LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) RUMBAI PEKANBARU - RIAU
Jl. Khayangan No. 160 Rumbai
Telp. 0761 – 52217, Fax. 0761 – 554300 Pekanbaru
28261
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A 2016
DAFTAR ISI
BAB Hal i
DAFTAR ISI
i
ii
KATA PENGANTAR
ii
I
PENDAHULUAN
1
II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
7
III
AKUNTABILITAS KINERJA
16
IV
PENUTUP
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas perkenannya
Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016, sesuai amanat dari
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, serta Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Secara substantif Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PSBR
Rumbai Pekanbaru merupakan wadah bagi pelaporan kinerja dalam rangka
meningkatkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja. Isi dari LAKIP pada intinya
merupakan uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta
kewenangan pengelolaan sumberdaya dan kebijaksanaan operasional di panti
dalam rangka pencapaian visi dan misi PSBR Rumbai Pekanbaru, serta penjelasan
tentang kinerja, capaian kinerja dan analisis capaian kinerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PSBR Rumbai Pekanbaru
Tahun 2016 merupakan media pertanggungjawaban yang dikaitkan dengan
Rencana Strategis PSBR Rumbai Pekanbaru Tahun 2015–2019, hal ini merupakan
wujud dari keinginan PSBR Rumbai Pekanbaru untuk dapat menyajikan
pertanggungjawaban yang transparan dan akuntabel, dalam memenuhi harapan
masyarakat yaitu terwujudnya Clean Government dan Good Governance. Namun
demikian kami menyadari masih terdapat kegiatan-kegiatan atau program yang
perlu terus ditingkatkan dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas ini bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai bahan tambahan masukan bagi pengelolaan dan penataan serta
peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan pelayanan prima terhadap masyarakat.
Pekanbaru, November 2016 Kepala, CUP SANTO
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
erselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai
tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat,
jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan
bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya
pengembangan tersebut sejalan dengan dan didasarkan pada TAP MPR RI Nomor
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme, Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Dalam Pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum
penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara
negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas
profesionalitas, dan asas akuntabilitas. Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut,
dirumuskan bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia
(Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres
tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik
yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa
laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan
dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala
pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang
T
bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Hal ini juga
didasarkan kepada Peraturan Menteri Sosial Nomor 66/HUK/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan
Kementerian Sosial.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan
sebagai kewajiban Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2016, serta sebagai umpan balik untuk
memacu perbaikan kinerja Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial di tahun mendatang.
B. GAMBARAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL
DASAR HUKUM
Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru merupakan salah satu unit pelayanan teknis
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial di lingkungan Kementerian Sosial yang
melaksanakan tugasnya berlandaskan Peraturan Perundangan-undangan, antara lain :
1. UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
2. UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
3. UU No. 25 Tahun 2002 tentang Program Pembangunan Nasional.
4. UU no. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
5. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
6. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
7. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
8. Permensos RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial.
9. Permensos RI Nomor 106/HUK/2009 tentang Tata Kerja Panti Sosial Di
lingkungan Kementerian Sosial RI.
10. PP No. 20, 21, 24 dan 25 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah,
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
11. Keppres No. 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
12. Keppres RI Nomor 102 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen.
13. Permenpan Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI No. 106/HUK/2009 tentang Tata Kerja Panti Sosial
Di lingkungan Kementerian Sosial RI.
adalah sebagai berikut :
Tugas
”memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat
promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik,
mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi
anak terlantar, putus sekolah agar mampu mandiri dan berperan aktif
dalam berkehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan
standar pelayanan dan rujukan”.
Pelaksanaan tugas ini lebih lanjut diarahkan pada pengembangan kesadaran,
kemampuan, tanggung jawab dan peran aktif masyarakat dalam menangani
permasalahan sosial di lingkungannya dan memperbaiki kualitas hidup serta
kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Fungsi
Dalam melaksanankan tugas sebagaimana dimaksud PSBR “Rumbai”
Pekanbaru menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan;
b. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial, dan
perawatan;
c. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan
mental, fisik dan keterampilan;
d. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut;
e. Pelaksanaan pemberian perlindungan sosial, advokasi sosial, informasi dan
rujukan;
f. Pelaksanaan pusat model pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial;
g. Pelaksanaan ketata usahaan.
Kewenangan
Memperhatikan berbagai ketentuan yang mengatur kesejahteraan sosial, maka
ketentuan tentang Kewenangan Panti Sosial Bina Remaja “Rumbai” Pekanbaru
yakni Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak remaja putus
sekolah dan terlantar dalam bentuk bimbingan, pengetahuan dasar, pendidikan,
fisik, mental, sosial pelatihan keterampilan, dan resosialisasi serta pengkajian
dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan.
STRUKTUR ORGANISASI PANTI SOSIAL BINA REMAJA “RUMBAI”
PEKANBARU
Seperti dapat di lihat pada bagan struktur di atas, PSBR “Rumbai” Pekanbaru di Pimpin oleh
Kepala Panti, dan di bawahi oleh :
1. Jabatan Fungsional;
2. Sub. Bagian tata usaha;
3. Seksi Rehabilitasi Sosial;
4. Seksi Program dan advokasi Sosial.
C. PERMASALAHAN REHABILITASI SOSIAL
Kecenderungan yang terjadi dalam era Otonomi Daerah adalah adanya kecenderungan
pemerintah daerah untuk memprioritaskan anggaran pembangunan daerah pada sektor-
sektor ekonomi dan fisik yang mengakibatkan tersisihkannya penanganan permasalahan
kesejahteraan sosial sangat konsumtif. Beberapa permasalahan sosial yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat salah satunya Ketelantaran, baik ketelantaran fisik, mental dan
sosial yaitu anak putus sekolah dan telantar;
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini adalah
untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja PSBR “Rumbai” Pekanbaru selama tahun
2016. Capaian kinerja (performance result) 2016 tersebut diperbandingkan dengan Rencana
Kinerja (performance plan) 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi.
Dengan pola pikir tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PSBR
“Rumbai” Pekanbaru disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang aspek strategis
dan struktur organisasi.
Bab II Perencanaan Dan Penetapan Kinerja, menjelaskan muatan rencana
strategis PSBR “Rumbai” Pekanbaru tahun 2015-2019 dan Penetapan
Kinerja 2016.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja PSBR
“Rumbai” Pekanbaru dikaitkan dengan pertanggungjawaban anak remaja
putus sekolah dan terlantar terhadap pencapaian strategis untuk tahun 2016.
Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah PSBR “Rumbai” Pekanbaru dan menguraikan rekomendasi yang
diperlukan untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN
KINERJA
A. PERENCANAAN
RENCANA STRATEGIS REHABILITASI SOSIAL
alam upaya pembangunan kesejahteraan sosial, peran PSBR “Rumbai”
Pekanbaru sebagai penanggung jawab terselenggaranya Rehabilitasi
Sosial dengan sasaran utama yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan
adalah: (1) Meningkatnya pelayanan sosial terhadap penyandang masalah
ketelantaran dan putus sekolah (2) Melaksanakan kebijakan baru dalam pelayanan
sosial.
VISI
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam menjalankan tanggungjawabnya
merumuskan visi sebagai berikut :
“Terujudnya kemandirian dan keberfungsian sosial remaja putus sekolah dalam
masyarakat”
Pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial yang profesional adalah upaya untuk
meringankan penderitaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui
pemberian pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang terjadi dalam
masyarakat, melindungi mereka terhadap resiko-resiko penghidupan serta proses
refungsional dan pengembangan yang memungkinkan penyandang masalah melaksanakan
fungsi sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat dengan memberikan prioritas. Rehabilitasi
sosial tidak lagi terbatas dalam konteks penyandang cacat, melainkan pada orang-orang
yang mengalami masalah sosial patologis/penyakit sosial. Mandiri dalam hal ini adalah
PMKS dapat memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pemenuhan kebutuhan dasar
(termasuk pemenuhan gizi) serta kesehatan agar taraf kesejahteraan hidupnya dapat
terpenuhi secara wajar.
D
MISI
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, PSBR “Rumbai” Pekanbaru mempunyai misi
yang harus dilaksanakan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, misi
tersebut adalah :
1 Menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial yang profesional dan
proporsional di dalam panti
Tabel 2.1. Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU Misi 1
Tujuan Strategis Tahun 2015-2019
Sasaran Strategis Tahun 2016
IKU
Melakukan pembinaan
terhadap remaja putus
sekolah agar Terhindar
dari berbagai masalah
sosial sebagai akibat
dari putus sekolah dan
terlantar.
Meningkatnya pelayanan
kesejahteraan sosial
terhadap remaja putus
sekolah dan terlantar.
Terselenggaranya
pelayanan, perlindungan
dan rehabilitasi sosial
yang berkesinambungan
untuk meningkatkan
kemandirian dan
keberfungsian penerima
manfaat melalui
sosialisasi, advokasi
perlindungan sosial dan
rehabilitasi sosial serta
kepedulian masyarakat,
LSM/Dunia Usaha
dalam membentuka
kemandirian dan
keberfungsian sosial
remaja putus sekolah
dalam masyarakat.
2 Meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Rumbai” Pekanbaru.
Tabel 2.2. Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU Misi 2
Tujuan Strategis Tahun 2015-2019
Sasaran Strategis Tahun 2016
IKU
Mewujudkan
kemandirian remaja
putus sekolah atas dasar
kekuatan dan
kemampuannya sendiri
dalam memilih
menetapkan dan
memutuskan cara
terhadap berbagai upaya
pemecahan masalah
yang dihadapinya.
Meningkatnya kegiatan
pendampingan dan
perlindungan terhadap
remaja putus sekolah
yang mengalami
permasalahan dalam
menjalankan fungsi
sosialnya.
Meningkatnya kuantitas
dan kualitas SDM yang
memberikan pelayanan,
perlindungan dan
rehabilitasi sosial
Terselenggaranya
pelayanan, perlindungan
dan rehabilitasi sosial
yang berkesinambungan
untuk meningkatkan
kemndirian dan
keberfungsian penerima
manfaat melalui
sosialisasi, advokasi
perlindungan sosial dan
rehabilitasi sosial serta
kepedulian masyarakat,
LSM/Dunia Usaha dalam
membentuka kemandirian
dan keberfungsian sosial
remaja putus sekolah
dalam masyarakat.
3 Memberdayakan individu, kelompok, keluarga, lembaga sosial, dan jaringan
kerja terkait, dalam meningkatkan peran dan tangung jawab sosialnya.
Tabel 2.3.
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU Misi 3
Tujuan Strategis Tahun 2015-2019
Sasaran Strategis Tahun 2016
IKU
Mewujudkan
kemampuan dan
kekuatan remaja dalam
mengembangkan
berbagai potensi yang
dimiliki yang
memungkinkan dapat
melaksanakan fungsi
sosialnya secara
memadai.
Meningkatnya
partisipasi masyarakat,
orsos/LSM dan dunia
usaha dalam
memberikan,
perlindungan dan
rehabilitasi sosial.
Meningkatnya kuantitas
dan kualitas SDM yang
memberikan pelayanan,
perlindungan dan
rehabilitasi sosial
Terselenggaranya
pelayanan, perlindungan
dan rehabilitasi sosial
yang berkesinambungan
untuk meningkatkan
kemndirian dan
keberfungsian penerima
manfaat melalui
sosialisasi, advokasi
perlindungan sosial dan
rehabilitasi sosial serta
kepedulian masyarakat,
LSM/Dunia Usaha dalam
membentuka kemandirian
dan keberfungsian sosial
remaja putus sekolah
dalam masyarakat.
4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.
Tabel 2.4.
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan IKU Misi 4
Tujuan Strategis Tahun 2015-2019
Sasaran Strategis Tahun 2016
IKU
Memberikan
pendampingan terhadap
remaja putus sekolah
yang mengalami
permasalahan dalam
menjalankan fungsi
Meningkatnya sarana
dan prasarana untuk
pelaksanaan kegiatan
pelayanan,
perlindungan dan
Terselenggaranya
pelayanan, perlindungan
dan rehabilitasi sosial
yang berkesinambungan
untuk meningkatkan
kemndirian dan
keberfungsian penerima
sosialnya dalam
masyarakat
rehabilitasi sosial.
manfaat melalui
sosialisasi, advokasi
perlindungan sosial dan
rehabilitasi sosial serta
kepedulian masyarakat,
LSM/Dunia Usaha dalam
membentuka kemandirian
dan keberfungsian sosial
remaja putus sekolah
dalam masyarakat.
B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016
Penetapan Kinerja yang dimaksud sesuai dengan Permenpan Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, pada dasarnya adalah pernyataan
komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang
jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan
kinerja antara lain adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan
kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan
pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organsasi; menciptakan tolak ukur kinerja sebagi dasar evaluasi
kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan
sanksi.
PSBR “Rumbai” Pekanbaru telah membuat penetapan kinerja tahun 2016 yang
ditandatangani pada bulan januari 2016 secara berjenjang sesuai dengan
kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan tolak ukur
evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Penetapan kinerja PSBR
“Rumbai” Pekanbaru tahun 2016 disusun dengan berdasarkan pada Rencana
Kinerja tahun 2016 yang telah ditetapkan. Ringkasan Rencana Kerja Tahun 2016
dan Penetapan Kinerja Tahunan 2016 dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.5. Penetapan Kinerja Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS
TAHUN 2016
INDIKATOR KINERJA
(IKU)
TARGET TAHUN 2011
Meningkatnya pelayanan
kesejahteraan sosial
terhadap remaja putus
sekolah
Terlayaninya 320 remaja
putus sekolah yang berada
dalam wilayah regional
Propinsin Riau, Kepulauan
Riau, Jambi, Sumatera Barat
dan Sumatera Utara.
- 320 orang.
Meningkatnya kegiatan
pendampingan dan
perlindungan terhadap remaja
putus sekolah yang
mengalami permasalahan
dalam menjalankan fungsi
sosialnya.
Terdampinginya 11 orang anak
yang mengalami permasalahan
dalam menjalankan fungsi
sosialnya
- 11 Orang.
Meningkatnya partisipasi
masyarakat, orsos/LSM dan
dunia usaha dalam
memberikan, perlindungan
dan rehabilitasi sosial
Terdapatnya 50
orsos/LSM/Dunia Usaha yang
berpartisipasi dalam
memberikan pelayanan ,
perlindungan dan rehabilitasi
social
- 50 Orsos/ LSM / Dunia
Usaha.
Meningkatnya kuantitas dan kualitas SDM yang memberikan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi social
Terlaksannya 4 kali kegiatan peningkatan SDM dalam bentuk kegiatan workhshop, out bound, seminar job training dan assessment, sertifikasi dll.
- 4 kegiatan.
Meningkatnya jumlah remaja
putus sekolah yang dapat
menjangkau pelayanan
kesejahteraan sosial yang
dilaksankan di PSBR
“Rumbai” Pekanbaru.
1 Tercetaknya leaflet tentang panti sebanyak 250 examplar
2 Tersedianya brosur tentang Panti sebanyak 250 examplar.
3 Tersedianya kalender tahunan sebanyak 250 examplar
4 Tersedianya penerbitan profil panti sebanyak 250 exemplar.
1. 250 exemplar;
2. 250 exemplar;
3. 250 buah;
4. 250 exemplar.
Meningkatnya sistem
informasi dan teknologi
1 Terhimpunnya data seluruh penerima manfaat dalam satu database
1. 320 data penerima manfaat
2. 2 kegiatan pertahun
pelayanan, perlindungan dan
rehabilitasi sosial
dalam bentuk elektronik. 2 Terhimpunnya data
seluruh kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam bentuk data elektronik.
Meningkatnya sistem
kepemerintahan yang baik
dalam kerangka pelaksanaan
tugas fungsi.
1 Tersusunnya laporan keuangan secara bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.
2 Tersusunnya laporan BMN dan Persediaan secara semester dan tahunan.
3 Tersusunnya laporan kegiatan pelayanan panti secara semester dan tahunan.
1. 18 laporan keuangan. 2. 2 laporan BMN dan
persediaan. 3. 2 laporan keiatan
pelayanan panti
Meningkatnya sarana dan
prasarana untuk pelaksanaan
kegiatan pelayanan,
perlindungan dan rehabilitasi
social
Terpeliharanya seluruh sarana dan prasarana panti.
3. 100%
JUMLAH ANGGARAN :
Program Utama: Program Rehabilitasi Sosial Rp. 13,091,826,000,-
C. STRATEGI
KEBIJAKAN
Pembangunan kesejahteraan sosial adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan
masyarakat, pelaksanaan otonomi daerah pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh masyarakat didaerah didalam seluruh aspek
kegiatan pembangunan baik secara langsung maupun tidak langsung yang didasarkan atas
potensi-potensi dan sumber-sumber yang tersedia didaerahnya.
Kementerian Sosial mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan sebagian tugas
pembangunan kesejahteraan sosial dibidang Rehabilitasi Sosial, sedangkan fungsi yang
diembannya meliputi :
1. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Rehabilitasi Sosial.
2. Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial.
Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi tersebut serta perkembangan
permasalahan sosial tingkat global, regional, nasional dan berbagai komiten
yang telah disepakati, maka ditetapkan kebijakan teknis dibidang pelayanan
sosial yaitu :
1. Meningkatkan profesionalisme rehabilitasi sosial bagi Anak baik yang
dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat.
2. Memperluas jangkauan dan pemerataan rehabilitasi sosial sehingga dapat
menjangkau segenap kelompok sasaran diberbagai tingkat wilayah.
3. Meningkatkan dan memperkuat peran masyarakat dalam penyelenggaraan
kegiatan Rehabilitasi Sosial dengan melibatkan seluruh unsur dan komponen
masyarakat termasuk dunia usaha, atas dasar swadaya dan kesetiakawanan
sosial, sehingga dapat melembaga dan berkesinambungan.
4. Meningkatkan dan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan dan
rehabilitasi baik fisik, personil maupun pembiayaan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan.
5. Meningkatkan koordinasi intra dan inter sektoral, antar berbagai instansi
pererintah terkait di pusat dan daerah serta dengan masyarakat/orsos termasuk
dunia usaha, untuk mendukung penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial.
6. Memantapkan manajemen rehabilitasi sosial dengan penyempurnaan aspek-
aspek manajemen termasuk koordinasi dan keterpaduan dengan pemerintah
daerah dan masyarakat termasuk dunia usaha, sehingga terwujud pelayanan
sosial yang makin berkualitas dan akuntabel.
7. Mengembangkan dan meningkatkan informasi masalah kesejahteraaan
sosial dalam koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
PROGRAM
PSBR “Rumbai” Pekanbaru hanya memliki satu program yaitu Program Rehabilitasi
Sosial. Program Rehabilitasi Sosial menitikberatkan kegiatannya pada upaya yang bersifat
terapeutik dan rehabilitatif tanpa mengesampingkan upaya pencegahan dan pelayanan
sosial dasar guna pemenuhan hak dasar guna warga masyarakat. Oleh karena itu upaya
yang dilakukan bersifat terkoordinasi dan terpadu, terdiri atas upaya-upaya medis,
bimbingan mental dan keagamaan, bimbingan sosial, edukasional dan penyesuaian
psikososial untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, kemandirian dan menolong
diri sendiri, serta mencapai kemampuan fungsional sesuai dengan potensi-potensi yang
dimiliki, baik potensi fisik, mental, sosial dan ekonomi.
Dalam melaksanakan program teknis tersebut PSBR “Rumbai” Pekanbaru juga
melakukan kegiatan dukungan manajemen yaitu :
1. Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan dan
fungsi manajemen dalam penyelenggaraan dan pemerintahan.
Sasaran program ini adalah terselenggaranya tugas pimpinan dan tugas manajemen
dalam melaksanakan penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan.
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
Program ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan administrasi
pemerintahan secara lebih efisien dan efektif serta terpadu, dengan sasaran
tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan administrasi
pemerintahan yang memadai pada unit-unit kerja di lingkungan penyelenggaraan
Negara.
Sasaran program ini adalah tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan
tugas dan administrasi pemerintahan yang memadai pada unit-unit kerja di lingkungan
penyelenggaraan negara.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. GAMBARAN UMUM AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016
enanganan masalah remaja putus sekolah dan terlantar permasalahan
sosial menjadi tugas pokok PSBR “Rumbai” Pekanbaru melalui
peningkatan Rehabilitasi Sosial termasuk pelayanan sosial dasar bagi
PMKS bidang Rehabilitasi Sosial. Dengan demikian diharapkan sasaran garapan
PSBR “Rumbai” Pekanbaru dapat memanfaatkan pelayanan yang tersedia sehingga
dapat kembali memfungsikan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat.
B. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016
Capaian kinerja PSBR “Rumbai” Pekanbaru adalah untuk meningkatkan taraf
hidup remaja putus sekolah dan terlantar melalui kegiatan strategis Rehabilitasi
Sosial, yaitu program kesejahteraan sosial anak.
Indikator capaian untuk meningkatkan taraf hidup remaja putus sekolah dan
terlantar melalui kegiatan strategis Rehabilitasi Sosial, yaitu program kesejahteraan
sosial anak yaitu terjaminnya hak-hak untuk tumbuh kembang anak.
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016:
Sasaran Strategis
Tabel 3.1. Sasaran Strategis 1
Sasaran
Strategis
Tahun 2016
Indikator
Kinerja (IKU)
Target Realisasi Capaian (%) Ket
Meningkat
nya
pelayanan
sosial
terhadap
penyandang
a. Jumlah
Remaja
Putus
sekolah
dan
terlantar
320 Anak
remaja
320 Anak
remaja
100%
P
masalah
ketelantaran
KENDALA YANG DIHADAPI DAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH :
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemberian bantuan Jaminan Sosial Lanjut Usia
Telantar dan Jaminan Sosial Orang Dengan Kecacatan Berat:
a. Terbatasnya anggaran;
b. Terbatasnya sarana daya tampung penerima manfaat;
c. Terbartasnya SDM (Sumber Daya manusia);
d. Belum memadainya standar pedoman pelayanan kesejahteraan sosial;
e. Terbatasnya ketersediaan data dibidang kesejahteraan sosial;
f. Kurangnya pelatihan peningkatan SDM.
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH :
a. Peningkatan anggaran kebutuhan di PSBR “Rumbai” Pekanbaru;
b. Adanya penambahan sarana dan prasarana di PSBR “Rumbai” Pekanbaru;
c. Penambahan jumlah pegawai di PSBR “Rumbai” Pekanbaru;
d. Adanya tambahan bantuan buku pedoman standar pedoman pelayanan kesejahteraan
sosial;
e. Tersedianya himpunan data yang dirangkum dalam satu database;
f. Ditingkatkannya kualitas dan kuantitas pelatihan bagi SDM.
AKUNTABILITAS KEUANGAN :
Realisasi anggaran per jenis belanja adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12. Akuntabilitas Keuangan
N
O
JENIS BELANJA PAGU REALISASI %
1 Belanja Pegawai Rp. 13,091,826,- Rp. 2,880,714,-
2 Belanja Barang Rp. 13,091,826,- Rp. 4,721,112,-
3 Belanja Modal Rp. 13,091,826,- Rp. 5,010,000,-
Perbandingan Capaian Target tahun 2015-2019
Perbandingan capaian target sasaran tahun 2015 dengan capaian target sasaran tahun
2016 dapat di lihat pada tabel berikut :
Perbandingan Capaian Target Sasaran
Tahun 2015 dan 2016
TARGET SASARAN 2015 2016
Jumlah Remaja Putus sekolah dan
terlantar
320 Orang 320 Orang
Perbandingan capaian tahun 2015 dan 2016 untuk target sasaran ”remaja putus
sekolah dan terlantar” tidak mengalami penurunan maupun kenaikan atau sama dengan
0 %. Kenaikan capaian ini dikarenakan adanya penambahan target sasaran.
BAB IV
PENUTUP
roses Rehabilitasi Sosial merupakan peran wajib pemerintah dan memiliki posisi
strategis dalam proses pembangunan kesejahteraan sosial. Mengingat posisi
strategis tersebut maka diharapkan upaya Rehabilitasi Sosial dapat mengurangi
permasalahan kesejahteraan sosial yang semakin kompleks dan berat.
Proses dan upaya Rehabilitasi Sosial saat ini masih berhadapan dengan permasalahan,
kendala-kendala dan rekomendasi rencana strategis pada PSBR “Rumbai” Pekanbaru.
Maka pelaksanaan akuntabilitas tujuan utamanya adalah dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada anak remaja putus sekolah dan terlantar. Oleh karena itu Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial
menganggap bahwa penyusunan LAKIP merupakan bagian integral dari proses
pembangunan itu sendiri yang perlu dilaksanakan secara berkala sebagai wujud tanggung
jawab dan evaluasi terhadap berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat.
LAKIP ini diharapkan dapat berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas
kinerja serta alat pendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa
(good government).
Kami menyadari bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dari PSBR
“Rumbai” Pekanbaru ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan masukan dari berbagai pihak yang terkait guna perbaikan laporan ini
ditahun-tahun mendatang. Kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan ini kami ucapkan terima kasih.
Pekanbaru, Januari 2016
P