan Kesejahteraan’
dengan 4 (empat) indikator sasaran dengan score 100% atau disimpulkan
BAIK meskipun pada pelaksanaannya ada 1 (satu) indikator sasaran
yang tidak tercapai sesuai dengan targetnya, yaitu Indeks Kualitas Udara
dengan tingkat capaian sebesar 89,21%.
ALTERNATIF/SOLUSI :
Selama tahun 2018, pelaksanaan kegiatan pada DLH Kab.Tanah Bumbu
umumnya sudah berjalan dengan baik dalam arti mengarah kepada kesesuaian
Standard Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup dan IKK Bidang
LH. Upaya yang telah dilakukan dalam rangka terwujudnya pencapaian kinerja
adalah mengevaluasi kembali usulan – usulan dana untuk menunjang Program
dan kegiatan yang ada pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu
agar hasil yang diharapkan berhasil guna dan tepat waktu.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Tanah Bumbu pada Tahun Anggaran 2018 yaitu menyangkut peningkatan /
pengembangan baik secara kualitas maupun kuantitas untuk menunjang aktifitas
operasional dinas dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Hal tersebut
di atas erat kaitannya dengan keterbatasan sumber daya manusia pengelola
lingkungan hidup dan alokasi dana/penganggaran APBD. Ini lebih disebabkan
karena makin meningkatnya tuntutan pekerjaan dan pelayanan kepada
masyarakat.
Dalam rangka peningkatan nilai persentase sampah yang dikelola dan ditangani,
nilai IKA, IKU dan IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup) maka dilakukan
beberapa rencana kegiatan diantaranya :
- Meningkatkan peran serta pelaku usaha dan masyarakat dalam upaya
pengelolaan persampahan (3R).
- Merekomendasikan upaya pemulihan sempadan sungai dengan penanaman
tanaman penyangga salah satunya penanaman bambu.
- Memaksimalkan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha dalam
melakukan pengelolaan air limbah yang akan dibuang ke sungai
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas
sungai.
- Pengambilan sampel air limbah pelaku usaha di outlet untuk mengetahui hasil
pengelolaan air limbah pelaku usaha sebelum dibuang ke perairan umum
- Pemantauan rutin kondisi kualitas air DAS/Sungai berupa pengambilan dan
pengujian sampel air sungai di Kabupaten Tanah Bumbu
- Mengurangi paparan debu dengan melakukan pembersihan jalan, serta
mengurangi laju kendaran yang melalui lokasi-lokasi pemantauan serta di
sekitar lokasi pemukiman.
A.6. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Dari pencapaian rata-rata 4 (empat) indicator sasaran sebesar 100% dapat dilihat
adanya efisiensi penggunaan anggaran. Ringkasan penggunaan anggaran dalam
mencapai IKU sebagaimana perjanjian kinerja DLH Kab. Tanah Bumbu Tahun
2018 adalah sebagai berikut :
Realisasi Keuangan Terhadap Capaian Sasaran IKU DLH
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SASARAN
TARGET PROGRAM/KEGIATAN
ANGGARAN SEBELUM
PERUBAHAN (Rp.)
ANGGARAN SESUDAH
PERUBAHAN (Rp.)
REALISASI ANGGARAN SESUDAH
PERUBAHAN (Rp.)
1 Meningkatnya Kondisi Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks
Kualitas Air
(IKA)
Sangat Kurang (54,32)
a. Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Kegiatan :
- Koordinasi Penilaian Kota Sehat Adipura
- Pemantauan Kualitas Lingkungan
- Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang LH
- Pengkajian Dampak Lingkungan
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian LH
- Koordinasi penilaian Adiwiyata
- Pelayanan pengaduan masyarakat
b. Program : Peningkatan Pengendalian Polusi Kegiatan : - Pengujian Kadar Polusi
Limbah Padat dan Limbah Cair
- Monitoring, evaluasi dan pelaporan
- Akreditasi Laboratorium Lingkungan
- Peningkatan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
c. Program : Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup Kegiatan : - Pengembangan Data dan
Informasi Lingkungan
795.005.000,-
1.411.632.000,-
61.050.000,-
752.905.000,-
1.232.932.000,-
61.050.000,-
620.041.196,-
1.192.698.036,-
61.001.600,-
Indeks
Kualitas
Udara
Sangat baik
(88,69)
a. Program :
Peningkatan Pengendalian Polusi Kegiatan :
- Pengujian emisi/polusi udara akibat aktifitas industri
16.200.000,- 16.200.000,- 13.000.000,-
Cakupan
Area
Pelayanan
Persampah
an
65,36% a. Program : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kegiatan : - Penyediaan prasarana
dan sarana pengelolaaan persampahan
- Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
2.636.380.000,- 2.284.080.000,- 1.965.649.000,-
Persentase
Tutupan
Vegetasi
13,33% a. Program : Penanaman Bambu pada kanan dan kiri sungai, Sempadan danau dan Daerah Tangkapan Air ( DTA ) Sekitar Mata Air dan Daerah Imbuhan Air Tanah Kegiatan : Penanaman Bambu di Kanan Kiri Sungai
b. Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Kegiatan :
Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran air dari kegiatan usaha
123.850.000,-
9.925.000,-
123.850.000,-
7.225.000,-
123.025.000,-
6.975.000,-
T O T A L 4.930.192.000,- 4.478.242.000,- 3.982.389.832,-
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari total rencana anggaran (setelah perubahan)
Rp. 4.478.242.000,-, terealisasi sebesar Rp. 3.982.389.832,- atau sebesar
88,92%. Dari realisasi tersebut terlihat efisiensi anggaran dalam rangka
pencapaian sasaran (IKU) DLH TA. 2018 yaitu Rp. 4.478.242.000 – Rp.
3.982.389.832,- = Rp. 495.852.168,-. Serapan anggaran tersebut dalam rangka
pencapaian kinerja DLH tahun 2018 mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan serapan anggaran tahun 2017 yaitu sebesar 91,12% yaitu dari dari total
rencana anggaran (setelah perubahan) Rp. 4.604.719.000,-, terealisasi sebesar
Rp. 4.195.635.633,- (efisiensi anggaran dalam rangka pencapaian sasaran (IKU)
DLH TA. 2017 yaitu Rp. 4.604.719.000 – Rp. 4.195.635.633 = Rp. 409.083.367,-).
Namun meskipun terlihat mengalami penurunan prosentase serapan anggaran,
secara efisiensi anggarannya meningkat dalam rangka pencapaian IKU SKPD
nya.
A.7. ANALISIS PROGRAM / KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN
ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA
- EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN Evaluasi terhadap capaian kinerja program dan kegiatan diarahkan
terhadap indikator kinerja kegiatan yang terdiri dari : Input, Output dan
Outcome. Hasil evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan capaian kinerja antara
80% sampai dengan 100% yang mempunyai makna baik.
Hasil evaluasi terhadap program dan kegiatan DLH Kab. Tanah Bumbu
Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel Capaian Kinerja Program dan kegiatan
yang dianalisis yaitu sebagai berikut:
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Jumlah kegiatan 2 (dua) kegiatan dengan rincian hasil pelaksanaan
sebagai berikut :
No Program/Kegiatan Indikator
Program/Kegiatam Target Realisasi % Fisik
1 2 3 4 5 6
1 Program : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase sampah yang dikelola
68,99% 68,45% 99,22%
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaaan persampahan
Jumlah sampah yang dikelola (ton)
9395,16 6309 67,15%
Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
Jumlah Sampah yang ditangani (ton)
40.513,51 31.659 78,14%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja program
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dari 2 (dua) kegiatan,
dapat disimpulkan pencapaiannya berkategori BAIK. Adapun uraian
capaian kinerja program tersebut adalah sebagai berikut : Tahun
2017 terealisasi hanya 66,30% atau hanya sebesar 91,74% dari
target yang ditetapkan (tidak sesuai target) dan di tahun 2018
terealisasi sebesar 68,45% atau hanya sebesar 99,22% dari target
yang ditetapkan (tidak sesuai target), hal ini disebabkan data volume
sampah yang terangkut hanya data volume sampah di TPA,
sedangkan data sampah yang dikelola dari sumber lain yaitu Depo,
TPST, TPS 3R, GSS dan sumber lain belum terdata seluruhnya.
Tahun mendatang akan dilakukan pembenahan pencatatan jumlah
sampah yag dikelola selain di TPA serta peningkatan peran serta
masyarakat maupun dunia usaha dalam rangka pengelolaan
persampahan.
b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Jumlah kegiatan 8 (delapan) dengan rincian hasil pelaksanaan sebagai
berikut :
No Program/Kegiatan Indikator
Program/Kegiatam Target Realisasi % Fisik
1 2 3 4 5 6
1 Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Tingkat Pencemaran Kualitas Lingkungan
KURANG (60,96) KURANG (63,37) 103,95%
Koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura
Jumlah pemantauan pada titik pantau ADIPURA
16 kali pemantauan ADIPURA
16 kali pemantauan ADIPURA
100,00%
Pemantauan Kualitas Lingkungan
Jumlah titik pantau kualitas air
31Titik Pantau 31 Titik Pantau 100%
Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
Jumlah laporan hasil pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
3 Laporan 3 Laporan 100,00%
Pengkajian dampak lingkungan
Jumlah Dokumen Hasil Kajian
1 Dokumen 1 Dokumen 100,00%
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian LH
Jumlah Desa dan Kelompok Swadaya AMsyarakat yang dibina
2 Desa dan 1 KSM
2 Desa dan 1 KSM 100%
Koordinasi penilaian Adiwiyata
Jumlah sekolah adiwiyata yang masuk nominasi Provinsi dan/atau Nasional
5 Sekolah ADIWIYATA
5 SEKOLAH ADIWIYATA
100,00%
Pelayanan pengaduan masyarakat
Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
10 10 100,00%
Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran air dari kegiatan usaha pertambangan
Laporan Hasil Inventarisasi & Identifikasi Sumber Pencemar Air dari Kegiatan/Usaha Pertambangan
1 Laporan 1 Laporan 100,00%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dari 8
(delapan) kegiatan, dapat disimpulkan pencapaiannya berkategori
SANGAT BERHASIL. Adapun uraian capaian kinerja program tersebut
adalah sebagai berikut :
Target kinerja program (outcome) adalah penurunan Tingkat
Pencemaran Kualitas pada kondisi KURANG (60,96). Pengukuran
kinerja program tersebut diterjemahkan dalam bentuk perhitungan
Indeks Kualitas Lingkungan hidup (IKLH). IKLH itu sendiri memiliki
pengertian alat ukur sederhana yang dikembangkan oleh
Kementerian LH di Tahun 2009 untuk mengetahui tingkat
pencapaian upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun
semua elemen masyarakat dalam mengurangi laju kerusakan
lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan.
Konsep IKLH, seperti yang dikembangkan oleh BPS, hanya
mengambil tiga indikator kualitas lingkungan yaitu kualitas air sungai,
kualitas udara, dan tutupan hutan. Struktur perhitungan IKLH 100 %
adalah = 30% Indeks Pencemaran Air + 30% Indeks Pencemaran
Udara + 40% Indeks Tutupan Hutan atau IKLH = (30% x IPA) + (30%
x IPU) + (40% x ITH). Kategori penilaian IKLH dibagi menjadi 7
(tujuh) kategori yaitu :
Kategori IKLH Nilai Unggul x > 90
Sangat Baik 82 < x ≤ 90
Baik 74 < x ≤ 82
Cukup 66 ≤ x ≤ 74
Kurang 58 ≤ x < 66
Sangat Kurang 50 ≤ x< 58
Waspada x < 50
Perhitungan IKLH Kab. Tanah Bumbu baru dilaksanakan di tahun
2016 oleh DLH Kab. Tanah Bumbu melalui Program Pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan kegiatan
utamanya adalah Pemantauan Kualitas Lingkungan (data
dukung perhitungan IKA) dan Program Pengendalian Polusi
dengan kegiatan pendukungnya adalah Pengujian emisi/polusi
udara akibat aktivitas industri (data dukung perhitungan IKU).
Sedangkan data ITH bersumber dari BAPPEDA Kab. Tanah Bumbu
berdasarkan Peta RTRWK. Perhitungan ini dilaksanakan sebagai
penyempurnaan dari perhitungan kualitas lingkungan sesuai dengan
metode yang telah ditetapkan Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK). Sebelumnya perhitungan hanya berdasarkan
prosentase hasil uji kualitas air/udara/tanah yang memenuhi baku
mutu dan dianggap belum mampu menggambarkan kondisi
lingkungan hidup secara akurat.
Target capaian IKLH Kab. Tanah Bumbu sekaligus merupakan
target indikator kinerja daerah misi ketiga RPJMD Kabupaten
Tanah Bumbu adalah Kategori "KURANG" dari range nilai 58 ≤ x
≤ 66 (CUKUP) ditetapkan target pada nilai 60,96. Dari hasil
perhitungan, dan perbandingan dengan tahun sebelumnya adalah :
No
Indikator Target tahun Nilai Tahun
Bobot Hasil perhitungan
2017 2018 2017 2018 2017 2018
1 Indeks Kualitas Air (IKA)
60 (Kondisi
"Kurang")
60,96 (Kondisi
"Kurang")
60 (Kondisi "Kurang")
61,72 (Kondisi
"Kurang")
30% 18 18,516
2 Indeks Kualitas Udara (IKU)
86 (Kondisi "Sangat Baik")
88,69 (Kondisi "Sangat Baik")
86,01132 (Kondisi "Sangat Baik")
79,12 (Kondisi "Baik")
30% 25,80 23,736
3 Indeks Tutupan Hutan (ITH)
- 45,15 52,98 52,98 40% 21,19 21,19
IKLH KABUPATEN 67,77 60,96
65 63,45
KATEGORI CUKUP KURANG
KURANG KURANG
Dari ketiga indikator kualitas lingkungan tersebut didapatkan nilai
IKLH Kab. Tanah Bumbu tahun 2018 berada di kategori KURANG
dengan nilai Indeks 63,45 dan ini memenuhi target yang ditetapkan
juga pada kondisi KURANG dengan nilai Indeks 60,96.
Nilai IKLH ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi keberhasilan
pelaksanaan program-program kegiatan bidang lingkungan hidup baik yang
dilakukan oleh DLH Kab. Tanah Bumbu maupun SKPD terkait dan juga
dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan program di bidang
pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka perbaikan optimalisasi
kualitas lingkungan Kabupaten Tanah Bumbu selama 5 tahun
mendatang.
c. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Lingkungan
Jumlah kegiatan 1 (satu) dengan rincian hasil pelaksanaan sebagai berikut :
No Program/Kegiatan Indikator Program/Kegiatan Target Realisasi % Fisik
1 2 3 4 5 6
1 Program : Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup
Prosentasi peningkatan kualitas data primer dan sekunder lingkungan hidup
90% 90% 100%
Kegiatan : Pengembangan data dan informasi lingkungan
Jumlah dokumen informasi lingkungan
1 Dokumen (IKPLHD)
1 Dokumen (IKPLHD)
100%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja dari program
Peningkatan Kualitas dan Akses Lingkungan melalui kegiatan dengan
keluaran Buku Laporan IKPLHD Tahun 2018 dapat dilaksanakan secara
penuh sehingga pencapaian berkategori 100% / Sangat Berhasil.
Penyusunan kedua laporan tersebut rutin dilaksanakan sejak periode
RENSTRA DLH tahun sebelumnya s.d. periode RENSTRA DLH
Tahun 2016-2021, karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan
wajib bidang lingkungan hidup. Penyusunan Laporan Berikut uraian
capaian kinerja program Peningkatan Kualitas dan Akses Lingkungan :
- Seperti pada periode RENSTRA DLH sebelumnya (tahun 2011-2016),
untuk tahun 2018, penetapan target berdasarkan jumlah data sekunder dan
primer yang harus dipenuhi dalam rangka penyusunan Laporan Informasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup daerah (IKPLHD) Kab. Tanah
Bumbu. Dari Juknis yang ada, jumlah data sesuai dengan format adalah 53
tabel data. Berdasarkan hasil evaluasi pengumpulan data tahun-tahun
sebelumnya masih ada beberapa data yang bersumber dari dinas/instansi
terkait yang masih belum dapat terisi maka penetapan target tahun 2018
adalah sebesar 90% atau sebanyak 48 data terisi sesuai dengan format.
- Berdasarkan jumlah data sekunder yang tersedia pada Dinas/Instansi
terkait maupun data primer yang diambil oleh DLH Kab. Tanah Bumbu
untuk keperluan penyusunan Laporan IKPLHD Kab. Tanah Bumbu Tahun
2018, dari 53 tabel data yang ada, 48 tabel data diantaranya terisi atau
terealisasi sesuai target pengisian tabel data yang telah ditetapkan sebesar
90% atau dengan tingkat capaian sebesar 100%.
Faktor utama capaian tahun 2018 dan jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya adalah rutin dilaksanakan koordinasi antara DLH dengan
dinas/instansi terkait untuk data yang diperlukan dalam rangka penyusunan
laporan IKPLHD Kab. Tanah Bumbu. Dilaksanakan rapat koordinasi
sebanyak 2 kali dalam setahun sangat berpengaruh pada peningkatan
jumlah data sekaligus kualitas data yang diperoleh. Faktor lain yang juga
sangat berperan adalah pelaksanaan pengumpulan data yang memang
harus selalu di konfirmasi kepada dinas/instansi terkait setelah pelaksanaan
rapat koordinasi. Diharapkan pada tahun mendatang jumlah dan kualitas
data baik itu data primer yang tersedia pada DLH maupun data sekunder
pada dinas/instansi terkait makin meningkat atau paling tidak selalu sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
d. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Jumlah kegiatan 4 (empat) dengan rincian hasil pelaksanaan sebagai
berikut:
No Program/Kegiatan Indikator Program/Kegiatam Target Realisasi % Fisik
1 2 3 4 5 6
1 Program : Peningkatan Pengendalian Polusi
Indeks Kualitas Udara
SANGAT BAIK (88,69)
BAIK (79,12)
89,21
1. Kegiatan : Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri
Jumlah Sampel Kualitas Udara
20 sampel 20 sampel 100%
2. Kegiatan : Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
Jumlah Sampel Air Limbah
30 sampel 30 sampel 100%
3. Kegiatan : Akreditasi laboratorium lingkungan hidup
Laporan Hasil Akreditasi
1 laporan 1 Laporan 100%
4. Kegiatan : Peningkatan pengelolaan laboratorium lingkungan
Jumlah Jasa Pelayanan Laboratorium
4000 Sampel 4000 Sampel
100%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja dari program
Peningkatan Pengendalian Polusi berkategori Baik/Berhasil. Kegiatan utama
capaian kinerja program tersebut terletak pada kegiatan Pengujian
emisi/polusi udara akibat aktivitas industri dan Pengujian kadar polusi limbah
padat dan limbah cair. Berikut uraian capaian kinerja program
Peningkatan Pengendalian Polusi:
- Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator sasaran Indeks Kualitas
Udara (IKU) tahun 2018 daam kondisi BAIK (79,12) belum memenuhi
target yang ditetapkan yaitu di kategori “SANGAT BAIK” (88,69).
- Pengertian Indeks Kualitas Udara (IKU) itu sendiri adalah gambaran atau
indikasi awal yang memberikan kesimpulan tentang kondisi kualitas udara
pada kurun waktu tertentu. Seperti hal nya IKA, untuk perhitungan IKU
belum bisa dibandingkan dengan indikator sasaran RENSTRA periode
tahun sebelumnya karena hanya sebatas menghitung parameter kualitas
udara yang memenuhi baku mutu sesuai ketentuan yang berlaku, belum
kearah perhitungan indeks kualitas udara. Untuk dapat menyajikan
mengenai status/kondisi kualitas udara Kab. Tanah Bumbu maka
dilakukan pembenahan indikator sasaran pada RENSTRA tahun 2016-
2021. Adapun Metode perhitungan dan analisa data digunakan metode
indeks kualitas udara (IKU) model EU/Indeks annual Model EU-LEU.
Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik pada 10 kecamatan masing-
masing adalah Kecamatan Simpang empat, Batulicin, Kusan Hilir,
Angsana, Kusan Hulu, Sei. Loban, Karang Bintang, Kuranji, Satui dan
Mantewe. Parameter yang diuji dan menjadi dasar perhitungan IKU
adalah SO2 dan NO2.
- Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk peningkatan nilai IKU adalah
mengurangi paparan debu dengan melakukan pembersihan jalan, serta
mengurangi laju kendaran yang melalui lokasi-lokasi pemantauan serta di
sekitar lokasi pemukiman.
Adapun rincian kegiatan penunjang dari program tersebut adalah sebagai
berikut :
- Kegiatan Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri yang
merupakan pelaksanaan pengambilan sampel kualitas udara ambien di
10 Kecamatan selama 2 kali dalam setahun.
- Kegiatan Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair yang
merupakan pelaksanaan dari SPM Pelayanan Pencegahan Pencemaran
Air, yang mengambil sampel air limbah pada 30 pelaku usaha untuk
megetahui ketaatan pelaku usaha dalam kelola air limbah sebelum
dibuang ke perairan umum.
- 2 (dua) kegiatan pendukung lainnya dalam pengambilan dan pengujian
sampel air dan udara ambien yaitu kegiatan Akreditasi Laboratorium
Lingkungan Hidup dan Peningkatan Pengelolaan Laboratorium
Lingkungan. Pentingnya kedua kegiatan pendukung tersebut adalah
karena Laboratorium Lingkungan Kab. Tanah Bumbu sebagai
Laboratorium Lingkungan dengan akreditasi parameter air dan udara
terbanyak di wilayah Kalimantan. Dengan status akreditasi tersebut jelas
proses pengambilan dan pengujian sampel akan sesuai dengan standard
yang berlaku, hasilnya valid, akurat dan cepat. Sedangkan pada kegiatan
Peningkatan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan merupakan
pendukung tersedianya kebutuhan bahan kimia untuk proses pengujian
sampel. Pengukuran keberhasilan kinerja kegiatan tersebut terlihat pada
tabel di atas, dimana dari target 4000 sampel, terealisasi sesuai targetnya
jumlah sampel yang diuji dan selesai tepat waktu atau dengan tingkat
capaian sebesar 100%. Capaian kinerja kegiatan tersebut dikarenakan
sebagian besar pelaku usaha di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dan
wilayah lain seperti Kotabaru, Pelaihari, Balikpapan (Kalselteng)
mengirimkan sampel air/udara/emisi ke Laboratorium Lingkungan
Kabupaten Tanah Bumbu. Diharapkan dukungan anggaran untuk
memaksimalkan capaian kinerja program/kegiatan tersebut pada tahun
mendatang. Seperti pemenuhan sarana dan prasarana baik itu berupa
peralatan, sarana mobilitas dan peningkatan gedung serta penambahan
SDM yang kompeten.
e. Program Penanaman Bambu pada kanan dan kiri sungai, Sempadan danau dan Daerah Tangkapan Air ( DTA ) Sekitar Mata Air dan Daerah Imbuhan Air Tanah
Jumlah kegiatan 1 (satu) dengan rincian hasil pelaksanaan sebagai berikut:
No Program/Kegiatan Indikator Program/Kegiatam Target Realisasi % Fisik
1 2 3 4 5 6
1 Program : Penanaman Bambu pada kanan dan kiri sungai, Sempadan danau dan Daerah Tangkapan Air ( DTA ) Sekitar Mata Air dan Daerah Imbuhan Air Tanah
Persentase tutupan vegetasi
13,33% 13,33% 100%
Kegiatan : Penanaman Bambu di kanan dan kiri sungai
Luas lahan yang drehabilitasi
1 Ha 1 Ha 100%
Peningkatan Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja dari
program Penanaman Bambu pada kanan dan kiri sungai, Sempadan danau
dan Daerah Tangkapan Air ( DTA ) Sekitar Mata Air dan Daerah Imbuhan Air
Tanah berkategori Sangat Berhasil. Kegiatan pendukung capaian kinerja
program tersebut kegiatan Penanaman Bambu di Kanan dan Kiri Sungai.
Adanya kegiatan tersebut bertujuan untuk melakukan rehabilitasi
sempadan sungai dengan melakukan penanaman vegetasi bambu pada tepi
kanan dan kiri sungai. Sempadan sungai yang menjadi fokus penanaman
adalah sempadan sungai satui yang memiliki lahan dengan status lahan
sangat kritis dengan lebar 6 m dari tepi kanan dan kiri sungai dengan total
luas area sebesar 75.12 Ha. Di tahun 2017 indikator ini belum ditargetkan,
dan baru ditargetkan di tahun 2018 sebesar 13,33% dan terealisasi sesuai
targetnya atau dengan tingkat capaian 100% yaitu penanaman 2.500 bibit
bambu seluas 1 Ha di sempadan Sungai Satui. Alasan mendasar penetapan
indicator tersebut beserta kegiatan pendukungnya adalah berdasarkan
Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Tanah bumbu Tahun 2017 dengan meninjau hasil perhitungan Indikator
Kualitas Air (IKA) yang merupakan indikator tingkat pencemaran suatu
sungai, untuk sungai satui sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) utama pada
Tahun 2017 menyatakan bahwa ada beberapa parameter Indikator Kualitas
Air (IKA) sungai satui yang tidak memenuhi baku mutu, sehingga dengan data
– data tersebut menjadi dasar perencanaan dalam kegiatan rehabilitasi
sempadan sungai dengan fokus pada rehabilitasi sempadan sungai satui
melalui kegiatan penanaman bambu di kanan – kiri sungai. Kegiatan ini
bertahap akan dilaksanakan s.d. tahun 2021 dengan total luasan sempadan
sungai Satui yang akan ditanami bibit bambu seluas 7,5 Ha.
Dari hasil pengukuran kinerja di atas, secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2018 DLH Kab. Tanah Bumbu telah dapat mencapai realisasi
kinerja 33 kegiatan dari 5 program yang ada. Berikut rekapitulasi seluruh program
dan kegiatan :
Program Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan
Hasil Keluaran Program/Kegiatan
CAPAIAN PROGRAM/ KEGIATAN Rencana Realisasi Satuan
Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tingkat ketersediaan layananan Administrasi Perkantoran
100% 95% % 95%
I.1. Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan Listrik
I.1. Terbayarnya rekening kantor 12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.2. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
I.2. Jumlah Kendaraan Dinas/Operasional yang dipeliharan
58Unit Kendaraan
dinas
45 Unit Kendaraan
dinas
Unit Kendaraan
dinas
77,6%
I.3. Penyediaan jasa administrasi keuangan
I.3. Tersedianya Jasa Administrasi Keuangan
12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.4. Penyediaan jasa kebersihan kantor
I.4. Tersedianya alat, bahan dan jasa kebersihan kantor
12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.5. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
I.5. Tersedianya jasa perbaikan peralatan kerja
12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.6. Penyediaan Alat Tulis Kantor I.6. Tersedianya ATK Kantor 12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
I.7. Tersedianya Barang Cetakan dan Penggandaan
12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.8. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
I.8. Tersedianya Alat Listrik Kantor 12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.9. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
I.9. Jumlah Peralatan dan perlengkapan Kantor
1Unit peralatan
1Unit peralatan
Unit peralatan 100%
I.10. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
I.10. Terbayarnya surat kabar 12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.11. Penyediaan bahan logistik kantor I.11. Tersedianya bahan logistik kantor
12 Bulan 12 Bulan Bulan 100%
I.12. Penyediaan makanan dan minuman
I.12. Tersedianya makan minum rapat
500 OK 445 OK
OK 89%
I.13. Rapat – rapat Koordinasi dan Konsultasi keluar daerah
I.13. Terlaksananya Koordinasi dan Konsultasi Lintas Sektoral
73 OK
73 OK
OK 100%
I.14. Penyediaan Jasa Tenaga Non PNS
I.14. Terpenuhinya upah/jasa pegawai honorer/PTT
3940 OB PTT dan THL
3865 OB PTT dan THL
OB PTT dan THL
98,09%
I.15. Rapat – rapat Koordinasi dalam daerah
I.15. Terlaksananya Koordinasi dalam daerah
113OK
112 OK
OK 99,11%
TOTAL PELAYANAN ADMINISTRASI UMUM 95%
URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP
Program : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase sampah yang dikelola 68,99% 68,45% % 99,22%
Kegiatan 1 : Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaaan persampahan
Jumlah sampah yang dikelola 9395,16 Ton 6309 ton Ton 67,15 ton
Kegiatan 2 : Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
Jumlah sampah yang ditangani 40.515 ton 31.659 ton Ton 78,14 ton
Berdasarkan kategori scoring Dari table tersebut di atas, pencapaian kinerja DLH
Kab. Tanah Bumbu Tahun 2018 sebesar 95,31% dapat disimpulkan termasuk
kategori BAIK. Sedangkan capaian tahun 2017 yaitu sebesar 96,58%. Dengan
melihat perbandingan tersebut maka pencapaian kinerja di tahun 2018 tidak jauh
berbeda dengan capaian tahun anggaran 2017. Adapun faktor yang menyebabkan
Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Tingkat Pencemaran Kualitas Lingkungan
Kurang (60,96)
Kurang (63,37)
Indeks 100%
III.1. Koordinasi Penilaian Kota sehat / ADIPURA
Pemantauan pada Titik Pantau ADIPURA
16 kali pemantauan
ADIPURA
16 kali pemantauan
ADIPURA
Jumlah Pemantauan
100%
III. 2. Pemantauan Kualitas Lingkungan Pemantauan Kondisi Lingkungan Hidup Kab. Tanah Bumbu
31Titik Pantau
31 Titik Pantau
Jumlah titik pantau
100%
III. 3. Pengawasan pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Laporan Hasil Pengawasan, Penyelesaian Perizinan dan Evaluasi Kebijakan Lingkungan Hidup
1 Laporan 1 Laporan Laporan 100%
III.4. Pengkajian dampak Lingkungan
Jumlah dokumen hasil Kajian (Kajian Biomassa)
1 Dokumen 1 Dokumen Dokumen 100%
III.5. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian LH
Jumlah Desa Binaan
2 Desa Binaan dan 1 KSM
2 Desa Binaan dan 1 KSM
Desa Binaan dan KSM
100%
III.6. Penanggulangan dan pemulihan pencemaran
Luas lahan yang direhabilitasi
1 Ha 0 Ha 0%
III.7. Koordinasi Penilaian ADIWIYATA Sekolah ADIWIYATA yang Masuk Nominasi Provinsi dan Nasional
5 sekolah ADIWIYATA yang masuk nominasi Provinsi dan Nasional
5 sekolah ADIWIYATA yang masuk nominasi Provinsi dan Nasional
Sekolah ADIWIYATA
100%
III.8. Pelayanan pengaduan masyarakat Jumlah Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti
10 Pengaduan yang
ditindaklanjuti
10 Pengaduan
yang ditindaklanjuti
Jumlah Pengaduan yang ditindaklanjuti
100%
III.9. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran air dari kegiatan usaha
Laporan Hasil Inventarisasi & Identifikasi Sumber Pencemar Air dari Kegiatan/Usaha Pertambangan
1 Laporan 1 laporan Laporan 100%
Program : Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup
Prosentasi peningkatan kualitas data primer dan sekunder lingkungan hidup
90% 90% % 100%
IV.1. Pengembangan data dan informasi lingkungan
Jumlah dokumen informasi lingkungan 1 Dokumen 1 Dokumen (IKPLHD)
Dokumen 100,00%
Program : Peningkatan Pengendalian Polusi
Indeks Kualitas Udara
Sangat Baik (88,69)
Baik (79,12) % 89,20%
V.1. Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri
Jumlah sampel kualitas udara
20 sampel 20 sampel Indeks 100%
V.2. Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
Jumlah sampel air limbah
30 sampel 30 sampel 100%
V.3 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Jumlah pelaku usaha yang dibina 120 pelaku usaha
120 pelaku usaha
Dokumen 100%
V.4. Akreditasi laboratorium lingkungan hidup
Laporan Hasil Akreditasi 1 laporan 1 Laporan 100%
V.5. Peningkatan pengelolaan laboratorium lingkungan
Jumlah Jasa Pelayanan Laboratorium
4000 Sampel 4000 Sampel Laporan 100%
Program: Penanaman Bambu pada kanan dan kiri sungai, Sempadan danau dan Daerah Tangkapan Air ( DTA ) Sekitar Mata Air dan Daerah Imbuhan Air Tanah
Persentase tutupan vegetasi 13,33% 13,33% % 100%
Penanaman Bambu di kanan kiri sungai Luas lahan yang direhabiltasi 1 Ha 1 Ha Ha 100%
TOTAL URUSAN LH
96,59%
TOTAL KESELURUHAN
95,31%
pendorong keberhasilan kinerja DLH Kab. Tanah Bumbu adalah sebagai berikut :
1. SDM yang kompeten, meskipun masih ada kebutuhan penambahan SDM
yang kompeten
2. Disiplin dan semangat bekerja aparatur yang cepat dan tepat waktu dalam
pelaksanaan kegiatan serta kerjasama/koordinasi yang baik dalam satuan
kerja DLH Kab. Tanah Bumbu
3. Faktor lainnya adalah pelaksanaan kegiatan berdasarkan sasaran strategis
yang telah ditetapkan pada RENSTRA DLH Kab. Tanah Bumbu
Dari keberhasilan yang dicapai tersebut, tidak dapat dipungkiri juga ada beberapa
faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan diantaranya :
1. Masih terbatasnya ketersediaan SDM yang kompeten
2. Pemenuhan prasarana dan sarana operasional kegiatan sesuai standard
masih terbatas dengan pagu yang ada
3. Kondisi alam (cuaca dl) serta medan/akses jalan yang belum kondusif yang
terkadang menyulitkan pelaksanaan kegiatan seperti pengambilan sampel air
DAS dan sungai.
4. Masih kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dan pelaku dalam
mengelola lingkungan khususnya untuk pengelolaan persampahan
5. Ketersediaan anggaran untuk memaksimalkan kinerja program/kegiatan
Faktor-faktor keberhasilan dan faktor penghambat tersebut menjadi bahan
evaluasi perencanaan kegiatan dan anggaran di tahun berikutnya dengan tujuan
untuk peningkatan kinerja DLH Kab. Tanah Bumbu
B. REALISASI ANGGARAN
Untuk mencapai indikator keberhasilan sebagaimana yang telah diuraikan pada
bagian depan, selain faktor pendukung maka aspek keuangan sangat berpengaruh untuk
mencapai indikator keberhasilan dimaksud. Operasionalisasi kegiatan dapat
dilaksanakan apabila didukung pembiayaan yang memadai. Sumber pembiayaan
kegiatan dimaksud berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pada tahun 2018 belanja DLH Kab. Tanah Bumbu terdiri atas belanja tidak
langsung dan belanja langsung yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor : 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Uraian
pembiayaan belanja langsung dan tidak langsung DLH Kab. Tanah Bumbu TA. 2018
sebagai berikut :
B.1. Belanja Langsung
Anggaran belanja langsung perubahan DLH Kab. Tanah Bumbu TA. 2018 adalah
sebesar Rp. 14.788.383.348,- yang terbagi menjadi belanja rutin operasional kantor
sebesar Rp 10.310.141.348- dan belanja urusan wajib bidang lingkungan hidup sebesar
Rp 4.478.242.000,-. Adapun Realisasi belanja langsung sebesar Rp. 13.854.546.851,-
atau 93,69%. yang terdiri dari realisasi belanja rutin sebesar Rp 9.872.157.019,- dan
realisasi belanja urusan wajib bidang lingkungan hidup sebesar Rp 3.982.389.832,- yang
secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.10.
Program, Kegiatan, Pagu dan Realisasi Belanja Langsung TA. 2018
Program/Kegiatan Pagu
Target s.d Tw IV Realisasi Dana Yang
Tidak Terserap (Rp.)
Fisik Keuangan Fisik (%)
Keuangan
(%) (Rp) Rp %
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
188.400.000,00 100% 188.400.000,00 100,00% 156.773.501,00 83,21% 31.626.499,00
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
1.713.100.000,00 100% 1.713.100.000,00 89,76% 1.521.119.465,00 88,79% 191.980.535,00
Penyediaan jasa administrasi keuangan
230.820.000,00 100% 230.820.000,00 100,00% 230.660.000,00 99,93% 160.000,00
Penyediaan jasa kebersihan kantor
5.610.000,00 100% 5.610.000,00 100,00% 5.610.000,00 100,00% 0,00
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
18.700.000,00 100% 18.700.000,00 85,55% 15.560.380,00 83,21% 3.139.620,00
Penyediaan alat tulis kantor
67.403.000,00 100% 67.403.000,00 100,00% 67.215.500,00 99,72% 187.500,00
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
16.760.000,00 100% 16.760.000,00 100,00% 16.246.150,00 96,93% 513.850,00
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
1.850.000,00 100% 1.850.000,00 100,00% 1.850.000,00 100,00% 0,00
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
38.900.000,00 100% 38.900.000,00 100,00% 33.900.000,00 87,15% 5.000.000,00
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
2.280.000,00 100% 2.280.000,00 100,00% 2.085.000,00 91,45% 195.000,00
Penyediaan bahan logistik kantor
12.900.000,00 100% 12.900.000,00 100,00% 12.200.000,00 94,57% 700.000,00
Penyediaan makanan dan minuman
31.500.000,00 100% 31.500.000,00 88,51% 27.880.000,00 88,51% 3.620.000,00
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
600.550.000,00 100% 600.550.000,00 100,00% 594.864.133,00 99,05% 5.685.867,00
Penyediaan jasa tenaga non PNS
7.364.418.348,00 100% 7.364.418.348,00 100,00% 7.169.392.890,00 97,35% 195.025.458,00
Rapat Rapat Koordinasi Dalam Daerah
16.950.000,00 100% 16.950.000,00 99,12% 16.800.000,00 99,12% 150.000,00
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaaan persampahan
1.149.630.000,00 100% 1.149.630.000,00 89,76% 1.026.149.500,00 89,26% 123.480.500,00
Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
1.134.450.000,00 100% 1.134.450.000,00 82,86% 939.499.500,00 82,82% 194.950.500,00
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura
30.000.000,00 100% 30.000.000,00 100,00% 25.104.196,00 83,68% 4.895.804,00
Pemantauan Kualitas Lingkungan
34.825.000,00 100% 34.825.000,00 100,00% 34.425.000,00 98,85% 400.000,00
Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
108.850.000,00 100% 108.850.000,00 100,00% 108.154.000,00 99,36% 696.000,00
Pengkajian dampak lingkungan
30.825.000,00 100% 30.825.000,00 100,00% 30.825.000,00 100,00% 0,00
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup
351.505.000,00 100% 351.505.000,00 100,00% 348.633.000,00 99,18% 2.872.000,00
Penanggulangan dan pemulihan pencemaran
123.850.000,00 100% 123.850.000,00 0,00% 0,00 0,00% 123.850.000,00
Koordinasi penilaian Adiwiyata
63.400.000,00 100% 63.400.000,00 100,00% 63.250.000,00 99,76% 150.000,00
Pelayanan pengaduan masyarakat
9.650.000,00 100% 9.650.000,00 100,00% 9.650.000,00 100,00% 0,00
Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran air dari kegiatan usaha
7.225.000,00 100% 7.225.000,00 100,00% 6.975.000,00 96,54% 250.000,00
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Pengembangan data dan informasi lingkungan
61.050.000,00 100% 61.050.000,00 100,00% 61.001.600,00 99,92% 48.400,00
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Pengujian emisi/polusi udara akibat aktivitas industri
16.200.000,00 100% 16.200.000,00 100,00% 13.000.000,00 80,25% 3.200.000,00
Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
31.340.000,00 100% 31.340.000,00 100,00% 28.640.000,00 91,38% 2.700.000,00
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
100.960.000,00 100% 100.960.000,00 100,00% 95.560.000,00 94,65% 5.400.000,00
Akreditasi Laboraturium Lingkungan Hidup
165.340.000,00 100% 165.340.000,00 100,00% 142.407.236,00 86,13% 22.932.764,00
Peningkatan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
935.292.000,00 100% 935.292.000,00 100,00% 926.090.800,00 99,02% 9.201.200,00
Program Penanaman Bambu pada kanan dan kiri sungai, Sempadan danau dan Daerah Tangkapan Air ( DTA ) Sekitar Mata Air dan Daerah Imbuhan Air Tanah
Penanaman Bambu dikanan kiri sungai
123.850.000,00 100% 123.850.000,00 100,00% 123.025.000,00 99,33% 825.000,00
14.788.383.348,00 100% 14.788.383.348,00 95,82% 13.854.546.851,00 93,69% 933.836.497,00
B.2. Belanja Tidak Langsung
Anggaran belanja tidak langsung DLH Kab. Tanah Bumbu TA. 2018 adalah
sebesar Rp. 4.616.665.333,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.468.272.456,- atau
96,79 %.
Dari tabel belanja langsung dan belanja tidak langsung di atas, akuntabilitas
keuangan DLH Kab. Tanah Bumbu secara keseluruhan TA 2018 dengan realisasi
anggaran mencapai Rp. 18.322.819.307,- (94,42%) dari total keseluruhan anggaran TA.
2018 (meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung) sebesar Rp.
19.405.048.681,-
Terlihat dalam penggunaan anggaran terjadi peningkatan yang diimbangi juga
peningkatan realisasi fisik kegiatan. Dari sisi efisiensi terlihat juga adanya penghematan
penggunaan dana pada input dalam menghasilkan output kegiatan Dengan demikian
efisiensi anggaran belanja (belanja langsung dan tidak langsung) DLH Kabupaten
Rp.1.082.229.474,-.
Berarti sangatlah jelas keberhasilan kinerja yang telah dicapai DLH Kab. Tanah
Bumbu tahun 2018 sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
B.3. PENDAPATAN
Realisasi pungutan atau penerimaan asli daerah pada Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2018 adalah sebesar Rp. 4.253.243.834,- (berasal dari
Retribusi Izin Gangguan (HO), Retribusi Kekayaan Daerah (Laboratorium) dan Retribusi
Persampahan). Berikut uraian target dan realisasi penerimaan DLH Tahun Anggaran
2018 :
Tabel 3.11. Realisasi Penerimaan Daerah pada DLH Kab. Tanah Bumbu 2018
No. Jenis Penerimaan Target (Rp.) Realisasi (Rp.) Prosentase
1. Retribusi Izin Gangguan (HO)
1.493.211.834,- 525.599.005,-
35%
2. Retribusi Kekayaan Daerah (Laboratorium)
2.000.000.000,- 2.138.678.300,-
107%
3 Retribusi Persampahan 760.032.000,- 894.472.000,-
118%
JUMLAH 4.253.243.834 ,-
3.558.749.305,-
84%
Sumber : Bendahara Penerima DLH Kabupaten Tanah Bumbu
Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, realisasi penerimaan HO tahun 2018
juga tidak mencapai target. Sedangkan Retribusi Kekayaan Daerah dan Retribusi
Persampahan melebihi target yang telah ditetapkan. Berikut perbandingan target dan
realisasi pendapatan dari tahun 2016, 2017 dan 2018 :
Tabel 3.12 Perbandingan Target dan Realisasi PAD Tahun 2016, 2017 dan 2018
Uraian
Target Tahun Realisasi pada Tahun ke- (Rp.) Rasio antara Realisasi dan
Target Tahun ke-
2016 2017 2018 2016 2017 2018 2016 2017 2018
1 3 4 5 7 8 9 11 12 13
Pendapatan Asli Daerah
- HO 2.228.445.375 2.228.445.375 1.493.211.834 1.712.046.192 2.086.939.229 525.599.005 76,09% 93,65%
35%
- Retribusi Kekayaan Daerah (Laboratorium)
1.500.783.000 1.600.059.000 2.000.000.000 1.523.548.700 1.619.420.200 2.138.678.300
101,52% 101,21% 107%
- Retribusi Persampahan
- 639.900.000 760.032.000 - 661.762.000 894.472.000 - 103,42% 118%
TOTAL 3.750.787.887 4.468.404.375 4.253.243.834 3.235.594.892 4.368.121.429 3.558.749.305 86,26% 97,76% 84%
a. Dasar hukum penarikan retribusi HO yaitu Perda No. 03 Tahun 2012 tentang Retribusi
Ijin Gangguan Keramaian/HO yang merupakan perubahan atas Perda No. 02 Tahun
2005 tentang Retribusi Ijin Gangguan Keramaian/HO. Dari sektor HO, tahun 2015
hanya terealisasi sebesar 76,71% dan tahun 2016 juga belum mencapai target yaitu
sebesar 76,09% dikarenakan ada beberapa kegiatan/usaha yang tidak ada kegiatan
(tidak aktif) seperti stockpile dan pelabuhan batubara sehingga tidak melakukan
perpanjangan izin HO. Di tahun 2017, realisasi HO sebesar 93,65% sedikit di bawah
target. Tidak tercapainya target di tahun 2017 dikarenakan ada perubahan luasan izin
yang diajukan izinnya tahun 2014 dan luasan yang diberikan perpanjangan izin pada
tahun 2017. Sedangkan di tahun 2018 hanya terealisasi sebesar 35%. Rendahnya
realisasi penerimaan HO karena terbitnya Permendagri No 19 tahun 2017 tentang
pencabutan Permendagri No. 27 tahun 2009 tentang pedoman penetapan izin
gangguan di Daerah. Sehingga dengan adanya Pemendagri No 19 Tahun 2019, DLH
Kab. Tanah Bumbu tidak dapat lagi memungut biaya perpanjangan izin retribusi HO,
yang dapat dipungut hanya pembuatan izin HO yang baru. Sedangkan dalam
perhitungan target di tahun sebelumnya memuat izin baru dan perpanjangannya.
b. Dari sektor Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yaitu tarif pemeriksaan sampel uji
kualitas lingkungan pada Laboratorium Lingkungan DLH Kab. Tanah Bumbu yang
sudah terakreditasi (parameter air) dimana pelaksanaannya berdasarkan Perda
Kabupaten Tanah Bumbu No.03 Tahun 2014 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah, pada table 3.16 dapat dilihat perbandingan antara target dan realisasi tahun
2015, 2016, 2017 dan 2018 realisasinya melebihi target. Hal ini dikarenakan UPT
Laboratorium LH Kab. Tanah Bumbu merupakan Lab. LH dengan parameter terbanyak
yang terakreditasi di Kalimantan sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor utama
peningkatan jumlah pengujian sampel air dari berbagai kegiatan baik itu oleh pelaku
usaha, masyarakat umum dan instansi dari Kab. Tanah Bumbu ataupun luar Kab.
Tanah Bumbu.
c. Dengan adanya perubahan nomenklatur dari BLHD menjadi DLH di akhir tahun 2016,
menambah ruang lingkup kewenangan tupoksi LH yaitu sector pengelolaan
persampahan, yang sekaligus menambah sumber pendapatan pada DLH yaitu dari
Retribusi Persampahan. Dari target tahun 2017 sebesar Rp. 639.900.000,-, terealisasi
melebihi target yaitu Rp. 661.762.000,- atau sebesar 103,42%. Dan di tahun 2018, dari
target Rp. 760.032.000,- terealisasi sebesar Rp. 894.472.000,- atau dengan tingkat
capaian sebesar 118%. Tingginya capaian tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu:
Cakupan pelayanan pengambilan retribusi sampah diperluas meliputi wilayah
kecamatan Simpang Empat, Batulicin, Kusan Hilir termasuk didalamnya Sungai
Loban, Satui, Angsana dan Karang Bintang. Ke depannya di tahun 2019, akan
diperluas lagi jangkauan pelayanan persampahannya.
Makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan
lingkungan sekitar sehingga berimbas pada peningkatan kesadaran masyarakat
membayar retribusi persampahan
Sosialisasi ke masyarakat lebih ditingkatkan
Sasaran Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan mencakup :
- Perusahaan Industri Besar - Perusahaan Industri Menengah - Perusahaan Industri Kecil - Hotel - Penginapan - Kantor Notaris - Mini Market / Supermarket - Pertokoan / Toko - Ruko/Rumah Toko - Kios / Warung - Praktek Dokter dan Sejenisnya - Rumah Tinggal - Swasta - Gedung Pertemuan - Penyelenggara Keramaian
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengukuran pencapaian kinerja sasaran Renstra DLH 2016 –
2021 adalah meningkatnya kondisi kualitas lingkungan hidup dengan 4 (empat)
indikator kinerja sasaran yaitu Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara, Cakupan
Area Pelayanan Persampahan, dan Persentase Tutupan Vegetasi untuk tahun 2018,
DLH Kab. Tanah Bumbu dapat mencapai rata-rata capaian kinerja 88,725 atau
dengan kategori BAIK (BERHASIL). Adapaun outcome program – program yang
mendukung sasaran ini, juga dapat terealisasi sesuai rencana yaitu :
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Indikator Outcome program ini adalah Persentase pengelolaan sampah diwilayah
perkotaan Pertokoan, Perkantoran dan Pemukiman sesuai dengan kebijakan
nasional pengelolaan sampah ditargetnya sebesar 68,99% namun terealisasi
88,45% atau dengan tingkat capaian sebesar 99,22%.
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Indikator Outcome program ini adalah Tingkat Pencemaran Kualitas Lingkungan
ditargetkan pada kondisi Kurang (nilai indeks 60,96) dan terealisasi sesuai targetnya
yaitu pada kondisi KURANG namun dengan nilai indeks 63,37 atau dengan tingkat
capaian 103,95%
3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Lingkungan
Indikator Outcome program ini adalah Prosentase Peningkatan Kualitas Data Primer
dan Sekunder Lingkungan Hidup yang ditargetkan 90 % dan terealisasi sesuai sesuai
targetnya atau dengan tingkat capaian sebesar 100%.
4. Program Pengendalian Polusi
Indikator Outcome program ini adalah Indeks Kualitas Udara ditargetkan pada kondisi
SANGAT BAIK dengan nilai indeks 88,69, namun terealisasi pada kondisi BAIK
dengan nilai Indeks 79,12 atau dengan tingkat capaian sebesar 89,21%.
Kegiatan penunjang dari program tersebut di atas 2 (dua) diantaranya
terealisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, dan 2 (dua) indicator
lainnya terealisasi sedikit di bawah targetnya, meskipun dalam pelaksanaannya beberapa
kegiatan yang dilaksanakan untuk pencapaian indikator sasaran ada yang tidak dapat
terealisasi sepenuhnya dikarenakan ada beberapa kendala. Namun secara keseluruhan,
tingkat pencapaian target sasaran dengan k a t e g o r i s a n g a t b e r h a s l dari 1 (satu)
sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran yang direncanakan.
B. Saran
Permasalahan utama yang dihadapi oleh DLH Kab. Tanah Bumbu pada Tahun
Anggaran 2018 yaitu adanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten
di bidang lingkungan hidup yang seharusnya memerlukan adanya pendidikan dan latihan
khususnya bidang lingkungan hidup.
Untuk mengoptimalkan peningkatkan kinerja DLH Kab. Tanah Bumbu
berdasarkan dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja pencapaian sasaran dan
kegiatan, saran-saran yang dapat dilakukan sebagai masukan antara lain adalah :
1. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan tertib perlu dijadikan prioritas
unggulan pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu disaat ini maupun di masa
mendatang.
2. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung dalam rangka peningkatan
kemampuan operasional pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pengembangan kemampuan dan keterampilan SDM yang ada melalui diklat /
pelatihan teknis serta kesesuaian penempatan SDM dari segi latar belakang
pendidikan dalam tugasnya adalah prioritas utama untuk mendukung optimalisasi
pencapaian program.
4. Mengusulkan penambahan pegawai DLH Kab. Tanah Bumbu pada BKD Kab. Tanah
Bumbu yang mempunyai latar belakang pendidikan sesuai kebutuhan.
5. Ketersediaan anggaran untuk memaksimalkan kinerja dalam rangka peningkatan
capaian program/kegiatan
Untuk poin 2 dan 3 di atas, diperlukan kontinuitas pembinaan, jumlah dana yang
memadai dan ketersediaan anggaran.